rabu 28 april 2021 11 agribusiness - indonesia stock exchange · 2021. 4. 28. · atau konsuler...

1
11 AGRIBUSINESS RABU 28 APRIL 2021 Sambungan dari hal 1 Oleh Ridho Syukra JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan sedikitnya 10 sanksi administratif bagi para pelanggar aturan/hukum di sektor KP nasio- nal. Sesuai amanat UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK), pelaku pelanggaran di bidang KP hanya akan dikenai sanksi administratif, bukan pidana. Perubahan paradigma tersebut dilakukan bukan hanya untuk mendatangkan keadilan bagi pelaku usaha, tapi juga mencegah efforts dan sumber daya terbuang dalam melaksanakan sistem pemidanaan di sektor KP. PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT UNILEVER INDONESIA Tbk (“Perseroan”) Untuk memenuhi ketentuan Pasal 17 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK 15/2020”) dan Pasal 13.11 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi Perseroan dengan ini melakukan pemanggilan kepada Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”), yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2021 Tempat : Kantor Pusat Perseroan Grha Unilever Green Office Park Kav 3 Jalan BSD Boulevard Barat, BSD City Tangerang Waktu : Pukul 09:30 Waktu Indonesia Barat s/d selesai. Mata Acara Rapat: Direksi Perseroan mengajukan hal-hal sebagai berikut untuk dapat dibahas dan memperoleh persetujuan dari para Pemegang Saham Perseroan: 1. Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan dan Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan termasuk laporan atas pelaksanaan tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. 2. Penetapan penggunaan laba Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. 3. Persetujuan atas penunjukan Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit buku Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 dan penetapan honorarium, serta persyaratan lain penunjukannya. 4. a. Penegasan berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris Perseroan, serta pengangkatan dan pengangkatan kembali anggota Dewan Komisaris Perseroan. b. Penetapan remunerasi para anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2021. Penjelasan: Mata acara pertama, kedua, ketiga dan keempat butir (b) merupakan mata acara rutin yang dibahas dan diputuskan dalam setiap Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan. Terkait dengan mata acara keempat butir (a), Perseroan akan membahas mengenai pengangkatan anggota Dewan Komisaris Perseroan yang baru, serta pengangkatan kembali anggota Dewan Komisaris Perseroan. Penjelasan lebih lanjut dan rinci atas setiap mata acara Rapat dapat diakses melalui situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/ dan atau informasi yang tercantum di dalam situs eASY.KSEI (electronic general meeting system). Catatan untuk diperhatikan: 1. Perseroan akan menerapkan Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) (“Protokol Kesehatan Covid-19”), termasuk mensyaratkan Pemegang Saham yang hadir secara fisik untuk melakukan RT-PCR/Swab nasofaring test negatif Covid-19 sebagaimana diatur lebih lanjut pada butir 6 di bawah ini. Untuk itu, Perseroan menghimbau para Pemegang Saham untuk mentaati arahan dari Pemerintah tentang protokol kesehatan yang harus dijalankan dan juga menghimbau para Pemegang Saham untuk mewakilkan kehadirannya dalam Rapat dengan pemberian kuasa kepada Biro Administrasi Efek Perseroan, yakni PT Sharestar Indonesia (“BAE”), baik secara elektronik maupun konvensional sebagaimana dijelaskan pada butir 5 di bawah ini. 2. Sehubungan dengan Rapat tersebut, Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada Pemegang Saham Perseroan, sehingga iklan pemanggilan ini merupakan undangan resmi bagi semua Pemegang Saham Perseroan. 3. Pemegang Saham Perseroan yang berhak hadir dalam Rapat tersebut adalah para Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dengan sah dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 27 April 2020 pukul 16.00 WIB (“Pemegang Saham Yang Berhak”) atau kuasa mereka yang sah. 4. Materi mata acara Rapat, yakni resume profil calon anggota Komisaris yang akan diusulkan pengangkatannya dalam Rapat, serta dokumen lain yang terkait dengan pelaksanaan Rapat telah tersedia dan dapat diakses dan diunduh melalui situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/ sejak tanggal pemanggilan ini sampai dengan penyelenggaraan Rapat. Perseroan tidak menyediakan materi dalam bentuk hardcopy pada saat Rapat. 5. Pemberian Kuasa Pemberian kuasa oleh Pemegang Saham Yang Berhak dilakukan dengan cara sebagai berikut: (a) Yang memiliki saham tanpa warkat (scriptless), yakni yang sahamnya telah dimasukkan dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”), pemberian kuasa dilakukan untuk menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat kepada BAE melalui Aplikasi Penyelenggaraan RUPS Secara Elektronik atau eASY.KSEI dengan cara sebagai berikut : i. Pemegang Saham harus terlebih dahulu terdaftar dalam fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas KSEI (“AKSes KSEI”) yang dapat diakses melalui tautan https://akses.ksei.co.id/ yang disediakan oleh KSEI sebagai mekanisme pemberian kuasa secara elektronik (E-Proxy). ii. Bagi Pemegang Saham yang telah terdaftar sebagai pengguna AKSes KSEI dapat memberikan kuasanya melalui E-Proxy melalui eASY.KSEI. iii. E-Proxy dapat dilakukan sejak tanggal pemanggilan ini sampai dengan tanggal 26 Mei 2021 pukul 12.00 WIB. iv. Panduan registrasi, penggunaan dan penjelasan mengenai eASY.KSEI dapat diakses pada tautan https://akses.ksei.co.id/ v. Pemberian kuasa juga dapat dilakukan tanpa menggunakan E-Proxy dan untuk itu bisa mengikuti ketentuan yang sama dengan Pemegang Saham warkat pada butir (b) di bawah ini. (b) Yang memiliki saham dengan warkat (scrip), pemberian kuasa dilakukan untuk menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat kepada: (i) salah seorang perwakilan BAE sebagai pihak independen (silakan menghubungi BAE atau mengakses format surat kuasa yang kami sediakan di situs web Perseroan https://www.unilever.co.id/) ; atau (ii) pihak lain yang dikehendakinya, dengan ketentuan apabila pihak lain tersebut merupakan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau karyawan Perseroan, mereka dapat bertindak sebagai kuasa untuk menghadiri Rapat, namun suara mereka tidak diperhitungkan dalam pemungutan suara. Penerima kuasa diminta agar membawa Surat Kuasa yang sah dengan melampirkan fotokopi identitas diri pemberi kuasa dan penerima kuasa. Sesuai dengan Pasal 48 POJK 15/2020, dalam pemungutan suara, suara yang dikeluarkan berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya dan karenanya pemberian kuasa tidak dilakukan kepada lebih dari seorang penerima kuasa untuk sebagian jumlah sahamnya dengan suara yang berbeda. - Format surat kuasa dapat diunduh di situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/. Jika surat kuasa Pemegang Saham ditandatangani di luar Indonesia, surat kuasa tersebut harus dilegalisasi oleh Kedutaan Besar Indonesia atau konsuler yang terdekat dengan tempat dimana surat kuasa tersebut ditandatangani. - Surat Kuasa asli, dilengkapi dengan fotokopi KTP atau tanda pengenal lain pemberi kuasa dikirimkan kepada BAE, di alamat kantornya: Berita Satu Plaza, 7th Floor, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36, Jakarta 12950, Indonesia, Tel. +6221 5277966, Fax. +6221 527 7967 (”Kantor BAE”), paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diselenggarakan, yaitu tanggal 24 Mei 2021 selambatnya pukul 16.00 WIB. - Penerima kuasa hanya akan diijinkan menghadiri Rapat setelah dinyatakan sah sebagai penerima kuasa dari Pemegang Saham yang tercatat sebagai Pemegang Saham Yang Berhak. 6. Protokol Kesehatan Covid-19 yang akan diterapkan untuk Pemegang Saham atau kuasanya yang akan hadir secara fisik pada Rapat adalah sebagai berikut: (a) Dalam rangka menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19, Petugas Rapat akan mengarahkan Pemegang Saham dan atau kuasanya ke dalam ruang Rapat yang ditentukan dan membatasi jumlah orang yang berada di dalam ruangan Rapat tersebut dengan memperhatikan kapasitas tempat Rapat serta kebijakan physical distancing. (b) Wajib memberikan konfirmasi akan hadir secara fisik selambatnya 1 (satu) hari sebelum acara dengan memberitahukan kepada BAE, dan penetapan Pemegang Saham atau kuasanya yang akan diijinkan hadir secara fisik pada Rapat dilakukan dengan prinsip “yang menyatakan akan hadir secara fisik lebih dulu akan diutamakan”. (c) Pada saat kehadiran atau pendaftaran kehadiran, Pemegang Saham atau kuasanya disyaratkan: (i) Demi kenyamanan dan kesehatan seluruh Pihak, dengan biayanya sendiri, untuk memiliki dan menunjukan hasil pemeriksaan RT-PCR/swab nasofaring test negatif Covid-19 pada periode maksimum 3 (tiga) hari sebelum Rapat yang mana pengambilan sampel untuk RT-PCR/swab nasofaring test tersebut paling cepat dilakukan tanggal 24 Mei 2021. Hasil Rapid Test dan Swab Antigen tidak dapat diterima; (ii) tidak memiliki suhu tubuh 37,3 0C atau lebih; (iii) tidak sedang sakit (demam, batuk, flu atau pilek) dan wajib menyerahkan formulir deklarasi kesehatan (dapat diunduh di situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/, yang memuat informasi kesehatan; (iv) untuk Pemegang Saham perorangan, menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu identitas lainnya, dan untuk wakil dari Pemegang Saham yang berstatus badan hukum harap memperhatikan ketentuan butir 7 di bawah; (v) untuk penerima kuasa dari pemegang kuasa di luar mekanisme E-Proxy, menyerahkan Surat Kuasa Asli beserta fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemberi kuasa dan penerima kuasa atau kartu identitas lainnya; (vi) Pemegang Saham yang sahamnya berada dalam penitipan kolektif KSEI diminta untuk memperlihatkan Konfirmasi Tertulis Untuk Rapat (“KTUR”) yang dapat diperoleh di perusahaan efek atau bank kustodian dimana Pemegang Saham membuka rekening efeknya. (d) Selama berada di area sekitar ruangan rapat dan di dalam ruangan rapat selama penyelenggaraan Rapat, wajib menggunakan masker. (e) Pada saat pendaftaran atau memasuki gedung Rapat, wajib untuk menyerahkan formulir deklarasi kesehatan yang memuat informasi kesehatan yang dapat diunduh pada situs web Perseroan. (f) Mengikuti arahan Panitia Rapat dalam menerapkan kebijakan protokol kesehatan seperti physical distancing di tempat Rapat maupun area sekitar ruang Rapat, baik sebelum Rapat dimulai, pada saat Rapat, maupun setelah Rapat selesai. (g) Apabila di tempat Rapat terlihat Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang memiliki atau terlihat bergejala (seperti batuk, demam, flu) maka akan diminta untuk meninggalkan ruang Rapat. (h) Wajib mengikuti dan mentaati arahan dan keputusan Panitia Rapat. Perseroan berhak untuk melarang Pemegang Saham atau kuasanya untuk memasuki gedung/menghadiri Rapat secara fisik jika Pemegang Saham atau kuasanya tidak memenuhi syarat protokol kesehatan dan keselamatan yang ditetapkan oleh Perseroan, dan atau jika terdapat kondisi tertentu yang menurut pertimbangan Perseroan perlu untuk dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan protokol kesehatan dan ketertiban. (i) Bagi Pemegang Saham yang termasuk dalam golongan resiko tinggi Covid-19, antara lain: berusia 60 tahun keatas; memiliki penyakit komorbid (penyakit penyerta) seperti diabetes melitus, hipertensi, kanker, asma dan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) dan lain- lain serta ibu hamil sangat tidak disarankan untuk mengikuti Rapat secara fisik dan agar memberikan kuasa kepada pihak yang telah disediakan oleh Perseroan dengan menggunakan mekanisme e Proxy. (j) Pemegang Saham yang telah hadir ke tempat Rapat namun dilarang menghadiri atau tidak dapat memasuki ruang Rapat karena alasan yang dicantumkan dalam butir 6 pemanggilan ini tetap dapat melaksanakan haknya dengan cara memberikan kuasa (untuk menghadiri dan memberikan hak suaranya pada setiap mata acara Rapat) kepada pihak independen yang ditunjuk oleh Perseroan (Perwakilan BAE), dengan mengisi dan menandatangani formulir Surat Kuasa yang disediakan oleh Perseroan di lokasi Rapat. 7. Pemegang Saham Yang Berhak yang berstatus badan hukum (“Pemegang Saham Badan Hukum”) dapat diwakili dalam Rapat oleh seorang atau beberapa orang yang mempunyai kewenangan untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemegang Saham Badan Hukum tersebut sesuai dengan Anggaran Dasar Pemegang Saham Badan Hukum tersebut. Dimohon agar: (a) fotokopi Anggaran Dasar Pemegang Saham Badan Hukum yang berlaku pada saat Rapat diselenggarakan, dan (b) salinan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham atau dokumen lain yang berkenaan dengan pengangkatan para anggota Direksi atau manajemen Pemegang Saham Badan Hukum yang menjabat pada saat Rapat diselenggarakan, beserta bukti pemberitahuan dan pendaftaran pengangkatan mereka kepada instansi yang berwenang, dikirimkan ke Kantor BAE di alamat tercantum pada butir 5.(b).(ii) di atas, selambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diselenggarakan, yakni tanggal 24 Mei 2021. Wakil dari Pemegang Saham Badan Hukum yang akan menghadiri Rapat secara fisik agar membawa salinan dokumen tersebut di atas serta Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu identitas lainnya. 8. Pemegang Saham Yang Berhak dan akan memberikan kuasa kepada BAE berhak menyampaikan pertanyaan yang relevan dengan mata acara Rapat kepada BAE melalui email ke [email protected] atau secara tertulis melalui surat, dikirimkan ke Kantor BAE, dengan Subjek “Pertanyaan RUPST Unilever 2021” dan dilengkapi dengan identitas dan jumlah suara, dikirimkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diadakan, yaitu tanggal 24 Mei 2021. Pertanyaan tersebut sepanjang relevan akan disampaikan dan dibahas dalam Rapat dan dicatat dalam Risalah Rapat yang disusun oleh Notaris dan diumumkan dalam situs web Perseroan serta PT Bursa Efek Indonesia. 9. Dengan memperhatikan protokol keamanan dan kesehatan serta untuk memudahkan registrasi kehadiran para Pemegang Saham, Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasa mereka yang sah diminta dengan hormat agar berada di tempat Rapat pada pukul 08.00 WIB. Untuk memastikan jalannya Rapat yang sederhana, ringkas dan cepat, Rapat akan dimulai tepat waktu dan meja pendaftaran akan ditutup pada pukul 09.00 WIB atau waktu lainnya jika berdasarkan kondisi perlu untuk ditetapkan lain oleh Panitia Rapat. Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasanya yang sah yang hadir setelah pukul 09.00 WIB akan dianggap tidak hadir, dan karenanya tidak dapat mengajukan usul dan/atau pertanyaan serta tidak dapat mengeluarkan suara dalam Rapat. 10. Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasanya yang sah disarankan untuk mempelajari materi yang berkenaan dengan penjelasan mata acara Rapat dan Tata Tertib Rapat yang telah tersedia di situs web Perseroan. Surat Kuasa dan dokumen pendukung lainnya dapat diunduh melalui situs web Perseroan https://www.unilever.co.id/. dan tersedia selama jam dan hari kerja di Kantor BAE. Perseroan tidak menyediakan materi Rapat dalam bentuk hardcopy maupun softcopy dalam bentuk flash disk. 11. Demi alasan kesehatan dan dalam rangka pengendalian dan pencegahan penyebaran COVID-19, Perseroan tidak menyediakan makanan dan minuman, goody bag produk/souvenir, dan tidak menyediakan materi Rapat dalam bentuk fisik kepada Pemegang Saham dan kuasanya yang hadir dalam Rapat. Dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi penyebaran Covid-19, Perseroan dapat melakukan perubahan dan/atau penambahan informasi terkini terkait dengan tata cara pelaksanaan Rapat yang akan diumumkan lebih lanjut melalui situs Web Perseroan https://www.unilever.co.id/. Pertanyaan atau permintaan informasi lain terkait Rapat dapat diajukan/diminta ke Email Perseroan: [email protected] dan atau Email BAE : [email protected]. Tangerang, 28 April 2021 Direksi Perseroan Rincian jenis pelanggaran dan sanksi administratif di sektor KP tertuang dalam Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengenaan Sanksi Administratif Bidang KP yang merupakan aturan turunan dari UUCK. Dalam keterangan KKP disebutkan, terdapat empat kelom- pok jenis pelanggaran di sektor KP yang bisa dikenai sanksi administratif, yaitu pelanggaran ketentuan perizinan berusaha di sektor KP, pelanggaran pemanfaatan ruang laut, pelanggaran ketentuan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP), dan pelanggaran ketentuan impor komoditas perikanan dan komoditas pergaraman. Sedangkan bentuk sanksi admin- istrasinya antara lain peringatan/ teguran tertulis, paksaan pemerintah, denda administratif, pembekuan/pen- cabutan perizinan berusaha, penghen- tian sementara kegiatan dan pelayanan umum, dan pencabutan/pembatalan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut (KKPRL). Lalu, pembong- karan bangunan, pemulihan fungsi laut, pembekuan/pencabutan Surat Penyedia SPKP, dan pembekuan/ pencabutan surat keterangan aktivasi transmitter (SKAT). Pelaksanaan amanat UUCK yang tepat untuk memenuhi aspek keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan sejalan kebijakan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono yang terus beru- paya meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha di bidang KP dengan tetap menjunjung tinggi kepatuhan dan perlindungan kelestarian sumber daya serta keseimbangan tata kelola perikanan. “Dengan adanya peruba- han paradigma melalui UUCK maka pendekatan sanksi administrasi akan lebih didorong, termasuk melalui pengenaan denda administratif,” kata Plt Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Antam Novambar. Perubahan paradigma ini merupakan upaya untuk membangun sektor KP tumbuh lebih baik dari sebelumnya. KKP akan melaksanakan amanat UUCK dengan mengenakan sanksi administratif bagi pelaku pelangga- ran di bidang KP. Pengenaan sanksi tersebut diharapkan dapat menjaga keseimbangan tata kelola sektor KP nasional. Staf Ahli Bidang Regulasi Penegakan Hukum dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian Elen Setiadi menyampaikan, konsepsi sanksi dalam UUCK diarahkan pada upaya perbaikan agar kesalahan yang bersifat administratif tidak diproses melalui penyelesaian pidana. Hal tersebut juga dilakukan untuk sektor lainnya, bukan hanya KP. “Ada 291 pasal yang mengubah rumusan pen- genaan sanksi dalam UUCK dengan lebih mendorong pengenaan sanksi administratif,” terang Elen, kemarin. Inspektur Jenderal KKP Muham- mad Yusuf menyampaikan, penera- pan sanksi administratif ini lebih mengedepankan prin- sip keadilan, kepastian hukum, dan keman- faatan di sektor KP. Hal ini penting meng- ingat sektor KP terkait langsung dengan hajat hidup orang banyak. “Tujuannya tentu agar prinsip-prinsip keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan ini dapat dicapai dalam penera- pan sanksi,” jelas Yusuf saat Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengenaan Sanksi Administratif Bidang KP. Sedangkan Yunus Husein, pakar hu- kum yang juga Ketua Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jakarta, menyambut positif perubahan para- digma di UUCK yang memberikan ruang bagi pengenaan sanksi admin- istratif. Bila pemidanaan yang selalu didorong maka akan kontraproduk- tif dengan upaya pembinaan dan pembangunan nasional. Pengenaan sanksi administratif bukan hanya mendatangkan keadilan bagi pelaku usaha tetapi juga untuk mencegah efforts dan sumber daya yang ter- buang dalam melaksanakan sistem pemidanaan perikanan. “Ini menjadi alternatif dalam upaya meningkatkan kepatuhan, artinya tidak selalu semua harus dengan pidana yang akan me- nyusahkan pelaku," ungkap Yunus. (tl) Panen Tomat Petani memetik tomat saat panen di Desa Cot Seulamat, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Selasa (27/4/2021). Pada musim panen tersebut, harga tomat tingkat petani naik dari Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp 6.500 per kilogram. ant Anak Usaha Sigit mengatakan, pendapatan operasional secara konsolidasi masih tumbuh positif 7,16% (yoy) menjadi Rp 25,6 triliun. Namun, bi- aya operasional perseroan juga men- ingkat 14,55% (yoy) menjadi Rp 11,49 triliun, dikarenakan biaya merger Bank Syariah Indonesia (BSI). Bank Mandiri, papar dia, secara konso- lidasi berhasil membukukan laba sebelum provisi (PPOP) sebesar Rp 14,1 triliun, tumbuh 1,7% dari periode yang sama tahun lalu. Sigit memaparkan, BSI menyalur- kan pembiayaan sebesar Rp 159,1 triliun, tumbuh 14,7% (yoy). “Se- dangkan Bank Mantap hingga kuar- tal I tahun ini mengucurkan kredit senilai Rp 27,5 triliun, naik 26,3% (yoy). Kemudian, Asuransi Jiwa AXA Mandiri dan Mandiri Inhealth mencatatkan total pendapatan premi Rp 1,5 triliun, tumbuh 4,9% (yoy). Mandiri Sekuritas mencatatkan equity trading value Rp 160,7 triliun, naik 160,5% (yoy),”  imbuh Sigit. Di sektor multifinance, Mandiri Tunas Finance (MTF) dan Mandiri Utama Finance (MUF) mencatat- kan total outstanding kredit Rp 53,3 triliun, terkontraksi 11,3% (yoy). Sedangkan dana kelolaan Mandiri Investasi tercatat Rp 69,1 triliun, tumbuh 14,9% (yoy). “Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan aset yang cukup be- sar 20% (yoy), mencapai Rp 1.584,1 triliun pada kuartal pertama lalu. Pertumbuhan yang tinggi ini juga didorong hasil merger BSI bulan Februari 2021,” kata Sigit. Perkebunan dan Konstruksi. Darmawan mengatakan, salah satu kunci keberhasilan perseroan dalam membangkitkan kinerja penyaluran kredit pada awal tahun ini adalah dengan memperhatikan sektor unggulan di masing-masing wilayah, yang masih memiliki prospek positif dan kualitas yang baik. Secara bank only, penyaluran kredit hingga kuartal I-2021 men- capai Rp 779 triliun, ditopang oleh segmen wholesale yang tumbuh tipis 0,18% (yoy) menjadi Rp 513,9 triliun. Segmen UMKM tercatat tumbuh baik sebesar 3,22% (yoy) menjadi Rp 92,1 triliun. Pencapaian tersebut tetap mem- perhatikan kualitas pembiayaan, sehingga rasio non-performing loan (NPL) konsolidasi terjaga baik di kisaran 3,15%. Sedangkan rasio pencadangan terhadap NPL lebih dari 220%. “Kami melihat laju pertumbuhan ini sebagai tanda positif mulai berdenyutnya sisi permintaan dunia usaha yang perlu terus di- jaga, dan bahkan diperkuat, agar ekonomi Indonesia segera pulih. Oleh karena itu, kami tidak akan lengah dan terus waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” kata Darmawan. Beberapa sektor ekonomi yang menjadi fokus penyaluran kredit segmen wholesale antara lain sektor fast moving consumer goods (FMCG), perkebunan, dan konstruksi. Se- mentara itu, di sektor UMKM, outstanding portofolio kredit usaha rakyat (KUR) tumbuh kencang sekitar 35,4% (yoy) menjadi Rp 46,2 triliun, di mana Rp 9,6 triliun disalurkan kepada 99.162 debitur dalam tiga bulan pertama tahun ini. Tahun Ini Membaik Darmawan mengatakan, pi- haknya optimistis perkembangan program vaksinasi Covid-19 yang dikombinasikan dengan berbagai stimulus kebijakan pemerintah dan regulator akan membangkitkan perekonomian Indonesia dari teka- nan dahsyat pandemi Covid-19. Stim- ulus ini termasuk berbagai program bantuan sosial kepada masyarakat. “Kami melihat kredit di 2021 lebih baik dari 2020, karena kami punya pengalaman menjalankan bisnis di 2020 dengan pandemi yang berlangsung. Saat ini juga masih ada, tapi paling tidak, kami bisa mengurangi dampak pan- demi,” ujar dia. Ia menyebut, ada tiga katalis pendorong pertumbuhan kredit tahun ini. Pertama, keberhasilan pelaksanaan vaksinasi, yang di- harapkan menjadi game changer. Kedua, stimulus yang dijalankan pemerintah yang diberikan sejak 2020, yang diharapkan memun- culkan permintaan pembiayaan. Ketiga, Bank Mandiri juga fokus di berbagai sektor yang memiliki prospek bisnis bagus dan bisa menggerakkan ekonomi nasional. Ini antara lain sektor komoditas yang meningkat, seperti CPO, batu bara, nikel dan produk tambang lain. “Sebagai upaya mengoptimalkan kredit, Bank Mandiri ekspansi dengan prudent dan dengan pilihan targeted customer yang mulai pulih. Kami juga lihat potensi bisnis itu tidak menyeluruh, tapi ke masing- masing keunggulan wilayah. Kami optimistis adanya pertumbuhan kredit positif,” tutur Darmawan. Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar me- nyebut, kredit wholesale (korporasi dan komersial) untuk tahun 2021 bisa tumbuh sekitar 4-5% (yoy). Secara year to date (ytd), kredit ini sudah mulai tumbuh positif 2,6%. Kredit korporasi khususnya, lanjut dia, mengalami perbaikan sejalan dengan program vaksinasi. “Didorong kebijakan stimulus, kami yakin wholesale mengalami perbaikan, hal ini ditunjang dan ter- cermin pada indeks PMI yang me- ningkat. Tahun ini, kami proyeksi- kan wholesale tumbuh mid single digit antara 4-5%,” ungkap Alexandra. Untuk sektor konstruksi, pihaknya melihat banyak perusahaan yang menunda proyeknya di masa pan- demi. Ini dikarenakan keterbatasan anggaran perusahaan konstruksi. “Namun demikian, kami melihat konstruksi masih menjanjikan, banyak proyek yang dibangun. Faktor lain yang menjadi kunci adalah Lembaga Pengelola In- vestasi (LPI) yang mempercepat recycle perusahaan BUMN kon- struksi,” kata dia. Alexandra menyebut, sampai dengan Maret 2021, portofolio kredit konstruksi Mandiri Rp 56,2 triliun, tumbuh 20,66% (yoy). NPL juga relatif terjaga di level 0,36%. “Dalam menjaga kualitas kredit, Bank Mandiri punya guideline batasan exposure berdasarkan sek- tor. Ke depan, kami fokus ke pros- pek yang baik dan recovery cepat dari dampak pandemi,” imbuh dia. Turunkan Suku Bunga Perseroan juga telah menu- runkan suku bunga dasar kredit (SBDK), mengikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) serta anjuran pemerintah dan regulator OJK. “SBDK, akhir tahun lalu sampai Maret 2021, kami su- dah menurunkan kisaran 25-250 basis poin,” tutur Sigit. Penurunan bunga kredit Mandiri, lanjut Sigit, terjadi pada semua seg- men. Bunga kredit korporasi turun 180 bps sampai dengan Maret 2021, untuk segmen ritel dipangkas sebesar 160 bps, dan hal serupa dilakukan untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan non-KPR. Menurut Sigit, penurunan SBDK tersebut bisa dilakukan karena cost of fund perseroan berhasil ditekan. Pada Maret 2021, cost of fund perseroan turun menjadi 1,8% dari sebelumnya 2,53% di akhir 2020. “Ke depan, kami akan menjaga cost of fund di level 1,8% atau di bawah itu. Kami yakin kondisi likuiditas yang ada akan bisa men- dorong terus penurunan cost of fund di level yang lebih rendah, dari Maret ini,” ujarnya. DPK Naik 25% Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), secara kon- solidasi hingga triwulan I-2021 tumbuh 25,5% (yoy) menjadi Rp 1.181,3 triliun, dengan komposisi dana murah meningkat menjadi 67,60% dari sebelumnya 64,13%. DPK secara bank only juga me- ningkat 15,6% (yoy) mencapai Rp 947,8 triliun dengan rasio CASA sebesar 71,2%, terutama didorong oleh pertumbuhan giro 41,73% (yoy) menjadi Rp 335,9 triliun. “Keberhasilan kami memperbaiki komposisi dana murah ini juga ikut menekan cost of fund (biaya dana) year to date (bank only) menjadi hanya 1,80%. Ini turun tajam dari 2,83% pada Maret 2020,” tutur dia.  Dia menambahkan, kenaikan DPK hingga menembus Rp 1.100 tri- liun dan kenaikan penyaluran kredit berkontribusi pada pembentukan aset Bank Mandiri secara konsoli- dasi yang mencapai Rp 1.584,1 triliun. Ini meningkat 20% secara yoy.  “Kenaikan aset yang signifikan tersebut terutama didorong oleh keberhasilan proses merger Bank Syariah Mandiri dan dua bank syariah Himbara lainnya, menjadi Bank Syariah Indonesia, dan men- jadi entitas perusahaan anak Bank Mandiri,” ucap Darmawan.  Bank Mandiri, lanjut dia, saat ini melakukan pengembangan solusi digital untuk mendorong pertum- buhan transaksi digital nasabah. Bank pelat merah ini memberikan solusi kemudahan digital, baik untuk kebutuhan perusahaan maupun individual.  “Bagi nasabah retail , pada triwulan I lalu kami telah menge- nalkan Livin’ by Mandiri sebagai pengembangan aplikasi Mandiri Online untuk menjadi sebuah super app, yang mampu memberi akses kepada nasabah ke pro- duk dan layanan Mandiri Group. Sedangkan nasabah wholesale telah dapat memanfaatkan layanan Mandiri Cash Management un- tuk berbagai kebutuhan transak- sional,” kata Darmawan.  Restrukturisasi Kredit Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, sejak tahun lalu sam- pai dengan Maret 2021, perseroan telah memberikan persetujuan restrukturisasi kepada 547 ribu debitur dengan nilai kredit Rp 124,2 triliun. Dari jumlah tersebut, baki debet restrukturisasi sudah menga- lami penurunan menjadi Rp 94,5 tri- liun pada Maret 2021. “Penurunan baki debet restrukturisasi kredit Covid-19 tersebut karena sudah ada debitur yang kembali melakukan pembayaran,” papar Siddik.  Baki debet restrukturisasi terdiri atas segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp 33,5 triliun, serta segmen non-UMKM mencapai Rp 61 triliun. Menurut Siddik, dari penilaian yang dilakukan perse- roan, jumlah yang berpotensi atau memiliki risiko tinggi untuk turun menjadi NPL mencapai 11%. “Porsi high risk 11%, itu potensi yang kami tangani dengan baik, sehingga tidak downgrade ke NPL. Peningkatan CKPN juga kami cadangkan, CKPN lebih tinggi dari yang disyaratkan regulator,” urai dia.  Dalam mengelola kredit re- strukturisasi Covid-19, Bank Mandiri membaginya dalam tiga klasifikasi. Ini mencakup debitur yang low risk, medium risk, dan high risk . Untuk kategori low risk diperkirakan akan kembali normal, yang medium risk me- merlukan perpanjangan relaksasi dan diperkirakan akan kembali normal, sedangkan yang high risk berpotensi menjadi NPL. Bank Mandiri, lanjut dia, juga telah menyiapkan CKPN untuk mengantisipasi kenaikan risiko kredit. Pada kuartal I tahun ini, CKPN yang sudah dialokasikan sebesar 10% dari total baki debet restrukturisasi. “Khusus untuk CKPN bagi kredit diklasifikasi high risk mencapai 49,4% dari total CKPN. Dari portofo- lio restrukturisasi tersebut, sekitar 30-40% membutuhkan perpanjang- an relaksasi. Yang terdampak pan- demi ada di berbagai macam sektor, yang paling banyak di pariwisata, hotel, transportasi, konstruksi, dan properti. Di Maret 2021, dari Rp 94,5 triliun baki debet, ada 0,9% dari nilai itu yang downgrade ke NPL, jadi kecil sekali,” papar Siddik. (en)

Upload: others

Post on 25-Jul-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RABU 28 APRIL 2021 11 AGRIBUSINESS - Indonesia Stock Exchange · 2021. 4. 28. · atau konsuler yang terdekat dengan tempat dimana surat kuasa tersebut ditandatangani. - Surat Kuasa

11 AGRIBUSINESSRABU 28 APRIL 2021

Sambungan dari hal 1

Oleh Ridho Syukra

JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan sedikitnya 10 sanksi administratif bagi para pelanggar aturan/hukum di sektor KP nasio-nal. Sesuai amanat UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK), pelaku pelanggaran di bidang KP hanya akan dikenai sanksi administratif, bukan pidana. Peru bahan paradigma tersebut dilakukan bukan hanya untuk mendatangkan keadilan bagi pelaku usaha, tapi juga mencegah efforts dan sumber daya terbuang dalam melaksanakan sistem pemidanaan di sektor KP.

INVESTOR DAILY 3 KOL X 450 MM_TERBIT 28 April 2021

Revisi 3

PEMANGGILANRAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN

PT UNILEVER INDONESIA Tbk(“Perseroan”)

Untuk memenuhi ketentuan Pasal 17 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK 15/2020”) dan Pasal 13.11 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi Perseroan dengan ini melakukan pemanggilan kepada Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”), yang akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2021 Tempat : Kantor Pusat Perseroan Grha Unilever Green Office Park Kav 3 Jalan BSD Boulevard Barat, BSD City Tangerang Waktu : Pukul 09:30 Waktu Indonesia Barat s/d selesai.

Mata Acara Rapat:

Direksi Perseroan mengajukan hal-hal sebagai berikut untuk dapat dibahas dan memperoleh persetujuan dari para Pemegang Saham Perseroan:

1. Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan dan Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan termasuk laporan atas pelaksanaan tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.

2. Penetapan penggunaan laba Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.

3. Persetujuan atas penunjukan Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit buku Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 dan penetapan honorarium, serta persyaratan lain penunjukannya.

4. a. Penegasan berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris Perseroan, serta pengangkatan dan pengangkatan kembali anggota Dewan Komisaris Perseroan.

b. Penetapan remunerasi para anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2021.

Penjelasan:Mata acara pertama, kedua, ketiga dan keempat butir (b) merupakan mata acara rutin yang dibahas dan diputuskan dalam setiap Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan. Terkait dengan mata acara keempat butir (a), Perseroan akan membahas mengenai pengangkatan anggota Dewan Komisaris Perseroan yang baru, serta pengangkatan kembali anggota Dewan Komisaris Perseroan.

Penjelasan lebih lanjut dan rinci atas setiap mata acara Rapat dapat diakses melalui situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/ dan atau informasi yang tercantum di dalam situs eASY.KSEI (electronic general meeting system).

Catatan untuk diperhatikan: 1. Perseroan akan menerapkan Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan

dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) (“Protokol Kesehatan Covid-19”), termasuk mensyaratkan Pemegang Saham yang hadir secara fisik untuk melakukan RT-PCR/Swab nasofaring test negatif Covid-19 sebagaimana diatur lebih lanjut pada butir 6 di bawah ini. Untuk itu, Perseroan menghimbau para Pemegang Saham untuk mentaati arahan dari Pemerintah tentang protokol kesehatan yang harus dijalankan dan juga menghimbau para Pemegang Saham untuk mewakilkan kehadirannya dalam Rapat dengan pemberian kuasa kepada Biro Administrasi Efek Perseroan, yakni PT Sharestar Indonesia (“BAE”), baik secara elektronik maupun konvensional sebagaimana dijelaskan pada butir 5 di bawah ini.

2. Sehubungan dengan Rapat tersebut, Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada Pemegang Saham Perseroan, sehingga iklan pemanggilan ini merupakan undangan resmi bagi semua Pemegang Saham Perseroan.

3. Pemegang Saham Perseroan yang berhak hadir dalam Rapat tersebut adalah para Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dengan sah dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 27 April 2020 pukul 16.00 WIB (“Pemegang Saham Yang Berhak”) atau kuasa mereka yang sah.

4. Materi mata acara Rapat, yakni resume profil calon anggota Komisaris yang akan diusulkan pengangkatannya dalam Rapat, serta dokumen lain yang terkait dengan pelaksanaan Rapat telah tersedia dan dapat diakses dan diunduh melalui situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/ sejak tanggal pemanggilan ini sampai dengan penyelenggaraan Rapat. Perseroan tidak menyediakan materi dalam bentuk hardcopy pada saat Rapat.

5. Pemberian Kuasa

Pemberian kuasa oleh Pemegang Saham Yang Berhak dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(a) Yang memiliki saham tanpa warkat (scriptless), yakni yang sahamnya telah dimasukkan dalam penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”), pemberian kuasa dilakukan untuk menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat kepada BAE melalui Aplikasi Penyelenggaraan RUPS Secara Elektronik atau eASY.KSEI dengan cara sebagai berikut :

i. Pemegang Saham harus terlebih dahulu terdaftar dalam fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas KSEI (“AKSes KSEI”) yang dapat diakses melalui tautan https://akses.ksei.co.id/ yang disediakan oleh KSEI sebagai mekanisme pemberian kuasa secara elektronik (E-Proxy).

ii. Bagi Pemegang Saham yang telah terdaftar sebagai pengguna AKSes KSEI dapat memberikan kuasanya melalui E-Proxy melalui eASY.KSEI.

iii. E-Proxy dapat dilakukan sejak tanggal pemanggilan ini sampai dengan tanggal 26 Mei 2021 pukul 12.00 WIB.

iv. Panduan registrasi, penggunaan dan penjelasan mengenai eASY.KSEI dapat diakses pada tautan https://akses.ksei.co.id/

v. Pemberian kuasa juga dapat dilakukan tanpa menggunakan E-Proxy dan untuk itu bisa mengikuti ketentuan yang sama dengan Pemegang Saham warkat pada butir (b) di bawah ini.

(b) Yang memiliki saham dengan warkat (scrip), pemberian kuasa dilakukan untuk menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat kepada:

(i) salah seorang perwakilan BAE sebagai pihak independen (silakan menghubungi BAE atau mengakses format surat kuasa yang kami sediakan di situs web Perseroan https://www.unilever.co.id/) ; atau

(ii) pihak lain yang dikehendakinya, dengan ketentuan apabila pihak lain tersebut merupakan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau karyawan Perseroan, mereka dapat bertindak sebagai kuasa untuk menghadiri Rapat, namun suara mereka tidak diperhitungkan dalam pemungutan suara. Penerima kuasa diminta agar membawa Surat Kuasa yang sah dengan melampirkan fotokopi identitas diri pemberi kuasa dan penerima kuasa. Sesuai dengan Pasal 48 POJK 15/2020, dalam pemungutan suara, suara yang dikeluarkan berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya dan karenanya pemberian kuasa tidak dilakukan kepada lebih dari seorang penerima kuasa untuk sebagian jumlah sahamnya dengan suara yang berbeda.

- Format surat kuasa dapat diunduh di situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/. Jika surat kuasa Pemegang Saham ditandatangani di luar Indonesia, surat kuasa tersebut harus dilegalisasi oleh Kedutaan Besar Indonesia atau konsuler yang terdekat dengan tempat dimana surat kuasa tersebut ditandatangani.

- Surat Kuasa asli, dilengkapi dengan fotokopi KTP atau tanda pengenal lain pemberi kuasa dikirimkan kepada BAE, di alamat kantornya: Berita Satu Plaza, 7th Floor, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36, Jakarta 12950, Indonesia, Tel. +6221 5277966, Fax. +6221 527 7967 (”Kantor BAE”), paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diselenggarakan, yaitu tanggal 24 Mei 2021 selambatnya pukul 16.00 WIB.

- Penerima kuasa hanya akan diijinkan menghadiri Rapat setelah dinyatakan sah sebagai penerima kuasa dari Pemegang Saham yang tercatat sebagai Pemegang Saham Yang Berhak.

6. Protokol Kesehatan Covid-19 yang akan diterapkan untuk Pemegang Saham atau kuasanya yang akan hadir secara fisik pada Rapat adalah sebagai berikut:

(a) Dalam rangka menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19, Petugas Rapat akan mengarahkan Pemegang Saham dan atau kuasanya ke dalam ruang Rapat yang ditentukan dan membatasi jumlah orang yang berada di dalam ruangan Rapat tersebut dengan memperhatikan kapasitas tempat Rapat serta kebijakan physical distancing.

(b) Wajib memberikan konfirmasi akan hadir secara fisik selambatnya 1 (satu) hari sebelum acara dengan memberitahukan kepada BAE, dan penetapan Pemegang Saham atau kuasanya yang akan diijinkan hadir secara fisik pada Rapat dilakukan dengan prinsip “yang menyatakan akan hadir secara fisik lebih dulu akan diutamakan”.

(c) Pada saat kehadiran atau pendaftaran kehadiran, Pemegang Saham atau kuasanya disyaratkan:

(i) Demi kenyamanan dan kesehatan seluruh Pihak, dengan biayanya sendiri, untuk memiliki dan menunjukan hasil pemeriksaan RT-PCR/swab nasofaring test negatif Covid-19 pada periode maksimum 3 (tiga) hari sebelum Rapat yang mana pengambilan sampel untuk RT-PCR/swab nasofaring test tersebut paling cepat dilakukan tanggal 24 Mei 2021. Hasil Rapid Test dan Swab Antigen tidak dapat diterima;

(ii) tidak memiliki suhu tubuh 37,3 0C atau lebih;

(iii) tidak sedang sakit (demam, batuk, flu atau pilek) dan wajib menyerahkan formulir deklarasi kesehatan (dapat diunduh di situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/, yang memuat informasi kesehatan;

(iv) untuk Pemegang Saham perorangan, menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu identitas lainnya, dan untuk wakil dari Pemegang Saham yang berstatus badan hukum harap memperhatikan ketentuan butir 7 di bawah;

(v) untuk penerima kuasa dari pemegang kuasa di luar mekanisme E-Proxy, menyerahkan Surat Kuasa Asli beserta fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemberi kuasa dan penerima kuasa atau kartu identitas lainnya;

(vi) Pemegang Saham yang sahamnya berada dalam penitipan kolektif KSEI diminta untuk memperlihatkan Konfirmasi Tertulis Untuk Rapat (“KTUR”) yang dapat diperoleh di perusahaan efek atau bank kustodian dimana Pemegang Saham membuka rekening efeknya.

(d) Selama berada di area sekitar ruangan rapat dan di dalam ruangan rapat selama penyelenggaraan Rapat, wajib menggunakan masker.

(e) Pada saat pendaftaran atau memasuki gedung Rapat, wajib untuk menyerahkan formulir deklarasi kesehatan yang memuat informasi kesehatan yang dapat diunduh pada situs web Perseroan.

(f) Mengikuti arahan Panitia Rapat dalam menerapkan kebijakan protokol kesehatan seperti physical distancing di tempat Rapat maupun area sekitar ruang Rapat, baik sebelum Rapat dimulai, pada saat Rapat, maupun setelah Rapat selesai.

(g) Apabila di tempat Rapat terlihat Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang memiliki atau terlihat bergejala (seperti batuk, demam, flu) maka akan diminta untuk meninggalkan ruang Rapat.

(h) Wajib mengikuti dan mentaati arahan dan keputusan Panitia Rapat. Perseroan berhak untuk melarang Pemegang Saham atau kuasanya untuk memasuki gedung/menghadiri Rapat secara fisik jika Pemegang Saham atau kuasanya tidak memenuhi syarat protokol kesehatan dan keselamatan yang ditetapkan oleh Perseroan, dan atau jika terdapat kondisi tertentu yang menurut pertimbangan Perseroan perlu untuk dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan protokol kesehatan dan ketertiban.

(i) Bagi Pemegang Saham yang termasuk dalam golongan resiko tinggi Covid-19, antara lain: berusia 60 tahun keatas; memiliki penyakit komorbid (penyakit penyerta) seperti diabetes melitus, hipertensi, kanker, asma dan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) dan lain- lain serta ibu hamil sangat tidak disarankan untuk mengikuti Rapat secara fisik dan agar memberikan kuasa kepada pihak yang telah disediakan oleh Perseroan dengan menggunakan mekanisme e Proxy.

(j) Pemegang Saham yang telah hadir ke tempat Rapat namun dilarang menghadiri atau tidak dapat memasuki ruang Rapat karena alasan yang dicantumkan dalam butir 6 pemanggilan ini tetap dapat melaksanakan haknya dengan cara memberikan kuasa (untuk menghadiri dan memberikan hak suaranya pada setiap mata acara Rapat) kepada pihak independen yang ditunjuk oleh Perseroan (Perwakilan BAE), dengan mengisi dan menandatangani formulir Surat Kuasa yang disediakan oleh Perseroan di lokasi Rapat.

7. Pemegang Saham Yang Berhak yang berstatus badan hukum (“Pemegang Saham Badan Hukum”) dapat diwakili dalam Rapat oleh seorang atau beberapa orang yang mempunyai kewenangan untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemegang Saham Badan Hukum tersebut sesuai dengan Anggaran Dasar Pemegang Saham Badan Hukum tersebut.

Dimohon agar:

(a) fotokopi Anggaran Dasar Pemegang Saham Badan Hukum yang berlaku pada saat Rapat diselenggarakan, dan

(b) salinan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham atau dokumen lain yang berkenaan dengan pengangkatan para anggota Direksi atau manajemen Pemegang Saham Badan Hukum yang menjabat pada saat Rapat diselenggarakan, beserta bukti pemberitahuan dan pendaftaran pengangkatan mereka kepada instansi yang berwenang,

dikirimkan ke Kantor BAE di alamat tercantum pada butir 5.(b).(ii) di atas, selambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diselenggarakan, yakni tanggal 24 Mei 2021. Wakil dari Pemegang Saham Badan Hukum yang akan menghadiri Rapat secara fisik agar membawa salinan dokumen tersebut di atas serta Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu identitas lainnya.

8. Pemegang Saham Yang Berhak dan akan memberikan kuasa kepada BAE berhak menyampaikan pertanyaan yang relevan dengan mata acara Rapat kepada BAE melalui email ke [email protected] atau secara tertulis melalui surat, dikirimkan ke Kantor BAE, dengan Subjek “Pertanyaan RUPST Unilever 2021” dan dilengkapi dengan identitas dan jumlah suara, dikirimkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diadakan, yaitu tanggal 24 Mei 2021. Pertanyaan tersebut sepanjang relevan akan disampaikan dan dibahas dalam Rapat dan dicatat dalam Risalah Rapat yang disusun oleh Notaris dan diumumkan dalam situs web Perseroan serta PT Bursa Efek Indonesia.

9. Dengan memperhatikan protokol keamanan dan kesehatan serta untuk memudahkan registrasi kehadiran para Pemegang Saham, Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasa mereka yang sah diminta dengan hormat agar berada di tempat Rapat pada pukul 08.00 WIB. Untuk memastikan jalannya Rapat yang sederhana, ringkas dan cepat, Rapat akan dimulai tepat waktu dan meja pendaftaran akan ditutup pada pukul 09.00 WIB atau waktu lainnya jika berdasarkan kondisi perlu untuk ditetapkan lain oleh Panitia Rapat. Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasanya yang sah yang hadir setelah pukul 09.00 WIB akan dianggap tidak hadir, dan karenanya tidak dapat mengajukan usul dan/atau pertanyaan serta tidak dapat mengeluarkan suara dalam Rapat.

10. Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasanya yang sah disarankan untuk mempelajari materi yang berkenaan dengan penjelasan mata acara Rapat dan Tata Tertib Rapat yang telah tersedia di situs web Perseroan. Surat Kuasa dan dokumen pendukung lainnya dapat diunduh melalui situs web Perseroan https://www.unilever.co.id/. dan tersedia selama jam dan hari kerja di Kantor BAE. Perseroan tidak menyediakan materi Rapat dalam bentuk hardcopy maupun softcopy dalam bentuk flash disk.

11. Demi alasan kesehatan dan dalam rangka pengendalian dan pencegahan penyebaran COVID-19, Perseroan tidak menyediakan makanan dan minuman, goody bag produk/souvenir, dan tidak menyediakan materi Rapat dalam bentuk fisik kepada Pemegang Saham dan kuasanya yang hadir dalam Rapat.

Dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi penyebaran Covid-19, Perseroan dapat melakukan perubahan dan/atau penambahan informasi terkini terkait dengan tata cara pelaksanaan Rapat yang akan diumumkan lebih lanjut melalui situs Web Perseroan https://www.unilever.co.id/.

Pertanyaan atau permintaan informasi lain terkait Rapat dapat diajukan/diminta ke Email Perseroan: [email protected] dan atau Email BAE : [email protected].

Tangerang, 28 April 2021Direksi Perseroan

Rincian jenis pelanggaran dan sanksi administratif di sektor KP tertuang dalam Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengenaan Sanksi Administratif Bidang KP yang merupakan aturan turunan dari UUCK. Dalam keterangan KKP disebutkan, terdapat empat kelom-pok jenis pelanggaran di sektor KP yang bisa dikenai sanksi administratif, yaitu pelanggaran ketentuan perizinan berusaha di sektor KP, pelanggaran pemanfaatan ruang laut, pelanggaran ketentuan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP), dan pelanggaran ketentuan impor komoditas perikanan dan komoditas pergaraman.

Sedangkan bentuk sanksi admin-istrasinya antara lain peringatan/teguran tertulis, paksaan pemerintah, denda administratif, pembekuan/pen-cabutan perizinan berusaha, penghen-tian sementara kegiatan dan pelayanan umum, dan pencabutan/pembatalan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut (KKPRL). Lalu, pembong-karan bangunan, pemulihan fungsi laut, pembekuan/pencabutan Surat Penyedia SPKP, dan pembekuan/pencabutan surat keterangan aktivasi transmitter (SKAT).

Pelaksanaan amanat UUCK yang

tepat untuk memenuhi aspek keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan sejalan kebijakan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono yang terus beru-paya meningkatkan kesejahteraan

pelaku usaha di bidang KP dengan tetap menjunjung tinggi kepatuhan dan perlindungan kelestarian sumber daya serta keseimbangan tata kelola perikanan. “Dengan adanya peruba-han paradigma melalui UUCK maka pendekatan sanksi administrasi akan lebih didorong, termasuk melalui pengenaan denda administratif,” kata Plt Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Antam Novambar. Perubahan paradigma ini merupakan upaya untuk membangun sektor KP tumbuh lebih baik dari sebelumnya.

KKP akan melaksanakan amanat UUCK dengan mengenakan sanksi administratif bagi pelaku pelangga-ran di bidang KP. Pengenaan sanksi tersebut diharapkan dapat menjaga keseimbangan tata kelola sektor KP nasional. Staf Ahli Bidang Regulasi Penegakan Hukum dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian Elen Setiadi menyampaikan, konsepsi sanksi dalam UUCK diarahkan pada upaya perbaikan agar kesalahan yang

bersifat administratif tidak diproses melalui penyelesaian pidana. Hal tersebut juga dilakukan untuk sektor lainnya, bukan hanya KP. “Ada 291 pasal yang mengubah rumusan pen-genaan sanksi dalam UUCK dengan lebih mendorong pengenaan sanksi administratif,” terang Elen, kemarin.

Inspektur Jenderal KKP Muham-mad Yusuf menyampaikan, penera-pan sanksi administratif ini lebih mengedepankan prin-sip keadilan, kepastian hukum, dan keman-faatan di sektor KP. Hal ini penting meng-ingat sektor KP terkait langsung dengan hajat hidup orang banyak. “Tujuannya tentu agar prinsip-prinsip keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan ini dapat dicapai dalam penera-pan sanksi,” jelas Yusuf saat Konsultasi Publik Rancangan Peraturan

Menteri tentang Pengenaan Sanksi Administratif Bidang KP.

Sedangkan Yunus Husein, pakar hu-kum yang juga Ketua Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jakarta, menyambut positif perubahan para-digma di UUCK yang memberikan ruang bagi pengenaan sanksi admin-istratif. Bila pemidanaan yang selalu didorong maka akan kontraproduk-tif dengan upaya pembinaan dan

pembangunan nasional. Pengenaan sanksi administratif bukan hanya mendatangkan keadilan bagi pelaku usaha tetapi juga untuk mencegah ef for ts dan sumber daya yang ter-buang dalam melaksanakan sistem pemidanaan perikanan. “Ini menjadi alternatif dalam upaya meningkatkan kepatuhan, artinya tidak selalu semua harus dengan pidana yang akan me-nyusahkan pelaku," ungkap Yunus. (tl)

Panen TomatPetani memetik tomat saat panen di Desa Cot Seulamat, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Selasa (27/4/2021). Pada musim panen tersebut, harga tomat tingkat petani naik dari Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp 6.500 per kilogram.

ant

Anak UsahaSigit mengatakan, pendapatan

ope rasional secara konsolidasi masih tumbuh positif 7,16% (yoy) menjadi Rp 25,6 triliun. Namun, bi-aya operasional perseroan juga men-ingkat 14,55% (yoy) menjadi Rp 11,49 triliun, dikarenakan biaya merger Bank Syariah Indonesia (BSI). Bank Mandiri, papar dia, secara konso-lidasi berhasil membukukan laba sebelum provisi (PPOP) sebesar Rp 14,1 triliun, tumbuh 1,7% dari periode yang sama tahun lalu. 

Sigit memaparkan, BSI menyalur-kan pembiayaan sebesar Rp 159,1 triliun, tumbuh 14,7% (yoy). “Se-dangkan Bank Mantap hingga kuar-tal I tahun ini mengucurkan kredit senilai Rp 27,5 triliun, naik 26,3% (yoy). Kemudian, Asuransi Jiwa AXA Mandiri dan Mandiri Inhealth mencatatkan total pendapatan premi Rp 1,5 triliun, tumbuh 4,9% (yoy). Mandiri Sekuritas mencatatkan equity trading value Rp 160,7 triliun, naik 160,5% (yoy),”  imbuh Sigit.

Di sektor multifinance, Mandiri Tunas Finance (MTF) dan Mandiri Utama Finance (MUF) mencatat-kan total outstanding kredit Rp 53,3 triliun, terkontraksi 11,3% (yoy). Sedangkan dana kelolaan Mandiri Investasi tercatat Rp 69,1 triliun, tumbuh 14,9% (yoy).

“Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan aset yang cukup be-sar 20% (yoy), mencapai Rp 1.584,1 triliun pada kuartal pertama lalu. Pertumbuhan yang tinggi ini juga didorong hasil merger BSI bulan Februari 2021,” kata Sigit.

Perkebunan dan Konstruksi. Darmawan mengatakan, salah

satu kunci keberhasilan perseroan dalam membangkitkan kinerja penyaluran kredit pada awal tahun ini adalah dengan memperhatikan sektor unggulan di masing-masing wilayah, yang masih memiliki prospek positif dan kualitas yang baik. Secara bank only, penyaluran kredit hingga kuartal I-2021 men-capai Rp 779 triliun, ditopang oleh segmen wholesale yang tumbuh tipis 0,18% (yoy) menjadi Rp 513,9 triliun. Segmen UMKM tercatat tumbuh baik sebesar 3,22% (yoy) menjadi Rp 92,1 triliun.

Pencapaian tersebut tetap mem-perhatikan kualitas pembiayaan, sehingga rasio non-per forming loan (NPL) konsolidasi terjaga baik di kisaran 3,15%. Sedangkan rasio pencadangan terhadap NPL lebih dari 220%.

“Kami melihat laju pertumbuhan ini sebagai tanda positif mulai berdenyutnya sisi permintaan du nia usaha yang perlu terus di-jaga, dan bahkan diperkuat, agar ekonomi Indonesia segera pulih. Oleh karena itu, kami tidak akan lengah dan terus waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” kata  Darmawan.

Beberapa sektor ekonomi yang menjadi fokus penyaluran kredit segmen wholesale antara lain sektor

fast moving consumer goods (FMCG), perkebunan, dan konstruksi. Se-mentara itu, di sektor UMKM, outstanding portofolio kredit usaha rakyat (KUR) tumbuh kencang sekitar 35,4% (yoy) menjadi Rp 46,2 triliun, di mana Rp 9,6 triliun disalurkan kepada 99.162 debitur dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Tahun Ini MembaikDarmawan mengatakan, pi-

haknya optimistis perkembangan program vaksinasi Covid-19 yang dikombinasikan dengan berbagai stimulus kebijakan pemerintah dan regulator akan membangkitkan perekonomian Indonesia dari teka-nan dahsyat pandemi Covid-19. Stim-ulus ini termasuk berbagai program bantuan sosial kepada masyarakat.

“Kami melihat kredit di 2021 lebih baik dari 2020, karena kami punya pengalaman menjalankan bisnis di 2020 dengan pandemi yang berlangsung. Saat ini juga masih ada, tapi paling tidak, kami bisa mengurangi dampak pan-demi,” ujar dia.

Ia menyebut, ada tiga katalis pendorong pertumbuhan kredit tahun ini. Pertama, keberhasilan pelaksanaan vaksinasi, yang di-harapkan menjadi game changer. Kedua, stimulus yang dijalankan pemerintah yang diberikan sejak 2020, yang diharapkan memun-culkan permintaan pembiayaan.

Ketiga, Bank Mandiri juga fokus di berbagai sektor yang memiliki prospek bisnis bagus dan bisa menggerakkan ekonomi nasional. Ini antara lain sektor komoditas yang meningkat, seperti CPO, batu bara, nikel dan produk tambang lain.

“Sebagai upaya mengoptimalkan kredit, Bank Mandiri ekspansi dengan prudent dan dengan pilihan targeted customer yang mulai pulih. Kami juga lihat potensi bisnis itu tidak menyeluruh, tapi ke ma sing-masing keunggulan wilayah. Kami optimistis adanya pertumbuhan kredit positif,” tutur Darmawan.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar me-nyebut, kredit wholesale (korporasi dan komersial) untuk tahun 2021 bisa tumbuh sekitar 4-5% (yoy). Secara year to date (ytd), kredit ini sudah mulai tumbuh positif 2,6%. Kredit korporasi khususnya, lanjut dia, mengalami perbaikan sejalan dengan program vaksinasi.

“Didorong kebijakan stimulus, kami yakin wholesale mengalami perbaikan, hal ini ditunjang dan ter-cermin pada indeks PMI yang me-ning kat. Tahun ini, kami proyeksi-kan wholesale tumbuh mid single digit antara 4-5%,” ungkap Alexandra.

Untuk sektor konstruksi, pihaknya melihat banyak perusahaan yang menunda proyeknya di masa pan-demi. Ini dikarenakan keterbatasan anggaran perusahaan konstruksi.

“Namun demikian, kami melihat konstruksi masih menjanjikan, banyak proyek yang dibangun. Faktor lain yang menjadi kunci adalah Lembaga Pengelola In-vestasi (LPI) yang mempercepat recycle perusahaan BUMN kon-

struksi,” kata dia.Alexandra menyebut, sampai

dengan Maret 2021, portofolio kredit konstruksi Mandiri Rp 56,2 triliun, tumbuh 20,66% (yoy). NPL juga relatif terjaga di level 0,36%.

“Dalam menjaga kualitas kredit, Bank Mandiri punya guideline batasan exposure berdasarkan sek-tor. Ke depan, kami fokus ke pros-pek yang baik dan recovery cepat dari dampak pandemi,” imbuh dia.

Turunkan Suku Bunga Perseroan juga telah menu-

runkan suku bunga dasar kredit (SBDK), mengikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) serta anjuran pemerintah dan regulator OJK. “SBDK, akhir tahun lalu sampai Maret 2021, kami su-dah menurunkan kisaran 25-250 basis poin,” tutur Sigit.

Penurunan bunga kredit Mandiri, lanjut Sigit, terjadi pada semua seg-men. Bunga kredit korporasi turun 180 bps sampai dengan Maret 2021, untuk segmen ritel dipangkas se besar 160 bps, dan hal serupa dilakukan untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan non-KPR.

Menurut Sigit, penurunan SBDK tersebut bisa dilakukan karena cost of fund perseroan berhasil ditekan. Pada Maret 2021, cost of fund perseroan turun menjadi 1,8% dari sebelumnya 2,53% di akhir 2020.

“Ke depan, kami akan menjaga cost of fund di level 1,8% atau di bawah itu. Kami yakin kondisi likuiditas yang ada akan bisa men-dorong terus penurunan cost of fund di level yang lebih rendah, dari Maret ini,” ujarnya.

DPK Naik 25%Dari sisi penghimpunan dana

pihak ketiga  (DPK), secara kon-solidasi hingga triwulan I-2021 tumbuh 25,5% (yoy) menjadi Rp 1.181,3 triliun, dengan komposisi dana murah meningkat menjadi 67,60% dari sebelumnya 64,13%. DPK secara bank only juga me-ningkat 15,6% (yoy) mencapai Rp 947,8 triliun dengan rasio CASA sebesar 71,2%, terutama didorong oleh pertumbuhan giro 41,73% (yoy) menjadi Rp 335,9 triliun.

“Keberhasilan kami memperbaiki komposisi dana murah ini juga ikut menekan cost of fund (biaya dana) year to date (bank only) menjadi hanya 1,80%. Ini turun tajam dari 2,83% pada Maret 2020,” tutur dia.

  Dia menambahkan, kenaikan DPK hingga menembus Rp 1.100 tri-liun dan kenaikan penyaluran kredit berkontribusi pada pembentukan aset Bank Mandiri secara konsoli-dasi yang mencapai Rp 1.584,1 triliun. Ini meningkat 20% secara yoy.

 “Kenaikan aset yang signifikan tersebut terutama didorong oleh keberhasilan proses merger Bank Syariah Mandiri dan dua bank syariah Himbara lainnya, menjadi Bank Syariah Indonesia, dan men-jadi entitas perusahaan anak Bank Mandiri,” ucap Darmawan.

 Bank Mandiri, lanjut dia, saat ini melakukan pengembangan solusi digital untuk mendorong pertum-

buhan transaksi digital nasabah. Bank pelat merah ini memberikan solusi kemudahan digital, baik untuk kebutuhan perusahaan maupun individual.

  “Bagi nasabah retail, pada triwulan I lalu kami telah menge-nalkan Livin’ by Mandiri sebagai pengembangan aplikasi Mandiri Online untuk menjadi sebuah super app, yang mampu memberi akses kepada nasabah ke pro-duk dan layanan Mandiri Group. Sedangkan nasabah wholesale telah dapat memanfaatkan layanan Mandiri Cash Management un-tuk berbagai kebutuhan transak-sional,” kata Darmawan.

 Restrukturisasi Kredit

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, sejak tahun lalu sam-pai dengan Maret 2021, perseroan telah memberikan persetujuan restrukturisasi kepada 547 ribu debitur dengan nilai kredit Rp 124,2 triliun. Dari jumlah tersebut, baki debet restrukturisasi sudah menga-lami penurunan menjadi Rp 94,5 tri-liun pada Maret 2021. “Penurunan baki debet restrukturisasi kredit Covid-19 tersebut karena sudah ada debitur yang kembali melakukan pembayaran,” papar Siddik.

  Baki debet restrukturisasi terdiri atas segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp 33,5 triliun, ser ta segmen non-UMKM mencapai Rp 61 triliun. Menurut Siddik, dari penilaian yang dilakukan perse-roan, jumlah yang berpotensi atau memiliki risiko tinggi untuk turun menjadi NPL mencapai 11%.

“Porsi high risk 11%, itu potensi yang kami tangani dengan baik, sehingga tidak downgrade ke NPL. Peningkatan CKPN juga kami cadangkan, CKPN lebih tinggi dari yang disyaratkan regulator,” urai dia.

  Dalam mengelola kredit re-str ukturisasi Covid-19, Bank Mandiri membaginya dalam tiga klasifikasi. Ini mencakup debitur yang low risk, medium risk, dan high risk. Untuk kategori low risk diperkirakan akan kembali normal, yang medium risk me-merlukan perpanjangan relaksasi dan diperkirakan akan kembali normal, sedangkan yang high risk berpotensi menjadi NPL.

Bank Mandiri, lanjut dia, juga telah menyiapkan CKPN untuk mengantisipasi kenaikan risiko kredit. Pada kuartal I tahun ini, CKPN yang sudah dialokasikan sebesar 10% dari total baki debet restrukturisasi.

“Khusus untuk CKPN bagi kredit diklasifikasi high risk mencapai 49,4% dari total CKPN. Dari portofo-lio restrukturisasi tersebut, sekitar 30-40% membutuhkan perpanjang-an relaksasi. Yang terdampak pan-demi ada di berbagai macam sektor, yang paling banyak di pariwisata, hotel, transportasi, konstruksi, dan properti. Di Maret 2021, dari Rp 94,5 triliun baki debet, ada 0,9% dari nilai itu yang downgrade ke NPL, jadi kecil sekali,” papar Siddik. (en)