rancangan eksperimen lissajous
DESCRIPTION
mengenai lissajous tentang perpaduan gelombangTRANSCRIPT
LISSAJOUS
Disusun oleh:
1. Erni Sri Purnami (4201412080)
2. Ida Sudarwati (4201412082)
3. Ibnu Fitriatmoko (4201412101)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
LISSAJOUS
A. TUJUAN
Eksperimen Lissajous ini bertujuan untuk:
1. Memperoleh berbagai macam bentuk kurva Lissajous dengan variasi frekuensi dan
amplitudo
2. Membandingkan bentuk kurva Lissajous yang diperoleh dari eksperimen dengan
bentuk kurva Lissajous teori
B. LANDASAN TEORI
Pada pertengahan abad 19, seorang fisikawan Perancis yang bernama Jules
Antoine Lissajous (1822–1880) sangat tertarik pada bentuk persamaan parametrik
berikut ini:
x (t )= A sin(2 π f A t+δA )
y (t )=B sin (2 π f Bt +δB )
Beliau mengembangkan fungsi tersebut pada suatu pembelajaran tentang getaran
dengan menggabungkan dua gerakan sinusoidal yang saling tegak lurus. Persamaan
diatas menggambarkan adanya getaran sinusoidal pada sumbu x dengan frekuensi a/2 π
dan getaran sinusoidal pada sumbu y dengan frekuensi b/2 π. Jika nilai perbandingan
antara a dengan b adalah bilangan rasional, maka akan menghasilkan efek getaran yang
bergerak sepanjang lintasan kurva, yang dikenal dengan kurva Lissajous. Berikut ini
akan diberikan perbandingan gambar kurva Lissajous dengan perbedaan konstanta a dan
b sesuai dengan ilustrasi
Diperlukan variasi perbandingan konstanta, maupun parameter nilai lainnya
(termasuk proses modifikasi persamaan parametrik) pada persamaan kurva Lissajous
sehingga menghasilkan bentuk pola gambar yang cukup indah dan variatif.
Kurva Lissajous dapat dihasilkan dengan menggunakan osiloskop. Dua masukan
sinusoida berbeda fase diterapkan pada osiloskop dalam mode XY dan hubungan antara
fase dan sinyal disebut sebagai kurva Lissajous. Pada osiloskop, kita menganggap x dan y
adalah channel 1 dan channel 2. Dimana A adalah amplitudo channel 1 dan B adalah
amplitudo channel 2, fA adalah frekuensi channel 1 dan fB adalah frekuensi channel 2,
sehingga a: b adalah perbandingan frekuensi kedua saluran, dan δ adalah beda fase. Jika
gambar Lissajous pada osiloskop, menampilkan 03:01 ini berarti hubungan antara
frekuensi vertikal dan input sinusoidal horisontal.
Bila f A=f B dan δ A=δB, maka kurva lissajous yang tampak akan memenuhi
persamaan:
y= BA
x
Bila |φA−φB| = π2
maka akan berbentuk pola elips yang memenuhi persamaan
( xA )
2
+( yB )
2
= 1
Bila |φA−φB| = π2
dan A = B = R maka pola elips akan menjadi pola berbentuk
lingkaran dengan persamaan
x2+ y2=R2
Selain bentuk sederhana tersebut muncul pula banyak bentuk lain yang secara
umum dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi sendiri.
Gambar 1. Pola Lissajous dengan f y=2 f x ,φ A=φB dan A=B
Untuk kasus dalam gambar di atas dapat dituliskan bentuk fungsinya adalah
y= 2A
x2−A
yang merupakan persamaan kuadrat.
Adapun bentuk-bentuk kurva lainnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Berbagai pola Lissajous
Keterangan: a = f y dan b = f x
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen Lissajous yaitu:
1. Osiloskop : 1 buah
2. Audio Frequency Generator (AFG) : 2 buah
3. Kabel probe : 2 buah
4. Transparansi : 6 buah
5. Spidol permanen : 1 buah
D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja pada eksperimen Lissajous yaitu:
1. Mengkalibrasi osiloskop
2. Memposisikan bagian mode pada XY
3. Menghubungkan AFG 1 pada channel 1 dan menghubungkan AFG 2 pada channel 2
menggunakan kabel probe seperti pada gambar berikut:
Gambar 3. Rangkaian alat eksperimen
4. Mengatur AFG 1 dengan frekuensi sebesar 1 Hz dan amplitudo sebesar 2 Vp dan
AFG 2 dengan frekuensi sebesar 1.5 Hz dan amplitudo sebesar 1 Vp
5. Mengamati dan menggambar keluaran yang dibentuk pada display osiloskop
6. Memvariasikan AFG 1 dan AFG 2 dengan nilai frekuensi dan amplitudo sebagai
berikut:
Tabel 1. Variasi Nilai f dan A untuk Masing-Masing AFG
NoAFG 1 AFG 2
f (Hz) A (Vp) f (Hz) A (Vp)
1 1 2 1,5 1
2 3 3 4 4
3 4 2 1 3
4 2 3 5 4
5 2 4 4 2
6 5 4 4 4
E. FORMAT PENGUMPULAN DATA
Berikut ini disajikan format pengumpulan data eksperimen Lissajous.
Tabel 2. Rancangan Data Pengamatan
NoAFG 1 AFG 2
Gambarf (Hz) A (Vp) f (Hz) A (Vp)
1
2
3
4
5
6
F. TEKNIS PENGOLAHAN DATA
Berikut ini sistematika pengolahan data eksperimen Lissajous:
1. Setelah mendapatkan data pengamatan dari eksperimen, kemudian menggambar
kurva berdasarkan data dari AFG 1 dan AFG 2 secara teori
2. Membandingkan kurva yang diperoleh dari eksperimen dengan kurva yang
didapatkan dari teori
3. Menyimpulkan kurva yang diperoleh dari eksperimen SESUAI/TIDAK SESUAI
dengan kurva teori
DAFTAR PUSTAKA
IOSR Journal of Engineering. 2012. Geometrical and Graphical Representations Analysis of Lissajous Figures in Rotor Dynamic System. 2(5): 971-977
Terr, David. -. Parametric Equations. http://www.mathamazement.com/Lessons/Pre-Calculus/09_Conic-Sections-and-Analytic-Geometry/parametric-equations.html diakses tanggal 25 Maret 2014 (11:00 WIB)
http://www.e-bookspdf.org/view/aHR0cDovL2RpZ2lsaWIuaXRzLmFjLmlkL3B1YmxpYy9JVFMtVW5kZXJncmFkdWF0ZS01MTMzLTUxMDQxMDAxMDgtYmFiMi5wZGY=/
MiBCYWIgSWkgVGluamF1YW4gUHVzdGFrYSAtIEl0cyBEaWdpdGFsIFJlcG9zaXRvcnk=