rancangan penelitian
DESCRIPTION
Manajemen Kesuburan TanahTRANSCRIPT
1.1 Latar Belakang
Tanah memegang peranan penting dalam usaha pertanian oleh karena itu perlu adanya pengetahuan khusus tentang hal itu untuk dapat mengelola tanah dengan baik. Karena dari penentuan tanah dengan benar dapat ditentukan jenis tanaman yang sesuai dengan lahan tersebut. Kualitas tanah menunjukkan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang berperan dalam menyediakan kondisi untuk pertumbuhan tanaman, aktivitas biologi, mengatur aliran air dan sebagai filter lingkungan terhadap polutan.
Kesuburan Tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah faktor pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu : Bahan induk, Iklim, Relief, Organisme, atau Waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam pembahasan ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan indikator utama mutu kesuburan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui nilai ph tanah pengamatan
2. Untuk mengetahui nilai unsur C-Organik pada tanah pengamatan
3. Untuk mengetahui nilai N-total pada tanah pengamatan
2.1 Konsep Manajemen Kesuburan Tanah
1. Kesuburan Fisika
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi
secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya
menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu
yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat.
Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada
tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan
ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan
perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan
waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya
intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada
tanah remah.
Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala konsistensi
dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium dengan menguunakan
metode-metode. Metode tersebut adalah metode pipet atau metode hidrometer
(Elisa, 2002). Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala
konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium dengan
menguunakan metode-metode. Metode tersebut adalah metode pipet atau metode
hidrometer (Elisa, 2002).
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang
secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen
mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50
mikron – 2 mm; Debu, berukuran 2 – 50 mikron dan Liat, berukuran dibawah 2
mikron.
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika
pupuk diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya
berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir
memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah
berpasir lebih rendah.
2. Kesuburan Kimia
Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan
mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang
dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu
memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.
Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen),
pH adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+
terhadap ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika
nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih
besar daripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih
kecil dari pada ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH
8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium,
Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah
yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.
Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada
umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7,
karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air. pH
tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi
tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain
bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh
tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga
ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu
besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.
Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan
menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat
diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang
ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya
setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda.
3. Kesuburan Biologi
Sifat biologi tanah meliputi bahan organik tanah, flora dan fauna tanah
(khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan Algae), interaksi
mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah. Tanah
dikatakan subur bila mempunyai kandungan dan keragaman biologi yang tinggi.
Organisme (mikroorganisme) tanah penting dalam kesuburan tanah karena :
1. Berperan dalam siklus energi.
2. Berperan dalam siklus hara.
3. Berperan dalam pembentukan agregat tanah.
4. Menentukan kesehatan tanah (suppressive / conducive terhadap
munculnya penyakit terutama penyakit tular tanah-soil borne pathogen).
http://makalahnurulsholehuddin.blogspot.co.id/2015/03/manajemen-
kesuburan-tanah-ii.html KONSEP MANAJEMEN KESUBURAN TANAH
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
Adapun keadaan lingkungan yang cocok untuk membudidayakan tanaman sawi adalah sebagai berikut:
1. Keadaan Iklim
Keadaan iklim yang perlu mendapat perhatian didalam memnentukan lokasi usaha tani sawi adalah suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan penyinaran cahaya matahari.
A. Suhu Udara.
Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang tetapi saat ini , tanaman sawi berkembang pesat di daerah panas. Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6°C dan siang hari 21,1°C. Pertumbuhan sawi yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC - 21ºC. Keadaan suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian tempat dari permukaan laut. Daerah yang memiliki suhu berkisar antara 19ºC - 21ºC adalah daerah yang ketingiannya 1000 – 1200 m dpl, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, suhu udaranya semakin rendah.sementara itu pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara.
Jika suhu lingkungan untuk menanam melebihi 21ºC dapat menyebabkan tanaman sawi tidak dapat tumbuh dengan baik. Karena suhu udara sangat mempengaruhi. Jika tidak sesuai dengan kehendakinya maka pertumbuhannya pun tidak bagus, karena terhambatnya proses fotosintesis yang dapat mengakibatkan terhentinya produksi karbohidrat dan respirasi meningkat lebih besar. Jika sesuai dengan daerah yang dia kehendaki, maka tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik untuk pembentukan karbohidrat dalam
jumlah yang besar. Sehingga sumber energi lebih tersedia untuk proses respirasi, pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman.
B. Kelembaban Udara
Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang optimal berkisar antara 80% - 90%. Kelembaban yang lebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yakni tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan bila penanaman bertujuan untuk pembenihan maka kualitas biji jelek. Kelembaban udara juga berpengaruh terhadap proses penyerapan unsur hara oleh tanaman yang diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman.
C. Curah Hujan
Tanaman sawi dapat ditanam sepanjang tahun. Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung kelangsungan hidup tanaman karena ketersediaan air tanah mencukupi. Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi adalah 1000 – 1500 mm/tahun. Daerah yang memiliki curah hujan sekitar 1000 – 1500 mm/tahun ialah daerah dengan ketinggian 1000 – 1500 m dpl. Tanaman Sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan.
D. Penyinaran Cahaya Matahari
Tanaman melakukan fotosintesis memerlukan energi yang cukup. Cahaya matahari merupakan energi yang diperlukan untuk tanaman dalam melakukan fotosintesis. Energi kinetik matahari yang optimal yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350 cal / cm2 – 400 cal / cm2 setiap hari. Tanaman sawi hijau memerlukan cahaya matahari tinggi.
Faktor cahaya sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi. Intensitas cahaya yang tinggi dapat mengakibatkan meningkatnya proses fotosintesis, akan tetapi peningkatan proses fotosintesis akan terhenti pada titik jenuh cahaya matahari. Cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman menurun.
Tanaman sawi hijau untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari yang cukup memerlukan panjang penyinaran matahari 12 - 16 jam setiap hari
2. Keadaan Tanah
Persyaratan tumbuh bagi tanaman sawi tidak terlalu sulit.Sawi dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik hampir di semua jenis tanah. pH tanah yang optimal untuk budidaya sawi berkisar antara 6-6,5. Media tanam yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik.
Daerah penanaman yang cocok untuk tanaman sawi adalah mulai dari ketinggian 5 meter-200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100-500 meter di atas permukaan laut.
http://coretaanintan.blogspot.co.id/2015/09/laporan-budidaya-tanaman-sawi-hijau.html SYARAT TUMBUH SAWI
2.1. Peran dan Fungsi Unsur Hara Nitrogen bagi Tanaman
Sebenarnya unsure N memiliki banyak fungsi untuk tanaman, antara lain sebagai
berikut :
1. Dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman,
2. Dapat meningkatkan kadar protein dalam tanah,
3. Dapat meningkatkan tanaman sayur mayur yang diproduksi dedaunannya
4. Dapat meningkatkan kativitas organism di dalam tanah
5. Berfungsi dalam proses sintesa asam amino dan protein di dalam tanaman
http://jokowarino.id/peran-dan-fungsi-unsur-nitrogen-n-pada-tanaman/ Peran dan
Fungsi Unsur Hara Nitrogen bagi Tanaman
Bab. III. Metode Penelitian
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan praktikum “ Manajemen Kesuburan Tanah “ dilakukan di
Halaman Kampus Universitas Brawijaya Kampus III. Kegiatan yang dilakukan di
adalah penanaman, pemupukan dan pengamatan. Untuk penanaman dilakukan
pada tanggal berapa tolong isikan dengan ada 4 perlakuan yakni perlakuan 1
adalah kontrol, perlakuan 2 dengan pupuk urea, perlakuan 3 dengan pupuk
kompos, perlakuan 4 dengan pupuk kandang.
Sedangkan waktu analisa laboratorium dilakukan pada tanggal 16
Desember 2016 di laboratorium kimia, fakultas pertanian universitas brawijaya,
malang jawa timur dengan melakukan analisis tentang N total, pH, C-Organik.
3.2. Alat dan Bahan
a. Praktikum di lapang
Lahan
Alat :
Cangkul : alat bantu mengolah tanah
Gembor : alat bantu menyiram tanaman
Label : Sebagai label penanda
Penggaris : alat bantu mengukur tinggi tanaman
Bahan :
Pupuk
Urea : sebagai bahan perlakuan anorganik
Kandang : sebagai bahan perlakuan anorganik
Kompos : sebagai bahan perlakuan organik
Sawi hijau : sebagai objek pengamatan
b. analisis laboratorium
C – Organik
a. Alat
Ayakan : untuk mendapatkan kompos halus
Labu Erlenmeyer : untuk tempat mencampur bahan
Stirer : untuk titrasi
b. Bahan
Tanah halus 0,5 mm : sebagai bahan pengujian
10 ml K2Cr2O7 : untuk mengikat rantai karbon
20 ml H2SO4 :untuk memisahkan rantai karbon dengan tanah
Aquades 200 ml : untuk menghentikan reaksi H2SO4
10 ml H3PO4 85 % : pengikat Fe dalam proses titrasi dan untuk
membantu proses titrasi tersebut.
30 tetes difenilamina : sebagai indikator bahan organik dalam tanah.
Larutan FeSO4 : sebagai larutan dalam proses titrasi
N Total
a. Alat
Labu Kjeldahl : sebagai tempat atau wadah sampel tanah
Alat destruksi :untuk tempat pembakaran (destruksi) bahan
Erlenmeyer : untuk menampung hasil destalasi
Buret : sebagai alat titrasi
Pengaduk : untuk menstiter bahan (sampel N total) sehingga
didapatkan Vc
b. Bahan
Campuran selen : untuk membantu pembakaran (destruksi)
H2SO4 Pekat : membantu pembakaran dalam memisahkan H2SO4
H2O murni : sebagai pelarut atau pengencer
NaOH 40% : sebagai larutan titrasi
pH meter
a. Alat
Botol film : tempat untuk mencampur bahan
Mesin pengocok : untuk mencampur bahan
pH meter : untuk mengukur pH sampel tanah
timbangan : untuk menimbang sampel tanah
Mortar dan Pistilate : untuk menghaluskan sampel tanah
Saringan : untuk menyaring sampel tanah yang akan diuji
b. Bahan
Larutan H2O : sebagai buffer dalam pengukuran dengan pH meter
25 ml aquades : untuk melihat/mendeteksi perubahan pH pada sampel
Tanah
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan 4 perlakuan ((1) kontrol, (2) urea, (3) kompos, (4) kandang) dan 3
ulangan (A, B dan C) di lahan Universitas Brawijaya Kampus III.
Gambar 1. Denah Pengacakan
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Pengambilan sampel
Jelaskan sampel yang diambil dan metodenya
3.4.2. Persiapan sampel dan analisa dasar
Jelaskan metode persiapan sampel, lokasi persiapan sampel, metode analisa dasar
yang dilakukan
3.4.3. Percobaan dan pengamatan
Jelaskan persiapan percobaan, pelaksanaan percobaan, pelaksanaan pengamatan
3.4.4. Analisis akhir
Tanah terlebih dahulu dikering anginkan selama 48 jam, kemudian tanah ditimbang sebanyak 500 g sebagai sampel.
Pengamatan dilaboratorium meliputi pengukuran ph, pengukuran C organik, pengukuran n total. Pengukuran Ph tanah dilakukan dengan mengayak terlebih dahulu tanah dengan ayakan ukuran 2 mm dan 0,5 mm. Hasil ayakan ukuran 2 mm, ditimbang sebanyak 20 g untuk ulangan 1 dan 2 digunakan untuk mengukur Ph. Kemudian tanah tersebut dimasukan pada fial film, dan tambahkan aquades sebanyak 10 ml dan taruh pada alat pengaduk bolak balik selama 15 menit. Kemudian amati menggunakan Ph meter.