rasionalitas golput pemilih pemula di kecamatan ... · status sikap mereka yang tidak memilih...

24
RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN DALAM PEMILUKADA YOGYAKARTA 2011 Dosen Pengampu : Drs. Suswanta, M.Si Di Susun Oleh : SAID HAMZALI 20100520140 TAUFIK NUR ANDRIAN 20100520131 PURWOKO ROMI ATMOJO 20100520115 KELAS C JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Upload: vanxuyen

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN

DALAM PEMILUKADA YOGYAKARTA 2011

Dosen Pengampu : Drs. Suswanta, M.Si

Di Susun Oleh :

SAID HAMZALI 20100520140

TAUFIK NUR ANDRIAN 20100520131

PURWOKO ROMI ATMOJO 20100520115

KELAS C

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Page 2: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

2011

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 2

D. Beberapa Penelitian Terdahulu ................................................................... 2

E. Kajian Pustaka ............................................................................................ 4

F. Definisi Konsepsional ................................................................................. 7

G. Metode Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II DISKRIPSI OBJEK

A. Keadaan Geografis ..................................................................................... 10

B. Keadaan Demografi .................................................................................... 10

C. Struktur Organisasi Kecamatan Gondokusuman.......................................... 13

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

A. Diskripsi Narasumber ................................................................................. 14

B. Analisis Data .............................................................................................. 15

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 18

B. Saran .......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAMPIRAN I

Daftar Pertanyaan

LAMPIRAN II

Catatan Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan

Dan Wakil Kepala Daerah Di Tingkat Kabupaten/Kota

LAMPIRAN III

Daftar Partisipasi Pemilih di Tiap Kecamatan Pemilukada Kota Yogyakarta 2011

LAMPIRAN IV

Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilukada Kota Yogyakarta Tahun 2011

Page 4: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasi

penyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yang

dimanifestasikan keterlibatan mereka dalam pesta demokrasi (Pemilu). Semakin tinggi tingkat

partisipasi politik mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami serta melibatkan diri

dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya tingkat partisipasi politik yang rendah pada umumnya

mengindikasikan bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap masalah atau

kegiatan kenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan dalam sikap

golongan putih (golput) dalam pemilu.

Namun jika dilihat dari aspek partisipasi politik dalam sejarah pesta demokrasi di Indonesia,

Pemilu tahun 1999 merupakan awal dari penurunan tingkat partisipasi politik pemilih, atau mulai

meningkatnya golongan putih (golput), dibandingkan dengan Pemilu sebelumnya dengan tingkat

partisipasi politik pemilih tertinggi 96,6% pada Pemilu tahun 1971. Lebih-lebih jika dinilai

dengan penyelenggaraan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) sebagai bagian dari Pemilu yang

telah berlangsung di beberapa daerah, terutama di wilayah Jawa sebagai konsentrasi mayoritas

penduduk Indonesia juga menunjukkan potensi Golput yang besar berkisar 32% sampai 41,5%.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat diambil permasalahan yaitu: “ Mengapa Pemilih

Pemula banyak yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada Yogyakarta 2011 di

Kecamatan Gondokusuman ? ’’

Page 5: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya adalah :

Untuk mengetahui mengapa pemilih pemula banyak yang tidak menggunakan hak pilihnya

dalam Pemilukada Yogyakarta 2011 di Kecamatan Gondokusuman.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya golput di kalangan pemilih

pemula di Kecamatan Gondokusuman.

2. Memberikan bahan masukan kepada pengambil kebijakan Pemerintah dalam hal ini

Komisi Pemilihan Umum, Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah

Yogyakarta dalam kaitannya dengan perilaku pemilih pemula di Kecamatan

Gondokusuman.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan mempunyai kegunaan praktis. Bagi KPUD ( Komisi

Pemilihan Umum Daerah), studi ini akan menjawab pertanyaan mengenai alasan-alasan

seseorang memilih golput. Hasil studi ini dapat dipakai untuk mengantisipasi atau

mengurangi angka golput untuk Pilkada di Kecamatan Gondokusuman di tahun

mendatang atau Pilkada di wilayah-wilayah lain.

D. Beberapa Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu mengenai golput dalam pemilukada, yaitu antara lain :

1. Realitas Golput Studi Tentang Perilaku Pemilih Menyongsong Pemilu Legislatif Tahun

2009 di Jawa Timur.

Wacana golput kembali merebak menjelang Pemilu 2009 berarti ada penyebabnya.

Seseorang memilih golput bisa disebabkan faktor internal maupun eksternal. Faktor

internal bisa karena :

Page 6: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

a. Di luar kehendak; misalnya sebetulnya ingin memilih tetapi karena suatu hal

misalnya sakit parah dia tidak memilih,

b. Golput sebagai pernyataan politik yang mengisyaratkan ketidakpercayaan pada

sistem yang ada.

c. Golput menganggap memilih bukan perilaku rasional karena tidak memberi

keuntungan apa-apa bagi diri sendiri.

Beberapa kemungkinan faktor penyebab yang bersifat eksternal, yaitu pertama, perilaku elit

parpol yang lebih mementingkan parpol dan para tokohnya, dan tidak berorientasi pada

kepentingan rakyat. Kedua, ada anggapan yang berkembang ditengah masyarakat, bahwa tidak

adanya manfaat langsung yang diterima rakyat dengan diselenggarakannya pemilu. Ketiga,

kerapkali terjadi dekadensi moral yang kian sering dipertontonkan anggota DPR (legislatif) atau

DPRD (perilaku asusila, korup, dll).

2. Golput Pilihan Rasional dari Proses Demokrasi atau Ancaman Politik

Banyak hal yang menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi. Dalam konteks pilkada di beberapa

daerah, kemungkinan golput disebabkan oleh :

1. Banyaknya perantau yang tidak bisa pulang di berbagai daerah ketika ada jadwal pemilu

dilakukan, sehingga banyak dari warga yang bekerja di luar kota malas untuk

meninggalkan pekerjaannya.

2. Kejenuhan dari rutinitas mencoblos dalam pemilu, kecenderungan terjadinya

penggelembungan pemilih golput bisa terkondisikan mengingat rangkaian acara politik

terlalu padat sepanjang tahun. Situasi ini membuat publik jenuh dan memilih melakukan

aktivitas rutinnya.

3. Tidak mau menggunakan hak pilihnya, warga yang secara sadar tidak mau menggunakan

hak pilihnya memang tidak bisa dikaji secara kualitatif, namun secara riil mereka tidak

menggunakan haknya .

Beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa golput dalam penyelenggaraan

pemilu adalah hal yang wajar karena golput nyaris tidak pernah lepas dari setiap

penyelenggaraan pemilu di Indonesia maupun di negara yang sudah maju demokrasinya.

Page 7: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

E. Kajian Pustaka

1. Pemilihan Umum

Yang dimaksud dengan Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Pemilihan umum dilaksanakan sekali dalan lima tahun seperti yang dituliskan dalam pasal 4

UU No 10 Tahun 2008 yang berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Dalam Pemilihan Umum seperti yang dimaksud pada alinea diatas ada tiga lembaga

sekaligus yang akan dipilih oleh rakyat, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR yang

berkedudukan di Jakarta, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD yang berkedudukan di

Propinsi dan Kabupaten/Kota dan pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Daerah atau DPD yang

akan mewakili setiap propinsi yang berkedudukan di Jakarta

Dalam pemilihan anggota DPR, DPD dan DPRD, pemilih dapat langsung memilih calon

yang dia inginkan. Untuk anggota DPR dan DPRD maka calon yang akan dipilih berasal dari

partai politik, sementara untuk calon anggota DPD berasal dari perseorangan yang mendaftarkan

diri kepada KPUD Provinsi tempat dia berasal.

Peserta pemilihan umum adalah partai politik yang telah memenuhi persyaratan sebagai

peserta Pemilu seperti yang dijelaskan dalam pasal 8 UU No 10 tahun 2008 ayat 1 dan yang

dimaksud dengan pemilih adalah warga Negara Indonesia yang telah genap berusia 17 tahun atau

lebih atau sudah pernah kawin.

Page 8: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

2. Pengertian Golput (golongan putih)

Istilah golput atau golongan putih di Indonesia sesungguhnya sudah ada sejak Pemilu di

masa orde baru. Pada masa reformasi, ancaman golput malah semakin meluas tidak hanya di

tingkat nasional (pemilu), akan tetapi hingga di tingkat pemilihan kepada daerah (pilkada). Awal

Desember 2008 atau menjelang memasuki tahun Pemilu 2009, isu tentang golput mulai disoroti

kembali dengan menambahkan ide tentang fatwa haram. Tulisan bagian pertama ini membahas

pengertian secara umum tentang golput dan faktor-faktor penyebab terjadinya fenomena golput.

Diharapkan setelah memahami apa dan bagaimana golput, maka akan dapat dijadikan sebagai

dasar untuk memberikan sikap dan penilaian.

3. Istilah Golongan Putih (Golput)

Istilah golongan putih atau golput pertama kali muncul menjelang Pemilu 1971. Istilah ini

sengaja dimunculkan oleh Arief Budiman dan kawan-kawannya sebagai bentuk perlawanan

terhadap arogansi pemerintah dan ABRI (sekarang TNI) yang sepenuhnya memberikan

dukungan politis kepada Golkar. Arogansi ini ditunjukkan dengan memaksakan (dalam bentuk

ancaman) seluruh jajaran aparatur pemerintahan termasuk keluarga untuk sepenuhnya

memberikan pilihan kepada Golkar. Arogansi seperti ini dianggap menyimpang dari nilai dan

kaidah demokrasi di mana kekuasaan sepenuhnya ada di tangan rakyat yang memilih. Ketika itu,

Arief Budiman mengajak masyarakat untuk menjadi golput dengan cara tetap mendatangi

Tempat Pemungutan Suara (TPS). Ketika melakukan coblosan, bagian yang dicoblos bukan pada

tanda gambar partai politik, akan tetapi pada bagian yang berwarna putih. Maksudnya tidak

mencoblos tepat pada tanda gambar yang dipilih. Artinya, jika coblosan tidak tepat pada tanda

gambar, maka kertas suara tersebut dianggap tidak sah.

Ada perbedaan fenomena golput pada masa politik di orde baru dan masa politik di era

reformasi. Di masa orde baru, ajakan golput dimaksudkan sebagai bentuk perlawanan politik

terhadap arogansi pemerintah/ABRI yang dianggap tidak menjunjung asas demokrasi. Pada era

reformasi yang lebih demokratis, pengertian golput merupakan bentuk dari fenomena dalam

demokrasi.

Page 9: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

4. Pengertian Golput Secara Umum

Di negera manapun yang menjalankan sistem demokrasi, bahkan di negara yang sudah maju

demokrasinya, golput adalah fenomena dalam demokrasi. Golongan putih (golput) atau disebut

juga ‘No Voting Decision’ selalu ada pada setiap pesta demokrasi di mana pun terutama yang

menggunakan sistem pemilihan langsung (direct voting). Mereka (para pemilih) dikatakan golput

atau ‘No Voting Decision’ apabila berkeputusan untuk tidak memilih salah satu dari kontestan

yang tersedia pada kertas suara ketika dilakukan pemungutan suara. Apabila cara untuk memilih

dilakukan dengan mencoblos logo/foto, maka pemilih tidak mencoblos pada tempat yang

sediakan sehingga kartu suara dinyatakan tidak sah. Jika untuk memilih digunakan dengan

memberikan coretan atau tanda centang, maka pemilih tidak memberikan tanda centang atau

memberikan tanda centang bukan pada tempat yang disediakan sehingga kartu suara menjadi

tidak sah. Dari pengertian ini, mereka yang dikatakan mengambil sikap golput atau ‘No Voting

Decision’ tetap hadir dan melakukan proses pemilihan sesuai dengan tata cara yang berlaku.

Dalam perkembangannya, keputusan untuk tidak memilih (golput) ternyata semakin rumit.

Seorang pemilih bersikap tidak memilih dengan cara tidak menghadiri bilik suara atau TPS pada

waktu yang telah ditentukan (jadwal pencoblosan). Pemilih (voter) tadi sudah terdaftar sebagai

pemilih, akan tetapi dengan sengaja tidak hadir ke lokasi pemungutan suara ketika hari

pelaksanaan pemilihan. Tentu saja kertas suara yang tidak digunakan tadi dianggap tidak sah.

Sikap untuk tidak memilih (no vote) semakin rumit untuk dijelaskan. Mereka (calon pemilih)

akan menolak untuk dicatatkan atau didaftarkan namanya sebagai calon pemilih. Caranya bisa

dengan menolak untuk dilakukan pendataan ulang atau tidak mengisi formulir calon pemilih.

Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan

mereka calon pemilih yang tidak mengetahui proses pendataan ulang sehingga namanya menjadi

tidak tercantum dalam daftar pemilih resmi.

5. Yang termasuk pemilih pemula :

1. Pemilih pemula adalah kaum remaja.

2. Orang yang baru pertamakali menggunakan hak pilih.

3. Remaja yang wajib memilih merusia 17 tahun /sudah menikah.

4. Pemilih pemula dan politik.

Page 10: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

5. Selama ini dunia remaja mempunyai karakteristik tersendiri seiring dengan perkembangan

kerpribadian,akibatnya remja ‘apatis’terhadap politilk.

6. Tetapi adapula remajayang ganrung dengan politik.

6. Rasionalitas

Rasionalitas yaitu kemampuan dan kemauan bersikap dan bertindak dengan menggunakan

akal sehat. Rasionalitas dan akal budi yang sehat akan membimbing pertimbangan, sikap dan

tindakan seseorang, terutama dalam menghadapi pilihan-pilihan sulit. Dengan demikian,

rasionalitas bak mercu suar yang menjadi pedoman ke mana kapal harus mengarah di saat badai

dahsyat menyerang di kegelapan malam.

F. DEFINISI KONSEPSIONAL

Definisi dari konsepsional adalah suatu metode untuk menjelaskan mengenai pembatasan

pengertian antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Dan konsep adalah abtrasi

mengenai suatu fenomena yang di rumuskan atas dasar generalisasi dan sejumlah karakteristik

kejadian. Hal ini di gunakan agar dalam penulisan tidak terjadi kesalah pahaman. Adapun defnisi

konsepsional yang digunakan adalah :

a. Pemilihan Umum

Pemilihan Umum1 disebut juga dengan “Political Market” (Dr. Indria Samego). Artinya

bahwa pemilihan umum adalah pasar politik tempat individu atau masyarakat berintraksi

untuk melakukan kontrak social (perjanjian masyrakat) antara perserta pemilahan umum (

partai politik) dengan pemilih serangkaian aktivitas politik yang meliputi kampanye,

propaganda, iklan politik melalui media massa cetak audio, maupun audio visual serta media

lainnya seperti spanduk, pamphlet, selebaran, bahkan komunikasi antar pribadi yang

berbentuk face to face (tatap muka) atau lobby yang berisi penyampaian pesan mengenai

program platform, asas, ideologi, serta janji-janji politik lainnya guna meyakinkan pemilih

sehingga pada pencoblosan dapat menentukan pilihaannya terhadap salah satu partai politik

yang menjadi peserta pemilihan umum untuk mewakilinya dalam badan Legislatif maupun

Eksekutif.

1 A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007, hal 147

Page 11: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

b. Pemilih Pemula

Pemilih Pemula, yaitu mereka yang berumur 17 s.d 21 tahun atau para pelajar yang masih

duduk di bangku SMU atau yang baru pertama kali mengikuti pemilu.

c. Kampanye

Kampanye adalah sebuah tindakan doktet yang bertujuan mendapatkan pencapaian

dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang

terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam

suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan,

pembelokan pecapaian. Dalam sistim politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu

pada kampanye elektoral pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda

diputuskan. Kampanye politis tindakan politik berupaya meliputi usaha terorganisir untuk

mengubah kebijakan di dalam suatu institusi.

d. Golput

Golput adalah tidak menggunakan hak suara saat pemilu. Tidak memilih salah satu dari

kontestan yang tersedia pada kertas suara ketika dilakukan pemungutan suara. Apabila cara

untuk memilih dilakukan dengan mencoblos logo/foto, maka pemilih tidak mencoblos pada

tempat yang sediakan sehingga kartu suara dinyatakan tidak sah.

G. METODE PENELITIAN

a. JenisPenelitian

Dalam setiap ilmu pengetahuan,pasti mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh

suatu kebenaran. Kebenaran itu dapat diperoleh secara ilmiah, artinya bahwa untuk memperoleh

kebenaran itu mengadakan penganalisaan secara mendalam dan luas.

Maksudnya adalah bahwa suatu persoalan yang dihadapi , dibahas sehingga penyebab atau

yang menjadi sumber persoalan dapat dihadapi, sedangkan luas maksudnya adalah bahwa

persoalan yang dihaapi tersebut harus dicari sangkut pautnya dengan persoalan lain.

Penelitian ini menggunakan metode diskriptis kualitatif.Penelitian deskriptif termasuk salah

satu jenis penelitian kualitatif.Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel

Page 12: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

dan fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikan apaadanya.

Penelitian diskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang

terjadi, sikap dan pandangan yang menggejala di masyarakat, hubung anantara variabel,

pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antar fakta dan

lain-lain.

2. Unit Analisis Data

Yang dijadikan unit analisa adalah Rasionalitas Golput Pemilih Pemula di Kecamatan

Gondokusuman dalam Pemilukada Yogyakarta 2011.

3. Jenis Data

a. Data Primer

Data yang langsung berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini data

primernya adalah masalah yang berkaitan dengan pengaruh motivasi dan pengawasan

terhadap produktivitas kerja pegawai dimana data primer ini diperoleh melalui kuesioner

dan wawancara.

b. Data Sekunder

Data yang didapat dari kajian-kajian sumber yang digunakan sebagai penunjang dalam

analisa masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.

Dalam penelitian ini kami menggunakan kedua jenis data tersebut, yaitu data primer dan

data sekunder karena kedua data tersebut saling melengkapi satu sama lain dan sangat

dibutuhkan dalam sebuah penelitian.

4. Teknik pengumpulan data

Kami menggunakan dua teknik dalam melakukan penelitian ini, yaitu :

a. Observasi

Adalah pencatatan dan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap

obyek penelitian untuk memerlukan data-data yang diperlukan baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap objek penelitian.

b. Wawancara

Page 13: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

Adalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara

sistematis dan berlanjut kepada tujuan penyelidikan. Dalam penelitian ini penyusun

melakukan tanya jawab secara lisan atau tatap muka. Hal ini dimaksudkan untuk

memperoleh keterangan atau pun pendapat dari responden tentang hal-hal yang berkaitan

dengan kerangka dan tujuan penelitian.

5. Teknik Ananlisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uraian dengan proses

pengumpulan, penyusunan, interpretasi, analisis data dan kesimpulan.

Page 14: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

BAB II

DISKRIPSI OBJEK

Pada bab ini akan membahas mengenai deskripsi objek penelitian yang mana penelitian

ini dilakukan di Kecamatan Gondokusuman. Selain itu bab ini penulis akan menguraikan tentang

keadaan monografis di Kecamatan Gondokusuman seperti Penduduk berdasarkan jenis kelamin,

Penduduk menurut kelompok usia, Penduduk menurut agama dan strutur organisasi Kecamatan

Gondokusuman2.

A. Keadaan goegrafis

Kecamatan gondokusuman merupakan bagian dari wilayah kota Yogyakarta propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai luas 398, 7 ha. Kecamatan Gondokusuman terdiri

dari 5 kelurahan yaitu desa terban, demangan, klintren, kotabaru, dan baciro.

Batas batas wilayah Kecamatan gondokusuman secara administratif di empat penjuru adalah

1. Sebela Utara : Kecamatan Depok Kabupaten Sleman

2. Sebelah Timur : Kecamatan Depok, KecamatanUmbulharjo

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Pakualaman

4. Sebelah Barat : Kecamatan Jetis

B. Keadaan Demografi

Untuk dapat mengetahui jelas keadaan penduduk Kecamatan Gondokusuman maka akan

diuraikan stratifikasi penduduk menurut jenis kelamin, usia, dan agama. Jumlah keseluruhan

penduduk berdsarkan data Kecamatan Gondokusuman 52.586 orang dengan jumlah kepala

keluarga 15.095 orang

2 Data monografis Kecamatan Gondokusuman

Page 15: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

1. Penduduk berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin jumlah

1 Laki laki 26.510 orang

2 Permpuan 26.076 orang

Jumlah 52.586 orang

Dari data diatas diketahui bahwa jumlah penduduk Kecamatan Gondokusuman menurut

jenis kelamin yaitu laki laki sebanyak 26. 510 orang, dan perempuan sebanyak 26.076 orang.

2. Penduduk Menurut Kelompok Usia

Golongan penduduk menurut kelompok usia secara terperinci dapat dilihat ditabel dibawah ini:

No Kelompok usia Jumlah

1 0-6 tahun 3.987 orang

2 7-12 tahun 4.349 orang

3 13-18 tahun 4.764 orang

4 19-24 tahun 4.174 orang

5 25-55 tahun 28.564 orang

6 56-79 tahun 6.064 orang

7 80 tahun keatas 684 orang

Tabel diatas memperlihatkan jumlah penduduk Kecamatan Gondokusuman menurut

kelompok usia yaitu kelompok usia kurang 6 tahun sebanyak 3.987 jiwa, usia 7-12 sebanyak

4.349 jiwa, 13-18 sebanyak 4.764 jiwa, 19-24 tahun sebanyak 4.174 jiwa, 25-55 tahun sebanyak

28.564 jiwa, 56-79 tahun sebanyak 6.064 jiwa, 80 keatas sebanyak 684 jiwa.

Page 16: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

3. Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah

1 Islam 39.903 orang

2 Katolik 6.001 orang

3 Protestan 6.848 orang

4 Hindu 144 orang

5 Budha 286 orang

Tabel diatas memperlihatkan jumlah penduduk Kecamatan Gondokusuman berdasarkan

agama dimana islam berjumlah 39.903 orang, katolik 6.001 orang, protestan 6.848 orang, hindu

144 orang, budha 286 orang.

Page 17: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

C. Struktur Organisasi Kecamatan Gondokusuman

STRUKTUR KECAMATAN GONDOKUSUMAN

Kelompok Jabatan

Fungsional

SUB.Bagian Umum dan

Kepegawaian

Sub. Bagian Keuangan,

Administrasi Data dan Pelaporan

CAMAT

Sekretariat

SEKSI Pelayanan

Informasi dan Pengaduan

SEKSI Ketentraman

dan Ketertiban Umum

SEKSI Pemberdayaan

dan Perekonomian

SEKSI Pemerintahan

dan Pembangunan

Page 18: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

BAB III

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab ini penulis akan menganalisa data-data yang diperoleh dari hasil penelitian

selama ini di lapangan, yang nantinya untuk mengantar pada kesimpulan yang merupakan titik

tolak dari pengambilan keputusan. Adapun data-data yang di peroleh penulis dari hasil penelitian

lapangan tersebut yaitu melalui wawancara dengan sekcam kec Gondokusuman, kelurahan kota

baru dan KPU kota Yogyakarta.

Data yang di peroleh tersebut selanjutnya akan di sajikan dan kemudian di analisa, hal itu

tidak lain agar analisa seluruh data yang diperoleh dapat lebih mudah di sederhanakan supaya

lebih mudah di baca, di pahami dan di mengerti.

Dalam menganalisa penelitian ini, peneliti memakai metode pendekatan deskriptif

kualitatif dengan cara menjelaskan dan mengeksplorasi fenomena kenyataan sosial yang ada,

selain guna untuk menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis.

Selanjutnya perlu juga di ketahui bahwa dalam menganalisis seluruh data yang di

peroleh dari penelitian, penulis di sini hanya berpedoman pada satu variable yang saling

berkaitan sebagai satu kesatuan.

A. Deskripsi Narasumber

Data dalam penelitian ini di peroleh dari KPU kota Yogyakarta yaitu Titok Hariyanto,

SIP Ketua Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Politik, sekcam Kecamatan Gondokusuman Agus

Arifin dan Carik kelurahan Kota Baru.

Page 19: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

B. Analisa Data

Dalam penelitian penulis melakukan wawancara dengan Sekcam Gondokusuman yaitu

Bapak Agus Arifin dan Bapak Titok Hariyanto,SIP Ketua Divisi Sosialisasi dan Pendidikan

Politik di KPU Kota Yogyakarta mengenai Rasionalitas Golput Pemilih Pemula di Kecamatan

Gondokusuman dalam Pemilukada Yogyakarta 2011. Berikut ini merupakan daftar pertanyaan

yang penulis ajukan terhadap Camat Gondokusuman yaitu Bapak Agus Arifin Sekcam

Gondokusuman dan Bapak Titok Hariyanto, SIP Ketua Divisi Sosialisasi dan Pendidikan

Politik di KPU Kota Yogyakarta :

1. Berapa jumlah pemilih tetap di Kecamatan Gondokusuman?

2. Dari data tersebut berapa jumlah yang termasuk pemilih pemula?

3. Apakah semua pemilih pemula tersebut menggunakan hak pilihnya?

4. Apakah panitia sudah mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pemilukada tersebut,

sedangkan kita ketahui bahwa di Kecamatan Gondokusuman ini jumlah Golput sangat

tinggi?

5. Menurut bapak faktor apa saja yang menyebabkan pemilih pemula tersebut tidak

menggunakan hak pilihnya?

6. Untuk kedepanya di Kecamatan Gondokusuman ini, strategi apa yang digunakan untuk

mengurangi golput pada pemilih pemula?

Dari hasil wawancara dengan Bapak Agus Arifin dan Titok Hariyanto SIP, penulis

menganalisa jawaban dari setiap pertanyaan. Narasumber menjelaskan jumlah pemilih tetap di

Kecamatan Gondokusuman berjumlah 35.295 pemilih dan dari data tersebut narasumber tidak

bisa memberikan jumlah yang termasuk pemilih pemula karana jumlah pemilih pemula itu ada di

PPK, sedangkan PPK sudah dibubarkan setelah Pemilukada selesai. Narasumber mengatakan

Golput pemilih pemula di Kecamatan Gondokusuman itu tidak ada tetapi di sebabkan karena

data yang tidak faktual misalnya orangnya bekerja di Palembang tetapi dia masih terdaftar di

Kecamatan Gondokusuma tersebut hal itu yang menyebabkan banyak yang tidak menggunakan

hak suaranya. Hal tersebut sudah diakui Dinas Kependudukan sendiri, dimana mereka lupa

Page 20: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

menghapus nama tersebut. Tetapi hal ini tidak ada pengaruhnya, karena hasil akhir tetap bukan

pada jumlah kartu pemilih tetapi jumlah suara yang tercatat dalam berita acara3.

Narasumber mengatakan Pelaksanaan pemilukada di Kecamatan Gondokusuman sama

dengan pelaksanaan di Kecamatan lainnya, berjalan lancar, tidak ada antrian dan tidak ada

keributan. Sistem yang baik diterapkan oleh Kecamatan ini dalam pelaksanaan Pemilukada Kota

Yogyakarta sehingga bisa berjalan dengan baik tanpa ada masalah. Kecamatan Gondokusuman

ini juga rutin melakukan sosialisasi tentang pemilukada kota Yogyakarta 2011 sebelum

pelaksanaan Pemilu tersebut. Sosialisasi juga merata di setiap bagian Kecamatan ini, tidak hanya

secara langsung tetapi juga secara tidak langsung seperti pemasangan poster-poster tentang

pemilu bahka jika diadakannya pertemuan di kelurahan maka selalu diselingi dengan sosialisasi

tentang pemilihan umum.

Menurut narasumber faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya golput pada pemilih

pemula yaitu secara teknis misalnya tidak terdaftar sebagai pemilih, tidak dapat undangan dari

PPS dan lain-lain. Faktor-faktor yang di sebut sebelumnnya mungkin di sebabkan karena sistem

atau penyelenggara pemilu. Faktor selanjutnya adalah faktor individu dengan alasan malas dan

tidak memiliki calon yang memenuhi kriteria atau bisa mewakili kepentingannnya. Dan yang

menjadi sangat krusial menurut narasumber bahwa banyaknya golput di Kecamatan

Gondokusuman, karena banyak data yang tidak faktual4.

Strategi yang akan dipakai untuk mengurangi golput pada pemilih pemula pada

Kecamatan Gondokusuman akan lebih memfokuskan ke tahap persiapan data pemilih yang

dilakukakan secara matang dan kinerja pihak-pihak yang terkait dengan pemuktahiran data

bekerja secara professional. Selanjutnya narasumber juga menjawab bahwa solusi terbaik untuk

menurunkan golput yaitu lebih banyak melakukan sosialisasi, dan penyadaran terhadap

masyarakat bahwa tidak ada paksaan dalam memilih, karena masyarakat wajib untuk ambil adil

dalam menentukan suatu pemerintahan, atau ikut menentukan pemimpin kota Yogyakarta.

Diamana satu suara saja sangat menentukan nantinya terhadap yang terpilih dalam pemilihan

umum. Sosialisasi yang dijalankan Kecamatan Gondokusuman juga sangat baik. Baik dalam hal

3 Sesuai wawancara dengan Bapak Titok Hariyanto ketua Divisi dan Sosialisasi Pendidikan Politik 4 Disimpulkan dari hasil wawancara dengan Bapak Agus Arifin Sekcam Gondosuman dan Bapak Titok Hariyanto, SIP Ketua Divisi Bidang Sosialisasi dan Pendidikan Politik di KPU Kota Yogyakarta

Page 21: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

ini sosialisasi dilaksanakan secara rutin dan teratur sebelum pemilukada Kota Yogyakarta 2011

oleh PPK Kecamatan Gondokusuman. Tiap tahapan dalam pemilihan atau cara memilih pasti

disosialisasikan oleh PPK. Sosialisasi merupakan cara inti dalam menunjang keberhasilan suatu

pemilihan umum. Tingginya suatu sosialisasi maka akan menghasilkan kesuksesan yang tinggi

juga dalam pelaksanaan pemilu begitu juga sebaliknya.

Perilaku masyarakat Gondokusuman menurut narasumber sangat tidak apresiatif terhadap

pemilhan umum sehingga hasilnya pada Pemilukada Kota Yogyakarta 2011, Kecamatan

Gondokusuman merupakan Kecamatan dengan jumlah DPT terbesar yang tidak menggunakan

hak pilihnya.

Berikut data dari KPU hasil rekapitulasi Pemilukada Kota Yogyakarta 2011 di Kecamatan

Gondokusuman :

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN SUARA

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI

TINGKAT KABUPATEN/KOTA

No

KECAMATAN GONDOKUSUMAN

A. Data Pemilih JENIS KELAMIN

LK PR JUMLAH

1. Jumlah pemilih dalam salinan DPT 17.237 18.058 35.295

2. Jumlah pemilih dalam salinan DPT yang

menggunakan hak pilih 9.326 11.262 20.588

3. Jumlah pemilih dalam salinan DPT yang

tidak menggunakan hak pilihnya 7.911 6.796 14.707

4. Jumlah dari TPS lainnya 70 56 126

No

B. Penerimaan Dan Penggunaan

Surat Suara yang Diterima

(Termasuk Cadangan)

JUMLAH

1 Surat suara yang diterima (termasuk

cadangan) 36.195

Page 22: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

2 Surat suara yang terpakai 20.714

3 Surat suara yang di kembalikan oleh

pemilih 109

4 Surat suara yang tidak terpakai 15.372

Page 23: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk mengetahui Rasionalitas

golput pemilih pemula di Kecamatan Gondokusuman dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pertama, dalam pemilukada Kota Yogyakarta 2011 di Kecamatan Gondokusuman banyak

data yang tidak faktual sehingga menyebabkan banyak yang tidak menggunakan hak suaranya.

Kedua, perilaku masyarakat Gondokusuman yang sangat tidak apresiatif terhadap pemilhan

umum sehingga hasilnya pada Pemilukada Kota Yogyakarta 2011, Kecamatan Gondokusuman

merupakan Kecamatan dengan jumlah DPT terbesar yang tidak menggunakan hak pilihnya.

Ketiga, secara teknis banyak pemilih pemula tidak terdaftar sebagai pemilih, tidak dapat

undangan dari PPS dan lain sebagainya. Keempat, dari faktor individu pemilih pemula sendiri

yaitu tidak memiliki calon yang memenuhi kriteria atau bisa mewakili kepentingannya serta

pengaruh jenjang pendidikan karena semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh maka

semakin tinggi pemikiran seseorang tersebut tentang arti pentingnya sebuah pemilihan umum.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yaitu ada baiknya jika

pemilukada di masa mendatang lebih memfokuskan ke tahap persiapan data pemilih untuk

mengurangi data yang tidak factual dan dalam sosialisasi pemilukada lebih ditingkatkan lagi

sehingga masyarakat Kecamatan Gondokusuman bisa menggunakan haknya untuk memilih

calon yang memenuhi kriteria atau yang bisa mewakili kepentingan masyarakat Gondokusuman.

Page 24: RASIONALITAS GOLPUT PEMILIH PEMULA DI KECAMATAN ... · Status sikap mereka yang tidak memilih dengan cara seperti ini tentunya tidak berbeda dengan mereka calon pemilih yang tidak

DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo, Miriam.2008. Dasar-dasar Ilmu Politik.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Rahman. A.2007. Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu

http ://leo4kusuma.blogspot.com/2008/12/tentang-golput-1-penegrtian-secara-umum.html Diakases pada tanggal 12 Oktober 2011 jam 16.00 WIB

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2108016-arti-politik-pemilu-dan-pemilih. Diakses pada tanggal 12 Oktober Jam 16. 15 WIB

http://niasonline.com/2007/10/2/rasionalitas-vs-irasionalitas Diakses pada tanggal 12 Oktober 2011 Jam 17.00 WIB

http://partisipasi-politik-calon-pemilih_files Diakses pada tanggal 12 Oktober 2011 Jam 17.05 WIB

http://tribunjateng.comseparuh-pemilih-di-gondokusumo-tidak-gunakan-haknya.html Diakses pada tanggal 12 Oktober 2011 Jam 17.19 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/kampaye Diakses pada tanggal 12 Oktober 2011 Jam 17.45 WIB

http://ansharpolitik02.wordpress.com/2009/02/01/pemilu-dan-golput/ Diakses pada tanggal 25 Desember 2011 Jam 22.48 WIB