rancangan penelitian

14
1.1 Latar Belakang Tanah memegang peranan penting dalam usaha pertanian oleh karena itu perlu adanya pengetahuan khusus tentang hal itu untuk dapat mengelola tanah dengan baik. Karena dari penentuan tanah dengan benar dapat ditentukan jenis tanaman yang sesuai dengan lahan tersebut. Kualitas tanah menunjukkan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang berperan dalam menyediakan kondisi untuk pertumbuhan tanaman, aktivitas biologi, mengatur aliran air dan sebagai filter lingkungan terhadap polutan. Kesuburan Tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah faktor pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu : Bahan induk, Iklim, Relief, Organisme, atau Waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam pembahasan ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan indikator utama mutu kesuburan. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui nilai ph tanah pengamatan 2. Untuk mengetahui nilai unsur C-Organik pada tanah pengamatan 3. Untuk mengetahui nilai N-total pada tanah pengamatan

Upload: taufiq-ismail

Post on 15-Apr-2016

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Manajemen Kesuburan Tanah

TRANSCRIPT

Page 1: rancangan penelitian

1.1 Latar Belakang

Tanah memegang peranan penting dalam usaha pertanian oleh karena itu perlu adanya pengetahuan khusus tentang hal itu untuk dapat mengelola tanah dengan baik. Karena dari penentuan tanah dengan benar dapat ditentukan jenis tanaman yang sesuai dengan lahan tersebut. Kualitas tanah menunjukkan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang berperan dalam menyediakan kondisi untuk pertumbuhan tanaman, aktivitas biologi, mengatur aliran air dan sebagai filter lingkungan terhadap polutan.

Kesuburan Tanah  adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah faktor pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu : Bahan induk, Iklim, Relief, Organisme, atau Waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam pembahasan ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan indikator utama mutu kesuburan.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui nilai ph tanah pengamatan

2. Untuk mengetahui nilai unsur C-Organik pada tanah pengamatan

3. Untuk mengetahui nilai N-total pada tanah pengamatan

Page 2: rancangan penelitian

2.1 Konsep Manajemen Kesuburan Tanah

1. Kesuburan Fisika

Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi

secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya

menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu

yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat.

Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada

tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan

ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan

perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan

waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya

intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada

tanah remah.

Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala konsistensi

dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium dengan menguunakan

metode-metode. Metode tersebut adalah metode pipet atau metode hidrometer

(Elisa, 2002). Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala

konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium dengan

menguunakan metode-metode. Metode tersebut adalah metode pipet atau metode

hidrometer (Elisa, 2002).

Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang

secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen

mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50

mikron – 2 mm; Debu, berukuran 2 – 50 mikron dan Liat, berukuran dibawah 2

mikron.

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika

pupuk diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya

berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir

memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah

berpasir lebih rendah.

Page 3: rancangan penelitian

2. Kesuburan Kimia

Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan

mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang

dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu

memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.

Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen),

pH adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+

terhadap ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika

nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih

besar daripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih

kecil dari pada ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH

8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium,

Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah

yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.

Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada

umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7,

karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air. pH

tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi

tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain

bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh

tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga

ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu

besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.

Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan

menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat

diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang

ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya

setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda.

3. Kesuburan Biologi

Sifat biologi tanah meliputi bahan organik tanah, flora dan fauna tanah

(khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan Algae), interaksi

Page 4: rancangan penelitian

mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah. Tanah

dikatakan subur bila mempunyai kandungan dan keragaman biologi yang tinggi.

Organisme (mikroorganisme) tanah penting dalam kesuburan tanah karena :

1. Berperan dalam siklus energi.

2. Berperan dalam siklus hara.

3. Berperan dalam pembentukan agregat tanah.

4. Menentukan kesehatan tanah (suppressive / conducive terhadap

munculnya penyakit terutama penyakit tular tanah-soil borne pathogen).

http://makalahnurulsholehuddin.blogspot.co.id/2015/03/manajemen-

kesuburan-tanah-ii.html KONSEP MANAJEMEN KESUBURAN TANAH

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi

Adapun keadaan lingkungan yang cocok untuk membudidayakan tanaman sawi  adalah sebagai berikut:

1. Keadaan Iklim

Keadaan iklim yang perlu mendapat perhatian didalam memnentukan lokasi usaha tani sawi adalah suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan penyinaran cahaya matahari.

A. Suhu Udara.

Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang tetapi saat ini , tanaman sawi berkembang pesat di daerah panas. Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6°C dan siang hari 21,1°C. Pertumbuhan sawi yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC - 21ºC. Keadaan suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian tempat dari permukaan laut. Daerah yang memiliki suhu berkisar antara 19ºC - 21ºC adalah daerah yang ketingiannya 1000 – 1200 m dpl, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, suhu udaranya semakin rendah.sementara itu pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara.

Jika suhu lingkungan untuk menanam melebihi 21ºC dapat menyebabkan tanaman sawi tidak dapat tumbuh dengan baik. Karena suhu udara sangat mempengaruhi. Jika tidak sesuai dengan kehendakinya maka pertumbuhannya pun tidak bagus,  karena terhambatnya proses fotosintesis yang dapat mengakibatkan terhentinya produksi karbohidrat dan respirasi meningkat lebih besar. Jika sesuai dengan daerah yang dia kehendaki, maka tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik untuk pembentukan karbohidrat dalam

Page 5: rancangan penelitian

jumlah  yang besar. Sehingga sumber energi lebih tersedia untuk proses respirasi, pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman.

B. Kelembaban Udara

Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang optimal berkisar antara 80% - 90%. Kelembaban yang lebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yakni tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan bila penanaman bertujuan untuk pembenihan maka kualitas biji jelek. Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap proses penyerapan unsur hara oleh tanaman yang diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman.

C. Curah Hujan

Tanaman sawi dapat ditanam sepanjang tahun. Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung kelangsungan hidup tanaman karena ketersediaan air tanah mencukupi.  Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi adalah 1000 – 1500 mm/tahun. Daerah yang memiliki  curah hujan sekitar 1000 – 1500 mm/tahun ialah daerah dengan ketinggian 1000 – 1500 m dpl. Tanaman Sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan.

D. Penyinaran Cahaya Matahari

Tanaman melakukan fotosintesis memerlukan energi yang cukup. Cahaya matahari merupakan energi yang diperlukan untuk tanaman dalam melakukan fotosintesis. Energi kinetik matahari yang optimal yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350 cal / cm2 – 400 cal / cm2 setiap hari. Tanaman sawi hijau memerlukan cahaya matahari tinggi.  

Faktor cahaya sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi. Intensitas cahaya yang tinggi dapat mengakibatkan meningkatnya proses fotosintesis, akan tetapi peningkatan proses fotosintesis akan terhenti pada titik jenuh cahaya matahari. Cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman menurun.

Tanaman sawi hijau untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari yang cukup memerlukan panjang penyinaran matahari 12 - 16 jam setiap hari

2. Keadaan Tanah

Page 6: rancangan penelitian

Persyaratan tumbuh bagi tanaman sawi tidak terlalu sulit.Sawi dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik hampir di semua jenis tanah. pH tanah yang optimal untuk budidaya sawi berkisar antara 6-6,5. Media tanam yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik.

Daerah penanaman yang cocok untuk tanaman sawi adalah mulai dari ketinggian 5 meter-200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100-500 meter di atas permukaan laut.

http://coretaanintan.blogspot.co.id/2015/09/laporan-budidaya-tanaman-sawi-hijau.html SYARAT TUMBUH SAWI

2.1. Peran dan Fungsi Unsur Hara Nitrogen bagi Tanaman

Sebenarnya unsure N memiliki banyak fungsi untuk tanaman, antara lain sebagai

berikut :

1. Dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman,

2. Dapat meningkatkan  kadar protein dalam tanah,

3. Dapat meningkatkan tanaman sayur mayur yang diproduksi dedaunannya

4.  Dapat meningkatkan kativitas organism di dalam tanah

5. Berfungsi dalam proses  sintesa asam amino dan protein di dalam tanaman

http://jokowarino.id/peran-dan-fungsi-unsur-nitrogen-n-pada-tanaman/ Peran dan

Fungsi Unsur Hara Nitrogen bagi Tanaman

Page 7: rancangan penelitian

Bab. III. Metode Penelitian

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan praktikum “ Manajemen Kesuburan Tanah “ dilakukan di

Halaman Kampus Universitas Brawijaya Kampus III. Kegiatan yang dilakukan di

adalah penanaman, pemupukan dan pengamatan. Untuk penanaman dilakukan

pada tanggal berapa tolong isikan dengan ada 4 perlakuan yakni perlakuan 1

adalah kontrol, perlakuan 2 dengan pupuk urea, perlakuan 3 dengan pupuk

kompos, perlakuan 4 dengan pupuk kandang.

Sedangkan waktu analisa laboratorium dilakukan pada tanggal 16

Desember 2016 di laboratorium kimia, fakultas pertanian universitas brawijaya,

malang jawa timur dengan melakukan analisis tentang N total, pH, C-Organik.

3.2. Alat dan Bahan

a. Praktikum di lapang

Lahan

Alat :

Cangkul : alat bantu mengolah tanah

Gembor : alat bantu menyiram tanaman

Label : Sebagai label penanda

Penggaris : alat bantu mengukur tinggi tanaman

Bahan :

Pupuk

Urea : sebagai bahan perlakuan anorganik

Kandang : sebagai bahan perlakuan anorganik

Kompos : sebagai bahan perlakuan organik

Sawi hijau : sebagai objek pengamatan

b. analisis laboratorium

C – Organik

a. Alat

Page 8: rancangan penelitian

Ayakan : untuk mendapatkan kompos halus

Labu Erlenmeyer : untuk tempat mencampur bahan

Stirer : untuk titrasi

b. Bahan

Tanah halus 0,5 mm : sebagai bahan pengujian

10 ml K2Cr2O7 : untuk mengikat rantai karbon

20 ml H2SO4 :untuk memisahkan rantai karbon dengan tanah

Aquades 200 ml : untuk menghentikan reaksi H2SO4

10 ml H3PO4 85 % : pengikat Fe dalam proses titrasi dan untuk

membantu proses titrasi tersebut.

30 tetes difenilamina : sebagai indikator bahan organik dalam tanah.

Larutan FeSO4 : sebagai larutan dalam proses titrasi

N Total

a. Alat

Labu Kjeldahl : sebagai tempat atau wadah sampel tanah

Alat destruksi :untuk tempat pembakaran (destruksi) bahan

Erlenmeyer : untuk menampung hasil destalasi

Buret : sebagai alat titrasi

Pengaduk : untuk menstiter bahan (sampel N total) sehingga

didapatkan Vc

b. Bahan

Campuran selen : untuk membantu pembakaran (destruksi)

H2SO4 Pekat : membantu pembakaran dalam memisahkan H2SO4

H2O murni : sebagai pelarut atau pengencer

NaOH 40% : sebagai larutan titrasi

pH meter

a. Alat

Botol film : tempat untuk mencampur bahan

Mesin pengocok : untuk mencampur bahan

pH meter : untuk mengukur pH sampel tanah

Page 9: rancangan penelitian

timbangan : untuk menimbang sampel tanah

Mortar dan Pistilate : untuk menghaluskan sampel tanah

Saringan : untuk menyaring sampel tanah yang akan diuji

b. Bahan

Larutan H2O : sebagai buffer dalam pengukuran dengan pH meter

25 ml aquades : untuk melihat/mendeteksi perubahan pH pada sampel

Tanah

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok

(RAK) dengan 4 perlakuan ((1) kontrol, (2) urea, (3) kompos, (4) kandang) dan 3

ulangan (A, B dan C) di lahan Universitas Brawijaya Kampus III.

Gambar 1. Denah Pengacakan

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Pengambilan sampel

Jelaskan sampel yang diambil dan metodenya

3.4.2. Persiapan sampel dan analisa dasar

Jelaskan metode persiapan sampel, lokasi persiapan sampel, metode analisa dasar

yang dilakukan

3.4.3. Percobaan dan pengamatan

Jelaskan persiapan percobaan, pelaksanaan percobaan, pelaksanaan pengamatan

3.4.4. Analisis akhir

Page 10: rancangan penelitian

Tanah terlebih dahulu dikering anginkan selama 48 jam, kemudian tanah ditimbang sebanyak 500 g sebagai sampel.

Pengamatan dilaboratorium meliputi pengukuran ph, pengukuran C organik, pengukuran n total. Pengukuran Ph tanah dilakukan dengan mengayak terlebih dahulu tanah dengan ayakan ukuran 2 mm dan 0,5 mm. Hasil ayakan ukuran 2 mm, ditimbang sebanyak 20 g untuk ulangan 1 dan 2 digunakan untuk mengukur Ph. Kemudian tanah tersebut dimasukan pada fial film, dan tambahkan aquades sebanyak 10 ml dan taruh pada alat pengaduk bolak balik selama 15 menit. Kemudian amati menggunakan Ph meter.