referat pterigium

1
Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degenerative dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke kornea berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea. Pterigium mudah meradang dan bila terjadi iritasi, akan berwarna merah dapat mengenai kedua mata. Angka prevalensi pterigium sangat besar (0,7–31%), berkisar 1,2% ditemukan di daerah urban pada orang kulit putih dan 23,4% di daerah tropis Barbados pada orang kulit hitam. Di Amerika Serikat, angka prevalensi 2% (bagian Utara) sampai 7% (bagian Selatan). Prevalensi ini berbeda-beda di antara jenis ras, luas dan lamanya paparan sinar matahari. Umumnya angka prevalensi pterigium pada daerah tropis lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. Berbagai teori patogenesis pterigium menunjukkan paparan sinar ultra violet merupakan penyebab utama terjadinya pterigium. Di daerah tropis seperti Indonesia, dengan paparan sinar matahari tinggi, risiko timbulnya pterigium 44× lebih tinggi dibandingkan daerah non-tropis, dengan prevalensi untuk orang dewasa > 40 tahun adalah 16,8%; laki-laki 16,1% dan perempuan 17,6%.

Upload: radi-tri-hadrian

Post on 08-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

qassds

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT PTERIGIUM

Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degenerative dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke kornea berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea. Pterigium mudah meradang dan bila terjadi iritasi, akan berwarna merah dapat mengenai kedua mata.

Angka prevalensi pterigium sangat besar (0,7–31%), berkisar 1,2% ditemukan di daerah urban pada orang kulit putih dan 23,4% di daerah tropis Barbados pada orang kulit hitam. Di Amerika Serikat, angka prevalensi 2% (bagian Utara) sampai 7% (bagian Selatan). Prevalensi ini berbeda-beda di antara jenis ras, luas dan lamanya paparan sinar matahari. Umumnya angka prevalensi pterigium pada daerah tropis lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. Berbagai teori patogenesis pterigium menunjukkan paparan sinar ultra violet merupakan penyebab utama terjadinya pterigium. Di daerah tropis seperti Indonesia, dengan paparan sinar matahari tinggi, risiko timbulnya pterigium 44× lebih tinggi dibandingkan daerah non-tropis, dengan prevalensi untuk orang dewasa > 40 tahun adalah 16,8%; laki-laki 16,1% dan perempuan 17,6%.