rektan

Upload: l

Post on 17-Jul-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1. Tipe Perbanyakan tanaman dibagi atas tanaman yang regenerasinya dilakukan secara generative melalui bagian generative tanaman dengan tanaman yang regenerasinya dilakukan secara vegetative melalui bagian vegetative tanaman. 2. Penyebab tanaman pada umumnya diregenerasi secara vegetative adalah genotype tidak mampu membentuk biji secara normal dikarenakan a. Sterilitas tinggi menyebabkan kegagalan dalam pembentukan biji. b. Tingkat ploidi yang tinggi sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pada proses meiosis. c. Heterosigositas yang tinggi memungkinkan terjadinya terjadinya segregasi gen yang sangat besar dan depresi inbreeding pada keturunannya. d. Adanya sifat apomikisi pada tanaman tertentu yang menyebabkan konstitusi genetic pada keturunannya identik dengan ketuanya. e. Viabilitas benih yang rendah sehingga mempengaruhi ketersediaan benih pada musim selanjutnya. f. Kondisi klimat dan kultur teknis yang tidak memungkinkan sehingga menyebabkan kegagalan dalam pembentukan bunga dan biji. 3. Permasalahan apabila metode pemuliaan tanaman yang dikenal (yang mendasari penerapannya pada regenerasi generative) diterapkan pada tanaman membiak vegetative yaitu a. Tidak diperolehnya atau sulitnya memperoleh benih sebagai hasil persilangan antara dua atau lebih tetua. b. Sulitnya mengelola sejumlah besar genotype genotype yang masih bersegregasi. c. Pada tanaman apomik, tidak diketemukan segregasi yang mendasari seleksi. d. Sulitnya memperoleh genotype unggul. e. Lamanya pemerolehan suatu genotype unggul. 4. Karakteristik klon dari perbanyakan vegetative a. Klon memiliki susunan genetic yang identik, tidak memungkinkan terjadinya perubahan susunan genetic seperti pada proses meiosis. Secara mendasar dapat dikatakan bahwa dalam suatu klon tidak ditemukan adanya variasi. b. Klon memiliki susunan genetic heterozigot, regenerasi vegetative dari tetua dengan konstitusi genetic heterozigot akan memberikan klon klon dengan konstitusi genetic serupa. c. Klon diperbanyak vegetative, klon sebagai hasil regenerasi vegetative akan kembali diperbanyak secara vegetative pada generasi selanjutnya kecuali untuk maksud pemuliaan tanaman yang membutuhkan adanya rekombinasi genetic pada benih yang dihasilkan.

d. Karakteristik suatu klon labil, tidak akan terjadi segregasi atau variasi pada generasi selanjutnya, kecuali terjadi mutasi alami. Pengaruh heterosis, ketahanan hama penyakit, atau karakter lain yang diinginkan akan tetap terpelihara pada generasi selanjutnya. 5. Perbedaan klon, galur murni dan inbred No 1 Kriteria Perbanyakan Galur Murni Inbred Klon /

Seksual / menyerbuk Seksual / menyerbuk Aseksual sendiri silang tetua Keturunan tunggal tanaman vegetative tetua Keturunan tunggal tanamn silang hasil

2

Sumber Tetua

Keturunan tanaman yang sendiri homozigot.

tetua tunggal

menyerbuk menyerbuk

perbanyakan yang

yang yang heterozigot atau vegetative persilangan dua tetua heterozigot yang dekat berkerabat

3

Asal Pemerolehan

Diperoleh

melalu Diperoleh

dari Diperoleh

dari

penyerbukan sendiri penyerbukan sendiri perbanyakan alami, dari tanaman buatan tunggal persilangan atau vegetative dari

tetua tanaman tunggal

berkerabat dekat. 4 Konstitusi Genetik 5 6 Fenotipik Tipe Tanaman Homogenous Ditemui Heterogenous pada Ditemui Homogenous pada Ditemui pada Homozigot Homozigot Heterozigot

tanaman menyerbuk tanaman menyerbuka tanaman membiak sendiri 7 Titik Perhatian silang vegetative hanya Digunakan sebagai

Digunakan langsung Digunakan

sebagai varietas yang sebgai bahan tetua langsung telah dikembangkan persilangan

varietas yang telah dikembangkan

6. Proses segregasi pada seleksi klonal ada, karena beberapa tanaman membiak vegetative memiliki siklus hidup yang relative lebih singkat, dan memiliki latar belakang genetic dan tingkat heterozigositas yang berbeda sehingga prosedur seleksi klonal yang terjadi berbeda. Selain itu dengan adanya kemampuan regenerasi seksual secara normal dan siklus pertumbuhan yang relative singkat, memberikan keuntungan bagi pemuliaan tanaman membiak vegetative, karena proses segregasi yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan variabilitas genetic antar dan inter populasi tanaman, terlebih apabila siklus pertumbuhan tanaman tersebut singkat. 7. Prosedur seleksi untuk tanaman membiak vegetative dan generative berbeda karena satu dilakukan melalui bagian vegetative dan yang satunya melalui bagian generative. Pada tanaman membiak vegetative, seleksi klonal tidak mampu memisahkan pengaruh segregasi gen yang muncul pada generasi berikutnya seperti pada tanaman yang diperbanyak secara generative. 8. Aspek yang membedakan seleksi tanaman membiak vegetative dan generative yaitu segregasi, tanamam membiak vegetative tidak dapat memisahkan pengaruh segregasi yang muncul digenerasi berikutnya seperti yang dilakukan tanaman generative. Susunan genetic pada tanaman vegetative sama dengan tetuanya sehingga tidak ada variasi yang muncul. 9. Prosedur seleksi klonal pada Tebu a. Generasi Persilangan antara klon A dan B, dapat dilakukan dalam bentuk polycross dan penerapan induksi mutasi tergantung tujuan dan kebutuhan. b. Pada musim tanam ke 1, dilakukan penanaman 10000 tanaman F1, lalu diseleksi 10% terbaik berdasarkan penampilan vigor, tinggi tanaman, kerebahan, atau karakter lainnya. Perbanyak sebagai klon. c. Musim tanam ke 2 dan 3, penanaman klon dalam barisan (row plots) untuk diperoleh klon generasi ke 2 , lalu diseleksi 10% terbaik dalam setiap musim tanam. Pada musim ke 3 dilakukan penanaman terhadap 100 klon terseleksi, lalu diseleksi lagi terhadap 10 klon yang memiliki kandungan gula dan ketahanan terhadap penyakit. Perbanyak sebagai klon d. Musim tanam ke 4 sampai ke 7, penanaman klon dalam pengujian hasil dengan beberapa ulangan, pada beberapa lokasi dibandingkan dengan kultivar unggul. Penampilan klon klon diseleksi berdasarkan pada keunggulan dibandingkan dengan kultivar control. Selanjutnya, klon klon terseleksi diperbanyak secara vegetative untuk sebagai materi pemuliaan pada musim tanam berikutnya.

e. Musim tanam ke 8 sampai ke 10, perbanyakan dan pelepasan klon unggul baru. Pengujian dilakukan pada lokasi yang berbeda sebagai uji multilokasim sesuai tujuan yang hendak dicapai. 10. Bagan seleksi Klonal bunga Mawar (Rose) Generasi Persilangan Klon A Klon B

F1

Musim Tanam ke 1 Penanaman 2000 tanaman F1 10% seleksi dilakukan terhadap karakter tinggi batang, daun dan tanaman. Perbanyak klon

Musim Tanam ke 2 dan 3

Penanaman klon dalam barisan, seleksi 10% (200) terbaik tiap musim, dan perbanyak klon

Musim Tanam ke 4 sampai ke 7

Dilakukan pengujian hasil dari media tanam kompos dan perbandingan dengan control. Musim Tanam ke 8 sampai ke 10

Perbanyakan dan pelepasan klon mawar dengan sifat baru (tinggi batang, daun, dan tanaman)