ptk time token
DESCRIPTION
penelitian tindakan kelasTRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP
INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI
BANGUNAN KELAS XI SMK NEGERI 3 SURABAYA
Oleh :
FAJAR MAULANA
No. Reg. 095534060
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu factor penentu keberhasilan
pembangunan nasional. Kemajuan suatu bangsa ditetukan oleh kualitas
pendidikannya, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, agar pelaksanaan pendidikan dapat sesuai denga yang
direncanakan, maka perlu kepedulian dan perhatian yang serius dari
pemerintah dan semua warga Negara.
Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan tercapainya pembanguna
nasional yaitu dengan mmendirikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK).
SMK merupakan lembaga pendidikan formal yang menyiapkan siswa
menjadi tenaga kerja tingkat menegah yang professional sesuai dengan
keahliannya. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasionalberusaha
memperbaikikualitas pendidikan meliputi kurikulum, guru, proses pengajaran.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung adalah salah satu mata pelajaran di
SMK jurusan teknik bangunan dan merupakan pengetahuan mendasar dari
konstruksi bangunan gedung yang merupakan gabungan dari konsep
pengetahuan inti dan konsep inovasi yang terjadi pada konstruksi bangunan
gedung dewasa ini.
Berdasarkan temuan di lapangan terdapat temuan masalah pada mata
pelajaran konstruksi bangunan yaitu rendahnya penguasaan konsep dan hasil
belajar siswayang belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal.
Penyebabnya yaitupembelajaran model konvensional yang kurang melibatkan
siswa dalam proses belajar mengajar, rendahnya motivasi atau semangat
belajar siswa,siswa kurang berani bertanya dan berpendapat.
Untuk mengatasi permasalahan di atas penulis mencoba untuk
menerapkan metode pembelajaran Group Investigation dalam kegiatan
pembelajaran konstruksi bangunan gedung.
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari
melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa
dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui
investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang
baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.
Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat
mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu:
penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok
atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75).
Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap
masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman
belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan
sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat
serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka yang menjadi
pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran group investigation terhadap
hasil belajar siswa SMK negeri 3 Surabaya pada mata pelajaran
konstruksi bangunan ?
2. Bagaimanakah aktifitas siswa yang menggunakan penerapan model
pembelajaran group investigation pada mata pelajaran Konstruksi
Bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya?
3. Bagaimanakah respon siswa yang menggunakan penerapan model
pembelajaran group investigation pada mata pelajaran Konstruksi
Bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa yang menggunakan
penerapan model pembelajaran group investigation pada mata pelajaran
Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya?
2. Mengetahui sejauh mana aktifitas belajar siswa yang menggunakan
penerapan model pembelajaran group investigation pada mata pelajaran
Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya?
3. Mengetahui sejauh mana respon siswa yang menggunakan penerapan
model pembelajaran group investigation pada mata pelajaran Konstruksi
Bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan wawasan kepada guru pengajar tentang model pembelajaran
group investigation sehingga dapat menjadi salah satu pilihan model
pembelajaran pada mata diklat tersebut.
2. Sebagai pengetahuan tambahan bagi siswa agar lebih tertarik dalam proses belajar mengajar.
E. Definisi Istilah
Sesuai dengan penelitian, maka terdapat istilah-istilah yang perlu
didefinisikan, diantaranya :
1. Model Pembelajaran Kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama dan saling membantu untuk memahami
suatu bahan pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman serta
kegiatan lainya dengan tujuan mencapai hasil belajar tertinggi.
2. Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat
mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model
Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat
mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
3. Ketrampilan sosial dalam penelitian ini didefinisikan sebagai keaktifan
seluruh siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar, tidak ada siswa yang
mendominasi pembicaraan di kelas, juga tidak ada siswa yang diam.
4. Prestasi belajar dalam penelitian ini di definisikan sebagai skor test
Struktur Bangunan yang diperoleh siswa pada test akhir yang diberikan
setelah penelitian selesai.
F. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada dua kelas XI TKB A dan XI TKB B SMK
Negeri 3 Surabaya pada mata pelajaran konstruksi bangunan gedung dalam
bentuk teori.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning merupakan
istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk
mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan
pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan
pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Strategi ini berlandaskan pada teori belajar Vygotsky (1978, 1986)
yang menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk
mendukung perkembangan kognitif. Selain itu, metode ini juga didukung
oleh teori belajar information processing dan cognitive theory of learning [4]. Dalam pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah
memproses informasi yang diperoleh, karena proses encoding akan
didukung dengan interaksi yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran dengan metode Pembelajaran Kooperatif dilandasakan pada
teori kognitif karena menurut teori ini interaksi bisa mendukung
pembelajaran.
Metode pembelajaran kooperatif learning mempunyai manfaat-
manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Beberapa
keuntungannya antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru,
kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar
dari siswa lain; mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara
verbal dan membandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa
belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga
menerima perbedaan ini. Ironisnya, model pembelajaran kooperatif belum
banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat
membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat
B. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan daya kemampuan maksimal tertinggi yang
dicapai pada suatu saat oleh seseorang dalam rangka mengadakan hubungan
rangsang dan reaksi, yang akhirnya menjadi suatu perubahan untuk
memperoleh kecakapan pengetahuan pendidikan yang sesuai dengan
kurikulum sekolah.
Adapun dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. asumsinya adalah
bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai
oleh anak didik.
3. Sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu.
C. Pembelajaran Group investigation
Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran
atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih
siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan
siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap
akhir pembelajaran.
Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama,
yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika
kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra,
2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan
respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan
adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan
suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang
melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman
melaui proses saling beragumentasi.
Slavin (1995) dalam Siti Maesaroh (2005:28), mengemukakan hal
penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah:
1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus
mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa
dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di
luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari
setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.
2. Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana
yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka
akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.
3. Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara
kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan
membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa
menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.
Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen, (Trianto, 2007:59). Pembagian kelompok
dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat
terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk
diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah
dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan
kelas.
Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation,
(Kiranawati (2007), dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah
masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para
siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang
berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2
hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin,
etnik maupun kemampuan akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar
khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan
subtopik yang telah dipilih dari langkah a) diatas.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada
langkah b). pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan
keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk
menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di
luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang
diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan
dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari
berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling
terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi
dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau
keduanya.
Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang
menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh (2005:29-
30):
Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran
Kooperatif dengan Metode Group Investigation
Tahap I
Mengidentifikasi
topik dan membagi siswa ke
dalam kelompok.
Guru memberikan kesempatan
bagi siswa untuk memberi kontribusi apa
yang akan mereka selidiki. Kelompok
dibentuk berdasarkan heterogenitas.
Tahap II
Merencanakan tugas.
Kelompok akan membagi sub
topik kepada seluruh anggota. Kemudian
membuat perencanaan dari masalah yang
akan diteliti, bagaimana proses dan
sumber apa yang akan dipakai.
Tahap III
Membuat
penyelidikan.
Siswa mengumpulkan,
menganalisis dan mengevaluasi informasi,
membuat kesimpulan dan
mengaplikasikan bagian mereka ke dalam
pengetahuan baru dalam mencapai solusi
masalah kelompok.
Tahap IV
Mempersiapkan tugas
akhir.
Setiap kelompok mempersiapkan
tugas akhir yang akan dipresentasikan di
depan kelas.
Tahap V
Mempresentasikan
tugas akhir.
Siswa mempresentasikan hasil
kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
Tahap VI
Evaluasi.
Soal ulangan mencakup seluruh
topik yang telah diselidiki dan
dipresentasikan.
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan
kerangka berpikir sebagai berikut : pembelajaran grup investigasi merupakan
salah satu system pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk
dalam kelompok belajar yang dari 2-6 siswa atau lebih, dengan tingkat
kemampuan dan jenis kelamin berbeda. Guru memberikan materi atau
permasalahan yang berbeda – beda pada tiap – tiap kelompok dan selanjutnya
siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk membahas materi
yang telah diberikan guru. Kemudian guru meminta kepada juru bicara masing
– masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas
secara bergantian.
Nilai test yang diperoleh oleh masing-masing siswa dibandingkan
dngan nilai rata-rata yang mereka peroleh sebelumnya. Kelompok yang
berhasil memenuhi criteria diberi nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian
ditambahkan pada nilai kelompok.
E. HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan jawaban
sementara untuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation maka hasil
belajar belajar akan meningkat.
2. Dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation maka
aktifitas siswa di dalam dan di luar kelas akan positif.
3. Dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation maka akan
diperoleh respon siswa yang positif.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah teknik atau cara yang ditempuh oleh peneliti
dalam melakukan penelitiannya. Metode penelitian memegang peranan penting
dalam kaitannya dengan penelitian, karena pada hakekatnya penelitian itu
bertujuan untuk menemukan, menggambarkan, serta menguji kebenaran suatu
pengetahuan. Dengan menggunakan metode yang tepat diharapkan hasilnya dapat
dipertanggungjawabakan kebenarannya secara ilmiah, karena metode penelitian
merupakan petunjuk bagaimana seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian
hingga memperoleh hasil yang benar dan tepat.
Metode penelitian meliputi : (A) Lokasi dan Waktu Penelitian, (B)
Rancangan Penelitian, (C) Variabel Penelitian, (D) Prosedur Pengumpulan Data,
(E) Metode Analisis Data.
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3
Surabaya. Sedangkan waktu penelitian adalah semester gasal 2011/2012.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan model action research (penelitian
tindakan) di dalam kelas.
Putaraan I
Rencana Awal
Refleksi
Tindakan / Observasi
Putaran II Rencana yang Direvisi
Refleksi
Tindakan / Observasi
Putaran III Rencana yang Direvisi
Refleksi
Tindakan / Observasi
Laporan
Gambar Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart
Putaran I :
Sebelum dilaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pada
penelitian tindakan kelas untuk putaran I, peneliti melakukan persiapan-
persiapan supaya komponen yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan
baik.
Putaran I dirancang untuk KBM dengan materi kuda – kuda dan atap
selama 2 jam pelajaran. Selain itu peneliti menetapkan kelompok-kelompok
berdasarkan nomor urut absen.
Urutan pada putaran I adalah diawali dengan pendahuluan, kegiatan
initi, dan diakhiri dengan penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru
menyampaikan garis besar kompetensi dasar, hasil belajar, indikator yang
harus dicapai selama pembelajaran dan memotivasi siswa. Pada kegiatan inti
guru meminta siswa bekerja dalam kelompok dengan materi yang berbeda
antar kelompok dan diharapkan melalui kelompok dapat mempelajari materi
lebih mendalam, setelah itu setiap kelompok akan mempresentasikan hasil
diskusinya melalui juru bicara masing – masing. Pada kegiatan penutup guru
memberikan penjelasan singkat mengenai materi setelah itu mengevaluasi dan
member kesimpulan .
Pada putaran I menggunakan model pembelajaran Group Investigation
, disediakan media dan pengelompokan belum heterogen atau merata pada
seluruh siswa.
Putaran II :
Rencana tindakan untuk putaran II dalam upaya mengatasi aktivitas
yang masih perlu diperbaiki pada putaran I. Kegiatan Belajar Mengajar pada
putaran II dengan materi kuda – kuda dan atap dengan durasi waktu 2x45
menit. Kegiatan pada putaran II sama dengan putaran I, yaitu diawali dengan
pendahuluan, kegiatan initi, dan diakhiri dengan penutup.
Pada putaran II menggunakan model pembelajaran Group
Investigation , menggunakan media dan membuat kelompok yang heterogen
berdasarkan hasil nilai yang di dapat dari test soal konstruksi bangunan dan
nilai dari mata pelajaran konstruksi bangunan pada semester sebelumnya.
Putaran III :
Rencana tindakan untuk putaran III dalam upaya mengatasi aktivitas
yang masih perlu diperbaiki pada putaran II. Kegiatan Belajar Mengajar pada
putaran III dengan materi kuda – kuda dan atap dengan durasi waktu 2x45
menit. Kegiatan pada putaran III sama dengan putaran I dan putaran II, yaitu
diawali dengan pendahuluan, kegiatan initi, dan diakhiri dengan penutup.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru memotivasi siswa dengan
memberikan contoh dan mengingatkan kembali materi pertemuan
sebelumnya. Pada kegiatan inti guru menunjukkan fenomena nyata atau yang
sudah ada dan yang sudah pernah dilihat oleh siswa, dengan menggunakan
model pembelajaran Group Investigation, menggunakan media. Dari putaran
I, II, III dapat diambil data sebagai laporan penelitian.
C. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabakan, maka
perlu perencanaan yang matang. Perencanaan itu meliputi persiapan dan
proses pengumpulan data.
1. Metode Kuisioner
Digunakan untuk memperoleh data mengenai skor respon siswa terhadap
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dengan
menyebarkan pertanyaan seputar respon mata pelajaran struktur bangunan.
Respon yang dimaksud adalah apakah mereka senang dengan
diberikannya model pembelajaran kooperatif tipe Time Token.
2. Tes Konstruksi Bangunan
Digunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar pada siswa.
Yang berupa soal-soal seputar struktur bangunan.
3. Observasi
Digunakan untuk mengumpulkan data berupa skor pembelajaran
pengetahuan dan ketrampilan selama proses belajar mengajar berlangsung.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati setiap aktivitas siswa.
D. Metode Analisis Data
Karena penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka
peneliti menggunakan analisis Deskriptif Kuantitatif.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Deskriptif
Kuantitatif dengan presentase (%).
Rumus yang digunakan :
Respon siswa (%) = ∑siswa yangmerespon
∑total siswa x 100 %
Respon siswa dianggap positif jika presentase yang diperoleh lebih dari 75 %
menurut Arsumi (dalam Mutmainatin, 2005:50).
Data hasil observasi aktifitas siswa dianalisis menggunakan rumus
sebagai berikut (Sulis dalam Mutmainatin, 2005:48) :
% aktifitas siswa = ∑frekuensi aktivitas yang muncul
∑ total frekuensi siswa x 100 %
DAFTAR PUSTAKA
Faisal,Sanapiah.1982.Metodologi Penelitian.Surabaya: Usaha Nasional.
Kurikulum SMK,Garis-garis Besar Program Pengajaran 1999.Jakarta : Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Tim UPT – P4 UNESA 2007.Buku Pedoman Program Pengalaman Lapangan ( PPL).Surabaya: Universitas Press.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2162650-pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe-time/##ixzz1OAd8tWDZ
http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MODEL_MODEL_PEMBELAJARAN. pdf
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/12127
http://zendhissiana.blogspot.com/2011/01/pengaruh-model-pembelajaran-kooperatif.html
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0151_0606208_chapter2.pdf