radikalisme islam di kalangan mahasiswa perguruan tinggi ...tashwir vol. 3 no. 6, april – juni...

24
175 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin Akh. Fauzi Aseri (Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari) Bayani Dahlan (Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari) Mariatul Asiah (Staf pada Rektorat IAIN Antasari) In general, the view of some college students of three public universities in Banjarmasin IAIN Antasari, Lambung Mangkurat University, and Banjarmasin Polytechnic, on Islamic radicalism is still open. Moreover, in view of the relationship between a religion and its state, most of the students have found that the option of setting Pancasila and democracy as the national principle is still very relevant to the context of Indonesia as a pluralistic country. Related to the notion, it has been considered inappropriate to enforce Islamic shari’a as a solution to the problems faced by the nation. In response to the actions of certain groups of organizations calling for the enforcement of the Islamic shari’a, some students in three public universities has stated their disagreement. However, as a democratic country, the struggle of the Islamic shari’a enforcement is the right of every citizen. The students view is in line with the Rector policies to keep the campus atmosphere remains conducive. Yet, some students have also supported the enforcement of the Islamic law to be formalized within the state system. Nevertheless, the thought of radicalism among students at the three public universities is still limited to discourse. Keywords: Islamic radicalism, College students Pandangan tentang radikalisme Islam di kalangan mahasiswa perguruan tinggi negeri di Banjarmasin baik di IAIN, Unlam maupun Politeknik Banjarmasin umumnya mempunyai pemikiran yang lebih terbuka dalam memandang hubungan agama dan negara. Sistem demokrasi dan Pancasila menurut sebagian besar mahasiswa yang sampai saat ini menjadi pilihan dasar negara masih sangat relevan untuk konteks Indonesia yang sangat majemuk. Oleh karena itu penegakan syariat Islam bukanlah jawaban atas persoalan yang terjadi dinegeri ini. Menyikapi adanya aksi-aksi kelompok organisasi tertentu yang menyerukan penegakan syari’at Islam, mahasiswa di tiga perguruan tinggi negeri tersebut tidak setuju.Tetapi sebagai negara demokrasi, maka pilihan untuk memperjuangkan hal tersebut adalah hak semua warga negara. Pandangan mahasiswa tersebut selaras dengan kebijakan yang dikeluarkan pihak Rektorat untuk menjaga suasana kampus agar tetap kondusif. Namun sebagian mahasiswa juga ada yang mendukung penegakan syariat Islam untuk diformalkan dalam sistem bernegara.Walaupun demikian pemikiran radikalisme di kalangan mahasiswa pada tiga perguruan tinggi negeri Banjarmasin tersebut masih sebatas wacana, belum sampai pada tahapan aksi. Kata Kunci : Radikalisme Islam dan Mahasiswa. A. Latar Belakang Kalimantan Selatan dengan ibukotanya Banjarmasin adalah wilayah yang sangat terbuka, dan strategis sebagai jalur transit dan jalur perdagangan. Menjadi tempat persinggahan banyak orang dari berbagai wilayah dan segala kalangan. Terlebih Kalimantan Selatan dikenal dengan tambang emas hitamnya sehingga membuat mobilitas pergerakan orang dan barang menjadi tinggi. Kedatangan orang ini tentu saja sekaligus juga membawa kebudayaan baru yang sangat mungkin berbeda dengan tradisi lokal yang sudah menjadi bagian yang hidup di masyarakat. Situasi dan kondisi yang demikian ini sangat dimungkinkan menjadi peluang untuk tumbuh dan berkembangnya paham- paham baru yang terindikasi radikal dalam gerakan Islam. Pada sisi yang lain berbagai problem sosial seperti korupsi yang semakin akut,

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

175Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa PerguruanTinggi Negeri di Banjarmasin

Akh. Fauzi Aseri (Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari)Bayani Dahlan (Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari)

Mariatul Asiah (Staf pada Rektorat IAIN Antasari)

In general, the view of some college students of three public universities in Banjarmasin IAIN Antasari,Lambung Mangkurat University, and Banjarmasin Polytechnic, on Islamic radicalism is still open. Moreover,in view of the relationship between a religion and its state, most of the students have found that the option ofsetting Pancasila and democracy as the national principle is still very relevant to the context of Indonesia as apluralistic country. Related to the notion, it has been considered inappropriate to enforce Islamic shari’a as asolution to the problems faced by the nation. In response to the actions of certain groups of organizationscalling for the enforcement of the Islamic shari’a, some students in three public universities has stated theirdisagreement. However, as a democratic country, the struggle of the Islamic shari’a enforcement is the right ofevery citizen. The students view is in line with the Rector policies to keep the campus atmosphere remainsconducive. Yet, some students have also supported the enforcement of the Islamic law to be formalized withinthe state system. Nevertheless, the thought of radicalism among students at the three public universities is stilllimited to discourse.

Keywords: Islamic radicalism, College students

Pandangan tentang radikalisme Islam di kalangan mahasiswa perguruan tinggi negeri di Banjarmasin baik diIAIN, Unlam maupun Politeknik Banjarmasin umumnya mempunyai pemikiran yang lebih terbuka dalammemandang hubungan agama dan negara. Sistem demokrasi dan Pancasila menurut sebagian besar mahasiswayang sampai saat ini menjadi pilihan dasar negara masih sangat relevan untuk konteks Indonesia yang sangatmajemuk. Oleh karena itu penegakan syariat Islam bukanlah jawaban atas persoalan yang terjadi dinegeri ini.Menyikapi adanya aksi-aksi kelompok organisasi tertentu yang menyerukan penegakan syari’at Islam,mahasiswa di tiga perguruan tinggi negeri tersebut tidak setuju.Tetapi sebagai negara demokrasi, maka pilihanuntuk memperjuangkan hal tersebut adalah hak semua warga negara. Pandangan mahasiswa tersebut selarasdengan kebijakan yang dikeluarkan pihak Rektorat untuk menjaga suasana kampus agar tetap kondusif.Namun sebagian mahasiswa juga ada yang mendukung penegakan syariat Islam untuk diformalkan dalamsistem bernegara.Walaupun demikian pemikiran radikalisme di kalangan mahasiswa pada tiga perguruantinggi negeri Banjarmasin tersebut masih sebatas wacana, belum sampai pada tahapan aksi.

Kata Kunci : Radikalisme Islam dan Mahasiswa.

A. Latar BelakangKalimantan Selatan dengan ibukotanya

Banjarmasin adalah wilayah yang sangatterbuka, dan strategis sebagai jalur transitdan jalur perdagangan. Menjadi tempatpersinggahan banyak orang dari berbagaiwilayah dan segala kalangan. TerlebihKalimantan Selatan dikenal dengantambang emas hitamnya sehinggamembuat mobilitas pergerakan orang danbarang menjadi tinggi. Kedatangan orang ini

tentu saja sekaligus juga membawakebudayaan baru yang sangat mungkinberbeda dengan tradisi lokal yang sudahmenjadi bagian yang hidup di masyarakat.Situasi dan kondisi yang demikian ini sangatdimungkinkan menjadi peluang untuktumbuh dan berkembangnya paham-paham baru yang terindikasi radikal dalamgerakan Islam.

Pada sisi yang lain berbagai problemsosial seperti korupsi yang semakin akut,

Page 2: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

176 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

angka penganguran yang tinggi, banyaknyaanak yang putus sekolah, maraknyapernikahan usia muda dan kesenjangansosial yang begitu besar di masyarakat, jugasekaligus menjadi potensi yang perludiperhatikan untuk dicarikan solusinya olehpemerintah setempat.

Kampus seyogyanya menjadi pusattransformasi sosial bagi para mahasiswauntuk secara kritis menyikapi kondisitersebut dan kemudian melakukan aksi-aksinyata yang akan membawa perubahan yanglebih bermakna pada masyarakat. Bukansebaliknya menjadi wadah gerakan yangdampaknya membawa keresahan kepadamasyarakat.

Meningkatnya arus radikalisme Islamyang sudah masuk sampai dilingkunganpendidikan; dalam hal ini kampusseyogynya diwaspadai. Sebagai wadahbersama untuk pengembangan intelektualdan gerakan, maka iklim lingkungankampus harus diciptakan agar kondusif,aman, terbuka dan toleran bagi semuapenghuni kampus didalamnya. Kampusharus selalu marak dengan berbagaikegiatan yang menunjang hadirnya sebuahgagasan yang berorientasi pada terciptanyaiklim lingkungan kampus yang demikian.

Melalui kampus pula mahasiswa harusdimatangkan dengan berbagai gagasan danpolemik. Tidak ada satu pemikiran pun yangmendominasi, semua harus diberikan ruangyang sama untuk menyampaikan gagasan-gagasannya. Semua gagasan di kampusberhak untuk ditampilkan, dan tiap gagasantersebut bukan untuk dianut semata, tapiuntuk diketahui apa kontribusinya bagiperubahan. Kampus harus menjadi ruangbersama untuk merefleksikan ke-Indonesiaan dan kebangsaan. Ruang pikirdan ruang sadar pada setiap individu harusdisinergikan dalam melihat dan memaknaikepelbagian.

Berpijak pada pemikiran tersebut, makamenelisik lebih lanjut bagaimanapemahaman aktifis mahasiswa di tigaperguruan tinggi di Banjarmasin tentang

radikalisme Islam yang kerap kalidisandarkan dengan demokrasi dan bentuknegara, yang juga didalamnya mem-bincangkan demokrasi dalam beragama,berpolitik, berkebudayaan dan ber-pendidikan, maka penelitian ini menjadipenting untuk dilakukan.

Mengingat mereka mempunyai posisiyang strategis terhadap mahasiswa lainnyadengan keberadaan mereka sebagaipengurus organisasi. Dan mereka adalahcalon-calon agen perubahan yang nantinyakedepan akan mengisi negara ini. Kalaupotensi ancaman itu diabaikan, makadikhawatirkan ketahanan negara pun akanrapuh dan runtuh. Seiring dengantergerusnya pemikiran kebangsaan dikalangan anak muda yang tergantikandengan pemikiran radikalisme Islam yangberwajah jauh dari keterbukaan dan toleran.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas,

masalah penelitian yang akan dikaji dalampenelitian ini dirumuskan sebagai berikut:1. Bagaimana radikalisme Islam di

kalangan aktivis mahasiswa pada tigaPerguruan Tinggi Negeri (PTN) diBanjarmasin?

2. Bagaimana peran institusi dalampencegahan radikalisme Islam dikalangan aktivis mahasiswa pada tigaPerguruan Tinggi Negeri (PTN) diBanjarmasin?

C. Tujuan PenelitianSelaras dengan rumusan masalah

penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan:a. Mengetahui pandangan tentang

radikalisme Islam yang berkembang dikalangan aktivis mahasiswa di tiga PTNdi Banjarmasin.

b. Mengetahui peran yang dilakukan olehpara pengambil kebijakan (IAIN, Unlamdan Poliban) dalam mencegahradikalisme Islam dikalangan mahasiswadi tiga PTN di Banjarmasin.

Page 3: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

177Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

D. Metodologi PenelitianPenelitian ini bersifat deskriptif dengan

menggunakan metode kualitatif. Lokasipenelitian adalah pada tiga perguruan tingginegeri yang ada di Banjarmasin yaitu IAINAntasari, Universitas Lambung Mangkuratdan Politeknik Banjarmasin, dengan jumlahinforman sebanyak 18 orang dari kalanganaktivis mahasiswa yang aktif dalamkepengurusan organisasi intra kampus. Dan8 orang dari kalangan pimpinan perguruantinggi negeri.

Sumber data selain didapat dari hasilwawancara dengan para keyinforman, daninforman juga dilakukan dengan melakukanobservasi langsung ke lokasi penelitian,telaah sumber dan dokumenter. Yaknimengumpulkan berbagai sumber tertulisbaik berupa buku ataupun naskah lainnyayang dapat dijadikan basis argumen untukmemperkaya analisis data yang disajikan.

Pengumpulan data dilakukan melaluiobservasi, wawancara dan telaah sumberserta dokumenter. Selanjutnya teknikanalisis data yang digunakan adalahdeskriptif kualitatif.

E. Pemikiran Radikalisme Agama diKalangan Mahasiswa

1. Pemikiran Radikalisme AgamaAktivis Mahasiswa IAIN Antasari

a. Problem Utama Umat saat iniPandangan mahasiswa aktivis

kampus IAIN Antasari tentang problemumat Islam yang dihadapi saat inimenurut Ketua DEMA IAIN Antasari, -Nor Azmi - justru berasal dari dalam Is-lam sendiri yaitu kurang terbukanya kitakepada sesama umat Islam sendiri,sehingga tantangan dan ancaman justruberasal dari diri sendiri. Konflik internumat beragama, masih rendahnyaukhuwah Islamiyah dan salingmenyalahkan antar golongan, mazhabdan organisasi-organisasi keagamaanadalah di antara problem internal umatIslam. Ancaman-ancaman tersebutmenurutnya dalam bentuk hilangnya

pemahaman dasar, seperti tauhid dankurangnya mencintai budaya sendiri.

Selain itu menurut Hanafi, ketuaDEMA Fakultas Ushuluddin danHumaniora, pemikiran yang terlampaubebas, bahkan liberal di kalangan remajamerupakan problem umat Islam saat ini.Sedangkan cara menanganinya adalahdengan memberikan tandinganpemikiran khas Islam, lanjut Hanafi.Ancaman tersebut dapat terlihat padaaspek kepribadian yang kini mulaiindividualis.

Menurut Saidul Bahri, problemutama umat Islam saat ini adalahberkurangnya semangat Islam dalammenjalani kehidupan, ancaman terbesardatang dari proses globalisasi yang tidakdiiringi oleh pendewasaan beragamakita. Wujud ancaman menurutnyaterlihat pada tayangan-tayangan televisi,model berpakaian, gaya hidup dansebagainya, yang pada akhirnyamenjurus pada kehidupan sosial yanglebih negatif.

Said Maulana, ketua DEMAFakultas Syariah dan Ekonomi Islammengemukakan bahwa masalah utamaumat Islam saat ini adalah banyaknyayang saling menjustifikasi terhadapsesama, dan problem terbesar justrudatang dari diri kita sendiri. Bentuk dariproblem tersebut berupa adanyaperbedaan yang tidak kunjung usaiuntuk dipersatukan.

Ahmad Habibi, ketua DEMAFakultas Tarbiyah dan Keguruanberpendapat bahwa problem umat Is-lam saat ini adalah kurangnya kitaberkompetisi dengan umat lain dalambidang ilmu dan teknologi, dan jugaancaman dari Yahudi dan Nasrani.Wujudnya seperti tergantinya pola pikiranak bangsa saat ini.

Sedangkan menurut Anas Maladi,Ketua LDK Amal IAIN Antasari bahwaproblem umat Islam saat ini adalahpergulatan ekonomi dan politik, aqidah,

Page 4: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

178 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

pemerintah dan ancaman terbesardatang dari Barat dan Yahudi. Ancamantersebut melalui televisi dan bendaelektonik komunikasi lainnya

Dari data di atas dapat ditarikkesimpulan, para mahasiswa aktiviskampus IAIN Antasari berpandanganbahwa problem terbesar yang dihadapiumat Islam saat ini ada yang berasal daridalam dan dari luar itu sendiri. Problemyang berasal dari dalam adalah konflikinternal umat Islam itu sendiri, masihrendahnya ukhuwah Islamiyah, rendah-nya daya saing dan kualitas umat Islam,saling menjustifikasi dan mengklaimbahwa diri dan golongannyalah yangpaling benar, saling menyalahkan antargolongan, mazhab dan organisasikeagamaan. Sedangkan problem yangberasal dari luar adalah derasnya arusglobalisasi yang tidak diimbangi dengankematangan beragama dan kedewasaansikap mental umat Islam itu sendiri, danancaman yang datang dari barat, baikyang bersifat ekonomi, politik, sosial danbudaya, termasuk serangan pemikiran,akidah dari Yahudi dan Nasrani.

b. Pandangan tentang “Sang liyan”Pandangan mahasiswa aktivis

kampus IAIN Antasari tentang “sangliyan”, menurut Azmi, kita sangatbertoleransi dengan mereka yangberagama di luar Islam, selagi segi ibadahkita tidak terganggu. Sebenarnya yangmembuat kita terganggu selama inikarena merasa mereka akan meng-hancurkan umat Islam, sehingga kitatidak toleran dengan mereka. Adapunyang menjadi dasar teologis dalamtoleransi adalah Piagam Madinah yangdibuat oleh Rasulullah. Azmi mengakumendapatkan pengetahuan tentangsituasi kekinian dan “sang liyan” melaluiberbagai pertemuan dan bukukeagamaan.

Pendapat Hanafi tentang “sangliyan”, kalau saya bertetangga denganmereka yang nonmuslim, maka saya

sangat toleran. Sebab mereka adalahrahmat yang selubung. Hal yangmenjadi dasar pemikirannya adalahAlquran surah al-Kafirun dan kehidupanNabi Saw. Contohnya ketika beliauberdagang. Hanafi mengakui bahwapengetahuan tentang situasi kekiniandan “sang liyan” adalah melalui forumdiskusi dan lontaran wacana yang selaluditerima dan lontarkan.

Pandangan terhadap “sang liyan”,Saidul Bahri berpendapat, sangatbertoleransi asalkan ada batasannya.Dasar teologis yang melandasinya adalahAlquran surah al-Baqarah dan surah al-Kafirun. Ia mendapatkan informasitentang “sang liyan” dari media socsial,buku-buku terbaru, di forum-forumdiskusi LK3 (Lembaga Kajian Keislamandan Kemasyarakatan) bersama aktifisFKUB (Forum Komunikasi UmatBeragama).

Senada dengan Hanafi, SaidMaulana Ahmad juga toleran ketikabertetangga dengan orang non muslim.Ia berpendapat tidak masalah ketikamenjadi memimpin kita orang muslimatau tidak, sebab yang menjadi tolakukurnya adalah pantas tidak pantas.Landasan teologis yang mendasarinyaadalah Alquran dan Hadis.

Pandangan Ahmad Habibi terhadap“sang liyan”, adalah bertoleransi selagihal itu memang bisa dilakukan. Doktrinteologis yang mendasinya adalah surahal-Baqarah. Informasi tentang “sangliyan”, ia dapatkan melalui dosen daninternet.

Anas Maladi berpandangan tentang“sang liyan: biasa saja, bahkan sangatbertoleransi asalkan tidak menyangkutaqidah. Dasar pijakan melandasinyapertama adalah Alquran dan pola asuhorang tua. Ia mendapatkan informasitentang sang liyan melalui mediainformasi.

Dari data di atas dapat ditarikkesimpulan, para mahasiswa aktivis

Page 5: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

179Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

kampus IAIN Antasari berpandanganbahwa mereka toleransi terhadap sangliyan, yaitu pemeluk agama lain ataunonmuslim, kecuali dalam bidangakidah, ibadah dan mereka nonmuslimtersebut tidak mengganggu ataumenghancurkan umat Islam. Sikaptoleransi terhadap sang liyan ini menurutmereka didasarkan kepada Alquran(surah al-Baqarah dan al-Kafirun), Hadis,perilaku yang dicontohkan RasulullahSaw. ketika beliau masih hidup,terutama ketika berada di Madinah danmeletakkan dasar-dasar toleransitersebut dengan membuat PiagamMadinah. Sumber lain adalah darikuliah-kuliah para dosen yangmemberikan pandangan moderat dandari internet. Selain sumber teologis diatas, pendidikan toleransi juga merekadidapatkan dari diskusi-diskusi padaLK3 (Lembaga Kajian Keislaman danKemasyarakatan) sebuah LSM yangbergerak dalam bidang kerukunan, danFKUB (Forum Kerukunan UmatBeragama) Provinsi Kalimantan Selatan,serta diskusi-diskusi dan forum lainnya.Sumber lainnya juga didapatkan daribuku-buku keagamaan, media sosialdan media massa.

c. Pandangan tentang THM, dan lain-lainPandangan terhadap Tempat

Hiburan Malam (THM) dan Prostitusi,NorAzmimengungkapkan bahwa kitaharus berkoordinasi dengan pemerintah,meski sebenarnya pemerintah daerahtidak siap dengan peluang usaha buatmereka yang ada di THM itu sendiri.Mengenai aksi sweeping, ia setuju sajaasalkan tidak menghancurkan fasilitasumum. Ia pun tidak setuju dengankekerasan, sebab berdampak pada fisikdan mental. Ia mengatakan bahwa kitahidup bukan di zaman pemaksaan lagi.Informasi yang menjadi dasarrujukannya dalam masalah ini adalahmelalui berbagai forum diskusi dan lainsebagainya.

Berbeda dengan Azmi, Hanafimempunyai pendapat lain yangmengatakan bahwa THM mesti ditutup,mau tidak mau. Akan tetapi kita jugaperlu bantuan pemerintah, meskipemerintah sangat enggan menutupnya.Barang kali karena pemasukan daerahyang sangat tinggi (pajak) untuk daerah.Mengenai aksi sweeping, ia setuju saja.Terhadap kekerasan, dia tidak setuju,karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.Sumber informasi yang menjadi dasarrujukan dalam masalah ini adalahAlqur’an.

Pandangan Saidul Bahri tentangTempat Hiburan Malam, menurutnyamemang perlu ditutup, akan tetapi lebihbijak lagi jika kita bisa memberikanlapangan pekerjaan bagi mereka yangada di sana. Sebab, kalau ditutup tentubanyak yang akan bermasalah.Mengenai sweeping yang dilakukan diTHM, ia setuju saja. Akan tetapi ia tidaksetuju kalau sweeping dilakukan kalau ditempat ibadah agama lain. Tentangkekerasan, ia mengatakan bahwakekerasan sebagian dari nafsu belaka.Sumber informasi yang menjadikandasar sikapnya adalah UUD 1945.

Aktivis dari Fakultas Syariah danEkonomi Islam, Said Maulanaberpandangan tentang THM dan tempatprostitusi serta aliran sempalan. Jika adamahasiswa yang mengikuti jejak sepertiitu adalah mereka yang tidak memaknaiarti predikat mahasiswa yang disandang-nya. Sedang mengenai aksi sweeping, diasetuju saja, sesuai dengan siapa yangharus mengerjakannya. Mengenaikekerasan, ia tidak setuju, sebab, kitabukan zaman nabi lagi, Islam itufleksibel. Sumber informasi yang men-jadikan dasar sikapnya adalah buku-buku pemikiran Islam pembaharu.

Pandangan Ahmad Habibi tentangTempat Hiburan Malam menurutnyabukan apa yang bisa kita lalukan tetapisiapa mesti melakukan. Dia setuju saja

Page 6: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

180 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

dengan aksi sweeping, asal adapemberitahuan sebelumnya. Sedangkandengan aksi kekerasan, dia tidak karenamenurutnya pola kehidupan umat Islamyang damailah yang membuat kita tidaksetuju dengan kekerasan.

Aktivis LDK Amal, Anas Maladiberpendapat bahwa THM merupakantindakan manusia yang sangatmengharapkan azab Allah, jadi ia setujudengan diadakannya aksi sweepingterhadap THM. Namun, tidak setujudengan sweeping di gereja. Terhadapkekerasan pun ia tak sepakat, sebabmenurutnya Islam dapat disampaikandengan lemah lembut.

Dari data di atas dapat ditarikkesimpulan, para mahasiswa aktiviskampus IAIN Antasari berpandanganbahwa Tempat Hiburan Malam,lokalisasi dan tempat prostitusi, semuamereka setuju untuk ditutup, namunpemerintah juga turut memikirkan danmemberikan solusi pekerjaan kepadamereka. Walaupun demikian ada jugamahasiswa yang meragukan keseriusanpemerintah mengingat pemasukandaerah melalui pajak yang mereka bayarsebagai pendapatan daerah. Mengenaisweeping, semua aktivis mahasiswasetuju dilakukan sweeping terhadapTHM dan tempat prostitusi. Sebagianmensyaratkan sweeping dilakukan olehpihak yang berwenang dan tidak bolehdilakukan pada tempat ibadah sepertigereja. Selain itu sweeping juga tidakboleh dilakukan dengan merusakfasilitas umum. Mengenai kekerasan,semuanya tidak setuju, dengan berbagaialasan. Di antaranya, kekerasan tidaksesuai dengan ajaran Islam, membawakerusakan fisik dan mental, kekerasantidak sesuai dengan zaman, Islam itufleksibel, sehingga ajaran Islam lebihbaik disampaikan dengan cara lemahlembut.

d. Absolutisme Kebenaran AgamaPandangan mahasiswa aktivis

kampus IAIN Antasari tentangabsolutisme kebenaran agama yangmenyatakan bahwa ajaran Islam itusempurna, kebenarannya bersifatmutlak dan mencakup seluruh aspekkehidupan meliputi: ekonomi, politik,sosial dan budaya.

Menurut NorAzmi, ia setuju bahwaIslam itu agama yang benar, lengkap dansempurna, karena Islam adalah agamarahmatan lil ‘alamin, yaitu membawarahmat bagi sekalian alam. Kitamempercayai wahyu namun jugamenggunakan akal sebagi pembenaranwahyu tersebut. Pandangannyaterhadap Pancasila, ia menyakini bahwasebenarnya itu adalah hasil dari parapendiri bangsa kita, sebab tanpaPancasila tidak akan ada BhinekaTunggal Eka. Pendapatnya tentangjihad, ia mengartikan bahwa jihad adalahbersungguh-sungguh. Oleh sebab itu,cara mengaplikasikannya pun bisadengan menuntut ilmu. Sumberinformasi dan pengetahuan tentangkebenaran dan absolutisme agama,termasuk tentang jihad dan Pancasila,didapatnya dari forum diskusi danbuku-buku yang dibaca.

Aktivis kampus lainnya, Hanafisependapat bahwa Islam yangmenyangkut seluruh aspek kehidupansaya sangat setuju. Kebenarannyabersifat absolut. Tentang Pancasilasebagai dasar negara ia berpendapat,bahwa Pancasila adalah jawaban terbaikuntuk Indonesia. Menurutnya jihadadalah usaha yang ikhlas membelaagama Allah. Ia mengemukakan tentangpendapat Ibnu Katsir dalam tafsirnyamenjelaskan bahwa belajar juga jihad.Sumber informasi dan pengetahuantentang kebenaran dan absolutismeagama didapatkan dari buku-bukupembaharuan karangan Harun Nasutiondan Imam Ghazali.

Page 7: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

181Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

Pandangan yang sama dikemuka-kan oleh aktivis lain yaitu SaidulBahri,ia sangat setuju bahwa islam menckupseluruh aspek kehidupan. Kebenaran-nya bersifat absolut. Pendapatnyatentang Pancasila bukan hanya sekedarharapan, tetapi sebuah hasil pemikiranjernih para mujahidin dan pahlawankita. Tenang Jihad, ia memberi maknaperjuangan yang ikhlas dalammenjunjung agama Allah. Tentunyadengan cara yang benar juga. Sumberinformasi dan pengetahuan tentangkebenaran dan absolutisme agama, iadapatkan dari buku-buku dan forumkajian keislaman.

Said Maulana Ahmad, ia setujudengan Islam sebagai rahmatan lilalamin.Kebenarannya bersifat absolut. Iamengatakan, memang absolut tetapi jugamembuka peluang untuk ditafsirkan.Tentang Pancasila ia berpendapat,Pancasila sebagai dasar negara sayasetuju, mengenai pelaksanannya saja lagiyang perlu diperhatikan. Said Maulanamengartikan Jihad adalah berperang dijalan Allah. Adapun pelaksaanaannya dizaman kita sekarang adalah dengan amalma’ruf nahi munkar. Sumber informasidan pengetahuan tentang kebenaran danabsolutisme agama, didapatkan daribuku-buku pemikiran Islampembaharu.

Ketua DEMA Fakultas Tarbiyah danKeguruan, Ahmad Habibi juga setujudengan pandangan bahwa Islam yangmenyeluruh. Kebenarannya bersifatabsolut dan dapat dibuktikan, misalnyaceramah Ustaz Yusuf Mansyur. Tentangdasar negara, ia setuju dengan Pancasilasebagai dasar negara. Tentang Jihad, iamengartikannya sebagai pengabdianyang ikhlas untuk agama, jadi bisadengan menuntut ilmu atau bisa jugadengan mencintai keluarga. Sumberinformasi dan pengetahuan tentangkebenaran dan absolutisme agama adalahkehidupan Rasulullah.

Aktivis lain, Anas Maladisetujudengan pandangan bahwa Islammencakup seluruh aspek kehidupan.Kebenarannya bersifat absolut yangberasal dari Alquran dan Hadits.Pendapatnya tentang dasar negara,menurutnya Pancasila sekarang hanyamenjadi kambing hitam. Tentangmemaknai jihad, menurutnya adalahperjuangan membela agama Allah,caranya yang paling sederhana adalahdengan belajar yang baik dan dengancara yang baik. Sumber informasi danpengetahuan tentang kebenaran danabsolutisme agama, ia dapatkan daribuku-buku sejarah dan media informasiserta hasil diskusi.

Dari data di atas dapat ditarikkesimpulan, para mahasiswa aktiviskampus IAIN Antasari, semua merekaberpandangan setuju denganabsolutisme kebenaran agama dan ajaranIslam mencakup seluruh aspek ke-hidupan meliputi ideologi politik, sosialdan budaya, karena Islam merupakanrahmatan lil ‘alamin. MengenaiPancasila, mereka berbeda pendapat.Sebagian besar menganggap bahwaPancasila adalah dasar negara yangdibuat oleh para pendiri bangsa yangterbaik dan paling cocok untuk Indone-sia. Dan sebagian kecil beranggapanbahwa Pancasila hanyalah kambinghitam dari pemerintahan yang thaghutdan tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Mengenai pengertian jihad, merekamengartikan bahwa jihad adalahbersungguh-sungguh dan ikhlas dalammemperjuangkan agama Allah. Bentukdan aplikasinya bermacam-macam,amar ma’ruf nahi munkar, mencintaikeluarga, bekerja secara professional dankonteks mahasiswa adalah belajardengan bersungguh-sungguh.

e. Sistem PolitikPandangan Azmi tentang

demokrasi, menurutnya demokrasiyang kita laksanakan sekarang ini tidak

Page 8: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

182 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

sesuai dengan Islam, khususnya dibagian legislatif dan eksekutifnya. Diamengkatagorikan pemerintahan saat inibahwa, simbolnya adalah muslim,namun aplikasinya tidak mencerminkanmuslim. Pandangannya tentang NKRI,sebenarnya itu adalah kewajiban bagiseluruh unsur negara ini gunamenyatukannya. Sebab, NKRI adalahharga mati. Sedangkan khilafah me-nurutnya adalah bentuk pemerintahansetelah Nabi Muhammad wafat,sehingga tidak cocok buat negara kita.Pemahamannya tentang syariahdijelaskan bahwa syariah itu adalahaturan dalam menjalankan koridorkeagamaan, jadi kita perlu pendekatankultur terhadap masyarakat guna men-jadikan setiap perundang-undangan bisaditerima oleh banyak pihak. Tentangnegara Islam, menurutnya tidak harusdilaksanakan oleh Kalimantan Selatan.Sumber informasi yang menjadikandasar sikapnya adalah Konstitusi Negara.

Pandangan Hanafi tentangdemokrasi, menurutnya demokrasi diIndonesia saat ini sedang sakit. Olehkarenanya diperlukan dokter agama.Tentang syariah, ia mengemukakanbahwa pemerintahan kita saat ini sejalansaja dengan nilai Islam. Tentang NKRImenurutnya, NKRI adalah harga mati,sedang khilafah dia masih bingung,mereka mau menggunakan sistem yangmana. Pendapatnya tentang syariahartinya aturan yang ada dalam agama.Syariah boleh saja dibawa dalamkehidupan bernegara, tetapi dengan carapendidikan. Dan menurutnya.Kalimantan Selatan tidak harus menjadinegara Islam. Sumber informasi yangmenjadikan dasar pandanganya adalahforum diskusi dan buku-buku sejarah.

Pendapat yang sama dikemukakanoleh SaidulBahri, aktivis kampus dariFakultas Dakwah dan Komunikasi.Menurutnya, demokrasi merupakanpilihan terbaik buat sebuah negara yangberbeda-beda ini dan sesuai dengan

ajaran Islam. Sistem demokrasi saat inisudah benar, hanya saja orangnya yangbelum benar. Pandangannya tentangNKRI adalah sebuah kemutlakan,sedangkan khilafah perlu kita cermatibersama mengenai semangatnya. Me-nurutnya, syariah adalah aturan agamayang dewasa ini turut dimasukkandalam aturan pemerintahan daerah. Kitadapat merealisasikannya melaluipendidikan, perekonomian dankesenian. Tidak perlu menjadi negaraIslam, cukup dengan masyarakatnyaberasaskan Islam. Sumber informasiyang menjadikan dasar sikapnya adalahkebiasaan selama kuliah bertemandengan berbagai jenis agama bahkankepercayaan.

Pandangan Said Maulana Ahmadtentang demokrasi, menurutnyademokrasi kita sudah sesuai denganIslam.Pemerintahan kita saat inidemokratis. Untuk menjaga keutuhannegara, menurutnya kewajiban kitasemua menjaga NKRI ini dan khilafahbelum sesuai untuk saat ini. SaidMaulana berpendapat bahwa, syari’ahsebenarnya laksana air yang mengalir. Iafleksibel bisa menembus segala macamrintangan. Maka, Islam pun jugademikian. Menurutnya, hukumkesyari’ahan sah-sah saja. Tetapi perlumengkajinya dari berbagai aspek,misalnya secara piloshopis dan lainsebagainya. Pendapatnya tentang negaraIslam, ia mengemukakan mungkin sajakita menjadi pemerintahan istimewa,dengan kembali melaksanakan UU Sul-tan Adam.

Ahmad Habibi sependapat denganSaid Maulana bahwa demokrasi kitasesuai dengan ajaran Islam karenademokrasi berlandaskan musyawarah.Menurutnya, NKRI adalah pilihanterbaik untuk negara kita, namun, kalauKhilafah kurang pas rasanya. Syariahadalah sebuah keharusan bagi umat Is-lam, bisa diaplikasikan melaluipendidikan paling dasar. Menurutnya,

Page 9: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

183Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

Kalimantan Selatan tidak harus jadinegara Islam, sebab memperbaikipribadi adalah hal utama, barukemudian sistem akan mengikut.Sumber informasi yang menjadikandasar sikapnya adalah kehidupan parasabahat dan aulia Allah.

Hal yang bertolak belakang denganbeberapa pendapat di atas, yaitupendapat AnasMaladi, aktivis LDK AmalFakultas Tarbiyah dan Keguruan IAINAntasari. Menurutnya, demokrasiadalah sistem yang kufur. Pemerintahan-nya bagus, akan tetapi sistemnya yangkufur. Pendapatnya tentang NKRI, iamengemukakan bahwa NKRI adalahsistem yang bermasalah karena dibuatoleh orang Barat, sedang khilafah satu-satunya sistem yang pas. Pendapatnyatentang syariah, ia setuju denganberlakunya beberapa perda syariah,namun lebih bagus kalau secara totaljuga. Tentang negara Islam ia ber-pendapat, bahwa Indonesia harusmenjadi negara Islam, dengan caramewujudkannya dengan membangunperlahan kehidupan beragama dikalangan keluarga dan temansepergaulan. Sumber informasi yangmenjadikan dasar sikapnya adalah hasil-hasil kajian keislaman yang dia ikutiselama ini.

Dari data di atas dapat ditarikkesimpulan, para mahasiswa aktiviskampus IAIN Antasari mempunyai duapandangan tentang demokrasi. Sebagianbesar setuju dengan demokrasi danmenganggapnya pilihan terbaik untukIndonesia dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam terutama tentangmusyawarah. Sebagian kecil yang lainmenganggap bahwa demokrasi adalahsistem yang kufur tidak sesuai denganIslam, khususnya pada lembaga legislatifdan eksekutif.

Menyangkut NKRI, sebagian besarmahasiswa menganggap NKRI adalah“harga mati”. Dan kewajiban bagi

seluruh komponen bangsa untukmenjaga dan memeliharanya. Sedang-kan khilafah hanya berlaku pada masapemerintahan setelah Rasulullah wafat,dan tidak sesuai dengan bangsa Indone-sia sekarang ini. Bahkan ada yangmengaku bagaimana penerapannya.Sebagian kecil lainnya menganggapbahwa NKRI adalah sistem yangbermasalah, karena dibuat oleh orangBarat, sedangkan khilafah adalah satu-satunya sistem yang cocok dan pas.

Secara implisit semua mahasiswasetuju dan beranggapan bahwa syariahadalah aturan dalam menjalankanajaran-ajaran agama. Jika akan dijadikansebagai perundangan atau peraturandaerah maka perlu pendekatan kulturaldan pendidikan kepada masyarakat agarperda-perda syariah tersebut dapatditerima oleh banyak pihak. Bahkansebagian kecil menghendaki diberlaku-kan hukum syariah secara total.Mengenai sistem pemerintahan sekarangsebagian besar menganggap sudah sesuaidengan prinsip Islam, hanya sajapelaksanaan dan pelaksananya belumbenar. Sebagian kecil menganggapbahwa pemerintahan sekarang sudahbagus, tetapi sistemnya kufur.

Mengenai perlu tidaknyaKalimantan Selatan menjadi negara Is-lam, sebagian besar menganggap tidakperlu menjadi negara Islam, cukupdengan masyarakatnya menjalankanajaran-ajaran Islam secara baik danbenar. Ada juga yang lain berpendapatbahwa Kalimantan Selatan harusmenjadi negara Islam, dan kita dapatmewujudkannya dengan membangunperlahan kehidupan beragama dikalangan keluarga dan teman se-pergaulan. Pendapat lain, KalimantanSelatan mungkin bisa menjadi daerahistimewa atau otonomi khusus, dengandemikian dapat menjalankan syariat Is-lam seperti Undang-Undang SultanAdam pada masa Kerajaan Islam Banjar.

Page 10: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

184 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

f. Pandangan tentang Terorisme dan ISISPandangan Azmi tentang terorisme

dan ISIS, ia mengatakan bahwaterorisdan ISIS tidak sesuai dengan ajaran Is-lam. Menurutnya, terorisme dan ISIStidak sesuai dengan ajaran Islam.Terorisme dan ISIS membuat Islamsemakin terpuruk di mata umat lain.Azmisimpatik pada keberanian aktivisteroris, namun tidak simpatik padaaturan main mereka. Pandangannyatentang para teroris yang mati syahid,mungkin saja mereka mati syahid akantetapi kita do’akanlah agar mereka matisyahid. Sumber informasi yangmenjadikan dasar sikapnya adalahAlquran.

Menurut aktivis kampus lainnya,Hanafi mengemukakan bahwaterorisme dan ISIS tidak sesuai denganajaran Islam. Tindakan mereka tidakmemperbaiki posisi umat saat ini. Meski,kita memahami bahwa mereka rindudengan Islam yang kaffah. Maka, kitabisa melakukannya dengan menuntutilmu pengetahuan. Pandangannyatentang terorisme yang mati syahid, diatidak yakin mereka mati syahid sebabbelum menemukan referensi tersebut,tetapi semoga Allah menerima mereka.Sumber informasi yang menjadikandasar sikapnya adalah kajian-kajiankeagamaan yang dia ikuti.

Pandangan SaidulBahri tentangterorisme dan ISIS, ia mengatakanbahwa terorisme sesuai saja pada tataranibadahnya dan syariahnya, namunterkadang salah pada bagian mu’amalah.Menurutnya terorisme dan ISIS, tidaksama sekali memperbaiki kondisi umatsaat ini. Walaupun begitu, dia simpatikpada semangat dan ide-idenya, hanyaprihatin pada pemilihan cara dakwahnya.Menurutnya para teroris tidak matisyahid, tetapi belum tentu di mata AllahSWT. Sumber informasi yangmenjadikan dasar sikapnya adalahpemikiran para tokoh dan kajiankelompok keislaman.

Said Maulana Ahmad, ketua DEMAFakultas Syariah dan Ekonomi Islamberpendapat bahwa, teroris dan ISIStidak sesuai dengan Islam. Menurutnya,terorisme dan ISIS tidak mempebaikikondisi umat saat ini. Mengenai tokohteroris, dia hanya bisa berpendapatbahwa, biarkan orang mencintai agamamereka dan berpegang teguh dengansyariah. Menurutnya para teroris tidakmati syahid, mudah-mudahan Allahmenerima do’a mereka.

Senada dengan pendapat paraaktivis kampus lainnya, Ahmad Habibijuga mengatakan bahwa teroris dan ISISbertentangan dengan ajaran Islam.Terorisme dan ISIS tidak memperbaikikondisi umat Islam saat ini. Walaupundia simpatik pada semangat mereka.Menurutnya para teroris mati syahid.Sumber informasi yang menjadikandasar sikapnya adalah Alquran.

Anas Maladi juga berpendapatbahwa terorisme dan ISIS tidak sesuaidengan ajaran Islam. Menurutnya,keduanya tidak membantu perbaikanumat Islam di dunia saat ini. Terhadapperjuangan terorisme, dia simpatik padasemangatnya untuk mendirikan ajaranIslam sebagai sistem pemerintahan,hanya tidak suka pada caranya.Menurutnya, para teroris tidak matisyahid, sebab hal itu yang tidak sesuaikaidah keagamaan. Sumber informasiyang menjadikan dasar sikapnya adalahkajian keagamaan.

Dari data di atas dapat ditarikkesimpulan, semua aktivis kampustidak setuju dengan terorisme dan ISIS,karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.Namun ada juga yang memberikancatatan bahwa dua kelompok inisebenarnya sesuai pada tataran ibadahdan syariahnya, tetapi terkadang salahpada bagian muamalah. Para aktivis jugaberanggapan bahwa mereka membuatIslam semakin terpuruk di mata umatlain, dan keberadaannya tidakmemperbaiki posisi umat saat ini. Di lain

Page 11: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

185Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

pihak, ada juga yang beranggapanbahwa kedua kelompok ini rindu padaIslam yang kaffah. Dengan demikiansebenarnya para aktivis mahasiswa,menyatakan simpatik pada keberanian,semangat dan ide-idenya menegakkanajaran Islam sebagai sebuah sistempemerintahan (negara). Hanya merekatidak setuju dengan cara-cara yangmereka lakukan. Ketika ditanyakanapakah teroris dan pejuang ISIS matisyahid, jawaban cukup beragam. Adayang menjawab, mungkin saja merekamati syahid dan kita doakan saja agarmereka syahid. Ada pula yang menjawabdengan tegas, bahwa mereka matisyahid. Tetapi sebagian besar merekaberpendapat bahwa kedua kelompok initidak mati syahid, sebab tidak adareferensi yang menyatakan merekasyahid dan tindakan mereka tidak sesuaidengan kaidah-kaidah agama.

2. Pemikiran Radikalisme AktifisMahasiswa Unlam Banjarmasin

a. Situasi Kekinian dan “Sang Liyan”Informan berpandangan bahwa

problem utama umat saat ini bukandikarenakan pengaruh barat atau karenaada orang-orang yang berbedakeyakinan. Tetapi musuh Islam adalahdalam diri umat Islam sendiri. Iamencontohkan bahwa Banjarmasinsekarang mengalami pergeseran dalamorientasi keagamaan. Sebagai wargapendatang asal dari Bekasi (ayah Jawadan Ibu banjar) dan tinggal lama diJakarta, informan dapat membayangkanbagaimana suasana yang sangat jauhberbeda dia dapatkan ketika tinggal diJakarta. Suasana religius yang kentalsangatlah dia rasakan ketika pertama kalidatang ke Banjarmasin dan sekarangyang dia rasakan jauh berkurang.Sebagaimana yang dia tuturkanberikut,”Ketika awal-awal ulun diBanjarmasin pada tahun 2012 masihsering terdengar adzan di mana-mana danbahkan pengajian/ceramah agama baik di

masjid maupun di mushalla masih rameterdengar. Kondisi yang demikian tidaksaya dapatkan ketika di Jakarta. Sekarangsuasana tersebut memang masih terasatetapi agak berkurang. Masyarakatsekarang sudah semakin sibuk dan asyikdengan kegiatan masing-masing. Suasanaindividunya sangat terasa. Banjarmasinseperti kota Jakarta sekarang, sangat ramesekali.”

Problem lain yang dia sampaikanadalah terjadinya pergeseran moralkhususnya di kalangan anak-anakmudanya. Suasananya sudah sepertiJakarta sekarang. Pergaulan bebas,narkoba dan berbagai kenakalan lainnyaterjadi di sini, dan “Ini barusan saya barudapat info bahwa ada salah satumahasiswa yang bunuh diri, belum jelasapa masalahnya, tuturnya.” Kondisi yangdemikian tidak pernah terjadisebelumnya, sekarang mahasiswamudah sekali putus asa dan melakukantindakan di luar akal sehat. Tayangan diberbagai media mengenai tindakankekerasan yang terjadi di luar sana jugamemicu bagi yang lain untuk kemudianmencoba melakukan hal yang sama,sebagai penyelesaian atas persoalan yangterjadi. Tidak bisa dipungkiri bahwa arusglobalisasi yang ditandai dengan eramultimedia membuat masyarakat yangada menjadi tergilas. Sehingga dalamkonteks ini menurut Fathan anak mudamudah sekali frustasi.

Dengan demikian menurut aktifismahasiswa dari Fakultas Hukum ini,Barat bukan ancaman. Terlalu cerobohkita menyalahkan Barat. Berbagaipersoalan yang terjadi di negara TimurTengah kerap kali dianggap sebagaiintervensi Barat dengan dunia Islam.Padahal yang saya ketahui persoalan disana lebih pada perebutan sumber dayaalam. Jadi kepentingan politik ekonomiyang lebih dominan, sementara kita disini menariknya ke wilayah agama. Olehkarena itu setiap persoalan yang munculdi media mesti dipelajari lebih lanjut.

Page 12: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

186 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

Wujud ancamannya langsungkepada individu dan juga keluarga sertamasyarakat secara keseluruhan. Baratmenjadi kambing hitam karenaketidakmampuan umat Islam sendiriuntuk menghadapi arus globalisasi yangmasuk dengan pesat.

Kemudian berkenaan denganancaman yang kongkret dihadapi umatteruatama konteks Banjarmasin adalahkeberadaan THM atau tempat hiburanmalam. THM banyak dikunjungi anak-anak muda usia sekolah baik pelajarmaupun mahasiswa. Seyogyanyapemerintah daerah melakukanpengetatan dalam pemberlakuan izin‘operasi’, sehingga yang masuk kesanabenar-benar orang yang membutuhkanhiburan bukan anak-anak remaja yangjustru menjadi korbannya. Selama inisudah ada kebijakan untuk setiapmalam jum’at dan hari-hari keagamaanseperti bulan Ramadhan, maka THMditutup. Menurut saya itu belum cukup,perlu aturan yang tegas pemberlakuanjam operasi, misanya hanya 2 jam dankemudian juga tidak membolehkananak-anak di bawah umur untuk masukke sana.

Senada dengan apa yang dikatakaninforman A, informan lainnya jugamengatakan demikian. Persoalan THMini mesti disikapi dengan bijak olehpemerintah daerah. Kita tidak menutupmata bahwa PAD Banjarmasin sangattergantung dengan keberadan THM-THM ini. Sektor jasa adalah andalan PADpemerintah di daerah ini. Walaupundemikian peraturan yang dibuat tidaksemata menguntungkan pihak pemilikTHM tetapi juga penting untuk melihatbagaimana dampak keberadaan THMtersebut terhadap masyarakatkhususnya generasi muda. Bagaimanaperaturan dearah tersebut benar-benarmenjamin kehadiran orang-orang yangtepat, bukan sebaliknya. Kalau hari iniyang kita lihat semua masuk, anak-anakSMA bahkan SMP. Padahal di sana

berbagai transaksi terjadi. Saya melihatproblemnya adalah kurangnyapengawasan dari dinas terkait. Dan tidakjelasnya sanksi yang diberikan kepadapemilik THM yang melanggar aturantersebut.

Ketika kita ingin menyampaikanpikiran-pikiran kita tidak ditanggapidengan serius. Akhirnya ketika pe-merintah abai akan hal itu, masyarakatmuak dengan situasi yang demikian,maka jangan salahkan masyarakat ketikabertindak dengan anarkhis. Kalau sayasebenarnya tidak setuju menggunakankekerasan, selain karena kita dilarangdalam agama untuk melakukan tin-dakan kekerasan juga termasukperbuatan kriminal karena melanggarketentuan hukum yang berlaku.

Sebenarnya banyak cara yang bisadigunakan untuk mengatasi yangdemikian, tanpa harus mengorbankanorang lain yang belum tentu bersalah.Jadi kalau usul saya selain dengan tetapmenghormat hari-hari keagamaandengan libur pada malam-malam yangditentukan juga, pembatasan jamoperasi. Dibuat tengah malam sekalian,misalnya jam 2-3.

Kemudian problem lainnya adalahsaat ini kondisi ekonomi masyarakatkecil semakin tersisih karena kehadiranritel waralaba, seperti Alfamart danlainnya. Sementara para pedagang kecilini mayoritas adalah umat Islam. Jadikondisi ekonomi ini yang penting untukdibenahi terlebih dahulu. Pemerintahharus memberikan pengaturan dankalau perlu melarang izin ritel tersebutuntuk beroperasi di sini. Karenakehadiran riset tersebut meresahkanmasyarakat kecil. Karena sekarang orangmulai beralih membeli barang di sana.Pada satu sisi ini juga sindiran kepadapemerintah bagaimana untuk menatapasar tradisional agar menjadi lebihbaik.

Page 13: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

187Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

Kemudian berkenaan dengan sangliyan, kedua informan mengatakantidak ada persoalan. Menurut merekakalau itu dijadikan persoalan berarti adamasalah dengan yang bersangkutan.Buat kita berdua hal tersebut sudahselesai. Perbedaan itu sendiri adalahrahmat. Fathan yang lahir dari keluargadengan basic organisasi GMNI tidakmenjadikan orang lain yang berbedatidak hanya dalam keyakinan, tetapisuku, adat, bahasa dan lainnya sebagaisesuatu yang ‘lain’. Dalam keluarganyasudah diajarkan bagaimana harusmenghormati dan menghargai orangyang berbeda dengan dirinya dan yanglebih penting adalah bagaimanamengelola perbedaan tersebut ditengahkemajemukan bangsa. Jadi tidak adaproblem yang dirasakan, bahkan diamenuturkan dalam organisasikemahasiswaan yang dia ikuti tidakhanya berbeda suku, tetapi juga agama.Ada beberapa temannya yang Kristendan Budha dan sampai hari ini merekatetap bisa bekerjasasama dengan baik.

Buat informan A yang palingpenting adalah menghormati keyakinanmereka. Demikian pula yang dituturkanoleh informan lainnya bahwa perbedaanitu tidak menjadi masalah buat dia. Iamenuturkan lahir di daerah yangheterogen (Tanah Bumbu), di manaselain suku Bugis juga terdapat Banjardan Jawa. Tetapi semuanya bisa hidupberdampingan dengan baik. Dan jugapernah bekerja bersama dengan orangnon muslim, semuanya berjalan denganbaik saja. Juga dia katakan ketika acaranatal turut mengucapkan selamat danmerayakan bersama.

Kondisi ini juga sangat dipengaruhidengan pernah diundangnya dia padasalah satu kegiatan yang diselenggarakanFKUB, yakni perkemahan lintas iman.Kegiatan tersebut selain mendapatkanmateri tentang keberbedaan dan caramengelolanya juga mereka diajak untuk

berkunjung ke tempat-tempat ibadah,sehinga sangat dirasakan memperkayapemahaman dia untuk melihatperbedaan dengan yang lain, teutamadari sisi agama. Di samping itu kegiatanlain yang turut memperkayawawasannya adalah karena baru sajamengikuti pelatihan wawasankebangsaan yang dilaksanakan olehLemhanas.

2. Absolutisme Kebenaran AgamaBeberapa informan menyakini

bahwa kebenaran agama bersifatabsolut, namun ketika diaplikasikandalam konteks bernegara, maka agamatidak mesti diterjemahkan dalam bentuksebagaimana adanya atau diformalkandalam bentuk syariat Islam. Sebagianinforman menyatakan bahwa kebenaranagama bersifat absolut dan hal itu jugaharus mengejewantah dalam penerapanbernegara.

Sistem khilafah dan syariat Islammenjadi pilihan yang terbaik dalammengatur sistem bernegara. Karenadianggap lebih sesuai dengan apa yangmenjadi tujuan syariat Islam.Olehkarena itu kebenaran yang hakiki justrudipahami secara ideologis oleh sebagaianinforman dalam mendudukan agama diwilayah politik.

Kemudian terkait dengan Pancasilakedua informan mengatakan NKRIsudah harga mati dan itu sudah final.Kalau ada yang ingin mengganti dasarnegara Pancasila dengan dasar yang lain,maka berarti dia belum memahamisejarah dan proses lahirnya bangsa ini.Fathan yang lahir dari keluarga GMNImendapatkan pemahaman dasar inijustru dari keluarganya. Pancasila sudahmengakomodir semua kepentingananak bangsa yang ada di wilayahIndonsia. Kandungan Pancasila sudahsangat bagus sekali dan tidak bisatergantikan dengan dasar yanglain.Fathan tidak bisa membayangkanseandainya Pancasila yang menjadi dasar

Page 14: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

188 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

negara digantikan dengan dasar yanglain. Dia membayangkan akan sangatsusah sekali, akan terjadi perpecahansesama anak bangsa.

Kemudian dalam memaknai jihad,informan menyampaikan bahwa jihaditu sangat luas maknanya. Jihad tidakmesti harus didefinisikan denganberperang, akan tetapi segala sesuatuyang dilakukan untuk kebaikan sudahtermasuk bagian dari jihad. Belajarpunadalah bagian dari jihad, demikianungkapnya sebagaimana yang diadengar dari dosen agamanya.

Jihad punya banyak makna. Jihadartinya bersungguh-sungguh….Jihad…bekerja untuk umat.

Kita menyakini bahwa janji Tuhanitu pasti benar. Ideologi agama danbangsa jangan dicampuradukkan.Dalam konteks berbangsa danbernegara, maka harus dipilah.Kesadaran bangsa Indonsia sudah sangatkuat, oleh akrena itu saya tidak yakinIndoensia akan menjadi negara Islam.Bangsa kita masih sadar bahwademokrasi adalah pilihan yang terbaikbagi bangsa ini.

3. Sistem PolitikMenurut penuturan sebagian

informan, sistem demokrasi sudah tepatmenjadi sistem dasar negara ini. Dengankarakter bangsa Indonesia, maka pilihansistem ini dianggap paling cocok. Olehkarena itu tidak perlu menggantidengan sistem lain, cukup membumi-kan sistem yang ada saja. Dikhawatirkanperubahan sistem akan melenceng daritujuan berdirinya bangsa ini. Foundingfather sedari awal sudah merumuskantujuan bernegara ini danmerumuskannya bersama para tokohlain. Perdebatan mereka sangat panjang.

Sistem demokrasi kita sudah benar,namun sekian persen diisi oleh orang-orang yang tidak baik. Kalau diisidengan orang yang baik, makahasilnyapun akan baik. Roh demokrasi

harus dipahami untuk meningkatkankesejahteraan. Inilah yang menjaditantangan kedepan dan justru untukmemperbaiki kondisi inilah sayakedepan ingin terjun ke politik.Demokrasi di Indonesia bersifatlangsung.Khilafah tidak cocok untukIndonesia. Kita akan menghadapibanyak kesulitan dan kerumitannantinya. Sistem khilafah hanya satukomando. Siapa nanti yang akanditunjuk menjadi khilafahnya, harusorang atau figur yang kuat. Karena akanmengakomodir banyak orang danbanyak kepentingan. Tentunya me-merlukan pimpinan yang kuat.Penghapusan 7 kata pada piagam Jakartatelah direvisi. Ada perdebatan panjangsebelumnya, sehingga kalau maumerubah Pancasila akan berhadapandengan banyak pihak. Setelahpenghapusan 7 kata itu perdebatantentang pancasila ini sudah selesai.

Konsep syariah sudah banyakdiakomodasi dalam beberapa lembaga,misalnya dibidang ekonomi adaperbankan syariah. Ini juga menarik,karena kita juga harus mem-pertimbangkan lokalitas. Banjar terkenaldengan muslimnya dan disebut sebagaikota religius. Oleh karena itu nilai-nilaiagama harus menjadi pertimbanganjuga dalam pembuatan kebijakan. Olehkarena itu saya setuju saja kalaukebijakan yang dibuat pemerintahdaerah bernuansa agama. Sehingga cirikhas lokalitasnya (kearifan lokalnya)kelihatan.

Pemerintah saat ini sudah baik,namun masih perlu perbaikan dalamsistemnya. Pemerintahan yang ada jugabersikap baik mengakomodasi berbagaikepentingan. Sampai saat ini hampirtidak ada terdengar persoalan dalamkontekshubungan antar iman. Dalamhal ini pemerintah sudah mengeloladengan baik.

Tidak mesti, yang sangat pentingadalah bagaimana meningkatkan

Page 15: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

189Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

kesejahteraan masyarakat-nya. Kalaudijadikan negara Islam, makakarakternya harus Islam Indonesia.Tidak bisa meadopsi secara keseluruhansistem Islam yang lain. Kita melihatnyaadanya usulan yang demikian karenakepentingan politik.

4. Terorisme dan ISISInforman berpandangan bahwa

terorisme adalah ancaman bagi negaraini.Mereka melihat munculnya teorismeini adalah untuk memecah belah bangsaini. Sama dengan ISIS, juga ancaman.ISIS sebenarnya alat propagandaAmerika Serikat dan sekarangdigunakan untuk memecah belah umatIslam khususnya.Kalau dilakukan Islamsendiri, saya rasa tidak logis.Oleh karenaitu menurut informan jangan mudahterprovokasi ketika menyikapi haltersebut.

Lebih lanjut informan mengatakankemunculan mereka adalah reaksi atasketidakpuasan terhadap sistem dunia, dimana Amerika dengan sekutunyamenjadikan negara lain sebagai objekmereka. Dan satu hal lagi yangditegaskan informan adalah bahwa dimana saja terjadi konflik, maka pastidibelakangnya adalah perebutan sumberdaya alam, seperti minyak, atau yanglainnya.

Aksi kekerasan yang merekalakukan, tentu saja tidak bisa dibenarkandengan alasan apapun juga. Baik dari sisiagama maupun HAM, mengingatdampaknya sangat luas sekali. Mem-bunuh ribuan orang yang tidak berdosa.Namun informan juga menyadaribahwa ada banyak pandangan yangmenyetujui tindakan tersebut atas namaagama. Walaupun demikian informantetap menyakini bahwa Islam adalahagama yang damai, yang senatiasamenyebarkan benaih-benih per-damaian, kasih sayang, keadilan dankemanusiaan serta nilai-nilai lainnya.

Demikian pula dengan kasus-kasussweeping yang dilakukan sekelompokorang terhadap tempat-tempat ibadahseperti gereja, penyerangan terhadapkelompok sempalan, dan lainnyadengan mengatasnamakan agama.Informan juga tidak setuju.Karena hal itusudah jelas berlawanan dengansemangat semua ajaran agama dankewajiban negara dalam memberikanrasa nyaman dan aman bagi semuapemeluk agama.Oleh karena itupenegakan hukum bagi siapapun yangmenyebar dan melakukan tindakanyang meresahkan dan membuatkekacauan terlabih pembunuhan, makaharus diberikan sanksi tanpa kecuali.Dalam konteks ini negara harus hadirsebagai bukti negara konsisten dalampenegakan hukum. Ketidakpuasanmasyarakat terhadap persoalan tersebutmemicu munculnya kelompok-kelompok anarkhis yang melegitimasiagama dalam tindakan mereka.

3. Pemikiran Aktifis MahasiswaPoliteknik Banjarmasin

a. Situasi Kekinian dan “Sang Liyan”Problem utama yang dihadapi oleh

umat Islam menurut aktifis mahasiswaPoliban ini adalah sikap fanatisme yangberlebihan terhadap agama. Sikap inikemudian memunculkan arogansidalam memandang orang lain yangberbeda keyakinan. Tidak hanya sampaidisitu bahkan kerapkali disertai tindakankekerasan dengan mengatasnamakanagama. Kondisi ini yang membuat Islammenjadi semakin mundur. Umat dibuatbingung karena ulah para elitenya yanghanya sibuk memikirkan kepentinganpribadi. Disamping itu problem lainnyaadalah umat Islam masih disibukkandengan hal-hal yang bersifat formalitasdalam beragama, sehingga apa yangmenjadi problem mendasar semua umatterabaikan. Seperti kesenjanganekonomi yang masih tinggi, terbatasnya

Page 16: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

190 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

lapangan kerja serta minimnya tingkatpendidikan masyarakat.

Kemudian mengenai ancamanumat Islam menurut informan bukandikarenakan ada musuh dari luar, tetapidari dalam umat Islam sendiri.Diantaranya adalah ketidakmampuanmengelola ‘perbedaan’,sehinggamembuat umat Islam selaludisibukkan dengan persoalan-persoalaninternal yang seolah tidak kunjungselesai. Dan kemudian cenderungmencari kambing hitam atas persoalanyang terjadi.

Barat menurut informan bukanlahmusuh, tetapi bagaimana memandangBarat sebagai tantangan agar umat Islamdan bangsa ini dapat lebihmeningkatkan kualitas sehingga bisadan mampu berdiri setara denganbangsa lain. Tak bisa dipungkiri bahwaada pergeseran nilai-nilai budaya yangterjadi karena derasnya arus globalisasi,tapi hal ini menurut informansemestinya menjadi evaluasi bagilembaga agama masing-masing, dansekaligus menjadi tugas dan PR bagipara tokoh agama, tokoh masyarakatdan tokoh pendidik bagaimana mencariformula yang tepat agar bisamenghadapi hal yang demikian.

Dalam konteks membangun relasidengan yang berbeda agama, informanmenegaskan bahwa selama ini ia tidakmenganggap kehadiran ‘sang liyan’ inisebagai sebuah ancaman. Selama iniuntuk pertemanan, informan memilikiteman yang non muslim. Dan sampaisaat ini tidak ada masalah karenahubungan yang dibangun dilandasi olehsikap menghormati dan menghargaikeyakinan masing-masing. Kemudianterkait dengan pendirian gereja,informan mengatakan bahwa menolakberdirinya gereja sama halnyamengingkari ‘kenyataan negara yangberdasarkan banyak agama dan bukanhanya milik agama tertentu saja”. Lebih

lanjut dikatakan informan persoalankekisruhan yang kerap kali terjadi dalampendirian gereja, dikarenakan ada pihak-pihak yang sengaja memicu sehinggamenimbulkan konflik di masyarakat.Dan ketika persoalan itu terjadi aparatkeamanan lamban untuk menyikapinya.

b. Absolutisme Kebenaran AgamaAgama menurut informan adalah

sesuatu yang wajib diyakini kebenaran-nya, namun bukan berarti bahwa agamabersifat absolut; sesuatu yang mutlakdan tidak bisa dirubah. Absolutismekebenaran agama akan membawa orangpada sikap fanatisme dalam beragama.Lebih lanjut informan paparkan bahwasikap fanatis akan membawa orangmudah untuk menyalahkan orang lainyang berbeda pandangan, sikap bahkankeyakinan sekalipun. Sebagaimana yangdipahami informan bahwa ajaran agamasangat terbuka dan sesuai dengankonteks zaman yang terus berubah.Perbedaan pendapat dalam penafsiranajaran agama bukanlah hal yang baru,sejak dulu pada masa Rasulullah danbahkan zaman para sahabat jugademikian. Oleh karena itu informanberpandangan bahwa dalam memahamiajaran agama, maka mesti bersifatterbuka terhadap hal-hal yang baru danjuga kritis.Islam diturunkan untukmenjadi rahmat semua umat, bukansebaliknya.

Menyakini kebenaran agama,menurut informan tidak mestiberwujud pada penegakan Islam syariahsecara formal. Hal yang lebih pentingdikedepankan adalah bagaimanasubstansi dari pengamalan nilai-nilaiagamanya bukan berpolemik padaformalnya. Islam sangat luas dan jangandipersempit dengan pemberlakukansyariat Islam. Karena hal itu justru akanmengurangi makna yang terkandungdidalamnya. Disamping itu penerapansyariat Islam secara formal menurutinforman jelas bertentangan dengan

Page 17: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

191Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

konstitusi. Karena negara sejak awaldidirikan bukan untuk satu agama, akantetapi mengakui keragaman agama dankeyakinan. Hal ini ditegaskan kembalioleh informan dengan ketidaksetujuan-nya terhadap gerakan yang selama inimengusung konsep khilafah. Karenasama halnya dengan mengingkarikemajemukan yang menjadi ciri khasdari bangsa Indonesia.

c. Sistem PolitikBerkaitan dengan sistem politik In-

donesia, informan menyatakan bahwasistem demokrasi yang menjadi pilihanbangsa ini dalam mengelola negara inisudah tepat. Walaupun demikian takdipungkiri dalam penerapannya masihterdapat hambatan-hambatan.Demikian pula dengan Pancasila sebagaidasar negara adalah pilihan yang terbaikdiwariskan para founding father untukbangsa ini. Pancasila menjadi pemersatusemua suku bangsa, semua agama dankeyakinan yang ada di Indonesia.

Berkaitan dengan maraknyawacana penegakan syariat Islam,informan menegaskan bahwa Indonesiatidak perlu menjadi negara agama,karena semangat ajaran semua agamasudah tersirat dalam lima sila yangterdapat pada Pancasila. Lebih lanjutinforman katakan bahwa adanyagerakan yang mengusung wacanapenerapan syariat Islam adalah langkahyang tidak tepat. Karena sejarah lahirnyabangsa initelah dilupakan. Upayatersebut kalau dikongkretkan akanmengundang polemik yang takberkesudahan dan memicu munculnyakonflik di masyarakat.

Walaupun wacana tersebut munculdan ada gerakan ke arah itu, menurutinforman untuk mewujudkannya tentuakan sulit. Akan ada perlawanan dariseluruh elemen masyarakat yang tidaksetuju dengan langkah tersebut.

d. Terorisme dan ISISTerorisme dan ISIS adalah dua isu

yang belakangan ini sangat marak sekalidibicarakan tidak hanya ditataran elite,tetapi juga di masyarakat. Berkaitandengan kedua isu tersebut, informanmengatakan bahwa keduanya meng-gunakan kekerasan atas nama agama.Agama dijadikan pembenaran akansegala tindakan yang mereka lakukan,baik dengan melakukan pemboman,pembunuhan, penyekapan dan lainnya.Kekerasan dilakukan untuk menyerangmasyarakat sipil tanpa membedakanjenis kelamin laki-laki atau perempuandan anak-anak. Semua menjadi korban.

Apa yang dilakukan kelompok-kelompok yang mengatasnamakanagama itu, menurut informan tidak tepatdan tidak dibenarkan dalam agama.Agama apapun tidak akan membenar-kan tindakan tersebut. Berbagai aksikekerasan yang dilakukan tersebut tidaksesuai dengan norma agama yangmengajarkan nilai-nilai perdamaian,kasih sayang, keadilan, kebaikan dannilai-nilai lainnya. Oleh karena itu atasdasar apapun tindakan tersebut tidakbisa dibenarkan. Pada sisi yang lainkemunculan kelompok-kelompoktersebut dipicu atas ketidakpuasanterhadap kondisi yang terjadi baik dalamaspek politik, ekonomi, sosial maupunbudaya.

Kemudian informan jugamenyampaikan sikapnya terhadap aksi-aksi sweeping terhadap gereja, THM danaliran-aliran yang dianggap sesat.Menurut informan tindakan tersebutjuga tidak bisa dibenarkan.Karenanegara Indonesia adalah negarahukum.Semua ada aturan dan prosedurdalam penyelesaian berbagai persoalanyang muncul di masyarakat.Dalamkasus-kasus yang terjadi itu, kehadirannegara; aparat selaku petugas yangberwenang menjadi sangat penting.Kelambanan aparat menyikapi

Page 18: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

192 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

persoalan-persoalan sosial dimasyarakatmemicu munculnya kelompok-kelompok anarkis tersebut. Karenamereka menganggap bahwa negaratelah abai, sehingga merekamengambilalih apa yang semestinyamenjadi tugas dari aparat terkait.

F. Peran Institusi dalam MencegahRadikalisme Islam di KalanganMahasiswa

1. Peran IAIN dalam MencegahRadikalisme IslamDi IAIN Antasari sudah memiliki

pedoman umum organisasi mahasiswa IAINAntasari. Pedoman ini berasal dari DirjenDiktis Kemenag yang disesuaikan dengankondisi IAIN Antasari. Pedoman tersebutmemuat pola pembinaan, dasar, tujuan,bentuk, struktur, kedudukan, tugas danfungsi dan lain-lain organisasi intra kampus.Pada dasarnya di IAIN Antasari mem-perbolehkan organisasi ekstra kampusmelakukan kegiatan di lingkungan kampusselama tidak bertentangan dan berbenturandengan kepentingan kegiatan-kegiatanorganisasi intra kampus. Kegiatan-kegiatanorganisasi intra kampus diprioritaskan.

Pedoman umum organisasi mahasiswaIAIN Antasari tidak mengatur tentangorganisasi ekstra, tetapi mereka tidakdilarang. Seandainya ada para aktivisorganisasi ekstra termasuk yang bersifatradikal secara individual aktif padaorganisasi intra diperbolehkan. Namun, bilamereka melakukan anarkis atau kegiatanterorisme maka akan diserahkan padapenegak hukum.

Upaya yang dilakukan untukpembinaan mahasiswa khususnya paraaktivis kampus adalah mengisi kegiatan-kegiatan di masjid oleh para dosen yangberpandangan moderat untuk meng-imbangi kegiatan organisasi ekstra yangdianggap radikal seperti Hizbut Tahrir In-donesia (HTI). Menurut Mujiburrahman,para dosen harus mau mengisi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan termasuk kegiatan

yang dilakukan oleh Lembaga DakwahKampus yang biasakan dilakukan di Mesjidkampus Aburrahman Ismail. Seandainyamereka tidak mau mengundang dosen yangmoderat untuk mengisi kegiatan mereka,institusi IAIN termasuk fakultas-fakultas didalamnya harus membuat kegiatan yangsama dengan peserta yang ada. Tujuannyauntuk mengimbangi kegiatan-kegiatanorganisasi yang bersifat radikal, sehinggamahasiswa lebih cenderung pada yangmoderat, supaya ada perimbangan.

Selain kegiatan di mesjid di atas, di IAINAntasari juga dilakukan diskusi untuk paraaktivis yang bertempat di Student Center(SC) yang dikelola oleh mahasiswa sendirioleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) danDewan Mahasiswa (DEMA). Organisasiradikal biasanya tertutup, jadi kalau merekamau berdiskusi maka akan lebih moderatdan lebih terbuka, demikian tutur Mujib.

Upaya lain pembinaan yang dilakukanoleh institusi terhadap pembinaanmahasiswa dilakukan sedini mungkin yaitumulai dari asrama atau ma’had di manaseluruh mahasiswa baru IAIN Antasaridiwajibkan masuk ma’had al-Jami’ah(semacam asrama kampus yang berperandalam pendidikan keagamaan dan karakter)selama tiga bulan. Di dalam ma’had tidakhanya sarana dan prasarananya yangdilengkapi tetapi juga diisi denganpengajian, hampir setiap habis shalatmaghrib selalu diisi dengan berbagaikegiatan seperti propheticintelegent, tamyiz(metode mempelajari membaca danmenterjemahkan Alqur’an dengan cepat),pengajian-pengajian keagamaan; tafsir,hadist, fiqih, dan lain lain. Intinya jangansampai mereka kosong lalu ada orang lainyang mengisi yang bersifat radikal.

Pandangan pimpinan IAIN Antasariterhadap radikalisme, kata radikal menurutMujib berasal dari kata radix yang berartiakar, artinya orang ingin membongkarsesuatu dan menggantinya dengan ideologiyang baru. Radikalisme tidak hanya padaagama bisa juga berdasarkan ideologi lain,misalnya komunis sebenarnya liberalisme

Page 19: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

193Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

juga radikal. Radikalisme harus dilihat secaraadil dari dua sisi. Kaum radikal ber-pandangan sempit dan hitam putih,menyederhanakan masalah padahalrealitanya tidak seperti itu, pada sisi lain kitajuga mengkritik terhadap orang yangmenentang radikalisme.

Pertanyaannya adalah kenapa orang-orang tertarik terhadap radikalisme lalu diamelanjutkan bahwa orang tertarik denganradikalisme karena sebenarnya secarakeagamaan lebih bagus, mengajarkankesalehan, tidak mungkin nakal, terlepasdari pergaulan bebas. Cuma saja merekadalam pandangan politik bersifat radikal.Sebab lain adalah apa yang ada sekarang inibanyak masalah misalnya demokrasi,seandainya demokrasi sehat bisamensejahterakan rakyat dan jujur terhadappelaksanaannya radikalisme tidak ada yangmengikuti. Jadi kita harus membenahi diriuntuk memperbaiki sistem demokrasi. Adakaitan antara krisis sosial, politik dankebudayaan dengan tumbuhnyaradikalisme karena itu tidak cukup hanyamenyalahkan mereka tetapi kita juga harusmelakukan instropeksi mengaparadikalisme itu laku, mengapa apa yang kitalakukan sekarang tidak memuaskanmasyarakat.

Bangsa ini harus membenahi dirisupaya dapat menunjukkan ideologidemokrasi bisa betul-betul berhasilmensejahterakan rakyat, membenahi diri,memperbaiki apa yang sekarang tidak baik.Kesenjangan sosial, pendidikan, kesehatan,pelaksanaan pemilu yang lebih jujur itubagian dari usaha kita semua bahwademokrasi itu memang membawakesejahteraan. Kalau tidak, radikalisme pastiada pengikutnya.

Apakah agama pemicu radikalismeatau faktor ekonomi dan sosial. Hal initergantung konteks, yaitu situasi historis,situasi sosial dan politik dari suatu daerahatau suatu bangsa. Kalau kita berteori, bisatelur dan ayam. Kalau menggunakan teoriKarl Max, mengatakan bahwa semuaperilaku sosial entah itu radikal atau bukan,

itu berbasis kepada kepentingan ekonomi,berarti radikal adalah politikal ekonomi.kalau pandangan sebaliknya dari Max We-ber itu berarti ideologi. Ideologilah yangmendorong orang kepada tindakan-tindakan tertentu apa yang dicita-citakanoleh ideologi itulah yang mendorong orangbertindak dalam politik, tetapi kalu maujujur keduanya memiliki kebenaran tapitidak seratus persen. Jadi dalam teorisosiologi kotemporer, itu disebut dengandialektika, dialektika antara kultur danstruktur. Kultur adalah nilai-nilai pandanganideologi, struktur adalah realita sosial sepertikelas sosial. Penelitian Martin Van B, ketikadia meneliti bahwa orang-orang miskin diBandung, dia berasumsi bahwa merekainilah yang nanti akan radikal atau mantan-mantan yang masuk Darul Islam, tetapihipotesisnya salah. Kesimpulannya justruterbalik, orang yang sangat miskin tidak bisaradikal karena mereka tidak berdaya apalagidi zaman Orde Baru, bahaya kalau jadiradikal di zaman itu, kalau di zamansekarang barang kali jadi sedikit berbeda,orang bisa radikal rata-rata tidak terlalumiskin tetapi orang miskinpun bisa jadiradikal karena negara tidak terlalu keras. Disini kita bisa melihat struktur dan kulturideologi bersifat transnasional dari segikultur terjadi Syiah, Ahmadiyah, ISIS. Jadiideologi-ideologi itu bersifat transnasionalmengalir dalam budaya kita kemudianmenyelinap masuk ke dalam kultur, apakahmenyelusup ke dalam kelas menengah keatas atau kelas menengah ke bawah itutergantung konteks operasi.

2. Peran Universitas LambungMangkurat dalam MencegahRadikalisme IslamGerakan keagamaan di kampus

UNLAM sangat dipengaruhi oleh gerakanmasjid kampus yang sebelumnya sangatmassif melakukan kajian-kajian keagamaandi kalangan mahasiswa. Berikut penuturanpara informan di lingkungan kampusUnlam yang terkait dengan kewenanganmereka di bidang kemahasiswaan.

Page 20: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

194 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

Salah satu informan yang merupakanpengambil kebijakan di lingkungan kampusmenuturkan bahwa secara umum saat inikondisi kegiatan keagamaan khususnya dilingkungan kampus Unlam berjalan masihdalam tahap yang wajar. Sebelumnya beliaukatakan bahwa memang ada gerakan-gerakan yang mengarah pada upaya untukmengganti dasar negara dengan sistem yanglain. Namun menurut beliau kebijakankampus sudah sangat jelas bahwa tidak adatoleransi untuk organisasi yang mencobamengubah dasar negara. Kebijakan kampusjelas bahwa dasar negara Indonesia adalahPancasila dan tidak ada sistem yang lain.Filosofis Pancasila sebagai dasar dalammenerjemahkan kebijakan di kampus.Terutama sila pertama sudah sangat jelasmengakomodir semua kepentingan. NKRIadalah pilihan yang terbaik untuk negarakita yang telah dipilih oleh para pendiribangsa. Pilihan sistem ini adalah karena hasilpengalaman bersama. Oleh karena itupayung hukum yang mengatur organisasimahasiswa tersebut senantiasa mengacupada nilai-nilai yang terkandung pada dasarnegara tersebut, sehingga kalau ada gerakanyang mengarah pada upaya untuk mengantidasar negara, maka pihak kampus akanmerespon dengan cepat dan bersikap tegasdan keras. Karena di kampus ini kita tidakingin ada yang mau melakukan perubahandalam hal sistem bernegara.

Beberapa upaya yang dilakukan olehpara pengambil kebijakan dilingkungankampus Unlam adalah:1. Melakukan komunikasi dan koordinasi

secara intensif tidak hanya dengan paraaktifiis mahasiswa, akan tetapi jugadengan para pengajar atau dosen agamadi fakultas masing-masing.

2. Melakukan pendampingan dalamkegiatan keagamaan.

3. Mengarahkan dan memberikanmasukan terkait kegiatan kemahasiswa-an dan terutama kegiatan keagamaanagar tetap selaras dengan visi dan misiUnlam sebagai Perguruan Tinggi.

4. Melibatkan dan mengundang dosenyang moderat sebagai narasumberdalam diskusi keagamaan.

5. Mengarahkan, memonitoring danmengevaluasi kegiatan kemahasiswaandalam rangka mencegah tumbuh danberkembangkan paham radikalisme Is-lam dilingkungan kampus.

6. Menindak tegas bagi para aktifis kampusyang melanggar ketentuan kampus.

Kebijakan inilah yang menjadi acuanbagi setiap fakultas dalam menjalankanperan dan fungsinya untuk membanguntata kehidupan kampus yang kondusif bagisemua warga.

3. Peran Politeknik Banjarmasindalam Mencegah Radikalisme IslamMenurut informan semua aktifitas

keagamaan dilakukan melalui LKI dengandiawasi langsung oleh salah satu dosenagama yang beliau tunjuk. Di Poliban yangmengajar agama ada beberapa orang, dansalah satunya beliau tunjuk selaku pembinakegiatan keagamaan yang dilaksanakan LKI.Dosen agama tersebut adalah dosen yanginforman anggap punya wawasan danpemahaman yang lebih luas tentang Islam.Biasanya beliau akan langsung bertanyatentang perkembangan kegiatan yangdilakukan mahasiswa dengan dosentersebut dan terkadang juga monitoring ketempat kegiatan di mana aktifitas mahasiswaberlangsung.

Pemantauan kegiatan keagamaanmahasiswa khususnya juga beliau lakukanketika mahasiswa menyampaikan usulankegiatan. Dengan demikian terjadikomunikasi yang intensif atau dialog denganpara mahasiswa seputar kegiatan yang akandilakukan mereka. Dan informan akanmemberikan tangapan, masukan dan tidakjarang akan menolak jika sekiranya kegiatanyang dilakukan tersebut dianggap keluardari apa yang menjadi kebijakan kampus.Sebagaimanya yang beliau tuturkanberikut, “Misalnya ketika suatu saat LKImau mengadakan kegiatan sampai malam

Page 21: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

195Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

hari dan bahkan menginap dikampus.Sayasampaikan kepada mereka bahwa kebijakandikampus tidak membolehkan kegiatandilaksanakan sampai malam hari danterlebih dilingkungan kampus. Sayategaskan kepada mahasiswa dan kemudianmenanyakan lebih detail kegiatan apa yangmereka lakukan tersebut sampai harusmenginap. Setelah mereka jelaskan, sayalangsung katakan dengan tegas bahwa sayatidak bisa terima dengan menyampaikanbeberapa kebijakan kampus. Kalau andatetap lakukan saya tidak bertanggungjawabdan saya akan kenakan sanksi.”

Kemudian secara lebih detail beliaumenjelaskan bahwa upaya-upaya yangdilakukan pihak kampus dalam hal iniPudir III untuk mencegah radikalisme Is-lam khususnya adalah:1) Melakukan pengarahan kepada

organisasi kampus yang adadilingkungan Poliban dan senantiasamengingatkan rambu-rambu yangmesti dipatuhi dalam organisasi dengansegala kegiatan yang dilakukan.

2) Melakukan koordinasi dan komunikasisecara intensif dengan para pengajar(dosen agama) untuk memantauperkembangan gerakan mahasiswa.

3) Mengkritisi usulan kegiatan yangdisampaikan oleh mahasiswa dankemudian mengarahkan kalau dalamkegiatan yang diusulkan tersebuttampak atau terindikasi gerakanradikalisme.

4) Melakukan dialog dan komunikasiterbuka kepada mahasiswa terkaitberbagai persoalan kebangsaan dan isu-isu terbaru berkenaan dengan gerakanIslam. Dengan demikian diharapkanagar mahasiswa tidak terjebak denganberbagai aliaran keagamaan yangmenyesatkan bagi mahasiswa.

5) Bekerjabersama dengan para dosenagama dan seluruh komponenmahasiswa dilingkungan kampus untukmenjaga agar kondisi di kampus tetapkondusif.

6) Mengharapkan kepada Institusi IAINuntuk bekerjasama dalam menyediakandosen-dosen agama yang benar-benarpunya wawasan keagamaan, sehinggaakan memberikan perspektif yang baikkepada mahasiswa.

Demikian pandangan Pudir III terkaitgerakan radikalisme Islam di kampusPoliban dan upaya-upaya yang dilakukanuntuk pencegahan radikalisme Islam dikalangan mahasiswa di PoliteknikBanjarmasin.

G. SimpulanPandangan tentang radikalisme Islam

di kalangan mahasiswa perguruan tingginegeri di Banjarmasin baik di IAIN, Unlammaupun Politeknik Banjarmasin umumnyamempunyai pemikiran yang lebih terbukadalam memandang hubungan agama dannegara. Sistem demokrasi dan Pancasilamenurut sebagian besar mahasiswa yangsampai saat ini menjadi pilihan dasar negaramasih sangat relevan untuk konteks Indo-nesia yang sangat majemuk. Oleh karena itupenegakan syariat Islam bukanlah jawabanatas persoalan yang terjadi dinegeri ini.Menyikapi adanya aksi-aksi kelompokorganisasi tertentu yang menyerukanpenegakan syari’at Islam, mahasiswa di tigaperguruan tinggi negeri tersebut tidaksetuju.Tetapi sebagai negara demokrasi,maka pilihan untuk memperjuangkan haltersebut adalah hak semua warga negara.Pandangan mahasiswa tersebut selarasdengan kebijakan yang dikeluarkan pihakRektorat untuk menjaga suasana kampusagar tetap kondusif. Namun sebagianmahasiswa juga ada yang mendukungpenegakan syariat Islam untuk diformalkandalam sistem bernegara.Walaupundemikian pemikiran radikalisme di kalanganmahasiswa pada tiga perguruan tinggi negeriBanjarmasin tersebut masih sebatas wacana,belum sampai pada tahapan aksi.

Adapun upaya yang dilakukanperguruan tinggi negeri di Banjarmasin baikdi IAIN Antasari Banjarmasin, Universitas

Page 22: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

196 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

Lambung Mangkurat (Unlam) maupunPolitekhnik Banjarmasin (Poliban) dalammencegah radikalisme agama; Islam dikalangan mahasiswa sebagai berikut:1. Melakukan komunikasi dan koordinasi

yang intensif dengan aktivis mahasiswadan dosen agama.

2. Pendampingan dosen agama yangmoderat

3. Diskusi dengan melibatkan dosen dannara sumber yang moderat.

4. Mengarahkan, memonitor danmengevaluasi kegiatan-kegiatankemahasiswaan dalam mencegahradikalisme Islam di kalanganmahasiswa.

ReferensiAE. Priyono, Hamid Usman (ed). 2014,

Merancang Arah Baru Indonesia,Jakarta, Gramedia.

Bagir. Abidin. Zainal. 2011,PluralismeKewargaan: Arah Baru PolitikKeragaman di Indonesia. Bandung,Mizan.

Buku Pedoman Akademik Unlam tahun2013. Banjarmasin: Unlam kerjasamadengan Pustaka Banua.

Edukasi. Jurnal Penelitian Pendidikan Agamadan Keagamaan. Vol. 11, Nomor 2,Mei-Agustus 2013. Jakarta, PuslitbangPendidikan Agama dan KeagamaanKementrian Agama RI.

Effendi. Djohan. 2013.Pluralisme danKebebasan Beragama, Yogyakarta,Interfidei.

Engineer. Ali. Asghar. 1999. Islam dan TeologiPembebasan, Jakarta, Pustaka Pelajar.

Fanani. Muhyar. 2008. Membumikan HukumLangit: Nasionalisasi Hukum Islam danIslamisasi Hukum Nasional PascaReformasi, Yogyakarta, Tiara Wacana.

Greag Fealy dan Anthony Bubalo. JejakKafilah: Pengaruh Radikalisme TimurTengah di Indonesia, Bandung, Mizan.

Hairus Salim HS. dkk. 2011. Politik RuangPublik Sekolah: Negosiasi dan resistensidi SMUN di Yogyakarta, Yogyakarta,CRCS UGM.

Hasan, Noorhaidi. 2008. Laskar Jihad: IslamMilitansi, dan Pencarian Identitas diIndonesia Pasca Orde Baru, (terj. HairusSalim HS). Jakarta, LP3ES.

Kamali. Hasyim. Muhammad. 2008.Membumikan Syariah: PergulatanMengaktualkan Islam, Bandung,Mizan.

Kimball. Charless. Kala Agama Jadi Bencana.2013. Bandung, Mizan.

Moch Nur Ichwan dkk. 2014. ConservativeTurn: Islam Indonesia dalam AncamanFundamentalisme. ed. Martin VanBruinessen. Bandung, Mizan.

Mujani. Saiful. 2007. Muslim Demokrat: Is-lam, Budaya Demokrasi dan PartisipasiPolitik Di Indonesia Pasca Orba,Jakarta, Gramedia.

Mujibburahman. 2008. MengindonesiakanIslam. Jakarta, Pustaka Pelajar.

Nashir, Haedar. 2013. Islam Syariat;Reproduksi Salafiyyah Ideologis Di In-donesia. Bandung, Mizan.

Nordholt. Schulte. Henk., Klinken. Van.Gerry. 2014. Politik Lokal di Indonesia,Jakarta, Yayasan Obor.

Profil IAIN Antasari Banjarmasin, 2011.

Qodir. Zuly. 2006. Pembaharuan PemikiranIslam: Wacana dan Aksi Islam Indone-sia, Jakarta, Pustaka Pelajar.

Rencana Strategis Unlam 2006-2010.Unlam.

Rumadi. 2006. Renungan Santri: dari Jihadhingga Kritik Wacana Agama, Jakarta,Erlangga.

SB. Agus. 2014. Merintis Jalan MencegahTerorisme (Sebuah Bunga Rampai),Jakarta, Semarak Lautan Warna.

Page 23: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

197Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015

Solahuddin.NII sampai JII: Salafy JihadismeDi Indonesia, Jakarta, KomunitasBambu.

Tashwirul Afkar. Edisi Khusus. PerebutanIdentitas Islam: Pergulatan Islamismedan Islam Progresif, Jakarta,Lakpesdam NU dan Depag RI.

Wahid. Abdurrahman. 2010. PrismaPemikiran Gusdur, Yogyakarta, LKiS.

Yewango. Andreas A. 2013. Perjalananpanjang dan Berliku, Mencapai Indone-sia yang Adil dan Beradab, Yogyakarta,Interfidei.

Page 24: Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi ...Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015 175 Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Banjarmasin

198 Tashwir Vol. 3 No. 6, April – Juni 2015