pusat kegiatan komunitas kristen 2 bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfjakarta timur...

18
PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN (CHRISTIAN CENTER) DI JAKARTA Topik: Arsitektur Simbolisme Andrian 0834190004 Abstrak Kristen Protestan merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Seiring dengan perkembangannya, tingkat pertumbuhan umat Kristiani di Indonesia, Khususnya di Ibukota Jakarta semakin bertambah. Meningkatnya pertumbuhan Umat Kristiani di Jakarta, mempengaruhi kebutuhan umat Kristiani akan prasarana kegiatan keagamaan. Sementara itu menurut hasil survei dan pengamatan, bangunan Gereja-gereja yang ada saat ini kurang menyediakan fasilitas yang lengkap untuk kegiatan pembinaan dan pengembangan umat atau aktifitas diluar kegiatan peribatdatan, sehingga umat Kristen kurang mendapatkan informasi tentang kekristenan dan pembinaan kerohanian. Proyek ini juga bertujuan untuk menciptakan kesatuan antar denominasi Gereja di Indonesia melalui pendekatan “Oikoumene” terhadap seluruh kegiatan dan aspek fungsi bangunan. Kata Kunci: Christian Center, Komunitas Kristen, Arsitektur Simbolisme PENDAHULUAN Meningkatnya pertumbuhan Umat Kristiani di Jakarta, secara langsung mempengaruhi kebutuhan umat Kristiani akan prasarana kegiatan keagamaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survei dan pengamatan, bangunan Gereja-gereja yang ada saat ini kurang menyediakan fasilitas yang lengkap untuk kegiatan pembinaan dan pengembangan umat diluar kegiatan peribatdatan.(Tabel 1.1). Ruang lingkup kegiatan dalam proyek ini meliputi

Upload: others

Post on 10-Dec-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN

(CHRISTIAN CENTER) DI JAKARTA

Topik: Arsitektur Simbolisme

Andrian 0834190004

Abstrak

Kristen Protestan merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Seiring dengan

perkembangannya, tingkat pertumbuhan umat Kristiani di Indonesia, Khususnya di Ibukota Jakarta

semakin bertambah. Meningkatnya pertumbuhan Umat Kristiani di Jakarta, mempengaruhi kebutuhan

umat Kristiani akan prasarana kegiatan keagamaan. Sementara itu menurut hasil survei dan

pengamatan, bangunan Gereja-gereja yang ada saat ini kurang menyediakan fasilitas yang lengkap

untuk kegiatan pembinaan dan pengembangan umat atau aktifitas diluar kegiatan peribatdatan,

sehingga umat Kristen kurang mendapatkan informasi tentang kekristenan dan pembinaan

kerohanian. Proyek ini juga bertujuan untuk menciptakan kesatuan antar denominasi Gereja di

Indonesia melalui pendekatan “Oikoumene” terhadap seluruh kegiatan dan aspek fungsi bangunan.

Kata Kunci: Christian Center, Komunitas Kristen, Arsitektur Simbolisme

PENDAHULUAN

Meningkatnya pertumbuhan Umat Kristiani di

Jakarta, secara langsung mempengaruhi

kebutuhan umat Kristiani akan prasarana

kegiatan keagamaan. Berdasarkan data yang

diperoleh dari hasil survei dan pengamatan,

bangunan Gereja-gereja yang ada saat ini kurang

menyediakan fasilitas yang lengkap untuk

kegiatan pembinaan dan pengembangan umat

diluar kegiatan peribatdatan.(Tabel 1.1). Ruang

lingkup kegiatan dalam proyek ini meliputi

Page 2: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

kegiatan yang biasa berlangsung dalam Gereja

lokal (pembinaan, kebersamaan, pelatihan).

Cakupan wilayah proek ini meliputi umat

Kristiani di DKI Jakarta.

Permasalahan dalam perencanaan dan

perancangan proyek ini dibagi dalam tiga aspek,

yaitu:

Aspek manusia

Sejauh mana cakupan pelayanan, siapa dan pola

kegiatan pelaku di dalam bangunan, pengaturan

sirkulasi dan pembagian kegiatan yang bersifat

publik, semi-privat, dan privat serta kegiatan

dalam acara berskala besar (Konser pujian, KKR,

Konfrensi, dsb).

Aspek Lingkungan

Penentuan lokasi dan kriteria pemilihan tapak

yang sesuai dengan fungsi kegiatan dan karakter

bangunan, bagaimana menerapkan filosofi

simbol Kristiani ke dalam tapak, bagaimana

mengatasi faktor kebisingan dari dan kedalam

tapak, pengaturan sirkulasi dalam tapak sehingga

tidak mengganggu antar kegiatan yang satu

dengan yang lainnya, pembagian zoning tapak

yang sesuai fungsi dan karakter kegiatan.

Aspek Bangunan

Bagaimana menciptakan bangunan yang

berkarakter dan dapat dinikmati sebagai simbol

bangunan religius, peletakan massa bangunan

sebagai pembentuk suasana dalam tapak,

pemilihan jenis material dan struktur bangunan

sesuai dengan fungsi kegiatan didalamnya.

Tabel 1.1 Data Hasil Interview Fasilitas Gereja di DKI Jakarta

Sumber Data: interview Jemaat Masing-masing Gereja

No.  NAMA GEREJA  WILAYAH  FASILITAS RUANGAN YANG ADA SUMBER 

INTERVIEW 

1  HKBP ‐ Kernolong  Jakarta PusatR. Ibadah (1000 org), R. serbaguna, R. konseling, R. 

konsistori, klinik, koperasi 

Nama: Bandung Sihite 

Usia: 22 tahun 

Jemaat HKBP Kernolong  

2 Gereja Bethel Indonesia 

GM6 ‐ Gajah Mada Jakarta Pusat R. Ibadah (300 org), Perpustakaan, Kantor, Kantin 

Nama: Suny 

Usia: 19 tahun 

Jemaat GBI GM6 

3 Gereja Tiberias Indonesia, 

Balai Sarbini Jakarta Pusat

R. Ibadah (1500‐2000 org), R. Pendeta, R. choir, R. SM, R kolektan, Ruang Kostum 

Nama: Rachel 

Usia: 22 tahun 

Jemaat GTI Balai Sarbini 

Page 3: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

4 Gereja Kristen Jawa, 

Pangkalan Jati Jakarta Timur

R. Ibadah (500 org), R. serbaguna, 4 kelas SM, R. rapat, R. konseling, kantor karyawan, 2 ruang kelas 

Nama: Taufan Aditya. P 

Usia: 20 tahun 

Jemaat GKJ Pangkalan Jati 

5 Gereja Kristen Pasundan 

Yeruel, Cibubur Jakarta Timur

R. Ibadah (350 org), R. serbaguna, 5 kelas SM, R. Doa, R. Majelis, Sekretariat, R. tamu, Pastori 

Nama: Yeanette Arines

Usia: 22 tahun 

Jemaat GKP Yeruel 

6 GKP Oikoumene,  

Halim Perdanakusuma Jakarta Timur

R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa, tempat tinggal karyawan 

Nama: Meisyanti Hutagaol

Usia: 21 tahun 

Jemaat GKPO Halim 

7 GBI Tampak Siring 

Kelapa Gading Jakarta Utara

2 R. Ibadah, 3 kelas SM, R. konsistori, kantor pengelola, kantin 

Nama: Yosca Mario 

Usia: 21 tahun 

Jemaat GBI Tampak Siring 

8  HKBP Semper  Jakarta UtaraR. Ibadah (1500 org), 1 kelas SM, R. konsistori, Pastori, 

R. Pengelola 

Nama: Lasmaria Rumapea 

Usia: 23 tahun 

Jemaat HKBP Semper 

9 GPdI Nyiur Melambai, 

Tanjung Priok Jakarta Utara R. Ibadah (250 org), 4 kelas Sekolah Minggu, kantor 

Nama: Arouna Sinulingga 

Usia: 24 tahun 

Jemaat GPdI Nyiur Melambai 

10 

Gereja Kemuliaan Sion ‘Light to the Nation’ 

Puri Kembangan 

Jakarta BaratR. Ibadah (200 org), R. Ibadah utama SM, 3 kelas SM, 

Perpustakaan, nursery, kantor+ruang doa, dan pembinaan 

Nama: Hosea Caludio 

Usia: 21 tahun 

Jemaat GKS L2DN Puri Kembangan 

Tujuan dari penerapan Arsitektur simbolisme

dalam proyek ini adalah untuk menghasilkan

solusi terhadap permasalahan yang ada dengan

pendekatan-pendekatan dari beberapa aspek.

Dengan penerapan Arsitektur simbolisme ini

daharapkan dapat meningkatkan kualitas

kehidupan umat Kristiani didalamnya. Dalam

penerapanya nanti akan digabungkan dengan

unsur-unsur dan karakter komunitas Kristen

dalam perancangan proyek. Selain itu dengan

adanya fasilitas-fasilitas penunjang dapat

membantu peningkatan kualitas kehidupan umat

kristiani, dalam bentuk pelatihan, penyuluhan,

pelayanan bantuan hukum , dan pelayanan

kesehatan.

METODOLOGI

Metodologi pembahasan yang dilakukan dalam

karya ilmiah ini dibagi dalam tiga tahapan, yaitu:

Page 4: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

1. Tahap  pengumpulan  data  dengan 

metode:  studi  literatur  (buku,  jurnal, 

majalah,  bulletin/warta  gereja,  dsb),  survei 

lapangan  dan  observasi  lokasi  tapak, 

wawancara  dengan  narasumber  terkait

studi banding terhadap bangunan sejenis. 

, 4. Konsep programatik  

 

2. Tahap analisis 

Pada tahap ini penulis menggunakan metode 

pemrograman  dari  Geoffrey  Broadbent 

dalam  buku  “Design  in  Architecture”. 

Menurut  Geoffrey  ada  tiga  Aspek  yang 

mempengaruhi  perancangan  arsitektur, 

yaitu: 

1. Aspek Manusia,  yaitu menganalisa  dan 

memecahkan  permasalahan  yang 

berkaitan  dengan  analisa  perilaku  serta 

karakteristik  pelaku  kegiatan,  analisa 

fungsi  dan  kebutuhan  ruang  Christian 

Center,  analisa  hubungan  ruang  mikro 

dan makro. 

2. Aspek  Lingkungan,  yaitu  menganalisa 

pemilihan  lokasi  tapak  yang  tepat  bagi 

proyek, analisa lingkungan sekitar tapak, 

potensi  tapak,  sistem  sirkulasi  dalam 

tapak,  pembagian  zoning  tapak  sesuai 

dengan fungsi kegiatannya. 

3. Aspek Bangunan, yaitu menganalisa pola 

gubahan massa, studi bentuk bangunan, 

struktur,  utilitas,  pengaturan  hubungan 

ruang  yang  mencerminkan  hubungan 

ruang yang  seimbang, analisa pemilihan 

material fasade guna mencerminkan ciri 

khas bangunan Kristiani. 

 

Konsep programatik merupakan kesimpulan 

dan  evaluasi  yang  diperoleh  dari  proses 

analisis  untuk  penyusunan  konsep 

perancangan dan skematik rancangan. 

Sistematika Pemikiran (Bagan 2.1)

Bagan 2.1 Sitematika pemikiran

Tinjauan Kekristenan

Latar Belakang

perlunya wadah bagi umat kristen untuk menjalankan visi dan misinya

TOPIK

Arsitektur Simbolisme

TEMA

TUJUAN

Menyediakan wadah bagi umat Kristen untuk meningkatkan kualitas kehidupan umat kristen.

Penerapan Simbolisme memberikan

Data:

1. Studi literatur pengalaman religious Memiliki sarana yang

PERMASALAHAN

(Manusia, lingkungan, dan bangunan)

1. Sarana yang mewadahi aktifitas pengguna bangunan.

Tinjauan

4. Teori

2 P i b

ANALISA

Aspek manusia, lingkungan,dan bangunan. Hasil dari kesimpulan-k i l d ti k k di dit k d k

KONSEP PROGRAMATIK

SKEMATIK DESAIN

FEED

FEED

PERANCANGAN PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN DI JAKARTA

Page 5: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

Kata Kristen berasal dari bahasa Yunani,

kristianos (R. Soedarmo, Kamus Istilah Teologi,

hal 49), artinya pengikut Kristus. Pada

hakekatnya Kristen adalah mereka yang

mempercayai Yesus Kristus adalah Juruselamat

yang menebus dosa mereka, dalam peristiwa

pengorbanan Yesus di kayu salib. Kristen pada

awalnya adalah nama yang diberikan oleh orang-

orang yang bukan Kristen (beragama Yahudi

pada zaman itu) kepada para pengikut Kristus,

pertama-tama di kota Antiokhia, sebagai nama

panggilan atau sebutan untuk mempermudah

pengenalan. Murid-murid Yesus Kristus pertama

kali dipanggil “Kristen” di Antiokhia (Kisah Para

Rasul 11:26).

Tinjauan Simbol-simbol Kristen

Tabel 2.1 Simbol-simbol Kristiani yang umum digunakan oleh Gereja Protestan

Simbol Kristiani Nilai

Simbol

Keterangan Penggunaan Simbol

Salib

Filosofi ajaran Kristen dan karya penyelamatan Yesus Kristus

Salib tanpa patung Yesus. Hal ini menyimbolkan Yesus yang telah bangkit dan naik ke surga, maka salib kosong

Oikoumene

Lambang Kesatuan Gereja-Gereja

Dapat dijadikan pemikiran dasar bentuk/ pola massa bangunan menyimbolkan kesatuan. Dengan pemakaian simbol kekristenan yang dipakai oleh semua gereja, tanpa ada unsure denominasi gereja manapun

Simbol ke Esaan Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus

Simbol ini dapat dijadikan konsep dasar pola gubahan massa atau elemen-elemen arsitektur lainnya dan juga bentuk-bentuk segitiga dan modifikasinya.

Burung merpati

Simbol Roh Kudus Sifatnya Penghibur, Penolong, Pengajar.

Air

Menyimbokan ketenangan dan penyucian

Simbol ini dapat diaplikasikan pada elemen dekoratif bangunan, kolam, dan air mancur, elemen air akan dikunakan sebagai dasar dari massa bangunan yang berbentuk perahu

Warna

Penggunaan warna-warna yang memiliki arti khusus dalan kekristenan seperti hijau, merah, hitam, putih dan ungu

Penggunaan warna dapat menampilkan karakter bangunan yang lebih mempunyai nilai simbolik sesuai dengan makna warna tersebut.

Tinjauan Arsitektur simbolisme

Simbolisme di dalam arsitektur artinya

memberikan karakter pada suatu bangunan,

sesuai dengan konsep tentang hal tertentu. Jadi

suatu ruang atau bangunan dapat disebut

simbolik apabila mempunyai arti, maksud, atau

konsep yang lebih dalam daripada bentuk

fisiknya.

Pengertian ‘simbolisme’ dari berbagai sumber,

yaitu :

Page 6: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

1. Simbolisme  adalah  prihal  pemakaian 

simbol  (lambang)  untuk  mengekspresikan 

ide‐ide.  (Departemen  Pendidikan  dan 

Kebudayaan,  Kamus  Besar  Bahasa 

Indonesia). 

2. Gambaran suatu keadaan dari suatu hal 

pada  media  lain  dengan  menggunakan 

kemiripan  bentuknya  (Norberg‐Schulz, 

Christian. Intention in Architecture, hal 57). 

3. Representasi  dari  sesuatu  dengan 

menggunakan  simbol,  khususnya  sebuah 

seni  atau  sastra  (www.websters‐online‐

dictionary.org). 

Untuk mempermudah pengertian, dikembangkan

teori umum tentang simbolisasi dalam arsitektur.

Teori itu dikemukakan oleh Charles Jencks

dalam segitiga semiotik (Jenks, Charles, Sign,

Symbols, and Architecture).

Gambar 2.1 Segitiga Semiotik Charles Jencks

Tinjauan perkotaan

Tabel 2.2 Presentase Jumlah Penduduk 

Menurut Agama di DKI Jakarta 

Sumber: Badan Pusat Statistik Wilayah DKI Jakarta 2007 

Wilayah  Islam Kat     ‐olik 

Protes    ‐tan 

Hin  ‐du  Budha Kongh ‐ucu 

Kep. Seribu 99,97  0,00  0,03  0,00  0,00  0,00 

Jakarta Selatan 

91,02  3,68  3,38  1,01  0,87  0,05 

Jakarta Timur 

88,64  5,47  4,28  0,76  0,83  0,02 

Jakarta Barat 

82,97  5,76  4,37  0,55  6,35  0,00 

Jakarta Utara 

84,68  5,94  5,19  1,01  3,06  0,11 

Jakarta Pusat 

83,89  6,74  5,69  0,93  2,74  0,00 

 

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan 

Sumber: Jakarta Pusat Dalam Angka 2010 ‐ BPS Kota Administrasi Jakarta Pusat 

Agama 

KecamatanIslam Katolik Protesta

n Hindu  Budha  Lainnya

Jumlah Total 

Tanah Abang 

89.269 4.729 5.833  906  1.618  209  102.563

Menteng  67.121 4.781 4.580  474  1.502  84  78.542

Senen  82.617 3.939 3.532  1.031  1.878  81  93.069

Johar Baru  92.312 5.051 3.267  128  329  105  101.192

Cempaka Putih 

60.426 1.430 2.293  251  402  149  64.951

Kemayoran 165.038 

10.348 8.620  1.239  2.411  116  187.771

Sawah Besar 

62.078 14.899 9.406  3.350  11.999  985  102.717

Gambir  66.736 5.355 6.172  1.381  3.624  93  83.361

Jumlah Total 

685.597 

50.533 43.694  8.759  23.762  1.822  814.166

 

Tabel 2.4 Jumlah Fasilitas Peribadatan Menurut Kecamatan 

Sumber: Jakarta Pusat Dalam Angka 2010 ‐ BPS Kota Administrasi Jakarta Pusat 

Agama 

KecamatanMesjid Mushola

Gereja Kristen 

Gereja Katolik 

Pura  ViharaKlenteng 

Tanah  98  103  10  1  ‐  3  1 

Page 7: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

Abang 

Menteng  33  65  16  5  ‐  1  ‐ 

Senen  46  63  12  5  ‐  1  ‐ 

Johar Baru  45  53  7  5  ‐  ‐  3 

Cempaka Putih 

36  39  5  1  ‐  ‐  ‐ 

Kemayoran  71  112  10  3  ‐  2  ‐ 

Sawah Besar 

51  51  27  9  2  19  ‐ 

Gambir  54  56  17  5  1  4  ‐ 

Jumlah Total 

434  542  104  34  3  30  4 

PEMBAHASAN

1. Analisis Aspek Lingkungan 

Lokasi : Jl. Arief Rahman Hakim , Kec.

Menteng, Kotamadya Jakarta Pusat.

KDB : 55%

KLB : 3

GSB : 10m dan 5m

Lantai Maks : 8 Lantai

Luas lahan : 16.166m2

Peruntukan : Kpm

Topografi : relatif datar

KDB : 55%

Luas Lantai bangunan yang diperbolehkan 

= KDB x Luas lahan 

= 55% x 16.166 m2 = 8.891,3 m2

KLB : 3

Jumlah  total  lantai  bangunan  yang 

diperbolehkan 

= KLB x Luas lahan 

= 3 x 16.166 m2 = 48.498 m2 

Analisis Pencapaian dan Main entrance

Berdasarkan hasil analisa dan survei lapangan

terdapat 3 akses menuju kelokasi tapak yaitu dari

arah Menteng, Senen dan Gambir/ Monas.Dari

hasil analisa yang dikakukan menunjukan potensi

peletakan main entrance yang terbaik berada di

sisi Jl. Airef. R. Hakim. (Gambar 3.1)

Gambar 3.1 Analisa pencapaian dan main entrance

[Dikutip 19 Maret 2012]http://www.tatakota-jakartaku.net/

Keterangan: biru: pejalan kaki, merah:

kendaraan, kuning: servis.

Analisis Kebisingan, View dan Matahari

Sumber kebisingan yang paling tinggi terdapat di

sisi utara yang berbatasan dengan jalan utama,

sisi barat memiliki tingkat kebisingan yang

sedang karena berbatasan dengan perkantoran,

Page 8: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

sedangkan sisi timur memiliki tingkat kebisingan

yang rendah berbatasan dengan pemukiman.

Potensi view terbaik berada disisi Jl. Airef. R.

Hakim. (Gambar 3.2)

Gambar 3.2 Analisa Kebisingan, View, Arah matahari

Sumber: Analisa Pribadi

Analisis Pembagian Zoning Tapak

Perwujudan makna simbolik dapat di hadirkan

dalam penzoningan sesuai dengan fungsinya,

yaitu adanya pemisahan zoning antara kegiatan

yang berhubungan dengan Tuhan dan kegiatan

yang berhubungan dengan sesama.Analisa

pembagian zoning tapak didasarkan pada

kesesuaian fungsi kegiatan dan batasan pada

lokasi tapak. Zoning berdasarkan fungsi

kegiatannya terbagi atas: (Gambar 3.3)

Gambar 3.3 Analisa Zoning Tapak

Sumber: Analisa Pribadi

Penataan ruang luar dibgai atas tiga area.Area

penerimaan berupa jalan masuk kendaraan dan

plaza. Area parkir berupa fasilitas parkir

kendaraan yang diletakan disekitar bangunan,

lantai dasar ,dan basement. Area terbuka hijau

berupa penghijauan dan taman yang berfungsi

sebagai ruang komunal. Proyek ini memerlukan

area parkir 158 mobil dan 158 motor.

Elemen pembentuk ruang terdiri dari elemen

lunak berupa tanaman, elemen keras berupa

perkerasaan, penutup lantai, dan elemen dekoratif

berupa lampu taman, kursi taman, kolam air

mancur

Fasilitas Ibadah dan Pertemuan

Fasilitas Komunitas dan Pelatihan

1

2

3

4

5

6

Fasilitas Pelayanan Sosial & Fasilitas Pelengkap

Fasilitas Sercice

Page 9: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

2. Analisis Aspek Manusia 

Pelaku dan kelompok kegiatan yang berada

dalam proyek ini dibagi atas 4 berdasarkan fungsi

kegiatan di dalamnya.(Tabel 3.4)

Tabel 3.1 Pelaku dan kelompok kegiatan 

Fasilitas Pelaku Kegiatan Ruangan yang direncanakan

Ibadah dan Pertemuan

Pendeta, Penatalayan, Jemaat, Pengisi Acara

Kapel,

Convention Hall

Komunitas dan Pelatihan

Pengajar, Peserta pelatihan

Ruang-ruang seminar,

Kelas pelatihan,

Perpustakaan,

Studio musik,

R. studi Alkitab,

Ruang sebaguna

Keorganisasian Pengelola, Staf administrasi

Kantor perwakilan organisasi gereja,

Kantor pengelola

Pelayanan Sosial Petugas medis, Konselor

Layanan bantuan hukum

Ruang Konseling,

Klinik

Pelengkap Pegawai, Pengunjung

Toko buku & kaset rohani,

Cafeteria,

Lapangan olah raga,

Guest house/ Asrama, d

Secara umum hubungan antar ruang makro

dijelaskan dalam sebagai berikut (Bagan 3.1).

Kebutuhan luasan ruang yang mewadahi kegiatan

yang ada dalam komplek Christian Center ini

ditentukan berdasarkan program ruang sesuai

dengan standar dan kapasitas disesuaikan dengan

jangkauan pelayanan proyek ini (Tabel 3.2).

Tabel 3.2 Kebutuhan Luasan Ruang

No Kebutuhan Ruang Luasan

Kebutuhan

1 Kegiatan Ibadah dan Pertemuan

6.764 m2

2 Kegiatan Komunitas dan Pelatihan

1.516 m2

3 Kegiatan Keorganisasian 253,3 m2

4 Kegiatan Pelayanan Sosial 586,6 m2

5 Kegiatan Pelengkap 1.510 m2

6 Kegiatan Servis 141 m2

Luasan Keseluruhan 10.770,9 m2

Bagan 3.1 Skema organisasi ruang makro

Page 10: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

3. Analisis Aspek Bangunan 

Ada dua jenis pola massa bangunan yaitu massa

Tunggal dan massa Majemuk.

Tabel 3.3 Pola Massa Bangunan

MASSA KRITERIA

TUNGGAL

1. Merupakan bangunan tunggal 

2. Tata letak monoton 

3. Sifatnya tunggal menyimbolkan kesatuan, kekokohan. 

4. Sirkulasi berada dalam bangunan 

5. Pengawasan dan pemeliharahan lebih mudah 

MAJEMUK

6. Merupakan bangunan majemuk 

7. Tata letak lebih dinamis 

8. Sifat menyebar namun tetap memusat dalam satu titik kegiatan 

9. Membutuhkan sirkulasi penghubung antar massa 

10. Pengawasan dan pemeliharaan lebih kompleks 

Pola massa majemuk bisa ditata dengan beberapa

pola, menurut Adelf Heuken, S. J., Ensiklopedi

Populer Tentang Gereja, antara lain:

1. Terpusat,  menggambarkan  pusat 

kehidupan  manusia  adalah  kasih  yang 

berasal dari Tuhan. 

2. Linier,  menggambarkan  kasih  Tuhan 

kepada manusia yang tidak pernah berhenti 

dan selalu mengalir. 

3. Radial,  menggambarkan  kasih  Tuhan 

yang ditujukan pada semua orang. 

Dapat disimpulkan massa bangunan yang sesuai

adalah massa majemuk, pola massa ini dipilih

karena mengingat banyak fungsi dan kegiatan

yang berbeda. Bentuk dasar masa bangunan yang

sesuai diterapkan pada tapak yaitu bentuk segi

empat dengan modifikasinya, dan juga

dikombinasikan dengan bentuk linkaran

disesuaikan dengan fungsinya.

Analisa Proses Peletakan Massa Bangunan

Tabel 3.4 Pola Massa Bangunan

Jika dilihat secara keseluruhan, lokasi tapak memiliki bentuk yang tidak beraturan.

Page 11: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

Gambar 3.4 Konsep sirkulasi dalam tapak Penerapan filosofi Salib pada tapak memerlukan garis tengah sebagai sumbu simetris, maka untuk mempermudah proses peletakan massa, digunakan metode penentuan titik tengah pada bidang datar. Dengan menggunakan sumbu A,

B, C sebagai garis bantu.

Kemudian untuk mengambil garis tengah pada tapak menggunakan “sumbu pusat’ yang tegak lurus dengan Jl.

Arief Rahman Hakim yang akan dijadikan area main entrance.

Massa bangunan diletakan sesuai dengan zoning

dengan menerapkan filosofi simbol ‘Salib’ pada

tapak. Keseimbangan horizontal diterapkan pada

komposisi peletakan massa pada tapak. (Gambar

3.5). Keseimbangan vertikal diterapkan pada

ketinggian bangunan, dimana menara sebagai

sumbu simetris dan lebih tinggi dari bangunan

lainnya. Menyimbolkan Allah Bapa yang

menaungi umat manusia. (Gambar 3.6)

Sesuai dengan pengelompokan fungsi kegiatan maka disimpulkan, fungsi-fungsi kegiatan tersebut akan

ditampung dalam tiga massa bangunan. Tiga massa bangunan menyimbolkan filosofi ‘Trinitas’ yaitu Allah

Bapa, Anak, dan Roh Kudus

Tiga massa ini diletakan pada zoning tapak berdasarkan pembagian fungsi kegiatannya.

Gambar 3.5 Konsep peletakan massa

Konsep Perencanaan dan Perancangan

Sirkulasi dalam tapak dipisahkan antara jalur

sirkulasi kendaraan (garis merah), pejalan kaki

(garis hijau), jalur servis (garis biru). (Gambar

3.4)

Gambar 3.6 Konsep peletakan massa

Page 12: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

Tabel 3.5 Proses pembentukan gubahan massa

Bangunan

Convention Hall

Bangunan

Kapel

Bangunan

Komunitas & Pelayanan Sosial

Konsep pola dasar massa bangunan

Perahu

Kemah Suci

3 massa mewakili 3 fungsi kegiatan:

Komunitas, Pelayanan Sosial, dan Keorganisasian

Gubahan massa

Simbolisasi dari:

Sifat komunitas/ umat yang terbuka dan

be a

rsosialisasi ke segalarah/ semua orang

Pengembangan bentuk massa yang menyimbolkan:

3 pengulangan

bentuk segitiga pada

fasade menyimbolk

an Trinitas

Bentuk memanja-ng ke kiri & kanan

menyimbolakan 2 sayap merpati

Penambahan massa di kiri & kanan guna

memperkuat bentuk perahu yang mengembang.

Page 13: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

ahan massa yang menyimbolkan:

Bentuk akhir gub

Bangunan Kapel

Bangunan Convention

1 lantai + mezanine 3 lantai

Bangunan komunnitas

yek

ini, yaitu dalam proses pembentukan gubahan

kegiatan dalam skala besar. Bangunan Komunitas

mbol ‘merpati’ menyibolkan Roh

Kudus sesuai dengan fungsinya sebagai pusat

elatihan dan pelayanan sosial.

bolkan dengan

‘salib’, dan Roh Kudus disimbolkan dengan

‘burung merpati’.

Tabel 3.6 Penerapan Filosofi Trinitas

Trinitas unan

Gambar

Bapa

Alfa dan Omega

3 lantai

massa dan elemen estetika bangunan.

Bangunan Kapel didasari oleh simbol ‘Alfa dan

Omega’ menyibolkan Allah Bapa sesuai dengan

fungsinya sebagai bangunan ibadah.Bangunan

Convention didasari oleh simbol ‘Oikoumene’

menyibolkan bentuk perahu yang melambangkan

kehidupan komunitas Kristen sesuai dengan

fungsinya sebagai serbaguna yang menampung

Pendekatan Arsitektur simbolisme pada pro

p

Untuk elemen estetika pada bangunan

menerapkan filosofi ‘Trinitas’ yaitu Allah Bapa,

Anak, Roh Kudus. Dimana ketiga unsur ini

diwakili oleh masing-masing simbol yang

mencerminkan sifat dari ketiga simbol ini, yaitu

Allah Bapa disimbolkan dengan ‘alfa dan

omega’, Yesus Kristus disim

didasari oleh si

Penerapan Simbol Sifat

pada bang

Pencipta, Dia yang

awal dan akkhir. Tempat berlindung

a engan 3 pola garis yang

yimbolkan ‘Trinitas’

Omega: betuk kolam yang el

Kapel:

Alfa: Bentuk fasade berbebtuk ‘A’ atau segitig

dmen

bulat di sekitar Kap

Page 14: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

Salib Juruselamat manusia

Convention Hall:

Ornamen pola Kaca fasade,

kan kayu salib

Anak warna coklat melambang

Burung Merpati Penolong, Penghibur, Pengajar

Bentuk massa dan tampak bangunan

Ornamen pada pola kaca.

Komunitas Pelatihan dan Pelengkap:

Roh Kudus

Konsep Penzoningan Dalam Bangunan

Page 15: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

Gambar 3.7 Konsep Penzoningan dalam Bangunan

Sumber: Pribadi

Konsep Penataan Ruang Luar

A. Area Parkir

Berdasarkan analisa, bangunan ini membutuhkan

mencukupi luasan area parkir, parkir diletakan di

sebagian lahan tapak, lantai dasar bangunan, dan

basement. Menggunakan penutup tanah berupa

grass

158 parkir mobil dan 158 parkir motor. Guna

block, yang berfungsi juga sebagai area

resapan air. Disediakan parkir untuk kendaraan

empat. (Gambar 3.8)

roda dua dan

Gambar 3.8 Area Parkir 

Sumber: Pribadi 

 

B. Pedestrian 

Area tengah sebagai jalan perenungan jalan salib

Yesus menuju kepada tujuan penyelamatan at

manusia Untuk

menjaga keamanan pejalan kaki, pedestrian yang

erpotongan dengan jalur kendaraan memiliki

pola/ ketinggian yang berbeda untuk memberi

pengendara. Pedestrian

dibatasi

dengan tanaman rambat untuk menghalangi

um

dikayu salib (Gambar 3.9).

b

tanda kepada

menggunakan conblock, sehingga terkesan lebih

natural. Pedestrian di sisi area parkir

visualisasi pejalan kaki ke area parkir. (Gambar

3.10)

Page 16: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

Gambar 3.9 Plaza tengah 

 

Gambar 3.11 Penghijauan Sebagai Peneduh 

Sumber: Pribadi 

 

Sumber: Pribadi 

Gambar 3.10 Pedestrian Pejalan Kaki 

Sumber: Pribadi 

C. Penghijauan

Pemberian dan pemilihan jenis vegetasi yang

sesuai dengan fungsi:

Sebagai peneduh pedestrian (Gambar 3.11),

sebagai peredam kebisingan (Gambar 3.12),

sebagai pembentuk suasana (Gambar 3.13).

Terdapat taman sebagai area interaksi ruang luar,

yang berfungsi sebagai ruang kebersamaan yang

le

 

Gambar 3.12 Penghijauan Sebagai Peredam Kebisingan 

Sumber: Pribadi 

 

r 3.13 Penghijauan Sebagai Pembentuk SuasanaGamba

Sumber: Pribadi

KESIMPULAN

aan dan

perancangan serta dari pembahasan yang sudah

dijelaskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan

taknya berada di area komunitas dan pelatihan.

Dengan penjelasan konsep perencan

Page 17: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

sarana dan prasarana bagi komunitas Kri

karta, dapat diwadahi dengan l

sten di

kota Ja uasan,

kapasitas, dan fungsi bangunan

Simbolisme

dan

kebersa h

pengunjung maupun pengguna bangunan melalui

kegiatan, dan elem ng

lainnya. Pencitraan simbol-simbol Kekristenan

masing

tersendiri dari filosofi ‘Trinitas’ dan

en

simbol untuk

memper

ffrey, Bunt, Richard, Jencks,

Charles (1980) Sign, Symbol and

Architecture. New York: Wiley

F.W. Dillistone (2002) Daya Kekuatan Simbol

(The Power of Symbols). Yogyakarta:

Architecture. USA: The MIT Press

Morris, Charles. a Theory of Sign. USA: 

Indiana University Press 

.

John Hancock Callender (1983) Time-Saver

pore

Neufert,  

 Edisi Kedua. Jakarta: 

Neufert, hjadi, Sunarto (1997) Data 

Arsitek, Jilid 1 Edisi 33. Jakarta: Erlangga 

(1999) Unsur-unsur liturgia

yang dipakai oleh gereja-gereja di

a

(2007) ALKITAB Terjemahan Baru (TB) © LAI

Soedarm  

Gunung

8). Kamu  

Bahasa Departemen  Nasional 

Sumber

eta Lokasi Tapak [Dikutip 19 Maret 2012]

http://www.tatakota-jakartaku.net/lrk/jp-

menteng.html

askristen.com/index.php?option=com_c

ontent&task=view&id=20&Itemid=44

yang sesuai

dengan kebutuhan. Penerapan arsitektur

dalam perancangan tapak maupun

bangunan, membentuk suasana religius

maan yang dapat dirasakan ole

interaksi, pola sirkulasi, pembagian zona

en arsitektur penduku

diaplikasikan kedalam bentuk massa masing-

bangunan yang memiliki makna filosofi

‘Oikoumene’ serta pemakaian ornamen-ornam

kristiani berupa pola sun shading

kuat pencitraan bangunan secara fisik.

Daftar Pustaka

Sumber Buku 

Broadbent, Geo

(200

Kanisius

Norberg-Schulz, Christian (1968) Intention in

 Foundation of 

Y. B. Mangunwijaya (1988) Wastu Citra.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Juwana, Jimmy S (2005) Panduan Sistem

Bangunan Tinggi. Jakarta: Erlangga

Standars for Building Types. Singa

 Ernst dan Amril, Sjamsu (1995) Data

Arsitek, Jilid 2

Erlangga  

 Ernst dan Tja

Abineno, J.L.Ch.

Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Muli

1974. Jakarta: Lembaga Alkitab

Indonesia

o, R. (1994) Kamus Istilah Teologi. Jakarta: BPK

 Mulia 

s Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

 Pendidikan

Website

P

http://www.pgi.or.id/

http://bim

Page 18: PUSAT KEGIATAN KOMUNITAS KRISTEN 2 Bkaryailmiah.yai.ac.id/files/pdf/20140220183954.pdfJakarta Timur R. Ibadah (500 org), 2 kelas SM, kantor pengelola, R. konsistori+konseling+doa,

Symbolism definition (2012) [Diakses 21 Maret

2012] http://www.websters-online-

dictionary.org/definitions/symbolism

INTIM - Jurnal STT Intim Makassar Edisi

Khusus 2004 “Penuntun Simbol-simbol

Ibadah Kristen”.(2004) [Diakses 19

Maret 2012].

http://www.oaseonline.org/artikel/marku

s-simbol.pdf

Sumber Lainya

Data survei fasilitas Gereja: interview Jemaat

masing-masing Gereja

(2007) Statistik Wilayah DKI Jakarta 2007.BPS

Propinsi DKI Jakarta

(2010) Jakarta Pusat Dalam Angka 2010.BPS

Kota Administrasi Jakarta Pusat

(2011) Buletin IMAJI Vol 1. Semarang: IFGF

GISI ‘Kasih Allah’

(1999) Frank Hoffman Coen Eman.Tugas Akhir

(Karya Tulis) Christian Center di

Jakarta. Universitas Trisakti Jakarta