remaja bunuh diri

14
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA REMAJA DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LIMA TUGAS POKOK KELUARGA DAN P E S PENDAHULUAN Masa remaja adalah suatu masa transisi antara masa anak – anak dan dewasa, masa dimana terjadi perubahan - perubahan fisik, mental dan psikologis secara drastis. Karena perubahan – perubahan seperti inilah masa remaja sering disebut sebagai suatu masa kritis. Bunuh diri merupakan suatu masalah yang sering dialami. Selama tahun 1950 sampai dengan 1988 rata – rata bunuh diri pada remaja yaitu usia antara 15 dan 19 tahun (Attempt suicide, 1991). Menurut Leahey dan Wrigth, 1987 menyatakan bahwa pada usia remaja bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua dimana motivasi remaja melakukan percobaan bunuh diri yaitu 51 % masalah dengan orang tua, 30 % dengan lawan jenis, 30 % masalah sekolah dan 16 % masalah dengan saudara. Keluarga sering menjadi sorotan utama bila remaja bermasalah. Kenyataan ini tidak bisa dipungkiri karena remaja itu sendiri merupakan bagian dari keluarga. Peran kelurga dalam membina dan mengatasi masalah remaja amatlah diperlukan. Perawatan kesehatan pada remaja sebagai bagian dari perawatan kesehatan keluarga, juga merupakan suatu upaya dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh remaja . Pendekatan pada keluarga, diharapkan mampu untuk

Upload: cak-sidik

Post on 31-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Remaja Bunuh diri

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

REMAJA DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI MENGGUNAKAN

PENDEKATAN LIMA TUGAS POKOK KELUARGA DAN P E S

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah suatu masa transisi antara masa anak – anak dan dewasa,

masa dimana terjadi perubahan - perubahan fisik, mental dan psikologis secara

drastis. Karena perubahan – perubahan seperti inilah masa remaja sering disebut

sebagai suatu masa kritis. Bunuh diri merupakan suatu masalah yang sering dialami.

Selama tahun 1950 sampai dengan 1988 rata – rata bunuh diri pada remaja yaitu usia

antara 15 dan 19 tahun (Attempt suicide, 1991). Menurut Leahey dan Wrigth, 1987

menyatakan bahwa pada usia remaja bunuh diri merupakan penyebab kematian

kedua dimana motivasi remaja melakukan percobaan bunuh diri yaitu 51 % masalah

dengan orang tua, 30 % dengan lawan jenis, 30 % masalah sekolah dan 16 %

masalah dengan saudara.

Keluarga sering menjadi sorotan utama bila remaja bermasalah. Kenyataan

ini tidak bisa dipungkiri karena remaja itu sendiri merupakan bagian dari keluarga.

Peran kelurga dalam membina dan mengatasi masalah remaja amatlah diperlukan.

Perawatan kesehatan pada remaja sebagai bagian dari perawatan kesehatan

keluarga, juga merupakan suatu upaya dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi

oleh remaja . Pendekatan pada keluarga, diharapkan mampu untuk mengenal

masalah – masalah yang terjadi pada keluarga khususnya masalah yang terjadi pada

remaja, sehingga permasalahan yang ada dapat diatas secara efektif.

Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena remaja berada dalam

keadaan stress yang tinggi dan menggunakan koping yang maladaptive. Selain itu

bunuh diri merupakan tindakan merusak integritas diri atau mengakhiri kehidupan.

Oleh karena itu perawat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang dapat

mencegah terjadinya bunuh diri dengan memberikan informasi kepada keluarga.

Page 2: Remaja Bunuh diri

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang yang dapat mengahiri hidupnya sendiri

dalam waktu singkat. Selama tahun 1950 sampai dengan 1988 rata – rata bunuh diri

pada remaja yaitu usia antara 15 dan 19 tahun (Attempt suicide, 1991).

Menurut Budi Anna Keliat, bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak

diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Keadaan ini didahului oleh respons

maladaptive. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk

memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Pembagian.

Umumnya dibagi atas 3 yaitu berpikir bunuh diri (suicide ideation), membuat bunuh

diri (gesture), dan mencoba bunuh diri (attempt). Ideation yaitu berpikir tentang atau

merencanakan untuk membunuh diri. Gesture yaitu dilakukan tanpa sikap yang nyata

yang menyebabkan luka serius atau kematian tetapi kemudian mengirim isyarat

bahwa sesuatu telah terjadi. Sedangkan attempt adalah bermaksud terjadinya luka

atau kematian. Ada juga yang mengkategorikan sebagai impulsive act, paracide, dan

subintentional death.

3. Etiology.

Remaja sering dikarakteristikan dengan turmoil (suka membuat rusuh), emosional

dan mood yang bervariasi. Dengan kemampuan untuk memecahkan masalah yang

terbatas maka kadang – kadang remaja sulit memecahkan masalahnya terutama

situasi yang mengancam dan membuatnya terpukul, seperti kematian teman, orang

tua atau saudaranya. Selain itu faktor biologi, psikologi dan sosiologi juga

mempengaruhi. Keluarga yang dalam keadaan krisis bisa menjadi bunuh diri pada

anak remajanya bila merasa overhelmed karena krisis dan tak mampu untuk

mengembalikan keseimbangan keluarganya. Faktor resiko lain adalah pada remaja

dengan depresi, ketergantungan obat dan alkoholisme serta psikosis.

Menurut Hafen dan Frandsen, 1985 menyatakan bahwa penyebab bunuh diri pada

remaja adalah (Budi Anna Keliat, 1991, hal. 6). :

1. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna.

2. Sulit mempertahankan hubungan interpersonal.

3. Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan.

4. Perasaan tidak dimengerti orang lain.

5. Kehilangan orang yang dicintai.

Page 3: Remaja Bunuh diri

6. Keadaan fisik.

7. Masalah dengan orang tua.

8. Masalah seksual.

9. Depresi.

Banyak pendapat lain tentang penyebab atau alasan bunuh diri (faktor resiko) yaitu

kegagalan untuk beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan

terisolasi karena kehilangan hubungan interpersonal atau gagal melakukan hubungan

yang berarti, perasaan marah atau bermusuhan, cara untuk mengakhiri keputusasaan

dan tangisan minta tolong.

4. Metode bunuh diri.

Pada remaja umumnya over dosis obat, melukai pergelangan tangan pada

perempuan sedangkan pada laki – laki menggunakan pisau, senjata dan automobil.

Selain itu ada juga yang lompat dari ketinggian atau kereta api.

5. Manifestasi klinik bunuh diri pada remaja.

a. Mood/affek

Depresi yangpersisten, merasa hopelessness, helplessness, isolation, sedih,

merasa jauh dari orang lain, afek datar, sering mendengar atau melihat bunyi

yang sedih dan unhappy, membenci diri sendiri, merasa dihina, sering

menampilkan sesuatu yang tidak adekuat di sekolah, mengharapkan untuk

dihukum.

b. Perilaku/behavior.

Perubahan pada penampilan fisik, kehilangan fungsi, tak berdaya seperti tidak

intrest, kurang mendengarkan, gangguan tidur, sensitive, mengeluh sakit

perut, kepala sakit, perilaku antisocial : menolak untuk minum, menggunakan

obat – obatan, berkelahi, lari dari rumah.

c. Sekolah dan hubungan interpersonal.

Menolak untuk ke sekolah, bolos dari sekolah, withdraw sosial teman –

temannya, kegiatan – kegiatan sekolah dan hanya interest pada hal – hal yang

menyenangkan, kekurangan system pendukung sosial yang efektif.

d. Ketrampilan koping.

Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri, tidak

menggunakan support system, melihat diri sebagai orang yang secara total

tidak berdaya.

Page 4: Remaja Bunuh diri

B. ASUHAN KEPERAWATAN.

1. PENGKAJIAN.

a. Data dan data identifikasi.

1. Nama keluarga

2. Alamat dan nomor telepon

3. Komposisi keluarga

4. Tipe bentuk keluarga

5. Latar belakang kebudayaan : Amerika, Jepang, Indonesia : Jawa, Bali,

Madura dll.

6. Identifikasi religi

7. Status kelas keluarga

8. Aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang

b. Tahap perkembangan dan riwayat keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga dengan anak remaja.

Jangkauan pencapaian tahap perkembangan

Riwayat keluarga inti :

riwayat bunuh diri pada anggota keluarga lain sering

ditemukan.

Riwayat keluarga orang tua

c. Data lingkungan

o Karakteristik rumah

o Karakteristik-karakteristik dari lingkungan sekitar rumah dan komunitas yang

lebih besar : taat kepada kelompok sosial, individualistis

o Mobilitas geografi keluarga.

o Asosiasi-asosiasi dan transaksi-transaksi keluarga dengan komunitas

o Jaringan dukungan sosial keluarga : kurang mengadakan hubungan

interpersonal dengan lingkungan sosialnya, kepatuhan terhadap

kelompok sosial (norma sosial), tidak berintegrasi dengan

masyarakat karena perbedaan kebudayaan.

d. Struktur keluarga

Pola-pola komunikasi

Jangkauan komunikasi fungsional dan disfungsional : hubungan

interpersonal yang kurang, perasaan tidak dimengerti

oleh anggota keluarga lain, masalah dengan orang tua.

Page 5: Remaja Bunuh diri

Jangkauan dari pesan afektif dan bagaimana diungkapkan.

Karekteristik komunikasi dalam sub sistem-sub sistem keluarga : remaja

dianggap anak kecil, tidak dipercaya dan cenderung

merusak serta pertentangan dengan anggota lain.

Tipe-tipe proses komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga :

komunikasi terbuka kurang.

Bidang-bidang komunikasi tertutup.

Variabel-variabel keluarga dan eksternal yang mempengaruhi komunikasi :

orang tua dengan kesibukan sendiri sehingga remaja

kurang mendapat perhatian dan kesempatan untuk

herkomunikasi dengan orang tua.

Struktur kekuasaan

Hasil-hasil dari kekuasaan : orang tua yang terlalu otoriter menyebabkan

remaja mengalami depresi.

Proses pengambilan keputusan : tidak diberi kesempatan untuk mengambil

keputusan tentang dirinya sendiri.

Dasar-dasar kekuasaan.

Variabel-variabel yang mempengaruhi kekuasaan : sosial, budaya.

Seluruh kekuasaan keluarga : ada di tangan orang tua.

Struktur peran

a. Struktur peran formal :

Ayah : kurang berperan sebagai suami dari istri dan anak –anak

berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan

pemberi rasa aman

Ibu : kurang berperan sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya,

sebagai pengasuh dan pendidik, serta pelindung bagi anaknya.

Anak :remaja tidak mampu melaksanakan peranan psikososial sesuai

dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental sosial dan

spiritual

b. Struktur peran informal

c. Analisis model-model peran.

d. Variabel struktur peran yang mempengaruhi.

Nilai-nilai keluarga

o Bandingkan keluarga dengan orang Amerika/nilai-nilai kelompok referensi

keluarga dan atau mengidentifikasi nilai-nilai penting keluarga dan

pentingnya (prioritas) dalam keluarga.

Page 6: Remaja Bunuh diri

o Kongruensi antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai subsistem keluarga juga

kelompok referensi dan atau komunitas yan lebih luas.

o Variabel-variabel yang mempengaruhi nilai-nilai keluarga.Apakah nilai-nilai

ini dipegang teguh oleh keluarga secara sadar maupun secara tidak sadar.

e. Fungsi – fungsi keluarga

1. Fungsi afektif

Kebutuhan-kebutuhan keluarga.

Remaja : depresi yang persisten, sedih, remote, afek yang datar, harapan

yang ditolak, merasa putus asa, isolasi, tidak membuat pekerjaan sekolah,

senang mendengar atau melihat suara yang sedih dan tidak bahagia.

Mutual Nurturance, keakraban dan identifikasi.

Diagram kedekatan dalam keluarga sangat membantu dalam hal ini.

Perpisahan dan kekerabatan.

2. Fungsi sosialisasi

Remaja : tidak mau pergi ke sekolah, menarik diri dari teman – temannya,

kegiatan sekolah, tidak interest terhadap yang menyenangkan di

sekolah.

Praktik-praktik pengasuhan anak dalam keluarga.

Kemampuan adaptasi praktik-praktik pengasuhan anak untuk bentuk

keluarga dan situasi dari keluarga.

Fungsi perawatan kesehatan

Keyakinan kesehatan, nilai-nilai dan perilaku keluarga.

Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan mereka.

Status kesehatan yang diketahui keluarga dan kerentanan terhadap sakit.

Praktik-praktik diit keluarga, adekuasi diit keluarga.

Fungsi jam makanan dan sikap terhadap makanan dan jam makan.

Praktik-praktik berbelanja (dan perencanaannya)

Individu-individu yang bertanggungjawab terhadap perencanaan berbelanja

dan menyiapkan makanan.

Kebiasaan tidur dan istirahat : gangguan tidur, sulit untuk tidur, atau bisa

tidur yang berlebihan tidur sebentar saja yaitu pada sore atau malam hari.

Latihan dan praktik-praktik rekreasi.

Kebiasaan menggunakan obat-obat keluarga : antidepresan, aspirin,

asetaminofen, solvent.

Peran keluarga dalam praktik-praktik perawatan diri.

Page 7: Remaja Bunuh diri

Praktik-praktik lingkungan keluarga. Cara-cara preventif berdasarkan

medis(uji fisik,mata,pendengaran dan imunisasi)

Praktik-praktik kesehatan gigi.

Riwayat kesehatan keluarga (baik penyakit umum maupun khusus yang

berhubungan dengan lingkungan maupun genetika).

Layanan kesehatan yanng diterima. Perasaan dan persepsi mengenai layanan

kesehatan. Layanan perawatan kesehatan darurat. Layanan kesehatan gigi.

Sumber pembiayaan medis dan gigi. Logistik perawatan yang diperoleh.

f. Koping keluarga

Stressor-stressor keluarga jangka panjang dan pendek : keuangan,

lingkungan sosial, keterbatasan dalam kemampuan untuk memecahkan

masalah, krisis ekonomi, disintegrasi anggota keluarga, masalah

kesehatan, penyakit psikiatrik.

Kemampuan keluarga untk merespon, berdasarkan penilaian obyektif

terhadap situasi-situasi yan menimbulkan stress : hopelessness,

powerlessness, isolation.

Penggunaan strategi-strategi koping (sekarang/yang lalu).

Perbedaan cara koping keluarga : konstruktf atau destruktif

Strategi-strategi coping internal keluarga : kehilangan batas realita,

menarik diri dan mengisolaisikan diri, tidak menggunakan

support system, melihat diri sebagai ketidakberdayaan, dan

merupakan takdir.

Strategi-strategi coping eksternal keluarga : tidak menggunakan

support system.

ANALISA DATA

Analisa data dilakukan dengan menggunakan tipologi masalah kesehatan,yang terdiri

dari 3 kelompok sifat masalah kesehatan (Freeman).

1. Ancaman kesehatan (Health Treats)

Merupakan suatu kondisi atau situasi yang dapat menimbulkan kecelakaan atau

tidak mengenal potensi kesehatan,yaitu :

Besar/jumlah keluarga hubungannya dengan sumber daya keluarga.

Stress.

Kebiasaan personal.

Karakteristik personal.

Riwayat kesehatan : anggota keluarga yang membunuh diri.

Page 8: Remaja Bunuh diri

Peran.

2. Defisit kesehatan

Merupakan suatu keadaan gagal mempertahankan kesehatan termasuk:

Keadaan sakit yang belum/sudah terdiagnosa.

Kegagalan tumbuh kembang secara normal.

Gangguan kepribadian.

3. Krisis

Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari individu atau keluarga

dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya mereka,meliputi :

Perkawinan.

Kehamilan, persalinan, masa nifas.

Menjadi orang tua.

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah bunuh diri pada remaja

sehubungan dengan kurangnya informasi mengenai tanda dan gejala dini

perilaku bunuh diri

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

terhadap masalah percobaan bunuh diri pada remaja sehubungan dengan tidak

mengerti mengani sifat, berat dan luasnya masalah bunuh diri.

3. Ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga

dengan perilaku bunuh diri sehubungan dengan adanya konflik anggota

keluarga, perbedaan sikap/pandangan hidup, perilaku mementingkan diri sendiri,

tidak mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak.

4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

kesehatan untuk menghindari terjadinya bunuh diri sehubungan dengan krisis

ekonomi, ketidak mampuan memecahkan masalah, konflik personal/psikologis,

sikap atau pandangan hidup, ketidakkompakan keluarga.

5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

mengatasi masalah bunuh diri sehubungan dengan kurang percaya terhadap

petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan, pengalaman yang kurang baik dari

petugas kesehatan, tidak terjangkaunya fasilitas yang diperlukan, tidak ada atau

kurangnya sumber daya keluarga.

Page 9: Remaja Bunuh diri

DAFTAR PUSTAKA.

1. Maglaya dan Bailon, 1997, “Perawatan Kesehatan Keluarga ; Suatu Proses”,

Pusdiknakes Depkes RI, Jakarta.

2. Maramis, W.F, 1994, “Ilmu Kedokteran Jiwa”, Airlangga University Press,

Surabaya

3. Wong L. Donna, 1993, “Essentials of Pediatric Nursing”, 4th, Mosby Year Book,

Toronto.

4. Effendy, Nasrul, Drs., 1995 “Perawatan Kesehatan Masyarakat”, EGC, Jakarta.

5. Keliat, A.B, 1991, “Tingkah Laku Bunuh Dirí, Arcan, Jakarta.