radio
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
MEDIA KONTRAS
Ditemukan 1896Kontras bisa menyerap sinar X- Kontras (+) dengan sinar X memberikan
gambaran putih (radio opak) --> menyerap sinar X, Ba, I
- Kontras (-) dengan sinar X memberikan gambaran hitam (radio lusen) --> udara, O2, CO2
Kontras (+) :- Barium- Iodium :
- Iodium dengan minyak- Iodium dengan air
Double contras campuran kontras (+) dengan (-) --> Ba + Udara --> sensitivitas meningkat --> bisa deteksi polip dengan diameter kurang 1 cm.
Pneumoensefalografi --> deteksi tumor yang mendesak ventrikel --> tidak lagi dipakai --> tidak nyaman untuk penderita
Menilai pembuluh darah --> CO2 campur dengan darah pasien --> masukkan pada pasien --> pemeriksaan dengan CO2 paling aman : syarat --> paru-paru pasien baik, daerah pemeriksaan di bawah diafragma
Sinar X --> 1899 WilliamBa --> bisa mengendap --> untuk saluran cerna, tidak untuk pembuluh darah, bahaya. Biasanya dbergabung dengan sulfat
Iodopiron --> untuk saluran vaskuler mielografi
Triiodobenzen --> efek samping : gatal, mual, muntah, cardiac arest, syok
- Kontras untuk radiografi- Kontras untuk paramagentik - MRI- Kontras untuk USG
Interaksi dengan sinar X1. Radiolusen --> kontras (-) --> CO2, O2, udara2. Radioopak --> kontras (+) --> Ba, I
Yang menyebabkan alergi kontras ionik --> karena osmolaritas > osmolaritas cairan tubuh = bisa 7 - 8 kaliOsmolaritas tubuh +- 300 m osmol
Penambahan gugus OH --> menurunkan osmolaritas.Tahun 1966 (Monomer non ionik) Tonsten Almer --> penurunan paling rendah
Pembentukan gugus dimer = Tilly 1974 = dimer ionik
Dimer non ionik --> osmol = cairan tubuh, 1980 Speek
Ternyata masih ada reaksi alergi --> penyebab alergi --> kemotoksisitas
Kontras dapat menimbulkan alergi karena :1. Osmolaritas2. Kemotoksisitas
Kontras monomer ionik --> menimbulkan trombosis dan rasa sakit
Monomer non ionik --> ropromidol (iopamiro), iopromid (ultrabase), iodipridol (xenetik), omipak (ioneksol)
Dimer non ionik --> iotrolan, iodikol- Larut dalam lemak = lipiodol
Dulu untuk mielografi karena sangat iritatif di daerah subarachnoid bisa tersimpan beberapa tahun
- Larut dalam air
Kontras yang ideal = - Konsentrasi I tinggi- Larut dalam air- Viskositas minimal- Tekanan osmotik rendah- Tidak mengalami metabolisme degradasi- Protein binding minimal- Tahan panas
Kontras yang non ionik lebih mahal karena proses sintesanya lebih lama dari kontras ionik
KomplikasiRingan : panas, bersin, mual, gatalSedang : urtikari, muntah, rash, sesak napas, hipertensiBerat : suara serak, hemiplegi, henti jantung, kematian
Penanganan komplikasiRingan : tidak perluSedang : antihistamin, kortikosteroid dan simptomatikBerat : A, B, C, resusitasi
1
RADIOGRAFI IMAGING
Sinar X --> tidak dapat dilihat dengan mata telanjangDiproduksi oleh tabung hampa udara, tabung glass tertutup rapat, ada katoda dan anodaKolimator = mengatur besar / kecilnya sinarKatode (-) --> elektron --> target --> sinar hambur --> sinar X
Katode- Ujung bermuatan (-)- Filamen yang akan memproduksi elektron --.
produksi sinar X- Emisi termionik --> muatan (-) elektron
menyentuh filamen (panas yang dihasilkan)
Anode- Elektrode (+)- Rotating anode target --> menerima elektron
--> difokuskan menjadi sinar X (supaya sinar tidak berpendar)
Untuk memproduksi radiograf perlu :- Kilovoltase- Miliampere- Waktu- Focal spot size (fokus)
- Milliampere selektorMengontrol jumlah arus listrik yang menuju katode = mengatur jumlah elektron
- Milliamper / mA second meter (MAS)Jumlah arus listrik yang melewati tabung selama waktu pemaparan
- Kilovoltage selctorMengatur voltase selama terjadi pemaparan
- Kilovoltage meter --> alat pengaturnya- Selection of exposure factor (untuk membuat
gambar)- Kilovoltage- Milliampere- Exposure time- Table top or Potter bucky diaphrgam metodes- Anatomic part
Table top --> tangan langsung di atas filmBucky --> orang tidur di atas meja, film di bawah meja
Imaging system- X-Ray film composition : base atau emulsion- Dibuat dari plastik transparan yang di atas
dan di bawahnya dilapisi dasar (base) + emulsi yang sensitif
- Base - penyanggaEmulsi - zat yang sensitif terhadap sinar XCristal perak halida - granuler halus dalam emulsi yang di dalamnya terdapat sensitivity specks
Film sinar X1. Blue sensitive film hanya sensitif dengan
warna biru sampai ungu2. Panchromatic film for photography sensitive
terhadap semua warna3. Orthrochomatic use in radiology
Green sensitif --> menyerap hampir semua warna kecuali merah untuk mamomielografi
Penyimpanan film butuh cassetesPada casette ada intensifying screen (kain putih) --> untuk mempertajam gambar (mencegah sinar hambur)- Screen base- Reflective layer- Phosphor layer- Protective layer
Bagaimana terjadinya gambar ?Sinar X --> emulsi film --> silver halide (dideposit) --> ditangkap menjadi kristal (metalik silver) --> menghitamkan film
Tulang - lebih sulit ditembus
USG : - Putih - hiperekoik- Hitam - hipoekoik
CT-Scan :- Putih : hiperdens- Hitam : hipodens
MRI :- Putih : hiperintense- Hitam : hipointense
Pencucian dalam kamar gelap = di shielding = mencegah radiasi- Development- Fixing- Washing- Drying
Developer - bahan kimia untuk mengubah emulsi sehingga mabar visible Fixer --> menetalisir pencucian dan pengerasan (kaku)Washing --> mencegah oksidasiDensitas --> penghitaman film --> dikontrol oleh MAS --> berbanding langsungMAS --> pemaparan --> daya tembus --> film makin hitam. MAS = Jumlah sinar
Kilovoltase--> panjang gelombang sinarKilovoltase --> makin kuat penetrasi --> gelombang makin pendek lebih ke arah kontras (perbedaan densitas)Allinement = kesegarisanBone = tulang dan susunannyaCartilage = tulang rawan, sela sendi
2
Soft tissueKilovoltase --> kontras tulang bagus, tetapi jaringan lunak tidak telrihat
Faktor teknisFocus film distance = berbanding kuadrat terbalik
D1 2 = I2D22 I1
D = DistanceI = Intensitas
Radiograf yang baik :- Densitas dan kontrasnya adekuat- Densitas : penghitaman film
Densitas diatur oleh mAS dipengaruhi KV dan FFD
- Kontras (KV) : membuat detail sesuatu yang terlihat variasi dari densitas level yang terlihat menjadi lebih jelasDistorsi dan definition --> dipengaruhi FFD
3
PENCITRAAN
Pencitraan / imagingDihasilkan oleh :- Foto konvensional- Tomografi komputer --> potong tubuh
secara aksial, organ-organ 3D, sinar X + komputer
- Radionuklida --> masuk ke dalam tubuh plus farmaka, rekam di luar tubuh
- USG --> pakai gelombang suara- MRI --> gelombang elektromagnetik
Sifat sinar X1. Daya penetrasi2. Memancar secara garis lurus3. Dapat diserap, dibiaskan, dipantulkan4. Dapat menghitamkan emulsi film5. Fluoresensi6. Ionisasi1 - 5 --> fisik diagnostik1, 2, 3, 6 --> terapi
Imaging- Bayangan tersebut berdasarkan perbedaan
densitas materi yang dilalui sinar X- Densitas tubuh manusia
- Tulang BM , absorbsi --> radioopak- Jaringan lunak --> radio opak ringan- Udara / gas BM , absorbsi -->
radiolusen- Perubahan densitas jaringan primer dapat
disertai perubahan densitas jaringan sekitarnya
- Perubahan tersebut bisa sama atau berlawanan dengan densitas primernya
Bayangan lesi patologik- Perubahan densitas- Bentuk (teratur, tidak teratur)- Lokasi (tulang, jaringan lunak tersebut
contoh osteogenik sarcoma seirng di metafisis)
Peradangan :- Bengkak, edematus, jaringan rusak- Perubahan densitas inhomogen- Perubahan densitas jaringan sekitarnya
Kontras media- Membantu perbedaan densitas jaringan- Memperlihatkan organ tubuh :
- Esofagus- Lambung- Usus- Pembuluhd arah --> kontras (+)
Tumor jinak- Pertumbuhan tidak terkontrol dan abnormal- Peningkatan densitas tidak merata
(inhomogen) infiltratif, batas tidak tegas- Perubahan densitas pada jaringan sekitarnya
Kontras dapat diberikan secara :- IV- Konsentrasi - ekskresi PIV, kolesistografi- Oral BaSO4 untuk GIT- Langsung pada organ - RPG- Langsung dan diikuti alirannya = mielografi
Kelainan metabolisme--> biasanya sistemik
- Perubahan struktur jaringan- Gangguan pertumbuhan- Perubahan densitas
Tomografi komputer--> menggunakan sumber sinar x lebih dari 1 :- Sumber sinar X saling berhadapan dengan
detektor pada posisi yang berbeda (berpasangan)
- Pasangan tersebut mengelilingi tubuh- Data pemotretan direkam oleh detektor,
diolah komputer lalu menghasilkan gambar potongan aksial
- Dapat menilai secara volumetrik- Lesi kecil dalam organ dapat dideteksi- Lesi disebut hipodens atau hiperdens
USG- Menggunakan gelombang suara ultra (3,5
Mhz - 10 Mhz)- Transmitter gelombang suara melalui
transduser ke dalam tubuh, gelombang pantulan (ekho) diterima kembali oleh reciever pada transducer yang sama
- Gelombang tinggi --> superficial, rendah = alat-alat dalam
- Intensitas echo tergantung organ dalam tubuh
- Perbedaan intensitas ekho dioleh menjadi gambar (imaging organ)
Lesi patologis :- Hiperekhoik (jaringan padat - batu)- Hipoekhoik (jaringan lunak - lemak, tumor)- Anekhoik (cairan, kista, abses)
Kelebihan :- Gambaran morfologik baik- Mudah penanganannya- Relatif murah- Tanpa efek samping- Distribusi alat yang relatif melus- US Guided biopsy- Volumetri
MRI- Tidak menggunakan sinar X atau sinar foton- Medan magnet besar (0,02 - 2 T) RF,
gradient, kontrol = monitor, komputer- Kontras imaging berdasarkan pengaturan T1
+ T2 dengan / tanpa kontras media- Lesi patologis akan memberi signal berbeda
dengan normal, bisa hipertens, hipotens dan keduanya
4
- Sangat bermanfaat untuk deteksi serebrospinal
- Mudah dibuat potongan aksial, sagital dan coronal
Radionuklida --> sensitif, tidak spesifik- Sumber radionuklida (sinar foto) ditransfer
ke organ yang diperiksa (dengan farmaka)- Direkam melalui kamera gamma- Gambaran organ adalah hasil pengolaha
komputer (perubahan signal listrik)- Syarat :
- Dapat dilabel dengan farmaka- Radiasi keicl (T 1/2 singkat) daya tembus
tinggi- Tidak toksis, tidak ikut dimetabolisme- Cepat diekskresikan
- Lesi patologis- Hiperaktif, jaringan, organ aktif
menangkap radiofarmaka- Hipoaktif, jaringan, organ tidak aktif,
kemungkinan kerusakan jaringan
5
INTERVENTIONAL NEURORADIOLOGI (INR)
Merupakan kelanjutan tindakan dari :- Introducer sheath- Guiding catheter- Coaxial catheter
- Memerlukan embolan bila akan embolisasi, memerlukan bahan trombolisis bila akan membuka sumbatan
- Transfemoral, transbrachial, transaxilla dan transjugular
- Dalam heparinisasi sistemik- Di ruang angiografi atau kamar operasi- Puasa minimal 4 jam, trombosit > 75.000- Nilai mekanisme pembekuan darah dalam
batas normal
Tindakan INR- Bahan untuk INR :
1. Embolan2. Trombolisis
- Indikasi INR :1. Kelainan vascular congenital 2. Kelainan vascular karena trauma3. Kelainan aneurisma4. Stenosis pembuluh darah5. Oklusi akut oleh embolus6. Praoperatif embolisasi --> untuk tumor7. Intra arteri chemotherapy
Cantis Cavernous Fistula (CCF)Khas pada kepala : a. carotis berjalan ditengah-tengah sinus kavernosum.Habis kecelakaan +- 1 minggu --> mata merah nonjol (CCF)Balon putih --> low pressureBalon merah --> sedangBalon biru --> high pressure
Coil --> GDC = Gugtiemi Detachable CoilAVM --> < 2 cm --> penyinaran radiasi dan knife
> 2 cam --> embolisasi --> operasi atau penyinaran dan knife
Keuntungan INR :1. Mengurangi waktu rawat2. Mengurangi angka kesakitan3. Terapi alternatif4. Terapi definitif inoperatif5. Dapat beruang kali
Komplikasi :1. Cacat bila operator tidak terlatih2. Reaksi alergi kontras
Kesimpulan :1. INR mengurangi resiko bedah2. Tindakan memerlukan skill
6
PROTEKSI RADIASI
DefinisiCabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknik kesehatan lingkungan yakni tentang proteksi yang perlu diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang terhadap kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari radiasi pengion, sementara kegiatan yang diperlukan dalam pemakaian sumber radiasi pengion masih tetap dapat dilaksanakan.
Sumber radiasi- Alam- Buatan- Neutron- Pembangkit radiasi sinar X untuk
radiodiagnostik
Sifat-sifat sinar X- Daya tembus- Perlebaran- Penyerapan- Efek fotografik- Fluoresensi- Ionisasi- Efek biologik
Alat ukur proteksi radiasi- Dosimeter personal (Hd, film badge, pocket)- Survaimeter (tempat kerja)- Monitor radiasi (monitor area)
Interaksi radiasi dengan material biologik1. Mematikan sel --> deterministik = non skokastik
1. Dosis ambang (+)2. Timbul setelah radiasi3. Penyembuhan4. Dosis lebih besar, efek makin parah
2. Mengubah sifat sel --> efek stokastikContoh leukemia :1. Dosis ambang (-)2. Timbul setelah masa tenang yang lama3. Penyembuhan spontan (-)4. Dosis radiasi tidak mempengaruhi
keparahan efek5. Peluang timbul efek makin besar bila
dosis semakin meningkat
Penyakit akibat radiasi- Radiodermatitis- Katarak- Sterilitas- Sindroma radiasi akut --> nonstokastik
Tujuan keselamatan radiasi1. Mencegah terjadinya efek deterministik2. Membatasip eluang terjadinya efek sitokastik
Proteksi radiasi ditujukan pada :1. Pasien terutama anak-anak dan produktif
2. Pekerja radiasi3. Masyarakat / lingkungan
7
ULTRA SONO GRAFI
Prinsipnya --> terjadi pantulan suara (echo)Memakai gelombang suara tinggi yang berada di luar ambang pendengaran suara normal (16 - 20.000 Hz)
USG --> 1 - 10 MHz, panjang gelombang 1,5 - 0,5
1952 --> Haurey dan Bliss mengembangkan USG --> mendeteksi organ-organ di dalam tubuh manusia1953 --> USG dipakai dalam klinik Lund Swedia1972 --> ditemukan alat ultrasonik sistem gray scale --> cair + padat
Gema : t = 2s/vt = waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sumbers = jarak sumber ke permukaan yang memantulkanv = kecepatan
Suara datang --> dipantulkan dan dibiaskan --> diolah untuk menghasilkan gambar
Tegangan listrik --> kristal pizoelektrik --> perubahan bentuk (strain) --> suara ultra
Jaringan padat --> bintik-bintikCairan / darah --> hitamJaringan ikat --> lebih pu tih
Persiapan USG abdomen- Tidak diperlukan persiapan khusus- Pemeriksaan kandung empedu : puasa 6 - 8
jam --> dilatasi fisiologisPemeriksaan pankreas : puasaPemeriksaan pelvis : minum --> vesika urinaria penuh
- Pasien tidur terlentang / oblique ke kanan / kiri
USG abdomen untuk menentukan 1. Letak organ :
- Normal - Patologik : desakan tumor ektopik
2. Bentuk dan ukuran organ3. Adanya tumor atau massa --> konsistensi4. Ukuran dan letak vaskuler --> trombus5. Adanya cairan intraabdomen6. Penuntun tindakan intervensi --> biopsi
USG abdomen- Hati --> kelainan organ besar, solid -->
kelainan mudah dilihat- Sistem bilier- Pankreas- Limpa- Traktus urinarius --> ureter sulit kecuali ada
pelebaran (IVP = intra vena pielografi)
- Rongga perut- Intervensional USG pada daerah abdomen
Keuntungan USG :- Tidak ada radiasi- Aman- Tidak perlu zat kontras- Biaya relatif murah- Non invasif- Dapat diulangi- Tidak tergantung f/ organ
Kelemahan USG :- Organ-organ di bawah tulang tidak dapat
dievaluasi kecuali bayi- Organ-organ penuh udara tidak dapat
dievaluasi- Tergantung ketrampilan operator- Diagnosis yang optimal --> pengetahuan
analisa- Hanya dapat membedakan jaringan kistik
dan solid- Memerlukan pemeriksaan imaging lain
8
TORAKS (PARU)dr. Kahar
Radang paruInflamasi eksudat di alveoli dan interstisial oleh bakteri micoplasma, virusMorfologi dibagi :- Pneumonia lobaris- Bronkopneumonia- Pneumonia interstisial
PNEUMONIA LOBARIS- Pneumonia alveolar- Inhalasi organisme ke dalam alveoli- Menyebar melalui celah Kohn ke seluruh lobus
Pneumonia lobaris dibagi :1. Kongesti2. Red hepatization3. Yellow hepatization4. Gray hepatization5. Lisis
Tidak dapat dibedakan secara radiologis --> hanya PA
BRONKOPNEUMONIA- Pneumonia fokal : pneumonia lobaris- Inhalasi atau hematogen dari organisme- Organisme di bronkhiol --> inflamasi sekitar
alveol- Proses meluas seluruh lobaris- Gambaran : menyebar, berbercak-bercak
PNEUMONIA INTERSTISIAL- Mycoplasma, rickettsia, virus- Melalui pernafasan --> merusak dinding
bronkhial mengenai epitel bersilia- Edema dan inflamasi limfosit- Sulit dibedakan dengan paru lobaris- Penyebaran melalui septa interlobularis,
peribronkial, alveol
ABSES PULMONUM- Staf, klebsiella paru- Komplikasi infark, bronkietasis, obstruksi
bronkus distal- Fokus purulen dan pus dikeluarkan secara
expectorans
Radiologik- Lokasi : posterobasal- Progresif- Dapat ruptur ke bronkhus --> kavitas dengan
air fluid leel- Dapat multipel / terlokalisir- Hati-hati dengan bayanan mammae -->
sering disalah artikan sebagai peradangan atau tumor (papilla)Wanita berambut panjang --> garis-garis opak, seperti garis-garis fibrosisM. pectoralis yang tebal --> bayangan suram
Konde --> seperti tumor mediastinumPenyakit kulit --> nodul-nodul di paru seperti metastasisPerselubungan di lobus paru --> Tb, sindrom Loeffler (cacingan)
TBCPenyebab :- M. tuberculosis hominis- M. bovis- M. kansasii- M. balnei
Faktor resiko :- Usia tua- Peminum alkohol- DM- Terlalu banyak steroid- AIDS
Pembagian :- Primer- Post primer
Kompleks primer (Ranke)- Fokal subpleural alveolitis / fokus primer (Ghon)- Limfadenitis regional / limfadenopati- Limfangitis
Post primer Tuberculosis- Tuberculosis eksudativa- Tuberculosis produktif- Tuberculosis kavitas- Tuberculosis fibro-sirrhotik
Berdasarkan Amerika :1. Minimal lesion
Jumlah luas infiltrat tidak melebihi luas yang dibatasi apeks, garis median costae II dengan syarat tanpa kavitas
2. Moderately advanceLuas infiltrat tidak lebih 1 lobus atau dengan kavitas berdiameter kurang 4 cm
3. Far advanceLuas infiltrat lebih 1lobus atau dengan kavitas lebih 4 cm1 lobus = 1/3 paru
Tuberkulosis milierBercak / nodul kecil tersebar di kedua lap. paru, terutama lap. atas
Fokus soliter :Biasanya di apeks paru (fokus Simon = Assman infiltrat)
PLEURITIS EKSUDATIFTuberkel pleura disertai efusi pleura yang kaya akan limfosit.
9
Cairan 30 - 100 cc --> sulit dilihat dari sinus costovert --> foto dengan posisi lateral dekubitusCairan < 50 cc --> normalCairan > 250 cc --> ketumpulan sinus
INFEKSI JAMURI. Endemik
Fungus patologik (histoplasmosis --> seperti bronkopneumonia, coccidiomycosis, blastomycosis, sporotrichiosis)
II. OportunistikFungus saprofit (aspergilosis, candidiosis)CANDIDIASIS- Difus bilateral alveolar atau dengan
interstisial- Abses kecil multipel- Nodul milier- Difuse hemorrhagiaASPERGILOSIS- Fokus konsolidasi multipel- Bulat, mungkin infark parenkim -->
fungus ball berubah dengan perbuahan posisi --> aspergiloma --> gumpalan hifa
- Air crecent- CT : halo ground glass
INFEKSI PARASITec. Protozoa (amuba, toxoplasma,
pneumocystis)Cacing (echinococcus, schistosoma, ascariaces) --> sindroma Loeffler --> hilang 1 minggu kemudian
10
TULANG
Osteomielitis --> infeksi tulang bagian korteks dan spongiosaOsteitis --> infeksi korteks tulangPeriostitis --> infeksi periostealArtritis septik --> infeksi sendi
Organisme penyebab osteomielitis- Staf. aureus- Strep. piogenes- Hemofilus influenza- Tb. fungus dan pneumokokus
Infeksi melalui :1. Hematogen2. Kontak langsung dari jaringan sekitar tulang
(miositis, selulitis)3. Implantasi langsung4. Infeksi pasca operasi
Gambaran Radiologi OsteomielitisDini :- Masa laten :
- Ekstremitas : 10 hari- Vertebra : 21 hari
- Pembengkakan jaringan lunak- Destruksi korteks dan medula / spongiosa- Reaksi periosteal --> laminer (di luar korteks
= ada garis putih tipis, umumnya di metafise disertai kerusakan korteks dan spongiosa)
Lanjut :- Debris- Sinus (fistulas)- Destruksi korteks- Involukrum- Kloaka- Skwestrum --> kematian tulang (opak
dikitari lusen)- Skelrosis (penulangan)- Sela sendi hilang- Ankilosis (tulang - sendi menjadi satu)
TUBERKULOSIS TULANG- Kronis --> bayangan lebih sklerotik- Korpus vertebra
- Masa laten : 21 hari- Dini :
- Destruksi litik anterior subkondral dari endplate
- Discus menyempitl --> foto : kerusak = diskcystis
- Lanjut :- Korpus kolaps- Diskus hilang- Pembentukan ..........- Pembentukan abses (retorfaring,
paravertebra psoas)- Meliputi beberapa organ
MIKOTIK OSTEOMIELITISMaduromikosis- Berasal dari jaringan sektiar tulang
- Sering di talometatarsal, jarang di tangan, pergelangan tangan, lengan, dan tungkai
- Sifat progresif- Lesi destruksi litik- Reaksi periost minimal- Skwestrasi jarang- Ankilosis
SEPTIC ARTRITIS- Mengenai sendi tunggal- Sering di sendi kokse dan genu- Pembengkakn sendi (efusi)- Sela sendi cepat menyempit- Destruksi tulang permukaan sendi- Ankilosis
Estremitas :- Dini :
- Sela sendi lebar (erosi)- Pembengkakan jaringan lunak- Erosi marginal (somer defect)
- Lanjut :- Penyempitan sendi yang simetris- Destruksi subkortikal- Destruksi osteolitik (lusen)- Osteoporosis juksta artikularis- Ankilosis (kadang-kadang)
11
FRAKTUR--> diskontinuitas tulangFraktur :- Traumatik --> tulang sehat --> trauma -->
struktur tulang normal- Patologik --> tulang rusak (tumor
peradangan) --> kelainan pada tulang : osteolitik, osteoporosis, trabekulasi kasar dan jarang
Tulang oksipital --> TowneOs. petrosum --> Strenever, Mayer, OwenOs. orbita --> CaldwellMandibula --> ErslerZigomatikum --> Waters, Basis craniiOs. mastoid --> Schullen
Colle’s --> fraktur radius distal sampai 1 inch dari ujung dengan angulasi ke posterior
Smith --> ke arah anterior (lawan Colle’s)Galrazi --> fraktur radius distal dan distal ulnarMonteggia --> fraktur ulna proksimal, dislokasi
kapitulum radii (anterior dan posterior)B ernett --> fraktur os. metakarpal IBarton --> fraktur dorsal os. radius distalChan F Frues -->
Sebab fraktur- Trauma- Infeksi / osteomyelitis- Tumor / keganasan- Kelainan kongenital- Kelainan metaoblisme, hormonal
Indikasi pemeriksaan radiologis- Menentukan adanya fraktur- Bentuk - jenis fraktur- Kedudukan fragmen, jaringan lunak- Kontrol foto (kedudukan fragmen setelah
reposisi, pembentukan kallus, keadaan tulang)
Syarat pemeriksaan- Posisi rutin AP dan lateral kadang-kadang
posisi khusus- Film : emulsi halus (low speed) :
- Low speed- Medium speed- High speed
- Teknik makrototoHigh speed --> granul lebih kasar, sensitif tetapi tidak tajam gambarnya
Proses penyembuhan fraktur :- Hematoma- Firbous kallus- Osseus callus --> opak
- Dewasa --> bulan- Anak --> minggu
- Konsolidasi- Remodelling
Komplikasi fraktur :
- Infeksi- Pembuluh darah :
- Perdarahan- Avascular necrose (kondensasi,
deformitas, sklerotik dan fragmentasi)- Arterio - venous aneurysm- Fat emboli --> ke ginjal, jantung, otak
- Keadaan fraktur :- Delayed union
Non union --> pseudoarthrosis malunion- Urat saraf : kelumpuhan
Avascular necrose --> nama sesuai penemu- Tuberositas tibie = Osgood Schlatler- Candilos tibie = Blount- Calcaneus = Sever- Metatarsal proksimal = Freiberg Kohlers- C. vertebra = Calve- Condilus humeri = Panner- Apofise vertebra = Schervermann- Os. lunatum = Keinkock- Metacarpal distal = Dietrich- Proksimal phalanx digiti = Thiemann- C. femoris = Pertnes (Calve - Iejg - Perthus)
Fraktur impresi --> pada tulang yang menutupi suatu rongga
Fraktur kompresi --> pada tulang yang kompakEpifisialitis --> fraktur pada epifisis --> Salter’s
HarrisFraktur unstabel --> kompresi > 1/3 --> gibbusFraktur stabel --> kompresi < 1/3
12
KEDOKTERAN NUKLIRPelayanan Kedokteran Nuklir- Radiasi terbuka- Menggunakan radiofarmaka- Diagnosis dan terapi- Invivo dan invitro
Radiofarmaka terdiri dari :- Radinuklida (radioaktif)- Materi pembawa yang non radioaktif,
tergantung dari organ yang akan diperiksaContoh : I - 131 --> hippuran
Radionuklida yang banyak di RSCMTc - 99m - Pertechnetate --> diagnosis : I 131 :- Diagnosis : - Terapi : - Sm 153 --> terapi dan deteksi (, )
Terapi :- Keganasan --> Ca tiroid- Bukan keganasan --> hipertiroid
Kedokteran nuklir- Diagnosis :
- Invivo- Invitro
- Terapi
Memanfaatkan materi radioaktif untuk menegakkan diagnosis dan terapiMenggunakan radiofarmaka nonradioaktif / radioaktif dan instrumen
Radiofarmaka :- Isotop fisika- Biologis
Syarat radiofarmaka :- Rendah radiasi (T 1/2 singkat)- Daya tembus tinggi- Tidak toksis- Tidak mengganggu metabolisme tubuh- Cepat di ekskresi
Cara pemberian radiofarmaka :- Peroral- IV- Intratekal
SISTEM MUSKULOSKELETALRadiofarmaka : 99m Tc difosfonatIndikasi :1. Nyeri tulang
- Metastasis tulang- Tumor tulang- Kontrol setelah amputasi kasus keganasan- Trauma- Avaskuler nekrosis- Osteomielitis
2. Keganasan tulang
- Penentuan tingkatan penyakit / keganasan- Kontrol / terapi
Tulang normal meng-uptake radiofarmaka --> simetri kiri - kanan terutama sendi, homogenTulang abnormal --> terdapat hot spot (daerah tidak simetris)
SISTEM TRAKTUS URINARIUSRadiofarmaka : - 99m Tc DPTA- 131 I Hipuran- 99m Tc DMSA (lama bertahan di parenkim),
dll --> untuk melihat parenkim
Indikasi :- Kelainan kongenital (ginjal ektopik, horse
shoe kidney)- Kelainan vaskular dan hipertensi- Gagal ginjal- Obstruksi uropathy- Evaluasi transplantasi ginjal- Vesikometer refluks
Prinsip : alat sedekat mungkin dengan sumber radiasi
TIROIDRadiofarmaka :- 99 Tc pertechnetate- 131 I sodium --> 123 I paling baik- 99m Tc O4
Indikasi :- Tiroid ektopik- Nodul tiroid- Tirotoksikosis- Karsinoma tiroid
SISTEM SEREBROVASKULARRadiofarmaka :- 99m Tc Pertechnetate- 99m Tc DTPA- 99m Tc HMPAG
Indikasi : Penyakit serebrovaskular- Tumor otak- Brain death- Kejang- Kebocoran cairan serebrospinal- Kontrol pemasangan shunt CCS- Demensia
SISTEM KARDIOVASKULARRadiofarmaka :- 99m Tc pyrofosfat- 201 Thalium
Indikasi :- Infark miokard
13
- Daya pemompaan jantung (ventriculography)
SISTEM TRAKTUS RESPIRATORIUSRadiofarmaka : - 99m Tc MAA- 133 Xenon
Indikasi :- Emboli paru- COPD- Aspirasi benda asing
SISTEM TRAKTUS GIRadiofarmaka :- 99m Tc Pertechnetate- 99m Tc HIDA- 99m Tc red cell
Indikasi :- Perdarahan GI- Divertikulum Meckel- Atresia bilier- Refluks gastroesofageal
TERAPI :- Hipertiroid- Terapi pelengkap pada keganasan tiroid- Poycythemia vera (P32)- Metastase tulang (P32, Rhenium186 dan
Samarium153)- RA (Dysprosium 165, Y90, Au98)
Dosis terapi (unsur ) lebih besar dari dosis diagnosis (unsur )
Dosis terapi kaganasan dosis tertinggi
14
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK RADIOLOGIK PADA TUMOR TULANG
PendahuluanDiagnostik
Pemeriksaan modalitasDasar : efisiensiPemeriksaan utama : foto polos
Pemeriksaan Foto Polos :- Besarnya lesi- Keadaan matriks tulang- Lokasi lesi- Lokasi periosteal- Tepi lesi :
- Tajam- Tidak tajam
- Jaringan lunak :- Membesar- Tidak membesar
Pemeriksaan CT Scan- Lesi tulang di bagian sentral- Kerusakan korteks- Infiltrasi tumor ke jaringan lunak- Keterlibatan vaskular- Stradium prabedah / radiasi- Tulang-tulang yang super posisi pelvis
Scanning Nuklir- Sensitivitas tinggi, spesifitas rendah- Uptake - hot spot --> aktivitas osteoblast
meningkat- Lesi tanpa uptake --> MM, limfoma,
metastase sel ca, neuroblastoma- Dipergunakan untuk melihat lesi di tempat
lain- Technefium 99m difosfonate
Pemeriksaan MRI- Baik untuk menilai jaringan lunak- Sangat sensitif membedakan jaringan lunak
sehat dan sakit (banyak mengandung H2O)- Tidak mampu memperlihaktan kalsifikasi
Angiografi- Sangat jarang dipakai- Kelainan vaskular seperti hemangioma
dalam malformasi BV- Kemoterapi intraarterial atau embolisasi
Ultrasonografi- Membedakan tumor jaringan lunak solid /
kistik- Guiding biopsi
DASAR-DASAR DIAGNOSTIKPatern lesi :- Geografik- Moth eaten- Permeatif
Geografik :- Tumor lebih lambat atau tidak agresif- Zona transisi jelas
Geografis sub type :1. Geografis tipe Sklerotik
- Pada tulang yang menerima beban- Reaksi pembentukan tulang sebatas lesi- Single bone cyst fibrous displasia
2. Tanpa tipe sklerotik batas tegas- Tepi tegas - zona transisi tegas- GCT - enchondroma - eosinofilik
granuloma bone cyst3. Lesi geografik tidak tegas
- Bersifat infiltrasi lebih ganas- GCT - ABC
Moth Eaten- Lesi agresif, pertumbuhan tumor cepat- Berbatas tidak tegas, zone transisi lebar- Terdapat pada keganasan tulang
osteosarkoma, kondrosarkoma, osteomielitis
Permeatif- Tumor sangat agresif- Berbentukl itik, oval/garis, destruktif batas
tidak jelas- Condrosarkom, Ewing, leukemi
Lesi campuranTumor mulanya jinak jadi ganas
Tepi lesiJinak berbatas tegas tepi sklerotik, zona transisi pendek, kecuali : ABC - GCT - CMF - eosinofilik granulomaJinak seperti ganas
Matrisk tulang- Osseas- KartilagoOsscus matrix diproduksi osteoblast
Reaksi periosteal- Normal tidak ada- Disebabkan hiperemi - inflamasi -
penyebaran tumor- Sebagai indikator aktivitas lesi
Reaksi periosteal kontinyu :- Solid Lanular- 10 - 21 hari- Disebabkan aktivitas osteoblas- Lawitan : proses lebih agresif, onion skin
Reaksi periosteal diskontinyu
Reaksi periosteal kompleks- Campuran Codman - Sunburst
15
Besar dan bentuk lesi- Tidak mempunyai korelasi dengan derajat
keganasan- GCT tumbuh cepat, metastase kecil
Jaringan lunak- Hipodens - hipoma- Phlebolith - hemangioma- Ossifikans, osteosarkoma dan miositis
16
TORAKS
Foto toraks AP : penting diperhatikan :1. Lesi kecil di hilus2. Pembesaran hilus dengan bayangan garis-
garis yang memancar dari hilus (massa) tersebut
3. Massa di sentral hilus kanan yang menyebabkan atelektasis fisura interlobaris terangkat ke arah atelektasis, hingga bagian perifer dari massa memberikan gambar hurup S terbalik
4. Bayangan nodul soliterBayangan nodul soliter dengan kavitas
5. Bentuk baji (wedge shaped) dengan apex mengarah ke hilus mirip konsolidasi pneumonia
6. Massa tumor berada di apex paru bagian medial dan posteriorAcapkali disertai destruksi iga 1 - 3
7. Bayangan infiltrat difus di kedua paru tipe limfangitik
8. Bayangan bundar kecil di seluruh paru, tapi bayangan-bayangan itu bersatu dekat hilus.Ca alveolaris / bronkiolaris
Foto toraks lateralDapat dilihat :1. Lokalisasi tumor di hilus / perifer2. Ukuran tumor dari depan - belakang, atas -
bawah
Tomogram mendemonstrasikan berbagai hal :1. Garis lingkar tumor2. Penyumbatan bronkus3. Garis lingkar kavitas4. Kalsifikasi5. Korona radiata6. Umbilikasi7. Infiltrasi tumor
Bronkogram penting untuk menentukan pemakaian bahan kontras yang larut dalam air dimasukkan melalui trakea :1. Penyempitan lumen bronkus yang ireguler2. Obstruksi bronkus dan cabang-cabangnya3. Menentukan lesi di perifer yang tidak
terjangkau dengan bronkoskopi4. Mendemonstrasikan anatomi dan patologi
dari bronkus dan cabang-cabangnya
Computed Tomografi dapat mendemonstrasikan1. Bentuk, besar, densitas Ca bronkus2. Ekspansi (infiltrasi) ke hilus dan
mediastinum3. Hubungan ca bronkus perifer dengan pleura,
batasnya yang tepat serta penambahan ekspansi dan infiltrasi
4. Penyebaran Ca bronkus ke mediastinum, tulang dada, parenkim paru, kelainan anak ginjal dan hepar
5. Massa yang dilingkari oleh konsolidasi paru
Peran CT dalam penentuan penderajatan ca paru- Tumor dekat pleura viseralis menyebabkan
efusi pleura- Tumor dalam parenkim paru diketahui
seetlah metastase jauh- Tumor menyumbat total suatu bronkus
menyebabkan atelektasis distalObstruksi diakibatkan infeksi menyebabkan pneumonitis / abses
- Tumor di regio apikal --> invasi ke jaringan sekitarnya seperti sindroma sulcus superior --> pancoustHorner’s sign, invasi pleura brachialism
- Tumor primer menyebabkan paralise N. frenikus dengan invasi langsung ke mediastinum / ke paratrakeal
ABSES PARU1. Pneumonia lobaris akuta dapat menjadi
nekrotik di bagian sentral dan ini akan menjadi abses, tanpa daerah translusen di sentarl
2. Dinding abses tebal, iregular disertai permukaan cairan (air fluid level)
3. Dinding foto toraks dapat ditentukan bentuk, luas dan lokalisasi lesi
4. Tomogram atau CT Scan memberikan gambaran abses lebih baik.
Jika abses tidak berhubungan dengan bronkus mirip dengan pneumonia biasaCa paru terbanyak :- Ca epidermoid - central - tumbuh lambat- CSS - epidendroid - tumbuh cepat
17
SISTEM KEMIH
Ginjal T12 - L3
Pemeriksaan Radiologis- Abdomen polos- Intravena Pielografi (IVP) --> kontras untuk
memvisualisasikan ureter dan buli-buli- Sistografi / uretrosistografi --> menilai buli-
buli / buli-buli (+) uretra- Retrograd Pielografi- Ultrasonografi- Angiografi --> pemeriksaan pembuluh darah
traktus urinarius- CT / MRI / KB
Abdomen Polos- Kontur ginjal --> karena ada lapisan lemak
di sekeliling kapsul- Garis psoas- Bayangan opak / kalsifikasi / massa --> lebih
putih berbatas tegas / tidak- Distribusi udara di saluran cerna -->- Tulang : lumbosacral dan pelvis
Daerah yang dilihat :- Pinggang, daerah ureter, buli-buli
PIELOGRAFI INTRAVENA- Penilaian Anatomi dan Fisiologi- Teknik :
- Zat kontras : 20 - 40 cc / 76%, IV, triidoine benzoat
- Serial foto : 7, 15, 30 - 45 menit- Tomografi --> pada keadaan tertentu
- Evaluasi :1. Nephrogram --. gambaran lebih putih,
kontur lebih jelas2. Pelviokalises3. Ureter --> bentuk, besar, pasase kontras4. Buli-buli --> jika sudah terisi penuh baru
dinilai- Kontraindikasi :
- Tidak ada kontraindikasi mutlak- Alergi kontras iodium- Pertimbangan pada : gagal hati / ginjal,
hamil, MM, DM- Persiapan pasien :
- Saluran cerna (makanan lunak, laksasi)- Dehidrasi ringan (puasa 8 jam)- Tanpa persiapan : dosis lebih besar,
tomografi, traumaCompression radiogram tidak boleh dilakukan pada kolik dan traumaFoto berdiri untuk melihat ptosis ginjal
PIELOGRAFI RETROGRAD- Persiapan pasien :- Sistoskopi : bedah urologi, kateterisasi
ostium ureter- Zat kontras dan fluoroskopi (radiologi)- Evaluasi :
- ureter- Pelviokalises
- Indikasi urografi IV- Radang kronik- Hematuria- Kecurigaan neoplasma- Anomali kongenital- Nyeri akut- Trauma di daerah traktus urinarius- Kecurigaan hipertensi renovaskular
SISTOGRAFI / URETROGRAFI- IVP- Uretro - sistografi retrograd- Voiding cysto - urethography
Indikasi uretrografi :- Trauma uretra- Penentuan stenosis / striktur uretra- Kelainan periuretra : fistel, abses- Kecurigaan hipertrofi pprostat
ANGIOGRAFIIndikasi :- Tumor ginjal, ganas jinak - padat- Hematuri- Hipertensi renovaskular- Transplantasi ginjal
18
TRAKTUS URINARIUS
CT Scan
MRI USG
Imaging lain-lainKedokteran
nuklir Foto tanpa kontras - Diagnosis
- Terapi
Foto dengan kontras Organ tubuhmanusia
Tomogram dan Radiologixonogram
intervensional
Angiogarfi- Arteriografi- Venografi (phlebografi)- Limfografi
Tomogram dan Zonogram --> bayangan bergoyang, fokusnya jelas
MRI --> spesifik untuk otak, medula spinalis, sendi
Pemeriksaan Sistem Traktus Urinarius1. Foto tanpa kontras : BNO (FPA : foto polos
abdomen)2. Foto dengan kontras : IVP / PIV, sistogram
--> kontras ke dalam vesika urinaria3. Tomogram / zonogram : zonogram ginjal4. Renal angiografi --> kontras melalui
pembuluh darahRenal phlebografiAngografi vesika urinaria
5. Radiologi intervensionalPunksi kista + kontrasRegrorgad pyelografiAnterograd sistografiBipolar sistografi
6. Kedokteran nuklir : renogram7. USG ginjal, USG vesika urinaria8. CT Scan ginjal dan vesika urinaria9. MRI ginjal dan MRI vesika urinaria
Foto Polos Abdomen- Pasien puasa 1 hari sebelum pemeriksaan- Sesudah makan malam, dukolax, bangun
tidur dukolax supositoria, buang air besar
Nilai :- Tulang-tulang- Psoas line --> menunjukkan cuci perutnya
baik
P = 8 - 12 cmL = 4 - 6 cm- besar dan bentuk ginjal
- Calsifikasi dalam sistem tractus urinarius- Tulang-tulang : lumbal, sacral, pelvis
IVPKontras : Linografin 60% (anak)
76%Dosis : anak 1 cc/kgBB
dewasa : 40 cc
Awas alergi !!- Kontras test : 0,5 cc sub kutan- Anamnesis --> asma, eksim
Tanda-tanda alergi :- Pada kontras test (skin test)
- Skin rash (+)- Gatal-gatal
- Penyuntikan kontras- Gatal-gatal- Bintil-bintil kecil - besar- Muka merah- Larynx edema- Hypotensi- Syok
Penyuntikan :- Melalui vena cubiti- Terlentang- Kecepatan sedang
Persiapan pasien :1 hari : makan lunak, bubur kecapMakan hari :- Garam inggris : 30 gram- Dukolax : tablet (2) - (2)
SMPP : 1 (pagi)Puasa --> ke RS jaram 7.00 - 8.00Jangan banyak bicaraJangan merokok
Yang dinilai :- Kaliks dan cupping- Leher kaliks- Pelvis renis- Ginjal- Ureter- Vesika urinarius
Nyeri pinggang :- Tulang- Otot- Traktus urinarius
PIV : 5’ ---> kompresi10’ ---> kompresi15’ 30’ 45’
19
MRI
Salah satu pemeriksaan diagnosis dalam ilmu kedokteran, khususnya radiologi yang menghasilkan gambar potongan tubuh manusia dengan menggunakan medan magneti tanpa menggunakan X-Ray.
Prinsip dasar MRI : inti atom bergetar dalam medan magnt1946 : Bloch dan Purcell
Istilah :T1 : longitudinal relaxation time (TR pendek, TE pendek)T2 : transversal relaxation time (TR panjang, TE panjang)T3R : repetition time1R :TE : Echodelay Time
Keuntungan :1. Tidak pakai sinar X2. Tidak merusak kesehatan3. Pemeriksaan tanpa perlu zat kontras4. Parameter biologik5. 3 dimensi
Kerugian :1. Mahal2. Lama (dapat CT Scan)3. Pasien dengan metal tidak dapat diperiksa
Khusus untuk pemeriksaan kepala, diberi “Head coil”
Indikasi MR kepala :1. Tumor2. Infark3. Infeksi4. Demielinisasi (multipel sklerosis)5. Kelainan vaskuler (AVM)6. Metastasis
Pelaporan :Intensitas : hiperintens / hipointens
Kelainan multipel ingat metastasisNormal perdarahan dengan MRI berwarna putih --> lama-lama hitam (hidroma)
Zat kontras :- Gd DTPA
Dosis 0,1 mmol / kgBB 0,2 ml /kgBB
- Kalau suatu organ / lesi banyak menyerap kontras, berarti banyak pembuluh darahnya (menyangat)Kalau tidak menyangat, disebut nekrosis
- Metastasis : bisa terjadi penyangatanKalau di Indonesia : TBC
Indikasi MR tulang belakang :
1. Tumor2. Infeksi3. Degenerasi4. HNP5. Metastasis
Metastasis- Kerusakan dini pada korpus vertebra karena
metastasis jauh, dapat jelas terlihat dengan MR, dimana foto konvensional biasa belum tampak
- Kerusakan lanjut dan penekanan spinal cord mudah dilihat
- Pada umumnya multipel- Kista di belakang lutut : kista Beckersis
CT Scan MriPerdarahan akut +++ -Perdarahan sub akut + +++Perdarahan kronis - ++Kalsifikasi +++ -Kista + ++Lemak + ++Kelainan tulang +++ +Lokasi + +++Sensitivitas + +++
20
NEURORADIOLOGI
- Spinal- Serebral
Neurologi serebral :- Foto polos kepala- Pneumo ensefalografi- Ventrikulografi- CT Scan- MRI- Angiografi serebral
Foto polos kepalaProyeksi standar :- Lateral- AP 20o crainocaudal- AP 30o crainocaudal (Townel’s view)- AP 25o crainocaudal (Caldwell view)- Basal (submentovertex)
Penilaian :- Ukuran / bentuk tulang --> mikrosefali, asimetri- Struktur tulang (densitas ketebalan)- Sutura - Vaskular / convolutional marking (legok-
legok tengkorak)- Struktur dari dasar tulang (basis cranii) -->
destruksi- Ruang intrakranial --> kalsifikasi jaringan
otak
PNEUMOENSEFALOGRAFI- Memasukkan udara ke dalam rongga
intrakranial (ventrikel dan sisterna) untuk melihat struktur ventrikel, sisterna dan kelainan jaringan otak secara tidak langsung
- Teknik : udara / oksigen dimasukkan ke dalam rongga subarachnoid melalui LP (L3 - L4)
- Indikasi :- Sistem ventrikel, sisterna, sulkus / girus- Parensefali- Suprasellar tumor- Atrofi serebral
- Kontra indikasi- Peningkatan tekanan intra kranial- Tumor fossa posterior --> t. serebelum
fermis serebral- Komplikasi :
- Herniasi tonsil serebeli, subfasial- Emboli udara
VENTRIKULOGRAFIMemasukkan udara ke dalam sistem ventrikel sehingga dapat terlihat secara radiologi- Teknik : memasukkan kontras (-) / (+) ke
dalam intraventriekl melalui kateter- Indikasi :
- Obstruksi sistem ventrikel- Tumor intraventrikel --> ependimoma- Penyempitan aquaductus .......
- Tumor yang menekan sistem ventrikel- Kontras (-) : udara / oksigen- Kontras (+) : dimer X- Kontras ganda- Komplikasi : porensefali
TOMOGRAFI KOMPUTER (CT SCAN)Berdasarkan koefisien absorbsiDilakukan potongan : aksial dan koronalKetebalan 2 mm - 10 mmTiap jaringan mempunyai nilai koefisien atenuasi menurut Hounsfield unit (Hu)-1000 : udara0 : air40 : jaringan otak+1000 : tulang
MAGNETIK RESONANSI (MRI)Berdasarkan inti atom hidrogen (proton) yang bergetar dalam medan magnet.Tidak memakai sinar XPotongan : aksial, koronal, sagital--> tidak bisa memakai memeriksa pasien epilepsi karena kelainannya pada karbohidrat.
ANGIOGRAFI SEREBRALArteri KarotisArteri Vertebralis
Arteri KarotisTehnik : pungsi langsung : trans carotikal di bawah bifurkasiPungsi tidak langsung : trans femoral
Trans carotika :- Pungsi di daerah leher pada arteri carotis
communis- Disuntikkan contras :
Urografin- Foto : AP / lateral
Trans femoral :- Pungsi daerah a. femoralis dengan memakai
kateter mencapai serebral- Disuntikkan kontras- Posisi foto : AP / lateral
Arteri vertebralisTehnik :- Pungsi trans brachialis- Pungsi trans femoralis
Indikasi :- Trauma :
- Epidural hematom- Subdural
- Kelainan vaskular : trombosis, aneurisma, angioma
- Tumor : meningioma, astrositoma, oligodendroglioma, medulloblastoma
- Kelainan kongenital : ............... weber syndrom
- Hidrosefalus
21
Kontra indikasi :- Absolut tidak ada- Perhatikan pada alergi dan shok terhadap kontras
NEUROLOGI SPINAL
MIELOGRAFITujuan : melihat struktur kanalis spinalis dengan memakai kontrasTehnik : melalui pungsi lumbal (LP) / suboksipital (SOP)Indikasi : - Herniasi nukleus pulposlis- Tumor :
1. Ekstradural2. Intradural
- Intrameduler- Ekstrameduler
Bahan kontras :- Kontras (-) : u dara- Kontras (+) :
1. Larut dalam airDimer X, amipaque, conraj, compamino, omminpaque
2. Larut dalam lemak :Pantopaque, myodil, duroliopaque
Air 10 cc hilang sendiriLemak 5 cc jarum menempel terus, lemak dikeluarkan, sisa maksimal 2 cc, +- 5 tahun diabsorbsi
Ekstradural1. Metastase --> >>2. Sarcoma --> chondrosarcoma
fibrosarcoma3. Hemangioma4. Hemangiolipoma5. Osteoma
IntraduralEksmeduler1. Metastase2. Neurilemoma --> >>3. Meningioma4. Sarcoma5. Ependimoma6. Angioma7. Hemangio lipoma8. Dermoia9. Neurofibroma10.Teratoma
Intramedular :1. Metastasis2. Glioma6. Syeringmyelin
Higroma --> subdural hematom yang tidak diserapTrombosis a. serebri media --> hemiplegi
22
INTERVENSIONAL RADIOLOGY
Definisi :Pemeriksaan / tindakan terapeutik dengan sarana imaging (USG, MRI, Angiografi, dll) dikerjakan oleh ahli radiologi yang terlatih.
IVR :- Vascular intervensional (awal) --> invasif- Non vaskular intervensional (saluran
empedu, TUR, GIT)
Vascular intervensional :1. Percutaneous Balloon Angioplasty (PBA)2. Vascular embolization untuk
mendevaskularisasi3. Vascular trombolisit (dalam golden period 4
jam)4. Vascular stenting untuk mencegah stenosis
Kasus stenosis biasanya dengan PBA< tetapi hanya bertahan 6 bulan, setelah itu dengan stenting
5. Pemasangan Vena Cava filter untuk menjaring trombus yang berasal dari tungkai (varises, phlebitis) --> emboli paru, atau pada operasi sendi-sendi panggul / pelvis menyebabkan lepasnya trombus daerah tersebut :- Permanen- Non permanen, bisa diambil lagi
(dimasukkan melalui femoralis keluarnya lewat v. jugularis)
6. Pemasangan Porth cateterContoh pada pasien tumor yang menjalani kemoterapi (tidak dapat dioperasi) ditanam di bawah perut (di bawah kulit) --> jadi untuk kemoterapi langsung dimasukkan via kateter tersebut.Sekarang lewat a. subklavia
7. TIPS (Transjugular Intrahepatic Portosistemik Shunt)Pada sirosis --> aliran darah balik akan mencari vena-vena lain --> caput meduse, varises esofagus --> pecah --> meninggalKe lien --> vena-vena kecilOleh karenanya dicari shunt dari vena porta ke vena hepatika
Non vascular intervensional- Percutaneous Biliary Drainage (Stenting)
Obstruksi --> Ca caput pankreasCa empedu
Karena batu --> hepar ditusuk, dimasukkan kateter pakai endoscope, batu dihancurkanDengan ERCP --> melalui papila vateri batu diambil
- Percutaneous GastrostomiJika ada kelainan di esofagus, menggunakan kateter yang ke gaster
- Percutaneous Renal Drainage / Ureter Stenting
Pasien telungkup, Di urologi --> sistoskopi dari bawah
- Tuba Recanaligation dengan EmbolizationUntuk membersihkan penyumbatan tuba
- Percutaneous Abcess Drainage
Sejarah :Dr Charles Dotter, Portland Medical University of Oregon, USA --> The Father of IVRMajalah circulation
Prinsip Prosedur IVR- Metoda Seldinger (seperti menginfus) :
- Single wall puncture- Double wall punctureTidak menyebabkan ............ rusakTidak untuk pasien heparinisasi
- Anestesi lokal
Persiapan pasien- Masa perdarahan dan pembekuan- Ureum, kreatinin darah- Jumlah trombosit minimal > 75.000- Ijin tindakan medik- Puasa 6 jam sebelum tindakan- Pasien dengan heparin di stop 4 jam- Antibiotik, analgesik dan sedatif
Pasca tindakan- Antibiotik- Hidrasi yang cukup- Tirah baring 24 jam- Berikan obat-obatan simptomatik bila perlu
Indikasi :- Kelainan vaskular :
AVM, AVS, aneurisma, stenosis, trombosis akut dan sub akutTumor yang kaya pembuluh darah
- Perdarahan masif atau kronik- Obstruksi stenosis- Drainage abses
Kontraindikasi :- Pasien alergi kontras iodium- Pasien kelainan pembekuan darah- Gagal ginjal
Kelebihan IVR :- Mengurangi rasa sakit- Mengurangi rawat inap (dibandingkan
tindakan bedah)- Sebagai terapi alternatif
Kerugian dan komplikasi- Berakibat cacat atau fatal bila dilakukan
oleh dokter yang tidak terlatih atau terdidik dengan baik
- Hanya ada di RS besar
23
ORGAN SUPERFISIAL
TIROIDUSG :- Tidak invasif- Tidak menggunakan sinar pengion- Ditangan operator yang berpengalaman telah
terbukti mempunyai nilai akurasi deteksi dan diagnosis yang cukup tinggi
USG lebih sensitif daripada palpasi dan scientigraphy (kedokteran nuklir)Jika USG ragu-ragu pakai Dopler berwarnaParatiroid --> pada pasien hiperparatiroid, cari adenoma paratiroidParotis --> kalsifikasiKGBVaskular --> a. carotis communis --> sumbatan / sklerosis
American Cancer Society (19840115.000 wanita mengidap kanker / tahun, angka kematian > 35.000 orang / tahunDi Indonesia :1. Ca serviks2. Ca payudara3. Ca rektum4. Ca kulit5. Ca kelenjar limfe
Deteksi dan diagnosis dini untuk ca payudara : Sadari, mammografi
Mamografi berguna jika :- Jaringan fibroglandular tidak dens- Jaringan lemak >>
Padat --> sering pada wanita di bawah 30 tahun
Peran USG : 1. Berperan pada payudara yang padat2. Untuk membedakan lesi solid dari lesi kistik3. Membedakan lesi ganas / jinak
- V. savena magna --> trobus- Testis --> varikokel- Bursa supra patella
24
RADIOLOGI KARDIOVASKULER
Metode pemeriksaan :- Radiologi konvensional- Teknik khusus :
- Angiokardiografi- Angiografi a. koronaria- Aortografi retrograde- USG (ekhokardiografi)- Ultrafast CT
Penilaian jantung :- Kedudukan (situs) :
- N. situs solitus- Situs inversus --> apakah ada kelainan
kongenital- Dextro cardia (apex dan aorta),
dextroversi (apex di kanan) dan levoversi (kelainan kongenial)
- Mesoversi jantung terletak ditengah- Bentuk vert. thorakal : scoliosis, kifosis- Ukuran dan bentuk jantung : ukuran
ditentukan oleh CTR (Cardiac Thoracic Ratio) yaitu jarak terjauh dari titik tengah ke jantung kiri dan jarak terjauh dari titik tengah ke jantung kanan, dibagi jarak antara diaphragma kanan dan kiri
CTR = A1 + A2 B
Syarat :- Pasien tidak tertidur --> jantung membesar- Inspirasi cukup- Posisi kiri dan kanan simetris- Tentukan batas jantung kanan dan kiri
Kontur jantung, ditenukan oleh :Kiri :- Aorta- Konus a. pulmonalis- Auricle atrium kiri- Ventrikel kiri
Kanan :- Vena cava superior- Vena azygos- Arcus aorta- Ventrikel kanan
Bentuk jantung aspek lateral --. yang bagus lateral kiri- Di anterior oleh ventrikel kanan- Di posterosuperior oleh atrium kiri- Di posteroinferior oleh ventrikel kiri
Tanda-tanda pembesaran atrium kiri :1. Double contour pada posisi PA2. Penonjolan auricle atrium kiri posisi PA3. Pendorongan esofagus ke posterior pada
posisi lateral --> sudut > 90o
Penyebab pembesaran atrium kiri :
- Mitral stenosis (MS)- Mitral incompetences- Obstruksi intraarterial karena myxoma
Ruang antara jantung dan sternum (R. retrosternal) terisi > 1/3 --> pembesaran ventrikel kananPembesaran ventrike kiri --> R. retrokardial menyempit
Tanda pembesaran ventrikelkanan- Cor membesar dengan apex terangkat pada
posisi PA- Bagian jantung yang menempel pada
sternum > 1/2 pada posisi lateral- Penyebab : ASD, PS, hipertensi pulmonal,
Tetralogi Fallot
Tanda pembesaran ventrikel kiri- Pembesaran cor ke kiri > 1/2 hemitoraks
dengan apex tertanam pada posisi PA- Pendorongan esofagus ke posterior akan
menghilangnya r. retrocardial ke posisi lateral
- penyebab : aorta insufisiensi, MI, MCI, VSD, hipertensi dan kardiomiopati
ASD :- Pembesaran atrium kanan- Pembesaran ventrikel kana- Pembesaran arteri pulmonal
VSD :- Pembesaran atrium kiri- Pembesaran ventrikel kiri- Pembesaran ventrikel kanan- Pembesaran arteri pulmonalis
A. pulmonalisPaling jelas terlihat di hilusMakin ke distal cabangnya makin kecil, diameter hilus normal : 9 - 16 mmDiameter di perifer ............
Pembesaran A. pulmonalis- Hilus > 16 mm- Normal : hilus lebarnya (hilus kanan) --> trakea- Penyebab : volume darah >> ASD, PDA- Sumbatan pada arteria bagian perifer fibrosis
paru
Pengecilan A. pulmonalis- Paru-paru menjadi radiolusen- Hilus mengecil- Pulmonal stenosis :
- Idiopatik- Kongenital
Aorta :- Normal lebar arcus 2,3 - 3 cm ---> > 4 cm
abnromal
25
- Pelebaran aorta karena : volume darah >> tetralogi fallot
- Hambatan cabang aorta di perifer : Takayashu, hipetensi
Overriding --> aorta dekat ke tempat defek septum ventrikel
Pengecilan aorta : - Volume darah berkurang- MS- Terjadi L-R shunt
Bootshape --> tetralogi fallot
Penyakit Jantung BawaanA. Gambaran pembuluh darah meningkat
1. Tanpa sianosis : ASD, VSD, PDA, dll2. Dengan sianosis : truncus arteriosus
B. Gambaran pembuluh darah berkurang1. Tanpa sianosis : PS2. Dengan sianosis : tetralogi fallot, trilogi
fallot, pulmonal atresia, dan sebagainya
ASD, VSD, PDA --> jadi biru : Eisenmenger syndrome
Edema paru :1. Edema awal : kerly line A, B2. Edema interstisial : butterfly appearance3. Efusi pleura (karena bendungan limfatik)
Kelainan jantung didapat :MS - MI, MS, MIAS, AICor analysa, pasien diminumkan barium
Kelainan aorta :- Aortitio --> dilatasi + perkapuran
e.c. lues / tuberkulosis- Aorta sclerosis- Elongasio aorta --> pada hipertensi- Aneurisma --> trauma, peradangan lokal- Coarctatio aorta --> kongenital, penyempitan
lumen aorta
Kelainan perikardial :- Efusi perikardial : jantung seperti botol
Dideteksi dengan :1. Foto toraks, berdiri dan Trendelenberg2. USG3. Fluoroskopi
- Penyebab : malignancy
Kelainan myocardium- dilatasi atrium dan ventrikel : rheuma,
anemia, alkohol dan toxoplasmosis- Gambar radiologi : kardiomegali dengan
jantung yang hampir bulat
Kelainan jantung koroner- Jika awal : foto toraks tidak terlihat kelainan- Sudah lama --> jantung kiri >>
Cor pulmonale- Kelainan jantung karena kelainan paru-paru- Kelainan jantung terutama mengenai
ventrikel kanan- Akut --> tension pneumothrax, atelektasis- Kronis --> fibrosis paru, bronkitis kronik- Rontgen cor >>, apeks terangkat, A.
pulmonalis sentral >>
26
SALURAN CERNA, HATI, SISTEM BILIARIS DAN PANKREAS
Pemeriksaan radiologik saluran cerna1. Rutin
- Perlu persiapan kecuali esofagusKolon persiapan lebih teliti
- Kontras yang dipakai :- Tunggal : barium sulfat --> opak- Ganda : barium sulfat dan udara
2. Tidak rutin- Dapat tanpa persiapan- Kontras yang dipakai :
- Barium sulfat- Bukan barium misalnya : gastrografin
Pemeriksaan kolon- Colon inloop - Barium inloop- Barium enema - Colonography
Persiapan :1 hari sebelum pemeriksaan :- Makanan mudah dicerna : serat dan lemak (-)- Banyak minum air putih- Makan malam terakhir jam 19.00- Cuci perut --> garam Inggris, tablet
dukolax / sejenis- Puasa sampai dengan dilakukan pemeriksaan
+- jam 08.00 kecuali air putih
Esofagus - usus halus --> oral kontrasKolon --> kontras dari bawah
Retrograd --> dari distal ke proksimalFluoroskopi --> jalannya kontrasRadiografi --> spot film dan foto
Indikasi pemeriksaan kolon- Perubahan pola defekasi :
- Frekuensi : konstipasi / diare kronis- Materi yang keluar : lendir / darah
- Tumor abdomen
Variasi bentuk kolon- Non descent --> kurang ke bawah- Hiper descent --> lebih ke bawah, mudah
terjadi volvulus- Inverted type caecum hiper rotation -->
sekum lebih ke lateral, apendix ke atas- Incomplete rotation --> sekum lebih ke
medial
Udara dalam lmabugn dan colon --> dewasa normal
Udara dalam usus halus --> dewasa tidak normal, bayi normal karena banyak menangisDiameter terbesar di sebelah kanan, diampula recti membesar lagi
Kelainan yang terlihat :- Besar dan bentuk- Tumor di kolon atau dari luar kolon
Keganasan banyakd I rectosigmoid dengan keluhan :- Sukar BAB- BAB berdarah
Kelainan pada kolon :- Keganasan : Intraluminar / Ekstraluminar- Kolitis- Divertikulosis- Polip
Hati- USG - CT Scan- Kedokteran nuklir - MRI- Angiografi
Sistem bilier- ERCP- PTC (Percutaneous Transhepatic
Cholangiography)
Kandung empedu- USG - Kolesistografi
Pankreas- ERCP (Endoscopy Retrograde Cholangio
Pankreagraphy)- USG- CT Scan- Gastro.......denografi (tidak langsung)
KolesistografiOral :- Telepaque - iodium dosis 30
gram- BilotinIV : biligrafi
OralPersiapan : 1 hari sebelumnya : - Tanpa lemak- Pembersihan kolon
Tujuan : - Agar kolon dan kandung empedu tidak
tumpang tindih- Agar kandung empedu terisi kontras -->
makan banyak lemak sehingga kandung empedu terangsang --> pengosongan kandung empedu
Radiolusen : - Batu mengandungkolesterol- Batu mengandung kalsium
Pada posisi pemeriksaan berdiri batu dapat membentuk suatu segmen
27
RADIOLOGI ANAK
2% anak-anak memiliki kelainan traktus respiratoriusPrevalensi meningkat pada :- Prematur- Gawat janin
ThoraksJenis pemeriksaan :- Konvensional- Tomografi komputer- MRI- Kedokteran nuklir- Ultrasonografi
Anak :- Corpus vertebra T7 - 8 (dewasa T3 - 4)- Tidak ada pelebaran timus --> timus besar
normal --> 2 tahun mengecil- Sinus costofrenikus tajam- Diafragma licin
Kelainan pada neonatus- Gejala klinis : sesak napas- Anak besar --> sesak napas dan batuk
Hyalin Membrane Disease (HMD) --> terjadi pada bayi prematur- Gawat napas paling sering- Radiologis :
- Lesi granuler merata di seluruh paru- Ukuran paru mengecil- Batas pembuluh darah tidak jelas- Toraks berbentuk bel- Gradasi 1 - 4
- Terapi --> pemberian O2- Komplikasi terapi --> kantung udara pecah
--> PIE (Pulmonary Interstisial Emphysema)- Prognosis buruk pada 24 jam pertama, dapat
terjadi pneumotoraks- 28 hari kemudian --> fibrosis interstisial,
necrosis eksudat, gambaran sarang tawon- Berat :
- Bagian paru lebih radiooapk (white lung)- Air bronchogram- Batas paru dan mediastinum tidak jelas
Bronchopulmonal dysplasia --> reversibel pada usia 10 - 12 tahun
Transient Tachypneu of The New Born (TTN)Biasanya terjadi pada bayi dengan secitoKarena pada saat lahir dinding dada bayi tertekan vagina sehingga cairan keluar dan paru-paru terisi udara- Akibat retensi cairan di jaringan interstisial- Wet lung syndrome- Radiologis :
- Garis-garis radier berpusat di hilus- Kadang-kadang ada efusi pleura- Menghilang setelah beberapa hari tanpa
pengobatan
Mekonium Aspirasi Sindrom- Hipoksia --> defekasi dan aspirasi intra
uterin- Radiologis :
- Bercak-bercak tersebar di kedua paru- Kadang-kadang ada atelektasis
- Gambaran khas pada aspirasi : bercak-bercak
- Pada anak : terutama apeks kananPada dewasa : basal
Hipoplasi dan Agenesis Paru- Sering tanpa gejala, biasanya pada satu sisi
paru- Radiologis : radioopak pada lesi- Angiografi, scintigraphy perfusi dan
ventilasi perlu dilakukan --> untuk membedakan hipoplasi (ada aktivitas) dan agenesis paru (tidak ada aktivitas)Angiografi melalui A. pulmonalis
Hipoplasi paru :- Diafragma naik- Iga menyempit- Paru mengecil
Lobar Emfisema Kongenital- Lokasi : paru kiri, ....... kanan tengah- Hiperaerasi di parenkim paru- Sering didiagnosis sebagai pneumotoraks -->
tidak ada jaringan paru yang terlihatLEK --> masih ada jaringan paru yang
terlihat
Malformasi Kistik Adenomatoid Kongenital (MKAK)- Seirng didiagnosis hernia diafragmatika- Pertumbuhan berlebih struktur bronkolus
terminalis- Ada 3 tipe- Untuk menentukan gradasi (1 - 3) dengan
CT ScanGrade 1, 2 prognosis masih baik
KonvensionalIndikasi :- Sesak napas, batuk- Riwayat aspirasi benda asingKelainan yang ditemukanInfeksi :- Tuberkulosis :
- Kompleks primer Ranke --> adenoma dengan konsolidasi
- Milier- Bercak konsolidasi
- Pneumonia
Tuberkulosis- Pembesaran kel. hilus paratrakeal atau
mediastinum- Konsolidasi- Milier
28
- Dan lain-lain
Atelektasis --> terdapat penarikan organ-organ sekitarPneumonia : tidak ada
MEMBUTUHKAN TINDAKAN BEDAH1. Tempat kelemahan diafragma
A. Hernia diafragma- Gambaran udara usus dalam abdomen
sedikit- Gambaran udara usus ada dalam
rongga toraks- Mediastinum terdorong- Barium poral --> terisi kontrasDiagnosis banding :- Pneumotoraks- Kista paru kongenital- Pemeriksaan kontras perlu dilakukan
PneumotoraksBisa spontan atau akibat terapi ventilasiRadiologis :- Bagian radiolusen- Mediastinum terdorong kontralateral- Batas mediastinum tajam, double contour
diafragma
Diagnosis banding : - Emfisema kompensasi- sulit menentukan minimal pneumotoraks
Diagnosis pasti --> CT Scan
B. Parese DiafragmatikaFluoroskopi --> tidak turut dengan pernapasanJika diberikan paru-paru tidak berkembang baik
Pneumomediastinum- Udara di daerah perbatasan organ
mediastinum dan leher- Bila di sekitar jantung --> DD/
pneumotoraks medial, penumoperikardium- Pneumotoraks dan pneumomediastinum :
trauma, asma, infeksi dan benda asing
Efusi Pleura- Tergantung kausa
- Infeksi - WSD- DHF --> diabsorbsi sendiri
- Radiologi :- Cairan pada rongga pleura (garis Ellis)- Jantung terdorong
Benda asing - Foto toraks harus segera dilakukan bila ada
benda asing- Radiologi :
- Umumnya radiolusen --> jika ada air trapRadioopak --> jika terjadi atelektasis
- 31% N
- di perifer >>- Anak besar --> di kanan >>
- Foto inspirasi dan ekspirasi --> jika sama ada air trapping
- Obstruksi total --> atelektasis- Gangguan aerasi hebat --> pneumotoraks
atau pneumomediastinum- Komplikasi pneumomediastinum -->
emfisema subkutis- Emfisema subkutis --> pertama kali pikirkan
pneumomediastinum kecuali ada riwayat trakeostomi
Trauma ToraksUmunya trauma tumpulRadiologi :- Fraktur iga --> pneumotoraks, hematotoraks
Trauma daerah hepar, limpa, ginjal dan pembuluh darah besar --> perlu modalitas lain
- Fraktur sternum --> jarang- Kontusio paru --> mirip pneumonia- Hematoma paru --> lesi radioopak- Traumatic pneumocele --> aircyst- Fraktur bronkial --> pneumotoraks /
atelektasis masif- Pneumomediastinum akibat laserasi trakea- Trauma jantung --> MRI atau scintigrafi
paru
Contoh kasus :--> paru kolaps --> selalu ke arah hilus
Gambaran radioopak di hilus
KEDOKTERAN NUKLIRIndikasi : aplasi paru
USGIndikasi : pleural effusion
CT ScanIndikasi :- Kelainan di trakea --> trakeomalasia :
karena intrinsik / ekstrinsik- Kelainan di bronkus, pleura, dinding dada,
massa mediastinum
MRIIndikasi : untuk evaluasi kel. massa di mediastinum dan sistem kardiovaskular
29
TUMOR TULANG
Pada anak-anakTulang panjang dibagi menjadi :- Epifisis- Metafisis- Diafisis
Antara epifisis dan metafisis terdapat garis / lempeng
Pada neonatusBanyak epifisis belum mengalami osifikasi sehingga belum dapat dilihat
Tulang terdiri dari 3 komponen :- Korteks (kompakta)- Spongiosa (medula)- Periosteum (dari jaringan ikat) --> tidak
terlihat dalam foto berupa jaringan ikat yang aktif membentuk tulang.
Pada foto : kortex dan spongiosa dapat dilihat, periosteum tidak.Bila karena suatu proses dalam tulang (radang, neoplasma, dan sebagainya) periosteum mengalami iritasi atau terangkat timbul --> reaksi periosteal
Gambaran reaksi periosteal bermacam-macam :- Lamelan --> garis-garis- Sunray --> tegak lurus- Amorf --> tidak jelas--> tulang tidak normal
Bentuk reaksi periosteal tidak patognomonik untuk suatu penyakit.Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan foto tulang :1. Besar2. Bentuk3. Kontur --> rata / menonjol4. Densitas
Tulang adalah organ yang paling opak (densitas sangat tinggi)Untuk pertumbuhan tulang perlu tekananContoh hemiatrofi tulang karena pergerakan otot terganggu oleh trauma, polio (gangguan motorik lain), korteks tipis, lebih lusen (densitas menurun)
Korteks :- Utuh- Tidak utuh --> fraktur- Menipis --> ada penekanan keluar- Destruksi
Spongiosa :- Rarefraksi (trabekel hilang)- Sus. trabekel --> rata, tebal-tebal, kasar- Ada / tidak reaksi periosteal --> normal tidak ada
- Jaringan lunak sekitar tulang :- Pembengkakan- Perkapuran --> bekas trauma, perdarahan- Penulangan --> osteosarkoma
Tumor tulang tidak membentuk tulang tapi seperti jaringan sekitarnya, terlihat pembengkakanContoh Ewing Sarcoma
Tumor tulang :- Jinak- Ganas :
- Primer- Sekunder (metastasis)
Tumor ganas primer tulang jarang kira-kira 1% total keganasan.Tumor sekunder (metastasis) : jauh lebih banyak, kira-kiar 25% kematian karena keganasanTempat metastasis terbanyak :- Paru- Hati- Tulang
Tumor ganas primer sering sukar dibedakan dengan kelainan tulang lain terutama osteomielitis
Tumor ganas primer tulang berlainan dengan tumor ganas organ lain terutama didapati pada usia muda (puncaknya kira-kira 15 - 20 tahun)Juga didapatkan pada usia > 40 tahun yaitu pada :- Paget’s disease- Post radiasi- Degenerasi maligna terutama tulang rawan
Yang harus diperhatikan dalam menilai tulang :- Umur- Apakah lesi : soliter / m ultipel
Kebanyakan tumor tulang primer : soliterBila lesi multipel, ingat : metastasis, multipel myeloma
Pemeriksaan bone survey --> untuk melihat apakah tumor sekunder atau primerIsotop scanning --> untuk melihat apakah ada bentuk yang sama di tempat lain.
Tulang mana yang terkena :Daerah sumsum tulang merah, ingat : metastasis, retikulosis
Bagian mana dari tulang :Misal :- Osteosarcoma : metafisis- Ewing sarcoma : diafisis- Giant cell tumor : ujung tulang panjang
Kelainan apa yang dilihat :- Destruksi
30
- Pembentukan tulang baru- Reaksi periosteal
Umumnya
Tumor Jinak Tumor GanasBatas Tegas Tidak tegasKorteks Menipis
karena ekspansi tumor
Destruksi
Reaksi periosteal
Tidak ada Ada
Tumor Sekunder (metastasis)Sering didapatkan pada tulang-tulang :- Pelvis- Col. vertebralis- Iga- Humerus proksimal- Femur proksimal- Tengkorak
Buat 1 posisi saja (kalau pada fraktur harus 2 posisi : AP dan lateral untuk melihat kedudukan tulang)Sesuai dengan daerah sumsum tulang merah :- Penting untuk bone survey- Jarang distal dari siku dan lutut
Radiologis :- Osteolitik --> lusen- Osteoblastik --> opak- Campuran
Tumor ganas yang sering metastasis ke tulang :- Ca mammae : 2/3 kasus hampir semua osteolitik
2 - 10% --> osteoblastik 2 - 10% --> campuran- Ca prostat : 80% --> osteolitik- Ca paru : 25% hampir semua osteolitik- Ca ginjal : 25% --> osteolitik
Maligna terbanyak :- Osteosarcoma- Parosteal sarcoma
Benigna :- Osteochndroma- Chondroma
31
RADIOTERAPI
Radiasi pada keganasanGelombang elektromagnetik / partikelMateri biologik --> ionisasi / eksitasi :- Efek langsung (ONA) --> G1 arrest (p 53)- Efek tidak langsung (H2O --> radikal bebas)
- Teknik- Dosis- T/N- Oksigen- Proliferasi- Suhu- Bahan kimia
Kalau gelombang elektromagnetik / partikel melewati materi biologik (menabrak atom --> menghasilkan e- yang mengandung ion), jenis ionisasi :- Compton effect- Photoelectric effect- Poor production
Kematian sel akibat radiasi karena :1. Efek langsung pada DNA --> apoptosis2. Terbentuknya free radikal --> nekrosis
Derajat kerusakan pada DNA :1. DNA - protein cross link (paling sederhana)2. Single strain brake3. Double strain brake (paling berat)
Free radikal sangat toksik terhadap sel, terjadi diluar inti --> penghancuran yang sangat pendek --> merusak DNA, membran inti
terdapat mekanisme sel terhadap perusakan --> mengenai perusakan pada DNA oleh p53 --> memberhentikan kerusakan --> terjadi reparasi sel (kalau bisa) kalau tidak dapat direparasi terjadi apoptosis (diprogram untuk mati)
Pada apoptosis : dinding sel utuh, hanya DNA nya yang rusakNekrosis akibat free radikal, dinding sel rusak
Hb pasien harus bagus karena :- O2 memperpanjang waktu free radikal untuk
merusak sel- Proliferasi, sel sangat sensitif terhadap
radiasi adalah sel .................Suhu > 41oC --> sel + DNA lebih rentan terhadap kerusakanProses kematian primer dari sel adalah akibat apoptosis
Efek radiasi terhadap seluler- Aberasi kromosom- Hambatan reproduksi- G2 mitotic delay
Efek radiasi terhadap molekuler :- Single / double strain break- Hilang / rusak basa DNA- Cross link antara DNA dan atau protein repair
Teurapeutic ratio : efek terhadap sel tumor di banding pada sel sehat
Terapeutic ratio :“Fractioned irradiation”- Repair- Reoxygenation- Redistribution- Repopulation--> 4 R
Pada sel tumor sangat banyak sel yang sensitif terhadap penyinaran --> tidak terdapat fase repair.Pada heat I --> sel tumor tidak repairPada heat Ii --> sel tumor tambah rusak
Pada reoksigenasiDengan radiasi terbagi : sel tumor yang jauh dari vaskular makin dekat tanpa mematikan vaskuler (karena vaskuler memiliki toleransi terhadap radiasi) --> sel yang tadinya hipoksia menjadi aktif ( --> free radikal lebih lama)
Pada redistribusi :Pada heat I --> sel-sel yang pada fase G2 M matiDengan Heat II --> sel lain yang masuk fase G2 M --> mati
Pada repopulation :Dalam radiasi jumlah sel akan meningkat dalam batas waktu tertentu, sehingga waktu untuk radiasi fraksinasiharus pendek.
Reparasi pada sel normal : 8 jam --> dalam 1 hari dan tidak boleh memberi radiasi kurang 8 jam
Radioterapi dalam keganasanPada keganasan terdapat terapi :- Lokal :
- Bedah- Radioterapi
- Sistemik --> kemoterapi
Untuk mencegah keganasan1. Terapi definitif
- Terapi utama terhadap tumor yang tidak operabel, sangat infiltratitf
- Contoh NPC sangat infiltratif, bisa ke basis cranii, sehingga tidak dapat dioperasi dan kemoterapiCa servix --> sangat infiltratifDilakukan pada :
- Tumor sangat kecil dimana efek radiasi = operasi’
32
Contoh tumor pita suara sebaiknya diradiasi sehingga dapat menyelamatkan suara
2. Terapi kombinasiUntuk tindakan prabedah sehingga daerah tumor terlokalisirUntuk menurunkan terjadinya iatrogenic metastasis
3. Terapi bedah- Pra bedah- Pasca bedah --> contoh ca payudara
4. Terapi kemoterapiContoh LM, leukemia --> kombinasiPada leukemia, kemoterapi dapat menurunkan tumor kecuali di otak, oleh karenanya dapat digunakan radiasi
Radioterapi digunakan sebagai :a. Kuratifb. Paliatif --> pada tumor yang sudah
bermetastasis untuk menurunkan sakit, bau, perdarahan, tidak mematikan sel tumor.Pada tumor, dengan radioterapi --> tulang menjadi lebih kuat karena sel tumor mengalami osifikasi
Dasar fisika radiasiSumber pengion :1. Generator listrik (X, e-, partikel lain)
Berdasarkan energi :- Ortovoltase (50 - 300 kv) dari tabung X- Megavoltase ( > 1 Mv) dari akselerator linier
2. Sumber alamiah (peluruhan R1)- Sumber terbuka- Sumber tertutup
Sumber pengion1. Gelombang elektromagnetik (tidak punya massa)2. Partikel (punya massa)Jadi gelombang elektromagnetik punya daya tembus lebih dalam daripada partikel
Contoh pada peny indaran payudara dengan gelombang elektromagnetik tidak boleh dari depan karena bisa kena paru. Kalau punya radiasi partikel boleh dari depan.Gelombang elektromagnetik : sinar X = sinar Partikel : proton, phimeson, e-
JENIS TERAPI RADIASI1. Teleterapi (tele = jauh)
Sumber radiasi jauh dari target, contoh Co --> 80 cm
2. BrakiterapiSumber radiasi sedekat mungkin dengan target- Implantasi (ditusuk)- Intrakavites (pada tumor yang punya
kavitas) --> dengan Radium- Kontak
Dulu : manual --> operator terkena radiasiSekarang : afterloading --> sumber
radioaktif diberi belakang dengan kompunter, pertama dipasang aplikator saja, sehingga operator tidak terkena radiasi
3. Radiofarmaka I 131Ikut dalam metabolisme tiroid --> untuk ca
tiroid4. Samarium untuk tulang
Penggunaan masker terutama untuk yang menjalani radiasi kepala, t ujuan :- Muka tidak tercoret-coret- Untuk fiksasi
Contoh kasus :- NPC- Ca servix- Ca dasar lidah --> implantasi- Tumor pankreas --. radiasi intra operatif
(karena kalau hanya radiasi, akan banyak organ yang kena)
Efek samping radiasiTR yang baik :- Efek tumor >- Efek jaringan normal <
Efek samping --> akut / lambatlokal / umum
Konservatif dan operatif
PERALATAN DAN PERKEMBANGAN RADIOTERAPI
Pesawat Cobalt- Sumber radiasi alam- Nama : teratron- Alat dapat berputar 360o
Film dan kaset- Tidak sama dengan yang dipakai untuk
radiodiagnostik karena energi yang dipakai >>
Jarak dari pusat ke belakang (medula spinalis / vertebrae) --> separasiSentrasi = 1/2 separasi
Dalam radioterapi1. GTV (Growth Tumor Volume)
--> tumor yang dapat dilihat2. CTV (Clinical Tumor Volume)
GTV + 1 - 1 1/2 cm keluar kalau infiltratif3. PTV (Planning Target Volume)
--> pada perubahan posisi : CTV + 1 - 1/2 cmLapisan yang diambil sebagai sasaran target --> segi 4
33
Posisi pronasi baik pada :- Perut yang besar- Tidak mau foto usus- Tumor-tumor pelvis
Pada bagian tubuh yang konturnya tidak rata dibutuhkan “bolus” yang dapat meratakan dosis terapi --> sehingga semua bagian mendapat jumlah radiasi yang sama
Aplikator untuk ca servix (intrakaviter)1. Tandem2. Ovoid untuk meregangkan alat 1 dan 23. 3 tabung --> 1 ke cavum uteri
2 ke portio4. Refraktor untuk menjauhkan organ dari buli-buli
Keuntungan brakiterapiDosis ditengah >> sesuai dengan hukum kuadrat jarak --> makin ke perifer dosis <<Contoh pada Ca serviks
Treatment Planning System Komputerisasi --> untuk membantu menghitung dosis radiasi pada target organ
Stimulator : tidak punya sumber radiasi energi tinggi --> hanya digunakan untuk foto --> dipakai sebagai patokan oleh operator sebagai lapangan pandang penyinaran
Peralatan Radioterapi1. Peralatan utama
- Brachiterapi- External terapi (Co)
2. Alat bantu- Stimulator- Treatment Planning System
Perkembangan : manual --> komputer
PERALATAN UTAMA1. Radiasi eksterna
- Sumber radiasi berada pada jarak tertentu dari target
- Sumber radiasi dari :- Alam : Co - 60 (1,2 MV)- Buatan (listrik)
- Tabung X-Ray- Linear accelerator (100 cm)- Superficial X-Ray (50 - 150 kv)
untuk tumor kulit- Ortovoltage (200 - 500 kv)- Supervoltage (500 - 100 kv)- Megavoltage (> 1000 kv)- Conformal radiotherapy- Gamma knife- X-knife- Cyber kinfe --> sumber X, Y, Z- Intraoperatif knife- knife, sumber radiasi : Co- X knife, sumber radiasi : listrik
2. Brakiterapi- Sumber radiasi didekatkan pada target,
implantasi, intrakaviter, internal- Yang canggih : intraoperatif radiasi bisa
brakiterapi (radiasi eksterna)- Energi
- Low Dose Rate : < 4 Gy/menit- Medium Dose Rate : 4 - 20- High Dose Rate : > 20
Contoh Ca pankreas : intra operatif eksterna dengan elektron
Ca buli-buli : intraoperatif brachiterapi
Teknik pemberian :- Manual- Afterloading : non remote controle
remote controle
ALAT BANTU RADIASI EKSTERNA1. Imobilisasi pasien :
- Masker individual- Bantal kepala- Fiksasi badan untuk pelvis (matras)
2. Modifikasi lapangan dan energi penyinar :- Wedge --> diletakkan di pesawat- Block --> diletakkan di pesawat- Bolus --> di organ- Tissue compensator --> di pesawat- Kolimator
3. Penentuan lokasi tumor / lap. sinar- CT Scan stimulator
4. Penentuan energi dari alas- Dosimetri
5. Penentuan energi yang diterima tubuh- Dosimerti- Treatment Planning system
- Manual- Computerized : 2D / 3D
Syarat pemakaran sumber radiasi dengan eletron- Harus tegak lurus target- Butuh alat fokus
34
TERAPI KOMBINASI
3 modalitas utama terapi cancer- Pembedahan
Untuk lesi yang secara klinis dapat dioperasiContoh : tumor di palpebra superior
- Radioterapi :Untuk tumor yang bila dioperasi timbul sekueleTumor yang tidak dapat dioperasi
- Kemoterapi :Mikrometastasis (adjuvan), tumor yang sensitif (definitif), metastasis jauh (paliatif)
Adjuvan --> pengobatan tambahan yang mendahului / sesudah pengobatan utama
Pengobatan definitif --> pengobatam primerContoh Limfoma Malignum non Hodgking awal-awal diobati dengan kemoterapi, jika respon tidak baik diberi penambahan radioterapi
Tujuan Terapi Kombinasi- Meningkatkan kontrol lokal tumor- Meningkatkan ketahanan hidup (survival
rate) penderitaMasing-masing pengobatan tujuan sama tapi dengan kombinasi diharapkan hasil lebih baik.
Keterbatasan Tiap ModalitaasBedah1. Residual --> tidak semua tumor bisa
diangkat, bentuknya bisa mikros / makroskopik
2. Penyebaran mikroskopik3. Gangguan fungsi --> contoh di palpebra
superior, post operasi terganggu di usus besar, fisiologi defekasi terganggu
4. Kosmetik --> contoh mastektomi radikal5. Metastasis KGB sekitar tumor yang tidak
bisa dideteksi, biasanya kemudian tertinggal untuk mengatasinya dengan radioterapi
6. Penyakit sistemik
KEMOTERAPI1. Tergantung jumlah sel-sel --> sel banyak <
sensitif, sedikit > baik2. Proliferasi tinggi --> kemosensitif
Proliferasi rendah --> kemoresisten3. Tergantung siklus sel --> fase M lebih
sensitif daripada fase SFase istirahat (G0) --> lebih resisten
4. Sel yang dari awal kemoresisten5. Cara pemberian6. Dosis7. Frekuensi8. Mahal
Radioterapi1. Sifat sel tumor
Depopulasi inadekuat clonogen tumor primer -rekuren : mikroinfiltrasi, metastasis KGB yang tidak masuk lap. radiasi;
metastasis jauh yang tidak terdeteksi pada permulaan radiasi
2. Faktor fisika dan teknik radiasiLokalisasi tumor yang tidak adekuat (geografik miss) : perencanaan inadekuat - dosis tidak homogen pada target volume
3. Teknik radiasi harian yang tidak baikPositioning dan fiksasi penderita pada saat radiasiPelaksanaan --> fraksi 5x/minggu sehingga keberhasilan tergantung posisi
4. Faktor biologis tumor1. Sel hipoksik mempunyai respon lebih jelek2. Repair sel sublethal --> tumor akan
tumbuh kembali3. Siklus sel G1, S dan G0 --> resisten
terhadap radiasi4. Terjadi repopulasi sel tumor selama /
sesudah radiasi --> rekuren5. Toleransi jaringan sehat terhadap dosis
radiasi --> membatasi dosis radiasi
Kombinasi Modalitas Terapi Radiasi dan bedah- Hasil terapi yang rendah baik radiasi atau
bedah saja- Potensi rekuren lokal dan regional- Potensi metastasis ke KGB- Potensi residu post operasi- Perseverasi faktor kosmetik
Dikembangkan teknik BCT --> Breast Conserving Treatment --> payudara dipertahankan dengan jalan tumeroktomi setelah itu diberikan radiasi radikal
Ca servix uteri pada stadium awal --> histerektomi radikal setelah itu dievaluasi, jika ada resiko tinggi --> dilakukan terapi adjuvanResiko tinggi : - Tipe histologi --> adenosa / adenoskuamosa- Diferensiasi buruk- Residu mikroskopik pada tepi sayatan di vagina
RADIASI PREOPERATIF- Mencegah implantasi sel tumor di scar operasi- Mencegah metastasis jauh akibat tindakan
operasi- Sterilisasi sel tumor di KGB- Sterilisasi di tepi sayatan- Meningkatkan resektabilitas
Tumor menjadi kecil, batas tegas --> mudah untuk dioperasi
RADIASI POST OPERASI- Mencegah rekuren oleh karena :
mikroskopik / makroskopik residu- Mencegah implant sel- Sterilisasi sel tumor di KGB
KEMORADIASI
35
Efek kerja kombinasi :- Indipenden- Additif --> meningkatkan respon radiasi
Kemosintisier --> meningkatkan sensitivitas tumor terhadap radiasi
- Interaktif --> komplikasi kemo dan radiasi bergabung --> lebih tinggi
- Cara pemberian kombinasi :- Sequential : sebelum / sesudah radiasi -->
komplikasi jarang- Concurrent : bersamaan --> hasil paling
baik, tetapi toksisitas tinggi- Alternating : berseling-seling
RADIOTERAPI--> upaya pengobatan dengan sinar pengion
untuk keganasan kadang bukan keganasan
Bukan keganasan :- Keloid- Morbus dupley- Rematoid artritis- Glaukoma
Efek biologik radiasi : (target adalah DNA)- Langsung --> rantai DNA putus dengan sinar
pengion- Tidak langsung --> terjadi radikal bebas
yang dihasilkan dari penguraian H2O --> akhirnya kerusakan DNA
2 efek ini terjadi pada sel tumor dan sel sehat
Komplikasi radiasi- Akut
Umum --> karena ada protein asing akibat kerusakan sel, manifestasi : mual, muntah, pusing, lemas
- Lokal --> inflamasiContoh dermatitis radiasi, pneumonitis radiasi, pabrik hematopoetik tertekan --> leukosit dan trombosit menurun
- LanjutUmum --> kelainan darah contoh leukemiaLokal --> kelanjutan dari komplikasi lokal akut
Efek mematikan DNA :- Jika normal --> pertumbuhan normal- Jika tidak normal --> mutasi, suatu saat
timbul tumor baru --> tumor yang diinduksi oleh radiasi
Perubahan jaringan sehat akibat radiasi- Struktural --> fibrosis, dll- Functional --> contoh radiasi NPC yang
melibatkan kelenjar liur --> fisiologis terganggu --> terjadi xerostomia
- Kematian jaringan --> terjadi fistelContoh pada Ca cervix uteri terjadi fistel rectovagina akibat radiasi
Faktor yang mempengaruhi- Dosis total- Fraksinasi --> fraksi harian 200 cGy
Jika > 200 cGy --> komplikasi tinggi- Besarnya volume radiasi- Reparasi jaringan --> jaringan sehat lebih
mampu repair- Umur pasien
Jaringan sehat = organ kritis- Dosis toleransi tertentu
Jika dicapai tidak boleh mendapat radiasi tambahanContoh NPDC awal --> medula spinalis masuk radiasi (toleransi 4000 cGy) jika sudah mencapai 4000 cGy, medula spinalis harus keluar dari lap. radiasi.
- Perubahan lap. radiasi- Istirahat / split --> menyebabkan respon
radiasi kurang baik.Contoh pada NPC jika kebersihan mulut tidak baik --> terjadi stomatitis yang lebih buruk sehingga harus dilakukan istirahat.
Faktor eksternal yang mempengaruhi :- Keadaan umum dan fisik- Hygiene- Infeksi- Trauma fisik / kimia- Terapi kombinasi dengan terapi lain
Derajat komplikasi1. Kelainan dengan keluhan ringan, pengobatan
ringan, contoh diare2. Komplikasi yang memperlukan pengobatan
intensif, contoh proktitis radiasi3. Komplikasi yang memerlukan tindakan
operasi, contoh stenosis usus4. Kematian yang disebabkan langsung/tidak
langsung komplikasi, contoh ca servix dengan radioterapi pada follow up ada gagal ginjal (komplikasi ? tumor residif ?)
Pengobatan :- Konservatif - Medikamentosa -
Operasi
Hasil radioterapi- Respon :
- Komplit --> tumor menghilang dengan radiasi
- Parsial --> mengecil > 50%- Tidak ada respon --. 25 - 50%- Progresif --> selama pengobatan tumor
bertambah besar / metastasis jauh
36
INDIKASI RADOTERAPI
Kelainan-kelainan dimana radiasi digunakan sebagai pengobatan
Tujuan pengobatan :- Kuratif- Paliatif
Sifat pengobatan :- Definitif- Adjuvan- Preventif / profilaksis
Pengobatan kuratif- Penyembuhan- Ketahanan hidup
5 tahun --> Ca mammae 80%10 tahun --> Ca mammae 60%
Pengobatan paliatifTidak menyembuhkan --> menghilangkan gejala- Rasa sakit- Penyumbatan saluran- Integritas tulang- Mempertahankan fungsi
80% hilang dengan radiasi
Kelainan benignaEfek samping komplikasi :- Kelainan kulit lanjut- Karsinogenesis- Leukemia radiasi karena penyinaran di
daerah sumsum tulang contoh Hodgkin disease yang mendapat radiasi luas
- Kerusakan genetik jika radiasi mengenai ovarium dan testis
Alasan penggunaan- Tidak ada cara lain- Mengancam fungsi vital- Manfaat lebih besar dari resiko]- Patokan :
- Anak kecil- Teknik / proteksi baik- Organ kritis
Mekanisme--> mematikan / mengurangi pertumbuhan sel-
sel yang lebih sensitif dari pada jaringan sehat
Bentuk-bentuk pemakaian :- Anti inflamasi- Imunosupresif- Antihiperplastik --> keloid- Scleroting / fibrous
Pterigium- Bedah : kambuh 20 - 30%- Radioterapi : kambuh 1,4%
- Alat radioterapi :- Aplikator strontium 90- Sinar beta- Dosis 9 x 800 cGy
Exopthalmus- Grave’s disease- Pseudotumor- Kortikosteroid
Hemangioma- Organ vital- Regresi spontan- Radio terapi : 2000 cGy- Hasil umumnya baik
Keloid- Fibroblast tinggi- Post operatif
Bursitis / tendinitis- Anti inflamasi- Dosis 200 cGy
Hasil : 70%
Transplantasi ginjal- Imunosupresif- Dosis 5 x 150 cGy
Nasofaringeal angifibroma- Dewasa muda- Dosis 4000 cGy
Hasil 80%
KELAINAN GANASPenggunaan radiasi 50% tumor paruKuratif + paliatif : 70% penderita Ca
KuratifJenis histologikRadio resisten : tulang, otot, sarafRadio sensitif : gonad, hematopoetik, limfe
Stadium I - III / IV
1. Ca cervicis uteriStadium I - IV AI - II A bisa radio / bedah
2. Ca laringStadium I - II
3. Limfoma malignumHodgkin --> penyebaran lebih teraturLap. pandang dapat diarahkanRadioterapi --> drug of choice untuk stadium I - IIIA> III --> kemoterapiNon Hodgking --> stadium I - II : derajat keganasan rendahStadium I : derajat keganasan menengah
4. Ca nasofaring --> stadium I - III5. Basal sel ca --> lokal6. Ca kulit --> kokal7. Ca lidah --> stadium awal
37
Kuratif dengan kombinasi1. Ca mammae2. Ca corpus uteri3. Ca ovarium4. Tumor Wilm
Paliatif --> stadium IVRadiasi lekoregionalRadiasi metastasis jauhradiokastrasi --> diberikan di daerah ovarium agar tidak mengeluarkan estrogen
Dosis : - 2/3 dosis kuratif- Fraksi dosis rendah- Dosis perfraksi tinggi, lap. radiasi sekecil
mungkin
Tujuan : meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia
Penyinaran adjuvan --> Ca mammaePenyinaran definitif Penyinaran profilaksis
Radioterapi pasca bedahKeuntungan : - Kontrol residu tumor- Mengurangi kekambuhan lokal- Kontrol kelenjar regional- Ekstensi tumor lebih jelas
Kerugian :- Vaskularisasi terganggu- Radioterapi lambat
Radioterapi intraoperatifSetelah tindakan operatif masih ada sisa --> diberikan radiasi langsungContoh : Ca pankreas, ovariumKeuntungan :- Kontrol lokal tinggi- Lap. radiasi kecil
Radioterapi pra bedah- Sterilisasi pinggir sayatan operasi- Sterilisasi sel tumor yang terlepas- Unresectable --> resectable
Kerugian :- Pemeriksaan histologik kurang adekuat- Radiasi tak perlu- Jarak radiasi --> operasi lama
38