pusat penelitian dan penerbitan lembaga penelitian dan

142
i Penelitian Individu KOMPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI BAGI MAHASISWA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN JAKARTA Disusun Oleh: Ade Abdul Hak, S.Ag., S.S., M.Hum. Nip: 19710103 200003 1 002 Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah JAKARTA 2013

Upload: dodang

Post on 23-Jan-2017

232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

i

Penelitian Individu

KOMPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI

BAGI MAHASISWA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN JAKARTA

Disusun Oleh:

Ade Abdul Hak, S.Ag., S.S., M.Hum.

Nip: 19710103 200003 1 002

Pusat Penelitian dan Penerbitan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

UIN Syarif Hidayatullah JAKARTA

2013

Page 2: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

ii

PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT. akhirnya penelitian

individu yang berjudul “Kompetensi Teknologi Informasi bagi Mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ini telah

selesai dilaksanakan.

Dalam penelitian ini penulis mencoba menggambarkan secara rinci bagaimana

kompetensi TI di perpstakaan atau lembaga institusi lainnya tempat mahasiswa Jurusan

Ilmu Perputakaan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Harapan yang ingin

dicapai di antaranya dapat mengetahui gambaran penerapan kompetensi di tempat

pelaksanaan PKL tersebut. Selain itu dapat juga diketahui bagaimana kemampuan dan

kebutuhan kompetensi TI bagi para mahasiswanya.

Dalam menyusun penelitian ini penulis banyak sekali mendapat dorongan baik

secara materi maupun moral dari berbagai pihak dan untuk itu dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapak terimakasih kepada:

1. Semua unsur jajaran Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D., selaku pembimbing dan konsultan penulisan

penelitian kelompok Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Ibu Emi Ilmiah, selaku asisten konsultan penelitian yang selalu setia

mengawali perkembangan penelitian kami.

4. Semua unsur yang terlibat secara langsung maupun tidak, terutama para

mahasiswa Jurusan Ilmu Perpusakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kontribusinya dalam

pengisian kuesioner dalam penelitian ini.

Akhirnya, dengan harapan semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Penulis juga berharap adanya saran dan

kritikan yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini.

Jakarta, 5 Nopember 2013.

Penulis

Page 3: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

Abstracts

This research is aim to describe the application of information technology competencyat the

libraries where the students of library department, Faculty of Adab UIN SyarifHidatullah

Jakarta,do the practical librarianship. In spite of that, it is to know that how the needs of them are

viewed. The method of quantitative descriptive is used foranalyzing the description of data from

the LITA standard-based questioner. The LITA standard-based information technology

competency is divided into 4 categories, namely: the basic knowledge of computer, the skill of

internet, the hardware of computer, and the products of library automation. The result is viewed

that the competency of the basic computer at the libraries is high(80%) while the needs is very high

(93,3%). The competency of internet at the libraries is low (20%) while the needs isvery high

(100%). The competency of the computer hardware is enough (55,6%) while the needs is very high

(100%). The competency of library automation products is high (58,3%) while the needs is very

high. Based on these, it is recommended thatit’s needed some additional time or lecture for

information technology competency in library curriculum.

Keywords:library competency, information technology, library curriculum

Page 4: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

iii

DAFTAR ISI

PENGANTAR__ ii

DAFTAR ISI__ iii

BAB I PENDAHULUAN__ 1

A. Latar Belakang Masalah__ 1

B. Permasalahan Penelitian__ 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian__ 5

BAB II KERANGAKA TEORI__6

A. Hakikat Kompetensi Teknologi Informasi__ 6

B. Kompetensi TI Pustakawan__7

C. Pengertian Kurikulum__ 10

D. Perubahan Kurikulum__ 11

E. Kurikulum Berbasis Kompetensi__ 12

F. Penelitian Terdahulu__ 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN__15

A. Ruang Lingkup Penelitian__ 15

B. Metode Penentuan Sampel__ 15

C. Metode Pengumpulan Data__ 15

D. Metode Analisis__ 16

E. Operasional Variabel dalam Penelitian__ 17

F. Waktu Pelaksanaan Penelitian__ 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN__ 19

A. Muatan Teknologi Informasi dalam Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Jakarta__ 19

B. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan__ 23

C. Deskripsi Penerapan Kompetensi TI di Tempat PKL__ 24

a. Pengetahuan komputer secara umum__ 25

b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet__ 33

c. Perangkat keras komputer__ 41

d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan__ 46

Page 5: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

iv

D. Deskripsi Kemampuan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan__ 53

a. Pengetahuan komputer secara umum__ 53

b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet__ 61

c. Perangkat keras komputer__ 70

d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan__ 75

E. Deskripsi Kebutuhan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan__ 81

a. Pengetahuan komputer secara umum__ 81

b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet__ 90

c. Perangkat keras komputer__ 98

d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan__ 103

F. Hasil Uji Kualitas Data__ 110

a. Hasil Uji Validitas__ 110

b. Hasil Uji Reabilitas__ 112

BAB V PENUTUP__ 113

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 6: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan dalam lingkungan perpustakaan yang diakibatkan oleh globalisasi tidak

terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Salah satu

tuntutan terhadap perubahan yang terjadi adalah dengan berinvestasi pada bidang TIK

tersebut. Perubahan hasil investasi TIK ini dapat dilihat dari perkembangan jenis

perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi informasi, diawali dari

perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi, sampai perpustakaan digital (cyber

library) dan perpustakaan hibrida.

Dalam pasal 19 ayat 1 dan 2, UU Perpustakaan tahun 2007, dinyatakan bahwa:

“(1) Pengembangan perpustakaan merupakan upaya peningkatan sumber daya, pelayanan,

dan pengelolaan perpustakaan, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. (2)

Pengembangan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan

karakteristik, fungsi dan tujuan, serta dilakukan sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan

masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi”.

Pasal tersebut mengisyaratkan bahwa perhatian terhadap pengembangan

perpustakaan yang melibatkan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi

tuntutan dalam hal memberikan kuantitas dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh

pemustaka dan masyarakat. Teknologi tersebut memiliki kemampuan dalam

mengimbangi perubahan-perubahan fungsi kegiatan dalam layanan perpustakaan.

Perbedaan berkenaan dengan peran teknologi informasi dalam hubungannya dengan

berbagai macam layanan perpustakaan tentu saja mengalami perubahan sesuai dengan

perkembangan teknologi dan kebutuhan layanan yang ingin diberikan perpustakaan

kepada para penggunanya.

Page 7: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

2

Pentingnya penerapan TI di dunia perpustakaan dalam menunjang kebutuhan

masyarakat dapat dilihat dari pernyataan William dan Sawyer (2007: 3) yang

menjelaskan bahwa saat ini TI telah menjadi “pakaian” secara intelektual dan emosi,

sehingga kita seolah-olah menjadi sebuah “pribadi digital”. Ang Peng Hwa (2009: 4)

dalam sambutannya menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir Asia dan Pasifik

telah menjadi “kawasan superlatif” jika dikaitkan dengan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK), dimana terdapat dua miliar pelanggan telepon dan 1,4 miliar

pelanggan telepon seluler di kawasan Asia Pasifik. India dan Cina sendiri mengambil

porsi seperempat dari pengguna telepon seluler di dunia pada pertengahan 2008.

Kawasan Asia Pasifik juga mewakili 40 persen pengguna Internet dan merupakan pasar

broadband terbesar di dunia dengan porsi sebanyak 39 persen dari total dunia.

Sejalan dengan banyaknya para pengguna internet ini, maka teknologi web-pun

mengalami perubahan yang cukup signifikan. Bermula dari teknologi web 1.0 yang

secara garis besar sifatnya read, kini telah beralih ke teknologi web 2.0 yang sifatnya

read-write sehingga memungkinkan para penggunanya untuk saling berbagi ilmu,

pengalaman atau lainnya dalam sebuah komunitas online yang besar yang

menghapuskan sifat-sifat individu (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_web#

PERBEDAAN_WEB_1.0.2C_WEB_2.0_dan_WEB_3.0).

Tentu saja dengan maraknya penggunaan teknologi web 2.0 ini berpengaruh juga

dalam bidang jasa layanan perpustakaan. Salah satunya adalah kemunculan

penenerapan istilah library 2.0 (P 2.0). Dalam hal ini Blasius (2009: 213) menyatakan

bahwa:

“ ... pada dasarnya penyelenggaraan layanan perpustakaan menggunakan web 2.0 itulah yang

disebut P 2.0. Dengan layanan tersebut interaksi pemustaka dan perpustakaan akan lebih

efektif. Bahkan dapat dikatakan terjadi transformasi atas konsep perpustakaan terdahulu yang

dikenal dengan istilah users oriented menjadi users centered.”

Page 8: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

3

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa mau tidak mau

teknologi informasi yang salah satunya adalah internet pasti masuk dalam dunia

perpustakaan sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Sebagaimana telah

dijelaskan sebelumnya dalam Ade Abdul Hak (1999: 27) bahwa: “

“Internet adalah aplikasi komputer terkini yang merupakan inovasi teknologi komputer,

informasi, dan telekomunikasi di abad melenium ini, dan telah menjadi suatu kenyataan

dalam perkembangan budaya manusia yang pada akhirnya akan ditemukan dalam semua

aspek kehidupan apakah kita menyukainya atau tidak. Bahkan sebagian orang telah berfikir

bagaimana segala sesuatu yang diinginkannya dapat diraih dengan jari jemarinya.”

Dengan masuknya teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan maka

tuntutan standar kompetensi pustakawan pun ikut bertambah. Kompetensi tambahan

yang harus dimiliki oleh pustakawan masa depan sekurang-kurangnya menguasai

kompetensi teknologi informasi. Dalam hal ini, Mustafa (2012) memberikan sebuah

opini bahwa kompetensi tersebut paling tidak meliputi kemampuan dalam penggunaan

komputer (computer literacy); kemampuan dalam menguasai basisdata (databases);

kemampuannya dalam penguasaan peralatan teknologi informasi (tools and technology

skill); kemampuan dalam penguasaan teknologi jaringan (computer networks);

kemampuan dalam penguasaan internet dan/atau intranet (internet and intranet).

Selanjutnya Mustafa (2012) memberikan alasan bahwa di masa depan perpustakaan

tidak akan dan tidak bisa terlepas dari penggunaan teknologi informasi dalam

mengelola dan mengakses bahan-bahan perpustakaan seperti jurnal elektronik, buku

elektronik, multimedia, internet, basisdata electronik dan lain-lain.

Untuk menciptakan pustakawan profesional yang menguasai kompetensi TI ini

diperlukan adanya lembaga pendidikan perpustakaan. Lembaga pendidikan

perpustakaan yang diharapkan adalah perguruan tinggi yang membuka pendidikan

formal bidang perpustakaan, seperti Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tentu saja hal ini, perlu adanya persamaan

Page 9: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

4

demand dan suplay, dalam arti apa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan ini sesuai

standar atau paling tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar kompetensi yang diharapkan

oleh lembaga perpustakaan atau pusdokinfo.

Masalah yang timbul adalah biasanya lembaga pendidikan perpustakaan

memberikan bekal kompetensi TI bagi para mahasiswanya sesuai dengan kurikulum

yang notabene perubahannya tidak secepat perkembangan TI itu sendiri di masyarakat.

Akibatnya banyak lulusan lembaga pendidikan perpustakaan yang belum siap ketika

bekerja di perpustakaan atau pusat informasi lainnya. Salah satu kasus adalah ketika ada

sebuah permintaan lowongan kerja bagi lulusan perpustakaan untuk ditempatkan di

sebuah perpustakaan lembaga farmasi. Dalam kesempatan itu, mereka meminta sarjana

bidang Ilmu Perpustakaan yang sekaligus mampu mengoperasikan aplikasi pengolahan

citra (photoshop). Permasalahannya bahwa mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan di

Fakultas Adab dan Humaniora mulai angkatan 1999 (pertama) sampai angkatan 2012

belum mendapatkan pengajaran atau pelatihan software tersebut karena belum ada

pembahasan topik dan alokasi waktu pada silabusnya (kurikulum).

Data tersebut menunjukan bahwa mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan yang

sekarang duduk di semester IV, VI, dan VIII masih menggunakan kurikulum lama

(hampir 12 tahun lebih) yang di antaranya memuat beberapa mata kuliah yang

berhubungan dengan teknologi informasi, yaitu: 1). Aplikasi Teknologi Informasi 1 (2

sks); 2). Aplikasi Teknologi Informasi 2 (2 sks); dan 3). Otomasi Perpustakaan (3 sks).

Jumlah mata kuliah dan sks yang tersedia untuk penerapan teknologi informasi yang

sangat terbatas ini menjadi masalah ketika ada beberapa teknologi baru yang sudah

diterapkan di beberapa perpustakaan, seperti: perpustakaan digital, alih media

elektronik, teknologi web 2.0, dll. yang seharusnya sudah diberikan pada para

mahasiswa sebagai bekal bidang profesinya.

Page 10: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

5

Berdasarkan uraian di atas, maka menjadi penting topik pembahasan ini untuk di

analisis terutama dari segi tuntutan perubahan kompetensi TI dalam kurikulum Jurusan

Ilmu Perpustakaan yang secara khusus pada beberapa mata kuliah aplikasi teknologi

informasi untuk perpustakaan. Untuk itu dalam kesempatan ini, penelitian tentang

“Kompetensi Teknologi Informasi bagi Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, sangat penting

dilakukan.

B. Permasalahan Penelitian

Sebagaimana digambarkan di atas bahwa permasalahan yang muncul berkenaan

dengan penerapan kurikulum (silabus) mata kuliah aplikasi teknologi informasi yang

berhubungan dengan kompetensi TI di Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidyataullah Jakarta sudah dirasakan cukup ketinggalan. Tentu

saja hal ini perlu untuk disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi terkini

sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis

mencoba membatasi penelitian ini pada kebutuhan dan kemampuan kompetensi TI bagi

mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah mengikuti praktek kerja lapangan

(PKL) di beberapa perpustakaan pada berbagai macam instansi. Permasalahan

penelitian ini dirumuskan dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan kompetensi TI yang ditemukan oleh mahasiswa Jurusan

Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada lembaga perpustakaan atau pusat informasi lainnya di tempat praktek kerja

lapangan (PKL)?

Page 11: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

6

2. Bagaimana kemampuan kompetensi TI yang sudah dimiliki oleh mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta?

3. Bagaimana kebutuhan kompetensi TI yang diperlukan oleh mahasiswa Jurusan

Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kompetensi TI yang telah

diterapkan pada lembaga perpustakaan atau pusat informasi lainnya di tempat

mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL, kemampuan kompetensi TI yang telah

dimiliki, dan kebutuhan kompetensi TI yang diperlukan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Manfaat penelitian ini bagi Jurusan Ilmu Perpustakaan adalah sebagai bahan

pertimbangan dalam rangka pengembangan kurikulum ke arah pemenuhan kompetensi

TI, terutama dalam penyusunan topik-topik kompetensi TI dalam mata kuliah yang

langsung berhubungan dengan penerapan teknologi informasi bidang perpustakaan.

Page 12: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Kompetensi Teknologi Informasi

Untuk memahami pengertian kompetensi teknologi informasi, secara mendasar

perlu juga dijelaskan apa yang dimaksud dengan kompetensi itu sendiri. Kompetensi

dapat merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan suatu

pekerjaan. Dalam hal ini Mustafa (2012) menjelaskan bahwa “kompetensi atau

competency adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas/ pekerjaan yang

didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang

dipersyaratkan”.

Selanjutnya, Thompson (2009:4) menjelaskan bahwa kompetensi berarti dapat

melakukan tugas pekerjaannya secara berkualitas dan mahir dengan dibekali

pengetahuan dan kemampuan dasar yang berhubungan dengan bidang subjek khusus

dan seperangkat keterampilan. Dengan kata lain, seseorang dapat disebut kompeten

ketika dia tahu bagaimana cara melakukan sesuatu dan memahami bagaimana cara

menerapkan keterampilan atau kemampuan dalam melakukan pekerjaannya.

Sedangkan pengertian teknologi informasi (TI) menurut William dan Sawyer

(2007:4) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu

manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau

menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi

untuk data, suara, dan video yang secara garis besar terbagi dalam dua komponen

utama:

1. Teknologi komputer, yaitu mesin yang bisa diprogram dan memiliki beragam

fungsi untuk menerima data—baik data mentah maupun angka—lalu memproses

Page 13: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

8

dan mengubahnya ke dalam bentuk informasi yang bisa kita manfaatkan, misal

bentuk ringkasan, jumlah total (dalam penghitungan), dan juga laporan.

2. Teknologi komunikasi, yaitu sistem dan peralatan elektromagnetik untuk

berkomunikasi jarak jauh.

Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi teknologi informasi

adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melaksanakan tugas-tugas yang

berhubungan dengan penerimaan, pemrosesan, penyimpanan, dan penyebaran informasi

yang didapat dari mengkombinasikan perangkat komputer dan telekomunikasi.

B. Kompetensi TI Pustakawan

Dalam melayani pengguna informasi secara lebih professional, sebagai pustakawan

atau staf pengelola perpustakaan, terutama yang bekerja di bidang pengelolaan dan

pelayanan informasi, mereka selalu dituntut untuk meningkatkan kompetensinya,

termasuk di dalamnya kompetensi bidang TI. Dalam hal ini Babu (2007:1) menyatakan

bahwa: ”Library and information professionals today need to acquire knowledge and

skills in information and communication technology (ICT) as the services of more and

more libraries are now centering around information technology, especially in

educational institutions.”

Lebih jauh lagi Babu (2007:1) menjelaskan bahwa perubahan paradigma dari

media cetak menjadi media web, kepemilikan koleksi menjadi akses terhadap

informasi, peran intermediary menjadi model layanan end-user, dan dari lokasi

perpustakaan khusus menjadi perpustakaan digital/virtual/hibrida telah menjadi

skenario layanan perpustakaan dalam menghadapi perubahan yang dinamis ini.

Perubahan tersebut secara bersamaan telah terjadi juga pada kebutuhan dan minat para

Page 14: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

9

pemustaka. Sehingga peran profesional perpustakaan dan lembaga informasi pun turut

berubah secara drastis untuk memenuhi kebutuhan terkini terutama dengan adanya

perubahan sekitar perkembangan teknologi.

American Library Assosiations (ALA, 2009: bagian 4) telah merumuskan

kompetensi inti bidang TI kepustakawanan sebagai berikut:

1. “Information, communication, assistive, and related technologies as they affect the

resources, service delivery, and uses of libraries and other information agencies.

2. The application of information, communication, assistive, and related technology and

tools consistent with professional ethics and prevailing service norms and applications.

3. The methods of assessing and evaluating the specifications, efficacy, and cost

efficiency of technology-based products and services.

4. The principles and techniques necessary to identify and analyze emerging technologies

and innovations in order to recognize and implement relevant technological

improvements.”

Thompson (2009:24) menggambarkan beberapa diskusi yang berkaitan dengan

kompetensi dasar TI bagi pustakawan dan staf perpustakaan, di antaranya:

1. Kompetensi TI menurut California Library Assosiation (CLA) meliputi tahap-

tahap yang berhubungan dengan cara memulai dan mengakhiri pengoperasian

komputer, penggunaan mouse dan keyboard.

2. Kompetensi TI menurut Latham meliputi penguasaan perangkat lunak

perkantoran berserta kemampuan untuk mengantisipasi hasil dari penggunaan

perangkat tersebut.

3. Kompetensi TI menurut Woodsworth meliputi pengetahuan tentang internet,

evaluasi dan penggunaan perangkat keras, lunak dan jaringan; memahami

konsep-konsep pengetahuan komputer dan informasi dasar.

Kemudian Thompson (2007: 25) menyebutkan 20 poin penting tentang

kemampuan TI yang harus di miliki oleh seorang tenaga pendidik dari Turner, dimana

kemampuan tersebut sangat perlu dipertimbangkan untuk dimiliki oleh para

pustakawan, yaitu:

Page 15: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

10

“1. Word Processing skills; 2. Spreadsheet skills; 3. Database skills; 4. Electronic

presentation skills; 5. Web navigation skills; 6. Web site design skills; 7. E-mail management

skills; 8. Digital camera skills; 9. Computer network knowledge applicable to your school

system [or library]; 10. File management and Windows Explorer skills; 11. Donwloading

software from the Web (knowlegde including eBooks); 12. Installing computer software onto

a computer system; 13. WebCT or Blackboard teaching skills [most applicable to instruction

librarians]; 14. Videoconferencing skills; 15. Computer-related storage device (knowledge:

disks, CDs, USB drivers, zip disks, DVDs, etc); 16. Scanner knowledge; 17. Knowledge of

PDAs [althought PDAs are fading in importance, small devices from cell phones to iPods are

increasingly impormation devices]; 18. Deep Web knowledge; 19. Educational copyright

knowledge; 20. Computer security knowledge.”

Dalam hal ini Thompson (2007: 6) juga memberikan gambaran pembagian

kemampuan kompetensi dalam beberapa level, yaitu: level 1 sebagai users, level 2

sebagai IT support, level 3 sebagai creator. Lebih jauh lagi Thompson (2007: 27)

membagi kompetensi TI untuk posisi pustakawan, posisi staf perpustakaan, dan posisi

pustakawan sistem, di mana pada masing-masing posisi memiliki tuntutan kemampuan

(keahlian) TI yang berbeda dengan posisi lainnya.

Dari beberapa gambaran kompetensi TI di atas, penulis mencoba membagi

kompetensi TI pustakawan dalam 4 kategori sebagaimana yang telah dirumuskan oleh

Library and Information Technology Association (LITA), yaitu:

1. Pengetahuan komputer secara umum.

2. Keterampilan yang berhubungan dengan internet.

3. Perangkat keras komputer.

4. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.

Untuk lebih jelasnya, LITA membagi ke empat kategori tersebut dalam beberapa

variabel seperti yang digambarkan dalam tabel berikut ini.

NO.

KATEGORI

1.

PENGETAHUAN

UMUM KOMPUTER

2.

KETERAMPILAN

YANG

BERHUBUNGAN

DENGAN INTERNET

3.

PERANGKAT KERAS

KOMPUTER

4.

PRODUK-PRODUK

YANG BERHUBUNGAN

DENGAN OTOMASI

PERPUSTAKAAN

1 Bagian komputer dan

fungsinya (CPU, hard

drive, RAM)

Membuat halaman

WEB denan Front

Page atau Dreameaver

Kamera digital Sistem Perpustakaan

terintegrasi (senayan,

prajna, lontar, dll)

2 Sistem operasi

komputer (Microsoft

Windows, dll)

Membuat halaman

WEB dengan

XHTML dan CSS

Video rekam digital Tautan (Link) artikel

Page 16: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

11

3 Perangkat lunak

aplikasi (word, excel,

power point, dll)

Protokol internet

(HTTP, FTP, SMTP)

Drive USB Managemen sumber

elektronik

4 Keamanan komputer

(antivirus, anti-

spyware)

Layanan referensi

maya dengan

menggunakan Yahoo

Mesenger atau

sejenisnya

Proyektor/LCD Alat penelusuran

(MetaLib, WebFeat)

5 Penanganan masalah

dasar komputer (kenapa

printer tidak jalan,

kenapa komputer

terkunci, dll)

Skema metadata

online (Dublin Core,

EAD)

PDA Managemen peminjaman

antar perpustakaan

6 Penanganan dan

pemeliharaan komputer

lanjutan (installasi

software, bongkar

pasang kabel/harddisk,

dll)

XML Komputer tablet Managemen aset digital

(Digitool, ResourceSpace)

7 Konfigurasi dan

penanganan jaringan

kabel atau nirkabel

Penelusuran Basisdata

Online (seperti

penggunaan operator

Boolean pada

EBSCO/JSTOR dll)

Smartboard Perangkat lunak

institutional repository

(Dspace, Eprint)

8 Digitalisasi atau men-

scan bahan tercetak

Blog e-book reader Public Access System

(Software reservasi

komputer, atau kontrol

percetakan)

9 Teknologi untuk

layanan pengguna yang

mempunyai kelainan

kemampuan

Wiki MP3 Player Perangkat keras dan lunak

barcode magnetik

10 Software permainan

(Games)

Situs Jaringan Sosial

(facebook atau yang

lainnya)

Perangkat keras dan lunak

RFID

11 Software editing photo

(Photoshop)

Podcasting

Perencanaan teknologi

perpustakaan

12 Membuat dan

memelihara basisdata

(Ms. Access, atau

MySOL)

RSS

Proposal otomasi

perpustakaan

13 Bahasa Scripting (PHP,

JavaScript)

Thin clients

14 Bahasa pemograman

orientasi objek (Visual

Basic, Java)

Evaluasi validitas dan

penanggung jawab

situs WEB

15 Administrasi Server

(WEB server, network

drives)

Membuat tutorial

literasi informasi

online

Sumber: disarikan dari Thompson (2009)

C. Pengertian Kurikulum

Sebelum memahami peran kurikulum di dalam sistem pendidikan tinggi, perlu kita

pahami dulu makna dari kurikulum itu sendiri. Menurut pendapat Johnson dalam “Buku

Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi” Ditjen Dikti (2008), dijelaskan

bahwa kurikulum memiliki makna yang beragam baik antar negara maupun antar institusi

Page 17: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

12

penyelenggara pendidikan. Hal ini disebabkan karena adanya interpretasi yang berbeda

terhadap kurikulum, yaitu dapat dipandang sebagai suatu rencana (plan) yang dibuat oleh

seseorang atau sebagai suatu kejadian atau pengaruh aktual dari suatu rangkaian peristiwa.

Kurikulum menurut Ditjen Dikti (2008:5) adalah sebuah program yang disusun dan

dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Jadi kurikulum bisa diartikan

sebuah program yang berupa dokumen program dan pelaksanaan program. Sebagai sebuah

dokumen kurikulum (curriculum plan) digambarkan dalam bentuk rincian matakuliah,

silabus, rancangan pembelajaran, sistem evaluasi keberhasilan. Sedang kurikulum sebagai

sebuah pelaksanan program adalah bentuk pembelajaran yang nyata-nyata dilakukan

(actual curriculum).

Dalam salah satu artikel “Swara Dipertais” (Oktober: 2004), dijelaskan bahwa

kurikulum dapat dimaknai sebagai suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas

pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar.

Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa

dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan

mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum

tersebut. Aspek lain dari makna kurikulum adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar

di sini dimaksudkan adalah pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik seperti

yang direncanakan dalam dokumen tertulis. Pengalaman belajar peserta didik tersebut

adalah konsekuensi langsung dari dokumen tertulis yang dikembangkan oleh

dosen/instruktur/pendidik. Dokumen tertulis yang dikembangkan dosen ini dinamakan

Rencana Perkuliahan/Satuan Pembelajaran. Pengalaman belajar ini memberikan dampak

langsung terhadap hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu jika pengalaman belajar ini

tidak sesuai dengan rencana tertulis maka hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak

dapat dikatakan sebagai hasil dari kurikulum.

Page 18: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

13

Lebih khusus lagi dalam Kepmendiknas No.232/U/2000, kurikulum pendidikan

tinggi didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun

bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.

D. Perubahan Kurikulum

Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja,

mendorong perguruan tinggi perlu membekali lulusannya dengan kemampuan adaptasi dan

kreativitas agar dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang cepat tersebut. Alasan

inilah yang seharusnya mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan

pengembangan pendidikan tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dituangkan

dalam bentuk: (i) Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (KPPT-JP)

III, 1995-2005, yang dilanjutkan dengan (ii) Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang

(SPT-JP atau HELTS), 2003-2010, maka sebagai lembaga pendidikan tinggi haruslah

memperhatikan sejauhmana kurikulum yang dimilikinya telah memenuhi kebutuhan

stackholdernya sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakatnya.

Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk menghasilkan lulusan

yang berkualitas. Sistem pendidikan tinggi dilihat sebagai sebuah proses akan memiliki

empat tahapan pokok yaitu (1) Masukan; (2) Proses; (3) Luaran; dan (4) hasil ikutan

(outcome). Yang termasuk dalam kategori masukan antara lain adalah dosen, mahasiswa,

buku, staf administrasi dan teknisi, sarana dan prasarana, dana , dokumen kurikulum, dan

lingkungan. Yang masuk dalam kategori proses adalah proses pembelajaran, proses

penelitian, proses manajemen. Yang dikategorikan luaran adalah lulusan, hasil penelitian

dan karya IPTEKS lainnya, sedang yang termasuk dalam kategori hasil ikutan (outcome)

Page 19: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

14

antara lain adalah penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap luaran perguruan

tinggi, kesinambungan, peningkatan mutu hidup masyarakat dan lingkungan.

Perubahan sebuah kurikulum sering hanya terfokus pada pengubahan dokumen saja,

tetapi pelaksanaan pembelajaran, penciptaan suasana belajar, cara evaluasi/asesmen

pembelajaran, sering tidak berubah. Sehingga dapat dikatakan perubahan kurikulum hanya

pada tataran konsep atau mengubah dokumen saja. Ini bisa dilihat dalam sistem pendidikan

yang lama dimana kurikulum diletakan sebagai aspek input saja. Tetapi dengan cara

pandang yang lebih luas kurikulum bisa berperan sebagai : (1) Kebijakan manajemen

pendidikan tinggi untuk menentukan arah pendidikannya; (2) Filosofi yang akan mewarnai

terbentuknya masyarakat dan iklim akademik; (3) Patron atau Pola Pembelajaran; (4)

Atmosfer atau iklim yang terbentuk dari hasil interaksi manajerial PT dalam mencapai

tujuan pembelajarannya; (5) Rujukan kualitas dari proses penjaminan mutu; serta (6)

Ukuran keberhasilan PT dalam menghasilkan lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dengan demikian nampak bahwa kurikulum tidak hanya berarti sebagai suatu

dokumen saja, namun mempunyai peran yang kompleks dalam proses pendidikan. Oleh

karenanya, Ditjen Dikti (2008:5) mempertegas lagi bahwa kurikulum tidak hanya sekedar

dilihat dari dokumen dan struktur kurikulumnya saja, namun perlu diikuti dengan

pembelajarannya. Perubahan kurikulum berarti juga perubahan pembelajaran terutama

perubahan perilaku dan pola pikir dari peserta serta pelaku pembelajarannya, agar outcome

pembelajaran yang ditetapkan dapat benar-benar tercapai.

Ada enam dimensi pengembangan kurikulum untuk pendidikan tinggi yaitu

pengembangan ide dasar untuk kurikulum, pengembangan program, rencana

perkuliahan/satuan pembelajaran, pengalaman belajar, penilaian dan hasil. Keenam

dimensi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu Perencanaan

Kurikulum, Implementasi Kurikulum, dan Evaluasi Kurikulum. Perencanaan Kurikulum

Page 20: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

15

berkenaan dengan pengernbangan Pokok Pikiran/Ide kurikulum dimana wewenang

menentukan ada pada pengambil kebijakan urtuk suatu lembaga pendidikan. Sedangkan

Implementasi kurikulum berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum di lapangan (lembaga

pendidikan/kelas) dimana yang menjadi pengembang dan penentu adalah dosen/tenaga

kependidikan. Evaluasi KurikuIum merupakan kategori ketiga dimana kurikulum dinilai

apakah kurikulum memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang sudah dirancang

ataukah ada masalah lain baik berkenaan dengan salah satu dimensi ataukah

keseluruhannya. Dalam konteks ini evaluasi kurikulum dilakukan oleh tim di luar tim

pengembang kurikulum dan dilaksanakan setelah kurikulum dianggap cukup waktu untuk

menunjukkan kinerja dan prestasinya (lihat di http://www.ditpertais.net/swara/warta17-

03.asp)

E. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang pada tahap perencanaan,

terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi oleh kemungkinan-

kemungkinan pendekatan kompetensi yang dapat menjawab tantangan yang muncul.

Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi pemikiran kurikulum berbasis

kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi,

kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan, serta

jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi

bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun

dunia ilmu.

Kurikulum Berbasis Kompetensi ditujukan untuk menciptakan lulusan yang

kompeten untuk membangun kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Kurikulum

ini merupakan suatu sistem kurikulum nasional yang mengakomodasikan berbagai

Page 21: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

16

kebutuhan tingkat nasional, daerah, dan sekolah, serta dapat diperkaya untuk kepentingan

global. Sebagai suatu sistem, Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan standar

kompetensi nasional. Daerah dan sekolah menjabarkan standar tersebut ke dalam

seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan, pengalaman belajar, materi pembelajaran,

alokasi waktu, pengelolaan kelas, media dan sumber belajar, serta penilaian hasil belajar.

Dalam rangka implementasi KBK di perguruan Tinggi, maka hendaknya

memperhatikan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 yang

menetapkan Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil

Belajar Mahasiswa sebagai kelompok kompetensi. Dalam Surat Keputusan tersebut

dikemukakan struktur kurikulum berdasarkan tujuan belajar (1) Learning to know, (2)

learning to do, (3) learning to live together, dan (4) learning to be.

Berdasarkan pemikiran tentang tujuan belajar tersebut maka setiap mata kuliah harus

menggambarkan sumbangan atas 5 kelompok yaitu: (1) Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian (MPK) (2) Mata Kuliah Keilmuan Dan Ketrampilan (MKK) (3) Mata Kuliah

Keahlian Berkarya (MKB) (4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan (5) Mata Kuliah

Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).

F. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang muatan kompetensi TI

pustakawan dalam kurikulum yang telah dilakukan di Indonesia, salah satunya adalah yang

dilakukan oleh Titiek Kismiyati, mahasiswa pada program S2 Ilmu Perpustakaan

Universitas Indonesia. Penelitian yang dilaporkan dalam tesis ini merupakan salah satu

upaya untuk mengidentifikasi kebutuhan kompetensi TI di antara para pustakawan, serta

kaitannya dengan penyelenggaraan program pendidikan professional bidang perpustakaan,

dokumentasi dan informasi (pusdokinfo). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh

Page 22: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

17

mana mata kuliah TI Program S1 Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Indonesia sudah mengacu pada kompetensi yang harus dimiliki oleh

pustakawan sesuai tuntutan paradigma baru. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, yakni

kategori-kategori kompetensi TI yang direduksi dari basil wawancara dan tinjauan atas

dokumen yang terkait. Populasi responden sebanyak 12 orang yang berasal dari

perpustakaan-perpustakaan yang telah menggunakan TI relatif cukup lama dan maju sesuai

dengan tingkatan masing-masing. para penulis dalam literatur yang ditclaah. Sementara

itu, dari penelaahan terhadap kurikulum/silabus Program Pendidikan S-I Ilmu

Perpustakaan pada JIP-FIB UI dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan profesional

perpustakaan tersebut telah menyesuaikan silabusnya dengan kebutuhan kompetensi TI di

lapangan (http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20250583&lokasi=lokal).

Penelitian berikutnya adalah kajian analisis konten beberapa literatur yang

dilakukan oleh Himma Dewiyana dari Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatra

Utara. Hasil kajiannya menyimpulkan bahwa terdapat 12 (22%) mata kuliah yang

berhubungan dengan kompetensi TI, seperti digambarkan dalam gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1: Presentasi Mata Kuliah Berdasarkan Kompetensi

Secara lebih rinci kompetensi tersebut terbagi dalam dua kompetensi dasar, yaitu:

Technology Skill and Network Management; Media Management Storage and Retrieval.

Page 23: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

18

Masing-masing kompetensi tersebut digambarkan dengan beberapa indikator yang harus

dicapai dengan rincian sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:

Tabel 2.1

Nama Mata Kuliah Berdasarkan Kompetensi TI

(Sumber: Himma, 2006)

Page 24: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian deskriptif dengan mengunakan

metode kauntitatif . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran setiap variabel

kompetensi TI secara mandiri yang terdiri dari (1). Kompetensi TI yang telah diterapkan di

perpustakaan atau lembaga informasi lainnya tempat di mana mahasiswa jurusan Ilmu

Perpustakaan melaksanakan PKL; (2). Kompetensi TI yang telah dimiliki oleh mahasiswa

jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah melaksanakan PKL; (3). Kompetensi TI yang

dibutuhkan oleh mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan setelah melaksanakan PKL. Obyek

penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu

perpustakaan semester VI tahun ajar 2012/2013 yang telah melaksanakan PKL di

semester sebelumnya (75 orang).

B. Metode Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non random

sampling, artinya peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk dijadikan anggota sampel. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah

Purposive Sampling atau Judgment Sampling, yakni teknik yang dilakukan berdasarkan kriteria

yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau pertimbangan dari peneliti. Dengan kata

lain, asal saja calon responden tersebut sesuai dengan sampel yang diinginkan siapapun

responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dijadikan sebagai elemen-

elemen sampel penelitian.

Page 25: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

20

C. Metode Pengumpulan Data

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa persepsi (opini, sikap, pengalaman)

secara individual atau kelompok, hasil observasi suatu kejadian atau kegiatan dan hasil

pengujian. Adapun data primer yang gunakan yaitu:

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan

langsung kepada responden, yaitu mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah

melaksanakan PKL di berbagai institusi. Kuesioner yang digunakan berdasarkan standar

LITA yang terdiri dari 4 kategori, yaitu:

1. Pengetahuan umum komputer (15 variabel).

2. Keterampilan yang berhubungan dengan internet (15 variabel).

3. Perangkat keras komputer (9 variabel).

4. Produk-produk yang berhubunan dengan otomasi perpustakaan (12 variabel).

Pada masing-masing kategori para mahasiswa diminta untuk memberikan tanda ( X )

pada salah satu aspek berikut ini:

(A) KEBUTUHAN : Sangat Penting; Penting; Tidak Penting; atau Sangat Tidak

Penting

(B) PENERAPAN DI TEMPAT PKL : Ada; atau Tidak Ada

(C) KEMAMPUAN DIRI : Mampu; atau Tidak Mampu (lihat lampiran).

b. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan observasi pada sarana perpustakaan, berupa

pengamatan langsung dan pengambilan data objek penelitian pada situs-situs perpustakaan

tempat pelaksanaan PKL mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan pada tahun ajar

2012/2013.

Page 26: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

21

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yangdiperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara.Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu:

a. Riset kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca buku,

literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data dari internet.

b. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip

langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait, yang berhubungan dengan

penelitian.

D. Metode Analisis

Data diuji dan dianalisis dengan (SPSS) versi 20. Adapun analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Analisis ini digunakan untuk

memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan demograpi

responden. Statistik deskriptif juga dapat menjelaskan skala jawaban responden pada

setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum rata-rata, dan standar deviasi.

Disamping itu juga untuk mengetahu demograpi responden yang terdiri dari kategori,

tempat PKL dan jenis perpustakaan.

Selain itu dilakukan juga uji kualitas data dengan uji validitas dan reabilitas data.

Uji validitas data digunakan untuk mengukur sah/valid tidaknya suatu kuesioner, suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesiner mampu mengungkapkan suatu

yang diukur pada kuesioner tersebut. Pengujian validitas butir pertanyaan ini

menggunakan person Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-

masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan dibawah 0.05,

maka butir pertanyaan tersebut dinyataka valid dan sebaliknya.

Page 27: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

22

Sedangkan instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu

yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach

alpha > 0.60 maka data tersebut mempunyai keandalan yang tinggi.

E. Operasional Variabel dalam Penelitian

Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-

variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas serta tidak

menimbulkan berbagai tafsiran. Pertayaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-

masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu suatu

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari responden bersifat kualitatif

dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 4 (empat) point skala

Likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 51 variabel yang dikelompokan dalam 4

pertanyaan umum dalam kategori: 1). Pengetahuan komputer secara umum; 2).

Keterampilan yang berhubungan dengan internet; 3). Perangkat keras komputer; 4).

Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.

D. Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. Jenis Kegiatan Realisasi/ Bulan 2013

Apr. Mei. Jun. Jul. Ags. Sep. Okt.

01 Penyusunan Proposal Penelitian X X

02 Presentasi Proposal X

03 Pengumpulan Data (Survei,

Observasi, Wawancara)

X X

04 Pengolahan dan analisis Data X X

05 Penyusunan Draft Laporan X X

06 Penggadaan, Penjilidan, dan

Penyerahan Hasil

X

07 Seminar Hasil Penelitian X

Page 28: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kompetensi Teknologi Informasi dalam Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan

Jurusan Ilmu Perpustakaan merupakan salah satu program studi yang ada di

Fakultas Adab dan Hunaiora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Program Studi ini

berdiri sejak tahun 1999 dengan Ketua Program Studi Zaenal Arifin, MLIS. Sejak mulai

berdiri sampai tahun 2013, program studi ini telah mendapatkan sertifikat akreditasi

dengan nilai B sebanyak dua kali, yaitu untuk periode tahun 2006 s/d 2011 dan 2011 s/d

2016.

Tujuan didirikan program studi ini adalah untuk menghasilkan sarjana muslim

dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang mampu menerapkannya secara

professional dalam pengembangan masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi yang telah

dicanangkannya, yaitu “Menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi berbasis riset

dan agama yang terkemuka dalambidang ilmu perpustakaan dan informasi”.

Beberapa langkah yang ditempuh dalam merealisasikan visi tersebut tergambar

dalam misi yang dijalankan berikut ini:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu perpustakaan yang berkualitas;

2. Menumbuhkan budaya riset ilmu perpustakaan;

3. Melakukan pengabdian pada masyarakat terutama dalam bidang perpustakaan dan

informasi secara professional. (UIN Jakarta, 2012: 114).

Untuk memenuhi capaian visi dan misi di atas, pada awalnya (1999) program

studi ilmu perpustakaan telah menyusun kurikulum dengan jumlah total bobot 150 sks.

Di antara beberapa mata kuliah yang ditawarkan terdapat kurang lebih 3 mata kuliah

Page 29: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

24

atau sekitar 6 sks yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kompetensi teknologi

informasi, yaitu: 1). Aplikasi Teknologi Informasi 1 bobot 2 sks; 2). Aplikasi

Teknologi Informasi 2bobot 2sks; dan 3). Otomasi perpustakaanbobot 3 sks.

Untuk lebih jelasnya tuntutan kompetensi dasar pada ketiga mata kuliah tersebut

dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1

Muatan Kompetensi Teknologi Informasi

Dalam Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No. Nama

Mata Kuliah

Kompetensi

Dasar

Topik

Pembahasan

1. Aplikasi Teknologi

Informasi (ATI) 1

1. Menjelaskan konsep

teknologi informasi dan

komunikasi (TIK).

2. Menjelaskan gambaran

perkembangan perangkat

keras dan lunak

komputer

3. Menjelaskan konsep

basis data

4. Menjelaskan konsep

penerapan TIK di

perpustakaan

1. Menjelaskan konsep

teknologi informasi

2. Menjelaskan manfaat dan

tujuan penerapan teknologi

informasi

3. Menyebutkan

permasalahan dalam

penerapan teknologi

informasi

4. Menjelaskan konsep

teknologi komunikasi

5. Menjelaskan perbedaan

konsep jaringan lokal

(LAN) dan luas (WAN)

6. Menjelaskan gambaran dan

penggunaan fasilitas

internet.

7. Menganalisa

perkembangan dan

penggunaan perangkat

keras komputer

8. Menjelaskan

perkembangan dan

penggunaan perangkat

lunak komputer

9. Menjelaskan konsep basis

data

10. Menyebutkan ciri-ciri dan

penggunaan aplikasi basis

data

11. Menjelaskan konsep

otomasi perpustakaan

12. Menyebutkan manfaat dan

tujuan otomasi

Page 30: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

25

perpustakaan

13. Menganalisa ciri-ciri

aplikasi otomasi

perpustakaan

14. Menjelaskan konsep

perpustakaan digital

15. Menyebutkan manfaat dan

tujuan digitalisasi

perpustakaan

16. Menganalisa ciri-ciri dan

penggunaan aplikasi

perpustakaan digital

2. Aplikasi Teknologi

Informasi (ATI) 2

1. Menggunakan program

aplikasi basis data dalam

kegiatan layanan

perpustakaan.

2. Menggunakan program

aplikasi pengelolaan

citra untuk kegiatan

layanan perpustakaan.

3. Menggunakan program

aplikasi sistem informasi

perpustakaan.

1. Membuat tabel data

kegiatan layanan

perpustakaan dengan

program Microsoft Access.

2. Membuat/form antar muka

berbasis Ms. Access untuk

pengelolaan data pada

kegiatan layanan

perpustakaan.

3. Membuat tabel data

kegiatan layanan

perpustakaan dengan

program PHPMyAdmin.

4. Menggunakan form antar

muka berbasis

PHPMyAdmin untuk

pengelolaan data pada

kegiatan perpustakaan.

5. Menggunakan fungsi menu

program aplikasi

photoshop

6. Mengolah citra/photo

untuk kegiatan layanan

perpustakaan.

7. Menggunakan program

applikasi sistem informasi

perpustakaan terotomasi.

8. Menggunakan program

applikasi sistem informasi

perpustakaan digital.

9. Menggunakan program

applikasi sistem informasi

perpustakaan terintegrasi.

Page 31: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

26

3. Otomasi

Perpustakaan

1. Memahami konsep dasar

otomasi perpustakaan

2. Memahami rancang

bangun sistem sistem

otomasi perpustakaan

1. Menjelaskan pengertian

dan karakteristik otomasi

perpustakaan

2. Menjelaskan penerapan TI

dalam sistem otomasi

perpustakaan

3. Menjelaskan komponen

yang diperlukan dlm

otomasi perpustakaan

4. Menjelaskan aspek

manusia dalam otomasi

perpustakaan

5. Menjelaskan Implementasi

Otomasi Perpustakaan

Sumber: Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Jurusan Ilmu Perpustakaan tahun 2009.

Dari gambaran tabel muatan kompetensi TI di atas dapat diketahui bahwa hanya

15 variabel atau baru sekitar 28,8% kompetensi sesuai dengan standar kompetensi

LITA yang secara langsung dapat dipenuhi oleh kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan.

Pada kategori pertama, pengetahuan umum komputer, beberapa variabel

kompetensi yang terpenuhi meliputi: bagian komputer dan fungsinya, sistem operasi

komputer, perangkat lunak aplikasi, konfigurasi dan penangan jaringan kabel dan

nirkabel, software editing photo, dan membuat dan memelihara basis data. Variabel-

variabel tersebut terdapat dalam mata kuliah ATI 1 dan 2 (lihat tabel 4.1 di atas).

Kategori kedua keterampilan yang berhubungan dengan internet. Pada kategori

ini hanya ada 3 variabel yang dapat dipenuhi dan terdapat dalam mata kuliah ATI 2,

diantaranya: membuat halaman WEB dengan Dreamweaver, penelusuran basis data

online (seperti penggunaan operator Boolean pada EBSCO atau JSTOR), kemudian

yang terakhir adalah penggunaan Blog.

Kategori ketiga adalah perangkat keras komputer. Dari 9 variabel yang secara

langsung dibahas dalam topik khusus pada silabus maupun satuan acara perkuliahan

tidak disebutkan secara tertulis. Pembahasan mengenai jenis-jenis perangkat keras

seperti: kamera digital, video rekam digital, drive USB, proyektor/LCD, PDA,

Page 32: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

27

komputer tablet, smartboard, e-book reader, dan MP3 player biasanya hanya dibahas

sepintas pada mata kuliah ATI 1 pada sub topik perkembangan dan penggunaan

perangkat keras komputer.

Katerogi terakhir, ke empat, mengenai produk-produk yang berhubungan dengan

otomasi perpustakaan. Pada kategori ini kurang lebih hampir 50% terdapat dalam mata

kuliah otomasi perpustakaan. Pembahasan yang secara langsung tertulis dalam salabus

di antaranya: sistem perpustakaan terintegrasi, alat penelususan, managemen

peminjaman antar perpustakaan, perencanaan teknologi perpustakaan, dan proposal

otomasi perpustakaan. Selain itu, secara sepintas dibahas juga dalam mata kuliah ATI 1

dan 2.

Lebih jauh lagi, jika ditelusuri lewat beberapa mata kuliah yang lain, beberapa di

antaranya ada beberapa variabel kompetensi yang secara tertulis diberikan sebagai topik

pembahasan yang berkenaan dengan kompetensi TI ini. Di antaranya terdapat dalam

mata kuliah Sistem Simpan dan Temu Kembali Informasi, Sistem Jaringan dan Kerja

sama Perpustakaan, serta beberapa mata kuliah lainnya yang pada dasarnya dapat

memasukan kompetensi TI secara terintegrasi dalam pokok-pokok pembahasannya.

B. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Dalam kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) merupakan

salah satu mata kuliah yang “wajib” diikuti oleh mahasiswa dengan bobot 2 sks.

Melalui kegiatan ini para mahasiswa dapat mengimplementasikan pengetahuan dan

keterampilan yang sudah dimiliki dalam kegiatan nyata. Selain itu, mereka juga

diharapkan dapat memberi mengevaluasi kegiatan perpustakaan dan dapat

mengembangkan pengetahuan teoritis.

Page 33: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

28

Kegiatan ini diarahkan kepada pelaksanaan program atau kegiatan-kegiatan

praktis yang terkait dengan:

1. Disiplin ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

2. Teknik operasional profesi di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

3. Pengelolaan, manajemen, dan administrasi layanan pusdokinfo;

4. Pemecahan masalah yang ditemui secara akademis;

5. Membangkitkan kemampuan kerja mahasiswa secara tim.

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini, antara lain: 1) memfasilitasi

terwujudnya 4 pilar tujuan pembelajaran ( learning to know, learning to do, learning to

be, leaerning to live together ); 2) mendorong pengembangan kerja sama dan jaringan

perpustakaan dengan sesama pusdokinfo, PEMDA, LSM, lembaga/organisasi donor

pengembangan sistem nasional perpustakaan sesuai dengan UU no, 43 tahun 2007

tentang perpustakaan.

Berangkat dari tujuan di atas, maka pelaksanaan PKL untuk mahasiswa Jurusan

Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat dilakukan pada semua

jenis perpustakaan, yakni Perpustakaan Umum, Perpsutakaan Perguruan Tinggi,

Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah, Perpsutakaan Nasional atau Lembaga

lain yang sejenis seperti pusat (layanan) dokumentasi dan pusat (layanan) informasi.

Kegitan PKL untuk periode tahun ajar 2012/2013 diikuti oleh 75 mahasiswa

yang duduk di semester VI, dan 11 mahasiswa yang duduk pada semester VII dan

IX.Dalam hal penelitian ini, penulis telah membatasi bahwa perolehan data dibatasi

pada mahasiswa yang duduk di semester VI.

Kegiatan PKL mahasiswa semester VIdilaksanakan di beberapa tempat seperti

digambarkan dalam tabel 4.2. Berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut, lebih

dari setengahnya atau sekitar 61,8% (42 mahasiswa) pelaksanaan PKL berada di

Page 34: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

29

perpustakaan khusus. Kemudian sekitar 23,5% atau 16 mahasiswa melaksanakannya di

perpustakaan perguruan tinggi, dan sisanya 14,7% (10 mahasiswa) melaksanakannya

di perpustakaan umum.

Tabel 4.2 Tempat Pelakasanaan PKL Berdasarkan

Sumber: Data Primer Hasil Olah , 2013.

Secara umum, dari data yang diperoleh di atas menunjukan bahwa sebagian besar

perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL adalah perpustakaan khusus yang

ada di bawah naungan pemerintah baik itu yang sifatnya departemen maupun non-

departemen yang notabene rata-rata sudah cukup mapan dalam pengelolaannya,

terutama dalam penerapan teknologi informasi dalam tata kelolanya. Dengan demikian,

penelitian yang dilakukan ini bisa dijadikan landasan untuk menggambarkan kondisi

riil penerapan teknologi informasi di perpustakaan yang ada di Indonesia.

C. Deskripsi Penerapan Kompetensi TI di Tempat PKL

Gambaran untuk penerapan kompetensi TI di tempat pelaksanaan PKL ini

didapatkan dari hasi penyebaran kuesioner dengan jumlah pertanyaan sekitar 52 butir

yang di bagi dalam 4 kategori: 1) pengetahuan umum komputer; 2) keterampilan yang

berhubungan dengan internet; 3) perangkat keras komputer; dan 4) produk-produk yang

Page 35: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

30

berhubungan dengan manajemen sistem otomasi perpustakaan. Berikut ini adalah

jumlah dan prosentase hasil jawaban masing-masing kategori:

a. Pengetahuan Umum Komputer.

Tabel 4.3 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah , 2013.

Berdasarkan tabel 4.3diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan ada

penerapan kompetensi bagian komputer dan fungsinya, dengan distribusi frekuensi

sebanyak 89,7%atau sekitar 61 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada

penerapanhanya sebagian kecil 10,3% ( 7 responden). Hal ini menunjukan bahwa

sebagian besar perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan

kompetensi TI mengenai bagian-bagian komputer dan fungsinya.

Tabel 4.4 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden menyatakan ada

penerapan kompetensi sistem operasi komputer, dengan frekuensi 68 responden atau

Page 36: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

31

100%. Hal ini berarti bahwa seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL telah menerapkan kompetensi TI mengenai sistem operasi komputer.

Tabel 4.5 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hampir seluruh responden menyatakan

ada penerapan kompetensi perangkat lunak aplikasi, dengan distribusi frekuensi

sebanyak 98,5% atau sekitar 67 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada

penerapan hanya 1,5% (1 responden). Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh

perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI

mengenai perangkat lunak aplikasi.

Tabel 4.6 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa data valid untuk penerapan kompetensi

keamanan komputer sebanyak 86,6% atau sekitar 58 responden menyatakan ada.

Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 13,4 % atau 9 responden, dan

Page 37: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

32

1,5% atau 1 responden tidak menjawab. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan

kompetensi TI dalam masalah keamanan komputer.

Tabel 4.7 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hampir seluruh responden menyatakan

ada penerapan kompetensi penanganan masalah dasar komputer, dengan distribusi

frekuensi sebanyak 86,8% atau sekitar 59 responden. Sedangkan yang menyatakan

tidak ada penerapan hanya 13,2% atau sekitar 9 responden. Hal ini menunjukan bahwa

hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan

kompetensi TI dalam penanganan masalah dasar komputer.

Tabel 4.8 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa lebih dari setengah responden

menyatakan ada penerapan kompetensi penanganan dan pemeliharaan komputer

lanjutan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 63,2% atau sekitar 43 responden.

Page 38: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

33

Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hampir setengahnya, yaitu

sekitar36,8% (25 responden). Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya

perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI

mengenai penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan.

Tabel 4.9 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa lebih dari setengah responden

menyatakan ada penerapan kompetensi konfigurasi dan penanganan jaringan kabel dan

nirkabel, dengan distribusi frekuensi sebanyak 63,2% atau sekitar 43 responden.

Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hampir setengahnya, yaitu sekitar

36,8% (25 responden). Ini berarti bahwa lebih dari setengahnya perpustakaan tempat

mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam konfigurasi dan

penanganan jaringan kabel dan nirkabel.

Tabel 4.10 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 39: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

34

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan

ada penerapan kompetensi digitalisasi bahan tercetak, dengan distribusi frekuensi valid

sebanyak 78,8% atau sekitar 52 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada

penerapan hanya21,2% (14 responden). Ini berarti bahwa sebagian perpustakaan tempat

mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam kegiatan

digitalisasi bahan tercetak.

Tabel 4.11 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah , 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan teknologi untuk melayani pengguna berkelainan,

dengan distribusi frekuensi sebanyak 48,5% atau sekitar 32 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu51,5% (34 responden).

Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL belum menerapkan kompetensi TI dalam melayani pengguna berkelainan.

Page 40: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

35

Tabel 4.12 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi software permainan, dengan

distribusi frekuensi yang valid sebanyak 43,9% atau sekitar 29 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 56,1% (37

responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL tidak terlalu banyak menerapkan kompetensi TI untuk software

permainan.

Tabel 4.13 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk software editing photo, dengan

Page 41: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

36

distribusi frekuensi valid sebanyak 58,2% atau sekitar 39 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 41,8% (28 responden).

Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam penggunaan software editing photo.

Tabel 4.14 Penerapan Kompensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk membuat dan memelihara

basisdata, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 71,2% atau sekitar 47 responden.

Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu

28,8% (19 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat

mahasiswa melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam membuat dan

memelihara basisdata.

Tabel 4.15 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 42: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

37

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensidalam penggunaan bahasa scripting,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 47% atau sekitar 31 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 53% (35

responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam menggunakan bahasa

scripting.

Tabel 4.16 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk bahasa pemograman orientasi

objek, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54% atau sekitar 34 responden.

Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 46%

(29 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam menggunakan bahasa

pemograman orientasi objek.

Page 43: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

38

Tabel 4.17 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk administrasi server, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 80,6% atau sekitar 50 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 19,4% (12 responden).

Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL telah menerapkan kompetensi TI dalam mengelola administrasi server.

Dari 15 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh

perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan

kompetensi pengetahuan umum komputer. Selanjutnya, hampir seluruhnya,80% atau

sekitar 12 variabel(lihat tabel 4.18) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan hanya 3

variabel atau 20% yang berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa

pengetahuan umum komputer telah menjadi salah satu kompetensi yang sangat penting

di tempat mahasiswa melaksanakan PKL.

Page 44: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

39

Tabel 4.18

Penerapan Kompetensi Pengetahuan Umum Komputer

Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.

b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet.

Tabel 4.19 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk membuat halaman web dengan

menggunakan frontpage atau dreamweaver, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak

42,4% atau sekitar 28 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan

lebih dari setengahnya, yaitu 57,6% (38 responden). Hal ini berarti kurang dari

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Bagian komputer dan fungsinya (CPU, hard drive, RAM) 89,7%

2 Sistem operasi komputer (Microsoft Windows, dll) 100%

3 Perangkat lunak aplikasi (word, excel, power point, dll) 98,5%

4 Keamanan komputer (antivirus, anti-spyware) 85,3%

5 Penanganan masalah dasar komputer (kenapa printer tidak jalan,

kenapa komputer terkunci, dll)

86,8%

6 Penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan (installasi

software, bongkar pasang kabel/harddisk, dll)

63,2%

7 Konfigurasi dan penanganan jaringan kabel atau nirkabel 63,2%

8 Digitalisasi atau men-scan bahan tercetak 76,5%

9 Teknologi untuk layanan pengguna yang mempunyai kelainan

kemampuan

48,5%

10 Software permainan (Games) 43,9%

11 Software editing photo (Photoshop) 58,2%

12 Membuat dan memelihara basisdata (Ms. Access, atau MySOL) 71,2%

13 Bahasa Scripting (PHP, JavaScript) 47,0%

14 Bahasa pemograman orientasi objek (Visual Basic, Java) 54,0%

15 Administrasi Server (WEB server, network drives) 80,6%

Page 45: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

40

setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan

kompetensi TI dalam membuat halaman web dengan menggunakan front page atau

dreamweaver.

Tabel 4.20 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk membuat halaman web dengan

menggunakan XHTML atau CSS, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 33,8%

atau sekitar 22 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari

setengahnya, yaitu 66,2% (43 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya

perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam

membuat halaman web dengan menggunakan XHTML atau CSS.

Tabel 4.21

Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 46: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

41

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk protokol internet, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 42,9% atau sekitar 27 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 57,1% (36 responden).

Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL menerapkan kompetensi TI untuk protokol internet.

Tabel 4.22

Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk layanan referensi maya dengan

YahooMesenger atau sejenisnya, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 60% atau

sekitar 39 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari

setengahnya, yaitu 40% (26 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya

perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam

layanan referensi maya dengan YahooMesenger atau sejenisnya.

Page 47: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

42

Tabel 4.23 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi untuk skema metadata online,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 28,8% atau sekitar 19 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 71,2% (47

responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI untuk skema metadata online.

Tabel 4.24 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi bahasa pemograman XML,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 30% atau sekitar 18 responden. Sedangkan

Page 48: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

43

yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 70% (42

responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam bahasa pemograman XML.

Tabel 4.25 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penelusuran basisdata online, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 48,5% atau sekitar 32 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 51,5% (34 responden).

Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL menerapkan kompetensi TI untuk penelusuran basisdata online.

Tabel 4.26

Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 49: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

44

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi blog, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 50,8% atau sekitar 33 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada

penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 49,2% (32 responden). Hal ini berarti lebih

dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan

kompetensi TI blog.

Tabel 4.27 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi WIKI, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 42,2% atau sekitar 27 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada

penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 57,8% (37 responden). Hal ini berarti kurang

dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan

kompetensi TI dalam penggunaan WIKI.

Page 50: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

45

Tabel 4.28 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi mengenai situs jaringan sosial,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 74,2% atau sekitar 49 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 25,8% (17

responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI mengenai situs jaringan sosial.

Tabel 4.29 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (27%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan podcasting, dengan

Page 51: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

46

distribusi frekuensi valid sebanyak 20% atau sekitar 17 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 73% (46 responden).

Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL menerapkan kompetensi TI penggunaan podcasting.

Tabel 4.30 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan teknologi RSS, dengan distribusi frekuensi valid

sebanyak 19% atau sekitar 12 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada

penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 75% (51 responden). Hal ini berarti kurang

dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan

kompetensi teknologi RSS.

Tabel 4.31 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 52: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

47

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensithin client, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 21% atau sekitar 13 responden. Sedangkan yang menyatakan

tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 79% (49 responden). Hal ini berarti

kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL

menerapkan kompetensi TI tentangthin client.

Tabel 4.32

Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi kegiatan evaluasi validitas dan

penanggung jawab WEB, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 35,9% atau sekitar

23 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya,

yaitu 64,1% (41 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan

tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam kegiatan

evaluasi validitas dan penanggung jawab WEB.

Page 53: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

48

Tabel 4.33 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi dalam membuat tutorial literasi

informasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,5% atau sekitar 23 responden.

Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 63,5%

(40 responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI dalam membuat tutorial literasi

informasi.

Dari 15 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh

perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan

kompetensi internet. Namun, hampir seluruhnya, 80% atau sekitar 12 variabel (lihat

tabel 4.34) ada pada posisi frekuensi di bawah 50%, dan hanya 3 variabel atau 20%

yang berada pada posisi di atasnya. Hal ini berarti bahwa penerapan kompetensi

teknologi informasi yang berhubungan dengan internetdi tempat mahasiswa

melaksanakan PKL masih rendah.

Tabel 4.34

Penerapan Kompetensi Internet

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Membuat halaman WEB denan Front Page atau Dreameaver 42,4%

2 Membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS 33,8%

Page 54: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

49

Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.

c. Perangkat keras komputer.

Tabel 4.35 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan kamera digital, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 59,1% atau sekitar 39 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 40,9% (27 responden).

Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan kamera digital.

3 Protokol internet (HTTP, FTP, SMTP) 42,9%

4 Layanan referensi maya dengan menggunakan Yahoo Mesenger atau

sejenisnya

60,0%

5 Skema metadata online (Dublin Core, EAD) 28,8%

6 XML 30,0%

7 Penelusuran Basisdata Online (seperti penggunaan operator Boolean

pada EBSCO/JSTOR dll)

48,5%

8 Blog 50,8%

9 Wiki 42,2%

10 Situs Jaringan Sosial (facebook atau yang lainnya) 74,2%

11 Podcasting 20,0%

12 RSS 19,0%

13 Thin clients 21,0%

14 Evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB 35,9%

15 Membuat tutorial literasi informasi online 36,5%

Page 55: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

50

Tabel 4.36 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan video rekam digital,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54,5% atau sekitar 36 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 45,5% (30

responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan video rekam

digital.

Tabel 4.37 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan drive USB, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 92,4% atau sekitar 61 responden. Sedangkan yang

Page 56: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

51

menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 7,6% (5 responden).

Hal ini berarti hampir seluruhnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL

menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan drive USB.

Tabel 4.38 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan proyektor (LCD),

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 61,5% atau sekitar 40 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 38,5% (25

responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan proyektor (LCD).

Tabel 4.39 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 57: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

52

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 9 responden (13,2%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan PDA, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 32,2% atau sekitar 19 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 67,8% (40 responden).

Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan PDA.

Tabel 4.40 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan komputer tablet, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 36,9% atau sekitar 24 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 63,1% (41 responden).

Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan komputer tablet.

Page 58: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

53

Tabel 4.41 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan smartboard, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 33,8% atau sekitar 22 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 66,2% (43 responden).

Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan smartboard.

Tabel 4.42 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan e-book reader, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 49,2% atau sekitar 32 responden. Sedangkan yang

Page 59: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

54

menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 50,8% (33 responden).

Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaane-book reader.

Tabel 4.43 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan MP3 Player, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 50,8% atau sekitar 33 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 49,2% (32 responden).

Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaan MP3 Player.

Dari 9 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh

perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan

kompetensi perangkat keras komputer. Dan lebih dari setengahnya, 55,6% atau sekitar 5

variabel (lihat tabel 4.44) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan 4 variabel lainnya

atau 20% yang berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa penerapan

kompetensi teknologi informasi yang berhubungan dengan perangkat keras komputer di

tempat mahasiswa melaksanakan PKL sudah cukup tinggi.

Page 60: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

55

Tabel 4.44 Penerapan Kompetensi

Perangkat Keras Komputer

Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.

d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.

Tabel 4.45 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan sistem perpustakaan terintegrasi,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 90,9% atau sekitar 60 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 9,1% (6 responden). Hal ini berarti

hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan

kompetensi TI tentang penggunaansistem perpustakaan terintegrasi.

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Kamera digital 59,1%

2 Video rekam digital 54,5%

3 Drive USB 92,4%

4 Proyektor/LCD 61,5%

5 PDA 32,2%

6 Komputer tablet 36,9%

7 Smartboard 33,8%

8 e-book reader 49,2%

9 MP3 Player 50,8%

Page 61: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

56

Tabel 4.46 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan tautan artikel, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 77,6% atau sekitar 52 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan hanya 22,4% (15 responden). Hal ini berarti hampir

seluruh perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI

tentang penggunaantautan artikel.

Tabel 4.47 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengahnya

responden menyatakan ada penerapan kompetensi managemen sumber elektronik,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54,5% atau sekitar 36 responden. Sedangkan

Page 62: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

57

yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 45,5% (30 responden). Hal ini berarti

lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan

kompetensi TI tentang managemen sumber elektronik.

Tabel 4.48 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengahnya

responden menyatakan ada penerapan kompetensi alat penelusuran, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 40,6% atau sekitar 26 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya (38 responden). Hal ini berarti

kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL

menerapkan kompetensi TI tentang alat penelusuran.

Tabel 4.49 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 63: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

58

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi manajemen peminjaman antar

perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 52,2% atau sekitar 35

responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya,

yaitu 47,8% (32 responden). Hal ini berarti lebih dari setengahnya perpustakaan tempat

mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang menajemen

peminjaman antar perpustakaan.

Tabel 4.50 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi management aset digital, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 46,2% atau sekitar 30 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak ada penerapan lebih dari setengahnya, yaitu 53,8% (35 responden).

Hal ini berarti kurang dari setengah perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan

PKL menerapkan kompetensi TI tentang management aset digital.

Page 64: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

59

Tabel 4.51 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi perangkat lunak institutional

repository, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 27,7% atau sekitar 18 responden.

Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hampir seluruhnya, yaitu72,3%

(47responden). Hal ini berarti kurang dari setengah perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI perangkat lunak institutioanl repository.

Tabel 4.52 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan public access system,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 55,2% atau sekitar 37 responden. Sedangkan

Page 65: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

60

yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu 44,8% (30

responden). Hal ini berarti lebih dari setengah perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI public access system.

Tabel 4.53 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan ada penerapan kompetensi perangkat lunak dan keras barcode

magnetik, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 66,7% atau sekitar 44 responden.

Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan kurang dari setengahnya, yaitu

33,3% (22 responden). Hal ini berarti kurang dari setengah perpustakaan tempat

mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI perangkat lunak dan keras

barcode magnetik.

Tabel 4.54 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 66: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

61

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengahnya

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan perangkat lunak dan

keras RFID, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 41,8% atau sekitar 28

responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 58,2% (39

responden). Hal ini berarti kurang dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaanperangkat lunak

dan keras RFID.

Tabel 4.55 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengahnya

responden menyatakan ada penerapan kompetensi perencanaan teknologi perpustakaan,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 68,2% atau sekitar 45 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak ada penerapan sekitar 31,8% (21 responden). Hal ini berarti

lebih dari setengahnya perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan PKL menerapkan

kompetensi TI perencanaan teknologi perpustakaan.

Page 67: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

62

Tabel 4.56 Penerapan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengahnya

responden menyatakan ada penerapan kompetensi penggunaan perangkat lunak dan

keras RFID, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 41,8% atau sekitar 28

responden. Sedangkan yang menyatakan tidak ada penerapan hanya 58,2% (39

responden). Hal ini berarti hampir seluruh perpustakaan tempat mahasiswa

melaksanakan PKL menerapkan kompetensi TI tentang penggunaanperangkat lunak

dan keras RFID.

Dari 12 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh

perpustakaan tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL telah menerapkan

kompetensi penggunaan produk otomasi perpustakaan. Dan lebih dari setengahnya,

yaitu 58,3% atau sekitar 7 variabel (lihat tabel 4.57) ada pada posisi frekuensi di atas

50%, dan 5 variabel lainnya atau 41,7% yang berada pada posisi di bawahnya. Hal ini

berarti bahwa penerapan kompetensi teknologi informasi yang berhubungan dengan

produk-produk otomasi perpustakaan di tempat mahasiswa melaksanakan PKL sudah

cukup tinggi.

Page 68: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

63

Tabel 4.57 Penerapan Kompetensi

Produk Otomasi Perpustakaan

Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.

D. Deskripsi Kemampuan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan

Sebagaimana data tentang penerapan TI di tempat pelaksanaan PKL, data tentang

kemampuan kompetensi TI mahasiswa jurusan ilmu perpustsakaan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berikut ini juga diperoleh dari hasil

penyebaran kuesioner dengan jumlah butir pertanyaa 52 buah. Jawaban berikut ini

mencoba menggambarkan kondisi prosentasi kemampuan kompetensi TI mahasiswa

yang duduk di semester VI pada program studi Ilmu Perpustakaan. Rincian data hasil

perolehan kuesioner dapat dilihat pada uraian masing-masing kategori berikut ini:

a. Pengetahuan Umum Komputer.

Tabel 4.58

Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Sistem Perpustakaan terintegrasi (senayan, prajna, lontar, dll) 90,9%

2 Tautan (Link) artikel 77,6%

3 Managemen sumber elektronik 54,5%

4 Alat penelusuran (MetaLib, WebFeat) 40,6%

5 Managemen peminjaman antar perpustakaan 52,2%

6 Managemen aset digital (Digitool, ResourceSpace) 46,2%

7 Perangkat lunak institutional repository (Dspace, Eprint) 27,7%

8 Public Access System (Software reservasi komputer, atau kontrol

percetakan)

55,2%

9 Perangkat keras dan lunak barcode magnetik 66,7%

10 Perangkat keras dan lunak RFID 41,8%

11 Perencanaan teknologi perpustakaan 68,2%

12 Proposal otomasi perpustakaan 41,8%

Page 69: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

64

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan mampu dalam kompetensi bagian komputer dan fungsinya, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 94% atau sekitar 63 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 6% (4 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian

komputer dan fungsinya.

Tabel 4.59 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan mampu dalam kompetensi sistem operasi komputer, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 98,5% atau sekitar 65 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 1,5% (1 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian sistem

operasi komputer.

Page 70: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

65

Tabel 4.60 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan mampu dalam kompetensi perangkat lunak aplikasi, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 98,5% atau sekitar 66 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 1,5% (1 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian

perangkat lunak aplikasi.

Tabel 4.61 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan mampu dalam kompetensi keamanan komputer, dengan distribusi

Page 71: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

66

frekuensi valid sebanyak 90,9% atau sekitar 60 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 9,1% (6 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bagian

keamanan komputer.

Tabel 4.62 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan mampu dalam kompetensi penanganan masalah dasar komputer, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 71,6% atau sekitar 48 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 28,4% (19 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI penanganan

masalah dasar komputer.

Tabel 4.63 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 72: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

67

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kurang dari setengahnya responden

menyatakan mampu dalam kompetensi bagian komputer dan fungsinya, dengan

distribusi frekuensi sebanyak 32% atau sekitar 22 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 67,6% (46 responden). Hal ini berarti hampir hanya

sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

bagian komputer dan fungsinya.

Tabel 4.64 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi konfigurasi dan penanganan jaringan

kabel dan nirkabel, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 16,9% atau sekitar 11

responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 83,1% (54 responden).

Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu

dalam kompetensi TI konfigurasi dan penanganan jaringan kabel dan nirkabel.

Page 73: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

68

Tabel 4.65 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan mampu dalam kompetensi digitalisasi atau menscan bahan tercetak, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 73,4% atau sekitar 47 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 26% (17 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI digitalisasi dan

menscan bahan tercetak.

Tabel 4.66 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi teknologi untuk melayani pengguna

Page 74: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

69

berkelainan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,9% atau sekitar 24

responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 63,1% (41 responden).

Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu

dalam kompetensi teknologi untuk melayani pengguna berkelainan.

Tabel 4.67 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan mampu dalam kompetensi software permainan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 81,8% atau sekitar 54 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak

mampu sekitar 18,2% (12 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang

melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI software permainan.

Tabel 4.68 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 75: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

70

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan mampu dalam kompetensi software editing photo, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 86,4% atau sekitar 57 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 13,6% (9 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI software

editing photo.

Tabel 4.69 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi membuat dan memelihara basisdata,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 67,7% atau sekitar 44 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak mampu sekitar 32% (21 responden). Hal ini berarti lebih dari

setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi

membuat dan memelihara basisdata.

Page 76: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

71

Tabel 4.70 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa scripting, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 22,7% atau sekitar 15 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 77,3% (51 responden). Hal ini berarti hanya sebagian

kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa

scripting.

Tabel 4.80 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek,

Page 77: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

72

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya

sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

bahasa pemograman orientasi objek.

Tabel 4.81 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 13 responden (19,1%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi administrasi server, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 29,1% atau sekitar 16 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 70,9% (39 responden). Hal ini berarti hanya sebagian

kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi administrasi

server.

Dari 15 variabel di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh

mahasiswa yang telah melaksanakan kegiatan PKL pada semester VI tahun ajar

2012/2013 telah mampu menerapkan kompetensi pengetahuan umum komputer. Dan

lebih dari setengahnya, yaitu 60% atau sekitar 9 variabel (lihat tabel 4.82) ada pada

posisi frekuensi di atas 50%, dan 6 variabel lainnya atau 40% berada pada posisi di

Page 78: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

73

bawahnya. Hal ini berarti bahwa kompetensi pengetahuan umum komputer mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan sudah cukup di atas rata-rata.

Tabel 4.82 Kemampuan Kompetensi

Pengetahuan Umum Komputer

Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.

b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet.

Tabel 4.83 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Bagian komputer dan fungsinya (CPU, hard drive, RAM) 94,0%

2 Sistem operasi komputer (Microsoft Windows, dll) 98,5%

3 Perangkat lunak aplikasi (word, excel, power point, dll) 98,5%

4 Keamanan komputer (antivirus, anti-spyware) 90,9%

5 Penanganan masalah dasar komputer (kenapa printer tidak jalan,

kenapa komputer terkunci, dll)

71,6%

6 Penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan (installasi

software, bongkar pasang kabel/harddisk, dll)

32,4%

7 Konfigurasi dan penanganan jaringan kabel atau nirkabel 16,9%

8 Digitalisasi atau men-scan bahan tercetak 73,4%

9 Teknologi untuk layanan pengguna yang mempunyai kelainan

kemampuan

36,9%

10 Software permainan (Games) 81,8%

11 Software editing photo (Photoshop) 86,4%

12 Membuat dan memelihara basisdata (Ms. Access, atau MySOL) 67,7%

13 Bahasa Scripting (PHP, JavaScript) 22,7%

14 Bahasa pemograman orientasi objek (Visual Basic, Java) 38,5%

15 Administrasi Server (WEB server, network drives) 29,1%

Page 79: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

74

responden menyatakan mampu dalam membuat halaman web dengan frontpage atau

dreamweaver, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 58,5% atau sekitar 38

responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 41,5% (27 responden).

Hal ini berarti lebih dari setengahnya mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu

dalam kompetensi membuat halaman web dengan frontpage atau dreamweaver.

Tabel 4.84 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi membuat halaman web

dengan XHTML dan CSS, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 41,0% atau

sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 59,0% (38

responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL

telah mampu dalam kompetensi TI membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS.

Tabel 4.85 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 80: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

75

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 9 responden (13,2%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi protokol internet, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 30,5% atau sekitar 18 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 69,5% (41 responden). Hal ini berarti hanya sebagian

kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI protokol

internet.

Tabel 4.86

Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi layanan referensi Maya dengan

Yahoo Mesenger atau sejenisnya, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 76,6%

atau sekitar 49 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 23,4%

(15 responden). Hal ini berarti lebih dari setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL

telah mampu dalam kompetensi TI layanan referensi maya dengan Yahoo Mesenger

atau sejenisnya.

Page 81: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

76

Tabel 4.87 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan mampu dalam skema metadata online, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 9,8% atau sekitar 6 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 90,2% (55 responden). Hal ini berarti hanya sebagian

kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI skema

metadata online.

Tabel 4.88 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 11 responden (16,2%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi XML, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 14,0% atau sekitar 8 responden. Sedangkan yang menyatakan

Page 82: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

77

tidak mampu sekitar 86,0% (49 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI XML.

Tabel 4.89 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari

setengah responden menyatakan mampu dalam penelusuran basisdata online, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 65,6% atau sekitar 40 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 34,4% (21 responden). Hal ini berarti lebih dari

setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

penelusuran basisdata online.

Tabel 4.90 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 83: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

78

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi blog, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 70,5% atau sekitar 43 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 29,5% (18 responden). Hal ini berarti lebih dari

setengahnya mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

blog.

Tabel 4.91 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi WIKI, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 63,9% atau sekitar 39 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 36,1% (22 responden). Hal ini berarti lebih dari

setengah mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

WIKI.

Page 84: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

79

Tabel 4.92 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam situs sosial jaringan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 93,8% atau sekitar 61 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak

mampu sekitar 6,2% (4 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang

melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI situs sosial jaringan.

Tabel 4.93 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 7 responden (10,3%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi podcasting, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 24,6% atau sekitar 15 responden. Sedangkan yang

Page 85: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

80

menyatakan tidak mampu sekitar 75,4% (46 responden). Hal ini berarti hanya sebagian

kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

podcasting.

Tabel 4.94 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi RSS, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak

mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa

yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI bahasa pemograman

orientasi objek.

Tabel 4.95 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 86: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

81

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 12 responden (17,6%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi thin clien, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 14,3% atau sekitar 8 responden. Sedangkan yang menyatakan

tidak mampu sekitar 85,7% (48 responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI thin clien.

Tabel 4.96 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 12 responden (17,6%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi evaluasi validitas dan

penanggung jawab situs WEB, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 21,4% atau

sekitar 12 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 78,6% (44

responden). Hal ini berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL

telah mampu dalam kompetensi TI evaluasi validitas dan penanggung jawab situs

WEB.

Page 87: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

82

Tabel 4.97 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 11 responden (16,2%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi membuat tutorial literasi

informasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 36,8% atau sekitar 21 responden.

Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 63,2% (36 responden). Hal ini

berarti hanya sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam

kompetensi TI membuat tutorial literasi informasi.

Dari 15 variabel di atas dapat digambarkan bahwa kurang dari setengahnya

mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menerapkan kompetensi keterampilan internet. Dengan

distribusi datahanya 40% atau sekitar 6 variabel (lihat tabel 4.98) ada pada posisi

frekuensi di atas 50%, dan 9 variabel lainnya atau 60% berada pada posisi di bawahnya.

Hal ini berarti bahwa kompetensi keterampilan internet mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan masih rendah atau di bawah rata-rata.

Tabel 4.98 Kompetensi Kemampuan

Internet

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Membuat halaman WEB denan Front Page atau Dreameaver 56,5%

2 Membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS 41,0%

Page 88: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

83

Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.

c. Perangkat keras komputer.

Tabel 4.99 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan mampu dalam kompetensi kamera digital, dengan distribusi frekuensi valid

sebanyak 94,0% atau sekitar 63 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu

sekitar 6,0% (4 responden). Hal ini berarti hampir seluruh mahasiswa yang

melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI kamera digital.

3 Protokol internet (HTTP, FTP, SMTP) 30,5%

4 Layanan referensi maya dengan menggunakan Yahoo Mesenger atau

sejenisnya

76,7%

5 Skema metadata online (Dublin Core, EAD) 9,8%

6 XML 14,0%

7 Penelusuran Basisdata Online (seperti penggunaan operator Boolean

pada EBSCO/JSTOR dll)

65,6%

8 Blog 70,5%

9 Wiki 63,9%

10 Situs Jaringan Sosial (facebook atau yang lainnya) 93,8%

11 Podcasting 24,6%

12 RSS 14,0%

13 Thin clients 14,3%

14 Evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB 21,4%

15 Membuat tutorial literasi informasi online 36,8%

Page 89: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

84

Tabel 4.100 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi video rekam digital, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 95,5% atau sekitar 64 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 4,5% (3 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI video rekam

digital.

Tabel 4.101 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 1 responden (1,5%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan hampir seluruh responden

menyatakan mampu dalam kompetensi drive USB, dengan distribusi frekuensi valid

sebanyak 95,5% atau sekitar 64 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu

Page 90: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

85

sekitar 4,5% (3 responden). Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa yang

melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI drreve USB.

Tabel 4.102 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi proyektor LCD, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 83,3% atau sekitar 55 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 16,7% (11 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI proyektor

LCD.

Tabel 4.103 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 91: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

86

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi PDA, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 54,7% atau sekitar 35 responden. Sedangkan yang menyatakan tidak

mampu sekitar 45,3% (29 responden). Hal ini berarti sebagian besat mahasiswa yang

melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI PDA.

Tabel 4.104 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi komputer tablet, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 92,3% atau sekitar 60 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 7,7% (5 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI komputer

tablet.

Page 92: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

87

Tabel 4.105 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi smartboard, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 56,5% atau sekitar 35 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 43,5% (27 responden). Hal ini berarti sebagian besar

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI smartboard.

Tabel 4.106 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi e-book reader , dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 81,8% atau sekitar 54 responden. Sedangkan yang

Page 93: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

88

menyatakan tidak mampu sekitar 18,2% (12 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI e-book reader.

Tabel 4.107 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 2 responden (2,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi MP3 Player, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 95,5% atau sekitar 63 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 4,5% (3 responden). Hal ini berarti hampir seluruh

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI MP3 Player.

Dari 9 variabel di atas dapat digambarkan bahwa seluruh mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah menerapkan kompetensi perangkat keras komputer. Dengan distribusi data 100%

variabel (lihat tabel 4.108) ada pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini berarti bahwa

kompetensi perangkat keras mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan sudah cukup tinggi.

Tabel 4.108 Kompetensi Kemampuan

Perangkat Keras Komputer

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Kamera digital 94,0%

2 Video rekam digital 95,5%

3 Drive USB 95,5%

4 Proyektor/LCD 83,3%

5 PDA 54,7%

Page 94: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

89

Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.

d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.

Tabel 4.109 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi sistem perpustakaan

terintegrasi, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 90% atau sekitar 54 responden.

Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 10% (6 responden). Hal ini berarti

hampir seluruh mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

sistem perpustakaan terintegrasi.

Tabel 4.110 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

6 Komputer tablet 92,3%

7 Smartboard 56,5%

8 e-book reader 81,8%

9 MP3 Player 95,5%

Page 95: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

90

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi tautan (link) artikel, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 78,1% atau sekitar 50 responden. Sedangkan yang

menyatakan tidak mampu sekitar 21,9% (14 responden). Hal ini berarti sebagian besar

mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI tautan (link)

artikel.

Tabel 4.111 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari

setengah responden menyatakan mampu dalam kompetensi manajemen sumber

elektronik, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 55% atau sekitar 33 responden.

Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 45% (27 responden). Hal ini berarti

sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

manajemen sumber elektronik.

Page 96: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

91

Tabel 4.112 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 8 responden (11,8%) tidak

memilih, hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi alat penelusuran, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 50% atau sekitar 30 responden. Sedangkan yang menyatakan

tidak mampu sekitar 50% (30 responden). Hal ini berarti sebagian mahasiswa yang

melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI alat penelusutan.

Tabel 4.113 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 4 responden (5,9%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi manajemen peminjaman antar

perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 62,5% atau sekitar 40

responden. Sedangkan yang menyatakan tidak mampu sekitar 37,5% (24 responden).

Page 97: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

92

Hal ini sebagian besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam

kompetensi TI manajemen peminjaman antar perpustakaan.

Tabel 4.114 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya

sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

bahasa pemograman orientasi objek.

Tabel 4.115 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 98: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

93

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya

sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

bahasa pemograman orientasi objek.

Tabel 4.116 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya

sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

bahasa pemograman orientasi objek.

Page 99: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

94

Tabel 4.117 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 3 responden (4,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan kurang dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi bahasa pemograman orientasi objek,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak mampu sekitar 61,5% (40 responden). Hal ini berarti hanya

sebagian kecil mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

bahasa pemograman orientasi objek.

Tabel 4.118 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 6 responden (8,8%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi perangkat lunak dan keras RFID,

Page 100: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

95

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 54,8% atau sekitar 34 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak mampu sekitar 45,2% (28 responden). Hal ini berarti sebagian

besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

perangkat lunak dan keras RFID.

Tabel 4.119

Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi perencanaan teknologi perpustakaan,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 65,1% atau sekitar 41 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak mampu sekitar 34,9% (22 responden). Hal ini berarti sebagian

besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI

perencanaan teknologi perpustakaan.

Tabel 4.120 Kemampuan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 101: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

96

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada 5 responden (7,4%) tidak memilih,

hingga dapat dinyatakan bahwa data yang valid menunjukan lebih dari setengah

responden menyatakan mampu dalam kompetensi proposal otomasi perpustakaan,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 57,1% atau sekitar 36 responden. Sedangkan

yang menyatakan tidak mampu sekitar 42,9% (27 responden). Hal ini berarti sebagian

besar mahasiswa yang melaksanakan PKL telah mampu dalam kompetensi TI proposal

otomasi perpustakaan.

Dari 12 variabel di atas dapat digambarkan bahwa kurang dari setengahnya

mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menerapkan kompetensi produk-produk yang

berhubungan dengan otomasi perpustakaan. Dengan distribusi data hanya 66,7% atau

sekitar 8 variabel (lihat tabel 4.121) ada pada posisi frekuensi di atas 50%, dan 4

variabel lainnya atau 33,3% berada pada posisi di bawahnya. Hal ini berarti bahwa

kompetensi produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan sudah cukup atau di atas rata-rata.

Tabel 4.121 Kemampuan Kompetensi

Produk-Produk yang Berhubungan dengan Otomasi Perpustakaan

Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.

NO JENIS PENGETAHUAN F 1 Sistem Perpustakaan terintegrasi (senayan, prajna, lontar, dll) 90,0%

2 Tautan (Link) artikel 78,1%

3 Managemen sumber elektronik 55,0%

4 Alat penelusuran (MetaLib, WebFeat) 50,0%

5 Managemen peminjaman antar perpustakaan 62,5%

6 Managemen aset digital (Digitool, ResourceSpace) 37,7%

7 Perangkat lunak institutional repository (Dspace, Eprint) 23,3%

8 Public Access System (Software reservasi komputer, atau kontrol

percetakan)

49,2%

9 Perangkat keras dan lunak barcode magnetik 66,7%

10 Perangkat keras dan lunak RFID 54,8%

11 Perencanaan teknologi perpustakaan 65,1%

12 Proposal otomasi perpustakaan 57,1%

Page 102: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

97

E. Deskripsi Kebutuhan Kompetensi TI Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan

a. Pengetahuan komputer secara umum.

Tabel 4.122 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi bagian komputer dan

fungsinya merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan

distribusi frekuensi sebanyak 57,4% atau sekitar 39 responden menyatakan sangat

setuju dan 42,6% (29 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak

setuju tidak ada sama sekali. Hal ini berarti kompetensi TI bagian komputer dan

fungsinya merupakan salah satu kebutuhan yang harus ada dalam kurikulum dan

ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.123 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi sistem operasi komputer

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi sebanyak 85,3% atau sekitar 58 responden menyatakan sangat setuju dan

14,7% (10 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

Page 103: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

98

tidak ada sama sekali. Hal ini berarti penguasaan kompetensi TI sistem operasi

komputer merupakan salah satu kebutuhan dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.124 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak aplikasi

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi sebanyak 83,8% atau sekitar 57 responden menyatakan sangat setuju dan

14,7% (10 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 1,5% atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI perangkat lunak aplikasi

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.125 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 104: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

99

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi keamanan komputer

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi sebanyak 80,9% atau sekitar 55 responden menyatakan sangat setuju dan

17,6% (12 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 1,5% atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI perangkat lunak aplikasi

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.126 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi penanganan masalah dasar

komputer merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan

distribusi frekuensi sebanyak 52,9% atau sekitar 36 responden menyatakan sangat

setuju dan 42,6% (29 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak

setuju hanya 2,9% (1 responden) dan yang menyatakan sangat tidak setuju 1,5% (1

esponden). Hal ini berarti kompetensi TI penanganan madalah dasar komputer

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 105: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

100

Tabel 4.127 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi penanganan dan

pemeliharaan komputer tingkat lanjut merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan

Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 36,8% atau sekitar 25

responden menyatakan sangat setuju dan 58,8% (40 responden) menyatakan setuju.

Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 2,9% atau 2 responden dan 1,5% (1

responden) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini berarti kompetensi TI penganganan

dan pemeliharaan komputer tingkat lanjut merupakan kebutuhan yang sangat penting

dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.128 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi konfigurasi dan

penanganan jaraingan kabel dan nirkabel merupakan kebutuhan bagi mahasiswa

Page 106: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

101

Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 36,8% atau sekitar 25

responden menyatakan sangat setuju dan 54,4% (37 responden) menyatakan setuju.

Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 8,8% atau 6 responden. Hal ini berarti

kompetensi TI konfigurasi dan penganganan jaringan kabel dan nirkabel merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tabel 4.129 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi digitalisasi atau menscan

bahan tercetak merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 59,7% atau sekitar 40 responden

menyatakan sangat setuju dan 35,8% (24 responden) menyatakan setuju. Sedangkan

yang menyatakan tidak setuju hanya 4,5% atau 3 responden dan data yang hilang 1,5%

atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI digitalisasi atau menscan bahan tercetak

merupakan kebutuhan yang penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 107: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

102

Tabel 4.130 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi teknologi untuk melayani

pengguna berkelainan merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi sebanyak 38,5% atau sekitar 25 responden

menyatakan sangat setuju dan 52,3% (34 responden) menyatakan setuju. Sedangkan

yang menyatakan tidak setuju hanya 9,2% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi

teknologi untuk melayani pengguna berkelainan merupakan kebutuhan yang penting

dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.131 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi software permainan tidak

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi sebanyak 11,8% atau sekitar 8 responden menyatakan sangat setuju dan

35,3% (24 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

Page 108: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

103

52,9% atau 36 responden. Hal ini berarti kompetensi TI software permainan tidak

penting dalam kurikulum dan tidak menjadi bekal dalam pelaksanaan PKL bagi

mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.132 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi software editing photo

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi sebanyak 27,9% atau sekitar 19 responden menyatakan sangat setuju dan

61,8% (42 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 10,3% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI softaware editing photo

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.133 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 109: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

104

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat dan memelihara

basis data merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan

distribusi frekuensi sebanyak 39,7% atau sekitar 27 responden menyatakan sangat

setuju dan 60,3% (41 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak

setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI membuat dan memelihara basis data

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.134 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi bahasa scripting

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 23,1% atau sekitar 15 responden menyatakan sangat setuju

dan 66,2% (43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 9,2% atau 6 responden dan sangat tidak setuju sekitar 1,5 atau 1 responden. Hal

ini berarti kompetensi TI bahasa scripting merupakan kebutuhan yang sangat penting

dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 110: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

105

Tabel 4.135 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi bahasa pemograman

orientasi objek merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 30,8% atau sekitar 20 responden

menyatakan sangat setuju dan 60% (39 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang

menyatakan tidak setuju hanya 9,2% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI

bahasa pemograman orientasi objek merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam

kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.136 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi administrasi server

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 50% atau sekitar 31 responden menyatakan sangat setuju dan

40,3% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

Page 111: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

106

hanya 9,7% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI administrasi server

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dari 15 variabel di atas dapat digambarkan bahwa hampir seluruh mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta membutuhkan kompetensi pengetahuan umum komputer. Dengan distribusi

data 93,3% atau sekitar 14 variabel (lihat tabel 4.137) ada pada posisi frekuensi di atas

50%, dan hanya 1 variabel lainnya atau 6,7% berada pada posisi di bawahnya. Hal ini

berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi pengetahuan umum komputersangat

tinggi.

Tabel 4.137 Kebutuhan Kompetensi

Pengetahuan Umum Komputer

Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2013.

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Bagian komputer dan fungsinya (CPU, hard drive, RAM) 100%

2 Sistem operasi komputer (Microsoft Windows, dll) 100%

3 Perangkat lunak aplikasi (word, excel, power point, dll) 98,5%

4 Keamanan komputer (antivirus, anti-spyware) 98,5%

5 Penanganan masalah dasar komputer (kenapa printer tidak jalan,

kenapa komputer terkunci, dll)

95,6%

6 Penanganan dan pemeliharaan komputer lanjutan (installasi

software, bongkar pasang kabel/harddisk, dll)

95,6%

7 Konfigurasi dan penanganan jaringan kabel atau nirkabel 91,2%

8 Digitalisasi atau men-scan bahan tercetak 95,5%

9 Teknologi untuk layanan pengguna yang mempunyai kelainan

kemampuan

90,8%

10 Software permainan (Games) 47,1%

11 Software editing photo (Photoshop) 89,7%

12 Membuat dan memelihara basisdata (Ms. Access, atau MySOL) 100%

13 Bahasa Scripting (PHP, JavaScript) 89,3%

14 Bahasa pemograman orientasi objek (Visual Basic, Java) 90,8%

15 Administrasi Server (WEB server, network drives) 90,3%

Page 112: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

107

b. Keterampilan yang berhubungan dengan internet.

Tabel 4.138 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat halaman WEB

dengan fronpage atau dreamweaver merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan

Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 43,3% atau sekitar 29

responden menyatakan sangat setuju dan 57,3% (36 responden) menyatakan setuju.

Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3% atau 2 responden. Hal ini berarti

kompetensi TI membuat halaman WEB dengan frontpage atau dreamweaver

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.139 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 113: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

108

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat halaman WEB

dengan XHTML dan CSS merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 31,8% atau sekitar 21

responden menyatakan sangat setuju dan 62,1% (41 responden) menyatakan setuju.

Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 6,1% atau 4responden. Hal ini berarti

kompetensi TI membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tabel 4.140 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi protokol internet

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 36,5% atau sekitar 23 responden menyatakan sangat setuju

dan 57,1% (36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 6,3% atau 4 responden. Hal ini berarti kompetensi TI protokol internet

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 114: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

109

Tabel 4.141 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi layanan referensi maya

dengan YahooMesenger atau sejenisnya merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan

Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 43,9% atau sekitar 29

responden menyatakan sangat setuju dan 50% (33 responden) menyatakan setuju.

Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 6,1% atau 4 responden. Hal ini berarti

kompetensi TI layanan referensi maya dengan YahooMesenger atau sejenisnya

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.142 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi skema metadata online

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 21,5% atau sekitar 14 responden menyatakan sangat setuju

Page 115: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

110

dan 67,7% (44 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 10,8% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI skema metadata online

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.143 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi XML merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 11,1% atau sekitar 6 responden menyatakan sangat setuju dan 79,6%

(43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya

9,3% atau 5 responden. Hal ini berarti kompetensi TI XML merupakan kebutuhan

yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL

bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.144 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 116: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

111

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi penelusuran basis data

online merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 59,7% atau sekitar 40 responden menyatakan sangat

setuju dan 37,3% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak

setuju hanya 3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI penelusuran basis data

online merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.145 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi blog merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 33,9% atau sekitar 21 responden menyatakan sangat setuju dan 59,7%

(37 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya

6,5% atau 4 responden. Hal ini berarti kompetensi TI blog merupakan kebutuhan yang

sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi

mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 117: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

112

Tabel 4.146 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi WIKI merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 24,6% atau sekitar 15 responden menyatakan sangat setuju dan 65,6%

(40 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya

9,8% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang WIKI merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tabel 4.147 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi situs jaringan sosial

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi sebanyak 29,4% atau sekitar 20 responden menyatakan sangat setuju dan

63,2% (43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

Page 118: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

113

hanya 7,4% atau 5 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang situs jaringan sosial

merupakan kebutuhan yang penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tabel 4.148 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi podcasting merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 11,1% atau sekitar 7 responden menyatakan sangat setuju dan 74,6%

(47 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya

14,3% atau 9 responden. Hal ini berarti kompetensi TI podcasting merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tabel 4.149 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 119: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

114

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi RSS merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 6,8% atau sekitar 4 responden menyatakan sangat setuju dan 79,7% (47

responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 13,6%

atau 8 responden. Hal ini berarti kompetensi TI untuk RSS merupakan kebutuhan yang

sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi

mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.150 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi thin client merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 8,5% atau sekitar 5 responden menyatakan sangat setuju dan 79,7% (47

responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 11,9%

atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI untuk thin client merupakan kebutuhan

yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL

bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 120: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

115

Tabel 4.151 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi evaluasi validitas dan

penanggung jawab situs WEB merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 43,3% atau sekitar 26

responden menyatakan sangat setuju dan 45% (27 responden) menyatakan setuju.

Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 11,7% atau 7 responden. Hal ini berarti

kompetensi TI evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tabel 4.152 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi membuat tutorial literasi

informasi merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 50% atau sekitar 30 responden menyatakan sangat

Page 121: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

116

setuju dan 41,7% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak

setuju hanya 8,3% atau 5 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang tutorial

literasi informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan

perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari 15 variabel di atas dapat digambarkan bahwa hampir seluruh mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta membutuhkan kompetensi keterampilan internet. Dengan distribusi data 100%

atau semua variabel (lihat tabel 4.153) ada pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini

berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi keterampilan internet sangat tinggi.

Tabel 4.153 Kebutuhan Kompetensi Keterampilan Internet

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Membuat halaman WEB denan Front Page atau Dreameaver 97,0%

2 Membuat halaman WEB dengan XHTML dan CSS 93,9%

3 Protokol internet (HTTP, FTP, SMTP) 93,6%

4 Layanan referensi maya dengan menggunakan Yahoo

Mesenger atau sejenisnya

93,9%

5 Skema metadata online (Dublin Core, EAD) 89,2%

6 XML 90,7%

7 Penelusuran Basisdata Online (seperti penggunaan operator

Boolean pada EBSCO/JSTOR dll)

97,0%

8 Blog 93,6%

9 Wiki 90,2%

10 Situs Jaringan Sosial (facebook atau yang lainnya) 92,6%

11 Podcasting 85,7%

12 RSS 86,5%

13 Thin clients 88,2%

14 Evaluasi validitas dan penanggung jawab situs WEB 88,3%

15 Membuat tutorial literasi informasi online 91,7%

Page 122: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

117

c. Perangkat keras komputer.

Tabel 4.154 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi kamera digital merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 35,8% atau sekitar 24 responden menyatakan sangat setuju dan 59,7%

(40 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya

4,5% atau 3 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang kamera digital merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tabel 4.155

Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 123: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

118

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi video rekam digital

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 34,3% atau sekitar 23 responden menyatakan sangat setuju

dan 61,2% (41 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 4,5% atau 3 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang video rekam digital

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.156 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi drive USB merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 49,3% atau sekitar 33 responden menyatakan sangat setuju dan 47,8%

(32 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 3%

atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang drive USB merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 124: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

119

Tabel 4.157 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi proyektor LCD

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 44,6% atau sekitar 29 responden menyatakan sangat setuju

dan 53,8% (35 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 1,5% atau 1 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang proyektor LCD

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.158 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi PDA merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 19,7% atau sekitar 12 responden menyatakan sangat setuju dan 70,5%

Page 125: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

120

(43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya

8,2% atau 5 responden dan sangat tidak setuju sekitar 1,6 atau 1 responden. Hal ini

berarti kompetensi TI tentang PDA merupakan kebutuhan yang penting dalam

kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.159 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi komputer tablet

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 24,2% atau sekitar 16 responden menyatakan sangat setuju

dan 62,1% (41 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 13,6% atau 9 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang komputer tablet

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 126: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

121

Tabel 4.160 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi smartboard merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 20,6% atau sekitar 13 responden menyatakan sangat setuju dan 68,3%

(43 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya

11,1% atau 7 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang smartboard merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tabel 4.161 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi e-book reader merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 40,9% atau sekitar 27 responden menyatakan sangat setuju dan 59,1%

(39 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju dan sangat

Page 127: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

122

tidak setuju tidak ada sama sekali. Hal ini berarti kompetensi TI tentang e-book reader

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.162 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi MP3 Player merupakan

kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi

valid sebanyak 23,1% atau sekitar 15 responden menyatakan sangat setuju dan 55,4%

(36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya

21,5% atau 14 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang MP3 Player

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dari 12 variabel di atas dapat digambarkan bahwa seluruh mahasiswa Jurusan

Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

membutuhkan kompetensi perangkat keras komputer. Dengan distribusi data 100%

atau seluruh variabel (lihat tabel 4.163) ada pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini

berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi perangkat keras komputer sangat tinggi.

Page 128: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

123

Tabel 4.163 Kebutuhan Kompetensi

Perangkat Keras Komputer

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

d. Produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan.

Tabel 4.164 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi sistem perpustakaan

terintegrasi merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 77,6% atau sekitar 52 responden menyatakan sangat

setuju dan 22,4% (15 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI tentang sistem

perpustakaan terintegrasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum

dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Kamera digital 95,5%

2 Video rekam digital 95,5%

3 Drive USB 97,1%

4 Proyektor/LCD 98,4%

5 PDA 90,2%

6 Komputer tablet 86,3%

7 Smartboard 88,9%

8 e-book reader 100%

9 MP3 Player 78,5%

Page 129: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

124

Tabel 4.165 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi tautan (link) artikel

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 46,9% atau sekitar 30 responden menyatakan sangat setuju

dan 53,1% (34 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti kompetensi TI tentang tautan (link)

artikel merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.166 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi mangement sumber

elektronik merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 47,5% atau sekitar 29 responden menyatakan sangat

Page 130: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

125

setuju dan 49,2% (30 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak

setuju hanya 3,3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang management

sumber elektronik merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan

perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.167 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi alat penelusuran

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 40,7% atau sekitar 24 responden menyatakan sangat setuju

dan 49,2% (29 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 10,2% atau 6 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang alat penelusuran

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.168 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Page 131: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

126

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi management peminjaman

antar perpustakaan merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 44,6% atau sekitar 29 responden

menyatakan sangat setuju dan 55,4% (36 responden) menyatakan setuju. Sedangkan

yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti

kompetensi TI tentang management peminjaman antar perpustakaan merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum

pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tabel 4.169 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi management aset digital

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 33,3% atau sekitar 20 responden menyatakan sangat setuju

dan 63,3% (38 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 3,3% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang management aset

digital merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 132: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

127

Tabel 4.170 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak

institusional repository merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan, dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 29,3% atau sekitar 17

responden menyatakan sangat setuju dan 62,1% (36 responden) menyatakan setuju.

Sedangkan yang menyatakan tidak setuju hanya 8,6% atau 5 responden. Hal ini berarti

kompetensi TI tentang perangkat lunak institusional repository merupakan kebutuhan

yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL

bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.171

Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi public acces system

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 37,5% atau sekitar 24 responden menyatakan sangat setuju

Page 133: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

128

dan 57,8% (37 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

hanya 4,7% atau 3 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang public acces system

merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh

sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.172 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak dan keras

barcode magnetik merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 55,4% atau sekitar 36 responden

menyatakan sangat setuju dan 41,5% (27 responden) menyatakan setuju. Sedangkan

yang menyatakan tidak setuju hanya 3,1% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi

TI tentang perangkat lunak dan keras barcode magnetik merupakan kebutuhan yang

sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi

mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 134: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

129

Tabel 4.173 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perangkat lunak dan keras

RFID merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan

distribusi frekuensi valid sebanyak 57,1% atau sekitar 36 responden menyatakan sangat

setuju dan 39,7% (25 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak

setuju hanya 3,2% atau 2 responden. Hal ini berarti kompetensi TI tentang perangkat

lunak dan keras RFID merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kurikulum dan

perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.174

Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi perencanaan teknologi

perpustakaan merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan,

dengan distribusi frekuensi valid sebanyak 56,9% atau sekitar 37 responden

menyatakan sangat setuju dan 43,1% (28 responden) menyatakan setuju. Sedangkan

Page 135: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

130

yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti

kompetensi TI tentang perencanaan teknologi perpustakaan merupakan kebutuhan

yang sangat penting dalam kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL

bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 4.175 Kebutuhan Kompetensi

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi proposal otomasi

merupakan kebutuhan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, dengan distribusi

frekuensi valid sebanyak 46,9% atau sekitar 30 responden menyatakan sangat setuju

dan 53,1% (34 responden) menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju

dan sangat tidak setuju tidak ada sama sekali. Hal ini berarti kompetensi TI tentang

proposal otomasi perpustakaan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam

kurikulum dan perlu ditempuh sebelum pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari 12 variabel di atas dapat digambarkan bahwa hampir seluruh mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta membutuhkan kompetensi produk-produk yang berhubungan dengan otomasi

perpustakaan. Dengan distribusi data 100% atau seluruh variabel (lihat tabel 4.176) ada

Page 136: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

131

pada posisi frekuensi di atas 50%. Hal ini berarti bahwa kebutuhan terhadap kompetensi

produk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaansangat tinggi.

Tabel 4.176 Kebutuhan Kompetensi

Produk-Produk yang Berhubungan dengan Otomasi Perpustakaan

Sumber: Data Primer Hasil Olah 2013.

F. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu

instrumen. Instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

(Bilson, 2004: 30). Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran

kuesioner kepada mahasiswa sebanyak 68 responden yang dianggap mampu mewakili

kompetensi TI bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Perpusakaan.

Sebelum dilakukan pengolah data penulis melakukan uji validitas kuesioner

dengan melakukan test terhadap 52butir pertanyaan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa

r-tabel dengan N=28 maka taraf signifikansi 95% adalah 0,374. Artinya, jika nilai r

hitung>0,374 maka butir soal tersebut valid, dan sebaliknya jika nilai r hitung< 0,374

maka butir soal tersebut tidak valid.

NO JENIS PENGETAHUAN F

1 Sistem Perpustakaan terintegrasi (senayan, prajna, lontar, dll) 100%

2 Tautan (Link) artikel 100%

3 Managemen sumber elektronik 86,7%

4 Alat penelusuran (MetaLib, WebFeat) 89,9%

5 Managemen peminjaman antar perpustakaan 100%

6 Managemen aset digital (Digitool, ResourceSpace) 96,6%

7 Perangkat lunak institutional repository (Dspace, Eprint) 91,4%

8 Public Access System (Software reservasi komputer, atau kontrol

percetakan)

95,3%

9 Perangkat keras dan lunak barcode magnetik 96,9%

10 Perangkat keras dan lunak RFID 86,8%

11 Perencanaan teknologi perpustakaan 100%

12 Proposal otomasi perpustakaan 100%

Page 137: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

132

Dari seluruh data hasil test uji dengan menggunan program SPPS 20, hampir

seluruh butir pertanyaan (86%) telah valid, dan hanya 6 butir pertanyaan yang masih di

bawah angka taraf signifikan 0,374, yaitu pada butir pertanyaan no. 2, 3, 5, 6, 12, dan

23. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen (kuesioner) yang digunakan

dalam penelitian ini valid.

b. Hasil Uji Reabilitas

Uji reabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s

Alpha dengan kriteria sebagai berikut (Bhuono: 2005, 72):

1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka instrumen tersebut reliabel;

2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Berikut ini adalah hasil uji coba 15 butir pertanyaan yang diberikan terhadap 68

responden (lihat tabel di bawah ini).

Tabel 4. 177 Item-Total Statistics

Butir Pertanyaan Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlatio

n

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Bagian Komputer dan Fungsinya

47.46 21.503 .456 .642 .855

Sistem Operasi Komputer 47.14 22.659 .374 .578 .859 Perangkat Lunak Aplikasi 47.19 22.373 .335 .512 .860 Keamanan Komputer 47.21 22.205 .416 .369 .857 Penanganan Masalah Dasar Komputer

47.58 20.855 .428 .396 .857

Penanganan dan Pemeliharaan Komputer Lanjutan

47.79 20.741 .498 .568 .853

Konfigurasi dan Penanganan Jaringan Kabel dan Nirkabel

47.77 19.536 .728 .713 .840

Digitalisasi atau Menscan Bahan Tercetak

47.46 21.324 .424 .642 .857

Teknologi Untuk Melayani Pengguna Berkelainan

47.75 19.296 .727 .743 .839

Software Permainan 48.40 20.459 .461 .464 .856 Software Editing Photo 47.86 22.087 .269 .367 .865 Membuat dan Memelihara Basisdata

47.61 20.956 .582 .594 .849

Bahasa Scripting 47.88 20.038 .699 .566 .842

Page 138: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

133

Bahasa Pemograman Orientasi Objek

47.77 20.322 .607 .505 .847

Administrasi Server 47.61 20.456 .532 .489 .851

Sumber: Data Primer hasil oleh 2013.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil cronbach alphaadalah 0.861 di atas 0.60.

Hal ini berarti menunjukan riabilitas atau konstruk dari variabel mempunyai keandalan

yang tinggi.

Page 139: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

134

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penerapan kompetensi TI di tempat PKL untuk pengetahuan komputer secara

umum sangat tinggi ditunjukan dengan sekitar 80% perpustakaan telah menerapkan

kompetensi tersebut berada di atas rata-rata 50%. Sedangkan untuk keterampilan

yang berhubungan dengan internet masih sangat rendah yang ditunjukan dengan

hanya 20% perpustakaan telah menerapkan kompetensi tersebut berada pada posisi

di bawah rata-rata. Kemudian untuk kompetensi penggunaan prangkat keras

komputer dan poduk-produk yang berhubungan dengan otomasi perpustakaan

termasuk dalam kategori cukup atau sedang dengan prosentasi masing-masing

sekitar 55,6% dan 58,3% di atas rata-rata.

2. Kemampuan kompetensi TI mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan untuk

pengetahuan komputer secara umum termasuk cukup/sedang dengan perolehan

data sekitar 60% dari mahasiswa telah menguasai kompetensi tersebut di atas rata-

rata 50%. Namun, untuk kompetensi keterampilan yang berhubungan dengan

internet masih rendah yaitu sekitar 40% yang berada di atas rata-rata. Dalam hal

kompetensi penggunaan perangkat keras komputer termasuk dalam kategori sangat

tinggi, hal ini ditunjukan dengan 100% mahasiswa telah menguasai kompetensi

tersebut di atas rata-rata. Dan, untuk kompetensi penggunaan produk-produk yang

berhubungan dengan otomasi perpustakaan berada dalam kategori tinggi yaitu

66,7% telah berada di atas rata-rata.

Page 140: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

135

3. Kebutuhan kompetensi TI mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan terhadap

kompetensi-kompetensi yang ada sesuai dengan standar dari LITA ini termasuk

dalam kategori sangat tinggi. Hal ini ditunjukan dengan posisi perolehan data

semua kompetensi berada di atas rata-rata 50%, yaitu: untuk pengetahuan komputer

secara umum 93,3%; keterampilan yang berhubungan dengan internet 100%;

perangkat keras komputer 100%; dan produk-produk yang berhubungan dengan

otomasi perpustakaan 100%.

B. Saran

1. Perlu adanya penambahan muatan kompetensi TI dalam bentuk mata kuliah baru

atau penambahan sks pada mata kuliah aplikasi teknologi informasi terutama yang

berhubungan dengan masalah keterampilan Internet dalam kurikulum Jurusan Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berdasarkan standar Library and Information Technology Associations (LITA).

2. Perlu adanya integrasi kompetensi TI dalam beberapa mata kuliah keahlian ilmu

perpustakaan lainnya sebagai bentuk aplikasi yang tidak dapat dipisahkan dalam

penerapan keilmuan kepustakawanan.

3. Perlu penegasan kembali tentang persyaratan tempat PKL di perpustakaan yang

sudah dikelola oleh tenaga profesional yang telah memiliki kegiatan-kegiatan

utama (pengadaan, pengolahan, dan pelayanan) berbasis teknologi informasi.

Page 141: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

136

DAFTAR PUSTAKA

Ade Abdul Hak. 1999. “Internet dan Perpustakaan”. Al-Maktabah. Vol. 1., No. 2 (Oktober

1999). Hal.: 27-37.

Agung, Buono. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS.

Yogyakarta: Andi Offset.

American Library Assosiations. 2009. ALA’s Core Competencies of Librarianship.

Chicago: ALA Council.

Babu, Ramesh. Dkk. 2007. “ICT Skills among Librarians in Engineering Educational

Institutions in Tamil Nadu”. DESIDOC Bulletin of Information Technology, Vol.

27, No. 6, November. Halaman: 57-79

Bilson, Sinamorang. 2004. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.

Blasius Sudarsono. 2009. Pustakawan Cinta dan Teknologi. Jakarta: Ikatan Sarjana Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII).

Gerolimos, Michalis dan Rania Konsta. 2008. “Librarians’ skills and qualifications in

a modern informational environment”. Library Management. Library Management.

Vol. 29 No. 8/9, 2008. Hal.: 691-699

Himma Dewiyana. 2006. “Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan: Paradigma Baru dan

Dunia Kerja di Era Globalisasi Informasi”. Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan

dan Informasi. Vol. 2 No. 1., (Juni 2006). Diakses di

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15752/1/pus-jun2006-%20(3).pdf/

tgl. 21/3/2013.

Indonesia. Diknas. 2008. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis

Kompetensi Perguruan Tinggi: Sebuah Alternatif Penyusunan Kurikulum. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi.

Indonesia. Kemendiknas. 2000. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan

Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Jakarta: Kemendiknas RI. Diakses

di http://www.dikti.go.id/files/atur/Kepmen232-U-2000PenyusunanKurikulum.pdf/

tgl. 20/3/2013.

Indonesia. Perpusnas. 2008. Undang-undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan. Cet. 2. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Kamba, Manir Abdullahi. 2011. “ICT Competency Framework for Library and

Information Science Schools in Nigeria: The Need for Model Curriculum”.

International Journal of Library and Information Science. Vol. 3(4). Hal.: 68-80.

Mustafa, B. 2012. Standar Kompetensi TI bagi Pustakawan. Lihat di

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/27626/. Diakses tgl. 7/3/2013.

Pedoman Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa. Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, 2010.

Pemograman WEB. diaksest di http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_web#

PERBEDAAN WEB_1.0.2C_WEB_2.0_dan_WEB_3.0 / tgl. 7/03/2012.

Gill, Suzanne L. 2002. “Tracking library skills in the curriculum”. Ohio Media Spectrum,;

Vol. 54, No. 1. Winter 2002. Hal.: 21-23.

Saye, Jerry D. 2001. “The organization of electronic resources in the library and

information science curriculum”. OCLC Systems and Services. Vol. 17, No. 2; Hal.:

71-78.

Thompson, Susan. 2009. Core Technology Competencies for Librarians and Library

Staff. New York: Neal-Schuman Publisher, Inc.

Page 142: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan

137

Titiek Kismiaty. 2000. Kompetensi Teknologi Informasi dalam Paradigma Baru

Perpustakaan. Jakarta: Universitas Indonesia. Diakses di

http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20250583&lokasi=lokal/ tgl.

21/3/2013.

William dan Sawyer. 2007. Using Information Technology: Pengantar Praktis

Pengenalan Teknologi Informasi. Jakarta: Penerbit Andi.