ref : keiser · – konstanta waktu rc dioda foto dan sirkit yg berkaitan • parameter yg...
TRANSCRIPT
Optical ReceiverSistem Transmisi DigitalPerencanaan Link Point to Point Digital
Ref : Keiser
2
Noise Detektor Foto
S Daya sinyal dr arus foto--- = ------------------------------------------------------------------N Daya noise detektor foto + daya noise penguat
Sumber noise di penerima meningkat dr noise detektor foto
akibat dr sifat alami proses konversi photon-elektron dan
noise termal di sirkit penguat.
Utk mendapatkan S/N tinggi :
(a) Detektor foto harus memiliki efisiensi kuantum yg
tinggi utk membangkitkan sinyal besar.
(b) Noise detektor foto dan penguat harus sekecil
mungkin.
Sensitivitas detektor foto : daya optis minimal yg dpt
dideteksi.
3
Sumber Noise
(a) Model sederhana penerima detektor foto.
(b) Sirkit ekivalen
Rs : tahanan seri kecil (Rs << RL) dlm praktek diabaikan
Cd : kapasitansi total (junction + wadah)
RL : tahanan bias atau beban
Ca : kapasitansi input penguat
Ra : tahanan input penguat
4
Arus foto primer dibangkitkan :
)()( tPhf
qtiph
P(t) : Daya optis sinyal bermodulasi
Arus foto primer terdiri dr arus dc Ip, arus foto rata2
berasal dr daya sinyal dan komponen sinyal ip(t).
Utk dioda pin arus sinyal mean square :
tii ps
22
Utk dioda avalanche arus sinyal mean square :
222 Mtii ps
5
Utk sinyal input bervariasi sinusoida dgn indeks
modulasi m, komponen sinyal :
22
2
2pp I
mti
Noise detektor foto tanpa internal gain :
(a) Quantum/shot noise sifat alami statistik
(b) Durk current tdk ada cahaya datang
(c) Surface leakage current kerusakan permukaan
m : indeks modulasi
6
Arus noise kuantum mean square :
MFBMqIi pQ
22 2
B : Lebar pita
F(M) : noise figure
F(M) = Mx , 0 ≤ x ≤ 1,0, tergantung bahan
Detektor pin M = 1, F(M) = 1
Arus bulk dark mean square :
MFBMqIi DDB
22 2
ID : arus bulk dark detektor primer (tanpa perkalian)
7
Surface leakage current (surface dark current) mean square:
BqIi LDS 22
IL : arus bocor permukaan
Arus noise detektor foto total mean square :
BqIMFBMIIqi
iiii
LDPN
DSDBQN
22 22
2222
Utk penyederhanaan Ra >> RL kontribusi tahanan beban
detektor foto :
BR
Tki
L
BT
42
kB : kontanta Boltzman
8
Perbandingan arus dark dioda foto Si, Ge, GaAs dan InGaAs
sbg fungsi normalisasi teg bias.
9
Perbandingan sinyal thd noise
LBLDP
p
RTBkBqIMFBMIIq
Mti
N
S
/422
)(
2
22
Pin noise termal dominan
APD noise detektor dominan
F(M) : fungsi M, S : fungsi M2, noise kuantum dan arus dark :
fungsi M2F(M) ada harga S/N optimum.
M optimum :
Dp
LBLx
optIIxq
RTkqIM
/422
10
Contoh
Dioda foto pin GaAs memiliki parameter pd panj gel 1300 nm :
ID = 4 nA, η = 0,65, RL = 1000 Ohm dan IL diabaikan.
Daya optis datang 300 nW, lebar pita penerima 20 MHz, T =300o
K.
Hitunglah :
(a) Arus foto primer
(b) Noise2 di penerima.
(c) S/N jika m = 0,8
APD dgn parameter tsb, utk x = 0,5
Hitunglah :
(a) Mopt
(b) Arus (foto primer) multiplikasi
(c) Noise2 di penerima
(d) S/Nmaks
11
Waktu Respon Detektor
Depletion layer photocurrent
Skema tegangan mundur dioda foto pin
12
Kondisi steady state rapat arus total mengalir
melalui lapisan deplesi tegangan mundur :
diffdrtot JJJ
Jdr : rapat arus drift dihasilkan oleh carrier yg dibangkitkan
dlm daerah deplesi
Jdiff : rapat arus difusi timbul dr carrier yg dihasilkan diluar
daerah deplesi dlm semikonduktor (daerah n dan p) dan
berdifusi kedalam junction teg mundur.
Rapat arus drift : wp
drseq
A
IJ
10
Ahf
RP f
10
0
A : luas dioda foto
Φ0 : photon flux datang per satuan luas
13
Permukaan lapisan p dioda foto pin umumnya tipis.
Arus difusi akan ditentukan oleh difusi hole dr bulk daerah n.
Difusi hole dapat dihitung dr :
x
s
p
nnnp
sexG
xGpp
x
pD
0
0
2
2
0
Dp : koefisien difusi
Pn : konsentrasi hole di bahan tipe-n
tp : excess hole life time
Pn0 : rapat hole kondisi seimbang/equilibrium
G(x) : laju pembangkitan elektron-hole
14
Shg rapat arus difusi :
p
p
n
w
ps
ps
diffL
Dqpe
L
LqJ s
001
Rapat arus total mengalir melalui lapisan
deplesi tegangan mundur :
p
p
n
ps
w
totL
Dqp
L
eqJ
s
001
1
Pn0 umumnya kecil shg arus foto yg dibangkitkan total
sebanding dgn photon flux Φ0
15
Waktu Respon
• Faktor waktu respon dioda foto :– Waktu transit carrier foto di daerah deplesi
– Waktu difusi carrier fotoyg dibangkitkan diluar daerah deplesi
– Konstanta waktu RC dioda foto dan sirkit yg berkaitan
• Parameter yg berpengaruh thd faktor tsb :– Koefisien absorbsi αs
– Lebar daerah deplesi w
– Kapasitansi junction dan dioda foto
– Kapasitansi penguat
– Tahanan beban detektor
– Tahanan masukan penguat
– Tahanan seri penguat
16
Respon dioda foto thd pulsa masukan optis
17
Waktu respon suatu dioda foto yg tidak dideplesi penuh
18
Respon pulsa dioda foto dr berbagai parameter detektor
19
Variasi faktor noise electron excess sbg fungsi dr penguatan
elektron utk berbagai harga perbandingan laju ionisasi efektif keff
20
Pengaruh Suhu pd Penguatan APD
Mekanisme penguatan APD sangat sensitif thd suhu krn
ketergantungan laju ionisasi elektron dan hole.
Ketergantungan tsb sangat kritis pd teg bias tinggi.
00
00
1
1
/1
1
TTbTnTn
TTaTVTV
RIVV
VVM
BB
MMa
n
B
21
VB : Teg breakdown saat M menjadi tak hingga
n : tgt material, nilai 2,5 – 7
Va : teg bias mundur detektor
IM : arus foto multiplied
RM : tahanan seri foto dioda dan beban detektor
a, b : konstanta, positip utk RAPD dan ditentukan dr grafik
percobaan penguatan thd suhu.
22
Pengaruh suhu terhadap penguatan APD silikon pd 825 nm
SISTEM TRANSMISI DIGITAL
Ref : Keiser
24
• Persyaratan utama sistem link :– Jarak transmisi yg diinginkan
– Laju data atau lebar pita kanal
– BER
Link Optik Dijital point to point
Link point to point simpleks
DETEKTOR
OPTIK
SUMBER
OPTIK
SINYAL
OPTIK
USER USER
Link Power Budget
Panjang
gelombang
Operasi
Jarak tidak terlalu jauh,
gunakan 800 - 900 nm
Jarak jauh, gunakan
panjang gelombang
1300 atau 1550 nm
Pilih
komponen
Tx & Rx
yang sesuai
Pilih komponen Tx seperti
sumber optik dan rangkaian
drivernya serta pilih Rx
dengan amplifier dan
equalizernya
Menghitung Kinerja
BER, Biaya, BW-
distance product
Tentukan kinerja
photodetector dan serat optik
kemudian cari sumber optik
yang sesuai
terpenuhi
kinerja ?
Selesai
Y
T
Diagram Alir Desain Link Point To Point
26
Pemilihan Perangkat Link Optik
Dijital point to point
Avalanched Photo
Diode (APD)
Responsivitas
Panjang gelombang operasi
Kecepatan respon
Sensitivitas
pin
Detektor optik3
LASER
Panjang gelombang emisi
Lebar spektral keluaran
Daya keluaran
Daerah radiasi efektif
Pola emisi
Jumlah mode emisi
LED
Sumber optik2
Multi Mode (MM)
Ukuran core
Profil indeks bias core
Bandwidth atau Dispersi
Redaman
NA atau Mode-field Diameter
Single Mode
(SM)Serat Optik1
KarakteristikJenisKomponenNo
27
Link Power Budget
Loss daya optis pd point-to point link
αf : konstanta redaman fiber
αc: loss konektor
αsp : loss splice
αsp αsp αspαcαcαc
28
Link power budget :
PR = PS – A T
A T = 2 αc + n αsp + αf L + MS
PS : daya optis dipancarkan dr sumber ujung fiber [dBm]
PR : daya diterima detektor [dBm]
AT : redaman total [dB]
α c : loss konektor [dB/bh]
α sp : loss splice [dB/bh]
αf : konstanta redaman fiber [dB/Km]
L : panjang link [Km]
MS : margin sistem [dB]
Daya diterima detektor :
Anggaran daya terpenuhi jika :
daya diterima didetektor >= sensitifitas penerima
29
Sensitifitas penerima sbg fungsi laju bit.
30
Link loss budget utk sistem 800 nm LED/pin pd 20 Mb/s
31
Rise Time Budget
Utk menentukan pembatasan dispersi link fiber optik.
Rise time sistem keseluruhan :
N
i
isys tt1
2
ti : rise time kontributor.
ttx : rise time sumber optik/pemancar
tmat : rise time dispersi material fiber
tmod : rise time dispersi modus fiber
twg : rise time dispersi pandu gelombang
trx : rise time detektor optik/penerima
Rise time dispersi = pelebaran pulsa krn dispersi σ
Rise time fall time
Input
Respon divaisTerhadap input
0 V
+5 V
Off
ON
Divais tidakBisa langsung ON, tapi butuh waktu
Rise Time
tTX adalah rise-time transmitter, yaitu bergantung dari sumber cahaya dan
rangkaian drive-nya. tRX adalah rise-time receiver dihasilkan oleh respon fotodetector dan
bandwidth 3 dB penerima.
ndetik 350
RX
RXB
t ; BRX adalah bandwidth listrik 3 dB penerima (MHz).
tmat adalah dispersi material. Untuk sumber laser, dispersi ini dapat
diabaikan.
2222
LDt matmat ; Dmat adalah faktor dispersi material serat
(ns/nm.km), adalah lebar spektral sumber optik (nm) dan L adalah panjang serat (km).
tmod adalah rise-time dispersi modal.
Gambar 1 Link Point To Point Dan Parameter Rise Time
0
mod
440
B
Lt
q
; B0 adalah Bandwidth pada panjang kabel optik 1 km, q
adalah parameter panjang serat yang bernilai antara 0,5 sampai 1.
Transmitter Receiver
tTX
tmat
tmod
tRX
34
Umumnya degradasi transition time link digital :
- NRZ ≤ 70 % perioda bit
- RZ ≤ 35 % perioda bit
Anggaran rise time dipenuhi jika :
Rise time sistem < degradasi transition time
35
Respon front end penerima dpt dimodelkan sbg LPF orde
pertama :
tuetgtBrx2
1)(
Brx : lebar pita elektrik 3 dB dr penerima
u(t) : fungsi tangga berharga 1 utk t ≥ 0 dan 0 utk t < 0
Rise time penerima (10 % - 90 %)g(t) :
rx
rxB
t350
trx : dlm ns
Brx : dlm MHz
36
Pd fiber MM rise time tergantung pd dispersi
antar modus dan material (krn dispersi pandu
gel << dispersi material).
Dampak dispersi material diabaikan pd sumber
laser baik pd panj gel panjang maupun panj
gel pendek, sedangkan pd LED hanya pd panj
gel panjang.
37
Laser/APD limit
Attenuation limit with
LED/pin
Batas jarak transmisi sbg fungsi laju data 800 MHz-Km fiber, sumber
LED dng Si pin dan 800 nm dioda laser dgn Si APD
38
Batas jarak transmisi sbg fungsi laju data utk dioda laser DFB 1550-nm, APD
InGaAs, fiber SI dgn D = 2,5 ps/(nm-Km) dan redaman 0,3 dB/Km
39
Pengkodean saluran
Format sinyal optis transmisi penting utk dipertimbangkan krn
kepraktisan, sirkit decision hrs dpt memisahkan secara
tepat informasi timing.
Maksud timing :
(a) Memungkinkan sinyal disampling pd S/N maks
(b) Menjaga spasi pulsa
(c) Menunjukan interval start dan stop/end
Pengkodean sinyal adalah sejumlah aturan utk mengurutkan
simbol sinyal dgn pola tertentu.
Jenis dasar kode saluran biner dua-level pd trans optik :
(a) NRZ
(b) RZ
(c) Phase Encoded (PE)
40
Kode NRZ
- Mudah dibangkitkan/dikodekan
- Mudah di-dekodekan
- Tdk memiliki error monitoring atau kemampuan koreksi
- Ttdk memiliki self-clocking (timing)
- Lebar pita minimal
- Daya rata masukan penerima tergantung pd pola data
base line wander
- String 1 atau 0 panjang tidak terdapat informasi timing krn
tidak ada transisi level.
41
Contoh pola data NRZ-Level
42
Baseline wander di penerima mrpk hasil transmisi string
panjang NRZ bit 1.
43
Kode RZ
- Tiap data bit dikodekan dgn dua bit kode saluran
- Unipolar string 0 panjang akan kehilangan sinkronisasi timing
- Biphase timing dpt diatasi
- Manchester mudah mengkodekan dan dekodekan
44
Contoh data format RZ.
45
Kode Blok
-Kode blok mBnB (n > m) : tiap m bit biner dikodekan dgn n bit biner.
- Peningkatan lebar pita sebesar n/m
- Timing cukup
- Terdpt informasi error minitoring
- Tidak ada string 1 atau 0 panjang tak terjadi base line wander
46
Perbandingan beberapa kode mBnB
W : pesentase n-bit word yg tidak digunakan
Nmax : jumlah simbol identik berurutan terpanjang
D : batas disparitas terakumulasi
sederhana
Reduksi BW
47
ContohRancangan siskom optik laju data 60 Mb/s sbb :
Jarak 60 Km
Fiber SM konstanta redaman 0,2 dB/Km, pelebaran pulsa
dispersi material 2 ps/Km, panjang kabel 2 Km/haspel.
Dispersi pandu gel diabaikan.
Redaman splice 0,2 dB/bh
Redaman konektor 0,5 dB/bh
Sumber : λ = 1,3 μm, daya 1 mW, rise time 5 ns, σλ = 3 nm
Detektor : sensitifitas – 40 dBm (BER 10-9), rise time 2 ns
Margin sistem = 6 dB
Selidiki apakah sistem tsb memenuhi anggaran daya ?
Selidiki apakah sistem tsb memenuhi anggaran rise time
transmisi NRZ dan RZ ?
Kesimpulan ?
48
LATIHAN
Suatu siskom optik memiliki spesifikasi :
λ = 1,3 μm trx = 0,25 ns
B = 1 Gb/s Dmat = 2 ps/(Km-nm)
Fiber SM panjang kabel 2 Km/haspel
αf = 0,4 dB/Km αsp = 0,1 dB/bh
σλ = 3 nm αc = 1 dB/bh
ttx = 0,2 ns Ms = 6 dB
Ps = 1 mW Prmin = - 42 dBm (BER 10-9)
L = 60 Km twg diabaikan
Selidiki apakah sistem tsb dpt digunakan utk transmisi dgn
line coding RZ dan NRZ ?
Agar bisa digunakan untuk RZ berapa L maks (B = 1 Gb/s) ?
Agar bisa digunakan untuk RZ berapa B maks (L = 60 Km) ?
49
OPTICAL RECEIVER
Ref : Keiser
50
Transmisi Sinyal Digital
Lintasan sinyal melalui link data optis
51
Sumber Error
Sumber noise dan gangguan pd mekanisme deteksi pulsa optis
52
Jumlah pasangan elektron-hole rata2 yg dibangkitkan dlm
waktu :
hf
EdttP
hfN
0
η : efisiensi kuantum detektor
hf : energi photon
E : energi yg diterima dlm interval waktu
!n
eNnP
Nn
r
Jumlah pasangan elektron-hole nyata yg dibangkitkan n berfluktuasi dr rata2 menurut distribusi Poisson.
Probabilitas diemisikan n elektron pd interval
53
Selain kuantum noise dan excess noise yg dapat mengakibatkan error, sumber error lain adalah
ISI (Inter Symbol Interference) yg diakibatkan oleh pelebaran pulsa di fiber optik.
Pelebaran pulsa yg mengakibatkan ISI
: bagian energi pd timeslot yg cocok.
1- : bagian energi yg melebar ke timeslot sebelahnya
54
Konfigurasi Penerima
Diagram suatu penerima optik
55
Perhitungan Unjuk Kerja Penerima Digital
Probabilitas error.
Bt
N
N
NBER e
t
e
Ne : jumlah error terjadi pd interval waktu t
Nt : jumlah pulsa yg ditrasmisikan selama waktu t
B = 1/Tb laju bit (yi laju transmisi pulsa)
56
Utk menghitung BER di penerima, harus diketahui distribusi
probabilitas sinyal di keluaran ekualiser.
Probablitas teg keluaran ekualiser < v jika dikirim pulsa 1 :
dyypvP
v
11
Probablitas teg keluaran ekualiser > v jika dikirim pulsa 0 :
dyypvPv
00
p(y│1) dan p(y│0) adalah fungsi distribusi probabilitas kondisional,
yi p(y│x) adalah probabilitas keluaran = y jika dikirimkan x.
57
Probabilitas distribusi sinyal level 0 dan 1
Q factor adalah signal-to-noise ratio (SNR) pada decision circuit dalam bentuk
tegangan atau arus, yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
Q=μ1−μ0σ1+σ0
dimana, 𝜇0 dan 𝜇1 adalah nilai rata-rata dari tegangan atau arus yang terbaca pada
decision circuit, 𝜎0 dan 𝜎1 adalah standar deviasi dari masing-masing 𝜇 [6][10].
Untuk mengilustrasikan nilai-nilai tersebut, dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut.
59
Standar deviasi adalah nilai tengah yang menjadi ukuran kecenderungan simpangan data
dari nilai rata-rata sekelompok data yang mengacu pada jumlah datanya. Q factor juga
dapat diekspresikan dengan persamaan hubungan dengan SNR.
Persamaan hubungan antara SNR dengan Q factor dapat diekspresikan sebagai berikut.
Q factor bisa didapat dengan persamaan berikut.𝑄 =
10𝑆𝑁𝑅20
2.
SNR = 20 log 2𝑄
61
ththe vbPvaPP 01
dnednnf n 22 2/
22
1
Jika tegangan threshold vth, maka probabilitas error :
a, b : faktor beban ditentukan oleh distribusi a priori dr data.
a : probabilitas terjadinya 1, dan b : probabilitas terjadinya 0
Masalah : memilih harga decision threshold dimana Pe minimal
Andaikan noise terdidtribusi Gaussian dgn rata2 nol.
Probabilitas sample terukur n(t1) pd daerah n s/d n+dn :
σ2 : variansi noise
f(n) : fungsi densitas probabilitas
62
Andaikan amplitudo pulsa V dan teg threshold vth = V/2, maka
probabilitas error jika dikirim 0 :
2/
2/
20
2/
0
2/
0
22
2
1
0
v
v
th
vv
th
dvevP
dyyfdyypvP
Serupa dgn itu jika dikirim 1, fungsi densitas probabilitas :
22 2/
21
2
1
nevf
63
2/
2/
21
2/
1
2/
1
22
2
1
1
V
Vv
th
VV
th
dvevP
dvvfdyypvP
Probabilitas error jika dikirim 1 :
Shg utk a = b = 0,5, maka probabilitas error :
x
y
e
dyeerfx
VerfP
0
2
221
2
1
Dimana :
64
Jadi BER merupakan rasio perbandingan bit error dengaan bit yang
dikirimkan keseluruhan. Sedangkan, BER test adalah pengujian yang bertujuan
menguji seberapa banyak kesalahan pembacaan yang diterima setiap detiknya.
Persamaan (2.4) memiliki hubungan matematis dengan BER bila nilai threshold
diatur ke nilai optimumnya yang dapat diekspresikan dengan persamaan berikut
[6][10].
BER =1
2erfc
Q
2≅
1
Q 2πe−
Q2
2 .
66
V
N
S
dB
log20
Pe hanya tergantung pd parameter V/σ.
V : amplitudo sinyal
σ : deviasi standard noise (rms noise)
V/σ : perbandingan peak signal dng rms noise
67
BER sbg fungsi S/N
68
Contoh
Dr grafik untuk S/N = V/σ = 8,5 kali
S/N = 20 log 8,5 = 18,6 dB
V/2σ = 4,25 Pe = 10-5, atau Setiap dikirim 105 buah bit, maka 1
buah bit diinterpretasikan salah.
Jika sinyal diperkuat shg S/N = 12,0 kali = 21,6 dB)
V/2σ = 6 Pe = 10-9
69
Quantum Limit
1
0N
r
eP
hf
EN
Pulsa optis berenergi E mengenai detektor foto dlm interval waktu , akan
diienterpretasikan oleh penerima sbg pulsa 0 jika tak ada pasangan elekron hole yg
dibangkitkan.
!n
eNnP
Nn
r
Maka, probabilitas diemisikan n = 0 elektron pd interval
Andaikan detektor foto ideal yi memiliki efisiensi kuantum 1 dan tidak ada durk current memungkinkan mendapatkan daya optis terima minimal (quantum limit) pd BER tertentu.
Dari
dimana
Shg utk Pr(0) tertentu, terdapat energi minimal yg dibutuhkan pd panjang gel tertentu.
:N Jml pasangan elektron-hole dibangkitkan
E : energi yg diterima pd interval
70
Contoh
Fiber optik link bekerja pd panj gel 850 nm memerlukan BER maksimum 10-9 , efisiensi kuantum detektor 1
Hitunglah :
- Rata2 pasangan hole-elektron perlu dibangkitkan
- Daya dibutuhkan jika laju data 10 Mb/s (untuk laju 0 dan 1 sama 1/ = B/2).
N