rancangan penelitian

7
Metode Etnografi Tari Purwanti 170510120038 Nisaa Wahyu P 170510120016 Asep Muhaemin A. 170510120015 Ahmad Maulana Syarif 170510120037 Strategi Adaptasi Petani dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Akibat Pembangunan Studi Kasus di Desa Sukanegla, Kecamatan Jatinangor Rancangan Penelitian: A. Identifikasi dan perumusan masalah Indonesia termasuk negara yang memiliki lahan pertanian yang luas, sehingga disamping disebut sebagai negara maritim, Indonesia juga disebut sebagai negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya berada dalam sektor pertanian. Dapat dikatakan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam sistem perekonomian di Indonesia. Namun dewasa ini, eksploitasi sumber daya dan industrialisasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi telah menghasilkan sampingan utama yaitu menurunnya ketersediaan sumberdaya dan kualitas lingkungan, tidak terkecuali dalam bidang pertanian. Masalah tersebut timbul karena ada perubahan di dalam lingkungan sehingga lingkungan tersebut tidak sesuai lagi dan tidak mendukung kehidupan manusia serta mengganggu kesejahteraan hidupnya (Soemarwoto, 1992). Semakin beragam isi lingkungan maka makin stabil sistem tersebut. Beragamnya isi lingkungan akan memperbesar daya dukung lingkungan untuk menampung gangguan-gangguan. Pembangunan pada hakekatnya menimbulkan keragaman dan diversifikasi dalam kegiatan ekonomi (Salim, 1981). Berdasarkan tujuan pembangunan nasional jangka panjang, dalam pembangunan sektor industri terus mengalami pertumbuhan yang cepat. Keadaan ini tidak saja menyebabkan

Upload: nisaa-wahyu-p

Post on 09-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Metode Etnografi

Tari Purwanti170510120038Nisaa Wahyu P170510120016Asep Muhaemin A.170510120015Ahmad Maulana Syarif170510120037

Strategi Adaptasi Petani dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Akibat PembangunanStudi Kasus di Desa Sukanegla, Kecamatan Jatinangor

Rancangan Penelitian:A. Identifikasi dan perumusan masalahIndonesia termasuk negara yang memiliki lahan pertanian yang luas, sehingga disamping disebut sebagai negara maritim, Indonesia juga disebut sebagai negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya berada dalam sektor pertanian. Dapat dikatakan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam sistem perekonomian di Indonesia. Namun dewasa ini, eksploitasi sumber daya dan industrialisasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi telah menghasilkan sampingan utama yaitu menurunnya ketersediaan sumberdaya dan kualitas lingkungan, tidak terkecuali dalam bidang pertanian. Masalah tersebut timbul karena ada perubahan di dalam lingkungan sehingga lingkungan tersebut tidak sesuai lagi dan tidak mendukung kehidupan manusia serta mengganggu kesejahteraan hidupnya (Soemarwoto, 1992). Semakin beragam isi lingkungan maka makin stabil sistem tersebut. Beragamnya isi lingkungan akan memperbesar daya dukung lingkungan untuk menampung gangguan-gangguan. Pembangunan pada hakekatnya menimbulkan keragaman dan diversifikasi dalam kegiatan ekonomi (Salim, 1981).Berdasarkan tujuan pembangunan nasional jangka panjang, dalam pembangunan sektor industri terus mengalami pertumbuhan yang cepat. Keadaan ini tidak saja menyebabkan perluasan kawasan industri, sehingga pembangunan industri telah menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan, antara lain berkurangnya lahan pertanian di Jawa. Selain itu, dewasa ini kian pesatnya proses alih fungsi (konversi) lahan pertanian subur menjadi lahan untuk kepentingan non-pertanian (industri dan pemukiman).Jatinangor merupakan salah satu kecamatan yang mulai terlihat berbagai perubahan mulai kepadatan penduduk, jumlah migrasi sampai pembangunan pembangunan yang semakin hari semakin bertambah. Perubahan perubahan yang terjadi di kecamatan Jatinangor mulai terlihat ketika beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta muncul di kecamatan ini. Setidaknya terdapat empat perguruan tinggi yang berlokasi di Jatinangor, yaitu Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN), dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Pembangunan pembangunan yang terjadi di Jatinangor tidak hanya meningkatkan jumlah pemukiman yang beralih fungsi menjadi tempat kos namun juga memberikan efek terhadap warga lokal Jatinangor. Data yang dirilis dari Bapeda Kabupaten Sumedang, perubahan struktur pekerjaan juga menunjukkan angka- angka yang signifikan. Sebagian besar warga lokal yang dahulunya bekerja di sektor pertanian sebanyak 70% kini beralih pekerjaan seiring dengan pembangunan di Jatinangor. Data menunjukkan terdapat pekerjaan yang mendominasi kecamatan Jatinangor, yaitu buruh/karyawan (23,9%), PNS/TNI (22,5%), wirausaha (21,1%), menjadi pekerja yang gajinya tidak tetap (21%) dan sisanya bekerja sebagai karyawan pabrik, toko, fotokopi, rental, rumah makan, buruh bangunan, tukang sapu, membuka usaha laundry, pembantu rumah tangga dan tukang ojek. Perubahan keadaan lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan mengharuskan warga lokal yang pada awalnya menggantungkan diri pada sektor pertanian kini harus beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dengan sebelumnya dan beralih mata pencaharian pada sektor non-pertanian.Menurut Sahlins (Wahyu, 2001), adaptasi merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk memaksimalkan kesempatan hidupnya. Sementara Barnet (Wahyu, 2001) mengatakan bahwa adaptasi merupakan suatu proses saling hubungan antara manusia dengan lingkungan fisik, bahwa individu tersebut berusaha untuk meyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan tantangan lingkungan fisik. Geertz (1976:10) menegaskan bahwa, "sifat adaptasi suatu komunitas tergantung pada perjuangan keras atau kecerdikan mereka untuk mengalahkan lingkungan alam". Proses adaptasi yang digambarkan oleh Steward dapat terjadi di dalam struktur masyarakat manapun juga. Dengan teori Steward di atas maka permasalahan umum di sawah pasang surut dan sawah irigasi dapat diatasi secara baik asal saja perintah-perintah yang menimbulkan permasalahan dapat teratasi. Caranya para petani di sawah pasang surut dan sawah irigasi ini harus lincah, gesit, mudah bergerak dan berjuang keras. Karena itu, faktor tradisi, motivasi, karsa dan kemampuan dasar petani merupakan bagian dari kebudayaan dikaji lebih mendalam.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi adaptasi yang dilakukan oleh para petani dalam melakukan usahanya agar dapat bertahan hidup (survive) dalam keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan lingkungan yang sebelumnya. Adapun bentuk bentuk adaptasi yang dimaksud meliputi strategi di bidang pertanian, strategi di bidang pangan, dan strategi di bidang reproduksi. Penelitian ini tidak membicarakan semua aspek kehidupan dan aktivitas ekonomi petani, tetapi hanya membicarakan variabel yang erat hubungannya dengan kelangsungan ekonomi dan proses adaptasi di daerah baru, sehingga dapat diketahui strategi adaptasi petani Jawa di Desa Sukanegla

B. Pertanyaan penelitianDengan pembangunan yang semakin cepat dalam kurun waktu satu dekade terakhir Jatinangor mengalami banyak perubahan baik dari sisi ekonomi, sosial hingga lingkungan. Dalam sisi lingkungan terutama banyak berpengaruh pada para petani yang merupakan orang asli jatinangor karena iklim dan kondisi air tentu berubah tidak seperti dulu sebelum gedung-gedung dibangun. Lalu rumusan masalah dari penelitian ini ialah, Bagaimana perubahan lingkungan akibat pembangunan dirasakan oleh para petani Jatinangor, terutama di dusun Sukanegla ? Lalu, strategi apa yang digunakan oleh para petani untuk menghadapi perubahan yang telah terjadi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup

Rekapan pertanyaan adalah sebagai berikut :1. Bagaimana para petani sekitar melihat pembangunan secarah historis yang ada jatinangor?2. Apa yang dirasakan oleh para petani terhadap pembangunan yang ada disekitarnya?3. Apa saja yang menjadi dampak dari pembangunan terhadap lahan pertanian mereka?4. Apa saja strategi petani untuk bisa mencari penghasilan agar memenuhi kebutuhan keluarganya?5. Bagaimana mereka berusaha bertahan hidup dengan kondisi kepemilikan lahan yang terjadi saat ini?

C. Dugaan kasarDengan semakin maraknya pembangunan infrastruktur di Jatinangor khususnya di dusun Sukanegla, yang diakibatkan oleh adanya beberapa Perguruan Tinggi yang dibangun, akan menyebabkan berkurangnya ekosistem persawahan di Jatinangor yang dulu merupakan mayoritas ekosistem lingkungan disana. Sekarang telah diubah menjadi tempat kos-kosan, apartemen, tempat-tempat makan, dan pembangunan lainnya. Maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap mata pencaharian masyarakat Jatinangor khususnya para Petani. Sehingga akan banyak Petani yang kehilangan lahannya dan untuk bertahan hidup mereka akan beralih pekerjaan ke bidang lain karena tuntutan hidup untuk menafkahi keluarga tetap ada dan bahkan mungkin meningkat. Hanya akan ada sedikit petani yang bertahan dan itu pun akan semakin terpinggirkan ke wilayah pinggiran jatinangor.

D. Upaya dan Langkah Pertahanan hidup warga lokal yang masih tinggal di daerah Jatinangor ini dapat dicari tahu melalui sebuah penelitian lapangan. Upaya dan solusi yang dilakukan oleh warga Jatinangor, khusunya di dusun Sukanegla akan dikaji melalui penelitian dengan menggunakan metode etnografi. Etnografi adalah suatu metode khusus atau satu set metode yang didalamnya terdapat berbagai bentuk yang mempunyai karakteristik tertentu, termasuk partisipasi etnografer, memahami dan mengikuti kehidupan sehari-hari dari seseorang dalam periode yang lama, melihat apa yang terjadi, mendengarkan apa yang dikatakan, bertanya kepada mereka, dan pada kenyataannya mengumpulkan data apa saja yang ada (Wolcott, 1977). Etnografi adalah penjelasan tentang budaya dengan maksud untuk mempelajari dan memahami tentang kehidupan individu. Etnografi berarti belajar dari orang, yang menjelaskan secara langsung dari kultur dan subkultur individu tersebut (Spradley,1980; Atkinson, 1992; Wolcott,1997). Penelitian ini memiliki beberapa karakteristik, seperti akan menggambarkan fenomena pembangunan yang terjadi di daerah Jatinangor karena terdapat empat perguruan tinggi yang memiliki jumlah mahasiswa yang tidak sedikit mengakibatkan petani harus memiliki strategi untuk bertahan hidup di era pembangunan yang semakin hari semakin marak di Jatinangor, terutama di dusun Sukanegla. Karakteristik informan yang akan diwawancara harus berdasarkan kriteria, yaitu memiliki mata pencaharian sebagai petani baik itu di masa lalu maupun sekarang, bertempat tinggal di dusun Sukanegla dan minimal berada pada tahap perkembangan dewasa muda. Pekerjaan sebagai petani baik itu di masa lalu maupun sekarang dijadikan kriteria karena penelitian ini akan menggali informasi tentang strategi yang dilakukan oleh petani sebagai objek utama penelitian dalam menghadapi pembangunan yang terjadi di daerah Sukanegla. Sedangkan dalam tahap dewasa muda dipilih karena pada tahapan ini individu telah matang secara psikologis (Papalia, Olds & Feldman, 2007). Kematangan secara psikologis membuat individu sudah memahami akan perubahan yang terjadi di lingkungan tempat tinggal dan memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan/atau keluarga. Individu telah memasuki tahap perkembangan dewasa muda saat memasuki usia permulaan 20 tahun (Dacey dan Travers, 2007). Oleh karena itu, kriteria informan untuk penelitian ini adalah yang memiliki pekerjaan sebagai petani di masa lalu dan/atau sekarang, bertempat tinggal di dusun Sukanegla, Jatinangor dan minimal berusia 20 tahun. Penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu sebuah deskripsi yang intensif dan analisis dari individu, organisasi, atau suatu kejadian yang didasarkan informasi yang diperoleh dari sumber yang beragam, misalnya interview, dokumentasi, penyelesaian tes, dan arsip rekaman. Dalam penelitian ini akan menggunakan depth interview dan participant observation.