pti

Upload: yurika-kusuma-wardhany

Post on 16-Jul-2015

271 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI PERANCANGAN PRODUK KARET GELANG

OLEH: YURIKA KUSUMA WARDHANY

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2011

Latar belakang Karet gelang atau gelang karet adalah potongan karet berbentuk gelang yang dibuat untuk mengikat barang. Karet gelang terdiri dari berbagai macam ukuran, dari yang besar hingga yang kecil, dari yang tebal hingga yang tipis. Bahan baku karet gelang adalah karet alami sehingga berwarna kuning. Karet gelang berwarna-warni dihasilkan dengan menambahkan bahan pewarna. Produsen juga ada yang membuat karet gelang tahan minyak dan tahan segala cuaca. O-ring berbentuk mirip karet gelang tapi dibuat dari elastomer dan digunakan sebagai seal. Dibandingkan dengan karet gelang, O-ring tidak begitu elastis. Sebagian besar karet gelang dibuat dari karet alami yang merupakan hasil pengolahan lateks dari pohon karet. Karet gelang juga dibuat dari karet sintetis, tapi kalah populer dari karet alami yang elastis. Prinsip pembuatan karet gelang sangat sederhana. Karet berbentuk silinder (tabung) panjang dipotong-potong menjadi karet gelang sesuai ukuran. Di beberapa negara, ukuran karet gelang diatur sesuai standar yang berlaku di negara tersebut. Sebuah karet gelang mempunyai panjang, lebar, dan tinggi. Panjang karet gelang adalah setengah dari garis keliling. Tinggi karet gelang merupakan jarak dari garis dalam hingga garis luar. Lebar karet gelang adalah ketebalan karet gelang sewaktu dipotong-potong dari silinder karet yang panjang. Seorang penemu dan usahawan berkebangsaan Inggris bernama Stephen Perry merupakan orang pertama yang berhasil memperoleh paten untuk karet gelang. Stephen Perry yang mempunyai perusahaan karet vulkanisir memperoleh paten untuk karet gelang pada tanggal 17 Mei 1845. Karet gelang yang dipatenkan Perry berbeda dengan karet gelang yang ada sekarang. Karet gelang zaman sekarang sudah mengalami vulkanisasi, sehingga karet lebih elastis, tahan lama dan pastinya lebih bermanfaat. Karet gelang bersifat elastis sehingga sangat berguna untuk membantu pekerjaan ikat mengikat.

Karet gelang sering dipakai untuk mengikatkan bungkusan nasi bungkus, gadogado dan makanan lain yang dibungkus kertas atau daun pisang Kantong plastik berisi gula, kacang tanah, atau bahan makanan lain bisa mudah diikat dengan karet gelang Karet gelang bisa dipakai mengikat atau menguncir rambut Karet gelang yang diikatkan di ujung pensil bisa berfungsi sebagai penghapus

Karet gelang digunakan sebagai penggerak pada baling-baling pesawat terbang model atau mainan mekanis lainnya. Karet gelang adalah "produk matang," namun dipasaran perkembangannya tidak secepat seperti beberapa tahun yang lalu. Namun demikian, permintaan karet gelang tidak mungkin jatuh secara dramatis di masa depan. Oleh karena itu mari kita lihat proses pembuatannya. Proses Pembuatan Karet Gelang Pengolahan lateks alam 1 Tahap awal manufaktur lateks dipanen biasanya terjadi pada perkebunan karet, sebelum pengepakan dan pengiriman. Langkah pertama dalam pengolahan lateks adalah pemurnian, yang mencakup berusaha untuk menghapus unsur lain selain dari karet dan untuk menyaring kotoran seperti pohon getah dan puing-puing. 2 karet dimurnikan sekarang dikumpulkan dalam tong besar. Dikombinasikan dengan asam asetat atau format, partikel karet melekat bersama untuk membentuk lembaran. 3 Selanjutnya, lembaran, diperas antara roller untuk membuang kelebihan air dan ditekan menjadi bentuk bal atau blok, biasanya 2 atau 3 kaki persegi (0,6 atau 0,9 meter persegi), siap untuk pengiriman ke pabrik. Ukuran blok tergantung pada apa perkebunan individu dapat menampung. Pencampuran dan penggilingan 4 karet tersebut kemudian dikirim ke sebuah pabrik karet. Di sini, lembaran adalah mesin potong (atau cincang) menjadi potongan-potongan kecil. Selanjutnya, banyak produsen menggunakan Mixer Banbury, diciptakan pada 1916 oleh Femely H. Banbury.Mesin ini mencampur karet dengan bahan lain-sulfur untuk vulkanisir itu, pigmen untuk warna, dan bahan kimia lainnya untuk menambah atau mengurangi elastisitas pita karet yang dihasilkan. Meskipun beberapa perusahaan tidak menambahkan bahan ini sampai tahap selanjutnya (penggilingan), mesin Banbury mengintegrasikan mereka lebih teliti, menghasilkan produk yang lebih seragam. 5 Penggilingan, tahap selanjutnya produksi, memerlukan pemanasan karet (massa campuran jika sudah dicampur, potongan diskrit jika belum) dan meremasnya datar dalam mesin penggilingan. Pengusiran 6 Setelah karet, dipanaskan diratakan meninggalkan mesin penggilingan, maka potong. Masih panas dari penggilingan, strip kemudian dimasukkan ke dalam mesin ekstrusi yang memaksa keluar karet di panjang, tabung hampa (banyak sebagai penggiling daging menghasilkan string panjang daging). Kelebihan karet secara berkala membangun di sekitar kepala setiap mesin ekstrusi, dan karet ini dipotong, dikumpulkan, dan ditempatkan kembali dengan karet masuk ke mesin penggilingan. Pengobatan 7 Tabung karet kemudian dipaksa lebih dari tiang aluminium disebut mandrels,

yang telah ditutupi dengan bedak untuk menjaga karet dari pelekatan. Walaupun karet sudah divulkanisir, ini agak rapuh pada saat ini, dan perlu "disembuhkan" sebelum elastis dan bermanfaat. Untuk mencapai hal ini, tiang-tiang yang diambil ke rak yang dikukus dan dipanaskan dalam mesin besar. 8 Dihapus dari kutub dan dicuci untuk menghapus bedak, tabung dari karet dimasukkan ke mesin yang lain iris menjadi selesai karet gelang. Pita karet yang dijual oleh berat badan, dan, karena mereka cenderung mengumpul, hanya jumlah kecil dapat ditimbang akurat oleh mesin. Umumnya, setiap paket lebih dari 5 pound (2,2 kilogram) dapat dimuat dengan mesin tetapi masih akan memerlukan manual berat dan menyesuaikan. Quality Control karet gelang Sampel dari setiap batch mengalami berbagai tes kualitas. Satu langkah uji modulus, atau seberapa keras sebuah band menghentak kembali: sebuah band ketat sehat kembali harus tegas saat ditarik, sementara band yang dibuat untuk mengamankan benda-benda yang rapuh harus sehat kembali lebih lembut. Tes lain, untuk perpanjangan, menentukan seberapa jauh sebuah band akan peregangan, yang tergantung pada persentase karet di band: karet lebih, semakin jauh itu harus meluruskan. Sebuah sifat ketiga biasanya yang diuji adalah kekuatan istirahat, atau apakah karet gelang cukup kuat untuk menahan regangan normal. Jika 90 persen dari band sampel dalam batch lulus tes tertentu, batch bergerak ke tes berikutnya, jika 90 persen lulus semua tes, batch dianggap pasar-siap.

Konsep Manufaktur Sebagai sebuah produk sistem Pada proses pembuatan karet gelang ini, semua proses untuk menghasilkan nilai tambah dari setiap perubahan yang terjadi ketika produksi berlangsung, semuanya bertransformasi, menghasilkan suatu bentuk barang atau produk Dari perancangan diatas, proses tersebut haruslah meghasilkan feedback untuk mobilitas perusahaan

Insert

transformation Feed back

output

transformation sistem dalam hal ini transformasi sistem yang digunakan pada pengolahan produksi pabrik karet gelang adalah FLOW SHOP disini kami akan membahas mengenai hal yang berkaitan dengan proses flow shop ini yaitu sebagai berikut:

SISTEM PRODUKSI 1. DEFINISI PRODUCTION AND INVENTORY MANAGEMENT Suatu aktivitas yang meliputi design, operation dan control suatu sistem manufactur sampai dengan distribusi produk jadi. Adalah serangkaian rantai logistik yang meliputi : - Tingkat retail - Tingkat warehouse - Tingkat manufacturing Logistik Adalah proses pengadaan bahan baku dimulai pengadaan, distribusi ke proses produksi, distribusi ke gudang sampai distribusi barang jadi ke konsumen. 2. FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PIM - Kedekatan hubungan dengan orang - Adanya sistem perencanaan dan pengendalian yang baik 3. RUANG LINGKUP PIM MELIPUTI : - Supervision - Production Planning - Material Planning - Scheduling - Purchasing - Inventory Control 4. KEBIJAKAN PIM DITENTUKAN OLEH : - Strategi Product Positioning - Strategi Process Positioning - Strategi Pemilihan Teknologi B. STRATEGI PRODUCT POSITIONING Adalah kebijakan yang dipilih suatu industri dalam pembuatan produk Ada 4 tipe industri dilihat dari Product Positioning :

- Make to Stock - Make to Order - Assemble to Order - Engineer to Order Detrerminan dari strategi Product Positioning : 1. Manufacturing Lead Time 2. Interval Waktu Konsumen mau menunggu 3. Tingkat Customization yand Diinginkan Customer If 1 < 2 Make to Stock 1 > 2 Make to Order 1. MAKE TO STOCK Adalah tipe industri yang membuat produk akhir untuk disimpan Kebutuhan konsumen diambil dari persediaan di gudang Ciri-ciri Make to Stock : - Standard Item, high volume - Terus menerus dibuat, lalu disimpan - Harga wajar - Pengiriman dapat dilakukan segera - Customer tidak mau menunggu - Perlu adanya Safety Stock untuk mengatasi fluktuasi Contoh : Coca Cola, gula, semen, baut. 2. MAKE TO ORDER Adalah tipe industri yang membuat produk hanya untuk memenuhi pesanan Ciri-ciri Make to Order : - Inputnya bahan baku - Biasanya untuk supply item dengan banyak jenis - Harganya cukup mahal - Lead time ditetapkan oleh konsumen/pesaing

- Perlu keahlian khusus - Komponen bisa dibeli untuk persediaan 3. ASSEMBLE TO ORDER Adalah tipe industri yangg membuat produk dengan cara assembling hanya untuk memenuhi pesanan Ciri-ciri Assemble to Order : - Inputnya komponen - Untuk suply item dengan banyak jenis - Harganya cukup mahal - Lead time ditetapkan oleg konsumen 4. ENGINEER TO ORDER Adalah tipe industri yang membuat produk untuk memenuhi pesanan khusus dimulai dari perancangan produksi sampai pengiriman produk. Ciri-ciri Engineer to Order : - Produk sangat spesifik - Lead time panjnag - Harganya mahal Contoh : - Pesawat khusus - Alat kontrol C. STRATEGI PROCESS POSITIONING Adalah strategi yang dipilih suatu industri untuk menentukan jenis proses yang akan digunakan untuk menghasilkan produk. Type industri ditinjau dari strategi Process Design : 1. Flow Shop : Continous Flow - Dedicated Repetitive - Batch Flow - Mixed Model Repetitive Flow 2. Job Shop 3. Fixed Site/Project

CONTINOUS FLOW Untuk produk non-diskrit Hanya untuk 1 macam produk; biasanya liquid, powder, metal Contoh : minyak, baja, minuman Karakteristik : - Fixed rate : tidak bisa diubah begitu saja - Fasilitas dirancang untuk untuk 1 macam produk - Tujuan : minimasi handling - Perubahan mesin sangat mahal, umur panjang - Pengadaan bahan baku harus kontinu - Harga produk bsa murah - Fixed Cost tinggi, Variable Cost rendah, Break Even Point (BEP) tinggi REPETITIVE DEDICATED Untuk part diskrit Untuk 1 macam produk dengan banyak variasi Perubahan tidak memerlukan waktu set up Contoh : Sepatu merah/biru, dsb - Kecap asin/manis, dsb - Baju model pendek/panjang, dsb Karakteristik seperti pada Continous Flow BATCH FLOW Untuk part diskrit/non-diskrit Untuk produk 1 macam dengan banyak variasi dengan urutan sama Penggantian produk memerlukan waktu set up Contoh : - Minuman : Coca Cola/Orange - ABC : Kecap/Saus - Obat : Obat Batuk/Antibiotik

Karakteristik : - Peralatan lebih general - Kurang efisien - Harus ada jadual untuk alat - Peralatan harus di-adjust dahulu sebelum dipakai untuk produk lain MIXED MODEL Untuk part diskrit Satu fasilitas tapi bisa untuk banyak jenis produk Waktu set up hampir nol Urutan pengerjaan berbeda Misal : Model-1 di Work Stasion A B C Model-2 di Work Stasion A B C A B C (Jadi produk model-2 perlu 2 unit out put dari A) Contoh : baju 2 pita/5 pita Karakteristik : - Peralatan termasuk general purpose - Pekerja lebih fleksibel karena banyak keahlian - Waktu set up < waktu pembuatan 1 unit - Kecepatan produksi = kecepatan permintaan dengan mengatur jumlah pekerja JOB SHOP Produk diskrit, urutan dan ukuran berbeda Lay out by process Set up tinggi sehingga ongkos produksi tinggi Keahlian pekerja dituntut tinggi Mesin-mesin termasuk general purpose Ukuran pesanan kesil (small batch) Mampu menerima pesanan apapun

Contoh : BENGKEL : membuat prototype, jig, fixture Karakteristik : - Fasilitas dirancang untuk membuat N macam produk yang berukuran pesanan kecil - Planning & Control ditentukan melalui flow line, sequence, priority, time, status, capacity, bottle neck - Beban tiap Work Station tidak seragam - WIP (Work in Process) tinggi karena antrian tinggi - Waktu pembuatan jauh waktu menunggu tinggi) FIXED SITE/PROJECT Untuk proyek dimana sumber daya dibawa ke lokasi Lay out : fixed/stationary Punya batas waktu tertentu Contoh : pembuatan kapal, konstruksi, telpon Karakteristik : - Pekerja sangat ahli, independen - Bekerja atas dasar lembar kerja - Volume kecil - Sumber daya harus tersedia KLASIFIKASI PROCES PRODUKSI (Dihubungkan dengan product positioning) PROCESS DESIGN LAY OUT TYPE by product by product by product STRESSING PRODUCT POSITIONING lebih besar dari waktu operasi (karena

FLOW SHOP : 1. Continous 2. Dedicated Repetitive 3. Batch/intermitten

produk produk produk produk

Make to Stock (MTS) Make to Order (MTO) MTO/MTS

4. Mixed Model

by product by process fixed proses

MTO/MTS/ATO

JOB SHOP

MTO

FIXED SITE

waktu

MTO

MANUFACTURING PLANNING & CONTROL (MPC) Secara spesifik PIM sering disebut MPC MPC SYSTEM Kegiatan manufactur yang dimulai dari perencanaan produksi sampai eksekusi Perkembangan komputer menyebabkan MPC System dilaksanakan secara komputerisasi Dengan komputer MPC System bisa diperluas MPC System + Feedback + Capacity Planning = MRP System (MRP Closed Loop) MRP System + Business Planning + Performance Measurement = MRP II (Manufacturing Resources Planning) BUSINESS PLANNING Biasanya dinyatakan dalam dollar Berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan perusahaan Sebagai dasar untuk membuat rencana pemasaran MARKETING PLANNING Rencana tentang produk yang akan dibuat, penjualan, dan pemasaran Sebagai dasar untuk membuat Production Planning PRODUCTION PLANNING Rencana tentang berapa yang akan dibuat pada tiap periode Dinyatakan dalam satuan Agregat Dibuat berdasarkan Marketing Planning Diturunkan ke MPS Divalidasi dengan Resource Planning

MASTER PRODUCTION SCHEDULING Rencana berapa end item yang harus dibuat pada tiap periode selama 1 sampai 5 tahun End item adalah produk akhir Merupakan dekomposisi dari Production Planning Diturunkan menjadi Material Requirement Planning (MRP) Divalidasi dengan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) RESOURCE PLANNING Rencana kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi Porduction Plan Dapat dinyatakan dalam jam-orang atau jam-mesin Merupakan bahan pertimbangan untuk ekspansi orang, mesin, pabrik dll Ditetapkan berdasarkan kapasitas tersedia Jika kapasitas tersedia tidak mencukupi, maka Porduction Plan diubah sehingga secara otomatis Business Plan berubah ROUGH CUT CAPACITY PLANNING Rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS Hasilnya berupa jenis orang/mesin yang diperlukan untuk tiap work centre pada setiap periode Merupakan bahan pertimbangan untuk penambahan tool atau sub kontrak DEMAND MANAGEMENT Aktivitas memprediksi kebutuhan dimasa datatng dikaitkan dengan kapasitas Terdiri dari aktivitas Forcasting, distribution requirement planning, order entry, shipment, dan service part requirement. Sebagai dasar untuk menentukan Marketing, Purchasing, MPS Planning MATERIAL REQUIREMENT PLANNING Menetapkan rencana kebutuhan material untuk melaksanakan MPS Output MRP adalah Purchasing dan PAC (Production Activity Control) MRP menghasilkan rencana pembelian meliputi jumlah, due date, release date Input MRP adalah MPS, Bill of Material dan Inventory Status

Merupakan dasar untuk purshasing dan Production Activity Control (atau Shop Floor Control) Divalidasi dengan Capacity Requirement Planning CAPACITY REQUIREMENT PLANNING Rencana kebutuhan kapasitas yang diperlukan untuk merealisasikan MPS di tiap periode dan tiap mesin Inputnya MRP dan Routing CRP lebih teliti dan rinci daripada RCCP karena dari Planned Order Jika kapasitas tidak tersedia bisa ditambah dengan over time, merubah routing, dll Jika tidak tercapai, MPS harus diubah PRODUCTION ACTIVITY CONTROL (PAC) Sering disebut dengan Shop Floor Control (SFC) Aktivitas membuat produk setelah barang dibeli PAC terdiri dari aktivitas menentukan awal-akhir suatu job (operation scheduling) berdasarkan sequence kedatangan job, lalu membebankan job ke work station, expedisikan job yang terlambat dan pelaporan Hasil laporan akan meruupakan feed back bagi MPS PURCHASING Merupakan aktivitas memilih vendor, membuat order pembelian, menjadualkan vendor sampai mengejar vendor Merupakan dasar PAC PERFORMANCE MEASUREMENT Evaluasi sistem MPC untuk melihat seberapa jauh hasil yang diperoleh dengan rencana yang telah ditetapkan Sebagai bahan evaluasi pencapaian Business Planning KARAKTERISTIK KEBERHASILAN SYSTEM Ditentukan oleh adanya : Hirarki yang terstruktur Feed back

Komputer Database tunggal Integrasi Mampu memperbaiki respons Transparan Ketelitian TEKNOLOGI BARU MANUFACTURING DIKELOMPOKKAN MENJADI 2, YAITU : DAPAT

1. Otomasi aktivitas proses produksi, seperti penggunaan CAD (Computer Aided Design), CAM (Computer Aided Manufacturing), Robotic, FMS (Flexible Manufacturing System). 2. Komputerisasi Perencanaan dan pengendalian produksi. Perkembangan teknologi ini akan berhubungan dengan CIM. BILL OF MATERIAL (BOM) Adalah daftar (list) dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir Jaringan yang menggunakan hubungan INDUK KOMPONEN Dibutuhkan sebagai input dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas produksi Ketelitiannya sangat krusial/penting sekali PENGGUNAAN 1. Engineering @ Dibuat sebagai bagian dari perancangan proses produksi @ Digunakan untuk menentukan item-item mana saja yang harus dibeli atau dibuat sendiri 2. PPC Digabung dengan MPS (Master Production Schedul/Jadual Induk Produksi) digunakan untuk menentukan item-item dalam daftar pembelian dan order produksi yang harus dilepas. 3. Accounting Digunakan dalam menghitung biaya produksi dan harga jual

PENOMORAN KOMPONEN Setiap komponen harus memiliki identifikasi unik/khusus yang hanya mengidentifikasikan satu komponen yang disebut PART NUMBER atau ITEM NUMBER. Penentuan Part Number dapat dilakukan dengan 3 cara : 1. RANDOM Nomor yang digunakan hanya sebagai pengenal/identifier dan bukan sebagai penjelas (descriptor) tidak menjelaskan ebih jauh mengenai suatu komponen Contoh : 28997 (angka random) untuk Upper Barrel Clip 2. SIGNIFICANT Adalah nomor yang dapat juga menjelaskan informasi khusus mengenai item/komponen tertentu, seperti sumber material (source), bahan, bentuk dan deskripsi. Contoh : Part Number : 37-1-3-16-432 Jenis Item : 37 = ink cartridge Tipe/jenis : 1 = screw-in type Tipe ujung : 3 = fine line Warna : 16 = blue Panjang : 423 = 4,5 inches Harus dirubah jika komponen tersebut karakteristiknya dirubah atau ingin ditambahkan variabel lain. 3. SEMISINIFICANT Beberapa digit pertama menjelaskan mengenai komponen tersebut, sementara digit berikutnya berupa angka random. Contoh : Part Number : 37-7213 Jenis Item : 37 = ink cartridge Empat Digit : 7213 = angka random KONSEP INDUK-KOMPONEN

KOMPONEN adalah objek/bagian yang dirakitkan yang secara bersama-sama untuk membuat INDUK (PARENT). Suatu komponen akan menjadi Induk (Parent) bagi objek yang menjadi pembentuknya Data penting untuk keakuratan hubungan Induk-Komponen : 1. Part Number Induk (Parent) 2. Part Number Komponen 3. Jumlah/kuantitas komponen yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah Induk (Parent) 4. Scrap Factor BOM LEVELS Dimulai dengan Level 0 untuk produk akhir Komponen pembentuk produk akhir ditempatkan pada Level 1 dan seterusnya sehingga membentuk sebuah hirarki yang disebut STRUKTUR PRODUK. 1. SINGLE LEVEL BOM Menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponenkomponen pembentuknya 2. MULTI LEVEL BOM Menggambarkan struktur produk yang lengkap dari level 0 (produk akhir) sampai level paling bawah. Komponen yang sama dapat digunakan pada level yang berbeda. EXPLOSION dan IMPLOSION EXPLOSION Adalah BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah Adalah BOM yang menunjukkan komponen-komponen yang membentuk suatu induk dari level paling atas sampai level terbawah SINGLE LEVEL EXPLOSION sama dengan SINGLE LEVEL BOM INDENTED BOM EXPLOSION adalah MULTILEVEL BOM yang dilengkapi informasi Level setiap komponen SUMMERIZED EXPLOSION adalah MULTILEVEL BOM yang dilengkapi jumlah total setiap komponen yang dibutuhkan

IMPLOSION Adalah BOM yang menunjukkan urutan Komponen-Induk Untuk mengetahui suatu Part Number menjadi komponen dari induk yang mana saja (kebalikan dari proses Explosion) Digunakan oleh engineer untuk melihat pengaruh perubahan rancangan komponen terhadap induk-induknya JENIS-JENIS BILL 1. PHANTOM BILL Untuk material yang tidak untuk disimpan/hanya lewat saja Tidak pernah dibuat Planned Ordernya (Order Release dan Order Completion) Lead Time = 0 Lot Size = Lot for lot Contoh : menjual Pencil dengan logo yang berbeda Phantom tanpa stock : MRP logic akan melewatkan phantom item MRP logic dari induk langsung ke komponennya SHOP FLOOR CONTROL A. PENGANTAR Adalah aktivitas untuk melaksanakan segala rencana yang dibuat Merupakan sub sistem dari MPC seperti Rencana Produksi dan MRP Merupakan akhir dari MPC/MRP system Dipakai dimana ada proses transformasi Terasa pentingnya jika beban melebihi kapasitas Bertujuan untuk mengatur aliran material agar MPS terlaksana dengan mengutamakan efisiensi material, buruh tool, dan waktu mesin SFC dimulai setelah Order Release SFC disebut juga : - Job shop control

- Manufacturing Activity Control - Production Activity Control Tipe SFC yang sesuai tergantung dari : - Process Positioning Strategy - Operating Environment - Pengambil keputusan B. DEFINISI SFC Adalah aktifitas yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tahap sebelumnya dengan membuat jadual yang lebih rinci (dalam jangka pendek), memonitor dan melapor Dalam arti luas : Aktifitas merencanakan (jangka pendek), memonitor, mengendalikan, menekan lead time, antrian, dan penyesuaian Dalam arti sempit : Aktifitas memonitor pelaksanaan dan memberi feed back Dalam arti tindakan : Aktifitas dispatching dan reporting C. PRINSIP DALAM MERANCANG SFC 1. Prinsip Design SFC a. Umum Universal tapi fleksibel Dirancang agar manusia merupakan bagian terpenting dari sistem Tiap orang mempunyai peran b. External Sejalan dengan sistem lain, bisa menerima dan memberi informasi/feedback ke MPC SFC = mesin untuk menjalankan perusahaan Harus integrated, ada interaksi dengan sistem lain c. Internal

Ada due date; due date merupakan yang terpenting dalam SFC Ada lead time Data valid dan akurat 2. Prinsip Operasional a. Umum SFC sangat kompleks Jika ada masalah dengan material/kapasitas jangan direlease b. Order Release Adalah aktifitas utma dalam SFC Ukuran SFC yang baik adalah yang menghasilkan : - Order release on time - Rate konsisten dengan kapasitas - Tiap order sudah Ok - Order yang bermasalah ditunda c. Dispatching Tidak ada teori yang terbaik, tergantung dari shop load, capacity, layout, kriteria, dan kompleksitas Dispatching ok jika prinsip order release diikuti Perlu ada prioritas dalam loading d. Feedback Mampu bereaksi terhadap perubahan yang kecil Hindarkan expediting Expediting merupakan indikasi adanya : - order > kapasitas - material shortage - operator unskilled - maintenance kurang memadai e. Queue Control

Minimasi antrial di setiap work station Kendalikan flow of order ke line f. Aktifitas SFC meliputi : Order release Dispatching Sequencing Scheduling Reporting g. Order Release Merupakan aktivitas yang dilakukan sebelum suatu order dilepas ke shop floor mulai dari dokumentasi sampai produksi Informasi yang dibutuhkan untuk order release : - Identifikasi order - Routing - Time standar - Kebutuhan material telah dipenuhi - Laporan, due date, kondisi material Pemeriksaan material siap agar bahan yang dibutuhkan tersedia Evaluasi kapasitas Load leveling h. Dispatching Adalah upaya agar kebutuhan tersedia Aktivitas utama dispatching adalah order sequencing, schedul maintenance, schedul, down time, dan utilisasi i. Dispatchlist Adalah daftar order yang harus dikerjakan disetiap work station dengan urutan tertentu j. Sequencing Proses menentukan urutan job yang akan diproses ditiap fasilitas denfgan metode tertentu terhadap sumber daya mesin, tool, material

Aktivitas sequencing : PRIORITY RULE : EDD, SPT, EODD, EOST k. Scheduling Penentuan saat dimulai dan berakhirnya suatu order Feedback merupakan bagian penting dalam SPC l. Order disposition Aktivitas mengeluarkan order dari sistem, jika terjadi order habis, dan scrapt

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Karet_gelang http://www.madehow.com/Volume-1/Rubber-Band.html http://distians.wordpress.com/2007/09/28/sistem-produksi-2/