rencana tata ruang wilayah kabupaten … · peraturan daerah tentang rencana tata ruang daerah; 53....

176
BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2015 - 2035

Upload: donhi

Post on 02-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

NOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

TAHUN 2015 - 2035

Page 2: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

1

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

NOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

TAHUN 2015 - 2035

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR,

a. bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat maka perlu mengarahkan pembangunan

di Kabupaten Kotawaringin Timur dengan

memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna,

berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan

berkelanjutan dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pertahanan

keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang

Wilayah;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan

pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat

maka rencana tata ruang wilayah merupakan arahan

lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan

pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha;

c. bahwa berdasarkan evaluasi RTRW Kabupaten

Kotawaringin Timur, maka RTRW Kabupaten

Kotawaringin Timur perlu direvisi dengan adanya

perubahan yang cukup signifikan dari faktor

eksternal dan internal yang mendasari dan/atau

mempengaruhinya;

d. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan

bahwa Rencana tata ruang wilayah kabupaten

ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten;

Menimbang

:

SALINAN

Page 3: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

2

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d diatas, maka

perlu diatur dan ditetapkan Peraturan Daerah

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2015 - 2035.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 perubahan kedua;

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang

Penetapan Undang – Undang Darurat Nomor 3

Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat

II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3419);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang

Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647);

5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3888)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penataan Perpu

Nomor 1 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4412);

6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten

Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten

Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten

Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan

Kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan

Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4180);

8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang

Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 No. 134, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);

Page 4: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

3

9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang

Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4411);

10. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun

2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4437; Sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 58, Tambahan Lembaran Republik Indonesia

Negara Nomor 4844);

12. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang

Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 444);

13. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4723);

14. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

15. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4739);

16. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang

Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4746 );

17. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4849);

Page 5: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

4

18. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

19. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4956);

20. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4959);

21. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

22. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang

Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 83,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5014);

23. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5025);

24. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5059);

25. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan

Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

26. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang

Perubahan atas Undang-Undang No. 31 tahun 2004

tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan

Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5074);

27. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3469);

Page 6: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

5

28. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang

Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168);

29. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82), Tambahan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

30. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996

tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta

Bentuk Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);

31. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998

tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan

Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

32. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000

tentang Ketelitian Peta untuk RTRW (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

3034);

33. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004

tentang Penggunaan Tanah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

4385);

34. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004

tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4452);

35. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005

tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4490);

36. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005

tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593);

Page 7: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

6

37. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006

tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);

38. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006

tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4655);

39. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang

Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4696);

40. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737);

41. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4833);

42. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009

tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4987);

43. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009

tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070);

44. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010

tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan

Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097);

45. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010

tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5103);

Page 8: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

7

46. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010

tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5110);

47. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan

Mineral Dan Batubara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);

48. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010

tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5112);

49. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010

tentang Bentuk Dan Tata Cara Peranserta

Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5160);

50. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau

Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 10);

51. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung;

52. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun

2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Daerah;

53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun

2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang

Daerah;

54. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan

Substansi Dalam Penetapan Rancangan peraturan

Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi Dan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya;

55. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

56. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun

2012 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan

Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi dan Kabupaten/Kota (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 647);

Page 9: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

8

57. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun

2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 32).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

dan

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN

KOTAWARINGIN TIMUR TENTANG RENCANA

TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2015 - 2035

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Ketentuan Umum Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Timur.

2. Kabupaten adalah Kabupaten Kotawaringin Timur.

3. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kotawaringin

Timur.

4. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Timur sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat

DPRD adalah lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Kotawaringin Timur sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan

Daerah.

6. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut pemerintah adalah Presiden

Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan

negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan dalam bidang penataan ruang.

8. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut dan

ruang udara termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan

wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan

kegiatan, dan memelihara kelangsungan kehidupannya.

Page 10: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

9

9. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

10. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan

sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai

pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hirarkis memiliki hubungan fungsional.

11. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu

wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan

peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

12. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

13. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi

pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan

ruang.

14. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan

hukum bagi pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat

dalam penataan ruang.

15. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan

kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah,

pemerintah daerah dan masyarakat.

16. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan

penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

17. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan

penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

18. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan

struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan pan

penetapan rencana tata ruang.

19. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur

ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui

penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

20. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk

mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang

yang telah ditetapkan.

21. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

22. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur yang

selanjutnya disingkat RTRW Kabupaten Kotawaringin Timur adalah

rencana mengatur struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten yang merupakan hasil dari kegiatan perencanaan tata

ruang.

23. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan

berdasarkan aspek administratif dan / atau aspek fungsional.

24. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa

kabupaten/kota.

25. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa

kecamatan.

Page 11: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

10

26. Pusat Kegiatan Lokal Promos (PKLp) adalah kawasan perkotaan

yang dipromosikan untuk menjadi PKL.

27. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa

desa.

28. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah pusat permukiman yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

29. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan

budidaya.

30. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi

utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup

sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.

31. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi

utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi

sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.

32. Kawasan strategis provinsi atau disingkat KSP adalah wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh

sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial,

budaya dan/atau lingkungan.

33. Kawasan strategis kabupaten atau disingkat KSK adalah wilayah

yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai

pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap

ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

34. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem ekosistem berupa

hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu

dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

35. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau

ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya

sebagai hutan tetap.

36. Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat

khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan

sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air,

pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah.

37. Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang difungsikan

utamanya untuk kepentingan produksi hasil hutan dalam rangka

memperoleh manfaat ekonomi yang sebesar-besarnya, dengan tetap

memperhatikan kelestarian fungsi, lingkungan, dan keberadaan

kawasan hutan produksi itu sendiri.

38. Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai

kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga

merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna

sebagai sumber air.

39. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar

kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun

perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung

perikehidupan dan penghidupan.

Page 12: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

11

40. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan

utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan

susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan

ekonomi.

41. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan

utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai

tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

ekonomi.

42. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang

dibangun atau didirikan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

43. Kawasan pertahanan negara adalah wilayah yang ditetapkan

secara nasional yang digunakan untuk kepentingan pertahanan.

44. Kawasan pesisir adalah wilayah pesisir tertentu yang ditunjukan

dan atau ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan kriteria tertentu,

seperti karakter fisik, biologi, sosial dan ekonomi untuk

dipertahankan keberadaannya.

45. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau

lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem

produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu

yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki

keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

46. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman

tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam

ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan

jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan

dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan

kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.

47. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan

lingkungannya secara berkelanjutan, mulai dari praproduksi,

produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang

dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

48. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu,

usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang

pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang

sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal,

tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat

sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

49. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber

daya fisik, benih, bibit dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin

peternakan, budi daya ternak, panen, pascapanen, pengolahan,

pemasaran, dan pengusahaannya.

Page 13: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

12

50. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan

dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral,

batubara dan panas bumi yang meliputi penyelidikan umum,

eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan

dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan

pascatambang.

51. Daerah irigasi adalah daerah yang dilewati sistem pengairan untuk

kebutuhan tertentu.

52. Daerah rawa adalah daerah yang mengalami pasang surut air laut

sehingga ditumbuhi jenis tanaman tertentu.

53. Lingkungan adalah sumberdaya fisik dan biologis yang menjadi

kebutuhan dasar agar kehidupan masyarakat (manusia) dapat

bertahan.

54. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

55. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan

hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk

hidup lainnya.

56. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan

hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang

masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

57. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatu

wilayah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya merupakan satu

kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi

menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber air

lainnya dan kemudian mengalirkannya melalui sungai utama ke

laut.

58. Wilayah Sungai yang selanjutnya disingkat WS adalah kesatuan

wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah

aliran sungai.

59. Ketentuan umum peraturan zonasi adalah ketentuan yang

mengatur tentang persyaratan umum pemanfaatan ruang dan

ketentuan pengendaliannya di setiap kawasan sebagai panduan

untuk mengembangan ruang pada rencana yang lebih detail.

60. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam

kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan.

61. Izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk

memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman

modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk

menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman

modalnya.

62. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat

tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang

sengaja ditanam.

Page 14: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

13

63. Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (RTHKP) adalah bagian dari ruang

terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan

tanaman guna mendukung manfaat ekologi.

64. Masyarakat adalah orang, perseorangan, kelompok orang termasuk

masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku

kepentingan non pemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan

ruang.

65. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam

perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang.

66. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya

disebut BKPRD adalah badan yang bersifat ad-hoc yang dibentuk

untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang Nomor 26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten Kotawaringin Timur

dan mempunyai fungsi membantu tugas bupati dalam koordinasi

penataan ruang di daerah.

67. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala

bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya

yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan

tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan

atau air, serta di atas permukaan air.

68. Jalan primer adalah jalan yang menghubungkan antar provinsi

atau kabupaten.

69. Jalan sekunder adalah jalan yang menghubungkan jaringan dalam

kota atau antar kecamatan.

70. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayanai

angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-

rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

71. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayanai

angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak

sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk

dibatasi.

72. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan

rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

73. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan

kecepatan rata-rata rendah.

Page 15: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

14

BAB II

RUANG LINGKUP, TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Bagian Kesatu

Tujuan Penataan Ruang

Pasal 2

(1) Ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur berada di Sampit.

(2) Posisi geografis Kabupaten Kotawaringin Timur terletak di antara

112˚ 4’ 3” - 113˚ 16’ 11” Bujur Timur dan 1˚ 11’ 35” - 3˚ 18’ 8”

Lintang Selatan.

(3) Luas wilayah administrasi Kabupaten Kotawaringin Timur adalah

kurang lebih 1.679.600 Ha.

(4) Dalam luas wilayah administrasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) terdapat luas wilayah fungsi berdasarkan usulan

perencanaan pemanfaatan ruang seluas kurang lebih 1.554.584,6

Ha.

(5) Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Kotawaringin Timur

terdiri dari :

a. sebelah utara : Kabupaten Katingan;

b. sebelah timur : Kabupaten Katingan;

c. sebelah selatan : Laut Jawa; dan

d. sebelah barat : Kabupaten Seruyan.

Bagian Kedua

Tujuan Penataan Ruang

Pasal 3

Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Timur adalah untuk

“Mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang bersinergi dengan

kawasan hutan, dengan keseimbangan pemanfaatan ruang

berkelanjutan yang berbasiskan pengembangan pertanian, industri

pengolahan dan pelayanan transportasi demi tercapainya pertumbuhan

ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan tetap

mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta

kelestarian sumberdaya alam”.

Bagian Ketiga

Kebijakan Penataan Ruang

Pasal 4

Kebijakan penataan ruang Kabupaten meliputi :

a. pensinergian kawasan hutan dan kawasan non hutan;

Page 16: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

15

b. pengaturan keseimbangan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan

dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung

lingkungan serta kelestarian sumberdaya alam;

c. pengembangan pertanian dalam arti luas;

d. pengembangan industri pengolahan;

e. pengembangan pelayanan transportasi;

f. pemanfaatan ruang demi tercapainya pertumbuhan ekonomi dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat; dan

g. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan

negara.

Bagian Keempat

Strategi Penataan Ruang

Pasal 5

Strategi pensinergian kawasan hutan dan kawasan non hutan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a adalah :

a. memastikan dan menegaskan batas antara kawasan budidaya non

hutan dengan kawasan hutan untuk memberikan kepastian

rencana pemanfaatan ruang dan investasi;

b. mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku terkait rencana

program pembangunan yang melewati atau berada dalam kawasan

hutan;

c. mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku terkait

pemanfaatan ruang atau program pembangunan eksisting yang

melewati atau berada dalam kawasan hutan;

d. memanfaatkan secara optimal ketentuan yang berlaku pada

kawasan hutan produksi agar bisa dikelola sendiri oleh

masyarakat maupun pemerintah daerah tanpa merusak dan

merubah peruntukan hutan; dan

e. menggalang kerjasama Regional, Nasional dan Internasional dalam

rangka pemulihan fungsi kawasan hutan terutama hutan lindung.

Pasal 6

Strategi pengaturan keseimbangan pemanfaatan ruang yang

berkelanjutan dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya

tampung lingkungan serta kelestarian sumberdaya alam sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf b adalah :

a. memastikan dan menegaskan batas antara kawasan yang

mempunyai fungsi lindung dan kawasan budidaya;

b. memilih bentuk pemanfaatan ruang yang disesuaikan dengan

kesesuaian lahan dan kriteria teknis yang ditentukan;

c. mengoptimalkan pemanfaatan ruang peruntukan budidaya yang

telah ada dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan;

d. menjaga dan melestarikan kawasan lindung yang telah ditetapkan;

Page 17: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

16

e. meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup serta pengendalian

kerusakan dan pencemaran lingkungan akibat kegiatan

pemanfaatan ruang yang dilakukan; dan

f. memilih penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dalam

kegiatan pemanfaatan ruang.

Pasal 7

Strategi pengembangan pertanian dalam arti luas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf c adalah :

a. meningkatkan penggunaan teknologi dan intensifikasi pertanian

untuk peningkatan produksi pertanian, khususnya pertanian

tanaman pangan;

b. mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan;

c. menambah area baru untuk pengembangan pertanian dengan

mengacu kesesuaian lahan dan kriteria teknis yang ditentukan

pada lahan-lahan yang belum dibudidayakan dalam kawasan non

hutan; dan

d. menetapkan dan mengembangkan kawasan agropolitan di Wilayah

Kecamatan Teluk Sampit dengan melengkapi fasilitas

perdagangan, pusat koleksi distribusi, dan infrastruktur

pendukung.

Pasal 8

Strategi pengembangan industri pengolahan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 huruf d terdiri atas :

a. mengembangkan variasi produksi olahan dari komoditas

pertanian;

b. membatasi pengiriman bahan baku mentah produk komoditas

perkebunan dan pertambangan ke luar wilayah Kabupaten

sebelum diolah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi;

c. menetapkan suatu kawasan industri di Bagendang dan

mengalokasikan semua kegiatan industri besar pada kawasan

tersebut;

d. membentuk perusahaan daerah atau bekerjasama dengan investor

untuk mengelola kawasan industri; dan

e. memperlancar sirkulasi aliran barang dari kawasan perkebunan

dan pertambangan menuju kawasan industri.

Pasal 9

Strategi pengembangan pelayanan transportasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 huruf e terdiri atas :

a. memantapkan status dan peran Pelabuhan Sampit dan Pelabuhan

Multipurpose Bagendang sebagai pelabuhan utama di Provinsi

Kalimantan Tengah;

b. meningkatkan sarana dan prasarana pendukung Pelabuhan

Sampit sebagai pelabuhan penumpang;

Page 18: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

17

c. meningkatkan sarana dan prasarana Pelabuhan Multipurpose

Bagendang sebagai pintu gerbang keluar dan masuknya barang

baik Nasional maupun Internasional;

d. membangun sistem jaringan perkeretaapian dari kawasan

perkebunan dan pertambangan untuk mengangkut hasil produksi

menuju kawasan industri Bagendang;

e. meningkatkan sarana dan prasarana pendukung Bandar Udara H.

Asan Sampit;

f. meningkatkan status dan peran Bandar Udara H. Asan Sampit

dalam tatanan kebandarudaraan di Provinsi Kalimantan Tengah;

g. meningkatkan konektivitas pusat-pusat kegiatan dalam kabupaten

secara hierarki yaitu antara PKW – PKL – PPK – PPL; dan

h. mengembangkan terminal penumpang tipe B (AKDP) di jalan

lingkar utara Sampit.

Pasal 10

Strategi pemanfaatan ruang demi tercapainya pertumbuhan ekonomi

dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 huruf f terdiri atas :

a. meningkatkan produktivitas dan nilai jual hasil komoditas

masyarakat dengan perluasan lahan pertanian dan pengembangan

kawasan industri;

b. mengakomodir pengembangan kawasan budidaya dengan tetap

memperhatikan ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c. memperkuat pemasaran hasil pertanian, perkebunan, kehutanan,

dan pertambangan melalui pengembangan kawasan industri dan

agropolitan;

d. melibatkan peran serta masyarakat lokal secara aktif dalam

kegiatan pemanfaatan ruang yang dilakukan, terutama oleh

pelaku usaha;

e. meningkatkan kualitas dan ketersediaan sarana dan prasarana;

dan

f. meningkatkan peran pemerintah daerah untuk membuat regulasi

dan terlibat secara aktif terkait pemanfaatan ruang yang dapat

meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga dapat digunakan

untuk kesejahteraan masyarakat.

Pasal 11

Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan

negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g terdiri atas :

a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi

khusus pertahanan dan keamanan;

b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan

di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga

fungsi dan peruntukannya;

Page 19: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

18

c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya

tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan, sebagai zona

penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan

budi daya terbangun; dan

d. turut menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

BAB III

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 12

(1) Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur

meliputi :

a. sistem pusat-pusat kegiatan; dan

b. sistem jaringan prasarana wilayah, meliputi :

1. sistem jaringan prasarana utama; dan

2. sistem jaringan prasarana lainnya.

(2) Rencana struktur ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1 : 50.000

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Pusat – Pusat Kegiatan

Pasal 13

(1) Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a, meliputi :

a. PKW;

b. PKLp;

c. PPK; dan

d. PPL.

(2) PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu Kota

Sampit, yang meliputi :

a. Kecamatan Baamang;

b. Kecamatan Mentawa Baru Ketapang; dan

c. Kecamatan Seranau.

(3) PKLp sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :

b. Samuda di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan;

c. Parenggean di Kecamatan Parenggean; dan

d. Simpang Sebabi di Kecamatan Telawang.

Page 20: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

19

(4) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi :

a. Bagendang di Kecamatan Mentaya Hilir Utara;

b. Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit;

c. Bapinang di Kecamatan Pulau Hanaut;

d. Kota Besi di Kecamatan Kota Besi;

e. Cempaka Mulia di Kecamatan Cempaga;

f. Pundu di Kecamatan Cempaga Hulu;

g. Tumbang Penyahuan di Kecamatan Bukit Sentuai;

h. Tumbang Kalang di Kecamatan Antang Kalang;

i. Kuala Kuayan di Kecamatan Mentaya Hulu;

j. Tumbang Mangkup di Kecamatan Telaga Antang; dan

k. Luwuk Sampun di Kecamatan Tualan Hulu.

(5) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi :

a. Gunung Makmur di Kecamatan Antang Kalang;

b. Beringin Agung di Kecamatan Telaga Antang;

c. Lempuyang di Kecamatan Teluk Sampit;

d. Tangar di Kecamatan Mentaya Hulu;

e. Bagendang Tengah di Kecamatan Mentaya Hilir Utara;

f. Pelantaran di Kecamatan Cempaga Hulu;

g. Tumbang Sangai di Kecamatan Telaga Antang; dan

h. Tumbang Batu di Kecamatan Bukit Santuai.

Bagian Ketiga

Sistem Jaringan Prasarana Utama

Pasal 14

Sistem jaringan prasarana utama yang ada di Kabupaten Kotawaringin

Timur, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b,

meliputi :

a. sistem jaringan transportasi darat;

b. sistem jaringan transportasi laut;

c. sistem jaringan perkeretaapian; dan

d. sistem jaringan transportasi udara.

Paragraf 1

Sistem Jaringan Transportasi Darat

Pasal 15

(1) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 14 ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi jaringan

jalan, jaringan prasarana lalu lintas dan jaringan layanan lalu

lintas; dan

b. jaringan angkutan sungai penyeberangan.

Page 21: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

20

(2) Jaringan jalan di Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) huruf a, terdiri atas :

a. jaringan jalan arteri primer yang ada di Kabupaten

Kotawaringin Timur, terdiri atas:

1. ruas jalan Kasongan - Pelantaran sepanjang 61,963 km;

2. ruas jalan Batas Kota Sampit - Pelantaran/Km. 65

sepanjang 57,389 km;

3. ruas jalan Jl. Cilik Riwut (Sampit) sepanjang 17,971 km;

4. ruas jalan Batas Kota Sampit - km 65.00 (Sp. Bangkal)

sepanjang 60,824 km;

5. ruas jalan Jl. A. Yani (Sampit) sepanjang 2,456 km; dan

6. ruas jalan Jl. Sudirman (Sampit) sepanjang 3,219 km.

b. jaringan jalan kolektor primer K2 yang ada di Kabupaten

Kotawaringin Timur, yaitu ruas jalan Sampit – Samuda – Ujung

Pandaran – Kuala Pembuang sepanjang 140,52 km.

c. jaringan jalan kolektor primer K3 yang ada di Kabupaten

Kotawaringin Timur, terdiri atas :

1. ruas jalan Pelantaran – Parenggean sepanjang 34,75 km;

2. ruas jalan Parenggean – Tumbang Sangai sepanjang 51,20

km;

3. ruas jalan Tumbang Sangai – Tumbang Kalang sepanjang

50 km; dan

4. ruas jalan lingkar selatan Kota Sampit sepanjang 7,50 km.

d. jaringan jalan lokal primer dan sekunder yang ada di

Kabupaten Kotawaringin Timur, terdiri atas :

1. ruas jalan di Kecamatan Teluk Sampit sebanyak 7 ruas

jalan dengan panjang 12,75 km;

2. ruas jalan di Kecamatan Pulau Hanaut sebanyak 17 ruas

jalan dengan panjang 70,20 km;

3. ruas jalan di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan sebanyak 92

ruas jalan dengan panjang 179,73 km;

4. ruas jalan di Kecamatan Mentaya Hilir Utara sebanyak 36

ruas jalan dengan panjang 152,25 km;

5. ruas jalan di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sebanyak

264 ruas jalan dengan panjang 205,75 km;

6. ruas jalan di Kecamatan Baamang sebanyak 176 ruas jalan

dengan panjang 228,16 km;

7. ruas jalan di Kecamatan Seranau sebanyak 9 ruas jalan

dengan panjang 39,60 km;

8. ruas jalan di Kecamatan Kota Besi sebanyak 34 ruas jalan

dengan panjang 79,75 km;

9. ruas jalan di Kecamatan Telawang sebanyak 6 ruas jalan

dengan panjang 107,50 km;

10. ruas jalan di Kecamatan Cempaga sebanyak 19 ruas jalan

dengan panjang 20,90 km;

11. ruas jalan di Kecamatan Cempaga Hulu sebanyak 12 ruas

jalan dengan panjang 50,39 km;

12. ruas jalan di Kecamatan Parenggean sebanyak 22 ruas

jalan dengan panjang 118,112 km;

Page 22: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

21

13. ruas jalan di Kecamatan Tualan Hulu sebanyak 3 ruas

jalan dengan panjang 7,20 km;

14. ruas jalan di Kecamatan Telaga Antang sebanyak 5 ruas

jalan dengan panjang 17,867 km;

15. ruas jalan di Kecamatan Antang Kalang sebanyak 14 ruas

jalan dengan panjang 145,40 km;

16. ruas jalan di Kecamatan Mentaya Hulu sebanyak 21 ruas

jalan dengan panjang 316,55 km;

17. ruas jalan di Kecamatan Bukit Santuai sebanyak 12 ruas

jalan dengan panjang 87,30 km;

18. ruas jalan lintas kecamatan (Kecamatan Cempaga –

Kecamatan Seranau – Kecamatan Pulau Hanaut) sebanyak

1 ruas jalan dengan panjang 125 km;

19. ruas jalan lintas Kecamatan (Kecamatan Telawang –

Kecamatan Mentaya Hilir Utara) sebanyak 1 ruas jalan

dengan panjang 12 km; dan

20. pembangunan ruas jalan dalam wilayah kecamatan dan

ruas jalan lintas kecamatan di wilayah kabupaten.

e. jaringan jalan strategis kabupaten yang ada di Kabupaten

Kotawaringin Timur, terdiri atas :

1. ruas jalan Jl. Iskandar di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 3,20 km;

2. ruas jalan Pasar Berdikari di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 2,92 km;

3. ruas jalan Pasar Blauran di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 0,11 km;

4. ruas jalan Jl. Rahadi Usman di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 0,43 km;

5. ruas jalan Jl. Ir. H. Juanda di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 1,46 km;

6. ruas jalan Jl. Kembali di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 2,22 km;

7. ruas jalan Jl. H. Imbran di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 1,88 km;

8. ruas jalan Jl. DI. Panjaitan di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 3,08 km;

9. ruas jalan Jl. Soeprapto di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 2,07 km;

10. ruas jalan Jl. MT. Haryono di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 2,41 km;

11. ruas jalan Jl. MT. Haryono Barat di Kecamatan Mentawa

Baru Ketapang sepanjang 3,00 km;

12. ruas jalan Jl. Kapten Mulyono di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 3,22 km;

13. ruas jalan Jl. H. Ahmad di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 0,68 km;

14. ruas jalan Jl. P. Antasari di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 0,94 km;

Page 23: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

22

15. ruas jalan Jl. Pemuda di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 2,00 km;

16. ruas jalan Jl. Pramuka di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 3,30 km;

17. ruas jalan Jl. S. Parman di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 2,30 km;

18. ruas jalan Jl. Sutoyo S di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 0,14 km;

19. ruas jalan Jl. Yos Sudarso di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 0,55 km;

20. ruas jalan Jl. Gatot Subroto di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang sepanjang 1,59 km;

21. ruas jalan Jl. Pelita Barat – Lingkar Selatan di Kecamatan

Mentawa Baru Ketapang sepanjang 3,91 km;

22. ruas jalan Jl. Cut Mutia di Kecamatan Baamang sepanjang

1,36 km;

23. ruas jalan Jl. Samekto Timur di Kecamatan Baamang

sepanjang 1,37 km;

24. ruas jalan Jl. Hasan Mansyur di Kecamatan Baamang

sepanjang 1,43 km;

25. ruas jalan Jl. Cristopel Mihing di Kecamatan Baamang

sepanjang 1,20 km; dan

26. ruas jalan Jl. Usman Harun (lintas Kecamatan Mentawa

Baru Ketapang - Kecamatan Baamang) sepanjang 0,94 km.

f. jaringan jalan khusus yang ada di Kabupaten Kotawaringin

Timur, terdiri atas ruas jalan untuk melayani kepentingan

sendiri yang dibangun dan dipelihara oleh instansi dan/atau

perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, pertanian,

pertambangan, industri, dan kehutanan.

g. pembangunan jembatan di setiap simpul pertemuan antara

jaringan jalan dan jaringan sungai yang ada di wilayah

kabupaten.

(3) Jaringan prasarana lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) huruf a, terdiri atas :

a. terminal penumpang tipe B terdapat di Sampit;

b. rencana pembangunan terminal penumpang tipe B di jalan

lingkar utara Kota Sampit;

c. terminal penumpang tipe C terdapat di Sampit, Samuda dan

Parenggean;

d. rencana pembangunan terminal tipe C di seluruh kecamatan;

e. rencana pembangunan terminal barang berupa terminal peti

kemas diintegrasikan dengan pergudangan, pelabuhan laut

dan pelabuhan penyeberangan, terdapat di Kecamatan

Mentawa Baru Ketapang; dan

f. rencana jembatan timbang Sampit.

(4) Jaringan layanan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

huruf a, merupakan trayek angkutan penumpang dan barang

yaitu Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi, meliputi :

a. Sampit – Palangka Raya;

Page 24: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

23

b. Sampit – Kasongan;

c. Sampit – Pangkalan Bun;

d. Sampit – Sukamara;

e. Sampit – Kuala Pembuang;

f. Baamang – Ketapang;

g. Sampit – Kota Besi;

h. Sampit – Samuda;

i. Sampit – Pundu;

j. Sampit – Parenggean;

k. Sampit – Kuala Kuayan;

l. Sampit – Ujung Pandaran;

m. Sampit – Tumbang Mangkup;

n. Sampit – Tumbang Penyahuan;

o. Sampit – Tumbang Kalang;

p. Sampit – Luwuk Sampun;

q. Sampit – Sebabi; dan

r. rencana trayek angkutan penumpang dan barang lainnya

menuju daerah-daerah di wilayah Kabupaten Kotawaringin

Timur serta kota-kota lainnya di Pulau Kalimantan.

(5) Jaringan sungai dan penyeberangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. alur pelayaran sungai, terdiri atas :

1. Sungai Mentaya : Tumbang Sangai – Kuala Kuayan –

Hanjalipan – Kotabesi – Sampit – Bagendang – Samuda;

2. Sungai Cempaga : Pantai Harapan – Cempaka Mulia – Kota

Besi;

3. Sungai Tualan : Kota Baru – Parenggean – Hanjalipan;

4. Terusan Hantipan : Samuda – Pagatan; dan

5. rencana alur pelayaran sungai lainnya di wilayah

kabupaten.

b. pelabuhan sungai dan penyeberangan yang digunakan untuk

sarana penyeberangan masyarakat, terdiri atas :

1. pelabuhan sungai Antang Kalang, Tumbang Kalang

Seberang, Tanjung Jaringau, Tumbang Turung, Rantau

Katang, Sangai, Sangai Kota, dan Sangai Seberang di

Kecamatan Antang Kalang;

2. pelabuhan sungai Bajarum, Kandan Seberang, Hanjalipan,

Kota Besi Hilir, Kota Besi Hulu, Pasar Desa Sebabi, dan

Pamalian di Kecamatan Kota Besi;

3. pelabuhan sungai Rubung Buyung, dan Pasar Desa

Baninan di Kecamatan Cempaga;

4. pelabuhan sungai Pasar Desa Parit, Pasar Desa Sudan di

Kecamatan Cempaga Hulu;

5. pelabuhan sungai Kuala Kuayan Seberang di Kecamatan

Mentaya Hulu;

6. pelabuhan sungai Kabuau di Kecamatan Parenggean;

7. pelabuhan sungai Habaring Hurung, Pelangsian, Mesjid

Jami di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang;

Page 25: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

24

8. pelabuhan sungai Pasar Desa Runting Tada di Kecamatan

Telawang;

9. pelabuhan sungai Mentaya Seberang Hilir, Mentaya

Seberang Hulu, Ganepo, dan Mesjid Taqwa di Kecamatan

Seranau;

10. pelabuhan sungai Pasar Desa Bagendang Hilir, Pasar Desa

Ramban, Pasar Sabtu Bagendang, dan Sei Lancang di

Kecamatan Mentaya Hilir Utara;

11. pelabuhan sungai Pasar Samuda di Kecamatan Mentaya

Hilir Selatan;

12. pelabuhan sungai Bapinang Hilir, Babaluh, Bapinang,

Pelangsian, dan Satiruk di Kecamatan Pulau Hanaut;

13. pelabuhan sungai Desa Ujung Pandaran di Kecamatan

Teluk Sampit; dan

14. rencana pembangunan pelabuhan sungai dan

penyeberangan yang tersebar di seluruh kecamatan.

Paragraf 2

Sistem Jaringan Transportasi Laut

Pasal 16

(1) Sistem jaringan transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 14 ayat (1) huruf b, meliputi :

a. tatanan kepelabuhanan; dan

b. alur pelayaran.

(2) Tatanan kepelabuhanan di Kabupaten Kotawaringin Timur

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. pelabuhan utama/pengumpul, meliputi :

1. Pelabuhan Sampit di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang;

dan

2. Pelabuhan Bagendang di Kecamatan Mentaya Hilir Utara.

b. pelabuhan pengumpan, meliputi :

1. Pelabuhan Samuda di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan;

dan

2. rencana Pelabuhan Pelangsian di Kecamatan Mentawa

Baru Ketapang.

c. terminal khusus, meliputi :

1. terminal khusus di Kecamatan Cempaga Hulu;

2. terminal khusus di Kecamatan Cempaga;

3. terminal khusus di Kecamatan Mentaya Hulu;

4. terminal khusus di Kecamatan Kota Besi; dan

5. terminal khusus di Kecamatan Parenggean.

d. terminal untuk kepentingan sendiri, meliputi :

1. terminal khusus untuk kepentingan sendiri di Kecamatan

Baamang;

2. terminal khusus untuk kepentingan sendiri di Kecamatan

Mentawa Baru Ketapang;

Page 26: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

25

3. terminal khusus untuk kepentingan sendiri di Kecamatan

Seranau;

4. terminal khusus untuk kepentingan sendiri di Kecamatan

Mentaya Hilir Utara;

5. terminal khusus untuk kepentingan sendiri di Kecamatan

Mentaya Hilir Selatan;

6. terminal khusus untuk kepentingan sendiri di Kecamatan

Teluk Sampit; dan

7. terminal khusus untuk kepentingan sendiri di Kecamatan

Pulau Hanaut;

e. penetapan lokasi terminal khusus dan terminal untuk

kepentingan sendiri ditetapkan dengan pertimbangan

ekonomis dan teknis operasional akan diatur dan ditetapkan

oleh peraturan Bupati.

(3) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

terdiri atas :

a. alur pelayaran internasional, khusus untuk barang meliputi :

1. Sampit – Malaysia;

2. Sampit – China;

3. Sampit – Singapura

4. Sampit - India

5. Sampit – Thailand; dan

6. Sampit - Vietnam.

b. alur pelayaran nasional, angkutan barang atau penumpang

meliputi:

1. Sampit - Semarang;

2. Sampit – Surabaya;

3. Sampit – Jakarta;

4. Sampit – Banjarmasin;

5. Sampit – Kendal (Jawa Tengah); dan

6. Sampit – Paciran (Lamongan).

Paragraf 3

Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian

Pasal 17

Rencana sistem jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 14 ayat (1) huruf c, terdiri atas :

a. sistem jaringan jalur kereta api utama provinsi yang melalui

Kabupaten Kotawaringin Timur, yaitu jalur kereta api Rabambang

– Tumbang Samba – Sampit – Kuala Pembuang – Teluk Segintung;

b. sistem jaringan jalur kereta api antar kota berdasarkan Raperpres

Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan yang merupakan jalur

kereta api dengan prioritas rendah, yaitu ruas jalur kereta api

Buntok – Palangka Raya, Palangka Raya – Sampit – Pangkalan

Bun, Pangkalan Bun – Sanggau ); dan

c. stasiun kereta api terdapat di Sampit dan Bagendang.

Page 27: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

26

Paragraf 4

Sistem Jaringan Transportasi Udara

Pasal 18

(1) Sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 14 ayat (1) huruf d, meliputi :

a. tatanan kebandarudaraan; dan

b. ruang udara untuk penerbangan.

(2) Tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Kotawaringin Timur

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Bandar

Udara Haji Asan di Sampit sebagai bandar udara pengumpan.

(3) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c diatur lebih lanjut dalam rencana induk bandar

udara.

(4) Bandar Udara Haji Asan direncanakan akan diusulkan dalam

tatanan kebandarudaraan nasional menjadi bandar udara

pengumpul.

(5) Selama kurun waktu 20 tahun apabila Bandar Udara Haji Asan

sudah tidak layak untuk dikembangkan sesuai dengan yang

direncanakan, maka dimungkinkan untuk direlokasi ke tempat

lain dengan terlebih dahulu diadakan studi kelayakan.

Bagian Keempat

Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Pasal 19

Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12 ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. sistem jaringan energi;

b. sistem jaringan telekomunikasi;

c. sistem jaringan sumber daya air; dan

d. sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.

Paragraf 1

Sistem Jaringan Energi

Pasal 20

(1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

ayat (1) huruf a, meliputi :

a. pembangkit tenaga listrik; dan

b. jaringan prasarana energi.

(2) Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a, meliputi :

Page 28: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

27

a. pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), terdapat di

Kecamatan Baamang dengan kapasitas 22,4 MW, Kecamatan

Cempaga Hulu, Kecamatan Antang Kalang dengan kapasitas

2,5 MW, dan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dengan

kapasitas 7,5 MW;

b. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

batubara, terdapat di Kecamatan Mentaya Hilir Utara dengan

kapasitas 2 x 25 MW;

c. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB),

terdapat di Kecamatan Teluk Sampit;

d. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

(PLTMH), terdapat di Kecamatan Antang Kalang; dan

e. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan

kapasitas 50 WP 50 W per unit yang tersebar di seluruh

kecamatan khususnya di desa-desa terpencil yang sulit

dijangkau oleh jaringan listrik PLN dan tidak ada potensi

energi lain seperti angin dan mikrohidro di daerah tersebut.

(3) Jaringan prasarana energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b, meliputi :

a. jaringan transmisi tenaga listrik, meliputi :

1. gardu induk, terdapat di Sampit;

2. pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi

(SUTT), yang menghubungkan Palangka Raya – Kasongan –

Sampit; Sampit – Pangkalan Bun;

3. perluasan pembangunan jaringan distribusi dari Gardu

Induk menuju pusat-pusat beban; dan

4. perluasan Jaringan Transmisi Tegangan Rendah dari

jaringan distribusi ke wilayah permukiman.

b. Depo Bahan Bakar Minyak (BBM) terdapat di Sampit.

Paragraf 2

Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 21

(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 19 ayat (1) huruf b, meliputi:

a. sistem jaringan kabel;

b. sistem jaringan nirkabel; dan

c. sistem jaringan satelit.

(2) Sistem jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a, merupakan sistem jaringan Fiber Optic (FO) yang

menghubungkan Banjarmasin – Kapuas – Pulang Pisau – Palangka

Raya – Kasongan – Sampit – Pangkalan Bun.

(3) Sistem jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b, merupakan Sistem Jaringan Stasiun Radio Gelombang

Mikro (STRGM), terdapat di Sampit, Parit, dan Sebabi.

Page 29: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

28

(4) Sistem jaringan satelit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

c, terdiri atas BTS-BTS dari operator telepon seluler yang tersebar

di seluruh kecamatan.

Paragraf 3

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pasal 22

(1) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 19 ayat (1) huruf c, terdiri atas :

a. wilayah sungai;

b. daerah irigasi (DI) dan daerah irigasi rawa (DIR);

c. prasarana air baku untuk air bersih;

d. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan

e. sistem pengendalian banjir.

(2) wilayah sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu

wilayah Sungai Mentaya yang merupakan wilayah sungai dalam

wilayah kabupaten.

(3) daerah irigasi (DI) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

terdiri atas :

a. DI Tanjung Harapan dengan luas kurang lebih 200 ha; dan

b. DI Kali Bambang dengan luas kurang lebih 400 ha.

(4) daerah irigasi rawa (DIR) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b, terdiri atas :

a. daerah irigasi rawa yang menjadi kewenangan pemerintah

pusat, meliputi :

1. DIR Pelangsian dengan luas kurang lebih 10.240 ha di

Kecamatan Mentawa Baru Ketapang; dan

2. DIR Handil Bali dengan luas kurang lebih 3.864 ha di

Kecamatan Pulau Hanaut.

b. daerah irigasi rawa yang menjadi kewenangan pemerintah

provinsi, meliputi :

1. DIR Bagendang II dengan luas kurang lebih 1.540 ha di

Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kecamatan MB Ketapang;

2. DIR Bagendang IV dengan luas kurang lebih 1.300 ha di

Kecamatan Mentaya Hilir Utara;

3. DIR Basawang dengan luas kurang lebih 1.168 ha di

Kecamatan Teluk Sampit;

4. DIR Kuin dengan luas kurang lebih 1.000 ha di Kecamatan

Teluk Sampit; dan

5. DIR Lampuyang dengan luas kurang lebih 1.223 ha di

Kecamatan Teluk Sampit.

c. daerah irigasi rawa yang menjadi kewenangan pemerintah

kabupaten, meliputi:

1. Kecamatan Mentaya Hilir Utara, terdiri atas :

a) DIR Bagendang I dengan luas kurang lebih 400 ha; dan

b) DIR Bagendang III dengan luas kurang lebih 300 ha.

2. Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, terdiri atas :

Page 30: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

29

a) DIR Basirih Hilir dengan luas kurang lebih 395 ha;

b) DIR Basirih Hulu dengan luas kurang lebih 900 ha;

c) DIR Handil Sohor dengan luas kurang lebih 790 ha;

d) DIR Jaya Karet dengan luas kurang lebih 526 ha;

e) DIR Jaya Kelapa dengan luas kurang lebih 148 ha;

f) DIR Sebamban dengan luas kurang lebih 403 ha;

g) DIR Samuda Besar dengan luas kurang lebih 475 ha;

h) DIR Samuda Kecil dengan luas kurang lebih 370 ha;

i) DIR Samuda Kota dengan luas kurang lebih 961 ha; dan

j) DIR Sei Ijum Raya dengan luas kurang lebih 395 ha.

3. Kecamatan Pulau Hanaut, terdiri atas :

a) DIR Bapinang Hilir I dengan luas kurang lebih 451 ha;

b) DIR Bapinang Hilir II dengan luas kurang lebih 600 ha;

c) DIR Bapinang Hilir Laut I dengan luas kurang lebih 600

ha;

d) DIR Bapinang Hilir Laut II dengan luas kurang lebih 250

ha; dan

e) DIR Serambut dengan luas kurang lebih 100 ha.

4. Kecamatan Teluk Sampit, terdiri atas :

a) DIR Camp Putih dengan luas kurang lebih 675 ha;

b) DIR Gemuk Sari dengan luas kurang lebih 600 ha;

c) DIR Kalab Seban Mente dengan luas kurang lebih 289

ha;

d) DIR Seranggas dengan luas kurang lebih 300 ha; dan

e) DIR Ujung Pandaran dengan luas kurang lebih 500 ha.

5. Kecamatan Seranau, terdiri atas :

a) DIR Babulu dengan luas kurang lebih 200 ha;

b) DIR Batuah dengan luas kurang lebih 150 ha;

c) DIR Belayar dengan luas kurang lebih 100 ha;

d) DIR Bonot dengan luas kurang lebih 100 ha;

e) DIR Delapa/Darwis dengan luas kurang lebih 50 ha;

f) DIR Ganepo/Hambawang dengan luas kurang lebih 100

ha;

g) DIR Lantabu dengan luas kurang lebih 100 ha;

h) DIR Mentaya Seberang/Trans dengan luas kurang lebih

160 ha;

i) DIR Remiling dengan luas kurang lebih 100 ha;

j) DIR Sei Benyamuk dengan luas kurang lebih 50 ha;

k) DIR Sei Iding dengan luas kurang lebih 50 ha;

l) DIR Sei Kalikasa dengan luas kurang lebih 100 ha;

m) DIR Sei Pipisan dengan luas kurang lebih 25 ha;

n) DIR Terantang Hilir dengan luas kurang lebih 50 ha; dan

o) DIR Terantang Hulu dengan luas kurang lebih 300 ha.

6. Kecamatan Baamang, terdiri atas :

a) DIR Banitan dengan luas kurang lebih 300 ha;

b) DIR Kamapit dengan luas kurang lebih 100 ha;

c) DIR Sei Bajangkut dengan luas kurang lebih 300 ha; dan

d) DIR Tinduk dengan luas kurang lebih 100 ha.

Page 31: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

30

7. Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, yaitu DIR Ketapang

dengan luas kurang lebih 475 ha.

8. Kecamatan Kota Besi, terdiri atas :

a) DIR Bajarum dengan luas rencana kurang lebih 100 ha;

b) DIR Camba dengan luas kurang lebih 100 ha;

c) DIR Camba Barat dengan luas kurang lebih 200 ha;

d) DIR Kota Besi I dengan luas kurang lebih 300 ha;

e) DIR Kota Besi II dengan luas kurang lebih 400 ha;

f) DIR Pamalian dengan luas kurang lebih 25 ha;

g) DIR PLTU/Tambulihan dengan luas kurang lebih 60 ha;

h) DIR Sei Kandan Besar dengan luas kurang lebih 100 ha;

i) DIR Sei Sugih I dengan luas kurang lebih 200 ha;

j) DIR Sei Sugih II dengan luas kurang lebih 75 ha;

k) DIR Soren dengan luas kurang lebih 50 ha;

l) DIR Teluk Baguci dengan luas kurang lebih 25 ha; dan

m) DIR Transmigrasi/Kandan dengan luas kurang lebih 100

ha.

9. Kecamatan Telawang, yaitu DIR Sumber Makmur dengan

luas kurang lebih 50 ha.

10. Kecamatan Cempaga, terdiri atas :

a) DIR Baninan dengan luas kurang lebih 80 ha;

b) DIR Danau Lentang dengan luas kurang lebih 600 ha;

c) DIR Komplek Mulia Barat dengan luas kurang lebih 250

ha;

d) DIR Komplek Mulia Timur dengan luas kurang lebih 100

ha;

e) DIR Luwuk Bunter dengan luas kurang lebih 200 ha;

f) DIR Luwuk Ranggan Barat dengan luas kurang lebih 50

ha;

g) DIR Luwuk Ranggan Timur dengan luas kurang lebih

100 ha;

h) DIR Patai dengan luas kurang lebih 150 ha;

i) DIR Rubung Buyung dengan luas kurang lebih 100 ha;

j) DIR Jemaras I dengan luas kurang lebih 200 ha;

k) DIR Jemaras II dengan luas kurang lebih 25 ha;

l) DIR Jemaras III dengan luas kurang lebih 100 ha;

m) DIR Sei Paring dengan luas kurang lebih 200 ha; dan

n) DIR Teluk Tewah dengan luas kurang lebih 40 ha.

11. Kecamatan Cempaga Hulu, terdiri atas :

a) DIR Bukit Raya dengan luas kurang lebih 250 ha;

b) DIR Pelantaran dengan luas kurang lebih 100 ha; dan

c) DIR Sei Ubar Mandiri dengan luas kurang lebih 30 ha.

12. Kecamatan Mentaya Hulu, yaitu DIR Tangkarobah dengan

luas kurang lebih 100 ha.

13. Kecamatan Parenggean, yaitu DIR Padas Bajarau dengan

luas kurang lebih 50 ha.

14. Kecamatan Antang Kalang, terdiri atas :

a) DIR Mulia Agung dengan luas kurang lebih 100 ha; dan

b) DIR Tumbang Maya dengan luas kurang lebih 80 ha.

Page 32: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

31

15. Kecamatan Telaga Antang, terdiri atas :

a) DR Batu Agung dengan luas kurang lebih 100 ha; dan

b) DIR Beringin Agung dengan luas kurang lebih 25 ha.

16. Kecamatan Tualan Hulu, yaitu DIR Bukit Makmur dengan

luas kurang lebih 50 ha.

(5) Prasarana air baku untuk air bersih sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c, meliputi :

a. sumber air baku Sungai Mentaya dan anak sungai yang

terdapat di seluruh kecamatan;

b. sumber air baku danau yang tersebar di Kecamatan Mentaya

Hulu, Kecamatan Bukit Santuai, dan Kecamatan Telaga Antang;

c. sumber air baku bendungan Tanjung Harapan di Kecamatan

Telaga Antang;

d. sumur bor artesis dan pompa dangkal yang tersebar di

Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kecamatan Baamang,

Kecamatan Seranau, Kecamatan Kota Besi, Kecamatan

Telawang, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kecamatan Pulau

Hanaut, Kecamatan Cempaga, Kecamatan Cempaga Hulu,

Kecamatan Parenggean, dan Kecamatan Antang Kalang; dan

e. rencana penyediaan sumur bor artesis dan pompa dangkal yang

tersebar di seluruh kecamatan.

(6) Jaringan air bersih ke kelompok pengguna sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf d, meliputi :

a. PDAM Sampit dengan cakupan layanan : Kecamatan Mentawa

Baru Ketapang, Kecamatan Baamang, Kecamatan Seranau,

Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kecamatan Mentaya Hilir

Selatan, Kecamatan Kota Besi, Kecamatan Cempaga,

Kecamatan Cempaga Hulu, Kecamatan Parenggean, dan

Kecamatan Mentaya Hulu;

b. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Sungai Paring

dengan kapasitas produksi 2,5 liter/detik;

c. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Pelantaran dengan

kapasitas produksi 10 liter/detik;

d. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Tumbang Kalang

dengan kapasitas produksi 5 liter/detik;

e. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Tumbang Sangai

dengan kapasitas produksi 10 liter/detik;

f. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Karang Tunggal

dengan kapasitas produksi 2,5 liter/detik; dan

g. rencana peningkatan kapasitas produksi dan pembangunan

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang tersebar di seluruh

kecamatan .

(7) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf e terdapat di Kota Sampit, yang meliputi :

a. pembangunan ring drain yang berfungsi sebagai drainase

makro dan penanggulangan air pasang; dan

b. pemeliharaan sistem drainase di kawasan kota.

Page 33: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

32

Paragraf 4

Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Pasal 23

(1) Sistem prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 19 ayat (1) huruf d, meliputi :

a. sistem jaringan persampahan;

b. sistem jaringan air minum;

c. sistem jaringan drainase; dan

d. sistem pengelolaan air limbah domestik.

(2) sistem jaringan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a, meliputi :

a. pewadahan, yang meliputi bak sampah komunal dan tong

sampah komunal yang tersebar di kawasan permukiman;

b. pengumpulan, yang meliputi pengumpulan individu secara

langsung oleh masyarakat dan tidak langsung oleh petugas

kebersihan. Pengumpulan sampah dilakukan dari produsen

(rumah tangga) diangkut ke tempat pengumpulan sementara

(TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/ tarik, truk, motor

gerobak;

c. pemindahan, dari TPS permanen dan container yang tersebar

di kawasan permukiman dan fasilitas-fasilitas umum;

d. pengangkutan, meliputi sistem pemindahan transfer depo,

pengosongan container, dan pengangkutan dari bak-bak

sampah komunal, atau dari TPS yang selanjutnya langsung

diangkut menuju TPA;

e. pembuangan akhir berupa Tempat Pembuangan Sampah

Terpadu (TPST) yang akan dikelola dengan sistem sanitary

landfill, dimana nantinya sampah-sampah organik akan di

olah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar)

serta bahan bangunan; dan

f. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) terdapat di Kecamatan

Mentawa Baru Ketapang (mencakup area Kota Sampit),

Kecamatan Mentaya Hilir Utara (mencakup Bagendang dan

Samuda), dan Kecamatan Parenggean.

(3) sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b, terdiri atas :

a. sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM, dengan

menggunakan sumber air baku air permukaan dengan daerah

cakupan kota-kota kecamatan dan desa-desa yang dekat

dengan ibukota kecamatan; dan

b. sistem non perpipaan yang dikelola oleh masyarakat, dengan

menggunakan sumber air baku air permukaan, sumur gali,

dan air hujan.

(4) sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c, berada di Kota Sampit meliputi :

a. drainase makro yang meliputi : Sungai Mentaya, Sungai

Pamuatan, dan Sungai Inhutani; dan

Page 34: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

33

b. drainase mikro yang berada di sepanjang ruas jalan dalam

Kota Sampit

(5) Sistem pengelolaan air limbah domestik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf d, meliputi:

a. sistem pengelolaan air limbah setempat (on site system) yang

berada di setiap rumah; dan

b. sistem pengelolaan air limbah terpusat (off site system) yang

direncanakan dibangun untuk setiap kawasan perumahan.

BAB IV

RENCANA POLA RUANG KABUPATEN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 24

(1) Rencana pola ruang kabupaten meliputi:

a. rencana kawasan lindung;

b. rencana kawasan budidaya; dan

c. rencana kawasan yang belum ditetapkan perubahan

peruntukan ruangnya (Holding Zone).

(2) Rencana pola ruang kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1 : 50.000

sebagaimana tercantum didalam Lampiran II, yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Rencana Kawasan Lindung

Pasal 25

Rencana kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat

(1) huruf a, terdiri atas :

a. kawasan hutan lindung;

b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya;

c. kawasan perlindungan setempat;

d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;

e. kawasan rawan bencana alam; dan

f. kawasan lindung lainnya.

Page 35: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

34

Paragraf 1

Kawasan Hutan Lindung

Pasal 26

Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf

a dengan luasan kurang lebih 16.612,3 Ha, meliputi :

a. kawasan hutan lindung di Kecamatan Telaga Antang dengan

luasan kurang lebih 11.142,6 Ha; dan

b. kawasan hutan mangrove yang terdapat di Kecamatan Pulau

Hanaut dan Kecamatan Teluk Sampit dengan luasan kurang lebih

5.469,7 Ha.

Paragraf 2

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan

Bawahannya

Pasal 27

(1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b yaitu

kawasan resapan air dengan luasan kurang lebih 88.899,7 Ha,

meliputi :

a. perbukitan yang terdapat di Kecamatan Telaga Antang,

Kecamatan Bukit Santuai, dan Kecamatan Antang Kalang

dengan luasan kurang lebih 70.473,2 Ha; dan

b. rawa yang terdapat di Kecamatan Teluk Sampit, Kecamatan

Mentaya Hilir Selatan, Kecamatan Mentaya Hilir Utara,

Kecamatan Pulau Hanaut, Kecamatan Seranau, Kecamatan

Mentawa Baru Ketapang, Kecamatan Kota Besi, Kecamatan

Telawang, Kecamatan Cempaga, Kecamatan Cempaga Hulu,

Kecamatan Parenggean, dan Kecamatan Mentaya Hulu dengan

luasan kurang lebih 18.426,5 Ha.

Paragraf 3

Kawasan Perlindungan Setempat

Pasal 28

(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 25 huruf c, terdiri atas :

a. kawasan sempadan pantai;

b. kawasan sempadan sungai;

c. kawasan sekitar danau/bendungan;

d. kawasan lindung spiritual; dan

e. kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.

Page 36: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

35

(2) Kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dengan luasan kurang lebih 450,6 Ha, terdapat di

Kecamatan Teluk Sampit dan Kecamatan Pulau Hanaut,

ditetapkan pada kawasan sepanjang tepian pantai sejauh 100

meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat secara

proporsional sesuai dengan bentuk, letak dan kondisi fisik pantai.

(3) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b dengan luasan kurang lebih 27.824,0 Ha, terdapat di

seluruh kecamatan dalam wilayah kabupaten, dengan ketentuan :

a. sekurang-kurangnya 100 m di kiri kanan sungai besar yang

berada di luar kawasan permukiman;

b. sekurang-kurangnya 50 m di kiri kanan anak sungai yang

berada di luar kawasan permukiman; dan

c. sekurang-kurangnya 10 m untuk sungai besar dan anak

sungai yang melewati kawasan permukiman

(4) Kawasan sekitar danau/bendungan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c dengan luasan kurang lebih 659,0 Ha, ditetapkan

dengan lebar sempadan danau atau bendungan adalah 50 m

sampai dengan 100 m dari titik pasang air danau atau bendungan

tertinggi, meliputi :

a. danau-danau yang terdapat di Kecamatan Mentaya Hulu,

Kecamatan Bukit Santuai, Kecamatan Telaga Antang, dan

Kecamatan Antang Kalang; dan

b. bendungan Tanjung Harapan yang terdapat di Kecamatan

Telaga Antang.

(5) Kawasan lindung spiritual sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf d dengan luasan kurang lebih 1.735,1 Ha, terdapat di

Kecamatan Bukit Santuai.

(6) Kawasan ruang terbuka hijau kota/perkotaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi :

a. Hutan Kota dengan luasan kurang lebih 439,4 Ha, terdapat di

Kecamatan Mentawa Baru Ketapang;

b. rencana ruang terbuka hijau (RTH) privat sebesar minimal 10%

dari luas perkotaan Sampit; dan

c. rencana ruang terbuka hijau (RTH) publik sebesar minimal

22% dari luas perkotaan Sampit.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai kawasan ruang terbuka hijau

kota/perkotaan diatur dalam Rencana Detail Tata Ruang yang

ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Paragraf 4

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Pasal 29

(1) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf d, terdiri atas :

a. kawasan taman hutan raya; dan

b. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

Page 37: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

36

(2) Kawasan taman hutan raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dengan luasan kurang lebih 1.656,7 Ha, direncanakan

meliputi :

a. hutan mangrove dengan luasan kurang lebih 1.074,4 Ha,

terdapat di Kecamatan Teluk Sampit; dan

b. Hutan Monumental dengan luasan kurang lebih 582,3 Ha,

berada dalam wilayah Kecamatan Kota Besi, Kecamatan

Mentawa Baru Ketapang, dan Kecamatan Baamang.

(3) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :

a. Rumah Adat Betang Tumbang Gagu di Kecamatan Antang

Kalang; dan

b. komplek bekas pabrik NV Bruynzeel di Kota Sampit.

Paragraf 5

Kawasan Rawan Bencana Alam

Pasal 30

(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 25 huruf e, terdiri atas :

a. kawasan rawan tanah longsor;

b. kawasan rawan kebakaran hutan/lahan;

c. kawasan rawan banjir; dan

d. kawasan rawan abrasi pantai.

(2) Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a dengan luasan kurang lebih 1.162,6 Ha, terdapat di

Kecamatan Telaga Antang dan Kecamatan Bukit Santuai.

(3) Kawasan rawan kebakaran hutan/lahan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. kawasan rawan kebakaran hutan/lahan dengan tingkat

kerawanan sangat rendah, terdapat di Kecamatan Pulau

Hanaut, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kecamatan

Mentaya Hilir Utara, Kecamatan Kota Besi, Kecamatan

Mentaya Hulu, dan Kecamatan Telaga Antang dengan luasan

kurang lebih 4.781,1 Ha;

b. kawasan rawan kebakaran hutan/lahan dengan tingkat

kerawanan rendah, terdapat di Kecamatan Teluk Sampit,

Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kecamatan Mentaya Hilir

Utara, Kecamatan Pulau Hanaut, Kecamatan Seranau,

Kecamatan Baamang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang,

Kecamatan Kota Besi, Kecamatan Cempaga, Kecamatan

Telawang, Kecamatan Parenggean, dan Kecamatan Mentaya

Hulu, Kecamatan Bukit Santuai, Kecamatan Telaga Antang,

Kecamatan Antang Kalang, dan Kecamatan Tualan Hulu

dengan luasan kurang lebih 204.944,8 Ha;

c. kawasan rawan kebakaran hutan/lahan dengan tingkat

kerawanan sedang, terdapat di seluruh kecamatan dengan

luasan kurang lebih 727.112,1 Ha; dan

Page 38: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

37

d. kawasan rawan kebakaran hutan/lahan dengan tingkat

kerawanan tinggi, terdapat di seluruh kecamatan dengan

luasan kurang lebih 605.183,8 Ha.

(4) Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

c, terdiri atas :

a. kawasan rawan banjir dengan tingkat kerawanan rendah,

terdapat di Kecamatan Teluk Sampit, Kecamatan Mentaya Hilir

Utara, Kecamatan Pulau Hanaut, Kecamatan Seranau,

Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kecamatan Kota Besi,

Kecamatan Telawang, Kecamatan Cempaga, Kecamatan

Cempaga Hulu, Kecamatan Parenggean, Kecamatan Mentaya

Hulu, Kecamatan Bukit Santuai, Kecamatan Telaga Antang,

Kecamatan Antang Kalang, dan Kecamatan Tualan Hulu

dengan luasan kurang lebih 864.843,5 Ha;

b. kawasan rawan banjir dengan tingkat kerawanan sedang,

terdapat di seluruh kecamatan dengan luasan kurang lebih

541.482,9 Ha; dan

c. kawasan rawan banjir dengan tingkat kerawanan tinggi,

terdapat di Kecamatan Teluk Sampit, Kecamatan Mentaya Hilir

Selatan, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kecamatan Pulau

Hanaut, Kecamatan Seranau, Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang, Kecamatan Baamang, Kecamatan Kota Besi,

Kecamatan Telawang, Kecamatan Cempaga, Kecamatan

Cempaga Hulu, Kecamatan Parenggean, Kecamatan Mentaya

Hulu, dan Kecamatan Tualan Hulu dengan luasan kurang

lebih 136.469,0 Ha.

(5) Kawasan rawan abrasi pantai sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf d dengan luasan kurang lebih 323,5 Ha, terdapat di

Kecamatan Teluk Sampit.

(6) Daerah evakuasi bencana diarahkan pada ruang terbuka, kantor

kecamatan, kantor desa/kelurahan, tempat ibadah, dan gedung

sekolah terdekat yang aman dari bencana.

(7) Jalur evakuasi bencana menggunakan jaringan jalan dan jalur

sungai yang berada di seluruh wilayah Kabupaten Kotawaringin

Timur.

Paragraf 6

Kawasan Lindung Lainnya

Pasal 31

(1) Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25

huruf f, yaitu kawasan koridor bagi jenis satwa yang dilindungi

yang merupakan kawasan perlindungan bagi habitat orang utan

dan hewan dilindungi lainnya di daerah-daerah yang diindikasikan

terdapat habitat orang utan dan hewan dilindungi lainnya.

Page 39: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

38

(2) Kawasan koridor bagi jenis satwa yang dilindungi yang merupakan

kawasan perlindungan bagi habitat orang utan dan hewan

dilindungi lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga

Rencana Kawasan Budidaya

Pasal 32

Rencana kawasan budidaya di Kabupaten Kotawaringin Timur

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan hutan produksi;

b. kawasan peruntukan pertanian;

c. kawasan peruntukan perikanan;

d. kawasan peruntukan pertambangan;

e. kawasan peruntukan industri;

f. kawasan peruntukan pariwisata;

g. kawasan peruntukan permukiman; dan

h. kawasan peruntukan lainnya.

Paragraf 1

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Pasal 33

(1) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 32 huruf a, terdiri atas :

a. kawasan hutan produksi terbatas;

b. kawasan hutan produksi tetap; dan

c. kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi.

(2) Kawasan hutan produksi terbatas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a, terdapat di Kecamatan Telawang, Kecamatan

Mentaya Hulu, Kecamatan Antang Kalang, Kecamatan Telaga

Antang, dan Kecamatan Bukit Santuai dengan luasan kurang lebih

178.918,8 Ha.

(3) Kawasan hutan produksi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b, terdapat di seluruh kecamatan dengan luasan kurang

lebih 391.413,7 Ha.

(4) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdapat di seluruh kecamatan

dengan luasan kurang lebih 174.855,5 Ha.

Page 40: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

39

Paragraf 2

Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 34

(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 32 huruf b, terdiri atas :

a. kawasan pertanian tanaman pangan;

b. kawasan pertanian hortikultura;

c. kawasan perekebunan; dan

d. kawasan peternakan.

(2) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a, terdapat di seluruh kecamatan dengan luasan

kurang lebih 82.569,8 Ha.

(3) Kawasan pertanian hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b, terdapat di Kecamatan Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang, Kecamatan Baamang, Kecamatan Seranau, Kecamatan

Mentaya Hilir Utara, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kecamatan

Pulau Hanaut, Kecamatan Kota Besi dan Kecamatan Parenggean,

dengan luasan kurang lebih 3.989,7 Ha, meliputi komoditas :

biofarmaka, sayur-sayuran, nanas, jeruk, durian, rambutan, dan

pisang.

(4) Kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

c, terdapat di seluruh kecamatan dengan luasan kurang lebih

581.183,4 Ha, meliputi komoditas : kelapa dalam, kelapa sawit,

karet, dan komoditas andalan lainnya.

(5) Kawasan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) haruf

d, terdiri atas :

a. peternakan unggas yaitu ayam dan itik terdapat di seluruh

kecamatan;

b. peternakan kecil yaitu kambing dan domba terdapat di seluruh

kecamatan; dan

c. peternakan besar yaitu sapi dan kerbau terdapat di seluruh

kecamatan dengan pengembangan yang terintegrasi dengan

kawasan perkebunan.

(6) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) sebagian akan ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan

berkelanjutan (LP2B) yang akan diatur lebih lanjut dengan

peraturan Bupati.

Paragraf 3

Kawasan Peruntukan Perikanan

Pasal 35

(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 32 haruf c , terdiri atas :

a. kawasan peruntukan perikanan tangkap;

b. kawasan peruntukan budidaya perikanan; dan

Page 41: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

40

c. kawasan pengolahan ikan dan prasarana kegiatan perikanan.

(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud

ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. perikanan tangkap darat terdapat di danau dan sungai-sungai

yang tersebar di seluruh kecamatan; dan

b. perikanan tangkap laut terdapat di Kecamatan Pulau Hanaut

dan Teluk Sampit.

(3) Kawasan peruntukan budidaya perikanan sebagaimana dimaksud

ayat (1) huruf b dengan luasan kurang lebih 4.986,6 Ha, terdiri

atas :

a. budidaya karamba terdapat di Kecamatan Kota Besi dan

Kecamatan Mentaya Hulu; dan

b. budidaya tambak dan kolam terdapat di Kecamatan Mentaya

Hilir Selatan, Kecamatan Teluk Sampit, Kecamatan Mentaya

Hulu, dan Kecamatan Pulau Hanaut.

(4) Kawasan pengolahan ikan dan prasarana kegiatan perikanan

sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c, terdiri atas :

a. pasar ikan terdapat di Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk

Sampit, Desa Sei Ijum Raya Kecamatan Mentaya Hilir Selatan,

dan Kota Sampit;

b. kawasan pengolahan ikan terdapat di Desa Ujung Pandaran

Kecamatan Teluk Sampit dan Desa Sei Ijum Raya Kecamatan

Mentaya Hilir Selatan;

c. Balai Benih Ikan terdapat di Kecamatan Mentaya Hilir Utara;

dan

d. pelabuhan tempat pendaratan ikan (PPI) terdapat di Desa

Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit.

Paragraf 4

Kawasan Peruntukan Pertambangan

Pasal 36

(1) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 32 huruf d, terdiri atas :

a. kawasan pertambangan mineral logam;

b. kawasan pertambangan mineral non logam;

c. kawasan pertambangan batuan;

d. kawasan pertambangan batubara; dan

e. kawasan pertambangan gas bumi.

(2) Kawasan pertambangan mineral logam sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) huruf a, terdapat di seluruh kecamatan.

(3) Kawasan pertambangan mineral non logam sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) huruf b, terdapat di seluruh kecamatan.

(4) Kawasan pertambangan batuan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) huruf c, terdapat di seluruh kecamatan.

(5) Kawasan pertambangan batu bara sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) huruf d, terdapat di seluruh kecamatan.

Page 42: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

41

(6) Kawasan pertambangan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) huruf e, terdapat di Kecamatan Seranau, Kecamatan

Mentaya Hilir Utara, dan Kecamatan Pulau Hanaut.

Paragraf 5

Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 37

(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal

32 huruf e yaitu Kawasan Industri Bagendang, terdapat di

Kecamatan Mentaya Hilir Utara dan Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang dengan luasan kurang lebih 2.186,3 Ha.

(2) Setiap perusahaan industri yang akan menjalankan industri

setelah Peraturan Daerah ini mulai berlaku, wajib berlokasi di

Kawasan Industri kecuali :

a. industri yang menggunakan bahan baku dan/atau proses

produksinya memerlukan lokasi khusus, meliputi : industri

pengolahan crude palm oil, industri pertambangan, dan

industri pengolahan bahan mentah yang tidak bisa jauh dari

sumber bahan baku;

b. industri mikro, kecil, dan menengah; dan

c. perusahaan Industri yang akan menjalankan industri akan

tetapi seluruh kaveling industri dalam Kawasan Industri telah

habis.

(3) Industri yang menggunakan bahan baku dan/atau proses

produksinya memerlukan lokasi khusus sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2) huruf a harus memenuhi kelayakan teknis dan

kelayakan lingkungan untuk penentuan lokasinya.

Paragraf 6

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pasal 38

(1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 32 huruf f, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan pariwisata budaya;

b. kawasan peruntukan pariwisata alam; dan

c. kawasan peruntukan pariwisata buatan.

(2) Kawasan peruntukan pariwisata budaya sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a, meliputi :

a. Rumah Adat Betang Tumbang Gagu di Kecamatan Antang

Kalang;

b. Desa Wisata Budaya Pemantang di Kecamatan Mentaya Hulu;

dan

c. Desa Wisata Budaya Rubung Buyung di Kecamatan Cempaga.

(3) Kawasan peruntukan pariwisata alam sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b, meliputi :

Page 43: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

42

a. ekowisata Sagonta Kota di Kecamatan Baamang dengan luasan

kurang lebih 197,4 Ha;

b. pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit dengan

luasan kurang lebih 80,2 Ha;

c. ekowisata Danau Burung di Kecamatan Teluk Sampit;

d. ekowisata Danau Buaya di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan;

dan

e. wisata susur Sungai Mentaya.

(4) Kawasan peruntukan pariwisata buatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf c, meliputi :

a. Taman Kota di Kota Sampit;

b. Taman Miniatur Budaya di Kota Sampit; dan

c. Museum Kayu di Kota Sampit.

Paragraf 7

Kawasan Peruntukan Permukiman

Pasal 39

(1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 32 huruf g, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan; dan

b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan.

(2) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di Kota Sampit dan ibu

kota kecamatan.

(3) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di seluruh kecamatan.

(4) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan perdesaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) terdapat di

seluruh kecamatan dengan luasan kurang lebih 90.764,6 Ha.

Paragraf 8

Kawasan Peruntukan Lainnya

Pasal 40

(1) Rencana pengembangan kawasan peruntukan lainnya

sebagaimana tecantum dalam Pasal 32 huruf h, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;

b. kawasan peruntukan pendidikan;

c. kawasan peruntukan kesehatan;

d. kawasan peruntukan budidaya walet; dan

e. kawasan peruntukan tanah adat.

(2) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan sebagaimana

dimaksud ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. Komando Distrik Militer (Kodim) 1015 / Sampit di Kota Sampit;

b. Kompi – A, Yonif-631 / Antang di Kota Sampit;

Page 44: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

43

c. Komando Rayon Militer (Koramil) yang tersebar di seluruh

wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur;

d. Pos Angkatan Laut di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan;

e. Markas Polairud di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang:

f. Markas Brimob di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang; dan

g. Kawasan Latihan Militer di Kecamatan Mentawa Baru

Ketapang.

(3) Kawasan peruntukan pendidikan sebagaimana dimaksud ayat (1)

huruf b terdapat di Kota Sampit khususnya untuk Perguruan

Tinggi, dan tingkat pendidikan lainnya tersebar di seluruh

kecamatan.

(4) Kawasan peruntukan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1)

huruf c terdiri dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.

Murdjani yang ada di kota Sampit, serta rencana peningkatan

Puskesmas Rawat Inap di Parenggean dan Samuda menjadi RSUD,

dan pusat-pusat pelayanan kesehatan lainnya tersebar di seluruh

kecamatan. Tidak menutup kemungkinan akan didirikan rumah

sakit swasta.

(5) Kawasan peruntukan budidaya walet sebagaimana dimaksud ayat

(1) huruf d ke depan pengembangannya akan diarahkan di

Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kecamatan Pulau Hanaut, dan

Kecamatan Teluk Sampit di luar areal permukiman. Sedangkan

untuk usaha penangkaran sarang walet yang terdapat di kawasan

permukiman akan dilakukan upaya penertiban, dengan

mengembalikan fungsi bangunan kepada peruntukan awal sebagai

kawasan permukiman.

(6) Kawasan peruntukan tanah adat sebagaimana dimaksud ayat (1)

huruf e ditetapkan di masing-masing kecamatan, dan

pemanfaatannya disesuaikan dengan rencana peruntukan ruang

yang telah ditetapkan. Lokasi, luasan, serta pengaturannya lebih

lanjut diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Rencana Kawasan Yang Belum Ditetapkan Perubahan Peruntukan

Ruangnya (Holding Zone)

Pasal 41

Rencana kawasan yang belum ditetapkan perubahan peruntukan

ruangnya (Holding Zone) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat

(1) huruf c, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan yang

berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan

masih ditetapkan sebagai kawasan hutan produksi tetap dan

kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi selanjutnya

disebut kawasan hutan/kawasan peruntukan pertanian tanaman

pangan terdapat di Kecamatan Teluk Sampit, Kecamatan Mentaya

Hilir Selatan, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kecamatan Pulau

Page 45: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

44

Hanaut, Kecamatan Seranau, Kecamatan Baamang, Kecamatan

Mentawa Baru Ketapang, Kecamatan Kota Besi, Kecamatan

Cempaga, Kecamatan Telawang, Kecamatan Parenggean,

Kecamatan Mentaya Hulu, Kecamatan Bukit Santuai, Kecamatan

Antang Kalang, dan Kecamatan Tualan Hulu dengan luasan

kurang lebih 67.279,3 Ha;

b. kawasan peruntukan pertanian hortikultura yang berdasarkan

peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan masih

ditetapkan sebagai kawasan hutan produksi yang dapat

dikonversi, selanjutnya disebut kawasan hutan/kawasan

peruntukan pertanian hortikultura terdapat di Kecamatan

Baamang dan Kecamatan Kota Besi dengan luasan kurang lebih

3.484,7 Ha;

c. kawasan peruntukan perkebunan yang berdasarkan peraturan

perundang-undangan di bidang kehutanan masih ditetapkan

sebagai kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan

produksi tetap, dan kawasan hutan produksi yang dapat

dikonversi, selanjutnya disebut kawasan hutan/kawasan

peruntukan perkebunan terdapat di seluruh kecamatan dengan

luasan kurang lebih 266.464,5 Ha;

d. kawasan peruntukan perikanan yang berdasarkan peraturan

perundang-undangan di bidang kehutanan masih ditetapkan

sebagai kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi tetap

dan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi selanjutnya

disebut kawasan hutan/kawasan peruntukan perikanan terdapat

di Kecamatan Teluk Sampit dan Kecamatan Pulau Hanaut dengan

luasan kurang lebih 2.734,3 Ha;

e. kawasan peruntukan industri yang berdasarkan peraturan

perundang-undangan di bidang kehutanan masih ditetapkan

sebagai kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi,

selanjutnya disebut kawasan hutan/kawasan peruntukan industri

terdapat di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Kecamatan

Mentaya Hilir Utara dengan luasan kurang lebih 1.602,3 Ha; dan

f. kawasan peruntukan permukiman yang berdasarkan peraturan

perundang-undangan di bidang kehutanan masih ditetapkan

sebagai kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi

terbatas, kawasan hutan produksi tetap dan kawasan hutan

produksi yang dapat dikonversi selanjutnya disebut kawasan

hutan/kawasan peruntukan permukiman terdapat di seluruh

kecamatan dengan luasan kurang lebih 21.391,5 Ha.

Page 46: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

45

BAB V

RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

Pasal 42

(1) Rencana pengembangan kawasan strategis yang ada di

Kabupaten, meliputi :

a. kawasan strategis provinsi; dan

b. kawasan strategis kabupaten.

(2) Rencana kawasan strategis digambarkan dalam peta dengan

tingkat ketelitian 1 : 50.000 sebagaimana tercantum dalam

Lampiran III, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Pasal 43

Kawasan strategis provinsi yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. kawasan pertanian berkelanjutan yang dipaduserasikan dengan

pengembangan irigasi teknis yang merupakan kawasan strategis

dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;

b. kawasan pengembangan peternakan berupa kawasan peternakan

ruminansia dan non ruminansia yang merupakan kawasan

strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;

c. kawasan perkebunan (kelapa sawit, kelapa, karet) yang

merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi;

d. kawasan terpadu industri, pelabuhan, petikemas dan

pergudangan, serta simpul transportasi darat, laut dan udara

berupa KSP Sampit – Bagendang yang merupakan kawasan

strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;

e. kawasan strategis ekonomi sektor unggulan agropolitan di

Kecamatan Baamang yang merupakan kawasan strategis dari

sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;

f. kawasan strategis sekitar kawasan adat masyarakat terutama bagi

Umat Hindu Kaharingan yang merupakan kawasan strategis dari

sudut kepentingan fungsi sosial budaya;

g. kawasan ekosistem pantai (mangrove) yang merupakan kawasan

strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup;

h. kawasan ekosistem gambut yang merupakan kawasan strategis

dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

hidup; dan

i. kawasan strategis DAS Mentaya yang merupakan kawasan

strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup.

Page 47: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

46

Pasal 44

(1) Kawasan strategis Kabupaten Kotawaringin Timur sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan

ekonomi; dan

b. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan

pariwisata dan sosial budaya, ekonomi, serta fungsi dan daya

dukung lingkungan hidup.

(2) Kawasan strategis sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, terdiri

atas :

a. kawasan perkotaan Sampit, meliputi Kecamatan Mentawa

Baru Ketapang, Kecamatan Baamang, dan Kecamatan

Seranau;

b. kawasan industri pengolahan di Kecamatan Mentaya Hilir

Utara dan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang; dan

c. kawasan agropolitan di Kecamatan Teluk Sampit.

(3) Kawasan strategis sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b,

ditetapkan di kawasan Pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk

Sampit.

Pasal 45

(1) Untuk operasionalisasi RTRW Kabupaten Kotawaringin Timur

disusun Rencana Rinci Tata Ruang berupa Rencana Tata Ruang

Kawasan Strategis Kabupaten.

(2) Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

BAB VI

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 46

(1) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten berpedoman pada rencana

struktur ruang dan pola ruang.

(2) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui

penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang

beserta perkiraan pendanaannya.

(3) Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 47

(1) Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal

46 ayat (2) disusun berdasarkan indikasi program utama lima

tahunan yang ditetapkan dalam Lampiran IV yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 48: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

47

(2) Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah, investasi swasta dan kerja sama pendanaan.

(3) Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

BAB VII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 48

(1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten

digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

(2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas :

a. ketentuan umum peraturan zonasi;

b. ketentuan perizinan;

c. ketentuan insentif dan disinsentif; dan

d. arahan sanksi.

Bagian Kedua

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Pasal 49

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupaten

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (2) huruf a digunakan

sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun

peraturan zonasi.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi terdiri atas :

a. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung;

b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya;

c. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan yang belum

ditetapkan perubahan peruntukan ruangnya; dan

d. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar

sistem prasarana nasional dan wilayah, terdiri atas :

1. kawasan sekitar prasarana transportasi;

2. kawasan sekitar prasarana energi;

3. kawasan sekitar prasarana telekomunikasi;

4. kawasan sekitar prasarana sumber daya air; dan

5. kawasan sekitar prasarana pengelolaan lingkungan.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi dijabarkan lebih lanjut di

dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Page 49: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

48

Bagian Ketiga

Ketentuan Perizinan

Pasal 50

(1) Ketentuan perizinan merupakan acuan bagi pejabat yang

berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan

rencana struktur ruang dan pola ruang yang ditetapkan dalam

Peraturan Daerah ini.

(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang berwenang

sesuai dengan kewenangannya.

(3) Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut prosedur

atau mekanisme sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(4) Izin pemanfaatan ruang yang memiliki dampak skala kabupaten

diberikan atau mendapat rekomendasi dari Bupati.

Pasal 51

(1) Jenis perizinan terkait pemanfaatan ruang yang ada di Kabupaten

Kotawaringin Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat

(2), terdiri atas :

a. izin prinsip;

b. izin lokasi;

c. izin penggunaan pemanfaatan tanah;

d. izin mendirikan bangunan; dan

e. izin lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme perizinan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a – e diatur lebih

lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Ketentuan Insentif dan Disinsentif

Pasal 52

(1). Ketentuan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 48 ayat (2) huruf c merupakan acuan bagi pemerintah

daerah dalam pemberian insentif dan pengenaan disinsentif.

(2). Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan

rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan ketentuan

umum peraturan zonasi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.

(3). Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu

dicegah, dibatasi, atau dikurangi keberadaannya berdasarkan

ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Page 50: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

49

Pasal 53

(1) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan

ruang wilayah kabupaten dilakukan oleh pemerintah daerah

kepada masyarakat.

(2) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan oleh

instansi berwenang sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 54

(1) Insentif yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53

ayat (1), merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan

imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang mendukung atau

sejalan dengan rencana tata ruang wilayah, yaitu dalam bentuk :

a. pemberian penghargaan;

b. keringanan pajak atau retribusi, pemberian kompensasi,

subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan penyertaan modal;

c. pembangunan atau penyediaan infrastruktur pendukung; dan

d. kemudahan prosedur perizinan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian insentif

diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 55

(1). Disinsentif yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53

ayat (1), merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi

pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang menghambat atau

tidak sejalan dengan rencana tata ruang wilayah, yaitu dalam

bentuk :

a. pengenaan pajak/retribusi yang tinggi disesuaikan dengan

besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak

yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang;

b. pembatasan atau peniadaan infrastruktur pendukung;

c. pengenaan kompensasi dan sanksi;

d. penolakan pemberian izin perpanjangan hak guna usaha, hak

guna bangunan terhadap kegiatan yang terlanjur tidak sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah;

e. pemberian persyaratan khusus untuk perizinan; dan

f. penolakan pemberian izin pemanfaatan ruang budidaya yang

akan dilakukan di dalam kawasan lindung.

(2). Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian disinsentif

diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 51: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

50

Bagian Kelima

Arahan Sanksi

Pasal 56

(1) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (2)

huruf d merupakan acuan bagi pemerintah daerah dalam

pengenaan sanksi administratif kepada pelanggar pemanfaatan

ruang.

(2) Pengenaan sanksi dilakukan terhadap :

a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur

ruang dan pola ruang;

b. pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi;

c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang

diterbitkan berdasarkan rencana tata ruang wilayah

kabupaten;

d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan

ruang yang diterbitkan berdasarkan rencana tata ruang

wilayah kabupaten;

e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin

pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan rencana tata

ruang wilayah kabupaten;

f. pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap

kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan

dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau

g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan

prosedur yang tidak benar.

Pasal 57

(1) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56

ayat (2) huruf a, huruf b, huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g

dikenakan sanksi administratif berupa :

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara kegiatan;

c. penghentian sementara pelayanan umum;

d. penutupan lokasi;

e. pencabutan izin;

f. pembatalan izin;

g. pembongkaran bangunan;

h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau

i. denda administratif.

(2) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56

ayat (2) huruf c dikenakan sanksi administratif berupa :

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara kegiatan;

c. penghentian sementara pelayanan umum;

d. penutupan lokasi;

e. pembongkaran bangunan;

Page 52: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

51

f. pemulihan fungsi ruang; dan/atau

g. denda administratif.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB VIII

KELEMBAGAAN

Pasal 58

(1) Dalam rangka koordinasi penataan ruang dan kerjasama antar

wilayah, dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah.

(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja BKPRD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Keputusan Bupati.

BAB IX

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Hak Masyarakat

Pasal 59

Dalam kegiatan mewujudkan pemanfaatan ruang wilayah, masyarakat

berhak:

a. mengetahui rencana tata ruang wilayah kabupaten;

b. mendapatkan kemudahan akses informasi rencana tata ruang

wilayah kabupaten;

c. menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang

sebagai akibat penataan ruang;

d. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul

akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan

rencana tata ruang;

e. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap

pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di

wilayahnya;

f. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian

pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

kepada pejabat berwenang; dan

g. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau

pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

Page 53: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

52

Pasal 60

(1) Penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat

pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana

tata ruang diselenggarakan secara musyawarah dengan pihak

yang berkepentingan.

(2) Apabila tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang

layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelesaian

dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Bagian Kedua

Kewajiban Masyarakat

Pasal 61

Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib :

a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari

pejabat yang berwenang;

c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin

pemanfaatan ruang; dan

d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan

peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.

Pasal 62

(1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang

sebagaimana dimaksud pada Pasal 61 dilaksanakan dengan

mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan

aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

(2) Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dilakukan

masyarakat secara turun temurun dapat diterapkan sepanjang

memperhatikan faktor-faktor daya dukung lingkungan, estetika

lingkungan, lokasi, dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat

menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang.

Bagian Ketiga

Peran Masyarakat

Pasal 63

(1) Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan antara lain

melalui :

a. partisipasi dalam perencanaan tata ruang;

b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan

c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Page 54: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

53

(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan dengan kegiatan yang berbentuk konsultasi publik,

serasehan, lokakarya, seminar, temu rakyat atau kegiatan lain

yang sejenis.

Pasal 64

Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang dapat

berupa :

a. memberikan masukan melalui ;

1. penentuan arah pengembangan wilayah;

2. potensi dan masalah pembangunan;

3. perumusan rencana tata ruang; dan

4. penyusunan rencana struktur dan pola ruang.

b. menyampaikan keberatan terhadap rancangan rencana tata

ruang; dan

c. melakukan kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah

dan/atau sesama unsur masyarakat.

Pasal 65

Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dapat berupa :

a. melakukan kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan

kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

b. menyampaikan masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;

c. memberikan dukungan bantuan teknik, keahlian, dan/atau dana

dalam pengelolaan pemanfaatan ruang;

d. meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam

pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di

dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. melakukan kerjasama pengelolaan ruang dengan Pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau dan pihak lainnya secara

bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan penataan ruang;

f. menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi

lingkungan dan SDA;

g. melakukan usaha investasi dan/atau jasa keahlian; dan

h. mengajukan gugatan ganti rugi kepada pemerintah atau pihak lain

apabila kegiatan pembangunan yang dilaksanakan merugikan.

Pasal 66

Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang

dapat berupa :

a. memberikan masukan mengenai arahan zonasi, perizinan,

pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi;

b. turut serta memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan

pemanfaatan ruang, rencana tata ruang yang telah ditetapkan,

Page 55: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

54

dan pemenuhan standar pelayanan minimal di bidang penataan

ruang;

c. melaporkan kepada instansi/pejabat yang berwenang dalam hal

menemukan kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana

tata ruang yang telah ditetapkan dan adanya indikasi kerusakan

dan/atau pencemaran lingkungan, tidak memenuhi standar

pelayanan minimal dan/atau masalah yang terjadi di masyarakat

dalam penyelenggaraan penataan ruang;

d. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat publik yang

dipandang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; dan

e. mengajukan gugatan pembatalan izin dan/atau penghentian

pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

kepada instansi/pejabat yang berwenang.

Pasal 67

(1) Peran masyarakat di bidang penataan ruang dapat disampaikan

secara langsung dan/atau tertulis.

(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

disampaikan kepada bupati.

(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dapat

disampaikan melalui unit kerja terkait yang ditunjuk oleh Bupati.

Pasal 68

Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, pemerintah daerah

membangun sistem informasi dan dokumentasi penataan ruang yang

dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Pasal 69

Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

BAB X

KEWAJIBAN PEMERINTAH KABUPATEN

Pasal 70

(1) Pemerintah kabupaten berkewajiban untuk mewujudkan sistem

informasi untuk mempublikasikan secara terbuka rencana tata

ruang kepada masyarakat sebagai informasi publik.

(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mudah

diakses oleh masyarakat.

Page 56: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

55

BAB XI

KETENTUAN PIDANA

Pasal 71

(1) Setiap orang yang tidak menaati rencana tata ruang yang telah

ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf a yang

mengakibatkan perubahan fungsi ruang, dipidana dengan pidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan

barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 8

(delapan) tahun dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00

(satu miliar lima ratus juta rupiah).

(3) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana

penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling

banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pasal 72

(1) Setiap orang yang memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin

pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 61 huruf b, dipidana dengan pidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mengakibatkan perubahan fungsi ruang, pelaku dipidana dengan

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling

banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(3) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan

barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5

(lima) tahun dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu

miliar lima ratus juta rupiah).

(4) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana

penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling

banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pasal 73

Setiap orang yang tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam

persyaratan izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 61 huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)

tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah).

Page 57: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

56

Pasal 74

Setiap orang yang tidak memberikan akses terhadap kawasan yang

oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf d, dipidana dengan

pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp

100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 75

(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72,

Pasal 73, Pasal 74, dan Pasal 75 dilakukan oleh suatu korporasi,

selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana

yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda

dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 72, Pasal 73, Pasal 74, dan Pasal 75.

(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa:

a. pencabutan izin usaha; dan/atau

b. pencabutan status badan hukum.

Pasal 76

(1) Setiap orang yang menderita kerugian akibat tindak pidana

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72, Pasal 73, Pasal 74, dan

Pasal 75, dapat menuntut ganti kerugian secara perdata kepada

pelaku tindak pidana.

(2) Tuntutan ganti kerugian secara perdata sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan hukum acara pidana.

BAB XII

PENYIDIKAN

Pasal 77

(1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia,

pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan pemerintah daerah yang

lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang penataan ruang

diberi wewenang khusus untuk melaksanakan penyidikan

membantu pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau

keterangan yang berkenaan dengan tindak pidana dalam bidang

penataan ruang;

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga

melakukan tidak pidana dalam bidang penataan ruang;

Page 58: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

57

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau

badan sehubungan dengan tindak pidana dalam bidang

penataan ruang;

d. melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang

berkenaan dengan tindak pidana dalam bidang penataan ruang;

e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga

terdapat bahan bukti dan dokumen lain serta melakukan

penyitaan dan penyegelan terhadap bahan dan barang hasil

pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak

pidana dalam bidang penataan ruang;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana dalam bidang penataan ruang; dan

g. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran

penyidikan tindak pidana di bidang penataan ruang menurut

hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memberitahukan dimulainya penyidikan kepada pejabat penyidik

Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(4) Apabila pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) memerlukan tindakan penangkapan dan penahanan,

penyidik pegawai negeri sipil melakukan koordinasi dengan pejabat

penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

(5) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum melalui

pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(6) Pengangkatan pejabat penyidik pegawai negeri sipil dan tata cara

serta proses penyidikan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

BAB XIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 78

(1) Apabila kawasan yang belum ditetapkan perubahan peruntukan

ruangnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 41 disetujui usulan

perubahan peruntukan dan fungsinya, maka peruntukan dan

fungsi kawasan adalah kawasan sesuai usulan perubahan

peruntukan dan fungsinya.

(2) Apabila kawasan yang belum ditetapkan perubahan peruntukan

ruangnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 41 tidak disetujui

usulan perubahan peruntukan dan fungsinya, maka peruntukan

dan fungsi kawasan adalah kawasan peruntukan dan fungsi

sebelumnya.

Page 59: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

58

(3) Apabila perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 41 sudah ditetapkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang

kehutanan, maka pemanfaatan ruangnya mengacu pada

penetapan tersebut.

(4) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diintegrasikan

dalam revisi rencana tata ruang wilayah kabupaten sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2015-2035 dilengkapi

dengan Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan

peta dengan skala 1 : 50.000 sebagaimana tercantum dalam

Album Peta, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Pasal 79

Rencana tata ruang wilayah Kabupaten menjadi pedoman untuk :

a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;

b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;

c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di

wilayah kabupaten;

d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar

sektor;

e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan

f. penataan ruang kawasan strategis Kabupaten.

Pasal 80

(1) Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Kotawaringin Timur adalah 20 (dua puluh) tahun dan dapat

ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan

dengan bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas

teritorial wilayah yang ditetapkan dengan peraturan perundang-

undangan, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin

Timur dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima)

tahun.

(3) Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga

dilakukan apabila terjadi perubahan kebijakan nasional dan

strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang kabupaten

dan/atau dinamika internal wilayah.

Page 60: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

59

B A B XIV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 81

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan

pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan ruang Daerah yang

telah ada dinyatakan berlaku sepanjang tidak bertentangan

dengan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka:

a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah

sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini tetap berlaku

sesuai dengan masa berlakunya;

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak

sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku

ketentuan :

1. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin

tersebut disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan

Peraturan Daerah ini;

2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya,

pemanfaatan ruang dilakukan sampai izin terkait habis

masa berlakunya dan dilakukan penyesuaian dengan

fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan

3. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan

tidak memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian

dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini,

izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap

kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin

tersebut dapat diberikan penggantian yang layak.

c. pemanfaatan ruang yang izinnya sudah habis dan tidak sesuai

dengan Peraturan Daerah ini dilakukan penyesuaian

berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan

d. pemanfaatan ruang di Daerah yang diselenggarakan tanpa izin

ditentukan sebagai berikut :

1. yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini,

pemanfaatan ruang yang bersangkutan ditertibkan dan

disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini; dan

2. yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini,

dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan.

Page 61: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

60

BAB XV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 82

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah

Kabupaten Daerah Tingkat II Kotawaringin Timur Nomor : 1 Tahun 1996

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II

Kotawaringin Timur, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 83

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Kotawaringin Timur.

Ditetapkan di Sampit

pada tanggal 29 Juni 2015

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR,

ttd

SUPIAN HADI

Diundangkan di Sampit

pada tanggal 30 Juni 2015

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR,

ttd

PUTU SUDARSANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN

2015 NOMOR 5

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015

Salinan Sesuai Dengan Aslinya

KABAG HUKUM SETDA KAB. KOTIM,

CHAIRUL HUDA EKO YULIANTO, SH

NIP. 19620701 198903 1 014

Page 62: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

61

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

NOMOR : 5 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

TAHUN 2015 - 2035

I. UMUM

Ruang wilayah Kabupaten yang meliputi darat, perairan dan udara

beserta sumber daya alam sebagai suatu kesatuan yang utuh dalam

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi

wadah/tempat manusia dan makluk hidup melakukan aktifitas

kehidupan, merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang perlu

disyukuri, dilindungi, dikelola, dikembangkan dan dilestarikan

pemanfaatannya secara optimal dan berkelanjutan demi

kelangsungan dan kepentingan hidup regenerasi, baik generasi

sekarang maupun generasi yang akan datang sebagai pedoman

dalam rangka penataan Ruang Wilayah sebagaimana diamanatkan

dalam pancasila sebagai dasar dan Falsafah Negara, menegaskan

keyakinan bahwa kebahagiaan hidup dapat tercapai jika didasarkan

atas keserasian dan keseimbangan baik dalam hidup manusia

sebagai pribadi, hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa,

dan sebagai landasan konstitusional Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia mewajibkan agar sumber daya alam

dipergunakan dan dilindungi sebesar-besarnya untuk kemakmuran

rakyat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten

Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas,

Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten

Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4180); adalah merupakan

manivestasi dari pelaksanaan otonomi daerah dan perkembangan

dinamika kehidupan demokrasi sebagai perwujudan dari keinginan

masyarakat untuk memperbaiki harkat dan derajat hidup untuk

berdiri sendiri dalam suatu wilayah kabupaten dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Page 63: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

62

Selanjutnya, Kabupaten Kotawaringin Timur yang sebelumnya

meliputi Kabupaten Seruyan dan Katingan dengan luas wilayah

kurang lebih 50.700 kilometer persegi, dimekarkan menjadi 3

Kabupaten sehingga luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur

saat ini mempunyai luas wilayah kurang lebih 16.796 Kilometer

Persegi.

Kabupaten dengan karakteristik geografis dan kedudukan yang

sangat strategis memiliki keanekaragaman ekosistem dan potensi

sumber daya alam yang tersebar luas dimanfaatkan secara

terkoordinasi terpadu dan selektif dengan tetap memperhatikan

faktor politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan

serta kelestarian lingkungan hidup untuk menopang pembangunan

dan pengembangan wilayah sebagai bagian integral dari

pembangunan nasional melalui penataan ruang wilayah dan

pemanfaatan ruang wilayah yang bersifat akomodatif dan

komprehensif untuk mendorong proses pembangunan daerah secara

berkelanjutan berdaya guna serta berhasil guna.

Dengan Kota Sampit yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) dalam RTRWN dan RTRWP serta adanya kawasan

strategis provinsi di kabupaten, diharapkan dapat memacu

perkembangan ekonomi kabupaten di masa depan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan luas wilayah administrasi

Kabupaten Kotawaringin Timur adalah luas wilayah

berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan luas wilayah fungsi berdasarkan

usulan perencanaan pemanfaatan ruang adalah luas

wilayah administrasi berdasarkan hasil delineasi pemetaan

dari citra satelit terhadap batas wilayah daratan dan batas

dengan kabupaten-kabupaten yang bersebelahan

berpedoman pada kesepakatan batas kabupaten.

Page 64: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

63

Pasal 3

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten dirumuskan untuk

mengatasi permasalahan tata ruang dan sekaligus

memanfaatkan potensi yang dimiliki, serta mendukung

terwujudnya tujuan dan sasaran pembangunan kabupaten

dalam jangka panjang.

Pasal 4

Yang dimaksud dengan kebijakan penataan ruang kabupaten

adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan

dasar dalam pemanfaatan ruang darat, laut, dan udara

termasuk ruang di dalam bumi untuk mencapai tujuan

penataan ruang.

Pasal 5

Yang dimaksud dengan “strategi penataan ruang kabupaten”

adalah langkah-langkah pelaksanaan kebijakan penataan ruang

kabupaten.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Page 65: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

64

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ruang udara untuk penerbangan

adalah ruang udara yang dimanfaatkan untuk kegiatan

transportasi udara atau kegiatan penerbangan sebagai

salah satu moda transportasi dalam sistem jaringan

transportasi kabupaten.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Ayat (2)

Kapasitas PLTB dan PLTMH akan ditentukan dalam studi

kelayakan.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan rencana kawasan yang belum

ditetapkan perubahan peruntukan ruangnya adalah

kawasan hutan yang diusulkan perubahan peruntukan

dan fungsinya, atau bukan kawasan hutan yang diusulkan

menjadi kawasan hutan kepada Menteri Kehutanan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di

bidang kehutanan yang belum mendapatkan persetujuan

perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutannya dari

Menteri Kehutanan.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Kawasan hutan lindung di sini merupakan hutan lindung

berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang

kehutanan.

Page 66: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

65

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Ayat (1)

Yang dikategorikan dengan sungai besar di wilayah

Kabupaten Kotawaringin Timur antara lain adalah Sungai

Mentaya, Sungai Cempaga, Sungai Tualan, Sungai Kuayan,

Sungai Kalang, Sungai Sampit, Sungai Lenggana, Sungai

Mentobar, Sungai Seranau, dan Sungai Penyahuan.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan kawasan lindung spiritual adalah

kawasan yang dikeramatkan atau disakralkan oleh

masyarakat setempat dan terkadang dijadikan sebagai

tempay upacara adat/keagamaan.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Penentuan lokasi yang menjadi kawasan koridor bagi satwa

yang dilindungi dilakukan berdasarkan laporan-laporan dan

hasil survei yang membuktikan keberadaan habitat satwa yang

dilindungi pada suatu kawasan budidaya atau kawasan lindung

tertentu, yang nantinya akan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati terkait mekanisme dan teknis perencanaan

kawasannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan

yang berlaku.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Ayat (5)

Kawasan peternakan bukan dalam bentuk peternakan

penggembalaan namun kawasan yang terintegrasi dengan

kawasan pertanian dan perkebunan.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Page 67: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

66

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Huruf a

Izin prinsip merupakan persetujuan dari Bupati bagi

pengembangan aktivitas/sarana/prasarana yang

dikoordinasikan dengan kepentingan dari sektor-sektor

terkait.

Page 68: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

67

Huruf b

Izin lokasi merupakan persetujuan lokasi bagi

pengembangan aktivitas/sarana/prasarana yang

menyatakan kawasan yang dimohon sesuai untuk

dimanfaatkan bagi aktivitas dominan yang telah

memperoleh izin prinsip.

Izin lokasi akan dipakai sebagai dasar dalam

melaksanakan perolehan tanah melalui pengadaan

tertentu dan dasar bagi pengurusan hak atas tanah.

Ketentuan pemberian Ijin Loksi mengacu pada Peraturan

Kepala BPN No. 2 Tahun 1999 tentang ijin lokasi.

Huruf c

Izin pemanfaatan tanah merupakan izin perencanaan

dan/atau rekomendasi perencanaan bagi penggunaan

pemanfaatan tanah yang didasarkan pada RTRW, RDTR,

dan/atau RTRK.

Huruf d

Izin mendirikan bangunan (IMB) : setiap aktivitas

budidaya rinci yang bersifat binaan (bangunan) perlu

memperoleh IMB jika akan dibangun. Perhatian utama

diarahkan pada kelayakan struktur bangunan melalui

penelaahan rancangan rekayasa bangunan. Rencana

tapak disetiap blok peruntukan (terutama bangunan

berskala besar) atau rancangan arsitektur disetiap persil.

Persyaratan teknis lainnya seperti lingkungan sekitar

misalnya garis sempadan (jalan dan bangunan) KDB, KLB,

KDH.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

Page 69: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

68

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Cukup jelas.

Pasal 60

Cukup jelas.

Pasal 61

Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup jelas.

Pasal 63

Cukup jelas.

Pasal 64

Cukup jelas.

Pasal 65

Cukup jelas.

Pasal 66

Cukup jelas.

Pasal 67

Cukup jelas.

Pasal 68

Cukup jelas.

Pasal 69

Cukup jelas.

Pasal 70

Cukup jelas.

Pasal 71

Cukup jelas.

Pasal 72

Cukup jelas.

Pasal 73

Cukup jelas.

Pasal 74

Cukup jelas.

Pasal 75

Cukup jelas.

Page 70: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

69

Pasal 76

Cukup jelas.

Pasal 77

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal 79

Cukup jelas.

Pasal 80

Cukup jelas.

Pasal 81

Cukup jelas.

Pasal 82

Cukup jelas.

Pasal 83

Cukup jelas.

Page 71: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-1

LAMPIRAN IV.1 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR : 5

TANGGAL : 30 JUNI 2015 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2015 – 2035

TABEL 1. INDIKASI PROGRAM UTAMA PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

A Perwujudan Pusat-Pusat Kegiatan

A1 Perwujudan Fungsi PKW Kota Sampit

1 Penyusunan RTDR Kota Sampit Kota Sampit APBDK Dinas PU

2 Pengembangan pasar regional dan

tradisional di Kota Sampit

Kota Sampit APBDK Disperindagsar

3 Pembangunan dan pengembangan pusat-

pusat perbelanjaan modern

Kota Sampit APBDK,

Swasta

Disperindagsar,

Swasta

4 Pengembangan sarana dan prasarana

Pelabuhan Sampit

Kota Sampit APBN, APBDK PT Pelindo, Dinas

PU, Dishubkominfo

5 Peningkatan pelayanan Pelabuhan Sampit Kota Sampit APBN PT Pelindo, Adpel

6 Pengembangan sarana dan prasarana

Bandara H. Asan

Kota Sampit APBN, APBDK Kemenhub, Dinas

PU, Dishubkominfo

7 Peningkatan pelayanan Bandara H. Asan Kota Sampit APBN Kemenhub

SALINAN

Page 72: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-2

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

8 Peningkatan jalan dan infrastruktur

dalam Kota Sampit

Kota Sampit APBN, APBDP,

APBDK

Kementerian PU,

Dinas PU

9 Pengembangan fasilitas perhubungan

Kota Sampit APBN, APBDP,

APBDK

Kemenhub,

Dishubkominfo

10 Pembangunan terminal AKDP baru di

Jalan Lingkar Kota Utara

Kota Sampit APBN, APBDP,

APBDK

Dishubkominfo

11 Perbaikan sarana dan prasarana terminal

Patih Rumbih

Kota Sampit APBN, APBDP,

APBDK

Dishubkominfo

12 Peningkatan pelayanan transportasi

sungai menuju wilayah-wilayah di

Kabupaten Kotawaringin Timur

Kota Sampit APBDK Dishubkominfo

13 Pengembangan perbankan Kota Sampit APBN, APBDP,

APBDK,

Swasta

BUMN, BUMD,

Swasta

14 Pengembangan perhotelan dan restoran di

Kota Sampit

Kota Sampit APBDK,

Swasta

Disbudpar, Swasta

15 Penataan dan pengembangan

perkantoran pemerintahan

Kota Sampit APBN, APBDP,

APBDK

Kementerian,

Pemprov, Pemkab

16 Pengembangan tourist center

Kota Sampit APBDK,

Swasta

Disbudpar, Swasta

Page 73: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-3

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

17 Penataan dan pengembangan Taman Kota

Sampit

Kota Sampit APBDK Dinas PU,

Dispertasih

18 Pengembangan Museum Kayu Sampit Kota Sampit APBN, APBDK Disdik, Disbudpar

19 Penataan dan pengembangan komplek

bekas pabrik NV. Bruynzeel

Kota Sampit APBN, APBDK PT Inhutani,

Disbudpar, Dinas

PU, Dispertasih

20 Pengembangan Perguruan Tinggi

Kota Sampit APBDK,

Swasta

Disdik, Dinkes,

Swasta

21 Pengembangan dan peningkatan

pelayanan RSUD Dr. Murdjani

Kota Sampit APBN, APBDK RSUD

22 Pengembangan fasilitas kesehatan Kota Sampit APBN, APBDK,

Swasta

Dinkes, Swasta

23 Pengembangan perumahan rakyat

Kota Sampit APBN, APBDK Kemenpera,

Dispertasih, Swasta

24 Peningkatan kapasitas dan layanan

PDAM

Kota Sampit APBN, APBDK PDAM

25 Pengembangan Masjid Raya dan Islamic

Center

Kota Sampit APBDK Dinas PU, Setda

26 Pengembangan fasilitas peribadatan Kota Sampit APBDK Setda

Page 74: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-4

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

27 Peningkatan pengelolaan sampah dan

penyediaan TPST yang ramah lingkungan

Kota Sampit APBDK Dispertasih

28 Pembenahan drainase Kota Sampit Kota Sampit APBDK Dinas PU

29 Pengembangan Sports Center Kota Sampit APBDK Dinas PU, Dispora

30 Pengembangan sarana dan prasarana

olah raga, rekreasi, dan kesenian

Kota Sampit APBDK,

swasta

Dispora, Disbudpar,

Swasta

Peningkatan dan pengembangan sekolah

dari tingkat dasar sampai menengah

Kota Sampit APBN, APBDP,

APBDK,

Swasta

Disdik, Kemenag,

Swasta

31 Pengembangan sistem mitigasi bencana Kota Sampit APBN, APBDK BPBD

A2 Perwujudan Fungsi PKLp

A2.1 Perwujudan Fungsi PKLp Samuda

1 Pengusulan penetapan Samuda sebagai

PKLp ke Pemerintah Provinsi

Samuda APBDK Setda

2 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan

Samuda

Samuda APBDK Dinas PU

3 Pengembangan dan peningkatan

pelayanan Pelabuhan Samuda

Samuda APBN, APBDK PT Pelindo,

Dishubkominfo

Page 75: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-5

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

4 Pengembangan dan peningkatan

pelayanan terminal

Samuda APBDK Dishubkominfo

5 Pengembangan dan peningkatan

pelayanan Pasar Samuda

Samuda APBDK Disperidagsar

6 Peningkatan infrastruktur

Samuda APBN, APBDP,

APBDK

Dinas PU

7 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Samuda APBDK,

Swasta

Disperindagsar,

Swasta

8 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Samuda APBDK Pemerintah

kecamatan

9

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Samuda APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

10 Pengembangan Puskemas rawat inap

fasilitas pelayanan kesehatan

Samuda APBN, APBDK Dinkes

11 Pengembangan fasilitas pendidikan

Samuda APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Kemenag,

Swasta, Setda

12 Pengembangan fasilitas peribadatan Samuda APBDK Setda

13 Pengembangan fasilitas rekreasi, olah

Samuda APBDK, Dispora, Disbudpar,

Page 76: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-6

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

raga, dan kesenian Swasta Swasta

14 Pengembangan sistem mitigasi bencana Samuda APBDK BPBD

A2.2 Perwujudan Fungsi PKLp Parenggean

1 Pengusulan penetapan Parenggean

sebagai PKLp ke Pemerintah Provinsi

Parenggean APBDK Setda

2 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan

Parenggean

Parenggean APBDK Dinas PU

3 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Parenggean APBDK Pemerintah

kecamatan

4

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Parenggean APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

5 Pengembangan dan peningkatan

pelayanan terminal

Parenggean APBDK Dishubkominfo

6 Peningkatan infrastruktur

Parenggean APBN, APBDP,

APBDK

Dinas PU

7 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Parenggean APBDK,

Swasta

Disperindagsar,

Swasta

Page 77: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-7

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

8 Pengembangan fasilitas pendidikan

Parenggean APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Kemenag,

Swasta

9 Pengembangan fasilitas peribadatan Parenggean APBDK Setda

10 Pengembangan Puskemas rawat inap

fasilitas pelayanan kesehatan

Parenggean APBN, APBDK Dinkes

11 Pembangunan Rumah Sakit Tipe D Parenggean APBN, APBDK Dinkes

12 Pengembangan fasilitas rekreasi, olah

raga, dan kesenian

Parenggean APBDK,

Swasta

Dispora, Disbudpar,

Swasta

13 Peningkatan pengelolaan sampah dan

pengembangan TPA

Parenggean APBDK Dispertasih

14 Pengembangan sistem mitigasi bencana Parenggean APBDK BPBD

A2.3 Perwujudan Fungsi PKLp Simpang

Sebabi

1 Pengusulan penetapan Simpang Sebabi

sebagai PKLp ke Permerintah Provinsi

Sebabi APBDK Setda

2 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan

Sebabi

Sebabi APBDK Dinas PU

3 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

Sebabi APBDK Pemerintah

Kecamatan

Page 78: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-8

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

kecamatan

4

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Sebabi APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

5 Pembangunan Terminal Sebabi APBDK Dishubkominfo

6 Peningkatan infrastruktur

Sebabi APBN, APBDK Kementerian PU,

Dinas PU

7 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Sebabi APBDK,

Swasta

Disperindagsar,

Swasta

8 Pengembangan fasilitas pendidikan

Sebabi APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Kemenag,

Swasta

9 Pengembangan fasilitas rekreasi, olah

raga, dan kesenian

Sebabi APBDK,

Swasta

Dispora, Disbudpar,

Swasta

10 Pengembangan fasilitas peribadatan Sebabi APBDK Setda

11 Pengembangan Puskemas rawat inap &

fasilitas pelayanan kesehatan

Sebabi APBN, APBDK Dinkes

12 Peningkatan pengelolaan sampah dan

pembangunan TPA

Sebabi APBDK Dispertasih

13 Pengembangan sistem mitigasi bencana Sebabi APBDK BPBD

Page 79: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-9

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

A3 Perwujudan Fungsi PPK

A3.1 Perwujudan fungsi PPK Bagendang

1 Penyusunan RDTR Kawasan perkotaan Bagendang APBDK Dinas PU

2 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Bagendang APBDK Pemerintah

Kecamatan

3

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Bagendang APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

4 Peningkatan infrastruktur

Bagendang APBDP,

APBDK

Dinas PU

5 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Bagendang APBDK Disperindagsar

6 Pengembangan fasilitas pendidikan

Bagendang APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Kemenag,

Swasta

7 Pengembangan fasilitas peribadatan Bagendang APBDK Setda

8 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Bagendang APBN, APBDK Dinkes

9 Pengembangan fasilitas rekreasi, olah

Bagendang APBDK, Dispora, Disbudpar,

Page 80: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-10

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

raga, dan kesenian Swasta Swasta

10 Pengembangan TPA Bagendang APBDK Dispertasih

11 Pengembangan sistem mitigasi bencana Bagendang APBDK BPBD

A3.2 Perwujudan fungsi PPK Ujung Pandaran

1 Penyusunan RDTR Kawasan perkotaan

Ujung

Pandaran

APBDK Dinas PU

2

Pembangunan sub terminal agribisnis

Ujung

Pandaran

APBDK Dishubkominfo,

Disperindagsar,

Distanak, Dislutkan

3 Penataan kampung nelayan

Ujung

Pandaran

APBDK Dispertasih, Dinas

PU

4 Pembangunan TPI

Ujung

Pandaran

APBDK Dislutkan

5 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Ujung

Pandaran

APBDK,

Swasta

Disperindagsar,

Swasta

6 Peningkatan infrastruktur

Ujung

Pandaran

APBDP,

APBDK

Dinas PU

7 Pengembangan fasilitas pendidikan

Ujung

Pandaran

APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Kemenag,

Swasta

Page 81: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-11

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

8 Pengembangan fasilitas peribadatan

Ujung

Pandaran

APBDK Setda

9 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Ujung

Pandaran

APBN, APBDK Dinkes

10 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Ujung

Pandaran

APBDK Pemerintah

Kecamatan

11

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Ujung

Pandaran

APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

12 Pembangunan sarana dan prasarana

pendukung pariwisata

Ujung

Pandaran

APBDK Dinas PU, Disbudpar

13 Pengembangan sistem mitigasi bencana Ujung

Pandaran

APBDK BPBD

A3.3 Perwujudan fungsi PPK Bapinang

1 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Bapinang APBDK Dinas PU

2 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Bapinang APBDK Disperindagsar

3 Peningkatan infrastruktur Bapinang APBDK Dinas PU

Page 82: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-12

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

4 Pengembangan fasilitas pendidikan &

olah raga

Bapinang APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Dispora,

Kemenag, Swasta

5 Pengembangan fasilitas peribadatan Bapinang APBDK Setda

6 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Bapinang APBN, APBDK Dinkes

7 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Bapinang APBDK Pemerintah

Kecamatan

8

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Bapinang APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

9 Pengembangan sistem mitigasi bencana Bapinang APBDK BPBD

A3.4 Perwujudan fungsi PPK Kota Besi

1 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Kota Besi APBDK Dinas PU

2 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Kota Besi APBDK Disperindagsar

3 Peningkatan infrastruktur

Kota Besi APBN, APBDK Kementerian PU,

Dinas PU

4 Pengembangan fasilitas pendidikan &

Kota Besi APBN, APBDK, Disdik, Dispora,

Page 83: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-13

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

olah raga Swasta Kemenag, Swasta

5 Pengembangan fasilitas peribadatan Kota Besi APBDK Setda

6 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Kota Besi APBN, APBDK Dinkes

7 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Kota Besi APBDK Pemerintah

Kecamatan

8

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Kota Besi APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

9 Pengembangan sistem mitigasi bencana Kota Besi APBDK BPBD

A3.5 Perwujudan fungsi PPK Cempaka Mulia

1 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan

Cempaka

Mulia

APBDK Dinas PU

2 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Cempaka

Mulia

APBDK Disperindagsar

3 Peningkatan infrastruktur

Cempaka

Mulia

APBN, APBDK Kementerian PU,

Dinas PU

4 Pengembangan fasilitas pendidikan &

Cempaka APBN, APBDK, Disdik, Dispora,

Page 84: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-14

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

olah raga Mulia Swasta Kemenag, Swasta

5 Pengembangan fasilitas peribadatan

Cempaka

Mulia

APBDK Setda

6 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Cempaka

Mulia

APBN, APBDK Dinkes

7 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Cempaka

Mulia

APBDK Pemerintah

Kecamatan

8

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Cempaka

Mulia

APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

9 Pengembangan sistem mitigasi bencana Cempaka

Mulia

APBDK BPBD

A3.6 Perwujudan fungsi PPK Pundu

1 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Pundu APBDK Dinas PU

2 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Pundu APBDK Disperindagsar

3 Peningkatan infrastruktur

Pundu APBN, APBDP,

APBDK

Kementerian PU,

Dinas PU

Page 85: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-15

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

4 Pengembangan fasilitas pendidikan &

olah raga

Pundu APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Dispora,

Kemenag, Swasta

5 Pengembangan fasilitas peribadatan Pundu APBDK Setda

6 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Pundu APBN, APBDK Dinkes

7 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Pundu APBDK Pemerintah

Kecamatan

8

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Pundu APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

9 Pengembangan sistem mitigasi bencana Pundu APBDK BPBD

A3.7 Perwujudan fungsi PPK Tumbang

Penyahuan

1 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan

Tumbang

Penyahuan

APBDK Dinas PU

2 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Tumbang

Penyahuan

APBDK Disperindagsar

3 Peningkatan infrastruktur

Tumbang

Penyahuan

APBDK Dinas PU

Page 86: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-16

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

4 Pengembangan fasilitas pendidikan &

olah raga

Tumbang

Penyahuan

APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Dispora,

Kemenag, Swasta

5 Pengembangan fasilitas peribadatan

Tumbang

Penyahuan

APBDK Setda

6 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Tumbang

Penyahuan

APBN, APBDK Dinkes

7 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Tumbang

Penyahuan

APBDK Pemerintah

Kecamatan

8

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Tumbang

Penyahuan

APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

9 Pengembangan sistem mitigasi bencana Tumbang

Penyahuan

APBDK BPBD

A3.8 Perwujudan fungsi PPK Tumbang

Kalang

1 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan

Tumbang

Kalang

APBDK Dinas PU

2 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Tumbang

Kalang

APBDK Disperindagsar

Page 87: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-17

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

3 Peningkatan infrastruktur

Tumbang

Kalang

APBDP,

APBDK

Dinas PU

4 Pengembangan fasilitas pendidikan &

olah raga

Tumbang

Kalang

APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Dispora,

Kemenag, Swasta

5 Pengembangan fasilitas peribadatan

Tumbang

Kalang

APBDK Setda

6 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Tumbang

Kalang

APBN, APBDK Dinkes

7 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Tumbang

Kalang

APBDK Pemerintah

Kecamatan

8

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Tumbang

Kalang

APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

9 Pengembangan sistem mitigasi bencana Tumbang

Kalang

APBDK BPBD

A3.9 Perwujudan fungsi PPK Kuala Kuayan

1 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan

Kuala

Kuayan

APBDK Dinas PU

2 Pengembangan pusat perdagangan dan

Kuala APBDK Disperindagsar

Page 88: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-18

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

jasa Kuayan

3 Peningkatan infrastruktur

Kuala

Kuayan

APBDP,

APBDK

Dinas PU

4 Pengembangan fasilitas pendidikan &

olah raga

Kuala

Kuayan

APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Dispora,

Kemenag, Swasta

5 Pengembangan fasilitas peribadatan

Kuala

Kuayan

APBDK Setda

6 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Kuala

Kuayan

APBN, APBDK Dinkes

7 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Kuala

Kuayan

APBDK Pemerintah

Kecamatan

8

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Kuala

Kuayan

APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

9 Pengembangan sistem mitigasi bencana Kuala

Kuayan

APBDK BPBD

A3.10 Perwujudan fungsi PPK Tumbang

Mangkup

1 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Tumbang APBDK Dinas PU

Page 89: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-19

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

Mangkup

2 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Tumbang

Mangkup

APBDK Disperindagsar

3 Peningkatan infrastruktur

Tumbang

Mangkup

APBDP,

APBDK

Dinas PU

4 Pengembangan fasilitas pendidikan &

olah raga

Tumbang

Mangkup

APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Dispora,

Kemenag, Swasta

5 Pengembangan fasilitas peribadatan

Tumbang

Mangkup

APBDK Setda

6 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Tumbang

Mangkup

APBN, APBDK Dinkes

7 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Tumbang

Mangkup

APBDK Pemerintah

Kecamatan

8

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Tumbang

Mangkup

APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

9 Pengembangan sistem mitigasi bencana Tumbang

Mangkup

APBDK BPBD

A3.11 Perwujudan fungsi PPK Luwuk Sampun

Page 90: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-20

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

1 Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan

Luwuk

sampun

APBDK Dinas PU

2 Pengembangan pusat perdagangan dan

jasa

Luwuk

sampun

APBDK Disperindagsar

3 Peningkatan infrastruktur

Luwuk

sampun

APBDK Dinas PU

4 Pengembangan fasilitas pendidikan &

olah raga

Luwuk

sampun

APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Dispora,

Kemenag, Swasta

5 Pengembangan fasilitas peribadatan

Luwuk

sampun

APBDK Setda

6 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

Luwuk

sampun

APBN, APBDK Dinkes

7 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah

kecamatan

Luwuk

sampun

APBDK Pemerintah

Kecamatan

8

Pembuatan peta kecamatan dan peta desa

Luwuk

sampun

APBDK BPMD, Setda,

Pemerintah

Kecamatan

9 Pengembangan sistem mitigasi bencana Luwuk

Sampun

APBDK BPBD

Page 91: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-21

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

A4 Perwujudan PPL di Kabupaten

Kotawaringin Timur

1 Pengembangan pasar desa

Gunung

Makmur,

Beringin

Agung,

Lempuyang,

Tangar,

Bagendang

Tengah,

Pelantaran,

Tumbang

Sangai,

Tumbang

Batu

APBDK Disperindagsar,

Pemerintah Desa

2 Peningkatan infrastruktur

APBN, APBDP,

APBDK

Dinas PU

3 Pengembangan fasilitas pendidikan dan

olah raga

APBN, APBDK Disdik, Kemenag

4 Pengembangan fasilitas peribadatan APBDK Setda

5 Peningkatan sarana dan prasarana

layanan kesehatan

APBN, APBDK Dinkes

6 Peningkatan sarana dan prasarana serta

pelayanan perkantoran pemerintah desa

APBDK Pemerintah

Kecamatan,

Pemerintah Desa

B Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana

Utama

B1 Perwujudan sistem jaringan

transportasi darat

Page 92: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-22

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

1 Inventarisasi ruas jalan eksisting dan

rencana jalan baru yang berada pada

kawasan hutan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU, Dishutbun

2 Melakukan prosedur sesuai dengan

peraturan yang berlaku terkait ruas jalan

yang berada pada kawasan hutan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU, Dishutbun

3

Penyusunan data base jaringan jalan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU

4

Perbaikan ruas jalan arteri primer

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN Kementerian PU

5

Perbaikan ruas jalan kolektor primer

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDP Dinas PU

6 Peningkatan dan perbaikan ruas jalan

jalan lokal primer dan sekunder

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU

7 Pembangunan rencana jalan baru &

prasarana lainnya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU,

Dishubkominfo

8 Penataan kelas jalan pada jaringan jalan

Kab.

Kotawaringin

APBDK Dinas PU,

Page 93: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-23

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

dalam perkotaan Timur Dishubkominfo

9 Perbaikan jembatan-jembatan yang ada di

ruas jalan arteri primer, kolektor primer,

serta ruas jalan lokal primer dan

sekunder

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDP,

APBDK

Kementerian PU,

Dinas PU

10

Pembangunan rencana jembatan baru

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU

11 Pembangunan terminal tipe B (AKDP) di

jalan Lingkar Kota Sampit

APBN, APBDP,

APBDK

Dishubkominfo

12 Perbaikan terminal Patih Rumbih Sampit

APBN, APBDP,

APBDK

Dishubkominfo

13 Perbaikan dan peningkatan pelayanan

terminal di Samuda dan Parenggean

Samuda &

Parenggean

APBDK Dishubkominfo

14 Pembangunan terminal barang berupa

terminal truk angkutan barang &

terminal kargo di Sampit (Jalan H.M.

Arsyad)

Sampit

APBDP,

APBDK

Dishubkominfo

15 Pembangunan jembatan timbang di ruas

jalan kolektor primer (Jalan HM. Arsyad)

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDP Dishubkominfo

Page 94: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-24

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

16 Peningkatan pelayanan trayek angkutan

penumpang dan barang menuju wilayah-

wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur

dan kota-kota lain

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK,

Swasta

Dishubkominfo,

Swasta

17 Peningkatan pelayanan alur pelayaran

angkutan sungai

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishubkominfo

18 Perbaikan pelabuhan sungai dan

penyeberangan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishubkominfo

19 Pembangunan pelabuhan sungai baru

untuk pelayaran angkutan sungai dan

penyeberangan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishubkominfo

20 Pengerukan alur sungai yang mengalami

pendangkalan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDP,

APBDK

Dishubkominfo

B2 Perwujudan sistem jaringan

transportasi laut

1 Penyusunan data base jaringan

transportasi laut

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishubkominfo

2 Pemantapan peran Pelabuhan Sampit dan

Bagendang sebagai pelabuhan utama di

Kab.

Kotawaringin

APBN, APBDK Dishubkominfo

Page 95: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-25

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

Provinsi Kalimantan Tengah Timur

3 Perbaikan sarana dan prasarana

Pelabuhan Sampit Sampit

APBN, APBDK PT Pelindo,

Dishubkominfo

4 Perbaikan sarana dan prasarana

Pelabuhan Multipurpose Bagendang Bagendang

APBN PT Pelindo

5 Peningkatan pelayanan Pelabuhan Sampit Sampit APBN PT Pelindo, Adpel

6 Peningkatan pelayanan Pelabuhan

Multipurpose Bagendang Bagendang

APBN PT Pelindo, Adpel

7 Perbaikan sarana dan prasarana

Pelabuhan Samuda Samuda

APBN, APBDK PT Pelindo,

Dishubkominfo

8 Peningkatan pelayanan Pelabuhan

Samuda Samuda

APBN PT Pelindo, Adpel

9 Pemantapan peran Pelabuhan Samuda

sebagai pelabuhan pengumpan Samuda

APBN, APBDK Dishubkominfo

10

Pengerukan alur Sungai Mentaya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN Kementerian PU,

Kementerian

Perhubungan

11 Penegasan status perijinan terminal

khusus & terminal untuk kepentingan

sendiri

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishubkominfo

Page 96: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-26

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

12 Penataan dan penegasan keberadaan

terminal khusus & terminal untuk

kepentingan sendiri dalam tatanan

kepelabuhanan di Kabupaten

Kotawaringin Timur

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishubkominfo

13 Peningkatan keamanan lalu lintas kapal

di Sungai Mentaya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dishubkominfo

14 Pengembangan rute alur pelayaran

internasional

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, Swasta PT Pelindo, Swasta

15 Peningkatan pelayanan rute alur

pelayaran nasional

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, Swasta PT Pelindo, Swasta

16 Peningkatan koordinasi dan kerjasama

antara pemerintah daerah dengan PT

Pelindo III

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK PT Pelindo,

Dishubkominfo

17 Pembangunan pelabuhan pengumpan

baru Pelangsian

APBN Kementerian

Perhubungan

B3 Perwujudan rencana sistem jaringan

perkeretaapian

1 Perencanaan dan pembangunan jalur Kab.

Kotawaringin

APBN Kementerian

Page 97: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-27

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

kereta api Timur Perhubungan

B4 Perwujudan sistem jaringan

transportasi udara

1 Perbaikan dan pengembangan sarana dan

prasarana serta pelayanan Bandara H.

Asan

Sampit APBN, APBDK Kementerian

Perhubungan,

Dishubkominfo,

Dinas PU

2 Perpanjangan landasan pacu Bandara H.

Asan

Sampit APBN Kementerian

Perhubungan

3 Pengusulan peningkatan status Bandara

H. Asan dari pengumpan menjadi

pengumpul dalam tatanan

kebandarudaraan nasional

Sampit APBDK Dishubkominfo

4 Penambahan maskapai & rute baru Sampit Swasta Swasta

5 Pengamanan ruang di sekitar Bandara H.

Asan dari kegiatan-kegiatan dan

bangunan yang bisa membahayakan

keselamatan dan kelancaran

penerbangan

Sampit APBN, APBDK Kementerian

Perhubungan,

Dishubkominfo

6 Penyusunan rencana induk bandar udara Sampit APBN Kementerian

Perhubungan

Page 98: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-28

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

C Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana

Lainnya

C1 Perwujudan sistem jaringan energi

1 Peningkatan kapasitas mesin Pembangkit

Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN PT PLN

2 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Uap (PLTU) batubara di Kecamatan

Mentaya Hilir Utara

Bagendang APBN PT PLN

3 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Bayu/Angin (PLTB) di Kecamatan Teluk

Sampit

Ujung

Pandaran

APBN Distamben

4 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Mikro Hidro (PLTMH) di Kecamatan Telaga

Antang

Kec. Telaga

Antang

APBN Distamben

5 Penyediaan Pembangkit Listrik Tenaga

Surya (PLTS) yang tersebar di seluruh

kecamatan khususnya di desa-desa

terpencil yang sulit dijangkau oleh

jaringan listrik PLN

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Distamben

Page 99: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-29

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

6 Pembangunan Sistem Interkoneksitas dan

jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi

(SUTT) 150 KV, yang melewati wilayah

Kabupaten Kotawaringin Timur

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN PT PLN

7 Perluasan jaringan distribusi dari Gardu

Induk menuju pusat-pusat beban

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN PT PLN

8 Perluasan jaringan transmisi tegangan

rendah dari jaringan distribusi ke wilayah

permukiman

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN PT PLN

9 Peningkatan kapasitas pelayanan Depo

BBM Sampit

Sampit APBN PT Pertamina

10 Penataan distribusi BBM di wilayah

Kabupaten Kotawaringin Timur

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distamben

11 Melakukan kajian sumberdaya energi

alternatif dan kemungkinan

pengembangannya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distamben

C2 Perwujudan sistem jaringan

telekomunikasi

1 Peningkatan kapasitas jaringan kabel

Fiber Optic (FO) yang terdapat di wilayah

Kab.

Kotawaringin

APBN PT Telkom

Page 100: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-30

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

Kabupaten Kotawaringin Timur Timur

2 Peningkatan kapasitas pelayanan

jaringan nirkabel

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, Swasta PT Telkom, Swasta

3 Pembangunan tower-tower BTS yang

menjangkau seluruh kecamatan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK,

Swasta

PT Telkom,

Dishubkominfo,

Swasta

4 Pembangunan tower bersama untuk

operator-operator seluler yang

beroperasi pada satu wilayah yang

sama

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK,

Swasta

PT Telkom,

Dishubkominfo,

Swasta

C3 Perwujudan sistem jaringan sumber

daya air

1

Penyusunan data base jaringan irigasi

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU

2 Pembangunan dan pemeliharaan

Daerah Irigasi / Daerah Irigasi Rawa

yang menjadi kewenangan pemerintah

pusat

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN Kementerian PU

3 Pembangunan dan pemeliharaan

Daerah Irigasi / Daerah Irigasi Rawa

yang menjadi kewenangan pemerintah

Kab.

Kotawaringin

APBDP Dinas PU

Page 101: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-31

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

provinsi Timur

4 Pembangunan dan pemeliharaan

Daerah Irigasi / Daerah Irigasi Rawa

yang menjadi kewenangan pemerintah

kabupaten

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU

5 Inventarisasi & pemenuhan ketentuan

yang berlaku terkait Daerah Irigasi /

Daerah Irigasi Rawa yang berada pada

kawasan hutan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU, Dishutbun

6 Pemeliharaan & perlindungan prasarana

air baku untuk air bersih

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU

7 Pembangunan prasarana air baku untuk

air bersih di daerah-daerah yang

membutuhkan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU

8 Peningkatan kapasitas & kualitas

pelayanan PDAM

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK PDAM

9 Peningkatan kapasitas & pembangunan

SPAM

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK PDAM, Dinas PU

10 Peningkatan kualitas dan kapasitas ring

Sampit APBDK Dinas PU

Page 102: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-32

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

drain di Kota Sampit

11 Pemeliharaan sistem drainase Sampit APBDK Dinas PU

C4 Perwujudan sistem jaringan prasarana

pengelolaan lingkungan

1

Optimalisasi kinerja petugas kebersihan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dispertasih

2 Perbaikan serta penambahan TPS dan

kontainer sampah

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dispertasih, BLH

3 Perbaikan dan penambahan armada

pengangkut sampah

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dispertasih

4 Sosialisasi kepada masyarakat tentang

penanganan dan pengelolaan sampah

yang baik dan benar

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH, Dispertasih

5

Peningkatan kapasitas pelayanan TPA

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dispertasih

6 Peningkatan kualitas pengelolaan

sampah pada TPA

Kab.

Kotawaringin

APBDK Dispertasih

Page 103: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-33

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

Timur

7 Penambahan jaringan dan peningkatan

jangkauan layanan PDAM

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK PDAM

8

Peningkatan kualitas & debit air PDAM

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK PDAM

9 Pelestarian sumber-sumber air yang

digunakan oleh masyarakat

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU

10 Penyediaan saluran pipa dari sumber

air yang dikelola masyarakat untuk

penyaluran menuju rumah-rumah

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU

11 Pembersihan Sungai Mentaya dan anak

sungainya yang mengalami

pendangkalan sebagai sistem primer

dari jaringan drainase makro

Sampit APBDK Dinas PU

12 Perbaikan jaringan drainase sekunder

dan tersier

Sampit APBDK Dinas PU

13 Penambahan jaringan drainase Sampit APBDK Dinas PU

14 Pengembangan sistem pengolahan air

Kab.

Kotawaringin

APBDK Dinas PU, BLH,

Page 104: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.1-34

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

limbah domestik Timur Dispertasih

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

ttd

SUPIAN HADI

Salinan Sesuai Dengan Aslinya

KABAG HUKUM SETDA KAB. KOTIM,

CHAIRUL HUDA EKO YULIANTO, SH

NIP. 19620701 198903 1 014

Page 105: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-1

LAMPIRAN IV.2 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR : 5

TANGGAL : 30 JUNI 2015 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2015 – 2035

TABEL 2. INDIKASI PROGRAM UTAMA PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

A Perwujudan Rencana Kawasan Lindung

A1 Perwujudan Kawasan Hutan Lindung

1

Penegasan batas hutan lindung

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN Kemenhut

2 Reboisasi dan rehabilitasi hutan lindung

yang telah rusak

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Kemenhut,

Dishutbun

3 Menjaga kelestarian kawasan hutan

lindung

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Kemenhut,

Dishutbun

4

Pengamanan kawasan hutan lindung

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Kemenhut,

Dishutbun

5 Sosialisasi kawasan hutan lindung di

Kab.

Kotawaringin

APBN, APBDK Kemenhut,

SALINAN

Page 106: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-2

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

Kabupaten Kotawaringin Timur Timur Dishutbun

A2 Perwujudan Kawasan yang Memberikan

Perlindungan Terhadap Kawasan

Bawahannya

A2.1 Perwujudan Kawasan Resapan Air

1 Inventarisasi dan identifikasi kondisi

kawasan resapan air yang berada pada

kawasan budidaya eksisting

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH

2 Reboisasi dan rehabilitasi kawasan

perbukitan di bagian utara

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH, Dishutbun

3 Menjaga dan memelihara keberadaan

kawasan rawa

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH

4 Membatasi perijinan yang dikeluarkan

pada kawasan rawa

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH, Setda

5 Mengembalikan fungsi dan keberadaan

kawasan rawa yang telah rusak akibat

aktivitas kawasan budidaya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH

A3 Perwujudan Kawasan Perlindungan

Page 107: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-3

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

Setempat

A3.1 Perwujudan Kawasan Sempadan Pantai

1

Penegasan batas kawasan sempadan

pantai

Kec. Teluk

Sampit,

Pulau

Hanaut

APBDK BLH

2

Perlindungan dan konservasi kawasan

sempadan pantai

Kec. Teluk

Sampit,

Pulau

Hanaut

APBDK BLH, Dishutbun

A3.2 Perwujudan Kawasan Sempadan Sungai

1 Penegasan batas kawasan sempadan

sungai

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH, Dinas PU

2 Perlindungan dan konservasi kawasan

sempadan sungai

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH, Dinas PU,

Dishutbun

3 Sosialisasi kepada masyarakat tentang

ketentuan dan pentingnya kawasan

sempadan sungai

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH, Dinas PU

4 Konservasi sungai yang meliputi

perlindungan sungai dan pencegahan

Kab.

Kotawaringin

APBDK BLH, Dinas PU

Page 108: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-4

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

pencemaran air sungai Timur

5 Pengembalian keberadaan dan fungsi

kawasan sempadan sungai yang telah

terganggu oleh aktivitas budidaya

manusia, khususnya permukiman secara

bertahap, sedangkan diluar itu mutlak

harus dilaksanakan secara cepat

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH, Dinas PU,

Satpol PP

A3.3 Perwujudan Kawasan Sekitar

Danau/Bendungan

1 Penegasan batas kawasan sekitar

danau/bendungan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH, Dinas PU

2 Pengembalian keberadaan dan fungsi

kawasan sekitar danau/bendungan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH, Dinas PU,

Satpol PP

3 Penghijauan/reboisasi kawasan sekitar

danau/bendungan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BLH, Dinas PU,

Dishutbun

A3.4 Perwujudan Kawasan Lindung Spiritual

1 Penegasan batas kawasan lindung

spiritual

Bukit

Santuai

APBDK BLH, Dishutbun,

Disbudpar

Page 109: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-5

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

2 Pemenuhan persyaratan penetapan

sesuai ketentuan perundang-undangan

yang berlaku

Bukit

Santuai

APBDK BLH, Dishutbun,

Disbudpar

3 Perlindungan dan pengamanan kawasan

lindung spiritual

Bukit

Santuai

APBDK BLH, Dishutbun,

Disbudpar

A3.5 Perwujudan Kawasan Ruang Terbuka

Hijau Perkotaan

1 Pembuatan RDTR kawasan Ruang

Terbuka Hijau perkotaan

Sampit APBDK BLH, Dispertasih

2 Pengamanan & perlindungan Hutan Kota

Sampit APBDK BLH, Dishutbun,

Satpol PP

3 Reboisasi Hutan Kota Sampit APBN, APBDK BLH, Dishutbun

4 Penataan & pengembangan kawasan RTH

publik

Sampit APBDK BLH, Dispertasih

5 Sosialisasi kawasan RTH publik & privat Sampit APBDK BLH, Dispertasih

6 Penerapan & pengawasan pelaksanaan

kawasan RTH privat

Sampit APBDK BLH, Dispertasih,

Satpol PP

A4 Perwujudan Kawasan Suaka Alam,

Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya

Page 110: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-6

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

A4.1 Perwujudan Kawasan Taman Hutan

Raya

1 Penegasan batas kawasan taman hutan

raya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun

2 Pengusulan penetapan kawasan taman

hutan raya ke Kementerian Kehutanan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun

3 Perlindungan dan pengamanan kawasan

taman hutan raya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dishutbun

4

Reboisasi kawasan taman hutan raya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dishutbun

A4.2 Perwujudan Kawasan Cagar Budaya dan

Ilmu Pengetahuan

1 Penetapan Rumah Adat Betang Tumbang

Gagu dan Komplek bekas pabrik NV.

Bruynzeel sebagai kawasan cagar budaya

dan ilmu pengetahuan

Antang

Kalang,

Sampit

APBDK Disbudpar

2 Perlindungan dan pelestarian bangunan

kawasan cagar budaya dan ilmu

Antang

Kalang,

APBDK Disbudpar

Page 111: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-7

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

pengetahuan serta lingkungan sekitarnya Sampit

3

Pemberdayaan masyarakat

Antang

Kalang,

Sampit

APBDK Disbudpar

A5 Perwujudan Kawasan Rawan Bencana

A5.1 Perwujudan Kawasan Rawan Tanah

Longsor

1 Pembuatan zona-zona kawasan rawan

tanah longsor secara detail & rencana

jalur evakuasi bencana

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

2 Identifikasi kawasan budidaya pada

kawasan rawan tanah longsor & alternatif

penanganan dan pencegahannya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

3 Reboisasi dan konservasi kawasan

perbukitan di bagian utara dengan jenis

tanaman yang sesuai dan berfungsi

untuk mengurangi resiko longsor

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD, BLH,

Dishutbun

4 Pengendalian perkembangan permukiman

& budidaya pada kawasan rawan tanah

longsor

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD, BLH

5 Melakukan program sosialisasi,

pembinaan dan penyuluhan kepada

Kab.

Kotawaringin

APBDK BPBD, BLH

Page 112: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-8

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

masyarakat pada kawasan rawan tanah

longsor

Timur

A5.2 Perwujudan Kawasan rawan kebakaran

hutan/lahan

1 Pembuatan zona-zona kawasan rawan

kebakaran hutan/lahan secara detail &

rencana jalur evakuasi bencana

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

2 Identifikasi kawasan budidaya pada

kawasan rawan kebakaran hutan/lahan

sesuai dengan tingkat kerawanannya &

alternatif penanganan serta

pencegahannya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

3 Identifikasi faktor penyebab terjadinya

kebakaran hutan dan lahan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

4 Penyusunan program penanganan

bencana kebakaran hutan dan lahan

sesuai prosedur & ketentuan yang

berlaku

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

5 Sosialisasi larangan

membuka/membersihkan lahan dengan

cara membakar

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD, BLH

Page 113: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-9

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

6 Sosialisasi teknis upaya pencegahan dan

penanggulangan kebakaran lahan kepada

masyarakat

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

7 Pencegahan kebakaran hutan dan lahan

mendekati musim kemarau

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

8 Penyediaan sarana & prasarana

pencegahan & penanggulangan

kebakaran hutan dan lahan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK BPBD

9 Peningkatan kapasitas aparatur

penanganan bencana kebakaran hutan

dan lahan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

10 Pemantauan kawasan rawan kebakaran

hutan/lahan secara rutin & terpadu

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

A5.3 Perwujudan Kawasan Rawan Banjir

1 Pembuatan zona-zona kawasan rawan

banjir secara detail & rencana jalur

evakuasi bencana

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

2 Identifikasi kawasan budidaya pada

kawasan rawan banjir sesuai dengan

tingkat kerawanannya & alternatif

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

Page 114: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-10

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

penanganan serta pencegahannya

3 Identifikasi faktor penyebab bahaya

banjir, seperti kerusakan kawasan

tangkapan dan resapan air pada hulu

sungai, kerusakan DAS, kawasan rawa,

cekungan dan faktor-faktor lainnya, serta

upaya penanggulangannya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

4 Pembangunan prasarana pengendali

banjir

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK BPBD, Dinas PU

5 Pengurangan resiko besaran banjir dan

kerentanan banjir

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

6 Peningkatan kapasitas sungai Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK BPBD, Dinas PU

7 Perbaikan drainase Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU

8 Persiapan menghadapi banjir Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

Page 115: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-11

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

9 Penanggulangan banjir Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

10 Pemulihan setelah banjir Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK BPBD

A5.4 Perwujudan Kawasan Rawan Abrasi

Pantai

1 Pembuatan prasarana pemecah

gelombang

Kec. Teluk

Sampit

APBN, APBDP,

APBDK

BPBD, Dinas PU

2 Penegasan batas, pengendalian &

pengamanan kawasan rawan abrasi

pantai

Kec. Teluk

Sampit

APBDK BPBD

3 Sosialisasi kawasan rawan abrasi pantai

Kec. Teluk

Sampit

APBDK BPBD

4 Relokasi permukiman pada kawasan

rawan abrasi pantai

Kec. Teluk

Sampit

APBN, APBDK BPBD

5 Reboisasi hutan mangrove

Kec. Teluk

Sampit

APBN, APBDK BPBD, BLH,

Dishutbun

6 Pengamanan obyek vital eksisting dari

bahaya abrasi

Kec. Teluk

Sampit

APBDK BPBD, Dinas PU

Page 116: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-12

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

A6 Perwujudan Kawasan Lindung Lainnya

A6.1 Perwujudan Kawasan Koridor Bagi

Jenis Satwa yang Dilindungi

1 Inventarisasi keberadaan habitat orang

utan & satwa dilindungi lainnya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun, BLH

2 Pemetaan kawasan koridor bagi jenis

satwa yang dilindungi

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun, BLH

3 Pembuatan peraturan bupati tentang

kawasan koridor bagi jenis satwa yang

dilindungi

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun, BLH

4 Sosialisasi habitat dan kawasan-kawasan

koridor bagi orang utan & satwa

dilindungi lainnya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun, BLH

5 Melakukan reboisasi kawasan koridor

bagi jenis satwa yang dilindungi dengan

tanaman yang sesuai

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dishutbun, BLH

6 Melakukan konservasi kawasan koridor

bagi jenis satwa yang dilindungi dengan

tanaman yang sesuai

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dishutbun, BLH

Page 117: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-13

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

7 Pengamanan kawasan-kawasan koridor

bagi jenis satwa yang dilindungi

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dishutbun, BLH,

Satpol PP

B Perwujudan Rencana Kawasan

Budidaya

B1 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Hutan Produksi

1 Penegasan batas kawasan peruntukan

hutan produksi

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN Kemenhut

2 Sosialisasi kawasan hutan produksi yang

terdapat di Kabupaten Kotawaringin

Timur

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun

3 Pembentukan KPH Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN Kemenhut,

dishutbun

4 Menjaga, mengamankan, dan melindungi

dari kegiatan pemanfaatan hutan yang

tidak sesuai ketentuan dan peraturan

yang berlaku

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dishutbun

Page 118: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-14

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

5 Mengawasi dan evaluasi perijinan

kegiatan pemanfaatan hutan yang

terdapat pada kawasan peruntukan

hutan produksi

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun

6 Memanfaatkan kawasan peruntukan

hutan produksi untuk dikelola dan

dimanfaatkan oleh pemerintah daerah

dan masyarakat sesuai dengan ketentuan

dan peraturan yang berlaku

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun

7 Melakukan reboisasi pada kawasan hutan

yang kritis

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dishutbun, BLH

B2 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Pertanian

B2.1 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Pertanian Tanaman Pangan

1 Penegasan batas kawasan pertanian

tanaman pangan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

2 Intensifikasi kawasan pertanian tanaman

pangan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

Page 119: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-15

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

3 Pembangunan & peningkatan sarana dan

prasarana pendukung pada kawasan

pertanian tanaman pangan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDP,

APBDK

Kementerian PU,

Dinas PU, Distanak

4 Pencetakan lahan sawah/ekstensifikasi Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Kementerian

Pertanian, Distanak

5 Inventarisasi & pemenuhan persyaratan

kawasan pertanian tanaman pangan yang

berada pada kawasan hutan sesuai

dengan peraturan & perundangan yang

berlaku

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak, Dishutbun

6 Peningkatan kualitas sumber daya

manusia petani

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

7 Penyediaan sarana dan prasarana yang

dapat mendukung pengembangan

agribisnis dalam suatu kesisteman yang

utuh dan menyeluruh, mulai dari

subsistem budidaya, subsistem agribisnis

hulu, hilir, dan jasa pendukung

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak, Dinas PU

8 Penetapan kawasan yang dijadikan

sebagai lahan pertanian pangan

berkelanjutan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

Page 120: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-16

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

9 Pengembangan & penerapan sistem dan

teknologi yang tepat guna & ramah

lingkungan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

B2.2 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Pertanian Hortikultura

1 Inventarisasi kawasan pertanian

hortikultura beserta komoditasnya secara

detail

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

2 Inventarisasi & pemenuhan persyaratan

kawasan pertanian hortikultura yang

berada pada kawasan hutan sesuai

dengan peraturan & perundangan yang

berlaku

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak, Dishutbun

3 Intensifikasi pada kawasan pertanian

hortikultura

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

4 Peningkatan pemasaran dan pengolahan

produk hortikultura unggulan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

5 Peningkatan kualitas sumber daya

manusia petani penggarap

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

Page 121: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-17

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

B2.3 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Perkebunan

1 Pemetaan kawasan perkebunan

berdasarkan komoditas secara detail

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun

2 Inventarisasi & pemenuhan persyaratan

kawasan perkebunan yang berada pada

kawasan hutan sesuai dengan peraturan

& perundangan yang berlaku

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun

3 Inventarisasi & evaluasi perijinan

perkebunan besar swasta

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun, Setda

4 Peningkatan sarana dan prasarana

pendukung pada area perkebunan

masyarakat

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun

5 Intensifikasi area perkebunan

masyarakat, melalui bantuan sarana

produksi perkebunan, peningkatan

keterampilan budidaya, dan pengolahan

pasca panen

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dishutbun

B2.4 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Peternakan

Page 122: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-18

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

1 Peningkatan produksi hasil peternakan

ayam buras, itik, dan ayam pedaging

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

2 Pengembangan sentra peternakan ternak

besar (sapi dan kerbau) beserta sarana &

prasarana pendukungnya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

3 Pengembangan sentra peternakan ternak

kecil (kambing dan domba) beserta sarana

& prasarana pendukungnya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

4 Pengembangan kawasan integrasi

perternakan – tanaman pangan dan

hortikultura (organic farm)

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

5 Pengembangan kawasan integrasi

perternakan - perkebunan (Kelapa dalam,

karet dan kelapa sawit)

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak, Dishutbun

6 Pengembangan kawasan integrasi

perternakan - perikanan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak, Dislutkan

7 Peningkatan pengetahuan, kapasitas,

dan keterampilan peternak

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distanak

8 Pengembangan pakan ternak lokal

dengan mengandalkan hasil pertanian

Kab.

Kotawaringin

APBDK Distanak

Page 123: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-19

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

dan perikanan lokal Timur

B3 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Perikanan

1 Pencetakan lahan tambak baru Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dislutkan

2 Pembangunan dan penyediaan sarana

dan prasarana pendukung pada kawasan

rencana pengembangan budi daya

tambak & keramba

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dislutkan

3 Pemenuhan persyaratan kawasan

perikanan budidaya yang berada pada

kawasan hutan sesuai dengan peraturan

& perundangan yang berlaku

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dislutkan,

Dishutbun

4 Peningkatan pengetahuan dan

keterampilan para petambak/budi daya

keramba

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dislutkan

5 Penyediaan bibit perikanan

tambak/keramba yang sesuai dengan

kondisi wilayah dan nilai serta kebutuhan

pasar

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dislutkan

6 Penyediaan sarana dan prasarana yang Kab.

Kotawaringin

APBN, APBDK Dislutkan

Page 124: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-20

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

mendukung untuk perikanan tangkap Timur

7 Pengembangan produksi dan pemasaran

komoditas perikanan tangkap melalui

peningkatan kerjasama kemitraan

permodalan dan pemasaran

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dislutkan

8 Pengembangan produksi dan pemasaran

komoditas perikanan budi daya melalui

peningkatan kerjasama kemitraan

permodalan dan pemasaran

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dislutkan

9 Peningkatan dan penyediaan sarana dan

prasarana pendukung kawasan

pengolahan ikan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dislutkan

10 Pembangunan Pelabuhan TPI dan fasilitas

penunjangnya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dislutkan

11 Pengembangan minapolitan Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK Dislutkan

B4 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Pertambangan

1 Inventarisasi sumberdaya mineral bahan

galian mineral, mineral non logam,

batuan, batubara, gas bumi, serta air

Kab.

Kotawaringin

APBDK Distamben

Page 125: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-21

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

bawah tanah, yang berpotensi untuk

dieksploitasi dalam skala ekonomi

Timur

2 Pengkajian daya dukung lingkungan

untuk ekploitasi bahan tambang dan

galian

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distamben

3 Penyusunan profil potensi, prosedur dan

mekanisme perizinan serta rencana bisnis

(bussines plan)

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distamben

4 Monitoring dan evaluasi kegiatan

pertambangan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Distamben

B5 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Industri

1 Penetapan sentra industri mikro, kecil,

dan menengah

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disperindagsar

2 Pengawasan dan pembinaan industri

mikro, kecil dan menengah

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disperindagsar

3 Peningkatan produksi dan pemasaran

industri mikro, kecil dan menengah

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disperindagsar

Page 126: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-22

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

4 Penetapan Kawasan Industri Bagendang Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disperindagsar

5 Pemenuhan persyaratan kawasan

industri yang berada pada kawasan hutan

sesuai dengan peraturan & perundangan

yang berlaku

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK,

Swasta

Disperindagsar,

Dishutbun, Swasta

Dishutbun

6 Penyusunan RDTR Kawasan Industri

Bagendang

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disperindagsar

7 Pembentukan pengelola kawasan industri

Bagendang

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disperindagsar

8 Pembangunan infrastruktur pendukung

Kawasan Industri Bagendang

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disperindagsar

B6 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Pariwisata

1 Penetapan rumah adat betang Tumbang

Gagu, Desa Wisata Budaya Pemantang,

dan Desa Wisata Budaya Rubung Buyung

sebagai pariwisata budaya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disbudpar

Page 127: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-23

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

2 Penetapan ekowisata Sagonta Kota,

Pantai Ujung Pandaran, Danau Burung,

Danau Buaya, dan wisata susur Sungai

Mentaya sebagai pariwisata alam

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disbudpar

3 Penetapan Taman Kota, Taman Miniatur

Budaya, Museum Kayu sebagai pariwisata

buatan

Sampit APBDK Disbudpar

4 Pengurusan IUPJL pemanfaatan hutan

produksi (Danau burung di Kec. Teluk

Sampit & Danau Buaya di Kec. Mentaya

Hilir Selatan) sebagai wisata alam ke

Kementerian Kehutanan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disbudpar,

Dishutbun

5 Pembangunan sarana prasarana

pendukung pada kawasan pariwisata

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disbudpar, Dinas PU

6 Pembangunan akses menuju oyek wisata APBDK Disbudpar, Dinas PU

7 Pembentukan pusat informasi pariwisata

terpadu dan sistem informasi manajemen

promosi pariwisata daerah

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disbudpar

8 Peningkatan promosi dan investasi

kepariwisataan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disbudpar

Page 128: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-24

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

9

Pemeliharaan dan penataan obyek wisata

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Disbudpar, Dinas PU

B7 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Permukiman

1 Inventarisasi secara detail kawasan

permukiman eksisting dan kawasan siap

bangun

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU,

Dispertasih

2 Pemenuhan persyaratan kawasan

permukiman yang berada pada kawasan

hutan sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU,

Dispertasih

3 Pembangunan dan pengembangan sarana

dan prasarana permukiman

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDP,

APBDK

Dinas PU,

Dispertasih

4 Peningkatan fasilitas pelayanan

pendidikan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Kemenag,

Swasta

5 Peningkatan fasilitas pelayanan

kesehatan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK,

Swasta

RSUD, Dinkes,

Swasta

6 Peningkatan fasilitas pelayanan Kab.

Kotawaringin

APBDK, Disperindagsar,

Page 129: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-25

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

perdagangan dan jasa Timur Swasta Swasta

7 Peningkatan fasilitas pelayanan

pertahanan & keamanan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN TNI, Polri

8 Identifikasi kebutuhan perumahan dan

penyediaan perumahan melalui bantuan

pemerintah dan pembangunan

perumahan swadaya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK,

Swasta

Dinas PU,

Dispertasih

9 Identifikasi dan inventarisasi bangunan

permukiman yang berada pada kawasan

sempadan sungai/kawasan lindung dan

kemungkinan penataan atau relokasinya

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dinas PU,

Dispertasih

B8 Perwujudan Kawasan Peruntukan

Lainnya

1 Peningkatan fasilitas kawasan

pertahanan dan keamanan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN TNI, Polri

2 Peningkatan perlindungan dan pelayanan

kawasan pertahanan dan keamanan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN TNI, Polri

3 Peningkatan kualitas fasilitas dan

pelayanan kawasan pendidikan

Kab.

Kotawaringin

APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Dinkes,

Kemenag, Swasta

Page 130: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-26

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

Timur

4 Peningkatan kualitas fasilitas dan

pelayanan kawasan kesehatan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBN, APBDK,

Swasta

Dinkes, Swasta

5 Pembuatan peraturan daerah tentang

kawasan peruntukan budidaya sarang

walet

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Setda, Dispertasih

6 Inventarisasi keberadaan bangunan

sarang walet yang terdapat di kawasan

permukiman, khususnya permukiman

perkotaan

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Dispertasih

7 Inventarisasi tanah-tanah adat di

Kabupaten Kotawaringin Timur

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK Setda

Page 131: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.2-27

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

C Perwujudan Rencana Kawasan yang

Belum ditetapkan Perubahan

Peruntukan Ruangnya

1 Pemenuhan prosedur kawasan yang

belum ditetapkan perubahan peruntukan

ruangnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

Kab.

Kotawaringin

Timur

APBDK,

Swasta

Dishutbun, Swasta

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

ttd

SUPIAN HADI

Salinan Sesuai Dengan Aslinya

KABAG HUKUM SETDA KAB. KOTIM,

CHAIRUL HUDA EKO YULIANTO, SH

NIP. 19620701 198903 1 014

Page 132: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.3-1

LAMPIRAN IV.3 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR : 5

TANGGAL : 30 JUNI 2015 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2015 – 2035

TABEL 3. INDIKASI PROGRAM UTAMA PERWUJUDAN RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

A Perwujudan Rencana Kawasan Strategis

Kabupaten

A1 Perwujudan Kawasan Perkotaan Sampit

1 Penyusunan RDTR Kota Sampit Sampit APBDK Dinas PU

2 Penyusunan RTBL Kota Sampit Sampit APBDK Dinas PU

3 Penyusunan rencana-rencana induk

lainnya

Sampit APBDK Dinas PU,

Dispertasih, Bappeda

4 Peningkatan kualitas dan fasilitas

pelayanan perkantoran pemerintah,

terutama yang berskala regional

Sampit APBDK Pemerintah

Kabupaten

5 Peningkatan kualitas dan fasilitas

pelayanan pendidikan, terutama

pendidikan tinggi

Sampit APBN, APBDK,

Swasta

Disdik, Dinkes,

Kemenag, Swasta

6 Peningkatan kualitas dan fasilitas

pelayanan kesehatan, terutama rumah

Sampit APBN, APBDK, RSUD, Dinkes,

SALINAN

Page 133: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.3-2

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

sakit Dr. Murdjani yang berskala

regional

Swasta Swasta

7 Pengembangan fasilitas perdagangan

dan jasa, terutama yang berskala

regional

Sampit APBDK,

Swasta

Disperindagsar,

Swasta

8 Peningkatan kualitas dan fasilitas

pelayanan transportasi, terutama yang

berskala regional

Sampit APBN, APBDK,

Swasta

Dishubkominfo,

Swasta

9 Pembangunan & pengembangan Islamic

Center

Sampit APBDK Dinas PU, Setda

10 Pembangunan perumahan baik oleh

pemerintah daerah, swasta, maupun

swadaya masyarakat

Sampit APBN, APBDK,

Swasta

Dispertasih, Swasta

11 Pengembangan pariwisata Sampit APBDK,

Swasta

Disbudpar, Swasta

12 Pembangunan dan pengembangan sport

center, tempat hiburan, dan sarana

olah raga lainnya

Sampit APBDK,

Swasta

Dinas PU, Dispora,

Disbudpar, Swasta

13 Pembangunan dan peningkatan sarana

& prasarana pendukung lainnya

Sampit APBN, APBDP,

APBDK

Dinas PU,

Dishubkominfo,

Dispertasih

Page 134: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.3-3

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

A2 Perwujudan Kawasan Industri

pengolahan

1 Penetapan kawasan industri Bagendang Kawasan

Industri

Bagendang

APBDK Disperindagsar

2 Pemenuhan persyaratan kawasan

industri Bagendang yang berada pada

kawasan hutan sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku

Kawasan

Industri

Bagendang

APBDK,

Swasta

Disperindagsar,

Dishutbun, Swasta

3 Pembentukan pengelola kawasan industri

Bagendang

Kawasan

Industri

Bagendang

APBDK Disperindagsar

4 Pembangunan sarana dan prasarana

pendukung kawasan industri Bagendang

Kawasan

Industri

Bagendang

APBDK Dinas PU,

Dishubkominfo

5 Pengalokasian kegiatan industri yang

wajib berada pada kawasan industri

Bagendang

Kawasan

Industri

Bagendang

APBDK Disperindagsar,

Setda

A3 Perwujudan Kawasan Agropolitan

1 Penetapan kawasan agropolitan di

Kecamatan Teluk Sampit

Kec. Teluk

Sampit

APBDK Distanak

Page 135: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.3-4

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

2 Penyusunan master plan kawasan

agropolitan di Kecamatan Teluk Sampit

Kec. Teluk

Sampit

APBDK Distanak

3 Realisasi peningkatan produktivitas lahan

pertanian eksisting di Kecamatan Teluk

Sampit dan sekitarnya

Kec. Teluk

Sampit

APBDK Distanak

4 Realisasi pembukaan lahan baru untuk

pertanian di Kecamatan Teluk Sampit dan

sekitarnya

Kec. Teluk

Sampit

APBN, APBDK Distanak

5 Pembangunan dan peningkatan sarana

dan prasarana penunjang kawasan

agropolitan

Kec. Teluk

Sampit

APBN, APBDP,

APBDK

Dinas PU,

Dishubkominfo,

Distanak

A4 Perwujudan Kawasan Pesisir Pantai

Ujung Pandaran

1 Penyusunan site plan kawasan wisata

Pantai Ujung Pandaran

Ujung

Pandaran

APBDK Disbudpar

2 Penataan kawasan wisata Pantai Ujung

Pandaran

Ujung

Pandaran

APBDK Disbudpar, Dinas PU

3 Pembangunan sarana dan prasarana

pendukung

Ujung

Pandaran

APBDK Disbudpar, Dinas PU

4 Peningkatan promosi secara intensif

Ujung

Pandaran

APBDK Disbudpar

Page 136: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

IV.3-5

Salinan Sesuai Dengan Aslinya

KABAG HUKUM SETDA KAB.

KOTIM,

CHAIRUL HUDA EKO YULIANTO, SH

NIP. 19620701 198903 1 014

No Program utama Lokasi Sumber dana Instansi pelaksana Waktu pelaksanaan

Tahap I Tahap

II

Tahap

III

Tahap

IV

2015 2016 2017 2018 2019

5 Penggalangan investor untuk

berinvestasi dalam penyediaan fasilitas

atau pengelolaannya

Ujung

Pandaran

APBDK Disbudpar

6 Pelaksanaan kegiatan budaya (Simah

Laut dan lain-lain) dan perkemahan

secara rutin di kawasan pesisir Pantai

Ujung Pandaran

Ujung

Pandaran

APBDK Disbudpar

7 Pengelolaan kawasan pesisir Pantai

Ujung Pandaran secara baik dan benar

dengan tetap memperhatikan aspek

kelestarian lingkungan hidup, dengan

melibatkan peran aktif masyarakat

setempat

Ujung

Pandaran

APBDK Disbudpar, BLH

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

ttd

SUPIAN HADI

Page 137: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-1

LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR : 5

TANGGAL : 30 JUNI 2015 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2015 – 2035

TABEL 1. KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KABUPATEN

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Rencana Kawasan Lindung

A1. Kawasan Hutan Lindung

- Kawasan hutan lindung Kawasan hutan yang memiliki sifat

khas yang mampu memberikan

perlindungan kepada kawasan

sekitarnya maupun kawasan

bawahannya sebagai pengatur tata

air, pencegah banjir dan erosi serta

memelihara kesuburan tanah

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan penelitian & pengembangan ilmu pengetahuan

b. kegiatan pendidikan & kesadartahuan konservasi alam

c. kegiatan pengamanan erosi & sedimentasi

d. kegiatan pariwisata alam

e. penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air,

energi air, panas, dan angin dengan menjaga fungsi hidrologis

tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air

tanah, dan air permukaan

f. pemanfaatan sumber plasma nutfah penunjang budidaya

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan penambangan metode penambangan bawah tanah

b. pemanfaatan tradisional oleh masyarakat setempat yang dapat

berupa kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu,budidaya

tradisional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan

yang berlaku

- Kegitan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang mengubah dan/atau merusak ekosistem asli

kawasan hutan lindung

b. kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan

Di bawah pengawasan

ketat secara teknis oleh

instansi terkait yang

berwenang dan disesuaikan

dengan ketentuan

peraturan perundangan

yang berlaku

SALINAN

Page 138: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-2

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

lindung & tutupan vegetasi

c. kegiatan yang menghilangkan ruang yang cukup bagi

peresapan air hujan

A2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

- Kawasan resapan air Kawasan yang memiliki

kemampuan tinggi meresapkan air

hujan, sehingga merupakan tempat

pengisian air bumi (akuiver) yang

berguna sebagai penyedia sumber

air tanah dan penanggulangan

banjir

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan penelitian & pengembangan ilmu pengetahuan

b. kegiatan pariwisata alam

c. pemanfaatan kawasan berupa hutan dengan tegakan tanaman

yang mempunyai perakaran dan mampu menyimpan potensi air

tanah

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan budidaya tidak terbangun secara terbatas yang

memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan

b. kegiatan budidaya secara terbatas dengan penggunaan metode

& teknologi yang tidak akan mengganggu bentang alam &

fungsi resapan air

c. kegiatan budidaya terbangun secara terbatas yang diajukan

ijinnya

d. kegiatan budidaya terbangun yang sudah terbangun sebelum

kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan lindung resapan air

- Kegitan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang mengganggu fungsi resapan air

b. kegiatan yang merusak bentang alam

- Budidaya terbangun yang sudah terbangun di dalam kawasan

resapan air sebelum ditetapkan sebagai kawasan lindung masih

diperkenankan namun harus memenuhi syarat:

a. tingkat kerapatan bangunan rendah (KDB maksimum 20%, dan

KLB maksimum 40%)

b. perkerasan permukaan menggunakan bahan yang memiliki

daya serap air tinggi

c. wajib dibangun sumur-sumur resapan sesuai ketentuan yang

- Kegiatan yang

diperbolehkan dengan

syarat harus memenuhi

persyaratan wajib

AMDAL

Page 139: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-3

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

berlaku

- Penerapan prinsip zero delta Q policy terhadap setiap kegiatan

budidaya terbangun yang diajukan izinnya

A3. Kawasan Perlindungan Setempat

- Kawasan sempadan

pantai

Daratan sepanjang tepian laut

dengan jarak paling sedikit 100

(seratus) meter dari titik pasang air

laut tertinggi ke arah darat yang

mempunyai manfaat penting untuk

menjaga kelestarian fungsi pantai

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

b. kegiatan pariwisata alam

c. pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk

mencegah abrasi

d. kegiatan pengendalian kualitas air dan konservasi lingkungan

pesisir

e. pengamanan sempadan pantai sebagai ruang publik

f. kegiatan pengamatan cuaca dan iklim

g. kepentingan pertahanan dan keamanan negara

h. pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman

bencana alam

i. penentuan lokasi dan jalur evakuasi bencana

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat yaitu kegiatan

pelabuhan/transportasi air, pendirian bangunan penunjang

rekreasi pantai, dan kegiatan lain yang tidak mengganggu fungsi

sempadan pantai sebagai kawasan perlindungan setempat

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai

ekologis, dan estetika kawasan

b. kegiatan yang mengganggu bentang alam, kecuali yang

dimaksudkan bagi kepentingan umum yang terkait langsung

dengan ekosistem laut

c. kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai

d. kegiatan yang mengganggu akses terhadap kawasan sempadan

pantai serta menghalangi/menutup ruang dan jalur evakuasi

Kegiatan yang

diperbolehkan dengan

syarat harus memenuhi

persyaratan wajib

AMDAL/kelayakan

lingkungan

Page 140: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-4

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

bencana

- Kawasan sempadan

sungai

Kawasan sepanjang kiri-kanan

sungai, termasuk sungai

buatan/kanal/saluran irigasi

primer yang mempunyai manfaat

penting untuk mempertahankan

kelestarian fungsi sungai

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

b. pembangunan & pemeliharaan bangunan pengelolaan air dan

atau pemanfaatan air

c. pemasangan jaringan kabel listrik, kabel telepon, dan pipa air

minum

d. pembangunan penunjang sistem prasarana kota atau

permukiman

e. penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. pembangunan prasarana lalu lintas air

b. kegiatan budidaya pertanian yang tidak mengurangi kekuatan

struktur tanah, dan tidak berpotensi mengakibatkan kerusakan

dan penurunan kualitas sungai, serta tidak mengganggu fungsi

sungai

c. kegiatan lain selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak

mengganggu fungsi sempadan sungai sebagai kawasan

perlindungan setempat antara lain kegiatan pemasangan

reklame dan papan pengumuman, pendirian bangunan yang

dibatasi hanya untuk penunjang kegiatan rekreasi & wisata,

jalan inspeksi dan bangunan pengawas ketinggian air sungai

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang mengubah bentang alam serta mengganggu

kesuburan dan keawetan tanah

b. kegiatan yang mengganggu fungsi hidrologi dan hidraulis

c. kegiatan yang mengganggu kelestarian flora dan fauna serta

fungsi lingkungan hidup

d. kegiatan yang menghalangi dan/atau menutup ruang dan jalur

evakuasi bencana

Kegiatan yang

diperbolehkan dengan

syarat harus memenuhi

persyaratan wajib

AMDAL/kelayakan

lingkungan dan ketentuan

peraturan perundangan

yang berlaku

Page 141: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-5

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

e. seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan

dan menurunkan kualitas sungai, serta mengganggu fungsi

sungai

- Kawasan sekitar

danau/bendungan

Kawasan di sekeliling

danau/bendungan yang

mempunyai manfaat penting untuk

menjaga dan mempertahankan

kelestarian fungsi

danau/bendungan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

b. pembangunan & pemeliharaan bangunan pengelolaan air dan

atau pemanfaatan air

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan penunjang kegiatan perikanan

b. pembangunan prasarana wilayah dan utilitas lainnya

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam,

mengganggu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi dan

hidraulis, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian fungsi

lingkungan hidup

b. kegiatan yang menyebabkan penurunan kualitas air danau/

bendungan, menyebabkan penurunan kondisi fisik kawasan

sekitar danau dan bendungan, serta mengganggu debit air

Kegiatan yang

diperbolehkan dengan

syarat harus sesuai dengan

ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku

dan tidak mengakibatkan

perkembangan pemanfaatan

ruang budidaya pada

kawasan tersebut

- Kawasan lindung

spiritual

Kawasan yang dikeramatkan atau

disakralkan oleh masyarakat

setempat dan terkadang dijadikan

sebagai tempat upacara

adat/keagamaan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. pembangunan bangunan pendukung kegiatan adat/keagamaan

masyarakat setempat

b. kegiatan penanaman dengan tanaman yang mempunyai

perakaran dan mampu menyimpan potensi air tanah &

pencegah longsor atau erosi

c. kegiatan keagaman dan acara adat

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat yaitu kegiatan lain

selain yang disebutkan di atas secara terbatas yang tidak

mengganggu fungsi & kelestarian kawasan lindung spritual

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. pemanfaatan ruang dan/atau kegiatan yang dapat merusak atau

mengganggu nilai spiritual setempat

- Kawasan lindung

spritual yang berada

pada kawasan hutan

berdasarkan peraturan

perundangan yang

berlaku di bidang

kehutanan harus

mengikuti ketentuan

yang berlaku

- Pengaturan &

pengelolaan kawasan

lindung spiritual

menerapkan tata cara &

Page 142: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-6

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

b. penebangan atau perusakan hutan di kawasan lindung spiritual

c. kegiatan yang mengubah bentang alam

hukum adat serta

sesuai dengan

ketentuan peraturan

perundangan yang

berlaku

- Kawasan ruang terbuka

hijau kota/perkotaan

Area memanjang atau jalur

dan/atau

mengelompok, yang

penggunaannya lebih bersifat

terbuka, tempat tumbuh tanaman,

baik yang tumbuh secara

alamiah maupun yang sengaja

ditanam

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. Hutan kota dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata

alam, rekreasi dan atau olah raga, penelitian dan

pengembangan; pendidikan, dan atau budidaya hasil hutan

bukan kayu

b. penanaman vegetasi sesuai fungsi dan peran RTH

c. peningkatan dan pengembangan pola vegetasi yang ada,

terutama yang memiliki nilai penting lainnya

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. pembangunan bangunan penunjang kegiatan rekreasi dan

fasilitas umum lainnya

b. pemasangan papan reklame dan papan pengumuman

c. pengembangan jaringan utilitas

d. kegiatan lain selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak

mengakibatkan terganggunya fungsi RTH, kerusakan RTH

dan/atau pengurangan luas RTH sebagai kawasan

perlindungan setempat

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. penebangan pohon di kawasan ini tanpa seizin instansi yang

berwenang

b. kegiatan yang mengganggu fungsi RTH

c. kegiatan yang mengakibatkan kerusakan dan/atau

pengurangan luas RTH

Kegiatan yang

diperbolehkan dengan

syarat harus sesuai dengan

ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku

dengan tetap menjaga

fungsi, daya dukung, dan

estetika kawasan

A4. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

- Kawasan taman hutan Kawasan pelestarian yang terutama

dimanfaatkan untuk tujuan koleksi

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan penelitian, pendidikan, dan wisata alam

Page 143: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-7

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

raya tumbuhan dan/atausatwa alami

atau buatan, jenis asli dan/atau

bukan asli

b. pembangunan penunjang kegiatan penelitian, pendidikan, dan

wisata alam

c. penanaman vegetasi sesuai dengan fungsi dan peran kawasan

taman hutan raya

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengakibatkan

kerusakan, terganggunya koleksi tumbuhan dan satwa, luasan,

serta fungsi taman hutan raya sebagai kawasan suaka alam,

pelestarian alam dan cagar budaya

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang dapat merusak atau mengganggu koleksi

tumbuhan dan satwa baik yang bersifat alami maupun buatan,

yang asli dan bukan asli

b. kegiatan yang mengganggu/merusak bentang alam

c. kegiatan yang mengakibatkan kerusakan dan/atau pengurangan

luas kawasan taman hutan raya

- Kawasan cagar budaya

dan ilmu pengetahuan

Kawasan yang merupakan lokasi

bangunan sebagai hasil budaya

manusia yang bernilai tinggi yang

dimanfaatkan untuk pelestarian

sejarah, kebudayaan, dan

pengembangan ilmu pengetahuan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan penelitian, pendidikan, dan pariwisata

b. kegiatan revitalisasi & rehabilitasi yang tidak merubah nilai,

arsitektur dan fungsi

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengakibatkan

terganggunya kelestarian dan fungsi cagar budaya dan ilmu

pengetahuan sebagai kawasan suaka alam, pelestarian alam dan

cagar budaya

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang merusak bangunan peninggalan sejarah dan

bangunan adat bersejarah

b. mengalihfungsikan bangunan

c. kegiatan yang mengubah bangunan

Page 144: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-8

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

d. kegiatan yang mengganggu kelestarian lingkungan di sekitar

bangunan peninggalan sejarah dan bangunan adat bersejarah

A5. Kawasan Rawan Bencana Alam

- Kawasan rawan tanah

longsor

Kawasan berbentuk lereng yang

rawan terhadap perpindahan

material pembentuk lereng berupa

batuan, bahan rombakan, tanah,

atau material campuran

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan konservasi dan penelitian

b. kegiatan pengendalian dan pencegahan longsor

c. kenentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman

penduduk

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan budidaya secara terbatas seperti pertanian,

perkebunan, dan kehutanan dengan jenis tanaman yang

mampu mengurangi resiko bencana tanah longsor dan

disesuaikan dengan tingkat kerawanannya

b. pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan bencana

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang berpotensi mengakibatkan terjadinya longsor

b. pengembangan permukiman

c. penebangan pohon pada kawasan ini

d. pembangunan obyek-obyek vital/strategis

- Kawasan rawan

kebakaran hutan/lahan

Kawasan yang diidentifikasikan

sering dan/atau berpotensi tinggi

mengalami bencana kebakaran

hutan dan lahan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan budidaya pada kawasan dengan tingkat kerawanan

rendah hingga sedang dengan penerapan sistem mitigasi

bencana yang tepat disertai dengan sistem pencegahan dan

penanganan yang baik

b. pembangunan prasarana penunjang untuk mengurangi resiko

bencana alam dan pemasangan sitem peringatan dini (early

warning system)

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan budidaya pada kawasan dengan tingkat kerawanan

tinggi, dengan kewajiban untuk penyediaan peralatan

penanggulangan kebakaran didukung dengan sumber daya

Page 145: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-9

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

manusia yang memadai

b. kegiatan budidaya perkebunan besar, dengan syarat harus

menjaga dan mencegah terjadinya kebakaran. Selain itu

berkewajiban menanggulangi kebakaran yang terjadi pada

wilayahnya maupun di sekitar area perijinannya

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. pembukaan lahan untuk kegiatan budidaya dengan cara

dibakar

b. kegiatan yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan/lahan

tanpa disertai dukungan peralatan penaggulangan kebakaran

dan sumberdaya manusia yang memadai

c. pembangunan obyek-obyek vital/strategis pada kawasan

dengan tingkat kerawanan tinggi tanpa disertai dukungan

peralatan penanggulangan kebakaran dan sumberdaya

manusia yang memadai

- Kawasan rawan banjir Kawasan yang diidentifikasikan

sering dan/atau berpotensi tinggi

mengalami bencana alam banjir

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau pada kawasan

dengan tingkat kerawanan sedang hingga tinggi

b. kegiatan konservasi

c. pembangunan prasarana penunjang untuk mengurangi resiko

bencana alam dan pemasangan sitem peringatan dini (early

warning system)

d. penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman

penduduk

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan budidaya dengan metode yang sesuai secara teknis

pada kawasan dengan tingkat kerawanan sedang

b. kegiatan budidaya selain kegiatan pengembangan permukiman

dengan metode yang sesuai secara teknis pada kawasan dengan

tingkat kerawanan tinggi

c. kegiatan permukiman dengan rekayasa teknis dan sistem

pengaturan pengendalian banjir yang memadai pada kawasan

Page 146: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-10

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

dengan tingkat kerawanan sedang

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. pembangunan obyek-obyek vital/strategis pada kawasan

dengan tingkat kerawanan tinggi

b. kegiatan yang berpotensi merusak sistem pengendalian banjir

c. pengembangan permukiman pada kawasan dengan tingkat

kerawanan tinggi

- Kawasan rawan abrasi

pantai

Kawasan yang ditetapkan dengan

kriteria pantai yang berpotensi

dan/atau pernah mengalami abrasi

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

b. reboisasi tanaman mangrove dan sejenisnya yang sesuai

dengan karakter setempat dan mempunyai fungsi sebagai

pencegah abrasi

c. pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk

mencegah abrasi

d. rekayasa konstruksi melalui pembuatan berbagai bangunan

pemecah ombak, tanggul dan kanal limpasan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat yaitu kegiatan

pariwisata alam yang dilengkapi dengan mitigasi kebencanaan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan budidaya baik terbangun maupun tidak terbangun

b. pengembangan permukiman

c. pembangunan obyek-obyek vital/strategis

A6. Kawasan Lindung Lainnya

- Kawasan koridor bagi

jenis satwa yang

dilindungi

Kawasan yang menjadi daerah

perlindungan bagi habitat orang

utan dan hewan dilindungi lainnya

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. konservasi kawasan

b. reboisasi kawasan dengan tanaman yang sesuai dengan habitat

satwa yang dilindungi

c. perluasan kawasan koridor

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. ekowisata secara terbatas

b. kegiatan penelitian dan pendidikan

- Penentuan lokasi yang

menjadi kawasan

koridor bagi satwa yang

dilindungi dilakukan

berdasarkan laporan-

laporan dan hasil survei

yang membuktikan

keberadaan habitat

Page 147: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-11

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. penghambatan/penutupan akses pergerakan satwa yang

dilindungi

b. kegiatan yang berpotensi mengganggu habitat satwa yang

dilindungi

c. kegiatan yang berpotensi mengurangi luasan kawasan koridor

d. kegiatan yang berpotensi merusak ekosistem kawasan koridor

satwa yang dilindungi

pada suatu kawasan

budidaya atau kawasan

lindung tertentu, yang

nantinya akan diatur

lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati terkait

mekanisme dan teknis

perencanaan

kawasannya sesuai

dengan ketentuan

peraturan perundangan

yang berlaku

- Di bawah pengawasan

ketat secara teknis oleh

instansi terkait yang

berwenang dan

disesuaikan dengan

ketentuan peraturan

perundangan yang

berlaku

Rencana Kawasan Budidaya

B1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

- Kawasan hutan produksi

terbatas (HPT)

Kawasan hutan dengan faktor-

faktor kelas lereng, jenis tanah, dan

intensitas hujan setelah masing-

masing dikalikan dengan angka

penimbang mempunyai jumlah

nilai antara 125-174, di luar

kawasan lindung, hutan suaka

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. penggunaan kawasan hutan produksi terbatas untuk

pemanfaatan ruang di luar kegiatan kehutanan

b. pemanfaatan ruang di luar kegiatan kehutanan yang bersifat

permanen

c. kegiatan pemanfaatan hutan yang mencakup pemanfaatan

kawasan, jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu,

Kriteria dan ketentuan

kegiatan yang

diperbolehkan dengan

syarat, harus mengikuti

ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku

Page 148: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-12

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

alam, hutan pelestarian alam, dan

taman buru

usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemungutan hasil

hutan kayu, pemungutan hasil hutan bukan kayu

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. penggunaan kawasan untuk pemanfaatan ruang di luar

kegiatan kehutanan tanpa mengikuti ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku di bidang kehutanan

b. pemanfaatan ruang di luar kegiatan kehutanan yang bersifat

permanen tanpa mengikuti ketentuan peraturan perundangan

yang berlaku di bidang kehutanan

c. kegiatan pemanfaatan hutan tanpa mengikuti ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku di bidang kehutanan

d. melakukan kegiatan fisik sebelum memperoleh perijinan dari

Kementerian Kehutanan

di bidang kehutanan

- Kawasan hutan produksi

tetap (HP)

Kawasan hutan dengan faktor-

faktor kelas lereng, jenis tanah, dan

intensitas hujan setelah masing-

masing dikalikan dengan angka

penimbang mempunyai jumlah

nilai dibawah 125, di luar kawasan

lindung, hutan suaka alam, hutan

pelestarian alam, dan taman buru

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. penggunaan kawasan hutan produksi tetap untuk pemanfaatan

ruang di luar kegiatan kehutanan

b. pemanfaatan ruang di luar kegiatan kehutanan yang bersifat

permanen

c. kegiatan pemanfaatan hutan yang mencakup pemanfaatan

kawasan, jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu,

usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemungutan hasil

hutan kayu, pemungutan hasil hutan bukan kayu

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. penggunaan kawasan untuk pemanfaatan ruang di luar

kegiatan kehutanan tanpa mengikuti ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku di bidang kehutanan

b. pemanfaatan ruang di luar kegiatan kehutanan yang bersifat

permanen tanpa mengikuti ketentuan peraturan perundangan

yang berlaku di bidang kehutanan

c. kegiatan pemanfaatan hutan tanpa mengikuti ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku di bidang kehutanan

d. melakukan kegiatan fisik sebelum memperoleh perijinan dari

Kriteria dan ketentuan

kegiatan yang

diperbolehkan dengan

syarat, harus mengikuti

ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku

di bidang kehutanan

Page 149: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-13

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Kementerian Kehutanan

- Kawasan hutan produksi

yang dapat dikonversi

(HPK)

Kawasan hutan yang secara ruang

dicadangkan untuk digunakan bagi

pembangunan di luar kegiatan

kehutanan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. penggunaan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi

untuk pemanfaatan ruang di luar kegiatan kehutanan

b. pemanfaatan ruang di luar kegiatan kehutanan yang bersifat

permanen

c. kegiatan pemanfaatan hutan yang mencakup pemanfaatan

kawasan, jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu,

usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemungutan hasil

hutan kayu, pemungutan hasil hutan bukan kayu

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. penggunaan kawasan untuk pemanfaatan ruang di luar

kegiatan kehutanan tanpa mengikuti ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku di bidang kehutanan

b. pemanfaatan ruang di luar kegiatan kehutanan yang bersifat

permanen tanpa mengikuti ketentuan peraturan perundangan

yang berlaku di bidang kehutanan

c. kegiatan pemanfaatan hutan tanpa mengikuti ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku di bidang kehutanan

d. melakukan kegiatan fisik sebelum memperoleh perijinan dari

Kementerian Kehutanan

Kriteria dan ketentuan

kegiatan yang

diperbolehkan dengan

syarat, harus mengikuti

ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku

di bidang kehutanan

B2. Kawasan Peruntukan Pertanian

- Kawasan pertanian

tanaman pangan

Kawasan lahan basah berinigasi,

rawa pasang surut dan lebak dan

lahan basah tidak benirigasi serta

lahan kering potensial untuk

pemanfaatan dan pengembangan

tanaman pangan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pencetakan lahan, operasional, kegiatan penunjang

operasional, dan peningkatan produktivitas pertanian tanaman

pangan

b. kegiatan permukiman pedesaan pada kawasan pertanian

tanaman pangan non irigasi teknis dan lahan kering khususnya

bagi penduduk yang bekerja di sektor pertanian

c. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

pertanian tanaman pangan

Page 150: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-14

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

d. pengembangan terpadu dengan perikanan budidaya dalam

sistem rotasi

e. pengembangan kawasan integrasi perternakan – pertanian

tanaman pangan (organic farm)

f. pengembangan pertanian hortikultura secara terbatas pada

pertanian tanaman pangan lahan kering

g. kegiatan penelitian dan pendidikan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas secara terbatas dan

selektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B)

b. pengolahan lahan yang mengabaikan kelestarian lingkungan

c. pemborosan penggunaan air

d. kegiatan yang mengganggu atau merusak sarana dan prasarana

pendukung kegiatan pertanian tanaman pangan

- Kawasan pertanian

hortikultura

Kawasan lahan kering/basah

potensial untuk pemanfaatan dan

pengembangan tanaman

hortikultura secara monokultur

maupun tumpang sari

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pembukaan lahan, operasional, kegiatan penunjang

operasional, dan peningkatan produktivitas pertanian

hortikultura

b. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

pertanian hortikultura

c. kegiatan permukiman penduduk setempat

d. pengembangan kawasan integrasi perternakan – pertanian

hortikultura

e. kegiatan penelitian dan pendidikan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas secara terbatas dan

selektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. pengolahan lahan yang mengabaikan kelestarian lingkungan

b. pemborosan penggunaan air

Page 151: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-15

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

c. kegiatan yang mengganggu atau merusak sarana dan prasarana

pendukung kegiatan pertanian hortikultura

- Kawasan perkebunan Kawasan yang memiliki potensi

untuk dimanfaatkan dan

dikembangkan baik pada lahan

basah dan atau lahan kering untuk

komoditas perkebunan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pembukaan lahan perkebunan, operasional, kegiatan

penunjang operasional, dan peningkatan produktivitas

perkebunan

b. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

perkebunan

c. kegiatan industri pengolahan hasil perkebunan

d. pengembangan peternakan yang terintegrasi dengan

perkebunan

e. pengembangan perikanan yang terintegrasi dengan perkebunan

pada kawasan perkebunan yang cocok/sesuai untuk

dibudidayakan perikanan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang menimbulkan pencemaran dan penurunan

kualitas lingkungan

b. pembakaran lahan untuk pembukaan lahan perkebunan

c. kegiatan yang mengganggu usaha perkebunan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

d. mengganti secara besar-besaran jenis komoditas perkebunan

yang merupakan komoditas andalan daerah

e. merubah jenis tanaman perkebunan yang tidak sesuai dengan

perizinan yang diberikan

f. melakukan kegiatan perkebunan sebelum memperoleh

perizinan dan pembebasan/ganti rugi lahan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

g. pelanggaran ketentuan perizinan yang diberikan

h. pelanggaran peraturan perundangan yang berlaku dan

- Sebelum kegiatan

perkebunan skala besar

dengan luasan tertentu

dan industri

pengolahannya

dilakukan wajib

dilakukan studi

kelayakan dan studi

AMDAL yang hasilnya

disetujui oleh tim

evaluasi dari lembaga

yang berwenang

-

Page 152: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-16

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

pelanggaran adat istiadat masyarakat setempat

i. pemilik izin usaha perkebunan menggarap lahan di luar izinnya

j. menutup akses yang juga merupakan fasilitas umum

k. mengganggu fungsi dan/atau merusak fasilitas umum, obyek-

obek vital, dan obyek strategis

l. mengganggu dan/atau merusak kawasan lindung yang berada

di dalam area perizinan perkebunan besar

- Kegiatan perkebunan harus mampu menciptakan lapangan kerja

dengan prioritas masyarakat lokal setempat sesuai dengan bidang

keahliannya dan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya

masyarakat setempat

- Kawasan peternakan Kawasan yang secara teknis dapat

digunakan untuk usaha

peternakan baik sebagai sambilan,

cabang usaha, usaha pokok

maupun industri, serta sebagai

padang penggembalaan ternak

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan operasional, kegiatan penunjang operasional, dan

peningkatan produktivitas peternakan

b. pengembangan terpadu dengan kawasan pertanian tanaman

pangan, hortikultura, dan perkebunan dengan memperhatikan

aspek pengelolaan lingkungan

c. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

peternakan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan

ternak ayam, itik (unggas) secara terbatas pada kawasan

permukiman pedesaan dengan tetap memperhatikan kelestarian

lingkungan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. pengembangan ternak besar pada kawasan permukiman

b. kegiatan peternakan yang menimbulkan pencemaran dan

penurunan kualitas lingkungan

c. kegiatan peternakan yang mengganggu ketentraman &

ketertiban umum

d. kegiatan peternakan yang menimbulkan keresahan masyarakat

Page 153: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-17

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

B3. Kawasan Peruntukan Perikanan

- Kawasan peruntukan

perikanan

Kawasan yang dimanfaatkan untuk

kegiatan penangkapan, budi daya,

dan industri pengolahan hasil

perikanan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pencetakan lahan perikanan, operasional tangkap

maupun budidaya, kegiatan penunjang operasional perikanan,

dan peningkatan produktivitas

b. pengembangan terpadu dengan pertanian tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan dengan memperhatikan aspek

pengelolaan lingkungan

c. pembangunan/penyediaan sarana dan prasarana pendukung

kegiatan perikanan

d. kegiatan wisata alam secara terbatas, penelitian dan pendidikan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas secara terbatas sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang menimbulkan pencemaran dan penurunan

kualitas lingkungan

b. kegiatan penangkapan ikan secara besar-besaran dan

berlebihan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem pada

kawasan perikanan tangkap

c. kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan

metode yang berbahaya/dilarang sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan

- perlu adanya pengolahan sumber daya air secara terpadu untuk

peruntukan budidaya perikanan dengan pemanfaatan air untuk

kegiatan lain

B4. Kawasan Peruntukan Pertambangan

- Kawasan peruntukan Kawasan yang diperuntukkan bagi - Kegiatan yang diperbolehkan meliputi : Sebelum kegiatan

Page 154: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-18

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

pertambangan kegiatan pertambangan, baik

wilayah yang sedang maupun yang

akan dilakukan kegiatan

pertambangan, meliputi mineral

logam, mineral non logam, batuan,

batubara, dan gas bumi

a. kegiatan eksplorasi, operasi produksi, kegiatan penunjang

operasional, dan kegiatan reklamasi pasca tambang

b. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

pertambangan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan pertambangan pada kawasan perkebunan setelah

diperoleh kesepakatan dengan pemilik lahan atau pemilik izin

usaha perkebunan

b. kegiatan pertambangan pada kawasan hutan lindung hanya

dengan pola pertambangan bawah tanah dengan syarat tidak

boleh mengakibatkan : turunnya permukaan tanah,

berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen,

dan terjadinya kerusakan akuiver air tanah

c. kegiatan pertambangan di kawasan hutan produksi & hutan

lindung harus mengikuti ketentuan pinjam pakai kawasan

hutan ke Kementerian Kehutanan sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku

d. kegiatan permukiman secara terbatas untuk menunjang

kegiatan pertambangan dengan tetap memperhatikan aspek-

aspek keselamatan

e. kegiatan pertambangan pada kawasan budidaya lainnya yang

diperbolehkan sepanjang tidak

mengganggu/mengubah/merusak fungsi utama atau estetika

kawasan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pertambangan tanpa izin dan/atau melakukan

kegiatan sebelum diperolehnya perzinan

b. kegiatan pertambangan yang menimbulkan pencemaran dan

penurunan kualitas lingkungan

pertambangan dilakukan

wajib dilakukan studi

kelayakan dan studi

AMDAL yang hasilnya

disetujui oleh tim evaluasi

dari lembaga yang

berwenang

Page 155: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-19

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

c. kegiatan pertambangan yang menyalahi ketentuan perizinan

yang diberikan

d. kegiatan pertambangan yang mengganggu atau merusak

fasilitas umum, obyek-obek vital, dan obyek strategis

e. kegiatan pertambangan yang merusak ekosistem dan

lingkungan

f. kegiatan pertambangan tanpa persetujuan pemilik lahan

g. kegiatan yang mengganggu ketentraman & ketertiban umum

h. kegiatan yang menimbulkan keresahan masyarakat

i. kegiatan pertambangan tanpa melakukan reklamasi pasca

tambang atau tidak memenuhi ketentuan sesuai peraturan

perundang-undangan

- Kegiatan pertambangan harus mampu menciptakan lapangan

kerja dengan prioritas masyarakat lokal setempat sesuai dengan

bidang keahliannya dan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya

masyarakat setempat

B5. Kawasan Peruntukan Industri

- Kawasan peruntukan

industri

Kawasan yang diperuntukkan bagi

kegiatan industri, berupa tempat

pemusatan kegiatan industri

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pembangunan, operasional, penunjang operasional,

dan pengembangan industri

b. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

industri

c. pengembangan sentra-sentra industri mikro dan kecil

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa, dan kegiatan lain

secara terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

b. pembangunan fasilitas umum di sekitar dan pada kawasan

peruntukan industri sesuai dengan ketentuan peraturan

Page 156: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-20

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

perundang-undangan

c. kegiatan industri pertambangan yang tidak berada pada

kawasan industri Bagendang

d. kegiatan industri pengolahan hasil perkebunan yang tidak

berada pada kawasan industri Bagendang

e. kegiatan industri menengah yang tidak berada pada kawasan

industri Bagendang

f. kegiatan industri besar eksisting yang sudah beroperasi

sebelum kawasan industri Bagendang ditetapkan, yang mana

akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan industri tanpa izin dan/atau melakukan kegiatan

sebelum diperolehnya perzinan

b. kegiatan industri yang menyalahi ketentuan perizinan yang

diberikan

c. kegiatan industri besar yang termasuk kategori diwajibkan

berada pada kawasan industri Bagendang setelah kawasan

industri Bagendang ditetapkan namun akan melakukan

kegiatan di luar kawasan yang ditetapkan

d. kegiatan industri yang menimbulkan pencemaran dan

penurunan kualitas lingkungan

e. kegiatan industri yang mengganggu ketentraman & ketertiban

umum

f. kegiatan industri yang menimbulkan keresahan masyarakat

g. kegiatan industri yang mengganggu atau merusak fasilitas

umum, obyek-obek vital, dan obyek strategis

h. kegiatan yang menyalahi aturan yang diterapkan pada kawasan

industri Bagendang

i. kegiatan-kegiatan yang mengganggu kegiatan industri pada

kawasan peruntukan industri

- Kegiatan industri harus mampu menciptakan lapangan kerja

dengan prioritas masyarakat lokal setempat sesuai dengan bidang

Page 157: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-21

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

keahliannya dan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya

masyarakat setempat

- Pemanfaatan lahan pada kawasan industri terdiri dari penggunaan

kapling industri, jalan dan saluran, ruang terbuka hijau dan

fasilitas penunjang

- Kegiatan industri tidak menggunakan alat dan bahan yang

berbahaya bagi keselamatan lingkungan dan pekerja

B6. Kawasan Peruntukan Pariwisata

- Kawasan peruntukan

pariwisata

Kawasan yang diperuntukkan bagi

kegiatan pariwisata atau segala

sesuatu yang berhubungan dengan

wisata termasuk pengusahaan

obyek dan daya tarik wisata serta

usaha-usaha yang terkait di bidang

tersebut

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pariwisata, kegiatan penunjang pariwisata, dan

pengembangan obyek pariwisata

b. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

pariwisata

c. kegiatan penelitian dan pendidikan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. pemungutan retribusi untuk kegiatan pada kawasan pariwisata

sesuai dengan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

b. pemanfaatan untuk kegiatan olah raga dan event kegiatan

tertentu sesuai dengan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

c. kegiatan upacara keagamaan pada pariwisata budaya sesuai

dengan ketentuan yang dibuat oleh pengelola kawasan

pariwisata budaya

d. kegiatan lain selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak

mengganggu fungsi dan obyek wisata sebagai kawasan

peruntukan pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

Page 158: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-22

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

pariwisata alam pada kawasan rawan bencana abrasi pantai

b. kegiatan yang dapat menyebabkan rusaknya kondisi alam pada

kawasan pariwisata alam

c. kegiatan yang dapat mengganggu atau merusak ekosistem pada

kawasan pariwisata alam

d. kegiatan yang menyebabkan pencemaran dan penurunan

kualitas lingkungan pada kawasan pariwisata alam

e. pendirian bangunan lain kecuali bangunan pendukung

kegiatan wisata alam pada kawasan pariwisata alam

f. kegiatan yang mengganggu ketentraman & ketertiban umum

g. kegiatan yang menimbulkan keresahan masyarakat

h. kegiatan yang merusak tatanan atau norma yang diterapkan

pada kawasan pariwisata budaya

i. kegiatan yang dapat merusak obyek wisata

B7. Kawasan Peruntukan Permukiman

- Kawasan peruntukan

permukiman

Bagian dari lingkungan hidup di

luar kawasan lindung, baik berupa

kawasan perkotaan maupun

perdesaan yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung

perikehidupan dan penghidupan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan permukiman dan kegiatan penunjang permukiman

b. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

permukiman

c. pengembangan permukiman baik yang dilakukan oleh

perorangan, pengembang, maupun pemerintah

d. pembangunan sarana prasarana wilayah

e. pembangunan obyek-obyek vital/strategis

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan permukiman pada kawasan rawan banjir dan kawasan

rawan kebakaran hutan/lahan dengan tingkat kerawanan

rendah hingga sedang dengan mempertimbangkan persyaratan

teknis dan sistem mitigasi kebencanaan yang tepat serta

didukung ketersediaan peralatan dan sumberdaya manusia

yang memadai

Page 159: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-23

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

b. kegiatan industri dengan syarat memenuhi feasibility study dan

kelayakan lingkungan

c. kegiatan pertambangan apabila terdapat potensi bahan

tambang, dengan ketentuan tidak mengganggu permukiman

eksisting dan memenuhi feasibility study dan kelayakan

lingkungan

d. kegiatan lain selain kegiatan yang disebutkan di atas sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. pengembangan kegiatan tanpa izin sesuai sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

b. pengembangan permukiman tanpa menyediakan RTH privat

sesuai peraturan perundangan yang berlaku

c. pengembangan kegiatan yang tidak mentaati peraturan detail

zonasi yang ditetapkan

d. kegiatan lain di luar kegiatan permukiman tanpa seizin instansi

yang berwenang dan ketentuan peraturan perundang-

undangan

e. kegiatan yang mengganggu ketentraman & ketertiban umum

f. kegiatan yang menimbulkan keresahan masyarakat

g. kegiatan yang merusak tatanan atau norma yang diterapkan

h. kegiatan-kegiatan lain yang mengganggu fungsi permukiman

B8. Kawasan Peruntukan Lainnya

- Kawasan peruntukan

pertahanan dan

keamanan

Kawasan yang ditetapkan dengan

fungsi utama untuk kepentingan

kegiatan pertahanan dan

keamanan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pertahanan dan keamanan

b. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

pertahanan dan keamanan

c. pengembangan fasilitas penunjang kegiatan pertahanan dan

keamanan sesuai dengan daya tampung dan nilai strategis

kawasan

d. kegiatan lain yang dapat mendukung fungsi kawasan

Page 160: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-24

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat yaitu kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak berhubungan

dengan fungsi pertahanan dan keamanan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan budidaya atau

pemanfaatan ruang yang dapat merubah dan atau mengganggu

fungsi utama kawasan

- Kawasan peruntukan

pendidikan

Kawasan yang diperuntukkan bagi

kepentingan pelayanan pendidikan

dan fasilitas pendukungnya

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan operasional bidang pendidikan dan kegiatan

pendukungnya

b. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

pendidikan

c. pengembangan pendidikan tinggi yang mampu menyediakan

ruang bagi aktivitas akademik dan penunjangnya

d. pengembangan pendidikan dasar dan menengah pada setiap

kecamatan sesuai dengan analisis tingkat kebutuhan dan

kewilayahan

e. kegiatan lain yang dapat mendukung fungsi kawasan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak berhubungan

dengan fungsi utama

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang dapat mengganggu fungsi utama kawasan

b. kegiatan yang mengganggu ketentraman & ketertiban umum

c. kegiatan yang menimbulkan keresahan masyarakat

- Kawasan peruntukan

kesehatan

Kawasan yang diperuntukkan bagi

kepentingan pelayanan kesehatan

dan fasilitas pendukungnya

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan operasional bidang kesehatan dan kegiatan

pendukungnya

b. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

kesehatan

c. kegiatan lain yang dapat mendukung fungsi kawasan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak berhubungan

Page 161: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-25

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

dengan fungsi utama

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang dapat mengganggu fungsi utama kawasan

b. kegiatan yang mengganggu ketentraman & ketertiban umum

c. kegiatan yang menimbulkan keresahan masyarakat

- Kawasan peruntukan

budidaya walet

Kawasan yang diperuntukkan bagi

budidaya sarang walet

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan

budidaya sarang walet sesuai petunjuk teknis dan peraturan

perundangan yang berlaku

b. pengembangan secara terintegrasi dengan kawasan pertanian

dan perikanan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat yaitu pengembangan

pada dan/atau di sekitar kawasan permukiman pedesaan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. pembangunan sarang walet tanpa izin dan/atau melakukan

kegiatan sebelum diperolehnya perzinan

b. pengembangan budidaya sarang walet tanpa mengikuti

peraturan perundangan yang berlaku

c. pengembangan pada kawasan permukiman perkotaan

d. kegiatan yang menyebabkan pencemaran dan penurunan

kualitas lingkungan

e. kegiatan yang mengganggu ketentraman & ketertiban umum

f. kegiatan yang menimbulkan keresahan masyarakat

- Pengembangan budidaya sarang walet harus memperhatikan

estetika kawasan

- Pengembangan budidaya sarang walet harus memperhatikan

ketentuan terkait peraturan tentang bangunan

- Kawasan peruntukan

tanah adat

Kawasan yang diperuntukkan bagi

komunitas adat

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan tanah

adat akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Bupati sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangan yang berlaku

Page 162: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-26

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

Rencana Kawasan yang Belum ditetapkan Perubahan Peruntukan Ruangnya

C. Kawasan yang Belum ditetapkan Perubahan Peruntukan Ruangnya

- Kawasan yang belum

ditetapkan perubahan

peruntukan ruangnya

Kawasan hutan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang kehutanan

yang diusulkan perubahan

peruntukan ruangnya yang yang

belum mendapatkan persetujuan

perubahan peruntukan kawasan

hutannya dari Menteri Kehutanan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. penggunaan untuk pemanfaatan ruang di luar kegiatan

kehutanan dengan mengikuti ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku

b. kegiatan pemanfaatan hutan yang mencakup pemanfaatan

kawasan, jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu,

usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemungutan hasil

hutan kayu, pemungutan hasil hutan bukan kayu, dengan

mengikuti ketentuan peraturan perundangan yang berlaku

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. pembangunan sarana & prasarana sebelum mendapatkan

persetujuan dari Menteri Kehutanan sesuai ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku

b. pengembangan kegiatan budidaya sebelum mendapatkan

persetujuan dari Menteri Kehutanan sesuai ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku

Yang dimaksud dengan

ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku

adalah peraturan

perundang-undangan di

bidang kehutanan

Kawasan Sekitar Sistem Prasarana Nasional & Wilayah di Kabupaten

D1. Sekitar Prasarana Transportasi

D1.1. Sekitar Sistem Jaringan Transportasi darat

- Sekitar jaringan jalan - Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang mengikuti ketentuan ruang milik jalan, ruang

manfaat jalan, dan ruang pengawasan jalan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

b. pemanfaatan untuk ruang terbuka hijau sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

Page 163: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-27

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. pembangunan utilitas kota termasuk kelengkapan jalan yang

tidak mengganggu kelancaran lalu lintas dan keselamatan

pengguna jalan

b. penanaman pohon yang tidak mengganggu kelancaran lalu

lintas dan keselamatan pengguna jalan

c. pembangunan fasilitas pendukung jalan lainnya yang tidak

mengganggu kelancaran lalu lintas dan keselamatan pengguna

jalan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. pemanfaatan ruang milik jalan, ruang manfaat jalan, dan ruang

pengawasan jalan yang mengakibatkan terganggunya

kelancaran lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan

b. kegiatan yang mengakibatkan kerusakan kelengkapan jalan

dan fasilitas pendukung jalan

- Pemanfaatan ruang pada persimpangan jalan harus bebas

pandang bagi pengemudi dan memiliki pengamanan fungsi jalan

- Sekitar prasarana lalu

lintas

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pembangunan, operasional, penunjang operasional,

dan pengembangan terminal penumpang dan terminal barang

b. kegiatan pembangunan, operasional, penunjang operasional,

dan pengembangan jembatan timbang

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan lain selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak

mengganggu keamanan dan keselamatan lalu lintas dan

angkutan jalan, fungsi terminal penumpang dan terminal

barang, serta fungsi jembatan timbang

b. pengembangan RTH yang penyediaannya disesuaikan

ketentuan dan diserasikan dengan luas area terminal

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang mengganggu keamanan dan keselamatan lalu

Page 164: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-28

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

lintas dan angkutan jalan serta fungsi terminal penumpang,

terminal barang, dan jembatan timbang

b. kegiatan yang mengakibatkan kerusakan fasilitas pada terminal

penumpang, terminal barang, dan jembatan timbang

- Sekitar layanan lalu

lintas

- Kegiatan yang diperbolehkan berupa kegiatan yang menunjang

pelayanan angkutan lalu lintas

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat yaitu penggunaan

jenis kendaraan dan tonase yang dipakai harus menyesuaikan

dengan kelas jalan dan batas maksimal MST yang diperkenankan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan yang

mengganggu kelancaran layanan lalu lintas

- Sekitar angkutan sungai

dan penyeberangan

- Kegiatan yang diperbolehkan yaitu kegiatan pembangunan,

operasional, penunjang operasional, dan pengembangan angkutan

sungai dan penyeberangan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat yaitu kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengganggu

keamanan dan keselamatan angkutan sungai dan penyeberangan

serta fungsi pelabuhan sungai

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang mengganggu keamanan dan keselamatan

angkutan sungai dan penyeberangan serta fungsi pelabuhan

sungai

b. kegiatan yang mengakibatkan kerusakan fasilitas pada

pelabuhan sungai

D1.2. Sekitar Sistem Jaringan Transportasi Laut

- Sekitar pelabuhan utama - Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan operasional,

penunjang operasional, dan pengembangan kawasan pelabuhan

utama serta kegiatan pertahanan dan keamanan negara secara

terbatas

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang berada di dalam

Page 165: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-29

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

DLKP dan DLKR, serta jalur transportasi laut dengan mendapat

izin sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang

mengganggu kegiatan di DLKP dan DLKR, dan jalur transportasi

laut serta kegiatan lain yang mengganggu fungsi kawasan

pelabuhan utama

- Sekitar pelabuhan

pengumpan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan,

operasional, penunjang operasional, dan pengembangan kawasan

pelabuhan pengumpan serta kegiatan pertahanan dan keamanan

negara secara terbatas

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang berada di dalam

DLKP dan DLKR, serta jalur transportasi laut dengan mendapat

izin sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang

mengganggu kegiatan di DLKP dan DLKR, dan jalur transportasi

laut serta kegiatan lain yang mengganggu fungsi kawasan

pelabuhan pengumpan

- Sekitar terminal khusus

& terminal untuk

kepentingan sendiri

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan,

operasional, penunjang operasional, dan pengembangan kawasan

terminal khusus atau terminal untuk kepentingan sendiri

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang berada di dalam

DLKP dan DLKR, serta jalur transportasi laut dengan mendapat

izin sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang mengganggu kegiatan di DLKP dan DLKR, dan

jalur transportasi laut serta kegiatan lain yang mengganggu

fungsi kawasan terminal khusus atau terminal untuk

kepentingan sendiri

b. kegiatan tanpa mendapatkan perizinan sesuai ketentuan

perundang-undangan

Page 166: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-30

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

c. kegiatan yang tidak sesuai dengan izin yang diberikan

- alur pelayaran Ketentuan umum peraturan zonasi untuk alur pelayaran sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

D1.3. Sekitar Sistem Jaringan Perkeretaapian

- Sekitar jalur kereta api - Kegiatan yang diperbolehkan mengikuti ketentuan ruang manfaat

jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang

pengawasan jalur kereta api sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengganggu

konstruksi jalan rel dan fasilitas operasi kereta api serta

keselamatan pengguna kereta api

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi pemanfaatan ruang

manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang

pengawasan jalur kereta api yang mengakibatkan terganggunya

kelancaran operasi kereta api dan keselamatan pengguna kereta

api

- Pemanfaatan ruang sisi jalur kereta api untuk ruang terbuka

harus memenuhi aspek keamanan dan keselamatan bagi pengguna

kereta api

- Sekitar stasiun kereta api - Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan,

operasional, penunjang operasional, dan kegiatan pengembangan

stasiun kereta api

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengganggu

keamanan dan keselamatan operasi kereta api, serta fungsi

stasiun kereta api

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang

mengganggu keamanan dan keselamatan operasi kereta api, serta

Page 167: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-31

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

fungsi stasiun kereta api

- Kawasan di sekitar stasiun kereta api dilengkapi dengan RTH yang

penyediaannya diserasikan dengan luasan stasiun kereta api

D1.4. Sekitar Sistem Jaringan Transportasi Udara

- Sekitar bandar udara - Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan operasional

kebandarudaraan, kegiatan penunjang pelayanan jasa

kebandarudaraan, penunjang pelayanan keselamatan operasi

penerbangan, dan kegiatan pertahanan dan keamanan negara

secara terbatas

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pemanfaatan

tanah dan/atau perairan serta ruang udara di sekitar bandar

udara serta kegiatan lain yang tidak mengganggu keselamatan

operasi penerbangan dan fungsi bandar udara

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang

membahayakan keamanan dan keselamatan operasi penerbangan,

membuat halangan (obstacle), dan/atau kegiatan lain yang

mengganggu fungsi bandar udara

- Ruang udara untuk

penerbangan

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk ruang udara untuk

penerbangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

D2. Sekitar Sistem Jaringan Sumber Daya Air

- Sekitar Wilayah Sungai - Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

b. pembangunan & pemeliharaan bangunan pengelolaan air dan

atau pemanfaatan air

c. pemasangan jaringan kabel listrik, kabel telepon, dan pipa air

minum

Page 168: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-32

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

d. pembangunan penunjang sistem prasarana kota atau

permukiman

e. penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. pembangunan prasarana lalu lintas air

b. kegiatan budidaya pertanian yang tidak mengurangi kekuatan

struktur tanah, dan tidak berpotensi mengakibatkan kerusakan

dan penurunan kualitas sungai, serta tidak mengganggu fungsi

sungai

c. kegiatan lain selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak

mengganggu fungsi sekitar wilayah sungai antara lain kegiatan

pemasangan reklame dan papan pengumuman, pendirian

bangunan yang dibatasi hanya untuk penunjang kegiatan

rekreasi & wisata, jalan inspeksi dan bangunan pengawas

ketinggian air sungai

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang mengubah bentang alam serta mengganggu

kesuburan dan keawetan tanah

b. kegiatan yang mengganggu fungsi hidrologi dan hidraulis

c. kegiatan yang mengganggu kelestarian flora dan fauna serta

fungsi lingkungan hidup

d. kegiatan yang menghalangi dan/atau menutup ruang dan jalur

evakuasi bencana

e. seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan

dan menurunkan kualitas sungai, serta mengganggu fungsi

sungai

- Sekitar daerah irigasi dan

daerah irigasi rawa

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pembangunan, operasional irigasi, pemeliharaan, dan

pengembangannya

b. pembangunan prasarana pengambilan dan pembuangan air

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengganggu

Page 169: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-33

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

fungsi irigasi dan sistem jaringan irigasi

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang

mengganggu dan/atau merusak fungsi irigasi dan sistem jaringan

irigasi

- Sekitar prasarana air

baku untuk air bersih

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang diperbolehkan sebagaimana tercantum pada

ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar wilayah

sungai dan sekitar danau/bendungan

b. pembangunan sarana dan prasarana sumur bor artesis dan

pompa dangkal

c. kegiatan pemanfaatan prasarana air baku untuk air bersih

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat sebagaimana

tercantum pada ketentuan umum peraturan zonasi kawasan

sekitar wilayah sungai dan sekitar danau/bendungan

b. kegiatan selain pemanfaatan prasarana air baku untuk air

bersih yang tidak mengganggu fungsi konservasi sumber daya

air dan pendayagunaan sumber daya air

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang tidak diperbolehkan sebagaimana tercantum

pada ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar

wilayah sungai dan sekitar danau/bendungan

b. kegiatan yang mengganggu fungsi konservasi sumber daya air

dan pendayagunaan sumber daya air

c. kegiatan yang mengakibatkan pencemaran atau penurunan

kualitas air dari prasarana air baku untuk air bersih

- Sekitar jaringan air

bersih ke kelompok

pengguna

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan

sarana dan prasarana, operasional, penunjang operasional, dan

pengembangan PDAM atau SPAM

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengganggu

PDAM atau SPAM

Page 170: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-34

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang

mengganggu keberlanjutan fungsi penyediaan air bersih,

mengakibatkan pencemaran air baku dari air limbah dan sampah,

dan mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana penyediaan

air bersih

- Sekitar sistem

pengendalian banjir

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan

prasarana sistem pengendalian banjir yang berupa ring drain dan

jaringan drainase dalam rangka mengurangi genangan air dan

mendukung pengendalian banjir, serta pembangunan prasarana

penunjangnya

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengganggu

fungsi sistem pengendalian banjir

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan pembuangan

sampah, pembuangan limbah, dan kegiatan lain yang mengganggu

fungsi sistem pengendalian banjir

D3. Sekitar Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

- Sekitar sistem jaringan

persampahan

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan sebelum pemrosesan akhir di TPA sampah yang

berupa : pewadahan, pengumpulan, pemindahan, dan

pengangkutan, serta pembangunan dan pemeliharaan sarana

dan prasarananya

b. kegiatan pengoperasian TPA sampah berupa pemilahan,

pengumpulan, pengolahan, pemrosesan akhir sampah, sanitary

landfill, pemeliharaan TPA sampah, dan industri terkait

pengolahan sampah serta kegiatan penunjang operasional TPA

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat di sekitar TPA meliputi

kegiatan pertanian bukan tanaman pangan, kegiatan

penghijauan/RTH, kegiatan permukiman dalam jarak yang aman

dari dampak pengelolaan persampahan, dan kegiatan lain yang

tidak mengganggu fungsi kawasan TPA sampah

Page 171: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-35

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan sosial

ekonomi yang mengganggu atau merusak fungsi kawasan TPA

sampah dan fasilitas persampahan, serta kegiatan pembuangan

sampah yang tidak mengikuti peraturan yang diterapkan

- Sekitar sistem jaringan

air minum

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan

sarana dan prasarana, operasional, penunjang operasional, serta

pengembangan PDAM dan jaringan air minum yang dikelola

masyarakat

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengganggu

PDAM dan jaringan air minum yang dikelola masyarakat

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang

mengganggu keberlanjutan fungsi penyediaan air minum,

mengakibatkan pencemaran air baku dari air limbah dan sampah,

dan mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana penyediaan

air minum

- Sekitar sistem jaringan

drainase

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan

prasarana sistem jaringan drainase dalam rangka mengurangi

genangan air dan mendukung pengendalian banjir, serta

pembangunan prasarana penunjangnya

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan lain

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengganggu

fungsi sistem jaringan drainase

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan pembuangan

sampah, pembuangan limbah, dan kegiatan lain yang mengganggu

fungsi sistem jaringan drainase

- Sekitar sistem

pengelolaan air limbah

domestik

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi pembangunan sarana dan

prasarana pengelolaan air limbah domestik dalam rangka

mengurangi, memanfaatkan kembali, dan mengolah air limbah

serta pembangunan prasarana penunjangnya

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan

Page 172: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-36

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

selain kegiatan yang disebutkan di atas yang tidak mengganggu

fungsi sistem pengelolaan air limbah domestik

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi pembuangan sampah,

pembuangan bahan berbahaya dan beracun, pembuangan limbah

bahan berbahaya, dan kegiatan lain yang mengganggu fungsi

sistem pengelolaan air limbah domestik

D4. Sekitar Sistem Jaringan Energi

- Sekitar pembangkit

tenaga listrik

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sekitar pembangkit tenaga

listrik disesuaikan dengan karakter masing-masing pembangkit tenaga

listrik yang meliputi PLTD, PLTU, PLTB, PLTMH, dan PLTS sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

- Sekitar jaringan

prasarana energi

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan pembangunan prasarana penunjang jaringan

transmisi tenaga listrik

b. kegiatan operasional, penunjang operasional, dan

pengembangan depo BBM

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi :

a. kegiatan penghijauan, pemakaman, pertanian, perparkiran,

serta kegiatan lain yang bersifat sementara dan tidak

mengganggu fungsi jaringan transmisi tenaga listrik

b. kegiatan lain selain kegiatan operasional, penunjang

operasional, dan pengembangan depo BBM yang tidak

mengganggu operasional depo BBM sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi :

a. kegiatan yang mengganggu fungsi jaringan transmisi tenaga

listrik

b. kegiatan yang menimbulkan bahaya kebakaran

Page 173: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

V-37

Salinan Sesuai Dengan Aslinya

KABAG HUKUM SETDA KAB.

KOTIM,

CHAIRUL HUDA EKO YULIANTO, SH

NIP. 19620701 198903 1 014

Zona Berdasarkan Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Deskripsi Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Ketentuan Umum Kegiatan Keterangan

c. kegiatan yang membahayakan atau mengganggu operasional

depo BBM

D5. Sekitar Sistem Jaringan Telekomunikasi

- Sekitar sistem jaringan

telekomunikasi

- Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan operasional dan

kegiatan penunjang sistem jaringan telekomunikasi

- Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan

selain sebagaimana disebutkan di atas yang aman bagi sistem

jaringan telekomunikasi dan tidak mengganggu fungsi sistem

jaringan telekomunikasi

- Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang

membahayakan sistem jaringan telekomunikasi dan mengganggu

fungsi sistem jaringan telekomunikasi

BUPATI KOTAWARINGIN

TIMUR

ttd

SUPIAN HADI

Page 174: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan
Page 175: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan
Page 176: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN … · Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan