relevansi semangat kedinaan santo fransiskus … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam...

162
i RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS ASSISI DALAM TUGAS PELAYANAN PARA SUSTER FRANSISKUS DINA (SFD) PADA MASA KINI BAGI KAUM DIFABEL S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Susiati NIM: 111124042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vuongbao

Post on 07-Apr-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

i

RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS ASSISI

DALAM TUGAS PELAYANAN PARA SUSTER FRANSISKUS DINA

(SFD) PADA MASA KINI BAGI KAUM DIFABEL

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Susiati

NIM: 111124042

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Santo Fransiskus Assisi, Muder Constansia van Der Linden dan Persaudaraan

Kongregasi Suster Fransiskus Dina dan siapa saja yang telah

mendukung saya dengan cara dan bentuknya masing-masing

selama kuliah di PAK-USD Yogyakarta hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

v

MOTTO

“Deus est Fidelitas, Allah adalah Setia”.

Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan

Dia; jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita

menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap

setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.

(2 Tim 2:11-13)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO

FRANSISKUS ASSISI DALAM TUGAS PELAYANAN PARA SUSTER

FRANSISKUS DINA (SFD) PADA MASA KINI BAGI KAUM DIFABEL.

Penulis memilih judul ini bertolak dari kesan pribadi akan para suster SFD yang

berkarya melayani Anak-anak Berkebutuhan Khusus (difabel) yang tampak begitu

setia menghidupi semangat kongregasi seturut teladan Santo Fransiskus Assisi dan

para pendiri. Karya tersebut merupakan salah satu usaha untuk menghidupi

semangat kongregasi seturut semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi. Mereka

yang menyandang nama sebagai seorang SFD harus sungguh-sungguh tampil dan

hadir dalam karya perutusan dengan membawa nama tersebut.

Para suster SFD bercermin dari hidup Santo Fransiskus Assisi dan semangat

kedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. Hal ini pulalah yang

menjadi warisan agung bagi para pengikutnya terutama kongregasi SFD.

Bertitik tolak dari alasan di atas, skripsi ini dimaksudkan untuk menyadarkan

kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya pelayanan terhadap

kaum difabel. Juga untuk memperkaya serta mengonkritkan relevansi semangat

kedinaan tersebut. Selain itu juga untuk membantu menghayati semangat kedinaan

sebagai SFD yang menyandang nama sebagai orang ‘Dina’ dalam pengabdian

terhadap kaum difabel, maka dalam skripsi ini akan dibahas siapakah kaum difabel

itu dan apa arti kedinaan berhadapan dengan kaum difabel dengan menggunakan

kajian pustaka metode deskriptif, dan untuk memperkaya relevansi semangat

kedinaan tersebut, penulis akan melengkapi dengan life story. Penulis mempelajari

dan mendalami buku-buku spiritualitas kongregasi dan buku-buku sumber lain

yang relevan guna memperkaya dan mendalami gagasan refleksi rohani.

Dalam skripsi ini ditawarkan suatu bentuk penyegaran kembali panggilan

sebagai penganut semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi dalam karya

pelayanan terhadap kaum difabel sehingga di masa yang akan datang, para SFD

mengalami perjumpaan dengan Tuhannya dalam diri orang yang terpinggirkan

dalam masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

ix

ix

ABSTRACT

This undergraduate thesis entitled THE RELEVANCE OF THE SPIRIT

OF POVERTY OF SAINT FRANCIS ASSISI FOR THE SERVICE OF THE

SISTERS OF MINOR FRANCIS (SFD) AT PRESENT FOR DISABLED

PEOPLE. The author started from the personal impression of the work of the

sisters of SFD to serve children with special needs (disabilities) who seemed so

faithful to live the spirit of the congregation according to the example of Saint

Francis of Assisi and the founders. This work is an effort to enlive the spirit of

minority according to the spirit of St. Francis of Assisi. Those who bear the name

of SFD should earnestly perform and present in the work of the mission to carry

its name.

The sisters of SFD reflect the life of St. Francis of Assisi and the spirit

of minority which is the main choice in their lives. This is precisely the great

legacy for his followers, mainly the congregation of SFD.

Based on the above reasons, this undergraduate thesis is intended to

revive the spirit of minority of the Sisters of SFD to serve the disabled, and to

enrich and to realize the relevance of the minority spirit. In addition, to help the

spirit of minority as SFD which bears the name as 'Minority' in loyalty to the

disabled, this paper will discuss who the disabled was and what it meant by

minority dealing with disabled people using literature review descriptive methods,

and to ensure the relevance of the spirit of minority, the author will equip life

story. The author studies and explores the spirituality of the congregation books

and books from other relevant sources in order to enrich and to deepen the idea of

spiritual reflection.

This undergraduate thesis offers some refreshment of vocation as

adherents of minority spirit of St. Francis of Assisi in the serving disabled people

so that in the future the SFD will have an encounter with God in society.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih dan setia, karena segala

rahmat dan kasih setia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS ASSISI

DALAM TUGAS PELAYANAN PARA SUSTER FRANSISKUS DINA (SFD)

PADA MASA KINI BAGI KAUM DIFABEL.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah dan sumbangan terhadap para pembaca,

secara khusus para suster Kongregasi Suster Fransiskus Dina (SFD) dan sekaligus

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan di FKIP-

JIP-Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Proses penulisan skripsi ini berjalan dengan baik dan lancar karena

dukungan dan kebaikan dari banyak orang sehingga memampukan penulis untuk

tetap semangat meskipun menghadapi banyak tantangan dan kesulitan. Penulis

sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah menyumbangkan ide dan

gagasannya, kemudahan dan kesempatan sehingga skripsi ini dapat selesai pada

waktu yang tepat. Secara khusus terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku Kaprodi PAK

Universitas Sanata Dharma, yang telah berkenan membimbing dan mendukung

penulis selama kuliah di kampus PAK-USD.

Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J., sebagai pembimbing utama dalam skripsi ini yang

penuh kesabaran, kerelaan meluangkan waktu, kemudahan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

xi

xi

mendampingi, dan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini dari

awal hingga selesai.

3. Drs. M. Sumarno Ds. S.J, M.A., sebagai dosen penguji II sekaligus dosen

pembimbing akademik yang memberi semangat, keramahan, masukan dan

dukungan serta kelancaran baik selama kuliah berlangsung dan secara khusus

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. L. Bambang Hendarto Y. M. Hum., sebagai dosen penguji III yang

bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan serta dukungan

kepada penulis.

5. Para dosen dan staf karyawan Prodi PAK, yang telah membimbing dan

memberi dukungan selama penulis kuliah di kampus PAK Sanata Dharma

Yogyakarta.

6. Ministra Umum Kongregasi Suster Fransiskus Dina (SFD) Sr. Imelda

Tampubolon, SFD, staf dewan ministra dan seluruh anggota Suster

Fransiskus Dina di mana pun berada yang telah memberikan kepercayaan dan

kesempatan bagi penulis untuk menjalani studi di PAK Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

7. Ministra Komunitas Fonte Colombo Jl. Rajawali 3A, Sr. Patrisia Bangun,

SFD dan para saudari sekomunitas serta semua suster yang pernah tinggal

bersama dengan penulis selama menjalani studi di PAK Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

8. Teman-teman seperjuangan selama kuliah, angkatan 2011/2012 yang telah

memberi dukungan, semangat, kegembiraan dan kebersamaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xviii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 7

D. Manfaat Penulisan .............................................................................. 7

E. Metode Penulisan ............................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 8

BAB II. HIDUP SANTO FRANSISKUS ASSISI DAN SEMANGAT

KEDINAANNYA………………………………………………... ... 10

A. Hidup Fransiskus Assisi ..................................................................... 10

1. Kelahiran Fransiskus dan Masa Muda Fransiskus ........................ 10

2. Situasi Masyarakat dan Gereja di Jaman Fransiskus .................... 12

a. Situasi Politik............................................................................ 12

b. Situasi Ekonomi........................................................................ 14

c. Situasi Gereja............................................................................ 14

3. Panggilan Fransiskus………………………………………… .... 15

4. Semangat Kedinaan Santo Fransiskus Assisi……………… ....... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

xiv

a. Pengertian Kedinaan………… .................................................. 17

b. Latar Belakang Pemilihan Nama Ordo……………………. .... 19

c. Dasar Biblis sebagai Pilihan Kedinaan……………………...... 20

B. Pengalaman Kedinaan Santo Fransiskus.. ......................................... 23

1. Perjumpaan dengan Orang Kusta .................................................. 25

2. Peristiwa Kapel San Damiano ....................................................... 25

3. Perjumpaan dengan Allah di Jalan Assisi dan dalam Doa ............ 26

C. Kerendahan Hati Santo Fransiskus Assisi dan Injil Sumber

Hidup Fransiskus ............................................................................... 26

1. Kerendahan Hati Santo Fransiskus Assisi………………….. ....... 26

2. Injil Sumber Hidup Santo Fransiskus Assisi………………… ..... 27

D. Kedinaan Santo Fransiskus dan Saudaranya, serta Allah Yang

Dina dalam Semangat Fransiskan ...................................................... 28

1. Kedinaan Santo Fransiskus dan Para Saudaranya…………… ..... 28

a. Kedinaan Santo Fransiskus………………………………....... 29

b. Kedinaan Para Saudaranya ....................................................... 31

2. Allah Yang Dina dalam Semangat Fransiskan……………… ...... 33

a. Penciptaan………………………………………………......... 33

b. Penjelmaan………………………………………………. ...... 33

c. Yesus dikandung dalam Rahim Maria…………………... ...... 34

d. Kelahiran Yesus dari Perawan Maria……………………. ...... 34

e. Pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir………………….. ..... 34

f. Penderitaan dan Wafat Yesus di Salib………………….......... 35

g. Kerendahan Allah dalam Ekaristi………………………. ........ 36

BAB III. KARYA PELAYANAN DALAM KONGREGASI SUSTER

FRANSISKUS DINA SETURUT TELADAN SANTO

FRANSISKUS ASSISI .................................................................... 37

A. Sekilas tentang Kongregasi Suster Fransiskus Dina ......................... 37

1. Sejarah Kongregasi SFD ............................................................. 37

2. Sejarah Lahirnya SFD Indonesia ................................................ 39

3. Semangat Kongregasi Suster Fransiskus Dina ........................... 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

xv

a. Semangat Cinta Kasih……………………………………. ..... 41

b. Kesederhanaan Kristiani yang Sejati…………………….. ...... 42

c. Semangat Rajin dan Giat………………………………… ...... 43

d. Sikap Lepas Bebas………………………………………. ....... 45

e. Semangat Doa……………………………………………. ...... 46

4. Visi dan Misi Kongregasi SFD ................................................... 48

B. Karya Pelayanan dan Nilai-nilai Rohani dalam Karya

Kongregasi SFD ................................................................................. 51

1. Pengertian Pelayanan .................................................................... 51

2. Pelayanan dalam Gereja ................................................................ 52

3. Pelayanan sebagai Fransiskan ....................................................... 54

4. Corak Hidup Kongregasi SFD………………………………. ..... 56

5. Macam-macam Karya Pelayanan SFD di Masa Sekarang….. ...... 57

a. Karya Pelayanan di Bidang Pendidikan…………………. ...... 58

b. Karya Pelayanan di Bidang Kesehatan…………………......... 59

c. Karya Pelayanan di Bidang Sosial……………………….. ..... 60

d. Karya Pelayanan di Bidang Pastoral……………………… .... 62

6. Nilai-nilai Rohani dalam Karya Kongregasi SFD……………..... 63

a. Huruf S, adalah Semangat………………………………… .... 65

b. Huruf F, adalah Fraternitas……………………………….. ..... 66

c. Huruf D, adalah Dina…………………………………….. ..... 67

C. Kaum Difabel pada Masa Kini dalam Karya Pelayanan SFD…… ... 68

1. Definisi .......................................................................................... 68

2. Klasifikasi Difabel……………………………………………..... 69

a. Tunanetra…………………………………………………. ..... 69

b. Tunarungu…………………………………………………..... 69

c. Tunagrahita……………………………………………….. ..... 70

3. Sejarah Karya Pelayanan bagi Kaum Difabel dalam

Kongregasi SFD………………………………………………. ... 71

4. Visi dan Misi Karya SFD bagi Kaum Difabel………………… .. 72

5. Pelayanan SFD bagi Kaum Difabel…………………………… .. 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

xvi

BAB IV. RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO

FRANSISKUS ASSISI DALAM PELAYANAN

KONGREGASI SUSTER FRANSISKUS DINA

BAGI KAUM DIFABEL……………………………………….. 75

A. Difabilitas sebagai Medan Pelayanan Kongregasi SFD ................. 76

B. Semangat Kedinaan sebagai Sumber Insprasi dalam Pelayanan .... 80

1. Semangat Kedinaan sebagai Sumber Inspirasi dalam

Pelayanan…………………………………………………. ...... 80

2. Semangat Kedinaan sebagai Dasar Pelayanan bagi

Kaum Difabel………………………………………………… 84

C. Semangat Kedinaan sebagai Tujuan dan Model Pelayanan

bagi Kaum Difabel ........................................................................ 86

1. Suara Salib San Damiano adalah Suara orang Difabel

Pada Masa Ini……………………………………………….. 87

2. Difabel sebagai Saudara yang Dina…………………………. 89

D. Buah-buah Penghayatan Kedinaan dalam Karya Pelayanan

SFD bagi Kaum Difabel ................................................................ 90

E. Usaha Meningkatkan Pelayanan dalam Tugas Perutusan………. 91

F. Life Story Suster SFD yang Melayani Kaum Difabel…………… 92

G. Usulan Program Rekoleksi……………………………………… 98

1. Latar Belakang Program………………………………………. 98

2. Alasan Pemilihan Program……………………………………. 99

3. Tujuan Program……………………………………………... 100

4. Rumusan Tema dan Tujuan…………………………………. 101

5. Matriks Program Rekoleksi Bagi Para SFD………………… 103

6. Persiapan Rekoleksi…………………………………………. 106

BAB V. PENUTUP………………………………………………………... 119

A. Kesimpilan………………………………………………………… 119

B. Saran ................................................................................................ 121

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 122

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

xvii

Lampiran 1: Life Story 1 Suster SFD .......................................................... (1)

Lampran 2: Life Story 2 Suster SFD.......................................................... (3)

Lampran 3: Life Story 3 Suster SFD.......................................................... (4)

Lampran 4: Lirik Lagu…………………………………………………… (6)

Lampran 5: Teks Kitab Suci……………………………………………... (7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab

Indonesia ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan

oleh Lembaga Biblika Indonesia, 2009.

Flp : Filipi

Gal : Galatia

Kej : Kejadian

Kis : Kisah Para Rasul

1 Kor : 1 Korintus

2 Kor : 2 Korintus

Luk : Lukas

Mat : Matius

Mrk : Markus

Mzm : Mazmur

Rm : Roma

Yoh : Yohanes

1 Yoh : 1 Yohanes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

xix

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

Deus Caritas Est : Allah adalah Kasih, Ensiklik Paus Benediktus XVI, 25

Desember 2005

GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II

tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

LG : Lumen Gentium, Konsili Dogmatik Konsili Vatikan II tentang

Gereja, 21 November 1964.

C. Singkatan Dokumen St. Fransiskus

AD : Anggaran Dasar

AD III : Anggaran Dasar Ordo ketiga

AngBul : Anggaran Dasar yang diteguhkan dengan Bulla

AngTBul : Anggaran Dasar Tanpa Bulla

Cel : Celano (Thomas dari Celano)

Fsl : Fasal

IbSeng : Ibadat Sengsara

K3S : Kisah Tiga Sahabat

LM : Legenda Mayor

OFM : Ordo Fratrum Minorum (Ordo Saudara Dina)

Pth : Petuah Santo Fransiskus

SalKeut : Salam Kepada Keutamaan

SurBerim : Surat Kepada Orang Beriman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

xx

SurOr : Surat Kepada Seluruh Ordo

Was : Wasiat Santo Fransiskus

D. Singkatan Lain:

ABK : Anak Berkebutuhan Khusus

ADHD : Attention Deficit and Hyperactivity Disorder

Art : Artikel

BKIA : Balai Kesehatan Ibu dan Anak

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Jl : Jalan

Kap : Kapitel

Konst : Konstitusi

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

KLMTD : Kecil, Lemah, Miskin, Tertindas, dan Difabel

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

LPJ. DPU : Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pimpinan Umum

MTB : Maria Tak Bernoda

MYY : Muder Yohana Yesus

P : Pastor

PAK : Pendidikan Agama Katolik

PK : Pedoman Karya

Pusdatin : Pusat Data dan Informasi

SFD : Suster Fransiskus Dongen (Dina)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

xxi

SLB-C : Sekolah Luar Biasa Kategori C

SPP : Sejarah Para Pendahulu

Sr : Suster

St : Santo/a

Thn : Tahun

WHO : World Health Oganization

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Salah satu karya perutusan yang khas dari para Suster Fransiskus Dina

(SFD) di Indonesia adalah pelayanan dan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK) atau kaum difabel. Wujud karya tersebut berupa Sekolah Luar

Biasa Kategori C (SLB-C) yang secara khusus mendidik anak-anak cacat mental.

SLB-C Karya Tulus yang sekaligus berasrama di Namopecawir, Medan, yang

telah berdiri sejak tanggal 17 Juli 1987 menjadi salah satu contoh kesetiaan para

suster SFD menghidupi spiritualitas kongregasi seturut semangat kedinaan Santo

Fransiskus Assisi. Dalam Anggaran Dasar Ordo Ketiga (AD III) Santo Fransiskus

Assisi mengamanatkan agar dalam Persekutuan Dina cinta kasih diwujudkan

dengan menjadi yang paling dina dalam hidup dengan sesama sehingga ada

tempat bagi orang sakit, orang cacat dan orang berdosa (AD III, No.19).

Karya pelayanan bagi penderita keterbelakangan mental seperti SLB-C

Karya Tulus tersebut mengusung visi, “Komunitas kasih persaudaraan yang

melayani orang kecil dan lemah seturut teladan Bapa yang mencintai dan

meninggikan setiap orang yang dicintai-Nya” (LPJ. DPU, 2015, No.93). Visi

tersebut dikonkritkan dalam misi; 1) Siap sedia melayani mereka yang mengalami

keterbelakangan mental, yang dijiwai dengan semangat perayaan Ekaristi, doa

bersama, pribadi dan semangat berkorban yang tinggi; 2) Menciptakan komunitas

yang bahagia, dengan bekerja sama dan saling pengertian, serta jujur dan tulus; 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

2

Membangun sikap tanggung jawab dalam tugas pelayanan untuk nama baik karya

dan komunitas.

Sekalipun usia karya pelayanan bagi kaum difabel tersebut telah begitu

lama dan visi-misi karyanya tersusun rapi namun pelaksanaan pelayanan oleh para

anggota SFD tidak dapat dikatakan berjalan mulus apalagi mudah. Selain hal

material dan manajerial, salah satu tantangan bahkan hambatan yang menghadang

gerak laju karya pelayanan ini adalah tantangan spiritual atau motivasi, keyakinan

atau semangat cinta kasih dari para pelayannya khususnya para anggota SFD yang

berkarya di bidang tersebut. Selain kemampuan, keahlian dan keterampilan

menghadapi anak dengan keterbelakangan mental, para suster SFD pun dituntut

memiliki penghayatan spiritualitas kedinaan Fransiskus yang kuat dan selalu

diperbarui dengan berbagai kegiatan rohani dan akademis. Dengan kata lain, bagi

seorang suster SFD yang terpanggil untuk berkarya bagi kaum difabel, terdapat

pergulatan batin atau mental yang istimewa (khusus) untuk dapat benar-benar

menjiwai, berdaya tahan dan mengembangkan karya pelayanan tersebut sesuai

amanat perutusan Gereja melalui kongregasinya.

Tak mudahnya pergulatan spiritual para suster SFD tersebut semakin dapat

dibayangkan jika melihat situasi dan mentalitas masyarakat dunia zaman ini yang

begitu mengagungkan kemudahan, kenginan “instan” alias mendapatkan hasil

sebanyak dan secepat mungkin tanpa usaha, kenikmatan, keindahan dan

kesempurnaan fisik serta hasrat kekuasaan, kekayaan dan ketenaran dibandingkan

nilai-nilai rohani-keagamaan, kesederhanaan, asketisme, keugaharian dan

keluhuran budi pekerti lainnya. Perkembangan mentalitas, ilmu pengetahuan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

3

teknologi mutakhir di satu sisi memang memberi suatu sumbangan yang sangat

positif, di mana orang dapat melakukan segala sesuatunya dengan lebih mudah

dan cepat. Tetapi di sisi lain juga terdapat dampak negatifnya; di mana manusia

jatuh pada keinginan serba instan dan kecenderungan untuk melakukan sesuatu

yang menguntungkan atau menyenangkan bagi dirinya, tanpa peduli pada orang

lain.

Singkatnya, zaman ini ditandai dengan keinginan untuk menjadi lebih

unggul dari yang lain dan untuk mendapatkannya ditempuh dengan menghalalkan

segala cara. Dunia saat ini menawarkan serba kemudahan dalam hidup hingga tak

jarang disertai dengan cara-cara untuk menyingkirkan sesama tanpa adanya belas

kasihan. Manusia yang rakus akan harta dan kuasa. Maka pada zaman ini kita

sering dan mudah melihat sikap tak terpuji di mana orang menuntut banyak hal

demi kesenangannya tetapi tidak mau menerima suatu tugas tertentu yang

mungkin sulit dan berat baginya. Ketulusan memberi, keiklasan berkorban, rela

dan bertanggung jawab tanpa pamrih dalam karya menjadi pemandangan yang

semakin langka. Begitu pula dengan semangat melayani sesama yang menderita

dan penuh dengan persoalan hidup. Cinta kasih, rasa simpati dan empati atau

sikap bela rasa menjadi semakin mengering dari manusia zaman ini.

Kecenderungan mentalitas masyarakat modern sebagaimana tergambar di

atas tentu berdampak sangat kuat bagi kaum difabel. Menurut Diono (2014: 20),

hingga saat ini, sejumlah hal yang berkaitan dengan mental masyarakat bahkan

termasuk keluarga penyandang disabilitas masih menjadi permasalahan eksternal

yang membelenggu usaha menghargai kaum difabel dalam berbagai aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

4

kehidupan. Contoh permasalahan eksternal tersebut antara lain rendahnya

pemahaman masyarakat tentang disabilitas, dan stigma bahwa disabilitas adalah

bagian dari kutukan atau nasib yang membuat keluarga cenderung

menyembunyikan kondisi anggotanya yang difabel dan masyarakat tidak

memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Secara konkrit, dengan mengelola data dari Pusat Data dan Informasi

(Pusdatin) Kementerian Sosial Tahun 2012, Adi Prasetyo (2014:34-35)

menyimpulkan bahwa di Indonesia, akses kaum difabel pada dunia pendidikan

yang berkualitas masih sangat rendah di mana dari sejumlah 1.389.519 orang

dengan disabilitas, terdapat 838.343 orang tidak sekolah, dan semakin tinggi

jenjang sekolah, semakin rendah pula partisipasi kaum difabel. Akibatnya,

partisipasi kaum difabel pada pekerjaan yang layak pun masih sangat rendah.

Kaum difabel pun semakin terjerat dalam kemiskinan dan terkucil dari kehidupan.

Kondisi dan mentalitas masyarakat masa kini yang belum ramah pada kaum

difabel tersebut menjadi kondisi dan pengalaman yang dihadapi para suster SFD

yang berkarya bagi kaum difabel dalam lembaga-lembaga karya SFD. Pergulatan

batin untuk mengasah spiritulitas para SFD tersebut kian perlu direfleksikan jika

mengingat pesan, ajaran dan teladan Yesus Kristus yang memanggil Santo

Fransiskus Assisi dan para suster SFD untuk menjadi pelayan-Nya melalui karya-

karya cinta kasih (LPJ. DPU, 2015, No. 94). Alkitab dengan jelas

menggambarkan apa yang dilakukan Yesus, bahwa Kristus Yesus walau dalam

rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang

harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri, dan mengambil rupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

5

seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dalam keadaan sebagai

manusia, Ia merendahkan diri-Nya, taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu

salib (Flp 2:5-8).

Dalam Petuah Santo Fransiskus Assisi (Pth), kelahiran Kristus di dalam

palungan merupakan ungkapan tertinggi dari pengosongan diri Sang Putra Allah.

“Lihatlah, setiap hari Ia merendahkan diri, seperti tatkala Ia turun dari tahta

kerajaan ke dalam Rahim Perawan, setiap hari Ia turun dari pangkuan Bapa ke

atas Altar di dalam tangan imam” (Pth, 1:16-17). Pengalaman Santo Fransiskus

Assisi akan Allah yang Maha kuasa, Maha tinggi, Maha mulia, Maha tahu itu sudi

turun dari tahta Kerajaan-Nya dengan menempuh jalan perendahan diri Yesus

Kristus, inilah yang membuat Santo Fransiskus Assisi semakin menyadari akan

panggilan hidupnya untuk bersatu dalam perendahan diri yang nyata bagi dunia.

Sementara itu, dalam Wasiat Santo Fransiskus (Was), Ia mengalami dan

memberi kesaksian tentang penghampaan diri dengan memilih orang-orang kecil,

hina dan papa, memeluk orang kusta dan terbuang. Bagi Santo Fransiskus Assisi

menjadi gambar yang mengagumkan tentang pertemuan dengan Yesus Kristus

yang tersalib. Tetapi untuk menjalankan itu semua tidaklah mudah untuknya. Ia

berkata, “ketika aku dalam dosa, aku merasa amat muak melihat orang kusta,

tetapi Tuhan menghantar aku ke tengah mereka dan aku merawat mereka dengan

penuh kasih” (Was 1-2). Santo Fransiskus Assisi memasuki jalan perendahan hati

dengan pertemuan yang mesra ini. Dia mengalahkan dirinya sendiri sedemikian

rupa sehingga para pengikutnya, mampu memahami pernyataannya: “Apa yang

tadinya terasa memuakkan berubah bagiku menjadi kemanisan jiwa dan badan”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

6

(Was 3). Rendah atau dina di hadapan Allah bukan berarti “lembek”. Orang-orang

lembek ini adalah mereka yang mengakui ketergantungan mereka pada Allah dan

tidak memperlakukan orang lain secara angkuh sombong. Mereka adalah pribadi-

pribadi yang memiliki disposisi batin “kedinaan” atau “kerendahan hati” di

hadapan Allah. Seseorang yang sungguh rendah hati (dina) mengakui kenyataan

bahwa dia menerima segalanya yang baik dari Allah dan membagikannya kepada

sesama.

Dengan teladan Yesus dengan dan melalui hidup, karya dan ajaran-Nya

untuk mengasihi sesama yang diterjemahkan Santo Fransiskus Assisi dalam

semangat Kedinaan itulah yang menjadi spiritualitas hidup dan karya para suster

SFD termasuk dalam karya pelayanan bagi kaum difabel. Namun dalam konteks

kondisi sosial dan mentalitas masyarakat masa kini pada umumnya dan mentalitas

serta cara pandang terhadap kaum difabel khususnya juga dialami dan dihadapi

oleh para SFD yang berkarya melayani kaum difabel. Untuk itu, tampak jelas

bahwa diperlukan refleksi yang mendalam dan sistematis untuk terus-menerus

mengaktualisasikan semangat Kedinaan Santo Fransiskus Assisi dalam hidup dan

karya pelayanan para SFD bagi kaum difabel pada masa kini. Karena itu,

didorong oleh realitas dan pemikiran sebagaimana terurai di atas, penulis memilih

topik Relevansi Semangat Kedinaan Santo Fransiskus Assisi dalam Tugas

Pelayanan para Suster Fransiskus Dina (SFD) pada Masa Kini bagi Kaum

Difabel. Menurut hemat penulis, pendalaman topik ini dapat menjawab kebutuhan

mengaktualisasikan semangat kedinaan, menginspirasi dan menguatkan panggilan

para suster SFD khususnya dalam karya pelayanan bagi kaum difabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, sehubungan dengan semangat kedinaan

dalam pelayanan kongregasi SFD di masa sekarang ini, maka permasalahan

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi dipahami, dimengerti

dan dihayati oleh para Suster Fransiskus Dina (SFD) dalam menjalani

panggilan mereka?

2. Sejauh mana semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi menjadi inspirasi dan

motivasi bagi para suster Fransiskus Dina (SFD dalam karya pelayanan masa

kini khususnya bagi kaum difabel?

3. Hal-hal mana yang perlu diperhatikan oleh para suster Fransiskus Dina (SFD)

dalam mengaktualisasikan semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi bagi

karya pelayanan masa kini khususnya bagi kaum difabel?

C. Tujuan Penulisan

1. Menggali, mengetahui dan menggambarkan semangat kedinaan yang

diteladankan oleh Santo Fransiskus Assisi sebagaimana dipahami dan dihayati

para suster SFD dalam menjalani panggilan mereka.

2. Menggali, memahami dan menggambarkan spiritualitas para suster SFD yang

bersumber pada teladan semangat kedinaan Santo Fransikus Assisi dalam

karya pelayanan bagi kaum difabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

8

3. Merefleksikan dan memberikan sumbangan pemikiran akademis tentang

relevansi semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi dalam karya pelayanan

masa kini para SFD bagi kaum difabel.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui secara mendalam dan memahami semangat kedinaan Santo

Fransiskus Assisi sebagaimana yang dihayati dan dihidupi para suster SFD

dalam karya pelayanan.

2. Memberikan sebuah perspektif baru pada cakrawala spiritualitas semangat

kedinaan Santo Fransiskus Assisi dalam pelayanan kongregasi SFD khususnya

karya pelayanan SFD bagi kaum difabel.

3. Mendapatkan inspirasi, mengobarkan dan meneguhkan semangat penulis dan

segenap anggota kongregasi SFD yang memiliki karya pelayanan bagi kaum

difabel serta semua orang berkehendak baik lainnya yang melakukan karya

sosial membantu kaum difabel.

E. Metode Penulisan

Metode utama penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analitis yang

menggambarkan data-data yang diperoleh melalui studi pustaka. Penulis juga

menggunakan metode reflektif untuk merefleksikan gagasan-gagasan tentang

semangat kedinaan yang diperoleh dari studi pustaka untuk memperoleh gagasan

relevansinya terhadap pelayanan suster SFD bagi kaum difabel. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

9

memperkaya dan mengonkritkan relevansi semangat kedinaan tersebut, penulis

juga akan melengkapi dengan metode life story berupa wawancara beberapa suster

SFD yang sedang dan pernah bekerja pada karya SFD bagi kaum difabel.

F. Sistematika Penulisan

Judul skripsi yang dipilih oleh penulis adalah: Relevansi Semangat

Kedinaan Santo Fransiskus Assisi dalam Tugas Pelayanan para Suster

Fransiskus Dina (SFD) pada Masa Kini bagi Kaum Difabel.

Secara garis besar, skripsi ini dibagi ke dalam lima bab yang secara garis

besar diuraikan sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan; terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika

penulisan.

Bab II menguraikan tentang Semangat kedinaan menurut Santo Fransiskus

Assisi. Pembahasan dimulai dari riwayat hidup Santo Fransiskus Assisi dan

situasi sosial yang memengaruhinya, Dasar Biblis Kedinaan, Pengalaman

kedinaan, Kerendahan Hati Fransiskus, Allah Sumber hidup Fransiskus,

Kedinaan Fransiskus dan Para Saudaranya, serta Allah Yang Dina dalam

Spiritualitas Fransiskan.

Bab III membahas spiritualitas kongregasi SFD yang bersumber pada

semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi. Uraian bab ini mencakup sejarah

Kongregasi, semangat dan visi-misi Kongregasi, karya pelayanan SFD dan nilai-

nilainya, profil pelayanan bagi kaum difabel dan penerapan semangat kedinaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

10

dalam karya dengan menampilkan hasil wawancara dari beberapa suster yang

pernah dan yang sedang bekerja bagi kaum difabel dengan metode life story.

Bab IV merupakan sebuah refleksi semangat kedinaan Santo Fransiskus

Assisi dalam karya pelayanan para SFD di zaman sekarang khususnya karya

pelayanan bagi kaum difabel. Di dalamnya akan dimuat tentang difabilitas sebagai

bagian dari medan pelayanan kongregasi SFD, semangat kedinaan sebagai sumber

inspirasi dan dasar pelayanan bagi kaum difabel, semangat kedinaan sebagai

tujuan dan model pelayanan bagi kaum difabel, buah-buah penghayatan kedinaan,

dan usaha untuk meningkatkan pelayanan dalam tugas perutusan.

Bab V merupakan penutup: dalam bab ini penulis ingin menegaskan

kembali isi pokok atau kesimpulan dan beberapa saran guna membantu para SFD

dalam tugas pelayanan pada masa kini bagi kaum difabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

11

BAB II

HIDUP SANTO FRANSISKUS ASSISI DAN SEMANGAT

KEDINAANNYA

Pada bab sebelumnya penulis telah berbicara tentang latar belakang

penulisan skripsi yang menjadi acuan dari bab berikutnya. Pada bab II ini, penulis

akan menguraikan hidup Santo Fransiskus dari Assisi dan semangat kedinaannya.

Pembahasan dimulai dengan situasi masyarakat dan Gereja yang memengaruhinya

sampai Fransiskus dari Assisi mengambil jalan kedinaan sebagai bagian inti dari

semangat hidup para pengikutnya.

A. Hidup Fransiskus Assisi

1. Kelahiran Fransiskus dan Masa Muda Fransiskus

Sesudah dua tahun wafat, penulis riwayat hidup Fransiskus yang bernama

Thomas dari Celano menulis di sebuah kertas kulit pernyataan berikut: “Di kota

Assisi hidup seorang yang bernama Fransiskus yang semenjak kecilnya dididik

orangtuanya dalam kemewahan sia-sia”. Daerah Assisi yang dimaksud, tepatnya

di lembah Spoleto (Italia) pada akhir tahun 1181 atau permulaan tahun 1182

lahirlah Fransiskus Asisi. Ayahnya bernama Pietro Bernardone, seorang pedagang

kain wol dan cukup kaya. Ibunya Donna Pica, berasal dari keluarga Perancis dan

terkemuka (Groenen, 1970: 149). Mula-mula oleh ibunya ia diberi nama Yohanes.

Ketika ayahnya kembali dari Negeri Prancis ia diberi nama Fransiskus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

12

Sebagaimana lazimnya pada zaman itu, Fransiskus bersekolah pada seorang

imam yang bekerja di Gereja Santo Georgio di Assisi. Di sana Fransiskus belajar

membaca, menulis, menghitung dan sedikit belajar bahasa Latin. Pada usia

dewasa ayahnya meminta Fransiskus untuk ikut berdagang kain wol ke Perancis.

Selama bersama dengan ayahnya, Fransiskus tidak mempunyai bakat sebagai

pedagang. Apalagi watak Fransiskus sangat berbeda dengan ayahnya. Fransiskus

jauh lebih riang dan murah hati, gemar bersenda gurau dan suka bernyanyi.

Dalam Kisah Tiga Sahabat (K3S) diceritakan bahwa sebagai orang kaya,

Fransiskus bersama dengan kelompok sebayanya, siang dan malam hidup

berfoya-foya. Ia begitu gemar mengeluarkan uang sehingga segala apa yang

mungkin ia miliki atau peroleh sebagai laba dihabiskan dengan makan minum. Ia

adalah seorang pemboros namun murah hati pada sesamanya. Dalam berpakaian

ia sangat berlebih-lebihan (Groenen, 2000: 27-28).

Waktu berumur 20 (dua puluh) tahun Fransiskus secara aktif mengambil

bagian dalam perang yang pecah antara warga kota terutama antara para pedagang

dengan kaum bangsawan yang diam di kota Assisi. Golongan masyarakat yang

kecil atau buruh, dan termasuk kaum pedagang yang disebut “minores”

mengalahkan kaum bangsawan yang disebut “mayores” dan mengusir mereka.

Kaum bangsawan melarikan diri ke kota Perugia yang letaknya dekat Assisi dan

di sanalah mereka menyusun strategi untuk melawan. Hal itu menyebabkan

hubungan antara Assisi dan Perugia selalu bermusuhan.

Maka pecahlah perang antara kota Assisi dan Perugia tahun 1202. Kota

Perugia memihak kepada Paus Innosensius III, sedangkan warga kota Assisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

13

memihak kepada Kaisar Frederik Barbarosa II di Jerman. Fransiskus ikut dalam

serangan itu, tetapi gagal dan bersama dengan beberapa orang lain Fransiskus

masuk tawanan (Groenen, 1970: 150). Dalam tahanan yang cukup keras itu,

Fransiskus tetap mempertahankan semangat gembira dan tetap berusaha

menghibur teman-temannya. Dan dalam tahun berikutnya, ayahnya berhasil

menebusnya. Fransiskus pulang ke rumah, dan dalam beberapa hari kemudian

Fransiskus sakit keras (Groenen, 2000: 11).

Thomas dari Celano, menuliskan bahwa penyakit itu ternyata menjadi

sentuhan pertama rahmat Tuhan. Pengalaman sakit membawa pertobatan bagi

Fransiskus. Pemandangan yang indah di sekitar kota Assisi tidak lagi menarik

untuk Fransiskus. Ia merasa bahwa segalanya tidak lagi berarti apa-apa. Orang-

orang yang selama ini mengaguminya dianggapnya sebagai sebuah kebodohan.

Fransiskus mulai merenungkan arti dan tujuan hidupnya (Celano, 1984: 3).

2. Situasi Masyarakat dan Gereja di Jaman Fransiskus

Situasi masyarakat dan Gereja pada zaman Fransiskus disampaikan di sini

untuk dapat membantu memahami pertobatan Fransiskus dengan lebih baik.

a. Situasi Politik

Bruder Bram Homel, MTB (Maria Tak Bernoda) dalam catatannya pada

kursus Fransiskan bagi para novis kongregasi SFD dan MTB pada tanggal 5-12

Januari 2001 di Pati, mengatakan bahwa organisasi politik masyarakat Eropa pada

abad XI sampai abab ke XII seluruh kehidupan masyarakat terikat dalam sistem

feodal-agraris. Penguasa tertinggi adalah Kaisar, raja-raja lokal menjanjikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

14

kesetiaan kepadanya dan tuan-tuan tanah yang lebih kecil menjanjikan lagi

ketaatan kepada raja-raja itu. Antara tuan tanah dan bawahan ada ikatan perjanjian

yang mengatur semua hak timbal balik umpamanya: Bawahan wajib membayar

upeti dan atasan wajib menjamin keamanan mereka.

Setiap bangsawan memiliki sejumlah hamba yang terikat pada tuannya

seumur hidup. Biasanya mereka itulah yang menggarap tanah, mengurus rumah

dan harta serta melayani segala kebutuhan tuannya. Karena setiap tuan tanah

biasanya mencukupi kebutuhannya sendiri dari tanah yang dimilikinya.

Selain para hamba, ada juga para pegawai yang bertugas mengawasi

pekerjaan atau melayani kebutuhan atasan setempat. Dalam kelompok ini

termasuk para ksatria atau tentara bangsawan yang bertugas untuk membela dan

melindungi setiap kesatuan hidup kelompok tadi.

Selain kelompok ini dalam masyarakat masih terdapat para rohaniwan,

pedagang dan seniman. Mereka adalah orang-orang bebas yang tidak takluk

kepada tuan-tuan tanah. Mereka tidak termasuk kelompok atasan atau kelompok

hamba, tetapi dalam relasi sosial mereka lebih dekat dengan kaum atasan.

Dengan gambaran ringkas ini tampak bahwa hak dan kewajiban setiap

anggota masyarakat diatur secara ketat berdasarkan fungsi dalam relasi atasan dan

bawahan; atasan adalah penguasa dan pemilik, sedangkan bawahan adalah hamba

dan pekerja. Walaupun antara kelompok-kelompok ini ada pembagian status yang

jelas namun dalam kehidupan sehari-hari mereka saling mengisi (Homel, 2001:

4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

15

Stratifikasi sosial di atas secara umum berlaku dalam wilayah kekaisaran

Roma dan Gereja. Walaupun tetap ada kerajaan-kerajaan kecil yang berusaha

mempertahankan wilayah dan kekuasaan sendiri. Persaingan antara kelompok

tuan tanah dan kelompok lain pun sering memicu permusuhan dan peperangan

antara kelompok atau daerah yang satu dengan kelompok atau daerah yang lain.

Karena persaingan itu masing-masing kelompok berusaha berasosiasi dengan

daerah atau kelompok lain untuk menguatkan posisinya. Untuk mencapai tujuan

tertentu suatu daerah atau kota dapat menarik kembali dukungannya dan

mendukung pihak lain. Maka dapat terjadi bahwa Assisi yang semula mendukung

Kaisar Jerman sebagai penguasa tertinggi, setelah berontak terhadap penguasa

lokal menempatkan diri di bawah perlindungan pihak kepausan (Groenen, 1970:

150).

b. Situasi Ekonomi

Pertumbuhan jumlah para pedagang dan tukang-tukang yang profesional

cenderung membentuk pusat-pusat di kota-kota dan memotori suatu

pembaharuan. Mereka menuntut hak-hak tertentu dari penguasa lokal, seperti hak

untuk melindungi kota mereka dengan tembok benteng dan memprotes pungutan

pajak (upeti) yang terlalu tinggi. Di Italia Utara dan Tengah yang padat

penduduknya dan perdagangan maju, perkembangan ini menghasilkan konflik-

konflik antara penduduk kota dan penguasa atau bangsawan setempat.

Kota menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, dan kesenian serta

mulai mengambil alih peranan biara-biara serta istana. Dengan perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

16

perdagangan maka uang pun menjadi makin penting. Sistem barter makin beralih

ke ekonomi uang. Dengan demikian tanah sebagai milik utama dalam masyarakat

feodal agraris mulai diganti dengan uang walaupun tanah masih tetap menjadi

milik utama (Homel, 2001: 5).

c. Situasi Gereja

Pada zaman Fransiskus Assisi, Gereja menjadi bagian tak terpisahkan dari

situasi masyarakat. Para uskup dan pemimpin biara (Abas) seringkali berperan

sebagai tuan tanah yang wajib menjanjikan kesetiaan kepada seorang raja.

Peran ganda sebagai pemimpin rohani dan pemimpin politik berakibat pada

Gereja dalam konflik. Sedangkan kehidupan beragama orang banyak dikaburkan

oleh beberapa aliran bidaah yang mengkritik pola hidup para pejabat Gereja, dan

menyebarkan ajaran sesat. Mereka ini disebut sebagai kelompok Kathar.

Pengampunan dosa berat seringkali hanya dapat diperoleh dengan

mengadakan ziarah ke makam-makam suci (Yerusalem, Roma, Compostella dan

lain-lain). Para peziarah dan pentobat atau peniten, serta para pedagang dan

trubador (penyanyi keliling) ikut menyebarluaskan berita dan ajaran baru itu.

Pelayanan tradisional di sekitar biara-biara pedesaan kurang mampu

menjangkau dan membina orang kota yang lebih berpengalaman dan terpelajar.

Dalam hidup beragama devosi kepada para santo dan santa mendapat peranan

penting. Mereka yang dekat dengan Allah pemilik dan penguasa atau raja alam

semesta dianggap sakti dan mampu untuk melindungi berbagai usaha dan

kelompok. Kota Assisi menghormati secara istimewa Santo Rufino, martir dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

17

uskup pertama Assisi dan Vitorino uskup Assisi yang kedua. Relikwi

diperlakukan sebagai jimat yang memiliki kekuatan luar biasa dan hari peringatan

perlindungan dirayakan sebagai pesta rakyat dengan berbagai acara dan atraksi

(Homel, 2001: 5).

3. Panggilan Fransiskus

Kira-kira usia 20 (dua puluh) tahun, tepatnya pada tahun 1201, Fransiskus

memulai perjalanan ke Apulia, dan dalam perjalanan ia jatuh sakit dan beristirahat

sejenak di Spoleto. Dalam istirahatnya, ia bermimpi dikunjungi oleh Tuhan. Dia

mendengar ada suara yang bertanya tentang maksud perjalanannya. Fransiskus

mengutarakan maksud dan tujuan dari rencananya untuk menjadi seorang ksatria.

Suara itu pun bertanya lagi, “Siapa yang dapat memberi lebih banyak, tuan atau

hamba?” Fransiskus menjawab, “Tentu saja tuan”. Kalau begitu mengapa engkau

meninggalkan tuan dan menggantinya dengan hamba? Sekarang pulanglah ke

tempatmu, di sana akan disampaikan kepadamu apa yang harus kau buat” jawab

suara itu (Groenen, 2000: 36-37). Panggilan ini mengajak Fransiskus untuk

semakin meniti hatinya dan bermawas diri dalam hidup.

Penglihatan itu membuatnya berbalik pulang dan kebingungan. Fransiskus

terus merenungkan arti dari penglihatan itu. Selama masa penyembuhan,

Fransiskus mulai kehilangan selera akan dunia bisnis, sehingga membuat ayahnya

khawatir, ia menjadi semakin haus akan hal-hal rohani (Talbot, 2007: 256).

Fransiskus semakin percaya bahwa Allah merencanakan sesuatu untuk

dirinya, namun ia belum tahu pasti. Ia pun berhenti di sebuah Gereja kecil, San

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

18

Damiano dan berdoa mohon petunjuk atas apa yang ia alami belakangan ini. Dan

dari atas salib Fransiskus mendengar suara Yesus: “Fransiskus, pergilah dan

perbaikilah rumah-Ku seperti yang kamu lihat telah rusak”. Fransiskus

melaksanakan perintah ini secara harafiah, memperbaiki gedung gereja yang mau

roboh (Marpaung, 2009: 26). Fransiskus membuang semuanya lalu mulai

mengemis untuk membeli batu dan membangun kembali gereja tersebut dan dua

gereja lainnya hingga menyadari maksud dari Yesus (Talbot, 2007: 256).

Fransiskus berubah, ia selalu mencari waktu untuk berdoa, hingga

menemukan suatu kedamaian di dalam lubuk hatinya (Bodo, 2002: 16). Dalam

buku 1 Celano II. 3, Ia memandang dirinya rendah dan meremehkan segala

sesuatu yang dulu dianggapnya manis. Fransiskus mulai menemukan Kristus

dalam dirinya. Semua harta ia tinggalkan demi harta yang abadi. Perubahan itu

mendorong Fransiskus untuk melayani orang miskin dan orang sakit, terlebih

orang kusta (Groenen, 2000: 41). Dia semakin bermurah hati dengan orang

miskin. Bahkan ia rela memberikan apa yang dia miliki demi orang miskin dan

sakit.

Perubahan Fransiskus yang paling menarik adalah saat perjumpaannya

dengan orang kusta. Ia memeluk dan mencium orang sakit kusta: “Apa yang dulu

dirasa pahit yaitu melihat dan menjamah orang kusta, berubah menjadi manis”

(Groenen, 2000: 48).

4. Semangat Kedinaan Santo Fransiskus Assisi

a. Pengertian Kedinaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

19

Fransiskus mengajukan anggaran dasarnya ke Paus sebagai kelompok

Minor. Dalam kamus Latin, istilah minor artinya kecil. Kata minor bila

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah dina. Dalam konteks

semangat Fransiskan, minor artinya dina, rendah, hina, tidak setara dengan lain.

Fransiskus menjadikan hidupnya fratrum minorum yang artinya saudara dina.

Fransiskus dalam anggaran dasar tanpa bulla mengatakan: "Tidak seorang pun

boleh disebut ‘prior’, tetapi semuanya mesti disebut ‘saudara dina’. Dan mereka

harus saling mencuci kaki" (AngTBul 6:3). Fransiskus menyebut ordonya adalah

frater minor. Minores adalah Assisi sedangkan Mayor diidentik dengan kota

Perugia (Groenen, 2000: 35-37).

Kedinaan atau Dina adalah merupakan suatu sikap atau cara untuk berada di

hadapan Allah Yang Mahatinggi (Iriarte, 1995: 111). Dalam Anggaran Dasar

Tanpa Bulla (AngTBul) disebutkan bahwa kedinaan berarti, “Menjadi yang lebih

rendah dan tunduk kepada semua orang” (AngTBul 7:2). Selain itu dina juga bisa

diartikan sebagai kekecilan dan ketelanjangan di hadapan Allah. Ketelanjangan

sama dengan ungkapan kemiskinan yang paling luhur di hadapan Allah (Kelana,

2007: 11-13). Dan Thomas Celano menuliskan dina sama dengan rendahan, dan

tunduk pada orang lain, dengan selalu mencari tempat kerja yang dipandang hina,

dan melakukan tugas yang hina (1 Cel XV, 38), yang berarti mengarah pada suatu

bentuk atau corak pelayanan pada sesama. Jadi konsep kedinaan ini bila dikaitkan

dengan pelayanan sebagai saudara, kerendahan hati dan sifat tunduk. Pendorong

semua itu adalah cinta, seperti dalam diri Kristus, yang datang bukan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

20

dilayani tetapi untuk melayani (Mat 20:28). Karena itu, diperlukan sikap,

“menyangkal diri” (AngTBul No. 4).

Kedinaan juga mengandung makna sikap sederhana, rendah hati, jujur, tidak

pongah atas keutamaan besar atau usaha dan upaya luhur. Terutama sekali tidak

memandang diri sendiri lebih sempurna dari orang lain. Tentang dirinya

Fransiskus berkata ‘orang yang tak layak, lemah, hina dan hamba dari semuanya’.

Dalam surat-suratnya kepada seluruh ordo (SurOr) terbaca bagaimana dia

menempatkan diri pada ‘kaki’ orang, ‘mahluk Tuhan Allah yang tak pantas’

(SurOr No. 47; dan AngTBul No. 7); ‘kami tidak terpelajar dan menjadi bawahan

orang’ (Was 19).

Dina adalah nama kelompok pertapa dari Assisi, tapi Fransiskus merasa

tidak tepat juga dengan sebutan itu bagi ordonya. Dalam hal ini Fransiskus

sungguh terinspirasi dengan bacaan dari Injil Matius tentang “gila hormat tapi,

enggan untuk melayani” (bdk. Mat 23:6-11).

Mengenai asal mula pemberian nama ini dikatakan: Sudah dari awal

Fransiskus ingin menyebut para pengikutnya sebagai saudara dina (minor)

sehingga langsung dituliskannya dalam Anggaran Dasar (AngBul 1:1). Makna

dari "kedinaan" ialah "menjadi bawahan semua orang" (Was 19). "Mereka

menjadi 'dina' dengan tunduk kepada semua orang. Mereka mencari tempat

terakhir; melakukan pekerjaan dina dan bersedia menanggung kekerasan majikan.

Ini mereka lakukan dengan tekad menempatkannya atas dasar-dasar yang mantap

kerendahan hati sejati bangunan rohani, yang menggumpal pada satu arkitektur

bahagia dari bermacam keutamaan" (1 Cel 38). "Kedinaan" ini sangat erat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

21

hubungannya dengan "kerendahan hati". Puncak dari pengalaman kerendahan hati

ini diungkapkan Fransiskus:

Sebagai superior saya mengadakan kapitel dan memberikan pengarahan dan

mengutarakan pandangan. Dan pada akhirnya orang berkata: 'Engkau tak

perlu lagi bersama kami, sebab engkau tidak terpelajar, tak memiliki bakat

bicara, tak berbudaya, engkau dina'. Saya diusir dengan kasar, diejek di

mana-mana. Saya berkata, sekiranya saya tidak sanggup menerimanya

dengan tabah, dengan kegembiraan batin serta tetap bertekad mengusahakan

kekudusan, saya sama sekali bukan lagi Saudara Dina (LM 6:5).

b. Latar Belakang Pemilihan Nama Ordo

Cara hidup Fransiskus menarik perhatian banyak orang dari berbagai lapisan

masyarakat dan mereka mau mengikuti Fransiskus dan hidup seperti dia, dalam

persaudaraan Injili Fransiskus.

Setiap hari bertambahlah jumlah orang yang mengikuti Fransiskus. Maka

ditulisnyalah sebuah aturan hidup yang disebut dengan Anggaran Dasar bagi

dirinya sendiri pun bagi saudara-saudara yang telah ada sekarang dan yang akan

datang secara sederhana dan singkat (1 Cel, XIII, 32).

Fransiskuslah yang pertama-tama menyebut dan memberikan nama Ordo

Saudara Dina pada persaudaraan yang selama ini ia bangun. Dalam anggaran

dasar yang ditulisnya: “Dan mereka hendaklah menjadi rendahan atau sama

dengan dina’, dan mereka sungguh-sungguh adalah dina, yang tunduk pada orang

lain, selalu mencari tempat kerja yang dipandang hina, dan melakukan tugas yang

hina dan tidak diperhitungkan oleh orang lain (1 Cel, XV, 38).

Dengan menekankan keutamaan kesederhanaan dan kerendahan hati,

Fransiskus memutuskan bahwa pengikutnya harus disebut “Ordo Saudara Dina”.

Fransiskus berkata:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

22

“Ordo Saudara Dina adalah kawanan kecil, yang tentang Putra Allah telah

memohon kepada Bapa Surgawi dengan berkata, ‘Bapa Aku menghendaki

agar Engkau sudi membentuk dan memberikanku orang-orang baru dan

rendah hati pada masa terakhir ini, yang tidak akan serupa dengan

pendahulu mereka dalam kerendahan hati dan kemiskinan dan hanya senang

memiliki Aku saja’. Bapa berkata kepada Putra terkasih, Anakku, terjadilah

seperti yang Kau minta” (Dister, 2000: 95).

Demikianlah, Fransiskus yang terberkati itu menyakini bahwa Allah

sungguh berkenan bahwa mereka harus disebut sebagai saudara-saudara dina.

Maka pada tahun 1209, Fransiskus bersama beberapa saudara berangkat ke Roma

untuk bertemu dengan Paus Innosensius III guna mendapatkan pengesahan dan

persetujuan dari tahta suci tentang cara hidup Anggaran Dasar.

Setelah menjelaskan cara dan bentuk hidup yang mau mereka hidupi,

akhirnya Paus menyetujui cara hidup dan anggaran dasar secara lisan. Maka pada

tahun 1210 lahirlah ordo Fransiskus dari Assisi dengan Anggaran Dasar yang

Tanpa Bulla dengan disingkat ‘AngTBul’. Fransiskus mengusulkan kepada

pengikutnya supaya menamakan diri Saudara-saudara Dina (Frater Minores)

(Groenen, 2000: 33-35).

c. Dasar Biblis sebagai Pilihan Kedinaan

Berkat kesaksian hidup Fransiskus, banyak orang yang mau mengikutinya.

Namun ia mulai bingung dengan saudara baru itu. Maka ia dan saudara baru pergi

ke gereja Santo Nikolaus untuk menanyakan kepada Tuhan perihal hidup mereka.

Lalu Fransiskus membuka Injil tiga kali, dan menemukan ayat-ayat berikut ini:

Kalau kamu hendak sempurna, pergilah dan juallah segala milikmu, dan

berikanlah itu kepada orang miskin (Mat 19:21). Kemudian Fransiskus membuka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

23

Injil lagi dan menemukan ayat dengan bunyinya: Janganlah membawa apa-apa

dalam perjalanan (Luk 9:3). Serta untuk yang ketiga kali, Fransiskus menemukan:

Siapa hendak mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya

lalu mengikut Aku, (Mat 16:24) (Marpaung, 2009: 32).

Secara biblis, Fransiskus menetapkan Injil Matius 10:7-10 sebagai pedoman

dan arah hidup guna meneruskan cita-citanya. Mewartakan Kerajaan Surga sudah

dekat. Dalam Injil ini, Yesus mengajarkan para murid-Nya bahwa mereka harus

pergi mewartakan Kerjaan Allah, namun mereka dilarang untuk membawa uang,

tongkat atau memakai sepatu (Marpaung, 2009: 30). Dalam kutipan Injil tersebut

jelas dikatakan bahwa Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk mentahirkan

orang kusta. Ini sangat cocok dengan apa yang dicari dan dirindukan oleh

Fransiskus.

Untuk memahami dasar biblis dari kedinaan, Fransiskus memandang dan

menghadap Allah. Fransiskus sungguh menghayati keluhuran dan kemuliaan

Allah. Di hadapan Allah yang mahakuasa, dan mahatinggi Fransiskus merasa

kecil, takluk bahkan takut. Katanya: “Allah yang Mahakuasa, Mahatinggi,

Mahakudus dan Mahamulia, Tuhan, Raja surga dan alam, kami bersyukur demi

Engkau sendiri” (AD 1221, 23). Dalam pandangan Fransiskus tampak perpaduan

yang sempurna antara kebesaran dan kebaikan Allah.

Secara konkret kebaikan Allah hadir dalam Putra yang menjelma menjadi

manusia bahkan hidup di tengah-tengah manusia. Fransiskus melihat Allah

melalui Yesus Kristus, tidak membedakan di dalam Kristus itu keallahan dan

kemanusiaan-Nya. Peristiwa inkarnasi menjadi tanda kebaikan-Nya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

24

mendatangkan sikap hormat, kagum bahkan ia mencintai Kristus. Kristus yang

dimaksud Fransiskus sebagaimana tertera dalam Injil bahkan seluruh Perjanjian

Baru yakni Kristus sebagaimana Ia nyata sebagai Putera Allah yang menjadi

manusia, tetap Allah dan tetap manusia. Kristus adalah penampakan Allah

(Groenen, 1970: 47-48).

Diri Kristus itu, Kristus dari Injil, meresap seluruh jiwa dan hidup

Fransiskus, sehingga ia nampak kepada orang sezamannya sebagai Kristus yang

lahir (I Cel. 112). Diri Kristus sebagai kebaikan Allah dirangkum oleh Fransiskus

lewat Kitab Suci terutama tulisan Paulus kepada Jemaat di Filipi yang

mengatakan bahwa Kristus “yang mengosongkan diri-Nya sendiri dan

mengambil rupa seorang hamba. Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,

bahkan sampai mati di salib" (Flp 2:7-8).

Tindakan pengosongan diri bermula dari kerelaan menjadi manusia rendah

yang mengambil wujud sebagai manusia. Peristiwa pengosongan diri Kristus

menjadi dasar kedinaan yang patut dihayati dalam hidup secara konkret. Kepada

para pengikutnya, Fransiskus berkata:

Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya

sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu

bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus

Yesus, yang walaupun dalam rupa, tidak menganggap kesetaraan dengan

Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah

mengosongkan diri-Nya sendiri dan menjadi sama dengan manusia. Dalam

keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai

mati, bahkan mati di salib (Flp 2:4-8) (2 Cel 18).

Dalam kesempurnaan-Nya, Kristus rela menghampakan diri-Nya sebagai

manusia biasa. Ia yang adalah Putra Bapa, menjadi serupa dengan manusia tanpa

memperhitungkan harga diri-Nya. Ia rela menghamba, menjadi terbatas seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

25

manusia yang memuncak pada misteri salib (O’Collins dan Farrugia, 1996: 138-

139). Misteri ini biasa disebut misteri pengosongan diri Kristus atau “Kenosis”.

Sekalipun peristiwa kenosis tidak semata berdimensi kristologis, namun

juga tidak lepas dari peranan Roh Kudus. Kenosis, sehubungan dengan kodrat

manusia, berarti seruan terus menerus kepada Roh Kudus dan penyangkalan

diri terhadap hasrat dan kehendak pribadi. Berkenaan dengan Kristus,

pengosongan diri (kenosis) dari Putra Allah berupa suatu perendahan diri dan

pengorbanan untuk penebusan dan keselamatan semua umat manusia. Manusia

juga dapat berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah melalui suatu proses

transformasi yang bertujuan menjadi serupa dengan Allah (theosis), yakni

menjadi kudus dengan pertolongan rahmat Allah.

Oleh karena itu kenosis merupakan suatu paradoks dan misteri karena

"mengosongkan diri" sebenarnya berarti mengisi diri seseorang dengan anugerah

ilahi dan menghasilkan baginya persatuan dengan Allah. Sebagai inti pokok dari

kehidupan berimannya, bagi Fransiskus peristiwa kenosis menjadi peristiwa yang

perlu dilakukan secara terus menerus sampai pada tindakan menyerupai Kristus.

B. Pengalaman Kedinaan Santo Fransiskus

Setelah mendengar Injil Matius 10:7-10, Fransiskus sangat bersukacita

mendengarnya bahkan dalam catatan dari Thomas Celano dijelaskan, bahwa

Fransiskus mengungkapkan kegembiraannya dalam Roh Allah dengan berkata:

“Inilah yang aku cari, dan inilah yang ingin kulakukan dengan segenap hatiku” (1

Cel XI. 22). Ia mulai mewartakan Injil kepada orang miskin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

26

Isi teks ini adalah mengenai perutusan para Rasul yang diutus oleh Yesus

kepada domba-domba yang hilang. Tugas Fransiskus dan saudaranya adalah

mewartakan bahwa “Kerajaan surga sudah dekat”, menyembuhkan orang sakit,

membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, dan mengusir setan

(Marpaung, 2009: 31).

Percikan api cinta terhadap Tuhan telah menyulut sebuah unggun api yang

membakar habis semua rasa acuh tak acuh dan menyalakan iman yang radikal

tanpa kompromi. Hasrat Fransiskus menit demi menit adalah untuk mengikuti

semakin dekat, sebagaimana ditulis dalam doanya bagi para pengikut gerakannya:

Tuhan yang mahakuasa, abadi, adil dan pengampun, ijinkan kami dalam

kesengsaraan agar kami bisa melakukan bagi Engkau semata apa yang

Engkau inginkan kami lakukan, dan senantiasa rindu akan apa yang

menyenangkan hati-Mu, sehingga dengan hati yang bersih dan tercerahkan

serta menyala-nyala oleh kuasa Roh Kudus, kami bisa mengikut jejak Putra-

Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, sehingga membawa kami kepada-Mu

(Tallbot, 2007: 7).

Dalam peristiwa hidupnya, Fransiskus mau melakukan isi Kitab Suci

seradikal mungkin. Maka ketika ia mendengar dan memahami Sabda Allah,

Fransiskus langsung mempraktekkannya dalam hidupnya sendiri. Baginya Firman

itu adalah kehidupan. Kalau orang tidak menghayati Firman, itu berarti orang

menghindarkan diri dari hidup nyata (Bodo, 2002: 91). Hal tersebut dapat di lihat

dari beberapa peristiwa yang dilakukan oleh Fransiskus untuk menunjukkan sikap

radikalnya terhadap teks Injil di atas.

1. Perjumpaan dengan Orang Kusta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

27

Pada suatu hari ketika Fransiskus sedang khusuk berdoa kepada Tuhan, ia

mendapat jawaban ini: Hai Fransiskus, segala apa yang secara manusiawi engkau

cintai dan ingin engkau miliki, mesti engkau pandang rendah, dari apa yang

dahulu kau jijikkan akan kau tarik kemanisan besar dan kenikmatan yang tak

terukur (1 Cel, VII, 17).

Karenanya Fransiskus merasa gembira dan dikuatkan oleh Tuhan. Dalam

suasana batin yang demikian itu Fransiskus naik kuda dan bertemu dengan

orang kusta. Biasanya ia merasa sangat jijik terhadap orang kusta, namun

kali ini sungguh luar biasa, Fransiskus merasakan suatu kemanisan dan suka

cita. Ia turun dari kuda, memberi mata uang kemudian mencium tangan si

sakit. Sejak saat itulah Fransiskus mulai memandang rendah dirinya. Selang

beberapa hari, dengan membawa banyak uang Fransiskus pergi ke tempat

penampungan orang kusta. Ia mengumpulkan mereka semua dan memberi

masing-masing sedekah sambil mencium tangan orang sakit itu. Ketika

meninggalkan tempat itu, apa yang dahulu pahit rasanya, yaitu melihat dan

menjamah orang kusta, sudah berubah menjadi manis (K3S 11).

2. Peristiwa Kapel San Damiano

Pada suatu hari Fransiskus hendak berdoa di padang dan berjalan di dekat

gereja San Damiano, yang terancam keruntuhannya karena amat tuanya, maka ia

merasa terdorong untuk masuk ke dalam dan untuk berdoa. Ia bersujud di depan

gambar Yang tersalib dan sementara ia berdoa, ia diliputi dengan hiburan rohani

yang berlimpah-limpah. Ketika ia dengan mata yang berlinang-linang memandang

kepada salib Tuhan, maka didengarnya, dengan telinganya sendiri suara dari salib

itu, yang sampai tiga kali berkata: “Fransiskus, pergilah dan perbaikilah rumah-

Ku, yang seperti kau lihat bobrok seluruhnya ini!” (Bonaventura, II. 1).

Fransiskus gemetar, karena ia seorang diri di dalam gereja dan terperanjat

mendengar suara yang amat ajaib itu. Dan dalam hatinya ia merasai kekuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

28

ucapan Ilahi itu, maka ia sangat terpesona. Akhirnya ia sadar lagi dan segera

menyiapkan diri untuk menaati perintah itu (Groenen, 2000: 53).

3. Perjumpaan dengan Allah di Jalan Assisi dan dalam Doa

Setelah kembali ke kota Assisi, selang beberapa hari oleh teman-temannya

Fransiskus terpilih menjadi ketua. Maka disuruhnya menyediakan suatu pesta

besar-besaran, seperti sering dibuatnya dahulu. Setelah kenyang mereka keluar

rumah, dan teman-temannya mendahului Fransiskus berkeliling sambil bernyanyi.

Ia tidak bernyanyi tapi asyik bermenung. Tiba-tiba ia disentuh oleh Tuhan dan

hatinya dipenuhi dengan kemanisan begitu hebat, sehingga ia tidak dapat lagi

merasa atau mendengar apa-apa kecuali kemanisan itu. Ia tersentak dari rasa

badani begitu rupa, seperti dikemudian hari dikatakannya sendiri sehingga tidak

dapat bergerak dari tempat itu kalau seandainya ia dicincang-cincang sekalipun

(K3S 7). Sejak saat itu Fransiskus mulai memandang dirinya rendah dan

meremehkan segala apa yang sebelumnya ia gemari, tapi belum seluruhnya,

namun demikian ia banyak mengundurkan diri dari keramaian dunia (K3S 8).

C. Kerendahan Hati Santo Fransiskus Assisi, dan Injil Sumber Hidup

Fransiskus

1. Kerendahan Hati Santo Fransiskus Assisi

Misteri Allah sebagai sumber hidup berasal dari peristiwa Sabda Allah

menjadi Daging. Penjelmaan Yesus tersebut menjadi tanda pengosongan diri

Allah. Bagi Santo Fransiskus pengosongan diri ini merupakan peristiwa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

29

harus dihayati dan bila perlu memperagakan pengosongan itu karena bagi

Fransiskus penjelmaan Allah menjadi manusia merupakan bentuk konkret dari

Kerendahan Hati Allah yang layak dicontoh.

Untuk memahami pengosongan diri Allah, Santo Fransiskus memperagakan

peristiwa penjelmaan Allah menjadi manusia di kota kelahirannya dengan

memperagakan dan merayakan natal yang hidup.

Kesadaran bahwa Allah yang menjelma menjadi manusia yang

meninggalkan kemahakuasaanNya membuat Fransiskus rela menanggalkan

pakaian yang berasal dari Ayahnya yang bernama Pietro Bernadone di depan

Uskup Guido.

2. Injil Sumber Hidup Santo Fransiskus Assisi

Allah menjadi sumber hidup bagi Santo Fransiskus. Ia selalu menyempatkan

diri untuk merenungkan Allah yang berbicara lewat Kitab Suci teristimewa dalam

Injil. Pun Ekaristi yang menjadi tanda kehadiran Allah yang dapat dilihat oleh

kita. Injil dan Ekaristi menjadi posisi sentral bagi hidup Fransiskus. Dalam

wasiatnya (Was), Fransiskus menulis: “Sesudah Tuhan memberi aku sejumlah

saudara, tidak seorang pun yang menunjukkan kepadaku apa yang harus aku

perbuat, tetapi Yang Mahatinggi sendiri mewahyukan kepadaku, bahwa aku harus

hidup menurut pola Injil Suci” (Was 14).

Setiap kali membuka Kitab Suci, Fransiskus bersuka cita dan bersyukur

kepada Allah. Ia merasa mendapat peneguhan dari apa yang diniatkannya.

Fransiskus menjadikan Injil sebagai peraturan hidup dalam mewartakan kabar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

30

suka cita kepada semua orang terutama kepada orang miskin. Bagi Fransiskus

Injil adalah jalan menuju Allah (1 Cel, 24-25). Fransiskus pun sering mengartikan

Injil secara harafiah.

Bagi Fransiskus sabda Allah merupakan tonggak penuntun arah dalam

hidupnya dan pengikutnya. Maka dalam merenungkan ini dibutuhkan cinta kasih

dan kerendahan hati yang dalam, karena hal ini merupakan sumber pengetahuan

mengenai Allah dan diri sendiri (2 Cel, 102).

D. Kedinaan Santo Fransiskus dan para Saudaranya, serta Allah Yang Dina

dalam Semangat Fransiskan

1. Kedinaan Santo Fransiskus dan Para Saudaranya

Tuhan sendiri telah menjadi hina dina, maka Fransiskus merasa bahwa dia

harus juga menjadi dina. Karena Tuhan sendiri telah merendah dan merunduk,

maka tidak ada lagi alasan bagi Fransiskus untuk tidak merendah dan merunduk

seperti Tuhan. Hidup Kristus yang dihayatinya membawa perubahan besar bagi

diri Fransiskus. Dia menjadi dina dan bebas bagi semua mahluk dan sesama. Ini

jualah yang diungkapkan dalam penghayatannya.

Kepada para pengikutnya, Fransiskus sangat tegas menekankan sikap

rendah hati ini. Ini dengan jelas dikatakan dalam Surat kepada seluruh Ordo

artikel (untuk selanjutnya disingkat dengan SurOr) 28: Saudara-saudara,

pandanglah perendahan diri Allah itu dan curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya;

rendahkanlah dirimu, agar kamu ditinggikan oleh-Nya (SurOr 28). Jadi, alasan

utama Fransiskus memilih kemiskinan dan kedinaan adalah Tuhan sendiri. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

31

Anggaran Dasarnya ia mengatakan bahwa Tuhan sendiri telah membuat diri-Nya

menjadi miskin di dunia ini bagi kita. Melihat, menyadari, mengagumi dan

mengalami kerendahan Tuhan itu merupakan, bagi Fransiskus, suatu penemuan

harta karun yang sangat berharga. Dan setelah ditemukan, maka ia ingin

memilikinya, dan untuk itu perlu merendahkan diri dan melepaskan segalanya.

a. Kedinaan Santo Fransiskus

Santo Fransiskus telah menggali dan menemukan kerendahan dan kedinaan.

Karena itulah ia menyebut dirinya sebagai hamba yang kecil. Hamba dan

bawahan, hamba semua orang, hamba yang kecil dan ternista dalam Tuhan Allah,

orang yang hina dan rapuh, hamba yang kecil, dan makhluk Tuhan yang tak

pantas, orang yang paling kecil dari antara para hamba Allah.

Fransiskus memilih kemiskinan dan kedinaan karena Tuhan sendiri telah

‘merendah’ dan ‘merunduk’. Fransiskus berkata: “Tuhan sendiri telah membuat

diri-Nya menjadi miskin di dunia ini bagi kita” (AngBul VI, 3). “Saudara-saudara,

pandanglah perendahan diri Allah itu dan curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya;

rendahkanlah dirimu juga, agar kamu ditinggikan oleh-Nya” (SurOr 28). Kristus

Yesus yang berwujud Allah tidak mau berpegang teguh pada kemuliaan-Nya yang

setara dengan Allah. Ia menghampakan diri dengan mengambil keadaan hamba,

dan menjadi sama dengan manusia (Flp 2:6-7).

Fransiskus merasa wajib untuk melayani semua orang, menaati mereka,

berada di bawah kaki orang lain, mencuci dan mencium kaki para saudara. Agar

tetap sadar akan dan melaksanakan kerendahan ini, Fransiskus selalu ingat akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

32

dirinya sebagai orang lemah dan pendosa. Ia tidak lupa akan hal itu agar ia tidak

menjadi sombong. Seperti Rasul Paulus, Fransiskus hanya dapat berbangga atas

kelemahannya. Untuk mempertahankan kerendahan inilah maka Fransiskus dulu

tidak mau ditahbiskan menjadi imam, ia mau tetap tinggal sebagai diakon. Juga

karena alasan itulah maka Fransiskus dulu melarang saudaranya menceriterakan

kemartiran saudara yang pertama, agar jangan dengan itu mereka mencari pujian

dan kemuliaan.

Dalam doa di depan Salib, Fransiskus memohonkan kerendahan yang

mendalam. Ia mau memusatkan perhatian pada kerendahan itu dan tidak mau

memikirkan yang lain. Kerendahan kelahiran Yesus dan kasih penderitaan-Nya

selalu hadir dalam benaknya. Setiap hari ia mengingat dan merenungkan

kerendahan Putra Allah itu serta contoh-contoh kerendahan itu dan dari situ ia

menemukan kelembutan, kemurahhatian Kristus, kemanisan dan penghiburan.

Kerendahan itu adalah jalan injili yang disingkapkan oleh Allah sendiri kepada

Fransiskus, si Miskin itu. Dalam Wasiatnya, ia mengakui bahwa Yang Mahatinggi

sendirilah yang mendorong dia untuk merendah dan merunduk untuk menemui

dan mencium orang kusta.

Kedinaan, tidak menginginkan kuasa, melainkan menempatkan diri di

bawah semua orang, sering dikaitkan oleh Fransiskus dengan sikap rendah hati.

Tentang kerendahan hati dikatakan berazaskan kebenaran, para saudara melihat

yang baik dan yang buruk ada dalam diri secara objektif, tepat sebagaimana Allah

melihat. Sebab, seperti apa nilai seseorang di hadapan Allah, begitulah nilai orang

itu dan tidak lebih” (Pth 19). Saudara membawakan dirinya sebagaimana adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

33

(Pth 23); “nilai manusia itu hanyalah sekadar nilainya di hadapan Allah, dan tidak

lebih dari itu” (St. Bonaventura, Riwayat Hidup Fransiskus: Kisah Besar, VI:1).

Seperti Fransiskus, saudara merasa sedih bila ia melihat dirinya dihormati sebagai

orang kudus (Cermin Kesempurnaan 45).

Saudara ingin menerima koreksi dari para saudara dan bersedia membuka

diri kepada mereka seraya memahami kelemahan masing-masing. Ini didorong

oleh cinta akan kebenaran: “Berbahagialah hamba, yang menerima peringatan,

tuduhan dan teguran, yang disampaikan orang lain, dengan begitu sabarnya seperti

kalau dari dirinya sendiri datangnya. Berbahagialah hamba, yang menerima

dengan rela bila ditegur, menurut dengan hormat, mengakui kesalahan dengan

rendah hati, dan mengadakan pemulihan dengan senang hati” (Pth 22:1-2).

Fransiskus mengajarkan: “Kita tidak pernah boleh ingin berada di atas orang lain,

tetapi sebaliknya kita harus menjadi hamba dan bawahan semua orang karena

Allah” (2SurBerim 47).

b. Kedinaan para Saudaranya

Kerendahan yang diterima dari Tuhan sendiri, di situlah Santo Fransiskus

mendirikan ordonya. Kerendahan itu menjadi batu padas di mana Santo

Fransiskus membangun persaudaraannya. Kerendahan adalah dasar di mana Santo

Fransiskus membangun Ordonya. Santo Fransiskus, begitu gigih mengikuti

kerendahan Tuhan, begitu ter-resapi oleh kerendahan itu sendiri. Kerendahan itu

telah menyebar, menjalar dan menjangkiti seluruh sisi hidupnya: dalam

berpakaian, dalam kata dan bahasa, dalam tubuh, dalam setiap langkah, dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

34

setiap aksi, di mata, di telinga, dalam pikiran, atau seluruh dirinya telah diresapi

oleh kerendahan itu: seluruh hati dan karyanya. Selain untuk dirinya sendiri,

Santo Fransiskus juga meminta para saudaranya (pengikutnya) dari berbagai jenis

tugas dan kedudukan mereka agar berusaha merendahkan diri dalam segalanya:

“Aku mohon dengan sangat kepada semua saudaraku; baik pengkhotbah, pendoa,

pekerja, rohaniwan dan awam, agar mereka berusaha merendahkan diri dalam

segalanya” (AngTBul XVII, 5).

Fransiskus mengajak para pengikutnya agar mengikuti dalam segala hal

contoh kerendahan dan kemiskinan Putra Allah (2 Cel 148). Jadi, dengan ini,

Fransiskus telah menempatkan diri dan persaudaraannya dalam perendahan yang

permanen. Mereka siap dengan gembira dan rela menjadi rendah, sekalipun

kerendahan itu “pahit” pada mulanya, tetapi menjadi “manis” akhirnya. Kekuatan

cinta Tuhan sendirilah yang mengajarkan hal itu kepada Fransiskus dan para

saudaranya. Fransiskus memeluk hidup minor dan humilis bukanlah atas

inisiatifnya sendiri, tetapi diwahyukan Allah kepadanya. Dalam memandang dan

mengalami Allah, ia terpusat pada minoritas, humilitas (Situmorang, 2014:5).

Allah itu, yang nyata dalam sejarah keselamatan. Bagi Fransiskus, Allah itu

adalah yang merendah, yang miskin dan hina dina. Karena minoritas dan

humilitas Allah itu, maka Santo Fransiskus merasa terperangkap dan tak bisa

berbuat lain lagi selain menjadi minor dan humilis. Dia dan saudaranya adalah

Saudara Dina (Fratres Minores), dan Ordonya adalah OFM: Ordo Fratrum

Minorum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

35

Santo Fransiskus mengajak para saudaranya untuk mengikuti kerendahan

Tuhan dengan menghayati kedinaan, ia mengajak para saudara untuk

meninggalkan kuasa: Saudara-saudara hendaknya jangan bertindak sebagai

penguasa atau tuan, khususnya di antara mereka sendiri; mereka harus saling

mencuci kaki. Sebagai tanda kedinaan, ia mengajak para saudara untuk

menghayati kerendahan hati:

Semua saudara di mana pun mereka tinggal untuk mengabdi dan bekerja

pada orang lain, janganlah menjadi bendaharawan atau pengelola kekayaan

atau pemegang jabatan kepala di rumah, tempat mereka mengabdi; tetapi

hendaklah mereka menjadi yang lebih rendah dan tunduk kepada semua

orang yang tinggal di rumah itu; para saudara harus bersukacita apabila

mereka hidup di tengah orang-orang jelata dan yang dipandang hina, orang

miskin dan lemah, orang sakit dan orang kusta serta pengemis di pinggir

jalan.

Santo Fransiskus mengajarkan: “supaya para saudara tidak pernah boleh

ingin berada di atas orang lain, tetapi sebaliknya harus menjadi hamba dan

bawahan semua orang karena Allah” (2SurBerim 47). Kerendahan hati adalah ciri

khas cinta kristiani seturut ajaran Santo Paulus (Rm 12:10; Flp 2:3). “Kerendahan

hati yang suci mengacaubalaukan kesombongan serta semua manusia dari dunia

ini, demikian juga segala sesuatu yang dari dunia ini” (SalKeut 12).

2. Allah Yang Dina dalam Semangat Fransiskan

Santo Fransiskus suka merenungkan seluruh hidup Yesus selama di dunia

ini. Namun yang paling menarik perhatian serta yang menyentuh dan

mengharukan hatinya ialah kerendahan, yang secara istimewa tampak di dalam

diri Yesus, yang menjadi kecil, rendah, dan dina. Kerendahan Allah itu dihayati

oleh Santo Fransiskus dalam rangka sejarah keselamatan (Yoh 1:1-18).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

36

a. Penciptaan

Melalui penciptaan, Allah menurun, merendah, justru karena Dia mencipta

manusia seturut citra dan gambar-Nya (Kej 1:26) (AngTBul XXIII, 1 dan Pth

V:1). Allah Yang Mahatinggi, Mahabesar, Mahaagung, Mahaluhur, Mahakuasa,

Maharaja, dan Mahakudus rela ‘menurunkan’, ‘memberi’ rupa dan gambar-Nya

kepada manusia.

b. Penjelmaan

Citra dan gambar Allah itu hilang di dalam diri manusia karena jatuh dalam

dosa. Namun Allah tidak berhenti ‘turun’, ‘merendah’. Tindakan Allah lebih

mendalam dari yang pertama (mencipta manusia seturut citra dan gambar-Nya),

yaitu dengan “menjadi manusia” (Yoh 1:14).

Firman Bapa itu, yang begitu luhur, begitu kudus dan mulia, telah

disampaikan dari surga oleh Bapa Yang Mahatinggi, dengan perantaraan

Gabriel malaikat-Nya yang kudus, ke dalam kandungan Perawan Maria

yang kudus dan mulia; dari kandungannya, Firman itu telah menerima

daging sejati kemanusiaan dan kerapuhan kita. Dia, sekalipun kaya

melampaui segala-galanya, mau memilih kemiskinan di dunia ini,

bersama Bunda-Nya, Perawan yang amat berbahagia (2SurBerim 4-5).

c. Yesus dikandung dalam Rahim Maria

Santo Fransiskus Assisi sangat tertegun dan kagum akan cinta kasih dan

kerendahan hati Tuhan yang nampak dalam rahasia kemanusiaan Kristus,

khususnya dalam kelahiran dan sengsara-Nya. Yang Mahatinggi, Mahabesar,

Mahaagung, Mahaluhur, Mahakuasa, Maharaja, Mahakudus dari surga tinggi

‘turun’ ke kandungan (rahim) Maria yang begitu kecil (Luk 1:26-37).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

37

d. Kelahiran Yesus dari Perawan Maria

Kerendahan melalui peristiwa Yesus dikandung itu berlanjut pada

kelahiran Yesus di kandang hewan (karena tidak ada penginapan bagi-Nya), Dia

dibaringkan di tempat makan hewan, dan dibungkus dengan lampin yang sangat

sederhana (Luk 2:1-7).

e. Pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir

Dalam Injil Matius diungkapkan bahwa: Setelah orang-orang majus itu

berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata:

"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di

sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu

untuk membunuh Dia." Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta

ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir (Mat 2:13-14). Yesus bersama

orangtua-Nya terpaksa mengungsi ke Mesir. Yesus yang semasih bayi telah

menjadi pengungsi, musafir, dan orang asing di dunia ini. Bagi Fransiskus hal ini

merupakan kerendahan Allah (Mat 2:13-14).

f. Penderitaan dan Wafat Yesus di Salib

Fransiskus mendengar suara adalah suara dari Kristus yang tersalib. Ia

mendengar suara “Pergilah, perbaiki Gereja-Ku yang nyaris roboh ini”

(Bonaventura, II.1). Pengalaman Fransiskus akan Yesus Kristus fokus pada derita

dan wafat-Nya di salib. Di dalam ini terangkum dimensi-dimensi lain kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

38

Yesus yang menjadi hamba yang menderita dan menanggung penghinaan para

musuh demi kasih pada manusia (Situmorang, 2014: 3).

Salib Kristus telah mendasari dan menjadi kepenuhan pentahiran orang

kusta, penyembuhan orang sakit, pemampuan orang lumpuh berjalan, dan lain-

lain. Dengan salib menghantar Fransiskus pada sebuah kemanisan. Apa yang dulu

dianggapnya manis berubah menjadi pahit dan tak terpikul, dan apa dulu yang

menjijikan atau pahit berubah menjadi manis dan kenikmatan yang tak terukur

sekarang berubah menjadi manis (K3S IV, 11).

Santo Fransiskus mendengar suara Kristus yang tersalib di gereja San

Damiano yang diartikan sama dengan perendahan, dan yang kecil serta reot yang

juga merupakan lambang dari kedinaan Allah atau Yesus sendiri. Fransiskus

sungguh terharu akan penderitaan Yesus. Bagaimana Yang Mahatinggi,

Mahabesar, Mahaagung, Mahaluhur, Mahakuasa, Maharaja, Mahakudus

menderita dan tersalib? Dia selalu memikirkan, merenungkan, mengamalkan,

mengalami tidak hanya secara rasional, hati, melainkan juga secara fisik, yaitu

terukir dalam tubuhnya sendiri yakni stigmata (K3S, XVII, 69).

g. Kerendahan Allah dalam Ekaristi

Dalam Petuahnya tentang Tubuh Tuhan, Fransiskus menunjukan

‘Perendahan diri’ Allah dalam Ekaristi setiap hari. “Lihatlah, setiap hari Ia

merendahkan diri, seperti tatkala Ia turun dari takhta kerajaan ke dalam rahim

Perawan; setiap hari Ia datang kepada kita, kelihatan rendah; setiap hari Ia turun

dari pangkuan Bapa ke atas altar di dalam tangan imam” (Pth I: 16-18). Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

39

merupakan perwujudan cinta Allah yang paling mulia. Ia yang adalah Putra Allah

meninggalkan kebesaran-Nya dan mengambil jalan perendahan diri menjadi

santapan rohani bagi manusia.

Fransiskus semakin kagum akan perendahan diri-Nya. Dalam surat kepada

seluruh ordo (SurOr) betapa Fransiskus menunjukkan keterpesonaannya pada

kebesaran Allah. “O keagungan yang mengagumkan. Perendahan diri yang luhur!

Tuhan semesta alam, Allah dan Putera Allah, begitu merendahkan diri-Nya,

sampai Ia menyembunyikan diri di dalam rupa roti yang kecil itu, untuk

keselamatan umat manusia!” (SurOr 27). Hosti itu sangat sederhana dan kecil; ke

situlah Yang Mahatinggi ‘turun’ dan ‘masuk’ ke dalam ranah kehidupan manusia.

Bagi Fransiskus, inkarnasi terjadi setiap hari dalam Ekaristi, dan itu adalah

perendahan diri Allah yang tiada taranya. Karena itu dalam suratnya kepada

seluruh Ordo, Fransiskus dengan sangat meminta kepada semua saudara supaya

selalu hormat kepada Tubuh dan Darah Yesus Kristus (SurOr 12-13).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

40

BAB III

KARYA PELAYANAN DALAM KONGREGASI SUSTER FRANSISKUS

DINA SETURUT TELADAN SANTO FRANSISKUS ASSISI

Pada bab III ini, penulis akan menguraikan Karya Pelayanan dalam

Kongregasi SFD seturut Teladan Santo Fransiskus Assisi dalam tiga bagian besar.

Pertama, uraian tentang profil kongregasi SFD, mulai dari sejarah terbentuknya

SFD hingga lahirnya SFD Indonesia, semangat yang menjiwai kongregasi SFD,

dan Visi misinya. Kemudian dilanjutkan dengan Karya Pelayanan dalam

Kongregasi SFD serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dan pedoman

karya SFD. Uraian juga akan menjelaskan Pengertian Pelayanan, Pelayanan

dalam Gereja, Pelayan sebagai Fransiskan, dan macam-macam pelayanan SFD.

Kedua, uraian tentang dunia kaum difabel yang menjadi salah satu medan misi

SFD. Ketiga, merupakan pembahasan tentang Profil Karya Pelayanan SFD bagi

Kaum Difabel yang diawali dengan Sejarah Karya bagi Kaum Difabel, Visi dan

Misi Karya SFD bagi Kaum Difabel. Bagian terakhir ini juga berisi life story

beberapa suster SFD yang pernah dan sedang melayani kaum difabel guna

memberikan gambaran akan penghayatan semangat kedinaan dalam karya dan

panggilan.

A. Sekilas tentang Kongregasi Suster Fransiskus Dina (SFD)

1. Sejarah Kongregasi SFD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

41

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dongen (SFD) mulai terbentuk akibat

Revolusi Perancis pada tahun 1789. Sejak pecahnya revolusi Perancis, Gereja dan

hidup religius mengalami kekacauan. Kongregasi religius dibubarkan, semua

religius secara paksa diusir ke luar biara mereka. Pada tanggal 8 November 1796,

para Suster Paniten Rekolek diusir dari biara mereka di Leuven. Semua harta

benda disita negara. Pada tanggal 29 November 1796, “Suster-suster Agustines”

diusir juga dari biara mereka. Dalam situasi keterpecahan (porak-poranda), Roh

pemersatu berbicara dalam lubuk hati Muder Constansia van der Linden, Sr.

Coletta Coopmans, Sr. Agustine Janssens dan Sr. Francoise Timmermants.

Kerinduan yang besar untuk tetap hidup dalam persekutuan religius mendorong

keempat suster itu untuk bersatu. Keempat suster ini berkumpul untuk mencari

kesempatan guna meneruskan hidup membiara di luar negeri.

Muder Constansia menjadi penggerak utama dalam usaha ini dan P.

Antonius van Gills, OFM dari Tilburg dan P. Linus Oederode, OFM. Cap,

Guardian di Leuven mempunyai peran besar bagi mulainya Reformasi Limburg di

Belanda.

Pada Tuhan 1798, Muder Constansia tiba di Belanda, dan tinggal di

Pastoran Bokhoven sebagai pembantu rumah tangga pastoran. Tidak lama

kemudian para suster pergi ke Waalwijk untuk mencari rumah yang dapat dipakai

sebagai tempat tinggal. Di tempat ini, Muder Constansia mulai mengajar anak-

anak, dengan tenaga yang ada dan dengan segala kebutuhan yang serba kurang.

Pada tanggal 9 November 1800, Muder Constansia dan Sr. Francoise pergi

dari Waalwijk ke Breda untuk mencari rumah yang agak besar. Pada saat itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

42

cuaca sangat buruk. Taufan dan badai mengamuk selama perjalanan, hingga roda

kereta kuda yang mereka tumpangi putus. Kusir tidak sanggup lagi meneruskan

perjalanan. Melalui peristiwa itu Allah berbicara.

Kedua suster berdiri di pinggir jalan waktu hujan lebat. Beberapa orang

yang ramah, menunjukkan rumah Pastor Paroki, dan para suster menemui Pastor

paroki dan menceritakan siapa mereka, dari mana tempat asalnya dan apa maksud

tujuan perjalanan mereka. Maka terjadilah peristiwa yang tak terlupakan. P.

Antonius van Gils, OFM mengucapkan kata-kata yang bersejarah ini: “Suster-

suter tidak perlu pergi lebih jauh. Tempat ini sangat cocok untuk suster. Aku

membutuhkan orang seperti kalian. Di sini ada kemungkinan yang sesuai dengan

rencana suster” (van Vooren, 1983:11).

Pada saat Gereja merayakan Pesta Tujuh Kedukaan Maria, Muder

Constansia dan kawan-kawannya bersama satu novis, satu Postulan dan tujuh

anak asrama datang ke Dongen. Pada tanggal 26 Maret 1801 Kongregasi berdiri.

Kongregasi hidup menurut Peraturan reformasi Limbburt dari tahun 1634.

Terdorong oleh kayakinan bahwa para suster harus tetap memperbarui hidup

dalam Roh, maka Muder Constansia dan kawan-kawannya tidak hanya

berpedoman pada apa saja yang telah mendarah daging, melainkan juga peka

terhadap kebutuhan zaman, sampai mengorbankan cara hidup kontemplatif yang

sangat mereka cintai.

Dalam jangka waktu satu abab, situasi di Belanda menjadi sangat berubah.

Pemerintah Belanda memberikan subsidi bagi pendidikan yang dikelolah oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

43

para religius. Didukung oleh dana yang ada, Kongregasi sanggup mengutus para

suster untuk mewartakan iman Katolik ke daerah misi.

2. Sejarah Lahirnya SFD Indonesia

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) Indonesia lahir dari situasi

dan perkembangan Kongregasi Suster-suster Fransiskanes Dongen. Pada tanggal

17 Maret 1923, Misionaris pertama (Sr. Edmunda Mulder, Sr. Hildegardis de Wit,

Sr. Selesia Hazelzet, Sr. Leo Pelkmans Cuelenaere, Sr. Pudentiana Cuelenaere,

dan Sr. Laurentine Pijnenburg) berangkat dari Dongen, dan tanggal 17 April 1923

tiba di Medan, Sumatera Utara. Pada tanggal 11 Oktober 1937, Sr. Clementina

Geerden, Sr. Josephine Jacobs, Sr. Teobalda van Gool, berangkat dari Medan dan

Sr. Laurentine Pijenburg, Sr. Josephine Ghuys dari Belanda tiba di Banjarmasin,

Kalimantan Selatan.

Mengingat tingginya minat pribumi untuk terlibat sepenuhnya dalam karya

para suster misionaris, maka dibukalah novisiat pada tahun 1955, di Jl. Letnan

Rata Perangin-angin No. 11 Kabanjahe, Sumatera Utara. Dan novisiat di Jawa

Tengah, Pati pada tanggal 14 Juli 1958. Dengan demikian mulailah pembinaan

tunas-tunas muda generasi SFD.

Sejak dibuka novisiat pada tahun 1955 dan tahun 1958, berdirilah beberapa

komunitas SFD yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Dengan

penyebaran dan perkembangan di Indonesia, maka pada tahun 1969 status

komunitas-komunitas di Indonesia ditingkatkan menjadi Regio, yaitu Regio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

44

Sumatera Utara, dan Regio Jawa-Kalimantan. Masing-masing pemimpin Regio

bertanggungjawab langsung kepada Pemimpin Umum di Dongen.

Konsili Vatikan II membawa banyak perubahan di dalam Gereja. Di Eropa

kehidupan religius mulai mengalami kemunduran yang mengakibatkan sedikitnya

calon religius yang menggabungkan diri ke dalam Kongregasi. Di Dongen jumlah

Suster tidak bertambah, sedangkan Suster-suster yang masih ada semakin lanjut

usia. Mengingat situasi yang demikian, maka pada bulan April 1991, Sr. Rafael

Kops beserta Dewan Pimpinan Umum mengundang ke Dongen Dewan Pimpinan

Regio Sumatera Utara dan Jawa-Kalimantan, agar siap untuk menangani sendiri

otoritas kepemimpinan Kongregasi di Indonesia.

Roh Pemersatu yang menjiwai pendiri kongregasi mendorong terwujudnya

unifikasi Regio Sumatera Utara dan Regio Jawa-Kalimantan menjadi satu Regio

Indonesia. Penyatuan Regio dimulai pada 15 Juli 1998 di Indonesia dipimpin oleh

Sr. Kresensia Sipayung. Sebagai persiapan kemandirian, pada tanggal yang sama

telah ditetapkan nama yang baru bagi Kongregasi di Indonesia, meski kharisma

dan semangatnya tetap sama. Nama yang mengungkapkan semangat Kongregasi

seturut teladan Santo Fransiskus Assisi ialah Suster-suster Fransiskus Dina (SFD).

3. Semangat Kongregasi Suster Fransiskus Dina

Dalam buku catatannya, Suster Marie Yoseph dari Yesus (Marie

Raaymakers) menulis bahwa sejarah kongregasi Dongen yang dipimpin oleh

Mere Constansia van Der Linden berdiri pada 26 Maret 1801 di Dongen.

Kongregasi ini berdiri dengan melalui berbagai tantangan yang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

45

melelahkan. Pendiri membutuhkan perjuangan yang tulus, kuat, dan kesungguhan.

Ia mencatat bahwa semangat hidup religius harus diperbaharui, dan pembaharuan

itu didasari dari tradisi injili-Fransiskan. Adapun semangat Fransiskus yang

dihidupi oleh para suster SFD tampak dalam lima sikap dasar. Lima sila itu adalah

semangat cinta kasih, kesederhanaan kristiani yang sejati, semangat rajin dan giat,

sikap lepas bebas, dan semangat doa (de Raat, 2000: 60-63).

a. Semangat Cinta Kasih

Suster Mere Constansia van Der Linden, pendiri kongregasi menyadari

bahwa pembaharuan hidup religius harus diwujudkan dengan sungguh-sungguh,

dan harus kembali ke sumber-sumber asli yakni Kitab Suci. Dia terinspirasi

dengan cara hidup Jemaat perdana yang terdapat dalam Kisah Para Rasul: Mereka

bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dan hidup sehati sejiwa. Dan tiap hari

Tuhan menambah jumlah mereka (bdk. Kis 2:42-47).

Semangat cinta kasih ini menjadi penopang dan tanda pengenal kongregasi

ini. Mereka bersatu hati dalam hidup seperti jemaat perdana. Tidak ada batas yang

menghalangi gerak mereka dalam membagi kasih kepada sesama. Kaya miskin,

tuan atau hamba semua sama pasti mendapat pelayanan dengan penuh kasih.

Mereka saling berbagi dalam kekurangan dan kelebihan. Mereka percaya bahwa

Roh Kudus selalu memberi kekuatan dalam hidup bersama. Terutama saat-saat

menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan hidup.

Dalam catatannya, Suster Marie Yoseph menyebutkan ciri khas cinta Tuhan

itu adalah: “Cinta itu tidak gentar menghadapi kesulitan, melainkan bertahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

46

dalam keadaan bagaimanapun”. Hal ini motivasi untuk mewujudkan cinta kasih di

luar batas komunitasnya seperti yang dihidupi oleh komunitas Gereja Perdana.

Belajar dari komunitas perdana hendaknya komunitas-komunitas SFD, yang

beraneka ragam suku, budaya dan latar belakang, hendaknya hidup dalam ikatan

cinta kasih satu sama lain, saling mengasihi dan saling melayani. Persaudaraan ini

harus sesuai dengan anggaran dasar yang telah dijanjikan dengan mengikuti

teladan Santo Fransiskus dan Yesus Kristus (Raaymakers, 1991: 11-13).

b. Kesederhanaan Kristiani yang Sejati

Suster Marie Yoseph mengingatkan bahwa persaudaraan SFD harus

ditandai dengan semangat kesederhanaan. Kesederhanaan sejati itu meliputi

kejujuran dalam kata-kata dan tindakan dengan disemangati oleh bimbingan Roh

Kudus. Sikap sederhana tampak dalam tutur kata yang tulus, adanya kejujuran

yang sungguh-sungguh tidak berliku-liku, tidak berpura-pura, dan hanya satu

yang diinginkan yakni, melaksanakan kehendak Allah.

Yesus Kristus menjadi kepala Gereja yang hidup sebagai manusia dengan

merendahkan dirinya bahkan sampai wafat di salib. Yesus tidak menganggap

kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, namun Dia

telah mengosongkan diri-Nya dengan menjadi seorang hamba (Flp 2:5-11).

Jadi, seorang SFD hanya boleh mempunyai satu tujuan yakni

“melaksanakan kehendak Allah”. Maka sikap sederhana dalam hidup

persaudaraan serta karya pelayanan menuntut para SFD untuk selalu siap dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

47

terbuka terhadap kebutuhan dan tuntutan zaman dan dengan semangat cinta kasih

memperlakukan semua mahluk yang ada di bumi (Raaymakers, 1991: 14-19).

c. Semangat Rajin dan Giat

Sifat yang ketiga pada hidup Jemaat perdana adalah semangat rajin dan giat.

Hidup dalam pengabdian pada Allah dan sesama dalam kongregasi SFD harus

ditopang dengan semangat rajin dan giat. Sikap ini menunjukkan rasa terikat satu

sama lain. Rasa keterlibatan dalam aneka ragam usaha dalam persaudaraan demi

kemuliaan Tuhan dan keselamatan sesama. Kebersamaan dan keberagaman

anggota dalam komunitas memberi semangat untuk melayani sesama dan Tuhan

(Kenangan, 70 thn SFD di Indonesia, 1993: 47-48).

Suster Marie Yoseph menganjurkan supaya SFD ini tidak menganggap

tugas atau pekerjaan sebagai suatu keterpaksaan untuk melaksanakannya. Tetapi

menganggapnya sebagai suatu kewajiban cinta kasih (Raaymakers, 1991:20).

Seorang religius yang menanggapi dan menjalani panggilannya dengan tulus akan

bersemangat dan bahagia bila diberi kepercayaan untuk melakukan suatu

pekerjaan atau pelayanan kepada sesama, karena hal ini diibaratkan dilakukan

kepada orang yang dikasihi atau dicintai yakni Tuhan sendiri Sang Guru sejati.

Yesus adalah Guru dan teladan hidup bagi para suster kongregasi SFD. Ia

memberikan kebahagiaan dan suka-cita kepada orang lain karena “tergerak hati-

Nya oleh belas kasihan kepada orang banyak” (Mrk 8:2).

Dalam Wasiatnya, Santo Fransiskus Assisi mengajak saudara-saudaranya

untuk melakukan suatu pekerjaan tangan dengan penuh kasih. Saudara yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

48

belum menguasai pekerjaan hendaknya mau belajar bukan karena ingin

mendapatkan upah atau imbalan tetapi untuk menjauhkan diri dari sikap bermalas-

malasan. Kemalasan adalah musuh jiwa dan bantal setan (Laba Ladjar, 1988:

161).

Demikianlah halnya, para suster SFD dipanggil untuk terlibat secara

sungguh-sungguh untuk melayani orang lain. Sikap rajin dan giat sangat penting

dimiliki oleh setiap SFD, karena di mana tidak ada keterlibatan, dan kebersamaan

dalam melayani, maka daya gerak persaudaraanpun akan mulai hilang. Dengan

demikian, haruslah disadari bahwa pekerjaan bukanlah tempat pelarian melainkan

wadah untuk menyalurkan kasih bagi sesama dan Tuhan (Marie Joseph, 1867:

25). Dalam Anggaran Dasar Tanpa Bulla, Santo Fransiskus mengingatkan para

saudaranya untuk bekerja:

Semua saudara harus berusaha dengan jerih payah untuk mengerjakan

pekerjaan yang baik, karena ada tertulis, lakukanlah selalu sesuatu dengan

baik agar setan mendapati engkau sedang sibuk. Dan lagi menganggur

adalah musuh jiwa. Karena itu para hamba Allah harus selalu bertekun

dalam doa atau dalam suatu pekerjaan baik (AngTBull VII, 10-12).

d. Sikap Lepas Bebas

Sifat yang keempat dari semangat para rasul dan orang beriman pertama,

ialah: sikap lepas bebas. Mereka meletakkan segala milik mereka pada kaki para

rasul dan menjadikannya milik bersama (Kis 2:45). Sikap ini menjadi tanda

pembaharuan yang diharapkan oleh Tuhan dalam semangat hidup religius (Marie

Yoseph, 1867: 28). Sikap lepas bebas mendapat tempat istimewa karena dalam

sikap inilah tertuang kerinduan hati untuk menjadi bebas di hadapan Allah.

Menghayati kemiskinan dan kerendahan hati berarti berani hidup lepas bebas dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

49

ikatan duniawi dan bebas sebagai anak-anak Allah dan di hadapan Allah menjadi

hamba yang merdeka.

Dalam buku “Bersatu Hati” karangan Suster Marie Joseph, dikutip juga

tentang Injil Lukas yang berbunyi: "Ikutlah Aku! Pergilah dan beritakanlah

Kerajaan Allah ke seluruh penjuru dunia” (Luk 9:57-62) (Marie Joseph, 1867:

30). Kristus mengundang semua orang untuk terlibat dalam pewartaan kabar

gembira keseluruh dunia. Menanggapi undangan Kristus itu, hendaknya SFD

dengan hati terbuka, iklas dan murah hati seperti Bapa adalah murah hati.

Menanggapi undangan Kristus berarti bersedia untuk merelakan diri kepada

sesama seraya menyerahkan diri seutuhnya kepada Dia yang telah memanggil.

Sikap lepas bebas berarti melepaskan segala sesuatu yang bersifat duniawi.

Karena itu melepaskan diri dari keterikatan duniawi berarti melepaskan segala

sesuatu yang bersifat duniawi. Sikap lepas bebas bukan berarti merasa kehilangan

tetapi dengan melepaskan hal-hal duniawi akan memperoleh kehidupan sejati

yang berasal dari-Nya. Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan

kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia

akan menyelamatkannya (Luk 9:24).

Sikap lepas bebas menjadikan SFD miskin di hadapan Allah. Lepas bebas

kristiani berasal dari cinta kasih karena itu adalah karunia Roh Kudus.

Kemiskinan hanyalah yang pantas dicari dan dijadikan satu-satunya teman hidup.

Janganlah kamu mau memiliki sesuatu lainnya di bawah kolong langit demi nama

Tuhan Yesus Kristus (AD 6. 22).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

50

e. Semangat Doa

Yesus pernah bersabda, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak

tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak

tinggal di dalam Aku” (Yoh 15:4). Teks ini mengundang setia orang untuk bersatu

dengan Tuhan melalui doa. Sebab Dialah sumber hidup. Betapa pentingnya

persatuan batin dengan Allah, menjalin relasi dengan-Nya akan menghasilkan

buah yang berlimpah yang tidak akan berkesudahan.

Menurut Suster Marie Joseph, “Semangat doa adalah kehidupan jiwa.” Jiwa

yang paling dalam, paling pribadi dari manusia. Dalam jiwa terdapat sumber

kekuatan batin dan di situlah Tuhan akan menyentuh manusia (Marie Joseph,

1867: 38). Semangat doa harus menjadi yang pertama dan utama bagi masing-

masing anggota Kongregasi SFD supaya berbuah limpah. Kehidupan berlimpah

yang diterima dari Allah hendaknya dijaga dan dibagikan pula kepada sesama,

sebab Allah menghendaki agar masing-masing orang menjadi saluran rahmat bagi

sesamanya. Maka dari itu, setiap orang yang dipanggil-Nya bertanggung jawab

untuk memberikan hidup itu kepada orang lain. Mangalirkan rahmat itu melalui

karya pelayanan SFD. Buah itu akan bertumbuh dan berkembang bila didasari

dengan doa.

Oleh karena itu, para SFD perlu secara teratur menjalin relasi dengan Allah,

dengan mencari waktu untuk hening guna membangun relasi itu secara lebih

intim. Dalam buku Anggaran Dasar dan Cara Hidup Saudara-saudari Ordo Ketiga

Regular Santo Fransiskus fasal 3 diungkapkan demikian:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

51

Di setiap tempat dimana pun juga, pada setiap saat dan segala waktu

hendaklah saudara-saudari dengan sungguh-sungguh dan rendah hati

mengimani Allah yang kekal, mahatinggi, mahaluhur, Bapa dan Putra dan

Roh Kudus; hendaklah mereka memilikinya dai dalam hati dan mencintai-

Nya, menghormati, menyembah, mengabdi, memuji, meluhurkan serta

memuliakan-Nya. Hendaklah mereka menyembah Dia dengan hati yang

murni, karena kita harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu; sebab Bapa

mencari penyembah yang demikian (AD III, 1984: 13).

Melalui doa dapat bersatu dengan Kristus dan dapat memahami apa yang

dikehendaki oleh Dia. Melalui doa itu pula dapat bersatu dengan Bapa, dengan

manusia dan dengan seluruh alam ciptaan. Lewat doa orang boleh hidup dengan

iman, harapan, dan cinta kasih. Dengan demikian setiap orang akan dimampukan

untuk menghadirkan Kerajaan Allah lewat karya perutusannya di mana pun

berada.

Dari uraian lima sikap dasar di atas sangat jelas dipaparkan bahwa semangat

kongregasi SFD berakar dari tradisi injili Fransiskan. Semangat cinta kasih

menjadi penopang seluruh bangunan SFD dan tanda pengenal bagi persekutuan

ini sesuai dengan cara hidup Jemaat Perdana. Membangun persekutuan dalam

kongregasi SFD dibutuhkan sikap hidup sederhana, jujur dalam kata-kata dan

tindakan, tulus, sungguh-sungguh dan tidak berliku-liku, tidak berpura-pura, dan

hanya satu yang diinginkan yakni, melaksanakan kehendak Allah. Dengan

demikian memudahkan diri untuk membangun, dan memelihara kerendahan hati,

kesabaran serta ketenteraman hati.

Tugas perutusan hendaknya dilaksanakan dengan rajin dan giat, dengan

keterlibatan yang sungguh-sungguh tanpa harus merasa terpaksa dalam pemberian

diri, tetapi ini dilaksanakan dengan penuh cinta demi yang dicintai yakni Yesus

Kristus. Untuk mengikuti Yesus Kristus dalam dan sempurna, seorang SFD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

52

hendaknya berani untuk bersikap lepas bebas, tanpa milik, seperti yang dihidupi

dan diwariskan oleh Santo Fransiskus, hidup tanpa milik, hidup hanya dengan

mengandalkan belaskasih orang lain. Seluruh semangat hidup SFD di atas

diteguhkan dan ditopang oleh semangat doa. Karena dengan doa, dan melalui doa

bisa menjalin hubungan secara lebih akrab dengan Tuhan sang pemberi hidup.

Semangat doalah yang paling menjiwai dan menggerakkan satu sama lain,

karena itu mendoakan ibadat harian secara pribadi dan bersama-sama dalam

komunitas mengajak SFD untuk tetap bersatu dan bersyukur kepada Allah.

Dengan demikian semua dapat bermanfaat bagi Kongregasi demi tercapainya

tujuan luhur Kongregasi SFD yakni menguduskan anggotanya melalui

pelaksanaan kesempurnaan kristiani yang dipersembahkan kepada Tuhan dan

sesama.

4. Visi dan Misi Kongregasi SFD

Kegelisahan dan kerinduan kongregasi SFD melahirkan sebuah rumusan

visi, misi dan credo serta kharisma dalam hidup persaudaraan dan pelayanan.

Sejak semula pendiri kongregasi percaya bahwa ia sungguh-sungguh disemangati

dan dijiwai oleh Roh Allah yang dikenal dengan Roh Pemersatu. Para pendahulu

berkarya dengan dijiwai oleh semangat cinta kasih, kesederhanaan Kristiani yang

sejati, semangat rajin dan giat, sikap lepas bebas dan semangat doa (de Raat,

2000: 60-62). Rumusan visi, misi dan kharisma kongregasi SFD ini kemudian

dirumuskan dalam kapitel tahun 2001 di Girisonta, Semarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

53

Dari kapitel itu, dirumuskanlah visi SFD, “Persekutuan membangun

persaudaraan yang mengimani bahwa Tuhan adalah Bapa semua orang, mencintai

dan meninggikan setiap orang” (Konst. 2007 art. 4). Persaudaraan yang dibangun

oleh SFD adalah persaudaraan yang berdasarkan pada keyakinan bahwa Tuhan

adalah Bapa bagi semua orang. SFD membangun persekutuan dengan saling

memperhatikan dan melayani dengan kasih. Dari keyakinan itu bahwa Tuhan

adalah Bapa semua orang. Maka semua adalah satu saudara, semertabat dan

setara. Tuhan yang diimani adalah Bapa yang mencintai setiap orang dan

meninggikannya, maka setiap orang pun harus bersikap demikian kepada

sesamanya, seperti Bapa yang mencintai setiap orang dan meninggikannya. Suster

SFD mencintai dan meninggikan orang bukan hanya dalam persaudaraan, tapi

juga dalam setiap karya pelayanan di mana SFD di utus. Dengan meneladan sikap

Yesus, Santo Fransiskus, dan Pendiri, para SFD diajak untuk mencintai,

menghargai dan mengangkat harkat dan martabat manusia yang diciptakan oleh

Allah dan merupakan gambar dan citra-Nya (SFD, 2007: 17).

Beranjak dari penjelasan di atas, maka misi SFD pun disebutkan pula yakni,

“Siap dan terbuka bagi kebutuhan zaman seraya meneladan Yesus Kristus dalam

keprihatinan-Nya terhadap manusia dengan mendampingi, memberdayakan,

menghimpun: kaum muda, perempuan, orang kecil, orang sakit, bersama saudara

lain” (Konst. 2007 art. 11). Para suster SFD adalah insan yang dina, terus

berusaha membuka diri terhadap tuntutan dan kebutuhan zaman. Sikap terbuka

dan siap berarti memiliki cinta yang mendalam kepada Tuhan dan sesama.

Sebagai suster SFD siap dan rela memperbaharui hidup dengan semangat tobat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

54

mengubah hidup menjadi lebih baik. Keterbukaan terhadap kebutuhan zaman

menuntut kerelaan untuk tidak memilih kesenangan pribadi namun lebih

mengutamakan kepentingan umum (SFD, 2007: 19).

Meneladan Yesus Kristus berarti mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus Kristus

berarti berani hidup dalam, seperti, dengan, dan bersama Yesus Kristus.

Keprihatinan Yesus menjadi keprihatinan SFD. Adapun misi yang diemban oleh

SFD berkaitan dengan Injil Lukas, adalah: “Menyampaikan kabar suka cita injili

kepada semua orang yang menderita dan miskin” (bdk. Luk 4:18-19). Teks

Injil di atas menegaskan bahwa tujuan dari Roh Allah yang dicurahkan kepada

Yesus adalah untuk keselamatan semua orang, terutama orang-orang lemah, sakit,

dan miskin. Yesus yang diurapi sebagaimana ditampilkan oleh nabi Yesaya

membawa sebuah visi dan misi pelayanan yakni mewartakan Kerajaan Allah.

Arah misi Yesus adalah memberitakan pembebasan bagi para tawanan,

penglihatan bagi orang-orang buta, membebaskan orang-orang yang tertindas, dan

memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Kedatangan-Nya memberikan

karunia istimewa kepada orang yang percaya kepada-Nya.

Arah misi Yesus ini, sejak awal sudah mewarnai karya pelayanan

kongregasi SFD dalam menjawab kebutuhan masyarakat seraya meneladan Sang

Guru sejati yaitu Yesus Kristus. SFD hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama

yang menderita, kecil, lemah, miskin, tertindas, dan difabel (KLMTD).

Keprihatinan terhadap mereka ini diwujudkan dengan mendampingi mereka,

mendekati mereka dengan penuh cinta dan kerahiman hati, berjalan bersama,

mendengarkan keluh kesah, dan menjadi sahabat (SFD, 2007:20). Supaya hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

55

dapat terwujud dengan baik, dibutuhkan suatu sikap berani meninggalkan segala

sesuatu demi melayani sesama yang membutuhkan (Luk 9:59-62).

Sebagai murid-murid Yesus yang memiliki semangat seperti Santo

Fransiskus, para SFD diminta untuk berani juga meninggalkan, kampung

halaman, orang tua dan kesenangan pribadi. Semua itu ditinggalkan demi Kristus.

Dengan kata lain, visi, misi dan kharisma kongregasi menjadi penggerak dan

kekuatan dalam melaksanakan pelayanannya di tengah, Gereja, masyarakat dan

dunia.

B. Karya Pelayanan dan Nilai-nilai Rohani dalam Karya Kongregasi SFD

1. Pengertian Pelayanan

Dalam buku kapitel kongregasi SFD disebutkan bahwa pelayanan diartikan

sebagai sebuah sarana perpanjangan tangan Tuhan dalam melayani dan mencintai

sesama yang sungguh membutuhkan perhatian dan cinta sehingga harus

dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dan suka cita (Kap, 2011: 90).

Menjadi suatu kegembiraan apabila setiap anggota SFD dapat melayani Tuhan

yang hadir dalam diri sesama dengan tulus dan penuh suka cita, baik di

komunitas, dalam tugas perutusan, pun dalam lingkungan masyarakat sekitar.

Jadi, sikap pelayanan perlu diperhatikan sebagai intisari setiap pelayanan

Kristus yang melayani. Yang menjadi pokok dalam pelayanan para SFD, yakni

mengangkat harkat, martabat dan harga diri seseorang dalam melayani. Pelayanan

dalam tugas perutusan merupakan wujud nyata dari cinta dan perhatian terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

56

sesama yang dilayani para SFD. Sekaligus menjadi gambar dan rupa Allah. Tak

terpisahkan dengan apa yang dimulai oleh Allah sediri (Kap, 2011: 91).

Pelayanan tidak hanya berhenti pada perayaan liturgi di sekitar altar

melainkan juga dilaksanakan demi keselamatan umat manusia seluruhnya. Para

SFD dituntut untuk menunjukkan pelayanan dengan berbuat sesuatu yang nyata

bagi sesama yang miskin dan menderita. Sikap pelayanan SFD berdasar pada

sikap pelayanan Yesus sendiri yaitu melayani dengan cinta kasih. Hidup dalam

kerendahan hati di hadapan Tuhan dengan menyadari bahwa segala kemampuan

dalam pelayanan adalah pekerjaan Allah sendiri (bdk. 2 Kor 3:5; Flp 2:13).

2. Pelayanan dalam Gereja

Pelayanan dalam Gereja merupakan fondasi kokoh yang menyingkapkan

tugas dan tanggungjawab serta eksistensi pelayanan Gereja di dunia (GS, art 1:

43). Gereja sebagai umat Allah berkat sakramen pembaptisan menyadari diri

memiliki tanggungjawab menunaikan tugas dan panggilannya dalam pelayanan

Gereja di dunia (LG, art 31). Bagi orang yang telah mengalami kelahiran baru di

dalam Yesus Kristus, hidupnya tidak akan lepas dari apa yang disebut sebagai

pelayanan. Pelayanan menjadi life style atau gaya hidup, dan menjadi nafasnya

hingga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Setiap

orang yang percaya kepada-Nya dipanggil untuk melayani sesama dengan penuh

kasih (Gal 5:13).

Gereja melanjutkan dan mengambil bagian dalam tritugas Yesus Kristus,

yakni tugas sebagai nabi, tugas imami, dan tugas rajawi. Tugas sebagai seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

57

nabi adalah ikut mewartakan, dan imami merupakan tugas untuk menguduskan

atau perayaan, sedangkan tugas sebagai rajawi dalam bahasa Konsili Vatikan II

diartikan sebagai tugas untuk melayani (KWI, 1996: 382). Pelayanan Gereja

tersebut merupakan tindakan nyata dari tri tugas Yesus Kristus sendiri.

Tugas pelayanan yang dipilih disesuaikan dengan talenta dan karunia Roh

yang kita miliki; tak ada pelayanan yang tidak penting di hadapan Tuhan,

semuanya penting dan saling melengkapi satu dengan yang lain. Sikap penuh

disiplin, tanggungjawab dan setia terhadap tugas pelayanan yang dipercayakan

sangat dihargai Tuhan sehingga beroleh kebahagiaan sejati (Mat 25:23). Dalam

ensiklik Deus Caritas Est, Paus Benediktus XVI, mengungkapkan bahwa Allah

adalah kasih, dan barangsiapa tetap ada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam

Allah dan Allah di dalam dia (1 Yoh 4: 16) (Benediktus XVI, 2005: 5). Pusat dari

iman kristiani adalah tentang kasih Allah. Hal ini telah dipercaya bahwa kasih

Allah akan selalu tinggal dan bersama umatnya.

Tarekat hidup bakti bersama dengan seluruh anggota Gereja dipanggil untuk

melayani Kerajaan Allah. Gerakan pelayanan itu berakar pada pelayanan Yesus

Kristus, yakni pelayanan dengan cinta kasih. Pelayanan cinta kasih yang terpancar

dalam diri Yesus menyelamatkan dan menyembuhkan banyak orang. Pelayanan

yang dilakukan Yesus tidak terlepas dari pelaksanaan kehendak Bapa-Nya.

Seperti Yesus yang melaksanakan misi-Nya atas kehendak Bapa, pelayanan

yang dilakukan oleh Gereja juga didasarkan pada ketaatan kepada kehendak

Allah. Tentang hal ini, Yesus bersabda, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan

segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

58

kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:37-39). Kasih

berasal dari Allah dan tertuju kepada Allah. Allah senantiasa memanggil para

SFD untuk membagikan kasih-Nya kepada sesama, terutama dalam kehadiran-

Nya di tengah kemiskinan ketidakberdayaan dan penderitaan orang lemah. Untuk

mengenal Dia dan menjumpai Dia dalam diri mereka yang miskin merupakan

langkah untuk mencintai-Nya. Rasul Paulus menuliskan, “Inilah doaku, semoga

kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala

macam pengertian” (Flp 1:9). Kasih seperti inilah yang menjadikan hidup

semakin terdorong untuk melayani Gereja melalui sesama umat manusia.

Sehubungan dengan sikap pelayanan yang dilakukan oleh para suster SFD,

dalam Konstitusi art. 40 mengutip tulisan Muder Yohana Yesus (MYY):

Pendiri kongregasi kita berpendapat bahwa hidup mereka sebagai Peniten

seharusnya ditandai oleh ketekunan dan terus giat dalam mengabdi sesama.

Mereka yakin, bahwa pencurahan tenaga yang dituntut oleh pekerjaan

merupakan suatu cara untuk melupakan diri, mengarahkan diri kepada orang

lain, dan dengan demikian mengabdi Tuhan. Dalam pencurahan tenaga itu

mereka mengalami, bahwa pekerjaan di mana mereka begitu saling

membutuhkan, mempererat ikatan satu sama lain dan menciptakan suasana

penuh rasa terima kasih dan rela mengabdi (MYY, hal. 19-20, 35).

Hal ini ingin menunjukkan bahwa SFD melayani Gereja dengan sungguh-

sungguh dan tidak membeda-bedakan. Para SFD mengabdi Tuhan dan sesama

mewujudkan cinta kasih dalam pelayanan, membagikan apa yang dimilikinya

seperti bakat dan talenta untuk mereka yang miskin dan yang membutuhkan.

3. Pelayanan sebagai Fransiskan

Menjadi seorang yang murah hati bagi Fransiskan adalah keharusan. Santo

Fransiskus dalam hidupnya telah menampilkan diri sebagai seorang yang murah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

59

hati. Dia menjual harta miliknya dan membagikannya kepada orang miskin di

Assisi, meninggalkan cita-citanya menjadi kesatria, dan kemudian menjadi

pelayan Injil. “Allah yang menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus yang

diikuti secara radikal oleh Fransiskus adalah Allah yang Murah hati. Kitab Suci

menyatakan bahwa Allah adalah kasih (1Yoh 4:17). Allah lebih dahulu murah

hati, maka pada saatnya manusia pun dituntut pula bermurah hati pada sesama.

Pelayanan yang rendah hati dan penuh cinta menjadi ciri hidup sebagai

seorang Fransiskan demi kepentingan bersama. Fransiskus dari Assisi menyadari

bahwa tugas perutusannya datang dari Allah melalui Gereja yang merupakan

lanjutan dari perutusan Yesus. Demikian juga tugas perutusan sebagai Fransiskan,

tujuannya sama yaitu ikut ambil bagian dalam penyaluran kasih. “Aku datang

bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani” (Mrk 10:45). Yesus

menunjukkan bagaimana melayani dengan tulus dan rendah hati. Melayani

dengan mendahulukan mereka yang betul-betul memerlukan pertolongan.

Melayani dengan mendahulukan yang lemah, tanpa mengharapkan imbalan.

Sikap Yesus yang rendah hati dalam pelayanan menjadi teladan bagi karya

pelayanan Fransiskan termasuk kongregasi SFD. Melayani dengan rendah hati

dan meninggikan setiap orang menjadi credo dari SFD (Pedoman Pembinaan,

2007:8). Mereka dipanggil menjadi pelayan dalam persaudaraan dan saling

menaati karena cinta kasih rohani dengan berusaha hidup menurut semangat Santo

Fransiskus supaya mereka tidak salah mempergunakan jabatan dengan menguasai

orang lain, melainkan menunaikan tugasnya dengan penuh pengabdian (AngTBul,

V 9-13).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

60

Santo Fransiskus menasehati para pengikutnya supaya dalam melayani

sesama dalam persaudaraan, mereka tidak mencari kekuasaan sekalipun sebagai

pemimpin. Sebaliknya, supaya tetap rendah hati untuk mengabdi sebagaimana

Yesus Kristus yang selalu merendahkan diri-Nya demi kemuliaan Allah Bapa.

Pelayanan yang dilakukan oleh kongregasi SFD, baik dalam komunitas, Gereja

maupun dalam masyarakat merupakan pengabdian yang tulus iklas kepada Allah.

Seorang SFD perlu memiliki kerendahan hati demi kesejahteraan bersama

sebagaimana para rasul berani hidup, menjual hartanya dan berbagi kepada yang

miskin dan segala sesuatu dijadikan sebagai milik bersama (Kis 2:14). Para SFD

juga perlu menyiapkan diri supaya siap sedia untuk menerima dengan rendah hati

tugas perutusannya. Menjadikan tugas dan tanggungjawab sebagai sebuah sarana

perjumpaan dengan Allah lewat orang miskin. Dengan demikian pelayanan dapat

dihayati sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan berani melapaskan diri

sendiri demi perkembangan Gereja dan masyarakat (Kap, 2011: 110-111).

4. Corak Hidup Kongregasi SFD

Sebagai warisan rohani para suster membawa tradisi hidup yang

kontemplatif, yang tertutup untuk dunia luar. Mereka merindukan dan

meneruskan hal-hal seperti doa brevir malam, masa puasa yang panjang dan mati

raga dalam menyiksa diri, sekaligus melayani pada putri asrama (van Vooren,

1983: 13-14).

Dalam cara hidup para suster yang kontemplatif kurang mendapat perhatian

dan tanggapan positif dari pemerintah karena dirasa kurang memberi dampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

61

pada masyarakat. Cara hidup mereka dianggap tidak bermanfaat (de Raat, 2000:

34). Pada masa itu, mereka mendengarkan tanda-tanda zaman baru, yang lahir

pada abab ke-19. Mereka siap dan terbuka akan kebutuhan zaman, dan rela

menyediakan diri dalam pemberantasan penderitaan sesama di dunia luar (van

Vooren, 1983: 14).

Persoalan yang muncul pada saat itu menuntut suatu perjuangan yang gigih

dan keyakinan akan Penyelenggaraan Ilahi. Mereka yakin, makin digoncang

pohon, akan makin mendalam akarnya. Mereka menerima tawaran dari

pemerintah supaya kongregasi berubah menjadi kongregasi yang bermanfaat bagi

banyak orang dengan merawat orang-orang sakit, menampung orang miskin, dan

yatim piatu serta memberikan pendidikan bagi anak-anak (de Raat, 2000: 43).

Pada waktu yang sama, Bapa Uskup dari Breda melihat situasi yang sangat

memprihatinkan maka, beliau memohon kepada kongregasi supaya mengadakan

perawatan bagi orang sakit di rumah-rumah mereka sendiri “wijk-verpleging”

atau dinas keliling. Hal ini bertujuan supaya para suster dapat bertemu langsung

dengan keluarga dan masyarakat. Maka beberapa suster dibekali dengan

pendidikan keperawatan guna misi tersebut (van Vooren, 1983: 18).

Demikianlah terjadi perubahan dalam kongregasi SFD yang semula

kontemplatif menjadi aktif sesuai dengan tujuan kongregasi yang direncanakan

semula yaitu, melayani masyarakat lewat pendidikan dan perawatan orang sakit

dan akhirnya mengarah pada kebutuhan dan tuntutan zaman.

5. Macam-macam Karya Pelayanan SFD di Masa Sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

62

Sejak berdirinya Kongregasi SFD, pada tanggal 26 Maret 1801 di Dongen,

para suster SFD mencoba melihat dan peka terhadap kebutuhan zaman. SFD hadir

di berbagai kota/negara, terutama di Indonesia. Kehadiran SFD di Indonesia

menjadi berkat bagi masyarakat, dan Gereja. Di manapun SFD hadir, di situ pula

muncul pelayanan bagi masyarakat. Mereka memberikan pelayanan kepada

masyarakat melalui pendidikan, baik formal maupun non formal. Seturut teladan

pendiri yang selalu siap dan terbuka akan tanda-tanda dan kebutuhan zaman.

Dalam karya pelayanan selalu berusaha untuk mengikuti dan menerapkan

semangat pendiri dalam melaksanakan karya perutusan. Nilai ‘semangat rajin dan

giat’ dalam berkarya yang diwariskan oleh pendiri kepada para SFD di masa

sekarang menjadi dasar untuk terus melayani dengan semangat cinta kasih kepada

Allah dan sesama.

Adapun karya pelayanan yang dilakukan oleh para SFD di Indonesia

meliputi; pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan pastoral.

a. Karya Pelayanan di Bidang Pendidikan

Sejak zaman pendiri, suster SFD memulai pelayanannya di bidang

pendidikan di Dongen. Awalnya mereka mendidik kaum muda khususnya wanita.

Para suster berjuang mengatasi penderitaan masyarakat dengan mengentaskan

kebodohan dengan memberi pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu

mereka juga mendidik anak-anak bangsawan dan anak-anak orang kaya. Buah

dari pendidikan itu membawa perkembangan bagi anak-anak dan keluarganya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

63

Semangat pelayanan para suster pendahulu, digunakan dan dipertahankan

oleh para SFD Indonesia di zaman sekarang. Dan hal itu dirasa cocok dan sesuai

dengan permintaan masyarakat sekitar, juga pihak keuskupan di mana SFD

berada. Karya pendidikan formal yang ditangani oleh kongregasi SFD mulai dari;

Play Group, TK, SD, SMP, dan SMA (LPJ. DPU, 2015: 42).

Kehadiran para suster SFD di bidang pendidikan tidak lepas dari semangat

dan daya juang pendiri yang memperjuangkan pendidikan bagi anak-anak asrama

kala itu. Dengan latar belakang ini, SFD Indonesia semakin berkembang dan

menyebar di beberapa pulau yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Lombok. Hal

ini bertujuan untuk melanjutkan misi pelayanan Yesus lewat pendidikan.

Dalam memajukan dan mengembangkan karya-karya SFD Indonesia,

dibentuklah beberapa yayasan yang mengelolah karya formal misalnya; Yayasan

Setia di Medan, yang membawahi 18 (delapan belas) sekolah, dan yayasan Santa

Maria di Banjarmasin, yang membawahi 16 (enam belas) sekolah (LPJ DPU,

2015: 44). Dalam buku Pedoman Karya (PK) SFD dituliskan bahwa untuk

meningkatkan mutu pelayanan, khususnya di bidang pendidikan perlu dirumuskan

sebuah visi. Visi karya pelayanan dalam pendidikan: “Menjadi wadah dan sarana

dalam mewujudkan cinta Tuhan yang mendidik manusia secara utuh, dengan

semangat cinta kasih, kesederhanaan dan persaudaraan (Mat 13:31-32, 28:19-20)

(Pedoman Karya SFD, 2015: 3-5).

Cita-cita para pendahulu SFD sejak awal adalah menanamkan iman dan

mengembangkan kehidupan keagamaan melalui karya pendidikan dan pengajaran.

Dalam meneladan cara hidup Santo Fransiskus Assisi, kongregasi mau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

64

mewujudkan cinta Bapa kepada semua orang serta meninggikan setiap orang,

terutama orang kecil (Profil SFD, 2007: 62).

b. Karya Pelayanan di Bidang Kesehatan

Para suster pendahulu kongregasi SFD melakukan pelayanan kesehatan bagi

orang sakit. Bertitik tolak dari pengalaman Santo Fransiskus Assisi yang melihat

Yesus dalam diri orang kusta. Tatkala Fransiskus berjumpa dengan Yesus yang

menderita dalam diri orang kusta, dia mendapat anugerah untuk menyadari bahwa

Allah hadir di dunia ini, dalam manusia pilihan, yaitu, Yesus (Konst. 2015 art 44).

Perjumpaan Fransiskus dengan orang kusta membawa perubahan baginya

sehingga mampu menyerahkan yang dia miliki kepada orang kusta. Tindakan

Fransiskus inilah yang menjadi teladan bagi karya pelayanan SFD dalam bidang

kesehatan.

Awalnya, perawatan bagi orang sakit di rumah mereka sendiri, (wijk-

verpleging) “Dinas Keliling”. Kemudian mengalami perubahan dan

perkembangan hingga berlanjut dengan sebuah kerasulan di bidang kesehatan. Hal

ini dimulai dengan berkunjung dari rumah ke rumah supaya langsung berhadapan

dengan keluarga dan masyarakat (Kenangan 70 thn SFD Indonesia, 1993: 11).

Perawatan orang sakit lewat kunjungan rumah ke rumah dilakukan karena

terdorong oleh rasa kasih bagi mereka yang menderita. Sebab kesehatan

merupakan salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi setiap orang. Oleh

karena itu, kongregasi SFD turut ambil bagian dalam menghadirkan karya

penyelamatan Allah yang menyembuhkan. Kasih Allah yang menyembuhkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

65

menyelamatkan itu adalah pengembangan dari visi karya kesehatan kongregasi

SFD.

Orang sakit sering dipandang sebagai orang yang lemah secara fisik jasmani

maupun rohani. Hingga saat ini, karya yang dikelola oleh para suster diawali

dengan Dinas Keliling, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), poliklinik dan

menampung titipan anak terlantar dan jompo. Karya kesehatan yang dikelola

Kongregasi SFD di seluruh Indonesia ada di 13 (tiga belas) tempat, dan tersebar

di 3 (tiga) pulau, seperti Sumatera: Kabanjahe, Tigabinanga, Saribudolok, Percut,

Haranggaol, dan Belawan. Kalimantan ada di Banjarmasin, Buntok, Muara

Teweh, Parenggean, dan di Palangan. Sedangkan di Jawa ada di Pati dan

Tigaraksa.

c. Karya Pelayanan di Bidang Sosial

Karya pelayanan di bidang sosial berawal dari pengalaman dan keprihatinan

para pendahulu di masa lampau. Mereka menampung dan mengajar kaum muda

perempuan, dengan tujuan untuk mengangkat harkat, dan memberdayakan

mereka. Pada saat sekarang pelayanan di bidang sosial berkembang sesuai dengan

kebutuhan zaman. Karya sosial kongregasi diungkapkan dalam bentuk pelayanan

bagi orang-orang kusta, wisma lansia, dan asrama dengan mengajar berbagai

keterampilan, mendampingi kaum buruh, memperhatikan masyarakat miskin dan

lemah, sekolah luar biasa (SLB) serta karya sosial lainnya. Bentuk kegiatan dan

karya sosial tergantung dari situasi tempat di mana kongregasi berdomisili. Karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

66

sosial kusta Salus Populi dan Wisma Lansia Panti Rukmi di Pati Jawa Tengah,

dan asrama SLB-C di Tuntungan, Namopecawir Medan Sumatera Utara.

Sebagai kongregasi Peniten Rekolektin yang aktif dan kontemplatif melalui

pelayanannya, SFD turut memberikan perhatian pada karya pelayanan yang

sungguh berpihak pada orang sakit, lemah, kesepian, miskin dan tersingkir seperti

Yesus yang peduli (Luk 7:21-22). Dalam aturan hidup kongregasi SFD yang

disebut sebagai konstitusi disebutkan bahwa “Kongregasi menyiapkan para suster

untuk perawatan orang sakit, lanjut usia, dan orang cacat, tugas-tugas pastoral dan

aneka tugas pelayanan lainnya (Konst. 2007 art. 45). Selanjutnya dalam aturan

yang sama ditegaskan lagi bahwa sebagai insan-insan yang dina dan rendah hati,

SFD harus terus berusaha untuk melayani semua orang, terlebih mereka yang

menderita kesusahan dan kekurangan. Mendahulukan pelayanan bagi orang-orang

kecil (Konst. 2015 art. 19).

Konstitusi di atas ingin mengajak SFD, supaya di manapun berada selalu

hadir sabagai sarana untuk menunjukkan kehadiran Allah dan mewartakan cinta

kasih-Nya di tengah dunia. Sebagaimana Allah yang mengasihi manusia dan

peduli terhadap orang miskin, demikian juga para SFD turut menjadi

perpanjangan tangan kasih Allah bagi mereka yang lemah, miskin, cacat, dan

tersingkir.

d. Karya Pelayanan di Bidang Pastoral

Dalam kongregasi SFD, karya kerasulan menjadi salah satu ciri khas. Hal

ini tampak dari keterlibatan mereka secara fulltimer untuk karya pastoral kaum

buruh. Selain itu, para suster juga menjalankan tugas pewartaannya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

67

menyadari diri sebagai bagian dari Gereja. Sebagai anggota Gereja, para suster

SFD dipanggil secara khusus untuk ikut ambil bagian dalam misi Gereja. Gereja

mengharapkan kehadiran para suster untuk terlibat dan bertanggungjawab dalam

membangun Gereja yakni turut ambil bagian untuk melayani umat di bidang

pastoral. Dalam pelayanan pastoral ini para suster SFD dilibatkan untuk

memperhatikan perkembangan iman umat, baik di stasi, di paroki maupun di

keuskupan. Karya pastoral SFD tersebar di 8 (delapan) Keuskupan di Indonesia;

Keuskupan Agung Medan - Sumatera Utara, Keuskupan Agung Jakarta – Jawa

Barat, Keuskupan Agung Semarang – Jawa Tengah, Keuskupan Banjarmasin –

Kalimantan Selatan, Keuskupan Palangkaraya – Kalimantan Tengah, Keuskupan

Pontianak, Sanggau – Kalimantan Barat, dan Keuskupan Denpasar – Bali (LPJ.

DPU, 2015: 44).

Karya pastoral (kerasulan) yang dilakukan, ikut sebagai Pengurus Dewan

Paroki, Dewan Pastoral, Dewan Stasi serta pendampingan kelompok kategorial di

tingkat lingkungan sampai keuskupan. Selain itu juga ikut dalam pendalaman

iman (katekese), memberikan renungan atau memimpin ibadat, kerasulan

keluarga, bidang liturgi dan kerasulan-kerasulan lainnya (LPJ. DPU, 2015: 60).

Perkembangan hidup umat beriman mendorong para suster SFD untuk

berusaha membawa Kristus ke tengah-tengah dunia agar setiap orang merasakan

kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup. Dalam mengembangkan karya pastoral

para SFD bekerjasama dengan pastor paroki di mana para suster berada. Untuk

memperkembangkan karya tersebut, kongregasi mempersiapkan anggotanya

untuk studi pada bagian pastoral (Konst. 2015 art 41a). Dalam mengikuti Yesus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

68

Kristus dan menjalankan misi-Nya, para SFD menjadi pelayan-pelayan pastoral,

yang harus memiliki sikap siap sedia, pengabdian, kerendahan, serta ketulusan

hati yang menggambarkan pelayanan Yesus.

6. Nilai-nilai Rohani dalam Karya Kongregasi SFD

Para pendahulu Suster SFD yang datang dari Leuven menghadapi kesulitan

luar biasa. Mereka harus mengorbankan cara dan bentuk hidup mereka. Dari yang

kontemplatif menjadi aktif. Mereka yang sudah akrab dengan doa-doa malam,

puasa yang panjang, mati raga dan mendera tubuh. Harus memadukan hidupnya

dengan pengabdian pada putri-putri di asrama. Selain itu ada juga dorongan yang

sangat kuat dari luar yang tidak dapat mereka tolak, yang membuat mereka harus

tunduk, dan taat secara tulus, meski hati mereka terbelah yakni sikap dari

pemerintah yang menganggap mereka tidak bermanfaat.

Para pendahulu, mulai menyadari bahwa nilai dasariah dalam hidup

membiara ialah pengabdian kepada Tuhan dan suster sesama dalam penghayatan

ketiga kaul, dengan semangat pertobatan, doa, kemiskinan, dan cinta pada sesama

manusia tetap menjadi dasar dan pondamen Fransiskan hidup mereka yang baru.

Dalam penitensi mereka merasa dipanggil untuk melakukan dan memberi

perhatian serta tenaga pada pendidikan kaum mudi. Sedangkan rekoleksi dihayati

dalam mendasarkan doa berkala, meditasi, dan latihan rohani (Van Vooren, 1983:

14-15).

Dulunya, karya pelayanan SFD ada di bidang karya pensionat yang

merupakan kerjaan sampingan. Bapak rohani kongregasi SFD, Adrianus Oomen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

69

berpandangan. “Jika perlu karakter kongregasi harus dikorbankan”. Peraturan

yang keras itu telah dilaksanakan dengan senang hati oleh para suster. Tetapi

kesehatan para suster juga nampak mulai melemah, mengingat juga beratnya

pekerjaan dan kelelahan. Penitensi yang masih dilaksanakan oleh para suster,

yang juga menangani karya perlu dibenahi. Maka, sebagian besar peraturan harus

diganti.

Dalam buku Sejarah Para Pendahulu (SPP) karangan Gerlach, OFM.Cap,

dituliskan bahwa “Penitensi sungguh perlu! Tetapi Tuhan pada masa kini tidak

menuntut kekerasan para suster, melainkan menuntut sesuatu yang lain, yakni

lebih menyesuaikan dengan kebutuhan mendesak dan kebutuhan Kristiani, yakni

lebih memberikan perhatikan kepada sesama” (Gerlach, 1940: 96). Pembimbing

Spiritual menegaskan, cara hidup perlu diperingan, tarekat perlu disesuaikan.

Puasa diringankan: Sarapan diwajibkan mengingat kerja keras; doa dan koor

malam dihapus, karena suster bersama dengan pensioner sehingga waktu untuk

tidur malam menjadi berkurang.

Dalam arti tertentu semua “kekerasan” dikendurkan. Semua disesuaikan

demi kebutuhan mendesak. Ulah tapa, matiraga, tidur larut malam, mendera

tubuh diatur dan tekanan dialihkan pada meditasi. Doa ofisi ilahi dan retret 9

(sembilan) hari tetap dijunjung tinggi oleh kongregasi.

Kini terlihat semangat pengorbanan para suster, bukan pertama-tama untuk

mengejar kesempurnaan dan kesucian pribadi, melainkan pelayanan dan kasih

kepada sesama tanpa pamrih. Mereka rendah hati dan taat kepada pembimbing

rohani yang diberikan Allah pada saat itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

70

Hal-hal di atas dirangkum dalam sebuah draft nilai-nilai karya pelayanan

kongregasi SFD. Untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut, semua lapisan yang ada

di dalamnya mulai dari Pengurus Yayasan; Pimpinan Unit; para Guru; serta para

Peserta didik diharapkan bersinergi guna mewujudkan nilai-nilai karya ke-SFD-an

itu. Nilai-nilai rohani yang diwujudkan dan sudah menjadi urat nadi dalam

berkarya di semua yayasan yang dikelolah oleh kongregasi SFD.

a. Huruf S, adalah Semangat

Semangat yang berarti selalu bergembira, rajin dan giat dalam melakukan

setiap karya pelayanan yang ditugaskan dengan penuh tanggungjawab, disiplin

yang tinggi dan suka cita yang besar dalam hidup (Mat 5:16 ; 7: 21). Para suster

kongregasi SFD diharapkan kapan dan di mana pun berada selalu tampil dengan

wajah gembira dan bersuka cita sebagai tanda perwujudan dari Injil yang

mendunia. Khususnya di tempat karya pelayanan bersama dengan sesama.

Bagi Santo Fransiskus, kemampuan dan peluang untuk bekerja adalah

panggilan dan karunia dari Tuhan, maka harus dilaksanakan dengan setia dan

penuh bakti. Dengan teladannya, ia memberi kesaksian tentang kemuliaan kerja

dan dalam hal ini juga mengambil bagian dalam nasib hidup orang lain. Jadi karya

para suster SFD adalah kerasulan sejati sebab, “mereka hidup seperti hidup para

Rasul yakni: mengikuti jejak Kristus dalam pelayanan dan persekutuan seturut

ajaran Injil dalam Gereja yang membawa kabar gembira”.

Kabar gembira ini ditanggapi oleh manusia yang percaya, dalam semangat

iman, kasih dan pengharapan kristiani, sebagai penyambutan kerjasama dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

71

Tuhan Yesus Kristus, pelaksana rencana penyelamatan Allah bagi manusia. Di

sana, para pekerja “bukan hamba, melainkan sahabat” (Yoh 15:15), kolega kerja

Tuhan (Konst. 2015: 37-38).

Sebagai seorang suster yang memiliki nilai-nilai rohani dalam pelayanan,

harapannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab harus dengan penuh

suka cita. Gigih, rajin dan giat untuk menampakkan prestasi hidup dalam karya

pelayanan dengan rendah hati. Berusaha untuk terlibat langsung dalam setiap

kegiatan di sekolah, Gereja dan masyarakat dengan gembira.

b. Huruf F, adalah Fraternitas

Fraternitas berarti mengutamakan dan meninggikan kaum papa dan semua

makhluk yang ada di bumi ini dengan penuh cinta kasih, ramah, bersaudara, dan

pembawa damai di manapun berada. Seperti sabda Yesus “Inilah perintah-Ku,

supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada

kasih yang lebih besar dari pada kasih seseorang yang memberikan nyawa-Nya

untuk sahabat-sahabatnya (Yoh 15:12-13).

Dalam Konstitusi kongregasi bab II, dipaparkan para SFD “harus

mengingkari diri seperti yang telah mereka janjikan kepada Allah. Membaktikan

diri sepenuhnya kepada Dia yang telah memanggil dengan berlaku adil kepada

sesama. Diharapkan pula mampu menjadi sahabat-sahabat orang kecil dan miskin.

Memberi senyum, sapa dan salam dalam situasi suka dan duka, tetap ramah dan

bersaudara walau dijauhi orang lain. Menjaga lingkungan dengan asri dan

membudayakan buang sampah pada tempatnya. Menjalin komunikasi yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

72

Memuji dalam keberhasilan sesama, dan menegur dalam kesalahan atau

kekurangan saudari. Peduli, adil dan positif thangking kepada sesama.

Mempunyai prinsif hidup, lebih baik melayani daripada dilayani. Di mana ada

perselisihan damai bawaan beta (draft Nilai Karya SFD, 2016: 21).

c. Huruf D, adalah Dina

Dina berarti dengan semangat doa dan pertobatan yang terus menerus tetap

berusaha untuk menumbuhkan sifat dan sikap sederhana, rendah hati, bermatiraga,

rela berkorban dan tanpa pamrih dalam mengasihi sesama adalah merupakan

dasar hidup setiap orang yang terpanggil menjadi murid Kristus (Draft Nilai

Karya SFD, 2016: 17). Seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes, “Ia harus makin

besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh 3:30). Di dalamnya terdapat unsur

kerendahan hati dan kemampuan untuk melihat keberadaan diri sendiri. Demikian

juga Rasul Paulus mencatat dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, supaya setiap

orang tidak egois kepada sesama tetapi sebaliknya harus bersikap altruis dalam

hidup (Flp 2:4-8).

Seorang suster SFD yang memiliki semangat kedinaan diharapkan bersikap

rendah hati dalam hidup, baik dalam karya pelayanan maupun di komunitas.

Kerendahan hati akan menghantarnya pada kejujuran, ketulusan dan kemampuan

untuk melayani sesama dengan tulus, tanpa pamrih. Dalam Konstitusi kongregasi

SFD pada bab III, ditemukan nilai-nilai yang sangat mendasar dalam hidup rohani

sebagai seorang Fransiskan:

Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan berlangsung. Mengikuti Perayaan

Iman sesering mungkin di mana pun berada. Mendengarkan sesama dengan

sepenuh hati. Melakukan pekerjaan walau kecil dengan cinta yang besar.

Rela memberikan tenaga dan waktu demi pelayanan. Berani berkata cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

73

dengan pola hidup sederhana. Memaafkan dan melupakan kesalahan sesama

yang menyakiti hati. Menerima koreksi persaudaraan, teguran dan evaluasi

dengan berjiwa besar untuk memperbaharui diri secara terus menerus, dan

berpengharapan yang besar dengan mengandalkan Allah dalam setiap gerak

hidup (Konst. 2016: 34- 46).

Sebagai kongregasi yang menyandang nama sebagai orang Dina tentu

harapannya adalah supaya dalam karya pelayanan dapat melakukan pekerjaan

yang walau kecil dan sederhana tetapi dilaksanakan dengan cinta yang amat besar.

Dengan memberikan tenaga, pikiran dan hati yang tulus iklas dalam dan demi

pelayanan. Serta berani berkata cukup dengan pola hidup sederhana di tengah

zaman yang konsumerisme.

C. Kaum Difabel pada Masa Kini dalam Karya Pelayanan SFD

1. Definisi Difabel

Dalam buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar Biasa

(SLB) dipaparkan bahwa: Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang

mengalami hambatan fisik dan/atau mental sehingga mengganggu pertumbuhan

dan perkembangannya secara wajar (Depkes RI, 2010: 7). Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), difabel adalah suatu kekurangan yang menyebabkan

nilai atau mutunya kurang baik atau kurang sempurna /tidak sempurnanya akibat

kecelakaan atau lainnya yang menyebabkan keterbatasan pada dirinya secara fisik

(KBBI). Dan menurut WHO, difabel adalah suatu kehilangan dan

ketidaknormalan baik secara psikologis, fisiologis maupun kelainan secara

struktur ataupun fungsi anatomis (WHO int/ World Health Organization, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

74

Jadi Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan,

keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah

masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah

kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan,

sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh

seseorang dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan.

2. Klasifikasi Difabel

Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa atau anak

cacat (difabel). Anak penyandang cacat dapat digolongkan menjadi beberapa

kelompok antara lain: Tunanetra, Tunarungu/Tunawicara, Tunagrahita,

Tunadaksa, Tunalaras, attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD),

Autisme dan tunaganda, yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda

dan memerlukan penanganan dan pelayanan yang berbeda pula (Depkes RI, 2010:

12). Di bawah ini akan dijelaskan beberapa kelompok anak penyandang cacat.

a. Tunanetra

Istilah Tuna netra berasal dari kata “Tuna” dan “Netra” yang artinya adalah

kelainan dalam penglihatan atau penyimpangan dalam melihat. Jadi, tuna netra

dapat diartikan sebagai kelainan atau penyimpangan dalam melihat. Seorang anak

dikatakan tuna netra apabila dia kehilangan daya penglihatan atau tidak dapat

menangkap cahaya sama sekali. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Slamet Riyadi (1977: 19) bahwa: Anak yang tidak dapat melihat dapat disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

75

buta. Sedangkan yang masih dapat melihat tetapi penglihatannya samar-samar

atau kabur dikatakan anak yang tidak awas, tetapi tidak buta.

b. Tunarungu

Tuna rungu adalah kelainan pendengaran atau ketidakmampuan untuk

mendengar suara karena memiliki hambatan. Hal ini terjadi apabila udara tidak

dapat diteruskan ke otak karena terjadi kerusakan pada saluran pendengaran,

seperti yang dikemukanan oleh Sri Moerdani dan J. Sambira (1990: 20). Secara

medis, ketunarunguan berarti kehilangan atau kekurangan kemampuan mendengar

yang disebabkan karena hambatan dalam perkembangan.

c. Tunagrahita

Tunagrahita adalah anak yang perkembangan mental atau kecerdasannya

serta tingkah lakunya sedemikian terbelakang. Tunagrahita bisa juga disebut

sebagai anak yang memiliki tingkat kemampuan intelegensi di bawah rata-rata

dan ketidakmampuan dalam beradaptasi. Tingkat kecerdasannya (IQ) di bawah

90. Mereka yang digolongkan sebagai anak keterbelakangan mental adalah

mereka yang tidak dapat menolong diri sendiri (Sri Murdani, 1990: 42).

Dari uraian singkat di atas, penulis menyimpulkan bahwa anak tunagrahita

adalah anak yang mengalami kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan dan

memiliki tingkat kecerdasan yang rendah sehingga mereka sulit untuk mengikuti

proses pelajaran di sekolah umum, maka mereka membutuhkan sekolah khusus

untuk pendampingannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

76

Dari penjelasan di atas tentang definisi dan klasifikasi difabel, maka ada 3

(tiga) alasan yang sangat mendasar, mengapa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

atau difabel memerlukan pelayanan dan perhatian khusus; 1) Individual

differences, manusia diciptakan Tuhan berbeda-beda. Mereka memiliki

kapasitas intelektual, sosial, fisik, suku, agama yang berbeda, sehingga

memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dan

kebutuhannya; 2) Potensi siswa akan berkembang optimal dengan adanya

layanan pendidikan khusus bagi mereka; 3) Siswa Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK) akan lebih terbantu melakukan adaptasi sosial di

masyarakat.

Melihat hal di atas, maka kongregasi SFD merasa tergerak dan

terpanggil untuk memberikan pelayanan kasih, perhatian dan pendidikan

kepada mereka, baik secara formal di sekolah pun informal di asrama.

Mereka didampingi secara intensif di sekolah dan di asrama sesuai dengan

kemampuan dan potensi mereka.

3. Sejarah Karya Pelayanan bagi Kaum Difabel dalam Kongregasi SFD

Dalam buku “Muder Yohana Yesus” (MYY), yang ditulis oleh seorang

biarawati Kongregasi Roosendaal, disebutkan bahwa pendiri Kongregasi Suster

Fransiskus Dina, Muder Constansia van der Linden, SFD, berpendapat: bahwa

hidup mereka sebagai peniten seharusnya ditandai oleh ketekunan dan giat dalam

mengabdi sesama. Mereka yakin bahwa pencurahan tenaga yang dituntut oleh

pekerjaan merupakan suatu cara untuk melupakan diri, mengarahkan diri pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

77

orang lain, dan dengan demikian mengabdi Tuhan. Dalam pencurahan tenaga itu

mereka mengalami, bahwa pekerjaan di mana mereka begitu saling

membutuhkan, mempererat ikatan satu sama lain dan menciptakan suasana penuh

rasa terima kasih dan rela mengabdi (MYY, 2008: 19-20, 35).

Dengan latar belakang masa lampau di mana Kongregasi terutama terarah

kepada pendidikan dan pengajaran kaum muda di daerah sendiri. Semua itu

lambat laun berubah dan diperluas. Salah satu tugas pelayanan itu adalah

pendampingan dan pelayanan bagi orang cacat atau disebut dengan difabel

(Konst. 2016: 51).

Berawal dari sebuah keprihatinan akan penderitaan sesama, terutama anak-

anak yang mengalami gangguan mental atau disebut dengan difabel. Para suster

pendahulu SFD, melihat anak-anak difabel semakin bertambah. Selain itu,

tanggapan dan reaksi dari masyarakat pada umumnya pun kurang bersahabat

dengan mereka. Orangtua mereka sendiri pun sering menomorduakan mereka ini.

Jadi para suster pendahulu terinspirasi dengan semangat dari Santo Fransiskus

yang sangat mencintai sesama yang menderita terutama orang kusta. Karena itu

mereka pun ingin meninggikan semua orang terutama anak-anak difabel (Mzm 8).

Sejak tahun 1980, karya pelayanan bagi kaum difabel sudah dilaksanakan

oleh suster pendahulu SFD. Kala itu, kongregasi belum memiliki sendiri karya

sosial ini, maka mereka pun terlibat di sekolah milik pemerintah dengan tugas

sebagai guru kelas. Namun seiring dengan perjalanan waktu, kongregasi melihat

tanda-tanda dan kebutuhan zaman kala itu, bahwa karya pelayanan ini sangat

dibutuhkan oleh masyarakat, terlebih bagi anak-anak itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

78

Kongregasi mulai memikirkan sebuah bangunan untuk mewujudkan karya

pelayanan ini. Pada 17 Juli 1987, pelayanan dimulai di dalam gedung milik

kongregasi SFD di Jl. Palang Merah no. 15, Medan. Dengan kapasitas 15-25

orang anak. Demikianlah, karya pelayanan ini terus mengalami perkembangan,

akhirnya mengalami kesulitan karena lokasi yang terlalu sempit. Akhirnya

dibangun lagi sebuah gedung baru. Tahun 1997 berdirilah sebuah bangunan

Sekolah Luar Biasa (SLB-C) lengkap dengan asrama. Lokasinya berada di Jl.

Namopecawir, Kec. Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Medan. Dengan

kapasitas 80-90 orang. Di tempat inilah anak-anak mendapat bimbingan dan cinta

dari para suster SFD.

4. Visi dan Misi Karya SFD bagi Kaum Difabel

Untuk mengembangkan apa yang disampaikan dalam prinsip hidup

kongregasi atau visi kongregasi SFD, “Persekutuan membangun persaudaraan

yang mengimani bahwa Tuhan adalah Bapa semua orang, mencintai dan

meninggikan setiap orang” ditanggapi dengan baik oleh komunitas karya.

Karya pelayanan bagi Anak-anak Berkebutuhan Khusus atau difabel

memiliki sebuah visi, “Komunitas kasih persaudaraan yang melayani orang kecil

dan lemah seturut teladan Bapa yang mencintai dan meninggikan setiap orang

yang dicintai-Nya” (LPJ DPU 2015: 93). Kemudian visi ini dikonkritkan dalam

misi; 1) Siap sedia melayani mereka yang mengalami keterbelakangan mental,

yang dijiwai dengan semangat perayaan Ekaristi, doa bersama, pribadi dan

semangat berkorban yang tinggi; 2) Menciptakan komunitas yang bahagia, dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

79

bekerja sama dan saling pengertian, serta jujur dan tulus; 3) Membangun sikap

tanggung jawab dalam tugas pelayanan untuk nama baik karya dan Komunitas.

Kemudian “Menjadi orang yang terpanggil untuk suatu kehidupan yang di

dalamnya mengungkapkan kepercayaan bahwa Allah adalah Bapa semua orang,

mengandung juga perutusan untuk mewujudkan cinta Bapa di dunia (Konst. 2007,

art 41). Suster SFD dipanggil untuk bersikap seperti Bapa, yang mencintai dan

meninggikannya setiap orang. Menghargai mereka dengan segala kekurangan dan

kelebihannya, karena dalam diri mereka itu tampak kemuliaan Allah. Di sinilah

menjadi wadah dan sarana untuk mewujudkan cinta Tuhan itu dengan

meninggikan martabat manusia melalui pelayanan yang penuh cinta kasih,

kegembiraan injili dan persaudaraan yang sejati (Pedoman Karya, 2015: 4).

5. Pelayanan Suster Fransiskus Dina (SFD) bagi Kaum Difabel

Dalam Konstitusi SFD, terlulis bahwa para pendahulu mula-mula hanya

terarah kepada pendidikan dan pengajaran kaum muda di daerah sendiri, namun

lambat laun akhirnya kongregasi menyediakan suster-suster untuk perawatan

orang sakit, orang lanjut usia, dan orang cacat (Konst. 2015 art. 41a). Kongregasi

peka dan tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan Gereja.

Berbagai macam karya pelayanan kasih yang ditujukan kepada sesama yang

dilakukan oleh Kongregasi SFD. Salah satu karya pelayanan yang khas dari

kongregasi SFD di Indonesia adalah karya pelayanan dan pendidikan bagi Anak

Berkebutuhan Khusus atau kaum difabel. Wujud karya tersebut berupa Asrama

dan Sekolah Luar Biasa Kategori C (SLB-C) yang secara khusus mendidik anak-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

80

anak yang cacat mental atau Tunagrahita. Asrama dan Sekolah merupakan bentuk

dan cara para suster SFD menerapkan semangat kedinaan kongregasi seturut

teladan Santo Fransiskus Assisi dalam semangat kedinaannya.

Pola hidup dari para suster Kongregasi SFD ialah: Menepati Injil Suci

Tuhan Yesus Kristus, dengan hidup dalam ketaatan, dalam kemiskinan dan

kemurnian dengan tidak menikah (Kapitel Umum III: 45). Sebagai pengikut

Yesus Kristus menurut teladan Santo Fransiskus, SFD wajib mengerjakan hal-hal

yang lebih besar dan luhur dengan menepati perintah dan nasehat Tuhan Yesus

Kristus (ADO3Reg I). Santo Fransiskus Assisi mengungkapkan bahwa

kemampuan dan peluang untuk bekerja adalah panggilan dan karunia Tuhan.

“Saudara-saudari yang mendapat dari Tuhan anugrah untuk mengabdi dan bekerja

hendaklah menjalankan pengabdian dan pekerjaannya dengan setia dan bakti”

(ADO3 Reg Psl 5: 18).

Dari itu, pola hidup yang “menurut Injil Suci Tuhan Yesus Kristus selalu

berkaca dan perteladanan serta wasiat dari Santo Fransiskus Assisi dan pendiri

kongregasi (Kapitel Umum III: 45).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

81

BAB IV

RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS ASSISI

DALAM PELAYANAN KONGREGASI SUSTER FRANSISKUS DINA

BAGI KAUM DIFABEL

Bab ini membahas relevansi semangat Kedinaan Santo Fransiskus Assisi

dalam pelayanan SFD. Pembahasan bertujuan merefleksikan relevansi semangat

kedinaan Santo Fransiskus Assisi dalam karya pelayanan para suster SFD bagi

kaum difabel. Melalui pembahasan ini diharapkan sebagai anggota kongregasi

SFD dapat memahami, menghayati dan mewujudkan semangat kedinaan dalam

hidup sehari-hari di komunitas, terlebih dalam karya pelayanan. Dengan demikian

semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi yang telah dihayati dan dihidupi oleh

para pendahulu SFD, tetap dihayati dan dihidupi oleh para suster SFD di masa

sekarang pun yang akan datang, sehingga setiap anggota SFD dimampukan untuk

menghasilkan buah-buah dari penghayatan kedinaan dalam karya perutusan.

Untuk mencapai hal tersebut maka penulis, akan menguraikannya dalam

lima bagian. Bagian pertama mengenai difabilitas sebagai medan pelayanan SFD,

bagian kedua semangat kedinaan sebagai sumber dan dasar pelayanan bagi kaum

difabel. Dan bagian yang ketiga adalah semangat kedinaan sebagai sumber

inspirasi pelayanan bagi kaum difabel, dilanjutkan dengan bagian keempat tentang

semangat kedinaan sebagai tujuan dan model pelayanan bagi kaum difabel.

Selanjutnya dibagian akhir akan dibahas tentang buah-buah penghayatan kedinaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

82

bagi karya pelayanan SFD bagi kaum difabel dan usaha untuk meningkatkan

pelayanan dalam karya perutusan.

A. Difabilitas Sebagai Medan Pelayanan Kongregasi SFD

Ketika para suster SFD memilih untuk mewujudkan pelayanan bagi kaum

difabel, maka pada saat tersebut, SFD telah mengangkat dan menjadikan

difabilitas sebagai bagian diri hidup, panggilan dan pelayanan para pengikut

Fransiskus Assisi ini; singkatnya, menjadi medan pelayanan kongregasi SFD.

Karena pelayanan berarti menjadi saudara semesta, maka melayani kaum difabel

berarti menjadi saudara bagi kaum difabel. Untuk itu, diperlukan cara pandang

dan semangat yang benar-benar mampu mengantar para suster SFD pada

keyakinan dan semangat pelayanan yang rendah hati dan penuh sukacita bagi

kaum difabel. Bagaimana perspektif para suster SFD dengan semangat kedinaan

menjadikan pelayanan kaum difabel sebagai bagian dari semangat pelayanan?

Di tengah masyarakat, para ilmuwan mengembangkan model pendekatan

yang dianggap lebih memadai bagi kaum difabel atau difabilitas. Model-model

tersebut adalah model individual atau yang lebih sering disebut sebagai model

medis, model kelompok minoritas atau yang lebih sering disebut sebagai model

sosial, dan model post-modern (Sinulingga, 2015: 39). Model medis

mendefinisikan difabilitas terbatas pada kondisi individu yang mengalami

difabilitas dan melihat “masalah” difabilitas berakar hanya pada keterbatasan

fungsi fisik dan akibatnya secara psikologis. Kritik dari para aktivis difabilitas

terhadap model ini adalah direduksinya pribadi dengan difabilitas pada kondisi

biologis dan fungsinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

83

Model sosial mendefinisikan difabilitas di dalam perspektif relasional. Model

ini menunjukkan bahwa berbagai tantangan yang dihadapi oleh pribadi dengan

difabilitas adalah hasil dari ketidaksetaraan sosial, tantangan fisik dan ideologi

yang dibangun oleh masyarakat, stereotip negatif dan prasangka-prasangka,

diskriminasi, dan sistem yang tidak mendukung. Model sosial dikritik oleh model

ketiga, yaitu model post-modern, karena posisinya yang biner dalam memahami

difabilitas: difabilitas sebagai keadaan “nyata” tubuh seperti yang dipahami model

medis dan difabilitas sebagai hasil desakan sosial.

Model post-modern mendasarkan diri pada teori postmodern tentang

ketidakstabilan tubuh dan identitas. Beberapa teoris model post-modern ini

berargumen bahwa sebuah definisi difabilitas harus menunjukkan dinamika dan

konstruksi dari tubuh dan pikiran yang dianggap tidak berfungsi agar secara

akurat menangkap bagaimana difabilitas dan identitas pribadi dengan difabilitas

diciptakan. Berdasarkan definisi dari ketiga model tersebut, tampaknya

pendekatan teologi terhadap difabilitas di Indonesia masih bermuara pada model

medis.

Perspektif para suster SFD terhadap kenyataan difabilitas bersumber dari

ajaran Kristus dan semangat kedinaan Santo Fransiskus. Bagi Kristus, setiap

manusia adalah anak Allah dan Sahabat-Nya. Sementara bagi Fransiskus, manusia

dan seluruh semesta adalah saudaranya. Maka, difabilitas atau kaum difabel

merupakan sesama putera-puteri Allah dan saudara dalam satu semesta. Sebagai

saudara, tidak hanya hal jasmani tetapi juga rohani dan keseluruhan diri kaum

difabel menjadi tujuan dan pusat pelayanan para suster SFD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

84

Dalam buku Statuta Kongregasi Suster Fransiskus Dina (SFD) No. 39,

dikatakan bahwa perhatian diprioritaskan pada karya-karya pendidikan atau

pembinaan dan pastoral bagi kaum wanita yang secara khusus kaum remaja,

pelayanan kepada orang-orang cacat, lemah, kecil, sakit dan terbebani, pelayanan

terhadap orang-orang terlantar, terabaikan dan tertindas di masyarakat, serta

pelayanan kepada orang kusta.

Kemampuan dan peluang untuk bekerja adalah merupakan karunia ilahi, di

mana di dalamnya terkandung basis rencana “penyelamatan” Allah bagi manusia.

Dimampukan oleh rahmat penyelamatan dan penyejahteraan paripurna Yesus

Kristus, bahwa setiap pribadi SFD ikut ambil bagian dalam cinta penyelamatan

universal dari Tuhan. Bersumber dari dan bertumpu pada kasih penyelamatan

ilahi yang universal itu, maka kerja dan jerih payah diarahkan pada

“penyejahteraan” umat manusia (Konst. 38). SFD dipanggil untuk

menyejahterakan sesama secara jasmani dan rohani lewat karya pelayanannya.

Penulis sebagai anggota kongregasi SFD, ikut ambil bagian dalam karya

pelayanan itu, sungguh merasakan bahwa karya pelayanan SFD adalah suatu

karunia dari Allah yang ditujukan kepada umat manusia. Hal ini dilakukan oleh

para suster, bukan berdasarkan pada kewajiban dan tugas semata melainkan

karena sungguh didorong oleh semangat Injili yakni “Kabar gembira” yang

dijawab oleh manusia yang percaya, dalam semangat iman, kasih dan

pengharapan Kristiani, sebagai penyambutan dari kerjasama dengan Tuhan Yesus

Kristus, dan pelaksana rencana penyelamatan Allah bagi manusia. Di sana, para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

85

pekerja “bukan hamba, melainkan sahabat” (Yoh 15: 15), kolega kerja Tuhan

(Konst. 2015 art. 38).

Pelayanan SFD dalam bidang apapun termasuk bidang pelayanan kepada

kaum difabel tentu bukan hanya dimaksudkan untuk mengusir kemalasan atau

sekedar tugas untuk melupakan diri. Pelayanan SFD bagi kaum difabel

dimaksudkan untuk mengabdikan diri kepada Tuhan. Hal ini bersumber dari

teladan kesederhanaan dan kedinaan Santo Fransiskus Assisi dalam menjalankan

tugas panggilannya dan akhirnya menjadi inspirasi bagi kongregasi SFD.

Inspirasi yang datang bukan dari hal-hal yang luar biasa tetapi berasal dari

hal yang sangat sederhana dan dekat dengan hidup sehari-hari. Konsep praktisnya

juga sangat sederhana yaitu menolong mereka yang difabel. Dalam perkembangan

waktu pelayanan itu ditingkatkan sehingga mereka yang difabel semakin merasa

sama dengan semua manusia lainnya yakni sama-sama bermartabat luhur yang

secitra dengan Allah. Ini merupakan bukti bahwa Allah adalah Bapa bagi semua

orang tanpa ada sekat yang memisahkannya.

Melalui semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi membuahkan pelayanan

yang luar biasa kepada banyak orang yang membutuhkan. Bahkan kedinaan itu

sendiri sangat berguna bagi Fransiskus untuk berkarya guna menghayati

hidupnya. Semangat kedinaan itulah menjadi inspirasi bagi SFD sehingga jelas

dasar karya pelayanan kongregasi ini adalah semangat kedinaan. Sesuatu yang ada

di balik karya-karya Santo Fransiskus Assisi.

Santo Fransiskus Assisi sepanjang hidupnya berkarya untuk mereka yang

tersingkirkan. Namun sebagai seorang manusia tentu saja tidak bisa menolong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

86

semua orang yang tersingkirkan itu. Karena itulah karya yang tidak selesai harus

dilanjutkan sebagai kesatuan karya penyelamatan Allah. Dengan membantu

mereka yang difabel maka kongregasi SFD melanjutkan karya itu dan

meningkatkannya serta mengembangkannya sehingga semakin banyak orang yang

dapat dibantu merasakan kebaikan Tuhan melalui sesama mereka.

Jika pandangan medis, sosial dan post-modern hanya memperhatikan unsur

fisik, sosial dan kepribadian kaum difabel, maka spiritualitas kedinaan SFD

membawa umat dan masyarakat lebih jauh lagi yaitu pada religiositas kaum

difabel; martabat keilahian yang juga menjadi anugerah yang diberikan Allah

kepada seluruh umat-Nya. Dan pelayanan bagi kaum difabel adalah tindakan

menjadi perpanjangan tangan Allah dalam menciptakan kebaikan dan keselamatan

bagi manusia dan semesta sebagaimana diteladankan Fransiskus karena dalam

Injil telah ditunjukkan betapa banyak karya nyata Kristus yang menjadi sahabat

dan penyembuh bagi mereka yang sakit dan difabel. Dari perspektif religius inilah

semangat kedinaan dipahami sebagai sumber inspirasi dan dasar pelayanan bagi

kaum difabel.

B. Semangat Kedinaan sebagai Sumber Inpirasi dan Dasar Pelayanan bagi

Kaum Difabel

1. Semangat Kedinaan sebagai Sumber Inspirasi dalam Pelayanan

Kedinaan merupakan suatu sikap hidup, dimana harus mampu merendahkan

hati dan merendahkan diri dengan rela mendengarkan, serta menyadari bahwa

semua karya dan tugas perutusan adalah karya Allah semata bagi manusia. Dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

87

orang-orang terpanggil itu adalah perpanjangan tangan dan hati-Nya untuk

menyalurkan berkat bagi mereka yang miskin dan menderita. Dasarnya adalah

yang Yesus mencintai orang-orang cacat (difabel).

Yesus yang mencintai orang-orang cacat atau kaum difabel adalah salah

satu tindakan bahwa Dia mau mengangkat orang-orang yang hilang dari

masyarakat. Bagi Yesus mereka itu sungguh berharga. Dan inilah yang menjadi

misi Yesus ke dunia yakni menyampaikan kabar gembira bagi orang miskin.

Memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan tertindas,

penglihatan bagi orang buta, dan memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang

(Luk 4:18-19). Seluruh isi teks ini mau mengatakan inti pelayan Yesus, yakni mau

membawa kabar gembira, seperti Fransiskus Assisi sebagai pembawa suka cita

Injil kepada seluruh dunia tanpa ada sekat perbedaan.

Ketika di penjara Yohanes meragukan tentang keberadaan Yesus. Maka

Yohanes mengirimkan utusannya untuk menanyakan siapakah Yesus itu. Namun

Yesus mengirim mereka kembali kepada Yohanes, “Pergilah, dan katakanlah

kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat,

orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang

mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik (Luk 7:22). Di

sini Yesus hadir bagi semua orang, termasuk orang-orang cacat (difabel).

Salib adalah simbol “penderitaan”, karena penderiaan di salib itu maka Ia

mengetahui apa arti menderia bagi manusia. Karena ia sungguh menyatu dengan

orang miskin, cacat dan menderita. Maka Ia sungguh-sungguh tahu dan

merasakan apa yang diderita manusia yang menderita. Demikian juga dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

88

Santo Fransiskus Assisi juga merasakan salib. Salib menjadi berkat baginya

karena lewat itu ia diberi rahmat untuk melihat Allah lewat orang-orang miskin,

cacat dan menderita.

Dengan masuknya penderitaan salib, para suster SFD harus mengikuti

pendirinya terutama Yesus, yang dalam artian ini setiap suster SFD, harus

sanggup membantu dan membangun iman orang-orang cacat (difabel) kepada

Yesus. Yesus adalah juru selamat bagi orang-orang cacat dan terpinggirkan itu.

Mengikuti Inijil Lukas yang ditempatkan di atas, keterlibatan SFD untuk

mengangkat martabat orang-orang cacat dan menderita. Mereka ini secara kolektif

di Kitab Suci adalah orang berdosa. Mereka dianggap adalah orang-orang yang

mendapat kutuk dari Allah karena telah berbuat salah dan dosa. Sebagaimana

Yesus dalam perjalan-Nya bertemu dengan orang buta sepanjang hidupnya: "Rabi,

siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia

dilahirkan buta?" (Yoh 9:2). Yesus menjawab, bukan dia dan bukan juga orang

tuanya. Pernyataan Yesus memiliki sebuah makna yang harus dijawab oleh

kongregasi SFD. Yesus menyembuhkan orang buta, tetapi bukan penyembuhan

itu yang paling utama, melainkan pengangkatan mertabat dan harga diri orang-

orang cacat itu di hadapan masyarakat.

Hal di atas merupakan tindakan Yesus yang mau mengangkat harkat dan

martabat orang difabel. Di tengah-tengah penderitaan yang seperti itu, sekalipun

tidak jelas fungsi dari penderitaan itu, tapi sebagai seorang SFD, harus sampai

pada titik utama tugas pelayanan itu. Sebab Santo Fransiskus sendiri pun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

89

mencium si kusta yang dikucilkan dan dibuang oleh masyarakat. Fransiskus

melihat wajah Allah dalam diri orang kusta itu.

Kongregasi SFD pun dipanggil untuk melihat titik-titik kehilangan itu bagi

orang cacat untuk memperhatikan orang-orang difabel sebagai bentuk semangat

salib dalam penderitaan orang lain. Yesus mengundang orang-orang cacat untuk

sebuah perjamuan kerajaan-Nya.

Cerita tentang perjamuan ini sangat baik dituliskan oleh penginjil Lukas, di

mana sang Tuan pesta mengundang banyak orang. Tetapi banyak yang tidak mau

datang dengan dalihnya masing-masing. Maka undangan pun dialihkan kepada

orang orang miskin, cacat, buta dan lumpuh (Luk 14:21-23). Dari peristiwa teks

ini, mengajarkan bahwa mengundang orang-orang yang tidak punya kemampuan

untuk membalas, atau mengundang orang-orang miskin, cacat, buta dan lumpuh,

maka akan diberi rahmat berlimpah oleh Allah sendiri, sekalipun mereka tidak

mampu membayar. Bayaran yang kita terima adalah kebangkitan pada akhir

zaman (Luk 14:12). Pendirian sekolah difabel yang dibangun oleh kongregasi

SFD, harus dilihat dalam konteks mengundang orang-orang cacat dalam

perjamuan seperti di atas tadi. Artinya bahwa kongregasi yang menghayati

semangat hidup kedinaan akan semakin konkrit dalam hidup sehari-hari.

Kedinaan bersumber dari Yesus sendiri karena Santo Fransiskus Assisi

sendiri melaksanakan semangat kedinaan yang juga dilakukan oleh Yesus

sebelumnya. Fransiskus Assisi melihat semangat kedinaan Yesus sehingga tidak

ada alasan baginya untuk tidak menjadi hina sama seperti Yesus menjadi dina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

90

untuk menolong orang. Dengan demikian jelas bahwa Yesus sang guru kedinaan

menjadi sumber inspirasi bagi siapapun yang berkarya dengan semangat kedinaan.

Sejak lahir, Yesus yang adalah anak Allah lahir di kandang domba. Ia lahir

dari kesederhanaan dan kesalehan keluarga Nazaret. Ia adalah anak yang tumbuh

dalam kesederhanaan cinta ibu Maria dan Yosef yang bekerja sebagai tukang

kayu.

Banyak hal yang dapat menjadi inspirasi dari cara pelayanan Yesus. Dalam

hal kedinaan, Yesus tidak pernah menjauhkan diri dari mereka yang dipandang

rendah dan berdosa. Justru Yesus duduk dan makan bersama mereka yang

dianggap orang berdosa oleh orang banyak. Sejak awal pewartaan-Nya Yesus

mendekati orang-orang berdosa karena untuk orang berdosalah Yesus diutus ke

dunia. Untuk menyelamatkan mereka yang berdosa.

Dalam perjamuan makan terakhir, Yesus melayani para murid-Nya. Ia

bahkan membasuh kaki para murid-murid-Nya sebagai lambang kasih yang harus

dilakukan para murid di antara mereka. Kedinaan ini berlanjut ketika Yesus

ditangkap, disiksa dan disalibkan.

Dalam kesempatan lainnya Yesus selalu berjalan bersama-sama dengan

murid-Nya. Yesus tidak mendapatkan pelayanan kelas eksekutif dalam

melaksanakan pekerjaan-Nya. Dan yang paling membekas dan penting adalah

bagaimana Yesus sama sekali tidak melawan ketika ia disiksa, diolok, bahkan

sampai mati di palang penghinaan salib. Yesus mengakhiri hidup-Nya di atas

kayu salib tempat para penjahat digantung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

91

Kehadiran Yesus pada level terbawah atau terhina mengajarkan bahwa

Yesus selalu ada di tengah-tengah umat manusia tidak peduli asal-usul dan latar

belakangnya. Ia tetap menjadi Bapa bagi setiap orang yang hidup dan percaya

pada-Nya. Penjahat ataupun orang baik tetap menjadi anak-anak-Nya. Hal inilah

yang menjadi inspirasi bagi SFD untuk berkarya bagi semua orang terutama

mereka yang difabel. Dengan kasih dan cinta tulus dari para SFD Allah

dihadirkan kembali bagi mereka yang kurang merasakan kasih itu. Kasih itu

sendiri diarahkan pada siapapun tanpa ada pengecualian.

2. Semangat Kedinaan sebagai Dasar Pelayanan bagi Kaum Difabel

Seperti yang telah direfleksikan di atas semangat kedinaan yang pernah

menjadi semangat Santo Fransiskus Assisi dalam berkarya juga menjadi semangat

SFD untuk berkarya guna mewujudkan cinta secara nyata dalam karya bagi kaum

difabel. Semangat itulah yang menjadi dasar dalam berkarya.

Santo Fransiskus Assisi adalah lambang kedinaan. Ia adalah simbol

kesederhanaan. Kesederhanaan dan kedinaan ada di balik hidup Santo Fransiskus

Assisi. Melalui Fransiskus Assisi kesederhanaan itu hadir sebagai bentuk

kehadiran Allah sendiri di dunia. Santo Fransiskus mencontoh kesederhanaan

Yesus dengan penuh dan total. Kesungguhan Santo Fransiskus Assisi membuat

orang melihat Yesus di balik diri dan karya Santo Fransiskus Assisi. Ia menjadi

Alter Christus. Sebuah harapan kehadiran Yesus yang menjadi kenyataan bagi

mereka yang merasakan karya-karya-Nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

92

Semangat kedinaan itulah yang menjadi dasar. Namun dasar dari semangat

itu sendiri adalah kedinaan Yesus yang menjadi teladan bagi hidup Santo

Fransiskus Assisi dalam berkarya. Bukan hanya semangat yang menjadi dasar,

tetapi sumber semangat itu juga digali sampai ke dasarnya yaitu hidup Yesus yang

ada dalam Kitab Suci dan diterjemahkan ke dalam karya pelayanan SFD.

Sebagai sumber pelayanan, semangat kedinaan itu bersumber dari Tuhan.

Dengan kata lain cara mengasihi sesama dalam karya bagi mereka yang difabel

merupakan kasih Tuhan sendiri karena dilakukan dalam kesederhanaan hati.

Dengan menghayati semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi, SFD

menempatkan Yesus sendiri sebagai tokoh panutan yang terpenting dalam

melaksanakan tugas pelayanan itu bagi mereka yang difabel. Selain itu, Yesus

sebagai sumber menjadi inspirasi untuk melaksanakan karya pelayanan. Cara

Yesus menolong siapapun menjadi suatu cara yang ditiru oleh SFD dengan

segenap iman dan kasih.

Dengan semangat kedinaan itu pula setiap SFD mengambil kekuatan dari

sumbernya yaitu Injil suci. Warta suci ini diperjuangkan oleh setiap SFD dengan

penuh semangat, bergembira, ramah dan bersaudara dengan semua orang, seraya

tampil dengan sederhana, rendah hati dan tulus dalam melayani. Hal ini sesuai

dengan semangat SFD dalam menjalani hidupnya dari sumber yang asli yaitu

Injil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

93

C. Semangat Kedinaan sebagai Tujuan dan Model Pelayanan bagi Kaum

Difabel

Allah begitu mengasihi setiap orang. Apakah mereka mempunyai

kemampuan fisik dan kemampuan intelektual atau tidak. Allah mengasihi

umatnya dengan mengutus Putra-Nya sebagai penyelamat. Terlepas dari

kemampuan, panampilan dan perilaku, setiap anggota kongregasi SFD harus

berusaha untuk memungkinkan kasih Tuhan mengalir pada setiap orang, terutama

pada kaum difabel yang saat ini dilayani.

Semangat kedinaan sebagai tujuan mengandaikan bahwa dengan semangat

itu maka baik suster SFD atau mereka yang ditolong merasakan kesederhanaan

hidup dalam sikap saling tolong menolong. Sebagai model pelayanan semangat

kedinaan terlihat manfaatnya dalam karya-karya SFD. Kedinaan merupakan

sebuah model pelayanan. Dengan kedinaan orang menjadi semakin mendahulukan

orang lain dibanding dirinya sendiri. Dengan kedinaan juga orang akan bekerja

tanpa menghambur-hamburkan uang.

Sebagai sebuah model pelayanan, kedinaan Santo Fansiskus Assisi menjadi

model. Karena kedinaan itu dicontohnya dari Tuhan Yesus sendiri, maka

sebenarnya SFD juga menjadikan Yesus sebagai model dalam pelayanannya.

Dengan menjadikan Yesus dan Santo Fransiskus Assisi sebagai model maka SFD

dalam karyanya menghadirkan kembali Yesus yang mencintai setiap orang

terutama yang difabel sebagai salah satu karya SFD. Demikian juga cara hidup

Santo Fransiskus Assisi menjadi model berkarya dan memupuk relasi dengan

Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

94

Dalam pelaksanaan model kedinaan bagi mereka yang difabel, nilai karya

SFD menjadi motor penggerak utama dan profesionalitas dalam melayani sesama.

Nilai untuk senantiasa bersemangat dalam tugas. Bertugas dengan penuh

kegembiraan dan disiplin apapun keadaan yang dihadapi oleh mereka saat ada dan

bersama mereka. Tentu hal ini bukan masalah yang mudah karena sifat manusia

yang bisa marah dan bosan dalam bertugas.

Nilai Fraternitas selalu menempatkan prioritas kepada mereka yang paling

hina dan susah di dalam hidup. Dalam hal ini mereka yang difabel termasuk di

dalamnya. Untuk menjalankannya mereka harus menyangkal diri dari keinginan-

keinginan pribadi terutama yang semu dan tidak untuk menolong orang yang

membutuhkan. Dina ini merupakan semangat dalam pelayan. Kongregasi SFD

adalah pelayan-pelayan Kristus melalui pelayanan mereka pada orang-orang

difabel. Dengan semangat ini mereka menempatkan diri sejajar dengan siapapun

mereka yang ditolong. Hal ini tentu menyenangkan bagi mereka yang ditolong

karena merasa dianggap sebagai manusia yang sejajar dengan semua orang

lainnya.

1. Suara Salib San Damiano adalah Suara Orang Difabel Pada Masa Ini

Santo Fransiskus tidak mempunyai guru yang bisa mengartikan

pengalamannya yang mendengar suara dari atas salib. Hanya Kristuslah yang

selalu menjadi sumber dan dan tujuan hidupnya. Santo Fransiskus selalu bertanya

kepada-Nya lewat doa-doanya setiap hari dengan rendah hati. Ia berdoa di depan

salib Yesus. Dalam suasana doa, Fransiskus mendengar suara dari salib itu sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

95

tiga kali yaitu, Fransiskus pergilah dan perbaikilah rumah-Ku yang nyaris roboh

ini (Bonaventura, II. 1). Dalam konteks pelayanan hal ini dapat diartikan bahwa

Allah sendiri memanggil dan meminta Santo Fransiskus untuk melayani orang-

orang miskin, buta, cacat, dan lumpuh.

Secara biblis pengalaman Bartimeus yang buta dan sedang duduk di pinggir

jalan (Mrk 10:46). Dan reaksi yang muncul dari orang-orang di pinggir jalan

terhadapnya adalah merupakan reaksi manusia di jaman ini. Teguran orang-orang

kepada Bartimues supaya diam menunjukkan penolakan orang pada zaman ini

terhadap orang-orang difabel.

Ada banyak wajah Bartimeus di zaman ini. Para pendahulu suster SFD pada

masa itu pun melihat Bartimues di sekitar mereka terutama di Namopecawir,

Medan. Peristiwa Bartimeus terjadi pada saat Yesus dan murid-murid ke Yeriko.

Mereka melewati pengemis buta, cacat, dan meminta kepada Yesus dua kali:

“Yesus anak Daud kasihanilah aku”. Peristiwa ini juga seperti kisah suara dari

salib san Damiano. Teriakan difabel ini adalah teriakan yang sama dengan San

Damiano yang meminta supaya dikasihi dan dicintai. Yesus memohon belaskasih

Fransiskus untuk memperbaiki gereja demikianlah juga SFD mewariskan hal

sama untuk mengasihi sesama.

Dua ribu tahun lebih, setelah peristiwa Yesus berhadapan dengan peristiwa

Bartimeus, kaum difabel masih meminta bantuan dan belas kasihan kepada

sesamanya. Suara-suara ini terkadang tidak jelas terdengar. Hal ini ditentukan

oleh sikap orang yang dipanggil. Terkadang bisa seperti para murid yang

menyuruh Bartimeus si buta itu untuk duduk diam. Tentu saja sikap kongregasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

96

tidak boleh seperti sikap para murid. Sebaliknya harus merespon teriakan mereka,

menyambut orang buta dan harus bertanya, “apa yang ingin aku lakukan untukmu

saudara? ”.

2. Difabel sebagai Saudara yang Dina

Semangat hidup Fransiskan adalah berada dalam persaudaraan. Puncak dari

persaudaraan itu terletak pada identifikasi diri dengan orang-orang yang dianggap

hina dina. Maka harus bangga hidup bersama dengan orang-orang miskin. Karena

di situlah kebanggaan hidup seorang SFD yang menyandang nama sebagai orang

dina. Bahkan setiap saudara harus dipandang sebagai hadiah. Difabel adalah

hadiah dan rahmat bagi kongregasi SFD. Karena itu harus menunjukkan belas

kasih, atau cinta seperti Yesus yang menemukan belas kasihnya kepada si cacat

dan si miskin.`

Dalam perjalanan-Nya, sebagian hidupnya berada di antara orang-orang

miskin, cacat, dan orang berdosa. Bahkan inilah yang menjadi penyebab mengapa

orang-orang Farisi, ahli taurat, dan tua-tua ragu akan statusnya sebagai nabi.

Totalitas pemberian kehidupan inilah yang dipandang oleh Fransiskus sebagai

sesuatu yang harus diwujudkan para pengikutnya. SFD harus menunjukkkan belas

kasih Allah kepada orang cacat karena mereka adalah hadiah dari Allah bagi SFD.

Belas kasih Allah itu, memampukan SFD untuk melayani kaum difabel

guna membantu mereka yang cacat untuk keluar dari keterbatasannya, baik secara

intelektual maupun secara spikologis. Anak-anak mendapat pendampingan khusus

setiap hari dari para suster dan petugas lainnya. Mereka didampingi dan diajari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

97

hal-hal praktis dalam hidup sehari-hari supaya bisa mandiri. Mereka dibina

bagaimana cara untuk melipat selimut, mandi, BAB, makan, dan lain sebagainya.

Selain itu mereka juga didampingi dan diajari membuat karya tangan seperti

membuat rosario, membuat sabun piring, menanak nasi, beternak ayam, dan ikan

serta bercocok tanam di kebun. Kegiatan seperti ini selalu dilaksanakan dengan

penuh semangat dan suka cita.

D. Buah-buah Penghayatan Kedinaan dalam Karya Pelayanan SFD bagi

Kaum Difabel

Pohon yang baik menghasilkan buah yang baik juga. Namun supaya pohon

bertumbuh dengan baik, diperlukan pupuk yang menyuburkan tanah. Dalam hal

ini menghayati semangat kedinaan merupakan pupuk yang sangat baik untuk

hidup dan karya guna menghasilkan buah yang baik itu.

Dengan penghayatan kedinaan maka buah-buah yang akan muncul dan

bermanfaat bagi mereka dan mencicipinya. Buah dari kedinaan itu adalah kerelaan

untuk menderita bersama orang-orang yang miskin, memiliki cinta yang tulus

dalam melayani sesama, penuh tanggungjawab, bersuka cita atau bergembira, rasa

syukur yang besar kepada Allah karena diperkenankan melihat diri-Nya dalam

diri sesama yang menderita. Kerelaan utuk menderita itu tidak lepas dari

kegembiraan sebagai seorang Fransiskan. Dengan menyadari keberadaannya

sebagai orang dina harus tampak dalam hidup yang ceria, gembira atau suka cita.

Seperti Santo Fransiskus Assisi yang gembira bisa hidup di tengah orang miskin

dan menderita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

98

Buah-buah penghayatan kedinaan bermanfaat untuk semua orang di sekitar

terlebih bagi mereka yang difabel. Selain itu buahnya juga bermanfaat untuk

pelayanan itu sendiri. Melayani dengan hati gembira, tulus dan penuh rasa syukur,

maka kepercayaan orang pun terbangun dan yang terpenting mereka merasakan

kehadiran Tuhan melalui perhatian dan cinta dalam karya pelayanan suster SFD.

Dengan demikian apa yang ditanam oleh SFD dalam karya pelayanan bagi

kaum difabel dipupuk oleh penghayatan pada kedinaan hingga menghasilkan buah

yang bukan hanya dirasakan oleh orang yang dilayani tetapi juga bermanfaat

untuk usaha dan karya SFD itu sendiri.

Semua ini semacam siklus tidak berhenti yakni menanam karya, tumbuh,

dipupuk dan kemudian berbuah. Buah ini juga bisa menyuburkan tanah tempat

tanam dan dirasakan manisnya oleh banyak orang terutama mereka yang

mengalami difabilitas. Siklus ini menjadi cara bagaimana mempertahankan

kualitas pelayanan kepada kaum difabel. Dengan mengenal siklus karyanya, SFD

dapat memberikan pelayanan sehingga mereka yang dilayani merasakan Tuhan

menjadi Bapa yang sungguh-sungguh peduli pada mereka.

E. Usaha Meningkatkan Pelayanan dalam Tugas Perutusan

Berbicara tentang usaha meningkatkan pelayanan dan perutusan tentu saja

tidak terhindarkan dari kemajuan zaman. Namun juga tetap memperhatikan

penghayatan kedinaan dalam pelayanan. Keduanya harus berjalan seimbang

dalam meningkatkan pelayanan dan perutusan di tengah-tengah masyarakat dan

Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

99

Meningkatkan mutu pelayanan dengan konteks saat ini berarti juga harus

memanfaatkan apa yang ada saat ini sebagai bagian dari peningkatan mutu.

Misalnya pelayanan bagi mereka yang difabel dapat menggunakan teknologi yang

sekiranya cocok dengan kebutuhan mereka yang difabel. Dalam dinamika

bersama dan renungan atau pelajaran dapat menggunakan media audio atau visual

sesuai dengan situasi atau keberadaan difabilitas.

Sebagai contoh pada beberapa siaran TVRI sering ditampilkan dalam berita

penyampaian berita dengan bahasa isyarat untuk penyandang difabilitas tuna

rungu. Hal ini tentu saja sangat berguna bagi mereka yang menyandang difabilitas

tuna rungu. Mereka dapat mengerti berita yang disampaikan.

Hal ini tentu saja menjadi contoh yang baik dalam peningkatan mutu SFD

dalam bidang difabilitas. Menjadikan media sebagai sarana untuk mendekatkan

Kristus kepada semua orang terutama kepada mereka yang dijauhi, dan tidak

diperhatikan karena mengalami keterbatasan secara fisik dan mental. Melalui

media, mereka yang difabel merasa bahwa Bapa adalah juga Bapa bagi mereka

karena mereka sama seperti orang normal lainnya yaitu dapat memanfaatkan

teknologi dan menikmatinya.

Usaha untuk menyesuaikan pelayanan dengan zaman dilakukan dengan

mendasarkan diri pada visi yang ada yakni “Persekutuan membangun

persaudaraan yang mengimani bahwa Tuhan adalah Bapa semua orang, mencintai

dan meninggikan setiap orang”. Dengan demikian segala usaha dapat lebih

terarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

100

Namun tentu saja segala usaha yang dilakukan harus tetap mendasar pada

penghayatan kedinaan. Keduanya harus berjalan bersama-sama. Di sanalah

kekuatan perutusan berasal dan berkembang. Dengan menghayati kedinaan usaha

menggunakan media modern dalam peningkatan pelayanan merupakan gerakan

yang berisi dan memiliki kekuatan rohani.

F. Life Story Suster SFD yang Melayani Kaum Difabel

Dari beberapa suster yang ditanyakan tentang pendapat dan pengalaman

mereka dalam melayani kaum difabel di sekolah dan asrama SLB-C melalui hand

phone dan email, tentang karya kongregasi di bidang difabel, semangat yang

menjiwai mereka dalam melayani, visi dan misi SFD yang berkaitan dengan

difabel, arti dari kedinaan, sampai pada hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam

pelayanan seturut semangat Fransiskan, maka penulis menyimpulkannya.

1. Bagaimana pendapat suster tentang karya kongregasi dalam karya pelayan bagi

kaum difabel?

Karya pelayanan bagi kaum difabel merupakan karya yang sangat relevan di

zaman ini, karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat dewasa ini. Melihat

kenyataan bahwa anak-anak difabel bukannya berkurang tetapi semakin

bertambah jumlahnya. Hal ini dapat dilihat di tempat karya pelayanan SFD. Di

mana masih ada beberapa orang tua yang selalu menunggu untuk mendapat

tempat di sekolah dan asrama bagi anak-anak mereka, terutama bagi anak laki-

laki.

Karya pelayanan bagi kaum difabel juga merupakan karya yang sesuai

dengan semangat kongregasi yang memilih namanya sebagai Suster Fransiskus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

101

Dina. Hal ini tentu terinspirasi dari semangat Santo Fransiskus Assisi yang

mencintai segala mahluk di bumi yang bukan hanya manusia saja tetapi juga

hewan dan segala tumbuh-tumbuhan. Selain itu, Santo Fransiskus juga menyadari

bahwa semua ciptaan adalah saudara-saudari dan anak-anak Allah yang secitra

dengan-Nya dan karena itu mau mengangkatnya. Dengan satu Bapa dan satu

sumber hidup, maka harus saling mencintai dan menerima satu dengan yang lain

sebagai sesama.

Pada zaman itu dikisahkan bahwa, Santo Fransiskus bertemu dengan orang

kusta dan mencium dia yang menderita itu, karena dalam diri orang kusta itu,

Fransiskus melihat wajah Allah. Maka tak perlu diragukan bahwa Santo

Fransiskus pun pasti juga sangat mencintai anak-anak difabel, melayani dan

meninggikan mereka dengan penuh cinta serta kerendahan hati. Jadi Suster SFD

yang menamakan diri sebagai Suster Fransiskus Dina diharapkan ikut serta untuk

mengangkat martabat hidup anak-anak difabel itu dengan mendampingi mereka,

merawat mereka, mendidik dan membekali mereka keterampilan hidup terutama

kemandirian dalam mengurus diri sendiri sehingga dapat bersosialisasi dengan

santun di tengah keluarga dan masyarakat.

2. Bagaimana pendapat suster lain yang suster dengar tentang karya pelayanan

kongregasi di bidang difabel?

Pertama-tama mereka merasa kagum dan bangga mempunyai karya

pelayanan seperti yang disampaikan di atas. Suster SFD dapat menyalurkan dan

membagikan kasihnya kepada Tuhan dengan melayani dan memberi perhatian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

102

kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus. Secara umum mereka menilai

positif dan mendukung karya pelayanan ini dengan cara hadir atau berkunjung di

tempat anak-anak difabel ini atau ikut terlibat untuk melayani mereka dengan

kesiapan secara lahir batin bila mendapat tugas perutusan dari kongregasi. Namun

masih ada juga yang belum siap bila mendapat tugas perutusan dalam karya ini.

Karya pelayanan ini cocok dengan semangat kedinaan kongregasi SFD, bahwa

semua ciptaan Allah adalah saudara dan anak Allah yang secitra dengan Allah.

3. Spiritualitas Fransiskan manakah yang menyinggung tentang karya difabel!

Semangat kedinaan dari Santo Fransiskus dan rasa cintanya terhadap orang

kusta, menjadi inspirasi bagi SFD. Bagi Santo Fransiskus, dalam diri orang kusta

itu Allah. Karena itu, Santo Fransiskus menyadari bahwa Allah yang Mahatinggi

dan Mahaluhur sudi hadir dalam diri mereka yang menderita dan dipinggirkan.

Hal ini memperdamaikan dia dengan keberadaannya sendiri yang rapuh dan

berdosa, dan membuat dia menjadi saudara bagi mereka yang miskin. Dengan

menganggap dirinya yang paling hina di antara semua insan, Santo Fransiskus

memperoleh mereka bagi Allah yang Mahabaik dan penuh kasih.

Oleh karena itu, SFD yang terinspirasi dengan semangat Santo Fransiskus

berusaha melayani dengan rendah hati dalam mendidik dan membimbing serta

mengupayakan hidup mereka. SFD berjuang mengangkat harkat dan martabat

anak-anak difabel sebagai salah satu peruwujudan dari semangat kedinaan. Anak-

anak difabel ini, dalam banyak hal adalah “orang-orang kecil, lemah, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

103

dipinggirkan” maka SFD yang mempunyai semangat kedinaan Fransiskus

dipanggil untuk melayani mereka dengan penuh cinta dan kerendahan hati.

4. Menurut suster, apakah karya pelayanan di bidang difabel sudah cocok dengan

visi dan misi SFD!

Persekutuan membangun persaudaraan yang mengimani bahwa Tuhan

adalah Bapa semua orang, mencintai dan meninggikan setiap orang. Rumusan

singkat ini adalah merupakan visi Kongregasi SFD yang diyakini sebagai sebuah

penglihatan yang dianugerahkan Tuhan kepada para suster, dan menjadikannya

sebagai sebuah pedoman hidup dalam gerak bersama untuk melayani Tuhan dan

sesama lewat karya pelayanan. Sebagaimana Bapa meninggikan setiap orang,

maka SFD pun dipanggil untuk melayani dengan rendah hati dan murah hati

dalam karya pelayanan. Terlibat dengan sepenuh hati dalam karya perutusan.

Selain itu, SFD harus “siap dan terbuka bagi kebutuhan zaman seraya

meneladan Yesus Kristus dalam keprihatinanNya terhadap manusia dengan

mendampingi, memberdayakan, menghimpun kaum muda, perempuan, orang

kecil orang sakit bersama saudara lain. Dengan misi seperti ini maka karya difabel

merupakan salah satu karya untuk menunjukan bahwa SFD berusaha untuk

melihat kebutuhan zaman. Di mana pada masa ini ada banyak anak-anak difabel

yang membutuhkan pelayanan kasih dan pendidikan ini. Anak-anak difabel juga

merupakan “orang kecil” yang harus mendapat perhatian. Oleh karena itu, visi dan

misi SFD sejalan dengan apa yang dilakukan dalam karya pelayanan lewat karya

di bidang sosial tentang difabel. Tuhan sendiri mencintai dan meninggikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

104

mereka yang kecil, lemah, miskin, dipinggirkan, dan cacat. Para suster SFD

dipanggil untuk melayani mereka dengan sepenuh hati dan hati terbuka.

5. Spiritualitas Fransiskan mana yang masih harus ditingkatkan agar supaya karya

pelayanan semakin dicintai para suster SFD!

Gelar sebagai seorang Suster Fransiskus Dina (SFD) yang secara langsung

tanpa perantara Santo atau Santa mengakui Fransiskus memiliki kekayaan sangat

banyak tetapi yang sangat melekat padanya adalah sikap Dina. Maka dipertajam

lagi supaya SFD yang menyandang nama sebagai orang Dina berusaha untuk

meneladani Fransiskus yang Dina itu.

Sikap kedinaan dalam hidup bersama dan bermasyarakat dapat dipupuk

dengan sikap penuh kerahiman hati, penyangkalan diri, cinta satu sama lain, dan

hidup dengan sederhana dan ugahari. Selanjutnya bisa juga dengan rela memberi

dan menerima teguran persaudaraan, berani meminta maaf dan memaafkan dan

mau berbagi suka dan duka hidup pada sesama.

Dengan mengambil semangat kedinaan dari Santo Fransiskus Assisi,

hendaknya sanggup menerima dan mencintai semua orang apa adanya tanpa

syarat. Seperti Santo Fransiskus yang menyadari dan melihat bahwa Allah hadir

terhadap diri orang kusta, sehingga dia mampu mencintai orang kusta tersebut

maupun orang-orang yang ada di sekitarnya tanpa memandang status sosialnya.

Jika para suster SFD memiliki semangat seperti Santo Fransiskus, dengan

melihat Yesus hadir dalam setiap pribadi orang yang layani dalam aneka ragam

karya pelayanan maka karya apapun yang dipercayakan kepada setiap suster SFD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

105

dapat menumbuhkan rasa cinta dan rasa memiliki dengan sepenuh hati dalam diri

para suster. Karena seorang suster SFD sadar bahwa yang mereka layani bukan

hanya pribadi orang tersebut melainkan diri Yesus Kristus yang hadir dalam

pribadi mereka yang dilayani setiap hari.

6. Apa yang suster pahami tentang kedinaan?

Kedinaan merupakan sebuah sikap yang tampak dalam kesederhana, atau

keugaharian hidup sehari-hari. Tidak sombong dan tidak memegahkan diri dengan

pamer. Sikap yang sederhana tidak hanya berkaitan dengan penggunaan uang

tetapi lebih ditekankan pada sikap hidup bersama dan berkarya dalam pelayanan

setiap hari pada sesama. Bertutur kata yang sopan terhadap sesama, menerima

tugas perutusan dengan rendah hati, dan tidak pamer dengan kelebihan yang

dimiliki.

Sikap Dina itu berarti juga dipenuhi dengan semangat doa dan pertobatan

yang terus menerus seraya menumbuhkan sikap sederhana, rendah hati, bermati

raga, tulus, rela berkorban serta hidup tanpa pamrih dalam pemberian diri. Maka

hal ini dapat diwujudkan melalui keyakinan akan penyelenggaran ilahi dalam

setiap gerak langkah hidup. Melakukan pembaharuan diri atau matenoia yang

terus menerus, sederhana, mati raga, tidak sombong dan mampu menerima semua

orang apa adanya termasuk anak-anak difabel, murah hati, memberikan waktu dan

tenaga, iklas, berani menjadi yang terkecil, lepas bebas dan setia adalah

merupakan bentuk yang khas dalam pelayanan SFD. Kedinaan seperti inilah yang

sangat dibutuhkan dalam karya pelayanan bagi kaum difabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

106

G. Usulan Program Rekoleksi

1. Latar Belakang Program

Pelayanan para Suster Fransiskus Dina (SFD) akan semakin terwujud di

dunia ini bagi sesama yang membutuhkan terutama kaum difabel melalui

pelaksanaan suatu program yang merupakan salah satu bagian dari proses

pembinaan SFD yang secara terus menerus di laksanakan. Salah satu program

tersebut adalah rekoleksi rutin setiap bulan pada minggu kedua. Tema yang

didalami pun biasanya sudah terjadwal dari kongregasi. Hal ini dilaksanakan

serentak oleh semua komunitas SFD Indonesia. Kecuali bila ada halangan yang

sangat mendasar sehingga rekoleksi tidak terlaksana seperti yang direncanakan.

Pada bagian ini penulis akan memaparkan sebuah usulan program untuk

mendukung terjadinya proses pelaksanaan rekoleksi guna mendalami dan

memahami semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi dalam karya pelayanan

khususnya bagi kaum difabel di masa ini. Program yang penulis usulkan atau

tawarkan di sini berupa rekoleksi dengan tidak mengurangi dan meninggalkan

tradisi kongregasi dalam rekoleksi rutin yang dilaksanakan setiap bulan.

Berdasarkan pengalaman penulis dan beberapa suster yang dimintai

tanggapannya, tentang karya pelayanan kongregasi bagi kaum difabel melalui

wawancara dengan model life story, dapat ditangkap ada rasa bangga penuh suka

cita karena karya ini di lihat sebagai sebuah medan untuk mewujudkan semangat

kedinaan itu. Namun ada juga terlihat akan suatu kerinduan yang mendalam dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

107

para suster untuk melayani dengan sepenuh hati dan memberikan pelayanan itu

kepada sesama dengan sebaik mungkin.

Para suster merindukan suatu pelayanan yang baik dan penuh kasih dengan

didasari oleh semangat kedinaan Santo Fransiskus Assisi yang diwariskan oleh

pendiri kongregasi dan para suster pendahulu. Namun tak jarang hal itu belum

berjalan secara maksimal. Hal ini tentu disebabkan oleh kurangnya pemahaman

dan penghayatan akan semangat kedinaan dalam pelayanan. Kerinduan para SFD

untuk memiliki semangat kedinaan dalam pelayanan diperlukan adanya suatu

penyegaran kembali sebagai penganut semangat kedinaan Santo Fransiskus dalam

karya pelayanan bagi kaum difabel. Maka dari itu semangat kedinaan tersebut

perlu disegarkan kembali melalui rekoleksi yang penulis usulkan ini.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengusulkan suatu program untuk

penyegaran kembali semangat kedinaan dalam melayani sesama baik di tugas

perutusan pun dalam persaudaraan di komunitas. Penulis mengusulkan sebuah

program berupa rekoleksi penyegaran. Semoga dengan pelaksanaan program ini,

para SFD akan semakin menghayati semangat kedinaan dalam pelayanan kepada

Tuhan dan sesama.

2. Alasan Pemilihan Program

Dengan melihat keberadaan dari semangat kedinaan dalam pelayanan bagi

Tuhan dan sesama, yang memberi peran penting dalam tugas pelayanan namun

belum dilaksanakan dengan baik, maka penulis mengusulkan program rekoleksi

berupa penyegaran kembali semangat kedinaan tersebut dalam tugas pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

108

Dengan rekoleksi penyegaran ini harapannya peserta sunguh-sungguh

akan kembali disegarkan, dikuatkan dan terinspirasi dalam menerapkan semangat

kedinaan tersebut dalam tugas perutusannya masing-masing. Dan diharapkan

pula supaya berbuah limpah dan dinikmati oleh banyak orang. Maka semangat

kedinaan dari Santo Fransiskus Assisi yang dijiwai pendiri kongregasi menjadi

warisan bagi para SFD, perlu disegarkan kembali.

3. Tujuan Program

Tugas pelayanan yang dijalani oleh para Suster Fransiskus Dina (SFD) pada

masa kini lebih terarah pada pelayanan terhadap orang-orang kecil, lemah, miskin,

tertindas, dan difabel atau KLMTD. Dalam bidang pendidikan misalnya, akan

mengutamakan anak-anak yang berada di kelas menengah dari mereka yang lebih

mampu dan mapan dalam hidupnya. Karena hal ini selaras dengan pilihan

kerasulan sosial kongregasi, yakni pelayanan kongregasi yang terutama ditujukan

kepada mereka yang memerlukan perhatian dan karya kasih yang tulus. Karya

pelayanan tersebut tak jarang berhadapan dengan tantangan yang datang dari

masyarakat sekitar maupun lingkungan karya dan komunitas.

Dari uraian tersebut di atas, tujuan program ini dimaksudkan supaya dalam

karya pelayanan para peserta yakni para SFD tetap setia dan semangat dalam

menjalani tugas perutusannya dengan tetap menerapkan semangat kedinaan yang

telah diwariskan para pendahulu. Karena dari buku-buku spiritualitas kongregasi

yang didalami dan memperkaya gagasan refleksi ini, ditemukan bahwa semangat

kedinaan sangat cocok diterapkan bagi karya perutusan SFD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

109

4. Rumusan Tema dan Tujuan

Dengan tujuan yang sudah dipaparkan di atas, maka yang menjadi usulan

dalam program rekoleksi ini adalah:

Tema Umum : Bersama Santo Fransiskus Assisi menjadi pelayan yang

dina dalam karya pelayanan Suster Fransiskus Dina (SFD).

Tujuan Umum : Bersama pendamping pesera semakin menyadari tugas dan

panggilannya sebagai seorang pelayan yang dina sehingga

peserta terdorong untuk semakin menghayati dan

menerapkan semangat kedinaan dalam karya pelayanan.

Tema I : Meneladan Santo Fransiskus Assisi yang dina

Tujuan Tema I : Bersama pendamping, peserta meneladan Santo Fransiskus

Assisi yang memiliki semangat dina dalam hidup sehingga

menjadi orang dina.

Tema II : Melayani tanpa pamrih

Tujuan Tema II : Bersama pendamping, peserta menyadari bahwa melayani

adalah pemberian diri pada sesama dengan tulus tanpa

mengharapkan balasan (tanpa pamrih) sehingga mereka

semakin peduli kepada orang yang membutuhkan.

Tema III : Spiritualitas seorang pelayan Tuhan dan sesama

Tujuan Tema III : Bersama pendamping, peserta semakin menyadari bahwa

dalam karya pelayanan perlu memiliki hati sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

110

seorang pelayan yang memiliki sikap dina dengan hati

gembira.

Sub Tema IV : Belajar dari pola pelayanan Santo Fransiskus Assisi.

Tujuan Tema IV : Bersama pendamping, peserta memahami kembali dan

mengikuti pola pelayanan Santo Fransiskus sang pelayan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

111

5. Matriks Program Rekoleksi Bagi para Suster Fransiskus Dina (SFD)

Tema Umum : Bersama Santo Fransiskus Assisi menjadi pelayan yang dina dalam karya pelayanan Suster Fransiskus Dina

(SFD).

Tujuan Umum : Bersama pendamping pesera semakin menyadari tugas dan panggilannya sebagai seorang pelayan yang dina

sehingga peserta terdorong untuk semakin menghayati dan menerapkan semangat kedinaan dalam karya

pelayanan.

No Tema Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

1 Meneladan

Santo

Fransiskus

Assisi yang

dina

Bersama pendamping,

peserta meneladan Santo

Fransiskus Assisi yang

memiliki semangat dina

sehingga menjadi orang

dina.

Arti kedinaan

Hidup Fransiskus

Panggilan Fransiskus

Informasi

Tanya jawab

Refleksi

• Laptop

• LCD

• Teks lagu

Groenen, OFM

(2000: 27-28).

Kisah tiga

Sahabat.

Konstitusi SFD

(2015: 13)

2 Melayani

tanpa

pamrih

Bersama pendamping,

peserta menyadari bahwa

melayani adalah pemberian

diri pada sesama dengan

tulus tanpa mengharapkan

balasan (tanpa pamrih)

sehingga mereka semakin

peduli kepada orang yang

Arti melayani

tanpa pamrih

Filipi 2:1-11: Allah

adalah kasih

Renungan tentang

Allah adalah kasih

Refleksi

Pribadi

Tanya

Jawab

Informasi

Laptop

Teks

fotocopy

kutipan

Filipi 2:1-

11

Bergant Dianne

dan Robert

(2002). Tafsir

Alkitab

Perjanjian Baru.

Yogyakarta:

Kanisius,

halaman 355-356.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

112

membutuhkan. Kitab Suci

3 Spiritualitas

seorang

pelayan

Tuhan

Bersama pendamping,

peserta semakin menyadari

bahwa dalam karya

pelayanan perlu memiliki

hati sebagai seorang pelayan

yang memiliki sikap dina

dengan gembira hati.

Kolose 3:23:

Melayani Tuhan

1 Petrus 4:10 :

Melayani sesuai

dengan karunia yang

dimiliki

Matius 20:28: Datang

untuk melayani

Konsitusi art. 13 :

Persekutuan dina

Konsitusi art. 19:

Mendahulukan

pelayanan orang

kecil

• Informasi

• Refleksi

pribadi

• Tanya

jawab

• Diskusi

kelompok

• Sharing

pengalaman

• Laptop

• LCD

• Kertas flap

dan spidol

• Dianne Bergant,

SCA dan Robert J.

Karris, OFM,

2002” Tafsiran

Alkitap Perjanjian

Baru”

• Kitap Suci

Perjanjain Baru

Jakarta, 2002,

Lembaga Alkitab

Indonesia.

Yogyakarta:

Kanisius

Konstitusi SFD

(2015: 13, 19)

Pengalaman

peserta

4 Belajar dari

pola

pelayanan

Bersama pendamping,

peserta memahami kembali

dan mengikuti pola

Kisah tiga Sahabat art.

11: Mengalahkan diri

berkat orang kusta.

• Tanya jawab

• Diskusi

kelompok

• LCD

• Laptop

Film

Groenen, OFM

(2000: 27-28).

Kisah tiga Sahabat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

113

Santo

Fransiskus

Assisi.

pelayanan Santo Fransiskus

sang pelayan.

• Rangkuman/

informasi

singkat

tentang St.

Fransiskus

merawat

orang kusta

Laba ladjar, OFM

(2000: 193).

Karya-karya

Fransiskus.

Pengalaman

peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

114

6. Persiapan Rekoleksi

Langkah-langkah Kegiatan Rekoleksi

Hari/

Tanggal

Waktu Kegiatan

Minggu, 9

Oktober

2016

08.00-08.30

08.30-08.45

08.45-10.00

Check in dan Ice Breaking

Pembuka

Lagu pembuka: Datanglah Roh Maha

Kudus

Doa pembuka

Pengantar

Kegiatan Inti I: Meneladan Santo Fransiskus Assisi

yang dina

Arti kedinaan

Hidup Fransiskus

Panggilan Fransiskus

10.00-10.30 Snack dan minum

10.30-12.00

11.45-12.00

Kegiatan Inti II: Melayani tanpa pamrih

Melayani dengan tulus iklas

Refleksi pribadi/diskusi dari materi

12.00-15.00 • Ibadat siang

• Makan siang

• Istirahat

15.00-16.00 Kegiatan Inti III:

Spiritualitas seorang pelayan Tuhan

Peserta diajak untuk masuk dalam kelompok

kecil (4 orang/kelompok) dan merenungkan teks

Kitab Suci yang berbicara tentang pelayanan

dan membahasnya dalam kelompok tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

115

Peserta memplenokan hasil diskusi.

16.00-16.30 Snack dan minum

16.30-17.00

Kegiatan IV: Belajar dari pola pelayanan Santo

Fransiskus Assisi

Peserta diajak untuk menyaksikan tayangan

singkat tentang Fransiskus yang merawat orang

kusta.

Peserta diajak untuk mengambil makna dari

tayangan tersebut secara pribadi kemudian

merefleksikannya (refleksi pribadi).

17.00-17.45 Peserta memplenokan hasil refleksinya atau

permenungannya tentang kisah Fransiskus

“Merawat orang kusta”.

17.45-18.00 • Peneguhan

• Penutup:

- Doa penutup

- Lagu penutup: Aku melayani Tuhan

Langkah-langkah:

1. Tema I : Meneladan hidup Santo Fransiskus Assisi yang dina

2. Tujuan : Bersama pendamping, peserta meneladan Santo Fransiskus Assisi

yang memiliki semangat dina sehingga menjadi orang dina.

3. Waktu : Minggu, 9 Oktober 2016, Pukul 08.00-18.00 WIB

4. Peserta : Para Suster Fransiskus Dina (SFD)

5. Proses Pelaksanaan

a. Pembukaan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

116

1) Doa Pembuka

Puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu ya Tuhan, karena pada

kesempatan ini Engkau telah mengumpulkan kami semua hamba-hamba-Mu yang

dina dalam persaudaraan Suster Fransiskus Dina. Hari ini kami secara bersama-

sama akan mendalami kembali hidup rohani kami, khususnya dalam merenungkan

semangat bapa kami Santo Fransiskus yang dina itu. Kami berharap semoga

dengan kegiatan ini, kami sungguh-sungguh dibarui dalam semangat melayani

sesama seperti bapa kami Santo Fransiskus yang melayani semua orang dengan

sepenuh hati, terlebih melayani yang sakit dan menderita. Bukalah hati kami

dengan sabda-Mu yang tampak dalam hidup Santo Fransiskus, dia yang menjadi

pelindung kongregasi memampukan kami untuk melayani-Mu dalam diri sesama

yang membutuhkan. Bersama dengan Santo Fransiskus yang menjadi teladan

hidup kami, sungguh-sungguh menjiwai kami semua dalam tugas pelayanan pada

sesama. Utuslah Roh-Mu membimbing kami dalam permenungan hari ini supaya

kami dapat menggunakannya dengan sepenuh hati. Doa ini kami haturkan kepada-

Mu dengan perantaraan Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan

berkuasa dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa.

Amin

2) Lagu Pembuka : Datanglah Roh Maha Kudus (MB. 448) (terlampir)

3) Pengantar

Para suster yang terkasih dalam Kristus Tuhan, pada kesempatan ini kita

bersama-sama akan menggali dan mendalami kembali semangat kedinaan bapa

Santo Fransiskus Assisi yang menjadi teladan dan semangat hidup kita dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

117

melayani sesama lewat tugas perutusan masing-masing. Pada kesempatan ini,

yang menjadi tema rekoleksi kita “Bersama Santo Fransiskus Assisi menjadi

pelayan yang dina dalam karya pelayanan Suster Fransiskus Dina (SFD)”. Dan

dalam sesi pertama ini kita mau mendalami Santo Fransiskus Assisi yang dina.

Sikap dina itu terlihat dalam seluruh keberadaan diri dan hidupnya.

Fransiskus yang dina adalah seorang pribadi yang sungguh-sungguh total

dalam mengabdi Tuhan dan sesama. Pribadi yang selalu rendah hati, dan murah

hati. Selalu membuka hati bagi penderitaan sesama yang dijumpai, termasuk

orang kusta yang dikucilkan orang masyarakat.

Karya pelayanan para Suster Fransiskus Dina, akan semakin dirasakan

banyak orang bila disertai dengan semangat hidup dina di tengah-tengah mereka.

Namun hal itu tidaklah mudah, membutuhkan suatu perjuangan untuk menghayati

dan menerapkan warisan agung itu. Maka pada awal rekoleksi ini, marilah kita

membuka hati supaya dapat mengikutinya dengan penuh semangat supaya

dikuatkan untuk terus mewujudkan semangat kedinaan dalam karya pelayanan.

b. Kegiatan Inti I:

1) Materi Pertemuan : Meneladan Santo Fransiskus Assisi yang dina

2) Tujuan Pertemuan : Bersama pendamping, peserta meneladan Santo

Fransiskus Assisi yang memiliki semangat dina

sehingga menjadi orang dina.

3) Pengertian Dina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

118

Dina dalam konteks semangat Fransiskan adalah minor, yang artinya;

rendah, hina, tidak setara dengan yang lain. Santo Fransiskus menjadikan

hidupnya sebagai fratrum minorum yang artinya saudara dina. Fransiskus

menyebut ordonya adalah frater minor.

Kedinaan atau Dina merupakan suatu sikap untuk berada di hadapan Allah

Yang Mahatinggi. Menjadi yang lebih rendah dan tunduk kepada semua orang.

Selain itu, dina juga sama dengan rendahan, dan tunduk pada orang lain, dengan

selalu mencari tempat kerja yang dipandang hina, dan melakukan tugas yang hina.

Jadi konsep kedinaan bila dikaitkan dengan pelayanan sebagai saudara,

kerendahan hati dan sifat tunduk serta yang menjadi pendorong semua itu adalah

cinta, seperti dalam diri Kristus, yang datang bukan untuk dilayani tetapi untuk

melayani. Karena itu, diperlukan sikap, “menyangkal diri”.

4) Penjelasan mengenai Santo Fransiskus yang Dina

a) Hidup Fransiskus

Santo Fransiskus adalah anak seorang pedang terkenal. Ayahnya bernama

Pietro Bernardone, dan ibunya Donna Picca. Pada masa mudanya, ia hidup dalam

kemewahan berlimpah. Ia disenangi oleh teman-teman sebayanya karena boros

dan murah hati. Setiap malam Fransiskus dan teman-temannya memenuhi jalan-

jalan kota Assisi. Kala itu, sedang terjadi perang antara Assisi dan Perugia. Semua

pemuda ikut berperang melawan Perugia, termasuk Fransiskus. Awalnya, ia

bercita-cita menjadi seorang ksatria tetapi gagal karena ia memilih panggilan lain

untuk terlibat demi karya keselamatan yang direncanakan oleh Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

119

Suatu ketika, Fransiskus meninggalkan rumahnya, dan mencari orang kusta.

Hasil penjualan kain dibagi-bagikan kepada orang miskin. Melihat hal itu,

ayahnya Pietro marah besar dan mempermalukan Fransiskus di depan uskup

Guido. Pada saat itu Fransiskus mengembalikan harta milik ayahnya. Ia

melaksanakannya secara radikal. Ia menanggalkan pakaiannya, meletakkan pada

kaki ayahnya dan menempatkan diri sepenuhnya di bawah perlindungan uskup.

Sejak saat itu putuslah sudah hubungan ikatan ayah dan anak. Pietro Bernardone

menolak Fransiskus menjadi ahli waris dari kekayaannya.

b) Panggilan Fransiskus

Hubungan Fransiskus dengan masa lampau putuslah sudah. Fransiskus

menemukan panggilannya dalam Injil. Pada saat mengikuti misa, ia mendengar

Injil Matius 10 dibacakan yang isinya tentang perintah Yesus yang mengutus para

rasul dengan tidak membawa apa-apa. Mendengar hal itu hatinya sangat

bergembira. Bagi Fransiskus, hal itu merupakan wahyu dari Tuhan untuknya dan

setiap orang yang akan menggabungkan diri dalam persekutuannya.

Santo Fransiskus berpesan bahwa, setiap orang yang menggabungkan diri

pada persekutuannya, supaya cinta satu sama lain dengan mewujudkan menjadi

yang paling dina. Fransiskus sangat menghayati hidup dina melalui keterbukaan

hatinya kepada sesama yang miskin dan menderita, bahkan kepada orang kusta. Ia

mampu melihat Allah yang Mulia dalam diri setiap makhluk yang hidup, bahkan

dalam diri orang kusta yang terluka dan menderita. Maka itu, ia menyebut setiap

ciptaan sebagai saudara. Karena itu, Fransiskus rela menjadi orang yang terkecil

dan hamba. Bagi Fransiskus merupakan suatu kebodohan bila lebih senang dipuji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

120

dan disanjung-sanjung, sebaliknya ia akan lebih bahagia dan gembira bila harus

dihina dan menderita demi sesamanya.

Penghayatan Santo Fransiskus akan hidup dina menjadi teladan dan

motivasi bagi para pengikutnya terutama kongregasi SFD yang menyandang nama

sebagai suster dina dalam menanggung setiap kesulitan dan tantangan yang

dihadapi dalam tugas pelayanan. Dalam aturan hidup kongregasi SFD, yakni

statuta dituliskan bahwa seorang SFD harus mampu memupuk kedinaan dalam

hidup bersama dengan kesediaan memberi dan menerima teguran persaudaraan,

menerima kelemahan dan kelebihan sesama suster, dan berani minta maaf dan

memaafkan. Mau mengerjakan tugas yang sederhana dan tersembunyi yang biasa

dipandang rendah oleh banyak orang. Maka dari itu, untuk sampai pada

penghayatan akan kedinaan tersebut membutuhkan keterbukaan hati akan bisikan

Roh Kudus.

c. Kegiatan Inti II

1) Materi Pertemuan : Melayani tanpa pamrih

2) Tujuan Pertemuan : Bersama pendamping, peserta menyadari bahwa melayani

adalah pemberian diri pada sesama dengan tulus tanpa

mengharapakan balasan (tanpa pamrih) sehingga mereka

semakin peduli kepada orang yang membutuhkan.

3) Penjelasan mengenai melayani tanpa pamrih

a) Arti melayani tanpa pamrih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

121

Kasih adalah tindakan atau perbuatan dimana orang harus berani keluar

dari diri sendiri, melepaskan segala kepentingan diri dan menuju pada sikap

altruis. Hanya satu yang mau dicapai ketika orang memberikan perhatian atau

bantuan kepada orang lain, yaitu kebahagiaan. Betapa suka-citanya hati ketika

dapat memberikan kasih itu secara tulus dan cuma-cuma kepada sesama tanpa

mengharapkan balasan dari dia demi kebahagiaannya, lebih-lebih mereka yang

kecil, lemah, miskin, tertindas, dan difabel. Hanya hati yang sederhana dan dina

yang mampu memberikan kasih dan perhatian tanpa pamrih bagi orang lain.

Dalam kehidupan ini, orang sering mengungkapkan kata atau mendengar

kata cinta kasih. Banyak orang yang memiliki maksud dalam mengasihi sesama.

Ada yang dengan tulus mengasihinya dan ada pula yang hanya berpura-pura. Ada

yang memberi perhatian supaya ia juga diperhatikan atau tidak ingin perhatiannya

sia-sia. Pendeknya, motivasinya mengasihi orang lain supaya dikasihi juga.

Hal-hal di atas dapat terjadi dalam berbagai situasi kehidupan seperti;

seorang guru malas mengajar karena gajinya kecil, seorang ahli hukum tidak mau

membantu jika dibayar murah, dan lain sebagainya. Dan masih banyak gambaran

lainnya yang menunjukan bahwa banyak orang yang memberi syarat untuk

mengasihi sesama. Inilah gambaran dunia saat ini. Siapakah yang masih memiliki

cinta kasih yang tulus tanpa pamrih kepada sesama? Apakah ada yang berani

keluar dari diri sendiri untuk sejenak mengasihi orang lain dengan lebih sungguh-

sungguh demi kebahagiaan mereka itu?

4) Bacaan : Flp 2:1-11 (teks terlampir)

5) Renungan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

122

Dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi 2:1-11, mengungkapkan

bahwa di dalam Allah ada kasih. Kasih merupakan ciri khas Allah Bapa yang

tidak mungkin dipisahkan. Rasul Paulus mengajak jemaat untuk bersatu hati,

sepikir dan seperasaan di dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan. Selain itu

Paulus juga mengajak supaya lebih mengutamakan orang lain terlebih dahulu dari

pada diri sendiri. Mendahulukan orang yang membutuhkan daripada kepentingan

sendiri. Semua itu adalah sifat yang bagi Paulus bagian dari hidup sebagai orang

Kristen.

Dalam hidup-Nya, Kristus Yesus telah mengasihi manusia dengan tidak

mengharapkan balasan apapun dari manusia. Dalam mengasihi, Kristus rela

menderita sengsara, bahkan merendahkan dirinya sampai mati di kayu salib demi

manusia. Ia melihat bahwa keselamatan domba-domba-Nya lebih penting dari

keselamatan-Nya sendiri sehingga Ia mengorbankan nyawan-Nya. Semua itu

dilihat Paulus sebagai sebuah teladan.

Paulus melihat bahwa ada sebuah pengingkaran diri dan kerendahan hati

yang hebat yang dilakukan oleh Yesus, dan berujung pada kematian. Pada akhir

perikopa, Paulus menampilkan hal yang diakibatkan oleh perendahan diri dan

kerendahan hati sampai mati di kayu salib yaitu kemuliaan yang diberikan Allah

kepada Yesus dengan sebuah nama yang mengatasi segala nama. Demikian

Paulus memperlihatkan sebuah teladan dari Yesus supaya umat di Filipi

mengikutinya.

Dengan demikian kita harus belajar dari sumber kasih sendiri yaitu Allah

melalui Putra-Nya Yesus Kristus. Dalam suka dan duka kita dalam mengasihi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

123

kita harus senantiasa membawa pengalaman itu pada Yesus sebagai Guru kasih

dalam pelayanan. Teladan Kristus adalah sumber kekuatan bagi kita saat

pelayanan yang diberikan mengalami kesulitan dan tantangan. Ajakan Paulus

untuk melihat orang lain lebih utama dari diri sendiri merupakan sebuah modal

bagi kita SFD untuk dapat melayani tanpa pamrih. Selanjutnya pelayanan yang

tanpa pamrih itu sendiri kita lihat dalam cinta Yesus yang sampai saat ini tidak

menuntut apa-apa sebagai balas atas cinta-Nya dengan memberikan diri-Nya mati

di kayu salib. Yesus telah mencintai kita tanpa pamrih maka kita juga harus

mencintai sesama tanpa pamrih

Sesi ini mengajak kita semua untuk menyadari bahwa pelayanan kasih

adalah pemberian diri tanpa pamrih kepada sesama dengan meneladani Yesus

Kristus yang menjadi serupa dengan manusia dan mengorbankan nyawa-Nya

dengan mati di kayu salib bagi kita sahabat-Nya. Pengorbanan Yesus yang luar

biasa itu tidak menuntut manusia untuk membalas kasih-Nya. Semoga kita dapat

keluar dari diri kita dan mengasihi sesama manusia tanpa pamrih, terutama yang

membutuhkan bantuan kita, sebagai wujud kasih Allah yang mengasihi manusia.

d. Kegiatan Inti III

1) Tema III : Spiritualitas seorang pelayan Tuhan dan sesama

2) Tujuan Pertemuan : Bersama pendamping, peserta semakin menyadari bahwa

dalam karya pelayanan perlu memiliki hati sebagai

seorang pelayan yang memiliki sikap dina dengan hati

gembira hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

124

3) Pengertian Spiritualitas

Spiritualitas adalah Roh Allah yang memberi daya untuk menyemangati,

memotivasi, menjiwai, memberi kekuatan, dan membimbing serta meneguhkan

agar tidak mudah putus asa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Spiritualitas bentuk kehidupan rohani yg dilandasi oleh bimbingan Roh Kudus

agar semakin mengimani dan mencintai Yesus Kristus serta berkembang dalam

iman, harapan dan kasih di tengah dunia.

Spiritualitas hidup seorang pelayan dimaksudkan bentuk kehidupan rohani

para pelayan yang sesuai dengan tuntunan Roh Kudus dalam mengembangkan

iman, harapan, dan kasih dalam pelayan kepada Yesus Kristus, umat Allah

(Gereja-Nya). Seorang pelayan Tuhan dan sesama, perlu menyadari, mengetahui

dan menghidupi apa yang seharusnya menjadi spiritualitas pelayanan yang dia

hidupi.

Spiritualitas pelayanan yang merupakan semangat yang menjiwai, selalu

memotivasi, dan memberi kekuatan, serta meneguhkan agar tidak mudah putus

asa dalam melaksanakan karya perutusan, setia dan penuh kerelaan dalam

melaksanakannya walaupun menghadapi banyak kesulitan dan tantangan. Dapat

dikatakan bahwa spiritualitas seorang pelayan merupakan spiritualitas Injil yang

selalu memancarkan kegembiraan atau suka-cita bagi banyak orang. Seperti yang

diungkapkan Rasul Paulus ”Bukan aku sendiri yang hidup dalam diriku,

melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 3:27).

a) Kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

125

Peserta diberi waktu masuk dalam kelompok kecil seperti kelompok sebelumnya.

Kemudian peserta diberi tugas untuk merenungkan bersama dalam kelompok

kecil teks Kitab Suci yang berbicara tentang sikap seorang pelayan. Pendamping

memberikan kebebasan kepada kelompok untuk memilih teks Kitab Suci dan

konstitusi kongregasi SFD yang menjadi bahan permenungan;

- Kolose 3:23 : Melayani Tuhan

- 1 Petrus 4:10 : Melayani sesuai dengan karunia yang dimiliki

- Matius 20:28 : Datang untuk melayani

- Konsitusi art. 13 : Persekutuan dina

- Konsitusi art. 19 : Mendahulukan pelayanan orang kecil

- Markus 12:41-44 “Persembahan seorang janda”.

b. Pleno (Supaya saling memperkaya satu sama lain, setelah peserta membahas

teks

Kitab Suci dan konstitusi dalam kelompok kecil, pendamping meminta 3 (tiga)

kelompok untuk memplenokan hasil diskusi dalam kelompok besar).

e. Kegiatan Inti IV:

1) Tema : Belajar dari pola pelayanan Santo Fransiskus Assisi.

2) Tujuan Pertemuan : Bersama pendamping, peserta memahami kembali dan

mengikuti pola pelayanan Santo Fransiskus sang

pelayan.

a) Peserta diajak untuk menyaksikan tayangan singkat “Santo Fransiskus yang

tinggal bersama dan merawat orang kusta”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

126

b) Membaca teks Kisah tiga Sahabat art. 11: Mengalahkan diri berkat orang kusta.

c) Makna apa yang dapat suster ambil dari tayangan tersebut serta dari bacaan

Kisah tiga Sahabat 11, tentang Santo Fransiskus yang merawat orang kusta!

d) Niat-niat apa yang hendak suster lakukan untuk dapat mewujudkan pelayanan

dina dalam hidup sehari-hari, terutama dalam merawat kaum difabel!

e) Kemudian pendamping meminta kepada peserta untuk menuliskan aksi konkrit

mereka dalam melayani sesama. Peserta kembali masuk dalam kelompok masing-

masing. Dalam kelompok peserta menggabungkan rencana dan niat yang akan

dibuat dan menyimpulkannya menjadi sebuah komitmen bersama.

f) Pengendapan dari seluruh kegiatan rekoleksi.

f. Penutup

1) Doa Bapa Kami

2) Doa penutup : spontan dari peserta

3) Lagu penutup : Aku Melayani Tuhan (teks terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

127

BAB V

PENUTUP

Pada bab V ini, penulis merangkum isi bab-bab sebelumnya, yaitu gagasan

penting yang menjadi kesimpulan dari karya tulis ini. Penulis juga akan

menuliskan beberapa saran yang kiranya dapat membantu para Suster Fransiskus

Dina (SFD) untuk lebih meningkatkan semangat kedinaan dalam tugas pelayanan

bagi kaum difabel seturut teladan Santo Fransiskus Assisi.

A. Kesimpulan

1. Teladan kedinaan Santo Fransiskus Assisi merupakan suatu semangat untuk

mengutamakan orang lain daripada diri sendiri (altruis). Perjalanan hidup dan

karya Santo Fransiskus Assisi sepenuhnya berusaha menjalani apa yang sudah

Yesus lakukan terutama untuk merendahkan diri-Nya untuk membantu sesama

yang menderita. Kongregasi Suster Fransiskus Dina (SFD) dalam hidup dan

karya pelayanan melihat dan bercermin dari Santo Fransiskus Assisi sebagai

pelindung dan contoh hidup dalam persaudaraan. Semangat kedinaan

hendaknya menjiwai dalam melaksanakan karya pelayanan bagi sesama

terutama kaum lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Yang terutama, semangat

kedinaan dipahami dan dihayati sebagai sikap dasar bagi hidup panggilan dan

pelayanan para suster SFD.

2. Inspirasi utama semangat kedinaan dalam suatu karya pelayanan yang

dilakukan untuk menolong orang difabel adalah menunjukkan kepada kaum

difabel dan seluruh semesta bahwa Allah adalah Bapa bagi semua orang karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

128

itu para suster SFD dan seluruh umat manusia adalah saudara bagi kaum

difabel karena sama-sama sebagai anak Allah dan sahabat-sahabat Kristus.

Kaum difabel bukanlah ciptaan yang gagal atau terkutuk tetapi manusia yang

sungguh memiliki kesetaraan derajat dan martabat dengan manusia lainnya.

Sepanjang hidup-Nya, Injil bersaksi, bahwa Yesus sudah mengajarkan dan

bertindak melayani para penyandang difabel ini. Sebagai pengikut Kristus,

Santo Fransiskus telah mengikuti Yesus dengan sempurna dan memberikan

teladan hidup, bahwa untuk dapat menjadi saudara bagi kaum dina, harus

menghidupi semangat kedinaan itu.

3. Namun semangat kedinaan harus diterjemahkan ke dalam zaman yang terus

saja berkembang. Hal ini menuntut kerja keras SFD dalam meningkatkan dan

mengembangkan karya dalam bidang difabilitas ini. Semangat kedinaan untuk

mengutamakan orang lain dari pada diri sendiri tentu masih relevan bagi situasi

zaman saat ini. Namun semangat itu harus terbuka pada perubahan zaman

untuk selalu memenuhi kebutuhan mereka yang difabel. Semangat kedinaan

yang menjadi pupuk bagi karya pelayanan dapat membantu mereka yang

difabel untuk menghasilkan buah yang baik dan manis hingga dapat dirasakan

oleh banyak orang dan juga berguna bagi kelanjutan karya itu sendiri.

Internalisasi semangat kedinaan melalui doa, meditasi, rekoleksi, retret, dan

sebagainya dapat memperbesar nyala api semangat kedinaan. Dan kesediaan

untuk bersahabat dengan semua orang, dan terlibat dalam karya pelayanan

serta berkehendak untuk mau mengenal dengan sungguh segala hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

129

berkaitan dengan difabilitas akan dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan para SFD dalam melayani kaum difabel.

B. Saran

Semangat kedinaan masih relevan dalam menjalankan karya pelayanan

namun harus tetap sesuai dengan perkembangan zaman. Adapun saran yang

ditawarkan oleh penulis melalui karya tulis ini ialah:

1. Ditujukan kepada kongregasi SFD supaya selalu terbuka pada perubahan dan

perkembangan zaman dan mampu menyesuaikan semangat kedinaan yang

dihidupi dengan situasi zaman saat ini demi mutu dan pengembangan karya

pelayanan untuk membantu mereka yang difabel. Selain itu supaya tetap

memupuk dan memelihara semangat kedinaan dalam melaksanakan karya

pelayanan apapun khususnya pelayanan bagi mereka yang difabel.

2. Bagi para suster SFD pengemban tugas pelayanan untuk mereka yang difabel

supaya tetap berkarya dalam semangat kedinaan dan menyesuaikannya dengan

perkembangan zaman. Selain itu juga untuk mengembangkan karya bagi

mereka yang difabel perlu juga untuk memanfaatkan sarana-sarana masa kini

supaya dapat mendukung tujuan karya yaitu supaya mereka yang difabel

melihat bahwa Allah adalah Bapa bagi semua orang.

3. Bagi PAK supaya melihat juga semangat-semangat lain yang ada seperti

semangat kedinaan pada kongregasi suster SFD dan melihat bagian-bagian

yang relevan untuk difasilitasi agar bisa dibagikan kepada mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

130

4. Bagi setiap pembaca tulisan ini dan yang berkehendak baik untuk berani

mencoba menerapkan semangat kedinaan dalam setiap tugas yang diemban.

Dengan mengutamakan orang lain dari pada diri sendiri terlebih bagi mereka

yang membutuhkan pertolongan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

131

DAFTAR PUSTAKA

Adi Prasetyo, F. (2014). Disabilitas dan Isu Kesehatan. Buletin Jendela Data dan

Informasi Kesehatan, Semester II. Diakses melalui

www.depkes.go.id pada tanggal 10 Juni 2015. (hal. 34-35).

Agus Diono. (2014). Situasi Penyandang Disabilitas. Buletin Jendela Data dan

Informasi Kesehatan, Semester II. Diakses melalui

www.depkes.go.id pada tanggal 10 Juni 2015. (hal. 20).

Alkitab Deutrokanonik. (2009). Alkitab. Jakarta: LAI

Anggaran Dasar Ordo III Regular St. Fransiskus Assisi. (1984). Jakarta: Sekafi.

Anggaran Dasar Tanpa Bulla. (2001). Karya-karya Fransiskus. (Leo Laba Ladjar,

Penerjemah). Jakarta: Sekafi.

Aziz Safrudin (2014). Perpustakaan Ramah Difabel: Mengelola Layanan

Informasi bagi Pemustaka Difabel. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Benediktus XVI. (2010). Deus Caritas Est. (R.P. Piet Go, O.Carm, Penerjemah).

Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan tahun 2005).

Bodo, Murray OFM. (2002). Fransiskus: Perjalanan dan Impian. Bogor: Grafika

Mardi Yuana.

Bonaventura, St. (1996). Kesempurnaan Hidup. (Alex Lanur, OFM, Penerjemah).

Jakarta: Obor. (Karangan asli ditulis tahun 1260).

Celano, Thomas. (1981). St. Fransiskus dari Assisi: Riwayat Hidup yang Pertama

dan Kedua (sebagian). (J. Wahjasudibja, OFM, Penerjemah).

Jakarta: Sekafi.

De Raat, Judith. (2000). Sebuah Harta Tersembunyi: Spiritualitas Suster-suster

Fransiskanes Dongen, Etten, dan Roosendal. Jakarta. Luceat.

Depkes RI. (2010). Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar Biasa

(SLB). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Esser, Kajetan OFM. (2000). Karya-karya Fransiskus. (Ladjar Leo L, OFM,

Penerjemah). Bogor: Grafika Mardi Yuana

______________. (2001). Karya-karya Fransiskus: Ibadat Sengsara Tuhan. (Leo

Laba Ladjar, Penerjemah). Jakarta: Sekafi.

_____________. (2001). Karya-karya Fransiskus: Petuah St. Fransiskus. (Leo

Laba Ladjar, Penerjemah). Jakarta: Sekafi.

______________. (2001). Karya-karya Fransiskus: Wasiat St. Fransiskus. (Leo

Laba Ladjar, Penerjemah). Jakarta: Sekafi.

______________. (2001). Karya-karya Fransiskus: Salam kepada Keutamaan.

(Leo Laba Ladjar, Penerjemah). Jakarta: Sekafi.

Gerlach OFM Cap. (2014). Sejarah Para Pendahulu Kongregasi Suster Fransikus

Dina (SFD). (Alberta. CB, Penerjemah). Yogyakarta: (Buku asli

diterbitkan pada tahun 1940).

Groenen, Cletus P. OFM. (1970). Spiritualitas Santo Fransiskus. Yogyakarta.

Homel, Bram, MTB. (2001). Kursus Spiritualitas Fransiskan: Mencari Identitas

Bersama Fransiskus. Pertemuan para Novis SFD & MTB pada

tanggal 5 – 12 Januari 2001 di Pati.

Iriarte, Lazaro, OFM Cap. (1995). Panggilan Fransiskan. Medan: Bali Scan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

132

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1988). Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kelana, OFM. (2007). Kuntum-kuntum Kecil. Jakarta: Sekafi.

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan

Referensi. Yogyakarta: Kanisius.

Leks, Stefan. (2003a). Tafsir Injil Lukas. Yogyakarta: Kanisius.

______________. (2003b). Tafsir Injil Markus. Yogyakarta: Kanisius.

Marpaung, C. Mananggar OFM Cap. (2009). Perbaikilah Gereja-Ku. Medan:

Bina Media.

NN. (2000). Kisah Tiga Sahabat. (Cletus Groenen, OFM, Penerjemah). Bogor:

Grafika Mardi Yuana.

______________. (2007). Kapitel Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina

(SFD) Indonesia. Yogyakarta.

______________. (2011). Kapitel Umum Kongregasi Suster-suster Fransiskus

Dina (SFD) Indonesia. Yogyakarta.

______________. (2015). Kapitel Umum III Kongregasi Suster-suster Fransiskus

Dina (SFD) Indonesia. Yogyakarta.

O’Collins, Gerald SJ & Ferrugia, Edward G SJ. (1961). A Concise Dictionary of

Theology. (I. Suharyo Pr, Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius.

Raaymakers, Marie Joseph, SFD. (1991). Bersatu Hati: Cuplikan dari karangan

Suster Marie Yoseph. (Sr. Rafael, SFD & Sr. Regina Maria,

SFD, Penerjemah). Dongen: (Buku asli diterbitkan pada tahun

1867).

SFD. (1993). Kenangan 70 Tahun Suster Fransiskus Dina (SFD) di Indonesia.

______________. (2007a). Konstitusi Kongregasi Suster-suster Fransikus Dina

(SFD) Indonesia

______________. (2007b). Pedoman Pembinaan dan Pendidikan Suster

Fransiskus Dina (SFD) Indonesia.

______________. (2011). Profil Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina

(SFD).

______________. (2015a). Kongregasi Suster Fransikus Dina (SFD) Indonesia.

______________. (2015b). Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan

Umum SFD Indonesia Periode 2011-2015.

______________. (2015c). Pedoman Karya Suster Fransiskus Dina (SFD).

______________. (2016). Draft Nilai-nilai Karya Kongregasi Suster Fransiskus

Dina (SFD).

Sinulingga, Isabella Novisima. (2015). Keindahan Dalam Disabilitas: Sebuah

Konstruksi Teologi Disabilitas Intelektual. Indonesian Journal

of Theology, 3/1 (July 2015): 35-60.

Situmorang, Guido OFM Cap. (2014). Retret Kongregasi SFD: Kedinaan Santo

Fransiskus menjadi Kedinaan SFD. Retret tahunan kongregasi

SFD pada tanggal 8 – 13 September 2014 di Maranatha,

Berastagi.

Sri Moerdani & Sambira, J. (1990). Psikologi Anak Luar Biasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

133

Surat Kepada Seluruh Ordo. (2001). Karya-karya Fransiskus. (Leo Laba Ladjar,

Penerjemah). Jakarta: Sekafi.

Talbot, John Michael & Rabey, Steve. (2007). Ajaran-ajaran St. Fransiskus.

Medan: Bina Media.

Yesus, Yohana. (2008). Pembaharu Ordo Ketiga Santo Fransiskus dari Assisi

dan Pendiri para Peniten-Rekolek. (Nico Syukur Dister, OFM,

Penerjemah). Suka bumi.

Van Vooren Clementina, Sr. & Claerhoudt Emmanuel. Sr. SFD. (1983). Sejarah

Ringkas Kongregasi Suster Fransiskanes Dongen.

WHO. The International Classification of Functioning, Disability and Health

(ICF). Geneva, Switzerland: WHO. 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

134

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

135

Lampiran 1: Life story 1

Nama : Sr. Inosentia Ginting, SFD

Komunitas : Portiuncula Namopecawir, Medan

1. Karya difabel merupakan karya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat

dewasa ini. Melihat kenyataan bahwa anak-anak difabel bukan berkurang tetapi

semakin hari terus bertambah. Pengalaman di tempat kita saja masih ada

beberapa orang yang menunggu untuk mendapat tempat terutama untuk anak

laki-laki karena hanya 2 (dua) unit saja yang tersedia dan selalu penuh. Karya

difabel juga merupakan karya yang sesuai dengan karya kongregasi SFD

karena kita mengambil nama Suster-suster Fransiskus Dina. Fransiskus yang

mencintai segala mahluk bukan hanya manusia tetapi juga hewan dan segala

tumbuhan. Jadi bapak Fransiskus pasti sangat mencintai dan meninggikan

anak-anak difabel yang oleh masyarakat bahkan orangtua mereka sendiri sering

menomorduakan anaknya yang difabel. Jadi kita yang melabel diri sebagai

Suster Fransiskus Dina seharusnya ikut serta untuk mengangkat martabat hidup

anak-anak difabel dengan membekali mereka keterampilan hidup terutama

mandiri untuk mengurus diri sendiri dan bersosialisasi dengan santun di tengah

masyarakat. Selain itu juga membekali dengan keterampilan-keterampilan lain

sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

2. Baik dengan sengaja dalam pertemuan-pertemuan resmi maupun lewat

pembicaraan yang tidak disengaja, hampir semua suster SFD mendukung karya

kongregasi di bidang difabel ini. Alasanya juga bermacam-macam. Ada yang

berpendapat bahwa ini adalah karya yang sesuai dengan visi dan misi

kongregasi kita. Ada juga yang berpendapat bahwa karya ini masih sangat

dibutuhkan masyarakat karena seperti yang saya utarakan di atas tadi, bahwa

jumlahnya makin hari semakin bertambah, juga karena pemerintah sekarang

cukup memberi perhatian terhadap karya anak-anak berkebutuhan khusus. Jadi

para suster kita terutama yang pernah berkarya maupun juga yang pernah

berkunjung ke SLB-C sangat mendukung karya ini.

3. Menurut saya semangat Fransiskan yang sangat kental dalam kongregasi

Fransiskan adalah mengenai Fraternitas atau persaudaraan dan kedinaan.

Mendidik dan membimbing atau mengupayakan mengangkat harkat dan

martabat anak-anak difafel adalah salah satu perwujudan dari semangat

kedinaan tersebut. Hal ini bisa kita lihat bahwa anak-anak difabel dalam

banyak hal adalah “kecil, lemah, dan terpinggirkan” maka kita yang

mempunyai semangat kedinaan hendak menjadikan ini sebagai lahan atau

medan kita untuk mewujudkan semangat tersebut.

4. Visi dan Misi SFD intinya adalah mencintai dan meninggikan setiap orang,

yang lebih khusus tertuang dalam misi SFD yang siap dan terbuka bagi

kebutuhan zaman seraya meneladan Yesus Kristus dalam keprihatinan-Nya

terhadap manusia dengan mendampingi, memberdayakan, menghimpun kaum

muda, perempuan, orang kecil orang sakit bersama saudara lain. Dengan visi

dan misi seperti ini maka karya difabel merupakan salah satu karya untuk

mewujudkannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

136

5. Semangat Fransiskan yang harus ditingkatkan supaya karya menjadi lebih

dicintai para suster SFD? Menyandang nama sebagai Suster Fransiskus Dina

(SFD) bukanlah mudah, tapi membutuhkan suatu perjuangan untuk

menerapkan nilai-nilai dan semangat dari Santo Fransiskus Assisi dalam

persaudaraan dan karya pelayanan bagi sesama. Ada banyak teladan hidup

yang diwariskan oleh bapak spiritualitas kongregasi SFD. Salah satunya adalah

teladan kedinaan dalam hidup. Hal ini perlu untuk di pupuk dan dihayati secara

lebih sempurna supaya ke khasan SFD itu tampak dan dirasakan oleh banyak

orang. Dengan semangat kedinaan akan semakin mampu memberi perhatian

dan cinta yang tulus bagi sesama yang dilayani baik di komunitas pun dalam

karya perutusan.

6. Pemahaman saya tentang kedinaan? Dina berarti dengan semangat doa dan

pertobatan yang terus menerus menumbuhkan sikap sederhana, rendah hati,

bermati raga, tulus, rela berkorban serta tanpa pamrih dalam melakukan tugas

pelayanan. Maka ini dapat diwujudkan melalui keyakinan akan penyelenggaran

ilahi, pembaharuan diri yang terus menerus (metanoia), sederhana, mati raga,

tidak sombong mampu menerima semua orang apa adanya termasuk anak-anak

difabel, bermurah hati, memberikan waktu dan tenaga, iklas, serta berani

menjadi yang terkecil di antar sesama hingga harus menjadi orang yang lepas

bebas dan setia pada panggilan-Nya. Sikap kedinaan seperti inilah yang sangat

dibutuhkan dalam memberikan pelayanan di karya bagi kaum difabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

137

Lampiran 2: Life story 2

Nama : Sr. Marcellina Ginting, SFD

Komunitas : Portiuncula Namopecawir, Medan

1. Karya pelayanan kongregasi bagi kaum difabel sangat cocok dan sesuai dengan

semangat SFD yang menyandang nama sebagai Suster Fransiskus Dina. Semua

ciptaan adalah saudara dan anak-anak Allah yang secitra dan segambar dengan-

Nya dan mau mengangkat serta meninggikannya. Kita semua adalah saudara

dan se-Bapa. Jadi kita yang satu Bapa dipanggil untuk saling mencintai dan

menerima satu sama lain. Terutama kita dipanggil untuk mengasihi mereka

yang menderita dengan merawat dan mendidiknya supaya menjadi “manusia”.

2. Tanggapan suster SFD yang lain tentang karya ini secara umum semua merasa

bangga dan kagum karena memiliki karya yang secara khusus memperhatikan

orang-orang yang menderita secara fisik dan mental. Melalui karya ini, suster

SFD merasa semakin merasakan dorongan dari teladan hidup Santo Fransiskus

yang mencintai dan merawat orang kusta pada masanya.

3. Semangat Fransiskan yang menyinggung tentang karya difabel. Pelayanan bagi

anak-anak berkebutuhan khusus ada kaitannya dengan orang kusta pada masa

Santo Fransiskus Assisi. Pada masa itu, Santo Fransiskus melihat Allah yang

Mahatinggi dan Mahaluhur itu, bersemayam dalam diri orang yang menderita

dan terpinggirkan yakni, orang kusta. Maka bagi Fransiskus dengan mengasihi

orang menderita berarti mengasihi Allah sendiri. Hal inilah yang menjadi

inspirasi kongregasi SFD untuk melayni orang difabel.

4. Karya pelayanan bagi anak-anak difabel sangat cocok dengan visi dan misi

SFD. Karena visi misi ini karya pelayanan menjadi lebih terarah. Seperti visi

SFD untuk selalu terbuka dengan kebutuhan zaman. Hal ini sejalan dengan

keadaan zaman pada masa ini, dimana anak-anak banyak yang menderita,

terutaman yang cacat (difabel) membutuhkan uluran tangan-tangan kasih untuk

membantu mereka, di situlah SFD hadir bagi mereka. Mengangkat dan

meninggikan mereka yang menderita.

5. Semangat kedinaan Fransiskan yang perlu untuk pertahankan dan ditingkatkan

dalam karya pelayanan karena dengan semangat kedinaan ini, SFD akan

semakin sanggup menerima dan mencintai semua orang dengan segala

keberadaannya. Baik mereka yang sehat jasmani dan rohani maupun mereka

yang kurang beruntung menurut anggapan masyarakat.

6. Pemahaman saya tentang kedinaan berarti menjadi orang yang bisa mencontoh

teladan hidup Yesus dan Santo Fransiskus yang mencintai semua orang tanpa

diskriminasi. Mencintai dan melayani orang miskin dan yang menderita

jasmani rohani dengan segenap hati tanpa pamrih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

138

Lampiran 3: Life story 3

Nama : Sr. M. Genovevi Sembiring SFD

Komunitas terakhir : Portiuncula Namopecawir, Medan

1. Bagaimana pendapat suster tentang karya kongregasi bagi karya difabel ?

Keterlibatan kongregasi dalam menangani karya bagi kaum difabel sangatlah

tepat dan bagus. Karena dengan karya ini kita (SFD) ikut serta mengangkat

martabat seseorang yang menurut pandangan banyak orang tidak memiliki

masa depan yang cerah dan membawa malu bagi nama keluarga kerena itu

mereka (difabel) akan disembunyikan dari perhatian orang banyak. Namun

karya kita ini justru sebaliknya yakni, memperhatikan, merawat, mendampingi

dan mendidik mereka untuk menjadikan pribadi yang mandiri dan berguna

baik untuk dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakat.

2. Bagimana pendapat suster yang lain, yang suster dengar tentang karya

kongregasi dibidang difabel.

Kebanyakan ungkapan para suster yang lain menilai atau menaruh positif dan

mendukung akan adanya karya ini. Namun saja tidak semua orang (suster)

siap untuk ditugaskan ke karya tersebut dengan berbagai alasan. Masih ada

para suster beranggapan bahwa karya difabel karya yang menjijikkan dan

tidak menyenangkan, karena setiap hari bersama dengan anak-anak yang

kurang mandiri bahkan segala sesuatunya tergantung dengan orang lain dan

harus dibantu. Selain itu ada juga alasan para suster karena tidak memiliki

bakat untuk mendampingi orang-orang difabel. Menurut saya mendampingi

mereka tidak terlalu membutuhkan bakat khusus namun yang dibutuhkan di

sini adalah ketulusan hati.

3. Semangat Fransiskan manakah yang menyinggung karya difabel.

Semangat Fransiskus yang menyinggung karya difabel yakni, semangat dan

cinta Fransiskus terhadap orang kusta. Dalam diri orang kusta Fransiskus

menyadari bahwa Allah hadir dalam diri mereka. Hal ini memperdamaikan dia

dengan keberadaannya sendiri yang rapuh, dan membuat dia menjadi saudara

bagi mereka. Dengan menganggap dirinya yang paling hina di antara semua

manusia sesamanya, Fransiskus memperoleh mereka bagi Allah.

4. Menurut suster apakah karya difabel ini sudah cocok dengan visi & misi SFD.

Sudah.

Allah adalah Bapa kita bersama. Dia mencintai setiap orang serta ingin

meninggikannya. Inilah visi yang menyemangati sekaligus merupakan tujuan

hidup kongregasi. Sebagaimana Bapa meninggikan setiap orang maka karya

kita juga terlibat akan karya perutusan Tuhan ini dengan mencintai dan

meninggikan mereka yang kita layani setiap hari.

5. Semangat Fransiskan manakah yang harus ditingkatkan agar karya lebih

dicintai para suster SFD.

Semangat Fransiskus yang perlu ditingkatkan menurut saya tidak jauh beda

dengan jawaban nomor tiga. Fransiskus menyadari dan melihat Allah hadir

terhadap orang kusta, sehingga Fransisikus mencintai orang kusta maupun

orang-orang yang ada di sekitarnya. Jadi apabila para suster memiliki

semangat seperti Fransiskus, melihat Yesus hadir dalam setiap pribadi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

139

kita layani dalam aneka ragam karya maka otomatis karya apapun yang

diberikan kepada kita akan menumbuhkan rasa cinta dan rasa memiliki.

Karena kita sadar bahwa yang kita layani bukan hanya pribadi orang itu saja

melainkan diri Yesus sendiri yang hadir dalam pribadi orang tersebut.

6. Apakah yang suster pahami tentang kedinaan.

Kedinaan merupakan sikap yang sederhana, atau sikap yang ugahari.

Kedinaan tidak hanya berhubungan dengan materi namun lebih ditekankan

pada sikap bertindak setiap suster. Bagaimana sikap seorang suster bertutur

kata terhadap sesamanya, sikap menerima tugas perutusan dengan kerendahan

hati, dan tidak memamerkan diri dengan kelebihan yang dia miliki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

140

Lampiran 4: Lirik lagu

DATANGLAH ROH MAHA KUDUS (MB. 448)

Datanglah Roh Maha Kudus, Masukilah hati umat-Mu

Siramilah jiwa yang layu, dengan embun kurnia-Mu

Roh cinta Bapa dan Putera, taburkanlah cinta mesra

Dalam hati manusia, cinta anak pada Bapa

Datanglah Roh Maha Kudus, bentara cinta Sang Kristus

Tolonglah kami jadi saksi, membawa cinta ilahi

Lidah api angin taufan, lambang Roh Kudus yang datang

Muka bumi dibarui, oleh pembaru yang suci

Roh Kristus ajari kami, bahasa cinta ilahi

Satulah bangsa semua, karena bahasa cinta

Cinta yang laksana api, kobarkanlah semangat kami

Agar musnahlah terbasmi, jiwa angkuh hati dengki

Sang penghibur umat Allah, kuatkanlah iman yang lemah

Agar hati bergembira, walau dilanda derita

Penggerak para rasul-Mu, lepaskanlah lidah yang kelu

Supaya kami wartakan, karya keselamatan Tuhan. Amin

Aku Melayani Tuhan

Aku melayani Tuhan, aku melayani Tuhan

Dengan segala rendah hati, aku melayani Tuhan

Aku senantiasa menjadi saksi Tuhan

Mewartakan Injil Tuhan dan kasih karunia Allah

Aku melayani Tuhan dengan segala rendah hati, layani Tuhan,

layani Tuhan

Biar banyak rintangan yang datang menghadang, aku tetap layani

Tuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: RELEVANSI SEMANGAT KEDINAAN SANTO FRANSISKUS … filekedinaan yang menjadi pilihan utama dalam hidupnya. ... kembali semangat hidup kedinaan para suster SFD dalam karya ... of minority

141

Agar dunia bertobat kepada Allah dan percaya kepada Yesus

Kristus Tuhan

Aku melayani Tuhan dengan segala rendah hati layani Tuhan

Layani Tuhan, layani Tuhan, layani Tuhan

Lampiran 5: Teks Kitab Suci

Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi 2:1-11

2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan

Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,

2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati

sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,

2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.

Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang

lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,

tetapi kepentingan orang lain juga.

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan

yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah

itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang

hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat

sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-

Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang

ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan

Allah, Bapa!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI