remis

Upload: zamharira-arie-moeslim

Post on 07-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Latar Belakang

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKerang merupakan sumber protein hewani yang tergolong dalamComplete Protein,karena kadar asam amino essensialnya yang tinggi (85% 95%) protein yang terkandung didalam kerang jadi mudah dicerna oleh tubuh. Hal ini berarti kerang bisa dijadikan makanan diet yang tepat untuk mereka yang membutuhkan protein tinggi seperti binaragawan.Dalam kehidupan sehari hari, fosfat seringkali dikenal sebagai fosfor dalam tubuh manusia. Pentingnya peran mineral fosfor, menempati urutan kedua setelah kalsium dalam total kandungan tubuh.Peranan fosfor adalah untuk pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan dan pengeluaran energi (perubahan antara ATP dengan ADP). Pada umumnya jumlah fosfor yang dianjurkan untuk dikonsumsi sebanyak 0,7 g per orang dewasa per hari, kira kira sama dengan kalsium. Fosfor juga sangat dibutuhkan oleh ibu yang sedang hamil, karena bayi dalam kandungannya membutuhkan fosfor sebagai pembentukan tulang.Kerang dapat terkontaminasi dari lingkungan hidup dan dari lingkungan pengolahan, dalam kerang telah ditemukan mikroorganisme patogen sepertiSalmonella, Escherichia coli, Clostridia dan virus. Oleh karena itu, saya tertarik untuk mengetahui kadar protein, fosfor, jumlah total mikroba dan pewarnaan gram.

1.2 Tujuan Penulisan Laporan 1.2.1 Tujuan KhususMenentukan kadar Protein, Kadar Fosfat, Perhitungan Jumlah Total Mikroba dan Pewarnaan Gram.

1.2.2 Tujuan Umuma.Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program studi di SMK Negeri 5 Bandung.b.Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh, sesuai hasil praktikum yag telah dilaksanakan dalam bentuk laporan Tugas Akhir.c.Memberikan uraian pertanggung jawaban kerja yang telah dilaksanakan siswa selama praktik Tugas Akhir.d.Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan pelajaran di sekolah.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1.3.1 WaktuKimia Anorganik : 1 17 April 2011Kimia Organik : 18 Maret 14 April 2011Mikrobiologi : 18 25 Februari 2011

1.3.2 Tempat1.Laboratorium Kimia SMK Negeri 5 Bandung2.Laboratorium Mikrobiologi SMK Negeri 5 BandungBAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerang Kerang merupakan salah satu biota laut yang menjadi sumber pemenuhan protein bagi masyarakat, terutama masyarakat di pinggir pantai. Selain rasanya yang nikmat, kerang mengandung zat zat gizi yang menyehatkan. Hidangan yang berasal dari laut, seperti tumbuhan dan hewan laut, secara umum dikenal dengan istilahseafood. Hewan laut tersebut dapat berasal dari hasil tangkapan, pancingan, maupun hasil budidaya. Kerang juga merupakan sumber protein hewani yang tergolong dalamComplete Protein,karena kadar asam amino essensialnya yang tinggi (85% 95%) protein yang terkandung didalam kerang jadi mudah dicerna oleh tubuh.

2.1.1 Struktur TubuhJika diamati, cangkangnya terbagi dalam dua belahan yang diikat oleh ligamen sebagai pengikat yang kuat dan elastis. Ligamen ini biasanya selalu terbuka, apabila diganggu maka akan menutup. Jadi, membuka dan menutupnya cangkang diatur oleh ligamen yang dibantu oleh dua macam otot, yaitu pada bagian anterior dan posterior. Tampak garis konsentris yang sejajar, garis ini disebut sebagai garis pertumbuhan yang menunjukkan masa pertumbuhan lamban atau tidak ada pertumbuhan. Garis ini berselang - seling dengan pita pertumbuhan yang menunjukkan pertumbuhan cepat. Semakin banyak garis dan pita pertumbuhan, maka makin tua umur hewan tersebut. Bagian cangkang yang paling tua biasanya paling tebal, menonjol, letaknya pada bagian persendiaan yang disebutumbo. Pada bagian posterior cangkang ada dua macam celah yang disebutsifon.

2.1.2 KandunganKandungan yang terdapat didalam kerang sebenarnya tidak jauh berbeda denganbiota laut lainnya, kerang merupakan salah satu sumber mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti besi (Fe),fosfor(P) ,Flour(F),iodium(I),kalsium(Ca),Kalium(K), seng (Zn),selenium(Se) dan lain lain. Dengan mengkonsumsi kerang secara teratur maka secara otomatis kita mendapat asupan kalsium yang memadai, sehingga kita dapat terhidar dari penyakitOsteoporosis(tulang keropos).Tabel. Kandungan zat gizi per 100 gram daging kerangKandungan giziKadar

Energi (kkal)59

Protein (g)8,0

Lemak (g)1,1

Karbohidrat (g)3,6

Kalsium (mg)133

Fosfor (mg)170

Besi (mg)3,1

Vitamin A (SI)300

Vitamin B1 (mg)0,01

Air (g)85,0

http://fpk.unair.ac.id

2.2 Protein dalam kerangProtein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam asam amino yang mengandung unsur unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar besaran , pada masa kehamilan proteinlah yang membentuk jarigan janin dan pertumbuhan embrio. Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang perlu dirombak. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada.Protein dapat juga digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energy tubuh tidak terpenuhi oleh kerbohidrat dan lemak. Protein ikut pula mengatur berbagai proses tubuh, baik langsung maupun tidak langsung dengan membentuk zat zat mengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah, yaitu dengan menimbulkan tekananosmotickoloid yang dapat menarik cairan dari jaringan kedalam pembuluh darah. Sifat amfoter protein yang dapat bereaksi dengan asam dan basa, dapat mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh.Protein dalam tubuh manusia, terutama dalam sel jaringan, bertindak sebagai bahan membrane sel, dalam membentuk jaringan pengikat, misalnya kolagen dan elastil, serta membentuk protein yang inert seperti rambut dan kuku. Kekurangan protein dalam waktu lama dapat mengganggu berbagai proses dalam tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh usus dalam bentuk asam amino. Kadang kadang beberapa asam amino yang merupakan peptide dan molekul molekul protein kecil dapat juga diserap melalui dinding usus, masuk ke dalam pembuluh darah. Hal semacam inilah yang akan menimbulkan reaksi reaksi alergik dalam tubuh yang sering kali timbul pada orang yang makan bahan makanan berprotein seperti susu, ikan laut, udang, telur, dan sebagainya.

2.2.1 Siklus Protein Didalam tubuh manusia terjadi suatu siklus protein, artinya protein dipecah menjadi komponen komponen yang lebih kecil yaitu asam amino dan atau peptida. Terjadi juga sintesis protein baru untuk mengganti yang lama. Praktis tidak ada sebuah molekul protein pun yang disintesis untuk dipakai seumur hidup, semuanya akan dipecahkan dan diganti dengan yang baru dengan laju yang berbeda beda tergantung jenis dan keperluanya dalam tubuh.

Siklus protein dapat terjadi dalam sel, dalam jaringan atau dalam badan dan melibatkan saluran pencernaan. Enzim pencernaan dalam lambung dan pankreas bila sudah tidak berfungsi lagi setiap harinya dapat menyumbangkan sekitar 30gr protein, ditambah lagi dengan 30gr protein dari selaput villi (bulu bulu) dalam lambung.

2.3 KjeldahlMetode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Metode ini telah banyak mengalami modifikasi. Metode ini cocok digunakan secara semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit dan waktu analisa yang pendek.Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya. Dengan mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka konversi 6,25, diperoleh nilai protein dalam bahan makanan itu. Angka 6,25 berasal dari angka konversi serum albumin yang biasanya mengandung 16% nitrogen. Prinsip cara analisis Kjeldahl adalah sebagai berikut: mula mula bahan didestruksi dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis selenium oksiklorida atau butiran Zn.Amonia yang terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator, cara Kjeldahl pada umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan semimakro. Cara makro Kjeldahl digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan besar contoh 1 - 3 g, sedang semimikro Kjeldahl dirancang untuk contoh ukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen. Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan asumsi nitrogen dalam bentuk ikatan N - N dan N O dalam sampel tidak terdapat dalam jumlah yang besar. Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.1. Tahap destruksiPada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur - unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator berupa campuran Na2SO4dan HgO (20:1). Gunning menganjurkan menggunakan K2SO4 atau CuSO4. Dengan penambahan katalisator tersebut titik didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain katalisator yang telah disebutkan tadi, kadang kadang juga diberikan Selenium. Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya.

2. Tahap destilasiPada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar selama destilasi tidak terjadisuperheatingataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh asam khlorida atau asam borat 4 %, dalam jumlah yang berlebihan. Agar kontak antara asam dan ammonia lebih baik, maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP.

3. Tahap titrasiApabila penampung destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.%N = N. NaOH 14,008 100%Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam khlorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda.%N = N.HCl 14,008 100 %Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada persentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan.

2.4 Fosfor Peranan fosfor adalah untuk pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan dan pengeluaran energi (perubahan antara ATP dengan ADP). DNA dan RNA terdiri dari fosfor dalam bentuk fosfat, demikian juga membran sel yang membantu menjaga permeabilitas sel. Pada umumnya jumlah fosfor yang dianjurkan untuk dikonsumsi sebanyak 0,7 g per orang dewasa per hari, kira kira sama dengan kalsium. Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85 - 90% fosfor yang berasal dari Air Susu Ibu/ASI. Sebanyak 65 - 70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50 - 70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.

2.4.1 Fungsi FosforFosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh :1.Klasifikasi tulang dan gigi.Klasifikasi tulang dan gigi diawali dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan tubuh kedalam darah, agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.

2.Mengatur pengalihan energi.Melaui proses fosforilasi, fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi dan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Bila satu gugus fosfat ditambahkan pada ADP (Adenin Difosfat), maka terbentuk ATP (Adenin Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh.

3.Absorbsi dan transportasi zat giziDalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat - zat gizi menyeberangi membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan pengalihannya ke dalam sel.Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati atau otot berada di dalam darah terikat dengan fosfor.

2.5 Spektrofotometer UV VisSpektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukumLambert-Beer, yaitu :A = log ( Io/ It ) = a b cKeterangan : Io = Intensitas sinar datangIt = Intensitas sinar yang diteruskana = Absorptivitasb = Panjang sel/kuvetc = konsentrasi (g/l)A = Absorban

2.5.1 Komponen utama dari spektrofotometer yaitu :1. Sumber cahayaUntuk radisi kontinue :a.Untuk daerah UV dan daerah tampak :1.Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontiniu pada gelombang 320-2500 nm.2.Lampuhidrogenatau deutrium (160-375 nm)3.Lampu gas xenon (250-600 nm)b.Untuk daerah IRAda tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :1.Lampu Nerst,dibuat dari campuranzirkoniumoxida (38%) Itrium oxida (38%) dan erbiumoxida (3%)2.Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).3.Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang 0,4 20 nm

c.Spektrum radiasi garis UV atau tampak :1.Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)2.Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga3.Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless dhischarge lamp)4.Laser

2. Pengatur IntensitasBerfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya agar sinar yang masuk tetap konstan.

3. MonokromatorBerfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuranMacam-macam monokromator :a.Prismab.kaca untuk daerah sinar tampakc.kuarsa untuk daerah UVd.Rock salt(kristal garam) untuk daerah IRe.Kisi difraksiKeuntungan menggunakan kisi :1.Dispersi sinar merata2.Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama3. Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum

4. KuvetPada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.

5.DetektorFungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran yang dapat diukur.Syarat-syarat ideal sebuah detektor :1.Kepekan yang tinggi2.Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi3.Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.4.Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.5.Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.6.Macam-macam detektor :7.Detektor foto (Photo detector)8.Photocell9.Phototube10.Hantaran foto11.Dioda foto12. Detektor panas

6.Penguat (amplifier)Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca olehindikator.

7.IndikatorDapat berupa :a.Recorderb.Komputer

2.6 MikrobaMikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop.

2.6.1Klasifikasi Mikroba Klasifikasi adalah suatu istilah yang berkaitan dan seringkali digunakan atau dipertukarkan dengan taksonomi, taksonomi adalah ilmu mengenai klasifikasi atau penataan sistematika organisme ke dalam kelompok atau kategori yang disebut taksa (tunggal :takson). Banyak kesulitan dalam mengklasifikasikan mikroorganisme misalnya dalam klasifikasi dari bakteri, kriteria dalam klasifikasi berbeda dengan mengklasifikasikan tumbuhan dan hewan. Klasifikasi bakteri didasarkan sebagian pada sifat sifat morfologinya, dan sifat sifat fisiologi termasuk imunologi. Banyak bakteri dibawah mikroskop menunjukkan bentuk morfologi yang sama, tetapi sifat sifat fisiologi mereka berlainan sama sekali. Ada beberapa golongan bakteri yang sama bentuknya, tetapi yang satu dapat mencerna asam amino sedangkan yang lainnya tidak. Maka jelaslah bahwa kesukaran kita untuk menetapkan spesies berdasarkan sifat sifat morfologi saja.

2.6.2` Pewarnaan Mikroba Mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak transparan (tembus pandang) bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa, hal ini karena sitoplasma sel mikroba memiliki indeks bias yang hampir sama dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair dan mikroba tidak mengadsorbsi atau membiaskan cahaya. Kontras antara sel dan latar belakangnya (medium) dapat diperjelas dengan cara mewarnai sel sel mikroba tersebut dengan zat zat warna. Zat warna pada umumnya dapat dibagi menjadi dua golongan yakni pewarna yang bersifat basa atau asam. Pada zat warna basa, merupakan bagian yang berperan dalam memberikan warna yang dinamakankromatofordan mempunyai muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang memberikan zat warna menpunyai muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan pada dinding sel, dan sitoplasma sewaktu proses pewarnaan. Muatan positif pada zat warna basa akan berikatan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme terlihat dengan jelas. Zat warna asam yang bermuatan negatif umunya tidak digunakan untuk mewarnai mikroba, tetapi biasanya digunakan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarna. Zat warna yang bermuatan negatif ini, tidak dapat berikatan dengan muatan negatif yang terdapat dalam struktur sel. Kadangkala zat warna negatif ini digunakan untuk mewarnai bagian sel yang bermuatan positif, muatan dan daya ikat zat warna terhadap struktur sel dapat berubah tergantung pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan.

BAB IIIMETODE ANALISA

3.1 Penetapan Protein dengan Metode Kjeldahl 3.1.1 Prinsip Percobaan Sejumlah tertentu sampel didestruksi dengan H2SO4 pekat dan katalis garam kjeldahl, lalu didestilasi dengan penambahan NaOH Pekat. NH3 yang terbentuk direaksikan dengan larutan HCl standar berlebih, dengan bantuan indikator metil merah dari pink tipis menjadi pink kemerah - merahan. Kemudian kelebihan HCl dititrasi dengan larutan NaOH standar dari pink kemerah merahan menjadi bening. Pada TE : Mek N = Mek HCl Mek NaOH.

3.1.2 Alat dan Bahan Alat :NONama AlatJumlahSpesifikasiKepemilikan

1Botol Timbang1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

2Labu Kjeldahl1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

3Gelas Ukur 25 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

4Gelas Ukur 100 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

5Corong Pendek1 buah-Lab. SMK Negeri 5

6Gelas Kimia 100 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

7Gelas Kimia 600 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

8Kondensor Liebig1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

9Adaptor1 buah-Lab. SMK Negeri 5

10Selang2 buah-Lab. SMK Negeri 5

11Pipa Penghubung1 buah-Lab. SMK Negeri 5

12Mantel Pemanas1 buah-Lab. SMK Negeri 5

13Klem1 buah-Lab. SMK Negeri 5

14Statif2 buah-Lab. SMK Negeri 5

15Klem 2 jari2 buah-Lab. SMK Negeri 5

NONama AlatJumlahSpesifikasiKepemilikan

16Botol Semprot1 buah-Lab. SMK Negeri 5

17Pipet Tetes1 buah-Lab. SMK Negeri 5

18Buret 50 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

19Kaca Arloji1 buah8 cmLab. SMK Negeri 5

20Batang Pengaduk1 buah-Lab. SMK Negeri 5

21Neraca Analitik1 buahDigitalLab. SMK Negeri 5

Bahan:NoNama BahanJumlahSpesifikasiKepemilikan

1H2SO410 mlPro AnalistLab. SMK Negeri 5

2K2SO40,8 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

3CuSO47 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

4NaOH 50 %25 gTeknisLab. SMK Negeri 5

5HCl Standar100 mlTeknisLab. SMK Negeri 5

6NaOH Standar100 mlTeknisLab. SMK Negeri 5

7Metil Merah 0,1 %5 mlPro AnalistLab. SMK Negeri 5

8H2C2O4.2H2O0.63 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

9Na2B4O7.10H2O1,91 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

10Aquadest1,5 L-Lab. SMK Negeri 5

3.1.3 Reaksi Pada saat Destruksi : C H O N S + H2SO4 (NH4)2SO4+ CO2+ SO2+ H2O Pada saat Destilasi : (NH4)2SO4+ 2NaOH NH3+ Na2SO4+ H2O Titrasi : NH3+ 2HCl NH4Cl + HClsisa HClsisa+ NaOH NaCl + H2O3.1.4 Metode Analisa Preparasi Sampel1.Sampel diblender sampai hancur.2.Kemudian sampel dimasukan kedalam cawan penguapan.3.Masukan kedalam oven bersuhu 1050C selama satu jam.4.Dinginkan, masukan kedalam lumpang.5.Sampel digerus kembali sampai halus.Prosedur penetapan1.Timbang sampel+ 1 gram, kemudian masukkan kedalam labu kjeldahl.2.Tambahkan 10 ml H2SO4 pekat, kemudian tambahkan garam kjeldahl (CuSO4 7 gr + K2SO4 0,8 gram), kemudian dekstruksi.3.Dekstruksi dihentikan sampai larutan menjadi bening.4.Dinginkan, Pindahkan kedalam labu erlenmeyer tutup asah.5.Tambahkan 100 ml aquadest, kemudian tambahkan NaOH 50% sebanyak 50 ml.6.Kemudian lakukan destilasi, hasil destilasi ditampung dalam 50 ml HCl 0,1 N dan ditambahkanmethyl red.7.Destilasi dihentikan sampai larutan dalam penampung menjadi warna merah.8.Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai netral.

3.2 Penentuan kadar fosfat metode Spektrofotometri UV - Vis3.2.1 Prinsip Percobaan Berdasarkan pengukuran panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi. Ammonium molibdat dalam suasana asam dengan ortofosfat membentuk senyawa kompleks molibdofosfat berwarna kuning, molibdofosfat kemudian direduksi oleh ammonium metavanadat. Pengukuran pada panjang gelombang 465 nm.

3.2.2 Alat dan Bahan Alat :NONama AlatJumlahSpesifikasiKepemilikan

1Batang Pengaduk1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

2Botol Semprot1 buah-Lab. SMK Negeri 5

3Botol Timbang1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

4Buret 25 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

5Cawan Pijar1 buah40 mlLab. SMK Negeri 5

6Corong Pendek1 buah-Lab. SMK Negeri 5

7Gelas Kimia 100 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

8Gelas Kimia 400 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

9Gelas Ukur 10 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

10Gelas Ukur 25 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

11Kaca Arloji1 buah8 cmLab. SMK Negeri 5

12Kaki Tiga1 buah-Lab. SMK Negeri 5

13Kasa Asbes1 buah-Lab. SMK Negeri 5

14Krustang1 buah-Lab. SMK Negeri 5

15Kuvet2 buah-Lab. SMK Negeri 5

16Pipet Ukur 5 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

17Pipet Tetes1 buah-Lab. SMK Negeri 5

18Segitiga Porselin1 buah-Lab. SMK Negeri 5

19Neraca Analitik1 buahDigitalLab. SMK Negeri 5

20Labu Ukur 100 ml6 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

21Spektrofotometer UV-Vis1 buah-Lab. SMK Negeri 5

Bahan :NoNama BahanJumlahSpesifikasiKepemilikan

1Ammonium Molibdat5 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

2Aquadest1,5 L-Lab. SMK Negeri 5

3K2HPO40,01834 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

4Ammonium Metavanadat0,2531 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

5HNO3Pekat4 mlPro AnalistLab. SMK Negeri 5

3.2.3 ReaksiH3PO4 + 12 (HMoO3)+ [ PMo12O40] + 15 H+

3.2.4 Metode Analisa Pembuatan Pereaksi1. Larutan Baku Fosfat 100 ppm.a. Timbang 0,01834 gram K2HPO4.b. Larutkan oleh Aquabides dalam labu ukur 100 ml hingga tanda batas dan kemudian homogenkan2. Larutan Ammonium Molibdata. Timbang 5 gram ammonium molibdat, larutkan dalam air hangat 100 ml.b. Aduk hingga homogen, kemudian saring terlebih dahulu jika akan dipakai.3. Larutan Ammonium Vanadata. Timbang 0,2531 gram ammonium metavanadat, kemudian larutkan dalam 50 ml air panas.b. Tambahkan 2 ml asam nitrat dan masukan larutan ke dalam labu ukur 100 ml.c. Kemudian encerkan hingga tanda batas oleh aquadest dan homogenkan.4. Pembuatan Kurva Standar1.Pipet 0,5, 1, 1,5, 2, 2,5 ml larutan baku fosfat 100 ppm.2.Kemudian masing masing dimasukan kedalam labu ukur 100 ml dan encerkan oleh aquadest hingga setengahnya.3.Tambahkan ke dalam labu masing masing 10 ml ammonium metavanadat dan 10 ml ammonium molibdat.4.Lalu encerkan hingga tanda batas dan dihomogenkan.5.Ukur masing masing absorbansinya dengan spektrofotometer UV Vis dengan panjang gelombang 465 nm.6.Setelah di ukur, dibuat grafik kurvanya. 5. Penetapan sampel1. Timbang sampel 2 gram, masukan kedalam cawan pijar kemudian arangkan dan abukan.2. Setelah menjadi abu, timbang sebanyak 0,06 gram. Kemudian dilarutkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan 10 ml ammonium molibdat dan 10 ml ammonium metavanadat kemudian ditanda bataskan dengan akuadest.3. Ukur absorbansi sampel dengan spektrofotometer UV Vis dengan menggunakan panjang gelombang 465 nm.

3.3 Menghitung Jumlah Total Mikroba 3.3.1 Prinsip PercobaanBerdasarkan perhitungan Jumlah Total Mikroba yang dilakukan pada penanaman suspensi agar, dari sampel yang telah diencerkan terlebih dahulu dan perhitungan dilakukan secara manual terhadap bakteri yang tumbuh di suspensi agar.

3.3.2 Alat dan bahan :Alat :NoNama AlatJumlahSpesifikasiKepemilikan

1Batang Pengaduk1 buah-Lab. SMK Negeri 5

2Neraca Digital1 buahDigital/teknisLab. SMK Negeri 5

3Gelas kimia 400 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

4Gelas ukur 100 ml1 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

5Tabung reaksi7 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

6Inkubator1 buah-Lab. SMK Negeri 5

7Cawan petri4 buah-Lab. SMK Negeri 5

8Spirtus1 buah-Lab. SMK Negeri 5

9Pipet ukur 1 ml4 buahPyrexLab. SMK Negeri 5

11Botol semprot1 buah-Lab. SMK Negeri 5

13Pipet tetes1 buah-Lab. SMK Negeri 5

Bahan :NoNama BahanJumlahSpesifikasiKepemilikan

1Pepton11 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

2Beef Extrac0,3 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

3NaCl0,5 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

4Bacto agar15 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

5Laktosa5 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

6K2HPO42 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

7Eosin alpa0,4 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

8Methylen Blue0,0065 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

9Sukrosa5 gPro AnalistLab. SMK Negeri 5

10Aquadest steril100 ml-Lab. SMK Negeri 5

11Aluminium foil10 g-Lab. SMK Negeri 5

12Kapas5 g-Lab. SMK Negeri 5

3.3.3 Prosedur Analisa Jumlah Total Mikroba1.Siapkan dan beri tanda tiga set cawan petri untuk setiap sampel dan identitas penguji. Beri tanda pula cawan petri EMB dengan jenis makanan dan identitas penguji2.Timbang 10 gr sampel tambahkan 90 ml larutan pepton 0,1%, homogenkan sehingga diperoleh pengenceran 10-13.Buat pengenceran dari sampel yang akan diperiksa dari pengenceran 10-1sampai dengan 10-4(sebelumnya masukkan 1 ml sampel, lalu kocok, begitu seterusnya), kocok hingga homogen4.Khusus pada pengenceran 10-1, pipet 1 ml dan masukkan ke dalam cawan petri steril. Masukkan juga EMB ke dalamnya, putar-putar hingga homogen.5.Sediakan 3 cawan petri steril6.Ambil larutan dari tabung 1,2,3 masing-masing 1 ml dengan pipet steril. Masukkan dalam cawan petri yang sudah diberi tanda7.Siapkan medium KNA cair dengan suhu 40-450C, sebanyak 3 tabung masing-masing 9 ml KNA, lalu masukkan KNA ke dalam cawan petri steril berisi larutan sampel. Goyangkan hingga homogen dan biarkan sampai dingin dan mengeras dan inkubasi pada suhu 22-370C selama 24-48 jam(semua pekerjaan dilakukan dekat dengan api dari pembakar spirtus).

3.4 Pewarnaan Gram 3.4.1 Prinsip Percobaan Berdasarkan kemampuan dinding sel, dalam mengikat berbagai zat warna. 3.4.2 Alat dan Bahan Alat :NoNama AlatJumlahSpesifikasiKepemilikan

1Mikroskop1MonokulerLab. SMK Negeri 5

2Kaca Objek2-Lab. SMK Negeri 5

3Pipet tetes1-Lab. SMK Negeri 5

Bahan :NoNama BahanJumlahSpesifikasiKepemilikan

1Sampel yang telah diisolasi1-Lab. SMK Negeri 5

2Karbol Kristal Violet2 mlTeknisLab. SMK Negeri 5

3Lugol2 mlTeknisLab. SMK Negeri 5

4Alkohol 96%35 mlTeknisLab. SMK Negeri 5

5Safranin O2 mlTeknisLab. SMK Negeri 5

6Aquadest250 ml-Lab. SMK Negeri 5

7Kertas isap4 x 1 cm-Lab. SMK Negeri 5

3.4.3 Prosedur Analisa1.Buatlah sediaan mikroskopik dari biakan yang akan diwarnai2.Tuanglah sediaan dengan karbol kristal violet, biarkan selama 3 menit.3.Buang kelebihan atau warna pada sediaan tersebut.4.Tuangi larutan lugol, biarkan selama 45 60 detik.5.Masukan kedalam alkohol 96% dalambeker glass, goyang goyangkan selama 1 menit.6.Bilaslah dengan aquades dengan menggunakan botol semprot, keringkan dengan fiksasi udara dan pinggir kaca objek di lap dengan kertas isap.7.Tuangkan larutan safranin O, biarkan selama 3 menit.8.Cuci dengan air menggunakan botol semprot dan keringkan diudara.9.Amati sediaan dibawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran 10 x 40.10.Hasil Pengamatana.Berwarna biru : gram positifb.Berwarna merah : gram negatif

BAB IVDATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Penetapan Protein dengan Metode KjeldahlData Pengamatan : Penentuan konsentrasi HCl N Na2B4O7.10H2O = 0,1 N V Pipet = 10 ml V HCl = 9,5 ml VNa2B4O7. NNa2B4O7=VHCl . NHCl 10 x 0,1 = 9,5 x N NHCl= 0,105 N Penentuan konsentrasi NaOH N H2C2O4.2H2O = 0,1001 N V pipet = 10 ml V NaOH = 12,50 ml VH2C2O4. NH2C2O4 = VNaOH. NNaOH 10 x 0,1001 = 12,50 x N NNaOH = 0,080 N Penetapan kadar protein V HCl = 50 ml V NaOH = 63,9 ml mek N = (V x N) HCl - (V x N) NaOH = (50 x 0,105 ) - (63,9 x 0,080) = 0,138 mg N = mek N . Be N = 0,138 x 14,0067 = 1,9329 % N = = = 0,1873 %

% Protein = %N x faktor = 0,1873 x 6,25 = 1,1706 % gram protein = = 0,01207 gram/1,0317 gram contoh Maka dalam 100 gram kadar protein sebesar 1,207 gram

4.2 Penetapan kadar fosfat dengan metode spektrofotometer UV Vis Tabel absorbansi standar fosfatKonsentrasiAbsorbansi

0,5 ppm0,125

1 ppm0,131

1,5 ppm0,133

2 ppm0,134

2,5 ppm0,142

Sampel Berat sampel = 2,0006 gram V pengenceran = 100 ml Absorbansi = 0,373

Dik : y = 0,0058 x + 0,125 R2 = 0,8512 V pengenceran = = 0,1 L Maka : Konsentrasi sampel (x) = = 42,7414 ppm ppm = 42,7414 = mg = 4,27417 maka mg sampel = 4,27417 mg/2,0006 gram Maka dalam 100 gram contoh kadar fosfat sebesar 213,644 mg

4.3 Menghitung Jumlah Total MikrobaPengamatan hari ke-1 (Minggu, 19 Februari 2011)NoPengenceranJumlah koloni/cawanJumlah mikroba/ml

110-2300,3 x 104

210-3272,7 x 104

310-42121 x 104

4EMBNegatif terdapat bakteriEscherichia coli

Jumlah koloni rata-rata =0,3 x 104 + 2,7 x 104+ 21 x 104 3 = 8 x 104CFU

Pengamatan hari ke-2 (Senin, 20 Februari 2011)NoPengenceranJumlah koloni/cawanJumlah mikroba/ml

110-2700,7 x 104

210-3575,7 x 104

310-44949 x 104

4EMBNegatif terdapat bakteriEscherichia coli

Jumlah koloni rata-rata =0,7 x 104 + 5,7 x 104 + 49 x 104 3 = 18,46 x 104CFU

Pengamatan hari ke-3 (Selasa, 21 Februari 2011)NoPengenceranJumlah koloni/cawanJumlah mikroba/ml

110-2960,96 x 104

210-3727,2 x 104

310-45757 x 104

4EMBNegatif terdapat bakteriEscherichia coli

Jumlah koloni rata-rata =0.96 x 104 + 7,2 x 104 + 57 x 104 3 = 65,16 x 104CFU4.4 Pewarnaan Gram Pewarnaan gram (Jumat, 25 April 2011) Bentuk sel : Batang Warna sel : Biru Gram : positif Perbesaran : 10 x 40 BABVPEMBAHASAN

5.1 Preparasi sampel Sampel pertamakali di preparasi dengan cara diblender sampai hancur, agar memudahkan pada saat proses pemanasan untuk menghilangkan kadar airnya. Kemudian sampel digerus dengan menggunakan lumpang dan alu untuk mendapatkan tekstur yang halus, dan mempermudah pada saat proses pelarutan untuk analisis protein dan fosfat.

5.2 Penetapan Protein dengan Metode Kjeldahl5.2.1 Proses DekstruksiPenguraian sampel menjadi unsur unsur, yaitu unsur - unsur C,H,O,N,S dan P. Unsur N dalam protein ini dipakai untuk menentukan kandungan protein dalam suatu bahan. 1,0317 gr sampel yaitu kerang remis ditambahkan katalisator (K2SO4+ CuSO4). Katalisator berfungsi untuk mempercepat proses dekstruksi dengan menaikan titik didih asam sulfat, sehingga berjalan lebih cepat.Setelah ditambahkan katalisator, sampel dalam labu kjedhal di tambah dengan 10 ml H2SO4pekat. H2SO4pekat bersifat oksidator kuat, dan akan mendekstruksi sampel menjadi unsur - unsurnya. Penambahan asam sulfat di lakukan dalam lemari asam untuk menghindari S yang berada dalam protein teruji menjadi SO2yang sangat berbahaya. Setelah penambahan asam sulfat larutan menjadi keruh, kemudian dipanaskan. Pemanasan dilakukan agar reaksi berjalan lebih cepat, sampel di destruksi hingga larutan berwarna jernih yang menandakan proses destruksi telah selesai. Selama destruksi akan terjadi reaksi :C H O N S + H2SO4 (NH4)2SO4 + CO2 + H2OLarutan yang jernih menunjukan bahwa proses destruksi telah selesai. Larutan jernih yang lebih mengandung senyawa (NH4)2SO4, kemudian didinginkan.

5.2.2 proses destilasiLarutan sampel yang sudah jernih dan dingin, kemudian ditambahkan 50 ml aquadest, untuk mengencerkan dan melarutkan sampel hasil destruksi agar hasil destruksi dapat di destilasi dengan sempurna. ketika dilarutkan dengan 100 ml aqudest, larutan berwarna biru.Kemudian larutan sampel didestilasi dengan destilator, tujuan destilasi adalah memisahkan zat amonia (NH3) dengan memecah ammonium sulfat. Ammonium sulfat di pecahkan menjadi ammonium (NH3) dengan penambahan NaOH 50 %, untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung pada keadaan asam. Ketika ditambahkan NaOH, menghasilkan panas. Panas tinggi yang ada dalam labu kjedhal juga berasal dari reaksi antara NaOH dan (NH4)2SO4yang merupakan reaksi yang sangat eksoterm sehingga energinya sangat tinggi.(NH4)2SO4+2NaOH NH3+ Na2SO4 + H2OAmonia yang dibebaskan, ditampung dalam labu erlemeyer yang berisi 50 ml HCl standar dan indikator metil merah. Ujung pipa destilasi usahakan mencapai dasar labu erlemeyer (tercelup ke dalam larutan HCl), agar proses destilasi berjalan sempurna. HCl berfungsi sebagai penangkap NH3(destilat) berupa gas yang bersifat basa. Selama proses destilasi volume HCl akan bertambah, karena larutan HCl menangkap NH3. Reaksi yang terjadi :Proses destilasi berakhir bila amonia telah habis terdestilasi yang ditandai dengan larutan yang terdapat dalam penampung menjadi pink kemerahan dan ketika api dimatikan endapan berwarna keruh.

5.2.3 Tahap TitrasiHasil destilasi yang berupa NH3yang telah bereaksi dengan HCl yang telah distandarisasi sebelumnya, normalitas yang diperoleh dari hasil standarisasi adalah 0,105 N. Larutan HCl yang mengandung NH3+ indikator metil merah dititrasi dengan NaOH standar hingga TA dari merah menjadi kuning. adanya NaOH menyebabkan suasana menjadi netral. Tujuan dari titrasi ini adalah untuk mengetahui kandungan dalam bentuk NH4, sehingga kandungan N dalam protein pada sampel dapat diketahui melalui perhitungan. Dari hasil analisa metode kjeldahl, didapatkan kadar kadar protein dalam 100 gram kerang remis adalah sebesar 1,207 gram. Kadar tersebut tidak masuk kedalam literatur kerang remis, yaitu sebesar 8,0 gram/100 gram. Kemungkinan kekurangan kadar tersebut dikarenakan pada saat proses destilasi yang kurang sempurna, Sehingga mempengaruhi hasil yang didapatkan.

5.3Penetapan kadar fosfat dengan metode spektrofotometer UV VisFosfor dapat dianalisis sebagai fosfat menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Dalam suasana asam, asam fosfat akan bereaksi dengan asam molibdat membentuk suatu kompleks asam heterpoli, yang rumusnya kadang kadang ditulis sebagai H3[P(Mo3O10)4]. Bila dilarutkan dalam air, asam heteropoli ini akan memberikan larutan yang berwarna kuning yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan fosfat secara kolorimetri.Atau asam heterpoli itu juga dapat direduksi dengan pertolongan berbagai zat pereduksi untuk yaitu ammonium metavanadat. Dalam suasana asam, reaksi yang membentuk kompleks asam heteropoli yang berwarna kuning berlangsung dengan cepat.Dari hasil penetapan fosfat dengan menggunakan spektrofotometer UV Vis, didapatkan kadar sampel kerang yaitu 4,27417 mg/2,0006 gram. Jika dalam 100 gram, maka kadar yang didapatkan sebesar 213,644 gram/100 gram. Kemungikan kelebihan kadar ini dikarenakan pada saat pengukuran sampel, sampel tidak disaring terlebih dahulu. Untuk menyaring zat zat sisa sampel yang tidak larut, atau terdapat kotoran seperti pada sisa proses pengarangan.

5.4Menentukan Jumlah Total Mikroba dan Pewarnaan Gram pada sampel Kerang remisSetelah melaksanakan penetapan perhitungan jumlah total mikroba, didapatkan hasil analisa sebagai berikut :PengenceranJumlah koloni/cawanJumlah mikroba/ml

Hari 1Hari 2Hari 3

10-23070701,96 x 104

10-327595715,6 x 104

10-4214949127 x 104

Jumlah koloni rata rata48,186 x 104

Dari hasil yang didapatkan, jumlah koloni rata rata mikroba/ml masuk kedalam kategori layak hitung. Karena masuk kedalam rentang antara 30 300 koloni. Setelah melaksanakan penetapan JTM, kemudian analisa dilanjutkan dengan pewarnaan gram untuk mengetahui gram positif atau negatif pada medium KNA. Setelah dilihat dibawah mikroskop, hasil yang didapatkan yaitu gram positif, yang artinya didalam kerang tersebut tidak terdapat bakteri patogen. Akan tetapi untuk mengkonsumsi kerang tersebut perlu di masak terlebih dahulu, untul menghindari penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dalam kerang remis. Kerena belum diketahui secara pasti jenis jenis bakteri yang hidup dalam kerang remis, sehingga perlu ditelusuri lebih jauh lagi.

BAB VIPENUTUP

6.1 Kesimpulan1.Penetapan ProteinDari hasil analisa yang telah dilakukan, kadar protein dalam kerang remis sebesar1,207 g/100 g.2.Penetapan FosfatDari hasil analisa yang telah dilakukan, kadar fosfat dalam kerang remis sebesar 213,644 mg/100 g.3.Perhitungan Jumlah Total MikrobaDari hasil analisa yang telah dilakukan, Jumlah koloni rata rata adalah48,186 x 104CFU.4.Pewarnaan GramDari hasil analisa yang telah dilakukan, hasil pewarnaan mikroba yang didapatkan yaitu gram positif,artinya didalam kerang tersebut tidak terdapat bakteri patogen.

6.2 SaranUntuk penelitian lebih lanjut, sebaiknya tidak hanya menganalisis kadar protein, fosfat, jumlah total mikroba dan pewarnaan gram saja. Masih banyak lagi yang dapat diteliti tentang kandungan dalam kerang remis, dan sebaiknya pada saat penetapan sampel kerang tidak hanya dianalisis dalam keadaan mentahnya saja. Tetapi dalam keadaan yang sudah di rebus juga, Untuk mendapatkan hasil atau perbandingan kadar dan jumlah mikroba yang diperoleh.