rancangan pabrik

10
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Kondisi sumber daya alam di Indonesia berupa minyak dan gas bumi merupakan modal dasar bagi pengembangan industri Petrokimia di tanah air. Elemen-elemen penting yang dibutuhkan untuk mengembangkan industri Petrokimia di Indonesia telah tersedia melimpah. Dalam praktiknya, pengalokasian sumber daya untuk diolah bagi pengembangan industri Petrokimia belumlah seoptimal yang diharapkan. Berbagai hambatan tetap menjadi kendala bagi pengembangan industri tersebut. Impor akan produksi Petrokimia tetap cukup tinggi sedangkan pemanfaatan sumber daya alam yang menjadi basis industri tersebut masih cukup rendah. Sebagian besar sumber daya minyak dan gas bumi dimanfaatkan di dalam negeri sebagai bahan bakar atau diekspor dalam bentuk bahan mentah. Dampak dari masalah ini adalah rendahnya daya saing industri Petrokimia nasional dan hilangnya kesempatan memperoleh devisa yang lebih besar bagi Indonesia. Akibat lebih lanjut adalah hilangnya kesempatan untuk memperoleh nilai tambah lebih tinggi atas pemanfaatan hasil minyak dan gas bumi sebagai dampak dari kebijakan untuk mengekspor minyak dan gas bumi sebagai bahan mentah. Rantai keterkaitan antar proses produksi di sektor Petrokimia tidak terbentuk sehingga melemahkan daya saing. Dalam upaya meningkatkan daya saing di sektor industri Petrokimia, pemerintah memiliki peran paling penting untuk mengarahkan pengembangan industri Petrokimia yang adaptif dan berdaya saing. Untuk mencapai hal ini diperlukan himpunan strategi yang komprehensif, yaitu mencakup strategi sektoral, strategi teknologi, strategi bahan baku, strategi investasi dan pengembangan pasar. Dalam berbagai industri petrokimia yang ada di Indonesia, salah satu industri yang mempunyai kegunaan penting dan prospek yang baik adalah industri Nitrobenzol mirbane oil atau dikenal dengan nama Nitrobenzene yang merupakan

Upload: lazuardi-achda-modric

Post on 23-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

apa weh

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Kondisi sumber daya alam di Indonesia berupa minyak dan gas bumi merupakan

    modal dasar bagi pengembangan industri Petrokimia di tanah air. Elemen-elemen penting yang dibutuhkan untuk mengembangkan industri Petrokimia di Indonesia telah tersedia melimpah. Dalam praktiknya, pengalokasian sumber daya untuk diolah bagi pengembangan industri Petrokimia belumlah seoptimal yang diharapkan. Berbagai hambatan tetap menjadi kendala bagi pengembangan industri tersebut. Impor akan produksi Petrokimia tetap cukup tinggi sedangkan pemanfaatan sumber daya alam yang menjadi basis industri tersebut masih cukup rendah. Sebagian besar sumber daya minyak dan gas bumi dimanfaatkan di dalam negeri sebagai bahan bakar atau diekspor dalam bentuk bahan mentah.

    Dampak dari masalah ini adalah rendahnya daya saing industri Petrokimia nasional dan hilangnya kesempatan memperoleh devisa yang lebih besar bagi Indonesia. Akibat lebih lanjut adalah hilangnya kesempatan untuk memperoleh nilai tambah lebih tinggi atas pemanfaatan hasil minyak dan gas bumi sebagai dampak dari kebijakan untuk mengekspor minyak dan gas bumi sebagai bahan mentah. Rantai keterkaitan antar proses produksi di sektor Petrokimia tidak terbentuk sehingga melemahkan daya saing.

    Dalam upaya meningkatkan daya saing di sektor industri Petrokimia, pemerintah memiliki peran paling penting untuk mengarahkan pengembangan industri Petrokimia yang adaptif dan berdaya saing. Untuk mencapai hal ini diperlukan himpunan strategi yang komprehensif, yaitu mencakup strategi sektoral, strategi

    teknologi, strategi bahan baku, strategi investasi dan pengembangan pasar. Dalam berbagai industri petrokimia yang ada di Indonesia, salah satu industri

    yang mempunyai kegunaan penting dan prospek yang baik adalah industri Nitrobenzol mirbane oil atau dikenal dengan nama Nitrobenzene yang merupakan

  • 2

    senyawa hasil nitrasi benzene dengan asam campuran (asam sulfat dan asam nitrat) maupun asam nitrat saja. Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan nitrobenzol mirbane oil pemerintah Indonesia masih mengimpor dari Cina, Taiwan, Jerman, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Malaysia dan Rusia. Terkait dengan berbagai macam strategi untuk mencapai industri petrokimia yang adaptif dan berdaya saing, pendirian pabrik nitrobenzol mirbane oil yang merupakan industri petrokimia perlu dipertimbangkan untuk didirikan di Indonesia sebagai salah satu industri strategis, baik ditinjau dari posisinya dalam struktur produk domestik bruto (PDB) industri manufaktur maupun dalam konteks keterkaitan dengan industri hilir lain seperti tekstil, plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida dan lain-lain.

    1.2 Tujuan Perancangan Pabrik Tujuan dari perancangan pabrik nitrobenzol mirbane oil ini, adalah:

    1. Mendirikan pabrik nitrobenzol mirbane oil untuk mengurangi impor dan memenuhi kebutuhan industri dalam maupun luar negeri.

    2. Dapat menjadi komoditi ekspor sehingga dapat menambah devisa bagi negara. 3. Membuka lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja terutama di sekitar

    lokasi pabrik.

    1.3 Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi pabrik akan sangat menentukan kelangsungan dan

    perkembangan pabrik tersebut, baik secara teknis, geografis maupun ekonomis. Secara teoritis pemilihan lokasi pabrik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu faktor utama dan faktor pendukung.

    a. Faktor utama dalam pemilihan lokasi pabrik Faktor utama dalam pemilihan lokasi pabrik adalah:

    1. Sumber bahan baku

    Bahan baku pembuatan nitrobenzol mirbane oil yaitu benzene dan asam campuran. Benzene berupa cairan jernih yang tidak berwarna

  • 3

    dengan karakteristik berbau aromatik, diperoleh dari PT. Pertamina yang di produksi di Kilang Paraxylene PERTAMINA UP IV Cilacap. Asam Nitrat diperoleh dari PT. Multi Nitrotama Kimia, Cikampek. Asam Sulfat diperoleh dari PT. Indonesian Acids Industry, Jakarta. Sedangkan Natrium Karbonat diperoleh dari PT. Aneka Kimia Raya, Jakarta.

    2. Pemasaran produk Nitrobenzol mirbane oil merupakan bahan baku yang digunakan

    secara luas dalam bidang industri:

    Industri farmasi

    Industri pertanian (pestisida) Industri solvent (pelarut organik) Industri bahan-bahan eksplosif

    Pemasaran nitrobenzol mirbane oil tersebar di seluruh Indonesia, khususnya wilayah Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

    3. Fasilitas transportasi

    Tersedianya sarana transportasi yang memadai yaitu jalan raya, rel kereta api, dan dekat dengan Pelabuhan Internasional Merak Banten sehingga pemasaran produk dan supply bahan baku tidak mengalami kesulitan.

    4. Tenaga kerja Menurut Bambang Wahyudi yang dikutip Suwatno dalam

    melakukan penempatan tenaga kerja hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

  • 4

    a. Pendidikan Prestasi akademis yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti

    pendidikan sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya dalam penempatan tenaga kerja tersebut untuk menyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengemban wewenang dan tanggung jawab. Prestasi akademis yang perlu dipertimbangkan tidak terbatas pada jenjang terakhir pendidikan tetapi termasuk jenjang pendidikan yang pernah dialaminya. Latar belakang pendidikan pun harus menjadi pertimbangan dalam menempatkan karyawan. Latar belakang akademis ini dimaksudkan untuk menempatkan

    karyawan yang tepat pada posisi yang tepat pula (The Right Man on The Right Place).

    b. Usia Faktor usia tenaga kerja perlu dipertimbangkan dalam

    penempatan tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia perlu dilakukan untuk menghindari rendahnya produktivitas yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.

    c. Keterampilan Kerja Kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan

    yang harus diperoleh dalam praktek keterampilan kerja ini dapat di kelompokan menjadi 3 kategori yaitu:

    Keterampilan mental, seperti menganalisis data, membuat

    keputusan dan lain-lain.

    Keterampilan fisik, seperti membetulkan listrik, mekanik, dan lain-lain.

    Keterampilan sosial, seperti mempengaruhi orang lain,

    menawarkan barang atau jasa.

  • 5

    d. Pengalaman Kerja Pengalaman bekerja banyak memberikan keahlian dan

    keterampilan kerja.

    Dilihat dari sisi ketenaga kerjaan, dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kota Cilegon mengalami pertambahan yang semakin besar. Jumlah Penduduk Kota Cilegon pada tahun 2010 sebesar 374.559 jiwa, dengan komposisi 191.879 laki-laki dan 182.680 perempuan dengan tingkat kepadatan mencapai 2.134 jiwa per km2.

    Situasi ketenagakerjaan di kota Cilegon pada tahun 2010 menunjukkan terjadinya meningkatan angkatan kerja dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2010, persentase angkatan kerja tercatat sebesar 65,60 persen. Sektor yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah sektor perdagangan, rumah makan,dan jasa akomodasi yaitu sebesar 26,90 persen. Diikuti sektor industri sebesar 23,76 dan sektor jasa-jasa 17,67 persen.

    Oleh karena itu kota Cilegon dapat menjamin ketersediaan tenaga kerja yang qualified yang merujuk kepada keempat faktor penempatan tenaga kerja diatas.

    5. Utilitas Fasilitas utilitas meliputi penyediaan air, bahan bakar dan listrik.

    Kebutuhan listrik dapat memanfaatkan listrik PLN yang sudah masuk ke lokasi pabrik dan sarana lain seperti air dapat memanfaatkan air laut

    karena lokasi pabrik yang dipilih berdekatan dengan pantai.

  • 6

    b. Faktor pendukung dalam pemilihan lokasi pabrik Faktor pendukung juga perlu mendapatkan perhatian didalam pemilihan

    lokasi pabrik karena faktor-faktor yang termasuk didalamnya selalu menjadi pertimbangan agar pemilihan lokasi pabrik dan proses produksi berjalan lancar. Adapun faktor pendukung yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Harga tanah dan gedung dikaitkan dengan rencana di masa yang akan datang.

    2. Kemungkinan perluasan pabrik. 3. Tersedianya fasilitas service, misalnya disekitar lokasi pabrik tersebut

    atau jarak yang relatif dekat dengan bengkel besar dan semacamnya. 4. Tersedianya air yang cukup. 5. Peraturan pemerintah daerah setempat. 6. Keadaan masyarakat daerah sekitar (sikap keamanan dan sebagainya). 7. Iklim

    8. Keadaan tanah yang penting untuk rencana pembangunan dan pondasi. 9. Perumahan penduduk atau bangunan lain.

    Dari pertimbangan-pertimbangan diatas maka lokasi yang cocok untuk pendirian pabrik Nitrobenzol Mirbane Oil adalah daerah Industri di Cilegon, Banten.

    1.4 Kapasitas Rancangan Dalam pemilihan kapasitas pabrik Nitrobenzol Mirbane Oil ada beberapa

    pertimbangan-pertimbangan, yaitu: 1. Prediksi produksi Nitrobenzol Mirbane Oil

    Data produksi nitrobenzol mirbane oil diperlukan dalam menentukan

    kapasitas pabrik nitrobenzol mirbane oil. Berikut adalah data produksi nitrobenzol mirbane oil di Amerika Serikat yang dapat dilihat pada tabel 1.1.

  • 7

    Tabel 1.1 Produksi Nitrobenzol Mirbane Oil di Amerika Serikat

    Tahun Produksi (ton) 1956 81.500

    1958 70.000

    1960 81.500

    1962 100.000

    1964 119.600

    1965 140.170

    1970 249.000

    1980 277.000

    1986 435.000

    1990 533.000

    1994 740.000

    Sumber: Kirk-Othmer, volume13th dan Sarah Rasheed Ghayeb, 2009.

    Berdasarkan data yang terdapat dalam buku Kirk-Othmer Volume 13th dan

    Sarah Rasheed Ghayebs final year project about Nitrobenzene Production on 2009, produksi Nitrobenzol Mirbane Oil di Amerika Serikat untuk kurun waktu 1956-1994 diketahui bahwa produksi Nitrobenzol Mirbane Oil selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan Nitrobenzol Mirbane Oil meningkat dari tahun ke tahun. Apabila data tersebut disajikan dalam bentuk grafik, menghasilkan exponential trendline Y=1E-46e0.059x dengan R=0.966 lebih besar dari linear trendline dengan R=0.922, sehingga diperkirakan produksi Nitrobenzol Mirbane Oil pada tahun 2013 adalah 380.060,5 ton per tahun. Grafik data produksi Nitrobenzol Mirbane Oil di Amerika Serikat dapat dilihat pada

    gambar 1.1 berikut:

  • 8

    Gambar 1.1 Grafik Data Produksi Nitrobenzol Mirbane Oil di Amerika Serikat

    Perhitungan: Y = 1E-46e0.059x

    Y (produksi) = 1E-46e0.059x

    Dengan X merupakan tahun, maka pada tahun 2013:

    Y (produksi) = 1E-46e(0.059 x 2013)

    Y (produksi) = 380.060,5 ton

    2. Prediksi Kebutuhan Dalam Negeri Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) tahun 2008 menunjukan impor tiap tahun mengalami peningkatan rata-rata 2.236.712 kg/tahun atau sekitar 2.237 ton/tahun dengan jumlah impor tahun 2008 sebesar 48.281.444 kg/tahun. Sehingga diperkirakan konsumsi Indonesia pada tahun 2013 adalah sebesar 59.467 ton/tahun.

    y = 1E-46e0.059x

    R = 0.966

    0

    100000

    200000

    300000

    400000

    500000

    600000

    700000

    800000

    1950 1960 1970 1980 1990 2000

    Pro

    du

    ksi

    (to

    n)

    Tahun

    Data Produksi Nitrobenzol Mirbane Oil di Amerika

  • 9

    3. Ketersediaan bahan baku Bahan baku benzene, asam nitrat dan asam sulfat telah banyak diproduksi

    di Indonesia. Mengingat persediaan bahan baku yang memadai dan kebutuhan nitrobenzol mirbane oil yang besar, maka sangat prospektif bila mendirikan pabrik nitrobenzol mirbane oil.

    Berdasarkan pertimbangan diatas, bila prediksi kebutuhan dalam negeri dikaitkan dengan prediksi produksi dalam negeri maka prediksi produksi adalah 6,4 kali lebih besar dari prediksi kebutuhan dalam negeri, sehingga dalam perancangan pabrik Nitrobenzol Mirbane Oil yang didirikan pada tahun 2013 ditentukan kapasitas

    190.000 ton per tahun yaitu 3,2 kali lebih besar dari prediksi kebutuhan dalam negeri. Mengingat tujuan dari perancangan pabrik yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri yang terus meningkat dan perkembangan industri-industri yang menggunakan Nitrobenzol Mirbane Oil yang terus berkembang maka pendirian pabrik Nitrobenzol Mirbane Oil layak untuk dikaji.

    1.5 Margin Keuntungan Kotor Margin keuntungan kotor merupakan salah satu dari pengukuran profitabilitas. Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva pada perusahaan dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang optimal selama periode tertentu. Margin keuntungan kotor adalah kemampuan manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Dalam hal ini, Margin Keuntungan Kotor (MKK) dihitung dengan cara menghitung selisih harga produk dengan harga reaktan dan katalis yang digunakan. Persamaan reaksi dalam

    pembuatan Nitrobenzol Mirbane Oil adalah sebagai berikut:

  • 10

    Rumus MKK untuk persamaan reaksi diatas adalah:

    = $ + + !"# $ (1.1)

    Tabel 1.2 Keterangan Bahan

    No. Nama Bahan Rumus

    Kimia

    Harga

    (US$/kg) Massa Molekul

    Relatif (kg/kmol) Harga

    US$/kmol) Konsentrasi

    (%) 1. Benzene C6H6 1,24500 78,1134 97,25118 99.93

    2. Asam Nitrat HNO3 0,40000 63,0128 25,20512 67

    3. Asam Sulfat H2SO4 0,06123 98,0734 6,005034 98

    4. Nitrobenzol Mirbane Oil C6H5NO2 4,50000 123,1110 553,9995 99.8

    Sumber: http://www.researchandmarkets.com

    = $ + + !"# $ (1.1) = $$$%,'''$ ($)('+,,$--./

    -00 '','%1 )3(,$,,0$-,/-00 4+1 )3(4,00$0%5/-00 '.1 )6 7 (1.2)

    = 89$412,9330287 B 1 (1.3)

    = 89$2,594633372 1 (1.4) Dimana 1 US$ sama dengan Rp. 9.688,43757, sehingga:

    = $,,$'54%%%+,E FG.'4..,5%+$+-$ = IJ. KL. MNO, PQNQQ RS1 (1.5)

    C6H6 + HNO3 H2SO4

    C6H5NO2 + H2O