radang spesifik

14
Lepra Tuberkuoid Lepra (penyakit Hansen) adalah infeksi menahun yang terutama ditandai oleh adanya kerusakan saraf perifer (saraf diluar otak dan medulla spinalis), kulit, selaput lendir hidung, testis dan mata. Penyebab: bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit yang terjadi bisa ringan (lepra tuberkuloid) atau berat (lepra lepromatosa). Penderita lepra ringan tidak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Lepra tuberkuloid ditandai dengan ruam kulit berupa 1 atau beberapa daerah putih yang datar(hipopigmentasi makula) dan bagian yang tidak berasa (anestetik)..Daerah tersebut bebal terhadap sentuhan karena mikobakteri telah merusak saraf-sarafnya. Mycobacterium leprae adalah satu-satunya bakteri yang menginfeksi saraf tepi dan hampir semua komplikasinya merupakan akibat langsung dari masuknya bakteri ke dalam saraf tepi. Bakteri ini tidak menyerang otak dan medulla spinalis.

Upload: linnizz

Post on 11-Nov-2015

228 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

radang

TRANSCRIPT

Lepra TuberkuoidLepra (penyakit Hansen) adalah infeksi menahun yang terutama ditandai oleh adanya kerusakan saraf perifer (saraf diluar otak dan medulla spinalis), kulit, selaput lendir hidung, testis dan mata. Penyebab: bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit yang terjadi bisa ringan (lepra tuberkuloid) atau berat (lepra lepromatosa). Penderita lepra ringan tidak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.

Lepra tuberkuloid ditandai dengan ruam kulit berupa 1 atau beberapa daerah putih yang datar(hipopigmentasi makula) dan bagian yang tidak berasa (anestetik)..Daerah tersebut bebal terhadap sentuhan karena mikobakteri telah merusak saraf-sarafnya. Mycobacterium leprae adalah satu-satunya bakteri yang menginfeksi saraf tepi dan hampir semua komplikasinya merupakan akibat langsung dari masuknya bakteri ke dalam saraf tepi. Bakteri ini tidak menyerang otak dan medulla spinalis. Kemampuan untuk merasakan sentuhan, nyeri, panas dan dingin menurun, sehingga penderita yang mengalami kerusakan saraf tepi tidak menyadari adanya luka bakar, luka sayat atau mereka melukai dirinya sendiri. Kerusakan saraf tepi juga menyebabkan kelemahan otot yang menyebabkan jari-jari tangan seperti sedang mencakar dan kaki terkulai. Karena itu penderita lepra menjadi tampak mengerikan. Penderita juga memiliki luka di telapak kakinya. Kerusakan pada saluran udara di hidung bisa menyebabkan hidung tersumbat. Kerusakan mata dapat menyebabkan kebutaan. Penderita lepra lepromatosa dapat menjadi impoten dan mandul, karena infeksi ini dapat menurunkan kadar testosteron dan jumlah sperma yang dihasilkan oleh testis.

Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis telah dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara. Selain manusia, hewan yang dapat tekena kusta adalah armadilo, simpanse, dan monyet pemakan kepiting. Terdapat bukti bahwa tidak semua orang yang terinfeksi oleh kuman M. leprae menderita kusta, dan diduga faktor genetika juga ikut berperan, setelah melalui penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta di keluarga tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta yang berbeda pada setiap individu. Faktor ketidakcukupan gizi juga diduga merupakan faktor penyebabnya.

PENGOBATANAntibiotik dapat menahan perkembangan penyakit atau bahkan menyembuhkannya. Beberapa mikobakterium mungkin resisten terhadap obat tertentu, karena itu sebaiknya diberikan lebih dari 1 macam obat. Antibiotik yang paling banyak digunakan untuk mengobati lepra adalah dapson, relatif tidak mahal dan biasanya aman. Kadang obat ini menyebabkan reaksi alergi berupa ruam kulit dan anemia. Rifampicin adalah obat yang lebih mahal dan lebih kuat daripada dapson. Efek samping yang paling serius adalah kerusakan hati dan gejala-gejala yang menyerupai flu. Antibiotik lainnya yang bisa diberikan adalah klofazimin, etionamid, misiklin, klaritromisin dan ofloksasin. Terapi antibiotik harus dilanjutkan selama beberapa waktu karena bakteri penyebab lepra sulit dilenyapkan. Pengobatan bisa dilanjutkan sampai 6 bulan atau lebih, tergantung kepada beratnya infeksi dan penilaian dokter.

PENCEGAHANPenderita tidak perlu dilakukan isolasi. Karena lepra hanya menular jika terdapat dalam bentuk lepromatosa yang tidak diobati dan itupun tidak mudah ditularkan kepada orang lain. Selain itu, sebagian besar secara alami memiliki kekebalan terhadap lepra dan hanya orang yang tinggal serumah dalam jangka waktu yang lama yang memiliki risiko tertular.

TuberkulosisTuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan bisa berakibat fatal, yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum.

Cara Penularan Penyakit TBC :Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling banyak adalah organ paru.

Gejala Penyakit TBC :Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus. 1. Gejala umum (Sistemik)a) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.b) Penurunan nafsu makan dan berat badan.c) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).d) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. Gejala khusus (Khas)a) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.b) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.c) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.d) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Terdapat beberapa cara untuk mencegah tuberkulosis: 1. Sinar ultraviolet pembasmi bakteri, bisa digunakan di tempat-tempat dimana sekumpulan orang dengan berbagai penyakit harus duduk bersama-sama selama beberapa jam (misalnya di rumah sakit, ruang tunggu gawat darurat). Sinar ini bisa membunuh bakteri yang terdapat di dalam udara. 2. Isoniazid sangat efektif jika diberikan kepada orang-orang dengan resiko tinggi tuberkulosis, misalnya petugas kesehatan dengan hasil tes tuberkulin positif, tetapi hasil rontgen tidak menunjukkan adanya penyakit. Isoniazid diminum setiap hari selama 6-9 bulan. 3. Pemberian vaksin BCG digunakan untuk mencegah infeksi oleh M. tuberculosis.

Pengobatan Penyakit TBC :Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya. Antibiotik yang paling sering digunakan adalah isoniazid, rifampicin, pirazinamid, streptomisin dan etambutol. Adapun obat-obtan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan rifampin sebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena adanya kemungkinan resistensi dengan kedua obat tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan obat seperti pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal 'Triple Drug'.

Sirosis HepatisSirosis Hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati, di ikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati.

Penyebab sirosis hati biasanya tidak dapat diketahui hanya berdasarkan pada klasifikasi morfologis hati yang mengalami sirosis. Dua penyebab yang sampai saat sekarang masih dianggap paling sering menyebabkan sirosis ialah hepatitis virus dan alkoholisme.Gejala dininya samar dan nonspesifik berupa kelelahan, anoreksia, dispepsia, flatulen, konstipasi atau diare, berat badan berkurang, nyeri tumpul atau berat pada epigastrium atau kuadran kanan atas. KLASIFIKASI ETIOLOGIS1. Sirosis yang diakibatkan penyakit genetic.Dapat disebutkan disini misalnya galaktosemia, penyakit glycogen storage, defisiensi alfa-1 antitripsin, penyakit hemokromatosis, dan lain-lain.2. Sirosis karena bahan kimiaKerusakan karena bahan kimia ada 2 macam :1) kerusakan yang hampir pasti terjadi oleh suatu macam obat, dose dependent.2) Kerusakan yang tidak dapat di duga sebelumnya, not-dose dependent.3. Sirosis alkoholik.4. Sirosis karena infeksi. Disebabkan oleh hepatitis virus B atau NANB. Morfologis bisa berupa mikronodular, makronodular atau incomplete septal.5. Sirosis karena gangguan nutrisi, secara morfologis tidak dapat dibedakan dengan sirosis karena alcohol.6. Sirosis bilier sekunder. Diakibatkan oleh ikterus obstruktif.7. Sirosis kongestif. Pada penyakit jantung yang disertai bendungan.8. Sirosis kriptogenik.Etiologi sirosis tidak dapat ditentukan. Sering disertai manifestasi autoimun, seperti demam, artralgi, kemerahan pada kulit, gejala ginjal dan lain-lain.9. Sirosis bilier primer. Penyebab tidak diketahui.10. Sirosis Indian Childhood. Ditemukan pada anak-anak di India.11. Sirosis sarkoid (granulomatosis).Penyebab tidak diketahui.

Gejala terjadi akibat perubahan morfologis dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi dari pada etiologinya, didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut :1. Gejala-gejala gastrointestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah dan diare.2. Demam, berat badan turun, lekas lelah.3. Acites, hidrothorak dan edema.4. Ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya atu kecoklatan.5. Hepatomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecil karena fibrosis. Bila secara klinisdidapati adanya demam, iktrus, dan acites, dimana demam bukan oleh sebab-sebab lain, dikatan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan kemungkinan timbulnya prekoma dan koma hepatikum.6. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral di dinding abdomen da thoraks, kaput medusa, wasir dan varises oesofagus.7. Kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiper estrogenisme, yaitu :a. Impotensi, atrofi testis, ginekomastia, hilanya rambut axila dan pubis.b. Amenore, hiperpigmentasi areola mammaec. Spider nevi dan eritemad. Hiperpigmentasi8. Jari tubuh.

PENATALAKSANAAN UMUM1. Istirahat di tempat tidur sampai terdapat perbaikan ikterus, acites dan demam.2. Diet rendah protein (diet hati III : protein 1 g/kg BB, 55 g protein, 2000 kalori). Bila ada acites diberikan rendah garam II (600-800 mg) atau III (1000-2000 mg). Bila proses tidak aktif, diperlukan diet tinggi kalori (2000-3000 kalori) dan tinggi protein (80-125 g/hari). Bila ada tanda-tanda pre koma hepatikum, jumlah protein dalam makanan dihentikan (diet hati I) untuk kemudian diberikan kembali sedikit demi sedikit sesuai toleransi dan kebutuhan tubuh. Diet yang baik dengan protein yang cukup perlu diperhatikan.3. Mengatasi infeksi dengan antibiotik. Diusahakan memakai obat-obatan yang jelas tidak hepatotoksik.4. Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino esensial berantai cabang dan glukosa Roboransia. Serta konsumsi vitamin B kompleks. 5. Dilarang makan dan minum yang mengandung alkohol.

KeloidKeloid adalah jaringan parut yang tumbuh tanpa dapat dikontrol setelah kulit sembuh dari luka. Jaringan parut keloid bersifat keras dan biasanya warnanya merah muda sampai coklat tua tumbuh meninggi di atas kulit normal. Keloid merupakan bekas luka hipertrofik.. Keloid tidak menular dan tidak berbahaya, hanya saja tampaknya bisa mengganggu dan rasanya bisa agak gatal. Bentuknya yang tidak beraturan dan membesar secara cepat merupakan sifat dasar dari keloid. Tidak seperti jaringan parut pada umumnya, keloid tidak bisa mengecil atau berkurang seiring berjalannya waktu.

Sampai saat ini belum dimengerti dengan pasti mengapa seseorang bisa dengan mudah mengalami keloid sementara yang lainnya tidak. Perubahan pada bagian sel yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan sel diperkirakan berhubungan dengan proses terjadinya keloid. Sayangnya semua itu belum bisa dibuktikan dengan data statistik yang pasti.Keloid jarang terjadi pada anak anak dan orang tua. Keloid mudah terjadi pada orang yang mempunyai kulit gelap tetapi tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Pada beberapa kasus, keloid mempunyai kecendrungan diturunkan dari orang tua ke anaknya alias bakat keloid. Keloid dapat tumbuh dimana saja, tapi yang paling sering adalah di bagian dada, punggung, bahu dan daun telinga. Jarang sekali keloid tumbuh di bagian wajah kecuali pada bagian bawah mulut.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi keloid :1. Injeksi dengan kortison. Cara ini lumayan aman dan tidak menyakitkan. Injeksi biasanya diberikan sebulan sekali sampai manfaat maksimal diperoleh. Injeksi steroid akan meratakan keloid dengan cara memaksimalkan fungsi pembuluh darah pada daerah keloid.2. Operasi. Tindakan ini sangat beresiko karena irisan pisau dapat menyebabkan tumbuhnya keloid baru. Beberapa ahli bedah biasanya mengkombinasi pengobatan injeksi kortison dengan pembedahan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.3. Laser. Pengobatan dengan laser terbukti efektif untuk meratakan keloid dan memudarkan warnanya. Tetapi terapi yang cukup aman dan tidak menyakitkan ini masih jarang digunakan.4. Salep silikon. Penggunaan salep silikon untuk menutup keloid masih menimbulkan hasil yang beragam. Beberapa ada yang berhasil, namun ada pula yang gagal.5. Pembekuan. Pembekuan keloid dengan menggunakan nitrogen cair terkadang mampu meratakannya namun efek sampingnya bisa menyebabkan daerah keloid menjadi lebih gelap.6. Pegagan dan habbatussauda, yaitu dengan menggunakan campuran ekstrak pegagan dan habbatussauda yang dilarutkan dalam minyak kelapa murni. Penggunaan dengan cara dioleskan pada luka yang dalam proses penyembuhan. Cara ini akan efektif jika dikombinasikan dengan tindakan operasi.

CicatrikMerupakan bekas luka yang dihasilkan dari pembentukan dan kontraksi jaringan fibrosa yang luka.

Cicatrix atau scar adalah jaringan penonjolan kulit akibat penumpukkan jaringan fibrosa sebagai pengganti jaringan kolagen normal. Jika jaringan terus menerus tumbuh berlebihan di sebut keloid. Jaringan parut (scar,cicatrix) bisa terjadi pada bagian tubuh yang terluka dan mengalami proses penyembuhan melalui pembentukan jaringan ikat yang berlebihan.Akibatnya bekas luka yang menyembuh berlebihan mengakibatkan gangguan baik secara estetis maupun fungsional. Fibrosis, atau jaringan parut akan terbentuk apabila cedera otot terlalu parah dan proses inflamasi kronik berlanjut. Jaringan parut akan terbentuk di antara minggu ketiga dan keempat setelah cedera. Pada proses ini terjadi aktivasi matriks ekstraselular dan peningkatan produksi jaringan kolagen (terutama tipe I dan III). Penyembuhan melalui pembentukan jaringan parut juga dapat terjadi bersamaan dengan regenerasi sel otot (proliferasi sel satelit).