rancangan aplikasi pemilihan soal ujian acak menggunakan

8
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 MT 51 Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan Algoritma Mersenne Twister Pada Bahasa Pemrograman Java Faizal Achmad Lembaga Sandi Negara [email protected] AbstrakPerkembangan teknologi informasi saat ini juga diikuti oleh perkembangan pada dunia pendidikan dengan menerapkan sistem ujian yang diselenggarakan secara online. Soal ujian berbasis online tersimpan dalam suatu basis data soal, yang dapat digunakan pada penyelenggaraan ujian dari waktu ke waktu saat dibutuhkan. Untuk menghindari terjadinya perulangan soal yang muncul pada saat ujian, maka diperlukan suatu metode yang dapat menghasilkan suatu pemilihan soal secara acak dari basis data. Pseudorandom Number Generator (PRNG) merupakan perangkat yang dirancang untuk menghasilkan barisan angka atau simbol yang dianggap acak, PRNG banyak diaplikasikan secara luas seperti pada perhitungan simulasi dan kriptografi. Penerapan suatu PRNG untuk sebuah aplikasi tidak lepas dari pemilihan kekuatan metode PRNG yang digunakan. Mersenne Twister merupakan salah satu algoritma PRNG yang telah dipublikasikan dan dipergunakan secara luas pada berbagai aplikasi simulasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan implementasi Mersenne Twister menggunakan bahasa pemrograman Java, sebagai aplikasi pemilihan soal secara acak dari basis data soal ujian, serta menguji tingkat keacakan pilihan soal yang dihasilkan. Metode pengujian soal acak yang dihasilkan adalah dengan menggunakan 5 Uji Dasar untuk keacakan. Hasil pengujian dengan 5 Uji Dasar menyatakan bahwa pemilihan soal yang dilakukan dengan menggunakan algoritma Mersenne Twister adalah acak. Kata kunci: Random Number Generator, Mersenne Twister, Soal Ujian, 5 Uji Dasar, Keacakan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, serta terintegrasinya teknologi informasi, komputer dan telekomunikasi yang semakin global, memungkinkan setiap individu atau kelompok untuk dapat mengakses suatu data informasi tanpa kenal batas. Untuk membatasi agar suatu data informasi yang berklasifikasi rahasia hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, maka data tersebut harus diamankan. Ancaman yang kerap terjadi terhadap suatu informasi rahasia antara lain pengubahan, penyadapan, dan pemalsuan. Salah satu teknik pengamanan terhadap suatu informasi rahasia adalah dengan kriptografi. Secara umum kriptografi adalah ilmu untuk menjaga kerahasiaan data melalui penggunaan teknik-teknik tertentu. Dunia kriptografi hingga saat ini telah berkembang cukup signifikan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan saat ini telah mulai menerapkan sistem ujian yang diselenggarakan secara online. Soal ujian berbasis online tersimpan dalam suatu basis data soal, yang dapat digunakan pada penyelenggaraan ujian dari waktu ke waktu saat dibutuhkan. Untuk menghindari terjadinya perulangan soal yang muncul pada saat ujian, maka diperlukan suatu metode yang dapat menghasilkan suatu pemilihan soal secara acak dari basis data. Pada penelitian ini akan dibuat sebuah aplikasi dengan nama “SecureExam” yang merupakan implementasi algoritma kriptografi sebagai pengamanan dalam transport data, dan mersenne twister sebagai algoritma pemilihan soal ujian secara acak dari basis data. B. Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi SecureExam sebagai aplikasi alternatif dalam penyelenggaraan ujian secara online. Aplikasi ini akan mengimplementasikan algoritma kriptografi sebagai T - 8

Upload: doankhanh

Post on 30-Dec-2016

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

MT 51

Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak

Menggunakan Algoritma Mersenne Twister

Pada Bahasa Pemrograman Java

Faizal Achmad

Lembaga Sandi Negara

[email protected]

Abstrak—Perkembangan teknologi informasi saat ini juga diikuti oleh perkembangan

pada dunia pendidikan dengan menerapkan sistem ujian yang diselenggarakan secara

online. Soal ujian berbasis online tersimpan dalam suatu basis data soal, yang dapat

digunakan pada penyelenggaraan ujian dari waktu ke waktu saat dibutuhkan. Untuk

menghindari terjadinya perulangan soal yang muncul pada saat ujian, maka

diperlukan suatu metode yang dapat menghasilkan suatu pemilihan soal secara acak

dari basis data. Pseudorandom Number Generator (PRNG) merupakan perangkat

yang dirancang untuk menghasilkan barisan angka atau simbol yang dianggap acak,

PRNG banyak diaplikasikan secara luas seperti pada perhitungan simulasi dan

kriptografi. Penerapan suatu PRNG untuk sebuah aplikasi tidak lepas dari pemilihan

kekuatan metode PRNG yang digunakan. Mersenne Twister merupakan salah satu

algoritma PRNG yang telah dipublikasikan dan dipergunakan secara luas pada

berbagai aplikasi simulasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan implementasi

Mersenne Twister menggunakan bahasa pemrograman Java, sebagai aplikasi

pemilihan soal secara acak dari basis data soal ujian, serta menguji tingkat keacakan

pilihan soal yang dihasilkan. Metode pengujian soal acak yang dihasilkan adalah

dengan menggunakan 5 Uji Dasar untuk keacakan. Hasil pengujian dengan 5 Uji

Dasar menyatakan bahwa pemilihan soal yang dilakukan dengan menggunakan

algoritma Mersenne Twister adalah acak.

Kata kunci: Random Number Generator, Mersenne Twister, Soal Ujian, 5 Uji

Dasar, Keacakan.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, serta terintegrasinya teknologi informasi, komputer dan telekomunikasi yang semakin global, memungkinkan setiap individu atau kelompok untuk dapat mengakses suatu data informasi tanpa kenal batas. Untuk membatasi agar suatu data informasi yang berklasifikasi rahasia hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, maka data tersebut harus diamankan. Ancaman yang kerap terjadi terhadap suatu informasi rahasia antara lain pengubahan, penyadapan, dan pemalsuan. Salah satu teknik pengamanan terhadap suatu informasi rahasia adalah dengan kriptografi. Secara umum kriptografi adalah ilmu untuk menjaga kerahasiaan data melalui penggunaan teknik-teknik tertentu. Dunia kriptografi hingga saat ini telah berkembang cukup signifikan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan saat ini telah mulai menerapkan sistem ujian yang diselenggarakan secara online. Soal ujian berbasis online tersimpan dalam suatu basis data soal, yang dapat digunakan pada penyelenggaraan ujian dari waktu ke waktu saat dibutuhkan. Untuk menghindari terjadinya perulangan soal yang muncul pada saat ujian, maka diperlukan suatu metode yang dapat menghasilkan suatu pemilihan soal secara acak dari basis data.

Pada penelitian ini akan dibuat sebuah aplikasi dengan nama “SecureExam” yang merupakan implementasi algoritma kriptografi sebagai pengamanan dalam transport data, dan mersenne twister sebagai algoritma pemilihan soal ujian secara acak dari basis data.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi SecureExam sebagai aplikasi alternatif dalam penyelenggaraan ujian secara online. Aplikasi ini akan mengimplementasikan algoritma kriptografi sebagai

T - 8

Page 2: Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan

ISBN. 978-602-73403-1-2

MT 52

pengamanan dalam transport data, dan mersenne twister sebagai algoritma pemilihan soal ujian secara acak dari basis data.

C. Perumusan Masalah

Aplikasi “SecureExam” sebagai aplikasi alternatif dalam penyelenggaraan ujian secara online memiliki permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Bagaimana mengamankan data soal ujian yang dikirimkan dari server ke peserta ujian.

2) Pemilihan algoritma kriptografi yang sudah teruji tingkat keamanannya.

3) Bagaimana melakukan suatu pemilihan soal secara acak dari basis data.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kriptografi

Berikut merupakan istilah-istilah yang terdapat dalam kriptografi [1] :

Enkripsi adalah proses menyamarkan suatu pesan sebagai cara untuk menyembunyikan isinya.

Plaintext (Teks Terang) adalah suatu pesan yang belum terenkripsi.

Ciphertext (Teks Sandi) adalah suatu pesan yang telah terenkripsi.

Dekripsi adalah suatu proses untuk mengembalikan Teks Sandi menjadi Teks Terang.

GAMBAR 1. PROSES ENKRIPSI/DEKRIPSI

Secara umum dalam kriptografi terdapat dua macam metode sistem sandi, yaitu sistem sandi simetrik

dan sistem sandi asimetrik. Sistem sandi simetrik adalah sistem sandi yang menggunakan satu kunci,

dimana kunci untuk enkripsi sama dengan kunci untuk dekripsi. Sistem sandi asimetrik adalah sistem sandi

yang menggunakan dua kunci yang berlainan, dimana kunci untuk enkripsi berbeda dengan kunci untuk

dekripsi. Berdasarkan bentuknya algoritma sistem sandi simetrik terbagi 2 yaitu, Stream Cipher dan Block

cipher. Pada Stream Cipher, karakter dari plaintext dienkripsi satu persatu pada satu waktu. Pada Block

cipher, satu grup karakter dari plaintext dienkripsi secara serentak dengan menggunakan transformasi

enkripsi yang ditetapkan.

B. Advanced Encryption Standard (AES)

AES [2] merupakan algoritma kriptografi standar yang ditetapkan oleh National Institute of Standards

and Technology (NIST) melalui publikasi Federal Information Processing Standards (FIPS) 197 pada

tahun 2001. AES adalah algoritma kriptografi yang dapat digunakan untuk mengamankan suatu data

elektronik. AES merupakan jenis algoritma kriptografi Block cipher dengan kunci kriptografi simetrik.

AES dapat menggunakan kunci kriptografi dengan panjang 128-bit, 192-bit atau 256-bit untuk

enkripsi/dekripsi sebuah blok data yang memiliki panjang 128-bit.

Page 3: Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

MT 53

GAMBAR 2. ALUR PROSES ENKRIPSI AES

C. Fungsi Hash

Fungsi hash adalah sebuah fungsi yang memetakan suatu string tak terbatas menjadi suatu string

dengan panjang tertentu. Secure Hash Algorithm (SHA) merupakan salah satu algoritma fungsi hash yang

dikembangkan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST). SHA-512 [3] adalah varian

dari SHA yang beroperasi pada delapan 64-bit word. Pesan yang akan dihitung nilai hash-nya diproses

sebagai berikut:

1) Dilakukan proses padding pada pesan sehingga hasilnya adalah kelipatan dari panjang 1024-bit.

2) Urai menjadi 1024-bit blok pesan M(1)

, M(2)

, …, M(N)

.

Blok pesan diproses satu kali pada satu waktu: Dimulai dengan nilai fixed initial hash H(i)

, dihitung secara

berurutan:

H(i)

= H(i-1)

+ CM(i)

, …, ( H(i-1)

)

Dimana C ada fungsi kompresi SHA-512 dan “+” berarti penjumlahan word-wise mod 264

. H(N)

adalah

hash dari M.

D. Mersenne Twister

Mersenne Twister [4] merupakan algoritma pembangkit bilngan acak yang dikembangkan pada tahun

1997 oleh Matsumoto dan Nishimura, algoritma Mersenne Twister merupakan versi generalisasi dari

feedback shift register PRNG (Pseudorandom Number Generator). Pemberian nama PRNG ini

berdasarkan fakta bahwa periode ditentukan oleh bilangan prima Mersenne( ), yang

menghasilkan bilangan acak berkualitas tinggi dengan sangat cepat. Implementasi mt19937(), yang telah

menjadi bagian dari banyak bahasa pemrograman dan library, memiliki periode

E. Lima Uji Dasar Untuk Keacakan

Lima uji dasar untuk keacakan adalah 5 buah uji statistik yang biasanya digunakan untuk menentukan

apakah suatu barisan biner memiliki karakteristik seperti yang ditunjukkan oleh suatu barisan yang trully

random [5]. Lima uji dasar untuk keacakan tersebut terdiri dari:

1) Uji Frekuensi

Uji frekuensi bit digunakan untuk menentukan apakah barisan bit mempunyai jumlah bit “0” dan

“1” yang relatif sama. Seperti yang diharapkan untuk barisan bit acak pada postulat keacakan

Golomb butir R1. Statistik uji yang digunakan adalah:

2

0 1

1

n nX

n

2) Uji Serial

Tujuan uji serial adalah untuk menentukan banyaknya pasangan bit 00, 01, 10 dan 11 sebagai sub-

barisan dari barisan bit sama. Statistk uji yang digunakan adalah:

2 2 2 2 2 2

2 00 01 10 11 0 1

4 21

1X n n n n n n

n n

3) Uji Poker

Uji poker digunakan untuk menentukan barisan bit dengan panjang tertentu muncul dalam barisan

bit dengan jumlah yang sama. Statistik uji yang digunakan adalah :

Page 4: Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan

ISBN. 978-602-73403-1-2

MT 54

22

3

1

2mm

i

i

X n kk

4) Uji Run

Uji run dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah runtun dalam barisan bit, baik runtun bit “0”

maupun runtun “1”, dengan panjang yang bervariasi memiliki jumlah yang sesuai dengan postulat

keacakan Golomb butir R2. Statistik uji yang digunakan adalah:

2 2

4

1 1

k ki i i i

i ii i

B e G eX

e e

5) Uji Autokorelasi

Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk melihat kemungkinan hubungan antara barisan bit

dengan versi pergeserannya. Sesuai dengan postulat keacakan Golomb butir R3, nilai autokorelasi

adalah suatu nilai yang konstan meskipun rangkaian mengalami pergeseran beberapa kali. Statistik

uji yang digunakan adalah:

5 22

n dX A d n d

III. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Melakukan studi literatur dan pengumpulan data dari berbagai sumber seperti buku dan internet

mengenai penelitian yang akan dilakukan.

Melakukan analisis kebutuhan dan perancangan aplikasi SecureExam.

Membuat prototype aplikasi SecureExam yang menjamin pengamanan transport data, dan

pemilihan soal ujian secara acak dari basis data.

Melakukan pengujian keacakan pemilihan soal yang dilakukan oleh aplikasi SecureChat.

IV. PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Dalam tahapan ini, proses yang dilakukan adalah memilih perangkat lunak yang akan digunakan, serta fungsi-fungsi yang ada didalam aplikasi, yaitu :

1) Penghitungan nilai hash password.

Fungsi ini akan menghitung nilai hash dari password yang diinputkan oleh pengguna

menggunakan fungsi hash SHA-512.

2) Pengecekan username dan nilai hash password

Fungsi ini akan melakukan otentikasi pengguna dengan melakukan verifikasi username dan nilai

hash dari password yang diinputkan oleh pengguna, dengan username dan nilai hash password

yang tersimpan pada basis data server.

3) Pengamanan transport data.

Fungsi pengamanan transport data dilakukan untuk mengamankan data pada saat ditransmisikan

dari ancaman pengubahan, penyadapan, dan pemalsuan

4) Pemilihan soal secara acak

Proses pemilihan soal dari basis data menggunakan algoritma Mersenne Twister, dan diharapkan

memenuhi uji keacakan yang ditetapkan, untuk menghindari terjadinya perulangan soal yang

muncul pada saat ujian.

Dari uraian diatas maka program aplikasi yang akan dibuat menggunakan Java Enterprise Edition 8

SDK, hal ini dikarenakan bahasa pemrograman Java sudah mendukung penggunaan algoritma kriptografi

dan komunikasi client-server, pemilihan bahasa pemrograman Java juga bertujuan agar aplikasi ini

kedepannya dapat dikembangkan untuk dapat berjalan pada sistem operasi yang berbeda.

B. Implementasi

Pada tahap ini yang dilakukan adalah melakukan implementasi berdasarkan desain fungsional, menggunakan algoritma kriptografi untuk pengamanan transport data dan pemilihan soal secara acak, beserta user interface nya ke dalam suatu program aplikasi online berbasis web melalui bahasa pemograman. Aplikasi dibuat menggunakan bahasa pemograman Java Enterprise Edition 8 SDK.

Page 5: Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

MT 55

Pemilihan Java Enterprise Edition 8 SDK dikarenakan sasaran penggunaan program agar kelak dapat digunakan dan dikembangkan pada beberapa sistem operasi berbeda.

1) Penghitungan nilai hash password

Nilai hash dihitung menggunakan SHA-512. Perhitungan nilai hash dari password diproses setelah

pengguna melakukan input username dan password lalu menekan tombol “Login”.

GAMBAR 3. FORM LOGIN APLIKASI

2) Pengecekan username dan nilai hash password

Username dan nilai hash password yang diinputkan oleh pengguna kemudian diotentikasi dengan

username dan nilai hash password yang tersimpan pada basis data server.

GAMBAR 4. USERNAME DAN PASSWORD PADA BASIS DATA

3) Pengamanan transport data

Keamanan transport data dijamin dengan menerapkan protokol Transport Layer Security (TLS)

dan algoritma kriptografi AES dengan kunci 256-bit yang merupakan algoritma kriptografi standar

yang telah dipublikasikan oleh NIST (National Institute of Standards and Technology) untuk

enkripsi data yang ditransmisikan.

GAMBAR 5. KEAMANAN TRANSPORT DATA DENGAN TLS

4) Pemilihan soal secara acak

Setiap soal yang disimpan dalam basis data memiliki pengenal index berupa “kode soal”. Soal

yang ditampilkan pada ujian merupakan hasil pilihan secara acak dari basis data, berdasarkan

Page 6: Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan

ISBN. 978-602-73403-1-2

MT 56

bilangan “kode soal” yang dibangkitkan oleh algoritma Mersenne Twister. Seperti contoh soal

yang dibangkitkan pada Gambar 6. di bawah ini.

GAMBAR 6. FORM SOAL UJIAN

C. Hasil Pengujian

Dalam tahap ini pengujian yang dilakukan yaitu uji keacakan terhadap hasil pemilihan indeks soal ujian yang dipilih menggunakan algoritma merssene twister. Sampel terdiri dari 100 sampel yang masing-masing terdiri dari 10.000 rangkaian bit. Berikut merupakan hasil pengujian menggunakan lima uji dasar untuk keacakan, dari sampel indeks soal ujian terpilih.

1) Uji Frekuensi

Pengujian menggunakan pendekatan distribusi 2 dengan derajat kebebasan v =1, sehingga

untuk v =1 dan =0,05 mempunyai daerah kritis , jika hasil perhitungan

maka sampel dinyatakan tidak lulus uji, jika hasil sebaliknya maka sampel dinyatakan lulus uji.

GAMBAR 7. HASIL UJI FREKUENSI

2) Uji Serial

Pengujian menggunakan pendekatan distribusi frekuensi 2 dengan derajat kebebasan v =2.

Daerah kritis untuk uji Serial dengan v =2 dan =0,05 adalah , jika hasil perhitungan

maka sampel dinyatakan tidak lulus uji, jika hasil sebaliknya maka sampel dinyatakan lulus uji.

0

2

4

6

8

1

7

13

19

25

31

37

43

49

55

61

67

73

79

85

91

97

Nila

i X1

Sampel

Hasil Uji Frekuensi

Page 7: Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

MT 57

GAMBAR 8. HASIL UJI SERIAL

3) Uji Poker

Pengujian menggunakan pendekatan distribusi 2 dengan derajat kebebasan v = 2m -1. Pada

penelitian ini digunakan m=3. Daerah kritis untuk uji Poker dengan v =7 dan =0,05 adalah , jika hasil perhitungan maka sampel dinyatakan tidak lulus uji, jika hasil

sebaliknya maka sampel dinyatakan lulus uji.

GAMBAR 9. HASIL UJI POKER

4) Uji Run

Pengujian menggunakan pendekatan distribusi 2 dengan derajat kebebasan v =2k-2. Pada

penelitian ini digunakan k=15. Daerah kritis untuk uji Run dengan v =28 dan =0,05 adalah

, jika hasil perhitungan maka sampel dinyatakan tidak lulus uji, jika hasil

sebaliknya maka sampel dinyatakan lulus uji.

GAMBAR 10. HASIL UJI RUN

5) Uji Autokorelasi

Pada penelitian ini digunakan d=8. Pengujian dua arah dilakukan dengan menggunakan

pendekatan distribusi N(0,1). Daerah kritis untuk uji autokorelasi dengan =0,05 adalah , jika hasil perhitungan atau maka sampel dinyatakan tidak lulus uji, jika hasil

sebaliknya maka sampel dinyatakan lulus uji.

0

10

20

1

8

15

22

29

36

43

50

57

64

71

78

85

92

99

Nila

i X2

Sampel

Hasil Uji Serial

0

20

40

1

8

15

22

29

36

43

50

57

64

71

78

85

92

99

Nila

i X3

Sampel

Hasil Uji Poker

0

20

40

1

8

15

22

29

36

43

50

57

64

71

78

85

92

99

Nila

i X4

Sampel

Hasil Uji Run

Page 8: Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan

ISBN. 978-602-73403-1-2

MT 58

GAMBAR 11. HASIL UJI AUTOKORELASI

Berdasarkan hasil pengujian keacakan terhadap 100 sampel (@10.000-bit) yang dihasilkan oleh algoritma

Mersenne Twister, dihasilkan persentase keacakan yang baik, dimana sampel lulus uji > 90%, seperti

yang terlihat pada Tabel 1. di bawah ini.

TABEL 1. HASIL UJI 5 DASAR UNTUK KEACAKAN

No. Uji Keacakan Lulus Uji

(%)

Tidak Lulus Uji

(%)

1 Uji Frekuensi 94 6

2 Uji Serial 94 6

3 Uji Poker 93 7

4 Uji Run 100 0

5 Uji Autokorelasi 94 6

V. SIMPULAN

Penelitian yang dilakukan telah menjawab perumusan masalah pada bagian sebelumnya dengan hasil sebagai berikut:

1) Soal ujian yang dikirimkan dari server ke peserta ujian, diamankan dengan menerapkan protokol

Transport Layer Security (TLS) yang menggunakan algoritma kriptografi.

2) Algoritma kriptografi yang digunakan pada TLS adalah algoritma kriptografi AES dengan panjang

kunci 256-bit, yang merupakan algoritma kriptografi standar yang telah teruji dan dipublikasikan

oleh NIST.

3) Pemilihan soal dengan algoritma Mersenne Twister dinyatakan lulus uji sebanyak lebih dari 90%

sampel yang diuji.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bruce Schneier, “Applied Cryptography, Second Edition”, John Wliey & Sons Inc, 2009.

[2] FIPS Publication 197, “Announcing The Advanced Encryption Standard (AES)”, 2001.

[3] Descriptions of SHA-256, SHA-384, and SHA-512, http://www.iwar.org.uk/

Diakses tanggal 24 Juli 2015.

[4] Helmut G. Katzgraber, “Random Numbers in Scientific Computing: An Introduction”, International Summer School Modern Computational Science, 2010.

[5] Menezes, J. Alfred et al., “Handbook ofApplied Cryptography”, 1996.

-3

-2

-1

0

1

2

3

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 93 97 Nila

i X5

Sampel

Hasil Uji Autokorelasi