rancang bangun sistem absensi perkuliahan auto id berbasis
TRANSCRIPT
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 59 @2017 kitektro
Rancang Bangun Sistem Absensi Perkuliahan Auto
ID Berbasis RFID yang Terintegrasi dengan
Database Berbasis WEB
Ahyar Jadid1), Zulhelmi2), Ardiansyah3)
1,2,3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111 Indonesia [email protected] [email protected]
Abstrak— Penelitian ini mendeskripsikan perancangan dan
implementasi sistem absensi auto id RFID (Radio Frequency
Identification) yang terintegrasi dengan sistem informasi web.
Penerapan dan pelaksanaan absensi secara konvensional
dengan menggunakan media kertas (paper based) pada
universitas mempunyai beberapa masalah, antara lain
terganggunya proses perkuliahan dengan edaran dokumen
absen, kemungkinan rusak dan hilangnya dokumen absen,
terjadinya human error dalam proses rekapitulasi data
absensi dan banyaknya waktu yang terbuang dengan
menggunakan metode ini. Penelitian ini menawarkan sebuah
solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan
merancang sebuah perangkat keras yang mampu merekam
data absensi perkuliahan secara otomatis berbasis RFID.
Perancangan dilakukan dengan menggunakan tag pasif
sebagai kartu identitas anggota perkuliahan, reader RFID
MFRC522, raspberry pi B+, RTC DS3231, dan LCD 16x2
karakter. Data RFID dimanfaatkan untuk diintegrasikan
dengan sistem basis data. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode eksperimental. Data yang didapat dari
RFID diolah oleh sistem dan ditampilkan dalam bentuk text
dan diagram yang dapat diakses melalui website, sehingga
dapat dijadikan sebagai acuan untuk pemantauan dan
penilaian kinerja oleh Tim Pengendali Mutu Akademik
(TPMA).
Kata Kunci— Absensi, Auto id RFID, Identifikasi otomatis,
Modul Mifare RC522 RFID reader, Mifare passive tag card,
Microcomputer Ruspberry Pi B+, web service.
I. PENDAHULUAN
Absensi merupakan suatu kegiatan pendataan kehadiran,
bagian dari pelaporan aktifitas suatu institusi, atau komponen
institusi itu sendiri yang berisi data kehadiran. Data tersebut
disusun dan diatur sedemikian rupa sehinga mudah untuk
dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan
oleh pihak yang berkepentingan. Absensi berkaitan dengan
penerapan kedisiplinan yang ditentukan oleh suatu institusi
[1]. Absensi pasti diterapkan dalam proses perkuliahan
disetiap fakultas dalam suatu universitas, baik itu untuk para
mahasiswa(i) juga untuk dosen sebagai tenaga pengajar.
Pentingnya proses absensi diterapkan pada perkuliahan sangat
berkaitan dengan pendidikan, yang bukan hanya sekedar
penyerapan ilmu pengetahuan, melainkan lebih jauh
membutuhkan keterlibatan aktifitas fisik dan mental dalam
prosesnya.
Terdapat banyak jenis absensi; yang membedakannya
adalah proses pelaksanaan dan cara penggunaannya. Namun
secara umum absensi dikelompokkan menjadi dua, yaitu
absensi konvensional dan non konvensional. Absensi
konvensional atau manual adalah cara memasukkan data
kehadiran dengan tanda tangan menggunakan alat tulis pada
lembaran kertas absensi. Absensi non konvensional atau
digital adalah cara memasukkan data kehadiran dengan
menggunakan sistem terkomputerisasi.
Absensi secara konvensional tidak relefan untuk diterapkan
saat ini karena memiliki beberapa kekurangan seperti tidak
efisien waktu dalam proses pelaksanaannya. Memberikan
kemungkinan besar untuk terjadinya kesalahan dalam proses
pengumpulan data yang disebabkan oleh human error [2].
Salah satu penyebab permasalahan tersebut adalah
meningkatnya jumlah mahasiswa(i) setiap tahunnya. Selain
itu proses absensi konvensional juga menimbulkan
permasalahan seperti paperless, kemungkinan hilang dan
kerusakan absensi. Membutuhkan waktu yang cukup lama
dalam rekapitulasi data absensi, dikarenakan banyaknya berkas
yang harus diperiksa setiap semesternya.
Sebagai contoh di Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala,
absensi diedarkan pada saat proses perkuliahan sedang
berlangsung. Hal tersebut tentu sangat mengganggu proses
perkuliahan karena dapat merusak konsentrasi dosen dan
mahasiswa(i). Hal seperti ini harus menjadi perhatian khusus
bagi pihak Fakultas, untuk itu perlu dibentuk sistem absensi
secara digital untuk mengatasi permasalahan permasalahan
tersebut. Perkembangan teknologi sekarang ini mendorong
suatu instansi untuk bisa menyediakan informasi kehadiran
yang lebih akurat, dalam hal ini peneliti ingin mengambil
bagian yaitu dengan menawarkan suatu trobosan lain.
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 60 @2017 kitektro
Pada dasarnya absensi merupakan suatu kegiatan
identifikasi, dalam kasus ini adalah mengidentifikasi
kehadiran mahasiswa(i) dalam proses jalannya perkuliaahan.
Identifikasi suatu objek merupakan suatu proses yang
dilakukan untuk pengambilan data. Teknologi identifikasi
saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Identifikasi yang paling memudahkan dalam proses
pengambilan data adalah auto id (Autoomatic Identifikation).
Auto id mampu melakukan pengumpulan data secara otomatis.
Ada beberapa metode dalam pengaplikasian auto id,
diantaranya barcode, smatr cards, voic recognition, biometrik
identifikation seperti retina scan, OCR (Optcal Charakter
Recognition) dan RFID (Radio Frequency Identification) [3].
Dari beberapa metode tersebut RFID memiliki beberapa
keunggulan seperti kecepatan proses deteksi, tidak
membutuhkan kontak fisik, tidak memerlukan peletakan
secara presisi dengan reader, dan harga yang relatif lebih
murah.
RFID (Radio Frequency Identification) merupakan
teknologi identifikasi memanfaatkan gelombang radio [4].
Metode identifikasi menggunakan sarana yang disebut lebel
atau transponder tag untuk menyimpan data, dan reader
berfungsi sebagai pengambil data yang tersimpan pada tag
tanpa diperlukan kontak langsung dengan tag RFID. RFID
menawarkan teknologi informasi yang memudahkan manusia
untuk mengidentifikasi berbagai objek secara otomatis.
Namum sistem ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada sebuah
basis data sebagai pusat pengolahan dan penyimpanan data.
RFID pada penelitian ini berperan sebagai bagian dari sebuah
sistem yang berfungsi untuk merekam data kehadiran
mahasiswa(i) dan dosen. Data yang diperoleh berupa data
mentah dalam bentuk hexsadesimal unik id. Data unik id
tersebut diintegrasikan dengan database absensi berbasis web
mengunakan jaringan WiFi sebagai sarana pengiriman data.
Dalam penelitian ini penulis berkontribusi untuk
membangun sebuah perangkat keras yang dapat merekam data
absensi memanfaatkan teknologi RFID. Data yang diperoleh
oleh sistem perangkat keras dimanfaatkan untuk membangun
sebuah database e-absen yang dapat diakses melalui web.
Penelitian ini menawarkan solusi berdasarkan kebutuhan
absensi yang praktis dan efisien dengan memanfaatkan
teknologi RFID. Ada pun pengembangan selanjutnya sistem ini
di rujuk dengan nama e-absen.
II. DASAR TEORI
Cara paling mudah mengompilasi naskah karya ilmiah
sesuai dengan permintaan adalah dengan cara menggunakan
dokumen ini sebagai contoh/template. Caranya sederhana
langsung ketikkan tulisan anda pada template ini.
A. RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION)
Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)
merupakan salah satu dari beberapa teknologi Auto ID
(Automtic Identification). Auto ID memungkinkan untuk
melakukan identifikasi secara otomatis, seperti barcode
sistem, optikal karakter, biometric MM, smart card, voisce
identification, fingers point procedur, dan NFC (Near-Field
Communication) [5]. RFID pertama kali di implementasikan
oleh Inggris pada tahun 1940 masa perang dunia kedua.
Diterapkan sebagai sistem identifikasi kawan atau musuh
“Identification Friend or Foe” IFF sistem, dengan memasang
transponder pada pesawat tempur dan tank [6].
RFID merupakan standar khusus yang menyatakan suatu
jaringan menggunakan sinyal radio untuk berkomunikasi
dengan suatu label yang di tempatkan pada suatu objek seperti
manusia, hewan, produk. RFID merupakan teknologi nirkabel
yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu objek melalui
gelombang radio. RFID memungkinkan untuk menyimpan
dan menerima data secara jarak jauh. Menggunakan sarana
label RFID atau transponder tag dan reader yang berfungsi
sebagai pembaca data yang tersimpan pada tag, tanpa harus
kontak langsung dengan tag atau secara wireless [7].
1) Tag RFID: Sebuah tag disebut juga transponder,
terdiri dari antena yang mendukung proses decoder dan
encoder dan chip memori yang berfungsi sebagai tempat
penyimpan suatu nomor seri dan informasi lainnya yang
mewakili data yang diinginkan[8]. Tag diletakkan pada objek
yang diidentifikasi dan menyimpan data spesifik mengenai
item. Tag merespon sinyal dari reader dan mengirimkan
sinyal respon yang membawa informasi yang tersimpan
berupa id number dan data lainnya untuk objek yang
diidentifikasi, tergantung dari kapasitan chip memori yang
dimilikinya. Setiap memori pada suatu tag tersimpan nomor
seri sebagai id number, id tersebut didapat dari proses
produksi tag dari suatu industri.
2) Reader RFID: RFID reader merupakan scanning
device untuk membaca informasi yang terdapat pada sebuah
tag, dan mengomunikasikan data tersebut ke suatu basis data.
Reader merupakan penghubung antara software aplikasi
dengan antena yang meradiasikan gelombang radio ke tag
RFID untuk membaca id number dan informasi lain yang
tersimpan di dalam tag. Sebuah reader harus kompatibel
dengan tag yang digunakan agar RFID tag dapat dibaca [9].
Selain berfungsi sebagai penerima informasi dari sebuat tag,
sebuah reader juga berfungsi untuk mengaktifkan tag namun
proses ini hanya terjadi pada tag pasif. Reader mengirim pulsa
berupa frekuensi radio ke tag dan mendengar respon dari tag
tersebut yang mengandung serial number dan informasi
lainnya. Sebuah reader menggunakan antenanya sendri untuk
berkomunikasi dengan tag. Ketika reader memancarkan
gelombang radio, seluruh tag yang di rancang pada rentang
frekuensi tersebut memberikan respon jika berada dalam
jangkauan pembacaan reader.
3) RFID MIFARE RC522: Mifare RC522 adalah
sebuah modul RFID berbasis IC Philips MFRC522
mendukung proses baca tulis terhadap transponder RFID atau
tag. Modul ini merupakan produk dari NXP yang
menggunakan fully integrated 13.56 MHz non-contact
communication card chip untuk melakukan pembacaan
maupun penulisan. MFRC522 support dengan semua varian
MIFARE Mini, MIFARE 1K, MIFARE 4K, MIFARE
Ultralight, MIFARE DESFire EVI dan MIFARE Plus RF
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 61 @2017 kitektro
identification protocols [11].
Gambar 1 Modul RFID MFRC522
Modul RFID MFRC522 mendukung proses komunikasi
SPI (Serial Peripheral Interface) terhadap kontroler yang
bertindak sebagai master device. Pada prosesnya hanya
melibatkan dua buah register geser, satu disisi master dan satu
disetiap slave dimana data akan digeser memutar bit per bit.
Data dari master digeser atau diteruskan ke register slave dan
sebaliknya, seluruh proses pergeseran digerakkan oleh clock
yang disediakan oleh master device.
B. Raspberry Pi
Raspberry pi merupakan sebuah single board computer
yang memiliki ukuran sebesar kartu kredit, adalah komputer
mini yang dikembangkan olah yayasan raspberry pi yang
berpusat di UK (United Kingdom). Awal pembuatannya
raspberry pi ini dikembangkan untuk memicu pembelajaran
ilmu komputer dasar di sekolah-sekolah dengan biaya yang
minim. Raspberry pi dapat terhubung dengan komputer dan
TV sebagai media tampilan, dan menggunakan standar
keyboard dan mose sebagai media pengimputan data kedalam
sistem. Pada umumnya raspberry pi dapat melakukan segala
jenis hal yang dapat dilakukan olek komputer desktop, seperti
browser internet, memutar video berkualitas tinggi, membuat
spreadsheet, word-processing dan bermain game [12].
Raspberry pi terdiri dari beberapa model Namun pada
penelitian ini hanya menggunakan raspberry pi tipe B+ [13].
Gambar 2 Raspberry pi B+
C. DS3231 RTC (Real Time Clock)
RTC (Real Time Clock ) merupakan jam elektronik berupa
chip yag dapat menghitung waktu mulai detik, menit, jam,
tanggal, hari, bulan hingga tahun dengan akurat, dan menjaga
serta menyimpan data waktu tersebut secara real time.
Terdapat berbagai jenis RTC diantaranya DS3231 yang
merupakan salah salah satu produk Dallas Semiconductor
[14].
Gambar 3 Modul RTC DS3231
DS3231 merupakan low-cost I2C RTC denga keakuratan
yang sangat tinggi dalam mencacah waktu. Terintegrasi
dengan crystal dan TCXO (Temperature Compensated
Crystal Oscillator), dimana suhu dari crystal dimonitoring
secara berkesinambungan secara otomatis untuk menjaga
kestabilan frekuensi detak yang dihasilkan crystal. Pencacah
waktu pada RTC lain dapat bergeser (drift) hingga hitungan
menit setiap bulannya, terutama pada lingkungan dengan
kondisi suhu yang ekstrim.
D. LCD 16x2 Karakter
Liquid Crystal Display (LCD) merupakan sebuah device
untuk menampilkan karakter-karakter huruf, angka, simbol,
ataupun grafis yang diintruksikan melalui mikrokontrler. LCD
mempunyai beberapa ukuran yang mengikuti bilangan
karakter, diantaranya 16x2 atau 20x4 karakter. Pada tugas
akhir ini LCD yang digunakan adalah LCD 16x2 karaker,
yang bermakna LCD ini mempunyai 2 lines tampilan, dan
hanya mampu menampilkan 16 karakter disetiap lines yang
tersedia[15].
Gambar 4 LCD 16x2 karakter
E. I2C Konverter LCD 16x2 Karakter
Inter Integrated Circuit sering disebut I2C merupakan
standar komunikasi serial dua arah yang menggunakan dua
saluran untuk pengontrolan IC (Integtrated Circuit). Dua
saluran tersebut didesain khusus untuk mampu mengirim
maupun menerima data. I2C merupakan singkatan dari inter
IC atau komunikasi antar IC, sering disebut juga IIC atau I2C.
I2C adalah standar bus yang didesain oleh Philips pada awal
tahun 1980-an untuk memudahkan komunikasi antar
komponen pada suatu rangkaian. Piranti yang terhubung
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 62 @2017 kitektro
dengan sistem I2C bus dapat dioperasikan sebagai Master dan
Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada
I2C bus dengan membentuk sinyal start, dan mengakhiri
transfer data dengan membentuk sinyal stop, juga bertugas
untuk membangkitkan sinyal clock. Sedangkan Slave adalah
piranti yang dialamati oleh master. Pada penelitian ini yang
menjadi master adalah sebuah raspberry pi B+ dan LCD 16 x
2 sebagai slave [17].
Gambar 5 I2C converter LCD 16 x 2 karakter
F. Web Service
Web service adalah salah satu bentuk sistem perangkat
lunak yang didesain untuk mendukung interaksi mesin ke
mesin melalui jaringan. Memiliki interface yang
dideskripsikan dalam format yang dapat dibaca mesin.
Definisi ini diberikan oleh W3C (World Wide Web Consortium)
merupakan badan yang menciptakan dan mengembangkan
standar web service. Web service mempunyai alat
penghubung yang direpresentasikan dalam bentuk format
machine processable lebih rincinya WSDL (Web Services
Description Language). Sistem lain saling berhubungan
dengan web service menggunakan pesan SOAP (Simple
Object Access Protocol) yang umumnya dikirim melalui
HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dalam bentuk XML
(Extensible Markup Language). SOAP merupakan XML yang
mengatur bagaimana request dan respons dari suatu web
service akan bekerja. Tetapih secara umum web service tidak
terbatas hanya pada standar SOAP saja [18].
G. Basis Data
Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian
sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan
aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data
dimaksutkan untuk mengatasi problem yang ada pada sistem
yang memakai pendekatan berbasis berkas atau manual data
[19]. Dalam penerapannya pada sistem identifikasi, suatu
basis data merupakan sebuah sistem informasi logistik pada
posisi back end yang bekerja melacak dan menyimpan
informasi tentang item ber tag. Informasi yang tersimpan
dalam basis data dapat berupa identifier item, deskripsi,
pembuat, pergerakan dan lokasinya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
eksperimental. Melakukan perancangan dan pengujian serta
menganalisa respon yang dihasilkan, baik bagian-bagian dari
sistem maupun sistem secara keseluruhan. Adapun tahapan
penelitian pada tugas akhir ini digambarkan dalam suatu
bentuk diagram alir.
Gambar 6 Tahapan penelitian tugas akhir
1) Studi Literatur: Pengembangan sistem e-absensi
memerlukan pemahaman teoristis tentang sejumlam hal
antara lain; RFID, kontroler, dan wev service, dengan
mempelajari berbagai referensi baik dari buku, jurnal, artike
dan situs yang terkait dengan kebutuhan yang diperlukan.
Dilakukan untuk menentukan komponen-komponen yang
dibutuhkan, baik yang bersifat software atau hardware dengan
tidak mengesampingkan kebutuhan sistem yang efektif dan
efisien. Sehingga dalam pelaksanaannya tidak membutuhkan
biaya berlebihan, mengatasi kerumitan dalam proses
perancangan dan memberikan kemungkinan lebih besar
rancangan tersebut dapat direalisasikan.
2) Perancangan Sistem: Membentuk sistem e-absensi
membutuhkan penggabungan dua buah subsistem. Subsistem
yang pertama adalah pembentukan hardware yang mampu
merekam data kehadiran dosen dan mahasiswa(i)
memanfaatkan teknologi auto id RFID. Subsistem yang kedua
adalah pembentukan software berupa database absensi, yang
dapat menampilkan data kehadiran pada piranti absensi dan
data log aktivitas yang diproses melalui middleware dan
ditampilkan pada halaman web.
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 63 @2017 kitektro
Gambar 7 Perancangan sistem e-absensi
Pada tahapan ini dilakukan perancangan sistem baik
software maupun hardware yang meliputi pengistalan aplikasi
pendukung penelitian, persiapan kontroler, dan perakitan
komponen dengan kontroler. Sebelum melakukan
perancnagan sistem, terlebih dahulu mempersiapkan
peralatan yang digunakan. Peralatan tersebut dikelompokkan
dalam dua kebutuhan, hardware dan software.
3) Implementasi Sistem: Sistem e-absensi akan
dibentuk dan diimplementasikan dengan prinsip kerja dan
respon sistem sebagai berikut.
Gambar 8 Diagram alir prinsip kerja sistem pada perangkat absensi
Bagian ini menjelaskan prinsip kerja dari perangkat absensi
dalam merekam data unik id yang terdapat pada tag RFID.
Dimulai dengan raspberry pi B+ yang berfungsi sebagai
kontroler, menyediakan suplai tegangan kepada perangkat
yang terhubung dengannya. Masing-masing perangkat
menjalankan fungsinya setelah mendapatkan suplai tegangan
yang dibutuhkan.
Modul RFID MFRC522 membangkitkan sinyal melalui
antena yang telah terintegrasi untuk mengaktifkan dan
membaca data unik id pada tag. Tag yang digunakan adalah
jenis tag pasif, sehingga untuk mendapatkan data unik id pada
setiap tag dilakukan dengan peletakan tag sedekat mungkin
dengan jangkauan sinyal yang dibangkitkan reader. Tag yang
terbaca dapat ditandai dengan proses raspberry pi B+
mengecek koneksi internet untuk mengirimkan data unik id
ke alamat database e-absensi melalui layanan web service.
Delay maksimal yang diberikan untuk proses pengecekan
ketersediaan jaringan internet adalah selama 10 detik. Jika
batas maksimal delay tercapai maka proses untuk terhubung
dengan database e-absensi telah gagal dilaksanakan.
Selanjutnya raspberry pi B+ menampilkan pemberitahuan
tidak ada koneksi pada layar LCD dan proses bembacaan tag
harus diulangi.
Jika raspberry pi B+ dapat terhubung dengan jaringan
internet, proses pengecekan koneksi tidak membutuhkan
waktu dengan delay maksimal untuk dapat mengirimkan data
unik id yang terbaca. Data unik id yang terbaca dapat
diteruskan pada database e-absensi dengan menerapkan
metode post memanfaatkan layanan web service. Database e-
absensi menerima data unik id yang dikirimkan oleh
perangkat absensi, dengan menerapkan metode get melalui
layanan web service. Data unik id yang diterima selanjutnya
diproses oleh basisdata untuk disimpan sebagai data
kehadiran pesera perkuliahan. Proses selanjutnya adalah
memberi respon kepada perangkat absensi sesuai dengan
kepemilikan unik id yang telah diproses.
Gambar 9 Diagram alir prinsip kerja database e-absensi saat dosen scan tag
Tahapan ini menjelaskan tentang proses yang dilakukan
pada saat unik id yang diterima oleh basis data dikenal sebagai
id dosen. Id dosen dimanfaatkan sistem untuk proses buka dan
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 64 @2017 kitektro
tutup kelas perkuliahan, untuk matakuliah yang dilaksanakan
pada ruang dan jam tertentu, sebelum para peserta kuliah
dapat melakukan proses absensi dengan kartu tag RFID yang
dinmiliki. Jika proses buka kelas telah dilakukan, selanjutnya
data dosen disimpan sebagai satu kali kehadiran dan respon
diberikan ke perangkat absensi berupa informasi nama dosen
dan matakuliah yang diajarkan. Proses tersebut dilakukan
dengan layanan webservice menggunakan metode post.
Gambar 10 Diagram alir prinsip kerja database e-absensi saat mahasiswa(i)
scan tag
Pada tahapan ini menjelaskan proses yang terjadi jika unik
id yang diterima oleh basis data dikenal sebagai unik id
mahasiswa(i). Terdapat beberapa respon yang akan diberikan
jika proses identifikasi berhasil dilakukan. Respon yang
pertama adalah dosen belum buka kelas, respon ini deberikan
jika mahasiswa(i) melakukan proses absensi sebelum dosen
membuka kelas. Respon yang kedua adalah tidak terdaftar
dalam matakuliah ini, respon ini dapat terjadi jika unik id
mahasiswa(i) yang diterima oleh sistem database tidak
dikenal dalam matakuliah yang diajarkan oleh dosen
bersangkutan.
Respon selanjutnya adalah jika unik id yang diterima
adalah unik id untuk mahasiswa(i) yang mengambil
matakuliah dengan dosen yang sebelumnya membuka kelas,
sistem akan memberikan respon berupa nama dan NIM
mahasiswa bersangkutan. Respon terakhir yang diberikan
pada perangkat absensi adalah sudah pernah absen, ini terjadi
jika melakukan scan ulang saat proses absen berhasil
dilakukan sebelumnya.
Gambar 11 Diagram alir prinsip kerja pada perangkat absensi saat menerima respon dari database e-absensi
Tahapan ini menjelaskan proses yang terjadi pada
perangkat absensi pada saat menerima respon dari sistem
database melalui layanan web service menggunakan metode
get. Raspberry pi B+ menangkap informasi dari balasan
subsistem software dan menampilkannya pada tampilan LCD
16x2 karakter. Respon yang ditampilkan pada LCD sangat
bergantung pada proses yang terjadi sebelumnya. LCD akan
menampilkan respon-respon yang diberikan dengan delay
tampilan pada layar selama 4 detik, dan seterusnya akan
kembali menampilkan nama ruang dan waktu pada hari
tersebut.
4) Pengujian dan Analisa Sistem: Pengujian dan
analisa sistem dilakukan untuk melihat apakah sistem dan
bagian-bagiannya sudah berjalan dengan benar. Apabila
sistem tidak bekerja sesuai yang diharapkan, maka dilakukan
perbaikan pada perancangan sistem baik hardware maupun
software. Pengujian dilakukan dengan mendekatkan tag pada
reader dan melihat respon yang dihasilkan dari sistem yang
sudah terbentuk.
Kesesuaian sistem yang diharapkan adalah reader RFID
dapat membaca tag RFID, data dari hasil pembacaan reader
RFID dapat diproses oleh raspberry pi B+ dan berhasil
diintegrasikan dengan database menggunakan layanan web
service melalui jaringan WiFi. Dapat menampilkan respon
pada tampilan LCD 16x2 karakter berupa waktu, tanggal,
bulan dan tahun, beserta nama ruangan perkuliahan dimana
perangkat diletakkan. Berhasil menampilkan data unik id dari
hasil pembacaan reade RFID, nama mahasiswa(i) beserta
NIM, serta nama dan NIP dosen dari respon layanan web
service dalam proses integrasi dengan database e-absen.
5) Penulisan Laporan: Setelah semua tahapan selesai
dilakukan hingga sistem berjalan dengan benar, selanjutnya
dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian dalam
bentuk laporan yang merupakan akhir dari tahap penelitian.
Penulisan laporan meliputi penjelasan dari setiap tahapan
yang dilaksanakan hinggga hasil penelitian yang diperoleh.
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 65 @2017 kitektro
B. Rencana Pengujian
Pengujian dilaksanakan di Jurusan Teknik Elektro, dengan
melakukan demonstrasi proses absensi dosen dan
mahasiswa(i). Perangkat absensi yang telah dibentuk
dinyalakan dan dikoneksikan dengan jaringan WiFi. Proses
ini dilakukan dengan menghubungkan perangkat pada PC dan
melakukan proses sharing desktop menggunakan aplikasi
putty portable.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Raspberry Pi B+ Sebagai Kontroler
Persiapan raspberry pi B+ sebagai kontroler pada sistem
dilakukan dengan pengistalan dan pengimputan beberpa
program yang dibutuhkan. Terdapat dua metode yang dapat
digunakan untuk melaksanakan percobaan pada tahapan ini.
Pertama adalah dengan menghubungkan raspberry pi ke
monitor menggunakan kabel HDMI (High-Definition
Multimedia Interface) to VGA (Video Graphics Array) untuk
media tampila, keyboard dan mouse untuk malakukan
pengimputan. Cara yang kedua adalah dengan
menghubungkan raspberry pi dengan PC menggunaan kabel
USB (Unit Serial Bus) adapter sebagai saluran pencatudaya
raspberry pi dan kabel LAN berfungsi sebagai jalur
penghubung komunikasi antara PC dengan raspberry pi untuk
proses pengimputan.
Gambar 12 Pengujian raspberry pi B+ sebagai kontroler
Perangkat raspberry pi B+ yang dihubungkan pada PC
untuk melakukan proses persiapan dan pengimputan modul-
modul yang dibutuhkan agar dapat dioperasikan sebagai
kontroler pada sistem. Sebelumnya raspberry pi B+ telah
teristal OS debian khusus bernama raspbian, teristal pada
memori Micro SD yang berkapasitas sebesar 8 GB sebagai mini
hard disk raspberry pi sistem.
Gambar 13 Tampilan dekstop OS raspibian
Tampilan sistem operasi raspbian pada PC yang
membuktikan bahwa proses penginstalan telah berhasil
dilakukan. Pada gambar terlihat beberapa menu aplikasi
standar pada debian raspberry pi yang dapay digunakan untuk
pengembangan suatu sistem. Proses penulisan program dapat
dilakukan langsung pada tampilan tersebut dengan membuka
menu aplikasi python 2 (IDLE) Integrated Development and
Learning Environment. Namun proses pengimputan program
pada penelitian ini hanya dilakukan melalui terminal,
dikarenakan proses yang dilakukan jauh lebih sederhana dan
lebih cepat.
B. Pengujian Akses Layanan WEB Service
Pengujian akses layanan web service dilakukan untuk
menghubungkan perangkat absensi dengan basisdata berbasis
web. Proses ini dilakukan dengan mengirimkan data id tag ke
alamat basisdata dengan membuat sebuah program layanan
web service pada program yang digunakan untuk pembacaan
tag RFID. Pada program tersebut ditentukan sebuah alamat
http yang merupakan alamat dari database e-absensi. Selain
itu juga dilakukan modifikasi terhadap jumlah karakter dari id
tag yang akan dikirimkan. Proses modifikasi dilakukan
dengan membatasi jumlah karakter dari id tag yang akan di
kirim kepada basis data agar mudah diintegrasikan kedalam
sistem database menggunakan layanan web service.
Gambar 14 Potongan program pembentukan layanan web service
Program dijalankan dengan mengimput perintah “sudo
python Read.py” pada terminal raspberry pi. Setelah program
berhasil dijalankan maka akan ditampilkan pemberitahuan
pada tampilan terminal “Welcome to the MFRC522 data read
example” yang menandakan reader RFID sudah aktif untuk
membaca tag yang didekatkan. Dari hasil pengujian dengan
melakukan scaning tag pada reader, proses scaning berhasil
dilakukan dan id tag yang terbaca dapat ditampilkan pada
layat terminal raspberry pi dan menyambungkan.
Proses menyambungkan tersebut menjelaskan bahwa
perangkat absensi sedang melakukan pengecekan
ketersediaan jaringan internet untuk mengakses layanan web
service agar id tag yang terbaca dapat dikirim pada sistem
database. Proses pengecekan dilakukan selama sepuluh detik,
dan jika tidak dapat terhubung dengan layanan web servive
pada sistem database, maka kontroler akan menampilkan
pemberitahuan tidak ada koneksi internet yang tersambung
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 66 @2017 kitektro
dengan perangkat absensi dan data tag id telah gagal
dikirimkan.
Selanjutnya dilaksanakan proses scaning tag ulang dengan
tag yang berbeda. Namun pada percobaan ini dipastikan
bahwa perangkat absensi telah dapat terhubung dengan
jaringat internet menggunakan jaringan WiFi. Percobaan ini
dilakukan untuk melihat respon balasan yang diterima oleh
perangkat absensi jika id tag yang terbaca dapat di kirimkan
ke database e-absensi.
Gambar 15 Respon database e-absensi pada perangkat absensi
Pada tampilan terminal memperlihatkan respon berupa
nomor id tag nama dosen dan matakuliah yang diajarkannya.
Respon tersebut telah membuktikan layanan web service telah
berhasil diterapkan pada sistem. Dimana setiap id tag yang
berhasil dikirimkan ke database akan menampilkan respon
masing-masing sesuai dengan kepemilikan id tag.
Data untuk setiap kepemilikan id tag sebelumnya telah
dimanfaatkan oleh sistem basis data untuk menentukan
anggota yang terdaftar dalam database e-absensi. Setiap id tag
yang berhasil dikirim oleh perangkat absensi berhasil dikenali
oleh sistem database, sehingga unik id tag yang dikenal dalam
proses pengolahannya mampu diberikan respon-respon
berdasarkan kepemilikan unik id tersebut. Pada tabel dibawah
ini menunjukkan identitas dari setiap kepemilikan unik id
tersebut. Unik id tersebut terdiri dari unik id mahasiswa(i) dan
unik id dosen.
TABEL I
INISIALISASI ID UNIK PADA TAG RFID UNTUK MAHASISWA(I)
PADA DATABASE E-ABSENSI
No Nama NIM UID
1 Fadli 1004105020027 1324914187
2 Irwansyah Putra 1104105010026 102198111133
3 Mizanul
Fasarela
1104105010073 42162524
4 Irfan Mulia 1204105010007 9090104
5 Fadhli Maulana 1204105010027 902484
6 Mitra Walidain 1204105010044 9037444
7 Haiqal Firdaus 1204105010046 9022304
8 Reza Muttaqien 1204105010049 90432234
9 Zulfli Effendi 1204105010059 74272464
10 Muhammad
Arifai
1204105010061 25213522061
11 Juwardi 1204105010077 2527922161
12 Putra Nasri
Syawaldi
1204105010079 121925562
13 Wanda Winata 1304105010001 108725362
14 Wanmuji
Bussani
1004105010005 3612764213
15 Hafis Siswanto 1104105010023 2041865862
16 Muhammad
Iqbal
1204105010003 901102064
17 Hidayat 1204105010019 252974561
18 Gillan
IskandarNst
1204105010021 252285462
19 Almunadi 1204105010024 122335462
TABEL II
INISIALISASI ID UNIK PADA TAG RFID UNTUK DOSEN PADA DATABASE E-ABSENSI
No Nama NIP UID
1 Dr Taufiq A.
Gani.S.Kom.M.E
ng.Sc
1969041019951
21001
216328119
2 Ahmadiar.S.T.M.
Sc
1980062520081
21001
6821825227
3 Muhammad
Irhamsyah.ST.MT
1972071820011
21001
1022181303
4 Hubbul
Walidainy. S.T.
M.T
1973082620001
21000
2136641119
5 Elizar. ST. M.Sc 1979030520021
21000
182160239147
C. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan
Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan dengan
menggabungkan perintah kerja untuk setiap komponen yang
terhubung dengan kontroler. Dengan menggabungkan
program-program yang sudah dibuat sebelumnya untuk
pengujian hardware yang dilakukan secara terpisah, menjadi
satu keutuhan program yang dapat menjalankan setiap fungsi
dari komponen-komponen pada sistem. Sehingga dengan
terbentuknya program tersebut, sebuah perangkat absensi auto
id RFID dapat diimplementasikan pada sistem e-absensi.
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 67 @2017 kitektro
Untuk menggabungkan keseluruhan progam yang
dibutuhkan untuk menjalankan setiap komponen pada
perangkat, program tersebut akan dikondisikan sesuai dengan
sistem yang ingin diimplementasikan. Pada gambar dibawah
ini menunjukkan potongan program untuk proses tersebut.
Gambar 16 Potongan program penggabungan sistem
Program penggabungan sistem dibuat dengan beberapa
program dasar yang digunakan untuk mengaktifkan
komponen pada perangkat secara individu. Program tersebut
terdiri dari program read RFID tag, i2c LCD sebagai media
tampilan, pemanggilan waktu untuk ditampilkan pada LCD,
dan program web service untuk integrasi dengan sistem basis
data e-absensi. Pada gambar dapat dilihat bahwa program
tersebut disimpan dengan nama Readlcdi2c.py yang
tersimpan di dalam folder yang bernama MFRC522-python.
Adapun respon respon yang akan dihasilkan jika pgogram
dijalankan adalah sebagai berikut.
1) Informasi Nama Ruangan dan Waktu: Respon ini
berfung si untuk memberitahukan informasi terhadap nama
ruangan dan waktu yang berjalan saat ini. Yang bermanfaat
bagi mahasiswa(i) dan dosen untuk mengetahui ruangan yang
akan digunakan dan waktu untuk memulai perkuliahan
matakuliah tertentu akan atau sudah dimulai.
Gambar 17 Informasi nama ruangan perkuliahan
Pada gambar di atas memberlihatkan respon pertama kali
muncul pada perangkat absensi setelah program berhasil di
jalankan. LCD dapat menampilkan informasi tentang nama
ruangan perkuliahan dimana perangkat akan ditempatkan.
Selain itu juga perangkat mampu menampilkan waktu yang
sedang berjalan.
Gambar 18 Informasi waktu dan tanggal
Informasi yang ditampilkan berupa jam dan tanggal,
bermanfaat untuk peserta perkuliahan dalam menentukan
matakuliah yang akan dilaksanakan pada hari tertentu.
Dengan adanya iformasi waktu diharapkan agar tidak ada
dosen atau mahasiswa(i) memasuki ruangan perkuliahan pada
saat jam perkuliahan untuk matakuliah lain akan dimulai pada
ruangan tersebut.
2) Respon dari Proses Kerja Sistem Absensi: Adapun
informasi dari proses kerja sistem absendi, ditentukan dari
respon yang diberikan oleh database e-absensi setelah
menerima data unik id tag dari proses perekaman oleh
perangkat absensi. Respon tersebut dapat digolongkan dari
aktifitas absensi yang dilakukan oleh dosen atau dilakukan
oleh mahasiswa(i).
Gambar 19 Percobaan scan tag id dosen
Percobaan dilakukan dengan mendekatkan salah satu dari
tag id yang dipergunakan sebagai identitas dosen pada
penerapan sistem e-absensi. Dapat dilihat tag yang digunakan
untuk doses berbentuk gantungan kunci, untuk membedakan
dengan tag id mahasiswa(i) yang berbentuk kartu. Terdapat
lima tag berbentuk gantungan kunci yang digunakan dalam
penelitian sebagai tag dose. Pada Gambar 4.27
memperlihatkan respon yang ditampilkan pada layar LCD .
Gambar 20 Respon dosen absensi
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 68 @2017 kitektro
Pada menunjukkan respon yang ditampilkan pada layar
LCD jika dosen melakukan proses absensi. Dapat dilihat
bahwa masih ada karakter yang tidak bida ditampilkan karena
kelebihan karakter dari respon yang diberikan oleh database
e-absen. Percobaan selanjutnya dilakukan untuk proses
absensi mahasiswa(i) dengan menggunakan tag RFID
berbentuk kartu. Proses ini dilakukann dengan tahapan proses
yang sama. Pada gambar dibawah ini memperlihatkan
percobaan scan tag id mahasiwa(i) pada perangkat absensi.
Gambar 21 Percobaan scan tag id mahasiswa(i)
Percobaan dilakukan dengan mendekatkan salah satu dari
tag id yang dipergunakan sebagai identitas mahasiwa(i) pada
penerapan sistem e-absensi. Adapun respon yang ditampilkan
pada tampilan LCD ditunjukkan pada gambar beriku.
Gambar 22 Respon mahasiswa(i) absensi
Pada gambar memperlihatkan respon dari proses
mahasiswa(i) melakukan absensi. Dapat dilihat bahwa masih
ada respon yang tidak dapat ditampilkan karena LCD hanya
mampu menampilkan 16 karaktersaja. Sehingga respon yang
diberikan oleh database e-absensi tidak dapat ditampilkan
seluruhnya. Namum tampilan ini sudah membuktikan bahwa
proses absensi telah berhasil dilakukan, baik untuk
mahasiswa(i) atau untuk dosen. Respon respon tersebut dalam
proses percobaan, diperoleh kurang dari 10 detik jika
perangkat absensi dapat terhubung dengan baik dengan
nternet melalui jaringan WiFi.
Gambar 23 Respon absensi dosen dan mahasiswa(i) pada tampilan terminal raspberry pi
Tampilan ini telah membuktikan bahwa proses absensi
dosen dan mahasiswa(i) telah berhasil dilakukan. Sehingga
database absensi berhasil untuk memberikan respon untuk
absensi dosen berupa nama dan matakuliah yang diajarkannya.
Sedangkan untuk absensi mahasiswa, sistem database absensi
memberi respon bahwa mahasiswa(i) dengan id tersebut tidak
mengambil matakuliah tersebut dengan dosen bersangkutan,
sehingga tidak ada matakuliah yang harus dilaksanakan pada
saat tersebut.
3) Hasil Pengujian Dosen Buka Kelas dan Peserta
Melakukan Absensi: Proses pelaksanaan absensi perkuliahan
dimulai dengan dosen membuka kelas untuk matakuliah,
proses ini dilakukan dengan menggunakan tag RFID dosen
seperti pada penjelasan sebelumnya. Selanjutnya mahasiswa
yang mengambil matakuliah dengan dosen tersebut baru dapat
melakukan proses absensi dengan kartu tag RFID yang
mareka miliki.
Gambar 24 Hasil pengujian dosen buka kelas dan peserta melakukan
absensi
Hasil pengujian menunjukkan respon dari proses absensi
berupa identitas pengguna kartu tag RFID. Respon ini hanya
bisa diperoleh jika user telah melakukan pengimputan
sebelumnya untuk mahasiswa(i) yang mengambil matakuliah
tersebut. Jika proses pengimputan belum dilakukan, maka
sistem akan memberikan respon pada perangkat absensi
berupa informasi anda tidak mengambil matakuliah. Dari
hasil pengujian juga menunjukkan respon sistem berupa suda
pernah melakukan absensi “sudao pernah absen”, ini
dikarenakan mehasiswa(i) bersangkutan melakukan scan tag
RFID untuk kedua kalinya setelah proses sebelumnya telah
berhasil dilaksanakan. Proses ini dibutuhkan sistem untuk
mengatasi dua kali tersimpanya data kehadiran perkuliahan
untuk matakuliah pada jam yang sama.
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.2 No.2 2017: 59-69
Vol.2 No.2 2017 69 @2017 kitektro
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan penelitian yang telah
dilakukan terhadap rancang bangun sistem absensi auto id
RFID sebagai absensi perkuliahan yang terintegrasi dengan
basisdata berbasis web, dapat disimpulkan bahwa sistem yang
telah dirancang dapat melakukan perekama data absensi
dengan baik dan data tersebut berhasil diintegrasikan dengan
basis data berbasis web, dengan memanfaatkan jaringan WiFi
sebagai sarana pengiriman data. Perangkat absensi yang
berfungsi sebagai pendeteksi sekaligus perekam tag id
anggota perkuliahan, dapat bekerja dengan baik ketika
digunakan pada sistem. Setiap tag yang didekatkan pada
reader RFID dapat terbaca dan ditampilkan id tag pada layar
LCD.
Proses integrasi dengan basisdata berhasil dilakukan
dengan layanan web service sebagai penghubung perangkat
dengan basisdata. Data id tag dari hasil pembacaan reader
pada perangkat, berhasil dikirimkan ke basisdata dan berhasil
menerima respon balasan berupa identitas dari pengguna id
tag yang ditampilkan pada layar LCD. Proses tersebut
berhasil dilakukan dalam waktu kurang dari 10 detik, selama
perangkat sudah terkoneksi dengan jaringan WiFi. Serta
komponen lain yang digunakan juga pada sistem dapat
digunakan sesuai yang diinginkan.
REFERENSI
[1] Purnomo Fitrianto 2007, “Komputerisasi Presensi Siswa Berbasis
SMS dan Barcode di SMA Negeri 3 Purworejo” Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
[2] Bima Aditia MS 2013, Aplikasi RFID Untuk Sistem Presensi Mahasiswa di Universitas Brawijaya Berbasis Protokol Internet,
viewed 2 September 2015.
http://elektro.studentjournal.ub.ac.id/index.php/teub/article/viewFile/114/81
[3] Nepensius Sinaga 2011, Sistem Dasar Pembuatan Kunci Pintu
Elektronik Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroller ATMEGA 8535, viewed 2 September 2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42369/4/Chapter%20
II.pdf [4] Purba, Scenda Bernados 2010, RFID Reader ID-40 dan ID-20 dan
Kanal RS-232 Menggunakan IC-MAX232 Sebagai Input Data Pada
Sistem Monitoring Keberadaan Dosen, viewed 2 September 2015. http://eprints.undip.ac.id/20851/1/Jurnal_scenda.pdf
[5] Supriyono, ‘Penerapan Aplikasi Rfid Dibidang Perpustakaan’, 1–16. Praktikum Jaringan Telepon and others, ‘Modul 5 Komunikasi
Nirkabel Menggunakan RFID’, 2–5. Viewed 1 januari 2016.
http://prisekip.blog.ugm.ac.id/files/2009/08/11.pdf [6] Christoph Jechlitschek 2013, A Survey Paper on Radio Frequency
Identification (RFID) Trends, Viewed 27 Desember 2015.
http://www.cse.wustl.edu/~jain/cse574-06/ftp/rfid.pdf [7] V. D. Hunt, A. Puglia, and M. Puglia, RFID: A Guide to Radio
Frequency Identification: Wiley Interscience, 2007. Viewed 27
Desember 2015. ftp://77.47.193.10/pub/pershin/LIBRARY/BOOKS.pdf
[8] Elie-Zudor and Z Kemeny, The RFID Technology and it’s Current
Applications,’…Technology in the…, 2006, 29-36, viewed 1 Januari
2016.
http://www.laxcen.com/pdf/1355486568RFID_technology and
applications PW4.pdf [9] Romy Kautsar, Akuwan Saleh, Muh. Agus Zainudin “Aplikasi RFID
Untuk Pembelajaran Bagi Anak-anak Menggunakan PC” Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh November,
Kampus ITS, Surabaya 60111.
[10] Roy Want, ‘An Introduction to RFID Technology’, IEEE Pervasive
Computing, 5.1 (2006), 25–33, viewed 2 Februari 2016
www.cs.cmu.edu/~15-821/CDROM/PAPERS/want2006.pdf [11] N X P Semiconductors, ‘MFRC522 Standard 3V MIFARE Reader
Solution’, 2014. Viewed 5 April 2016
http://www.nxp.com/documents/data_sheet/MFRC522.pdf [12] What Is Ruspberry Pi, viewed 2 Maret 2015.[Online]
http://www.Ruspberrypi.org / help / what-is -a-ruspberry-pi .pdf
[13] Raspberry Pi Foundation, ‘Raspberry Pi Model B+ Datasheet’, 2014, 1. Viewed 27 Desember 2016.
[14] Maxim Integrated, ‘General Description’, 2015, 20. Viewed 27
Desember 2016 <https://datasheets.maximintegrated.com/en/ds/DS3231.pdf>.
[15] Venti Nurhayati, Juli 2010, “Randang Bangun Alat Pendeteksi dan
Perhitungan Detak Jantung Dengan Asas Doppler” Skripsi , Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Program Studi Elektro Depok,
Agustus 2011.
[16] A Gilbert Cook and Warren M Koman, ‘A @ lP D’, Noise Level Measurement, 1.1 (1966), 5847–50. Viewed 27 Desember 2016.
Viewed 27 Desember 2016.
<http://www.picaxe.com/docs/LED008.pdf> [17] Copyright Xt and others, ‘Serial Lcd’, 1–41. Viewed 27 Desember
2016.
<http://innovativeelectronics.com/innovative_electronics/download_files/manual/Manual%20SPC%20Serial%20LCD.pdf>
[18] Hans-Petter Halvorsen, ‘Web Services’, 2016, 1–49. Viewed 27
Desember 2016. <http://www.jurnalkomputer.com/attachments/article/238/Web%20S
ervice.pdf>
[19] Muhammad Aiyub,“ Rancang Bangun Sistem Monitoring dan
Pengendalian Kinerja Pegawai Berbasis Radio Fraquency
Identifikation (RFID)’’Skripsi, Universitas Syiah Kuala, Fakultas
Teknik Elektro, Agustus 2011. [20] Viewed 30 Desember 2016 [Online]
http://lp3m.unsyiah.ac.id/index.php/bjm /sejarah-singkat