rencana - pengaruh perbedaan tingkat pendidikan pasangan suami istri terhadap keharmonisan rumah...

Upload: leli-ristawati

Post on 16-Oct-2015

378 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

masih rencana skripsi.

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    1/29

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Judul PenelitianPenelitian ini berjudul: Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan

    Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori

    Self-Disclosurepada Pasangan Suami Istri di Desa Kalibagor)

    B. Latar Belakang MasalahHidup berpasang-pasangan dan membina suatu keluarga untuk

    meneruskan keturunan berdasarkan ikatan pernikahan merupakan sifat

    alamiah manusia. Pernikahan sendiri menurut Undang-undang Nomor 1

    tahun 1974 adalah pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

    dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

    keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

    Selain itu pernikahan merupakan salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya

    perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik dari pihak suami maupun istri,

    kemudian dengan saling menjaga hubungan dalam pernikahan tersebut maka

    akan terwujudnya pernikahan yang harmonis. Pernikahan adalah salah satu

    pranata sosial yang terpenting dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia,

    penikahan juga mengatur komitmen insan-insan yang terlibat di dalamnya

    untuk bersatu mempertahankan status dan kehidupan pernikahan itu (Alois,

    2006: 2)

    Kadang kala, dalam berumah tangga hubungan orang-orang yang

    ada di dalamnya tidak selalu berjalan dengan baik, konflik atau permasalahan

    pastilah muncul sebagai kodrati manusia yang senantiasa berhadapan dengan

    masalah. Sebuah permasalahan yang merupakan kesenjangan dari yang

    diharapkan dan kenyataan yang diterima ini, bisa muncul disebabkan oleh diri

    sendiri maupun orang lain. Penerimaan dan penanganan masalah yang

    muncul ini dapat menentukan dapat bertahannya suatu pernikahan atau tidak.

    Saat kesulitan dapat diselesaikan secara konstruktif maka pernikahan lebih

    mungkin untuk bertahan, tetapi jika ketika permasalahan menjadi lebih buruk

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    2/29

    2

    dan berakibat adanya interaksi yang buruk pula, sehingga kemungkinan

    pernikahan akan gagal (Baron, 2005: 48). Maka, setiap hubungan suami istri

    selalu diharapkan adanya komunikasi yang lebih mendasar agar terhindar dari

    konflik. Komunikasi yang terjadi antara pasangan suami istri dapat

    dikategorikan sebagai komunikasi interpersonal, karena individu-individu

    yang terdapat didalamnya berkomunikasi secara langsung dengan bertatap

    muka. Keefektifan dari komunikasi interpersonal adalah komunikator dapat

    menguasai situasi komunikasi yang sedang berlangsung. Cara bagaimana

    komunikator berkomunikasi dengan efektif yaitu dengan cara bertatap muka

    langsung (face to face). Komunikasi tatap muka digunakan jika komunikator

    mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behaviour change) dari

    komunikan. Mengapa demikian, sebab sewaktu kita berkomunikasi

    membutuhkan umpan balik secara langsung (immediate feedback). Hal ini

    dapat dicontohkan seperti antar guru dengan murid, atasan dengan bawahan,

    suami dengan istri dan sebagainya.

    Masalah atau konflik yang bisa muncul pada pasangan suami istri

    adalah adanya perbedaan tingkat pendidikan yang didapat saat menikah.

    Memang tidak ada patokan taraf pendidikan khusus dalam menikah, namun

    secara tidak langsung hal ini membawa pengaruh besar dalam pola

    komunikasi tiap orang yang masuk dalam tatanan rumah tangga itu.

    Ketimpangan pendidikan yang dialami dapat pula berimbas pada pola pikir

    yang ditawarkan saat berkomunikasi, padahal keseimbangan sangat

    diperlukan untuk mempertahankan hubungan. Keseimbangan disini tidak

    selalu berupa materi, dapat berupa perhatian, pengorbanan dan pembagian

    tugas dalam hubungan. Jika keseimbangan tidak tercapai, maka keutuhanhubungan dapat terancam. Menurunnya hubungan adalah perusakan dan

    kemungkinan terjadi pemutusan. Ini akibat melemahnya harmonisasi dan

    ikatan yang mempertalikan hubungan perkawinan, dan dapat terjadi secara

    berangsur atau mendadak, sedikit demi sedikit atau ekstrim. Jika dikaitkan

    dengan permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti, ketidakharmonisan ini

    adalah sebagai akibat dari adanya perbedaan pendidikan yang disandang

    suami istri secara individu.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    3/29

    3

    Berkaitan dengan dampak ketidakharmonisan adalah perceraian.

    Tidak hanya di kota-kota metropolitan saja perceraian dapat terjadi, bahkan

    data perceraian di Indonesia mengalami peningkatan di tiap tahunnya. Di

    Purwokerto khususnya, Pengadilan Agama Purwokerto mencatat pada tahun

    2010 total pengajuan perkara cerai talak dan cerai gugat adalah 476 kasus.

    Tahun 2011 meningkat drastis menjadi 2421, tahun 2012 ada 2775 perkara

    dan tahun 2013 hingga bulan September adalah 2275 perkara.1 Angka ini

    tentu memprihatinkan, mengingat setiap orang yang menikah sudah tentu

    mendambakan kehidupan pernikahan yang harmonis. Namun bagaimanapun

    juga, tidak dapat dilupakan bahwa pernikahan pada dasarnya terdiri dari dua

    orang yang mempunyai kepribadian, sifat, karakter dan tentunya latar

    belakang pendidikan yang berbeda. Semuanya itu sudah melekat pada pribadi

    seseorang bahkan jauh sebelum mengikrarkan diri sebagai pasangan suami

    istri. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kehidupan pernikahan pada

    kenyataan selanjutnya tidaklah seindah dan seromantis harapan pasangan

    tersebut. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan melandaskan komunikasi

    keduanya dengan baik. Karena masalah komunikasi bukan hanya

    mengganggu kebahagiaan rumah tangga, tapi juga menjadi penyebab terbesar

    dari perceraian rumah tangga. Komunikasi sangat penting untuk hubungan

    dalam keluarga, sebab tanpa komunikasi, hubungan yang sangat akrab

    sekalipun tidak dapat dijalin atau tetap hidup (Kuntaraf, 1999: 6-7).

    Proses komunikasi yang merupakan kegiatan verbal dan non-verbal

    penyampaian dan penerimaan pesan ini haruslah berlangsung secara baik agar

    konflik yang timbul bisa diatasi dan ditekan kemunculannya. Konflik dan

    pertengkaran yang dialami pasangan suami istri merupakan akibat darikurangnya komunikasi tersebut, maka komunikasi merupakan sarana penting

    untuk mempertahankan dan mempererat hubungan keluarga. Tanpanya,

    hubungan-hubungan akrab seperti pernikahan tidak dapat dijalin, malah akan

    memperburuk situasi kehidupan berkeluarga dan tujuan pernikahan yang

    membentuk keluarga bahagia dan membahagiakan kedua belah pihak pada

    1Website Pengadilan Agama Purwokerto

    http://infoperkara.badilag.net/fungsi_model/infoperkara/cabang.php?username=PAPURWOKERTO&cabang=8 Diakses 3 Oktober 2013

    http://infoperkara.badilag.net/fungsi_model/infoperkara/cabang.php?username=PAPURWOKERTO&cabang=8http://infoperkara.badilag.net/fungsi_model/infoperkara/cabang.php?username=PAPURWOKERTO&cabang=8http://infoperkara.badilag.net/fungsi_model/infoperkara/cabang.php?username=PAPURWOKERTO&cabang=8http://infoperkara.badilag.net/fungsi_model/infoperkara/cabang.php?username=PAPURWOKERTO&cabang=8
  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    4/29

    4

    akhirnya tidak terpenuhi (Kuntaraf, 1999:2). Hal ini salah satunya dapat

    dipicu oleh perbedaan pola pikir yang dilatar belakangi oleh jenjang atau

    tingkat perbedaan yang dimiliki suami dan istri. Keprihatinan atas

    permasalahan yang telah dijabarkan di atas yang menjadi motor penggerak

    penelitian ini. Dengan melibatkan pasutri di Desa Kalibagor yang telah

    menikah selama 1-5 tahun berlatar belakang pendidikan yang berbeda cukup

    jauh.

    C. Rumusan PermasalahanBerdasarkan uraian dan kondisi permasalahan di atas, peneliti

    tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan

    apakah ada pengaruh perbedaan tingkat pendidikan pasangan suami istri

    terhadap keharmonisan rumah tangga?

    D. Tujuan PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan adanya

    pengaruh perbedaan tingkat pendidikan pasangan suami istri terhadap dan

    keharmonisan rumah tangga.

    E. Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoritis

    Peneliti diharapkan dapat menambah wawasan pemahaman

    dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya dalam komunikasi

    keluarga, yang berkaitan dengan cara pasangan suami istri

    mengahadapi sebuah konflik dan bagaimana cara pasangansuami istri menyelesaikan konflik dengan baik, terutama

    didalam sebuah hubungan suami istri yang mempunyai latar

    belakang pendidikan berbeda.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    5/29

    5

    2. Manfaat Praktisa. Bagi pasangan suami istri

    Diharapkan bagi pasangan suami istri akan lebih

    mengetahui apa arti penting dari sebuah komunikasi dalam

    berumah tangga dan cara menghadapi segala konflik yang

    terjadi. Seperti halnya bagaimana cara menyelesaikan

    konflik dengan sehat agar hubungan dalam rumah tangga

    berjalan dengan penuh keharmonisan walau dengan pola

    pikir yang berbeda diakibatkan oleh perbedaan jenjang

    pendidikan pada keduanya.

    b. Bagi penelitian lebih lanjutPenelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

    mengenai konflik komunikasi antara suami istri yang

    memiliki perbedan latar belakang pendidikan dalam

    meraih dan mempertahankan keharmonisan keluarganya,

    selain itu penelitian ini juga dapat mempermudah

    penelitian berikutnya untuk mengetahui bagaimana pola

    komunikasi pasangan suami istri tersebut menyelesaikan

    suatu konflik yang ada agar tidak berakhir dengan

    perpisahan.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    6/29

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Riset-riset TerdahuluUntuk mengetahui lebih jelas tentang penelitian ini, kiranya

    penting untuk mengkaji terlebih dahulu hasil penelitian terdahulu, yang

    terkait dengan penelitian ini, baik secara teori maupun kontribusi

    keilmuan. Ada beberapa pembahasan skripsi mengenai keharmonisan

    rumah tangga, diantaranya:

    1. Rahmawati dengan judul skripsi Upaya Istri Yang Bekerja diPabrik Dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga (Study di

    Desa Ringinpitu Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

    Tulungagung) dengan hasil penelitian sebagai berikut: 1)

    Walaupun istri bekerja di luar rumah, akan tetapi ia tetap

    melaksanakan tugasnya dalam rumah tangga dengan baik,

    sehingga hak dan kewajiban dalam rumah tangga tidak

    terabaikan; 2) Komunikasi aktif di antara anggota keluarga,

    dengan demikian anggota keluarga bisa menyalurkan

    pendapatnya, dan di dalam keluarga tersebut tidak ada hal yang

    disembunyikan; 3) Ketika suami-istri bekerja, mereka tetap

    mengutamakan keluarga karena keluarga adalah tempat untuk

    mencurahkan kasih sayang dan menjadi motifasi dalam

    kehidupan; 4) Memupuk rasa cinta kasih, saling percaya,

    pengertian, menerima keadaan, saling membantu, saling

    mengingatkan dan memaafkan karena hal tersebut pentinguntuk menciptakan rumah tangga yang harmonis. 2

    2. Yohanes Candra Adi Nugroho dengan judul skripsi IntensiPerselingkuhan Pada Guru Ditinjau dari Komunikasi dalam

    Keluarga. Melibatkan 56 guru di Desa Limbangan, Kendal,

    penelitian kuantitatif yang menggunakan teknik purposive

    2RahmawatiUpaya Istri Yang Bekerja di Pabrik Dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga

    (Study di Desa Ringinpitu Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung). Skripsi. FakultasSyariah UIN Malang. 2007.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    7/29

    7

    sampling ini menampilkan bahwa adanya jam-jam kosong

    dalam proses belajar mengajar menimbulkan banyaknya

    kesempatan bagi guru tempat penelitian untuk mengobrol dan

    memunculkan kecenderungan untuk berselingkuh. Namun

    hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang

    signifikan anatara intensi perselingkuhan pada guru dengan

    komunikasi dalam keluarga. Intensi perselingkuhannya rendah

    dan komunikasi dalam keluarganya tinggi.3

    3. Dalam jurnal milik Lavina Rosalinda, Latipun, YuniNurhamida yang dimuat dalam Journal of Educational, Health

    and Community Psychology2013, Vol. 2, No. 1 yang berjudul

    Who Have Higher Psychological Well-Being? A Comparison

    Between Early Married And Adulthood Married Women

    menggunakan rumus Psychological Well-Being (PWB) sebagi

    instrumennya menggunakan subjek wanita usia 20-30 tahun

    yang menikah baik di atas 20 tahun atau di bawah 20 tahun,

    berjumlah 67 wanita. Hasilnya menunjukkan perbedaan

    signifikan dari level PWB antara kedua subjek (t = 3.816, p =

    0.000, p

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    8/29

    8

    Subjek penelitiannya adalah istri-istri yang mengalamai

    perselingkuhan dari suami. Terdiri dari 3 wanita dengan usia

    33 tahun, 36 tahun, dan 34 tahun, hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa perselingkuhan suami memberikan

    dampak negatif dalam kehidupan istri. Mereka mengalami

    berbagai emosi negatif secara bersamaan yang tidak mudah

    untuk dihadapi. Setiap partisipan melalui proses healing yang

    unik, namun secara umum mereka melewati tahapan-tahapan

    berikut ini: 1) terkejut dan tidak percaya, 2) mengalami dan

    mengatasi emosi-emosi negatif, 3) membicarakan masalah

    perkawinan dengan suami, 4) memperbaiki kondisi

    perkawinan. Proses healing dipengaruhi oleh faktor-faktor

    internal dan eksternal. Beberapa faktor yang secara signifikan

    membantu proses healing adalah: agama, dukungan emosional,

    karakteristik kepribadian, perubahan positif pada suami,

    aktivitas yang mendukung aktualisasi diri, dan proses terapi.5

    5. Siti Nur Azizah dalam skripsinya yang berjudul UpayaMasyarakat Sekitar Lokalisasi dalam Mempertahankan

    Keharmonisan Rumah Tangga (Studi di Desa Kaliwungu

    Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung) merupakan

    penelitian kuanlitatif yang menggunakan tiga metode

    (wawancara, observasi, dan dokumentasi). Sampel yang

    diambil dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, karena

    peneliti lebih memfokuskan para informan yang biasa bekerja

    di sekitar lokalisasi dan yang bekerja diluar lokalisasi, darihasil penelitian sudah mulai terjadi pengulangan informasi.

    Sehingga peneliti cukup mengambil 10 orang sebagai

    informan. Jumlah kepala keluarga di Desa Kaliwungu yang

    berdekatan dengan lokalisasi mencapai 50 kepala keluarga.

    Hasil penelitian ini adalah:

    5

    Adriana Soekandar Ginanjar Proses Healing Pada Istri yang Mengalami Perselingkuhan Suami .Jurnal.MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 13, NO. 1, JULI 2009: 66-76

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    9/29

    9

    a. Mengenai pemahaman masyarakat desa Kaliwungu terhadap

    keharmonisan rumah tangga, ada beberapa pemahaman,

    diantaranya: 1) Kebutuhan keluarga sehari-hari dapat

    tercukupi; 2) Dapat mendidik anak dengan baik dan sungguh-

    sungguh, sehingga dapat menyekolahkan anak-anak sampai

    jenjang pendidikan lebih tinggi; 3) Tidak pernah ada

    pertengkaran hebat; 4) Tidak pernah selingkuh; 5) Tidak ada

    kata cerai; 6) Tidak mudah terpengaruh dan teguh pendirian.

    b. Adapun Upaya masyarakat sekitar lokalisasi dalam

    mempertahankan keharmonisan rumah tangga, terdapat

    beberapa poin, diantaranya: 1) keluarga menjadi prioritas

    utama dan menjaga keutuhan keluarga; 2) komunikasi antar

    anggota keluarga; 3) saling pengertian, sabar dan jujur; 4)

    saling percaya terhadap pasangan dan menghormati

    pendapatnya; 5) saling mencintai dan menyayangi; 6)

    bersyukur dan menerima rizki pemberian Allah dengan ikhlas;

    7) bekerja keras dan ulet; 8) penampilan harus selalu menarik

    pasangan, bersih, rapi dan tidak mudah terpengaruh pasangan

    lain; 9) pondasi agama harus kuat dan selalu menjalankan

    sholat 5 waktu; 10) tanggung jawab dalam keluarga.

    c. Lokalisasi adalah bukan merupakan penyebab terbesar bagi

    kegagalan rumah tangga. Adapun bertetangga dengan

    lokalisasi apabila bisa menempatkan diri, malah akan

    mendapatkan banyak keuntungan. Tetapi kalau tidak bisa

    menempatkan diri, maka keharmonisan dalam rumah tanggaakan sulit untuk dipertahankan. Jadi semuanya kembali kepada

    para suami isteri dalam membina keluarganya. Akan tapi,

    setiap anggota keluarga yang bertetanga dengan lokalisasi,

    selalu merasakan khawatir walau hanya sedikit sekali. Terbukti

    dari hasil wawancara 8 dari 10 orang, menyatakan

    kekhawatirannya bertetangga dengan lokalisasi, meskipun

    warga bisa mendapatkan penghasilan setiap hari, dengan

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    10/29

    10

    memanfaatkan pengunjung lokalisasi dengan berjualan atau

    menjadi tukang parkir, tukang pijet dan lain sebagainya. d.

    Bahwa apabila lokalisasi dikelola dengan baik dan benar,

    sehingga dapat menjadi perhatian pemerintah daerah. Maka

    disamping kesehatannya akan ditangani secara proposional,

    maka peluang kerjapun akan banyak sesuai perkembangan

    lokalisasi itu sendiri. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh

    masyarakat yang membutuhkan.6

    Tabel 1. Persamaan dan perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan

    penelitian terdahulu

    No. Penelitian TerdahuluPerbandingan dengan penelitian yang akan

    dilakukan

    1.

    a. Judul penelitian: Upaya IstriYang Bekerja di Pabrik Dalam

    Menciptakan Harmonisasi

    Keluarga (Study di Desa

    Ringinpitu Kecamatan

    Kedungwaru KabupatenTulungagung)

    b.Penulis: Rahmawatic.Tahun penelitian: 2007d.Hasil penelitian: 1) Walaupun

    istri bekerja di luar rumah, akan

    tetapi ia tetap melaksanakan

    tugasnya dalam rumah tangga

    dengan baik, sehingga hak dan

    kewajiban dalam rumah tangga

    tidak terabaikan; 2) Komunikasi

    aktif di antara anggota keluarga,

    dengan demikian anggota

    keluarga bisa menyalurkan

    pendapatnya, dan di dalam

    a.Persamaan

    1) Sasaran penelitian adalah pasangan

    suami istri

    2) Subyek penelitian adalah keharmonisan

    rumah tangga

    3)Menggunakan teknikpurpovisesampling

    b.Perbedaan

    1) Latar belakang pendidikan pada

    penelitian terdahulu diabaikan.

    2) Lokasi penelitian di Tulungagung

    3) Penelitian kualitatif

    6Siti Nur Azizah Upaya Masyarakat Sekitar Lokalisasi dalam Mempertahankan Keharmonisan Rumah

    Tangga (Studi di Desa Kaliwungu Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung). Skripsi. UniversitasIslam Negeri Maulana Malik Ibrahim Fakultas Syariah. 2009

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    11/29

    11

    keluarga tersebut tidak ada hal

    yang disembunyikan; 3) Ketika

    suami-istri bekerja, mereka tetap

    mengutamakan keluarga karenakeluarga adalah tempat untuk

    mencurahkan kasih sayang dan

    menjadi motifasi dalam

    kehidupan; 4) Memupuk rasa

    cinta kasih, saling percaya,

    pengertian, menerima keadaan,

    saling membantu, saling

    mengingatkan dan memaafkan

    karena hal tersebut penting untuk

    menciptakan rumah tangga yang

    harmonis

    2.

    a. Judul penelitian: IntensiPerselingkuhan Pada Guru

    Ditinjau dari Komunikasi dalam

    Keluarga

    b.Penulis: Yohanes Candra AdiNugroho

    c.Tahun penelitian: 2006d.Hasil penelitian: Meski ada jam-

    jam kosong dalam proses belajar

    mengajar menimbulkan

    banyaknya kesempatan bagi guru

    tempat penelitian untuk

    mengobrol dan memunculkan

    kecenderungan untuk

    berselingkuh, namun hasil

    penelitian menunjukkan terdapat

    hubungan negatif yang signifikan

    anatara intensi perselingkuhan

    pada guru dengan komunikasi

    dalam keluarga. Intensi

    perselingkuhannya rendah dan

    komunikasi dalam keluarganya

    tinggi

    a. Persamaan

    1) Penelitian kuantitatif

    2) Meneliti dari sisi komunikasi keluarga

    b. Perbedaan

    1) Obyek penelitian adalah pasutri dengan

    pekerjaan sebagai PNS (guru)

    2) Lokasi penelitian di Kendal

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    12/29

    12

    3.

    a.Judul penelitian: Who HaveHigher Psychological Well-

    Being? A Comparison Between

    Early Married And AdulthoodMarried Women

    b.Penulis: Lavina Rosalinda,Latipun, Yuni Nurhamida

    c.Tahun penelitian: 2013d.Hasil penelitian: Hasilnya

    menunjukkan perbedaan

    signifikan dari level PWB antara

    kedua subjek (t = 3.816, p =

    0.000, p

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    13/29

    13

    5.

    a.Judul penelitian: UpayaMasyarakat Sekitar Lokalisasi

    dalam Mempertahankan

    Keharmonisan Rumah Tangga(Studi di Desa Kaliwungu

    Kecamatan Ngunut Kabupaten

    Tulungagung)

    b.Penulis: Siti Nur Azizahc.Tahun penelitian: 2009d.Hasil penelitian:

    Lokalisasi adalah bukan

    penyebab terbesar bagi

    kegagalan rumah tangga. Adapun

    bertetangga dengan lokalisasi

    apabila bisa menempatkan diri,

    malah akan mendapatkan banyak

    keuntungan. Jadi semuanya

    kembali kepada para suami isteri

    dalam membina keluarganya. 8

    dari 10 orang, menyatakan

    kekhawatirannya bertetangga

    dengan lokalisasi, meskipun

    warga bisa mendapatkan dengan

    memanfaatkan pengunjung

    lokalisasi dengan berjualan atau

    menjadi tukang parkir.

    a. Persamaan

    1) Keharmonisan keluarga menjadi subyek

    penelitian

    2) Obyek penelitian adalah pasangansuami istri

    b. Perbedaan

    1) Penelitian kualitatif

    2) Lokasi penelitian di Tulungagung

    B. Landasan Teori1. Teori Self-Disclosure

    Disclosure merupakan tema penting dalam teori komunikasi

    pada tahun 60 dan 70-an. Sebagian besar sebagai konsekuensi aliran

    humanistik dalam psikologi, sebuah ideologi honest communication

    muncul, dan beberapa dari pemikiran kita tentang apa yang membuat

    komunikasi interpersonal itu baik dipengaruhi oleh gerakan ini.

    Didorong oleh karya Carl Rogers, disebut Third Force begitu dalam

    psikologi menyatakan bahwa tujuan komunikasi adalah meneliti

    pemahaman diri dan orang lain dan bahwa pengertian hanya dapat

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    14/29

    14

    terjadi dengan komunikasi yang benar. Menurut psikologi humanistik,

    pemahaman interpersonal terjadi melalui self-disclosure, feedback,

    dan sensitivitas untuk mengenal /mengetahui orang lain.

    Misunderstanding dan ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh

    ketidakjujuran, kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang

    dengan perasaannya, miskin feedback, serta self disclosure yang

    ditahan.

    Teori Self Disclosure diungkapkan oleh Sydney Marshall

    Jourad yang lahir pada 21 Januari 1926 di Toronto, Kanada). Ia

    memimpin pergerakan Psikologi Humanistik dan peneliti pertama

    yang melakukan studi mengenai terebukaan (self-disclosure) dan

    body-awareness. Beberapa karyanya yang terkenal adalah: Personal

    Adjustment (1958-1963) The Transparent Self (1964-71), Disclosing

    Man to Himself (1968); Self-Disclosure (1971), and Healthy

    Personality (1974). Jourad yang sangat tertarik dengan tema

    penelitian perilaku manusia ini meraih gelar M.A di Universitas

    Toronto pada 1948 dan gelar Ph.D. pada 1953. Saat mengajar di

    Universitas Florida (1958) ia mendapata gelar profesor, yang

    dipegangnya hingga meninggal pada 1974. Menurutnya, uraiannya

    bagi kemanusiaan sifatnya terbuka dan transparan. Transparansi

    berarti membiarkan dunia untuk mengenal dirinya secara bebas dan

    pengenalan diri seseorang pada orang lain. Hubungan interpersonal

    yang ideal menyuruh orang agar membiarkan orang lain mengalami

    mereka sepenuhnya dan membuka untuk mengalami orang lain

    sepenuhnya. Jourard mengembangkan gagasan ini setelah mengamatibahwa orang yang mengalami sakit mental cenderung menutup diri

    bagi dunia. Dia menemukan bahwa mereka menjadi sehat ketika

    mereka bersedia mengenalkan dirinya pada ahli terapi. Kemudian,

    Jourard menyamakan kesakitan (sickness) dengan ketertutupan dan

    kesehatan dengan transparansi. Jourard melihat pertumbuhan

    pergerakan orang menuju cara berperilaku yang baru- sebagai hasil

    langsung dari keterbukaan pada dunia. Orang yang sakit sifatnya tetap

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    15/29

    15

    dan stagnan; pertumbuhan orang akan sampai pada posisi hidup baru.

    Selanjutnya, perubahan merupakan esensi dari pertumbuhan personal.7

    2. Asumsi TeoriSelf disclosure theory atau juga yang bisa disebut teori

    penyingkapan diri adalah proses sharing atau berbagi informasi

    dengan orang lain. Informasinya menyangkut pengalaman pribadi,

    perasaan, rencana masa depan, impian, dan lain-lain. Dalam

    melakukan proses self-disclosure atau penyingkapan diri seseorang

    haruslah memahami waktu, tempat, dan tingkat keakraban. Kunci dari

    suksesnyaself-disclosureatau penyingkapan diri adalah kepercayaan.

    Inti dari asumsi teori ini adalah:

    a. Self-disclosureatau penyingkapan diri selalu merupakan tindakaninterpersonal.

    b. Merupakan sebuah proses berbagi informasi dengan orang lain,informasinya menyangkut masalah pribadi.

    c. Bergantung pada kepercayaan.d. Self-disclosure atau penyingkapan diri sangat esensial atau

    mendasar dalam proses terapi kelompok.

    3. Isi TeoriTeori Self Disclosure ini kemudian dikembangkan oleh

    Joseph Luft dan Harry Ingham pada tahun 1955. Mereka

    mengembangkan teori ini untuk menjelaskan hubungan antara konsep

    diri dan membuka diri dalam sebuah model yang mereka namakan

    Johari Window (Jendela Johari).

    7 http://www.sidneyjourard.com,diakses 5 Oktober 2013

    http://www.sidneyjourard.com/http://www.sidneyjourard.com/
  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    16/29

    16

    Gambar 1. Jendela Johari

    Proses mengenal diri dapat dilakukan tidak hanya dengan

    mencoba mengamati dan mengerti diri sendiri namun dapat melalui

    interaksi yang dilakukan dengan orang lain. Hubungan antara diri

    pribadi dengan orang lain tersebut dijelaskan secara lebih rincidalam

    Johari Window. Johari Window dibagi atas 4 jendela/ bidang/ kamar

    yaitu, daerah terbuka (open area), daerah tersembunyi (facade, hidden

    area), daerah buta (blind spot),dan daerah tak dikenal (unknown area).

    Berikut adalah penjelasannya:

    a. Kamar pertama disebut daerah terbuka (open area), meliputiperilaku, perasaan, motivasi, serta informasi apa saja yang kita

    ketahui dan diketahui orang lain. Pada daerah inilah kita sering

    melakukan pengelolaan pesan yang sudah kita bicarakan.

    Misalnya kita menyukai bakpau. Teman dekat kita juga

    mengetahui hal itu.

    b. Kamar kedua disebut daerah tersembunyi (facade/ hidden area),meliputi perilaku, perasaan, motivasi serta informasi yang

    diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang

    lain. Biasanya hal-hal yang disimpan didaerah ini bersifat sangat

    pribadi.

    Misalnya teman dekat kita tidak mengetahui kalau ternyata kita

    memiliki trauma terhadap laba-laba.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    17/29

    17

    c. Kamar ketiga disebut daerah buta (blind spot), meliputi perilaku,perasaan, motivasi dan informasi yang diketahui oleh orang lain,

    tetapi tidak diketahui oleh diri kita sendiri.

    Misalnya kita tidak mengetahui kalau ternyata teman-teman kita

    menganggap cara berbicara kita sangat membosankan.

    Jika informasi di atas diberitahukan pada kita, maka areanya

    berubah menjadi open area.

    d. Kamar keempat disebut daerah tak dikenal (unknown area),meliputi perilaku, perasaan, motivasi dan informasi yang tidak

    diketahui atau disadari, baik oleh kita maupun oleh orang lain.

    Misalnya kita dan orang-orang disekeliling sama-sama tidak

    mengetahui, apa yang akan kita kerjakan setelah lulus kuliah.

    Apa pentingnya self disclosure? Tidak dapat dipungkiri

    bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Kita tidak dapat berkutat

    hanya dengan diri kita sendiri, kita membutuhkan orang lain.

    Pengungkapan diri di sini merupakan usaha kita untuk memberikan

    informasi dari pihak kita ke orang lain dan ada kemungkinan untuk

    mendapatkan informasi dari pihak sebaliknya. Hal ini diperlukan

    untuk memperlancar proses komunikasi, sehingga pesan yang ada

    dalam proses itu tidak mengalami penyimpangan arti. Hal ini berlaku

    jika tema dalam proses komunikasi yang sedang berlangsung itu

    mengambil dari kamar open area. Jika tidak, maka diperlukan

    tindakan lain. Apakah kita akan mengungkapkan sisi hidden areakita,

    atau orang lain yang akan memberitahu blind spot kita, atau ternyata

    ada hal yang sama-sama belum diketahui (unknown area). Kamar ataubidang-bidang ini juga menetukan arah komunikasinya. Apakah akan

    dilanjutkan, atau berubah topik, seandainya sudah terjadi pembicaraan

    yang menimbulkan ketidaknyamanan, seperti pembahasan masalah

    pribadi yang tidak diinginkan. Pengetahuan tentang diri akan

    meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama,berkomunkasi

    dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.

    Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    18/29

    18

    kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan

    lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-

    gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif, dan lebih

    cermat memandang diri kita dan orang lain.

    4. Faktor yang Mempengaruhi Disclosurea. Efek Dyadik (hubungan antara dua orang). Dalam tiap interaksi,

    self disclosure lebih mungkin terjadi jika individu lainnya

    sebelumnya juga membuka diri.

    b. Ukuran Audience. Self disclosure lebih mungkin terjadi dalamkelompok kecil daripada kelompok besar.

    c. Topik. Topik mempengaruhi ukuran dan tipeself disclosure.d. Valensi (kualitas positif dan negatif). Self disclosureyang positif

    disikai dari pada yang negatif, baik pada hubungan yang intim

    maupun yang tidak intim.

    e. Jenis Kelamin. Banyak riset menunjukkan bahwa wanita lebihmembuka dirinya dibandingkan pria. Wanita lebih banyak

    menyingkapkan dirinya pada orang yang dia sukai, sedangkan

    pria lebih banyak pada orang yang dia percayai.

    f. Ras, kebangsaan, dan usia. Dari penelitian Amerika Serikatterbukti bahwa pelajar berkulit hitam lebih sedikit melakukan self

    disclosuredibangdingkan pelajar kulit putih. Self disclosurelebih

    banyak terjadi pada usia 17 tahun.

    g. Mitra kita dalam suatu hubungan. Penelitian menunjukkan bahwaseseorang akan lebih terbuka kepada orang yang juga terbuka

    dengannya. Kita cenderung lebih membuka diri pada orang yangkita lihat atau persepsikan memiliki sifat hangat, penuh perhatian

    dan sportif.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    19/29

    19

    5. Kelebihan dan kekurangan Self Disclosurea. Kelebihan:

    Dalam proses penyingkapan diri, kita bisa mendengarkan

    pengalaman orang lain yang nantinya bisa dijadikan sebagai

    pelajaran bagi kehidupan kita. Kita juga bisa mengetahui seperti

    apa diri kita dalam pandangan orang lain. Dengan begitu kita dapat

    melakukan introspeksi diri dalam berhubungan denga orang lain.

    b. Kekurangan:Tidak semua orang dapat menanggapi apa yang kita

    sampaikan, bahkan bisa terjadi salah paham sehingga

    menimbulkan sebuah masalah yang baru. Ketika seseorang telah

    mengetahui dirikita, ia bisa saja memanfaatkan apa yang telah dia

    ketahui tentang diri kita tersebut bahkan dalam konteks dan tujuan

    yang negatif.

    C. Kerangka PenilitianPenelitian yang akan dilakukan mengangkat tema harmonisasi

    keluarga yang pasangan suami istrinya mengalami perbedaaan jenjang

    pendidikan saat menikah. Secara langsung maupun tidak, hal ini

    mempengaruhi cara keduanya berkomunikasi dalam keluarga. Pesan yang

    disampaikan bisa mengalami distorsi makna ketika tingkat intelektual satu

    dengan yang lainnya berbeda dan tingkat terjadinya ambiguitas akan tinggi.

    Teori yang dipakai akan membantu menganalisis, apa yang terjadi dalam

    proses komunikasi diantara partisipan, pentingnya melakukan pengungkapandiri yang ideal agar infromasi yang diberikan maupun diterima tidak

    mengalami penyimpangan, dan meningkatkan open area diantara pasutri

    agar keluarga bisa terjalin dengan baik dan harmonis.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    20/29

    20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Subjek dan Objek PenelitianSubjek penelitian ini adalah tingkat keharmonisan rumah

    tangga dengan perbedaan latar belakang pendidikan, sedangkan objek

    yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri

    yang mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup berbeda saat

    menikah. Objek diambil dari warga Desa Kalibagor, Banyumas, yang telah

    menikah dengan rentang tahun pernikahan 3-10 tahun, sedangkan usia

    objek saat melangsungkan pernikahan diabaikan. Alasan pemilihan objek

    tersebut karena peneliti tergerak untuk meneliti dampak perbedaan latar

    belakang pendidikan itu terhadap keharmonisan rumah tangga yang

    bersangkutan. Selain itu, peneliti juga belum melihat adanya penelitian

    yang serupa dengan yang akan dilakukan, di Desa Kalibagor. Penelitian ini

    akan dilakukan di Desa Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah.

    1. Populasi dan Sampel PenelitianPopulasi adalah keseluruhan objek penelitian dan elemen

    yang menjadi objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda,

    hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa, sebagai sumber dat

    yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi

    dalam Wasito, 1995, h. 48). Setelah populasi ditentukan dengan jelas,

    dapat diambil sampel yang diharapkan. Sampel dapat diartikan

    sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya

    dalam suatu penelitian (Nawawi dalam Wasito, 1995, h. 51). Populasidari penelitian ini adalah 5 pasangan suami-istri yang terdiri dari 10

    wanita dan 10 pria.

    Adapun ciri-ciri populasi dari penelitian ini antara lain:

    a. Pria atau wanita yang sudah menikah selama rentang 3-10 tahun usia pernikahan.

    b. Memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda saatmelangsungkan pernikahan.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    21/29

    21

    c. Bertempat tinggal di Desa Kalibagor, Banyumas, hal inidikarenakan:

    Lokasi penelitian ini memiliki pasutri yang menikahdengan latar belakang pendidikan yang berbeda.

    Belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya dilokasi tersebut.

    Lokasi penelitian tidak jauh dari tempat tinggalpeneliti sehingga menghemat biaya dan waktu

    penelitian.

    Teknik pengambilan sampel adalah cara untuk menentukan

    sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan

    dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat dan

    penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative/

    benar-benar mewakili populasi (wasito, 1995, h. 53).

    Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total

    sampling (sensus). Maksudnya adalah yang dijadikan responden daro

    penelitian ini adalah seluruh populasi yang telah dipilih berdasarkan

    ciri-ciri yang telah ditentukan sebelumnya. Prosedur ini pengambilan

    sampelnya untuk tujuan tertentu saja dan hal ini juga dimaksudkan

    untuk menyesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian, serta

    berdasarkan kemudahan untuk memperoleh data. Dengan jumlah

    populasi penelitian adalah 20 orang dan menggunakan teknik total

    sampling, maka rumus pengambilan sampelnya adalah:

    Populasi=sampel20 orang

    2. HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah

    penelitian yang kebenarannya masih harus diuji terlebih dahulu

    melalui data atau bukti empiris. Hipotesis pada umumnya dinyatakan

    dengan bentuk alternatif (H1) dan hipotesis nol (H0). (H1) adalah

    pernyataan yang diharapkan akan terjadi, sedangkan (H0) adalah

    pernyataan yang menunjukkan tidak adanya perubahan atau dampak.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    22/29

    22

    H1 = Ada hubungan antara latar pendidikan pasangan

    suami istri yang berbeda dengan tingkat keharmonisan

    rumah tangga.

    H0= Tidak ada hubungan antara latar pendidikan

    pasangan suami istri yang berbeda dengan tingkat

    keharmonisan rumah tangga.

    3. Skala PengukuranDalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran

    dari Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

    pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

    fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan

    Likert mempunyai gradasi yang sangat positif sampai negatif.

    Tabel 2. Skala Likert

    Keterangan Skor

    Sangat Setuju

    Setuju

    Ragu-ragu

    Tidak setuju

    Sangat tidak setuju

    5

    4

    3

    2

    1

    B. Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data adalah proses diperolehnya data dari

    sumber data, sedangkan sumber data adalah subyek dari penelitian yang

    dituju. Berdasarkan sumber pengambilannya, peneliti menggunakan dua

    sumber pengumpulan data, yaitu:

    1. Data PrimerData primer adalah data penelitian berupa informasi tentang variabel-

    variabel penelitian yang diperoleh melalui kuisioner terstruktur.

    Kuisioner atu angket adalah teknik pengumpulan data melalui daftar

    pertanyaan yang tersusun secara tertulis dan disebarkan kepada

    responden yang telah ditentukan untuk dijawab secara tertulis pula.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    23/29

    23

    Data Primer terdiri dari:

    a. Karakteristik responden, yaitu:1) Nama2) Jenis kelamin3) Masa pernikahan4) Pendidikan terakhir

    b. Definisi harmonisDefinisi harmonis ini diukur berdasarkan pendapat responden

    tentang indikator-indikator yang didapat dari beberapa definisi

    harmonis dengan menggunakan Skala Likert, yaitu:

    Sangat setuju : 5

    Setuju : 4

    Ragu-ragu : 3

    Tidak setuju : 2

    Sangat tidak setuju : 1

    c. Tingkat keharmonisan rumah tanggaTingkat keharmonisan ini diukur berdasarkan pendapat responden

    tentang indikator-indikator yang didapat dari beberapa pertanyaan

    mengenai seberapa harmoniskah keluarga responden dengan

    menggunakan Skala Likert, yaitu:

    Sangat setuju : 5

    Setuju : 4

    Ragu-ragu : 3

    Tidak setuju : 2

    Sangat tidak setuju : 12. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data penunjang penelitian yang diperoleh dari

    berbagai sumber untuk membantu menyimpulkan hasil penelitian.

    Data sekunder berupa kajian kepustakaan yaitu teknik pengumpulan

    data melalui bahan-bahan tertulis dari buku-buku yang ada kaitannya

    dengan masalah yang diteliti (hasil penelitian) dan juga data dari KUA

    Desa Kalibagor serta penelitian sejenis.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    24/29

    24

    C. Teknik Pengolahan DataMenganalisis data dari penelitian ini, peneliti menggunakan analisis

    data kuantitaif . Data-data yang dibutuhkan didapat dengan melakukan

    penelitian survei dengan kuisioner. Sebellum mengolah data kuantitatif

    dalam peneliti melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.

    1. Pengujian Validitas InstrumenValiditas adalah mengukur apa yang hendak diukur sedangkan

    instrumen adalah alat ukur untuk mendapatkan data. Berdasarkan

    pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengukian validitas

    instrumen dala penelitian untuk mengukur setiap hasil pernyataan

    (item) sampel penulis adalah jawaban rersponden, pengujian validitas

    tiap butir item menggunakan analisis yaitu mengkorelasikan skor tiap

    butir item pertanyaan. Untuk menguji alat validitas, alat ukur terlebih

    dahulu dicari korelasi antara bagian-bagian dari alat secara keseluruhan

    dengan cara mengkorelasikan tiap butir alat ukur dengan skor total

    yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan menggunakan rumus

    Pearson Product Moment.

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    25/29

    25

    Distribusi tabel t untuk =0,05 dan derajat kebebasan (dk= n - 2)

    Maka, jika rhitung> t tabel berarti valid

    Jika rhitung< t tabel berarti tidak valid

    Untuk mengetahui derajat keeratan, hubungan/ korelasi dalam

    penelitian dengan tingkat hubungan yang dikemukakan Yarnets, yaitu:

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    26/29

    26

    2. Pengujian Reliabilitas InstrumennSetelah menguji tiap item, peneliti menguji reliabilitas tiap item

    tersebut. Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengukur konsisten

    sesuatu dengan pengujian reliabilitas instrumen, dilakukan dengan

    perhitungan program SPSS (Statistic Program for Sosial Sciences).

    Setelah menguji validitas dan reliabilitas item pertanyaan maka peneliti

    menganalisis item-item pertanyaan tersbut, adapun analisis kuantitatif

    yang digunakan adalah analisis korelasi, analisis linear sederhana,

    analisis t-test.

    3. Analisis KorelasiAnalisis korelasi digunakan untuk mengetahui bobot atau besarnya

    hubungan antara latar belakang pendidikan pasutri (sebagai variabel x

    variable bebas) dengan tingkat keharmonisan rumah tangga (sebagai

    variabel y variable terikat), dan menggunakan rumus persamaan

    korelasi:

    Nilai kofisien Korelasi digunakan sebagai pedoman untuk menentukan

    suatu hipotesis dapat diterima/ditolaknya dalam suatu penelitian.

    Analisa Korelasi berguna untuk menentukan besaran yang menyatakan

    bagaimana kuat hubungan antar variabel.

    a. Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan linear positif.b. Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan linear negatif.c. Jika nilai r=1 atau r=-1, terjadi linear sempurna, sedangkan

    untuk nilai r yang semakin mengarah ke angka 0, maka

    hubungan akan melemah.

    Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel x

    terhadap variabel y dapat ditentukan dengan rumus koefisien

    determinan sebagai berikut:

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    27/29

    27

    Kp = r2x 100%

    Keterangan:

    Kp = Nilai Koefisien determinan

    r = Nilai Koefisien korelasi

    4. Analisis Regresi Linier SederhanaRegresi merupakan suatu alat ukur yang juga digunakan untuk

    mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Analisis regresi ini

    lebih kuat dibanding dengan analisis lainnya, karena pada analisis ini,

    kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat perubahan suatu variabel

    terhadap variabel lainnya) dapat teratasi.

    Kegunaan regresi dalam penelitian salahsatunya adalah untuk

    meramalkan atau memprediksi variabel terikat (y) apabila variabel

    bebas (x) diketahui. Adapun rumus linier sederhana adalah:

    Y= a + bx

    Keterangan:

    Y = tingkat keharmonisan rumah tangga (variabel terikat)

    X = pendidikan pasutri (variabel bebas)

    a = parameter regresi yang tidak diketahui nilainya

    b = kemiringan atau koefisien regresi

    untuk melihat bentuj korelasi antar variabel dengan persamaan regresi

    tersebut, maka nilai a dan b harus ditentukan dulu

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    28/29

    28

    5. Analisis t-testAnalisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidanya hubungan yang

    signifikan antara hubungan latar pendidikan pasutri sebagai variabel x

    (variabel bebas) dengan tingkat keharmonisan rumah tangga (variabel

    terikat). Rumus yang digunakan untuk mencari thitungadalah:

  • 5/26/2018 Rencana - Pengaruh Perbedaan Tingkat Pendidikan Pasangan Suami Istri Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Teori Self-Disclosure

    29/29

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    Baron, R.A., and Byrne, D., 1997. Social Psyvhology; Understanding Human

    Interaction, Eighth Edition (2005). USA: Allyn and Bacon, Inc.

    Benham, Lee. 1974. Benefits of Women's Education within Marriage. Chicago:

    National Bureau of Economic Research (375 - 394).

    Kuntaraf, K. 1999. Komunikasi Keluarga; Kunci Kebahagiaan Keluarga.

    Bandung: Indonesia Publishing House.

    Rosalinda, Lavina & Latipun. 2013. Who Have Higher Psychological Well-

    Being? A Comparison Between Early Married And Adulthood Married

    Women. Journal of Educational, Health and Community Psychology

    2013, Vol. 2, No. 1 (21-31).Stutzer, Alois & Bruno S. Frey. 2006. Does Marriage Make People Happy, or Do

    Happy People Get Married?. The Journal of Socio-Economics Vol. 35

    (326-347).

    Hardjana, Agus M.. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. 2003.

    Yogyakarta: Kanisius

    Mulyana, Deddy.Komunikasi Efektif; Suatu Pendekatanan Lintasbudaya. 2004.

    Bandung: Remaja Rosda Karya

    West, Richard dan Lynn Turner.Pengantar Teori Komunikasi; Analisis dan

    Aplikasi. Edisi 3. 2007. Jakarta: Salemba Humanika.

    Widiastuti, Tuti.Perbandingan Perspektif Disiplin dan Tradisi dalam Kajian

    Komunikasi Antarmanusia. 2007.Jurnal KOMUNIKAS: majalah

    Ilmiah Komunikasi dalam Pembangunan Vol. 10 No. 2. LIPI Press

    http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/08/16/233818/Perce

    raian-Naik (diakses September 2013)

    http://waskita.wordpress.com/2010/05/28/ketidakharmonisan-penyebab-utama-

    perceraian/ (diakses September 2013)

    http://www.indotopinfo.com/alasan-umum-penyebab-perceraian.htm

    (diakses September 2013)

    http://www.sidneyjourard.com/

    http://herdinarosidi.blogspot.com/2011/05/ketrebukaan-diri-self-

    disclosure_03.html

    gambar 1.http://ninaspencer.com/content/uploads/2003/07/johariwindow

    http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/08/16/233818/Perceraian-Naikhttp://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/08/16/233818/Perceraian-Naikhttp://waskita.wordpress.com/2010/05/28/ketidakharmonisan-penyebab-utama-perceraian/http://waskita.wordpress.com/2010/05/28/ketidakharmonisan-penyebab-utama-perceraian/http://www.indotopinfo.com/alasan-umum-penyebab-perceraian.htmhttp://www.sidneyjourard.com/http://herdinarosidi.blogspot.com/2011/05/ketrebukaan-diri-self-disclosure_03.htmlhttp://herdinarosidi.blogspot.com/2011/05/ketrebukaan-diri-self-disclosure_03.htmlhttp://herdinarosidi.blogspot.com/2011/05/ketrebukaan-diri-self-disclosure_03.htmlhttp://ninaspencer.com/content/uploads/2003/07/johariwindowhttp://ninaspencer.com/content/uploads/2003/07/johariwindowhttp://ninaspencer.com/content/uploads/2003/07/johariwindowhttp://herdinarosidi.blogspot.com/2011/05/ketrebukaan-diri-self-disclosure_03.htmlhttp://herdinarosidi.blogspot.com/2011/05/ketrebukaan-diri-self-disclosure_03.htmlhttp://www.sidneyjourard.com/http://www.indotopinfo.com/alasan-umum-penyebab-perceraian.htmhttp://waskita.wordpress.com/2010/05/28/ketidakharmonisan-penyebab-utama-perceraian/http://waskita.wordpress.com/2010/05/28/ketidakharmonisan-penyebab-utama-perceraian/http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/08/16/233818/Perceraian-Naikhttp://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/08/16/233818/Perceraian-Naik