renungan angin ribut diredakan

5
Markus 4 : 35 – 41 Angin ribut diredakan Bagian firman Tuhan di hari tentu sudah pernah kita dengar maupun baca sebelumnya. Hari ini saya mengajak saudara sekalian untuk merenungkan bersama bagian firman Tuhan ini. Untuk merenungkan bagian firman Tuhan ini, saya mengajak saudara sekalian untuk membayangkan bagaimana peristiwa angin ribut itu terjadi, dan mengapa angin ribut itu terjadi sementara Tuhan Yesus berada bersama- sama dengan murid-muridNya. Dalam ayat 35, Tuhan Yesus berkata: “Marilah kita bertolak ke seberang.” Peristiwa ini diawali dengan perintah Tuhan yaitu “Marilah kita bertolak ke seberang.” Tuhan Yesus sendiri lah yang mengajak murid-muridNya untuk bertolak ke seberang melewati danau Galilea tersebut, hal ini berarti bahwa Tuhan Yesus lah yang pada awalnya memegang kendali, yang menjadi pemimpin grup di antara murid-murid Yesus. Akan tetapi, di ayat 36 dikatakan bahwa “mereka (yaitu murid-murid Yesus) meninggalkan orang banyak dan membawa Yesus beserta mereka dalam perahu...” di sini saya menggarisbawahi kata “membawa Yesus”. Jadi murid-murid Yesus lah yang kemudian membawa Yesus ke dalam perahu, hal ini berarti bahwa setelah Yesus mengajak mereka bertolak ke seberang, mereka lah yang mengambil alih kendali dan otoritas yang pada awalnya dipegang oleh Yesus. Sekarang kita renungkan, mengapa murid-murid Yesus mengambil kendali dan otoritas dari Yesus? Sementara Yesus adalah guru mereka, dan mereka adalah murid-murid Yesus. Kita tahu dari kitab-kitab Injil bahwa murid-murid Yesus dulunya berprofesi sebagai nelayan, yang kesehariannya hidup di danau maupun di laut untuk menjala ikan. Jadi tidak heran jika mereka merasa lebih mengerti dan lebih memahami keadaan dari danau Galilea tersebut dibandingkan Tuhan Yesus. Merasa sudah biasa dengan medan tersebut dan lebih

Upload: ester-elisabeth-wowor

Post on 12-Jul-2016

196 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Renungan Kristen : Angin Ribut Diredakan

TRANSCRIPT

Page 1: Renungan Angin Ribut Diredakan

Markus 4 : 35 – 41Angin ribut diredakan

Bagian firman Tuhan di hari tentu sudah pernah kita dengar maupun baca sebelumnya. Hari ini saya mengajak saudara sekalian untuk merenungkan bersama bagian firman Tuhan ini.

Untuk merenungkan bagian firman Tuhan ini, saya mengajak saudara sekalian untuk membayangkan bagaimana peristiwa angin ribut itu terjadi, dan mengapa angin ribut itu terjadi sementara Tuhan Yesus berada bersama-sama dengan murid-muridNya. Dalam ayat 35, Tuhan Yesus berkata: “Marilah kita bertolak ke seberang.” Peristiwa ini diawali dengan perintah Tuhan yaitu “Marilah kita bertolak ke seberang.” Tuhan Yesus sendiri lah yang mengajak murid-muridNya untuk bertolak ke seberang melewati danau Galilea tersebut, hal ini berarti bahwa Tuhan Yesus lah yang pada awalnya memegang kendali, yang menjadi pemimpin grup di antara murid-murid Yesus.Akan tetapi, di ayat 36 dikatakan bahwa “mereka (yaitu murid-murid Yesus) meninggalkan orang banyak dan membawa Yesus beserta mereka dalam perahu...” di sini saya menggarisbawahi kata “membawa Yesus”. Jadi murid-murid Yesus lah yang kemudian membawa Yesus ke dalam perahu, hal ini berarti

bahwa setelah Yesus mengajak mereka bertolak ke seberang, mereka lah yang mengambil alih kendali dan otoritas yang pada awalnya dipegang oleh Yesus. Sekarang kita renungkan, mengapa murid-murid Yesus mengambil kendali dan otoritas dari Yesus? Sementara Yesus adalah guru mereka, dan mereka adalah murid-murid Yesus. Kita tahu dari kitab-kitab Injil bahwa murid-murid Yesus dulunya berprofesi sebagai nelayan, yang kesehariannya hidup di danau maupun di laut untuk menjala ikan. Jadi tidak heran jika mereka merasa lebih mengerti dan lebih memahami keadaan dari danau Galilea tersebut dibandingkan Tuhan Yesus. Merasa sudah biasa dengan medan tersebut dan lebih mengerti. Karena itu, kemudian mereka mengambil alih kendali serta otoritas yang awalnya dipegang oleh Yesus.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,Demikian juga kita sebagai manusia. Kita sering bersikap sama seperti murid-murid Yesus. Kita sering mengambil alih kendali serta otoritas Tuhan dalam kehidupan kita, hanya karena kita merasa lebih mengerti dan lebih mampu dari pada Yesus. Karena merasa ada hal-hal tertentu sudah menjadi keahlian atau pekerjaan kita sehari-hari, kita merasa tidak lagi membutuhkan pimpinan Tuhan. Maka kita berjalan seturut dengan

Page 2: Renungan Angin Ribut Diredakan

kehendak kita, sehingga bukan Tuhan lagi yang memimpin kita bukan Tuhan lagi yang menjadi pemegang kendali hidup kita, melainkan kita lah yang memimpin Tuhan Yesus, kita lah yang mengarahkan Tuhan dalam kehidupan kita. Sehingga pada akhirnya, sering kita dilanda badai dan goncangan dalam kehidupan kita.

Dalam ayat selanjutnya, ayat 37, dikatakan mengamuklah taufan yang dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.Sama seperti yang dialami oleh murid-murid Yesus, kita juga sering dilanda badai dan taufan dalam kehidupan kita. Badai dan taufan itu berbeda-beda bentuknya dalam kehidupan kita masing-masing... mungkin badai itu berupa masalah yang sedang kita alami, baik masalah dalam studi kita, pekerjaan kita, kehidupan keluarga maupun rumah tangga kita... mungkin pula badai itu berupa hati kita yang penuh dengan amarah, kedengkian, iri hati sehingga tidak ada sukacita dan damai sejahtera dalam kehidupan kita... atau mungkin juga berupa masalah kesehatan, ataupun keuangan... atau bisa juga berupa sikap hati kita yang merasa tidak pernah puas dalam, sehingga kita merasa sulit untuk mengucap syukur... Kita masing-masing pasti pernah dilanda badai kehidupan

dalam berbagai bentuk... sehingga kita menjadi merasa berbeban berat, karena air sudah masuk ke dalam perahu yaitu kehidupan kita, dan membuat kita merasa terombang-ambing, berbeban berat dan hampir tenggelam...Untuk itu saudara sekalian, mari kita selidiki kehidupan kita masing-masing. Mungkin saat ini kita dilanda badai kehidupan karena kita sudah mengambil alih kendali dan otoritas Tuhan dalam kehidupan kita, sama seperti yang dialami oleh murid-murid Yesus di danau Galilea dalam pembacaan firman Tuhan kita di hari ini...

Kita bisa bayangkan, bahwa di tengah badai dan taufan yang mengamuk dan air mulai masu ke dalam perahu... apa yang kira-kira dilakukan oleh murid-murid Yesus yang dulunya adalah nelayan? Tentu secara akal pikiran manusia mereka awalnya berpikir, “ah ini sih biasa... kita sudah pernah mengalami yang seperti ini sebelumnya...” mereka tentu awalnya berusaha untuk mengeluarkan air dari dalam perahu terlebih dahulu... secara Secara manusiawi pasti murid-murid Yesus berpikir demikian.Begitu puloa dengan kita manusia, saat dilanda masalah, pergumulan, dan pencobaan... kita seringkali berusaha sendiri, mengandalkan kemampuan kita... Kita lari mencari pertolongan sana-sini demi meringankan

Page 3: Renungan Angin Ribut Diredakan

beban hidup kita... demi mengeluarkan air yang sudah masuk ke dalam perahu kehidupan kita supaya tidak tenggelam...

Saat murid-murid Yesus dilanda badai dan taufan, apa yang Tuhan Yesus lakukan saudara sekalian? Tuhan Yesus malah sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Mungkin kita bertanya-tanya, lho kenapa Yesus malah ketiduran di saat lagi badai.Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, kita pun sering mengalami hal yang serupa... kita sering mengambil alih kendali dan otoritas Tuhan sehingga kehidupan kita diterpa badai... dan di saat kita mengambil alih kendali dari tangan Tuhan, maka kita membiarkan Tuhan Yesus itu tertidur... kita membiarkan Yesus hanya sebagai pajangan saja, sampai-sampai Tuhan Yesus pun tertidur...

Sebagai orang Kristen yang mengaku percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, kita masing-masing tentu mengaku dan percaya bahwa Yesus selalu berada dalam hati dan kehidupan kita, akan tetapi... mari kita renungkan kembali, saaat ini siapakah yang sedang memegang kendali dan otoritas dalam kehidupan kita? Apakah Yesus yang menjadi nahkoda dan pimpinan dalam kehidupan kita? Ataukah kita yang memegang

kendali dalam hidup kita sehingga akhirnya Yesus hanya tertidur?

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,Saat ini mari kita belajar dari murid-murid Yesus. Saat murid-murid Yesus tidak sanggup lagi dan tidak tau lagi harus berbuat apa, maka yang mereka lakukan adalah mereka membangunkan Tuhan Yesus yang tertidur... ayat 38 dikatakan mereka membangunkan Dia dan berkata “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”Maka apa yang Yesus lakukan? Ayat 39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu “Diam! Tenanglah!”. Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Kemudian ayat 40 Yesus berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,Tuhan Yesus itu sungguh baik dan murah hati... Waktu murid-murid Yesus membangunkan Dia, Yesus tidak jual mahal... Yesus tidak mengulur-ulur waktu untuk menolong mereka, meskipun mereka sudah mengambil alih kendali dan otoritas Yesus... Yesus tidak menyalahkan siapa pun, akan tetapi yang Yesus lakukan adalah Yesus langsung bangun dan menolong mereka... lalu kemudian Yesus menegur mereka, karena saat dilanda

Page 4: Renungan Angin Ribut Diredakan

taufan, mereka merasa ketakutan dan kurang percaya... Kenapa mereka ketakutan saat itu? Karena waktu itu mereka sudah mengambil alih kendali dan membiarkan Yesus tertidur. Akhirnya saat badai datang, mereka ketakutan karena ternyata mereka tidak sanggup mengatasi badai itu sendirian. Demikian juga dengan kita, kalau kita hanya membiarkan Yesus tertidur saja, maka saat dilanda badai, kita akan ketakutan karena kita tau kita tidak sanggup menghadapi badai sendirian. Tetapi bila kita tau bahwa Yesus yang menjadi nahkoda kehidupan kita, maka sekalipun badai datang, kita tidak akan takut.

Untuk itu saudara sekalian di tengah-tengah masalah dan pergumulan hidup kita masing-masing, kita dapat belajar dari murid-murid Yesus. Bahwa meskipun mereka sudah mengambil kendali, dan membiarkan Yesus tertidur, mereka tetap membangunkan mereka...Untuk itu saudara, di tengah badai dan taufan kehidupan mari kita bangunkan Dia... mari kita berseru memanggil Dia lewat doa dan minta tolong, minta pimpinan-Nya... biarkan Yesus yang menjadi nahkoda kehidupan kita, maka percayalah bahwa Yesus akan menghardik setiap masalah, pergumulan, cobaan dan badai kehidupan kita sehingga menjadi reda dan teduh.

Percayalah bahwa saat kita berteriak minta tolong, saat kita bangunkan Yesus yang tertidur, dan saat kita biarkan Yesus menjadi nahkoda kehidupan kita, maka Dia akan menolong setiap pribadi kita... karena hanya Yesus saja yang sanggup meredakan setiap badai dalam kehidupan kita, sehingga sama seperti murid-murid Yesus kita pun akan heran dan berkata, “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”