rancangan peraturan pemerintah

89
PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2005 - 2025 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2008

Upload: doankien

Post on 12-Jan-2017

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANGNOMOR 28 TAHUN 2008

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH(RPJPD)

KABUPATEN MAGELANGTAHUN 2005 - 2025

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANGTAHUN 2008

Page 2: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

i

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANGNOMOR 28 TAHUN 2008

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH(RPJPD)

KABUPATEN MAGELANGTAHUN 2005 - 2025

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANGTAHUN 2008

Page 3: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

ii

DAFTAR ISI

Cover Dalam

DAFTAR ISIiii

Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2008 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) KabupatenMagelang Tahun 2005-2025

iii

Penjelasan IxBAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Pengertian 3

1.3. Maksud dan Tujuan 3

1.4. Landasan Hukum 3

1.5. Hubungan RPJPD Kabupaten Magelang denganDokumen Perencanaan Lainnya

5

1.6. Tata Urut 6

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 7

2.1. Kondisi Pada Saat Ini 7

2.2. Tantangan 26

2.3. Modal Dasar 33

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH KABUPATENMAGELANG TAHUN 2005-2025

35

3.1. Analisis Lingkungan Strategis 35

3.2. Isu Strategis Daerah 37

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATENMAGELANG TAHUN 2005-2025

39

4.1. Visi 39

4.2. Misi 41

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAHKABUPATEN MAGELANG TAHUN 2005-2025

43

5.1. Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025

43

5.2. Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 465.3. Tahapan dan Skala Prioritas Pembangunan Daerah 57

BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN 76

Page 4: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

iii

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG

NOMOR 28 TAHUN 2008

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2005-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAGELANG,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-UndangNomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 1 Undang-UndangNomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Nasional Tahun 2005–2025, Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah merupakan dokumen perencanaanpembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahunterhitung sejak Tahun 2005 sampai Tahun 2025 yang ditetapkandengan Peraturan Daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a perlu membentuk Peraturan Daerah tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah KabupatenMagelang Tahun 2005–2025;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang PembentukanKabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi JawaTengah;

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang PertahananNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4169);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4287);

Page 5: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

iv

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang PembentukanPeraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4725);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang PedomanPembinaan Dan Pengawasan Penyeleng-garaan PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4593);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan (Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4663);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata CaraPenyusunan Rencana Pembangunan Nasional (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4737);

Page 6: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

v

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan EvaluasiPelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817)

14. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,Pengundangan Dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2003tentang Rencana Strategis (Renstra) Provinsi Jawa TengahTahun 2003-2008 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa TengahTahun 2003 Nomor 109);

16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 21 Tahun 2003tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003);

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan PembangunanDaerah dan Pelaksanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8Seri E Nomor E);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2003tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MagelangTahun 2001-2010 (Lembaran Daerah Kabupaten MagelangTahun 2003 Nomor 12 Seri E Nomor 8);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 10 Tahun 2004tentang Mekanisme Konsultasi Publik (Lembaran DaerahKabupaten Magelang Tahun 2003 Nomor 17 Seri E Nomor 9);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2004tentang Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten MagelangTahun 2005-2009 (Lembaran Daerah Kabupaten MagelangTahun 2004 Nomor 25 Seri E Nomor 11);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2006tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (LembaranDaerah Kabupaten Magelang Tahun 2006 Nomor 11 Seri ENomor 7);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 21 Tahun 2008tentang Urusan yang menjadi Kewenangan Pemerintah DaerahKabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten MagelangTahun 2008 Nomor 21).

Page 7: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

vi

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAGELANG

dan

BUPATI MAGELANG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNANJANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN2005-2025.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimasud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Magelang.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsurpenyelenggara pemerintahan daerah.

3. Bupati adalah Bupati Magelang.

4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yangselanjutnya disebut RPJP Nasional adalah perencanaan pembangunan nasionaluntuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun2025.

5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya disebutRPJM Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untukperiode 5 (lima) tahunan, yaitu RPJM Nasional I Tahun 2005-2009, RPJMNasional II Tahun 2010-2014, RPJM Nasional III Tahun 2015-2019 dan RPJMNasional IV Tahun 2020-2024.

6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun2005-2025 yang selanjutnya disebut RPJP Provinsi adalah dokumenperencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitungsejak tahun 2005 sampai tahun 2025.

7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah yangselanjutnya disebut RPJM Daerah Provinsi adalah dokumen perencanaanpembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang merupakanpenjabaran dari visi, misi dan program Gubernur dengan berpedoman padaRencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi sertamemperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional.

8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Magelang Tahun2005-2025 yang selanjutnya disebut RPJP Daerah adalah dokumen perencanaanpembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun2005 sampai tahun 2025.

Page 8: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

vii

9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Magelang yangselanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunandaerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misidan program Bupati dengan berpedoman pada RPJP Daerah sertamemperhatikan RPJM Daerah Provinsi dan RPJM Nasional.

10. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang yang selanjutnyadisebut RKPD adalah Dokumen perencanaan periode 1 (satu) tahun.

BAB II

ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

Pasal 2

RPJP Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagailandasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan20 (dua puluh) tahun ke depan terhitung sejak tahun 2005 sampai tahun 2025 dalambentuk visi, misi dan arah pembangunan.

Pasal 3

(1) Arah Pembangunan Daerah Tahun 2005–2025 dilaksanakan sesuai denganRPJP Daerah.

(2) Rincian Arah Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan Daerah ini.

Pasal 4

RPJP Daerah mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Daerah Provinsi.

Pasal 5

(1) RPJP Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi pedomanpenyusunan RPJM Daerah yang memuat visi, misi dan program Bupati.

(2) Penyusunan RPJM Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnyadijabarkan dalam RKPD.

(3) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai pedoman untukmenyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 6

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJPDaerah.

Page 9: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

viii

(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 7

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan mengenai RencanaStrategis (RENSTRA) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2009 dinyatakan masih tetapberlaku.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerahini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Magelang.

28

Page 10: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

ix

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG

NOMOR 28 TAHUN 2008

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2005-2025

I. UMUM

Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yangberkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsadan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasionalsebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebutmemuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti, denganmenaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat pada setiap generasi.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalamsistem perencanaan pembangunan nasional, yang disusun dalam jangka panjang,jangka menengah dan jangka pendek, oleh karena itu untuk memberikan arahdan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misidan arah kebijakan daerah, maka perlu disusun Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah kurun waktu 20 (dua puluh) tahun mendatang.

Pemilihan Kepala Daerah secara langsung setiap periode lima tahunanjuga menjadi pertimbangan utama pentingnya penyusunan rencanapembangunan daerah yang berkesinambungan. Mengingat akan pentingnyarencana pembangunan dalam dimensi jangka panjang, serta memenuhi ketentuanPasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional, Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 dan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah maka kabupaten Magelang menyusun RencanaPembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah untuk kurun waktu 20 Tahun(2005-2025).

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah KabupatenMagelang adalah dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Magelang

Page 11: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

x

yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan KabupatenMagelang dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan daerah untuk masa 20tahun ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun2025. Pelaksanaan RPJP Daerah 2005-2025 terbagi dalam tahap-tahapperencanaan pembangunan dalam periodisasi perencanaan pembangunanjangka menengah daerah 5 (lima) tahunan.

RPJP Daerah Kabupaten Magelang digunakan sebagai pedoman dalammenyusun RPJM Daerah Kabupaten Magelang pada masing-masing tahapan danperiode RPJM Daerah Kabupaten Magelang sesuai dengan visi, misi, danprogram Kepala Daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat. RencanaPembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah tersebut dijabarkan lebih lanjutke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan rencanapembangunan tahunan daerah, yang memuat prioritas pembangunan daerah,rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomiansecara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program dan kegiatanSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Magelang.

Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya Peraturan Daerahtentang RPJP Daerah Tahun 2005–2025 adalah untuk (a) mendukung koordinasiantarpelaku pembangunan dalam pencapaian tujuan daerah, (b) menjaminterciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antarruang,antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah, (c)menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,pelaksanaan dan pengawasan, (d) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan, dan (e)mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka perlu menetapkan PeraturanDaerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) DaerahKabupaten Magelang Tahun 2005-2025.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Page 12: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

xi

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Page 13: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1. Kabupaten Magelang merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kotadi Provinsi Jawa Tengah, yang beribukota di Kota Mungkid.Kabupaten Magelang memiliki luas wilayah 108.573 Ha, terletak ditengah Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan daerah perlintasanantar Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta serta antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.

2. Secara geografis Kabupaten Magelang terletak diantara 110° 01’ 51”dan 110° 27’ 08” Bujur Timur, 7° 19’ 33” dan 7° 42’ 13” LintangSelatan. Kabupaten Magelang di sebelah Utara berbatasan denganKabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang, di sebelahTimur berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan KabupatenBoyolali, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta (Kabupaten Sleman dan KabupatenKulonprogo), dan di sebelah Barat berbatasan dengan KabupatenPurworejo dan Kabupaten Wonosobo, di tengah wilayah KabupatenMagelang terdapat Kota Magelang.

3. Sejarah Kabupaten Magelang telah ada sejak jaman penjajahan.Pada tahun 1810 ketika Inggris berkuasa di sebagian wilayahNusantara termasuk diantaranya Pulau Jawa, Magelang telah dipilihsebagai Ibu Negeri Kabupaten Magelang. Bupati (Regent) Magelangyang diangkat pertama kali pada masa pemerintahan Rafless (1811-1816) adalah Mas Angabehi Danoekromo. Setelah kekuasaanInggris digantikan Belanda, Mas Angabehi Danoekromo diangkatkembali menjadi Regent (Bupati) dengan gelar Raden TumenggungDanoeningrat berdasar Besluit Gubermen Pemerintah Belandatanggal 30 Nopember 1813. Beliau wafat tanggal 28 September1825 dan atas jasa-jasanya Pemerintah Belanda menganugerahkangelar Adipati Danoeningrat; sehingga beliau dapat dikatakan sebagaipendiri Magelang.

4. Sejak ditetapkannya sebagai Kabupaten Magelang oleh PemerintahInggris tahun 1813, hingga sekarang Kabupaten Magelang telahdipimpin oleh 19 orang Bupati, dimana Bupati pertama sampaikeempat diangkat oleh Pemerintah Hindia Belanda.

5. Setelah masa kemerdekaan, berdasarkan Undang-Undang Nomor22 Tahun 1948 Kota Magelang berstatus sebagai Ibukota KabupatenMagelang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam LingkunganPropinsi Jawa Tengah, maka Kota Magelang berdiri sendiri sebagai

Page 14: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

2

daerah yang diberi hak untuk mengatur Rumah Tangga sendiri.Dalam perkembangannya, Kota Magelang terdapat 4 (empat) BadanPemerintahan yang memiliki fungsi yang berbeda, yaitu: a.Pemerintahan Kotamadya Magelang (sekarang Pemerintah KotaMagelang), b. Pemerintahan Kabupaten Magelang (sekarangPemerintah Kabupaten Magelang), c. Kantor Karesidenan Kedu(sekarang Badan Koordinasi Wilayah II yang meliputi wilayah eksKaresidenan Kedu dan Surakarta), dan d. Akademi Militer Nasionalatau AMN (sekarang Akademi Militer).

6. Adanya empat instansi strategis sebagaimana di atas ternyatamempunyai skala pelayanan yang luas dan membutuhkan fasilitasdan sarana guna menunjang fungsinya masing-masing. Persoalantata ruang menjadi masalah utama dalam perkembangan, sehinggaada kebijakan untuk memindahkan Ibukota Kabupaten Magelang kedaerah lain. Dasar pertimbangan lainnya adalah pemindahan Ibukotalebih berorientasi pada strategi pengembangan wilayah yang mampumenjadi stimulator bagi pertumbuhan dan perkembangan wilayah.

7. Selanjutnya dari empat alternatif Ibukota yang dipersiapkan yaituKecamatan Mungkid, Muntilan, Secang dan Mertoyudan, akhirnyaDesa Sawitan Kecamatan Mungkid terpilih untuk menjadi IbukotaKabupaten Magelang dengan nama Kota Mungkid. Hal inididasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1982tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Daerah Tingkat IIMagelang dari Wilayah Kotamadya Magelang ke KecamatanMungkid di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang.Peresmian Kota Mungkid dilakukan pada tanggal 22 Maret 1984 olehGubernur Jawa Tengah dan momentum inilah yang dipakai menjadidasar Hari Jadi Kota Mungkid.

8. Semenjak terbentuknya hingga saat ini, penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan yang telah dilakukan olehPemerintah Kabupaten Magelang beserta segenap komponenmasyarakat senantiasa diupayakan untuk meningkatkan danmemeratakan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestariansumber daya serta lingkungan hidup.

9. Selama ini dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) telah disusun rencana pembangunan daerah untukmemberikan arah pembangunan daerah, dan diaplikasikan hinggamemberikan hasil yang cukup signifikan bagi perkembangan dankemajuan daerah. Eksistensi rencana pembangunan daerah sangatdiperlukan untuk mengantisipasi berbagai pengaruh dan perubahanyang terjadi pada konteks lokal, nasional, dan internasional. Krisismoneter yang berkembang menjadi krisis multi dimensi pada tahun1998 memberikan pengalaman tentang pentingnya langkah-langkahantisipatif yang tertuang dalam rencana pembangunan daerah.

Page 15: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

3

10. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung setiap periodelima tahunan menjadi pertimbangan utama pentingnya penyusunanrencana pembangunan daerah yang berkesinambungan. Mengingatakan pentingnya rencana pembangunan dalam dimensi jangkapanjang, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional (SPPN), maka Kabupaten Magelang menyusun RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk kurun waktu20 tahun (2005-2025).

1.2. PENGERTIAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaandaerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi,misi danarah pembangunan daerah dengan mengacu pada RPJP Nasional danRPJPD Provinsi Jawa Tengah.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

RPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 adalah dokumenperencanaan pembangunan Kabupaten Magelang periode 20 (dua puluh)tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkandengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagipemangku kepentingan pembangunan (pemerintah, masyarakat, dandunia usaha) Kabupaten Magelang dalam mewujudkan cita-cita dantujuan pembangunan daerah yang integral dengan tujuan nasional sesuaidengan visi, misi, dan arah pembangunan yang telah disepakati bersama.

Adapun tujuan penyusunan RPJPD Kabupaten Magelang Tahun2005-2025 adalah sebagai pedoman penyusunan RPJMD selama periodetahun tersebut, sehingga pembangunan daerah menjadi lebih efektif,efisien, terpadu, berkesinambungan dan saling melengkapi satu denganlainnya dalam satu pola sikap dan pola tindak seluruh pemangkukepentingan pembangunan daerah.

1.4. LANDASAN HUKUM

RPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 disusun denganberlandaskan pada:

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah(Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik

Page 16: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

4

Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4.421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4.437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4.547);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4.700);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4.725);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1982 tentang PemindahanIbu Kota Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang dari WilayahKotamadya Magelang ke Kecamatan Mungkid di Wilayah KabupatenDaerah Tingkat II Magelang (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor36);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata CaraPenyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4.664);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah DaerahKabupaten, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82; TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4.737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, TataCara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi PelaksanaanRencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4.817);

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2003tentang Rencana Strategis (Renstra) Provinsi Jawa Tengah Tahun2003-2008 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003Nomor 109);

Page 17: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

5

11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 21 Tahun 2003 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah (LembaranDaerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003);

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerahdan Pelaksanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (LembaranDaerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8 Seri E NomorE);

13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 10 Tahun 2004tentang Mekanisme Konsultasi Publik (Lembaran Daerah KabupatenMagelang Tahun 2003 Nomor 17 Seri E Nomor 9);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2003tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun2001-2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2003Nomor 12 Seri E Nomor 8);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2004tentang Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Magelang Tahun2005-2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2004Nomor 25 Seri E Nomor 11).

1.5. HUBUNGAN RPJPD KABUPATEN MAGELANG DENGANDOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

1. Perencanaan pembangunan Kabupaten Magelang tidak terlepas darihierarki perencanaan pembangunan provinsi dan nasional, yangdiatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undangtersebut pemerintah daerah (termasuk Kabupaten), RPJPD yangmerupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 20(dua puluh) tahun. Dalam rangka pengintegrasian perencanaanpembangunan tersebut, maka penyusunan RPJPD KabupatenMagelang Tahun 2005-2025 mengacu pada arah RPJPD ProvinsiJawa Tengah Tahun 2005-2025 dan RPJP Nasional Tahun 2005-2025.

2. Selanjutnya RPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025, akandigunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RPJMD KabupatenMagelang pada setiap jangka waktu 5 (lima) tahunan dalam kurunwaktu tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

3. RPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 merupakanperencanaan yang bersifat makro serta memuat visi, misi, dan arah

Page 18: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

6

pembangunan jangka panjang daerah. Dalam prosespenyusunannya dilakukan secara partisipasif dan melibatkan seluruhpemangku kepentingan pembangunan daerah, serta mempedomaniPeraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenMagelang.

4. Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2009(Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2004)berlaku sampai dengan tahun 2009, sehingga akan diperhatikandalam penyusunan RPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025.

1.6. TATA URUT

RPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 disusun dengan tataurut sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bab III : Analisis Isu Strategis Daerah Kabupaten Magelang Tahun2005-2025

Bab IV : Visi dan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten MagelangTahun 2005-2025

Bab V : Arah Kebijakan Pembangunan Daerah KabupatenMagelang Tahun 2005-2025

Bab VI : Kaidah Pelaksanaan

Page 19: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

7

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. KONDISI PADA SAAT INI

Pembangunan Kabupaten Magelang yang telah dilaksanakan selamaini dalam kerangka pembangunan daerah, telah menunjukkan kemajuandi berbagai bidang kehidupan masyarakat, baik bidang agama, budaya,iptek, hukum, kamtibmas, politik, pemerintahan, prasarana dan sarana,sumber daya alam, lingkungan hidup, tata ruang, sumber daya manusia,dan ekonomi.

2.1.1. Agama, Budaya, Iptek, Hukum, dan Kamtibmas

1. Agama

Kondisi kerukunan umat beragama di Kabupaten Magelangselama ini berlangsung harmonis dan kondusif. Hal itu disebabkanoleh rasa toleransi yang tinggi di antara semua pemeluk agama.Keharmonisan tersebut salah satunya dapat dilihat dari banyaknyajumlah tempat-tempat ibadah dari umat beragama yang berbeda,seperti: masjid, gereja, dan vihara. Data tahun 2005 menunjukkanbahwa jumlah masjid 2.600 buah, langgar/mushola 3.075 buah,gereja 72 buah, dan vihara 8 buah.

Kerukunan hidup beragama juga terlihat dari beragamnyaaktivitas kehidupan umat beragama yang dilaksanakan dalamsuasana yang damai sesuai dengan agama dan kepercayaanmasing-masing.

2. Kebudayaan

Kabupaten Magelang yang secara geografis terletak di wilayahProvinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta (DIY), secara langsung budaya masyarakatnyadipengaruhi oleh budaya Jawa. Pengaruh budaya Jawa tersebutterlihat dari penggunaan bahasa dalam kehidupan masyarakatsehari-hari. Selain bahasa Jawa, dominasi budaya Jawa terlihat darikesenian dan adat istiadat, kesenian Jawa yang masih eksis antaralain kesenian rakyat, tarian, gamelan, wayang kulit dan kethoprak.

Kebudayaan merupakan asset yang harus dilestarikan, bahkanpembangunan daerah harus didasarkan pada budaya lokal yangmerupakan ciri khas atau kearifan lokal daerah.

Page 20: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

8

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Penelitian dan pengembangan merupakan salah satupendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Berbagai penelitian sudah dilaksanakan, baik oleh pemerintahdaerah, perguruan tinggi, maupun institusi lainnya. Kelemahan dalampenelitian yang dilaksanakan oleh berbagai elemen masyarakatadalah kegiatan penelitian yang ada belum diintegrasikan dalam satujaringan penelitian yang efektif, sehingga masih banyak terjadiduplikasi dari kegiatan penelitian. Kondisi tersebut mengakibatkanadanya pemborosan sumber daya dan hasilnya kurang memiliki nilaiimplementatif atau sulit menjadi dasar operasional pengambilankeputusan dan pelaksanaan kebijakan.

Hasil temuan teknologi tepat guna bagi masyarakat sangatbermanfaat dalam membantu kehidupan perekonomian, terutamabagi masyarakat pedesaan yang bergerak di bidang industri yangbahan bakunya menggunakan bahan lokal. Berbagai temuanteknologi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Oleh sebab itu ke depan tetap diupayakan peningkatan baik dari sisikuantitas maupun kualitas dalam temuan teknologi tepat guna.

4. Hukum

Dalam rangka implementasi kebijakan otonomi daerah,Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai kewenangan yang lebihluas untuk mengatur daerahnya. Dalam rangka operasionalisasikebijakan otonomi daerah maka pada tahun 2005 telah ditetapkanPeraturan Daerah (Perda) sebanyak 18 buah, Peraturan Bupati(Perbup) 34 buah, Keputusan Bupati 541 buah dan Keputusan DPRD38 buah.

Berdasarkan aspek hukum, pelanggaran hukum menjadi objekyang harus ditekan. Sehingga perlu dikembangkan kebiasaanberperilaku yang menjunjung tinggi kepatuhan dan ketaatan padahukum. Tindak pidana hukum yang terjadi pada tahun 2004sebanyak 359 kasus dan naik menjadi 671 kasus pada tahun 2005.

5. Keamanan dan Ketertiban

Pembangunan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakattelah dapat diwujudkan dengan melibatkan partisipasi masyarakatsecara luas. Keberhasilan pembangunan di bidang tersebutdirasakan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.Rasa aman yang dirasakan masyarakat tidak terlepas dari upayayang telah dilakukan pemerintah melalui berbagai sistem keamanan.

Meskipun iklim keamanan dan ketertiban masyarakat dirasakancukup kondusif, namun demikian masih terjadi beberapa gangguankeamanan dan ketertiban di beberapa daerah. Kejahatan dan

Page 21: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

9

pelanggaran yang terjadi pada tahun 2001 sebanyak 300 kasus danpada tahun 2005 naik menjadi 583 kasus. Beberapa kasuskamtibmas lain juga terjadi namun dengan intensitas yang kecil atauterbatas, yaitu: pertikaian antar warga dan unjuk rasa.

Letak greografis Kabupaten Magelang yang berbukit-bukitmenyebabkan daerah Kabupaten Magelang rawan terjadi bencanaalam. Wilayah rawan bencana alam yang tersebar relatif merata diseluruh wilayah, antara lain longsor, gempa bumi, kekeringan,gunung berapi, kondisi tersebut disebabkan kondisi geologi dangeomorfologi Kabupaten Magelang yang memiliki potensi terhadapterjadinya bencana. Kondisi tersebut telah mulai dikelola melaluiupaya pengurangan resiko bencana secara bertahap danberkelanjutan. Pada tahun 2001 terjadi 8 lokasi bencana tanahlongsor dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 14 lokasi bencanatanah longsor.

2.1.2. Politik dan Pemerintahan

1. Perencanaan Pembangunan

Pada era penyelenggaraan pemerintahan sekarang ini, setiappemerintahan, baik pusat maupun daerah harus semakinmenekankan pentingnya aspek perencanaan. Perencanaan yangbaik akan memberikan arah dan pedoman bagi pelaksanaan danevaluasi pembangunan baik pada aras makro maupun mikro. Padasisi lain juga berkembang penganggaran berbasis kinerja, olehkarena itu aspek perencanaan harus menyatu dengan penganggaranuntuk mendapatkan keterpaduan yang berdaya guna dan berhasilguna dari setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan.

Pada sisi lain sangat mendesak untuk membangun bidangpendataan dan statistik daerah yang integral dengan jenjangpemerintahan dan sektor pembangunan yang terkait. Pendataan danstatistik menjadi bagian yang sangat penting dalam setiap langkahperencanaan dan penentuan kebijakan daerah.

2. Politik

Pembangunan politik di Kabupaten Magelang merupakanbagian integral dari pembangunan politik Provinsi Jawa Tengah danNasional. Stabilitas politik yang mantap telah menciptakan iklimkondusif bagi perkembangan aspek pembangunan yang lain.

Partisipasi dan kesadaran politik masyarakat masih perlumendapatkan perhatian terutama menyangkut hak dan kewajibanwarga negara serta institusionalisasi partai politik dalam kegiatanpolitik. Demikian pula terkait dengan pengetahuan dan kesadaranpolitik bagi masyarakat perdesaan, kaum perempuan dan pemilih

Page 22: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

10

pemula. Berdasarkan data diketahui bahwa situasi politik pada saatpemilu relatif aman terkendali. Namun demikian, selama prosesperjalanan reformasi, permasalahan politik lokal ditandai juga denganmenurunnya angka partisipasi politik pada pemilu.

Pada Pemilu tahun 2004, jumlah partai politik sebanyak 21parpol dan jumlah pemilih sebanyak 828.928 pemilih. Dari hasilPemilu terpilih 45 anggota dewan yang terbagi dalam 5 fraksi.Perolehan suara masing-masing parpol adalah sebagai berikut:Partai Marhaenisme 9.512 pemilih, Partai Bulan Bintang 10.668pemilih, Partai Merdeka 3.172 pemilih, Partai PersatuanPembangunan 96.420 pemilih, Partai Persatuan DemokrasiKebangsaan 296 pemilih, Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan3.557 pemilih, Partai Demokrat 34.667 pemilih, Partai Keadilan danPersatuan Indonesia 5.190 pemilih, Partai Penegak demokrasiIndonesia 1.267 pemilih, Partai Amanat Nasional 78.455 pemilih,Partai Karya Peduli Bangsa 4.316 pemilih, Partai KebangkitanBangsa 183.376 pemilih, Partai Keadilan Sejahtera 30.982 pemilih,Partai Bintang Reformasi 4.813 pemilih, Partai Demokrasi IndonesiaPerjuangan 146.529 pemilih, Partai Damai Sejahtera 4.942 pemilih,Partai Golongan Karya 60.384 pemilih, Partai Patriot Pancasila 313pemilih, Partai Syarikat Indonesia 540 pemilih, Partai PersatuanDaerah 1.393 pemilih dan Partai Pelopor 1.308 pemilih.

3. Aparatur

Sehubungan dengan tuntutan perubahan dari sisi regulasi danperkembangan pemerintahan dan kemasyarakatan, pemerintahKabupaten Magelang melakukan langkah-langkah penyesuaian danpenataan terhadap urusan atau fungsi yang menjadikewenangannya. Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi danmelakukan penataan terhadap organisasi perangkat daerah,disesuaikan dengan urusan dan fungsi yang sudah ditetapkan.

Pemerintah Kabupaten Magelang telah berusahamenyelenggarakan pemerintahan secara efektif dan efisien, melaluioptimalisasi peningkatan kapasitas pemerintah daerah. Peningkatankapasitas pemerintah daerah yang sudah dan akan terus dilakukanantara lain terkait dengan peningkatan kapasitas kelembagaan;peningkatan pelayanan publik; pengelolaan keuangan daerah,profesionalisme aparatur pemerintah serta pengembangan partisipasimasyarakat.

Kabupaten Magelang terbagi menjadi 21 Kecamatan dan 372Desa/Kelurahan. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan danpembangunan, Pemerintah Kabupaten Magelang pada tahun 2005didukung oleh 11.967 PNS. Selanjutnya dalam upaya meningkatkankemampuan dan profesionalisme aparatur telah diselenggarakan

Page 23: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

11

pendidikan dan pelatihan baik teknis maupun fungsional. Pada tahun2001 dilaksanakan 2 kali diklat penjenjangan, sedangkan tahun 2002sampai tahun 2005 setiap tahun dilaksanakan 3 kali diklatpenjenjangan, dengan jumlah peserta pada tahun 2002 sebanyak 25orang dan tahun 2005 sebanyak 26 orang. Jumlah PNS tugas belajardari tahun ketahun makin meningkat dimana tahun 2002 sebanyak 2orang PNS dan tahun 2005 sebanyak 68 PNS.

4. Pengawasan

Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk menjaminkonsistensi jalannya kebijakan, program, dan kegiatan pemerintahbaik dalam konteks internal maupun eksternal Pemerintah Daerahadalah pengawasan. Langkah-langkah dalam kerangka pengawasanpembangunan dan pemerintahan akan mampu memberikankontribusi bagi tegaknya tata pemerintahan yang baik danmengurangi seminimal mungkin kebocoran penggunaan anggaran.

Hasil pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunanmenunjukkan kondisi yang cukup efektif, dimana tahun 2001 terdapat428 temuan dan dapat ditindaklanjuti dengan kategori selesai 354temuan, sedangkan pada tahun 2005 telah dilaksanakan 216 obyekpemeriksaan dan 3 obyek pemeriksaan khusus. Hal ini akanmemberi dampak bagi perbaikan kinerja penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan.

Permasalahan utama terkait dengan bidang pengawasanadalah masih terbatasnya jumlah dan kualitas auditor dibandingkandengan kebutuhan pengawasan, serta masih cukup besarnyakekurangpahaman tentang pentingnya pengawasan.

5. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Magelang yang terdiri dari 367 desa 5 kelurahandengan jumlah penduduk 1.168.557 orang memerlukan perhatiankhusus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. PemerintahKabupaten Magelang dalam upaya meningkatkan kesejahteraanmasyarakat telah melakukan berbagai macam upaya salah satunyadengan mendorong tumbuhnya Lembaga Ekonomi Desa yangberfungsi mendorong tumbuhnya usaha-usaha mandiri di desa.Jumlah Lembaga Ekonomi Desa (tahun 2005) berjumlah 75cenderung menurun dari tahun 1998 yang berjumlah 250 unit.

Masyarakat, terutama masyarakat desa, semakin memperolehtempat yang utama dalam pelaksanaan pembangunan dengandukungan dana alokasi desa. Sehingga masyarakat desa tidak hanyamenjadi obyek, namun telah menjadi subyek pembangunan. Kondisiini sangat berkorelasi dengan tingkat kemajuan dan perkembangan

Page 24: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

12

suatu desa. Berdasarkan pada hal tersebut setiap kegiatanpembangunan berdampak pada pemberdayaan masyarakat yangsemakin meningkat, ditunjukkan dengan semakin tingginya peranserta atau partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.Permasalahan yang ada terkait dengan pemberdayaan masyarakatadalah masih belum optimal dan sinergisnya upaya pemberdayaanmasyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah dan berbagaikomponen masyarakat.

2.1.3. Prasarana dan Sarana

1. Perhubungan

Kelancaran transportasi penduduk sangat berpengaruhterhadap perkembangan kegiatan perekonomian daerah. Untukmendukung mobilitas penduduk tersebut maka dilayani dengantransportasi atau angkutan umum. Pada tahun tahun 2002 jumlaharmada angkutan umum berjumlah 316 buah, sedangkan pada tahun2005 transportasi umum di Kabupaten Magelang dilayani oleh 355armada bus dengan kapasitas angkut 14.200 orang. Jumlah tersebutnaik 39 unit atau naik 12%. Pada tahun 2005 jumlah trayek yangdilayani oleh armada angkutan umum adalah 10 AKAP dan 12 AKDPyang tersebar di enam terminal angkutan umum.Pada tahun 2005Bidang angkutan dan komunikasi menyumbang 5,43% atauRp.252.205,20 juta dari total PDRB dengan pertumbuhan 10,74%.Hal ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2001 yang menyumbang5,34% atau 162.147,84 juta.

Panjang jalan Nasional pada tahun 2005 sepanjang 27,31 Kmdan panjang jalan Provinsi 126,78 Km. Panjang jalan kabupatenpada tahun 2005 sepanjang 641.110 Km. Panjang jalan yang rusakpada tahun 2000 adalah 272,176 Km, pada tahun 2005 turunmenjadi tinggal 31,5 Km, hal tersebut menunjukkan bahwapemeliharaan jalan telah berlangsung dengan baik. Jumlah jembatandi Kabupaten Magelang pada tahun 2000 berjumlah 293 buah danpada tahu 2005 berjumlah 296 buah jembatan.

2. Perumahan dan Permukiman

Laju pertumbuhan penduduk kabupaten Magelang pada tahun2005 sebesar 1,22%, kondisi ini menuntut adanya penyediaansarana dan prasarana yang mencukupi. Perumahan dan pemukimanmerupakan kebutuhan pokok bagi setiap penduduk, namun sampaisaat ini belum semua penduduk dapat meniKmati perumahan danpermukiman yang layak. Penyediaan perumahan di KabupatenMagelang berupa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui non PerumPerumnas tahun 2005 terdapat 109 unit. Kemudian, terkait denganpenyediaan air bersih, fasilitas Instalasi PDAM yang ada di

Page 25: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

13

Kabupaten Magelang tahun 2005 berjumlah 35.965 unit.

3. Telekomunikasi

Kabupaten Magelang memiliki 22 Kantor Pos yang tersebar di21 Kecamatan, dan 1 Kantor Pos Besar di Kota Mungkid. Jaringanpos ini sangat mendukung terciptanya kelancaran komunikasimasyarakat, khususnya melalui pengiriman surat dan barang.

Sektor telekomunikasi, berdasarkan data Kantor CabangTelepon Mungkid pada tahun 2005 terdapat kapasitas sentralterpasang 18.000 Satuan Sambungan Telepon (SST), kapasitasterpakai SST terdiri dari pelanggan 6.772 dan warung telekomunikasisebanyak 264 unit. Kekuatan prasarana dan dan sarana suatudaerah dibidang telekomunikasi sangat membantu dalammeningkatkan kapasitas akses komunikasi dan informasi masyarakatdengan pihak lain.

Teknologi informasi dan komunikasi internal PemerintahKabupaten Magelang yang telah digunakan adalah jaringan intranetmaupun internet sebagai bagian dari pengembangan e-governmentyang menghubungkan semua unit pemerintah. Namun dirasakansampai sekarang masih terbatas aplikasinya pada sistem informasidan komunikasi internal unit atau satuan kerja.

2.1.4. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

1. Pertambangan dan Energi

Jumlah pemakaian listrik di Kabupaten Magelang dari tahun ketahun terus meningkat, hal tersebut seiring dengan meningkatnyaperkembangan ekonomi masyarakat dan jumlah pengguna listrik.Jumlah pemakaian daya listrik mengalami peningkatan, yaitu dari81.806.851 Kwh pada tahun 2000 menjadi 295.945.575 Kwh padatahun 2005.

Keadaan sekarang cadangan bahan bakar minyak semakinberkurang sementara kebutuhannya semakin bertambah sehinggaupaya penyediaan energi alternatif sebagai kebutuhan pokokmasyarakat sangat diperlukan.

Penerbitan Surat Ijin Penambangan (SIP) Galian Golongan C,sampai dengan tahun 1995 sebanyak 6 buah, sedangkan pada tahun2005 meningkat menjadi 8 buah. Kondisi luas areal penambanganGalian Golongan C tahun 1995 seluas 7,61 Ha dan pada tahun 2005luas Galian Golongan C jauh meningkat menjadi 366,7 ha. Kondisi inimembutuhkan perhatian yang serius agar proses perijinan danpenambangan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Page 26: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

14

2. Sumber Daya Air

Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup, selain itu airjuga diperlukan untuk hal-hal penting lainnya seperti irigasi, sumberair minum, pengendalian banjir, industri, pariwisata, kelistrikan, danlain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya air harusdilakukan dengan baik, sehingga persediaan air dapat terjaga.Jumlah sumber air di Kabupaten Magelang tahun 2005 sebanyak 50sumber dengan debit air 9.431 liter per detik dan 848,50 liter perdetik diantaranya telah dimanfaatkan sebagai air baku PDAM.

Kabupaten Magelang memiliki beberapa sungai besar,diantaranya adalah sungai Progo dan sungai Elo. Kondisi sungaisecara fisik masih cukup baik namun belum seluruhnya dapatmenampung debit air pada waktu-waktu tertentu, hal ini disebabkankarena adanya penurunan kapasitas atau daya tampung sungai.

Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi dalampengelolaan sumber daya air antara lain: 1) penurunan debit mata airakibat kerusakan lingkungan daerah hulu, 2) beberapa daerah irigasimengalami kelangkaan air baku disamping adanya keborosanpemanfaatan air irigasi, 3) pergeseran pemakaian air baku untukpertanian menjadi untuk konsumsi, 4) penentuan arah penggunaanlahan belum didukung analisis yang akurat.

3. Lingkungan Hidup

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 bahwakekayaan alam seisinya dikelola dan dimanfaatkan untukkepentingan umum. Namun, pemanfaatan kekayaan alam harusdilakukan sebaik mungkin dengan memperhatikan kelestarianlingkungan hidup. Pemanfaatan kekayaan alam harus diimbangidengan langkah konservasi lingkungan yang cukup sehinggakelestarian lingkungan tetap dapat terjaga. Luas lahan konservasiKabupaten Magelang pada tahun 2000 adalah 10.064 Km2 tetapiluasnya menurun pada tahun 2005 menjadi 7.506 Km2. Untukmengatasi kerusakan lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelangtelah melakukan perbaikan terhadap lahan kritis. Luas lahan kritispada tahun 2003 seluas 12.943 Km2, telah berkurang menjadi 11.896Km2 pada tahun 2005.

Beberapa permasalahan utama yang masih dihadapi dalampembangunan lingkungan hidup antara lain: 1) belum optimalnyapelestarian hutan lindung, pengelolaan hutan produksi, danpengelolaan hutan rakyat, 2) partisipasi masyarakat sekitar hutanyang masih belum optimal, 3) belum optimalnya penerapansempadan sungai dan sempadan mata air untuk menjagakelestarian lingkungan.

Page 27: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

15

2.1.5. Tata Ruang Wilayah dan Pertanahan

1. Tata Ruang

Pemerintah Kabupaten Magelang dalam upaya pengelolaantata ruang telah melakukan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kabupaten Magelang Tahun 2006-2010, yang membagiwilayah Kabupaten Magelang menjadi 6 Sub WilayahPengembangan (SWP) yaitu:

a. SWP I meliputi wilayah Kecamatan Salaman, Tempuran, danKajoran.

b. SWP II meliputi wilayah Kecamatan Mungkid, Mertoyudan, danBorobudur.

c. SWP III meliputi wilayah Kecamatan Muntilan, Salam,Srumbung, Dukun, dan Sawangan.

d. SWP IV meliputi wilayah Kecamatan Bandongan, Kaliangkrik,dan Windusari.

e. SWP V meliputi wilayah Kecamatan Secang, Tegalrejo, danCandimulyo.

f. SWP VI meliputi wilayah Kecamatan Pakis, Ngablak, danGrabag.

Pembagian wilayah RTRW tersebut digunakan untukmempermudah koordinasi antar wilayah. Dengan koordinasi yanglebih baik diharapkan keterpaduan pembangunan antar wilayahdalam Kabupaten Magelang dapat bersinergi dengan baik terutamaantara daerah perkotaan dan pinggiran.

Aspek pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW semakin baikdan terarah, antara lain ditunjukkan dengan semakin berkurangnyakonflik pemanfaatan ruang, tetap terjaganya luasan kawasan lindungseluas minimal 30% dari luas wilayah, meningkatnya daya saingKabupaten Magelang dengan efisiensi dan efektifitas pemanfaatankawasan budidaya dalam menunjang investasi ekonomi daninfrastruktur wilayah, menurunnya urbanisasi dengan meningkatnyakeserasian pembangunan desa kota serta meningkatnya pengaturanpertanahan mendasarkan RTRW.

Beberapa permasalahan utama yang masih ditemukan dalampembangunan dari aspek tata ruang antara lain: a) belumdisesuaikannya RTRW Kabupaten dengan perkembangan regulasiditingkat Nasional dan Provinsi, b) masih cukup tingginya frekuensikonflik terkait dengan penggunaan ruang, c) belum optimalnyalangkah-langkah pengendalian dan pemanfaatan ruang.

Page 28: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

16

2. Pertanahan

Di bidang pertanahan yang merupakan salah satu sumber dayaalam yang harus dijaga dan ditata, karena mempunyai nilai strategisdalam tatanan kehidupan manusia bersosial dan bernegara.Terutama dalam kaitannya dengan fungsi pemanfaatan, baik fungsilindung maupun budi daya sesuai RTRW. Sampai tahun 2005, diKabupaten Magelang terdapat 876.116 bidang tanah, dan yang telahbersertifikat baru berjumlah 260.237 bidang tanah. Oleh karena itudiperlukan sistem informasi dan manajemen pertanahan.

2.1.6. Kualitas Sumber Daya Manusia

1. Pendidikan

Sejak kebijakan otonomi daerah pasca reformasi efektifdilaksanakan pada tahun 2001, maka pendidikan menjadi salah satuurusan wajib bagi daerah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu,penyelenggaraan bidang pendidikan harus dikelola secara seriusagar dapat dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan tantanganmasa depan, misalnya tentang keterkaitan dengan lapangan kerjadan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan ditunjukkanoleh beberapa indikator diantaranya adalah Angka Partisipasi Kasar(APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada masing-masingjenjang pendidikan. Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tahun ajaran2005, untuk SD/sederajat sebesar 107,59% sehingga telah melebihistandar ideal indikator pemerataan pendidikan. JenjangSMP/sederajat sebesar 73,76% dan SMA/sederajat tahun 2005sebesar 30,48%. Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun 2005pada SD/sederajat sebesar 92,07%, SMP/sederajat sebesar 57,34%serta pada SMA/sederajat sebesar 23,54%. Angka buta huruf diKabupaten Magelang sebesar 1,75%.

Pada tahun 2005 Kabupaten Magelang memiliki 936 unitSD/sederajat dengan jumlah guru sebanyak 6.133 orang dan107.488 siswa. Untuk jenjang SMP/sederajat terdapat 183 unitsekolah, dengan guru sebanyak 3.670 orang dan jumlah siswasebanyak 44.947 orang. Jenjang SMA/sederajat terdapat 77 unitsekolah dengan guru sebanyak 1.008 orang dengan siswa sebanyak20.030 orang. Jumlah Perguruan Tinggi terdapat empat buah.

2. Perpustakaan

Kondisi perpustakaan umum dan daerah Kabupaten Magelangselalu menunjukkan kecenderungan meningkat bila dilihat dari sisikoleksi buku, jumlah pengunjung, dan jumlah perpustakaan keliling.

Page 29: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

17

Kondisi saat ini perlu ditingkatkan kualitas dan jangkauanlayanannya serta perlu dibina dan dikembangkan secara merata agarterwujud budaya baca guna membangun masyarakatberpengetahuan, berbudaya maju dan mandiri.

3. Kesehatan

Derajat kesehatan penduduk Kabupaten Magelang pada tahun2005 dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu Angka Kematian Ibu(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Usia Harapan Hidup (UHH).AKI pada tahun 2001 sebesar 163,01 per seratus ribu kelahiranhidup menurun pada tahun 2005 menjadi 72,88 per seratus ribukelahiran hidup. AKB pada Tahun 2001 13,36 per seribu kelahiranhidup, kemudian pada Tahun 2005 menurun menjadi sebesar 7,04per seribu kelahiran hidup, sedangkan untuk UHH pada Tahun 2001sebesar 66,9 Tahun sedangkan Tahun 2005 sebesar 68,8 tahun.Kasus balita gizi buruk pada Tahun 2001 sebanyak 78 kasus,kemudian Tahun 2004 naik menjadi 216 kasus dan mengalamipenurunan pada tahun 2005 menjadi sebanyak 171 kaus. Jumlahtemuan penyakit demam berdarah turun dari 41 kasus pada tahun2004 menjadi 12 kasus pada tahun 2005. Penyakit malariamengalami penurunan sebesar 87,24 % dimana pada tahun 2004terjadi 768 kasus menjadi 98 kasus pada tahun 2005, namun untukpenyakit TBC terjadi kenaikan dari 230 kasus pada tahun 2004menjadi 238 kasus pada tahun 2005.

Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di unit kesehatan seKabupaten Magelang keadaan tahun 2005 sebanyak 882 orang.Jumlah Dokter Umum 76 orang, Dokter Spesialis 22 orang, DokterGigi 33 orang, Perawat 325 orang, Bidan 351 orang, Sanitarian 36orang, Penata Rontgen 4 orang, dan Ahli Gizi 35 orang.

Kondisi Puskesmas dari tahun ke tahun ditingkatkan dengantujuan agar pelayanan kesehatan dapat terjangkau oleh masyarakatdan merata sampai di daerah terpencil. Jumlah Rumah Sakit Umum(RSU) pada tahun 2005 sebanyak 3 buah yang terdiri dari satu milikpemerintah dan dua milik swasta. Pondok Bersalin 11 unit,Puskesmas sebanyak 29 unit, Balai Pengobatan Swasta 13 unit,Apotik 16 unit, Praktek Dokter Spesialis 15 unit, Dokter PraktekUmum 99, Dokter Praktek Gigi 15, dan Bidan Praktek 303 danPosyandu sebanyak 2.122 buah.

4. Kesejahteraan Sosial

Fenomena permasalahan kesejahteraan sosial masih banyakditemui di Kabupaten Magelang. Walaupun upaya penangananPenyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terus dilakukantetapi belum berhasil mengurangi jumlah PMKS secara signifikan.Kondisi ini ditandai dengan masih banyaknya permasalahan sosial

Page 30: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

18

yang muncul dan berkembang, seperti meningkatnya jumlahpenduduk miskin, tindak kekerasan, korban bencana alam, danPMKS lainnya. Jumlah fasilitas sosial berupa panti asuhan padatahun 2001 sebanyak 12 buah dan tahun 2005 meningkat menjadi 17buah, sedangkan yayasan sosial yang semula 6 buah menjadi 8buah.

5. Kemiskinan

Penduduk miskin Kabupaten Magelang jumlahnya cenderungmengalami fluktuasi. Menurut pendataan tahun 2003 terdapat 68.474KK Miskin atau 23,23 %, sedangkan menurut pendataan Tahun 2006dari sejumlah 319.041 KK terdapat KK sangat miskin sebanyak62.460 KK (19,58%), miskin 80.426 KK (25,21%), cukup miskin31.568 KK (9,89%), agak miskin 3.272 KK (1,03%) atau secarakeseluruhan terdapat KK miskin 177.726 KK (55,71%).

Secara umum kondisi penduduk miskin ditandai olehketidakberdayaan atau ketidkmampuan masyarakat dalam hal: 1)memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan dan gizi, sandang,papan, pendidikan, dan kesehatan; 2) melakukan kegiatan usahaproduktif; 3) menjangkau akses sumber daya sosial dan ekonomi; 4)menentukan nasibnya sendiri dan senantiasa mendapat perlakuandiskriminatif; dan 5) membebaskan diri dari mental dan budayamiskin.

Penanggulangan kemiskinan Kabupaten Magelang dilakukanmelalui berbagai program dan kegiatan serta dari berbagai sumberdana yang diwujudkan antara lain dalam bentuk: 1) Pemberianbantuan dana stimulan sebagai modal usaha kegiatan ekonomiproduktif; 2) Penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukungkegiatan sosial ekonomi, 3) Pemberdayaan masyarakat; 4)Penguatan kelembagaan, dan 5) Perlindungan sosial.

6. Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Bertambahnya jumlah penduduk, mengakibatkan semakinbertambah pula beban penyediaan lapangan kerja. Untuk saat inilapangan atau kesempatan kerja dirasakan semakin terbatas karenapertumbuhannya tidak sebanding dengan pertambahan jumlahangkatan kerja.

Jumlah angkatan kerja pada tahun 2000 berjumlah 553.332orang dan meningkat pada tahun 2005 menjadi 666.632 orang atautumbuh 20,47%. Dari jumlah tersebut jumlah pengangguran 120.975orang dan setengah penganggur 361.838 orang. Jumlah tersebutmenunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun.

Permasalahan yang muncul dari meningkatnya jumlah angkatankerja tersebut adalah penyediaan lapangan pekerjaan. Hal tersebut

Page 31: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

19

juga ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah pencari kerja yangjuga terus meningkat dari tahun ketahun, pada tahun 2000 sebanyak9.713 orang menjadi 21.824 orang pada tahun 2005 atau naik 124%.

Guna meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan tenaga kerjaagar dapat bersaing dipasar kerja, pemerintah Kabupaten Magelangtelah menyediakan Balai Latihan Kerja (BLK). Pada tahun 2005terdapat satu BLK dengan instruktur 39 orang. BLK tersebut padatahun 2005 telah meluluskan 160 orang peserta pelatihan, jumlahtersebut jauh lebih kecil dari tahun 2002 yang meluluskan 399 orang.

Jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha utama tahun2005 bagi penduduk berusia 10 tahun keatas yang bekerja disektorpertanian 326.592 orang, Pertambangan dan Galian 7.796 orang,Industri 65.976 orang, Listrik Gas dan Air 2.320, Konstruksi 36.963orang, Perdagangan 102.830 orang, Komunikasi 22.909 orang,Keuangan 2.286 dan Jasa 67.461 orang.

Dalam hal hubungan industrial, pada tahun 2005 jumlah serikatkerja berjumlah 35 unit serikat kerja. Sedangkan kasus-kasusperselisihan yang muncul dalam hubungan industrial terusmeningkat, dimana pada tahun 2000 terjadi 12 kasus menjadi 24kasus pada tahun 2005, namun semua perselisihan tersebut telahdapat diselesaikan.

Selain permasalahan tenaga kerja dalam negeri yang perlumendapatkan perhatian pemerintah daerah adalah tenaga kerja yangbekerja di luar negeri. Jumlah Tenaga Kerja Indinesia (TKI) padatahun 2005 yang tercatat berjumlah 572 orang dan 88 orangdiantaranya adalah Tenaga Kerja Wanita (TKW). Jumlah PerusahaanJasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang beroperasi berjumlahempat buah. Dengan banyaknya jumlah TKI tersebut pemerintahdaerah berkewajiban untuk memberikan perlindungan bagi warganyamelalui pengawasan yang baik sehingga mereka terhindar daripenipuan.

Transmigrasi merupakan salah satu cara untuk mengatasipermasalahan kepadatan penduduk dalam rangka menciptakanpemerataan jumlah penduduk. Jumlah calon transmigran pada tahun2000 sebesar empat Kepala Keluarga (KK) dan naik pada tahun2005 menjadi 51 KK atau sejumlah 507 orang.

7. Kependudukan dan Keluarga Berencana

Jumlah penduduk Kabupaten Magelang terus meningkat, baik

Page 32: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

20

akibat kelahiran maupun migrasi penduduk. Pada tahun 1995penduduk Kabupaten Magelang berjumlah 1.047.950 jiwa. Lajupertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,22% dengan kepadatanpenduduk cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah penduduk.Disisi lain, penyebaran, penduduk di masing-masing kecamatanbelum merata. Perkembangan pertumbuhan penduduk KabupatenMagelang merupakan pijakan dasar dalam perencanaanpembangunan.

Dari Jumlah penduduk diketahui bahwa sekitar 48,9% pendudukberumur produktif (15-64 tahun) dan penduduk usia tidak produktif(0-14 dan 65 tahun keatas) sebesar 51,1%. Sehingga angka bebantanggungan yaitu perbandingan antara penduduk usia produktifdengan penduduk usia tidak produktif pada tahun 2005 adalah satuorang penduduk usia produktif menanggung satu orang penduduktidak produktif.

Angka kelahiran pada tahun 2005 sebesar 1,17 sedangkanpada tahun 1995 sebesar 1,5. Angka Total Fertility Rate (TFR) padatahun 1995 sebesar 2,66 sama dengan pada TFR tahun 2005.Peserta KB Aktif pada tahun 1995 tercatat sebanyak 142.571 danpada tahun 2005 meningkat menjadi 122.926. Untuk peserta KB priajumlahnya relatif rendah yaitu sebanyak 3.419 peserta atau 2,78%.

8. Perempuan dan Anak

Dari jumlah penduduk 1.168.557 jiwa pada tahun 2005,diketahui jumlah penduduk laki-laki 583.871 jiwa dan perempuan584.686 jiwa. Jumlah tersebut hampir sama, namun demikian peranperempuan tersebut belum optimal, salah satu penyebabnya adalahmasih adanya kesenjangan gender, antara lain pada bidangpendidikan, kesehatan, maupun akses pada sumber daya ekonomi.

Untuk mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)serta perlindungan anak dan remaja telah dilakukan pembentukandan penguatan kelembagaan gender dan perlindungan anak. Upayapeningkatan kualitas hidup perempuan dilaksanakan berbagaikegiatan yang bersifat afirmatif. Selain hal tersebut ditempuh pulalangkah strategis yaitu dengan mengintegrasikan perspektif genderke dalam dokumen-dokumen perencanaan.

9. Pemuda dan Olah Raga

Jumlah pemuda yang besar merupakan aset bangsa, sebagaikader pemimpin masa depan, pelopor dan penggerak pembangunan.Kondisi kepemudaan saat ini dalam konteks semangat kepeloporanpemuda dalam proses pembangunan daerah masih perluditingkatkan. Jumlah organisasi kepemudaan di KabupatenMagelang terus menunjukkan penambahan.

Page 33: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

21

Kondisi keolahragaan di Kabupaten Magelang cenderungmengalami kemajuan namun masih kalah dibandingkan denganKabupaten/Kota yang lain di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini terlihatdari masih rendahnya jumlah even olahraga berskala besardiselenggarakan di Kabupaten Magelang, demikian pula kedudukan(ranking) Kabupaten Magelang dalam event olah raga tingkatprovinsi (Pekan Olah Raga Daerah) maupun nasional (Pekan OlahRaga Nasional) masih belum membanggakan, serta masih sedikitnyaatlet nasional yang berasal dari daerah Kabupaten Magelang. Jumlahdan kualitas sarana dan prasarana olah raga masih terbatas, apalagiyang bersifat internasional, di samping itu juga masih terbatasnyapemecahan rekor pada even nasional maupun internasional yangdiukir oleh atlet dari Kabupaten Magelang.

2.1.7. Ekonomi

1. Kondisi dan Struktur Ekonomi

Perekonomian Magelang secara makro menunjukkan kondisiyang semakin membaik, hal ini ditandai dengan indikator-indikatorsebagai berikut: pertumbuhan ekonomi tahun 2005 mencapai 4,62%,lebih besar dari tahun 2001 yang hanya sebesar 3,57%. PendapatanDomestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2005 atas dasar hargakonstan Rp.3.245.978,81 juta terjadi peningkatan yang cukupsignifikan, lebih baik dibanding tahun 2001 sebesar Rp.1.096.201,90juta. Namun, dari sisi inflasi masih belum baik, tahun 2001 sebesar10,97%, sedangkan pada tahun 2005 angka inflasi mencapai cukuptinggi mencapai dua digit yaitu 15,89%.

Pada Tahun 2005, struktur perekonomian Kabupaten Magelangmasih didominasi oleh 4 (empat) sektor atau lapangan usaha, yaitu:Pertanian sebesar 31,05%, Industri Penggolahan sebesar 19,25%,Jasa-jasa sebesar 15,29%, dan Perdagangan, Hotel dan Restoransebesar 14,88%.

Lembaga perbankan milik pemerintah di Kabupaten Magelangsebanyak 4 bank dengan jumlah cabang sebanyak 26 buah. Bankmilik Pemerintah Daerah berjumlah 3 Bank dengan jumlah layanan di35 lokasi, sedangkan Bank Swasta Nasional sebanyak 4 buah.

2. Pertanian

Pada tahun 2005, PDRB pertanian memberikan kontribusisebesar Rp. 1.007.979,85 juta atau 31,05% dari total PDRBKabupaten Magelang. Berdasarkan data tahun 2005 PDRB yangberasal dari tanaman pangan sebesar Rp. 751.167,60 juta,Perkebunan sebesar Rp. 72.045,58 juta, Peternakan sebesar

Page 34: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

22

Rp.108.444,82 juta, Kehutanan sebesar Rp. 56.144,82 juta, danPerikanan sebesar Rp. 20.177,80 juta.

Dibidang produksi tanaman pangan lahan sawah, pada tahun2005 lahan panen seluas 50.133 Ha, meningkat dari tahun 2001yang hanya seluas 49.083 Ha. Sedangkan rata-rata hasil panen daritahun ke tahun mengalami peningkatan yaitu sebesar 55,02kwintal/ha dibanding tahun 2001 sebesar 53,30 kwintal/ha. Haltersebut dikarenakan makin intensifnya petani dalam penanamantanaman padi. Dalam rangka diversifikasi tanaman panganmasyarakat Kabupaten Magelang juga menanam jagung, ketelapohon, ketela rambat, kacang, kedelai dan padi gogo.

Produksi pertanian tanaman sayur-sayuran, pada tahun 2005mencapai 1.160.500 Kwintal dan terus menunjukkan peningkatan,jenis tanaman sayur-sayuran yang menonjol adalah cabe merah, kol,kentang, kol bunga, dan buncis. Sedangkan dalam pertanian buah-buahan, salak merupakan tanaman buah yang paling produktif, yaitumencapai 147.835 kwintal. Tanaman buah-buahan lain yangmenonjol adalah rambutan, jeruk, durian, duku, dan mangga.

Dibidang perkebunan, masyarakat Kabupaten Magelangmembudidayakan tanaman tembakau, yang pada tahun 2005produksinya mencapai 5.439 Ton dengan luas lahan mencapai 9.241Ha. Selain tanaman tembakau, masyarakat juga membudidayakantanaman tebu, yang produksinya mencapai 175.475 Ton pada tahun2005, namun jumlah tersebut semakin menurun dibandingkan tahunsebelumnya. Hal tersebut diperkirakan karena semakin kecilnyaproduksi gula dari pabrik-pabrik di sekitar Kabupaten Magelang. Satukomiditi perkebunan yang cukup menonjol di Kabupaten Magelangadalah tanaman kopi, dimana produksi pada tahun 2005 sebesar 381ton dengan luas lahan1.278 ha.

Dibidang kehutanan, jumlah hasil hutan yang paling banyakdiproduksi adalah getah kayu pinus yaitu sebesar 334.119 Ton padatahun 2005. Komoditi kehutanan di Kabupaten Magelang yang jugacukup potensial adalah tanaman sengon, dimana tanaman ini telahbanyak ditanam oleh masyarakat yang tersebar di 21 kecamatan.

Dibidang peternakan, ternak yang paling banyak dipeliharaadalah ternak besar (sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kuda) danternak kecil (kambing dan domba). Secara keseluruhan ternak besaryang dipelihara oleh masyarakat jumlahnya terus meningkat dari85.734 ekor pada tahun 2001 menjadi 86.451 ekor pada tahun 2005atau meningkat sebesar 0,83%. Sedangkan untuk ternak kecil padatahun 2001 sebanyak 137.923 ekor meningkat menjadi 146.795 ekorpada tahun 2005 atau meningkat sebesar 6,43%. Sedangkan untukunggas, yang dipelihara masyarakat yaitu: ayam kampung, ayam ras,itik, dan itik manila; pada tahun 2000 sebanyak 1.889.747 ekor,

Page 35: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

23

sedangkan pada tahun 2005 sebanyak 2.733.460 ekor ataumeningkat sebesar 44,64%. Secara keseluruhan jumlah produksidaging sapi, kerbau, kambing, domba, ayam buras, ayam ras, danitik pada tahun 2004 sebesar 3.970.688 kg, sedangkan pada tahun2005 mencapai 4.676.542 kg atau meningkat sebesar 19,28%. Untukproduksi susu tahun 2004 sebesar 1.462.028, sedangkan pada tahun2005 sebesar 1.249.749 liter atau mengalami penurunan sebesar14,52%. Produksi telur pada tahun 2004 sebesar 9.165.265 kg,sedangkan tahun 2005 mencapai 10.139.143 kg atau mengalamipeningkatan sebesar 10,63%.

3. Perikanan

Dibidang perikanan, tahun 2001 areal perikanan seluas 3.500,6ha, sedangkan tahun 2005 menjadi seluas 3.547,84 ha ataumeningkat sebesar 1,96%. Produksi perikanan untuk lauk pauk padatahun 2001 sebesar 3.676.264 kg, sedangkan tahun 2005 turunmenjadi sebesar 2.037.970 kg. Untuk produksi benih pada tahun2001 sebesar 443.306.606 ekor, sedangkan tahun 2005 sebesar460.497.000 ekor atau meningkat sebesar 10,01%.

Luas kolam yang dipergunakan untuk budi daya naik dari 3.500Ha tahun 2001 menjadi 3.547 Ha pada tahun 2005. Produksiperikanan untuk lauk (konsumsi) mengalami penurunan dari tahun ketahun. Namun sebaliknya produksi perikanan untuk benih mengalamipeningkatan dari tahun ke tahun.

4. Industri

Pada tahun 2005 jumlah industri besar dan sedang berjumlah94 buah yang terdiri dari 19 industri besar dan 75 industri sedang.Investasi industri pada tahun 2001 sebesar Rp. 232.904.109.000 danberkembang menjadi Rp. 253.901.579.000 pada tahun 2005.Sedangkan perkembengan jumlah industri pada tahun 2001berjumlah 29.098 industri dan pada tahun 2005 menjadi 29.784industri atau tumbuh 2,58%, hal tersebut menunjukkan bahwaperkembangan sektor riil di Kabupaten Magelang menunjukkan hasilyang positif. Perkembangan sektor riil dapat mendorongpertumbuhan lapangan kerja.

5. Koperasi dan Usaha Menegah Kecil dan Mikro (UMKM)

Koperasi diharapkan dapat menjadi soko guru perekonomianbangsa, berdasarkan perhitungan jumlah Koperasi pada tahun 2001sebanyak 24 buah dan pada tahun 2005 jumlahnya masih sama.Volume usaha KUD pada tahun 2005 berjumlah Rp.27.055.000.000,-. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan yangberarti dibandingkan tahun 2001 yang hanya berjumlahRp.12.043.000.000,-. Jumlah Koperasi non KUD pada tahun 2005

Page 36: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

24

sebanyak 345 unit dengan jumlah anggota sebanyak 38.415 orang.Volume usaha dari Koperasi non KUD pada tahun 2005 berjumlahRp.14.635.000.000,- menurun dibandingkan tahun 2001 sebesar Rp.21.684.000.000,-.

UMKM merupakan salah satu bidang yang mempunyai dayatahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Hal tersebut dapat dilihatdari jumlahnya yang terus meningkat, jumlah UMKM pada tahun2001 sebanyak 29.098 unit menjadi 29.673 unit pada tahun 2005.Sedangkan volume usahannya juga terus meningkat dari Rp.232.905,009 juta pada tahun 2001 dan menjadi Rp. 253.901,579 jutapada tahun 2005.

6. Pariwisata

Industri pariwisata di Kabupaten Magelang merupakan potensiuntuk meningkatkan pendapatan daerah. Potensi pariwisata budayadan sejarah tersebut terutama Candi Borobudur yang merupakanwarisan budaya dunia merupakan daya tarik wisata yang dapatdiandalkan untuk menarik wisatawan. Selain Candi BorobudurKabupaten Magelang memiliki objek wisata Ketep Pass dan masihbanyak potensi wisata lainnya, baik wisata alam, buatan, sejarah danbudaya yang harus dieksplorasi dan dikelola lebih baik lagi denganmemperbaiki sarana dan prasarana pariwisata.

Jenis dan jumlah obyek wisata yang ada di KabupatenMagelang pada tahun 2005 untuk wisata alam 16 buah, wisatabuatan 7 buah, wisata religi 7 buah, wisata budaya 12 buah, danwisata minat khusus 6 buah. Jumlah kunjungan wisatawan padatahun 2001 sebanyak 2.634.268 wisatawan dalam negeri dan137.377 wisatawan luar negeri. Pada tahun 2005 terdapat 1.811.978wisatawan dalam negeri dan 90.055 wisatawan luar negeri.Sedangkan jumlah hotel pada tahun 2005 terdiri dari hotel berbintanglima sebanyak 1 buah, berbintang tiga 2 buah, dan hotel melatiberjumlah 15 buah, restoran berjumlah 35 buah.

7. Perdagangan

Pembangunan perdagangan Kabupaten Magelangmenunjukkan kinerja yang menggembirakan. Berbagai fasilitaspendukung pengembangan perdagangan Kabupaten Magelang telahtersedia dengan memadai dan terus berkembang lebih baik. Hal inimengindikasikan kegiatan usaha di Kabupaten Magelang cukupmeningkat. Keberhasilan perdagangan di Kabupaten Magelang salahsatunya dapat dilihat dari indikator kinerja ekspor. Perkembanganekspor Kabupaten Magelang selama kurun waktu lima tahun terakhirmenunjukkan kecenderungan meningkat dari nilai US$ 8.187.981,76tahun 2001 menjadi US$ 15.603.551,40 pada tahun 2005.

Page 37: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

25

Jumlah ekspor dari Kabupaten Magelang pada tahun 2005adalah kerajinan batu senilai US$ 16.377, kayu olahan komplemenbahan bangunan UU$ 3.584.372.264, kulit samak US$ 471.915.198,alat rumah tangga dari kayu/ kulit US$ 20.826.620, mebel US$246.131.429, daun pakis/ bunga potong US$ 40.299.870 dan kripikketela US$ 239.984.

8. Investasi

Arus investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di KabupatenMagelang selama 10 Tahun terakhir cenderung stagnan, pada tahun2001 sampai dengan 2004 hanya ada satu PMA saja, total investasiasing pada tahun 2005 sebesar $US 150.000,-, sedangkan investasiindustri pada tahun 2005 menunjukkan peningkatan dari tahun-tahunsebelumnya yaitu Rp. 253.901.579.000.

9. Keuangan Daerah

Kondisi kemampuan atau kapasitas keuangan KabupatenMagelang sangat menentukan dalam upaya menghasilkan kinerjapelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.Jumlah pendapatan Kabupaten Magelang cenderung meningkatsecara signifikan, tahun 2001 sebesar Rp. 308.661.358.090,- padatahun 2005 menjadi sebesar Rp. 457.928.356.128,- Sedangkanuntuk belanja meningkat dari Rp. 288.760.504.634 pada tahun 2001,menjadi Rp.440.995.768.879.- pada tahun 2005. Rasio PendapatanAsli Daerah (PAD) dibandingkan total APBD, sebesar 7,26% padatahun 2001 menjadi 11,54% pada tahun 2005. Kedua data di atasmenunjukkan semakin baiknya kemampuan keuangan daerah untukmendukung pembiayaan pembangunan.

Page 38: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

26

2.2. TANTANGAN

Banyak kemajuan yang telah dicapai tetapi banyak pulapermasalahan yang belum sepenuhnya terselesaikan dalampembangunan Kabupaten Magelang selama ini. Dalam menghadapitantangan kedepan perlu upaya-upaya penanganan, baik bidang agama,budaya, iptek, hukum, kamtibmas, politik, pemerintahan, prasarana,sarana, sumber daya alam, lingkungan hidup, tata ruang, sumber dayamanusia, dan ekonomi.

2.2.1. Agama, Budaya, Iptek, Hukum, dan Kamtibmas

Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan bidang agama,budaya, iptek, hukum, dan kamtibmas Kabupaten Magelang pada kurunwaktu 20 tahun ke depan adalah:

1. Peningkatan ketahanan dan kerukunan antar umat beragama, baikinternal maupun eksternal, dalam upaya menjaga keutuhan normadan nilai dari pengaruh derasnya arus perubahan.

2. Peningkatan kualitas kehidupan keagamaan dan pengembangankerukunan antar umat beragama, dalam rangka menciptakan iklimkondusif yang mendukung persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Peningkatan ketahanan budaya lokal dari pengaruh budaya asing,mengingat terdapat budaya lokal yang sesungguhnya harus tetapdilestarikan. Sehingga generasi mendatang akan menghargai danmemahami sejarah budaya lokal.

4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mampu untukbersaing dalam penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi, didukung dengan penyediaan informasi dankomunikasi serta perangkat teknologi yang sesuai denganperkembangan jaman. Selain itu untuk meningkatkan daya saingKabupaten Magelang menuju masyarakat yang maju, sejahtera, danmadani perlu diantisipasi dengan membangun keterpaduan dalampengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melibatkan secaraintensif para pelaku penelitian, baik dari perguruan tinggi,perusahaan maupun pemerintah daerah.

5. Penegakan hukum secara adil dan tidak diskriminatif, disertaipeningkatan jaminan akan kepastian, rasa keadilan danperlindungan hukum serta harmonisasi produk hukum daerah. Hal inisejalan dengan semakin besarnya tuntutan untuk membentuk tataperaturan daerah yang baik disertai dengan peningkatan kinerjalembaga dan aparatur hukum, peningkatan kesadaran hukummasyarakat dan Hak Asasi Manusia (HAM), dan peningkatanefektivitas pengawasan.

Page 39: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

27

6. Peningkatan komitmen bersama dalam penciptaan kondusifitasdaerah guna mendukung kelancaran, keberlanjutan, dan stabilitasdalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

7. Peningkatan kesadaran semua komponen pemangku kepentingan(stakeholders) terhadap bela negara dan tanggap terhadap berbagaigangguan kamtibmas yang mungkin terjadi serta mampumenumbuhkan kesadaran semua masyarakat untuk mengetahui,memahami dan mentaati berbagai peraturan perundang-undanganyang berlaku.

2.2.2. Politik dan Pemerintahan

Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan bidang politik danpemerintahan Kabupaten Magelang pada kurun waktu 20 tahun ke depanadalah:

1. Pembangunan dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) membutuhkan adanya kesatupaduan antara pembangunanNasional dan Daerah, untuk itu bidang perencanaan pembangunanberdimensi komprehensif (lintas sektor dan wilayah), akan semakinpenting didukung dengan aspek pendataan dan statistik yang akurat.

2. Peningkatan pelaksanaan desentralisasi di berbagai bidang sebagaibentuk pengembangan kedewasaan politik bagi masyarakat,sehingga mampu mendorong demokratisasi yang lebih transparandan lebih bertanggungjawab, serta mampu menciptakan iklimkondusif yang didukung oleh tata pemerintahan yang baik.

3. Peningkatan keseimbangan dan keharmonisan hubungan antar parapenyelenggara pemerintahan dan pembangunan, yaitu pemerintah(khususnya eksekutif dan legislatif daerah), pengusaha, danmasyarakat; sebagai pilar penyangga utama kondusifitas politik lokal.

4. Dalam rangka mendapatkan kinerja terbaik pelaksanaan kebijakanotonomi daerah, maka senantiasa perlu untuk ditekankan aspekpembangunan kapasitas (capacity building) lembaga pemerintahdaerah, baik terkait dengan penanganan urusan pemerintahan,penataan kelembagaan, pengembangan aparatur, perbaikanmanajemen keuangan, dan lain-lain; dimana kesemuanya ditujukanpula untuk mendapatkan kondisi terbaik dari tata pemerintahan yangbaik untuk memenuhi kinerja pelayanan publik.

5. Peningkatan tuntutan dari masyarakat untuk menciptakanpemerintahan yang bersih. Oleh karena itu perlu ditegakkan sistemdan prosedur pengawasan yang baik sehingga penyimpanganpelaksanaan pembangunan dapat diantisipasi.

6. Peningkatan pelaksanaan pembangunan yang berdampak padapemberdayaan masyarakat dan desa, melalui peningkatan

Page 40: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

28

partisipasi lokal dan sinergitas upaya pemberdayaan antar pihak.

2.2.3. Prasarana dan Sarana

Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan bidang prasaranadan sarana Kabupaten Magelang pada kurun waktu 20 tahun ke depanadalah:

1. Peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan perekonomianmembawa konsekuensi pada ketersediaan sarana dan prasaranawilayah. Disamping itu tuntutan masyarakat tidak hanyaberhubungan dengan kuantitas sarana tetapi juga tuntutan terhadapkualitasnya. Dibidang prasarana dan sarana jalan dan jembatanpemerintah senantiansa melakukan pembangunan jalan danjembatan terutama untuk membuka akses-akses daerah yangterpencil.

2. Peningkatan penyediaan sarana transportasi umum yang memadaiguna menunjang mobilitas masyarakat yang terus meningkat seiringdengan pertumbuhan perekonomian. Penyediaan saranatransportasi umum dituntut untuk tidak hanya sekedar mencukupisecara kuantitas saja namun juga harus disertai dengan peningkatankualitas kenyamanan maupun keselamatan penumpang. Pelayananterhadap penumpang transportasi tidak hanya dilakukan didalamkendaraan umum saja namun juga dilakukan pada sarana danprasarana pendukungnya, seperti terminal dan manajementransportasi yang efisien dan efektif. Jumlah kendaraan yangsemakin banyak dan mobilitas penduduk yang semakin tinggimenuntut dukungan sarana jalan dan jembatan yang lebih baik. Olehkarena itu pemeliharaan jalan dan jembatan perlu untuk selaluditingkatkan.

3. Peningkatan ketersediaan sarana prasarana perumahan danpermukiman yang mampu memenuhi tuntutan kebutuhanmasyarakat baik di kawasan perkotaan maupun perdesaan.Memenuhi tuntutan kebutuhan hunian di perkotaan dan perdesaanguna mewujudkan perkotaan dan perdesaan yang bersih dannyaman sebagai tempat tinggal merupakan tantangan yang dihadapibidang perumahan. Selain hal tersebut, tantangan dalam penyediaansarana air bersih dan sanitasi lingkungan serta sarana rekreasi danolah raga.

4. Semakin maju suatu organisasi – termasuk bidang pemerintahandan kemasyarakatan – maka semakin besar pula tuntutanpeningkatan kualitas penyediaan prasarana dan saranatelekomunikasi (termasuk arsip, dokumentasi, komunikasi, daninformatika), yang berdampak pada besarnya tuntutan perbaikankualitas sumber daya manusia dan kinerja penyelenggaraanpemerintahan (e-Government).

Page 41: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

29

2.2.4. Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Tata Ruang

Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan bidang sumber dayaalam, lingkungan hidup, dan tata ruang Kabupaten Magelang pada kurunwaktu 20 tahun ke depan adalah:

1. Peningkatan pengendalian pertambangan agar tidak mengakibatkankerusakan lingkungan. Oleh karena itu pengawasan dan regulasipenambangan harus diterapkan dengan baik agar kerusakanlingkungan akibat penambangan dapat diminimalisasi.

2. Peningkatan kebutuhan listrik (energi) di masyarakat namun sampaisaat ini penyaluran/penyediaan energi listrik masih belummencukupi. Oleh karena itu menjadi tantangan bagi pemerintahdaerah untuk memperoleh akses energi listrik bagi seluruhmasyarakat Kabupaten Magelang.

3. Peningkatan kebutuhan air bersih bagi penduduk, fasilitas umum danindustri. Pemenuhan kebutuhan tidak akan tercukupi apabila sumberair baku jumlahnya semakin menurun, oleh karena itu diperlukanpengendalian penggunaan air tanah dan pelestarian lingkunganhidup agar jumlah sumber air baku dapat dipertahankan. Selain ituguna menunjang produktifitas pertanian diperlukan pengelolaanjaringan irigasi dengan melibatkan masyarakat, mengembangkanprasarana penampung air, dan peningkatan pengendalian dayarusak air, serta peningkatan kemampuan kelembagaan pengelolaansarana prasarana sumber daya air.

4. Peningkatan perusakan lingkungan yang diakibatkan ekploitasikekayaan alam baik pertambangan hutan yang berlebihan sertapembuangan limbah industri yang tak terkendali. Oleh karena itupengendalian atau regulasi pemenfaatan hasil alam danpembuangan limbah industri harus ditegakkan, agar degradasilingkungan hidup dapat dikendalikan.

5. Peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomimenjadikan lahan semakin sempit dan mahal. Meningkatnyakebutuhan lahan harus disertai tata ruang yang menjaminkepentingan umum, nyaman, aman, produktif serta berkelajutan.Komitmen dari para stakeholders (pemangku kepentingan) sangatdibutuhkan agar perencanaan tata ruang dapat ditaati dandilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan.

6. Peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana sosial dan ekonomimasyarakat, tuntutan tersebut mendorong pemerintah untukmelakukan pembangunan yang adil dan sinergis antar ruang danwaktu di daerah. Oleh karena itu koordinasi antar SWP sangatpenting dalam rangka mengkoordinasikan pembangunan sehinggaketimpangan pembangunan antar wilayah dapat diminimalkan.

7. Semakin terbatasnya luas lahan, padahal jumlah penduduk terus

Page 42: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

30

bertambah yang menuntut tersedianya lahan untuk perumahan danfasilitas umum lainnya, selain itu aktivitas pembangunan terusmeningkat. Kondisi demikian akan menambah beban bagipemerintah dalam melaksanakan pembangunan apabila tidakditangani dengan seksama, aspek pembangunan kewilayahan (tataruang) juga akan menjadi pertaruhan, demikian pula denganpenegakan hukum bidang pertanahan dan tata ruang.

8. Peningkatan kebutuhan pelayanan dibidang pertanahan yang harusdidukung dengan basis data yang kuat melalui pengembangansistem informasi dan manajemen pertanahan.

2.2.5. Kualitas Sumber Daya Manusia

Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan bidang sumber dayamanusia Kabupaten Magelang pada kurun waktu 20 tahun ke depanadalah:

1. Peningkatan akses, kualitas dan tingkat efisiensi pendidikan;Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan melaluisertifikasi dan peningkatan kompetensi; pembangunan danpemeliharaan sarana prasarana pendidikan sesuai denganperkembangan, serta peningkatan relevansi pendidikan sesuaidengan kebutuhan pasar kerja.

2. Pengembangan dan peningkatan tradisi membaca di seluruh lapisanmasyarakat seiring dengan pesatnya informasi global.

3. Peningkatan partisipasi masyarakat dan peran serta pemerintahdalam penanggulangan berbagai penyakit menular.

4. Peningkatan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

5. Peningkatan penanggulangan kemiskinan, utamanya denganmengupayakan pemenuhan hak dasar manusia seperti hak ataspangan, layanan kesehatan, layanan pendidikan, pekerjaan danberusaha, air bersih yang aman dan sanitasi, tanah, sumber dayaalam dan lingkungan hidup, rasa aman dan hak untuk berpartisipasi.

6. Penurunan jumlah penduduk miskin pada waktu yang akan datangbanyak kendala karena semakin kompleksnya faktor penyebabkemiskinan.

7. Peningkatan jumlah penganggur akibat meningkatnya jumlahangkatan kerja, di pihak lain adalah terbatasnya kemampuan sektorriil dalam menyerap tenaga kerja, serta masih rendahnya daya saingtenaga kerja yang salah satunya disebabkan masih rendahnyatingkat pendidikan.

8. Peningkatan penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha

Page 43: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

31

melalui peningkatan kualitas tenaga kerja yang kompetitif untukpasar kerja dalam dan luar negeri serta pengembangan iklimkondusif bagi budaya kewirausahaan.

9. Peningkatan pengendalian pertumbuhan penduduk, peningkatankualitas dan pengarahan mobilitas penduduk. Tanpa upayapengendalian pertumbuhan maka jumlah penduduk akanberkembang pesat yang berpengaruh terhadap peningkatan jumlahangkatan kerja dan peningkatan jumlah penganggur dan pendudukmiskin.

10. Peningkatan kesetaraan dan keadilan gender serta perlindunganperempuan dan anak.

11. Peningkatan prestasi pemuda dan olah raga dalam berbagai bidangkehidupan, khususnya pengembangan kreativitas, seni danolahraga.

2.2.6. Ekonomi

Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan bidang ekonomiKabupaten Magelang pada kurun waktu 20 tahun ke depan adalah:

1. Peningkatan persaingan dengan kompetitor regional dan global, haltersebut menuntut perbaikan kualitas pelayanan barang dan jasa.Selain itu dituntut pula untuk melakukan peningkatan efisiensi prosesproduksi mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas sertakenaikan ongkos produksi lainnya; terutama diprioritaskan padasektor-sektor pertanian, industri pengolahan, jasa-jasa danperdagangan sebagai sektor dengan kontribusi PDRB terbesar diKabupaten Magelang.

2. Penurunan luas lahan pertanian akibat banyaknya konversi daritanah pertanian produktif menjadi lahan untuk perumahan danusaha. Disamping itu juga menurunnya kesuburan tanah pertanianakibat polusi yang semakin tinggi, oleh karena itu diprediksikanproduksi pertanan akan semakin turun dimasa-masa yang akandatang.

3. Peningkatan harga faktor-faktor produksi yang menyebabkankeuntungan petani menjadi menurun demikian pula tingkatkesejahteraannya.

4. Peningkatan kemunculan berbagai macam penyakit ternak sepertipenyakit kuku dan mulut serta flu burung yang berpotensi untukmenurunkan produktifitas hasil ternak.

5. Semakin kecilnya luas hutan akibat penebangan hutan dan konversilahan hutan menjadi lahan pertanian. Dengan menurunnya luashutan tersebut diperkirakan jumlah produksi hutan akan semakinmenurun dimasa yang akan datang.

Page 44: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

32

6. Semakin menyusutnya lahan perikanan darat, selain itu penyusutansumber air dan pecemaran sungai dapat menurunkan produktivitasperikanan. Oleh karena itu kelestarian sumber air dan kebersihansungai dari pencermaran harus terus dilakukan. Selain itupeningkatan produksi dapat dilakukan dengan melakukanintensifikasi perikanan.

7. Peningkatan persaingan dunia industri yang menuntut peningkatanmutu produk dan pengenalan produk-produk Kabupaten Magelangke pasar nasional maupun internasional. Oleh karena itu pemerintahdaerah harus senantiasa memberikan pembinaan kepada paraindustriawan dan memberikan fasilitasi promosi keluar daerah.

8. Peningkatan upaya perwujudan koperasi sebagai soko guruperekonomian masyarakat. Kontribusi bidang koperasi masih belummemadai dibandingkan dengan bidang perekonomian yang lain baikswasta maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), hal tersebutdisebabkan sampai saat ini masih banyak koperasi yang belumdikelola secara profesional dan masih tergantung dari fasilitasipemerintah.

9. Masih terbatasnya teknologi, desain, akses permodalan sertapemasaran Koperasi dan UKM. Guna meningkatkan pengembanganusaha kecil pemerintah harus meningkatkan komitmen untukmemfasilitasi koperasi dan UKM secara optimal.

10. Peningkatan persaingan destinasi/tujuan wisata ditingkat regionaldan nasional guna memperebutkan kunjungan wisatawan baik lokal,nasional maupun manca negara. Oleh karena itu perbaikanmanajemen pariwisata, penataan objek wisata, penambahan saranadan prasarana serta pengembangan jaringan pariwisata mutlakdiperlukan guna menghadapi persaingan dimasa datang.

11. Peningkatan persaingan perdagangan (ekspor), baik ditingkatregional maupun internasional. Jaringan pemasaran mutlakdiperlukan sehingga pemasaran dapat menjangkau keseluruhdaerah baik nasional maupun internasional

12. Investasi daerah masih kurang bergairah, hal tersebut disebabkankarena pengaruh perekonomian makro nasional yang masih lesu.Namun, iklim investasi juga dipengaruhi oleh kualitas pelayananperijinan atau birokrasi yang masih menyebabkan ekonomi biayatinggi. Oleh karena itu fokus pemerintah daerah adalah bagaimanamenjadikan Kabupaten Magelang ini menjadi daerah yang proterhadap investasi dengan cara menghilangkan hambatan investasiyang menyebabkan inefisiensi.

13. Peningkatan kapasitas atau kemampuan keuangan daerah disertaidengan manajemen pengelolaan keuangan daerah yang berbasispada kinerja.

Page 45: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

33

2.3. MODAL DASAR

Modal dasar pembangunan daerah adalah seluruh sumber kekuatandaerah baik yang berskala lokal, regional, maupun nasional yang secarariil maupun potensial dimiliki dan dapat didayagunakan untukpembangunan daerah Kabupaten Magelang yang merupakan bagianintegral dari pembangunan nasional dalam kerangka NKRI.

1. Kabupaten Magelang secara geografis memiliki letak yang strategis,karena merupakan jalur perlintasan dari Jawa Tengah ke DaerahIstimewa Yogyakarta maupun sebaliknya. Selain itu juga menjadiperlintasan jalur darat dari Jawa Tengah bagian Utara ke JawaTengah bagian Tengah maupun Selatan, serta dari Jawa Tengahbagian Barat ke Timur maupun sebaliknya. Oleh karena itumerupakan daerah yang memiliki intensitas transportasi tinggi,sehingga berperan penting dalam konstelasi pengembanganperekonomian regional.

2. Jumlah penduduk Kabupaten Magelang yang besar dan relatifreligius merupakan potensi sumber daya manusia yang dapatmenjadi modal dasar pembangunan bilamana kualitasnya dapatditingkatkan. Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia harusterus ditingkatkan agar mampu berpartsipasi aktif dalammewujudkan Kabupaten Magelang sebagai daerah yang maju danberdaya saing. Wujud daerah tersebut, selain merupakan harapantetapi juga merupakan tantangan yang harus disikapi dengansemangat kuat dan kerja keras.

3. Kekayaan budaya Kabupaten Magelang antara lain sepertikelembagaan lokal, sistem nilai, norma dan kepercayaan yang telahberakar dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Magelang sejakjaman pra sejarah hingga saat ini merupakan modal dasar yangsangat penting dalam melaksanakan pembangunan daerah yangberbasis pada jati diri budaya lokal. Dengan pendekatanpembangunan yang berorientasi pada budaya lokal akanmeningkatkan ketahanan dan eksistensi masyarakat dalammengantisipasi kemajuan dan pengaruh globalisasi, tanpa harustercabut dari akar budayanya.

4. Bangunan sejarah berupa candi, terutama Candi Borobudur yangmerupakan warisan budaya dan merupakan simbol kebesaranbangsa Indonesia merupakan salah satu modal dasar yang amat takterkira bagi Kabupaten Magelang.

5. Kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati hinggasaat ini masih menjadi modal pembangunan Kabupaten Magelang.Sehingga sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yangdimiliki, termasuk plasma nuftah harus dapat dipergunakan dandimanfaatkan secara wajar dan bertanggungjawab. Modal dasarsumber daya alam ini terdiri dari sektor-sektor yang memberikan

Page 46: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

34

kontribusi tinggi bagi kemakmuran masyarakat. Sumber daya alamseperti energi dan sumber daya mineral serta sumber daya alamlahan untuk pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan,perikanan harus dapat dipelihara dan dilestarikan secaraberkelanjutan.

6. Berlakunya kebijakan otonomi daerah sebagai salah satu bentukperwujudan tuntutan reformasi, telah membawa perubahan yangmendasar bagi demokratisasi di bidang politik, ekonomi, danpemerintahan. Perubahan tersebut membawa dampak positif bagipembangunan politik sehingga Kabupaten Magelang menjadikondusif.

Page 47: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

35

BAB III

ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAHKABUPATEN MAGELANG TAHUN 2005-2025

3.1. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

Analisis lingkungan strategis daerah disusun untuk mendukungperumusan visi dan misi pembangunan daerah. Analisis ini dibangunmelalui proses penapisan terhadap faktor-faktor lingkungan strategisdaerah (environmental scanning). Faktor lingkungan strategis terbagi dua,yaitu: faktor internal yang bersifat saat ini (present condition) dancenderung mudah dikontrol (controlable) dan faktor eksternal yang bersifatmasa depan (future condition) dan cenderung sulit dikontrol(uncontrolable).

3.1.1. Faktor Internal

Faktor internal dari lingkungan strategis Kabupaten Magelang dalamdua puluh tahun yang akan datang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kekuatan (Strength)

a. Kebijakan Pemerintah Daerah (regulasi) untuk mengoptimalkandimensi-dimensi otonomi daerah,

b. Jumlah sumber daya manusia yang cukup memadai,c. Sumber daya alam dan lingkungan hidup yang potensial untuk

usaha ekonomi produktif,d. Sumber-sumber pendapatan asli daerah yang cukup potensial

dan prospektif dikembangkan,e. Jaringan transportasi menjangkau seluruh pelosok wilayah,f. Letak Kabupaten Magelang yang strategis di Jawa Tengah

bagian tengah, yang mudah diakses dari berbagai arah,g. Jumlah lembaga pendidikan dan pelatihan, baik formal maupun

informal,h. Jumlah koperasi dan pengusaha kecil menengah (PKM) yang

cukup besar dan tersebar,i. Pengelolaan dan pelaksanaan program-program pemerintah

(seperti program KB dan Keluarga Sejahtera).

2. Kelemahan (Weakness)

a. Kurangnya kualitas sumber daya manusia (profesionalisme,pengetahuan, dan ketrampilan),

b. Masih banyaknya masyarakat miskin dengan tingkatpendapatan yang rendah,

Page 48: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

36

c. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, dari sisiekonomi (daya beli) maupun non ekonomi (pendidikan,kesehatan),

d. Belum optimalnya pengembangan sistem data dan informasidaerah berbasis e-Gov,

e. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana(infrastruktur) daerah, baik untuk pelayanan dasar maupunpenunjang,

f. Masih optimalnya kapasitas penyelenggaraan pemerintahandaerah, seperti dari sisi aparatur, kelembagaan, pelayanan,pengawasan, dan penegakan hukum,

g. Masih perlu ditingkatkannya produktivitas dan mutu hasil-hasilproduksi sektor unggulan daerah (pertanian, pariwisata, danindustri kecil/menengah),

h. Lemahnya kemampuan keuangan daerah, akibat belumoptimalnya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumberpendapatan daerah,

i. Terbatasnya permodalan, teknologi, informasi pasar, lokasiusaha, jaringan usaha dan kemitraan usaha,

j. Rendahnya kemandirian dan kualitas peserta KB,k. Masih tingginya kerusakan lingkungan hidup dan belum

terlembaganya mekanisme penanganan kejadian bencana.

3.1.2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dari lingkungan strategis Kabupaten Magelangdalam dua puluh tahun yang akan datang dapat diidentifikasi sebagaiberikut:

1. Peluang (Opportunity)

a. Penyerahan berbagai urusan pemerintahan dari Pusat kepadaDaerah,

b. Tuntutan untuk selalu meningkatkan kinerja penyelenggaraanpembangunan, pemerintahan, pelayanan, dan pemberdayaan,

c. Peningkatan aktivitas dan intensitas perekonomian masyarakatsejalan semakin membaiknya perekonomian global,

d. Partisipasi swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraanberbagai pelayanan publik (pendidikan dan kesehatan, danperekonomian),

e. Pangsa pasar produk unggulan daerah, baik di tingkat lokal,regional, nasional maupun internasional,

f. Peningkatan kebutuhan masyarakat akan lapangan kerja,g. Potensi pengembangan kemitraan usaha antara koperasi dan

UKM dengan pengusaha besar/BUMN/BUMD,

Page 49: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

37

h. Makin melembaga dan membudayanya Program KB dalamkehidupan masyarakat.

i. Peningkatan kebutuhan masyarakat akan sarana danprasarana ke PU-an sebagai penunjang pembangunan,

j. Peningkatan kebutuhan masyarakat akan barang-barangindustri dan jasa perdagangan.

k. Berkembangnya kepedulian atas penanganan lingkungan hidupdan sumber daya alam, termasuk antisipasi pada kejadianbencana alam.

2. Tantangan (Threat)

a. Belum semua peraturan-peraturan tentang otonomi daerahbersifat operasional, sehingga dapat berakibat munculnyaketidakpastian hukum di daerah,

b. Rendahnya kemampuan bersaing dalam mutupenyelenggaraan pelayanan publik (pendidikan dan kesehatan)dan produk unggulan daerah,

c. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak danretribusi,

d. Cukup banyaknya aset Pemerintah Daerah yang belumdimanfaatkan,

e. Terjadinya krisis multidimensional yang berakibat padapenurunan daya beli masyarakat,

f. Adanya degradasi kualitas lingkungan hidup.

3.2. ISU STRATEGIS DAERAH

Berdasarkan hasil analisis lingkungan strategis daerah, selanjutnyadirumuskan isu-isu strategis yang dihadapi Kabupaten Magelang dalamdua puluh tahun yang akan datang.

3.2.1. Isu-isu Strategis Daerah Kelompok Kekuatan-Peluang

1. Peningkatan akuntabilitas publik bidang keuangan denganmengaplikasikan sistem anggaran berbasis kinerja,

2. Optimalisasi lembaga usaha dan keuangan daerah (BUMD) untukpemberdayaan ekonomi rakyat,

3. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah danpenelitian dan pengembangan daerah untuk mengoptimalkanstrategi pemanfaatan potensi daerah,

4. Peningkatan produktivitas sektor unggulan daerah melaluipemanfaatan sumber daya untuk peningkatan kesejahteraan petani,PDRB dan PAD,

5. Pengembangan komoditas unggulan daerah dengan kegiatan danmekanisme agribisnis dan agropolitan.

Page 50: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

38

6. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana-prasarana pemerintahdaerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

3.2.2. Isu-isu Strategis Daerah Kelompok Kekuatan-Tantangan

1. Pengembangan aneka usaha sektor unggulan daerah denganberpedoman pada perencanaan teknis yang akurat,

2. Peningkatan kontinuitas pelaksanaan program Keluarga Berencana(KB) dan Keluarga Sejahtera (KS) untuk pengendalian pertumbuhanpenduduk dan peningkatan kualitas keluarga.

3. Pengembangan kebijakan untuk antisipasi kerusakan lingkungan dankejadian bencana.

3.2.3. Isu-isu Strategis Daerah Kelompok Kelemahan-Peluang

1. Optimalisasi penyelenggaraan tata pemerintahan berbasis padapengembangan profesionalitas aparatur pemerintah dan kualitasmanajemen pemerintahan,

2. Peningkatan efektivitas penataan kelembagaan Pemda agar mampumemberikan pelayanan prima kepada masyarakat,

3. Peningkatan ketahanan pangan melalui penganekaragaman usahapertanian dan pengelolaan hasil pertanian,

4. Peningkatan jumlah dan mutu prasarana dan sarana untukmenunjang dan memperlancar pembangunan daerah,

5. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia melaluipengembangan lembaga pendidikan formal dan non formal,

6. Peningkatan akses pemasaran, permodalan, manajemen, teknologidan jaringan usaha koperasi dan pengusaha kecil menengah.

3.2.4. Isu-isu Strategis Daerah Kelompok Kelemahan-Tantangan

1. Pemerataan dan perluasan pelayanan dasar (pendidikan dankesehatan) melalui penerapan dan peningkatan pelayanan primaaparatur pemerintah dan partisipasi swasta dan masyarakat,

2. Peningkatan kinerja pengembangan kapasitas pemerintah daerahmelalui optimalisasi pendayagunaan sumberdaya milik daerah,

3. Peningkatan pengelolaan tata ruang dan lingkungan hidup melaluioptimalisasi perencanaan dan antisipasi berbasis data danpartisipasi masyarakat.

Page 51: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

39

BAB III

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAHKABUPATEN MAGELANG TAHUN 2005-2025

4.1. VISI

Kabupaten Magelang harus mempunyai satu rencana pembangunanjangka panjang daerah – yang memuat visi, misi, dan arah pembangunandaerah –untuk memberikan gambaran yang jelas kearah mana segenapkekuatan, peluang dan tantangan yang dimiliki akan dibawa 20 tahunyang akan datang.

Dengan memperhatikan situasi dan kondisi Kabupaten Magelangpada masa lalu dan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahunmendatang serta dengan memperhitungkan modal dasar yang dimilikiserta dengan tetap memperhatikan moto Kabupaten Magelang yaitu“Gemah Ripah Iman Cemerlang” maka ditetapkan Visi PembangunanKabupaten Magelang Tahun 2005-2025 adalah:

“KABUPATEN MAGELANG YANG MAJU, SEJAHTERA, DANMADANI”

Visi pembangunan daerah tahun 2005-2025 itu mengarah padapencapaian cita-cita dan harapan masyarakat Kabupaten Magelang. Visipembangunan daerah tersebut harus dapat dipahami secara sama olehsegenap stakeholders (pemangku kepentingan). Oleh karena itu, perlukiranya diberikan penjelasan makna visi untuk mendapatkan kesamaanpersepsi tentang muatan substansi filosofis yang terkandung, sehinggasegenap pemangku kepentingan secara sinergis dan optimal dapatmemberikan kontribusi dalam rangka pencapaiannya.

Kabupaten Magelang. Kabupaten Magelang diartikan sebagai suatudaerah otonom. Daerah otonom (selanjutnya disebut daerah) adalahkesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yangberwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dankepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasimasyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerahmenunjukkan suatu kesatuan pemerintahan dan kemasyarakatan besertasemua potensi yang dimiliki.

Maju. Artinya bahwa pelaksanaan pembangunan daerah senantiasadilandasi dengan keinginan bersama untuk mewujudkan masa depanyang lebih baik secara fisik maupun non fisik didukung oleh sumber dayamanusia yang unggul dan berdaya saing tinggi, berperadaban tinggi,profesional serta berwawasan ke depan yang luas. Maju juga diarahkan

Page 52: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

40

pada terbentuknya daerah yang mandiri dengan segenap potensinyanamun tetap mengedepankan pentingnya kerjasama dan sinergitas.Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran tercapainyakondisi maju adalah tercapainya daya saing kompetitif perekonomianberlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusiaberkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat;terbangunnya jaringan sarana dan prasarana pembangunan,pemerintahan dan pelayanan yang merata yang berdampak padaberkuranya kesenjangan antar wilayah, pembangunan perdesaan dandaerah terpencil; optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan aset-asetdaerah dan sumber-sumber keuangan lainnya bagi kepentinganpembangunan; dan meningkatnya investasi dalam pembangunandidukung kondusifitas daerah.

Sejahtera. Konsep sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuransuatu masyarakat, yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan ekonomi(materiil) maupun sosial (spirituil); dengan kata lain kebutuhan dasarmasyarakat telah terpenuhi secara lahir bathin secara adil dan merata..Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran tercapainyakondisi sejahtera adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi yangberkualitas dan berkesinambungan sehingga meningkatkan pendapatanperkapita pada tingkat yang tinggi, menurunnya tingkat pengangguran,menurunnya jumlah penduduk miskin; terbangunnya strukturperekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif;meningkatnya kualitas sumber daya manusia akan semakin meningkatyang ditandai terpenuhinya hak sosial masyarakat mencakup akses padapelayanan dasar sehingga mampu meningkatkan indeks pembangunanmanusia (IPM), meningkatkan perlindungan dan kesejateraan sosial,keluarga kecil berkualitas, pemuda dan olah raga serta meningkatankualitas kehidupan beragama; meningkatnya peranan perempuan dalampembangunan; tersedianya infrastruktur yang memadai; meningkatnyaprofesionalisme aparatur pemerintah untuk mewujudkan tatapemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan bertanggungjawab yangmampu mendukung pembangunan daerah.

Madani. Konsep madani menunjukkan kondisi masyarakat yangterpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok; didukungperkembangan modal manusia (human capital) dan modal sosial (socialcapital) yang kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakantugas-tugas kehidupan dan terjalinya kepercayaan serta relasi sosial antarkelompok. Madani juga menghendaki sikap non diskriminasi dalamberbagai bidang pembangunan; dengan kata lain terbukanya aksesterhadap berbagai pelayanan sosial; sehingga memberikan hak,kemampuan dan kesempatan bagi segenap masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isukepentingan bersama dan kebijakan publik dapat dikembangkan. Madanimempersyaratkan adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakatserta tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan antar budaya dan

Page 53: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

41

kepercayaan. Madani dalam pemerintahan terkait denganterselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif danberkeadilan sosial; didukung dengan adanya jaminan, kepastian dankepercayaan antara jaringan-jaringan kemasyarakatan yangmemungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antar mereka secarateratur, terbuka dan terpercaya.

4.2. MISI

Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka panjang daerahtersebut ditempuh melalui 6 (enam) misi pembangunan daerah sebagaiberikut:

1. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai agama dan kearifan lokal,adalah makin kuatnya karakter sebagai masyarakat yang beragamadan berbudaya, yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, danbermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan denganwatak dan perilaku yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,menjunjung nilai-nilai luhur budaya bangsa, mengedepankankearifan lokal, dan selalu berkembang secara dinamis.

2. Menciptakan sistem pemerintahan yang baik dan demokratis,adalah semakin meningkatnya kinerja penyelenggaraan tatapemerintahan yang baik didukung dengan peningkatanprofesionalisme aparatur daerah, peningkatan kualitas pelayananpublik sesuai dengan standar mutu pelayanan yang berorientasipada terciptanya kepuasan masyarakat, pengembangan sistem daniklim demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik, peningkatankemampuan dan kemandirian daerah dalam mendukungpembangunan daerah, penguatan kelembagaan lokal yang mampumengakomodasi tuntutan perubahan dan berperan aktif dalampembangunan daerah, dan peningkatan hubungan kerjasama yangsaling menguntung dengan berbagai pihak pada tingkat lokal,nasional, dan internasional. Selain itu dapat mewujudkankeberhasilan otonomi daerah yang seimbang yang didukungstakeholders (pemangku kepentingan) dalam mempercepatkesejahteraan rakyat dan pelayanan umum.

3. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana daerah,adalah membangun dan memantapkan jaringan infrastruktur wilayahyang andal sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitasfaktor-faktor yang mendukung berkembangnya aktivitas produksi danmampu membuka isolasi daerah serta membentuk kawasan-kawasan pertumbuhan baru. Terpenuhinya kebutuhan perumahanrakyat layak huni yang dilengkapi dengan berbagai fasilitaspendukungnya untuk mewujudkan daerah tanpa permukiman kumuh.

Page 54: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

42

Terpenuhi dan meratanya kebutuhan prasarana dan saranapelayanan dasar di seluruh wilayah perdesaan dan perkotaan dalamrangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

4. Memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yangmemperhatikan kelestarian lingkungan hidup, adalahmeningkatnya pengelolaan sumber daya alam yang berorientasipada pelestarian lingkungan hidup dan mengurangi laju pemanasanglobal; meningkatnya kualitas dan pengelolaan kekayaan keragamanjenis dan kekhasan sumber daya alam untuk mewujudkan nilaitambah, daya saing, dan modal pembangunan daerah;meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakatdalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan,meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan yangberorientasi tata ruang, serta mengurangi resiko bencana alam.

5. Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia, adalahmakin meningkatnya kualitas pembangunan manusia, yangditunjukkan dengan meningkatnya pemerataan pendidikan dankesempatan memperoleh pendidikan yang layak, meningkatnyaakses, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan, meningkatnyadan menguatnya sumber daya manusia dalam penguasaan ilmupengetahuan dan teknologi di berbagai bidang; sehingga mampumeningkatkan daya saing sumber daya manusia pada kompetisinasional dan global. Pada sisi lain, kuantitas dan kualitaspenyandang masalah kesejahteraan sosial akan semakinberkurangnya, tercapainya penduduk tumbuh seimbang, sertapeningkatan peran perempuan dalam pembangunan; berkurangnyatingkat pengangguran dan jumlah penduduk miskin; meningkatnyakesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam melaksanakanperaturan dan perundang-undangan yang berlaku; dan mantapnyasituasi dan kondisi perikehidupan bermasyarakat yang didukung olehpenegakan HAM.

6. Membangun perekonomian daerah berbasis potensi lokal yangberdaya saing, adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomisehingga pendapatan perkapita pada akhir periode pembangunanjangka panjang mencapai tingkat kesejahteraan setara denganKabupaten/kota yang maju di Indonesia; membaiknya strukturperekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitifsektor basis ekonomi (potensi lokal) daerah sehingga mampumenghasilkan komoditi berkualitas, berdaya saing global, menjadimotor penggerak perekonomian; semakin meningkatnya kualitaspelayanan lebih bermutu; semakin baiknya ketersediaan kebutuhanpokok didukung dengan swasembada pangan yang disertai dengantersedianya instrumen jaminan pangan pada tingkat masyarakat; dansemakin optimalnya pemanfaatan aset dan produk daerah yangberdaya saing tinggi sebagai sumber-sumber kekayaan daerah.

Page 55: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

43

BAB V

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAHKABUPATEN MAGELANG TAHUN 2005-2025

Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Magelangtahun 2005-2025 adalah mewujudkan daerah dan masyarakat KabupatenMagelang yang maju, sejahtera, dan madani sebagai landasan bagi tahappembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan maKmur dalamNegara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.

Tujuan pembangunan daerah Kabupaten Magelang tersebutdijabarkan dalam 3 (tiga) substansi pokok, yaitu: 1) Sasaran PokokPembangunan Jangka Panjang, 2) Arah Pembangunan Jangka Panjang,dan 3) Tahapan dan Skala Prioritas Pembangunan Daerah; yangmerupakan satu kesatuan utuh Arah Kebijakan Pembangunan DaerahKabupaten Magelang Tahun 2005-2025.

5.1. SASARAN POKOK PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025Sebagai ukuran tercapainya Kabupaten Magelang yang maju,

sejahtera, dan madani pembangunan daerah dalam 20 tahun mendatangdiarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut.

5.1.1. Terwujudnya peningkatan pengamalan nilai-nilai agama dankearifan lokal, ditandai oleh hal-hal berikut:

a. Meningkatnya kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada TuhanYang Maha Esa.

b. Meningkatnya karakter masyarakat yang berakhlak mulia, danbermoral berdasarkan falsafah Pancasila, berbudi luhur,bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang,dan dinamis.

c. Mantapnya kearifan lokal, menguatnya jati diri dan kepribadianmasyarakat yang tercermin dalam meningkatnya karaktermasyarakat yang cerdas, berbudaya, dan kompetitif, yangselalui menjunjung tinggi harkat, dan martabat manusia.

d. Makin meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakatdalam melaksanakan peraturan dan perundang-undangan yangberlaku.

e. Mantapnya situasi dan kondisi perikehidupan bermasyarakat

Page 56: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

44

yang didukung oleh penegakan HAM.

5.1.2. Terwujudnya sistem pemerintahan yang baik dan demokratis,ditandai oleh hal-hal berikut:

a. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik (goodgovernance) didukung oleh aparatur daerah yangprofesional, bersih, berwibawa, beretika, dan bertanggungjawab serta mampu mendukung pembangunan daerahyang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

b. Meningkatnya kemampuan dan kemandirian daerah dalammendukung pembangunan daerah, ditunjang denganmeningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai denganstandar mutu pelayanan yang berorientasi pada terciptanyakepuasan masyarakat dan meningkatnya hubungankerjasama yang saling menguntung dengan berbagai pihakpada tingkat lokal, nasional, dan internasional.

c. Berkembangnya sistem dan iklim demokrasi pada berbagaiaspek kehidupan politik yang dapat diukur dengan adanyapemerintahan yang berdasarkan hukum, birokrasi yangprofesional dan netral, masyarakat yang mandiri,menguatnya kelembagaan lokal yang mampumengakomodasi tuntutan perubahan dan berperan aktifdalam pembangunan daerah.

5.1.3. Terwujudnya peningkatan pembangunan prasarana dan saranadaerah, ditandai oleh hal-hal berikut:

a. Tersedianya prasarana dan sarana daerah yang sesuaidengan tuntutan pembangunan dalam kualitas dan kuantitasyang memadai sehingga tercipta pemenuhan danpemerataan kebutuhan prasarana dan sarana pelayanandasar di seluruh wilayah perdesaan dan perkotaan dalamrangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraanmasyarakat.

b. Terbangunnya jaringan infrastruktur wilayah yang andalsehingga dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitasfaktor-faktor yang mendukung berkembangnya aktivitasproduksi dan mampu membuka isolasi daerah sertamembentuk kawasan-kawasan pertumbuhan baru.

c. Terpenuhinya kebutuhan prasarana dan sarana permukimandan perumahan rakyat layak huni yang dilengkapi denganberbagai fasilitas pendukungnya untuk mewujudkan daerahtanpa permukiman kumuh.

Page 57: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

45

d. Terwujudnya peningkatan ketersediaan prasarana dansarana, yang ditandai dengan adanya perencanaan,penyediaan, dan pengelolaan prasarana dan saranatransportasi, pengairan, air bersih, perumahan danpermukiman, pengelolaan sampah, kelistrikan (dan sumberenergi alternatif), telekomunikasi yang semakin baik.

5.1.4. Terwujudnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alamyang memperhatikan kelestarian lingkungan hidup, ditandaioleh hal-hal berikut:

a. Meningkatnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber dayaalam yang berorientasi pada pelestarian lingkungan hidupyang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya dukung,dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitaskehidupan sosial dan ekonomi secara serasi dan seimbang.

b. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasansumber daya alam untuk mewujudkan nilai tambah, dayasaing, dan modal pembangunan daerah disertai denganterjaganya kualitas sumber daya air, udara dan tanah sesuaibaku mutu dan terlindunginya kesehatan masyarakat daridampak akibat pencemaran.

c. Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilakumasyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam danlingkungan, serta mengurangi dampak bencana alam.

d. Meningkatnya pengelolaan tata ruang, yang ditunjukkandengan adanya akurasi perencanaan tata ruang, kecermatanoemanfaatan ruang, dan efektivitas pengendalianpemanfaatan ruang.

e. Meningkatnya pengelolaan lingkungan hidup dan sumberdaya air, yang ditunjukkan dengan adanya kawasan lindungdan kawasan budi daya permukiman yang lestari, danterkendalinya pencemaran lingkungan.

5.1.5. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusiaKabupaten Magelang, ditandai oleh hal-hal berikut:

a. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia, yang ditandaidengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM).

b. Meningkatnya akses (mudah, murah, cepat), pemerataandan kualitas/kuantitas pelayanan kesehatan yang layak bagimasyarakat.

c. Meningkatkan pemerataan dan akses pendidikan,peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikanserta tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik.

Page 58: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

46

d. Meningkat dan menguatnya kualitas sumber daya manusiadalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai bidang.

e. Berkurangnya PMKS, tercapainya penduduk tumbuhseimbang, serta peningkatan peran perempuan dalampembangunan.

f. Berkurangnya tingkat pengangguran dan jumlah pendudukmiskin.

5.1.6. Terwujudnya peningkatan perekonomian daerah berbasis padapotensi lokal yang berdaya saing, ditandai oleh hal-hal berikut:

a. Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas danberkesinambungan sehingga pendapatan perkapita padaakhir periode pembangunan jangka panjang mencapaitingkat kesejahteraan setara dengan Kabupaten/kota yangmaju di Indonesia.

b. Terbangunnya struktur perekonomian yang kokohberlandaskan keunggulan kompetitif (potensi lokal), didukungdengan sektor lain yang berdaya saing tinggi menjadi basisaktivitas ekonomi daerah yang dikelola secara efisiensehingga menghasilkan komoditi berkualitas, berdaya saingglobal, menjadi motor penggerak perekonomian, disertaidengan peningkatan kualitas pelayanan.

c. Ketersediaan kebutuhan pokok dapat dipertahankan padatingkat aman melalui swasembada pangan dan disertaidengan tersedianya instrumen jaminan pangan pada tingkatmasyarakat.

d. Berkembangnya pertanian, perindustrian, perdagangan,pariwisata, agrobisnis dan agroindunstri perdesaan sertasektor usaha lainnya yang dapat meningkatkan pendapatandan kesejahteraan masyarakat.

5.2. ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005-2025

Untuk mencapai tingkat kemajuan, kesejahteraan, dan kemadanianyang diinginkan, arah pembangunan daerah Kabupaten Magelang untukjangka panjang selama kurun waktu 20 tahun mendatang adalah sebagaiberikut:

5.2.1. Mewujudkan Peningkatan dan Pengamalan Nilai-nilai Agamadan Kearifan Lokal

1. Peningkatan ketaqwaan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa

Page 59: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

47

melalui pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalammelaksanakan ajaran agama, mendorong dan meningkatkanpartisipasi masyarakat dalam kegiatan pelayanan kehidupanberagama serta meningkatkan pemahaman nilai-nilai ajaran agamadan mendorong dilaksanakannya ajaran agama dalam kehidupansehari-hari dengan mengembangkan rasa saling percaya danmenciptakan harmonisasi antar kelompok umat beragama yangpenuh toleransi dan tenggang rasa.

2. Pembangunan budaya daerah diarahkan pada pengembangan senidan budaya diarahkan pada pelestarian nilai-nilai budaya yangmengakar dari warisan lelulur, ditujukan untuk membentuk nilai-nilaikepribadian masyarakat dan kearifan lokal yang bermartabat.Pelestarian seni dan budaya diharapkan dapat meningkatkan jumlahdan kegiatan seni budaya daerah serta meningkatnya peminat senibudaya daerah.

3. Pengembangan budaya inovatif yang berorientasi ilmu pengetahuandan teknologi dengan memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal agarmasyarakat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sertamampu bersaing di era persaingan global. Pengembangan budayailmu pengetahuan dan teknologi tersebut dilakukan denganmeningkatkan penghargaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuandan teknologi melalui pengembangan budaya membaca danmenulis, masyarakat pembelajar, masyarakat yang cerdas, kritis, dankreatif dalam rangka pengembangan tradisi ilmu pengetahuan danteknologi.

4. Penegakan hukum yang dilandasi prinsip-prinsip keadilan terutamadalam menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih, sertameningkatkan kualitas produk hukum daerah sesuai kewenanganyang dimiliki serta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadapproduk hukum yang dikeluarkan kabupaten atau kota, untukmenghindari lahirnya produk yang memberatkan masyarakat untukmewujudkan peraturan perundangan daerah yang mampu berfungsisebagai sarana untuk mewujudkan ketertiban, keamanan, dankeadilan.

5. Memelihara kondisi keamanan ketertiban yang cukup kondusif didaerah dengan melakukan antisipasi terhadap kemungkinanmunculnya tindakan-tindakan yang dapat mengganggu keamananandan ketertiban, dalam rangka mewujudkan sistem keamanan,ketentraman dan ketertiban masyarakat yang mampu melindungikeseluruhan warga masyarakat dari gangguan ketertiban dankeamanan.

5.2.2. Mewujudkan Sistem Pemerintahan yang Baik dan Demokratis

1. Perencanaan pembangunan wilayah diarahkan tidak hanya

Page 60: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

48

merencanakan pembangunan fisik semata, tetapi jugamerencanakan ruang di mana sumber daya manusia terdapat didalamnya. Sehingga dari segi perencanaan pembangunan wilayahyang meliputi wilayah-wilayah yang berada di Kabupaten Magelangdalam konteks keterkaitan antar wilayah dan wilayah pembangunanmaju dan kurang maju, perencanaan daerah ditujukan untukmendapatkan kehidupan dan penghidupan yang maju dan sejahtera.

2. Pengembangan kebijakan pemerintah yang disusun berdasarkanpada kajian dan analisis yang mendalam disertai dengan dukungandata dan informasi yang mutakhir, valid dan dapat dipercaya. Olehkarena itu, pembangunan statistik akan dimulai dengan menatakewenangan dan kelembagaan statistik daerah, diikuti denganpengembangan pusat data statistik daerah yang terintegrasi denganPusat, updating secara ketat setiap data dan informasi yang beradapada tingkat sektoral sehingga bermanfaat bagi perumusan indikatorpembangunan daerah yang terimplementasi secara berkelanjutan.

3. Pembangunan dibidang politik diarahkan untuk meningkatkankesadaran dan partisipasi masyarakat dalam berpolitik dengan baikdan benar. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan pendidikanpolitik yang dilakukan dengan bekerjasama dengan partai politik danLembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

4. Pembangunan aparatur diarahkan untuk mewujudkan sosok dankinerja aparatur pemerintah yang profesional dan berkarakter. Upayatersebut dapat dilakukan dengan mendorong pola pengembangankarir yang menuju pada pengembangan profesionalisme,pengembangan standar kompetensi aparatur, dan peningkatankesejahteraan aparatur termasuk perangkat desa. Disamping itusecara bertahap juga dilakukan perubahan terhadap mental danbudaya birokrasi agar cepat dan tanggap dalam merespon tuntutan,kebutuhan, dan perkembangan kuantitas dan kualitas pelayananpublik.

5. Dalam mencapai kinerja pelayanan publik yang prima berbasis padapartisipasi masyarakat, perlu dilakukan identifikasi kebutuhanmasyarakat yang dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan fasilitasidari pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat. Sehinggapelayanan fasilitas benar-benar merupakan refleksi dari kebutuhanriil masyarakat atau kebutuhan dasar dan yang merupakanpermasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Disampimg itu, perluadanya pemberdayaan dan perwujudan aparatur pemerintah yangmumpuni dan bersih, serta ditunjang oleh sarana dan prasaranapelayanan secara memadai dalam rangka menuju tatakepemerintahan yang baik.

6. Peningkatan pengawasan pembangunan diarahkan untuk dapatmewujudkan pemerintahan yang bersih dan efisien. Hal tersebut

Page 61: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

49

dicapai dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya pengawasan di daerah.

7. Peningkatan kerja sama antardaerah akan terus ditingkatkan dalamrangka memanfaatkan keunggulan komparatif maupun kompetitifsetiap daerah; menghilangkan ego pemerintah daerah yangberlebihan; serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayananpublik. Pembangunan kerja sama antardaerah melalui sistem jejaringantardaerah akan sangat bermanfaat sebagai sarana berbagipengalaman, berbagi keuntungan dari kerja sama, maupun berbagitanggung jawab pembiayaan secara proporsional, baik dalampembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana maupundalam pembangunan lainnya.

8. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa dilakukanmelalui pemberdayaan masyarakat desa. Pemerintah KabupatenMagelang memandang perlu untuk memberdayakan masyarakatdesa karena pemberdayaan tersebut bersifat strategis dan dilakukanmelalui penyiapan landasan berupa institusi masyarakat yangmemperkuat perkembangan masyarakat di masa mendatang danmemberdayakan masyarakat yang berbasis komunitas desa untukmengatasi masalah yang ada dengan melaksanakan kegiatan yangdikelola secara demokratis, transparan dan akuntabel.

5.2.3. Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Prasarana danSarana Daerah

1. Penyediaan dan pengembangan berbagai fasilitas perhubunganyang menunjang kelancaran pembangunan ekonomi, memenuhikebutuhan dasar bagi masyarakat dalam melakukan aktifitas,pengembangan akses transportasi ke seluruh pelosok wilayah dalamrangka mendukung pembangunan sektoral dan regional danpelayanan mobilitas barang dan jasa demi tercapainya pemerataanhasil-hasil pembangunan antar wilayah. Pembangunan sarana danprasarana perhubungan lebih diarahkan kepada kawasan-kawasansentra industri.

2. Pembangunan perumahan diarahkan pada peningkatan penyediaanperumahan dan lahan bagi masyarakat berpendapatan rendah,beserta peningkatan pemenuhan kebutuhan penyediaan prasaranadan sarana dasar bagi kawasan rumah sederhana sehat. Dalammendukung pemenuhan lingkungan perumahan yang sehatdiberikan fasilitasi pembiayaan prasarana dan sarana lingkunganperumahan, terutama pada kawasan kumuh perkotaan.

3. Penanganan persampahan dan drainase pada permukimandiarahkan pada peningkatan kesadaran seluruh pihak yang terlibatterhadap pentingnya peningkatan pengelolaan dan pelayananpersampahan dan drainase, serta memberikan ruang yang kondusif

Page 62: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

50

bagi masyarakat dan dunia usaha untuk berperan secara aktif dalampelayanan persampahan, tidak hanya dibidang transportasinya tapijuga dalam pengelolaan tempat pembuangan akhir TPA.

4. Pengembangan prasarana dan sarana e-Government (e-Gov)melalui pembangunan dan pengembangan beberapa sub SistemInformasi Manajemen (sebagai pusat data, informasi, arsip,dokumentasi daerah) di masing-masing Satuan Kerja yangdiintegrasikan melalui jaringan intranet maupun internet untukmendukung kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelayananpublik.

5.2.4. Mewujudkan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Alamyang Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Hidup

1. Pembangunan sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikandiarahkan pada pengembangan sarana dan prasarana energi untukmeningkatkan akses dan pelayanan listrik dan pemanfaatan energialternatif terutama ketenagalistrikkan dalam rangka ketersediaanenergi untuk industri bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

2. Pengurangan ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) yangberasal dari fosil dengan upaya pengembangan biofuel (bahan bakarnabati) sekaligus untuk konservasi lahan kritis.

3. Pembangunan sumber daya air diarahkan guna mencapai keandalanketersediaan air diwujudkan dengan kegiatan membangun waduk,waduk lapangan (embung) bendungan, pompa, jaringan drainase,pengendalian mutu air serta pemanfaatan kembali air drainase;ditunjang oleh keandalan pengelolaan jaringan air yang meliputi:operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi; kesemuanya dalam rangkapeningkatan kesejahteraan masyarakat dan petani, melalui kegiatanpengembangan sistem irigasi partisipatif guna mendorong kegiatanintensifikasi, diversifikasi, ekstensifiksi dan rehabilitasi pertanian danmodernisasi usaha tani.

4. Pembangunan air minum diarahkan pada meningkatkan aksesmasyarakat Kabupaten Magelang terhadap air minum perpipaanmelalui peningkatan kapasitas pelayanan air minum. Meningkatkankinerja pengelola air minum atau BUMD pengelola air minum sertameningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola air minummelalui pendidikan, pelatihan. Untuk pemenuhan air minumdiantisipasi tingkat kebocoran baik teknis dan non teknis hinggamencapai ambang batas normal.

5. Melaksanakan pembangunan sesuai dengan keseimbanganekosistem dalam artian tidak menimbulkan dampak yang merusaklingkungan. Pemanfaatan sumber daya yang sesuai dengan dayadukungnya dan memperhatikan daya regenerasinya khusus untuksumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable).

Page 63: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

51

6. Dalam perspektif pembangunan yang berkelanjutan, potensi sumberdaya alam dan lingkungan hidup merupakan modal pembangunandaerah dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan. Dengandemikian sumber daya alam yang lestari akan menjamin tersedianyasumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan. Karena ituuntuk mewujudkan Visi Kabupaten Magelang, sumber daya alamdan lingkungan hidup harus dikelola secara seimbang untukmenjamin keberlanjutan pembangunan daerah.

7. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dalamrangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan penerapanprinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten disegala bidang dan diikuti dengan penegakan hukum yang tidakdiskriminatif. Untuk itu diperlukan tata ruang wilayah yang mantapdisertai penegakan hukum sebagai pedoman pemanfaatan SDAyang optimal dan lestari.

8. Pembangunan yang ramah lingkungan akan dijalankan melaluipengendalian pencemaran lingkungan dan peningkatan partisipasimasyarakat dunia usaha dan industri dalam memelihara lingkungan,melalui peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencintailingkungan hidup, dapat menciptakan sumber daya manusia yangberkualitas yang peduli terhadap isu sumber daya alam danlingkungan hidup yang utamanya diarahkan pada generasi muda.

9. Pembangunan penataan ruang diarahkan pada pembangunanwilayah yang terpadu, nyaman, efisien dalam pengelolaan, sertamempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan denganmemanfaatkan rencana tata ruang sebagai landasan atau acuankebijakan spasial bagi pembangunan lintas sektor maupun wilayahagar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan seimbang.Rencana pembangunan dijabarkan dan disinkronisasikan ke dalamrencana tata ruang yang konsisten, baik materi maupun jangkawaktunya.

10. Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagipembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agarpemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan berkelanjutan.Rencana Tata Ruang Wilayah disusun secara hierarki. Dalam rangkamengoptimalkan penataan ruang perlu ditingkatkan (a) kompetensisumber daya manusia dan kelembagaan di bidang penataan ruang,(b) kualitas rencana tata ruang, dan (c) efektivitas penerapan danpenegakan hukum dalam perencanaan, pemanfaatan, maupunpengendalian pemanfaatan ruang.

11. Pembangunan perwilayahan diarahkan untuk meningkatkan sinergipembangunan antara sub wilayah pembangunan sesuai dengankondisi, kelemahan dan keunggulan sub wilayah masing-masing.

12. Pembangunan di bidang pertanahan diarahkan agar administrasi

Page 64: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

52

pertanahan yang dikuasai pemerintah maupun masyarakat dapatdikelola dengan baik, sehingga penggunaan dan tataguna lahandapat diguna secara efektif untuk kepentingan umum.

5.2.5. Mewujudkan Peningkatan Sumber Daya Manusia yangBerkualitas

1. Pembangunan pendidikan Kabupaten Magelang diarahkan padapeningkatan, pemerataan dan perluasan kesempatan memperolehpendidikan yang bermutu dan terjangkau di semua jenis, jalur danjenjang pendidikan, peningkatan relevansi daya saing danpeningkatan pencitraan tatakelola pendidikan.

2. Peningkatan kemampuan akademis, profesionalisme danpeningkatan jaminan kesejahteraan bagi tenaga pendidik dankependidikan, pemerataan distribusi guru, dan peningkatankesejahteraan.

3. Peningkatan sarana dan prasarana sekolah yang berkualitas sebagaiupaya pemenuhan sekolah berstandar nasional dan sekolahberstandar nasional bertaraf internasional, melaluipembangunan/penyediaan dan peningkatan fasilitas pendidikan.

4. Peningkatan dan pengembangan sekolah kejuruan untuk memenuhikebutuhan pasar kerja dan menciptakan lapangan kerja mandiri.

5. Pengembangan pendidikan non formal dalam rangka meningkatkankemampuan dan ketrampilan pencari kerja sesuai perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Pengembangan perpusatakaan diarahkan untuk meningkatkan minatdan budaya membaca di masyarakat melalu perbaikan sarana danprasarana terutama koleksi buku bacaan di perpustakaan-perpusatakaan masyarakat.

7. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatanakses, pemerataan dan mutu terhadap pelayanan kesehatan,pencegahan dan penanggulangan berbagai penyakit menular sertajaminan pemeliharaan jaminan kesehatan masyarakat danpeningkatan kesadaran masyarakat dalam Perilaku HidupBersih dan Sehat (PHBS).

8. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, penangananmasalah gizi, mutu tenaga kesehatan dan perbaikan manajemenkesehatan.

9. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatanpendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangankerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatianatas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan yang kesemuanya itu tidakhanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil melainkan juga

Page 65: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

53

menumbuhkan jatidiri pribadi dan bangsa secara keseluruhan.

10. Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang selalu diusahakanuntuk diminimalisasi atau bahkan bila memungkinkan dihilangkan.Namun dalam kenyataan, kemiskinan masih selalu melekat dalamsetiap sendi kehidupan manusia, tidak terkecuali di KabupatenMagelang sehingga membutuhkan suatu upaya penanggulangankemiskinan yang komprehensif, integral dan berkelanjutan.Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada pemberdayaanmasyarakat yang dilakukan melalui pengurangan beban pengeluarankonsumsi kelompok miskin dan peningkatan produktivitasmasyarakat miskin untuk meningkatkan pendapatannya.

11. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mencanangkan komitmenglobal Millennium Development Goals (MDG’s) sebagai langkahmenuju upaya penghapusan kemiskinan, dengan targetpengurangan setengah angka kemiskinan pada tahun 2015.Pembangunan sosial diarahkan pada penanganan kemiskinan, baikkemiskinan struktural maupun kemiskinan kultural dan penangananmasalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS),melalui upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan, rehabilitasidan pemberdayaan masyarakat dengan didukung oleh sistemperlindungan sosial, termasuk penyediaan sarana pelayanan sosialyang memadai, pengembangan sistem jaminan sosial bagi seluruhmasyarakat sebagai wahana yang luas untuk pengembanganmekanisme pemberdayaan masyarakat yang lemah dan tidakmampu sesuai dengan martabat kemanusiaan dengan tidak merusakbudaya daerah dan kearifan lokal.

12. Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada perluasan lapangankerja, peningkatan kualitas tenaga kerja, kesejahteraan danperlindungan serta kemandirian tenaga kerja yang berwawasanwirausaha (enterpreneur) sehingga mampu bersaing di era global.

13. Transmigrasi dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat, mengurangi pengangguran dan kemiskinan di daerah,serta untuk meningkatkan dan menumbuhkan rasa persatuan dankesatuan bangsa dari berbagai keragaman suku dan budaya yangada di Indonesia. Oleh karena itu, proses rekruitmen dan pelatihanketrampilan bagi calon transmigran menjadi prioritas untukmenciptakan transmigran yang tangguh, mampu menciptakanpeluang usaha mandiri dengan jiwa wirausaha.

14. Pembangunan kependudukan diarahkan pada pengendalian lajupertumbuhan dan persebaran penduduk serta mewujudkan keluargasejahtera, sehingga terciptanya kondisi kependudukan yangterkendali dan kesejahteraan keluarga yang meningkat.Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diarahkanpada peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan

Page 66: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

54

reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif menujuterbentuknya keluarga kecil yang berkualitas yang harmonis danberkualitas didukung oleh tertatanya administrasi kependudukan.

15. Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak diarahkan padamemperkuat kelembagaan, pangarusutamaan gender dan anakdalam pembangunan, sehingga terjaminnya keadilan gender dalamberbagai perundangan, program pembangunan, dan kebijakan publikuntuk memberikan lebih besar peran perempuan di berbagai bidangpembangunan dan menurunkan jumlah tindak kekerasan,eksploitasi, dan diskriminasi terhadap perempuan.

16. Pembangunan pemuda diarahkan pada terwujudnya pengembangansikap dan perilaku pemuda yang beriman dan bertaqwa, mandiri,inovatif, dan kreatif, peningkatan kualitas dan partisipasi pemudadalam pembangunan dan pemberdayaan pemuda sebagai subyekpembangunan, melalui pengembangan lembaga kepemudaan yangberwawasan kebangsaan.

17. Pembangunan olah raga diarahkan untuk menciptakan danmengembangkan budaya berolah raga bagi masyarakat, denganharapan terwujudnya kehidupan yang sehat disampingmengembangkan secara simultan pengembangan olah raga prestasimelalui pengembangan sarana prasarana olah raga yang memadai.

5.2.6. Mewujudkan Peningkatan Perekonomian Daerah BerbasisPotensi Lokal yang Berdaya Saing

1. Perekonomian daerah dikembangkan ke arah perekonomian daerahyang berorientasi dan berdaya saing global dengan memanfaatkansebesar-besarnya potensi lokal yang memperhatikan sumber dayaalam secara berkelanjutan, membangun keterkaitan sistem produksidan distribusi yang kokoh.

2. Perekonomian daerah dikembangkan berlandaskan prinsipdemokrasi ekonomi yang memerhatikan terjaminnya kesempatanberusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat, mengutamakankelompok masyarakat yang masih lemah dan mendorongtercapainya penanggulangan kemiskinan.

3. Pengembangan sektor-sektor strategis didayagunakan untukmemperkuat perekonomian daerah. Sistem agribisnis danagroindustri diperkuat sebagai motor penggerak yang didukungoleh kegiatan pertanian yang menghasilkan produk-produk secaraefisien, modern, dan berkelanjutan agar terwujud ketahanan ekonomiyang tangguh.

4. Efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah sektor sektor pertanianditingkatkan agar mampu bersaing di pasar lokal, regional daninternasional serta untuk memperkuat basis produksi daerah. Hal ini

Page 67: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

55

merupakan faktor strategis karena berkenaan dengan pembangunanperdesaan, pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan, danpenguatan ketahanan pangan.

5. Pembangunan Pertanian diarahkan untuk menjaga ketahanan dankemandirian pangan daerah dengan mengembangkan produktivitaspertanian dalam negeri, yang mampu menjamin pemenuhankebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalamjumlah, mutu, maupun harga yang terjangkau.

6. Pembangunan kehutanan diarahkan pada optimalisasi pemanfaatanpotensi sumber daya hutan untuk peningkatan kesejahteraanmasyarakat, peningkatan partisipasi masyarakat dalam menjagakelestarian sumber daya hutan dan peningkatan daya dukungsumber daya hutan dalam pembangunan berkelanjutan denganmeningkatkan rehabilitasi peran dan fungsi hutan melalui upayakonservasi.

7. Pembangunan di bidang perikanan diarahkan untuk meningkatkanproduksi perikanan yang berkelanjutan, sehingga dapatmeningkatkan pendapatan petani ikan, dengan tetap menjagakelestarian lingkungan.

8. Pembangunan sektor industri diarahkan untuk memperkuat basisindustri yang mempunyai daya saing, baik di pasar lokal maupuninternasional, meningkatkan peran industri unggulan daerah sebagaimodal penggerak perekonomian daerah, serta meningkatkan peransektor industri kecil dan menengah terhadap struktur industri,sehingga terjadi keseimbangan peran antara industri besar denganindustri kecil dan menengah.

9. Kelembagaan ekonomi dibangun dan dikembangkan gunamenciptakan regulasi dan perizinan yang efisien, efektif, dan non-diskriminatif; menjaga, mengembangkan, dan melaksanakan iklimpersaingan usaha secara sehat serta melindungi konsumen;mendorong pengembangan standardisasi produk dan jasa untukmeningkatkan daya saing; meningkatkan daya saing usaha kecil danmenengah (UKM) di daerah, sehingga menjadi bagian integral darikeseluruhan kegiatan ekonomi dan memperkuat basis ekonomidalam negeri.

10. Pembangunan UKM diarahkan untuk menciptakan ekonomikerakyatan yang berdaya saing, mandiri serta mampu menembuspasar global dengan mengembangkan kerjasama strategis dansinergis antar pelaku usaha, mengembangkan rumpun industri,mempercepat alih teknologi, dan meningkatkan kualitas sumber dayamanusia.

11. Koperasi didorong untuk berkembang luas melalui peningkatankapasitas usaha dan ketrampilan pengelolaan usaha serta sekaligus

Page 68: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

56

mendorong adanya kepastian, perlindungan, dan pembinaan usaha.

12. Pengembangan ketrampilan tenaga kerja untuk meningkatkanproduktivitas dan daya saing, dilakukan melalui pendidikan danpelatihan teknis sesuai dengan tuntutan pasar kerja, sertapengembangan dan pemerataan balai-balai latihan kerja daerah.

13. Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatanekonomi daerah, meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraanmasyarakat lokal, serta memberikan perluasan kesempatan kerja.Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan keragaman pesonakeindahan alam, peninggalan-peninggalan sejarah dan potensidaerah.

14. Perdagangan daerah diarahkan pada pengembangan danpeningkatan transaksi perdagangan produk-produk pertanian danindustri, dan menjaga distribusi dan ketersediaan barang-barangkebutuhan pokok di seluruh wilayah pedesaan, dengan harga yangterjangkau, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dankesejahteraan masyarakat.

15. Usaha peningkatan investasi di daerah diarahkan untuk mendorongpertumbuhan ekonomi daerah yang dipergunakan sebesar-besarnyauntuk pencapaian kemaKmuran bagi rakyat. Pengembanganinvestasi dilakukan dengan mengembangkan iklim usaha yangkondusif, menjamin kepastian berusaha dan peningkatan kualitassistem pelayanan investasi, serta pemenuhan sarana prasaranapendukung investasi.

16. Pengembangan dan beragamnya lembaga keuangan di daerah akanmemberikan alternatif pendanaan lebih banyak bagi investasi didaerah. Setiap jenis investasi akan memperoleh sumber pendanaanyang sesuai dengan karakteristik jasa keuangan.

17. Pengembangan investasi dengan meningkatkan pelayanan kepadapihak swasta yang akan menanamkan modalnya di daerah denganpenyediaan informasi yang dibutuhkan, memfasiltasi kerjasamausaha, percepatan waktu pelayanan dan lain sebagainya.

18. Perbaikan pengelolaan keuangan daerah bertumpu pada sistemanggaran yang transparan, bertanggung jawab, dan dapat menjaminefektivitas pemanfaatan. Pengelolaan keuangan daerah akan terusditingkatkan dalam rangka mewujudkan Kapasitas KeuanganPemerintah Daerah, sehingga dapat meningkatkan volumeperputaran keuangan di daerah dan terwujudnya optimalisasi fungsilembaga pengelolaan keuangan daerah.

19. Jasa infrastruktur dan keuangan dikembangkan ditingkat pedesaandengan pengembangan keprofesian, penguasaan dan pemanfaatanteknologi informasi, yang mampu menyedian sumber pendanaan dipedesaan dalam pengembangan kegiatan perekonomian dan

Page 69: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

57

pengentasan kemiskinan di perdesaan.

5.3. TAHAPAN DAN SKALA PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

Substansi visi, misi, dan sasaran pokok pembangunan jangkapanjang daerah yang termuat dalam Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 harusdapat diimplementasikan dalam empat Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magelang selama kurun waktuduapuluh tahun kedepan. Mengingat akan pentingnya hal di atas, makaperlu dirumuskan tahapan dan skala prioritas pembangunan daerah untukkeempat tahapan pembangunan jangka menengah daerah.

Tahapan dan skala prioritas pembangunan daerah yang ditetapkanmencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, tanpamengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu, tekanan skalaprioritas dalam setiap tahapan dapat berbeda-beda, tetapi semua ituharus tetap berkesinambungan dari satu periode ke periode berikutnyadalam rangka pencapaian sasaran pokok pembangunan jangka panjangdaerah.

Setiap sasaran pokok dalam enam misi pembangunan jangkapanjang dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing tahapan.Prioritas masing-masing misi dapat diperas kembali menjadi prioritasutama. Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensipermasalahan. Atas dasar tersebut, tahapan dan skala prioritas utamadapat disusun sebagai berikut.

5.3.1. RPJPD Tahap Lima Tahun Pertama (Tahun 2005 s/d Tahun2009)

5.3.1.1. Mewujudkan Peningkatan dan Pengamalan Nilai-nilai Agamadan Kearifan Lokal, melalui:

a. Peningkatan kepedulian pada etika dan moral serta nilai-nilaikeagamaan dan budaya lokal dalam rangka meningkatkanketahanan dalam dinamika pergaulan regional daninternasional.

b. Peningkatan kepedulian terhadap nilai-nilai lokal dalamrangka memperkuat identitas masyarakat KabupatenMagelang.

c. Peningkatan kualitas kelembagaan lokal yang berbasiskepada nilai-nilai lokal yang bersumber dari jati diri budayamasyarakat Kabupaten Magelang.

d. Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi yang berbasis pada peningkatan

Page 70: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

58

jejaring yang mampu mendorong berkembangnya teknologitepat guna diberbagai bidang.

e. Peningkatan sinkronisasi, harmonisasi produk-produk hukumpusat dan daerah serta peningkatan kesadaran masyarakatdan aparat penegak hukum dalam rangka meningkatkankepastian hukum.

f. Peningkatan kesadaran masyarakat dan aparat untukmemahami prinsip-prinsip dasar HAM melaluipemasyarakatan dan pendidikan HAM.

g. Peningkatan stabilitas keamanan dan ketertiban gunamendukung kegiatan ekonomi dan pemerintahan yangmelibatkan aparat penegak hukum serta mendorongpartisipasi masyarakat.

5.3.1.2. Mewujudkan Sistem Pemerintahan yang Baik dan Demokratis,melalui:

a. Peningkatan kualitas dan implementasi perencanaanpembangunan yang berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya pembangunan secara arif dan partisipatif denganmelibatkan seluruh pemangku kepentingan.

b. Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang efektifdan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governancemelalui peningkatan partisipasi masyarakat dalampenyelenggaraan pemerintahan daerah.

c. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui peningkatankompetensi sesuai kewenangan berdasarkan StandarPelayanan Minimal (SPM) pada bidang pelayanan dasar.

d. Peningkatan proses demokratisasi, politik, dan penegakanhukum melalui peningkatan partisipasi dan pendidikan politikrakyat serta profesionalisme aparat penegak hukum.

e. Peningkatan kerjasama dan kemitraan strategis antar pelakupembangunan daerah secara partisipatif.

f. Peningkatkan kualitas aparatur melalui peningkatankesadaran akan budaya kerja yang profesional, bersih,beretika, dan berwibawa.

g. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengawasan daerahmelalui pelatihan bagi pegawai yang betugas melakukanpengawasan pembangunan sehingga pengawasan dapatlebih efektif.

h. Peningkatan Pembinaan lembaga-lembaga pemberdayaanmasyarakat desa, sehingga pengurus dan anggota lembaga

Page 71: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

59

tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baikdalam memberdayakan masyarakat desa.

5.3.1.3 Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Prasarana danSarana Daerah, melalui:

a. Peningkatan penyediaan fasilitas umum berupa prasaranadan sarana transportasi, melalui pembangunan jalan danjembatan baru, pemeliharaan kondisi jalan dan jembatan yangsudah ada dan pelebaran jalan untuk meningkatkanaksesibilitas wilayah.

b. Pembangunan hunian baru dalam rangka mengurangikesenjangan antara kebutuhan rumah dengan kemampuanpenyediaan hunian akibat pertambahan penduduk, sertapeningkatan cakupan layanan sarana prasarana perumahandan permukiman terutama air bersih dan sanitasi.

c. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana sumber dayaair dan irigasi, guna mendukung aktivitas produksi, sertamemenuhi kebutuhan prasarana dasar perkotaan danpedesaan, melalui konservasi sumber-sumber air,pendayagunaan irigasi, air baku, drainase, industri sertapengendalian banjir dan kekeringan.

d. Pengembangan sistem dan sarana dan prasaranatelekomunikasi yang mampu mendukung pertumbuhanperekonomian daerah melalui peningkatan cakupan layanandan kemudahan akses bagi masyarakat luas.

5.3.1.4 Mewujudkan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber DayaAlam yang Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Hidup,melalui:

a. Peningkatan rasio elektrifikasi melalui perluasan cakupanlayanan energi listrik bagi masyarakat perdesaan, sertapemenuhan energi listrik untuk industri yang ada melaluiperluasan jaringan distribusi. Termasuk melalui peningkatanupaya pengembangan sumber energi alternatif.

b. Peningkatan pengelolaan sumber daya air dengan menjagakelestarian sumber daya air serta pengelolaan danpemanfaatannya bagi masyarakat luas.

c. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkunganhidup melalui rehabilitasi lahan kritis dan terlantar sertapengembalian fungsi kawasan lindung.

d. Peningkatan inventarisasi dan identifikasi keanekaragamanhayati dalam rangka penyusunan profil.

Page 72: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

60

e. Peningkatan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakanlingkungan melalui peningkatan kesadaran masyarakatterhadap lingkungan dan penegakan hukum lingkungan.

f. Pengurangan resiko bencana melalui sosialisasi danpeningkatan kelembagaan masyarakat.

g. Peningkatan kualitas penataan ruang melalui pemulihankawasan lindung, pengembangan kawasan budidaya secaraoptimal sesuai daya dukung lingkungan dan prinsippembangunan berkelanjutan serta pengembangan kawasanprioritas dan sistem perkotaan.

h. Peningkataan koordinasi antar SWP dalam melaksanakanmanajemen pembangunan sehingga sinkronisasipembangunan antara SWP dapat berjalan dengan baik.

i. Peningkatan cakupan pelayanan administrasi pertanahanmelalui perbaikan sistem informasi manajemen pertanahan.

5.3.1.5 Mewujudkan Peningkatan Sumber Daya Manusia yangBerkualitas, melalui:

a. Peningkatan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasardan menengah serta peningkatan relevansi kurikulumpendidikan yang sesuai dengan pasar kerja.

b. Pemerataan dan peningkatan akses pendidikan yangmenjangkau seluruh lapisan masyarakat.

c. Peningkatan kualitas perpustakaan yang dapat berfungsisebagai sarana pembelajaran masyarakat.

d. Peningkatan pemerataan, jangkauan dan mutu pelayanankesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatanperorangan/rujukan yang didukung oleh persebaran saranaprasarana, tenaga kesehatan yang memadai dan berkualitasserta mampu menjangkau masyarakat miskin.

e. Peningkatan kualitas Penanganan Penyandang MasalahKesejahteraan Sosial (PMKS) dan penanganan pendudukusia lanjut melalui peningkatan partisipasi sosial dankesetiakawanan sosial masyarakat.

f. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui perluasan aksessumber daya ekonomi dalam rangka meningkatkan daya belidan kesejahteraan masyarakat miskin.

g. Peningkatan ketrampilan (life skill) penduduk usia kerjamelalui pendidikan luar sekolah sehingga mereka mempunyaiketrampilan untuk bekerja maupun berwirausaha.

h. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan

Page 73: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

61

persebarannya melalui peningkatan fasilitasi program KB danTransmigrasi.

i. Peningkatan kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagaibidang kehidupan.

j. Revitalisasi lembaga pelatihan dan kursus keterampilan untukpengembangan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaanbagi pemuda.

5.3.1.6 Mewujudkan Peningkatan Perekonomian Daerah BerbasisPotensi Lokal yang Berdaya Saing, melalui:

a. Pengembangan struktur perekonomian daerah yang berbasispada potensi dan produk unggulan daerah melalui integrasisektor hulu dan hilir.

b. Peningkatan kualitas produk, kelembagaan dan saranaprasarana pendukung sektor pertanian, perindustrian,perdagangan dan pariwisata.

c. Peningkatan produktivitas pertanian dan perikanan sertakehutanan diarahkan untuk menghasilkan produk-produk yangbertumpu pada sistem agribisnis dan agroindustri, gunamenjamin ketersediaan pangan dalam rangka mengurangikemiskinan dan pengangguran.

d. Peningkatan produktifitas perikanan melalui bantuan saranaprasarana perikanan seperti pembinaan dan bantuan bibitunggul.

e. Peningkatan kinerja perekonomian daerah yang berbasispada peningkatan peran Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM) yang memperkuat pemenuhan kebutuhan pasardomestik dan berorientasi ekspor, melalui pengembangan jiwakewirausahaan dalam rangka mendorong daya saing UMKM.

f. Peningkatan investasi untuk mendorong pertumbuhan sektorriil dalam rangka memperluas kesempatan kerja danpenanggulangan kemiskinan.

g. Pemberdayaan aset-aset daerah melalui pembenahanmanajemen pengelolaan.

5.3.2. RPJPD Tahap Lima Tahun Kedua (Tahun 2010 s/d Tahun 2012)

5.3.2.1 Mewujudkan Peningkatan dan Pengamalan Nilai-nilai Agamadan Kearifan Lokal, melalui:

a. Peningkatan toleransi antar umat beragama dalam rangkameningkatkan kerukunan beragama, saling percaya danmenciptakan harmonisasi antar kelompok umat beragama

Page 74: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

62

yang penuh tenggang rasa.

b. Pengembangan kesadaran penerapan etika dan moral sertanilai-nilai keagamaan dan budaya lokal dalam rangkameningkatkan ketahanan dalam dinamika pergaulan nasional,regional dan internasional.

c. Pengembangan kesadaran dalam rangka penerapan nilai-nilailokal untuk memperkuat identitas masyarakat KabupatenMagelang.

d. Peningkatan peran kelembagaan lokal yang berbasis jati diribudaya masyarakat Kabupaten Magelang dalampembangunan daerah.

e. Pengembangan dan penerapan hasil penelitian dan ilmupengetahuan dan teknologi yang mampu mendorongberkembangnya teknologi madya di berbagai bidang.

f. Peningkatan kapasitas kelembagaan hukum dalam rangkamewujudkan peningkatan pelayanan dan kepastian hukum.

g. Peningkatan kelembagaan dalam rangka mendorongterciptanya kehidupan masyarakat yang memahami prinsip-prinsip dasar HAM melalui pemasyarakatan dan pendidikanHAM.

h. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam memeliharakeamanan dan ketertiban lingkungan melalui pembinaaninstansi terkait.

5.3.2.2 Mewujudkan Sistem Pemerintahan yang Baik dan Demokratis,melalui:

a. Peningkatan kualitas dan implementasi perencanaanpembangunan yang berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya pembangunan secara sinergis.

b. Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif danefisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance melaluipeningkatan efektivitas dan akuntabilitas penyelenggaraanpemerintahan daerah.

c. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui peningkatankompetensi sesuai kewenangan berdasarkan SPM padabidang pelayanan dasar dan penunjang yang mendukungpertumbuhan ekonomi.

d. Pengembangan kerjasama dan kemitraan strategis padasektor-sektor unggulan daerah yang mendukung peningkatandaya saing dan pertumbuhan ekonomi daerah.

e. Peningkatkan kualitas aparatur melalui penerapan budaya

Page 75: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

63

kerja yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa.

f. Peningkatan proses demokratisasi, politik, dan penegakanhukum melalui peningkatan kualitas kelembagaan politik sertaakuntabilitas aparat dan penegak hukum.

g. Peningkatan kapasitas lembaga pemberdayaan masyarakatdesa melalui bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah.

5.3.2.3 Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Prasarana danSarana Daerah, melalui:

a. Pengembangan jaringan transportasi, melalui peningkatanketerpaduan sistem transportasi antar wilayah yangmengutamakan pelayanan transportasi yang terjangkau.

b. Peningkatan kualitas hunian dalam rangka memenuhikebutuhan rumah yang terjangkau oleh Rumah TanggaMiskin, serta peningkatan layanan sarana prasaranaperumahan dan permukiman terutama air bersih, sanitasi danpersampahan.

c. Peningkatan sIstem pengelolaan dalam penyelenggaraantelekomunikasi melalui peningkatan kelembagaan maupunregulasi terkait dengan keamanan, kerahasiaan, privasi danintegritas informasi serta peningkatan peran penyelenggaraantelekomunikasi yang menunjang penyelenggaraan telematikamelalui optimalisasi pembangunan dan pemanfaatanprasarana pos dan telekomunikasi serta prasarana nontelekomunikasi.

5.3.2.4 Mewujudkan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber DayaAlam yang Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Hidup,melalui:

a. Peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat melaluiperbaikan jaringan distribusi dan penelitian untukpemanfaatan sumber listrik alternatif serta perluasan danpeningkatan ketersediaan energi listrik (biofuel) untukperluasan industri melalui peningkatan pembangunan pusat-pusat pembangkit llistrik baru.

b. Pengembangan prasarana dan sarana sumber daya air danirigasi, guna mendukung aktivitas produksi yang berdayasaing, serta memenuhi kebutuhan prasarana dasar perkotaandan pedesaan, didukung peningkatan partisipasi masyarakatdalam pengelolaan sumber daya air.

c. Perbaikan proses pengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup melalui penguatan kelembagaan dalamrangka rehabilitasi lahan kritis dan terlantar serta

Page 76: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

64

pengembalian fungsi kawasan lindung.

d. Peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati yangberbasis masyarakat dalam rangka perlindungan sumber dayagenetik.

e. Peningkatan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakanlingkungan melalui pengembangan teknologi ramahlingkungan berbasis masyarakat dan penegakan hukumlingkungan.

f. Pengurangan resiko bencana melalui pengembangan danpenerapan teknologi sederhana.

g. Pengembangan penataan ruang melalui pemulihan danpenetapan kawasan lindung, peningkatan kualitaspenanganan kawasan budidaya sesuai daya dukunglingkungan dan prinsip pembangunan berkelanjutan.

h. Pengembangan kawasan andalan dan strategis dalam rangkamendorong peningkatan arus barang dan penumpang padatingkat regional.

i. Peningkatan kualitas sistem pelayanan administrasipertanahan sesuai SPM Bidang Pertanahan.

5.3.2.5 Mewujudkan Peningkatan Sumber Daya Manusia yangBerkualitas, melalui:

a. Pengembangan pemerataan akses dan mutu pendidikanwajar dikdasmen, kompetensi tenaga pendidik serta relevansikurikulum pendidikan yang sesuai dengan pasar kerja.

b. Pengembangan perpustakaan, media massa dan risetsebagai sarana penyebaran informasi, ilmu pengetahuan danhasil penelitian serta penemuan lainnya kepada masyarakat.

c. Peningkatan akses, pemerataan dan mutu pelayanankesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatanperorangan/rujukan, melalui pengembangan profesionalismedan kompetensi tenaga kesehatan serta mewujudkan jaminanpemeliharaan kesehatan masyarakat.

d. Pengembangan profesionalitas penanganan PMKS danpemberdayaan penduduk usia lanjut melalui peningkatankapasitas sumber daya aparatur pelaksana.

e. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui penguatankualitas dan kapasitas akses sumber daya ekonomi dalamrangka meningkatkan pendapatan masyarakat miskin.

f. Peningkatan kinerja kelembagaan untuk mendorongakselerasi kinerja ekonomi daerah dalam rangka memperluas

Page 77: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

65

kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan sertapemberdayaan perempuan.

g. Pemantapan pengendalian laju pertumbuhan penduduk danpengaturan persebarannya.

h. Peningkatan kesadaran bagi masyarakat akan arti pentingnyakeluarga sehat dan sejahtera melalui peningkatan programKB.

i. Peningkatan kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagaibidang kehidupan.

j. Pemberian penghargaan terhadap prestasi yang mendukungpengembangan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaankepada pemuda.

k. Pembinaan kepemimpinan dan etika kepada pemuda dalamkehidupan berbangsa dan bernegara.

5.3.2.6 Mewujudkan Peningkatan Perekonomian Daerah BerbasisPotensi Lokal yang Berdaya Saing, melalui:

a. Pengembangan struktur perekonomian daerah yang berbasispada potensi dan produk unggulan daerah melalui sinergitassektor hulu dan hilir.

b. Pengembangan diversifikasi produk, peningkatan kinerjakelembagaan dan sarana prasarana pendukung sektorpertanian, perindustrian, perdagangan dan pariwisata.

c. Peningkatan diversifikasi produk pertanian, perikanan sertakehutanan diarahkan untuk menghasilkan produk-produk yangbertumpu pada sistem agribisnis dan agroindustri, gunamenjamin ketahanan pangan.

d. Pengembangan peran UMKM yang berorientasi ekspor,melalui pengembangan infrastruktur pendukung danpenguatan kelembagaan dalam rangka mendorong dayasaing UMKM.

e. Peningkatan iklim investasi melalui peningkatan pelayanandan regulasi investasi sehingga hambatan-hambatan investasidapat diminimalkan.

f. Peningkatan profesionalisme pengelolaan aset-aset daerahdalam rangka mewujudkan kesehatan manajemenpengelolaan.

Page 78: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

66

5.3.3. RPJPD Tahap Lima Tahun Ketiga (Tahun 2015 s/d Tahun 2019)

5.3.3.1 Mewujudkan Peningkatan dan Pengamalan Nilai-nilai Agamadan Kearifan Lokal, melalui:

a. Peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalanajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang MahaEsa disertai pembinaan pengembangan dan pemeliharaankerukunan hubungan antarumat beragama.

b. Penguatan budaya masyarakat guna membentuk karaktermasyarakat yang berbudaya, tangguh dan tetap berpegangteguh pada nilai-nilai agama dan budaya lokal yang memilikiketahanan dalam dinamika pergaulan regional daninternasional.

c. Penguatan aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal dalam rangkapeningkatan kualitas jati diri yang berbasis pada modal sosialyang makin berkembang.

d. Peningkatan eksistensi kelembagaan lokal yang berbasis jatidiri budaya masyarakat Kabupaten Magelang dalampembangunan daerah.

e. Penguatan kualitas sumber daya manusia dan kelembagaanyang mampu menghasilkan aplikasi ilmu pengetahuan danteknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat luastermasuk industri.

f. Pengembangan sistem penegakan hukum yang sinergis, adil,dan menjunjung tinggi supremasi hukum.

g. Peningkatan sistem penyelenggaraan pemerintahan yangmenjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar HAM.

h. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung keamanan danketertiban sehingga gangguan keamanan dan ketertibandapat diantisipasi.

5.3.3.2 Mewujudkan Sistem Pemerintahan yang Baik dan Demokratis,melalui:

a. Penguatan sistem perencanaan pembangunan danoptimalisasi sumber daya pembangunan yang didukungkemitraan yang lebih sinergis dengan masyarakat dan pelakupembangunan lainnya dalam mendukung pembangunandaerah.

b. Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif danefisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance melaluipeningkatan transparansi dan keadilan dalampenyelenggaraan pemerintahan daerah.

Page 79: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

67

c. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui peningkatankompetensi sesuai kewenangan berdasarkan SPM padabidang pelayanan dasar dan penunjang yang mendukungpengurangan kemiskinan dan pengangguran.

d. Penguatan sistem demokrasi, politik dan penegakan hukummelalui peningkatan kesadaran politik serta penegakan hukumyang dilandasi prinsip keadilan dan HAM.

e. Pengembangan kerjasama dan kemitraan strategis yangmendukung peningkatan akses pasar produk unggulan dipasar domestik dan internasional.

f. Peningkatkan kualitas aparatur melalui pemantapanpenerapan budaya kerja yang profesional, bersih, beretika,dan berwibawa.

g. Peningkatan kualitas proses dan prosedur pengawasanterhadap aparatur pemerintah daerah sehingga dapatmendorong terciptanya pemerintahan yang bersih danberwibawa.

h. Peningkatan koordinasi antar pemerintah kabupaten melaluiinstansi terkait dengan lembaga pemberdayaan masyarakatdesa sehingga tercapai sinkronisasi antar program.

5.3.3.3 Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Prasarana danSarana Daerah, melalui:

a. Pengembangan manajemen transportasi, melalui peningkatanketerpaduan antar dan inter moda yang mendukung efisiensipenyelenggaraan transportasi.

b. Peningkatan kualitas pelayanan secara konsisten melaluiperbaikan dan sistem operasi dan pemeliharaan jaringansistim distribusi yang sesuai dengan standar internasional.

c. Pengembangan kualitas dan kuantitas hunian dalam rangkamemenuhi kebutuhan rumah sehat yang terjangkau olehRumah Tangga Miskin, serta peningkatan pengelolaanlayanan sarana prasarana perumahan dan permukimanterutama air bersih, sanitasi dan pengelolaan persampahan.

d. Peningkatan dan pengembangan penyelenggaraan telematikayang tanggap terhadap kebutuhan pasar dan industri namuntetap menjaga keutuhan sistem yang ada, melaluipemanfaatan konsep teknologi netral dan peningkatankepedulian masyarakat terhadap potensi pemanfaatantelematika yang mampu mendukung pengembangan industridan aplikasinya sebagai penciptaan nilai tambah informasi.

Page 80: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

68

5.3.3.4 Mewujudkan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber DayaAlam yang Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Hidup,melalui:

a. Peningkatan pengawasan terhadap usaha-usahapertambangan masyarakat sehingga kelestarian dankonservasi lahan pertambangan dapat dijaga.

b. Peningkatan pemasyarakatan biofuel (bahan bakar nabati)sekaligus untuk konservasi lahan kritis.

c. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitaspengelolaan prasarana dan sarana sumber daya air danirigasi yang handal, guna mendukung aktivitas produksi yangkompetitif, serta memenuhi kebutuhan prasarana dasarperkotaan dan pedesaan.

d. Peningkatan upaya konservasi sumber daya alam danlingkungan hidup dalam rangka menjaga keberlanjutan fungsisumber daya air.

e. Pengembangan manfaat kekayaan keanekaragaman hayatidalam rangka mendorong peningkatan kesejahteraanmasyarakat.

f. Pengembangan manajemen pengendalian pencemaran dankerusakan lingkungan melalui penguatan kelembagaanmasyarakat dan pemantapan penegakan hukum lingkungan.

g. Pemantapan kelembagaan dan pengembangan sistemmitigasi bencana.

h. Pemantapan kualitas penataan ruang melalui pemulihan danperluasan kawasan lindung, pengelolaan kawasan andalandan strategis secara optimal sesuai daya dukung lingkungandan prinsip pembangunan berkelanjutan.

i. Peningkatan pembangunan berdasarkan atas potensi-potensiyang dimiliki oleh setiap SWP.

j. Pengembangan sistem pelayanan administrasi pertanahanberbasis desa, serta peningkatan kualitas manajemenpertanahan.

5.3.3.5 Mewujudkan Peningkatan Sumber Daya Manusia yangBerkualitas, melalui:

a. Penguatan akses dan mutu pendidikan, tenaga pendidik yangbersertifikasi serta peningkatan relevansi kurikulumpendidikan menengah dan tinggi yang sesuai dengan pasarkerja.

b. Pengembangan pusat pembelajaran masyarakat sebagai

Page 81: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

69

tempat pembelajaran dan rekreasi/wisata pendidikanmasyarakat.

c. Pemantapan mutu pelayanan kesehatan masyarakat danpelayanan kesehatan perorangan/rujukan melalui penguatanprofesionalisme dan kompetensi kesehatan serta mewujudkansistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

d. Penguatan sistem dan kelembagaan penanganan PMKS danpemberdayaan penduduk usia lanjut melalui peningkatankepekaan dan respon kelembagaan.

e. Peningkatan akses pasar baik domestik maupun internasionaluntuk memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalamrangka memperluas kesempatan kerja dan penanggulangankemiskinan serta pengurangan ketimpangan kesetaraangender.

f. Pengembangan keterampilan kerja dan berusaha bagipemuda melalui pelatihan peningkatan kreativitas,keterampilan dan kewirausahaan.

g. Peningkatan kasadaran dan perilaku peserta KB Mandirimelalui penggunaan alat kontrasepsi.

h. Peningkatan kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagaibidang kehidupan.

i. Pembinaan organisasi kepemudaan diarahkan padapengembangan kemandirian dan tanggungjawab dalamkehidupan berbangsa dan bernegara.

5.3.3.6 Mewujudkan Peningkatan Perekonomian Daerah BerbasisPotensi Lokal yang Berdaya Saing, melalui:

a. Penguatan struktur perekonomian, yang berbasis padapemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta produkunggulan daerah yang mempunyai keunggulan komparatifdan kompetitif dalam rangka mendorong pertumbuhan yangmakin berkualitas.

b. Penguatan pembangunan pertanian, perikanan sertakehutanan diarahkan untuk menghasilkan produk-produk yangbertumpu pada sistem agribisnis, guna menjaminketersediaan pangan dalam rangka menciptakanswasembada pangan dan ekspor.

c. Penguatan kualitas produk, kelembagaan dan saranaprasarana pendukung sektor perindustrian, perdagangan danpariwisata yang mempunyai keunggulan komparatif dankompetitif berbasis teknologi informasi.

Page 82: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

70

d. Peningkatan jangkauan pemasaran hasil-hasil perikanan daratsehingga dapa meningkatkan volume penjualan.

e. Pengembangan kuantitas desain produksi yang mengikutiperkembangan selera pasar sehingga tidak tertinggal olehselera pasar.

f. Pengembangan peran UMKM yang berorientasi ekspor,melalui pengembangan akses pasar dalam rangkamendorong daya saing UMKM.

g. Pengembangan jaringan pariwisata baik lokal mmaupuninternasional sehingga pemasaran objek-objek wisata dapatdiperluas.

h. Peningkatan promosi maupun pameran produk-produk daerahbaik dalam skala nasional maupun internasional.

i. Peningkatan promosi daerah pro investasi sehingga dapatmenarik investor bak PMA maupun PMDN ke KabupatenMagelang.

j. Penguatan pengelolaan aset-aset daerah dalam rangkamenggerakkan sektor riil sehingga mampu berdaya saingdalam mendorong peningkatan pembiayaan pembangunandaerah.

5.3.4. RPJPD Tahap Lima Tahun Keempat (Tahun 2020 s/d Tahun2024)

5.3.4.1 Mewujudkan Peningkatan dan Pengamalan Nilai-nilai Agamadan Kearifan Lokal, melalui:

a. Peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalanajaran agama disertai pembinaan pengembangan danpemeliharaan kerukunan hubungan antarumat beragama.

b. Pemantapan karakter masyarakat yang mempunyai jati diriyang tangguh, bermoral dan mampu bersaing dengan tetapberlandaskan pada nilai-nilai agama dan budaya lokal yangmemiliki ketahanan dalam dinamika pergaulan regional daninternasional.

c. Pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dalam rangka memperkuatidentitas jati diri dalam pergaulan Nasional maupunInternasional.

d. Pemantapan kelembagaan lokal yang berbasis jati diri budayamasyarakat Kabupaten Magelang dalam mengantisipasikemajuan dan pengaruh globalisasi.

e. Pemantapan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di

Page 83: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

71

berbagai bidang secara kompetitif dalam mewujudkankemandirian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

f. Pemantapan kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggisupremasi hukum.

g. Pemantapan sistem dan pelestarian tata pengelolaankehidupan bermasyarakat yang memahami dan menerapkanprinsip-prinsip dasar HAM.

h. Pemantapan kondisi keamanan dan ketertiban memaluikoordinasi yang lebih baik antara lembaga terkait.

5.3.4.2 Mewujudkan Sistem Pemerintahan yang Baik dan Demokratis,melalui:

a. Pemantapan mekanisme, proses, dan dokumen perencanaanpembangunan daerah sebagai instrumen utama penentuankebijakan didukung dengan pemeliharaan dan updating datastatistik daerah yang valid, akurat, dan mutakhir.

b. Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif danefisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance melaluipeningkatan partisipasi, efektivitas, akuntabilitas, transparansidan keadilan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

c. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui peningkatankompetensi sesuai kewenangan berdasarkan SPM padaseluruh bidang pelayanan.

d. Pemantapan sistem demokrasi dan politik serta penegakanhukum melalui pemantapan kedewasaan politik rakyat sertapenegakan hukum yang dilandasi prinsip transparansi,keadilan dan HAM.

e. Pemantapan kerjasama dan kemitraan strategis pada seluruhsektor pembangunan dalam rangka mendukung kemandiriandaerah.

f. Peningkatkan kualitas aparatur melalui pelembagaan budayakerja yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa.

g. Pemantapan kualitas aparatur yang baik, bersih, beretika, danberwibawa melalui peningkatan responsivitas aparatur dalamrangka menunjang tata pemerintahan yang baik.

h. Pemantapan dan evaluasi peleksanaan pengawasanpembangunan sehingga didapatkan umpan balik gunapenyusunan program dimasa datang.

i. Peningkatan dan pemantapan fungsi lembaga pemberdayaanekonomi desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa.

Page 84: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

72

5.3.4.3 Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Prasarana danSarana Daerah, melalui:

a. Pemantapan sistem transportasi yang berorientasi padakeamanan dan kenyamanan serta pemenuhan kebutuhantransportasi massal yang handal.

b. Pengembangan swadaya masyarakat dalam peningkatankualitas lingkungan permukiman sehat, didukung peningkatankualitas pengelolaan sarana prasarana perumahan danpermukiman, dengan tetap memberikan kemudahan bagi akseskepemilikan rumah bagi Rumah Tangga Miskin.

c. Pemantapan penyelenggaraan telekomunikasi sesuai denganperkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat yangberstandar internasional melalui peningkatan dan pemantapansistem manajemen penyelenggaraan telekomunikasi, sertapemantapan sistem penyelenggaraan telematika melaluipeningkatan sistem manajemen pengelolaan telematika baikdari aspek kelembagaan, organisasi maupun regulasinya.

5.3.4.4 Mewujudkan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber DayaAlam yang Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Hidup,melalui:

a. Terpenuhinya kebutuhan energi listrik bagi masyarakat luas(rumah tangga dan industri) secara konsisten melaluipeningkatan sistem dan pemantapan manajemen operasi danpemeliharaan jaringan distribusi secara terpadu.

b. Pemantapan penggunaan biofuel (bahan bakar nabati) dalamkonservasi lahan kritis.

c. Pemantapan prasarana dan sarana sumber daya air dan irigasi,guna mendukung aktivitas produksi yang handal dan berdayasaing, dan terpenuhinya secara mantap kebutuhan prasaranadasar perdesaan dan perkotaan, dalam rangka peningkatankemandirian, kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,melalui upaya konservasi sumber-sumber air, pendayagunaan(irigasi, air minum, drainase, industri, lalulintas air) danpengendalian daya rusak air (banjir dan kekeringan),

d. Pemantapan upaya konservasi sumber daya alam danlingkungan hidup berbasis kelembagaan masyarakat dalamrangka menjaga keberlanjutan fungsi dalam menopangkehidupan.

e. Pemantapan pengkayaan sumber daya genetis berbasismasyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraanmasyarakat.

Page 85: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

73

f. Pemantapan pengendalian pencemaran dan kerusakanlingkungan hidup dalam rangka menjaga dan meningkatkankualitas daya tampung dan daya dukung lingkungan.

g. Pemantapan sistem pengurangan resiko bencana alam.

h. Pemantapan penataan ruang wilayah didukung oleh penegakanhukum untuk menciptakan keseimbangan antara kawasanlindung dengan kawasan budidaya dan kawasan perkotaan danperdesaan, serta pengembangan kawasan andalan danstrategis secara kompetitif sesuai daya dukung lingkungan danprinsip pembangunan berkelanjutan.

i. Pemantapan kerjasama antar sub wilayah dalam rangkasinkronisasi pembangunan daerah sehingga tercipta sinergipembangunan daerah.

j. Pemantapan sistem pelayanan administrasi pertanahanberbasis desa, serta pengembangan manajemen pertanahanberbasis masyarakat.

5.3.4.5 Mewujudkan Peningkatan Sumber Daya Manusia yangBerkualitas, melalui:

a. Pemantapan mutu pendidikan menengah dan tinggi yangdidukung oleh sarana prasarana yang memadai dan tenagapendidik yang profesional, serta peningkatan mutu kurikulumpendidikan menengah dan tinggi yang sesuai dengan pasarkerja.

b. Pengembangan dan peningkatan kualitas sarana/prasaranapusat pembelajaran masyarakat serta rekreasi/wisatapendidikan masyarakat.

c. Pemantapan mutu pelayanan kesehatan masyarakat danpelayanan kesehatan perorangan/rujukan yang prima denganmendayagunakan tenaga kesehatan profesionalisme sertadidukung sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakatyang handal.

d. Pemantapan sistem dan kelembagaan penanganan PMKS danpemberdayaan penduduk usia lanjut melalui peningkatantransparansi dan akuntabilitas.

e. Pemantapan kondisi perekonomian daerah secaraberkelanjutan dalam rangka memperluas kesempatan kerja danpenanggulangan kemiskinan serta mewujudkan kesetaraan dankeadilan gender.

f. Pemantapan peningkatan kesempatan kerja, motivasiberwirausaha serta bertransmigrasi melalui pemberianketrampilan dibidang usaha kecil maupun pertanian.

Page 86: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

74

g. Pemantapan program pengendalian dan penyebaran jumlahpenduduk melalui pemantapan program KB dan Transmigrasi.

h. Pemantapan kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagaibidang kehidupan.

i. Pemantapan pengembangan kreativitas, keterampilan dankewirausahaan kepada pemuda berbasis pada penggunaandan pemanfaatan teknologi Informasi (TI).

j. Pemantapan pembentukan kader pemuda inovatif, kreatif,terampil, mandiri dan tanggungjawab dan mampu menciptakanlapangan kerja bagi dirinya sendiri dan masyrakat.

5.3.4.6 Mewujudkan Peningkatan Perekonomian Daerah BerbasisPotensi Lokal yang Berdaya Saing, melalui:

a. Pemantapan struktur perekonomian daerah makin kokoh danmaju dengan dukungan pertumbuhan ekonomi yangmempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif di pasarglobal.

b. Pemantapan pembangunan pertanian, perikanan sertakehutanan dalam menghasilkan produk-produk yang bertumpupada sistem agribisnis, guna menjamin ketahanan pangandalam rangka menciptakan swasembada pangan dan ekspor.

c. Pemantapan kualitas produk, kelembagaan dan saranaprasarana pendukung sektor perindustrian, perdagangan danpariwisata yang mampu bersaing di pasar global.

d. Pemantapan pembangunan agroindustri yang handal danpemasaranan yang efisien pada komoditas agrobisnisperikanan, peternakan dan pertanian tanaman dan hortikultura.

e. Pemantapan langkah monitoring dan evaluasi terhadap kinerjaaktivitas ekonomi dan menuju pasar global.

f. Pemantapan posisi daya saing yang tinggi di pasaran produkindustri daerah di pasar lokal, nasional maupun internasional

g. Pemantapan peningkatan peran Koperasi dan UKM dalammenyokong pertumbuhan perekonomian daerah, melaluikelembagaan yang modern serta sumber daya manusia yangprofesional.

h. Pemantapan kualitas sumber daya manusia kepariwisataanserta pemeliharaan dan peningkatan sarana prasarana objekwisata daerah sehingga dapat bersaing dengan daerah lain.

i. Pemantapan pemanfaatan keunggulan komparatif dankompetitif melalui upaya pengembangan sarana dan prasaranaperdagangan yang berwawasan global.

Page 87: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

75

j. Pemantapan peningkatan investasi yang masuk dan ditanam diiKabupaten Magelang.

k. Pemantapan aset-aset daerah dalam rangka menggerakkansektor riil dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan danteknologi dan jejaring kelembagaan di pasar global.

Page 88: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

76

BAB VI

KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)Kabupaten Magelang Tahun 2005–2025 yang berisi visi, misi, dan arahpembangunan daerah merupakan pedoman bagi segenap pemangkukepentingan di dalam penyelenggaraan pembangunan daerah KabupatenMagelang selama kurun waktu 20 tahun yang akan datang.

RPJPD ini akan menjadi dasar dalam penyusunan RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magelangyang berdimensi waktu lima tahunan dan Rencana Kerja PemerintahDaerah (RKPD) Kabupaten Magelang yang berdimensi tahunan.

Pemerintah Kabupaten Magelang wajib menerapkan 3 (tiga) pilar dariGood Governance yang meliputi transparansi, akuntabilitas dan partisipasidalam melaksanakan pembangunan untuk mencapai visi dan misisebagaimana tertuang dalam RPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 ini.

Keberhasilan pembangunan jangka panjang daerah KabupatenMagelang dalam mewujudkan visi “KABUPATEN MAGELANG YANGMAJU, SEJAHTERA, DAN MADANI” perlu didukung oleh (1) komitmendari kepemimpinan daerah yang kuat dan demokratis; (2) konsistensikebijakan pemerintah dan daerah; (3) keberpihakan pembangunankepada rakyat; dan (4) peran serta aktif segenap pemangku kepentingandalam pembangunan Kabupaten Magelang; dalam rangka menjagakeseimbangan dan kesinambungan pelaksanaan pembangunan.

RPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 merupakan acuanbagi Pemerintah Daerah maupun masyarakat termasuk dunia usahasehingga tercapai sinergi dalam pelaksanaan program pembangunan.Untuk itu, perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaannya sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah, serta masyarakat termasuk dunia usahaberkewajiban untuk melaksanakan visi, misi dan arah pembangunanRPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 dengan sebaik-baiknya;

2. Kepala Daerah Kabupaten Magelang berkewajiban menyusun visi,misi, dan program prioritas mengacu pada visi, misi dan arahpembangunan RPJPD Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 danmenjabarkan lebih lanjut dalam RPJMD Kabupaten Magelang padasetiap periode lima tahunan;

Page 89: RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

77

3. Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Magelangberkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD yangmenjabarkan visi, misi, dan program prioritas Kepala Daerah;

4. Semua pemangku kepentingan pembangunan Kabupaten Magelang –Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat - berkewajiban menjaminrelevansi dan konsistensi antara RPJPD Kabupaten Magelang Tahun2005-2025 dengan berbagai dokumen perencanaan yang lebihoperasional (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD, hinggaAPBD).