rancangan peraturan menteri pendidikan dan ... draft standar...2020/04/20  · pasal 5 (1) standar...

57
RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2020 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 52 ayat (3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Menteri menetapkan Standar Pendidikan Apoteker Indonesia; b. bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar Pendidikan Apoteker Indonesia; Mengingat : 1. Pasal 17 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementrian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);

Upload: others

Post on 28-Jul-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

RANCANGAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR … TAHUN 2020

TENTANG

STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 52 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi, Menteri menetapkan Standar Pendidikan Apoteker

Indonesia;

b. bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan tentang Standar Pendidikan Apoteker Indonesia;

Mengingat : 1. Pasal 17 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementrian

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 166, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor

4916);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5336);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan

Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5500);

Page 2: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

5. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2019 tentang Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 242);

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45

Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2019 Nomor 1673);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Standar Pendidikan Apoteker Indonesia adalah satuan standar yang meliputi

Standar Pendidikan, ditambah dengan Standar Penelitian, dan Standar

Pengabdian kepada Masyarakat.

2. Standar Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pembelajaran

pada Program Pendidikan Apoteker di Perguruan Tinggi di seluruh wilayah

hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Standar Penelitian adalah kriteria minimal tentang sistem penelitian di bidang

farmasi pada Perguruan Tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

4. Standar Pengabdian kepada Masyarakat adalah kriteria minimal tentang sistem

pengabdian kepada masyarakat di bidang farmasi pada Perguruan Tinggi yang

berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah

kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,

menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang

Page 3: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan

kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

6. Kurikulum Program Pendidikan Apoteker adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pendidikan apoteker untuk mencapai

Pendidikan Tinggi.

7. Program Pendidikan Apoteker adalah jenjang pendidikan tinggi yang mencakup

Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker, yang tidk

terpisah, yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi Farmasi berdasarkan

kebudayaan bangsa Indonesia untuk menghasilkan apoteker yang memiliki

kompetensi, ketrampilan dan profesionalisme, menjunjung tinggi norma dan etik

profesi, serta mampu mengikuti perkembangan ilmu dan praktik kefarmasian.

8. Perguruan Tinggi Farmasi adalah satuan yang menyelenggarakan

Program Pendidikan Apoteker

9. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang

memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan

akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

11. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.

12. Penelitian kefarmasian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan

metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan

keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian di bidang

farmasi.

13. Pengabdian kepada Masyarakat di bidang farmasi adalah kegiatan sivitas

akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian

untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan

bangsa.

14. Satuan Kredit Semester adalah takaran waktu kegiatan belajar yang dibebankan

pada mahasiswa per minggu per semester dalam proses pembelajaran melalui

berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha

mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di Program Pendidikan Apoteker.

15. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas

utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat

Page 4: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

16. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan

diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi.

17. Preseptor adalah apoteker yang mengajar, memberi bimbingan dan dapat

memberikan inspirasi, menjadi panutan (role model), serta mendukung

pertumbuhan dan perkembangan individu untuk jangka waktu tertentu dengan

tujuan khusus menyosialisasikan mahasiswa praktik pada peran barunya

18. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

Pendidikan Tinggi.

19. Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia, yang selanjutnya disingkat APTFI,

adalah suatu forum berbadan hukum yang menaungi institusi penyelenggara

pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi Farmasi yang dimaksud adalah

penyelenggara Program Pendidikan Apoteker di Indonesia.

20. Ikatan Apoteker Indonesia, yang selanjutnya disingkat IAI, adalah organisasi

berbadan hukum tempat berhimpun para apoteker di Indonesia.

Pasal 2

(1) Standar Pendidikan Apoteker Indonesia terdiri atas:

a. Standar Pendidikan;

b. Standar Penelitian; dan

c. Standar Pengabdian kepada Masyarakat;

(2) Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian kepada

Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan dalam pelaksanaan tridharma Perguruan Tinggi Farmasi.

Pasal 3

(1) Standar Pendidikan Apoteker Indonesia bertujuan untuk:

a. menjamin tercapainya tujuan Program Pendidikan Apoteker yang

berperan strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi kefarmasian dengan menerapkan nilai humaniora

serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan;

b. menjamin agar pembelajaran pada Program Pendidikan Apoteker, penelitian,

dan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh Perguruan

Tinggi Farmasi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia

Page 5: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

mencapai mutu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Standar

Pendidikan Apoteker Indonesia; dan

c. mendorong agar Perguruan Tinggi Farmasi di seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia mencapai mutu pembelajaran, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat melampaui kriteria yang ditetapkan dalam

Standar Pendidikan Apoteker Indonesia secara berkelanjutan

(2) Standar Pendidikan Apoteker Indonesia wajib:

a. dipenuhi oleh setiap Perguruan Tinggi Farmasi untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional;

b. dijadikan dasar untuk pemberian izin pembukaan Program Studi Sarjana

Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker;

c. dijadikan dasar penyelenggaraan pembelajaran berdasarkan kurikulum pada

Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker;

d. dijadikan dasar penyelenggaraan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat.

e. dijadikan dasar pengembangan dan penyelenggaraan sistem penjaminan

mutu internal; dan

f. dijadikan dasar penetapan kriteria sistem penjaminan mutu eksternal melalui

akreditasi.

(3) Standar Pendidikan Apoteker Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1) wajib dievaluasi dan disempurnakan secara terencana, terarah, dan

berkelanjutan, sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global oleh

badan yang ditugaskan untuk menyusun dan mengembangkan Standar Pendidikan

Apoteker Indonesia.

BAB II

STANDAR PENDIDIKAN

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup Standar Pendidikan

Pasal 4

(1) Standar Pendidikan terdiri atas:

a. standar kompetensi lulusan;

b. standar isi pembelajaran;

Page 6: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

c. standar proses pembelajaran;

d. standar penilaian pendidikan pembelajaran;

e. standar dosen dan tenaga kependidikan;

f. standar sarana dan prasarana pembelajaran;

g. standar pengelolaan; dan

h. standar pembiayaan pembelajaran.

(2) Standar Pendidikan Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan

dalam menyusun, menyelenggarakan, dan mengevaluasi kurikulum.

Bagian Kedua

Standar Kompetensi Lulusan

Pasal 5

(1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria

minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian

pembelajaran lulusan.

(2) Standar kompetensi lulusan Program Pendidikan Apoteker yang dinyatakan

dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran,

standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar

pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran.

(3) Rumusan capaian pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib:

a. mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI; dan

b. memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.

Pasal 6

(1) Sikap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan perilaku benar dan

berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang

tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran,

pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat

yang terkait pembelajaran.

Page 7: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(2) Pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan

penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah di bidang ilmu tertentu

fsecara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran,

pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat

yang terkait pembelajaran.

(3) Keterampilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan

kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode,

bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja

mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait

pembelajaran, mencakup:

a. keterampilan umum sebagai kemampuan kerja umum yang wajib dimiliki oleh

setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai

tingkat program dan jenis pendidikan tinggi; dan

b. keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh

setiap lulusan Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Profesi

Apoteker.

(4) Pengalaman kerja mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3)

berupa pengalaman dalam kegiatan di bidang farmasi pada jangka waktu tertentu,

berbentuk pelatihan kerja, praktik kerja lapangan, praktik kerja profesi, atau bentuk

kegiatan lain yang sejenis.

Pasal 7

(1) Rumusan sikap dan keterampilan umum sebagai bagian dari capaian

pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6 ayat (1) dan ayat (3) huruf a tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(2) Rumusan sikap dan keterampilan umum lulusan Program Pendidikan Apoteker

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditambah oleh Perguruan Tinggi.

(3) Rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus sebagai bagian dari capaian

pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (3) huruf b, wajib disusun oleh Asosiasi Pendidikan

Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI).

(4) Rumusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) yang merupakan satu

kesatuan rumusan capaian pembelajaran lulusan diusulkan kepada Direktur

Page 8: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Jenderal terkait sesuai dengan kewenangannya untuk ditetapkan menjadi capaian

pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker.

(5) Rumusan capaian pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikaji dan ditetapkan oleh Menteri sebagai

rujukan Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker.

.

(6) Ketentuan mengenai penyusunan, pengusulan, pengkajian, penetapan rumusan

capaian pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker sebagaimana

dimaksud ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Ketiga

Standar Isi Pembelajaran

Pasal 8

(1) Standar Isi Pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan

keluasan materi pembelajaran pada Program Pendidikan Apoteker.

(2) Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) mengacu pada capaian pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker.

(3) Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada Program Pendidikan Apoteker

wajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat.

Pasal 9

(1) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 ayat (1) untuk Program Pendidikan Apoteker, dirumuskan dengan

mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI.

(2) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sebagai berikut:

a. lulusan Program Studi Sarjana Farmasi paling sedikit menguasai konsep

teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan kefarmasian secara umum dan

konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan keterampilan

tersebut secara mendalam;

b. lulusan Program Studi Profesi Apoteker paling sedikit menguasai teori aplikasi

bidang pengetahuan dan keterampilan kefarmasian.

(3) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) bersifat kumulatif dan/atau integratif.

Page 9: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(4) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dituangkan dalam bahan kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata

kuliah.

Bagian Keempat

Standar Proses Pembelajaran

Pasal 10

(1) Standar Proses Pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan

pembelajaran pada Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Profesi

Apoteker untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan.

(2) Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

a. karakteristik proses pembelajaran;

b. perencanaan proses pembelajaran;

c. pelaksanaan proses pembelajaran; dan

d. beban belajar mahasiswa.

Pasal 11

(1) Karakteristik proses pembelajaran pada Program Pendidikan Apoteker sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a terdiri atas sifat interaktif, holistik,

integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada

mahasiswa.

(2) Interaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian

pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah

antara mahasiswa dan dosen.

(3) Holistik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa proses

pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas

dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional.

(4) Integratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian

pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk

memenuhi capaian pembelajaran lulus secara keseluruhan dalam satu kesatuan

program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.

(5) Saintifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian

pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan

pendekatan ilmiah, sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem

Page 10: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan kefarmasian serta menjunjung tinggi nilai-

nilai agama dan kebangsaan.

(6) Kontekstual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian

pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan

dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahlian

kefarmasian.

(7) Tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian

pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan

karakteristik ilmu farmasi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui

pendekatan transdisiplin.

(8) Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian

pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan

internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum.

(9) Kolaboratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa capaian

pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan

interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

(10) Berpusat pada mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan

bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang

mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan

mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan

pengetahuan.

Pasal 12

(1) Perencanaan proses pembelajaran Program Pendidikan Apoteker sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b disusun untuk setiap mata kuliah dan

disajikan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS).

(2) Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam

kelompok ilmu farmasi dalam Program Studi.

(3) Rencana Pembelajaran Semester (RPS) paling sedikit memuat:

a. nama Program Studi, nama dan kode mata kuliah, semester, Satuan Kredit

Semester, nama dosen pengampu;

b. capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;

Page 11: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

c. kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk

memenuhi capaian pembelajaran lulusan;

d. bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;

e. metode pembelajaran;

f. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap

pembelajaran;

g. pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang

harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;

h. kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan

i. daftar referensi yang digunakan.

Pasal 13

(1) Pelaksanaan proses pembelajaran di Program Pendidikan Apoteker sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf e berlangsung dalam bentuk interaksi antara

dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu.

(2) Proses pembelajaran di setiap mata kuliah dilaksanakan sesuai Rencana

Pembelajaran Semester (RPS) dengan karakteristik sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11.

(3) Proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian oleh mahasiswa Program

Pendididikan Apoteker wajib mengacu pada Standar Penelitian.

(4) Proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat oleh

mahasiswa Program Pendididikan Apoteker wajib mengacu pada Standar

Pengabdian kepada Masyarakat.

Pasal 14

(1) Proses pembelajaran Program Pendidikan Apoteker melalui kegiatan kurikuler

wajib dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui berbagai mata kuliah dan

dengan beban belajar yang terukur.

(2) Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode

pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah untuk

mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam mata kuliah dalam rangkaian

pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

(3) Metode pembelajaran sebagaimana dinyatakan pada ayat (2) yang dapat dipilih

untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah meliputi diskusi kelompok, simulasi,

studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran

Page 12: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain,

yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

(4) Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode

pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan diwadahi dalam suatu

bentuk pembelajaran.

(5) Bentuk pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa:

a. kuliah;

b. responsi dan tutorial;

c. seminar;

d. praktikum, praktik lapangan; dan praktik kerja profesi;

e. penelitian, perancangan atau pengembangan;

f. pelatihan militer;

g. pertukaran pelajar;

h. magang;

i. wirausaha; dan/atau

j. bentuk lain pengabdian kepada masyarakat.

(6) Bentuk pembelajaran berupa penelitian, perancangan atau pengembangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf e wajib ditambahkan sebagai bentuk

pembelajaran bagi Program Pendidikan Apoteker.

(7) Bentuk pembelajaran berupa penelitian, perancangan, atau pengembangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (6) merupakan kegiatan mahasiswa Program

Pendidikan Apoteker di bawah bimbingan dosen dalam rangka pengembangan

sikap, pengetahuan, keterampilan, pengalaman otentik, serta meningkatkan

kesejahteran masyarakat dan daya saing bangsa.

(8) Bentuk pembelajaran berupa pengabdian kepada masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (5) huruf jwajib ditambahkan sebagai bentuk pembelajaran bagi

Program Pendidikan Apoteker.

(9) Bentuk pembelajaran berupa pengabdian kepada masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (8) merupakan kegiatan mahasiswa di bawah bimbingan dosen

dalam rangka memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian untuk

memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pasal 15

(1) Bentuk pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (5) dapat

dilakukan di dalam Program Studi dan di luar Program Studi.

Page 13: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(2) Bentuk pembelajaran di luar Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan proses pembelajaran yang terdiri atas:

a. Pembelajaran dalam Program Studi lain pada Perguruan Tinggi yang sama;

b. Pembelajaran dalam Program Studi yang sama pada Perguruan Tinggi yang

berbeda;

c. Pembelajaran dalam Program Studi lain pada Perguruan Tinggi yang berbeda;

dan

d. Pembelajaran pada lembaga non Perguruan Tinggi;

(3) Proses pembelajaran di luar Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

hufuf b, huruf c, dan huruf d dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara

Perguruan TInggi dengan Perguruan Tinggi lain atau lembaga lain yang terkait dan

hasil kuliah diakui melalui mekanisme transfer Satuan Kredit Semester.

(4) Proses pembelajaran di luar Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

merupakan kegiatan dalam program yang dapat ditentukan oleh Kementrian

dan/atau Pemimpin Perguruan Tinggi.

(5) Proses pembelajaran di luar Program Studi sebagaimana pada ayat (2)

dilaksanakan di bawah bimbingan dosen.

(6) Proses pembelajaran di luar Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf c dan huruf d dilaksanakan hanya bagi program sarjana dan sarjana terapan

di luar bidang kesehatan.

Pasal 16

(1) Beban belajar mahasiswa Program Pendidikan Apoteker sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran Satuan Kredit Semester.

(2) Semester merupakan satuan waktu proses pembelajaran efektif selama paling

sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir

semester.

(3) Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester dan Perguruan Tinggi Farmasi

dapat menyelenggarakan semester antara.

(4) Semester antara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diselenggarakan:

a. selama paling sedikit 8 (delapan) minggu;

b. beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (sembilan) Satuan Kredit Semester;

dan

c. sesuai beban belajar mahasiswa untuk memenuhi capaian pembelajaran yang

telah ditetapkan.

Page 14: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(5) Apabila semester antara diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan, tatap muka

paling sedikit 16 (enam belas) kali, termasuk ujian tengah semester antara dan ujian

akhir semester antara.

Pasal 17

(1) Masa dan beban belajar penyelenggaraan Program Pendidikan Apoteker:

a. paling lama 7 (tujuh) tahun akademik untuk Program Studi Sarjana Farmasi,

dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 144 (seratus empat puluh

empat) Satuan Kredit Semester;

b. paling lama 3 (tiga) tahun akademik untuk Program Studi Profesi Apoteker

setelah menyelesaikan Program Studi Sarjana Farmasi, dengan beban belajar

mahasiswa paling sedikit 24 (dua puluh empat) Satuan Kredit Semester.

(2) Program Studi Profesi Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

diselenggarakan sebagai program lanjutan yang tidak terpisah dari Program Studi

Sarjana Farmasi.

(3) Perguruan Tinggi Farmasi dapat menetapkan masa penyelenggaraan program

pendidikan kurang dari batas maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 18

(1) Pemenuhan masa dan beban belajar bagi mahasiswa Program Studi Sarjana

Farmasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (1) huruf a dapat dilaksanakan

dengan cara:

a. Mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam Program Studi pada Perguruan

Tinggi sesuai masa dan beban belajar; atau

b. Mengikuti proses pembelajaran di dalam Program Studi untuk memenuhi

sebagian masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti proses pembelajaran

di luar Program Studi sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat

(2)

(2) Perguruan Tinggi wajib memfasilitasi pelaksanaan pemenuhan masa dan beban

dalam proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

(3) Fasilitasi oleh Perguruan Tinggi untuk pemenuhan masa dan beban belajar dalam

proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan cara

sebagai berikut:

a. Paling sedikit 4 (empat) semester dan paling lama 11 (sebelas) semester

merupakan pembelajaran di dalam Program Studi

Page 15: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

b. 1 (satu) semester atau setara dengan 20 (dua puluh) satuan kredit semester

merupakan pembelajaran di luar Program Studi pada Perguruan Tinggi yang

sama; dan

c. paling lama 2 (dua) semester atau setara dengan 40 (empat puluh) satuan kredit

semester merupakan:

1. Pembelajaran pada Program Studi yang sama di Perguruan Tinggi yang

berbeda;

2. Pembelajaran pada Program Studi yang berbeda di Perguruan Tinggi yang

berbeda; dan/atau

3. Pembelajaran di luar Perguruan Tinggi

Pasal 19

(1) Bentuk pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses pembelajaran

berupa kuliah, responsi, atau tutorial, terdiri atas:

a. kegiatan proses belajar 50 (lima puluh) menit per minggu per semester;

b. kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per

semester; dan

c. kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.

(2) Bentuk pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses

pembelajaran berupa seminar atau bentuk lain yang sejenis, terdiri atas:

a. kegiatan proses belajar 100 (seratus) menit per minggu per semester; dan

b. kegiatan belajar mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester.

(3) Perhitungan beban belajar dalam sistem blok, modul, atau bentuk lain ditetapkan

sesuai dengan kebutuhan dalam memenuhi capaian pembelajaran.

(4) Bentuk pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses

pembelajaran berupa praktikum, praktik lapangan, praktik kerja profesi, penelitian,

perancangan, atau pengembangan, pelatihan militer, pertukaran pelajar, magang,

wirausaha, dan/atau pengabdian kepada masyarakat, 170 (seratus tujuh puluh)

menit per minggu per semester.

Pasal 20

(1) Beban belajar mahasiswa Program Studi Sarjana Farmasi yang berprestasi

akademik tinggi, setelah 2 (dua) semester pada tahun akademik yang pertama

dapat mengambil maksimum 24 (dua puluh empat) Satuan Kredit Semester per

semester pada semester berikutnya.

Page 16: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(2) Mahasiswa berprestasi akademik tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) merupakan mahasiswa yang mempunyai Indeks Prestasi Semester (IPS) lebih

besar dari 3,00 (tiga koma nol nol) dan memenuhi etika akademik.

Bagian Kelima

Standar Penilaian Pembelajaran

Pasal 21

(1) Standar Penilaian Pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian

proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian

pembelajaran lulusan Program Pendididikan Apoteker.

(2) Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) mencakup:

a. prinsip penilaian;

b. teknik dan instrumen penilaian;

c. mekanisme dan prosedur penilaian

d. pelaksanaan penilaian;

e. pelaporan penilaian; dan

f. kelulusan mahasiswa.

Pasal 22

(1) Prinsip penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a mencakup

prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara

terintegrasi.

(2) Prinsip edukatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian yang

memotivasi mahasiswa agar mampu:

a. memperbaiki perencanaan dan cara belajar; dan

b. meraih capaian pembelajaran lulusan.

(3) Prinsip otentik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian yang

berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang

mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

(4) Prinsip objektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian yang

didasarkan pada stándar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas

dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai.

Page 17: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(5) Prinsip akuntabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian

yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada

awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa.

(6) Prinsip transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penilaian

yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku

kepentingan.

Pasal 23

(1) Teknik penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf b terdiri atas

observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket.

(2) Instrumen penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf b terdiri

atas penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk

portofolio atau karya.

(3) Penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi.

(4) Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus

dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagi teknik dan instrumen

penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

(5) Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen

penilaian yang digunakan.

Pasal 24

(1) Mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf c, terdiri

atas:

a. menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria,

indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan

rencana pembelajaran;

b. melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen,

kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21;

c. memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil

penilaian kepada mahasiswa; dan

d. mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara

akuntabel dan transparan.

Page 18: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(2) Prosedur penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf c

mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi

kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir.

(3) Prosedur penilaian pada tahap perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dapat dilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang.

Pasal 25

(1) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf d

dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran.

(2) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilakukan oleh:

a. dosen pengampu atau tim dosen pengampu;

b. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan

mahasiswa; dan/atau

c. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan

pemangku kepentingan.

Pasal 26

(1) Pelaporan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf e berupa

kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah yang

dinyatakan dalam kisaran:

a. huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik;

b. huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori baik;

c. huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup;

d. huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang; atau

e. huruf E setara dengan angka 0 (nol) berkategori sangat kurang.

(2) Perguruan Tinggi Farmasi dapat menggunakan huruf antara dan angka antara untuk

nilai pada kisaran 0 (nol) sampai 4 (empat).

(3) Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap pembelajaran

sesuai dengan rencana pembelajaran.

(4) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan dengan

Indeks Prestasi Semester (IPS).

( 5 ) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir Program Studi Sarjana

Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker dinyatakan dengan Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK).

Page 19: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(6) Indeks Prestasi Semester (IPS) sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dinyatakan

dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai

huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan Satuan Kredit Semester mata kuliah

bersangkutan dibagi dengan jumlah Satuan Kredit Semester mata kuliah yang

diambil dalam satu semester.

(7) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dinyatakan

dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai

huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan Satuan Kredit Semester mata kuliah

bersangkutan dibagi dengan jumlah Satuan Kredit Semester mata kuliah yang

diambil yang telah ditempuh.

Pasal 27

(1) Mahasiswa Program Studi Sarjana Farmasi dinyatakan lulus apabila telah

menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian

pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh Program Studi dengan Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00 (dua koma nol nol).

(2) Kelulusan mahasiswa dari Program Studi Sarjana Farmasi dapat diberikan predikat

memuaskan, sangat memuaskan, atau pujian dengan kriteria:

a. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila mencapai

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh enam) sampai dengan

3,00 (tiga koma nol nol);

b. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabila

mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol satu) sampai

dengan 3,50 (tiga koma lima nol); atau

c. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma lima nol).

(3) Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker dinyatakan lulus, apabila telah

menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan, memiliki capaian pembelajaran

lulusan yang ditargetkan oleh Program Studi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

lebih besar atau sama dengan 3,00 (tiga koma nol nol), dan telah lulus Uji

Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI).

(4) Kelulusan mahasiswa dari Program Studi Profesi Apoteker dapat diberikan predikat

memuaskan, sangat memuaskan, dan pujian dengan kriteria:

Page 20: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

a. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila mencapai

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00 (tiga koma nol nol) sampai dengan 3,50

(tiga koma lima nol);

b. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabila

mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,51 (tiga koma lima satu) sampai

dengan 3,75 (tiga koma tujuh lima); atau

c. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK) lebih dari 3,75 (tiga koma tujuh lima).

(5) Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh:

a. ijazah, bagi lulusan Program Studi Sarjana Farmasi;

b. sertifikat profesi, bagi lulusan Program Studi Profesi Apoteker;

c. sertifikat kompetensi, bagi lulusan Program Pendidikan Apoteker dan/atau

memiliki prestasi di luar Program Studinya

d. gelar; dan

e. surat keterangan pendamping ijazah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan

perundang-undangan.

(6) Sertifikat profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b diterbitkan oleh

Perguruan Tinggi bersama dengan Kementerian, Kementerian lain, Lembaga

Pemerintah Non Kementerian, dan/atau Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).

(7) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c diterbitkan

oleh Perguruan Tinggi Farmasi, yang didelegasikan kepada Asosiasi Pendidikan

Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) bekerjasama dengan Ikatan Apoteker Indonesia

(IAI).

Bagian Keenam

Standar Dosen, Preseptor dan Tenaga Kependidikan

Pasal 28

Standar Dosen, Preseptor dan Tenaga Kependidikan merupakan kriteria minimal

tentang kualifikasi dan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan untuk

menyelenggarakan Program Pendidikan Apoteker dalam rangka pemenuhan capaian

pembelajaran lulusan.

Page 21: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Pasal 29

(1) Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani

dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan Program

Pendidikan Apoteker dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan

sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5.

(2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat

pendidikan paling rendah yang harus dipenuhi oleh seorang dosen dan dibuktikan

dengan ijazah.

(3) Kompetensi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dengan

sertifikat pendidik, dan/atau sertifikat profesi apoteker.

(4) Dosen Program Studi Sarjana Farmasi harus berkualifikasi akademik paling rendah

lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan ilmu farmasi.

(5) Dosen Program Studi Sarjana Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat

menggunakan dosen bersertifikat yang relevan dengan ilmu farmasi dan

berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI.

(6) Dosen Program Studi Profesi Apoteker harus berkualifikasi akademik paling rendah

lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan ilmu farmasi dan

berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun di bidang farmasi.

(7) Dosen Program Studi Profesi Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat

menggunakan dosen bersertifikat profesi apoteker, memiliki Surat Tanda Registrasi

Apoteker dan memiliki pengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun di bidang

farmasi serta berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI.

(8) Penyetaraan atas jenjang 9 (sembilan) KKNI sebagaimana dimaksud pada ayat

(13) dan ayat (15), dilakukan oleh Direktur Jenderal terkait sesuai dengan

kewenangannya melalui mekanisme rekognisi pembelajaran lampau.

Pasal 30

(1) Penghitungan beban kerja dosen didasarkan pada:

a. kegiatan pokok dosen mencakup:

1. perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses pembelajaran;

2. pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran;

3. pembimbingan dan pelatihan;

4. penelitian; dan

5. pengabdian kepada masyarakat;

b. kegiatan dalam bentuk pelaksanaan tugas tambahan; dan

USER
Highlight
USER
Highlight
USER
Highlight
Page 22: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

c. kegiatan penunjang.

(2) Beban kerja pada kegiatan pokok dosen sebagaimana dinyatakan pada ayat (1)

huruf a disesuaikan dengan besarnya beban tugas tambahan, bagi dosen yang

mendapatkan tugas tambahan.

(3) Beban kerja dosen sebagai pembimbing utama dalam penelitian terstruktur dalam

rangka penyusunan skripsi/tugas akhir atau karya lain yang setara paling banyak 10

(sepuluh) mahasiswa.

(4) Beban kerja dosen mengacu pada ekuivalen waktu mengajar penuh serta nisbah

dosen dan mahasiswa.

(5) Ekuivalensi waktu mengajar penuh serta nisbah dosen dan mahasiswa

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 31

(1) Dosen Program Pendidikan Apoteker terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap.

(2) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dosen berstatus

sebagai pendidik tetap pada 1 (satu) Perguruan Tinggi Farmasi dan tidak menjadi

pegawai tetap pada satuan kerja atau satuan pendidikan lain.

(3) Jumlah dosen tetap pada Perguruan Tinggi Farmasi paling sedikit 60% (enam puluh

persen) dari jumlah seluruh dosen.

(4) Jumlah dosen tetap yang ditugaskan untuk menjalankan proses pembelajaran pada

Program Studi Profesi Apoteker paling sedikit 5 (lima) orang.

(5) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (4) wajib memiliki keahlian di bidang

ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmu farmasi.

Pasal 32

(1) Preseptor adalah seseorang yang berpengalaman dan ahli di lingkungan

kerjanya, mempunyai jiwa kepemimpinan, ketrampilan komunikasi yang baik,

kemampuan membuat keputusan, kemauan mengajar dan mendidik,

mendukung perkembangan profesional, fleksibel dan mampu beradaptasi

dengan kebutuhan pembelajaran individu.

(2) Syarat perseptor adalah apoteker yang memiliki pengalaman kerja minimal 5

tahun, memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker, memiliki Sertifikat Kompetensi

Apoteker yang masih berlaku selama menjadi preseptor, memiliki Surat Ijin

Page 23: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Praktek Apoteker yang masih berlaku dan memiliki sertifikat pelatihan perseptor

yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan tinggi farmasi.

Pasal 33

(1) Tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan program

diploma 3 (tiga) yang dinyatakan dengan ijazah sesuai dengan kualifikasi tugas

pokok dan fungsinya.

(2) Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi

tenaga administrasi.

(3) Tenaga administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki kualifikasi

akademik paling rendah SMA atau sederajat.

(4) Tenaga kependidikan yang memerlukan keahlian khusus wajib memiliki sertifikat

kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya.

Bagian Ketujuh

Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Pasal 34

Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang

sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan isi dan proses pembelajaran dalam

rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker.

Pasal 35

(1) Standar Sarana Pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 paling

sedikit terdiri atas:

a. perabot;

b. peralatan pendidikan apoteker

c. media pendidikan apoteker;

d. buku, buku elektronik, dan repository kefarmasian;

e. sarana teknologi informasi dan komunikasi;

f. instrumentasi eksperimen kefarmasian;

g. sarana olahraga;

h. sarana berkesenian;

i. sarana fasilitas umum;

i. bahan habis pakai; dan

Page 24: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

j. sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.

(2) Jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan berdasarkan rasio penggunaan sarana sesuai dengan karakteristik

metode dan bentuk pembelajaran, serta harus menjamin terselenggaranya proses

pembelajaran dan pelayanan administrasi akademik.

Pasal 36

(1) Standar Prasarana Pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 paling

sedikit terdiri atas:

a. lahan;

b. ruang kelas;

c. perpustakaan;

d. laboratorium dan peralatan yang memenuhi Standar Minimal Laboratorium;

e. prasarana praktik kerja profesi;

f. tempat berolahraga;

g. ruang untuk berkesenian;

h. ruang unit kegiatan mahasiswa;

i. ruang pimpinan Perguruan Tinggi Farmasi;

j. ruang dosen;

k. ruang tata usaha; dan

l. fasilitas umum;

m. ruang OSCE;

n. apotek pendidikan

(2) Fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k meliputi:

a. jalan;

b. air;

c. listrik;

d. jaringan komunikasi suara; dan

e. data.

Pasal 37

(1) Lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a harus berada dalam

lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat untuk menunjang proses

pembelajaran.

(2) Lahan pada saat Perguruan Tinggi Farmasi didirikan wajib memiliki status :

Page 25: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

a. Hak Pakai atas nama Pemerintah sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat

Hak Pakai bagi Perguruan Tinggi Negeri; atau

b. Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai atas nama Badan

Penyelenggara sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Hak Milik, Hak Guna

Bangunan, atau Hak Pakai bagi Perguruan Tinggi Swasta.

Pasal 38

(1) Pedoman mengenai kriteria prasarana pembelajaran sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf n ditetapkan oleh Direktur

Jenderal terkait sesuai dengan kewenangannya.

(2) Prasarana praktik kerja profesi sebagaimana dimaksud pada pasal 36 ayat (1) butir

(e) wajib disediakan oleh Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Program

Pendidikan Apoteker.

(3) Prasarana praktik kerja profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. apotik;

b. rumah sakit;

c. puskesmas;

d. pedagang besar farmasi, dan

d. industri farmasi.

(4) Prasarana praktik kerja profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dipenuhi

oleh Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Program Pendidikan Apoteker

dengan membuat perjanjian kerja sama antara Perguruan Tinggi dengan pemegang

hak atas prasarana yang akan digunakan sebagai wahana praktik kerja profesi

tersebut.

Pasal 39

(1) Bangunan Perguruan Tinggi Farmasi harus memiliki standar kualitas minimal kelas

A atau setara.

(2) Bangunan Perguruan Tinggi Farmasi harus memenuhi persyaratan keselamatan,

kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik

yang berdaya memadai dan instalasi, baik limbah domestik maupun limbah khusus,

apabila diperlukan.

(3) Standar kualitas bangunan Perguruan Tinggi Farmasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2) didasarkan pada Peraturan Menteri yang menangani urusan

pemerintahan di bidang pekerjaan umum.

Page 26: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Pasal 40

(1) Perguruan Tinggi Farmasi harus menyediakan sarana dan prasarana yang dapat

diakses oleh mahasiswa yang berkebutuhan khusus.

(2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. pelabelan dalam tulisan Braille dan informasi dalam bentuk suara;

b. lerengan (ramp) untuk pengguna kursi roda;

c. jalur pemandu (guiding block) di jalan atau koridor di lingkungan kampus;

d. peta/denah kampus atau gedung dalam bentuk peta/denah timbul, dan

e. toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi roda.

(3) Pedoman mengenai sarana dan prasarana bagi mahasiswa yang berkebutuhan

khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam pedoman rinci yang

dikeluarkan oleh Direktur Jenderal terkait dengan kewenangannya.

Bagian Kedelapan

Standar Pengelolaan Pembelajaran

Pasal 41

(1) Standar Pengelolaan Pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta

pelaporan kegiatan pembelajaran pada Program Studi Sarjana Farmasi dan

Program Studi Profesi Apoteker.

(2) Standar pengelolaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi Pembelajaran, Standar

Proses Pembelajaran, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan, serta Standar

Sarana dan Prasarana Pembelajaran.

Pasal 42

(1) Pelaksanaan standar pengelolaan dilakukan oleh Unit Pengelola Program Studi

Sarjana Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker dan Perguruan Tinggi

Farmasi.

(2) Unit Pengelola Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib:

a. melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam setiap

mata kuliah;

Page 27: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

b. menyelenggarakan program pembelajaran sesuai Standar Isi, Standar Proses,

Standar Penilaian yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai capaian

pembelajaran lulusan;

c. melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana akademik dan budaya

mutu yang baik;

d. melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam rangka

menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran; dan

e. melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai sumber data

dan informasi dalam pengambilan keputusan perbaikan dan pengembangan

mutu pembelajaran;

(3) Perguruan Tinggi Farmasi dalam melaksanakan standar pengelolaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib:

a. menyusun kebijakan, rencana strategis, dan operasional dan dengan

pembelajaran yang dapat diakses oleh sivitas akademika dan pemangku

kepentingan, serta dapat dijadikan pedoman bagi Program Studi Sarjana

Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker dalam melaksanakan program

pembelajaran;

b. menyelenggarakan pembelajaran Program Pendidikan Apoteker sesuai dengan

capaian pembelajaran lulusan;

c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan Sarjana Farmasi dan Program

Studi Profesi Apoteker dalam melaksanakan program pembelajaran secara

berkelanjutan dengan sasaran yang sesuai dengan visi dan misi Perguruan

Tinggi Farmasi;

d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan Program Studi Sarjana

Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran;

e. memiliki panduan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan,

penjaminan mutu, dan pengembangan kegiatan pembelajaran dan dosen; dan

f. menyampaikan laporan kinerja Program Studi Sarjana Farmasi dan Program

Studi Profesi Apoteker dalam menyelenggarakan program pembelajaran paling

sedikit melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

Page 28: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Bagian Kesembilan

Standar Pembiayaan Pembelajaran

Pasal 43

(1) Standar Pembiayaan Pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen

dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka

pemenuhan capaian pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker

sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 7.

(2) Biaya investasi Program Pendidikan Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) merupakan bagian dari biaya Pendidikan Tinggi untuk pengadaan sarana dan

prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan.

(3) Biaya operasional Program Pendidikan Apoteker sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) adalah bagian dari biaya Pendidikan Tinggi yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biaya dosen, biaya tenaga

kependidikan.

(4) Biaya bahan operasional pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung.

(5) Biaya operasional Program Pendidikan Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditetapkan per mahasiswa per tahun yang disebut dengan standar satuan biaya

operasional Program Pendidikan Apoteker.

(6) Standar satuan biaya operasional Program Pendidikan Apoteker bagi Perguruan

Tinggi Negeri ditetapkan secara periodik oleh Menteri dengan mempertimbangkan:

a. jenis Program Studi;

b. tingkat akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi; dan

c. indeks kemahalan wilayah.

(6) Standar satuan biaya operasional Program Pendidikan Apoteker sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) menjadi dasar bagi setiap Perguruan Tinggi untuk

menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) Perguruan Tinggi

tahunan dan menetapkan biaya yang ditanggung oleh mahasiswa.

Pasal 44

Perguruan Tinggi Farmasi wajib:

a. mempunyai sistem pencatatan biaya dan melaksanakan pencatatan biaya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sampai pada satuan Program

Studi;

Page 29: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

b. melakukan analisis biaya operasional Program Pendidikan Apoteker sebagai

bagian dari penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan Perguruan Tinggi

yang bersangkutan; dan

c. melakukan evaluasi tingkat ketercapaian standar satuan biaya Program Pendidikan

Apoteker pada setiap akhir tahun anggaran.

Pasal 45

(1) Badan penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta atau Perguruan Tinggi

wajib mengupayakan pendanaan Program Pendidikan Apoteker dari berbagai

sumber di luar biaya pendidikan yang diperoleh dari mahasiswa.

(2) Komponen sumber pembiayaan lain di luar biaya pendidikan, antara lain:

a. hibah;

b. jasa layanan profesi apoteker;

c. dana lestari dari alumni dan filantropis; dan/atau

d. kerja sama kelembagaan pemerintah dan swasta.

(3) Perguruan Tinggi Farmas i wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur

dalam menggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan dalam

rangka peningkatan kualitas pendidikan.

BAB III

STANDAR PENELITIAN

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup Standar Penelitian

Pasal 46

Ruang lingkup Standar Penelitian terdiri atas:

a. Standar Hasil Penelitian;

b. Standar Isi Penelitian;

c. Standar Proses Penelitian;

d. Standar Penilaian Penelitian;

e. Standar Peneliti;

f. Standar Sarana dan Prasarana Penelitian;

g. Standar Pengelolaan Penelitian; dan

h. Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian.

Page 30: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Bagian Kedua

Standar Hasil Penelitian

Pasal 47

(1) Standar Hasil Penelitian merupakan kriteria minimal tentang mutu hasil penelitian

kefarmasian.

(2) Hasil penelitian di Perguruan Tinggi Farmasi diarahkan dalam rangka

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian, serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.

(3) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan semua luaran

yang dihasilkan melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara

sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik.

(4) Hasil penelitian mahasiswa, harus mememenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), capaian pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker, dan

ketentuan peraturan di Perguruan Tinggi Farmasi.

(5) Hasil penelitian yang tidak bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau tidak

membahayakan kepentingan umum atau nasional wajib disebarluaskan dengan

cara diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan, dan/atau cara lain yang dapat

digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat.

Bagian Ketiga

Standar Isi Penelitian

Pasal 48

(1) Standar Isi Penelitian merupakan kriteria minimal tentang kedalaman dan keluasan

materi penelitian kefarmasian.

(2) Kedalaman dan keluasan materi penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan di bidang farmasi.

(3) Materi pada penelitian dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus

berorientasi pada luaran penelitian yang berupa penjelasan atau penemuan untuk

mengantisipasi suatu gejala, fenomena, kaidah, model, atau postulat baru di bidang

farmasi.

(4) Materi pada penelitian terapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus

berorientasi pada luaran penelitian yang berupa inovasi serta pengembangan ilmu

Page 31: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

pengetahuan dan teknologi kefarmasian yang bermanfaat bagi masyarakat, dunia

usaha, dan/atau industri.

(5) Materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan mencakup materi kajian khusus

kefarmasian untuk kepentingan nasional.

(6) Materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan harus memuat prinsip-prinsip

kemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi kebutuhan kefarmasian masa

mendatang.

Bagian Keempat

Standar Proses Penelitian

Pasal 49

(1) Standar proses penelitian merupakan kriteria minimal tentang kegiatan penelitian

kefarmasian yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.

(2) Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan

yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai dengan otonomi

ilmu farmasi dan budaya akademik.

(3) Kegiatan penelitian di bidang farmasi harus mempertimbangkan standar mutu,

keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat,

dan lingkungan.

(4) Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Pendidikan Apoteker

dalam rangka melaksanakan tugas akhir atau skripsi pada Program Studi Sarjana

Farmasi, atau laporan praktik kerja pada Program Studi Profesi Apoteker harus

mememenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), capaian

pembelajaran lulusan Program Pendidikan Apoteker, dan ketentuan peraturan di

Perguruan Tinggi Farmasi.

(5) Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Pendidikan Apoteker

dinyatakan dalam besaran Satuan Kredit Semester sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 19 ayat (4).

Bagian Kelima

Standar Penilaian Penelitian

Pasal 50

(1) Standar penilaian penelitian merupakan kriteria minimal penilaian terhadap proses

dan hasil penelitian kefarmasian.

Page 32: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(2) Penilaian proses dan hasil penelitian di bidang farmasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip penilaian paling sedikit

memenuhi unsur:

a. edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi peneliti agar

terus meningkatkan mutu penelitiannya;

b. objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria yang bebas dari

pengaruh subjektivitas;

c. akuntabel, yang merupakan penilaian penelitian yang dilaksanakan dengan

kriteria dan prosedur yang jelas dan dipahami oleh peneliti; dan

d. transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya

dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

(3) Penilaian proses dan hasil penelitian di bidang farmasi harus memenuhi prinsip

penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan memperhatikan kesesuaian

dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian.

(4) Penilaian penelitian di bidang farmasi dapat dilakukan dengan menggunakan

metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran

ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil penelitian.

(5) Penilaian penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Pendidikan

Apoteker dalam rangka penyusunan skripsi atau laporan praktek kerja diatur

berdasarkan ketentuan peraturan di Perguruan Tinggi Farmasi.

Bagian Keenam

Standar Peneliti

Pasal 51

(1) Standar Peneliti merupakan kriteria minimal kemampuan peneliti untuk

melaksanakan penelitian kefarmasian.

(2) Peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki kemampuan tingkat

penguasaan metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu kefarmasian,

objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman penelitian.

(3) Kemampuan peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan:

a. kualifikasi akademik; dan

b. hasil penelitian.

(4) Kemampuan peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menentukan

kewenangan melaksanakan penelitian.

Page 33: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(5) Pedoman mengenai kewenangan melaksanakan penelitian ditetapkan oleh

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan.

Bagian Ketujuh

Standar Sarana dan Prasarana Penelitian

Pasal 52

(1) Standar Sarana dan Prasarana Penelitian merupakan kriteria minimal sarana dan

prasarana yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses penelitian

dalam rangka memenuhi hasil penelitian kefarmasian.

(2) Sarana dan prasarana penelitian sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

merupakan fasilitas Perguruan Tinggi Farmasi dan pemangku kepentingan yang

digunakan untuk:

a. memfasilitasi penelitian yang terkait ilmu farmasi;

b. proses pembelajaran; dan

c. kegiatan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

(3) Sarana dan prasarana penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus

memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan

keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan.

Bagian Kedelapan

Standar Pengelolaan Penelitian

Pasal 53

(1) Standar Pengelolaan Penelitian merupakan kriteria minimal tentang perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan

penelitian kefarmasian.

(2) Pengelolaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh unit

kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian.

(3) Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah lembaga penelitian,

lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang

sejenis sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan Perguruan Tinggi.

Pasal 54

(1) Kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2) wajib:

Page 34: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

a. menyusun dan mengembangkan rencana program penelitian sesuai dengan

rencana strategis penelitian Perguruan Tinggi;

b. menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan

mutu internal penelitian;

c. memfasilitasi pelaksanaan penelitian;

d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penelitian;

e. melakukan diseminasi hasil penelitian;

f. memfasilitasi peningkatan kemampuan peneliti untuk melaksanakan

penelitian, penulisan artikel ilmiah, dan perolehan Kekayaan Intelektual (KI);

dan

g. memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi.

(2) Perguruan Tinggi wajib:

a. memiliki rencana strategis penelitian yang merupakan bagian dari rencana

strategis Perguruan Tinggi;

b. menyusun kriteria dan prosedur penilaian penelitian paling sedikit menyangkut

aspek peningkatan jumlah publikasi ilmiah, penemuan baru di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan jumlah dan mutu bahan ajar;

c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi penelitian

dalam menjalankan program penelitian secara berkelanjutan;

d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi penelitian

dalam melaksanakan program penelitian;

e. memiliki panduan tentang kriteria peneliti dengan mengacu pada standar hasil,

standar isi, dan standar proses penelitian;

f. mendayagunakan sarana dan prasarana penelitian pada lembaga lain melalui

program kerja sama penelitian;

g. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi

sarana dan prasarana penelitian; dan

h. menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi penelitian

dalam menyelenggarakan program penelitian paling sedikit melalui Pangkalan

Data Pendidikan Tinggi.

Bagian Kesembilan

Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian

Pasal 55

Page 35: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(1) Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian merupakan kriteria minimal sumber

dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian kefarmasian.

(2) Perguruan Tinggi wajib menyediakan dana penelitian internal.

(3) Selain dari anggaran penelitian internal Perguruan Tinggi, pendanaan penelitian

dapat bersumber dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain di dalam

maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat.

(4) Pendanaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk

membiayai:

a. perencanaan penelitian;

b. pelaksanaan penelitian;

c. pengendalian penelitian;

d. pemantauan dan evaluasi penelitian;

e. pelaporan hasil penelitian; dan

f. diseminasi hasil penelitian.

(5) Mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian diatur oleh pemimpin

Perguruan Tinggi.

Pasal 56

(1) Perguruan Tinggi wajib menyediakan dana pengelolaan penelitian.

(2) Dana pengelolaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan

untuk membiayai:

a. manajemen penelitian yang terdiri atas seleksi proposal, pemantauan dan

evaluasi, pelaporan penelitian, dan diseminasi hasil penelitian;

b. peningkatan kapasitas peneliti; dan

c. insentif publikasi ilmiah atau insentif kekayaan intelektual (KI).

BAB IV

STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup Standar Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 57

Ruang lingkup Standar Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas:

a. Standar Hasil Pengabdian kepada Masyarakat;

Page 36: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

b. Standar Isi Pengabdian kepada Masyarakat;

c. Standar Proses Pengabdian kepada Masyarakat;

d. Standar Penilaian Pengabdian kepada Masyarakat;

e. Standar Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat;

f. Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian kepada Masyarakat;

g. Standar Pengelolaan Pengabdian kepada Masyarakat; dan

h. Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian kepada Masyarakat.

Bagian Kedua

Standar Hasil Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 58

(1) Standar Hasil Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kriteria minimal hasil

pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan

membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian guna memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

(2) Hasil pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. penyelesaian masalah kefarmasian yang dihadapi masyarakat dengan

memanfaatkan keahlian sivitas akademika;

b. pemanfaatan teknologi tepat guna;

c. bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknolog kefarmasian; atau

d. bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.

Bagian Ketiga

Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat

Pasal 59

(1) Standar Isi Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kriteria minimal tentang

kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat.

(2) Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Standar Hasil Pengabdian

kepada Masyarakat.

(3) Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari hasil penelitian atau

Page 37: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

(4) Hasil penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi:

a. hasil penelitian kefarmasian yang dapat diterapkan langsung dan dibutuhkan

oleh masyarakat pengguna;

b. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian dalam rangka

memberdayakan masyarakat;

c. teknologi tepat guna terkait kefarmasian yang dapat dimanfaatkan dalam rangka

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat;

d. model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomendasi kebijakan

kefarmasian yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha,

industri, dan/atau Pemerintah; atau

e. Kekayaan Intelektual (KI) kefarmasian yang dapat diterapkan langsung oleh

masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri.

Bagian Keempat

Standar Proses Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 60

(1) Standar Proses Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kriteria minimal

tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan.

(2) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa:

a. pelayanan kefarmasian kepada masyarakat;

b. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian;

c. peningkatan kapasitas masyarakat; atau

d. pemberdayaan masyarakat.

(3) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

wajib mempertimbangkan standar mutu, menjamin keselamatan kerja, kesehatan,

kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, dan lingkungan.

(4) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Program

Pendidikan Apoteker sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran harus diarahkan

untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan dan ketentuan peraturan di

Perguruan Tinggi.

Page 38: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

(5) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Program

Pendidikan Apoteker dinyatakan dalam besaran Satuan Kredit Semester

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4)

(6) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus diselenggarakan secara terarah,

terukur, dan terprogram.

Bagian Kelima

Standar Penilaian Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 61

(1) Standar Penilaian Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kriteria minimal

tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat.

(2) Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan secara terintegrasi paling sedikit memenuhi unsur:

a. edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi pelaksana agar

terus meningkatkan mutu pengabdian kepada masyarakat;

b. objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria penilaian dan bebas

dari pengaruh subjektivitas;

c. akuntabel, yang merupakan penilaian yang dilaksanakan dengan kriteria dan

prosedur yang jelas dan dipahami oleh pelaksana pengabdian kepada

masyarakat; dan

d. transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya

dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

(3) Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat harus memenuhi

prinsip penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan memperhatikan

kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses pengabdian

kepada masyarakat.

(4) Kriteria minimal penilaian hasil pengabdian kepada masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. tingkat kepuasan masyarakat;

b. terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada masyarakat

sesuai dengan sasaran program;

c. dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmas ian di

masyarakat secara berkelanjutan;

Page 39: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

d. terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta

pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi kefarmasian; atau

e. teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan kefarmasian yang dapat

dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.

(5) Penilaian pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan

metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran

ketercapaian kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil pengabdian kepada

masyarakat.

Bagian Keenam

Standar Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 62

(1) Standar Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kriteria minimal

kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

(2) Pelaksana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib memiliki penguasaan metodologi penerapan ilmu farmasi, jenis kegiatan, serta

tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan.

(3) Kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan:

a. kualifikasi akademik; dan

b. hasil pengabdian kepada masyarakat.

(4) Kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) menentukan kewenangan melaksanakan pengabdian kepada

masyarakat.

(5) Pedoman mengenai kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan.

Bagian Ketujuh

Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 63

(1) Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kriteria

minimal tentang sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses

Page 40: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi hasil pengabdian

kepada masyarakat.

(2) Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) merupakan fasilitas Perguruan Tinggi Farmasi dan pemangku

kepentingan yang digunakan untuk:

a. memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat paling sedikit yang terkait dengan

penerapan ilmu farmasi yang dikelola Perguruan Tinggi Farmasi dan area

sasaran kegiatan;

b. proses pembelajaran; dan

c. kegiatan penelitian.

(3) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi

standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan.

Bagian Kedelapan

Standar Pengelolaan Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 64

(1) Standar Pengelolaan Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kriteria minimal

tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta

pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

(2) Pengelolaan pengabdian kepada masyarkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk

mengelola pengabdian kepada masyarakat.

(3) Kelembagaan pengelola pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) adalah lembaga pengabdian kepada masyarakat, lembaga penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lain yang sejenis sesuai dengan

kebutuhan dan ketentuan Perguruan Tinggi.

Pasal 65

(1) Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 64 ayat (2) wajib:

a. menyusun dan mengembangkan rencana program pengabdian kepada

masyarakat sesuai dengan rencana strategis pengabdian kepada masyarakat

Perguruan Tinggi;

b. menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan

mutu internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat;

Page 41: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

c. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;

d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengabdian

kepada masyarakat;

e. melakukan diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat;

f. memfasilitasi kegiatan peningkatan kemampuan pelaksana pengabdian

kepada masyarakat;

g. memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada masyarakat

yang berprestasi;

h. mendayagunakan sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat

pada lembaga lain melalui kerja sama;

i. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi

sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; dan

j. menyusun laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikelolanya.

(2) Perguruan Tinggi Farmasi wajib:

a. memiliki rencana strategis pengabdian kepada masyarakat yang merupakan

bagian dari rencana strategis Perguruan Tinggi;

b. menyusun kriteria dan prosedur penilaian pengabdian kepada masyarakat

paling sedikit menyangkut aspek hasil pengabdian kepada masyarakat dalam

menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan

teknologi kefarmasian guna memajukan kesejahteraan umum serta

mencerdaskan kehidupan bangsa;

c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi pengabdian

kepada masyarakat dalam menjalankan program pengabdian kepada

masyarakat secara berkelanjutan;

d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi

pengabdian kepada masyarakat dalam melaksanakan program pengabdian

kepada masyarakat;

e. memiliki panduan tentang kriteria pelaksana pengabdian kepada masyarakat

dengan mengacu pada Standar Hasil, Standar Isi, dan Standar Proses

Pengabdian kepada Masyarakat;

f. mendayagunakan sarana dan prasarana pada lembaga lain melalui kerja sama

pengabdian kepada masyarakat;

g. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi

sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; dan

Page 42: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

h. menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi pengabdian kepada

masyarakat dalam menyelenggarakan program pengabdian kepada

masyarakat paling sedikit melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

Bagian Kesembilan

Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian kepada Masyarakat

Pasal 66

(1) Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian kepada masyarakat merupakan

kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian

kepada masyarakat.

(2) Perguruan Tinggi wajib menyediakan dana internal untuk pengabdian kepada

masyarakat.

(3) Selain dari dana internal Perguruan Tinggi, pendanaan pengabdian kepada

masyarakat dapat bersumber dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain di

dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat.

(4) Pendanaan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen atau instruktur

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk membiayai:

a. perencanaan pengabdian kepada masyarakat;

b. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;

c. pengendalian pengabdian kepada masyarakat;

d. pemantauan dan evaluasi pengabdian kepada masyarakat;

e. pelaporan pengabdian kepada masyarakat; dan

f. diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat.

(5) Mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat diatur

oleh pemimpin Perguruan Tinggi.

Pasal 67

(1) Perguruan Tinggi wajib menyediakan dana pengelolaan pengabdian kepada

masyarakat.

(2) Dana pengelolaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) digunakan untuk membiayai:

a. manajemen pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas seleksi

proposal, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, dan diseminasi hasil

pengabdian kepada masyarakat; dan

Page 43: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

b. peningkatan kapasitas pelaksana.

BAB V

KETENTUAN LAIN

Pasal 68

(1) Pendirian Program Studi Profesi Apoteker harus bersamaan dengan pendirian

Program Studi Sarjana Farmasi, divisitasi dan harus mendapat rekomendasi dari

Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) dan /atau unsur atau

lembaga pendidikan lain.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 69

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini:

a. lahan dan bangunan Perguruan Tinggi yang digunakan melalui perjanjian sewa

menyewa wajib menyesuaikan dengan ketentuan Pasal 36 dan Pasal 38 paling lama

10 (sepuluh) tahun;

b. pengelolaan dan penyelenggaraan Perguruan Tinggi Farmasi wajib menyesuaikan

dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun; dan.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 70

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka semua peraturan tentang Standar

Pendidikan Apoteker di Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 71

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Aagar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri

ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Page 44: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal .....................

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

........................................

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...................

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

..........................................

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ...... NOMOR .......

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan …………………………………. NIP

Page 45: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

SALINAN LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN NOMOR ...... TAHUN 2020

TENTANG STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER

INDONESIA

A. RUMUSAN SIKAP

Lulusan Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker harus

memiliki sikap sebagai berikut:

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap

religius.

2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan

agama, moral dan etika.

3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila.

4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,

memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan kepercayaaan

serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.

6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap

masyarakat dan lingkungan.

7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.

9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya

secara mandiri; dan

10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

B . RUMUSAN KETERAMPILAN UMUM

Lulusan Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker harus

memiliki keterampilan umum sebagai berikut:

No. PS Sarjana Farmasi PS Profesi Apoteker

1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi

Mampu mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan, yang dapat

Page 46: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya

dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya.

2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur.

Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar profesi kerja profesinya;

3. Mampu bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya.

4. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi hasil kajiannya dalam bentuk bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman Perguruan Tinggi

5. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman Perguruan Tinggi

6. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data

Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif.

7. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega dan sejawat, baik di dalam maupun di luar lembaganya

Mampu bekerjasama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya.

8. Mampu mengembangkan dan memeliharan jaringan kerja dengan masyarakat profesinya dan kliennya.

9. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian

Mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya.

Page 47: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya

10. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dan

Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat.

11. Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.

12. Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja

13. Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis organisasi

14. Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau pengembangan kebijakan nasional pada bidang profesinya.

15. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengambangan hasil kerja profesinya.

C. RUMUSAN KETERAMPILAN KHUSUS

Lulusan Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker harus

memiliki keterampilan khusus sebagai berikut:

No. PS Sarjana Farmasi PS Profesi Apoteker

1. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan merancang upaya preventif dan promotif kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Health promotion)

Mampu melakukan upaya preventif dan promotif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Health promotion)

2. Mampu menelusuri dan menyediakan informasi terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan secara tepat, akurat dan sesuai dengan kebutuhan

Mampu memberikan pelayanan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan secara tepat, akurat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat (Medicines information and advice)

Page 48: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

masyarakat (Medicines information and advice)

3. Mampu memahami prinsip penilaian dan pemilihan obat dan sediaan farmasi lainnya secara rasional berdasarkan pedoman, pertimbangan ilmiah dan berbasis bukti (Assesment of medicines)

Mampu melakukan penilaian dan pemilihan obat dan sediaan farmasi lainnya secara rasional berdasarkan pedoman, pertimbangan ilmiah, dan berbasis bukti (Assesment of medicines)

4. Mampu memahami prinsip penyiapan (compounding) sediaan farmasi sesuai pedoman (Compounding medicines)

Mampu melakukan penyiapan (compounding) sediaan farmasi sesuai pedoman (Compounding medicines)

5. Mampu memahami prinsip penyerahan (dispensing) sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai pedoman (Dispensing)

Mampu melakukan penyerahan (dispensing) sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai pedoman (Dispensing)

6. Mampu menyiapkan informasi terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan kepada pasien (Medicines)

Mampu memberikan informasi terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan kepada pasien (Medicines)

7. Mampu memahami prinsip pemantauan terapi obat dan sediaan farmasi lainnya untuk memastikan keamanan penggunaannya (Monitor medicines)

Mampu melakukan pemantauan terapi obat dan sediaan farmasi lainnya untuk memastikan keamanan penggunaannya (Monitor medicines)

8. Mampu memahami tahap-tahap konsultasi dan konseling sediaan farmasi sesuai kebutuhan dan pemahaman pasien (Patient consultation and diagnosis)

Mampu melakukan konsultasi dan konseling sediaan farmasi sesuai kebutuhan dan pemahaman pasien (Patient consultation and diagnosis)

9. Mampu memahami prinsip manajemen keuangan (Budget and reimbursement)

Mampu mengelola manajemen keuangan (Budget and reimbursement)

10. Mampu memahami prinsip manajemen sumber daya manusia (SDM) (HR Management)

Mampu mengelola manajemen sumber daya manusia (SDM) (HR Management)

11. Mampu melakukan upaya peningkatan pelayanan kefarmasian (Improvement service)

12. Mampu memahami prinsip perencanaan, pengadaan dan penerimaan bahan baku, sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai ketentuan secara efektif dan efisien (Procurement)

Mampu mengelola perencanaan, pengadaan dan penerimaan bahan baku, sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai ketentuan secara efektif dan efisien (Procurement)

13. Mampu memahami prinsip penyimpanan, penyaluran (distribusi), penarikan dan pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai

Mampu mengelola penyimpanan, penyaluran (distribusi), penarikan dan pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai ketentuan

Page 49: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

ketentuan secara efektif dan efisien (Supply chain and management)

secara efektif dan efisien (Supply chain and management)

14. Mampu memahami prinsip pengelolaan tempat kerja (Workplace management)

Mampu mengelola tempat kerja (Workplace manajemen)

15. Mampu memahami teknik komunikasi efektif secara verbal dan non verbal untuk membangun hubungan interpersonal dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya (Communication skills)

Memiliki ketrampilan komunikasi efektif secara verbal maupun non verbal untuk membangun hubungan interpersonal dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya (Communication skills)

16. Mampu mawas diri dan melakukan upaya pengembangan diri secara berkelanjutan (CPD) untuk meningkatkan mutu praktik kefarmasian

17. Mampu memahami prinsip praktik kefarmasian secara profesional, legal dan etik untuk menjamin keamanan individu, komunitas dan masyarakat (Professional, ethical and legal practice)

Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional, legal dan etik untuk menjamin keamanan individu, komunitas dan masyarakat (Professional, ethical and legal practice)

18. Mampu memahami prinsip penjaminan mutu dan riset di tempat kerja (QA and research in the workplace)

Mampu melakukan penjaminan mutu dan riset di tempat kerja (QA and research in the workplace)

19. Mampu memahami prinsip manajemen diri (Self-management)

Memiliki ketrampilan manajemen diri (Self-management)

D. RUMUSAN PENGETAHUAN

Lulusan Program Studi Sarjana Farmasi dan Program Studi Profesi Apoteker harus

memiliki pengetahuan sebagai berikut:

No. PS Sarjana Farmasi PS Profesi Apoteker

1. Mampu memahami konsep teoritis ilmu dasar biomedik (basic biomedical sciences), ilmu kefarmasian (pharmaceutical sciences), farmasi sosial/perilaku/ administrasi (social, behavioral/administrative pharmacy sciences) dan farmasi klinik (clinical sciences) secara mendalam

Mampu mengaplikasikan ilmu kefarmasian (pharmaceutical sciences), farmasi sosial/perilaku/administrasi (social/behavioral/administrative pharmacy sciences) dan farmasi klinik (clinical sciences) dalam praktik kefarmasian

Page 50: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Format Sertifikat Profesi Apoteker

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal .....................

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

........................................

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan …………………………………. NIP

Page 51: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Lampiran Format Sertifikat Profesi Apoteker

UNIVERSITAS AAAAAAAAAAA SERTIFIKAT PROFESI

Certificate of Profession

Nomor :

Number

Diberikan Kepada

This is to certify that

...............................

Nomor Induk Mahasiswa

Student ID Number

..................................

Tempat, Tanggal Lahir

Place, Date of Birth

...................................

Kewarganegaraan

Nationality

...................................

telah memenuhi semua syarat penyelesaian program profesi apoteker,

has fulfilled all requirements for completing pharmacist profession program,

dan lulus Uji Kompetensi Apoteker Indonesia.

and has passed the National Competence Examination for Indonesian Pharmacist.

Kepadanya diberikan sebutan profesi

He/She is designated as

APOTEKER

PHARMACIST

yang berlaku seumur hidup, sesuai hak dan kewajiban yang melekat pada sebutan profesi tersebut.

valid for life, and admitted to have right for professional practice according to the rights and obligations of those designated profession.

Dekan Fakultas Farmasi

Dean of Faculty of Pharmacy

Prof. Dr. xxxxxxxx

Diterbitkan di Bandung, ......................

Issued in Bandung, 31 December 2019

Rektor

Rector

Prof. Dr. yyyyyyy

FOTO (dilengkapi tanda tangan maha-

siswa)

Page 52: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Lampiran Standar Minimal Laboratorium

STANDAR MINIMAL LABORATORIUM PENDIDIKAN SARJANA

FARMASI DAN APOTEKER

1. LABORATORIUM BIDANG KEILMUAN FARMASETIKA/TEKNOLOGI FARMASI

NO KOMPETENSI PERALATAN YANG

DIBUTUHKAN

KETERANGAN

1 Kemampuan dasar

praformulasi sediaan

(Farmasi Fisik)

Ayakan bertingkat untuk

penentuan ukuran granul/partikel

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Mikroskop untuk penentuan

ukuran partikel

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Uji titik lebur 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

2. Kemampuan membuat

sediaan farmasi dalam

bentuk padat/solida

Timbangan gram

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat uji sifat alir serbuk/granul

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat uji serbuk ruahan dan

serbuk mampat

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Lemari pengering

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat uji kadar air granul

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat pembuat granul (termasuk

ayakan)

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat pencampur

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

Page 53: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Mesin cetak tablet (bukan

manual)

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat uji waktu hancur

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat uji disolusi 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

3. Kemampuan membuat

sediaan farmasi dalam

bentuk semipadat dan

cairan

Timbangan gram

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat pencampur dan homogenizer

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Penangas air 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat uji kekentalan/viskosimeter 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat uji pH (pH meter) 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok.

Uji bobot jenis (piknometer) 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok.

Alat untuk pengukuran tegangan

permukaan

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

4 Kemampuan membuat

sediaan farmasi steril

Filter membrane G3 dan G5

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Otoklaf

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

Page 54: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat penutup dan pemotong

ampul

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat penutup vial

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Laminar air flow

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa tiap praktikum.

Alat pengukur pH

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat uji kejernihan

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Uji sterilitas sediaan (dapat

digabung dengan fasilitas di

laboratorium mikrobiologi)

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

5. Kemampuan

menetapkan kadar

obat dalam sediaan

farmasi (dapat

digabung dengan

fasilitas laboratorium

kimia farmasi)

Spektrofotometer UV-Vis

1 alat untuk maksimal 15

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

2. LABORATORIUM BIDANG KEILMUAN BIOLOGI FARMASI

NO KOMPETENSI PERALATAN YANG

DIBUTUHKAN

KETERANGAN

1.

Kemampuan menentukan

bahan/bagian tanaman

/bahan alam dan

menyiapkannya sesuai

ketentuan Good

Agricultural and Collecting

Practices (GACP)

Pustaka standar:

Buku Farmakope Herbal

Indonesia dan Materia Medika

Indonesia

1 set MMI edisi yang lengkap

untuk seluruh mahasiswa

1 set FHI edisi yang lengkap

dan terbaru (saat ini edisi thn

2017) untuk seluruh

mahasiswa

Alat pemotong bahan tanaman

obat

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

Alat pengering bahan tanaman

obat

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

Alat penyerbuk bahan

tanaman obat

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

2. Kemampuan mengenal sifat

makroskopik dan

mikroskopik tanaman obat

Mikroskop

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok.

Page 55: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

3.

Kemampuan melakukan

ekstraksi senyawa aktif

dalam tanaman obat

Ekstraktor

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Rotary Evaporator

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Penangas air

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Lampu UV 254 dan 365

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Lemari asam 1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Kulkas 1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

4.

Kemampuan

mengidentifikasi kandungan

kimia senyawa dalam

simplisia/ekstrak/isolate dari

bahan alam

Seperangkat alat KLT

(plate KLT jadi/atau

membuat sendiri, chamber,

penyemprot, wadah reagen)

1 perangkat alat untuk

maksimal 30 mahasiswa

praktikum tiap praktikum.

KLT densitometer

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

Spektrofotometer UV-Vis

1 perangkat alat untuk

maksimal 30 mahasiswa

praktikum tiap praktikum.

3. LABORATORIUM BIDANG KEILMUAN KIMIA FARMASI

NO KOMPETENSI PERALATAN YANG

DIBUTUHKAN

KETERANGAN

1 Kemampuan melakukan

analisis kuantitatif

senyawa obat secara

volumetri

Lemari asam

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

Timbangan analisis (mg)

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Buret

1 alat untuk maksimal 2

mahasiswa.

Pipet volume

1 alat untuk maksimal 2

mahasiswa.

2. Kemampuan melakukan

analisis senyawa obat

secara instrumental

Lemari asam

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum

Page 56: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

Timbangan analisis (miligram)

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Spektrofotometer UV-Vis

1 alat untuk maksimal 15

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

4. LABORATORIUM BIDANG KEILMUAN FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

NO KOMPETENSI PERALATAN YANG

DIBUTUHKAN KETERANGAN

1 Kemampuan melakukan

compounding sediaan

extemporaneous sesuai

standar

Timbangan gram digital

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok.

Mortir dan stamfer

Pencetak pil

Pencetak suppo

Gelas ukur

Beker glass

Pengaduk gelas

1 alat untuk 1 mahasiswa

praktikum.

Tablet crusher

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian antar

kelompok

Pulveres packaging 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian antar

kelompok

2 Kemampuan melakukan

rekonstitusi/pengencera

n sirup kering

menggunakan air suling

Gelas ukur 1 alat untuk 1 mahasiswa

praktikum.

3 Kemampuan melakukan

rekonstitusi sediaan

steril

LAF simulasi 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian antar

kelompok

4 Kemampuan melakukan

komunikasi, informasi

dan edukasi kepada

tenaga kesehatan lain

dan pasien

Seperangkat alat rekam medik 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian antar

kelompok

Resep simulator 1 alat untuk 1 mahasiswa

praktikum.

Obat simulator 1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

Page 57: RANCANGAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN ... Draft Standar...2020/04/20  · Pasal 5 (1) Standar Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Apoteker merupakan kriteria minimal tentang

5. LABORATORIUM BIDANG KEILMUAN FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI

NO KOMPETENSI PERALATAN YANG

DIBUTUHKAN KETERANGAN

1 Kemampuan melakukan

uji farmakologi pada

hewan uji

Alat uji antiinflamasi

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat uji anelgetika

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Alat uji sedatif 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

2 Kemampuan melakukan

uji farmakologi pada

hewan uji

Alat pengambilan sampel

material hayati (darah, urin)

pada hewan uji

1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Sentrifigasi 1 alat untuk maksimal 6

mahasiswa praktikum tiap

kelompok. Praktikum dapat

diselenggarakan bergantian

antar kelompok

Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi

1 alat untuk maksimal 30

mahasiswa praktikum tiap

praktikum.

6. Ruang Computer Based Test (CBT) dan Objective Structure Clinical Examination (OSCE) yang

sesuai dengan standar yang ditentukan oleh LPUK Tenaga kesehatan.