rencana strategis 2015-2019

35
Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Pengadilan Agama Bojonegoro yang saat ini berkedudukan di ibu kota Kabupaten Bojonegoro dengan alamat Jalan M. H. Thamrin nomor 88 Bojonegoro, memiliki sebuah gedung berlantai dua dengan status milik Negara (Mahkamah Agung R.I.) dengan sertifikat nomor 04/1991 tanggal 10 Mei 1991 Sejarah perkembangan Pengadilan Agama Bojonegoro secara kronologis dapat ditelusuri dari masa ke masa sebagai berikut: A. Masa Sebelum Penjajahan Daerah Bojonegoro adalah termasuk bagian wilayah Kerajaan Mojopahit yang menjadi pusat Kerajaan Hindu di Jawa, yang keberadaannya tidak terlepas dari pengaruh Islam yang mulai tersebar pada saat itu. Oleh karena itu sistem peradilan dalam Masyarakat Bojonegoro Juga dipengaruhi oleh sistem Hukum Islam. Sebelum masa penjajahan, secara yuridis formal Pengadilan Agama Bojonegoro belum ada, akan tetapi secara defacto diyakini sudah ada atau secara substansial eksistensi Pengadilan Agama Bojonegoro sudah ada, hal ini karena saat itu belum sudah ada dan sebagaimana yang ada di daerah lain apabila terdapat perkara-perkara seperti Perkawinan, Perceraian, dan Warisan cukup diajukan kepada Penghulu yang menerima dan memutus perkara yang diajukan kepadanya di serambi masjid agung daerah setempat meskipun belum ada sumber data yang dapat dijadikan pedoman. B. Masa Belanda sampai Masa Penjajahan Jepang Pengadilan Agama Bojonegoro diperkirakan dibentuk sekitar tahun 1908 berdasarkan Stbd. 152 Tahun 1882, yang langsung diketuai K. Mas Ngabai Sosro Oelomo dan berlokasi di halaman Masjid Agung Bojonegoro.

Upload: pengadilan-agama-bojonegoro

Post on 24-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro Tahun Anggaran 2015-2019

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Kondisi Umum

Pengadilan Agama Bojonegoro yang saat ini berkedudukan di ibu kota

Kabupaten Bojonegoro dengan alamat Jalan M. H. Thamrin nomor 88 Bojonegoro,

memiliki sebuah gedung berlantai dua dengan status milik Negara (Mahkamah

Agung R.I.) dengan sertifikat nomor 04/1991 tanggal 10 Mei 1991 Sejarah

perkembangan Pengadilan Agama Bojonegoro secara kronologis dapat ditelusuri

dari masa ke masa sebagai berikut:

A. Masa Sebelum Penjajahan

Daerah Bojonegoro adalah termasuk bagian wilayah Kerajaan Mojopahit yang

menjadi pusat Kerajaan Hindu di Jawa, yang keberadaannya tidak terlepas dari

pengaruh Islam yang mulai tersebar pada saat itu. Oleh karena itu sistem peradilan

dalam Masyarakat Bojonegoro Juga dipengaruhi oleh sistem Hukum Islam.

Sebelum masa penjajahan, secara yuridis formal Pengadilan Agama

Bojonegoro belum ada, akan tetapi secara defacto diyakini sudah ada atau secara

substansial eksistensi Pengadilan Agama Bojonegoro sudah ada, hal ini karena saat

itu belum sudah ada dan sebagaimana yang ada di daerah lain apabila terdapat

perkara-perkara seperti Perkawinan, Perceraian, dan Warisan cukup diajukan

kepada Penghulu yang menerima dan memutus perkara yang diajukan kepadanya

di serambi masjid agung daerah setempat meskipun belum ada sumber data yang

dapat dijadikan pedoman.

B. Masa Belanda sampai Masa Penjajahan Jepang

Pengadilan Agama Bojonegoro diperkirakan dibentuk sekitar tahun 1908

berdasarkan Stbd. 152 Tahun 1882, yang langsung diketuai K. Mas Ngabai Sosro

Oelomo dan berlokasi di halaman Masjid Agung Bojonegoro.

Page 2: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 2

Sejak pemerintahan Hindia Belanda mengeluarkan stbd. Nomor 152 tahun

1882, keberadaan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura (termasuk yang ada di

Bojonegoro) secara formal diakui dalam pemerintahan tetapi tidak pernah

diperhatikan keberadaannya, kemudian disusul dengan keluarnya stld. Tahun 1973

Nomor 116 dan 610 sebagai penyempurnaan stld tahun 1882 Nomor 152, akan

stetapi kewenangan yang semula dijalankan oleh Pengadilan Agama yaitu masalah

waris dicabut menjadi kewenangan Pengadilan Negeri dengan memakai dasar

hukum adat.

Pada Tahun 1942 Indonesia diduduki oleh Jepang dan Peradilan Agama tetap

dipertahankan serta tidak mengalami perubahan kecuali namanya diganti dengan

"Soorioo Hooin" untuk peradilan Agama dan "Kaikooo Kotoo Hooin" untuk Mahkamah

Islam Tinggi berdasarkan aturan peralihan pasal 3 Onasu Seizu, tanggal 7 Maret 1942

No. 1.

C. Masa Kemerdekaan

Pada masa kemerdekaan ini eksistensi peradilan tetap diakui, meskipun

demikian kewenangan pengadilan masih dimasukkan dalam pengadilan umum

secara istimewa, termasuk Pengadilan Agama Bojonegoro dan dalam perkembangan

selanjutnya di daerah-daerah yang diawali oleh Propinsi Aceh dibentuk Mahkamah

Syariah yang merupakan awal kemandirian peradilan agama, hingga pada tahun

1970 keluar Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang kewenangan 4 badan

peradilan, termasuk peradilan agama dengan adanya jaminan yuridis Undang-

Undang 14 Tahun 1970 keberadaan Pengadilan Agama semakin kuat.

Sejak tahun 1956 sampai dengan 1973 Pimpinan Pengadilan Agama

Bojonegoro dijabat secara berturut-turut oleh:

1. K. M. Balyah, yang menjabat dari tahun 1956 sampai dengan tahun 1960;

2. K. H. lchsan dari tahun 1960 sampai dengan tahun 1961;

Page 3: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 3

3. A. Taufiq, S.H. dari tahun 1961 sampai dengan 1966;

4. Chotim A. A. dari tahun 1966 sampai dengan 1969;

5. Drs. H. Moh. Taufiq, S.H., M. Hum. dari tahun 1969 sampai dengan 1971;

6. Moh. Taufiq, S.H. dari tahun 1971 sampai dengan 1973;

D. Masa Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Pengadilan Agama Bojonegoro semula bertempat di Masjid Agung

Bojonegoro, kemudian pindah di gedung untuk sidang di tempat MIN Bojonegoro

jalan Panglima Sudirman dan sejak tahun 1980 berkedudukan di Jalan M.H.

Thamrin Bojonegoro. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang perkawinan serta peraturan pelaksanaannya dan diundangkan lagi

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang wewenang Pengadilan Agama

semakin luas dan mantap yang kemudian disusul dengan keluarnya Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah disempurnakan dengan Undang-

undang No. 3 Tahun 2006 dan telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-

Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama menjadikan eksistensi

Pengadilan Agama semakin .jelas sebagai perwujudan kehendak bunyi Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 1970 sebagaimana terakhir telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman, sistem kinerja

Pengadilan Agama Bojonegoro pelan tapi pasti menjadi lebih balk. Secara

berkesinambungan pada masa ini Pengadilan Agama dipimpin oleh:

1. Drs. Damini AS dari tahun 1973 sampai dengan 1980;

2. Drs. H. Muhsinun, S.H. dari tahun 1980 sampai dengan

3. Drs. H. Abdul Hamid. dari tahun 1989 sampai dengan 19892:

4. Drs. H. Hasan Zain. S.H. 1992 sampai dengan 1999;

5. Drs. H. Ahmad Mukhayat. S.H. dari tahun 1999 sampai dengan 2000:

6. H. Sjamsul Huda, S.H. dari tahun 2000 sampai dengan 2001:

7. Drs. H. Moch. Zabidi, S.H. dari tahun 2001 sampai dengan 2004;

Page 4: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 4

8. Drs. H. Thoyib, S.H. dari tahtui 2004 sampai dengan 2006:

9. Drs. H. Miswan, S.H. dari tahun 2006 sampai dengan 2008;

10. Drs. H. Asrofin Sahlan, M.H. dari tahun 2008 sampai dengan 2010;

11. H. Moch. Tha'if AS, S.H. dari tahun 2010 sampai dengan sekarang:

Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai salah satu puncak

kekuasaan kehakiman serta peradilan negara tertinggi mempunyai posisi dan peran

strategis di bidang kekuasaan kehakiman karena tidak hanya membawahi 4

(empat) lingkungan peradilan tetapi sebagai puncak manajemen di bidang

administratif, personil dan finansial serta sarana dan prasarana.

Kebijakan ‘satu atap’ atau ‘one roof system’ memberikan tanggung jawab

dan tantangan yang tidak ringan, karena Mahkamah Agung RI. dituntut untuk

menunjukkan kemampuannya guna mewujudkan organisasi sebagai lembaga

yang profesional, efektif, efisien, transparan serta akuntabel. Untuk itu, perlu

dilakukan pembaruan peradilan secara terencana, terarah dan berkesinambungan

dengan mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 Mahkamah

Agung Republik Indonesia.

Pengadilan Agama Bojonegoro sebagai salah satu Pengadilan Tingkat Pertama

di wilayah Pengadilan Tinggi Agama Jawa Timur di Surabaya dalam

mewujudkan hal tersebut telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan

berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Bojonegoro Tahun

2010-2014. Namun demikian berdasarkan evaluasi Pengadilan Agama

Bojonegoro dari sekian program dan kegiatan yang telah diselenggarakan, ada

beberapa program dan kegiatan yang harus dilanjutkan pada tahun 2015-2019.

Untuk itu dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama

Bojonegoro Tahun 2015-2019, diperlukan analisis data kondisi keadaan perkara

tahun 2010-2013 di Pengadilan Agama Bojonegoro sebagai referensi untuk

mengetahui capaian dan potensi permasalahan yang terjadi.

Page 5: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 5

Data analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 1 Data Perkara Peradilan Agama

Tingkat Pertama sebagai berikut:

No Tahun Sisa Perkara

Yang lalu

Perkara

Masuk

Jumlah

Perkara

Perkara

Diputus

Sisa Perkara

Sekarang

1. 2010 469 2.789 3.258 2.681 577

2. 2011 577 2.959 2.893 2.893 643

3. 2012 643 3.250 3.126 3.126 767

4. 2013 767 3.262 3.329 3.329 700

Tabel Data Perkara Pengadilan Agama Bojonegoro

Dari data di atas menunjukkan bahwa profesionalisme aparatur peradilan

agama semakin meningkat yang dapat dilihat dengan meningkatnya

penyelesaian perkara atau putusan perkaranya tiap tahun.

Grafik Peningkatan penyelesaian perkara/putusan perkara, Peradilan Agama Bojonegoro tahun

2010-2014

Analisis data kondisi keadaan tanah/gedung kantor di Pengadilan Agama

Bojonegoro Tahun 2010-2015 diperlukan untuk melanjutkan Pengadaan Tanah

kantor Pengadilan Agama yang masih belum sesuai dengan prototype gedung

kantor peradilan karena kondisi sekarang gedung dan bangunan seluas 910 m2.

1.2. Potensi dan Permasalahan

Capaian reformasi birokrasi peradilan agama Bojonegoro dalam kurun waktu

Page 6: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 6

tahun 2010-2014 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Keberhasilan

tersebut antara lain: Pertama, Tahun 2012 peradilan agama Bojonegoro mendapat

Penghargaan peringkat 5 (lima) upload putusan versi Badan Peradilan Agama,

hal tersebut membuktikan adanya peningkatan pelaksanaan publikasi putusan dan

transparansi peradilan agama melalui website peradilan agama sehingga

keterbukaan informasi kepada masyarakat dapat terpenuhi.

Kedua, adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di lingkungan

Pengadilan Agama Bojonegoro dengan mengadakan berbagai kegiatan

Bimbingan Teknis sehingga dapat meningkatkan kinerja aparat peradilan dalam

melayani masyarakat pencari keadilan. Hal ini dibuktikan dengan apresiasi

positif masyarakat di wilayah hukum Pengadilan Agama Bojonegoro.

Ketiga, penyerapan anggaran pada DIPA Pengadilan Agama Bojonegoro

tahun 2013 mencapai 99,68% dan merupakan pencapaian tertinggi untuk KPPN

wilayah Bojonegoro.

Keberhasilan reformasi birokrasi tersebut beserta sejumlah potensi yang

berhasil diidentifikasikan dapat menjadi modal dalam melanjutkan pembaruan

peradilan, khususnya lima tahun ke depan.

Berikut ini akan diuraikan analisa SWOT berupa Kekuatan (Strength),

Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat) dari

Pengadilan Tinggi Agama Surabaya sebagai Pengadilan Agama Tingkat Banding

di Jawa Timur.

A. Kekuatan (Strength)

Kekuatan Pengadilan Agama Bojonegoro mencakup beberapa hal yang

memang diatur dalam peraturan/Perundang-undangan sampai dengan hal-hal yang

dikembangkan, yang mencakup dalam beberapa aspek:

Page 7: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 7

1. Aspek Proses Peradilan

Adanya Undang-undang yang mengatur kewenangan Pengadilan

Agama Bojonegoro selaku Pengadilan Tingkat Pertama.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Bojonegoro memiliki

motivasi yang tinggi dan kreatif dalam melaksanakan tugas-

tugasnya

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Adanya Sistem Pengawasan yang melibatkan Hakim Pengawas Bidang

dalam pengawasan reguler dan insidental.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

Adanya Pola Bindalmin beserta aplikasi SIADPA Plus yang

mempermudah proses administrasi perkara.

B. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan-kelemahan yang ada di Pengadilan Agama Bojonegoro dirinci

dalam beberapa aspek:

1. Aspek Proses Peradilan

Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat mengukur kepuasan

masyarakat pencari keadilan di wilayah hukum Pengadilan Agama

Bojonegoro.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Jumlah pegawai yang jauh dari ideal menyebabkan banyak rangkap

jabatan yang menyebabkan kinerja pegawai kurang optimal dalam

pelayanan kepada masyarakat. Data jumlah pegawai di lingkungan

Page 8: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 8

Pengadilan Agama Bojonegoro adalah 14 orang Hakim dan 14

Pegawai dengan komposisi, khususnya kesekretariatan hanya ada 1

pejabat struktural yaitu Wakil Sekretaris, sedangkan jabatan Kasub

bagian Umum, Kasub bagian Kepegawaian dan Kasub bagian

Keuangan kosong, hampir 2 tahun

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Belum adanya sistem pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi

informasi.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

Jumlah pegawai teknis yang menguasai SIADPA Plus secara handal

masih sedikit sehingga proses administrasi perkara masih perlu

ditingkatkan. Aspek Sarana dan Prasarana

Pengadilan Agama Bojonegoro hanya mempunyai luas tanah dan

Gedung kantor 910 m2 jauh dari prototype yang seharusnya luas

tanah minimal 4000 m

C. Peluang (Opportunity)

Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Agama Bojonegoro

untuk melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek:

1. Aspek Proses Peradilan

Adanya aplikasi yang mempermudah proses berperkara dan

administrasi umum serta website Pengadilan Agama Bojonegoro yang

mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi dan proses

berperkara.

Page 9: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 9

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Adanya Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Pelatihan yang dilaksanakan

Pengadilan Tinggi Agama Bojonegoro maupun Mahkamah Agung

untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.

Adanya tunjangan kinerja sebagai motivasi pegawai dalam

peningkatan kinerja.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Hakim

Pengawas Bidang Pengadilan Agama Bojonegoro maupun Hakim

Tinggi Pengawas Daerah Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang

dilaksanakan secara reguler maupun insidentil ke Pengadilan Agama

Bojonegoro.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

Dukungan dan koordinasi yang baik antar pejabat di wilayah

hukum Pengadilan Agama Bojonegoro.

5. Aspek Sarana dan Prasarana

Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Agama

Bojonegoro berupa sambungan internet dan website Pengadilan Agama

Bojonegoro.

D. Tantangan (Threat)

Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Agama Bojonegoro yang

akan dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan

perbaikan sebagaimana yang diharapkan.

Page 10: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 10

1. Aspek Proses Peradilan

Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa

pengadilan ditengah tuntutan pelayanan prima kepada masyarakat

pencari keadilan.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Personil Pengadilan Agama Bojonegoro belum seluruhnya

memahami visi dan misi Pengadilan Agama Bojonegoro.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Belum adanya sistem reward dan punishment untuk mengontrol

kinerja aparat peradilan.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

Adanya beberapa bantuan Pemanggilan dan Pemberitahuan melalui

Pengadilan Agama lain tidak tepat waktu, sehingga menghambat

kecepatan penyelesaian administrasi

5. Aspek Sarana dan Prasarana

Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan sarana dan

prasarana tidak sesuai dengan kebutuhan.

Page 11: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 11

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1. Visi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan untuk mewujudkan tercapainya

tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Bojonegoro. Visi Pengadilan Agama

Bojonegoro mengacu pada Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya Kesatuan Hukum dan Badan Peradilan yang Profesional”

2.2. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang

ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik. Misi

Pengadilan Agama Bojonegoro adalah sebagai berikut:

1. Menjaga kemandirian aparatur badan peradilan;

2. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan sebagai upaya menciptakan

kualitas Sumber Daya Manusia Pengadilan Agama Bojonegoro;

3. Memberikan Pelayanan Publik yang Prima dan Keterbukaan Informasi di

Bidang Hukum Kepada Masyarakat;

4. Mewujudkan Kesatuan Pola Tindak dan Pola Kerja Sehingga diperoleh

Kepastian Hukum Bagi Masyarakat.

2.3. Tujuan Strategis

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam rangka

mencapai Visi dan Misi Pengadilan Agama Bojonegoro. Tujuan yang hendak dicapai

Pengadilan Agama Bojonegoro adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan SDM yang profesional dan berintegritas tinggi serta

memenuhi sarana dan prasarana aparatur Pengadilan Agama Bojonegoro;

2. Meningkatkan pelaksanaan pengawasan yang efektif dan efisien;

Page 12: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 12

3. Meningkatkan penyelesaian administrasi perkara yang sederhana, tepat

waktu, transparan dan akuntabel;

4. Meningkatkan dukungan manajemen dan tugas teknis dalam

penyelenggaraan Fungsi Peradilan.

2.4. Sasaran Strategis

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang

akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun ke depan dari tahun

2015 sampai dengan tahun 2019. Sasaran strategis yang hendak dicapai

Pengadilan Agama Bojonegoro adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan

dan akuntabel;

2. Terselesaikannya Administrasi perkara yang efektif, efisien, dan akuntabel;

3. Tersedianya Dukungan manajemen dan tugas teknis dalam penyelenggaraan

Fungsi Peradilan;

4. Terwujudnya SDM yang Profesional dan memiliki integritas tinggi;

5. Terwujudnya pelaksanaan Pengawasan yang efektif dan efisien;

6. Tersedianya Sarana dan Prasarana Aparatur Pengadilan Agama Bojonegoro.

A. Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan

sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator

kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut:

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolok ukur atas keberhasilan

sasaran strategis dalam mencapai tujuan.

Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan

sebagai berikut:

Page 13: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 13

TUJUAN STRATEGIS SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

Meningkatkan

penyelesaian

administrasi perkara

yang sederhana, tepat

waktu, transparan dan

akuntabel.

Terwujudnya

penyelesaian

perkara yang

sederhana, tepat

administrasi waktu,

transparan dan

perkara yang

akuntabel

1) Prosentase Jumlah Penyelesaian

Perkara

2) Prosentase Minutasi Berkas

Perkara

3) Prosentase putusan yang

dipunggah (upload) ke website.

4) Prosentase Pelayanan Meja

Informasi

Terselesaikannya

Administrasi

perkara yang efektif,

efisien, dan

akuntabel

1) Prosentase proses administrasi

penerimaan perkara.

2) Prosentase proses pemeriksaan

perkara

3) Prosentase proses administrasi

putusan perkara.

Meningkatkan

dukungan manajemen

dan tugas teknis dalam

penyelenggaraan Fungsi

Peradilan

Tersedianya

dukungan

manajemen dan

tugas teknis dalam

penyelenggaraan

Fungsi Peradilan

1) Prosentase Pelaksanaan dan

Pelaporan Administrasi

Keuangan yang sesuai

peraturan.

2) Prosentase Pelaksanaan dan

Pelaporan Administrasi

Kepegawaian yang sesuai

peraturan.

3) Prosentase Pelaksanaan dan

Pelaporan Pengelolaan Aset

yang sesuai peraturan.

Meningkatkan SDM

yang professional dan

berintegritas tinggi serta

memenuhi sarana dan

prasarana aparatur

Pengadilan Tinggi

Agama Surabaya

Terwujudnya SDM

yang Profesional

dan memiliki

integritas tinggi.

1) Prosentase pegawai/hakim yang

diusulkan mengikuti Diklat.

2) Prosentase pegawai/hakim yang

lulus Diklat.

Page 14: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 14

TUJUAN STRATEGIS SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

Meningkatkan

pelaksanaan

pengawasan yang

efektif dan efisien

Terwujudnya

pelaksanaan

Pengawasan

Internal yang efektif

dan efisien.

1) Prosentase Pengawasan Oleh

Hakim Pengawas Bidang

2) Prosentase penindaklanjutan

pengaduan

Meningkatkan SDM

yang professional dan

berintegritas tinggi serta

memenuhi sarana dan

prasarana aparatur

Pengadilan Agama

Tersedianya Sarana

dan Prasarana

Aparatur

Pengadilan Agama

1) Prosentase Pengadaan Sarana

dan Prasarana

Page 15: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 15

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung Republik Indonesia

Arah kebijakan dan strategi Mahkamah Agung RI Tahun 2010-2035

tercantum dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat

disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut:

A. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis

Segala upaya pembaruan peradilan yang dilakukan harus mengarah pada

tujuan utama yaitu ‚Badan Peradilan yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan

kehakiman secara efektif‛. Untuk mencapai tujuan tersebut maka program utama

yang perlu dilakukan adalah:

1. Pembatasan Perkara Kasasi dan PK

2. Penerapan Sistem Kamar secara konsisten

3. Penyederhanaan Proses Berperkara

4. Penguatan Akses pada Keadilan

B. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara

Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara dapat dibagi menjadi 3

(tiga) bagian besar, yaitu sebagai berikut:

1. Modernisasi manajemen perkara;

2. Penataan ulang organisasi manajemen perkara;

3. Penataan ulang proses manajemen perkara.

C. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Pusat Penelitian dan Pengembangan memiliki fungsi strategis dalam rangka

mencapai organisasi Mahkamah Agung RI. yang berbasis pengetahuan. Setidaknya

terdapat 2 (dua) fungsi strategis yang harus dikembangkan oleh Litbang: Pertama,

Page 16: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 16

fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembangunan substansi

hukum untuk mendukung fungsi Mahkamah Agung RI. dalam mengadili; Kedua,

fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembaruan kebijakan

Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan

Kelembagaan dan Penguatan SDM, Sarana dan Prasarana.

D. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Mahkamah Agung RI. akan

mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis

kompetensi. Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi ini biasa disebut sebagai

Competency Based HR Management (CBHRM). Pengembangan Sistem Manajemen

SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut:

1. Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi

2. Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang

dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi dan promosi.

3. Penilaian kinerja berbasis kompetensi

4. Remunerasi berbasis kompetensi

5. Pola karir berbasis kompetensi.

E. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif,

berintegrasi dan profesional, maka Mahkamah Agung RI. akan mengembangkan

‚Sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan Pegawai Pengadilan yang

Berkualitas dan Terhormat { Qualified and Respectable Judicial training Center

(JTC)}‚.

Sistem ini akan dapat terwujud dengan usaha perbaikan pada berbagai aspek,

yaitu meliputi:

1. Kelembagaan (institusional);

Page 17: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 17

2. Sarana dan prasarana yang diperlukan;

3. Sumber Daya Manusia;

4. Program diklat yang terpadu dan berkelanjutan;

5. Pemanfaatan hasil diklat;

6. Anggaran diklat; serta

7. Kegiatan pendukung lainnya (misalnya kegiatan penelitian dan

pengembangan).

Konsep yang akan diadopsi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

ke depan adalah konsep pendidikan yang permanen dan berkelanjutan {Continuing

Judicial Education (CJE)}. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam

implementasi CJE ini, yaitu:

8. Bersifat komprehensif, terpadu dan sinergis untuk membantu hakim dan

pegawai pengadilan memenuhi harapan masyarakat;

9. Bersifat khusus yang merupakan bagian dari pendidikan berkelanjutan dan

terpusat pada kebutuhan pengembangan kompetensi hakim dan pegawai

pengadilan.

F. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran

Pasal 81A ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung

menyatakan ‚Anggaran Mahkamah Agung dibebankan pada mata anggaran

tersendiri dalam anggaran pendapatan dan belanja negara‛. Pasal dimaksud telah

mengamanatkan kepada jajaran Mahkamah Agung untuk mengupayakan adanya

kemandirian baik dalam penganggaran maupun dalam pelaksanaan anggaran.

Supaya kemandirian anggaran MA terwujud, maka diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut:

Page 18: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 18

a. Menumbuhkan pemahaman bersama tentang kemandirian anggaran

badan peradilan;

b. Mengkaji peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

kemandirian anggaran badan peradilan;

c. Menentukan tingkat kemandirian anggaran badan peradilan;

d. Mendorong dibentuknya undang-undang yang berisi kemandirian

anggaran badan peradilan.

Sedangkan cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju

kemandirian pengelolaan anggaran Badan Peradilan meliputi:

1Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan

e. Studi terhadap kemandirian pengelolaan keuangan Badan Peradilan;

f. Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat

penerapan anggaran berbasis kinerja;

g. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka

pengeluaran jangka menengah;

h. Restrukturisasi program dan kegiatan;

i. Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan;

j. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM;

2. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan

a. Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN;

b. Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja;

c. Evaluasi SOP penerimaan dan belanja;

Page 19: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 19

3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran

a. Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Mahkamah Agung

dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan,

diantaranya adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja,

pelatihan kuasa pengguna anggaran, pelatihan pejabat pembuat

komitmen, pelatihan penguji tagihan, pelatihan bendahara penerimaan

dan pengeluaran;

4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran

a. Membuat Rancangan Undang-Undang tentang Kemandirian Anggaran

Badan Peradilan;

b. Penyusunan peraturan teknis tentang kemandirian pengelolaan

keuangan Badan Peradilan;

c. Peraturan perundang-undangan tentang kemandirian anggaran telah

disahkan;

d. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Badan

Peradilan;

e. Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan tentang

transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja;

f. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.

G. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset

Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Mahkamah Agung akan

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mahkamah Agung akan menciptakan lingkungan organisasi yang dapat

mendorong perilaku positif dalam pengelolaan aset;

2. Mahkamah Agung akan mengubah pendekatan dalam mengelola aset, dari

pendekatan administratif aset menjadi manajemen aset yang menerapkan

Page 20: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 20

beberapa asas, yaitu : fungsional, kepastian hukum, transparansi, azas

efisiensi, akuntabilitas publik, dan kepastian nilai;

3. Mahkamah Agung akan menyediakan seorang penilai di setiap satuan kerja

unit pengelola aset;

4. Mahkamah Agung akan melakukan penertiban aset;

5. Mahkamah Agung akan memperbaiki perencanaan pengelolaan aset;

6. Mahkamah Agung akan melakukan risk analysis untuk setiap aset milik

negara berupa tanah dan bangunan ataupun aset lain yang dianggap

perlu;

7. Mahkamah Agung akan melakukan sertifikasi;

8. Mahkamah Agung akan melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas dan

rumah jabatan;

9. Mahkamah Agung akan menyusun mekanisme akuntabilitas yang

efektif;

10. Mahkamah Agung akan menyempurnakan SIMAK BMN karena

memang tidak ada manajemen BMN yang khusus dibuat untuk instansi

tertentu.

H. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi

Secara ringkas, sasaran dari penerapan Teknologi Informasi di Mahkamah

Agung, dapat dirumuskan sebagai sarana pendukung untuk tercapainya hal-hal

berikut ini:

a. Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses terhadap

semua informasi yang relevan dari dalam dan luar pengadilan,

termasuk putusan, jurnal hukum dan lainnya;

b. Peningkatan sistem administrasi pengadilan, meliputi akses atas

aktivitas pengadilan dari luar gedung, seperti misalnya registrasi,

permintaan informasi dan kesaksian;

Page 21: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 21

c. Pembentukan efisiensi proses kerja di lembaga peradilan, yaitu dengan

mengurangi kerja manual dan klerikal serta menggantikannya dengan

proses berbasis komputer;

d. Pembentukan organisasi berbasis kinerja, yaitu dengan menggunakan

teknologi sebagai alat untuk melakukan pemantauan dan kontrol atas

kinerja;

e. Pembentukan lingkungan pembelajaran dalam organisasi, yaitu dengan

menyediakan fasilitas e-learning atau pembelajaran jarak jauh.

Tahapan pengembangan Teknologi Informasi di Mahkamah Agung dan

lembaga peradilan dalam 25 tahun ke depan akan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian,

yaitu sebagai berikut:

1. Tahap I, selama 5 (lima) tahun pertama. Sasarannya adalah optimalisasi

investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, integrasi data dan informasi,

serta penyiapan regulasi dan perubahan kultur kerja dalam rangka

menyongsong era bekerja berbasis Teknologi Informasi;

2. Tahap II, selama 10 (sepuluh) tahun kedua. Sasarannya adalah terciptanya

sistem informasi yang konsisten untuk seluruh lembaga peradilan sehingga

memungkinkan pemanfaatan data dan informasi untuk menjaga kesatuan

hukum dan membuka peluang untuk peningkatan akses terhadap pelayanan

pengadilan;

3. Tahap III, selama 10 (sepuluh) tahun ketiga. Sasarannya adalah

diintegrasikannya proses peradilan dengan para pemangku kepentingan

lainnya, termasuk para penegak hukum lain, dalam kerangka menuju

sistem pelayanan hukum terpadu (integrated justice system).

I. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan

Penguatan Organiasasi Pengawasan difokuskan pada 5 (lima) aspek, yaitu:

Page 22: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 22

1. Restrukturiasasi Organisasi Pelaksana Fungsi Pengawasan

2. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan

3. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan

4. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi

Masyarakat

5. Redefinisi Hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai Mitra

dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan.

J. Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi

Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan

diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu: 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat

pencari keadilan; dan 2) mewujudkan akuntabilitas dan meningkatkan

kepercayaan masyarakat.

Langkah-langkah prioritas yang akan dilakukan oleh Mahkamah Agung

adalah:

1. Membangun kultur keterbukaan di pengadilan;

2. Mekanisme Akses Informasi Sederhana, Cepat, Tepat Waktu dan Biaya

Ringan;

3. Membangun Struktur Organisasi dan Mengembangkan Kebijakan

Pendukung;

4. Mekanisme Pemantauan dan Pengawasan, Pengaduan dan Penyelesaian

Keberatan, serta Insentif dan Disentif atas Pelaksanaan Pelayanan

Informasi;

5. Meningkatkan Pemahaman Masyarakat akan Kegunaan dan Kebutuhan

Informasi Pengadilan.

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

Arah kebijakan dan strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Tahun 2015-

Page 23: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 23

2019 mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat

disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut:

A. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis

Segala upaya pembaruan peradilan agama yang dilakukan harus mengarah

pada tujuan yaitu ‚Peradilan Agama yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan

kehakiman secara efektif‛. Untuk mencapai tujuan tersebut maka program utama

yang perlu dilakukan adalah:

1. Penyederhanaan Proses Berperkara

2. Penguatan Akses pada Keadilan.

B. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara

Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara memerlukan program

prioritas yaitu terselenggaranya Modernisasi manajemen perkara di peradilan

agama, oleh karena itu diharapkan seluruh pimpinan peradilan agama

mewajibkan kepada seluruh aparat Peradilan Agama, terutama Hakim, Panitera

Pengganti dan Jurusita/Jurusita Pengganti untuk dapat memahami dan

melaksanakan Pola Bindalmin dengan baik, sehingga kualitas sistem pemberkasan

perkara dapat lebih ditingkatkan.

C. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Pembaruan Fungsi Litbang memiliki 2 (dua) fungsi strategis yang harus

dikembangkan oleh Litbang: Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung

pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung fungsi

Peradilan Agama dalam mengadili; Kedua, fungsi Litbang dalam mendukung

pengembangan dan pembaruan kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu

dibutuhkan kegiatan Penguatan SDM, Sarana dan Prasarana.

Page 24: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 24

D. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Pengadilan Tinggi Agama

Surabaya akan mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen

SDM berbasis kompetensi. Pengembangan Sistem Manajemen SDM berbasis

kompetensi dilakukan sebagai berikut:

1. Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang

dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi dan promosi.

2. Penilaian kinerja berbasis kompetensi.

3. Remunerasi berbasis kompetensi.

4. Pola karir berbasis kompetensi.

E. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif,

berintegrasi dan profesional, maka Pengadilan Tinggi Agama Surabaya secara

berkelanjutan akan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Yustisial dan

Administrasi, Orientasi-orientasi dan Pembinaan Sumber Daya Manusia, terutama

bagi Hakim, Panitera Pengganti dan Jurusita/Jurusita Pengganti, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparat Peradilan

Agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya.

Pengadilan Tinggi Agama Surabaya mensupport kebijakan Mahkamah Agung

RI dalam mengembangkan ‚Sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan

Pegawai Pengadilan yang Berkualitas dan Terhormat { Qualified and Respectable

Judicial Training Centre (JTC) } ‚.

F. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran

Cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian

pengelolaan anggaran Peradilan Agama meliputi:

Page 25: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 25

1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan

a. Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat

penerapan anggaran berbasis kinerja;

b. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka

pengeluaran jangka menengah;

c. Restrukturisasi program dan kegiatan;

d. Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan;

e. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM;

2. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan

a. Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN;

b. Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja;

c. Evaluasi SOP penerimaan dan belanja;

3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran

Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Pengadilan Agama

dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan, diantaranya adalah

pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, dan pelatihan bendahara

penerimaan dan pengeluaran;

4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran

a. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Badan

Peradilan;

b. Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan tentang

transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja;

c. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.

G. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset

Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Pengadilan Tinggi

Agama Surabaya Mahkamah Agung akan melakukan langkah-langkah sebagai

Page 26: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 26

berikut:

1. Penertiban aset;

2. Memperbaiki perencanaan pengelolaan aset;

3. Melakukan risk analysis untuk setiap aset milik negara berupa tanah dan

bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu;

4. Melakukan sertifikasi tanah;

5. Melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas dan rumah jabatan;

6. Mengoptimalkan aplikasi SIMAK BMN dalam menatausahakan aset.

7. Melakukan perencanaan terhadap kebutuhan belanja modal tanah dan

gedung kantor Pengadilan Agama di wilayah Jawa Timur, antara lain:

a. Menyelenggarakan proyek pengadaan tanah untuk 9 (sembilan) satuan

kerja yang membutuhkan relokasi gedung kantor, yaitu:

No Satuan Kerja Vol (M2) Biaya Jumlah

1 PA. Banyuwangi 4000 3.000.000 12.000.000.000

2 PA. Blitar 4000 3.000.000 12.000.000.000

3 PA. Bojonegoro 4000 3.000.000 12.000.000.000

4 PA. Bondowoso 4000 3.000.000 12.000.000.000

5 PA. Gresik 4000 3.000.000 12.000.000.000

6 PA. Pasuruan 4000 3.000.000 12.000.000.000

7 PA. Sidoarjo 4000 3.000.000 12.000.000.000

8 PA. Surabaya 5000 3.000.000 15.000.000.000

9 PA. Trenggalek 4000 3.000.000 12.000.000.000

Jumlah 111.000.000.000

b. Menyelenggarakan proyek pembangunan gedung/kantor untuk 19

satuan kerja, yaitu:

No Satuan Kerja Vol (M2) Biaya Jumlah

1 PTA Surabaya 5000 4.000.000 20.000.000.000

2 PA. Banyuwangi 2500 4.000.000 10.000.000.000

3 PA. Blitar 2500 4.000.000 10.000.000.000

4 PA. Bojonegoro 2500 4.000.000 10.000.000.000

5 PA. Bondowoso 2500 4.000.000 10.000.000.000

6 PA. Gresik 2500 4.000.000 10.000.000.000

Page 27: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 27

7 PA. Pasuruan 2500 4.000.000 10.000.000.000

8 PA. Sidoarjo 2500 4.000.000 10.000.000.000

9 PA. Surabaya 3000 5.000.000 15.000.000.000

10 PA. Trenggalek 2500 4.000.000 10.000.000.000

11 PA. Bawean 2500 4.000.000 10.000.000.000

12 PA. Kangean 2500 4.000.000 10.000.000.000

13 PA. Kab. Kediri 2500 4.000.000 10.000.000.000

14 PA. Kediri 2500 4.000.000 10.000.000.000

15 PA. Kab. Madiun 2500 4.000.000 10.000.000.000

16 PA. Nganjuk 2500 4.000.000 10.000.000.000

17 PA. Ngawi 2500 4.000.000 10.000.000.000

18 PA. Sampang 2500 4.000.000 10.000.000.000

19 PA.Tuban 2500 4.000.000 10.000.000.000

Jumlah 205.000.000.000

c. Menyelenggarakan Belanja Modal untuk 38 satuan kerja, yaitu:

No Satuan Kerja Vol

(Unit) Biaya Jumlah

1 PTA Surabaya 40 5.000.000 200.000.000

2 PA. Bangil 40 5.000.000 200.000.000

3 PA. Bangkalan 40 5.000.000 200.000.000

4 PA. Banyuwangi 40 5.000.000 200.000.000

5 PA. Bawean 40 5.000.000 200.000.000

6 PA. Blitar 40 5.000.000 200.000.000

7 PA. Bojonegoro 40 5.000.000 200.000.000

8 PA. Bondowoso 40 5.000.000 200.000.000

9 PA. Gresik 40 5.000.000 200.000.000

10 PA. Jember 40 5.000.000 200.000.000

11 PA. Jombang 40 5.000.000 200.000.000

12 PA. Kangean 40 5.000.000 200.000.000

13 PA. Kab. Kediri 40 5.000.000 200.000.000

14 PA. Kodya Kediri 40 5.000.000 200.000.000

15 PA. Kraksaan 40 5.000.000 200.000.000

16 PA. Kab. Madiun 40 5.000.000 200.000.000

17 PA. Kodya Madiun 40 5.000.000 200.000.000

18 PA. Kab. Malang 40 5.000.000 200.000.000

19 PA. Lamongan 40 5.000.000 200.000.000

20 PA. Lumajang 40 5.000.000 200.000.000

21 PA. Mojokerto 40 5.000.000 200.000.000

22 PA. Magetan 40 5.000.000 200.000.000

Page 28: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 28

No Satuan Kerja Vol

(Unit) Biaya Jumlah

23 PA. Malang 40 5.000.000 200.000.000

24 PA. Nganjuk 40 5.000.000 200.000.000

25 PA. Ngawi 40 5.000.000 200.000.000

26 PA. Pacitan 40 5.000.000 200.000.000

27 PA. Pamekasan 40 5.000.000 200.000.000

28 PA. Pasuruan 40 5.000.000 200.000.000

29 PA. Ponorogo 40 5.000.000 200.000.000

30 PA. Probolinggo 40 5.000.000 200.000.000

31 PA. Sampang 40 5.000.000 200.000.000

32 PA. Sidoarjo 40 5.000.000 200.000.000

33 PA. Situbondo 40 5.000.000 200.000.000

34 PA. Sumenep 40 5.000.000 200.000.000

35 PA. Surabaya 40 5.000.000 200.000.000

36 PA. Tulungagung 40 5.000.000 200.000.000

37 PA. Trenggalek 40 5.000.000 200.000.000

38 PA. Tuban 40 5.000.000 200.000.000

Jumlah 7.600.000.000

d. Menyelenggarakan Belanja Modal Pengadaan Alat Pengolah Data untuk

38 satuan kerja, yaitu:

No Satuan Kerja Vol

(Unit) Biaya Jumlah

1 PTA Surabaya 20 10.000.000 200.000.000

2 PA. Bangil 20 10.000.000 200.000.000

3 PA. Bangkalan 20 10.000.000 200.000.000

4 PA. Banyuwangi 20 10.000.000 200.000.000

5 PA. Bawean 20 10.000.000 200.000.000

6 PA. Blitar 20 10.000.000 200.000.000

7 PA. Bojonegoro 20 10.000.000 200.000.000

8 PA. Bondowoso 20 10.000.000 200.000.000

9 PA. Gresik 20 10.000.000 200.000.000

10 PA. Jember 20 10.000.000 200.000.000

11 PA. Jombang 20 10.000.000 200.000.000

12 PA. Kangean 20 10.000.000 200.000.000

13 PA. Kab. Kediri 20 10.000.000 200.000.000

14 PA. Kodya Kediri 20 10.000.000 200.000.000

15 PA. Kraksaan 20 10.000.000 200.000.000

16 PA. Kab. Madiun 20 10.000.000 200.000.000

Page 29: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 29

No Satuan Kerja Vol

(Unit) Biaya Jumlah

17 PA. Kodya Madiun 20 10.000.000 200.000.000

18 PA. Kab. Malang 20 10.000.000 200.000.000

19 PA. Lamongan 20 10.000.000 200.000.000

20 PA. Lumajang 20 10.000.000 200.000.000

21 PA. Mojokerto 20 10.000.000 200.000.000

22 PA. Magetan 20 10.000.000 200.000.000

23 PA. Malang 20 10.000.000 200.000.000

24 PA. Nganjuk 20 10.000.000 200.000.000

25 PA. Ngawi 20 10.000.000 200.000.000

26 PA. Pacitan 20 10.000.000 200.000.000

27 PA. Pamekasan 20 10.000.000 200.000.000

28 PA. Pasuruan 20 10.000.000 200.000.000

29 PA. Ponorogo 20 10.000.000 200.000.000

30 PA. Probolinggo 20 10.000.000 200.000.000

31 PA. Sampang 20 10.000.000 200.000.000

32 PA. Sidoarjo 20 10.000.000 200.000.000

33 PA. Situbondo 20 10.000.000 200.000.000

34 PA. Sumenep 20 10.000.000 200.000.000

35 PA. Surabaya 20 10.000.000 200.000.000

36 PA. Tulungagung 20 10.000.000 200.000.000

37 PA. Trenggalek 20 10.000.000 200.000.000

38 PA. Tuban 20 10.000.000 200.000.000

Jumlah 7.600.000.000

H. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi

Arahan pembaruan Teknologi Informasi selama 5 (lima) tahun pertama

sasarannya ditujukan untuk optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah

ada, antara lain website PTA Surabaya dan PA se-Jawa Timur, aplikasi

SIADPA/SIADPTA, dll dan melaksanakan integrasi data dan informasi.

I. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan

Pembaruan Sistem Pengawasan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

difokuskan pada 3 (tiga) aspek, yaitu:

1. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan;

Page 30: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 30

2. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan;

3. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi

Masyarakat.

J. Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi

Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan

diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu: 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat

pencari keadilan; dan 2) mewujudkan akuntabilitas dan meningkatkan

kepercayaan masyarakat.

3.3. Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Agama Bojonegoro

Arah kebijakan dan strategi Pengadilan Agama Bojonegoro Tahun 2015-2019

mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat

disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut:

A. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis

Segala upaya pembaruan peradilan agama yang dilakukan harus mengarah

pada tujuan yaitu ‚Peradilan Agama yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan

kehakiman secara efektif‛. Untuk mencapai tujuan tersebut maka program utama

yang perlu dilakukan adalah:

1. Penyederhanaan Proses Berperkara

2. Penguatan Akses pada Keadilan.

B. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara

Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara memerlukan program

prioritas yaitu terselenggaranya Modernisasi manajemen perkara di peradilan

agama, oleh karena itu diharapkan seluruh pimpinan peradilan agama

mewajibkan kepada seluruh aparat Peradilan Agama, terutama Hakim, Panitera

Pengganti dan Jurusita/Jurusita Pengganti untuk dapat memahami dan

Page 31: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 31

melaksanakan Pola Bindalmin dengan baik, sehingga kualitas sistem pemberkasan

perkara dapat lebih ditingkatkan.

C. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Pembaruan Fungsi Litbang memiliki 2 (dua) fungsi strategis yang harus

dikembangkan oleh Litbang: Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung

pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung fungsi

Peradilan Agama dalam mengadili; Kedua, fungsi Litbang dalam mendukung

pengembangan dan pembaruan kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu

dibutuhkan kegiatan Penguatan SDM, Sarana dan Prasarana.

D. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Pengadilan Agama Bojonegoro

akan mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen SDM

berbasis kompetensi. Pengembangan Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi

dilakukan sebagai berikut:

1. Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang

dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi dan promosi.

2. Penilaian kinerja berbasis kompetensi.

3. Remunerasi berbasis kompetensi.

4. Pola karir berbasis kompetensi.

E. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif,

berintegrasi dan profesional, maka Pengadilan Agama Bojonegoro secara

berkelanjutan akan mengikutsertakan para pegawai dalam Bimbingan Teknis

Yustisial dan Administrasi, Orientasi-orientasi dan Pembinaan Sumber Daya

Manusia, terutama bagi Hakim, Panitera Pengganti dan Jurusita/Jurusita

Pengganti, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme

Page 32: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 32

aparat Peradilan Agama di lingkungan Pengadilan Agama Bojonegoro.

Pengadilan Agama Bojonegoro mensupport kebijakan Mahkamah Agung RI

dalam mengembangkan ‚Sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan

Pegawai Pengadilan yang Berkualitas dan Terhormat { Qualified and Respectable

Judicial Training Centre (JTC) } ‚.

F. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran

Cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian

pengelolaan anggaran Peradilan Agama meliputi:

1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan

a. Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat

penerapan anggaran berbasis kinerja;

b. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka

pengeluaran jangka menengah;

c. Restrukturisasi program dan kegiatan;

d. Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan;

e. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM;

2. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan

a. Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN;

b. Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja;

c. Evaluasi SOP penerimaan dan belanja;

3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran

Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Pengadilan Agama

dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan, diantaranya adalah

pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, dan pelatihan bendahara

penerimaan dan pengeluaran;

Page 33: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 33

4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran

a. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Badan

Peradilan;

b. Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan tentang

transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja;

c. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.

G. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset

Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Pengadilan Agama

Bojonegoro akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penertiban aset;

2. Memperbaiki perencanaan pengelolaan aset;

3. Melakukan risk analysis untuk setiap aset milik negara berupa tanah dan

bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu;

4. Melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas dan rumah jabatan;

5. Mengoptimalkan aplikasi SIMAK BMN dalam menatausahakan aset.

6. Melakukan usulan kegiatan berupa belanja modal tanah senilai

Rp 12.000.000,- (dua belas milyar rupiah) dan pembangunan gedung

kantor Pengadilan Agama Bojonegoro senilai Rp 10.000.000,- (sepuluh

milyar rupiah), pengadaan fasilitas perkantoran senilai Rp 200.000.00,-

(dua ratus juta rupiah) serta pengadaan alat pengolah data senilai

Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah);

H. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi

Arahan pembaruan Teknologi Informasi selama 5 (lima) tahun pertama

sasarannya ditujukan untuk optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah

ada, di Pengadilan Agama Bojonegoro, antara lain SIADPA dll dan melaksanakan

integrasi data dan informasi.

Page 34: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 34

I. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan

Pembaruan Sistem Pengawasan Pengadilan Agama Bojonegoro difokuskan

pada 3 (tiga) aspek, yaitu:

1. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan;

2. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan;

3. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi

Masyarakat.

J. Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi

Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan

diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu: 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat

pencari keadilan; dan 2) Mewujudkan akuntabilitas dan meningkatkan

kepercayaan masyarakat.

Page 35: Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro 35

BAB IV

PENUTUP

Atas Berkah Allah SWT, maka Rencana Strategis Pengadilan Agama

Bojonegoro Tahun 2015-2019 ini dapat disusun.

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro Tahun 2015-2019 ini

berisikan tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Arah Kebijakan dan

Strategi yang akan dilaksanakan dan dipedomani oleh Pengadilan Agama

Bojonegro.

Mengingat perubahan lingkungan yang sangat pesat dan kompleks, maka

selama kurun waktu berlakunya rencana strategis ini, dapat dilakukan upaya kajian

dan bila perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Strategis

Pengadilan Agama Bojonegoro ini diucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya,

dan selanjutnya Rencana Strategis Pengadilan Agama Bojonegoro ini hanya dapat

dilaksanakan dan tercapai tujuannya, bila dilaksanakan dengan dedikasi dan kerja

keras oleh semua pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Bojonegoro.

Mudah-mudahan kita sekalian memperoleh rahmat, taufiq, hidayah dan

inayah dari Allah SWT.

Bojonegoro, Januari 2014

Ketua Pengadilan Agama Bojonegoro

H. MOCH. THAIF AS, S.H.

NIP. 150169056