referensi ensefalpati
DESCRIPTION
ini adalah bahan kuliah tentang encefalopati, terdapat berbagai data yang ada di dalamnya sehingga para pembaca dapat memperoleh ilmu tentang encefalopatiTRANSCRIPT
Skip to content
Tessa Prymananda PutriASKEP PADA PASIEN DENGAN ENSEFALOPATIPosted on 16 Maret 2015 by tessaprymanandaputri
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangEnsefalopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kelainan fungsi otak menyeluruh yang dapat aku atau kronik, progesif/statis. Ensefalopati yang terjadi sejak dini dapat menyebabkan gangguan perkembangan neurologis.
Pasien dengan ensefalopati dapat mengalami kemunduran dalam fungsi kognitif umum, prestasi akademis, fungsi neuropsikologik.
Skor intelegensi pasien yang mengalami ensefalopati juga rendak di bandingkan anak seusianya. Dari segi prestasi akademis pasien akan mengalami kesulitan untuk membaca, mengeja, dan aritmatik. Sedangkan fungsi neuropsikologikal dapat menjadi hiperaktif maupun autis.
Angka kejadian ensefalopati secara umum belum banyak di teliti. Penelitian di lakukan pada masing-masing jenis ensefalopati. Penelitian di lakukan di London, menunjukkan bahwa angka kejadian ensefalopati hipoksikiskemikmencapai 150/57 ribu kelahiran hidup atau berkisar 2,64%. Sedangkan penelitian yang di lakukan di Australia Timur menunjukkan angka yang lebih tinggi 164/43 ribu kelahiran hidup atau berkisar 3,8%.
1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan ensefalopati.?2. Apa saja etiologi dari penyakit ensefalopati?3. Apa manifestasi klinis orang yang terkena ensefalopati?4. Bagaimana patofisiologi penyakit ensefalopati?5. Bagaimana komplikasi penyakit ensefalopati?6. Bagaimana penatalaksanaan orang yang menderita ensefalopati?7. Bagaimana pemeriksaan penunjnang yang dilakukan pada klien
dengan ensefalopati?8. Apa saja yang tercantum dalam pengkajian klien dengan
ensefalopati?9. Bagaimana diagnosa dan intervensi keperawatan pada klien
dengan ensefalopati.?1.3 Tujuan
Tujuan umumMengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep asuhan keperawatan dengan ensefalopati
Tujuan khusus1. Mengetahui tentang pengertian ensefalopati2. Mengetahui etiologi dari penyakit ensefalopati3. Mengetahui manifestasi klinis orang yang terkena ensefalopati4. Mengrtahui patofisiologi penyakit ensefalopati5. Mengetahui komplikasi penyakit ensefalopati6. Mengetahui penatalaksanaan orang yang menderita ensefalopati
7. Mengetahui pemeriksaan penunjnang yang dilakukan pada klien dengan ensefalopati
8. Mengetahui hal-hal yang terkaji dalam pengkajian klien dengan ensefalopati
9. Mengetahui diagnosa dan intervensi keperawatan pada klien dengan ensefalopati
BAB IITINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi Berasal dari kata : enchepalo (otak), pathy (gangguan). Yang
menggambarkan fungsi dan struktur otak yang abnormal. Ensefalopati adalah istilah yang di gunakan untuk menjelaskan
kelainan fungsi otak menyeluruh yang dapat akut/kronik, progesif/statis
Ensefalopati tidak mengacu pada penyakit tunggal, melainkan untuk sindrom disfungsi otak global.
Ensefalopati adalah disfungsi kortikal yang memiliki karakteristik perjalanan akut hingga sub akut (jam hingga bebrapa hari), secara nyata terdapat fluktuasi dari tingkat kesadaran, atensi minimal, halusinasi dan delusi yang sering dan perubahan tingkat aktivitas psikomotor (secara umum meningkat, akan tetapi dapat munurun)
2.2 KlasifikasiBeberapa contoh jenis ensefalopati :
1. Ensefalopati mitokondriaGangguan metabolic yang di sebabkan oleh disfungsi dari DNA mitokondria. Dapat mempengaruhi banyak system tubuh, terutama otak dan system saraf.
2. Glycine ensefalopati : sebuah gangguan metabolism genetic yang melibatkan kelebihan produksi glisin
3. Hipoksia iskemik ensefalopati : ensefalopati permanen atau sementara yang timbul dari pengiriman oksigen yang sangat berkurang ke otak
4. Uremik ensefalopati : gagal ginjal akut/kronis dapat menyebabkan ensefalopati uremik. Ketika ginjal gagal untuk secara memadai membersihkan aliran darah, berbagai racun
secara bertahap dapat membangun dan menyebabkan fungsi otak menurun.
5. Hipertensi ensefalopati : timbul dari peningkatan tekanan darah meningkat darah di intrakarnial
6. Neonatal ensefalopati : sering terjadi karena kurangnya oksigen dalam aliran darah ke otak-jaringan janin selama persalinan.
7. Salmonella ensefalopati : suatu bentuk ensefalopati yang di sebabkan oleh keracunan makanan (terutama dari kacang dan daging busuk) sering mengakibatkan kerusakan otak permanen dan gangguan system saraf
2.3 Anatomi fisiologiSusunan saraf pusat (SPP/CNS) :
OtakTerletak dalam rongga kranium (tengkorak).
Pelindung Otak :
Kulit kepala dan rambut
Tulang tengkorak dan columna vetebral
Meningen ( selaput otak )
Bagian – bagian Otak
Hemifer cerebral ( otak besar ) di bagi menjadi 4 lobus, yaitu :1. Lobus frontalis, menstimuli pergerakan otot, yang
bertanggung jawab untuk proses berfikir2. Lobus parietalis, merupakan area sensoris dari otak yang
merupakan sensasi perabaan, tekanan, dan sedkit menerima perubahan temperatur.
3. Lobus occipitallis, mengandung area visual yang menerima sensasi dari mata.
4. Lobus temporalis, mengandung area auditory yang menerima sensasi dari telinga.
Cerebelum ( otak kecil )
Fungsi cerebelum mengembalikan tonus otot di luar kesadaran yang merupakan suatu mekanisme syaraf yang berpengaruh dalam pengaturan dan pengendalian.
Medulla Spinallis/sumsum tulang belakang.Berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh serta berperan dalam : gerak reflek, berisi pusat pengontrolan yang penting, heart rate contol atau denyut jantung, pengaturan tekanan darah, pernafasan, menelan, muntah.
Susunan Syaraf Perifer :Menyampaikan informasi antara jaringan dan saraf pusat ( CNS ) dengan cara membawa signals dari syaraf pusat ke CNS.
Susunan syaraf terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Susunan syaraf somaticSusunan syaraf yang memiliki peranan yang spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang, jadi syraf ini melakuakan sistem pergerakan otot yang di sengaja atau tanpa sengaja
2. Susunan syaraf otonomSusunan syaraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi pekerjaan otot sadar atau serat lntang, dengan membawa informasi ke otot halus atau otot jantung yang dilakuakan otomatis.
2.4 Etiologi Kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia dapat
menyebabkan fungsi mental berubah dan ensefalopati Keracunan jaringan otak dan sel-sel juga dapat mempengaruhi
fungsi. Racun ini dapat di produksi dalam tubuh, misalnya dari hati/gagal ginjal, atau mungkin sengaja (keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba) atau tidak sengaja tertelan (keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun)
Ensefalopati mungkin karena cacat lahir (kelainan genetic yang meyebabkan struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di temukan pada saat lahir)
Beberapa contoh penyebab lain ensefalopati :
Menular (bakteri, virus, parasit) Anoxic (kekurangan oksigen ke otak, termasuk penyebab
trauma) Alcohol (toksisitas alcohol) Hepatik (missal : kanker hati) Uremik (ginjal/gagal ginjal) Perubahan dalam tekanan otak (perdarahan kepala, tumor,
abses) Bahan kimia beracun (timbale, merkuri) Penyakit metabolik
2.5 Manifestasi klinisCiri ensefalopati adanya gangguan mental. Tergantung pada jenis dan tingkat keparahan ensefalopati.
Gejala neurologis umum :
hilangnya fungsi kognitif, perubahan kepribadian ringan, ketidakmampuan untuk berkosentrasi, lesu, kesadaran menurun demensia kejang, otot berkedut mialgia respirasi cheynes-stokes (pola pernapasan di ubah dilihat dengan
kerusakan otak dan koma)2.6 PatofisiologiEnsefalopati terjadi karena adanya suatu kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia yang berubah. Selain itu juga adanya keracunan jaringan otak, racun ini dapat di produksi dalam tubuh, misalnya dari hati/gagal ginjal, atau mungkin sengaja (keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba) atau tidak sengaja tertelan (keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun).
Hal tersebut dapat kita lihat bahwa adanya gangguan mental, hilangnya fungsi kognitif, ketidakmampuan untuk berkosentrasi, lesu, kesadaran menurun pada pasien dengan ensefalopati.
Ensefalopati mungkin juga dikarenakan cacat lahir (kelainan genetic yang meyebabkan struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di temukan pada saat lahir).
2.7 KomplikasiKomplikasi encephalopathy bervariasi dari tidak ada menjadi gangguan mental yang mendalam yang menyebabkan kematian. Komplikasi dapat mirip dalam beberapa kasus. Selain itu, banyak peneliti menganggap ensefalopati sendiri menjadi komplikasi yang timbul dari masalah kesehatan utama atau diagnosis utama.
Komplikasi tergantung pada penyebab utama dari ensefalopati dan dapat diilustrasikan dengan mengutip beberapa contoh dari berbagai penyebab :
Hepatik (hati) encephalopathy (pembengkakan otak dengan herniasi, koma, kematian)
Ensefalopati metabolik (lekas marah, lesu, depresi, tremor, kadang-kadang, koma, kematian)
Ensefalopati uremik (lesu, halusinasi, pingsan, otot berkedut, kejang, kematian)
2.8 PenatalaksanaanPenatalaksanaan/pengobatan ensefalopati bervariasi dengan penyebab utama dari gejala, akibatnya, tidak semua kasus ensefalopati diperlakukan sama. Perlakuan terbaik yang dirancang oleh dokter yang merawat setelah diagnosis utama pasien dibuat. Perawatan yang sangat bervariasi karena penyebab yang sangat berbeda.
Contoh dapat menunjukkan betapa berbedanya “pengobatan ensefalopati” dapat berubah sesuai dengan penyebabnya:
Anoksia jangka pendek (biasanya kurang dari dua menit): terapi oksigen
Anoksia jangka panjang: rehabilitasi Toksisitas alkohol jangka pendek: cairan IV atau ada terapi Penyalahgunaan alkohol jangka panjang (sirosis atau gagal hati
kronis): laktulosa oral, diet rendah protein, antibiotic
Ensefalopati uremik (karena gagal ginjal): memperbaiki penyebab fisiologis yang mendasari, dialisis, transplantasi ginjal
Diabetic encephalopathy: mengelola glukosa untuk mengobati hipoglikemia, penghapusan glukosa darah untuk mengobati hiperglikemia
Hipo-atau hipertensi ensefalopati: obat untuk meningkatkan (untuk hipotensi) atau mengurangi (untuk hipertensi) tekanan darah
2.9 Pemeriksaan penunjang Lumbal pungsi (pemeriksaan CSS)
Cairan warna jernih Glukosa normal Leukosit meningkat Tekanan Intra Kranial meningkat
CT Scan/ MRIMembantu melokalisasi lesi, melihat ukuran/ letak ventrikel, hematom, daerah cerebral, hemoragic, atau tumor.
EEG (Electro Encephalo Graphy) Terlihat aktivitas fisik (gelombang) yang menurun, dengan
tingkat kesadaran yang menurun Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difu (aktivitas
lambat bilateral)BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS3.1 Pengkajian3.1.1 Identitas KlienIdentitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku bangsa,alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis.
3.1.2 Riwayat Kesehatan1. Keluhan utama
Biasanya klien datang dengan keluhan kejang-kejang dapat disertai dengan penurunan kesadaran,
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien dengan ensefalopati terjadi kelemahan/lesu, gangguan mental, ketidakmampuan untuk berkosentrasi, respirasi cheynes-stokes
3. Riwayat Kesehatan DahuluBiasanya klien pernah menderita penyakit yang disebabkan oleh virus, infeksi bakteri kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia, keracunan jaringan otak dan sel-sel (ex : keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba, keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun)
4. Riwayat Kesehatan KeluargaBiasanya klien ada kemungkinan cacat lahir (kelainan genetic yang meyebabkan struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di temukan pada saat lahir)
3.1.3 Pemeriksaan Fisik Tingkat kesadaran : Adanya penurunan tingkat kesadaran.
GCS : Eye respon: … Motorik respon: … Verbal respon: …
Kulit : saat diraba kulit terasa agak panas Kepala : terasa kaku pada semua persyarafan yang terkena,
kehilangan sensasi (kerusakan pada saraf kranial). Mata : gangguan pada penglihatan, Telinga : Ketulian atau mungkin hipersensitif terhadap
kebisingan. Hidung : adanya gangguan penciuman Mulut dan gigi : membran mukosa kering, lidah terlihat bintik
putih dan kotor. Leher: terjadi kaku kuduk dan terasa lemas. Eksremitas atas dan bawah : Tidak ada kekuatan otot dan teraba
dingin.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d proses peradangan, peningkatan TIK (Tekanan Intra Karnial)
2. Resiko Injuri : Jatuh b.d aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan status mental
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan umum, defisit neurologic3.2 Intervensi Keperawatan
No
Dx. Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1
Perubahan perfusi jaringan serebral b.d proses peradangan,Data Pendukung :
– Perubahan kesadaran
– Perubahan tanda vital
– Kelemahan motorik
– Perubahan nilai AGD
NOC :– Circulation status
– Neurologic status
Tujuan :
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dapat teratasi
Kriteria Hasil :
– Mempertahankan tingkat kesadaran dan orientasi
– Tanda vital dalam batas normal.
– Tidak terjadi defisit neurologi.
§ Monitor status neurologi setiap 2 jam: tingkat kesadaran, pupil, reflex, kemampuan motorik, nyeri kepala, kaku kuduk
§ Monitor tanda vital dan temperature setiap 2 jam
§ Kurangi aktivitas yang dapat menimbulkan peningkatan TIK: batuk, mengedan, muntah, menahan nafas
§ Berikan waktu istirahat yang cukup dan kurangi stimulus lingkungan
§ Tinggikan posisi kepala 30 – 45° pertahankan kepala pada posisi netral, hindari fleksi leher
§ Kolaborasi dalam pemberian Diuretik osmotic,steroid, antibiotic
2 Resiko Injuri : NOC : § Kaji status
Jatuh b.d aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan status mentalData Pendukung:
– Penurunan kesadaran
– Aktivitas kejang
– Perubahan status mental
– Risk control
Tujuan :
Klien tidak mengalami injuri
Kriteria Hasil :
– Mempertahankan tingkat kesadaran dan orientasi
– Kejang tidak terjadi
– Injuri tidak terjadi.
neurologi setiap 2 jam
§ Pertahankan keamanan pasien seperti penggunaan penghalang tempat tidur, kesiapan suction, spatel, oksigen
§ Catat aktivitas kejang dan tinggal bersama pasien selama kejang
§ Kaji status neurologik dan tanda vital setelah kejang
§ Orientasikan pasien ke lingkungan
§ Kolaborasi dalam pemberian obat anti kejang
3 Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan umum, defisit neurologicData Pendukung :
– Pasien mengatakan lemah, tangan dan kaki tidak dapat
NOC :– Joint Movement : Active
– Mobility level
Tujuan :
Gangguan mobilitas fisik teratasi
§ Kaji kemampuan mobilisasi
§ Alih posisi pasien setiap 2 jam
§ Lakukan massage bagian tubuh yang tertekan
§ Lakukan ROM passive
§ Monitor Tromboemboli,
digerakkan
– Kekuatan otot kurang
– Kontraktur,
Kriteria Hasil :
– Pasien dapat mempertahankan mobilisasinya secara optimal
– Integritas kulit utuh
– Tidak terjadi kontraktur
konstipasi
§ Konsul pada ahli fisioterapi jika diperlukan
BAB IVPENUTUP
4.1 KesimpulanBerasal dari kata : enchepalo (otak), pathy (gangguan). Yang menggambarkan fungsi dan struktur otak yang abnormal. Ensefalopati tidak mengacu pada penyakit tunggal, melainkan untuk sindrom disfungsi otak global.
Kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia, keracunan jaringan otak dan sel-sel, cacat lahir (kelainan genetic yang meyebabkan struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di temukan pada saat lahir) merupaka penyebab dari ensefalopati.
Adanya gangguan mental, hilangnya fungsi kognitif, ketidakmampuan untuk berkosentrasi, lesu, kesadaran menurun, kejang, otot berkedut merupakan tanda gejala dari ensefalopati.
4.2 SaranUntuk pembuatan makalah ini,kami menyadari masih banyak kekurangan, kami berharap bagi pembaca untuk mengkritik guna untuk menyempurnakan makalah ini. Terima kasih
Tentang iklan-iklan iniBagikan ini:
Twitter Facebook 4 Google
Tinggalkan komentar
Navigasi posNEXT POSTASKEP PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD) Berikan Balasan
Cari:POS-POS TERAKHIR
ASKEP PADA PASIEN DENGAN DIFTERI
ASKEP PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD) ASKEP PADA PASIEN DENGAN ENSEFALOPATI
KOMENTAR TERAKHIR
ARSIP
Maret 2015 KATEGORI
Tak Berkategori META
Mendaftar
Masuk log RSS Entri RSS Komentar WordPress.com
Cari:POS-POS TERAKHIR
ASKEP PADA PASIEN DENGAN DIFTERI
ASKEP PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD) ASKEP PADA PASIEN DENGAN ENSEFALOPATI
KOMENTAR TERAKHIR
ARSIP
Maret 2015 KATEGORI
Tak Berkategori META
Mendaftar
Masuk log RSS Entri RSS Komentar Blog di WordPress.com.
Blog di WordPress.com. | Tema Goran.Ikuti
Ikuti “Tessa Prymananda Putri”
Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.
Daftarkan saya
Buat situs dengan WordPress.com
Ensefalopati MetabolikPENDAHULUANGangguan organ kronik dan gangguan
sistemik progresif lainnya dapatmenyebabkan perubahan structural system saraf dengan manifestasi klinis yang agakberbeda, berlangsung lambat dan khususnya mengenai : - Korteks serebral – amnesia dan deficit kognitif lainnya yang dapat berfluktuasi,kelainan perilaku
- Ganglia basal – diskenesia atau sindrom rigiditas-akinetik- Serebelum – disartria, ataksiaMeskipun ensefalopati metabolic memperlihatkan banyak manifestasi klinis,gangguan tertentu berkaitan dengan beberapa gambaran motorik yang berbeda.
Sebagai contoh, tremor adalah komponen khas dari gejala putus alcohol. Gerakanmenyentak mioklonik terlihat pada gagal ginjal dan alkalosis respiratorik.DEFINISIEnsefalopati Metabolik adalah pengertian umum keadaan klinis yang ditandaidengan, :
1. Penurunan kesadaran sedang sampai berat2. Gangguan neuropsikiaatrik : kejang, lateralisasi3. Kelainan fungsi neurotransmitter otak4. Tanpa di sertai tanda – tanda infeksi bacterial yang jelasETIOLOGIPenyebab ensefelopati metabolic adalah :
1. Hipoksia, misalnya akibat henti jantung, hipotensi berat2. Hipoglikemia3. Gagal organ – pernapasan, ginjal atau hepar4. Gangguan ion – hiponatremia dan hipernatremia, hipokalemia, gangguan metabolismkalsium atau magnesium5. Defisiensi Vitamin
6. Gangguan endokrin7. Toksin, misalnya karbon monoksida, timbale, alcoholKLASIFIKASIEnsefalopati dibagi 2 yaitu : 1. Ensefalopati metabolic primerYang tergolong dalam ensefalopati primer ialah : - Degenerasi di substansia nigra otak, yaitu :
Penyakit Jacob-CreutzfeldtPenyakit PickKorea HuntingtonEilepsi mioklonik progresivaPenyakit penimbunan lipid- Degenerasi di substansia alba otak, yaitu : Penyakit Schilder dan berbagai jenis leukodisreofia
2. Ensefalopati metabolic sekunderYang tergolong ensefalopati sekunder ialah : 21. Kekurangan zat asam, glucose dan kofaktor-kofaktor yang diperlukan untukmetabolism sela. Hipoksia, yang bisa timbul karenaPenyakit paru-paru, anemia, intoksikasi
karbon monoksida, methhemoglobinemia,keadaan setela insult epileptic berhentib. Iskemia, yang bisa berkembang karena : Cerebral Blood Flow (CBF) menurun akibat penurunan cardiac outpout seperti padasindrom Stokes- Adams, aritmia, infark jantung,