ptk time token

28
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN KELAS XI SMK NEGERI 3 SURABAYA Oleh : FAJAR MAULANA No. Reg. 095534060 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Upload: ian

Post on 27-Nov-2015

48 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penelitian tindakan kelas

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk Time Token

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP

INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI

BANGUNAN KELAS XI SMK NEGERI 3 SURABAYA

Oleh :

FAJAR MAULANA

No. Reg. 095534060

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2011

BAB I

Page 2: Ptk Time Token

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu factor penentu keberhasilan

pembangunan nasional. Kemajuan suatu bangsa ditetukan oleh kualitas

pendidikannya, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, agar pelaksanaan pendidikan dapat sesuai denga yang

direncanakan, maka perlu kepedulian dan perhatian yang serius dari

pemerintah dan semua warga Negara.

Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan tercapainya pembanguna

nasional yaitu dengan mmendirikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK).

SMK merupakan lembaga pendidikan formal yang menyiapkan siswa

menjadi tenaga kerja tingkat menegah yang professional sesuai dengan

keahliannya. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasionalberusaha

memperbaikikualitas pendidikan meliputi kurikulum, guru, proses pengajaran.

Teknik Konstruksi Bangunan Gedung adalah salah satu mata pelajaran di

SMK jurusan teknik bangunan dan merupakan pengetahuan mendasar dari

konstruksi bangunan gedung yang merupakan gabungan dari konsep

pengetahuan inti dan konsep inovasi yang terjadi pada konstruksi bangunan

gedung dewasa ini.

Berdasarkan temuan di lapangan terdapat temuan masalah pada mata

pelajaran konstruksi bangunan yaitu rendahnya penguasaan konsep dan hasil

belajar siswayang belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal.

Penyebabnya yaitupembelajaran model konvensional yang kurang melibatkan

Page 3: Ptk Time Token

siswa dalam proses belajar mengajar, rendahnya motivasi atau semangat

belajar siswa,siswa kurang berani bertanya dan berpendapat.

Untuk mengatasi permasalahan di atas penulis mencoba untuk

menerapkan metode pembelajaran Group Investigation dalam kegiatan

pembelajaran konstruksi bangunan gedung.

Group Investigation merupakan  salah satu bentuk model

pembelajaran kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas

siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa

dapat mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik

dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui

investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang

baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat

mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu:

penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok

atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75).

Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap

masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman

belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan

sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat

serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka yang menjadi

pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Page 4: Ptk Time Token

1. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran group investigation terhadap

hasil belajar siswa SMK negeri 3 Surabaya pada mata pelajaran

konstruksi bangunan ?

2. Bagaimanakah aktifitas siswa yang menggunakan penerapan model

pembelajaran group investigation pada mata pelajaran Konstruksi

Bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya?

3. Bagaimanakah respon siswa yang menggunakan penerapan model

pembelajaran group investigation pada mata pelajaran Konstruksi

Bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa yang menggunakan

penerapan model pembelajaran group investigation pada mata pelajaran

Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya?

2. Mengetahui sejauh mana aktifitas belajar siswa yang menggunakan

penerapan model pembelajaran group investigation pada mata pelajaran

Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya?

3. Mengetahui sejauh mana respon siswa yang menggunakan penerapan

model pembelajaran group investigation pada mata pelajaran Konstruksi

Bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya?

D. Manfaat Penelitian

Page 5: Ptk Time Token

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan wawasan kepada guru pengajar tentang model pembelajaran

group investigation sehingga dapat menjadi salah satu pilihan model

pembelajaran pada mata diklat tersebut.

2. Sebagai pengetahuan tambahan bagi siswa agar lebih tertarik dalam proses belajar mengajar.

E. Definisi Istilah

Sesuai dengan penelitian, maka terdapat istilah-istilah yang perlu

didefinisikan, diantaranya :

1. Model Pembelajaran Kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

berkelompok untuk bekerja sama dan saling membantu untuk memahami

suatu bahan pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman serta

kegiatan lainya dengan tujuan mencapai hasil belajar tertinggi.

2. Group Investigationn merupakan  salah satu bentuk model pembelajaran

kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk

mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui

bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat

mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.

Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model

Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat

mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Page 6: Ptk Time Token

3. Ketrampilan sosial dalam penelitian ini didefinisikan sebagai keaktifan

seluruh siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar, tidak ada siswa yang

mendominasi pembicaraan di kelas, juga tidak ada siswa yang diam.

4. Prestasi belajar dalam penelitian ini di definisikan sebagai skor test

Struktur Bangunan yang diperoleh siswa pada test akhir yang diberikan

setelah penelitian selesai.

F. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada dua kelas XI TKB A dan XI TKB B SMK

Negeri 3 Surabaya pada mata pelajaran konstruksi bangunan gedung dalam

bentuk teori.

Page 7: Ptk Time Token

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning merupakan

istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk

mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan

pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan

pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap

keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Strategi ini berlandaskan pada teori belajar Vygotsky (1978, 1986)

yang menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk

mendukung perkembangan kognitif. Selain itu, metode ini juga didukung

oleh teori belajar information processing dan cognitive theory of learning [4]. Dalam pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah

memproses informasi yang diperoleh, karena proses encoding akan

didukung dengan interaksi yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif.

Pembelajaran dengan metode Pembelajaran Kooperatif dilandasakan pada

teori kognitif karena menurut teori ini interaksi bisa mendukung

pembelajaran.

Metode pembelajaran kooperatif learning mempunyai manfaat-

manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Beberapa

keuntungannya antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru,

kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar

dari siswa lain; mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara

verbal dan membandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa

belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga

menerima perbedaan ini. Ironisnya, model pembelajaran kooperatif belum

banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat

membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat

Page 8: Ptk Time Token

B. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan daya kemampuan maksimal tertinggi yang

dicapai pada suatu saat oleh seseorang dalam rangka mengadakan hubungan

rangsang dan reaksi, yang akhirnya menjadi suatu perubahan untuk

memperoleh kecakapan pengetahuan pendidikan yang sesuai dengan

kurikulum sekolah.

Adapun dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar mempunyai

fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. asumsinya adalah

bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

2. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai

oleh anak didik.

3. Sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu.

C. Pembelajaran Group investigation

Group Investigationn merupakan  salah satu bentuk model

pembelajaran kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas

siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan

dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran

atau siswa dapat mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk

memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

Page 9: Ptk Time Token

keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih

siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan

siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap

akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama,

yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika

kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra,

2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan

respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan

adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung

maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan

suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang

melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman

melaui proses saling beragumentasi.

Slavin (1995) dalam Siti Maesaroh (2005:28), mengemukakan hal

penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah:

1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.

Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus

mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa

dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di

luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari

setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.

2. Rencana Kooperatif.

Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana

yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka

akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.

3. Peran Guru.

Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara

kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan

membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa

menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.

Page 10: Ptk Time Token

Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas

menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan

karakteristik yang heterogen, (Trianto, 2007:59). Pembagian kelompok

dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat

terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk

diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang  telah

dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan

kelas.

Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation,

(Kiranawati (2007), dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Seleksi topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah

masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para

siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang

berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2

hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin,

etnik maupun kemampuan akademik.

2. Merencanakan kerjasama

Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar

khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan

subtopik yang telah dipilih dari langkah a) diatas.

3. Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada

langkah b). pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan

keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk

menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di

luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap

kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

Page 11: Ptk Time Token

4. Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang

diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan

dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

5. Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari

berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling

terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.

Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

6. Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap

kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi

dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau

keduanya.

Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang

menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada table berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh (2005:29-

30):

Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran

Kooperatif dengan Metode Group Investigation

Tahap I

Mengidentifikasi

topik dan membagi siswa ke

dalam kelompok.

Guru memberikan kesempatan

bagi siswa untuk memberi kontribusi apa

yang akan mereka selidiki. Kelompok

dibentuk berdasarkan heterogenitas.

Tahap II

Merencanakan tugas.

Kelompok akan membagi sub

topik kepada seluruh anggota. Kemudian

membuat perencanaan dari masalah yang

Page 12: Ptk Time Token

akan diteliti, bagaimana proses dan

sumber apa yang akan dipakai.

Tahap III

Membuat

penyelidikan.

Siswa mengumpulkan,

menganalisis dan mengevaluasi informasi,

membuat kesimpulan dan

mengaplikasikan bagian mereka ke dalam

pengetahuan baru dalam mencapai solusi

masalah kelompok.

Tahap IV

Mempersiapkan tugas

akhir.

Setiap kelompok mempersiapkan

tugas akhir yang akan dipresentasikan di

depan kelas.

Tahap V

Mempresentasikan

tugas akhir.

Siswa mempresentasikan hasil

kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.

Tahap VI

Evaluasi.

Soal ulangan mencakup seluruh

topik yang telah diselidiki dan

dipresentasikan.

D. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan

kerangka berpikir sebagai berikut : pembelajaran grup investigasi merupakan

salah satu system pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk

dalam kelompok belajar yang dari 2-6 siswa atau lebih, dengan tingkat

kemampuan dan jenis kelamin berbeda. Guru memberikan materi atau

permasalahan yang berbeda – beda pada tiap – tiap kelompok dan selanjutnya

siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk membahas materi

yang telah diberikan guru. Kemudian guru meminta kepada juru bicara masing

Page 13: Ptk Time Token

– masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas

secara bergantian.

Nilai test yang diperoleh oleh masing-masing siswa dibandingkan

dngan nilai rata-rata yang mereka peroleh sebelumnya. Kelompok yang

berhasil memenuhi criteria diberi nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian

ditambahkan pada nilai kelompok.

E. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan jawaban

sementara untuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation maka hasil

belajar belajar akan meningkat.

2. Dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation maka

aktifitas siswa di dalam dan di luar kelas akan positif.

3. Dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation maka akan

diperoleh respon siswa yang positif.

Page 14: Ptk Time Token

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah teknik atau cara yang ditempuh oleh peneliti

dalam melakukan penelitiannya. Metode penelitian memegang peranan penting

dalam kaitannya dengan penelitian, karena pada hakekatnya penelitian itu

bertujuan untuk menemukan, menggambarkan, serta menguji kebenaran suatu

pengetahuan. Dengan menggunakan metode yang tepat diharapkan hasilnya dapat

dipertanggungjawabakan kebenarannya secara ilmiah, karena metode penelitian

merupakan petunjuk bagaimana seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian

hingga memperoleh hasil yang benar dan tepat.

Metode penelitian meliputi : (A) Lokasi dan Waktu Penelitian, (B)

Rancangan Penelitian, (C) Variabel Penelitian, (D) Prosedur Pengumpulan Data,

(E) Metode Analisis Data.

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3

Surabaya. Sedangkan waktu penelitian adalah semester gasal 2011/2012.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan model action research (penelitian

tindakan) di dalam kelas.

Page 15: Ptk Time Token

Putaraan I

Rencana Awal

Refleksi

Tindakan / Observasi

Putaran II Rencana yang Direvisi

Refleksi

Tindakan / Observasi

Putaran III Rencana yang Direvisi

Refleksi

Tindakan / Observasi

Laporan

Gambar Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart

Putaran I :

Sebelum dilaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pada

penelitian tindakan kelas untuk putaran I, peneliti melakukan persiapan-

persiapan supaya komponen yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan

baik.

Putaran I dirancang untuk KBM dengan materi kuda – kuda dan atap

selama 2 jam pelajaran. Selain itu peneliti menetapkan kelompok-kelompok

berdasarkan nomor urut absen.

Urutan pada putaran I adalah diawali dengan pendahuluan, kegiatan

initi, dan diakhiri dengan penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru

Page 16: Ptk Time Token

menyampaikan garis besar kompetensi dasar, hasil belajar, indikator yang

harus dicapai selama pembelajaran dan memotivasi siswa. Pada kegiatan inti

guru meminta siswa bekerja dalam kelompok dengan materi yang berbeda

antar kelompok dan diharapkan melalui kelompok dapat mempelajari materi

lebih mendalam, setelah itu setiap kelompok akan mempresentasikan hasil

diskusinya melalui juru bicara masing – masing. Pada kegiatan penutup guru

memberikan penjelasan singkat mengenai materi setelah itu mengevaluasi dan

member kesimpulan .

Pada putaran I menggunakan model pembelajaran Group Investigation

, disediakan media dan pengelompokan belum heterogen atau merata pada

seluruh siswa.

Putaran II :

Rencana tindakan untuk putaran II dalam upaya mengatasi aktivitas

yang masih perlu diperbaiki pada putaran I. Kegiatan Belajar Mengajar pada

putaran II dengan materi kuda – kuda dan atap dengan durasi waktu 2x45

menit. Kegiatan pada putaran II sama dengan putaran I, yaitu diawali dengan

pendahuluan, kegiatan initi, dan diakhiri dengan penutup.

Pada putaran II menggunakan model pembelajaran Group

Investigation , menggunakan media dan membuat kelompok yang heterogen

berdasarkan hasil nilai yang di dapat dari test soal konstruksi bangunan dan

nilai dari mata pelajaran konstruksi bangunan pada semester sebelumnya.

Putaran III :

Page 17: Ptk Time Token

Rencana tindakan untuk putaran III dalam upaya mengatasi aktivitas

yang masih perlu diperbaiki pada putaran II. Kegiatan Belajar Mengajar pada

putaran III dengan materi kuda – kuda dan atap dengan durasi waktu 2x45

menit. Kegiatan pada putaran III sama dengan putaran I dan putaran II, yaitu

diawali dengan pendahuluan, kegiatan initi, dan diakhiri dengan penutup.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru memotivasi siswa dengan

memberikan contoh dan mengingatkan kembali materi pertemuan

sebelumnya. Pada kegiatan inti guru menunjukkan fenomena nyata atau yang

sudah ada dan yang sudah pernah dilihat oleh siswa, dengan menggunakan

model pembelajaran Group Investigation, menggunakan media. Dari putaran

I, II, III dapat diambil data sebagai laporan penelitian.

C. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabakan, maka

perlu perencanaan yang matang. Perencanaan itu meliputi persiapan dan

proses pengumpulan data.

1. Metode Kuisioner

Digunakan untuk memperoleh data mengenai skor respon siswa terhadap

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dengan

menyebarkan pertanyaan seputar respon mata pelajaran struktur bangunan.

Respon yang dimaksud adalah apakah mereka senang dengan

diberikannya model pembelajaran kooperatif tipe Time Token.

2. Tes Konstruksi Bangunan

Page 18: Ptk Time Token

Digunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar pada siswa.

Yang berupa soal-soal seputar struktur bangunan.

3. Observasi

Digunakan untuk mengumpulkan data berupa skor pembelajaran

pengetahuan dan ketrampilan selama proses belajar mengajar berlangsung.

Observasi ini dilakukan dengan mengamati setiap aktivitas siswa.

D. Metode Analisis Data

Karena penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka

peneliti menggunakan analisis Deskriptif Kuantitatif.

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Deskriptif

Kuantitatif dengan presentase (%).

Rumus yang digunakan :

Respon siswa (%) = ∑siswa yangmerespon

∑total siswa x 100 %

Respon siswa dianggap positif jika presentase yang diperoleh lebih dari 75 %

menurut Arsumi (dalam Mutmainatin, 2005:50).

Data hasil observasi aktifitas siswa dianalisis menggunakan rumus

sebagai berikut (Sulis dalam Mutmainatin, 2005:48) :

% aktifitas siswa = ∑frekuensi aktivitas yang muncul

∑ total frekuensi siswa x 100 %

Page 19: Ptk Time Token

DAFTAR PUSTAKA

Faisal,Sanapiah.1982.Metodologi Penelitian.Surabaya: Usaha Nasional.

Kurikulum SMK,Garis-garis Besar Program Pengajaran 1999.Jakarta : Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Tim UPT – P4 UNESA 2007.Buku Pedoman Program Pengalaman Lapangan ( PPL).Surabaya: Universitas Press.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2162650-pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe-time/##ixzz1OAd8tWDZ

http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MODEL_MODEL_PEMBELAJARAN. pdf

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/12127

http://zendhissiana.blogspot.com/2011/01/pengaruh-model-pembelajaran-kooperatif.html

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0151_0606208_chapter2.pdf