refluks vesikoureter jaddi

Upload: abrizan-hassan

Post on 01-Mar-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vvvvvvvvvvvvvv

TRANSCRIPT

Retensi UrinPembahasanDefinisiRetensi urin adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat berkemih spontan sesuai kehendak. Retensi urin bisa dibagi menjadi 2 keadaan yaitu akut dan kronik. Retensi urin yang akut adalah ketidak mampuan berkemih yang tiba-tiba dan disertai rasa sakit meskipun kandung kemih terisi penuh, berlangsung kurang dari 24 jam. Berbeda dengan kronis, tidak ada rasa sakit karena sedikit demi sedikit menimbunnya, dan berlangsung lebih dari 24 jam. Normalnya manusia memproduksi urin dalam waktu 24 jam adalah sebanyak 1000-1500cc. sedangkan kapasitas buli-buli secara umum adalah sebanyak 300cc saja dan dalam sehari manusia dapat berkemih 4-5kali.EtiologiSupra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medullaspinalis. Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun seluruhnya, misalnya pada operasi miles dan mesenterasi pelvis, kelainan medulla spinalis, misalnya miningokel, tabes doraslis, atau spasmus sfinkter yang ditandai dengan rasa sakit yang hebat.Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, , atoni pada pasien DM atau penyakit neurologist, divertikel yang besar. Intravesikal berupa pembesaran prostat, kekakuan lehervesika, batu kecil dan tumor. Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran prostat,kelainan patologi uretra, trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih.Beberapa obat mencakup preparat antikolinergik antispasmotik (atropine), preparat antidepressant antipsikotik (Fenotiazin), preparat antihistamin (Pseudoefedrin hidroklorida = Sudafed), preparat penyekat adrenergic (Propanolol), preparat antihipertensi (hidralasin).Pada kasus ini, penyebab etiologinya adalah intravesikel di mana terdapat 2 divertikel di leher vesika yang ditemukan melalui pemeriksaan sistoskopi menyebabkan terjadinya retensi urin. Klasifikasi Retensi urin dapat terjadi secara akut, yaitu : penderita secara tiba-tiba tidak dapat miksi, buli-buli penuh disertai rasa sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai mengejan, seringkali urin belum menetes atau sedikit-sedikit; dapat pula terjadi secara kronis, yaitu penderita secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama tidak dapat miksi, merasakan nyeri di daerah suprapubik hanya sedikit / tidak ada sama sekali walaupun buli-buli penuh. Retensi urin dapat terjadi sebagian, yaitu penderita masih bisa mengeluarkan urin, tetapi terdapat sisa kencing yang cukup banyak di kandung kemih ; pada retensi urin total, penderita sama sekali tidak dapat mengeluarkan urin. PatofisiologiGejala KlinisRetensi urine memberikan gejala gangguan berkemih, termasuk diantaranya kesulitan buang air kecil; pancaran kencing lemah, lambat, dan terputus-putus; ada rasa tidak puas, dan keinginan untuk mengedan atau memberikan tekanan pada suprapubik saat berkemih. Suatu penelitian melaporkan bahwa gejala yang paling bermakna dalam memprediksikan adanya gangguan berkemih adalah pancaran kencing yang lemah, pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna, mengedan saat berkemih, dan nokturia.Pada anamnesa, pasien akan mengeluh sulit buang air kecil. Pada inspeksi, palpasi dan perkusi, akan didapatkan buli-buli yang mengembang. Pada perkusi akan terdengar pekak, yang menentukan adanya buli-buli yang penuh pada penderita yang gemuk. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang digunakan dalam menegakkan diagnosis pada retensi urin ialah dengan pemeriksaan urin lengkap. Bila pada pemeriksaan sediment urin ditemukan piuria pada 50% kasus infeksi saluran kemih. Tidak ada korelasi yang pasti antara piuria dan bakteriuria, tetapi pada setiap kasus dengan piuria haruslah dicurigai kemungkinan adanya infeksi saluran kemih.Foto polos abdomen merupakan pemeriksaan uroradiologis termudah. Ini merupakan radiographi pendahuluan umum dalam pemeriksaan radiologis yang lebih canggih seperti urographi intravena dan biasanya dilakukan dengan posisi supine. Pada pasien dengan retensi urin, pada pemeriksaan foto polos abdomen dapat memperlihatkan bayangan buli buli penuh dan mungkin terlihat bayangan batu opak pada uretra atau pada buli buli apabila karena batu pada saluran kemih.Uretrografi adalah pencitraan uretra dengan memakai bahan kontras. Bahan kontras dimasukkan langsung melalui klem Broadny yang dijepitkan pada glans penis. Gambaran yang mungkin terjadi adalah : Jika terdapat striktura uretra akan tampak adanya penyempitan atau hambatan kontras pada uretra. Trauma uretra tampak sebagai ekstravasasi kontras keluar dinding uretra. Tumor uretra atau batu non opak pada uretra tampak sebagai filling defect pada uretra.Pemeriksaan uretrosistoskopi secara visual dapat mengetahui keadaan uretra prostatika dan buli-buli. Terlihat adanya pembesaran, obstruksi uretra dan leher buli-buli, batu buli-buli, selule dan divertikel buli-buli. Uretrosistoskopi dikerjakan pada saat akan dilakukan tindakan pembedahan untuk menentukan perlunya dilakukan TUIP, TURP, atau prostatektomi terbuka. Disamping itu pada kasus yang disertai dengan hematuria atau dugaan adanya karsinoma buli-buli sistoskopi sangat membantu dalam mencari lesi pada buli-buli.Prinsip pemeriksaan ultrasonografi adalah menangkap gelombang bunyi ultra yang dipantulkan oleh organ-organ ( jaringan ) yang berbeda kepadatannya. Pemeriksaan ini tidak invasif dan tidak menimbulkan efek radiasi. USG dapat membedakan antara massa padat ( hiperekoik ) dengan massa kistus ( hipoekoik ). PenatalaksanaanKetika kandung kemih menjadi sangat menggembung diperlukan kateterisasi, kateter Foley ditinggal dalam kandung kemih selama 24-48 jam untuk menjaga kandung kemih tetap kosong dan memungkinkan kandung kemih menemukan kembali tonus normal dan sensasi. Bila kateter dilepas, pasien harus dapat berkemih secara spontan dalam waktu 4 jam. Setelah berkemih secara spontan, kandung kemih harus dikateter kembali untuk memastikan bahwa residu urine minimal. Bila kandung kemih mengandung lebih dari 100 ml urine, drainase kandung kemih dilanjutkan lagi.