rancangan peraturan daerah kabupaten buleleng

38
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERBEKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, perlu dibentuk Peraturan Daerah ; b. bahwa sesuai dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengembalian Peristilahan sebutan Kepala Desa, Dusun dan Kepala Dusun perlu disesuaikan istilah Kepala Desa menjadi Perbekel, Dusun menjadi Banjar Dinas dan Kepala Dusun menjadi Klian Banjar Dinas ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b di atas maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Tata Cara Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Perbekel ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ) ; 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893 ) ; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

Upload: trandung

Post on 26-Jan-2017

227 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

NOMOR 10 TAHUN 2006

TENTANG

TATA CARA PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERBEKEL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULELENG,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, perlu dibentuk Peraturan Daerah ;

b. bahwa sesuai dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengembalian Peristilahan sebutan Kepala Desa, Dusun dan Kepala Dusun perlu disesuaikan istilah Kepala Desa menjadi Perbekel, Dusun menjadi Banjar Dinas dan Kepala Dusun menjadi Klian Banjar Dinas ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan

huruf b di atas maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Tata Cara Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Perbekel ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ) ;

2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893 ) ;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4400) ;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) ;

Page 2: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

7. Undang –Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Repbulik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4437 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4438) ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULELENG

dan

BUPATI BULELENG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERBEKEL

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Buleleng.2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah

Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

4. Bupati adalah Bupati Buleleng5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 3: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa yang disebut nama Perbekel dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

9. Pemilihan Perbekel adalah proses pembentukan panitia pemilihan perbekel, penetapan calon perbekel yang berhak dipilih, penetapan calon perbekel terpilih dan mengusulkan calon perbekel terpilih kepada bupati untuk disahkan menjadi perbekel terpilih.

10. Panitia adalah Panitia Pemilihan Perbekel yang di bentuk oleh BPD .11. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan untuk

mendapatkan Bakal Calon dari warga masyarakat desa setempat.12. Bakal Calon adalah Warga masyarakat Desa setempat yang berdasarkan penjaringan

oleh Panitia Pemilihan ditetapkan sebagai Bakal Calon Perbekel.13. Penyaringan adalah kegiatan yang dilakukan oleh panitia pemilihan untuk menyeleksi

bakal calon Perbekel baik dari segi administrasi, pengetahuan maupun kemampuan kepemimpinan para Bakal Calon.

14. Calon adalah Calon Perbekel yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan di tetapkan oleh Panitia Pemilihan untuk mengikuti seleksi sebagai calon yang berhak dipilh.

15. Calon yang berhak dipilih adalah Calon Perbekel yang telah lolos dari seleksi dan mendapat persetujuan serta ditetapkan oleh BPD untuk mengikuti pemilihan Perbekel.

16. Calon terpilih adalah Calon Perbekel yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan Perbekel.

17. Pemilih adalah Penduduk Desa yang bersangkutan dan telah memenuhi persyaratan untuk menggunakan hak pilihnya.

18. Hak Pilih adalah hak yang dimiliki pemilih untuk menentukan sikap pilihannya.19. Penjabat Perbekel adalah seorang pejabat yang diangkat oleh Bupati yang diusulkan

oleh Camat untuk melaksanakan hak, wewenang dan kewajiban Perbekel sampai terpilihnya perbekel yang definitif.

20. Pegawai Negeri Sipil/TNI/Polri adalah mereka yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang –undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan yang berlaku.

21. Kampanye pemilihan perbekel yang selanjutnya disebut kampanye adalah kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan menewarkan visi,misi dan program pasangan calon.

BAB II

PEMILIHAN PERBEKEL

Bagian KesatuMekanisme Pemilihan

Pasal 2

(1) BPD memberitahukan kepada Perbekel mengenai akan berakhirnya masa jabatan Perbekel secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan.

(2) BPD melakukan proses pemilihan Perbekel paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Perbekel.

Page 4: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

(3) Proses pemilihan Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah membentuk panitia pemilihan, menetapkan calon Perbekel terpilih dan mengusulkan calon perbekel terpilih kepada Bupati untuk disyahkan menjadi Perbekel terpilih.

Pasal 3

(1) Perbekel dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat.

(2) Pemilihan Perbekel bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

(3) Pemilihan Perbekel dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan tahap pemilihan.

Bagian KeduaPembentukan Panitia Pemilihan Perbekel

Pasal 4

(1) Untuk pencalonan dan pemilihan Perbekel, BPD membentuk Panitia Pemilihan yang terdiri dari unsur perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat.

(2) Tokoh masyarakat yang dimaksud ayat (1) meliputi Klian Desa Pekraman, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda, dan pemuka-pemuka masyarakat lainnya.

(3) Panitia Pemilihan dimaksud ayat (1) melakukan pemeriksaan identitas bakal calon berdasarkan persyaratan yang ditentukan, melaksanakan pemungutan suara dan melaporkan pelaksanaan pemilihan Perbekel kepada BPD.

Pasal 5

(1) Panitia pemilihan melaksanakan penjaringan dan penyaringan bakal calon perbekel sesuai persyaratan.

(2) Bakal Calon Perbekel yang sudah memenuhi persyaratan ditetapkan sebagai Calon Perbekel oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 6

(1) Calon Perbekel yang berhak dipilih diumumkan kepada masyarakat di tempat-tempat yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

(2) Calon Perbekel dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan oleh Panitia Pemilihan.

(4) Perbekel, Penjabat Perbekel dan perangkat Desa sebagai Calon Perbekel cuti selama pelaksanaan kampanye.

Page 5: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Pasal 7

(1) Anggota panitia pemilihan Perbekel berjumlah ganjil, paling sedikit 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang.

(2) Ketua, Sekretaris, Bendahara panitia pemilihan Perbekel merangkap anggota.

(3) Apabila Ketua, Sekretaris, Bendahara atau diantara anggota Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) , ada yang mencalonkan untuk menjadi calon Perbekel atau berhalangan tetap, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari keanggotaan Panitia dan perubahan susunan Panitia Pemilihan ditetapkan kembali oleh BPD.

Pasal 8

Panitia pemilihan perbekel mempunyai tugas dan wewenang :a. mengumumkan pendaftaran dan Persyaratan penerimaan bakal calon Perbekel ;b. menetapkan jadwal proses pencalonan dan pemilihan calon Perbekel ; c. menerima pendaftaran bakal calon Perbekel ;d. menerima dan melakukan penelitian persyaratan administrasi bakal calon untuk

ditetapkan menjadi calon ;e. mengumumkan nama-nama calon yang berhak dipilih ;f. menetapkan surat suara untuk pemungutan suara ;g. melaksanakan pemungutan suara ;h. membuat berita acara pemilihan ;i. mengajukan rencana biaya pemilihan ;j. melaksanakan pendaftaran pemilih untuk selanjutnya disyahkan oleh Ketua Panitia

Pemilihan ;k. mengambil keputusan apabila timbul permasalahan ;l. menetapkan pembantalan pemilihan berkenaan dengan pelanggaran tata tertib

pemilihan dan ;m. melaporkan pelaksanaan pemilihan Perbekel kepada BPD.

Bagian KetigaPersyaratan Pemilih

Pasal 9

Penduduk desa Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara pemilihan Perbekel sudah berumur 17 tahun atau sudah / pernah kawin mempunyai hak memilih.

Pasal 10

Yang dapat memilih perbekel adalah penduduk Desa warga negara Republik Indonesia yang :a. terdaftar sebagai penduduk Desa yang bersangkutan secara sah dan telah bertempat

tinggal sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dengan tidak terputus-putus pada saat pendaftaran pemilih ;

b. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa ingatannya dan ;c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pegadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

Page 6: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Bagian KeempatTata Cara Pendaftaran Pemilih

Pasal 11

(1) Pendaftaran pemilih oleh Panitia, dilaksanakan dari rumah ke rumah untuk menghindari terdaftarnya pemilih dibawah umur, pemilih dari luar desa, tidak terdaftarnya pemilih atau pemilih terdaftar 2 (dua) kali.

(2) Jika pada pendaftaran pemilih ditemukan lebih dari 1 (satu) bukti yang sah mengenai usia pemilih, maka yang dijadikan dasar penentuan usia pemilih adalah bukti yang sah menurut waktu yang ditetapkan paling lama dan dikeluarkan oleh instansi yang berwenang .

(3) Daftar pemilih yang sudah ditetapkan oleh Panitia diumumkan di papan pengumuman yang terbuka sehingga masyarakat mengetahuinya .

Bagian KelimaPersyaratan Calon Perbekel

Pasal 12

(1) Calon Perbekel adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan :a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah ;

c. berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Pertama dan/atau sederajat ;d. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun ;e. bersedia dicalonkan menjadi Perbekel ;f. penduduk desa setempat ;g. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan

hukuman paling singkat 5 (lima) tahun ;h. tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai

kekuatan hukum tetap ;i. belum pernah menjabat sebagai Perbekel paling lama 10 (sepuluh) tahun atau 2

(dua) kali masa jabatan ;j. bersedia dan sanggup mengayomi adat-istiadat setempat ;k. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat katerangan dari Pihak

yang berwenang ;

(2) Pegawai Negeri Sipil/TNI/Polri yang mencalonkan diri sebagai Calon Perbekel selain harus memenuhi persyaratan dimaksud pada Ayat (1), harus pula memiliki surat keterangan persetujuan dari pejabat yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 13

(1) Bagi Pegawai Negeri Sipil/TNI/Polri yang dipilih/diangkat menjadi Perbekel dibebaskan untuk sementara waktu dari jabatan organiknya selama menjadi Perbekel tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil

Page 7: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

(2) Perbekel yang dipilih / diangkat dari Pegawai Negeri Sipil/TNI/Polri, berhak mendapat gaji , kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, penghasilan lainnya dan kepadanya dapat diberikan tambahan penghasilan dari Desa yang bersangkutan yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(3) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( DP3 ) Pegawai Negeri Silpil/TNI/Polri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1 ) diberikan oleh Instansi Induknya setelah mendapat pertimbangan Camat

(4) Pegawai Negeri Sipil/TNI/Polri yang telah selesai melaksanakan tugasnya sebagai Perbekel dikembalikan ke Instansi Induknya.

Bagian Keenam Penetapan Calon Perbekel

Pasal 14

Calon tunggal dapat dimungkinkan setelah Panitia Pemilihan membuka Pendaftaran perpanjangan sebanyak 3 (tiga) kali sesuai jadwal pemilihan.

Pasal 15

(1) Rapat penetapan Calon Perbekel dihadiri oleh Camat, panitia pemilihan, pimpinan dan anggota BPD serta dihadiri oleh calon yang berhak dipilih.

(2) Apabila calon yang berhak dipilih sakit mendadak dan tidak bisa menghadiri Pelaksanaan Rapat Penetapan, maka yang bersangkutan dapat diganti dengan foto .

(3) Apabila calon yang berhak dipilih mengundurkan diri sebelum atau sesudah di tetapkan, dinyatakan gugur sebagai calon.

Bagian KetujuhPelaksanaan Pemungutan Suara

Pasal 16

(1) Pelaksanaan Pemungutan Suara dihadiri oleh Tim Monitoring Pemerintah Kabupaten, Camat, Panitia, anggota BPD, saksi dan calon yang berhak dipilih.

(2) Pemungutan Suara dilaksanakan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan ketentuan setiap TPS digunakan paling banyak untuk 600 pemilih .

(3) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, panitia membuka kotak suara dan memperlihatkan kepada para pemilih dan saksi bahwa kotak suara dalam keadaan kosong serta ditutup kembali, mengunci dan menyegel dengan menggunakan kertas yang telah dibubuhi cap atau stempel Panitia.

(4) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diajukan oleh calon yang berhak dipilih dan ditetapkan oleh panitia.

(5) Selama pelaksanaan pemungutan suara berlangsung, anak kunci kotak suara dipegang oleh ketua Panitia.

Page 8: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Pasal 17

(1) Pemilih yang hadir diberikan selembar surat suara oleh panitia melalui pemanggilan berdasarkan urut-urutan daftar hadir.

(2) Setelah menerima surat suara, pemilih memeriksa atau meneliti dan apabila surat suara dimaksud dalam keadaan cacat atau rusak, pemilih berhak meminta surat suara baru setelah menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak.

(3) Bentuk dan model surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh panitia berpedoman pada Peraturan Bupati.

Pasal 18

(1) Pencoblosan surat suara dilaksanakan dalam bilik suara dengan menggunakan alat yang telah disediakan oleh Panitia.

(2) Pemilih yang telah keluar dari bilik suara adalah pemilih yang telah menggunakan hak pilihnya.

(3) Pemilih yang salah mencoblos surat suara, dapat meminta surat suara baru setelah menyerahkan surat suara yang salah dicoblos kepada Panitia .

(4) Setelah surat suara dicoblos, pemilih memasukkan surat suara dalam keadaan terlipat ke dalam kotak suara yang disediakan .

Pasal 19

(1) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para calon yang berhak dipilih harus berada di tempat yang telah ditentukan oleh panitia untuk mengikuti pelaksanaan Pemilihan Perbekel.

(2) Panitia Pemilihan menjaga agar setiap orang yang berhak memilih hanya memberikan satu suara dan menolak pemberian suara yang diwakilkan dengan alasan apapun.

(3) Untuk menghindari terjadinya pemilih yang mewakilkan, Panitia dapat mewajibkan pemilih memperlihatkan KTP atau tanda bukti lain yang dianggap sah.

Pasal 20

Panitia menentukan batas waktu pelaksanaan pemungutan suara dengan tidak menutup kemungkinan untuk mengakhiri pelaksanaan pemungutan suara sebelum waktu yang ditentukan atau melebihi batas waktu yang ditentukan atas kesepakatan para calon yang berhak dipilih.

Bagian KedelapanPelaksanaan Penghitungan Suara

Pasal 21

(1) Setelah pelaksanaan pemungutan suara dinyatakan selesai dilakukan penghitungan suara.

Page 9: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

(2) Panitia memeriksa keutuhan kotak suara, membuka kotak suara dan menghitung surat suara setelah saksi-saksi hadir

(3)Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap dilaksanakan dalam hal saksi tidak hadir sampai batas waktu yang ditentukan panitia.

Pasal 22

Setiap lembar surat suara diteliti satu per satu untuk mengetahui keabsahan surat suara yang diberikan kepada calon yang berhak dipilih dan kemudian panitia menyebutkan nomor urut dan/atau foto yang dicoblos serta mencatat di papan tulis yang di tempatkan sedemikian rupa, sehingga dapat dilihat dengan jelas.

Pasal 23

(1) Surat suara dianggap tidak sah apabila :a. tidak menggunakan surat suara yang telah ditetapkan ;b. tidak ditanda tangani Ketua Panitia ;c. terdapat tanda-tanda lain selain tanda yang telah ditetapkan ;d. ditanda tangani atau memuat yang menunjukkan identitas pemilih ;e. memberikan suara untuk lebih dari 1 (satu ) calon ;f. mencoblos tidak tepat pada bagian dalam batas kotak gambar yang disediakan

dan ;g. coblosan mengena garis batas kotak gambar.

(2) Alasan-alasan yang menyebabkan surat suara tidak sah, diberitahukan kepada pemilih, calon dan saksi-saksi pada saat itu juga.

(3) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai sah atau tidak sahnya surat suara, antara Panitia dengan Calon atau Saksi, maka Ketua Panitia berkewajiban untuk menentukan dan bersifat mengikat.

Bagian KesembilanPenetapan Hasil Penghitungan Suara

Pasal 24

(1) Calon perbekel yang dinyatakan terpilih adalah calon yang mendapatkan dukungan suara terbanyak.

(2) Panitia melaporkan hasil Pemilihan Perbekel selambat-lambatnya 2 (dua) hari kepada BPD.

(3) Calon perbekel terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan BPD berdasarkan Laporan dan Berita Acara Pemilihan dari Panitia.

(4) Calon Perbekel terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan oleh BPD kepada Bupati melalui Camat untuk disahkan menjadi Perbekel terpilih.

(5) Bupati menerbitkan Keputusan tentang Pengesahan Pengangkatan Perbekel terpilih paling lama 15 ( lima belas ) hari terhitung tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari BPD.

Page 10: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Pasal 25

(1) Apabila lebih dari 1 orang calon mendapat dukungan suara terbanyak sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (1) dengan jumlah yang sama, maka diadakan pemilihan ulang hanya untuk calon-calon yang berhak dipilih dengan perolehan jumlah suara yang sama .

(2) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dilaksanakan selambat-lambatnya 30 hari sejak penandatanganan Berita Acara Pemilihan .

(3) Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hasilnya tetap sama, maka untuk penetapan calon yang dinyatakan terpilih untuk ditetapkan sebagai calon perbekel terpilih diputuskan dalam rapat pleno BPD.

BAB III

PELANTIKAN PERBEKEL

Pasal 26

(1) Perbekel terpilih dilantik oleh Bupati paling lama 15 ( lima belas ) hari terhitung tanggal penerbitan Keputusan Bupati.

(2) Pelantikan Perbekel dapat dilaksanakan di desa bersangkutan dihadapan masyarakat.

(3) Sebelum memangku jabatannya, Perbekel mengucapkan sumpah/janji

(4) Susunan sumpah / janji perbekel dimaksud adalah sebagai berikut :“Demi Allah ( Tuhan ) saya bersumpah / berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Perbekel dengan sebaik-baiknya,sejujur-jujurnya,dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala Peraturan Perundang-Undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi desa, daerah,dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Pasal 27

Apabila pelaksanaan pelantikan Perbekel jatuh pada hari libur, maka pelantikan dilaksanakan pada hari kerja berikutnya atau sehari sebelum hari libur.

Pasal 28

Pelantikan Perbekel yang tidak dapat dilaksanakan tepat waktu karena alasan-alasan yang dapat dipertangungjawabkan, dapat ditunda paling lama 3 ( tiga ) bulan sejak tanggal disahkan Perbekel terpilih dengan persetujuan Bupati atas usulan Camat, dengan ketentuan bahwa Perbekel lama tetap melaksanakan tugasnya selama masa penundaan tersebut.

Pasal 29

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 berlaku pula bagi Desa yang dijabat oleh Penjabat Perbekel.

Page 11: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

BAB IV

PEMBERHENTIAN PERBEKEL

Pasal 30

(1) Perbekel berhenti karena :a. meninggal dunia ;b. permintaan sendiri dan ;c. diberhentikan.

(2) Pemberhentian Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena :a. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru ;b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap

secara berturut – turut selama 6 (enam) bulan ;c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Perbekel ;d. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan ;e. tidak melaksanakan kewajiban perbekel dan/atau ;f. melanggar larangan bagi Perbekel.

(3) Usul pemberhentian Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b dan ayat (2) huruf a dan huruf b diusulkan oleh pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat, berdasarkan keputusan musyawarah BPD.

(4) Usul pemberhentian perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f disampaikan oleh BPD kepada Bupati melalui Camat berdasarkan keputusan musyawarah BPD yang dihadiri oleh ⅔ (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD.

(5) Pengesahan pemberhentian Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak usul diterima.

(6) Setelah dilakukan pemberhentian Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Bupati mengangkat Penjabat Perbekel.

(7) Bagi Perbekel yang berakhir masa jabatannya dapat ditunjuk oleh Bupati menjadi penjabat Perbekel bersamaan dengan penetapan keputusan pemberhentiannya sebagai Perbekel sampai ditetapkannya Perbekel definitif dengan ketentuan paling lama 6 bulan.

Pasal 31

(1) Perbekel diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD apabila dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan keputusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Perbekel diberhentikan oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Page 12: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Pasal 32

(1) Perbekel diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD karena berstatus sebagai tersangka melakukan tindak pidana korupsi, terorisme, makar dan atau tindak pidana terhadap keamanan negara.

(2) Perbekel diberhentikan oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD apabila terbukti melakukan tidak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 33

(1) Perbekel yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dan Pasal 32 ayat (1), setelah melalui proses peradilan ternyata tidak terbukti bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan, Bupati harus merehabilitasi dan atau mengaktifkan kembali perbekel yang bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatan.

(2) Apabila Perbekel yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah berakhir masa jabatannya Bupati hanya merehabilitasi Perbekel yang bersangkutan.

Pasal 34

Apabila Perbekel diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dan pasal 32 ayat (1) , Sekretaris Desa melaksanakan tugas dan kewajiban Perbekel sampai adanya putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan tetap.

Pasal 35

Apabila Perbekel diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dan Pasal 32 ayat (2) Bupati mengangkat Penjabat Perbekel dengan tugas pokok menyelenggarakan pemilihan Perbekel paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 36

(1) Tindakan penyidikan terhadap Perbekel dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Bupati.

(2) Hal – hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan ;danb. diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana

mati.

(3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberitahukan secara tertulis oleh atasan penyidik kepada Bupati paling lama 3 (tiga) hari.

(4) Untuk kepentingan proses hukum Bupati dapat membebas tugaskan Perbekel atas usul BPD melalui Camat.

Page 13: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

BAB V

PEMBATALAN PEMILIHAN DAN KETENTUAN PIDANA PEMILIHAN

Bagian Kesatu Pembatalan Pemilihan Perbekel

Pasal 37

Pembatalan Pemilihan dalam hal tertentu dapat dilakukan oleh Bupati berdasarkan usulan dari BPD dan Panitia melalui Camat.

Bagian KeduaKetentuan Pidana

Pasal 38

(1) Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar mengenai diri sendiri atau diri orang lain tentang sesuatu hal yang diperlukan untuk pengisian daftar pemilih, diancam dengan pidana penjara paling singkat 15 (lima belas) hari dan paling lam 3 (tiga) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

(2)Setiap orang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya dan orang yang kehilangan hak pilihnya tersebut mengadukan, diancam dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah).

(3) Setiap orang dengan sengaja memalsukan surat yang menurut suatu aturan dalam Peraturan Daerah ini diperlukan untuk menjalankan suatu perbuatan dengan maksud untuk digunakan sendiri atau orang lain sebagai seolah-olah surat sah atau tidak dipalsukan, diancam dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam ) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp.6.000.000,- (enam juta rupiah).

(4) Setiap orang dengan sengaja dan mengetahui bahwa suatu surat dimaksud ayat (3)

adalah tidak sah atau dipalsukan, menggunakannya, atau menyuruh orang lain menggunakannya sebagai surat sah, diancam dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp.6.000.000,- (enam juta rupiah).

(5) Setiap orang yang dengan kekerasan atau dengan ancaman kekuasaan yang ada padanya saat pendaftaran pemilih menghalang-halangi seseorang untuk terdaftar sebagai pemilih dalam pemilihan Perbekel menurut Peraturan Daerah ini, diancam dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp.6.000.000,- (enam juta rupiah).

(6) Setiap orang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar atau menggunakan surat palsu seolah-olah sebagai surat yang sah tentang suatu hal yang diperlukan bagi persyaratan untuk menjadi calon perbekel, diancam dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp.6.000.000,- (enam juta rupiah).

Page 14: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Pasal 39

(1) Setiap orang dengan sengaja melakukan kampanye di luar jadwal waktu yang telah ditentukan oleh Panitia pemilihan untuk masing-masing calon perbekel sebagaimana dimasud dalam Pasal 6 ayat (3), diancam dengan pidana penjara paling singkat 15 (lima belas) hari dan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).

(2) Setiap orang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar dalam laporan dana kampanye, diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dan paling banyak Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

Pasal 40

(1) Setiap orang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dan menghalang-halangi seseorang yang akan melakukan haknya untuk memilih, diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dan paling banyak Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

(2) Setiap orang dengan sengaja memberi atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada seseorang supaya tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih calon Perbekel tertentu, atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya menjadi tidak sah, diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dan paling banyak Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

(3) Setiap pada waktu pemungutan suara dengan sengaja mengaku dirinya sebagai orang lain untuk menggunakan hak pilihnya, diancam dengan pidana penjara paling singkat 15 (lima belas) hari dan paling lama 60 (enam puluh) hari dan/atau denda paling sedikit Rp.1.00.000,- (seratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).

(4) Setiap orang yang pada waktu pemungutan suara dengan sengaja memberikan suaranya lebih dari satu kali di satu atau lebih TPS, diancam dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 4 (empat) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah).

(5) Setiap orang yang dengan sengaja menggagalkan pemungutan suara, diancam dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dan paling banyak Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

Page 15: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

(6) Seorang majikan atau atasan yang tidak memberikan kesempatan kepada seorang pekerja untuk memberikan suaranya, kecuali dengan alasan bahwa pekerjaan tersebut tidak bisa ditinggalkan, diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dan paling banyak Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

Pasal 41

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang menyebabkan suara seseorang pemilih menjadi tidak berharga atau menyebabkan calon Perbekel tertentu mendapat tambahan suara atau perolehan suaranya berkurang, diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dan paling banyak Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

(2) Setiap orang yang dengan sengaja merusak atau menghilangkan hasil pemungutan suara yang sudah disegel, diancam dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) dan paling banyak Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).

(3) Setiap orang yang karena kelalainnya menyebabkan rusak atau hilangnya hasil pemungutan suara yang sudah disegel, diancam dengan pidana penjara paling singkat 15 (lima belas) hari dan paling lama 2 (dua) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).

(4) Setiap orang dengan sengaja mengubah hasil perhitungan suara dan atau berita acara hasil penghitungan suara, diancam dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dan paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Pasal 42

Jika tindak pidana dilakukan dengan sengaja oleh panitia pemilihan atau calon Perbekel, ancaman pidananya ditambah 1/3 (satu per tiga) dari pidana yang diatur dalam pasal 38, Pasal 39, Pasal 40 dan Pasal 41.

BAB VI

BIAYA PEMILIHAN PERBEKEL

Pasal 43

(1) Biaya Pemilihan Perbekel dibebankan kepada Pemerintah Desa bersama dengan warga desa setempat dan/atau bantuan Pemerintah Kabupaten.

(2) Biaya pemilihan Perbekel yang berasal dari Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

(3) Biaya Pemilihan Perbekel dipergunakan sejak persiapan sampai dengan Pelantikan.

Page 16: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 44

(1) Camat wajib membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagamana dimaksud pada ayat (1) antara lain:a. memfasilitasi pelaksanaan pemilihan, pelantikan dan

pemberhentian perbekel dan;b. mengawasi penggunaan biaya pemilihan.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 45

(1) Apabila Penyelenggaraan pemilihan sampai pelentikan Perbekel tidak terlaksana sesuai jadwal yang telah ditetapkan BPD melalui Camat mengusulkan perpanjangan waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah mendapat persetujuan Bupati.

(2) Dengan adanya persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka Perbekel yang ada tetap melaksanakan tugasnya sampai dilantiknya Perbekel terpilih.

(3) Apabila perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ternyata belum cukup, maka BPD mengusulkan kepada Bupati melalui Camat untuk ditetapkan Penjabat perbekel.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 46

(1) Kepala Desa/Perbekel yang terpilih dan telah ditetapkan sebelum Peraturan Daerah ini berlaku dan/atau setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah tetap bertugas dengan masa jabatan sesuai yang diatur dalam Perda ini.

(2) Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah ini maka Penjabat Kepala Desa/Perbekel yang telah berakhir masa jabatannya wajib melaksanakan pemilihan Perbekel paling lambat 3 (tiga) bulan sejak ditetapkannya Peraturan Daerah ini.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 47

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 8 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Page 17: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Pasal 48

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Buleleng.

Ditetapkan di Singaraja.pada tanggal 13 nopember 2006

BUPATI BULELENG,

PUTU BAGIADA

Diundangkan di Singarajapada tanggal Nopember 2006

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULELENG,

I KETUT ARDHA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2006 NOMOR……..

Page 18: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

NOMOR 10 TAHUN 2006

TENTANG

TATA CARA PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERBEKEL

I. PENJELASAN UMUM

Perbekel dipilih lansung oleh dan dari penduduk desa Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan dengan masa jabatan 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Perbekel pada dasarnya bertanggungjawab kepada rakyat desa yang prosedur pertanggungjawabannya disampaikan kepada Bupati melalui Camat. Kepada BPD Perbekel wajib memberikan Keterangan Pertanggungjawaban dan kepada rakyat menyampaikan informasi pokok-pokok pertanggungjawabannya, namun tetap memberikan peluang kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan dan/atau meminta keterangan lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan pertanggungjawaban dimaksud.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas

Pasal 2Cukup jelas

Pasal 3Ayat (1)

Yang dimaksud dengan penduduk desa adalah Penduduk yang memiliki KTP ( kartu tanda penduduk ) Desa bersangkutan atau memiliki tanda bukti yang sah sebagai penduduk desa bersangkutan.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup Jelas

Pasal 4Cukup jelas

Pasal 5Cukup jelas

Page 19: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Pasal 6Cukup Jelas

Pasal 7Cukup jelas

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Cukup jelas

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Cukup jelas

Pasal 12Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan “bertakwa” dalam ketentuan ini dalam arti taat menjalankan kewajiban agamanya.

Huruf bYang dimaksud dengan “setia” adalah tidak pernah terlibat gerakan sparatis, tidak pernah melakukan gerakan inkonstitusional atau dengan kekerasan untuk mengubah dasar negara serta tidak pernah melanggar Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Yang dimaksud dengan “setia kepada pemerintah” adalah yang mengakui pemerintahan yang sah menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fYang dimaksud dengan “penduduk desa setempat” adalah penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk Desa bersangkutan atau memiliki tanda bukti yang sah sebagai penduduk desa bersangkutan.

Huruf gCukup jelas

Huruf hCukup jelas

Page 20: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Huruf iYang dimaksud dengan “masa jabatan paling lama 10 (sepuluh) tahun” adalah masa jabatan yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.Yang dimaksud dengan “dua kali masa jabatan” adalah seseorang yang menjabat sebagai Kepala Desa selama dua kali masa jabatan baik secara berturut-turut maupun tidak.

Huruf jCukup jelas

Huruf kCukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14Cukup jelas

Pasal 15Cukup jelas

Pasal 16Cukup Jelas

Pasal 17Cukup Jelas

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Cukup Jelas

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Pasal 24Cukup jelas

Page 21: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28Cukup jelas

Pasal 29Cukup jelas

Pasal 30Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas

Huruf bTidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan dan/atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan tidak termasuk dalam rangka melaksanakan tugas dalam rangka kegiatan yang berkaitan dengan pemerintahan.

Huruf cCukup jelas

Huruf dPernyataan melanggar sumpah/janji jabatan ditetapkan dengan keputusan pengadilan.

Huruf e Cukup jelas

Huruf f Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)Cukup jelas

Ayat (7)Cukup jelas

Page 22: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas

Pasal 34Cukup jelas

Pasal 35Cukup jelas

Pasal 36Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Pemberitahuan secara tertulis dapat didahului dengan pemberitahuan lisan melalui alat komunikasi.

Ayat (4)Cukup jelas

Pasal 37Cukup jelas

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas

Pasal 40Cukup jelas

Pasal 41Cukup jelas

Pasal 42Cukup jelas

Pasal 43Cukup jelas

Pasal 44Cukup jelas

Page 23: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

Pasal 45Cukup jelas

Pasal 46Cukup jelas

Pasal 47Cukup jelas

Pasal 48Cukup jelas

Page 24: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

I. Beberapa penyempurnaan Ranperda tentang Tata Cara Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Perbekel

1. Perubahan penulisan Konsideran Mengingat angka 7

2. Penghilangan kata “ pemeriksaan dan seleksi “ pada Konsideran Mengingat angka 12

3. Pemindahan Pasal 5 ke-bagain Keenam Pasal 12 dan perubahan judul bagian menjadi (Penjaringan dan Penetapan Calon Perbekel).

4. Penambahan ayat pada Pasal 14 yang menjadi Pasal 13 pada Bagian Keenam yaitu tentang pembatasan jumlah calon Perbekel.

5. Pemindahan Pasal 6 ke-bagiab baru yaitu Bagian Ketujuh (Kampanye) Pasal 15.

5. Penambahan kata “yang ditetapkan” ada ayat (4) Pasal 15 tsb diatas.

6. Panambahan kata “diri” pada Pasal 7 ayat (3) yang menjadi Pasal 5

7. Penambahan ayat (2) pada Pasal 16 mengenai TPS

8. Penambahan 4 ayat pada Bagian Penghitungan Suara Pasal 21

9. Pergeseran dan perubahan ayat (2) Pasal 21 ke ayat (2) asal 22

10. Ayat (2) Pasal 22 dijadikan Pasal baru yaitu Pasal 23

11. Perubahan ancaman denda paling banyak 50 juta Pasal 42 ayat (4).

12. Perubahan beberapa teknis penulisan dan penyesuaian urutan pasal-pasal

II. Renperda BPD

1. Penambahan pada Konsideran menimbang huruf a.

2. Perbaikan beberapa teknis penulisan

3. Perubahan penulisan Konsideran Mengingat angka 7

4. Penghapusan ayat (1) Pasal 14.

III. Ranperda Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Perdes

1. Penambahan pada Konsideran menimbang huruf a .

2. Perbaikan beberapa teknis penulisan

3. Perubahan penulisan Konsideran Mengingat angka 7

4. Penghapusan Angka 9 s/d 11 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1

5. Pemindahan Ayat (5) dan ayat (6) Pasal 2 menjadi ayat (3) dan ayat (4) Pasal 4 sebagai pasal baru.

Page 25: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

6. Penambahan ayat (1) dan ayat (2) dalam pasal 4

7. Peminahan ayat (4) Pasal 7 menjadi ayat (3) pada Pasal di atasnya.

8. Penghapusan kata “tentang APBDes” pada Pasal 8 ayat (1).

IV. Ranperda Pembentukan, panghapusan dan Perubahan Status desa.

1. Penambahan pada Konsideran menimbang huruf a .

2. Perbaikan beberapa teknis penulisan

3. Perubahan penulisan Konsideran Mengingat angka 7

4. Perubahan bunyi ayat (6) pada Pasal 3

5. Penambahan kata “jelas dan tegas” pada ayat (2) Pasal 5

6. Perubahan urut-urutan ayat pada Pasal 6 yaitu ayat (3) menjadi ayat (2), ayat (4) menjadi ayat (3) dan ayat (2) menjadi ayat (4).

7. Penambahan kata “ untuk dapat diproses penetapannya” pada ayat (2) Pasal 7 dan Pasal 10 ayat (2)

8. Perubahan bunyi ayat (2) Pasal 14

9. Penambahan ayat (3) pada Pasal 14.

10. Perubahan urut-urutan ayat 3 menjdi ayat (5) pada Pasal 14.

V. Ranperda tentang Keuangan Desa dan Perencanaan Pembangunan Desa .

1. Penambahan pada Konsideran menimbang huruf a .

2. Perbaikan beberapa teknis penulisan

3. Perubahan penulisan Konsideran Mengingat angka 7

4. Judul Bagian Kesatu (Pengelolaan Keuangan Desa) dinaikkan di atas Pasal 2

5. Bagian Kedua (Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa) dan Pasl 5 dihapus dijadikan satu dengan Pasal 4.

6. Penyesuaian urut-urutan Bagian dan Pasal.

VI.Ranperda tentang Kerjasama antar desa dan dg Pihak Ketiga

1. Penambahan pada Konsideran menimbang huruf a .

2. Perbaikan beberapa teknis penulisan

3. Perubahan penulisan Konsideran Mengingat angka 7

Page 26: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG

VII. Ranperda tentang Pedoman rganisasi Pemdes

1. Penambahan pada Konsideran menimbang huruf a .

2. Perbaikan beberapa teknis penulisan

3. Perubahan penulisan Konsideran Mengingat angka 7

4. Pergeseran Pasal 9 ke Bagian Kedua raian Tugas Pasal 15, dengan Pasal lain mengikuti.

5. Penggantian istilah pada Pasal 11 huruf i, SLTP menjadi SMP.

6. Penggantian kata pada Pasal 12 ayat (1), “persetujuan BPD” menjadi “pertimbangan BPD”Karena BPD tidak mempunyai kewenangan untuk itu.

7. Pasal 13 diganti seluruhnya.

8. Penghapusan kalimat pada Pasal 24 ayat (3) “oleh perbekel dengan persetujuan Pimpinan BPD berdasarkan musyawarah BPD”pertimbanganya BPD tidak mempunyai kewenangan untuk itu.Penghapusan ayat (4).

9. Penghapusan kalimat pada Pasal 25 ayat (1) “ melalui persetujuan BPD”Penggantian kata “Kepala Desa” menjadi “Perbekel”Penambahan kalimat “ sedangkan untuk Sekretaris Desa diangkat oleh sekretaris Daerah”

10. Penghapusan ayat (2) pada Pasal 25

11. Penggantian kalimat pada Pasal 25 ayat (3) “ maka Perbekel .....dst” menjadi “ maka pemberhentian .... dst”

12. Penghapusan Pasal 26 dan Pasal 27.

13. Penambahan kalimat pada Pasal 30 ayat (2) setelah kata Perangkat Desa “ yang diberikan penghasilan tetap” dan kalimat “ yang berstatus Pegawai Negeri sipil”

14. Pergeseran BAB V menjadi Bab VI.

15. Perubahan seluruhnya bunyi pada Pasal 31.

Page 27: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG
Page 28: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG