referat kejang demam
DESCRIPTION
IKATRANSCRIPT
REFERAT KEJANG DEMAM
Disusun oleh :
Rizka Utami
1102010251
Pembimbing :
dr. Budi Risjadi, Sp.A
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU
KESEHATAN ANAK RSUD SOREANG
MEI 2015
PENDAHULUAN
Kejang demam adalah suatu kejadian kejang yang biasanya terjadi di antara umur 3 bulan dan 5 tahun yang di sebabkan oleh demam tanpa adanya infeksi intra kranial atau penyebab yang jelas.Kejadian kejang demam ini di negara yang telah maju berkisar antara 2.5%Penanggulangan yang tepat dan cepat harus segera dilakukan sehingga prognosis kejang demam baik dan tidak menyebabkan kematian.
DEFINISI SEIZURE DAN KONVULSI
seizure adalah cetusan aktivitas listrik abnormal yang terjadi secara mendadak dan bersifat sementara di antara saraf-saraf diotak yang tidak dapat dikendalikan.
konvulsi adalah gerakan mendadak dan serentak otot-otot yang tidak bisa dikendalikan, biasanya bersifat menyeluruh.
Definisi Kejang Demam
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38°C) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit atau metabolik lain.
EPIDEMIOLOGI
Terjadi pada 2-4% populasi anak.Sering terjadi pada usia 6 bulan sampai 3 tahun dengan puncak usia 18 bulan.Sebagian besar kejang demam merupakan kejang demam sederhana, kejang demam kompleks hanya berkisar 35%. 6
KLASIFIKASI
• Kejang demam berlangsung singkat
• Durasi kurang dari 15 menit• Kejang dapat umum, tonik, dan atau klonik
• Umumnya akan berhenti sendiri• Tanpa gerakan fokal• Tidak berulang dalam 24 jam
Kejang Demam
sederhana
• Kejang lama dengan durasi lebih dari 15 menit.
• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial.
• Berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Kejang Demam Komplek
s
ETIOLOGI
IdiopatikInfeksi saluran
pernapasan atas
Otitis media
Gastroenteritis Pneumonia Bronkopneumonia
Bronkhitis Tonsilitis Infeksi saluran kemih.
FAKTOR RISIKO
PATOFISIOLOGI
Infeksi (sering disebabkan ISPA,
OMA, GE, pneumonia, BP,
bronkhitis, tonsilitis, dan ISK)
Demam
kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan kenaikan metabolism
basal 10-15% dan kebutuhan oksigen
akan meningkat 20%.
Gangguan pembentukan
ATP dengan akibat
kegagalan pompa Na-K
Gangguan keseimban
gan membran sel neuron
Difusi Na dan Ca berlebih
Timbul potensial
aksi
Lepas muatan listrik
berlebih
Meluas dengan bantuan
NT
Kejang
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
Demam
Kejang tonik-klonik atau grand mal
Penurunan kesadaran yang berlangsung selama 30 detik-5 menit
Postur tonik,Gerakan klonik
Lidah atau pipi tergigit, Gigi atau rahang terkatup rapat
Gangguan pernafasan, Apneu
Sianosis
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik dan Neurologis
Pemeriksaan Penunjang:• Pemeriksaan Lab (Hb, leukosit,
hitung jenis, trombosit, morfologi sel, Na, K, Cl, Glukosa darah)
• Pungsi lumbal• Electroencephalography (EEG).
DIAGNOSIS BANDING
Kelainan IntrakraniumMeningitisEncephalitisAbses otak
Gangguan metabolikHipoglikemiGangguan elektrolitSinkop
Epilepsi Epilepsi Triggered by Fever (ETOF)
DIAGNOSIS BANDINGKlinis/Lab Ensefalitis
Herpes Simpleks
Meningitis Bacterial/ Purulenta
Meningitis Tuberkulosa
Meningitis Virus
Kejang Demam
Awitan Akut Akut Kronik Akut Akut
Demam < 7 hari < 7 hari >7 hari < 7 hari < 7 hari
Tipe kejang Fokal/umum Umum Umum Umum Umum/fokal
Singkat/lama
Singkat
Singkat
Singkat
Lama>15 menit
Kesadaran Sopor-koma Apatis-somnolen Somnolen-sopor Sadar-apatis Somnolen
Pemulihan kesadaran
Lama
Cepat
Lama
Cepat
Cepat
Tanda rangsang meningeal
-
++/-
++/-
+/-
-
Tekanan intrakranial
Sangat meningkat
Meningkat
Sangat meningkat+++
Normal Normal
Paresis +++/- +/- - -
Pungsi lumbal JernihNormal/limfo
Keruh/opalesenSegmenter/limf
Jernih/xantoLimfo/segmen
JernihNormal
JernihNormal
Etiologi
Virus HS Bakteri M.TuberculosisAnti TBC
Virus Di luar SSPPenyakit dasar
Terapi Antivirus Antibiotik Simtomatik
PENATALAKSANAAN Pemberian obat pada saat demam
Antipiretik Antikonvulsan (pengobatan
intermiten) Pemberian diazepam dosis 0,3-0,5 mg/KgBB/
tiap 8 jam pada saat demam dapat menurunkan risiko berulangnya kejang demam, diazepam dapat diberikan selama demam (biasanya 2-3 hari). Diazepam per rektal juga dapat digunakan, dosis 5 mg untuk BB < 10 kg, 10 mg untuk BB > 10 kg. pemberian fenobarbital, karbamazepin, fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.6
PENATALAKSANAAN Pengobatan kejang (anak datang
dalam keadaan kejang)Pemberian diazepam rektal pada saat
kejang sangat efektif untuk menghentikan kejang dan dapat diberikan oleh orang tua di rumah. Apabila kejang masih berlangsung pemberian diazepam rektal dapat diulang satu kali sebelum dibawa ke rumah sakit.
INDIKASI RAWAT INAP Pasien kejang demam dirawat di rumah
sakit pada keadaan berikut:a. Kejang demam kompleksb. Hiperpireksiac. Usia di bawah 6 buland. Kejang demam pertamae. Dijumpai kelainan neurologis
PROGNOSISRisiko berulangnya kejang demam
Sekitar 1/3 anak dapat mengalami kejang demam berulang, 10% dapat terjadi lebih dari 3 kali.
Rekurensi kejang demam: 50% dalam 6 bulan pertama 75% dalam tahun pertama 90% dalam tahun kedua Kejang demam pertama < 1 tahun: 50% Kejang demam pertama > 1 tahun: 28%
Risiko terjadi epilepsi di kemudian hari. Sebesar 2-10% penderita kejang demam mengalami epilepsi di kemudian hari.
Risiko mengalami kecacatan atau kematian.(Tidak pernah dilaporan)
DAFTAR PUSTAKA1. Haslam Robert H.A Sistem Saraf, Dalam Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol.3, Edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta 2000.
2. Baumann RJ. Technical Report: Treatment of The Child with Simple Febrile Seizures. 2004. http://www.pediatric.org/egi/content/full/103/e86.
3. Soetomenggolo, S. Kejang Demam. Dalam Buku Neurologi UI. Jakarta: Penerbit FKUI. 2004. H 244-251.
4. Pudjiadi, AH. 2010. Pedoman Pelayanan Medis . hlm. 150-153. cetakan pertama. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
5. Mansjoer Arif, Suprohaita, Wardhani Wahyu Ika, et al. Neurologi Anak, dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Kedua. Media Aesculapius FK Universitas Indonesia, Jakarta. 2000.
6. Hendarto S. K. Kejang Demam. Subbagian Saraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSCM, Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran No. 27. 2002.
7. Staf Pengajar IKA FKUI. 2005. Kejang Demam. Dalam : Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian IKA FKUI.
8. Garna H & Nataprawira HM. 2012. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. ed.4, hlm. 691-694. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD/RS Hasan Sadikin. Bandung.
9. Mary Rudolf, Malcolm Levene. Pediatric and Child Health. Edisi ke-2. Blackwell pulblishing, 2006.
10. Pusponegoro Hardiono D, Widodo Dwi Putro, Ismael Sofyan. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta. 2006.
11. Lumbantobing, S.M. Kejang Demam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007.
12. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2004. Kejang Demam. Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta : Badan Penerbit IDAI : 209.
13. Behrman, Richard E., Robert M. Kliegman., Hal B. Jenson. Nelson Ilmu Kesehatan Anak : Kejang Demam. 18 edition. Jakarta : EGC. 2007
14. Duffer PK, Baumann RJ. A Synopsis of the American Academy of Pediatrics Practice Parameter on The Evaluation and Treatment of Children with Febrile Seizures. Pediatrics in Review, vol. 20, No. 8, 1999: 285 – 7.
THANK YOU