rancang bangun aplikasi sistem pakar berbasis …
TRANSCRIPT
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR
BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE
FORWARD CHAINING UNTUK PENENTUAN
TREATMENT SKOLIOSIS
LAPORAN SKRIPSI
GITA DIAZ PANGESTI 4616010038
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2020
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR
BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE
FORWARD CHAINING UNTUK PENENTUAN
TREATMENT SKOLIOSIS
LAPORAN SKRIPSI
Dibuat untuk Melengkapi Syarat-Syarat yang Diperlukan untuk
Memperoleh Diploma Empat Politeknik
Gita Diaz Pangesti
4616010038
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2020
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi/Tesis/Disertasi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Gita Diaz Pangesti
NIM : 4616010038
Tanggal : 9 Agustus 2020
Tanda Tangan :
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi diajukan oleh :
Nama : Gita Diaz Pangesti
NIM : 4616010038
Program Studi : Teknik Informatika
Judul Skripsi : Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Berbasis
Android Menggunakan Metode Forward
Chaining Untuk Penentuan Treatment Skoliosis
Telah diuji oleh tim penguji dalam Sidang Skripsi pada hari Senin, Tanggal 13,
Bulan Juli, Tahun 2020 dan dinyatakan LULUS.
Disahkan oleh
Pembimbing I : Mauldy Laya, S.Kom., M.Kom. ( )
Penguji I : Mera Kartika Delimayanti, S.Si, M.T., Ph.D ( )
Penguji II : Syamsi Dwi Cahya, S.ST., M.Kom. ( )
Penguji III : Asep Taufik Muharram, S.Kom., M.Kom. ( )
Mengetahui :
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer
Ketua
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Penulisan laporan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma Empat
Politeknik. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan skripsi, sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan Laporan Skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
a. Bapak Mauldy Laya, S.Kom., M.Kom., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan laporan skripsi ini;
b. dr. Aries Rakhmat H., Sp.OT dari RS Semen Gresik, selaku pakar (dokter
spesialis ortopedi) yang telah membantu penulis dalam memperoleh data yang
berkaitan dengan skoliosis, menentukan rules, melakukan pengujian, dan
validasi data pada sistem;
c. Dr. dr. Rahyussalim, SpOT(K) dari IMERI FKUI, selaku dokter spesialis
ortopedi yang telah membantu penulis dalam memperoleh data awal mengenai
skoliosis;
d. Teman-teman Keluarga Skoliosis Indonesia yang telah membantu penulis
dalam memenuhi kebutuhan sistem;
e. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan
moral dan material kepada penulis;
f. Warga Benda (Frackment ID) serta sahabat dan teman-teman yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi
ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
v
Jakarta, 12 Juli 2020
Penulis
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Politeknik Negeri Jakarta, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Gita Diaz Pangesti
NIM : 4616010038
Program Studi : Teknik Informatika
Jurusan : Teknik Informatika dan Komputer
Jenis karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Politeknik Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR BERBASIS ANDROID
MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK PENENTUAN
TREATMENT SKOLIOSIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Politeknik Negeri Jakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta. Pada tanggal : 9 Agustus 2020
Yang menyatakan
( Gita Diaz Pangesti )
vii Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
ABSTRAK
Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Android Menggunakan
Metode Forward Chaining Untuk Penentuan Treatment Skoliosis
Abstrak
Sering kali manusia melalaikan kesehatan mereka, sehingga berujung pada penyakit yang
kronis hingga kematian. Hal tersebut dipicu karena kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap penyakit terutama yang tergolong penyakit yang tidak
popular namun dapat memberi efek serius pada kesehatan seperti skoliosis. Skoliosis
merupakan kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idopatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui
penyebabnya. Sekitar 3-5% warga Indonesia rentan terhadap skoliosis. Banyak kasus
dimana penderita skoliosis tidak menangani skoliosisnya dengan baik dikarenakan mereka
terkendala masalah biaya dan takut. Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap skoliosis menjadi salah satu faktor terlambatnya penanganan terhadap penderita
skoliosis yang sudah terlanjur mengalami progress. Padahal untuk penderita yang
memiliki kurva di bawah 40 derajat bisa dikurangi risikonya. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan atau treatment yang tepat. Penderita harus datang dan
berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi untuk mengetahuinya. Biaya untuk tiap
konsultasi cukup mahal bagi beberapa orang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun aplikasi sistem pakar berbasis Android menggunakan metode Forward Chaining untuk penentuan treatment skoliosis. Aplikasi
sitem pakar ini dikembangkan menggunakan metode Forward Chaining dengan bahasa
pemrograman Kotlin. Aplikasi ini akan menirukan keahlian dari pakar (dokter spesialis ortopedi). Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap 5 data user, dihasilkan tingkat
akurasi sebesar 80%. Dengan demikian aplikasi ini sudah mampu melakukan proses
penentuan treatment skoliosis berdasarkan gejala, dengan hasil yang baik dan telah
memenuhi kebutuhan pengguna.
Kata kunci: android, forward chaining, kotlin, sistem pakar, skoliosis, treatment
viii Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 3
1.4 Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 4
1.5 Metode Penyelesaian Masalah ..................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 7
2.2 Rancang Bangun ......................................................................................... 8
2.3 Aplikasi....................................................................................................... 8
2.4 Skoliosis ..................................................................................................... 8
2.5 Treatment Skoliosis ..................................................................................... 9
2.6 Android ..................................................................................................... 10
2.7 Kotlin ........................................................................................................ 10
2.8 Sistem Pakar ............................................................................................. 10
2.9 Metode Forward Chaining ......................................................................... 12
2.10 Flowchart .................................................................................................. 13
2.11 UML (Unified Modeling Language) .......................................................... 14
2.11.1 Use Case Diagram .................................................................................. 14
2.11.2 Activity Diagram .................................................................................... 15
ix Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
2.11.3 Class Diagram ........................................................................................ 16
2.12 ERD (Entity Relationship Diagram) .......................................................... 17
BAB III ............................................................................................................. 18
PERENCANAAN DAN REALISASI.............................................................. 18
3.1 Perancangan Program Aplikasi .................................................................. 18
3.1.1 Deskripsi Program Aplikasi .................................................................... 18
3.1.2 Analisis Kebutuhan User ........................................................................ 18
3.1.3 Cara Kerja Program Aplikasi .................................................................. 19
3.1.4 Rancangan Program Aplikasi ................................................................. 21
3.2 Realisasi Program Aplikasi ....................................................................... 46
3.1.5 Desain Sistem ......................................................................................... 46
3.1.6 Implementasi Sistem .............................................................................. 55
BAB IV ............................................................................................................. 79
PEMBAHASAN ............................................................................................... 79
4.1 Pengujian Sistem ....................................................................................... 79
4.1.1 Deskripsi Pengujian ................................................................................ 79
4.1.2 Prosedur Pengujian ................................................................................. 79
4.1.3 Data Hasil Pengujian .............................................................................. 79
4.2 Analisis Data / Evaluasi ............................................................................ 91
BAB V ............................................................................................................... 92
PENUTUP ........................................................................................................ 92
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 92
5.2 Saran ......................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xv
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. xviii
Lampiran 1 Transkrip Wawancara Dengan Dr. R. Koesmedi Priharto SpOT,
M.Kes, FICS .................................................................................................... xix
Lampiran 2 Transkrip Wawancara dengan Dr. dr. Rahyussalim, SpOT(K)
......................................................................................................................... xxi
Lampiran 3 Transkrip Wawancara dengan dr. Aries Rakhmat H., Sp.OT xxii
Lampiran 4 Surat Keterangan Wawancara dan Validasi Data dengan Pakar
....................................................................................................................... xxiv
x Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Simbol dan Deskripsi Flow Chart................................................... 13
Tabel 2 Tabel Simbol Use Case Diagram.............................................................. 14
Tabel 3 Tabel Simbol Activity Diagram.………………………………….......…. 16
Tabel 4 Tabel Simbol ERD (Entity Relationship Diagram)…………..............…. 17
Tabel 5 Kamus Data Tabel Skolioser.…………………………………….......…. 42
Tabel 6 Kamus Data Tabel Hasil_Diagnosa………………..............................…. 43
Tabel 7 Kamus Data Tabel Solusi.………………………………….…….......…. 43
Tabel 8 Kamus Data Tabel Gejala…………………………..…………….......…. 44
Tabel 9 Kamus Data Tabel ScolioStory…………………………….…….......…. 44
Tabel 10 Kamus Data Tabel Reminder…………………………..……….......…. 45
Tabel 11 Kamus Data Tabel Admin……………………...……………….......…. 45
Tabel 12 Kamus Data Tabel Materi_Skoliosis…………...……………….......…. 45
Tabel 13 Kamus Data Tabel Rs_Klinik…………………..……………….......…. 46
Tabel 14 Data Gejala…………………………………………………………….. 68
Tabel 15 Data Solusi……………………………………..……………….......…. 69
Tabel 16 Black Box Testing Aplikasi MyScollio………...……………….......…. 81
Tabel 17 Pengujian Algoritma…………………………...……………….......…. 90
xi Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Waterfall Model.................................................................................. 5
Gambar 2.1 Perbandingan Tulang Belakang Pasien Sehat dan Pasien
Penderita Skoliosis………….………................................................ 13
Gambar 2.2 Arsitektur Sistem Pakar...................................................................... 11
Gambar 3.1 Flow Chart Proses Diagnosis Skoliosis.............................................. 21
Gambar 3.2 Use Case Diagram Aplikasi MyScolio……....................................... 22
Gambar 3.3 Activity Diagram Login………………………………….................. 24
Gambar 3.4 Activity Diagram Registrasi……………………………................... 25
Gambar 3.5 Activity Diagram Melihat Hasil Diagnosa……………….................. 26
Gambar 3.6 Activity Diagram Diagnosa Skoliosis…............................................. 27
Gambar 3.7 Activity Diagram Tiket Melihat Materi Skoliosis............................... 28
Gambar 3.8 Activity Diagram Melihat ScolioStory............................................... 29
Gambar 3.9 Activity Diagram Melihat Reminder………....................................... 30
Gambar 3.10 Activity Diagram Add Reminder…………....................................... 31
Gambar 3.11 Activity Diagram Delete Reminder................................................... 32
Gambar 3.12 Activity Diagram Edit Reminder....................................................... 33
Gambar 3.13 Activity Diagram Melihat Daftar Rumah Sakit dan Klinik.............. 34
Gambar 3.14 Activity Diagram Melihat Profile..................................................... 35
Gambar 3.15 Activity Diagram Melihat Riwayat Diagnosa.................................. 36
Gambar 3.16 Activity Diagram Melakukan Logout............................................... 37
Gambar 3.17 Activity Diagram Admin Melakukan Login..................................... 38
Gambar 3.18 Activity Diagram Admin Mengelola Data….................................... 39
Gambar 3.19 Activity Diagram Melakukan Logout............................................... 40
Gambar 3.20 Class Diagram MyScolio................................................................. 41
Gambar 3.21 ERD MyScolio................................................................................. 42
Gambar 3.22 Mockup Halaman Login Skolioser.................................................. 47
Gambar 3.23 Mockup Halaman Register Skolioser............................................... 48
Gambar 3.24 Mockup Halaman Home Skolioser................................................... 49
Gambar 3.25 Mockup Halaman Diagnosa Skoliosis.............................................. 50
xii Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3.26 Mockup Halaman Materi Skoliosis….............................................. 51
Gambar 3.27 Mockup Halaman ScolioStory…..................................................... 51
Gambar 3.28 Mockup Halaman Reminder............................................................. 52
Gambar 3.29 Mockup Halaman RS Klinik............................................................. 53
Gambar 3.30 Mockup Halaman Profile................................................................. 54
Gambar 3.31 Mockup Halaman Riwayat Diagnosa…........................................... 54
Gambar 3.32 Mockup Halaman Detail Diagnosa................................................... 55
Gambar 3.33 Interface Skolioser Login................................................................. 56
Gambar 3.34 Interface Skolioser Register............................................................. 57
Gambar 3.35 Interface Skolioser Melakukan Diagnosa......................................... 58
Gambar 3.36 Interface Skolioser Melihat Hasil Diagnosa..................................... 59
Gambar 3.37 Interface Skolioser Melihat Informasi Skoliosis.............................. 60
Gambar 3.38 Interface Skolioser Melihat ScolioStory........................................... 61
Gambar 3.39 Interface Skolioser Melihat Reminder.............................................. 62
Gambar 3.40 Interface Skolioser Melihat RS Klinik….......................................... 63
Gambar 3.41 Interface Skolioser Melihat Profile................................................... 64
Gambar 3.42 Interface Skolioser Melihat Riwayat Diagnosa................................ 65
Gambar 3.43 Interface Skolioser Logout............................................................... 66
Gambar 3.44 Interface Admin Login…................................................................. 66
Gambar 3.45 Interface Admin Mengelola Data..................................................... 67
Gambar 3.46 Interface Admin Logout…............................................................... 68
Gambar 3.47 Tree Sistem Pakar MyScolio............................................................ 72
Gambar 3.48 Code Deklarasi dan Inisialisasi Variabel pada Diagnosa Activity... 73
Gambar 3.49 Code Logic Sistem Pakar.................................................................. 74
Gambar 3.50 Code Fungsi Request API Get Gejala............................................... 75
Gambar 3.51 Code Fungsi listPertanyaan() Untuk Mengelola Response
Get Gejala…………………………………………………………. 75
Gambar 3.52 Code Fungsi Request API Get Solusi............................................... 76
Gambar 3.53 Code Fungsi listSolusi() Untuk Mengelola Response Get Solusi... 76
Gambar 3.54 Code Fungsi Request API Add Hasil Diagnosa…............................ 77
Gambar 3.55 Code Fungsi Berhasil Add Hasil Diagnosa....................................... 77
xiii Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3.56 Code Fungsi Request API Add Gejala Hasil…................................ 77
Gambar 3.57 Code Fungsi Request API Update Hasil Diagnosa........................... 78
Gambar 3.58 Code Fungsi Show Dialog............................................................... 78
Gambar 3.59 Code Fungsi Request API Get Hasil Diagnosa Terakhir.................. 78
Gambar 3.60 Code Fungsi Show Dialog Hasil Terakhir….................................... 79
xiv Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkrip Wawancara dengan Dr. R. Koesmedi Priharto
SpOT, M.Kes, FICS.......................................................................... xix
Lampiran 2 Transkrip Wawancara dengan Dr. dr. Rahyussalim, SpOT(K).......... xxi
Lampiran 3 Transkrip Wawancara dengan dr. Aries Rakhmat H., Sp.OT............ xxii
Lampiran 4 Surat Keterangan Wawancara dan Validasi Data dengan Pakar...... xxiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan hal yang utama, apalagi bila menyangkut kelangsungan
hidup manusia. Sering kali manusia melalaikan kesehatan mereka, sehingga
berujung pada penyakit yang kronis hingga kematian. Hal tersebut dipicu karena
kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap penyakit terutama
yang tergolong penyakit yang tidak popular namun dapat memberi efek serius pada
kesehatan. Salah satunya adalah skoliosis. Skoliosis bukan tergolong penyakit
namun tergolong pada kelainan fisik khususnya pada tulang belakang. (Kadiasti,
2018).
Skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang
belakang. Tulang disebut skoliosis bila bengkoknya sudah lebih dari 10 derajat
membentuk seperti huruf "S" atau "C” (Anwar, 2019). Sebanyak 75-85% kasus
skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.
Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang
diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom
Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut
menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna
dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung (Priharto, 2020).
Data dari World Health Organization (WHO) memperlihatkan bahwa 3 persen
warga di dunia rentan terkena penyakit skoliosis, sedangkan di Indonesia angkanya
sekitar 3 sampai 5 persen (Anwar, 2019). Skoliosis banyak diderita pada wanita.
Menurut Dr. dr. Rahyussalim, Sp. OT(K), orang yang punya riwayat skoliosis dari
keluarga biasanya potensi untuk mengalami hal yang sama ada 70 hingga 80 persen
(Anwar, 2019). Skoliosis bawaan atau idiopatik akan bertambah sampai
pertumbuhan tulang berhenti pada wanita sekitar 19-21 tahun. Kalau tulang masih
tumbuh bisa menyebabkan semakin bengkok (Priharto, 2020).
2
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Di Indonesia, manajemen skoliosis sering tertunda karena kurangnya kesadaran di
antara penderita dan orang tua (Komang-Agung IS, et al., 2017). Sebagian besar
penderita tidak mengetahui bahwa mereka menderita skoliosis sampai ketika
diperiksa oleh dokter (Kadiasti, 2018). Banyak juga kasus dimana penderita yang
sudah mengetahui dirinya skoliosis tidak menangani skoliosisnya. Mereka malah
mendiamkannya. Hal tersebut dikarenakan mereka terkendala masalah biaya dan
takut. (Rahyussalim, 2020). Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat
terhadap skoliosis menjadi salah satu faktor terlambatnya penanganan terhadap
penderita skoliosis yang sudah terlanjur mengalami progress. Padahal untuk
penderita yang memiliki kurva di bawah 40 derajat bisa dikurangi risikonya.
Beban yang berat dan posisi duduk yang salah dapat memperburuk kelengkungan
kurva. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan atau treatment yang tepat.
Tujuannya ialah untuk menjaga agar kurvatura (lengkung tulang belakang) yang
terjadi tetap terkontrol selama pertumbuhan dan tidak bertambah parah. Penderita
harus datang dan berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi untuk
mengetahuinya. Biaya untuk tiap konsultasi cukup mahal bagi beberapa orang,
mulai dari 150.000 hingga 550.000 rupiah (Alodoc, 2020). Untuk mengatasi
masalah tersebut, maka dilakukanlah rancang bangun aplikasi sistem pakar berbasis
Android menggunakan metode Forward Chaining untuk penentuan treatment
skoliosis.
Sistem pakar (Expert System) merupakan salah satu cabang dari Kecerdasan Buatan
atau Artificial Intelligence (AI). Sistem Pakar berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang
biasa dilakukan oleh para ahli (Fahmy, et al., 2018). Sistem ini dirancang untuk
menirukan keahlian seorang pakar, dokter spesialis ortopedi, dalam menjawab
pertanyaan dan menyelesaikan suatu permasalahan. Sehingga dapat digunakan oleh
pengguna non-pakar (penderita skoliosis) untuk mengetahui treatment yang tepat
untuknya.
Penelitian tentang sistem pakar sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti.
Contohnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Abdi Fahmy, Ika
Purwanti Ningrum, dan Jayanti Yusmah Sari pada tahun 2018. Mereka berhasil
3
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
membuat sistem pakar untuk diagnosis penyakit hewan sapi menggunakan metode
Forward Chaining. Hasil penelitiannya menunjukan nilai keakuratan 100%. Selain
itu, juga terdapat penelitian yang dilakukan oleh Budi Wijaya dan Rinabi Tanamal
pada tahun 2019. Mereka berhasil membuat sistem pakar untuk mendiagnosis
kerusakan pada hardware laptop dengan tingkat akurasi 100%.
Untuk kasus sistem pakar skoliosis hanya ada satu yang menelitinya, yaitu
Megawati dan Santoso di tahun 2012. Peneliti tersebut berhasil merancang program
sistem pakar berbasis web untuk rehabilitasi medik penderita skoliosis. Sistemnya
digunakan untuk mendiagnosis skoliosis berdasarkan gejala dan penyebab. Tidak
disebutkan metode apa yang digunakan peneliti untuk membuat sistem tersebut.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, metode forward chaining dapat memberikan
nilai keakuratan 100% untuk aplikasi sistem pakar. Dengan melihat dari gejala dan
kondisi tubuh yang dialami penderita skoliosis, kita dapat menentukan treatment
apa yang tepat untuknya secara langsung tanpa keraguan (Rahyussalim, 2020).
Oleh karena itu, aplikasi sistem pakar yang akan dibangun nanti akan menggunakan
metode Forward Chaining. Strategi inferensi Forward Chaining merupakan suatu
penalaran yang dimulai dari fakta untuk mendapatkan kesimpulan. Pencarian
dilakukan dengan menggunakan rules yang premisnya cocok dengan fakta yang
diketahui untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga tujuan
tercapai (Fahmy, et al., 2018). Aplikasi ini akan memungkinkan penderita skoliosis
memasukkan gejala atau keluhan yang dirasakannya, kemudian sistem akan
menampilkan treatment yang cocok dengan kondisi tersebut. Hasil treatment
didapatkan dari masukan penderita yang diolah dengan pengetahuan pakar
menggunakan metode Forward Chaining.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah
dalam pembuatan sistem ini adalah bagaimana cara membuat aplikasi sistem pakar
untuk menentukan treatment skoliosis berbasis Android menggunakan metode
Forward Chaining?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam perancangan aplikasi sistem ini adalah sebagai berikut:
4
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
a. Sistem yang dibangun merupakan aplikasi berbasis Android
b. Sistem pakar yang dibangun dikhususkan untuk mendiagnosis Skoliosis
Idiopatik
c. Treatment skoliosis yang disarankan dihasilkan dari pengolahan informasi yang
dimasukkan pengguna menggunakan metode Forward Chaining
d. Pengetahuan dan aturan-aturan pada penentuan treatment skoliosis didapatkan
dari dokter spesialis ortopedi
e. Aplikasi ini dapat menampilkan beberapa rumah sakit atau klinik yang bisa
melayani treatment skoliosis di Kota Jakarta
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang aplikasi sistem pakar untuk
menentukan treatment skoliosis berbasis Android menggunakan metode Forward
Chaining.
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari pembuatan aplikasi ini adalah:
a. Penderita dapat menangani skoliosisnya dengan mengetahui treatment yang
tepat secara lebih mudah dan murah
b. Penderita dapat melakukan pemeriksaan dan melihat riwayat kondisi
skoliosisnya secara berkala
1.5 Metode Penyelesaian Masalah
Metode penyelesaian masalah dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari:
1) Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan referensi dari jurnal, buku, dan
portal berita terpercaya yang berkaitan dengan sistem pakar dan skoliosis.
2) Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden
dengan menggunakan alat untuk mencapai tujuan tertentu (Rachmat & Fauzi,
2019). Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dengan melakukan
5
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
wawancara kepada pakar, yaitu dokter spesialis ortopedi. Informasi yang
dikumpulkan mulai dari gejala-gejala apa yang menandakan skoliosis hingga
kesimpulan treatment yang tepat untuk penderita.
b. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode Waterfall. Waterfall
adalah model tradisional SDLC (Software Development Life Cycle). Waterfall
Model mudah dikelola dan mudah dipahami. Dalam model ini setiap fase
diselesaikan sebelum pergi ke fase berikutnya. Tidak ada pilihan untuk kembali
setelah pindah ke fase berikutnya. Jadi, fase selanjutnya bergantung pada hasil
frame sebelumnya (Barjtya, et al., 2017).
Gambar 1.1 Waterfall Model
(Sumber: Tristianto, 2018)
Pengembangan sistem dengan menggunakan metode Waterfall, memiliki beberapa
tahapan dengan uraian sebagai berikut (Tristianto, 2018):
a. Requirement
Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data
dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau studi literatur.
Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement.
6
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
b. Design System
Proses design akan menerjemahkan user requirement ke sebuah perancangan
perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Tahapan ini akan
menghasilkan dokumen yang dapat memberikan gambaran aplikasi, seperti UML
dan Activity Diagram. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk
melakukan aktivitas pembuatan sistemnya.
c. Coding & Testing (Implementation)
Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh
komputer. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam
mengerjakan suatu sistem. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan
testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan
kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.
d. Penerapan / Pengujian Program (Integration & Testing)
Ini juga dikenal sebagai verifikasi dan validasi yang merupakan proses untuk
memeriksa apakah solusi perangkat lunak memenuhi persyaratan dan spesifikasi
asli dan bahwa itu memenuhi tujuan yang dimaksud. Selain itu, fase pengujian
adalah jalan keluar untuk melakukan debugging dimana bug dan gangguan sistem
ditemukan, diperbaiki, dan disempurnakan. Tahapan ini bisa dikatakan final dalam
pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisa, design dan pengkodean
maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user.
e. Maintenance
Kegiatan pemeliharaan tambahan dapat dilakukan dalam fase ini termasuk
mengadaptasi perangkat lunak dengan lingkungannya, mengakomodasi kebutuhan
pengguna baru, dan meningkatkan keandalan perangkat lunak.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian,
sehingga dapat menambah teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang
dilakukan. Topik penelitian terdahulu yang menjadi fokus peneliti adalah Sistem
Pakar menggunakan metode Forward Chaining. Berikut merupakan ringkasan dari
penelitian terdahulu:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Megawati dan Santoso pada tahun 2012
berupa perancangan sistem pakar berbasiskan web untuk rehabilitasi medik
penderita skoliosis. Penelitian tersebut tidak menjelaskan secara lengkap tentang
latar belakang dan metode yang digunakan dalam membangun sistem pakar. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa program sistem pakarnya berhasil dijalankan
dengan baik sesuai dengan rancangan. Program tersebut memberikan informasi
yang mudah didapatkan masyarakat karena berbasis web dan juga dapat membantu
mahasiswa kedokteran dalam mendiagnosis skoliosis. (Megawati & Santoso, 2012)
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Abdi Fahmy, Ika Purwanti
Ningrum, dan Jayanti Yusmah Sari pada tahun 2018 berupa pembuatan sistem
pakar untuk diagnosis penyakit hewan sapi. Penelitian tersebut menggunakan
metode Forward Chaining. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa program
sistem pakarnya berhasil dijalankan dengan baik dan memiliki nilai keakuratan
100%. Program tersebut memberikan informasi jenis penyakit sapi beserta
pengobatan dan pencegahannya berdasarkan gejala. (Fahmy, et al., 2018)
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Budi Wijaya dan Rinabi Tanamal pada
tahun 2019 berupa pembuatan sistem pakar untuk mendiagnosis kerusakan pada
hardware laptop. Penelitian tersebut juga menggunakan metode Forward Chaining.
dengan tingkat akurasi 100%. (Wijaya & Tanamal, 2019)
8
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
2.2 Rancang Bangun
Rancang bangun adalah suatu istilah umum untuk membuat atau mendesain suatu
objek dari awal pembuatan sampai akhir pembuatan (Fajriyah, et al., 2017).
Rancang bangun adalah proses pembangunan sistem untuk menciptakan sistem
baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara
keseluruhan maupun hanya sebagian (Sari, 2017).
2.3 Aplikasi
Secara istilah pengertian aplikasi adalah suatu program yang siap untuk digunakan
yang dibuat untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta
penggunaan aplikasi lain yang dapat digunakan oleh suatu sasaran yang akan dituju.
Menurut kamus komputer eksekutif, aplikasi mempunyai arti yaitu pemecahan
masalah yang menggunakan salah satu teknik pemrosesan data aplikasi yang
biasanya berpacu pada sebuah komputasi yang diinginkan atau diharapkan maupun
pemrosesan data yang di harapkan. Pengertian aplikasi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, “Aplikasi adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengolah
data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu”
(Juansyah, 2015).
2.4 Skoliosis
Skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang
belakang (Priharto, 2020). Skoliosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti kurva
atau bengkok. Skoliosis didefinisikan sebagai abnormalitas lengkungan ke lateral
dari tulang belakang dengan ukuran lengkungan lebih besar dari 10 derajat. Ketika
tubuh dilihat dari belakang, normalnya tulang belakang terlihat lurus. Namun, pada
skoliosis, tulang belakang yang seharusnya terlihat lurus, akan terlihat lekukan
abnormal ketika tubuh dilihat baik dari belakang, lateral atau dari sisi ke sisi.
(Parera, et al., 2016). Tulang disebut skoliosis bila bengkoknya sudah lebih dari 10
derajat membentuk seperti huruf "S" atau "C” (Anwar, 2019).
9
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 2.1 Perbandingan Tulang Belakang Pasien Sehat dan Pasien Penderita Skoliosis
(Sumber: Safari A. et al, 2019)
Sebanyak 80-85% kasus skoliosis ditemukan pada masa pubertas dan banyak di
derita oleh perempuan daripada laki-laki (Rachmat & Fauzi, 2019). Sebanyak 75-
85% kasus skoliosis merupakan idiopatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui
penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping
yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom
Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut
menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna
dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung (Priharto, 2020).
Beberapa gejala atau tanda skoliosis yang umum adalah ketinggian pundaknya
berbeda, tinggi punggung dan pinggang kiri dan kanan berbeda, dan merasa panjang
kaki kanan dan kiri berbeda. Pada kondisi yang lebih berat, skoliosis dapat
menyebabkan gangguan saraf. Salah satu gangguan saraf adalah nyeri. Biasanya
nyeri dirasakan di bagian punggung dan pinggang. Jika kondisi skoliosis lebih
parah lagi, akan dapat menyebabkan kelumpuhan dan gangguan pada struktur organ
dalam, seperti jantung atau paru-paru.
2.5 Treatment Skoliosis
Treatment untuk setiap penderita skoliosis tentunya berbeda-beda. Untuk
menentukannya dilakukan dengan multiple approach, mulai dari biological,
mechanical, pharmaceutical, physical, dan physiotherapy approach. Akan dilihat
dari tiap masalah pada masing-masing penderita. Terdapat beberapa pilihan
treatment untuk skoliosis ringan sampai berat, yaitu observasi, bracing, dan
10
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
operasi. Sekarang juga sedang dikembangkan treatment fisioterapi, stem cell, dan
pharmacotherapy (Rahyussalim, 2020).
2.6 Android
Android merupakan sistem operasi dengan Linux sebagai basisnya dan dapat
digunakan untuk ponsel. Android menyediakan platform yang terbuka bagi para
developer atau istilahnya open source, sehingga memungkinkan banyaknya
aplikasi yang tercipta sendiri, kemudian dapat dijalankan pada smartphone (Wijaya
& Tanamal, 2019).
2.7 Kotlin
Kotlin adalah bahasa pemrograman berbasis Java Virtual Machine (JVM) yang
dikembangkan oleh JetBrains. Kotlin merupakan bahasa pemrograman yang
pragmatis untuk android yang mengkombinasikan object oriented (OO) dan
pemrograman fungsional. Kotlin juga bahasa pemrograman yang interoperabilitas
yang membuat bahasa ini dapat digabungkan dalam satu project dengan bahasa
pemrograman Java. Bahasa pemrograman ini juga dapat digunakan untuk
pengembangan aplikasi berbasis desktop, web, dan bahkan untuk backend.
Beberapa keuntungan yang mungkin akan didapatkan jika pengembangan aplikasi
beralih menggunakan Kotlin untuk mengembangkan aplikasi di atas platform JVM
adalah sebagai berikut (Sibarani, et al., 2019):
1. Dapat mengatasi NullPointerException yang umumnya terdapat pada Java
2. Penulisan kode lebih ringkas dan mudah dibaca dibandingkan kode yang
ditulis dengan menggunakan bahasa Java
3. Mudah dipelajari
4. Dukungan IDE untuk mempermudah dalam pemrograman
2.8 Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelligence (AI) yang cukup tua
karena sistem ini telah mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960. Sistem
Pakar (Expert System) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah
seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Dengan kata lain sistem pakar adalah
11
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman
tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli.
Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu
baik sedikit rumit ataupun rumit sekalian tanpa bantuan para ahli dalam bidang
tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang
berpengalaman (Fahmy, et al., 2018).
Gambar 2.2 Arsitektur Sistem Pakar
(Sumber: Utami, et al., 2016 ) (Utami, et al., 2016)
Sistem pakar bekerja berdasarkan pengetahuan yang dimasukkan oleh seorang atau
beberapa orang pakar dalam rangka mengumpulkan informasi hingga Sistem pakar
dapat menemukan jawabannya. Sistem pakar mempunyai 3 bagian utama, yaitu
(Fahmy, et al., 2018):
a. User Interface
User Interface adalah perangkat lunak yang menyediakan media komunikasi antara
user dengan sistem. User Interface memberikan berbagai fasilitas informasi dan
12
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur
penelusuran masalah sampai ditemukan sebuah solusi.
b. Inference Engine
Inference Engine adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran
dengan menggunakan isi daftar rule berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama
proses konsultasi antara sistem dengan user, Inference Engine menguji aturan-
aturan satu demi satu sampai kondisi rules itu benar.
c. Knowledge Base
Knowledge Base merupakan inti program sistem pakar. Pengetahuan ini merupakan
representasi pengetahuan dari seorang pakar. Knowledge Base bisa
direpresentasikan dalam berbagai macam bentuk, salah satunya adalah bentuk
Sistem Berbasis Aturan (Ruled-Based-System). Knowledge Base tersusun atas fakta
yang berupa informasi tentang objek dan rules yang merupakan informasi tentang
cara bagaimana membangkitkan fakta baru dari fakta yang telah diketahui.
2.9 Metode Forward Chaining
Forward Chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta untuk
mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut. Forward Chaining bisa
dikatakan sebagai strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang
diketahui.
Pencarian dilakukan dengan menggunakan rules yang premisnya cocok dengan
fakta yang diketahui tersebut untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses
hingga goal dicapai atau hingga sudah tidak ada rules lagi yang premisnya cocok
dengan fakta yang diketahui maupun fakta yang diperoleh.
IF (informasi masukan) THEN (kesimpulan) informasi masukan dapat berupa data,
bukti, temuan atau gejala. Sedangkan kesimpulan dapat berupa tujuan, hipotesa,
penjelasan atau diagnosis. Sehingga arah pencarian Forward Chaining dimulai dari
data menuju tujuan, dari bukti menuju hipotesa atau dari gejala menuju diagnosa.
Forward Chaining merupakan penalaran yang dimulai dari fakta terlebih dahulu
untuk menguji kebenaran hipotesis. Dalam penalaran maju, aturan-aturan diuji satu
demi satu dalam urutan tertentu. Setiap aturan diuji, sistem pakar akan
mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah. Jika kondisinya benar, maka
13
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
aturan itu disimpan, kemudian aturan berikutnya diuji. Sebaliknya kondisinya
salah, aturan itu tidak disimpan, kemudian aturan berikutnya diuji. Proses ini akan
berulang sampai seluruh basis aturan diuji dengan berbagai konsisi.
Forward Chaining merupakan suatu proses yang berdasarkan data. Pengguna
sistem harus memberikan semua data yang mungkin sebelum proses inferensi
berjalan. Mesin inferensi menelusuri basis pengetahuan sesuai data yang telah
diberikan untuk menemukan kesimpulan akhir (Fahmy, et al., 2018).
2.10 Flowchart
Flow Chart atau bagan alur merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap
penyelesaian masalah (prosedur) beserta aliran data dengan simbol-simbol standar
yang mudah dipahami (Soeherman & Pinontoan, 2008). Tujuan utama penggunaan
Flow Chart adalah untuk menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur untuk
memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tersebut (Wongso, 2015).
Berikut adalah simbol dan penjelasannya: (Santoso & Nurmalina, 2017)
Tabel 1. Simbol dan Deskripsi Flow Chart
NO SIMBOL DESKRIPSI
1
Mulai dan Berakhir, digambarkan dalam bentuk oval
dan berfungsi sebagai titik dimana sistem mulai dan
sistem berakhir
2
Panah, merupakan garis yang digunakan untuk
memberikan hubungan antara satu bentuk dan
bentuk lainya
3 Input / Output, merupakan bentuk yang
menggambarkan proses input dan output dari sistem
4 Process, merupakan bentuk yang menggambarkan
adanya suatu proses dari sistem ini.
5 Decision, merupakan bentuk yang menggambarkan
adanya suatu pengambilan keputusan dari sistem
(Sumber: Santoso & Nurmalina, 2017)
14
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
2.11 UML (Unified Modeling Language)
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar yang
dipergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun
perangkat lunak. UML merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem
berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan
sistem (Suendri, 2018). Dalam mengembangkan sistem ini, Pengembang
menggunakan UML sebagai alat pemodelan yang digunakan dalam merancang
sistem.
2.11.1 Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan external view dari sistem yang akan kita buat
modelnya. Model use case dapat dijabarkan dalam diagram use case, tetapi perlu
diingat, diagram tidak identik dengan model karena model lebih luas dari diagram.
Use case harus mampu menggambarkan urutan aktor yang menghasilkan nilai
terukur (Suendri, 2018).
Tabel 2. Tabel Simbol Use Case Diagram
No. Simbol Keterangan
1.
Actor atau Aktor adalah Abstraction
dari orang atau sistem yang lain yang
mengaktifkan fungsi dari target sistem.
Aktor ini yang melakukan suatu
aktivitas dalam sistem.
2.
Use Case menggambarkan
fungsionalitas yang disediakan sistem
sebagai unit-unit yang bertukar pesan
antar unit dengan aktor, yang dinyatakan
dengan menggunakan kata kerja
3.
Asosiasi antara aktor dan use case,
digambarkan dengan garis tanpa panah
yang mengindikasikan siapa atau apa
15
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
yang meminta interaksi secara langsung
dan bukannya mengindikasikan data.
4.
Asosiasi antara aktor dan Asosiasi antara
aktor dan use case yang menggunakan
panah terbuka untuk mengindikasika n
bila aktor berinteraksi secara pasif
dengan sistem yang menggunakan panah
terbuka untuk mengindikasikan bila
aktor berinteraksi secara pasif dengan
sistem.
5.
Include merupakan penghubung antar
Use Case dimana Use Case yang
dihubungkan tidak dapat berdiri sendiri
apabila Use Case penghubung tidak ada.
6.
Extend, merupakan perluasan dari use
case lain jika kondisi atau syarat
terpenuhi.
(Sumber: Hendini, 2016)
2.11.2 Activity Diagram
Activity Diagram menunjukkan aktivitas sistem dalam bentuk kumpulan aksi-aksi,
bagaimana masing-masing aksi tersebut dimulai, keputusan yang mungkin terjadi
hingga berakhirnya aksi. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses lebih
dari satu aksi salam waktu bersamaan. “Activity diagram adalah aktifitas-aktifitas,
objek, state, transisi state dan event. Dengan kata lain kegiatan diagram alur kerja
menggambarkan perilaku sistem untuk aktivitas (Suendri, 2018). Simbol-sibol yang
digunakan dalam activity diagram, yaitu (Hendini, 2016):
< include >
< extends >
16
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Tabel 3. Tabel Simbol Activity Diagram
No. Simbol Keterangan
1. Start Point, diletakkan pada pojok kiri atas dan
merupakan awal aktivitas
2. End Point, akhir aktivitas
3. Activities, menggambar kan suatu
proses/kegiatan bisnis
4. Decision Points, menggambar kan pilihan
untuk pengambilan keputusan, true atau false
5.
Fork (percabangn), digunakan untuk
menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara
paralel atau untuk menggabung kan dua
kegiatan paralel menjadi satu
6. Join (penggabungan) atau rake, digunakan
untuk menunjukkan adanya dekomposisi
7. Swimlane, pembagian activity diagram untuk
menunjukkan siapa melakukan apa
(Sumber Hendini, 2016)
2.11.3 Class Diagram
Kelas sebagai suatu set objek yang memiliki atribut dan perilaku yang sama,
kelas kadang disebut kelas objek. Class memiliki tiga area pokok yaitu:
1) Nama, kelas harus mempunyai sebuah nama.
2) Atribut, adalah kelengkapan yang melekat pada kelas. Nilai dari suatu kelas
hanya bisa diproses sebatas atribut yang dimiliki.
3) Operasi, adalah proses yang dapat dilakukan oleh sebuah kelas, baik pada kelas
itu sendiri ataupun kepada kelas lainnya (Suendri, 2018).
17
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
2.12 ERD (Entity Relationship Diagram)
Model ERD berisi komponen-komponen entitas dan himpunan relasi yang
masingmasing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh
fakta yang ditinjau sehingga dapat diketahui hubungan antara entity-entity yang ada
dengan atribut-atributnya. Selain itu juga bisa menggambarkan hubungan yang ada
dalam pengolahan data, seperti hubungan many to many, one to many, one to one.
Berikut simbol-simbol dari ERD (Sukrianto, 2017):
Tabel 4. Simbol ERD
No. Simbol Keterangan
1. Entity
2.
Relasi atau aktifitas antar entity
3. Simple Atribut
4. Field atau primary key atribute
5. Hubungan antar entity dengan derajat
kardinalitas relasi optional many
6. Hubungan antar entity dengan derajat
kardinalitas relasi optional one
7. Hubungan antar entity dengan derajat
kardinalitas relasi mandatory mani
8. Hubungan antar entity dengan derajat
kardinalitas relasi mandatory one
18
BAB III
PERENCANAAN DAN REALISASI
3.1 Perancangan Program Aplikasi
3.1.1 Deskripsi Program Aplikasi
Aplikasi yang bernama MyScolio ini adalah aplikasi mobile berbasis Android yang
dapat membantu Skolioser atau penderita skoliosis untuk lebih mengenal dan
memahami penyakit skoliosis mulai dari gejala, penyebab, hingga mengetahui
treatment apa yang tepat untuk kondisi skoliosis yang dideritanya. Pengguna
aplikasi yang belum terdiagnosis skoliosis juga dapat melakukan proses screening
skoliosis di sini. Tidak hanya aplikasi berbasis mobile, tetapi juga terdapat aplikasi
website khusus Admin yang digunakan untuk mengelola konten yang ada pada
aplikasi MyScolio.
Fitur utama dalam MyScolio bernama Diagnosa Skoliosis, yaitu berupa sistem
pakar yang digunakan user untuk melakukan screening skoliosis dan mengetahui
treatment skoliosis. Aplikasi akan menampilkan pertanyaan berupa kuesioner yang
berisi gejala atau tanda yang merujuk ke skoliosis. User menjawab pertanyaan
tersebut. Jawaban user akan disimpan dan diolah dengan menggunakan metode
Forward Chaining, untuk mengetahui apakah user memiliki skoliosis atau tidak.
Apabila user memiliki gejala skoliosis, akan tampil hasil diagnosa berupa tipe
skoliosis dan treatment yang sesuai untuknya.
3.1.2 Analisis Kebutuhan User
Dalam menganalisa kebutuhan user (pengguna), dilakukan wawancara terhadap
pakar skoliosis dan penyebaran kuesioner. Wawancara dilakukan dengan dokter
spesialis ortophaedi dan traumatologi, yaitu Dr. dr. Rahyussalim, SpOT(K) Spine
dan dr. Aries Rakhmat H., Sp.OT. Sedangkan penyebaran kuesioner ditujukan
untuk penderita, teman, keluarga atau saudara penderita skoliosis idiopatik. Jumlah
responden yang didapat adalah 53 responden.
19
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Berdasarkan wawancara dan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan, dapat
diketahui kebutuhan fungsional dan non fungsional sistem yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fungsional
User dapat melakukan screening / diagnosis skoliosis dengan memilih
jawaban “Ya” atau “Tidak” sesuai pertanyaan diagnosis.
User dapat melakukan diagnosis secara berkala.
User dapat melihat riwayat diagnosis.
User dapat melihat cerita atau komunitas skoliosis.
User dapat melihat daftar rumah sakit dan klinik terpercaya yang menangani
skoliosis.
User dapat melihat materi tentang skoliosis.
User dapat mengelola reminder (pengingat) treatment..
Sistem dapat melakukan screening / diagnosis skoliosis.
Sistem dapat menampilkan hasil diagnosis berdasarkan jawaban yang
diberikan user.
Sistem dapat menyimpan hasil diagnosis..
Sistem dapat menampilkan detail riwayat diagnosis.
b. Kebutuhan Non Fungsional
Sistem dapat digunakan kapan pun dan dimana pun
Sistem bersifat user-friendly
3.1.3 Cara Kerja Program Aplikasi
Untuk menggambarkan cara kerja program aplikasi, maka diperlukan diagram
flowchart. Namun penulis hanya akan menjelaskan proses utama saja, yaitu proses
Diagnosis Skoliosis.
20
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3.1 Flow Chart Proses Diagnosis Skoliosis
Gambar 3.1 Flow Chart Proses Diagnosis Skoliosis menunjukkan bahwa user harus
Login terlebih dahulu untuk dapat melakukan diagnosis terhadap skoliosisnya. Jika
belum mempunyai akun, user harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Saat
registrasi user perlu memasukkan data dirinya. Kemudian setelah berhasil Login,
akan tampil halaman Home. Lalu, user memilih menu Diagnosis Skoliosis. Sistem
akan menampilkan beberapa pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang dapat user
jawab sesuai dengan kondisi tubuh yang dialaminya. Pertanyaan yang muncul
21
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
berupa gejala atau tanda yang berhubungan dengan skoliosis. Jika semua
pertanyaan telah terjawab, sistem akan memprosesnya dan menghasilkan hasil
diagnosis berupa tipe skoliosis dan treatment.
3.1.4 Rancangan Program Aplikasi
Dalam tahap rancangan program aplikasi, dilakukan pembuatan ERD (Entity
Relationship Diagram) dan UML (Unified Modeling Language). UML yang
digunakan dalam pembuatan desain sistem adalah Use Case Diagram, Activity
Diagram, dan Class Diagram.
1. Use Case Diagram
Gambar 3.2 Use Case Diagram Aplikasi MyScolio
Use Case Diagram untuk aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Sistem ini
melibatkan dua aktor pengguna sistem, yaitu Skolioser dan Admin. Berikut adalah
penjelasannya:
22
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
a. Skolioser
Skolioser adalah aktor yang menjadi pengguna utama aplikasi. Scolioser harus
melakukan registrasi terlebih dahulu untuk dapat menggunakan fitur di dalam
aplikasi. Setelah melakukan Registrasi dan Login, Skolioser dapat melakukan
diagnosis treatment skoliosis. Skolioser dapat melakukan diagnosis tersebut secara
berkala dan dapat juga dilihat riwayat (history) diagnosisnya. Setelah mendapatkan
hasil diagnosis treatment, Skolioser dapat menjadwalkan dan memberikan
reminder terhadap treatment-nya. Selain itu, Skolioser juga dapat melihat informasi
mengenai penyakit skoliosis mulai dari pengertian, anatomi tulang, gejala,
penyebab, hingga treatment-nya. Skolioser dapat melihat cerita atau pengalaman
para penderita skoliosis dalam menu ScolioStory. Kemudian Skolioser juga dapat
melihat lokasi klinik atau rumah sakit yang mempunyai dokter spesialis ortopedi
dan fasilitas treatment skoliosis.
b. Admin
Admin adalah aktor yang dapat mengelola data dan konten yang ada pada aplikasi.
Admin memiliki akses ke semua data, mula dari melihat data user dan riwayatnya,
sampai mengelola seluruh konten yang ada dalam aplikasi seperti mengelola daftar
gejala, solusi, materi skoliosis, ScolioStory, dan daftar rumah sakit/klinik.
23
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
2. Activity Diagram
a. Activity Diagram Melakukan Login
Gambar 3.3 Activity Diagram Login
Gambar 3.3 merupakan activity diagram dari Skolioser Login. Tahapan pertama
yang harus dilakukan user adalah membuka atau menjalankan aplikasi MyScolio.
Kemudian sistem akan menampilkan halaman login. Untuk login atau masuk ke
dalam sistem dibutuhkan akun yang telah didaftarkan. User harus memasukkan
email dan password ke dalam form login. Kemudian akun tersebut akan divalidasi.
Jika akun valid maka sistem akan menampilkan halaman Home. Jika akun tidak
valid, sistem akan menampilkan informasi kesalahan email dan password dan user
akan tetap ada di halaman login.
24
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
b. Activity Diagram Registrasi
Gambar 3.4 Activity Diagram Registrasi
Gambar 3.4 merupakan activity diagram dari Skolioser Registrasi. Jika user belum
mempunyai akun, maka user harus registrasi terlebih dahulu. Sistem menampilkan
halaman registrasi dan user mengisi form registrasi. Kemudian sistem akan
memeriksa email dan password yang diinputkan user. User akan berhasil registrasi
jika daftar atau registrasi menggunakan email yang belum pernah didaftarkan dan
melakukan pengulangan password yang sama. Jika email yang dimasukkan sudah
pernah didaftarkan, sistem menampilkan pesan informasi bahwa email sudah
digunakan dan user tetap di halaman registrasi. Begitu pula juga password dan
confirm password yang dimasukkan tidak sama. Sistem akan menampilkan
informasi bahwa password tidak match (sama).
25
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
c. Activity Diagram Melihat Hasil Diagnosa Skoliosis
Gambar 3.5 Activity Diagram Melihat Hasil Diagnosa
Gambar 3.5 merupakan activity diagram dari Skolioser Melihat Hasil Diagnosa.
Saat user berhasil login, user akan masuk ke halaman Home. Jika user sudah pernah
melakukan diagnosa sebelumnya, maka akan tampil ringkasan hasil diagnosa
terakhir. Untuk melihat detail hasil diagnosa, user dapat meng-klik tulisan “klik
detail” kemudian sistem akan menampilkan detail hasil diagnosa terakhir. Namun,
apabila user belum pernah melakukan diagnosis sebelumnya, maka tidak ada
ringkasan hasil diagnosa terakhir di halaman Home. Tetapi terdapat tulisan
“Diagnosa disini” yang bisa user klik untuk memulai diagnosa.
26
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
d. Activity Diagram Diagnosa Skoliosis
Gambar 3.6 Activity Diagram Diagnosa Skoliosis
Berlanjut dari activity diagram sebelumnya, saat user klik tulisan “Diagnosa disini”
atau user memilih menu Diagnosa Skoliosis, maka sistem akan menampilkan
halaman yang berisi petunjuk pengisian jawaban. Kemudian user bisa klik button
Mulai Diagnosa untuk memulainya. Sistem akan menampilkan halaman yang berisi
pertanyaan, user dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan pilihan “Ya” dan
“Tidak”. Sistem akan mengumpulkan dan memproses jawaban yang diinputkan
user dengan metode Forward Chaining. Lalu, sistem akan menampilkan popup
hasil diagnosa. Jika user ingin melihat detail, user bisa klik “Lihat Detail” lalu
sistem akan menampilkan halaman detail hasil diagnosa.
27
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
e. Activity Diagram Melihat Materi Skoliosis
Gambar 3.7 Activity Diagram Melihat Materi Skoliosis
Gambar 3.7 merupakan activity diagram dari Skolioser Melihat Materi Skoliosis.
Pada halaman Home, user dapat memilih menu “Tentang Skoliosis”. Kemudian
sistem akan menampilkan halaman yang berisi daftar materi skoliosis. User dapat
memilih salah satu materi kemudian mengklik-nya untuk dapat membaca
penjelasan materi skoliosis yang dipilih.
28
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
f. Activity Diagram Melihat ScolioStory
Gambar 3.8 Activity Diagram Melihat ScolioStory
Gambar 3.8 merupakan activity diagram dari Skolioser Melihat ScolioStory. Jika
user memilih menu “ScolioStory”, maka sistem akan menampilkan halaman yang
berisi daftar grup, komunitas, atau halaman cerita pribadi penyandang skoliosis.
Jika User memilih salah satu dari daftar tersebut, maka sistem akan langsung
mengarah ke halaman dari ScolioStory yang dipilih.
29
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
g. Activity Diagram Melihat Reminder
Gambar 3.9 Activity Diagram Melihat Reminder
Untuk melihat reminder, user hanya perlu memilih menu “Reminder” pada halaman
Home. Lalu, sistem akan menampilkan halaman daftar Reminder yang user miliki.
Selanjutnya user bisa mengelola remindernya, seperti melakukan penambahan,
penyuntingan, atau penghapusan reminder.
R
30
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
h. Activity Diagram Add Reminder
Gambar 3.10 Activity Diagram Add Reminder
Proses add (menambahkan) reminder, dapat dilakukan user dengan menekan button
Add pada halaman Reminder. Lalu, sistem akan menampilkan halaman Add
Reminder. Selanjutnya user diminta mengisi form reminder berupa: judul, tanggal,
waktu, dan keterangan reminder. Jika user menekan tombol save (simpan) maka
sistem akan menyimpan data reminder.
31
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
i. Activity Diagram Delete Reminder
Gambar 3.11 Activity Diagram Add Reminder
Proses delete (menghapus) reminder, dapat dilakukan user dengan memilih salah
satu remindernya terlebih dahulu. Sistem akan menampilkan halaman Detail
Reminder. Kemudian tekan button Delete dan sistem akan menghapus reminder
tersebut.
32
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
j. Activity Diagram Edit Reminder
Gambar 3.12 Activity Diagram Edit Reminder
Jika pada proses sebelumnya user dapat menghapus reminder, pada Gambar 3.12
menjelaskan proses untuk edit reminder. Pada halaman detail reminder, user dapat
langsung mengubah isi reminder, kemudian tekan button save dan sistem akan
meng-update data reminder tersebut.
33
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
k. Activity Diagram Melihat Daftar Rumah Sakit dan Klinik
Gambar 3.13 Activity Diagram Melihat Daftar Rumah Sakit dan Klinik
Proses melihat daftar Rumah Sakit dan Klinik digambarkan pada Gambar 3.13.
Diawali dengan membuka aplikasi MyScolio dan sistem akan menampilkan
halaman Home. Selanjutnya user memilih menu “Daftar Klink / Rumah Sakit”, lalu
akan tampil halaman daftar klinik dan rumah sakit. Untuk melihat detail, user dapat
memilih salah satu dari daftar, kemudian sistem akan menampilkan halaman detail
rumah sakit / klinik yang dipilih.
34
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
l. Activity Diagram Melihat Profile
Gambar 3.14 Activity Diagram Melihat Profile
Untuk dapat melihat profile, user dapat klik icon profile yang ada pada halaman
Home. Letak icon tersebut ada di kanan atas. Lalu sistem akan menampilkan
halaman profile.
35
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
m. Activity Diagram Melihat Riwayat Diagnosa
Gambar 3.15 Activity Diagram Riwayat Diagnosa
Dari proses pada activity diagram sebelumnya, user dapat melanjutkan memilih
menu yang ada pada halaman Profile. Pilih menu “Riwayat Diagnosa Skoliosis”
dan sistem akan menampilkan halaman daftar riwayat diagnosa skoliosis. Jika user
klik salah satu dari daftar yang ada, maka sistem akan menampilkan halaman detail
diagnosa yang dipilih.
36
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
n. Activity Diagram Melakukan Logout
Gambar 3.16 Activity Diagram Melakukan Logout
Proses Logout dapat dimulai dari user masuk ke halaman Profile terlebih dahulu.
Kemudian akan ada menu Logout yang dapat user pilih. Jika user memilih menu
Keluar (Logout), maka user akan keluar dari sistem dan sistem kembali
menampilkan halaman Login.
37
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
o. Activity Diagram Admin Melakukan Login
Gambar 3.17 Activity Diagram Admin Melakukan Login
Gambar 3.17 merupakan activity diagram dari Admin Login. Login yang dimaksud
disini adalah login pada website admin. Pertama yang harus dilakukan Admin
adalah mengakses URL dari Admin MyScolio. Lalu sistem memuat halaman utama
website Admin MyScolio. Kemudian memilih menu Login dan sistem akan
memuat halaman Login Admin. Untuk melakukan login ke dalam sistem,
dibutuhkan akun Admin yang sudah didaftarkan sebelumnya oleh SuperAdmin.
Admin akan memasukkan email dan password. Setelah itu akun tersebut akan
divalidasi. Apabila akun valid maka Admin berhasil login dan sistem akan memuat
halaman dashboard utama admin. Namun apabila Admin salah dalam memasukan
email dan password, maka Adminakan tetap berada di halaman Login dengan
informasi kesalahan email dan password.
38
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
p. Activity Diagram Admin Mengelola Data
Gambar 3.18 Activity Diagram Admin Mengelola Data
39
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3.18 merupakan activity diagram dari Admin Mengelola Data. Untuk dapat
mengelola data, Admin harus masuk ke dalam sistem dahulu dengan cara Login.
Kemudian dapat memilih Menu data yang dikelola. Sistem akan menampilkan
halaman list data. Apabila Admin ingin menghapus data, Admin dapat meng-klik
tombol hapus pada halaman list data kemudian sistem akan menghapus data dalam
database.
Apabila ingin membuat data baru, Admin dapat meng-klik tombol Tambah Data.
Kemudian sistem akan memuat halaman tambah data. Admin mengisi form tambah
data dan klik simpan. Sistem akan menambahkan data ke dalam database dan akan
memuat halaman list data.
Apabila Admin ingin melakukan edit terhadap data, Admin dapat meng-klik tombol
edit pada halaman list data kemudian sistem akan memuat halaman edit. Admin
dapat mengubah data pada halaman tersebut. Jika menekan tombol simpan, sistem
akan meng-update data dengan data terbaru.
q. Activity Diagram Admin Melakukan Logout
Gambar 3.19 Activity Diagram Admin Logout
40
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Dalam Activity Admin Logout (Gambar 3.19), ini dikondisikan bahwa Admin sudah
melakukan login. Pertama Admin mengakses URL Admin MyScolio. Sistem mulai
memuat halaman dashboard admin. Lalu setelah itu Admin dapat melihat halaman
dashboard admin. Setelah itu Admin memilih tombol profile kemudian akan ada
menu Logout. Admin memilih menu logout dan sistem akan melakukan proses
logout. Setelah logout berhasil, maka Admin akan diarahkan ke halaman Login..
3. Class Diagram
Gambar 3.20 Class Diagram MyScolio
Gambar 3.20 merupakan class diagram dari MyScolio. Terdapat beberapa class
yang saling berelasi diantaranya adalah class Skolioser, HasilDiagnosa, Solusi,
GejalaHasil, Gejala, dan Reminder. Method (function) pada class yang ada pada
sistem ini bersifat public, yang mempunyai arti dapat digunakan dan dipanggil pada
class lain. Sifat public dilambangkan dengan simbol + (positif).
41
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
4. ERD (Entity Relationship Diagram)
Gambar 3.21 ERD MyScolio
Gambar 3.21 merupakan ERD (Entity Relationship Diagram) dari aplikasi
MyScolio, terdapat sembilan entitas yaitu skolioser, hasil_diagnosa, solusi, gejala,
scoliostory, reminder, admin, materi_skoliosis, dan rs_klinik. Berikut adalah
kamus data berdasarkan entitas yang ada.
Tabel 5. Kamus Data Tabel Skolioser
No Nama Tipe Length Default Keterangan
1 id_skolioser int 11 None Primary Key
2 nama varchar 100 None not null
3 jenis_kelamin enum - None not null
4 tgl_lahir date - None not null
42
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
No Nama Tipe Length Default Keterangan
5 email varchar 100 None not null
6 password varchar 50 None not null
7 no_telepon varchar 13 None not null
8 created_at timestamp - current_timestamp() not null
9 updated_at timestamp - None not null
Tabel 5 merupakan kamus data dari tabel skolioser. Pada tabel skolioser, atribut
id_skolioser merupakan primary key. Pada tabel ini tidak terdapat foreign key.
Atribut lainnya adalah nama, jenis_kelamin, tgl_lahir, email, password, no_telepon,
created_at, dan updated_at.
Tabel 6. Kamus Data Tabel Hasil_diagnosa
No Nama Tipe Length Default Keterangan
1 id_hasil_diagnosa int 11 None Primary
Key
2 tanggal timestamp - None not null
3 created_at timestamp - current_timestamp() not null
4 updated_at timestamp - None not null
Tabel 6 merupakan kamus data dari tabel hasil_diagnosa. Pada tabel
hasil_diagnosa, atribut id_hasil_diagnosa merupakan primary key sedangkan
atribut lainnya adalah tanggal, created_at, dan updated_at.
Tabel 7. Kamus Data Tabel Solusi
No Nama Tipe Length Default Keterangan
1 id_solusi int 11 None Primary Key
2 tipe_skoliosis varchar 50 None not null
3 treatment varchar 255 None not null
4 keterangan text - None not null
5 created_at timestamp - current_timestamp() not null
6 updated_at timestamp - None not null
43
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Tabel 7 merupakan kamus data dari tabel solusi. Pada tabel solusi, atribut id_solusi
merupakan primary key. Pada tabel ini tidak terdapat foreign key. Atribut lainnya
adalah treatment, tipe_skoliosis, keterangan, created_at, dan updated_at.
Tabel 8. Kamus Data Tabel Gejala
No Nama Tipe Length Default Keterangan
1 id_gejala int 11 None Primary Key
2 nama varchar 255 None not null
3 pertanyaan varchar 255 None not null
4 gambar varchar 255 None null
5 keterangan text - None null
6 bila_ya_1 varchar 255 None not null
7 bila_tidak_1 varchar 255 None not null
8 bila_ya_2 varchar 255 None not null
9 bila_tidak_2 varchar 255 None not null
10 mulai varchar 255 None not null
11 selesai varchar 255 None not null
12 id_solusi_1 int 11 None Foreign key
13 id_solusi_2 int 11 None Foreign key
14 created_at timestamp - current_timestamp() not null
15 updated_at timestamp - None not null
Tabel 8 merupakan kamus data dari tabel gejala. Pada tabel gejala, atribut id_gejala
merupakan primary key. Pada tabel ini terdapat foreign key, yaitu id_solusi_1 dan
id_solusi_2. Atribut lainnya adalah nama, pertanyaan, gambar, keterangan,
bila_ya_1, bila_tidak_1, bila_ya_2, bila_tidak_2, mulai, selesai, created_at, dan
updated_at.
Tabel 9. Kamus Data Tabel ScolioStory
No Nama Tipe Length Default Keterangan
1 id_scoliostory int 11 None Primary Key
2 nama varchar 255 None not null
44
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
No Nama Tipe Length Default Keterangan
3 link text - None not null
4 created_at timestamp - current_timestamp() not null
5 updated_at timestamp - None not null
Tabel 9 merupakan kamus data dari tabel ScolioStory. Pada tabel scoliostory,
atribut id_scoliostory merupakan primary key. Pada tabel ini tidak terdapat foreign
key. Atribut lainnya adalah nama, link, created_at, dan updated_at.
Tabel 10. Kamus Data Tabel Reminder
No Nama Tipe Length Default Keterangan
1 id_reminder int 11 None Primary Key
2 judul varchar 255 None not null
3 tanggal date - None not null
4 waktu time - None not null
5 keterangan text - None not null
6 created_at timestamp - current_timestamp() not null
7 updated_at timestamp - None not null
Tabel 10 merupakan kamus data dari tabel reminder. Pada tabel scolioser, atribut
id_reminder merupakan primary key. Pada tabel ini tidak terdapat foreign key.
Atribut lainnya adalah judul, tanggal, waktu, keterangan, created_at, dan
updated_at.
Tabel 11. Kamus Data Tabel Admin
No Nama Tipe Length Default Keterangan
1 id_admin int 11 None Primary Key
2 nama varchar 100 None not null
3 email varchar 255 None not null
4 password varchar 50 None not null
5 created_at timestamp - current_timestamp() not null
6 updated_at timestamp - None not null
45
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Tabel 11 merupakan kamus data dari tabel admin. Pada tabel admin, atribut
id_admin merupakan primary key. Pada tabel ini tidak terdapat foreign key. Atribut
lainnya adalah nama, email, password, created_at, dan updated_at.
Tabel 12. Kamus Data Tabel Materi_skoliosis
No Nama Tipe Length Default Keterangan
1 id_materi int 11 None Primary Key
2 nama varchar 255 None not null
3 penjelasan text - None not null
4 created_at timestamp - current_timestamp() not null
5 updated_at timestamp - None not null
Tabel 12 merupakan kamus data dari tabel materi_skoliosis. Pada tabel
materi_skoliosis, atribut id_materi merupakan primary key. Pada tabel ini tidak
terdapat foreign key. Atribut lainnya adalah nama, penjelasan, created_at, dan
updated_at.
Tabel 13. Kamus Data Tabel Rs_Klinik
No Nama Tipe Length Default Keterangan
1 id int 11 None Primary Key
2 tipe enum - None not null
3 nama varchar 255 None not null
4 kota varchar 255 None not null
5 alamat text - None not null
6 no_telepon varchar 13 None not null
7 fasilitas text - None not null
8 jadwal text - None not null
9 created_at timestamp - current_timestamp() not null
10 updated_at timestamp - None not null
Tabel 13 merupakan kamus data dari tabel rs_klinik. Pada tabel rs_klinik, atribut id
merupakan primary key. Pada tabel ini tidak terdapat foreign key. Atribut lainnya
adalah nama, kota, alamat, no_telepon, fasilitas, jadwal, created_at, dan updated_at.
46
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
3.2 Realisasi Program Aplikasi
3.1.5 Desain Sistem
Setelah menganalisa kebutuhan user dan membuat desain sistem dengan UML,
dilakukan pembuatan desain sistem dengan pembuatan mockup. Mockup akan
digunakan sebagai acuan dalam implementasi user interface.
1. Mockup Halaman Login Skolioser
Gambar 3.22 Mockup Halaman Login Skolioser
Pada mockup halaman login skolioser terdapat dua field yang harus diisi sebelum
dapat melakukan login kedalam sistem. Field pertama yang harus dilengkapi adalah
email. Field kedua yang harus dilengkapi adalah password. Setelah kedua field
tersebut dilengkapi, skolioser dapat melakukan login.
47
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
2. Mockup Halaman Register Skolioser
Gambar 3.23 Mockup Halaman Register Skolioser
Mockup halaman register skolioser menampilkan enam input field terkair data diri
skolioser yang harus diisi. Setelah semua field dilengkapi, skolioser dapat
mendaftarkan dirinya dengan menekan button Daftar. Data yang diinputkan akan
disimpan ke dalam sistem.
48
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
3. Mockup Halaman Home Skolioser
Gambar 3.24 Mockup Halaman Home Skolioser
Mockup halaman home skolioser memiliki dua kondisi yang berbeda. Kondisi
pertama (Gambar 3.24 bagian kiri) adalah kondisi dimana user belum pernah
melakukan diagnosa scoliosis. Sedangkan pada Gambar 3.24 bagian kanan adalah
kondisi dimana user sudah pernah melakukan diagnosa skoliosis. Selain itu,
halaman home skolioser menampilkan menu yang sama.
49
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
4. Mockup Halaman Diagnosa Skoliosis
Gambar 3.25 Mockup Halaman Diagnosa Skoliosis
Mockup halaman diagnosa skoliosis di atas merupakan tampilan yang akan muncul
jika user sudah memilih menu Diagnosa Skoliosis. Setiap halaman diagnosa
skoliosis akan menampilkan satu pertanyaan yang disertai dengan jawaban “Ya”
dan “Tidak” dan gambar / foto jika ada. Kemudian jika proses diagnosa sudah
selesai, akan muncul popup dialog yang berisikan hasil diagnosa berupa tipe
skoliosis dan treatment.
50
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
5. Mockup Halaman Materi Skoliosis
Gambar 3.26 Mockup Halaman Materi Skoliosis
Pada Mockup Halaman Materi Skoliosis akan menampilkan daftar judul materi
skoliosis yang dapat dibaca user.
6. Mockup Halaman ScolioStory
Gambar 3.27 Mockup Halaman ScolioStory
51
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Pada Mockup Halaman ScolioStory akan menampilkan daftar komunitas skoliosis
yang menyediakan cerita atau pengalaman dari berbagai skolioser.
7. Mockup Halaman Reminder
Gambar 3.28 Mockup Halaman Reminder
Pada mockup Halaman Materi Skoliosis menampilkan daftar reminder yang sudah
dibuat oleh user. Daftar reminder tersebut berisi judul dan tanggal reminder.
Terdapat pula floating button yang dapat digunakan untuk mengakses halaman add
reminder.
52
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
8. Mockup Halaman RS Klinik
Gambar 3.29 Mockup Halaman RS Klinik
Pada mockup Halaman RS Klinik menampilkan daftar rumah sakit atau klinik yang
biasa menangani pasien skoliosis. Data yang tampil berupa nama, tipe (rumah sakit
atau klinik), dan kota dari alamat rumah sakit atau klinik tersebut. Apabila salah
satu dari daftar tersebut dipilih, maka akan langsung mengarah ke website rumah
sakit atau klinik yang dipilih.
53
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
9. Mockup Halaman Profile
Gambar 3.30 Mockup Halaman Profile
Pada mockup Halaman Profile menampilkan ringkasan data user, seperti Nama,
email, nomor telepon, usia, dan singkatan nama sebagai foto profile. Selain itu, juga
menampilkan menu Riwayat Diagnosa Skoliosis, Tentang Aplikasi, Cara
Penggunaan, dan Keluar (Logout).
10. Mockup Halaman Riwayat Diagnosa
Gambar 3.31 Mockup Riwayat Diagnosa
54
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Pada mockup Riwayat Diagnosa (Gambar 3.31) menampilkan daftar hasil diagnosa
yang telah user lakukan. Data yang tampil berupa tanggal diagnosa, tipe skoliosis,
dan treatment. Apabila user memilih salah satu dari daftar tersebut, maka akan
tampil bottom sheet layout yang berisikan detail dari hasil diagnosa tersebut.
11. Mockup Halaman Detail Diagnosa
Gambar 3.32 Mockup Halaman Detail Diagnosa
Halaman detail diagnosa akan muncul saat user memilih salah satu dari daftar
riwayat hasil diagnosa. Pada Gambar 3.32 menampilkan detail dari salah satu hasil
diagnosa yang dipilih. Data yang tampil adalah tanggal diagnosa, tipe skoliosis,
treatment, usia, jenis kelamin, gejala, serta keterangan treatment yang harus
dilakukan user.
55
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
3.1.6 Implementasi Sistem
1. Implementasi User Interface
a. Interface Skolioser Login
Gambar 3.33 Interface Skolioser Login
Pada halaman interface Skolioser login, user harus memasukan email dan
password, lalu menekan button masuk untuk melakukan login ke dalam sistem.
Apabila user salah dalam memasukan email dan password maka user akan
dikembalikan ke halaman login.
56
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
b. Interface Skolioser Register
Gambar 3.34 Interface Skolioser Register
Jika user belum memiliki akun, user dapat melakukan Daftar pada halaman
interface Skolioser Register. Pada halaman ini, user harus memasukan email, nama
lengkap, nomor telepon, tanggal lahir, jenis kelamin, kata sandi, dan pengulangan
kata sandi. Lalu menekan button daftar untuk membuat akun. Apabila email user
sudah pernah didaftarkan maka user akan di kembalikan ke halaman register. Jika
email belum pernah didaftarkan sebelumnya dan user sudah mengisi semua data,
maka user akan login dan masuk ke halaman utama MyScolio.
57
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
c. Interface Skolioser Melakukan Diagnosa
Gambar 3.35 Interface Skolioser Melakukan Diagnosa
Gambar 3.35 menunjukkan proses user melakukan diagnosa. User dapat melakukan
diagnosa dengan memilih menu Diagnosa Skoliosis atau dengan menekan button
58
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Diagnosa Disini (jika user belum pernah melakukan diagnosa sama sekali). Lalu
akan tampil halaman petunjuk pengisian dan menekan button Oke untuk memulai
diagnosa. Sistem akan menampilkan pertanyaan yang berupa gejala, kemudian user
diminta untuk menjawabnya dengan pilihan “Ya” atau “Tidak”. Sistem akan
memproses setiap jawaban user. Akhirnya akan menampilkan Hasil Diagnosa
dalam bentuk popup. Kemudian user dapat melihat detail hasil diagnosa dengan
menekan button Lihat Detail. Atau user bisa kembali ke Beranda (halaman utama
MyScolio) dengan menekan button Kembali ke Beranda.
d. Interface Skolioser Melihat Hasil Diagnosa
Gambar 3.36 Interface Skolioser Melihat Hasil Diagnosa
Gambar 3.36 menunjukkan proses user melihat hasil diagnosa. User dapat melihat
hasil diagnosa terakhir langsung pada halaman utama MyScolio dengan kondisi
user sudah pernah melakukan diagnosis sebelumnya. Pada halaman utama akan
tampil ringkasan hasil diagnosa berupa tipe skoliosis. User harus menekan tombol
“Klik untuk melihat detail” untuk melihat hasil diagnosanya secara detail.
59
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
e. Interface Skolioser Melihat Informasi Skoliosis
Gambar 3.37 Interface Skolioser Melihat Informasi Skoliosis
Gambar 3.37 merupakan interface Skolioser Melihat Informasi Skoliosis. User
dapat memilih menu Tentang Skoliosis pada Halaman Utama kemudian akan
tampil daftar materi scoliosis yang dapat user baca untuk menambah pengetahuan
mereka.
60
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
f. Interface Skolioser Melihat ScolioStory
Gambar 3.38 Interface Skolioser Melihat ScolioStory
Gambar 3.38 merupakan interface Skolioser Melihat ScolioStory. User dapat
memilih menu ScolioStory pada Halaman Utama kemudian akan tampil daftar
komunitas skoliosis dan cerita skolioser lain. Apabila user memilih salah satu dari
daftar tersebut, user akan langsung diarahkan ke tautan komunitas yang dipilih.
61
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
g. Interface Skolioser Melihat Reminder
Gambar 3.39 Interface Skolioser Melihat Reminder
Gambar 3.39 merupakan interface Skolioser Melihat Reminder. User dapat
memilih menu Reminder pada Halaman Utama kemudian akan tampil halaman
Reminder. Fitur ini masih dalam tahap pengembangan. Nantinya user akan dapat
melihat, menambahkan, menyunting, atau menghapus reminder treatment-nya.
62
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
h. Interface Skolioser Melihat RS Klinik
Gambar 3.40 Interface Skolioser Melihat RS Klinik
Gambar 3.40 merupakan interface Skolioser Melihat RS Klinik. User dapat
memilih menu Daftar Klinik / Rumah Sakit pada Halaman Utama kemudian akan
tampil halaman daftar Rumah Sakit dan Klinik yang terpercaya menangani kasus
Skoliosis.
63
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
i. Interface Skolioser Melihat Profile
Gambar 3.41 Interface Skolioser Melihat Profile
User dapat masuk ke halaman profile dengan memilih icon profile di pojok kanan
atas halaman utama. Kemudian akan tampil halaman interface seperti Gambar 3.41.
Pada halaman profile terdapat data diri user seperti: nama lengkap, email, nomor
telepon, dan usia. Kemudian juga terdapat menu Riwayat Diagnosa Skoliosis,
Tentang Aplikasi, Cara Penggunaan, dan Keluar (logout).
64
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
j. Interface Skolioser Melihat Riwayat Diagnosa
Gambar 3.42 Interface Skolioser Melihat Riwayat Diagnosa
Untuk dapat melihat riwayat hasil diagnosa, user harus masuk ke halaman profile
terlebih dahulu. Kemudian memilih menu Riwayat Diagnosa Skoliosis dan akan
tampil daftar diagnosa yang pernah dilakukan. User dapat memilih salah satu dari
daftar tersebut untuk melihat detail hasil diagnosanya.
65
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
k. Interface Skolioser Logout
Gambar 3.43 Interface Skolioser Logout
User dapat melakukan logout dengan cara memilih menu Keluar yang ada pada
halaman profile (Gambar 3.43).
l. Interface Admin Login
Gambar 3.44 Interface Admin Login
Pada halaman antarmuka Admin login, Admin harus memasukan email dan
password, lalu menekan button login untuk melakukan login ke dalam sistem.
Apabila Admin salah dalam memasukan email dan password maka Admin akan
dikembalikan ke halaman login. Apabila Admin memasukkan email dan password
yang benar, maka Admin akan masuk ke halaman Dashboard Admin.
66
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
m. Interface Admin Mengelola Data
Gambar 3.45 Interface Admin Mengelola Data
Setelah Admin berhasil Login, Admin dapat mengelola data pada aplikasi
MyScolio. Untuk data Skolioser dan Hasil Diagnosa, Admin hanya dapat melihat
data tersebut. Untuk data Gejala, Solusi, Materi Skoliosis, ScolioStory, dan
RS/Klinik, Admin dapat melihat, melakukan penambahan, penyuntingan, dan
penghapusan data.
67
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
n. Interface Admin Logout
Gambar 3.46 Interface Admin Logout
Admin dapat logout atau keluar dari sistem dengan cara memilih menu Logout pada
bagian pojok kanan atas dashboard Admin.
2. Implementasi Sistem Pakar dengan Metode Forward Chaining
Dalam melakukan implementasi sistem pakar menggunakan metode Forward
Chaining, terdapat suatu tahapan yang disebut dengan perancangan basis
pengetahuan. Perancangan basis pengetahuan digunakan untuk memberikan
gambaran dari aturan-aturan (rules) yang digunakan sistem untuk menentukan
solusi treatment skoliosis. Di dalam tahapan tersebut, terdapat beberapa tahapan
lagi, yaitu pengkodean gejala dan solusi, penentuan rules (aturan), pembuatan tree,
dan implementasi dalam code.
a. Pengkodean Gejala
Tabel 14 menjabarkan kode gejala dan nama gejala yang berhubungan dengan
solusi yang menjadi bahan diagnosis treatment skoliosis.
Tabel 14. Data Gejala
Kode Gejala Nama Gejala
G001 Pundak / bahu asimetris
G002 Terdapat tonjolan pada tulang belikat
G003 Pinggang asimetris
G004 Pinggul asimetris
G005 Terlihat kurva/lengkung berbentuk S atau C
68
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
G006 Payudara besar sebelah
G007 Kepala miring sebelah / posisi telinga tidak sama tinggi / wajah
cenderung ke satu sisi
G008 Panjang kaki kanan dan kiri berbeda
G009 Sudah rontgen
G010 Kurva 10 - 20 derajat
G011 Kurva 20 - 40 derajat
G012 Kurva > 40 derajat
G013 Nyeri punggung dan/atau nyeri pinggang
G014 Nyeri menjalar dan/atau kelemahan tungkai bawah (kaki)
G015 Sesak napas
b. Pengkodean Solusi
Tabel 15 menjabarkan kode solusi dan solusi yang berupa tipe skoliosis dan
treatment. Untuk solusi dengan kode S006 dan S007 tidak dipakai di dalam
sistem dikarenakan solusi tersebut masih dalam tahap penelitian oleh dokter.
Tabel 15. Data Solusi
Kode Solusi Tipe Skoliosis Treatment
S001 Skoliosis Ringan (Mild) No Treatment
S002 Skoliosis Ringan (Mild) Observasi
S003 Skoliosis Sedang (Moderate) Observasi
S004 Skoliosis Sedang (Moderate) Bracing
S005 Skoliosis Berat (Severe) Operasi
S006 - Fisioterapi
S007 - Stem Cell
S008 Positif Skoliosis Rontgen
S009 Tidak Skoliosis -
c. Penentuan Rules (Aturan)
Setelah mempunyai data gejala dan solusi, dilakukan penentuan rules (aturan)
berdasarkan data gejala dan solusi yang ada. Rules ditulis dalam bentuk
69
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
pernyataan IF [premis] THEN [konklusi]. Pada pembuatan rules sistem pakar
ini, premisnya adalah gejala sedangkan konklusinya adalah solusi. Bagian
premis dalam rules dapat memiliki satu proposisi, yaitu berarti pada sistem ini
dalam satu rules dapat memiliki lebih dari satu gejala.
Pada kasus sistem pakar untuk menentukan treatment skoliosis, rules dibagi
menjadi dua kategori, yaitu:
1) Rules untuk skolioser yang berusia 19 tahun atau lebih, dimana
pertumbuhan tulangnya sudah selesai (growth completed)
Rule 1: IF G001
AND (G002 AND OR G003 AND OR G004)
AND G005
AND G006 AND OR G007 AND OR G008)
AND G009
AND G010
THEN S001
Rule 2: IF G001
AND (G002 AND OR G003 AND OR G004)
AND G005
AND (G006 AND OR G007 AND OR G008)
AND G009
AND G011
THEN S003
Rule 3: IF G001
AND (G002 AND OR G003 AND OR G004)
AND G005
AND (G006 AND OR G007 AND OR G008)
AND G009
AND G012
AND (G013 AND OR G014 AND OR G015)
THEN S005
2) Rules untuk skolioser yang berusia di bawah 19 tahun, dimana pertumbuhan
tulangnya belum selesai (growth not completed)
70
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Rule 4: IF G001
AND (G002 AND OR G003 AND OR G004)
AND G005
AND (G006 AND OR G007 AND OR G008)
AND G009
AND G010
THEN S002
Rule 5: IF G001
AND (G002 AND OR G003 AND OR G004)
AND G005
AND (G006 AND OR G007 AND OR G008)
AND G009
AND G011
THEN S004
Rule 6: IF G001
AND (G002 AND OR G003 AND OR G004)
AND G005
AND (G006 AND OR G007 AND OR G008)
AND G009
AND G012
THEN S005
d. Pembuatan Tree
Tahap selanjutnya adalah pembuatan decision tree (pohon keputusan). Gambar
3.47 merupakan pohon algoritma sistem pakar untuk menentukan treatment
skoliosis. Tree ini dibuat berdasarkan rules atau aturan yang sudah kita tentukan
sebelumnya. Jadi dari rules tersebut menghasilkan dua tree. Tree pertama (tree
sebelah kiri pada Gambar 3.47) merupakan tree untuk kasus umur 19 tahun atau
lebih atau saat pertumbuhan tulang sudah selesai. Sedangkan tree kedua (tree
sebelah kanan pada Gambar 3.47) merupakan tree untuk kasus umur di bawah
19 tahun.
71
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3.47 Tree Sistem Pakar MyScolio
e. Implementasi dalam Code
Sebelum melakukan implementasi pada code, harus dilakukan pengisian basis data
gejala dan solusi sesuai dengan data gejala, solusi, dan tree yang telah dibuat.
Tujuannya adalah supaya data gejala dan solusi ini dapat dikelola secara dinamis.
Hal ini akan mempermudah proses maintenance jika ada perubahan atau
penambahan rules di masa depan.
72
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3.48 Code Deklarasi dan Inisialisasi Variabel pada Diagnosa Activity
Gambar 3.48 menunjukkan code deklarasi dan inisialisasi variabel pada Diagnosa
Activity. Deklarasi yang dimaksud adalah pendefinisian variabel apa saja yang
dipakai untuk menyimpan data sementara dari jawaban yang akan diberikan user.
Pendefinisian tersebut disertai dengan tipe data dari tiap variabel. Kemudian,
inisialisasi variabel dilakukan untuk memberikan nilai awal dari setiap variabel.
73
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3.49 Code Logic Sistem Pakar
Setelah inisialisasi, selanjutnya adalah menampilkan pertanyaan gejala serta proses
sistem pakarnya. Gambar 3.49 menunjukkan bahwa saat activity Diagnosa dibuka,
maka sistem akan melakukan pemanggilan gejala atau fungsi doRequestGejala()
mulai dari nomor pertanyaan atau id gejala pertama. Kemudian juga dilakukan
penambahan data pada tabel HasilDiagnosa dengan fungsi doRequestAddHD()
yang mengambil parameter id dan usia Skolioser. Tujuannya fungsi
74
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
doRequestAddHD() adalah untuk mendapatkan id Hasil Diagnosa yang sedang
dilakukan. Id tersebut akan digunakan untuk melakukan update solusi pada tabel
HasilDiagnosa saat proses diagnosis selesai.
Lalu, terdapat nested IF untuk mengatasi jawaban user. Jika user menekan tombol
“Ya” maka akan ada pengecekan usia, apakah usianya di bawah 19 tahun atau 19
tahun atau lebih. Di dalamnya terdapat kondisi IF untuk mengoper ke pertanyaan
selanjutnya atau menampilkan hasil diagnosis. Begitu pula jika user menekan
tombol “Tidak”.
Gambar 3.50 Code Fungsi Request API Get Gejala
Gambar 3.50 merupakan code atau fungsi untuk memanggil API Get Gejala.
Pemanggilan gejala atau pertanyaan dilakukan berdasarkan id gejala.
Gambar 3.51 Code Fungsi listPertanyaan() Untuk Mengelola Response Get Gejala
75
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Setelah memanggil API Get Gejala, hasilnya akan dikelola pada code di Gambar
3.51. Variabel yang sebelumnya sudah diinisialisasikan, seperti txt_pertanyaan,
bilaYa1, bilaYa2, dan yang lainnya, akan diganti valuenya dengan data yang
diambil dari respons API Get Gejala.
Gambar 3.52 Code Fungsi Request API Get Solusi
Gambar 3.52 merupakan code atau fungsi untuk memanggil API Get Solusi.
Pemanggilan solusi dilakukan berdasarkan id solusi yang didapat dari id_solusi_1
atau id_solusi_2. Id_solusi_1 digunakan untuk user yang berusia 19 tahun atau
lebih. Sedangkan id_solusi_2 digunakan untuk user yang berusia di bawah 19
tahun.
Gambar 3.53 Code Fungsi listSolusi() Untuk Mengelola Response Get Solusi
Apabila berhasil memanggil API Get Solusi, hasilnya akan dikelola pada code di
Gambar 3.53. Variabel tipe_skoliosis dan treatment yang sebelumnya sudah
diinisialisasikan, akan diganti value-nya dengan data dari respons API Get Solusi.
76
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3.54 Code Fungsi Request API Add Hasil Diagnosa
Gambar 3.54 merupakan code atau fungsi untuk memanggil API Add Hasil
Diagnosa. Pemanggilannya dilakukan dengan parameter skolioser_id dan usia.
Gambar 3.55 Code Fungsi Berhasil Add Hasil Diagnosa
Gambar 3.55 menunjukkan bahwa jika API Add Hasil Diagnosa berhasil
terpanggil, maka value variable idHD akan diisi dengan id HasilDiagnosa yang baru
saja ditambahkan atau di-add.
Gambar 3.56 Code Fungsi Request API Add Gejala Hasil
Tabel Gejala Hasil merupakan tabel yang menyimpan Gejala yang dialami user saat
menjawab pertanyaan diagnosis. Gambar 3.56 merupakan code atau fungsi untuk
memanggil API Add Gejala Hasil. Pemanggilannya dilakukan dengan parameter
id_hasil yang merupakan id Hasil Diagnosa dan id gejala. Fungsi ini akan
77
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
dijalankan ketika user memilih tombol “Ya” di setiap pertanyaan atau gejala yang
ditampilkan.
Gambar 3.57 Code Fungsi Request API Update Hasil Diagnosa
Gambar 3.57 merupakan code atau fungsi untuk memanggil API Update Hasil
Diagnosa. Pemanggilannya dilakukan dengan parameter id Hasil Diagnosa dan
solusi_id yang merupakan id solusi terakhir yang didapatkan. Fungsi
doRequestUpdateHD() akan dijalankan ketika sistem sudah selesai memproses
jawaban user dan menemukan solusinya.
Gambar 3.58 Code Fungsi Show Dialog
78
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3.59 Code Fungsi Request API Get Hasil Diagnosa Terakhir
Gambar 3.58 menunjukkan code fungsi showDialog(). Fungsi ini akan
menampilkan popup dialog yang berisi Hasil Diagnosa, serta memanggil fungsi
doRequestGejalaHasilTerakhir (Gambar 3.59). Setelah popup dialog muncul, user
dapat kembali ke beranda dengan menekan btnKeBeranda atau juga dapat melihat
hasil diagnosa lebih detail dengan menekan btnLihatDetail. Apabila btnLihatDetail
ditekan, sistem akan menjalankan fungsi showDialogDetailHasilTerakhir() dan
menampilkan BottomSheetLayout yang mengambil data dari Hasil Diagnosa
terakhir (Gambar 3.60).
Gambar 3.60 Code Fungsi Show Dialog Hasil Terakhir
79
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Sistem
4.1.1 Deskripsi Pengujian
Setelah selesai melakukan implementasi, maka dilakukan pengujian terhadap
sistem. Pengujian yang dilakukan yaitu Black Box Testing, User Acceptance Test
(UAT), dan Pengujian Algoritma Forward Chaining. Pengujian Black Box Testing
dilakukan oleh pengembang, untuk menguji sistem supaya tidak terjadi kesalahan
pada sistem atau bugs sebelum aplikasi digunakan oleh user. Pengujian User
Acceptance Test (UAT) dilakukan oleh user, untuk melihat dari sudut pandang user,
sudah seberapa baik dan tepat fungsi dalam aplikasi dapat dijalankan. Untuk
Pengujian Algoritma dilakukan untuk mendapatkan nilai keakuratan sistem pakar.
4.1.2 Prosedur Pengujian
Pengujian yang pertama dilakukan adalah pengujian Black Box Testing. Setelah
diuji semua fungsinya oleh pengembang, maka aplikasi akan siap untuk digunakan
user. Kemudian user akan memberikan tanggapan terhadap aplikasi MyScolio, atau
dapat kita sebut sebagai User Acceptance Test (UAT). Kemudian yang terakhir
adalah pengujian algoritma. Pengujian pada algoritma sistem pakar (Forward
Chaining) dilakukan dengan membandingkan hasil diagnosa yang dikeluarkan oleh
sistem dengan hasil diagnosa yang dilakukan secara manual oleh dokter.
4.1.3 Data Hasil Pengujian
1. Pengujian Black Box Testing
Pengujian Black Box Testing dilakukan pada fungsi yang berhubungan dengan fitur
utama yaitu Diagnosa Skoliosis (proses Sistem Pakar). Tujuannya adalah untuk
memastikan fungsi tersebut berjalan dengan baik sebelum aplikasi digunakan user
langsung. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 16.
80
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Tabel 16. Black Box Testing Aplikasi MyScolio
No Skenario
Pengujian Test Case
Hasil yang
Diharapkan
Hasil
Pengujian Keterangan
1 Email dan
password
diisi dengan
benar pada
halaman
Masuk
(Login)
Tampil
halaman
utama
MyScolio
Tampil
halaman
utama
MyScolio
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
2 Email dan
password
tidak diisi
dengan
benar pada
halaman
Masuk
(Login)
Tetap pada
halaman
Login dan ada
info error
Tetap pada
halaman
Login dan ada
info error
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
3 Data diri
diisi dengan
benar pada
halaman
Daftar
(Register)
Tampil
halaman
utama
MyScolio
Tampil
halaman
utama
MyScolio
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
4 Data diri
tidak diisi
dengan
benar pada
halaman
Daftar
(Register)
Tetap pada
halaman
Daftar dan
ada info error
Tetap pada
halaman
Daftar dan
ada info error
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
81
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
No Skenario
Pengujian Test Case
Hasil yang
Diharapkan
Hasil
Pengujian Keterangan
5 Menekan
tombol
“Diagnosa
Disini” pada
halaman
utama
MyScolio
Tampil
BottomSheet
Layout
petunjuk
menjawab
pertanyaan
Tampil
BottomSheet
Layout
petunjuk
menjawab
pertanyaan
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
6 Memilih
menu
“Diagnosa
Skoliosis”
pada
halaman
utama
MyScolio
Tampil
BottomSheet
Layout
petunjuk
menjawab
pertanyaan
Tampil
BottomSheet
Layout
petunjuk
menjawab
pertanyaan
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
7 Menekan
tombol
“Oke” pada
BottomShee
tLayout
petunjuk
menjawab
pertanyaan
Tampil
halaman
diagnosa yang
berisi
pertanyaan
dan tombol
untuk
menjawab
Tampil
halaman
diagnosa yang
berisi
pertanyaan
dan tombol
untuk
menjawab
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
8 Memilih
jawaban
“Ya” atau
“Tidak”
pada
halaman
Diagnosa
Menampilkan
pertanyaan
selanjutnya
sampai selesai
dan kemudian
sistem
menampilkan
Menampilkan
pertanyaan
selanjutnya
sampai selesai
dan kemudian
sistem
menampilkan
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
82
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
No Skenario
Pengujian Test Case
Hasil yang
Diharapkan
Hasil
Pengujian Keterangan
popup Hasil
Diagnosa
popup Hasil
Diagnosa
9 Menekan
tombol
“Lihat
Detail” pada
popup Hasil
Diagnosa
Menampilkan
BottomSheet
Layout Detail
Hasil
Diagnosa
Menampilkan
BottomSheet
Layout Detail
Hasil
Diagnosa
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
10 Menekan
tombol
“Kembali
ke
Beranda”
pada popup
Hasil
Diagnosa
Tampil
Halaman
Utama
MyScolio
Tampil
Halaman
Utama
MyScolio
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
11 Menekan
tombol
“Klik untuk
melihat
detail” pada
Halaman
Utama
MyScolio
Menampilkan
BottomSheet
Layout Detail
Hasil
Diagnosa
Menampilkan
BottomSheet
Layout Detail
Hasil
Diagnosa
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
12 Memilih
icon profile
pada
Halaman
Utama
MyScolio
Tampil
halaman
Profile
Tampil
halaman
Profile
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
83
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
No Skenario
Pengujian Test Case
Hasil yang
Diharapkan
Hasil
Pengujian Keterangan
13 Memilih
menu
“Riwayat
Diagnosa
Skoliosis”
pada
halaman
Profile
Tampil
halaman
daftar riwayat
diagnosa yang
pernah
dilakukan
Tampil
halaman
daftar riwayat
diagnosa yang
pernah
dilakukan
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
14 Memilih
salah satu
riwayat
diagnosa
Menampilkan
BottomSheet
Layout Detail
Hasil
Diagnosa
Menampilkan
BottomSheet
Layout Detail
Hasil
Diagnosa
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
15 Memilih
menu
“Keluar”
pada
halaman
Profile
Berhasil
keluar dari
sistem dan
kembali ke
halaman
Login
Berhasil
keluar dari
sistem dan
kembali ke
halaman
Login
[✓] Diterima
[ ] Ditolak
2. Pengujian User Acceptance Test (UAT)
Pengujian UAT ini dilakukan oleh 5 user atau bisa kita sebut Skolioser. Hasil
pengujian UAT-nya adalah sebagai berikut:
84
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
a. Pengujian Fungsi Register
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 80% sangat setuju
dan 20% cukup setuju. Menunjukan bahwa fitur Register dapat digunakan
dengan baik.
b. Pengujian Fungsi Login
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 80% sangat setuju
dan 20% setuju. Menunjukan bahwa fitur login dapat digunakan dengan baik.
85
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
c. Pengujian Fungsi Menu Diagnosa Skoliosis
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 80% sangat setuju
dan 20% setuju. Menunjukan bahwa fitur Diagnosa Skoliosis dapat digunakan
dengan baik.
d. Pengujian Fungsi Menu Riwayat Diagnosa Skoliosis
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 80% sangat setuju
dan 20% setuju. Menunjukan bahwa fitur Riwayat Diagnosa Skoliosis dapat
digunakan dengan baik.
86
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
e. Pengujian Fungsi Menu Materi Skoliosis
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 80% sangat setuju
dan 20% setuju. Menunjukan bahwa fitur Materi Skoliosis dapat digunakan
dengan baik.
f. Pengujian Fungsi Menu ScolioStory
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 60% sangat setuju
dan 40% setuju. Menunjukan bahwa fitur ScolioStory dapat digunakan dengan
baik.
87
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
g. Pengujian Fungsi Menu Reminder
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 60% cukup setuju,
20% sangat setuju, dan 20% setuju. Menunjukan bahwa fitur Reminder dapat
digunakan dengan cukup baik.
h. Pengujian Fungsi Menu Daftar Klinik/RS
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 80% sangat setuju
dan 20% setuju. Menunjukan bahwa fitur Daftar Klinik/RS dapat digunakan
dengan baik.
88
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
i. Pengujian Fungsi Logout
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 80% sangat setuju
dan 20% setuju. Menunjukan bahwa fitur logout dapat digunakan dengan baik
j. Pengujian Tampilan Aplikasi MyScolio
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 40% sangat setuju
dan 60% setuju. Menunjukan bahwa Aplikasi MyScolio memiliki tampilan yang
menarik.
89
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
k. Pengujian Kemudahan Menggunakan Aplikasi MyScolio
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 60% sangat setuju
dan 40% setuju. Menunjukan bahwa Aplikasi MyScolio mudah digunakan.
l. Pengujian Tanggapan Untuk Menggunakan Aplikasi MyScolio Kembali
User : Skolioser
Kesimpulan: Dari total 5 orang Skolioser, dengan jawaban 60% sangat setuju
dan 40% setuju. Menunjukan bahwa User akan menggunakan Aplikasi MyScolio
kembali.
90
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
3. Pengujian Algoritma
Pengujian Algoritma Forward Chaining ini dilakukan dengan membandingkan
hasil diagnosa sistem yang berupa tipe skoliosis dan treatment dengan hasil
diagnosa yang dilakukan manual oleh dokter atau pakar. Hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 17.
Table 17. Pengujian Algoritma
No Gejala Solusi atau Hasil Diagnosa
Keterangan Menurut Sistem Menurut Ahli
1 Usia 23 tahun,
G001, G002,
G003, G004,
G005, G006,
G009, G011,
G013, G015
S003
Tipe Skoliosis:
Skoliosis Sedang
(Moderate)
Treatment:
Observasi
Skoliosis Sedang
(Moderate), harus
di Observasi
Sesuai
2 Usia 15 tahun,
Tidak
mengalami
G001 – G005
S009
Tipe Skoliosis:
Tidak Skoliosis
Treatment: -
Tidak Skoliosis
dan tidak ada
treatment
Sesuai
3 Usia 21 tahun,
G001, G002,
G003, G005,
G006, G013,
G015
S008
Tipe Skoliosis:
Positif Skoliosis
Treatment:
Rontgen
Skoliosis, harus
rontgen dulu untuk
mengetahui tingkat
keparahan
skoliosis
Sesuai
4 Usia 22 tahun,
G001, G003,
G004, G005,
G006, G009,
G012, G013,
G015
S005
Tipe Skoliosis:
Skoliosis Berat
(Severe)
Treatment:
Operasi
Skoliosis Berat,
harus operasi
Sesuai
91
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
5 Usia 20 tahun,
G001, G002,
G009, G011
S009
Tipe Skoliosis:
Tidak Skoliosis
Treatment: -
Skoliosis Sedang
(Moderate), harus
di Observasi
Tidak Sesuai
4.2 Analisis Data / Evaluasi
Hasil dari Black Box Testing menunjukkan bahwa fungsi dan fitur yang berkaitan
dengan fitur utama (Diagnosa Skoliosis) sudah berjalan dengan baik dan aplikasi
sudah bisa digunakan user. Lalu berdasarkan hasil UAT (User Acceptance Test),
hasilnya sudah cukup baik. Perlu dilakukan pengembangan lanjut pada fitur
Reminder. Kemudian setelah dilakukan pengujian algoritma menggunakan 5 data
user, terdapat 4 data dengan hasil sesuai yang mana menunjukan hasil diagnosa
sistem sudah tepat dengan hasil diagnosa manual dari pakar, dan 1 data dengan hasil
tidak sesuai. Hasil yang tidak sesuai adalah pada data pengujian nomor 5, dimana
hasil diagnosa sistem menghasilkan tidak skoliosis dan tidak ada treatment,
sedangkan hasil diagnosa manual oleh pakar menghasilkan ada kemungkinan
skoliosis dan harus rontgen untuk mengetahui lebih lanjut.
Selanjutnya adalah menghitung keakuratan sistem dengan rumus sebagai berikut.
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑜 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑘𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑜 × 100%
Dengan membandingkan hasil pakar dan sistem, hasil presentase keakuratan
aplikasi sistem pakar MyScolio adalah sebagai berikut.
4
5 𝑥 100% = 80%
Hasil pengujian aplikasi mendapatkan presentasi keakuratan 80%. Terdapat nilai
tidak akurat sebesar 20%. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat rules yang
seharusnya diimplementasikan dengan OR bukan AND. Oleh karena itu, perlu
dilakukan revisi rules dan tree. Berdasarkan tingkat akurasi tersebut, maka sistem
pakar dengan metode Forward Chaining dapat dikatakan cukup tepat dalam
penentuan treatment skoliosis.
92
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa, perancangan, implementasi, dan pengujian yang sudah
dilakukan, aplikasi sistem pakar untuk penentuan treatment skoliosis berbasis
Android telah berhasil dikembangkan. Semua fitur dapat berjalan dengan baik,
kecuali fitur Reminder yang belum rampung pengerjaannya. Sistem ini dapat
mendiagnosis tipe dan treatment skoliosis dengan akurasi sebesar 80%. Adanya
presentase tidak akurat sebesar 20% dikarenakan terdapat rules yang seharusnya
diimplementasikan dengan OR bukan AND.
5.2 Saran
Saran untuk pengembangan sistem selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Menyusun ulang rules dan tree supaya hasil diagnosa lebih akurat
b. Melanjutkan fitur Reminder
c. Memuat semua informasinya langsung dari aplikasi, tidak menaut ke tautan di
luar aplikasi
d. Menambahkan data Rumah Sakit atau Klinik di kota lain
e. Menambahkan fitur filtering atau searching berdasarkan kota pada menu
Daftar Rumah Sakit / Klinik
xv Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Alodoc, 2020. [Online]
Available at: https://www.alodokter.com/cari-dokter/dokter-ortopedi
[Diakses Februari 2020].
Anwar, F., 2019. Fakta Bahaya Skoliosis: Penyebab, Ciri, dan Pengobatannya.
[Online]
Available at: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4437684/fakta-
bahaya-skoliosis-penyebab-ciri-dan-pengobatannya
[Diakses 23 Januari 2020].
Barjtya, S., Sharma, A. & Rani, U., 2017. A detailed study of Software
Development Life Cycle (SDLC) Models. International Journal Of Engineering
And Computer Science, 6(7), pp. 22097-22100.
Fahmy, M. A., Ningrum, I. P. & Sari, J. Y., 2018. SISTEM PAKAR DIAGNOSIS
PENYAKIT HEWAN SAPI DENGAN METODE FORWARD CHAINING.
semanTIK, Volume 4, pp. 111-120.
Fajriyah, Josi, A. & Fisika, T., 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Tender
Karet Desa Jungai Menggunakan Metode Waterfall. Jurnal SISFOKOM,
Volume 6.
Hendini, A., 2016. PEMODELAN UML SISTEM INFORMASI MONITORING
PENJUALAN DAN STOK. JURNAL KHATULISTIWA INFORMATIKA,
Volume IV, pp. 107-116.
Juansyah, A., 2015. PEMBANGUNAN APLIKASI CHILD TRACKER
BERBASIS ASSISTED – GLOBAL POSITIONING SYSTEM (A-GPS)
DENGAN PLATFORM ANDROID. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika
(KOMPUTA), Volume 1.
Kadiasti, R., 2018. PENDEKATAN JUXTAPOSITION SEBAGAI DASAR
PERANCANGAN AMBIENT MEDIA KAMPANYE SADAR SKOLIOSIS.
Jurnal Imajinasi, Volume XII.
Komang-Agung IS, Dwi-Purnomo SB & Susilowati A, 2017. Prevalence Rate of
Adolescent Idiopathic Scoliosis:. Malaysian Orthopaedic Journal, Volume 11.
Megawati, V. & Santoso, D., 2012. PERANCANGAN PROGRAM SISTEM
PAKAR BERBASISKAN WEB. ComTech, Volume 3, pp. 640-644.
Parera, A. C., Sengkey, L. S. & Gessal, J., 2016. Deteksi dini skoliosis
menggunakan skoliometer pada siswa kelas VI SD. Jurnal e-Clinic (eCl),
Volume 4.
xvi Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Priharto, R. K., 2020. About Scoliosis [Wawancara] (Januari 2020).
Rachmat, N. & Fauzi, R. A., 2019. GAMBARAN KEPERCAYAAN DIRI
PENDERITA SKOLIOSIS DENGAN PENGGUNAAN SCOLIOSIS BRACE.
Jurnal Skala Kesehatan, Volume 10.
Rahyussalim, 2020. Wawancara Mengenai Skoliosis [Wawancara] (3 Februari
2020).
S., 2018. Implementasi Diagram UML (Unified Modelling Language) Pada
Perancangan Sistem. ALGORITMA: Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika,
Volume 3.
Santoso & Nurmalina, R., 2017. Perencanaan dan Pengembangan Aplikasi Absensi
Mahasiswa Menggunakan Smart Card Guna Pengembangan Kampus Cerdas
(Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut). Jurnal Integrasi, Volume 9, pp. 84-
91.
Sari, Y. P., 2017. RANCANG BANGUN APLIKASI PENJUALAN DAN
PERSEDIAAN. JURNAL SISTEM INFORMASI DAN KOMPUTERISASI
AKUNTANSI (JSK), Volume 1.
Sibarani, N. S., Munawar, G. & Wisnuadhi, B., 2019. Analisis Performa Aplikasi
Android Pada Bahasa Pemrograman Java dan Kotlin. [Online]
Available at:
https://www.researchgate.net/publication/329525878_Analisis_Performa_Apli
kasi_Android_Pada_Bahasa_Pemrograman_Java_dan_Kotlin
[Diakses Februari 2020].
Soeherman , B. & Pinontoan, M., 2008. Designing Information. Yogyakarta: Andi.
Sukrianto, D., 2017. PENERAPAN TEKNOLOGI BARCODE PADA
PENGOLAHAN DATA PEMBAYARAN SUMBANGAN PEMBINAAN
PENDIDIKAN (SPP). Jurnal Intra-Tech, Volume 1.
Tristianto, C., 2018. PENGGUNAAN METODE WATERFALL UNTUK
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
PEMBANGUNAN PEDESAAN. Jurnal Teknologi Informasi ESIT, Volume
XII.
Utami, F. N., Satoto, K. I. & Martono, K. T., 2016. Rancang Bangun Aplikasi
Sistem Pakar Diagnosis Gangguan. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer,
Volume 4.
Wijaya, B. & Tanamal, R., 2019. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Berbasis
Android Menggunakan Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosis
Kerusakan pada Hardware Laptop. TEKNIKA, Volume 8.
xvii Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Wongso, F., 2015. PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN
BERBASIS JAVA. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, Volume 12, pp. 46-60.
xviii
Daftar Riwayat Hidup
Gita Diaz Pangesti lahir di kota Jakarta pada tanggal
25 November 1998. Penulis menyelesaikan
pendidikan dari SD Kartika X-2 pada tahun 2010,
SMPN 235 Jakarta pada tahun 2013, dan SMAN 90
Jakarta pada tahun 2016. Pada tahun 2015, penulis
mewakili SMAN 90 Jakarta dalam Olimpiade Sains
Nasional mata pelajaran TIK. Saat ini penulis sedang
menempuh pendidikan Diploma IV Jurusan Teknik
Informatika dan Komputer, Program Studi Teknik
Informatika di Politeknik Negeri Jakarta.
xix
Lampiran 1 Transkrip Wawancara Dengan Dr. R. Koesmedi Priharto SpOT,
M.Kes, FICS
Transkrip Wawancara dengan Dr. R. Koesmedi Priharto SpOT, M.Kes, FICS
Ahli Bedah Ortopedi
Wawancara
Tempat : Aplikasi Halodoc
Waktu : Rabu, 22 Januari 2020, Pukul 19.17 – 19.49
P: Malam dok. Saya Gita Diaz 21 tahun dari Jakarta dan penderita skoliosis. Apakah saya
boleh bertanya atau berkonsultasi dengan dokter mengenai penyakit skoliosis? Saya
sempat rontgen sekitar 7 tahun lalu. Makin kesini saya merasa tubuh saya semakin miring
disertai rasa pegal dan saya takut untuk rontgen lagi dan melihat hasilnya. Juga saya ingin
bertanya dengan dokter untuk keperluan riset skripsi saya yang ingin membuat aplikasi
sistem pakar untuk penyakit skoliosis, apakah boleh dok? Terima kasih dokter.
N: Silakan. Kuliah di mana ya?
P: Saya kuliah di Politeknik Negeri Jakarta dok, mengambil jurusan IT. Untuk skripsi saya ingin
membuat aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis apakah pasien ini terkena penyakit skoliosis
tingkat apa, serta solusi untuk menghadapinya berdasarkan keluhan-keluhan yang di-inputkan
pasien. Jadi sistem ini memerlukan knowledge dari pakar untuk bisa menghasilkan kesimpulan
dok. Apakah saya boleh tahu, gejala apa saja sih yang biasanya dirasakan pasien sampai akhirnya
ia bisa didiagnosis terkena skoliosis?
N: Skoliosis banyak pada wanita, penyebabnya kadang bahkan banyak tidak diketahui, biasa
ditemukan oleh orang tua wanita atau suami, kalo sudah sampai sakit biasanya sudah berat.
P: Di Indonesia sekitar berapa banyak sih dok yang terkena skoliosis? Dan apakah ada
tingkatannya?
N: Skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang.
Tulang disebut skoliosis bila bengkoknya sudah lebih dari 10 derajat membentuk seperti huruf
"S" atau "C” (Anwar, 2019). Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu
kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya
merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi
otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut
menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan
menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.
P: Gejalanya biasanya apa ya dok?
xx
(Lanjutan)
N: Merasa bengkok atau sakit. Skoliosis ada yang dari bawaan atau skoliosis pada orang dewasa /
tua. Skoliosis bawaan atau idiopatik akan bertambah sampai pertumbuhan tulang berhenti pada
wanita sekitar 19-21 tahun, kalai masih tumbuh akan makin bengkok. Ada bentuk L lengkung
lebar atau bentuk S. Terapi penanganan tergantung sudutnya.
xxi
Lampiran 2 Transkrip Wawancara dengan Dr. dr. Rahyussalim, SpOT(K)
Transkrip Wawancara dengan Dr. dr. Rahyussalim, SpOT(K)
Ahli Bedah Ortopedi
Wawancara
Tempat : Gedung IMERI FKUI, Klaster SCTE lantai 8 tower A
Waktu : Senin, 3 Februari 2020, Pukul 13.55 – 14.20
P: Jadi aplikasi sistem pakar yang akan saya buat memerlukan gejala-gejala untuk
mendiagnosa skoliosis beserta treatmentnya dok. Kira-kira ada gejala apa saja ya dok?
N: Jadi skoliosis adalah tidak samanya sisi kiri dan sisi kanan dari punggung. Penyebabnya
adalah karena bengkok tadi. Apa tanda yang terlihat. Kalau misalkan dia bayi baru lahir, yang
paling sering itu adalah lipatan-lipatan kulitnya. Kemudian kalau misalkan dia sudah bisa
duduk atau berdiri, maka ketinggian pundaknya beda (tidak sama tinggi). Kemudian tinggi
punggung kiri dan kanan, pinggang kiri dan kanan juga beda. Ada juga panjang kaki. Ada
beberapa penderita skoliosis merasa kakinya panjang sebelah. Pada kondisi yang lebih berat,
skoliosis dapat menyebabkan gangguan saraf. Untuk kasus lain, misalnya remaja putri, itu
payudaranya besar sebelah.
P: Ada ga sih dok penderita yang mengalami sakit di bagian punggung.
N: Ada. Jadi pada kondisi skoliosis yang lebih berat menimbulkan gejala tersebut atau gangguan
saraf yang salah satunya adalah nyeri. Yang lebih berat lagi gangguannya adalah kelumpuhan,
gangguan organ dalam seperti jantung dan paru-paru. Kalau jantungnya kena dia bisa Leukimia,
kalau paru-paru kena bisa sesak napas.
P: Skoliosis ada tipe-tipenya juga ya dok?
N: Skoliosis dapat dibagi berdasarkan besar sudutnya, jumlah kurva, bisa juga dengan klasifikasi
Lenke, besar dan jenis besar kurvanya.
P: Dari gejala yang disebutkan tadi pasti treatment untuk tiap tipenya berbeda-beda ya dok. Untuk
menentukan treatmentnya itu bagaimana ya dok? Saya ada algoritma ini dari dokter spesialis
ortopedi lain.
N: Iya tentu berbeda-beda. Algoritma yang kamu punya ini algoritma lama. Untuk menentukannya
dilakukan dengan multiple approach, mulai dari biological, mechanical, pharmaceutical,
physical, dan physiotherapy approach. Akan dilihat dari tiap masalah pada masing-masing
penderita. Terdapat beberapa pilihan treatment untuk skoliosis ringan sampai berat, yaitu
observasi, bracing, dan operasi. Saya sedang mengembangkan treatment lain, yaitu treatment
fisioterapi, stem cell, dan pharmacotherapy.
xxii
Lampiran 3 Transkrip Wawancara dengan dr. Aries Rakhmat H., Sp.OT
Bukti Wawancara dengan dr. Aries Rakhmat H., Sp.OT
Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
Wawancara
Tempat : Aplikasi Alodokter dan Email
Waktu : Rabu, 22 Januari 2020 – 7 Juli 2020, Pukul 19.17 – 19.49
xxiii
(Lanjutan)
xxiv
Lampiran 4 Surat Keterangan Wawancara dan Validasi Data dengan Pakar