regulasi etilen dalam respon tanaman sorgum terhadap cekaman defisiensi p dan toksisitas al
DESCRIPTION
Regulasi Etilen dalam Respon Tanaman Sorgum terhadap Cekaman Defisiensi P dan Toksisitas Al. NURUL FAUZIAH A24090001 Pembimbing Prof Dr Ir Didy Sopandie, M A gr Dr Sintho Wahyuning Ardie, SP M S i. DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Regulasi Etilen dalam Respon Tanaman Sorgum terhadap Cekaman Defisiensi P
dan Toksisitas Al
NURUL FAUZIAHA24090001
PembimbingProf Dr Ir Didy Sopandie, MAgr
Dr Sintho Wahyuning Ardie, SP MSi
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURAFAKULTAS PERTANIANINSTITUT PERTANIAN BOGOR2013
Biji:pangan, pakan dan bioetanol
Daun & batang:pakan dan bioetanol
• Sorgum [Sorghum bicolor (L.) Moench] memiliki banyak manfaat
• Cukup adaptif pada lahan kering• Lahan kering Indonesia: 148 juta Ha• Lahan kering masam: 69.5% dari total
lahan kering Indonesia
LATAR BELAKANG
TUJUAN
Untuk mengetahui peran etilen dalam mekanisme adaptasi fisiologi genotipe sorgum dengan toleransi berbeda terhadap cekaman defisiensi P dan toksisitas Al yang terjadi di tanah masam
BAHAN
• Benih genotipe sorgum toleran (Numbu) dan peka (B69)• Aquades • Prekursor etilen (etepon)• Inhibitor aksi etilen (AgNO3)• AlCl3
Bahan untuk larutan hara:NH4NO3 (NH4)2SO4
K2SO4 KNO3
Ca(NO3)2.4H2O Mg(NO3)2.4H2ONaCl H3BO3
MnSO4.4H2O ZnSO4.7H2OCuSO4.5H2O Na2Mo7O9.7H2OFeSO4.7H2O-EDTA KH2PO4
ALAT
Wadah tanam Styrofoam Aerator
pH meter Mikroskop Timbangan
METODE
Faktor 1: komposisi kultur hara
● P-rendah (0.001 mM KH2PO4)
● P-cukup (0.1 mM KH2PO4)
● P-rendah + 74 µM AlCl3
● P-cukup + 74 µM AlCl3
Faktor 2: regulator etilen
● kontrol
● 12.5 ppm etepon
● 0.6 mM AgNO3
NUMBU
Faktor 1: komposisi kultur hara
● P-rendah (0.001 mM KH2PO4)
● P-cukup (0.1 mM KH2PO4)
● P-rendah + 74 µM AlCl3
● P-cukup + 74 µM AlCl3
Faktor 2: regulator etilen
● kontrol
● 12.5 ppm etepon
● 0.6 mM AgNO3
B69
Rancangan Kelompok Lengkap Teracak
Data dianalisis lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada a = 5%
PENGAMATAN
Karakter agronomis:• Panjang akar pada 7 dan 14 HSP• Tinggi tajuk pada 7 dan 14 HSP• Bobot basah tajuk dan akar pada 14 HSP• Bobot kering tajuk dan akar pada 14 HSP
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Ketersediaan P dan Toksisitas Al terhadap Pertumbuhan Bibit Sorgum
Numbu dan B69
Ketersediaan P dan
Al
Panjang akar (cm) Tinggi tajuk (cm)
7 HSP 14 HSP 7 HSP 14 HSP
Numbu
P-cukup 11.19 13.97 20.56 43.67
P-cukup + Al 11.64 15.33 21.31 42.97
P-rendah 13.47 18.31 22.11 39.36
P-rendah + Al 12.69 17.21 19.42 33.86
B69
P-cukup 11.93 12.33b 17.84a 28.78a
P-cukup + Al 10.56 12.61b 16.70ab 27.79a
P-rendah 13.71 17.22a 18.93a 32.52a
P-rendah + Al 10.93 8.49c 13.14b 18.14b
Panjang Akar dan Tinggi Tajuk
Steingrobe et al. (2001), melaporkan bahwa pada tanaman Hordeum vulgare cekaman defisinsi P memicu pemanjangan akar
Genotipe B69 memiliki efisiensi penyerapan P lebih tinggi namun tidak berdampak pada peningkatan biomassa (Agustina 2011)
Terhambatnya pertumbuhan akar oleh Al, menyebabkan terhambatnya translokasi
air dan hara ke tajuk
Keragaan bibit sorgum pada ketersediaan P dan toksisitas Al yang berbeda pada 14 HSP
Pada kondisi P-rendah, terjadi pemanjangan akar
NUMBU B69
Ketersediaan P dan Al
Bobot pada hari ke-14
Akar Tajuk Akar Tajuk
Bobot basah (g) Bobot kering (g)Numbu
P-cukup 1.05 2.01 0.03 0.17P-cukup + Al 0.89 1.81 0.03 0.16P-rendah 1.04 1.62 0.05 0.16P-rendah + Al 0.81 1.19 0.03 0.12
B69P-cukup 0.72b 1.10a 0.02b 0.08aP-cukup + Al 0.58b 0.92a 0.02b 0.07abP-rendah 1.05a 1.15a 0.04a 0.10aP-rendah + Al 0.31c 0.41b 0.02b 0.04b
Bobot Akar dan Tajuk
Kapasitas pemanjangan akar mampu meningkatkan
penyerapan P dan menunjang pertumbuhan pada kondisi defisien P
Genotipe B69 peka terhadap toksisitas Al saat P tidak cukup tersedia
Ma et al. (2005), hambatan akumulasi biomassa diduga kekurangan karbohidrat karena penyerapan dan transport air maupun hara ke tajuk lebih sedikit
Pengaruh Etilen terhadap Pertumbuhan Bibit Sorgum Numbu dan B69
Panjang Akar dan Tinggi Tajuk
Regulator
etilen
Panjang akar (cm) Tinggi tajuk (cm)
7 HSP 14 HSP 7 HSP 14 HSP
Numbu
Kontrol 12.98 16.27ab 23.13 42.31
Etilen 11.50 13.46b 19.58 40.85
AgNO3 12.27 18.88a 19.83 36.73
B69
Kontrol 10.35 13.14 18.68 27.73
Etilen 12.30 11.08 16.03 25.68
AgNO3 12.69 13.77 15.26 27.00
Genotipe Numbu lebih responsif terhadap aplikasi regulator etilen secara eksogen dibandingkan dengan genotipe B69
Penghambatan pemanjangan sel akar (Ruzicka et al. 2007)
Aplikasi AgNO3 secara eksogen pada kondisi defisien P dan toksisitas Al menekan pertumbuhan genotipe B69
Keragaan bibit sorgum pada aplikasi regulator etilen
NUMBU B69
Bobot Akar dan Tajuk
Regulator
etilen
Bobot pada hari ke-14
Akar Tajuk Akar Tajuk
Bobot basah (g) Bobot kering (g)
Numbu
Kontrol 1.03 1.68ab 0.04 0.16
Etilen 0.89 2.06a 0.03 0.18
AgNO3 0.92 1.22b 0.03 0.12
B69
Kontrol 0.66 0.82ab 0.02 0.07
Etilen 0.75 1.15a 0.03 0.09
AgNO3 0.59 0.72b 0.02 0.06
Aplikasi etilen secara eksogen meningkatkan transport air melalui
akar pada tanaman
Aplikasi AgNO3 diduga menghambat transport air dan menurunkan bobot basah tajuk pada 14 HSP (Kamaludin
dan Zwiazek 2002)
KESIMPULAN
Konsentrasi prekursor etilen yang dapat membedakan akumulasi Al adalah 12.5 ppm. Perubahan panjang akar akibat aplikasi etilen maupun inhibitor aksi etilen pada genotipe Numbu mengindikasikan bahwa genotipe Numbu lebih responsif terhadap etilen dibandingkan dengan genotipe B69 sehingga perbedaan toleransi terhadap tanah masam antara genotipe Numbu dan B69 disebabkan oleh perbedaan respon kedua genotipe tersebut terhadap etilen.
TERIMA KASIH