pt resource alam indonesia tbk dan entitas anak … · pt resource alam indonesia tbk dan entitas...

79
PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) (DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) D A N

Upload: dangtuyen

Post on 31-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) (DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012)

D A N

PT RESOURCE ALAM INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK DAFTAR ISI

Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN PER 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) 1-3 LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT) 4 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT) 5 LAPORAN ARUS KAS INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT) 6 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) 7-76 CONSOLIDATED STATEMENTS OF CAFLOWS FOR THE YEARS ENDED OLIDATED BALANCE SHEETS AS OF MARCH 31, 2011 AND 201 0 i

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian ini

1

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN PER 30 JUNI 2013 DAN 31 DESEMBER 2012

(Dinyatakan dalam dolar AS, kecuali dinyatakan lain)

Tidak Diaudit Diaudit 30 Juni 31 Desember

Catatan 2013 2012

ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2q,4,36 4.979.775 7.654.395 Investasi jangka pendek 2c,2q,5,36 552.378 493.882 Piutang usaha : Pihak ketiga - neto 2q,6,36 21.057.401 17.220.201 Pihak berelasi 2r,6,31 44.305 41.759 Piutang lain-lain 2q,36 4.239 1.064.004 Persediaan – neto 2d,7 7.924.008 10.682.084 Uang muka 1.213.071 788.915 Biaya dibayar dimuka 2e,8 1.184.522 627.970 Pajak dibayar dimuka 2j,16 15.261.036 9.853.466 Piutang kepada pihak-pihak berelasi 2q,2r,31,36 455.789 -

TOTAL ASET LANCAR 52.676.524 48.426.676

ASET TIDAK LANCAR Uang muka investasi 9 2.508.309 3.611.808 Aset pajak tangguhan – neto 2j,16 496.975 384.573 Aset tetap – neto 2f,2h,2m,10 36.220.694 35.580.280 Aset takberwujud - neto 2g,2h 68.563 80.456 Uang muka jangka panjang 11 3.469.143 1.000.735 Taksiran tagihan pajak 2j,16 3.222.871 2.120.787 Aset eksplorasi dan evaluasi 2i,12 11.681.787 8.120.951 Properti tambang – neto 2i,13 1.980.944 2.117.760 Aset keuangan tidak lancar lainnya 2q,14,36 691.113 672.634 Aset tidak lancar lainnya 2e 1.394.743 1.684.848

TOTAL ASET TIDAK LANCAR 61.735.142 55.374.832

TOTAL ASET 114.411.666 103.801.508

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian ini

2

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk

DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

PER 30 JUNI 2013 DAN 31 DESEMBER 2012 (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 31 Desember Catatan 2013 2012

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha - pihak ketiga 2p,15,36 13.381.294 13.005.453 Utang lain-lain 2q,36,39 1.539.915 2.168.690 Utang pajak 2j,16 175.926 1.409.026 Beban akrual 2p,17,36 11.137.759 3.825.761 Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun : 2q,36 Utang sewa pembiayaan 2m,18 84.537 448.332 Utang pembiayaan konsumen 85.357 114.353 Uang jaminan 2q,19,34,36 5.061.859 3.600.000 Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 2k - 293.169 Utang kepada pihak-pihak berelasi 2q,36 40.286 -

TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 31.506.933 24.864.784

LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: 2q,36 Utang sewa pembiayaan 2m,18 863.502 - Utang pembiayaan konsumen - 12.622 Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 2k,20 1.110.494 1.128.919 Uang jaminan - setelah dikurangi bagian lancar 2q,19,34,36 6.041.081 2.139.484 Penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi Lingkungan hidup 2l,21,34 2.350.551 2.356.858

TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 10.365.628 5.637.883

TOTAL LIABILITAS 41.872.561 30.502.667

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian ini

3

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN PER 30 JUNI 2013 DAN 31 DESEMBER 2012

(Dinyatakan dalam dolar AS, kecuali dinyatakan lain)

Tidak Diaudit Diaudit

30 Juni 31 Desember Catatan 2013 2012 EKUITAS EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK PERUSAHAAN Modal Saham – nilai nominal Rp50 per saham Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor

penuh - 1.000.000.000 saham 22 24.039.183 24.039.183

Tambahan modal disetor 2n,23 588.536 588.536 Saham treasuri 2n,24 (6.261.308) (2.360.587) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2b (29.116.242) (29.221.721) Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya 38 533.044 426.873 Belum ditentukan penggunaannya 81.014.567 78.292.144

Neto 70.797.780 71.764.428 Kepentingan nonpengendali 2b 1.741.325 1.534.413

TOTAL EKUITAS 72.539.105 73.298.841

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 114.411.666 103.801.508

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian ini

4

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk

DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF INTERIM KONSOLIDASIAN

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)

(Dinyatakan dalam dolar AS, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 30 Juni Catatan 2013 2012

PENJUALAN NETO 2o,2r,25,31 102.411.042 110.420.330

BEBAN POKOK PENJUALAN 2o,26 (72.013.738) (71.679.626)

LABA KOTOR 30.397.304 38.740.704

Beban penjualan 2o,27 (11.388.080) (11.021.033) Beban umum dan administrasi 2o,28 (3.241.789) (2.603.187)

Total beban operasi (14.629.869) (13.624.220)

LABA USAHA 15.767.435 25.116.484

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2o,29

Beban keuangan (44.249) (109.887) Pendapatan keuangan 86.334 716.736 Laba penjualan aktiva tetap 2.014 322.905 Keuntungan (kerugian) selisih kurs, bersih (379.644) (1.449.137) Pendapatan (beban) lain-lain, bersih 96.224 (85.843)

Total pendapatan (beban) lain-lain - net (239.321) (605.226)

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 15.528.114 24.511.258

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2j

Kini (4.858.203) (8.169.478) Tangguhan 116.041 -

Beban pajak penghasilan – neto (4.742.162) (8.169.478)

LABA NETO PERIODE BERJALAN 10.785.952 16.341.780 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN 105.479 464.836

LABA KOMPREHENSIF NETO PERIODE BERJALAN 10.891.431 16.806.616

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik entitas induk 30 10.791.418 16.341.779 Kepentingan nonpengendali 2b (5.466) 1

Neto 10.785.952 16.341.780

Laba komprehensif neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik entitas induk 10.896.897 16.806.615 Kepentingan nonpengendali 2b (5.466) 1

Neto 10.891.431 16.806.616

LABA NETO PER SAHAM 2s,30 0,0108 0,0168

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian ini

5

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan

Saldo laba

Modal saham Selisih kurs Telah Belum ditempatkan Tambahan Saham karena penjabaran ditentukan ditentukan Kepentingan Catatan dan disetor penuh modal disetor treasuri laporan keuangan penggunaannya pengunaannya Non pengendali Total Ekuitas

SALDO PER 31 DESEMBER 2011 24.039.183 588.536 - (28.565.350) 320.705 76.040.272 11.716 72.435.062 Beban komprehensif lain Jan sd Juni 2012 - - - (464.835) - - - (464.835) Pembentukan dana cadangan - - - - 108.108 (108.108) - - Kepentingan Non-Pengendali atas entitas anak yang baru diperoleh - - - - - - 8.088 8.088 Deviden kas - - - - - (21.621.620) (2) (21.621.622) Laba Bersih per 30 Juni 2012 - - - - - 16.341.779 1 16.341.780

SALDO PER 30 JUNI 2012 24.039.183 588.536 - (29.030.185) 428.813 70.652.323 19.803 66.698.473

SALDO PER 1 JANUARI 2013 24.039.183 588.536 (2.360.587) (29.221.721) 426.873 78.292.144 1.534.413 73.298.841

Saham treasuri 24 - - (3.900.721) - - - - (3.900.721) Laba bersih tahun 2013 - - - - - 10.791.418 (5.466) 10.785.952 Pembentukan dana cadangan - - - - 106.171 (106.171) - - Deviden kas - - - - - (7.962.824) - (7.962.824) Kepentingan Non-Pengendali atas entitas anak yang baru diperoleh - - - - - - 212.378 212.378 Pendapatan komprehensif lain - - - 105.479 - - - 105.479

SALDO PER 30 JUNI 2013 24.039.183 588.536 (6.261.308) (29.116.242) 533.044 81.014.567 1.741.325 72.539.105

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Interim Konsolidasian ini

6

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN ARUS KAS INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 30 Juni

2013 2012

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 98.588.516 111.784.856 Penerimaan dari pendapatan bunga 86.334 716.736 Pembayaran kas kepada : Pemasok dan kontraktor (57.445.096) (57.598.087 ) Karyawan (2.995.815) (1.971.226 ) Pembayaran untuk : Royalti (10.597.950) (13.762.460) Beban penjualan dan umum dan administrasi (7.777.768) (13.552.075) Pajak penghasilan badan (5.759.051) (8.209.528) Biaya keuangan (44.249) (109.887) Lain-lain neto 519.551 (8.177.171)

Kas neto diperoleh dari aktivitas operasi 14.574.472 9.121.158

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan (peningkatan) uang muka jangka panjang (2.468.408) (5.859.255) Penurunan (peningkatan) aset tidak lancar lainnya 290.105 (6.989) Penurunan (peningkatan) piutang kepada pihak-pihak berelasi (455.789) 479 Penurunan (peningkatan) aset tetap (705.274) (1.652.521) Pembayaran untuk aset eksplorasi dan evaluasi (1.034.792) (6.803.515) Perolehan entitas anak, setelah dikurangi kas yang diperoleh (1.996.142) - Penurunan (peningkatan) uang muka investasi 1.103.499 124.772 Penurunan (peningkatan) aset keuangan tidak lancar lainnya (18.479) - Penurunan (peningkatan) investasi jangka pendek (42.620 ) (87.302) Pembayaran untuk properti tambang - 1.123.591

Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi (5.327.900) (13.160.740)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Peningkatan (penurunan) utang kepada pihak-pihak berelasi (390.765) 1.511.392 Pembelian saham treasuri (3.900.722) - Pembayaran dividen kas (7.962.824) (20.737.868) Pembayaran untuk: Utang sewa pembiayaan (391.293) (335.026) Utang bank jangka pendek (41.618) (192.599)

Kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan (12.687.222) (19.754.101)

PENINGKATAN / (PENURUNAN ) NETO KAS DAN SETARA KAS (3.440.650) (23.793.683) PENGARUH NETO PERUBAHAN KURS PADA KAS DAN SETARA KAS 766.030 (464.835) KAS DAN SETARA KAS, AWAL 7.654.395 47.760.904

KAS DAN SETARA KAS, AKHIR 4.979.775 23.502.386

Informasi tambahan tentang aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas disajikan di Catatan 39 atas laporan keuangan konsolidasian.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN

ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012)

(Dinyatakan dalam dolar AS, kecuali dinyatakan lain)

7

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Resource Alam Indonesia Tbk (“Perusahaan”) pada awalnya didirikan dengan nama PT Kurnia Kapuas Utama Glue Industries (yang kemudian berubah menjadi PT Kurnia Kapuas Utama Tbk), dalam Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970, berdasarkan akta notaris No. 32 dari Didi Sudjadi, S.H. tanggal 8 Juli 1981. Akta pendirian Perusahaan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/27/4 tanggal 16 Maret 1982 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 20 Mei 1986, Tambahan No. 690. Berdasarkan akta notaris No. 15 dari Elisabeth Veronika Ely, S.H. tanggal 5 September 2003, nama Perusahaan telah diubah dari PT Kurnia Kapuas Utama Tbk menjadi PT Resource Alam Indonesia Tbk. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-27044.HT.01.04.TH.2003 tanggal 12 November 2003 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 5984, Tambahan No. 50 tanggal 22 Juni 2004.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahaan, dengan perubahan terakhir melalui akta notaris No. 153 dari Butario Tigris, S.H., S.E., M.H. tanggal 24 Mei 2013 mengenal perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha utama Perusahaan adalah menjalankan usaha dibidang pertambangan, perhutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perindustrian, pengangkutan dan perdagangan umum. Saat ini Perusahaan hanya bergerak di bidang industri High Pressure Laminate. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1983.

Perusahaan berdomisili di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dengan lokasi pabrik di Pontianak, Kalimantan Barat dan Palembang, Sumatra Selatan. Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Bumi Raya Utama, Jl. Pembangunan I No. 3, Jakarta.

Perusahaan tidak mempunyai entitas induk oleh karena tidak ada pemegang saham Perusahaan yang memiliki porsi kepemilikan efektif atau hak suara diatas 50%.

b. Penawaran umum efek Perusahaan

Berdasarkan Surat Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No.S-627/PM/1991 tanggal 18 Mei 1991, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan dalam rangka Penawaran Umum 4.500.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000 persaham dengan harga penawaran sebesar Rp5.700 per saham telah dinyatakan efektif. Pada tanggal 1 Juli 1991, Perusahaan mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan akta No. 97 dari Notaris Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 10 September 2009, Perusahaan telah melakukan pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:4. Akta perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-52724.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 30 Oktober 2009. Pemecahan saham tersebut efektif pada tanggal 18 Maret 2010.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

8

1. UMUM (Lanjutan) c. Entitas Anak (Lanjutan)

Persentase kepemilikan Perusahaan dan total aset entitas anak, adalah sebagai berikut :

Tahun Awa/ Persentase Operasi Pemilikan (%) Total Aset Sebelum Eliminasi Entitas Anak Domisili Kegiatan Usaha Komersial

2013 2012 2013 2012

PT Insani Baraperkasa Jakarta Pertambangan 2006 99,99 99,99 77.672.474 92.362.984 (IBP) batubara (dalam tahap eksplo- rasi dan eksploitasi) PT Resource Alam Energi Jakarta Pertambangan - 99,99 99,99 201.202 206.683 (RAE) batubara dan gas Metana (dalam tahap pengembangan) PT Power Alam Lestari (PAL) Jakarta Industri - 90,00 90,00 103.907 104.155 pembangkit listrik tenaga uap (dalam tahap pengembangan) PT Loa Haur (LH) Jakarta Pertambangan - 60,00 60,00 4.062.932 4.093.518 Batubara ( dalam tahap Pengembangan) PT Anugerah Bumi Jakarta Jasa - 99,95 99,95 231.264 223.020 Mahakam (ABM) Pengelolaan Pelabuhan PT Bumi Perangat Jakarta Perdagangan, - 99,95 99,95 201.401 208.801 Hijau (BPH) Real estate PT Kurnia Mahakam Jakarta Perdagangan, - 99,95 99,95 201.245 208.801 Industri (K M I) Real estate PT. Kaltim Mineral Jakarta Pertambangan - 75,00 - 1.683.626 -

(KM) (dalam tahap Pengembangan) PT. Bumiraya Hijau Jakarta Perdagangan, - 99,99 - 101.440 - Lestari (BHL) Real estate

IBP

Berdasarkan akta notaris Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., No. 171 tanggal 20 Juli 2011, IBP meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari semula sebesar Rp12.500.000.000 (setara dengan US$1.656.703) menjadi sebesar Rp25.000.000.000 (setara dengan US$3.3114.599) Peningkatan tersebut terbagi dalam 12.500.000 saham, dengan nilai nominal sebesar Rp1.000 persaham. Perusahaan mengambil bagian sebanyak 12.499.999 saham atau sebesar Rp12.499.999.000 (setara dengan US$1.457.895,88) (99,99%) sedangkan sisanya sebesar satu saham atau sebesar Rp1.000 (0,01%) diambil oleh Tn. Pintarso Adijanto.

IBP melakukan kegiatan usahanya berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (“PKP2B”) antara IBP dan Pemerintah Republik Indonesia (“Pemerintah”) yang diwakili oleh Menteri Pertambangan dan Energi, efektif pada tanggal 20 November 1997.

Berdasarkan ketentuan PKP2B, IBP bertindak sebagai kontraktor Pemerintah yang bertanggung jawab atas kegiatan penambangan batubara di area yang berlokasi di Kalimantan Timur. IBP memulai periode operasi selama 30 tahun yang dimulai pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2036 dengan memproduksi batubara yang dimulai di area of interest Simpang Pasir. IBP berhak atas 86,5% batubara yang diproduksi dan 13,5% sisanya merupakan bagian Pemerintah. IBP menerapkan metode royalti kas berdasarkan penjualan sesuai dengan peraturan pemerintah untuk memenuhi jumlah produksi yang menjadi bagian Pemerintah.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

9

1. UMUM (Lanjutan) c. Entitas Anak (Lanjutan)

IBP (lanjutan) Pendapatan IBP mencerminkan 100% penjualan batubara dan beban royalti kepada Pemerintah dibukukan sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Rincian area eksploitasi IBP pada tanggal 30 Juni 2013 adalah sebagai berikut (tidak diaudit) :

Jumlah produksi Total cadangan (Ton) Jumlah terbukti terbukti per Nama lokasi Luas (ha) Periode berjalan Akumulasi 30 Juni 2013

Simpang Pasir 430 870.000 26.177 843.249 26.751

Bayur 599 1.000.000 38.553 234.672 765.328

Tani Bakti 379 22.934.830 24.189 24.189 22.910.641

Gunung Pinang 945 3.200.000 35.706 1.947.272 1.252.728 Loajanan 10.040 54.692.176 1.939.536 11.747.476 42.944.700 Separi 7.019 6.600.000 - - 6.600.000 Perangat 2.919 4.180.009 - - 4.180.009 Maukiri 2.147 2.455.823 - - 2.455.823

Total 24.478 95.932.838 2.064.161 14.796.858 81.135.980

Informasi mengenai total cadangan terbukti diatas dibuat berdasarkan eksplorasi internal IBP. Berdasarkan laporan “Estimasi Sumber dan Cadangan” No. 06/RP/I/2012, pada bulan April 2012, yang diterbitkan oleh PT Britmindo, total cadangan terbukti yang terdapat pada sub blok area Loajanan seluas 500 hektar adalah sebesar 34,45 juta MT. Dari total wilayah kuasa pertambangan seluas 24.478 hektar, seluas 9.280 hektar terletak di Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK).

RAE Pada tanggal 18 Juli 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan IBP, entitas anak. Berdasarkan perjanjian, Perusahaan mengambil alih 99,99% kepemilikan saham RAE dari IBP dengan menggunakan nilai nominal. Sisanya sebesar satu saham atau sebesar Rp1.000 (0,01%) yang dimiliki oleh Tn Pintarso Adijanto diambil alih oleh Tn. Hendro Martowardojo.

PAL Berdasarkan akta notaris No. 4 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 5 September 2011, Perusahaan dan Tn. Hendro Martowardojo mendirikan entitas anak dengan nama PT Power Alam Lestari (PAL), dengan total modal awal disetor sebesar Rp1.000.000.000 (setara dengan US$117.110) yang terbagi dalam 10.000 saham, dengan nilai nominal sebesar Rp100.000. Perusahaan mengambil bagian sebanyak 9.000 saham atau sebesar Rp900.000.000 (setara dengan US$105.400) (90,00%) sedangkan sisanya sebesar 1.000 saham atau sebesar Rp100.000.000 (setara dengan US$11.710) (10,00%) diambil oleh Tn. Hendro Martowardojo.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

10

1. UMUM (Lanjutan) c. Entitas Anak (Lanjutan) LH

Berdasarkan akta notaris no 87 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 8 Mei 2012 perusahaan memperoleh 60 % kepemilikan atas LH dengan harga perolehan sebesar Rp14.508.000.000 (setara dengan US$1.563.362). LH mempunyai Izin Usaha Pertambangan eksplorasi bahan galian batu bara di Kalimantan Tengah, Indonesia dan masih dalam tahap eksplorasi pada tanggal 30 Juni 2013. Berdasarkan akta notaris Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., No. 199 tanggal 17 September 2012, Loa Haur meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari semula sebesar Rp180.000.000 (setara dengan US$19.397) menjadi sebesar Rp36.000.000.000 (setara dengan US$3.810.696) Peningkatan tersebut terbagi dalam 1.791.000 saham, dengan nilai nominal sebesar Rp20.000 persaham. Perusahaan mengambil bagian sebanyak 1.074.600 saham atau sebesar Rp21.492.000.000 (setara dengan US$2.273.957) (60%) sedangkan sisanya sebesar 716.400 saham atau sebesar Rp14.328.000.000 (setara dengan US$1.516.519) (40%) diambil oleh pihak-pihak ketiga. Oleh karena pada tanggal akuisisi LH belum memenuhi definisi bisnis seperti yang dipersyaratkan oelh PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, transaksi diatas dicatas sebagai akuisisi aset dimana harga perolehan dialokasikan kepada masing-masing aset dan liabilitas teridentifikasi berdasarkan nilai wajar relatifnya pada tanggal pembelian.

Jumlah Jumlah (Dalam rupiah) (Dalam dolar AS)

Harga perolehan melalui pembayaran Kas 14.508.000.000 1.563.362 Aset bersih yang diperoleh (108.000.000) (11.638)

Aset eksplorasi dan evaluasi 14.400.000.000 1.551.724

Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi tersebut sebagai berikut :

Jumlah Jumlah (Dalam rupiah) (Dalam dolar AS)

Kas dan setara kas 239.580.000 25.817 Aset eksplorasi dan evaluasi 35.760.420.000 3.853.494 Utang usaha (35.820.000.000) (3.859.914)

Aset bersih 180.000.000 19.397 Kepemilikan yang diakuisisi 60 % 60%

Aset bersih yang diperoleh 108.000.000 11.638 Aset eksplorasi dan evaluasi 14.400.000.000 1.551.724

Harga perolehan 14.508.000.000 1.563.362

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

11

1. UMUM (Lanjutan) c. Entitas Anak (Lanjutan)

ABM Berdasarkan akta notaris No. 147 dari Buntario Tigris, S.H., M.H., tanggal 23 Juli 2012,

Perusahaan dan Tn. Pintarso Adijanto mendirikan entitas anak dengan nama PT Anugerah Bumi Mahakam (ABM), dengan total modal disetor awal sebesar Rp2.000.000.000 (setara dengan US$210.682) yang terbagi dalam 2.000 lembar saham, dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000. Perusahaan mengambil bagian sebanyak 1.999 saham atau sebesar Rp1.999.000.000 (setara dengan US$210.577) (99,95%) sedangkan sisanya sebesar 1 saham atau sebesar Rp1.000.000 (setara dengan US$105) (0,05%) diambil oleh Tn. Pintarso Adijanto.

BPH Berdasarkan akta notaris No. 148 dari Buntario Tigris, S.H., M.H., tanggal 23 Juli 2012,

Perusahaan dan Tn. Pintarso Adijanto mendirikan entitas anak dengan nama PT Bumi Perangat Hijau (BPH), dengan total modal disetor awal sebesar Rp2.000.000.000 (setara dengan US$210.682) yang terbagi dalam 2.000 lembar saham, dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000. Perusahaan mengambil bagian sebanyak 1.999 saham atau sebesar Rp1.999.000.000 (setara dengan US$210.577) (99,95%) sedangkan sisanya sebesar 1 saham atau sebesar Rp1.000.000 (setara dengan US$105) (0,05%) diambil oleh Tn. Pintarso Adijanto.

KMI Berdasarkan akta notaris No. 149 dari Buntario Tigris, S.H., M.H., tanggal 23 Juli 2012,

Perusahaan dan Tn. Pintarso Adijanto mendirikan entitas anak dengan nama PT Kurnia Mahakam Industri (KMI), dengan total modal disetor awal sebesar Rp2.000.000.000 (setara dengan US$210.682) yang terbagi dalam 2.000 lembar saham, dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000. Perusahaan mengambil bagian sebanyak 1.999 saham atau sebesar Rp1.999.000.000 (setara dengan US$210.577) (99,95%) sedangkan sisanya sebesar 1 saham atau sebesar Rp1.000.000 (setara dengan US$105) (0,05%) diambil oleh Tn. Pintarso Adijanto.

KM

Berdasarkan akta notaris no 172 dan 173 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 22 Februari 2013 perusahaan memperoleh 75% kepemilikan atas Kaltim Mineral (KM) dengan harga perolehan sebesarUS$2.000.000,00. KM mempunyai Izin Usaha Pertambangan eksplorasi bahan galian batu bara di Kalimantan Tengah, Indonesia dan masih dalam tahap eksplorasi pada tanggal 30 Juni 2013. Oleh karena pada tanggal akuisisi KM belum memenuhi definisi bisnis seperti yang dipersyaratkan oelh PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, transaksi diatas dicatas sebagai akuisisi aset dimana harga perolehan dialokasikan kepada masing-masing aset dan liabilitas teridentifikasi berdasarkan nilai wajar relatifnya pada tanggal pembelian.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

12

1. UMUM (Lanjutan) c. Entitas Anak (Lanjutan)

KM (Lanjutan) Jumlah Jumlah

(Dalam rupiah) (Dalam dolar AS)

Harga perolehan melalui pembayaran Kas 19.084.000.000 2.000.000 Aset bersih yang diperoleh (3.610.133.829) (371.681)

Aset eksplorasi dan evaluasi 15.473.866.171 1.628.319

Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi tersebut sebagai berikut :

Jumlah Jumlah (Dalam rupiah) (Dalam dolar AS)

Kas dan setara kas 37.471.081 3.858 Piutang karyawan 16.467.772 1.695 Investasi jangka pendek 154.200.000 15.876 Aset Tetap 72.568.777 7.471 Aset eksplorasi dan evaluasi 8.719.603.960 897.725 Utang usaha (4.186.799.818) (431.051)

Aset bersih 4.813.511.772 495.574 Kepemilikan yang diakuisisi 75 % 75%

Aset bersih yang diperoleh 3.610.133.829 371.681 Aset eksplorasi dan evaluasi 15.473.866.171 1.628.319

Harga perolehan 19.084.000.000 2.000.000

BHL Berdasarkan akta notaris No. 89 dari Buntario Tigris, S.H., M.H., tanggal 12 Oktober 2012,

Perusahaan dan Tn. Pintarso Adijanto mendirikan entitas anak dengan nama PT Bumiraya Hijau Lestari (BHL), dengan total modal disetor awal sebesar Rp1.000.000.000 (setara dengan US$104,112) yang terbagi dalam 1.000 lembar saham, dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000. Perusahaan mengambil bagian sebanyak 999 saham atau sebesar Rp999.000.000 (setara dengan US$104.008) (99,99%) sedangkan sisanya sebesar 1 saham atau sebesar Rp1.000.000 (setara dengan US$104) (0,01%) diambil oleh Tn. Pintarso Adijanto.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

13

1. UMUM (Lanjutan)

d. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Susunan Dewan Komisari dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

2013 2012

Komisaris Utama Hendro Martowardojo Hendro Martowardojo Komisaris Independen Suria Martara Tjahaja Suria Martara Tjahaja Komisaris Independen Andrew James Wilson Andrew James Wilson Komisaris Swandono Adijanto Swandono Adijanto Komisaris Ge Luiyanto Yamin Ge Luiyanto Yamin Direktur Utama Pintarso Adijanto Pintarso Adijanto Direktur Chamilus Salimbo Chamilus Salimbo Direktur Bambang Prijonohadi Bambang Prijonohadi Direktur Wimpi Salim Wimpi Salim Direktur Agoes Soegiarto Soeparman - Direktur Winanto Winanto

Jumlah karyawan Perusahaan masing-masing 192 dan 172 orang untuk tahun 2013 dan 2012.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar penyusunan laporan keuangan Interim konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia („‟DSAK‟‟) serta peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Seperti yang diungkapkan dalam catatan-catatan terkait dibawah ini, Perusahaan dan entitas anak menerapkan Pernyataan-pernyataan Standar Akuntasi Keuangan tertentu yang baru atau telah direvisi dan diterbitkan, berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012, baik secara prospektif maupun retrospektif. Kecuali untuk laporan arus kas, laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan basis akrual, dengan menggunakan dasar pengukuran biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disajikan berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian yang disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang fungsional Perusahaan adalah rupiah dan setiap entitas anak secara individual menetapkan mata uang fungsionalnya. Transaksi-transaksi di dalam laporan keuangan dari setiap entitas anak diukur menggunakan mata uang fungsional. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah dolar AS (Catatan 3).

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak (IBP, RAE, PAL, LH, ABM, BPH, KMI,KM dan BHL ) di mana Perusahaan, baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham. Seluruh transaksi material dan saldo akun antar perusahaan (termasuk laba atau rugi yang signifikan yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non Pengendali (KNP) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan Kelompok Usaha pada suatu entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi (Lanjutan) Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan entitas anak: - menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, jika ada; - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; - mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

- mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai laba rugi; dan

- mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam bagian ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Untuk tujuan konsolidasi, laporan keuangan Perusahaan dan beberapa entitas anak (RAE, PAL, LH, ABM, BPH, KMI, KM dan BHL ) yang mata uang fungsionalnya rupiah dijabarkan ke dalam dolar AS dengan melalui prosedur berikut:

- Semua akun aset dan liabilitas dijabarkan menggunakan kurs rata-rata pembelian dan penjualan Bank Indonesia pada akhir periode pelaporan.

- Semua akun penghasilan dan beban dijabarkan menggunakan rata-rata tertimbang dari kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku selama periode pelaporan.

- Akun ekuitas dijabarkan dengan menggunakan kurs historis. Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan diatas disajikan sebagai “Beban Komprehensif Lain” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan akumulasi dari selisih tersebut disajikan sebagai “Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan” dalam bagian ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

c. Setara kas Deposito berjangka dengan jangka waktu enam bulan atau kurang sejak tanggal penempatan, dan tidak digunakan sebagai jaminan, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas kewajiban IBP untuk biaya reklamasi dan proses pelaksanaan tender PT PLN Batubara, disajikan sebagai “Investasi Jangka Pendek” dalam bagian aset lancar pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

d. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai perolehan atau nilai realisasi neto. Nilai perolehan untuk barang jadi ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang, sedangkan nilai perolehan untuk bahan baku, bahan pembantu dan bahan bakar ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama (“FIFO”).

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

d. Persediaan (lanjutan)

Penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan untuk menurunkan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersih.

Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal, dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan perkiraan biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

e. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. Bagian yang akan diamortisasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dari periode pelaporan disajikan sebagai bagian dari “Aset Tidak Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

f. Aset tetap

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. Penerapan PSAK No.16 (Revisi 2011) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan aset tetap meliputi: (a) harga pembelian, (b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisinya sekarang, dan (c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan dan restorasi lokasi aset (jika ada). Pada setiap akhir periode pelaporan, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap direview oleh manajemen dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan. Pada saat pemeliharaan dan perbaikan yang signifikan dilakukan, biaya tersebut diakui ke dalam nilai tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan lainnya yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dibebankan langsung pada operasi berjalan. Nilai residu dari aset adalah estimasi jumlah yang dapat diperoleh Perusahan dan entitas anak dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, ketika aset telah mencapai akhir umur manfaatnya.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) f. Aset tetap (lanjutan)

Penyusutan dimulai saat aset tetap tersedia untuk digunakan dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat ekonomis aset sebagai berikut:

Tahun Bangunan dan prasarana 10-20 Mesin dan perlengkapan 5-10 Alat pengangkutan dan alat berat 5-10 Peralatan kantor 5

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak juga menerapkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 25 (2011), “Hak Atas Tanah”. Sesuai dengan ISAK tersebut, biaya perolehan tanah, termasuk biaya pengurusan legal yang timbul pada awal perolehan hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah ditangguhkan sebagai aset takberwujud dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, periode mana yang lebih pendek. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dikreditkan atau dibebankan ke operasi berjalan pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

g. Aset takberwujud

Aset takberwujud yang diperoleh secara terpisah diukur sebesar nilai perolehan pada pengakuan awal. Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai jika ada. Aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas diamortisasi secara garis lurus selama umur manfaat ekonominya dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya penurunan nilai. Periode dan metode amortisasi ditelaah setidaknya setiap akhir periode pelaporan.

Aset takberwujud dihentikan pengakuannya pada saat: (a) dijual; atau (b) ketika tidak ada manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan dari penggunaan

atau penjualan aset tersebut.

Aset takberwujud yang dimiliki oleh Perusahaan dan entitas anak terdiri dari lisensi atas peranti lunak yang memiliki taksiran masa umur manfaat ekonomis 4 tahun.

h. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan entitas anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, maka Perusahaan dan entitas anak menentukan nilai terpulihkan dari UPK yang mana aset tercakup (“aset UPK”).

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

h. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan (lanjutan)

Jumlah terpulihkan dari suatu aset (baik aset individual maupun UPK) adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai “rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan dan entitas anak menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar lain yang tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui sebagai laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka jumlah terpulihkan aset tersebut diestimasi. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat yang telah ditentukan, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui sebagai laba rugi. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

i. Property Pertambangan dan Aset Eksplorasi dan Evaluasi

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan PSAK No. 33 (Revisi 2011), “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum” dan PSAK No. 64, ”Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral”. Efektif tanggal 1 Januari 2012, penyajian akun “Biaya Eksplorasi dan Pengembangan Ditangguhkan” telah dipisahkan menjadi akun “Aset Eksplorasi dan Evaluasi “ dan “Properti Tambang” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Kegiatan eksplorasi dan evaluasi melibatkan pencarian mineral, penentuan kelayakan teknis dan penilaian kelayakan komersial dari sebuah sumber daya teridentifikasi. Kegiatan tersebut meliputi: (i) pengumpulan data eksplorasi melalui topografi, studi geokimia dan geofisika; (ii) pengeboran, penggalian dan sampel; (iii) menentukan dan memeriksa volume dan kualitas sumber daya; dan (iv) meneliti persyaratan transportasi dan infrastruktur.

Biaya administrasi yang tidak dapat langsung diatribusikan dengan suatu daerah eksplorasi khusus dibebankan ke laba atau rugi. Biaya lisensi yang dibayar sehubungan dengan hak untuk mengeksplorasi di daerah eksplorasi yang ada dikapitalisasi dan diamortisasi sejak dimulainya produksi secara komersial. Biaya eksplorasi dan evaluasi dikapitalisasi pada saat terjadinya, kecuali dalam keadaan berikut: (i) sebelum memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu; (ii) setelah dapat dibuktikan dengan kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber

daya mineral atau ditemukannya cadangan terbukti.

Kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi dicatat dalam akun "Aset Eksplorasi dan Evaluasi" dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan dikurangi penyisihan penurunan nilai. Aset tersebut tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan tetapi ditelaah untuk indikasi penurunan nilai. Apabila suatu penurunan potensial terindikasi, penilaian dilakukan untuk setiap area of interest dalam kaitannya dengan kelompok aset operasi terkait (yang merupakan unit penghasil kas) terhadap eksplorasi yang terkait tersebut. Sejauh biaya eksplorasi dan evaluasi tidak diharapkan untuk dipulihkan, biaya tersebut dibebankan ke laba atau rugi. Arus kas terkait dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi dalam laporan arus kas konsolidasian, sedangkan arus kas terkait dengan biaya eksplorasi dan evaluasi yang dibiayakan diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivititas operasi.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

i. Property Pertambangan dan Aset Eksplorasi dan Evaluasi (lanjutan) Pada saat cadangan terbukti ditemukan, aset eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan ke “Tambang dalam tahap pengembangan” dalam “Properti tambang”. Biaya pengembangan terkait dengan konstruksi infrastruktur yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas operasional tambang dikapitalisasi dan diklasifikasikan sebagai “Tambang dalam tahap pengembangan”. Biaya pengembangan adalah neto dari penerimaan atas penjualan mineral yang ditambang pada tahap pengembangan. Pada saat pengembangan telah selesai, semua aset yang termasuk dalam “Tambang dalam pembangunan” diklasifikasikan ke “Tambang dalam tahap produksi” dalam properti pertambangan atau komponen lain dalam aset tetap. Item-item tambang berproduksi dicatat sebesar biaya perolehan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai. Properti tambang mencakup aset dalam tahap produksi dan pengembangan, dan aset yang ditransfer dari aset eksplorasi dan evaluasi. Properti tambang dalam tahap pengembangan tidak diamortisasi sampai tahapan produksi dimulai. Ketika proyek konstruksi tambang masuk ke dalam tahap produksi, kapitalisasi atas biaya pembangunan tambang tertentu dihentikan dan biaya-biaya dapat diakui sebagai bagian dari nilai persediaan atau dibebankan, kecuali untuk biaya yang memenuhi persyaratan untuk kapitalisasi terkait tambahan atau perbaikan aset pertambangan, atau pengembangan cadangan yang dapat ditambang. Akumulasi biaya dari tambang yang telah berproduksi diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi sepanjang cadangan tambang tersebut dapat dipulihkan secara ekonomis.

j. Pajak Penghasilan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak mengadopsi PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”, yang mengharuskan perusahaan entitas anak untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. PSAK No. 46 (Revisi 2010) juga mensyaratkan Perusahaan dan entitas anak mencatat tambahan pajak penghasilan yang berasal dari periode lalu yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”), sebagai bagian dari “Beban Pajak Penghasilan - Neto” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Sebelum tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan enitias anak mencatat tambahan pajak penghasilan yang berasal dari periode yang lalu yang ditetapkan dengan SKP, jika ada, dalam “Beban Operasi Lain” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) j. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Penerapan PSAK No. 46 (Revisi 2010) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Pajak penghasilan kini Aset atau liabilitas pajak penghasilan kini yang berasal dari periode berjalan dan periode sebelumnya dicatat sebesar jumlah ekspektasi direstitusi dari atau dibayarkan kepada Kantor Pajak yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku atau secara substansial telah berlaku. Pajak penghasilan kini yang terkait dengan komponen yang diakui langsung ke ekuitas diakui pada ekuitas. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang diambil Perusahaan dan entitas anak sehubungan dengan situasi dimana relevan pajak terkait memerlukan interpretasi dan melakukan pencadangan jika diperlukan. Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan SKP diakui sebagai pendapatan atau beban dalam operasi periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset. Pajak tangguhan Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dan nilai tercatatnya dalam laporan keuangan konsolidasian pada akhir periode pelaporan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk setiap perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang belum dikompensasi, sejauh terdapat kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang belum dikompensasi. Nilai tercatat dari aset pajak tangguhan direviu pada setiap akhir periode pelaporan dan diturunkan ketika tidak lagi terdapat kemungkinan bahwa akan terdapat laba kena pajak yang memungkinkan semua atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut untuk direalisasi. Penelaahan dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan atas aset pajak tangguhan yang tidak diakui sebelumnya dan aset pajak tangguhan tersebut diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan tersedia sehingga aset pajak tangguhan tersebut dipulihkan. Pajak tangguhan yang terkait dengan pos-pos yang diakui diluar laba rugi diakui diluar laba rugi. Pos pajak tangguhan diakui terkait dengan transaksi yang mendasarinya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) j. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak penjualan

Pendapatan, beban dan aset diakui setelah dikurangi dengan jumlah pajak penjualan, kecuali:

• Dimana pajak penjualan yang timbul dari pembelian aset atau jasa tidak dapat diklaim ke Kantor Pajak, dimana pajak penjualan diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai beban.

• Piutang dan utang yang diakui termasuk pajak penjualan.

k. Imbalan Kerja Karyawan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak mengadopsi PSAK No. 24 (Revisi 2010), ”Imbalan Kerja”. PSAK No. 24 (Revisi 2010), ”Imbalan Kerja” memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode yang sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari kerugian/keuntungan aktuarial, yang antara lain adalah pengakuan langsung dari seluruh keuntungan/kerugian aktuarial. Karena Perusahaan dan entitas anak tidak memilih metode ini namun tetap menggunakan metode pengakuan keuntungan/kerugian sebelumnya seperti diuraikan lebih lanjut berikut ini, maka penerapan awal PSAK No. 24 (Revisi 2010) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan atas laporan keuangan konsolidasian kecuali pengungkapan terkait. Imbalan kerja jangka pendek Perusahaan dan entitas anak mengakui liabilitas imbalan kerja jangka pendek ketika jasa diberikan oleh karyawan dan imbalan atas jasa tersebut akan dibayarkan dalam waktu dua belas bulan setelah jasa tersebut diberikan. Imbalan pasca kerja Perusahaan dan entitas anak mengakui liabilitas imbalan pascakerja dengan mengacu kepada Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan biaya imbalan pascakerja dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuarial projected-unit-credit. Penyisihan biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi periode berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti. Keuntungan atau kerugian yang melebihi batas 10% ini diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan dengan metode garis lurus.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k. Imbalan Kerja Karyawan (lanjutan)

Selanjutnya, biaya jasa masa lalu yang timbul dari pengenalan program imbalan pasti atau perubahan dari imbalan terhutang dari program imbalan pasti yang telah ada, ditangguhkan dan diamortisasi sampai dengan periode dimana imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan (vested).

l. Penyisihan untuk Pengelolaan dan Reklamasi Lingkungan Hidup

Pengeluaran yang terkait dengan pemulihan, rehabilitasi, dan biaya lingkungan hidup lainnya yang akan timbul selama tahap produksi dibebankan sebagai beban pokok penjualan pada saat kewajiban itu timbul dari gangguan yang terjadi.

IBP, LH and KM memiliki kewajiban tertentu untuk merestorasi dan merehabilitasi daerah pertambangan serta penarikan aset sesudah produksi selesai.

Penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup diakui ketika:

Terdapat kewajiban kini baik yang bersifat hukum maupun konstruktif, sebagai akibat peristiwa masa lalu;

Besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya; dan

Estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.

m. Sewa

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. Penerapan PSAK No.30 (revisi 2011) tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa, atau perjanjian yang mengandung sewa, didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Dalam sewa pembiayaan, dari sudut pandang Perusahaan dan entitas anak sebagai lessee, Perusahaan dan entitas anak mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewa pembiayaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas yang tersisa. Beban keuangan diakui dalam laba rugi.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

m. Sewa (lanjutan)

Aset sewa pembiayaan disusutkan konsisten dengan metode yang sama yang digunakan untuk aset yang dimiliki sendiri, atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan entitas anak akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Suatu sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laba rugi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

n. Saham Treasuri

Saham treasuri dicatat sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai “Saham Treasuri” dalam bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penjualan saham treasuri diperhitungkan sebagai penambah atau pengurang akun tambahan modal disetor.

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat seluruh risiko dan manfaat yang signifikan atas barang telah dipindahkan kepada pembeli, umumnya pada saat pengiriman barang sesuai persyaratan penjualan. Pendapatan/Beban Bunga Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif (SBE), yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, selama periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pengakuan Beban Beban diakui pada saat terjadinya

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada setiap akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan untuk tahun yang bersangkutan. Laba atau rugi kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 kurs yang digunakan adalah masing- masing sebesar Rp9.929 dan Rp9.670 untuk US$1.

q. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2010), PSAK No. 55 (Revisi 2011) dan PSAK No. 60 tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen keuangan untuk posisi

keuangan dan kinerja; beserta sifat dan tingkat dari instrumen keuangan yang dimiliki oleh Perusahaan dan entitas anak selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

q. Instrumen keuangan (lanjutan) i. Aset keuangan Pengakuan awal

Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, atau mana yang sesuai. Perusahaan dan entitas anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir periode pelaporan. Aset keuangan pada awalnya diakui pada nilai wajar ditambah, dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba atau rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal Perusahaan dan entitas anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, aset keuangan Perusahaan dan entitas anak mencakup kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha dan lain-lain, piutang kepada pihak-pihak berelasi dan aset keuangan tidak lancar lainnya (investasi HTM, piutang jangka panjang dan lain - lain). Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

- Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha dan lain-lain, piutang kepada pihak-pihak berelasi dan aset keuangan tidak lancar lainnya (piutang jangka panjang dan uang jaminan) milik Perusahaan dan entitas anak termasuk dalam kategori ini.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) q. Instrumen keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

- Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM) Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan dan entitas anak mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Aset keuangan tidak lancar lainnya - Investasi HTM milik Perusahaan termasuk dalam kategori ini.

ii. Liabilitas keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan entitas anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak mencakup utang usaha - pihak ketiga, utang lain-lain, beban akrual, utang kepada pihak-pihak berelasi, utang sewa pembiayaan, utang pembiayaan konsumen dan uang jaminan. Perusahaan dan entitas anak telah menetapkan bahwa semua liabilitas keuangan diatas dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

q. Instrumen keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal

Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. iii. Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, entitas saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. iv. Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran pasar (bid prices) yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (“arm’s-length market transactions”), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. Penyesuaian risiko kredit Perusahaan dan entitas anak menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

29

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

q. Instrumen keuangan (lanjutan)

v. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta fee yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

vi. Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan entitas anak mengevaluasi apakah

terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau sekelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang, dan HTM yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan entitas anak terlebih dahulu menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan entitas anak menentukan bahwa tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan penurunan nilai kelompok tersebut ditelaah secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya telah dinilai secara individual dan kerugian atas penurunan nilai aset tersebut telah atau tetap diakui tidak diikutsertakan dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, total kerugian

tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskontokan dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

q. Instrumen keuangan (lanjutan) vi. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun cadangan penurunan

nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui sebagai laba rugi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan dan entitas anak. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan akun cadangan penurunan nilai.

Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya

perolehan diamortisasi yang seharusnya jika tidak pernah terjadi penurunan nilai. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laba rugi.

vii. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan Suatu aset keuangan (atau mana yang berlaku, bagian dari aset keuangan atau bagian dari

kelompok aset keuangan yang sejenis) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan dan entitas anak telah mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berasumsi telah memperoleh kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan; dan salah satu diantara (a) Perusahaan dan entitas anak telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer atau mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas tersebut dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi

pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas persyaratan dari suatu liabilitas keuangan yang ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

31

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

r. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh beberapa pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Rincian saldo dan transaksi yang material dengan pihak-pihak berelasi disajikan dalam Catatan 31.

s. Laba per Saham Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”. Penerapan PSAK No. 56 (Revisi 2011) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan tidak mempunyai saham yang dilutif, oleh karena itu, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Berdasarkan PSAK No. 56, “Laba per Saham”, laba neto per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan di Catatan 30. t. Informasi segmen Segmen adalah komponen yang dapat dibedakan dari Perusahaan dan entitas anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk-produk tertentu (segmen usaha), atau dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.

Segmen pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

32

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

u. Provisi

Provisi diakui jika Perusahaan dan entitas anak memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, maka provisi dibatalkan. v. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Signifikan Oleh Manajemen Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anak mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah ang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material di periode yang akan datang terhadap nilai tercatat aset atau liabilitas yang terkait. Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana Perusahaan dan entitas anak beroperasi. Manajemen mempertimbangkan mata uang yang paling mempengaruhi pendapatan dan beban pokok penjualan dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasari. Berdasarkan substansi ekonomi dari kondisi mendasar yang relevan, mata uang penyajian Perusahan dan entitas anak adalah dolar AS. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalan Catatan 3. Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan dan entias anak menetapkan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan definisi yang ditetapkan di PSAK No.55 (Revisi 2011) terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diungkapkan pada Catatan 36.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

33

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

v. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Signifikan Oleh Manajemen (lanjutan)

Cadangan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha Perusahaan dan entitas anak mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi adanya pelanggan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan dan entitas anak mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit saat ini dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga (jika tersedia) dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan untuk mengurangi total piutang terhadap pelanggan tertentu menjadi jumlah yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan dan entitas anak. Penyisihan ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan penurunan nilai piutang usaha. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6.

Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode keuangan berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan dan entitas anak mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan dan entitas anak. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Imbalan Pascakerja Penentuan liabilitas dan beban Perusahaan dan entitas anak sehubungan dengan imbalan pascakerja bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk, antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat cacat, usia pensiun dan tingkat kematian.

Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan dan entitas anak yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama ekspektasi rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan dan entitas anak berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dan entitas anak dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 20.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

34

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

v. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Signifikan Oleh Manajemen (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Perusahaan dan entitas anak menjalankan bisnisnya. Perubahan ekspektasi tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 10. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 16. Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan

Perusahaan dan entitas anak melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut tidak dapat direalisasikan, di mana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan Perusahaan dan entitas anak atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan untuk periode pelaporan berikutnya. Taksiran atas penghasilan kena pajak berdasarkan hasil pencapaian Perusahaan dan entitas anak di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perencanaan perpajakan di masa depan. Tetapi tidak terdapat kepastian bahwa Perusahaan dan entitas anak dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 16.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

35

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

v. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Signifikan Oleh Manajemen (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Ketidakpastian Liabilitas Perpajakan Dalam situasi tertentu, Perusahaan dan entitas anak tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan oleh otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan dan entitas anak menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57, “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”. Perusahaan dan entitas anak membuat analisa untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui. Perusahaan dan entitas anak menyajikan bunga dan denda untuk kekurangan pembayaran pajak penghasilan sebagai bagian dari “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Estimasi Cadangan

Cadangan merupakan estimasi jumlah batubara yang dapat diekstraksi secara ekonomis dan legal dari wilayah kuasa pertambangan milik IBP. IBP menentukan dan melaporkan cadangan batubara berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam “Standar Nasional Indonesia”. Dalam memperkirakan cadangan batubara diperlukan beberapa asumsi seperti faktor geologi, teknis dan ekonomi, termasuk jumlah, teknik produksi, rasio pengupasan tanah, biaya produksi, biaya transportasi, permintaan komoditas, harga komoditas dan nilai tukar mata uang.

Dalam memperkirakan jumlah dan/atau nilai kalori cadangan batubara memerlukan ukuran, bentuk dan kedalaman batubara atau lahan yang ditentukan dengan menganalisa data geologis seperti sampel pengeboran. Proses ini mungkin memerlukan pertimbangan geologis yang kompleks dan sulit dalam menginterpretasikan data. Karena asumsi-asumsi ekonomi yang digunakan untuk membuat estimasi atas jumlah cadangan berubah dari waktu ke waktu dan karena data geologi tambahan yang dihasilkan selama periode operasi, maka jumlah estimasi cadangan dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan cadangan yang dilaporkan dapat mempengaruhi hasil dan posisi keuangan IBP dalam berbagai bentuk, diantaranya:

Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dapat berubah jika biaya tersebut ditentukan berdasarkan basis unit produksi, atau jika terdapat perubahan masa manfaat ekonomis aset.

Provisi untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup dapat berubah karena perubahan estimasi cadangan yang dapat mempengaruhi ekspektasi akan waktu atau biaya kegiatan-kegiatan tersebut.Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 1c.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

36

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) v. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Signifikan Oleh Manajemen (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Biaya Eksplorasi dan Evaluasi

Kebijakan akuntansi IBP, LH dan KM untuk biaya eksplorasi menimbulkan adanya beberapa biaya yang dikapitalisasi untuk sebuah area of interest yang dianggap dapat dipulihkan oleh kegiatan eksploitasi di masa depan atau dijual atau di mana kegiatan belum mencapai tahap yang memperbolehkan penilaian yang wajar atas adanya cadangan. Kebijakan ini mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tertentu untuk peristiwa dan keadaan di masa depan, khususnya tentang apakah operasi ekstraksi yang ekonomis dapat dilaksanakan. Setiap perkiraan dan asumsi tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika setelah biaya dikapitalisasi berdasarkan kebijakan tidak menunjukkan adanya kemungkinan pemulihan biaya, biaya yang dikapitalisasi tersebut akan dibebankan dalam laba rugi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 12.

Biaya Pengembangan

Kegiatan pengembangan dimulai setelah dilakukan pengesahan proyek oleh tingkat manajemen yang berwenang. Manajemen melakukan pertimbangan untuk menentukan kapan suatu proyek layak dikembangkan secara ekonomis. Dalam melaksanakan pertimbangan tersebut, manajemen perlu membuat estimasi dan asumsi tertentu seperti yang dijelaskan di atas untuk biaya eksplorasi yang dikapitalisasi. Setiap estimasi dan asumsi tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika setelah memulai kegiatan pengembangan ada penilaian bahwa terdapat penurunan nilai biaya pengembangan, jumlah yang sesuai akan dibebankan dalam laba rugi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13.

Provisi untuk Pengelolaan dan Reklamasi Lingkungan Hidup

Kebijakan akuntansi IBP, LH dan KM untuk pengakuan nilai provisi untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup membutuhkan estimasi dan asumsi yang signifikan, seperti persyaratan hukum dan regulasi yang relevan, besarnya kemungkinan lahan terganggu, serta waktu, cakupan dan biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup. Ketidakpastian ini dapat menimbulkan perbedaan atas biaya aktual di masa mendatang dengan jumlah yang dicadangkan saat ini. Pencadangan yang diakui untuk setiap lokasi ditinjau dan diperbarui secara berkala berdasarkan pada fakta dan keadaan pada saat itu. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 21. Penyisihan untuk persediaan usang

Penyisihan untuk persediaan usang diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang akan timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang telah diestimasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 7.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

37

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) v. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Signifikan Oleh Manajemen (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas Anak, setiap aset atau UPK dievaluasi setiap periode pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, perhitungan estimasi nilai terpulihkan akan dilakukan dan penurunan nilai akan diakui sejauh jumlah tercatat melebihi nilai terpulihkan. Nilai terpulihkan dari sebuah aset atau kelompok aset penghasil kas diukur pada nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai, mana yang lebih tinggi.

Penentuan nilai wajar dan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tentang ekspektasi produksi dan volume penjualan, harga komoditas (mempertimbangkan harga saat ini dan masa lalu, tren harga dan faktor-faktor terkait), cadangan, biaya operasi, biaya penutupan dan rehabilitasi serta belanja modal di masa depan. Estimasi dan asumsi ini memiliki risiko dan ketidakpastian; sehingga ada kemungkinan bahwa perubahan situasi akan mengubah proyeksi ini, yang selanjutnya dapat mempengaruhi nilai terpulihkan aset. Dalam keadaan seperti itu, beberapa atau semua aset mungkin akan mengalami penurunan nilai lebih lanjut atau penurunan cadangan nilai, yang dicatat pada laporan laba rugi.

3. PERUBAHAN MATA PENYAJIAN

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, yang menggantikan PSAK No. 10, “Transaksi dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing” dan PSAK No. 52, “Akuntansi Mata Uang Pelaporan”. PSAK revisi ini menetapkan penentuan mata uang fungsional, penjabaran akun dalam mata uang asing ke mata uang fungsional dan penggunaan mata uang penyajian yang berbeda dari mata uang fungsional. Pada tanggal tersebut, IBP (entitas anak) menetapkan bahwa mata uang fungsional dan mata uang penyajiannya adalah dolar AS. Sehubungan dengan perubahan tersebut, manajemen Perusahaan memutuskan untuk mengubah mata uang penyajian laporan keuangan konsolidasian dari rupiah menjadi dolar AS.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

38

4. KAS DAN SETARA KAS

Rincian sebagai berikut : 30 Juni 31 Desember

2013 2012

Kas Rupiah 30.602 17.193

Dolar Amerika Serikat 1 1

Total Kas 30.603 17.194

Bank – pihak ketiga Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk 239.222 1.139.017 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 417.669 931.299 PT Bank Central Asia Tbk 189.212 293.587 PT Bank BRI Syariah 11.703 11.952 PT Bank UOB Indonesia Tbk 5.691 5.868 PT Bank Mandiri Tbk 1.473 - PT Bank Kaltim Syariah (Persero) Tbk 135 151 PT Bank Panin Tbk - 78 PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 5.293

Dolar Amerika Serikat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25.636 1.600.517 PT Bank CIMB Niaga Tbk 7.089 816.474 PT Bank Central Asia Tbk 42.761 40.824

Total Bank 940.591 4.845.060

Deposito Berjangka – pihak ketiga Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk 3.102.145 1.861.428 PT Bank BRI Syariah 906.436 930.713

Total Deposito Berjangka 4.008.581 2.792.141

Total Kas dan Setara Kas 4.979.775 7.654.395

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

39

4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)

Tingkat bunga tahunan deposito berjangka untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

2013 2012

Rekening rupiah 4,25%-6,73% 6,75%-8,43% Rekening dolar 2,5% 3%

Pada tanggal 30 Juni 2013, kas dengan nilai tercatat sebesar US$30.603 telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat pencurian,perampokan dan lainnya. Manajemen IBP berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin terjadi. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, tidak terdapat kas dan setara kas yang digunakan sebagai jaminan atas utang. Pendapatan bunga yang berasal dari kas di bank dan deposito berjangka disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Keuangan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

5. INVESTASI JANGKA PENDEK

Rincian investasi jangka pendek adalah sebagai berikut: 30 Juni 31 Desember

2013 2012

Deposito berjangka dibatasi penggunaannya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 536.848 493.882 PT Bank Mandiri Tbk 15.530 - Total 552.378 493.882

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 deposito berjangka milik IBP dan LH di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan KM di PT Bank Mandiri Tbk , digunakan sebagai jaminan kepada Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi atas kewajiban reklamasi untuk IBP sedangkan LH dan KM untuk jaminan kesungguhan. Deposito berjangka memperoleh bunga dengan tingkat suku bunga tahunan sebesar 5,09 % pada tahun 2013 dan 6,25% pada tahun 2012. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 tidak terdapat deposito berjangka panjang yang dijaminkan sehubungan dengan liabilitas apapun. Pendapatan bunga yang berasal dari deposito berjangka disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Keuangan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

40

6. PIUTANG USAHA

Rincian sebagai berikut : 30 Juni 31 Desember

2013 2012

Pihak ketiga Maxrise Trading Limited 15.124.310 11.198.448 Glob-E Trading & Contractor Pte. Ltd. 2.768.047 2.753.101 LG International 2.685.537 - Hunan Xiangzhong Mining (Group) Ltd. - 2.898.373 PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood - 403.922 Lain-lain (masing-masing dibawah US$400.000) 1.122.458 626.528

Total pihak ketiga 21.700.352 17.880.372 Cadangan penurunan nilai (642.951) (660.171)

Pihak ketiga – neto 21.057.401 17.220.201

Pihak-pihak berelasi (Catatan 31) PT Dekorplas Indah 44.305 41.759 Total 21.101.706 17.261.960

Rincian umur piutang usaha di atas adalah sebagai berikut : 30 Juni 31 Desember 2013 2012

Belum jatuh tempo 14.700.642 8.715.775 Lewat jatuh tempo: 31-90 hari 6.045.593 8.210.543 91-180 hari 2.464 6.119 Lebih dari 180 hari 995.958 989.694

Total 21.744.657 17.922.131 Cadangan penurunan nilai (642.951) (660.171)

Neto 21.101.706 17.261.960

Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang asing sebagai berikut : 30 Juni 31 Desember 2013 2012

Dolar AS 21.549.207 17.664.685 Rupiah 195.450 257.446

Total 21.744.657 17.922.131 Cadangan penurunan nilai (642.951) (660.171)

Neto 21.101.706 17.261.960

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

41

6. PIUTANG USAHA ( Lanjutan )

Mutasi cadangan penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut : 30 Juni 31 Desember 2013 2012

Saldo awal 660.171 703.998 Penyisihan (pemulihan) selama tahun berjalan - - Selisih Kurs penjabaran Laporan keuangan (17.220) (43.827)

Saldo akhir 642.951 660.171

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan penurunan nilai piutang usaha di atas cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan Desember 2012 tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan sehubungan dengan liabilitas apapun.

7. PERSEDIAAN

Rincian sebagai berikut :

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Barang jadi 8.356.550 11.316.708 Bahan baku 678.401 517.879

Bahan pembantu 111.019 96.689 Bahan bakar 32.923 39.304

Total 9.178.893 11.970.580 Penyisihan untuk persediaan usang (1.254.885) (1.288.496)

Neto 7.924.008 10.682.084

Mutasi penyisihan untuk penyisihan usang adalah sebagai berikut :

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Saldo awal 1.288.496 1.192.528 Penyisihan selama tahun berjalan - 275.357 Selisih kurs penjabaran laporan keuangan - (78.771)

Penghapusan selama tahun berjalan (33.611) (100.618)

Saldo akhir 1.254.885 1.288.496

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

42

7. PERSEDIAAN (Lanjutan) Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan entitas anak berpendapat bahwa jumlah penyisihan untuk persediaan usang di atas cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan usang dan nilai persediaan yang ada telah mencerminkan nilai realisasi neto. Pada tanggal 30 Juni 2013, persediaan Perusahaan telah diasuransikan sebesar US$2.422.600 (setara dengan Rp24.053.995.400) terhadap risiko kerugian akibat kebakaran, kecurian dan risiko lainnya dengan keseluruhan jumlah pertanggungan sebesar US$2.200.000 (setara dengan Rp21.843.800.000). Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, tidak terdapat persediaan yang dijaminkan sehubungan dengan liabilitas apapun.

8. BIAYA DIBAYAR DIMUKA Rincian biaya dibayar dimuka sebagai berikut :

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Bagian yang akan diamortisasi dalam waktu satu tahun: dalam waktu satu tahun : Sewa 582.280 518.563 Asuransi 64.897 57.606 Lain-lain 537.345 51.801 Total 1.184.522 627.970

9. UANG MUKA INVESTASI

Rincian uang muka investasi adalah sebagai berikut: 30 Juni 31 Desember

2013 2012

PT Chaido Mega Mineral 805.721 827.301 PT Alam Bumi Karya Abadi 431.967 443.537 PT Borneo Indo Mineral 268.641 275.837 PT Kevindo Ratu Mineral 268.540 275.732 PT Bumi Muller Kalteng 268.540 275.732 PT Tambang Mulia 227.415 233.506 PT Jaya Mineral 227.415 233.506 PT Kaltim Mineral - 1.036.315 Lain-lain 10.070 10.342

Total 2.508.309 3.611.808

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

43

9. UANG MUKA INVESTASI (lanjutan)

a. PT Tambang Mulia (TM), PT Jaya Mineral (JM) dan PT Kaltim Mineral (KM) Berdasarkan akta No. 146 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 16 Desember 2010, Perusahaan setuju untuk membayar uang muka dengan total sebesar USD625.000 (setara dengan Rp5.645.000.000) untuk pembelian 75% kepemilikan saham masing-masing di TM, JM dan KM setelah terpenuhinya syarat-syarat tertentu. Berdasarkan akta no 48 dari Notaris Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 5 Juli 2012, Perusahaan setuju untuk membayar saldo uang muka kedua dengan total sebesar Rp8.892.187.500. Berdasarkan akta notaris no 172 dan 173 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 22 Februari 2013 perusahaan sudah melakukan akusisi atas 75% kepemilikan saham KM dengan harga perolehan sebesar US$2.000.000,00.

b. PT Chaido Mega Mineral

Berdasarkan akta No. 118 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 18 Juli 2011, Perusahaan setuju untuk membeli 75% kepemilikan saham di PT Chaido Mega Mineral setelah terpenuhinya syarat-syarat tertentu. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 saldo uang muka yang telah dibayarkan oleh Perusahaan sehubungan dengan transaksi diatas adalah masing - masing sebesar Rp8.000.000.000 dan Rp8.000.000.000, (setara dengan US$805.721 dan US$827.301).

c. PT Alam Bumi Karya Abadi Berdasarkan akta No. 176 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 18 Agustus 2011, Perusahaan setuju untuk membeli 75% kepemilikan saham di PT Alam Bumi Karya Abadi setelah terpenuhinya syarat-syarat tertentu. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, saldo uang muka yang telah dibayarkan oleh Perusahaan sehubungan dengan transaksi diatas masing - masing adalah sebesar Rp4.289.000.000 dan Rp4.289.000.000 (setara dengan US$431.967 dan US$443.537).

d. PT Borneo Indo Mineral

Berdasarkan akta No. 130 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 18 Juli 2011, Perusahaan setuju untuk membeli 90% kepemilikan saham di PT Borneo Indo Mineral setelah terpenuhinya syarat-syarat tertentu. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, saldo uang muka yang telah dibayarkan oleh Perusahaan sehubungan dengan transaksi diatas masing - masing adalah sebesar Rp2.667.340.000 dan Rp2.667.340.000 (setara dengan US$268.641 dan US$275.837).

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

44

9. UANG MUKA INVESTASI (lanjutan)

e. PT Kevindo Ratu Mineral

Berdasarkan akta No. 122 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 18 Juli 2011, Perusahaan setuju untuk membeli 90% kepemilikan saham di PT Kevindo Ratu Mineral setelah terpenuhinya syarat-syarat tertentu. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 saldo uang muka yang telah dibayarkan oleh Perusahaan sehubungan dengan transaksi diatas masing - masing adalah sebesar Rp2.666.330.000 dan Rp2.666.330.000 (setara dengan US$268.540 dan US$275.732).

f. PT Bumi Muller Kalteng

Berdasarkan akta No. 126 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., tanggal 18 Juli 2011, Perusahaan setuju untuk membeli 90% kepemilikan saham di PT Bumi Muller Kalteng setelah terpenuhinya syarat-syarat tertentu. Pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember 2012, saldo uang muka yang telah dibayarkan oleh Perusahaan sehubungan dengan transaksi diatas masing - masing adalah sebesar Rp2.666.330.000 (setara dengan US$268.540 dan US$275.732).

Sampai dengan tanggal 30 Juni 2013, perusahaan sedang menjalani proses due diligence untuk semua uang muka investasi.

10. ASET TETAP

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:

30 Juni 2013

Saldo Awal Penambahan Akuisisi Pengurangan Reklasiffikasi Selisih kurs Penjabaran Saldo Akhir

Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah 26.614.985 34.750 - - - 81.619 26.731.354 Bangunan dan prasarana 3.391.410 - - - - (24.034) 3.367.376 Mesin dan perlengkapan 8.566.668 7.729 - - - (158.522) 8.415.875 Alat pengangkutan dan alat berat 6.068.930 452.340 94.519 (3.226) 370.438 (13.056) 6.969.945 Peralatan kantor 575.190 30.955 25.582 - - (6.121) 625.606 Aset sewa pembiayaan

Alat pengangkutan dan alat berat 2.267.013 1.080.000 - - (370.438) - 2.976.575

Sub-total 47.484.196 1.605.774 120.101 (3.226) - (120.114) 49.086.731

Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana 1.344.654 105.370 - - - (24.029) 1.425.995 Mesin dan perlengkapan 6.656.168 132.816 - - - (154.372) 6.634.612 Alat pengangkutan dan alat berat 2.699.796 524.984 91.192 (3.226) 176.835 (9.302) 3.480.279 Peralatan kantor 274.533 50.752 22.209 - - (6.626) 340.868 Aset sewa pembiayaan Alat pengangkutan dan alat berat 928.765 232.353 - - (176.835) - 984.283

Sub-total 11.903.916 1.046.275 113.401 (3.226) - (194.329) 12.866.037

Neto 35.580.280 36.220.694

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

45

10. ASET TETAP (lanjutan)

31 Desember 2012

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasiffikasi Selisih kurs Penjabaran Saldo Akhir

Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah 1.184.031 26.071.031 - 37.567 (677.644) 26.614.985 Bangunan dan prasarana 3.224.987 265.158 - (37.567) (61.168) 3.391.410 Mesin dan perlengkapan 8.535.202 440.313 - - (408.847) 8.566.668 Alat pengangkutan dan alat berat 4.503.978 1.841.629 318.547 66.000 (24.130) 6.068.930 Peralatan kantor 677.273 199.229 285.769 - (15.543) 575.190 Aset sewa pembiayaan

Alat pengangkutan dan alat berat 2.333.013 - - (66.000) - 2.267.013

Sub-total 20.458.484 28.817.360 604.316 - (1.187.332) 47.484.196

Akumulasi penyusutan

Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana 1.152.136 253.457 - - (60.939) 1.344.654 Mesin dan perlengkapan 6.753.377 302.258 - - (399.467) 6.656.168 Alat pengangkutan dan alat berat 2.134.812 859.557 318.547 41.800 (17.826) 2.699.796 Peralatan kantor 526.543 47.044 284.385 - (14.669) 274.533 Aset sewa pembiayaan

Alat pengangkutan dan alat berat 509.462 461.103 - (41.800) - 928.765

Sub-total 11.076.330 1.923.419 602.932 - (492.901) 11.903.916

Neto 9.382.154 35.580.280

Beban penyusutan dialokasi sebagai berikut : 30 Juni 31 Desember

2013 2012

Beban pokok penjualan 802.660 1.380.882 Beban umum dan administrasi 243.615 542.537

Total 1.046.275 1.923.419

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan dan entitas anak memiliki “Hak Guna Bangunan” (HGB) dan “Hak Pakai” (HP) atas beberapa bidang tanah di Jakarta, Pontianak, Palembang dan Samarinda dengan masa berlaku hingga tahun 2034. Manajemen yakin bahwa kepemilikan hak atas tanah tersebut dapat diperpanjang pada saat berakhirnya masa berlaku hak tersebut. Pada tanggal 30 Juni 2013 tanah yang dimiliki oleh Perusahaan dan entitas anak dengan nilai buku sebesar US$15.069.767 belum dilengkapi sertifikat HGB dan HP.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

46

10. ASET TETAP (lanjutan)

Rincian aset tetap yang dijual sebagai berikut :

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Biaya perolehan 3.226 604.316 Akumulasi penyusutan (3.226) (602.932)

Nilai buku - 1.384 Hasil penjualan aktiva tetap (2.014) (318.637)

Laba penjualan aktiva tetap (2.014) (317.253)

Pada tanggal 30 Juni 2013, aset tetap (kecuali tanah) dengan nilai buku sebesar US$6.602.504 dan Rp2.514.163.547 (setara dengan US$253.214), telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan dan risiko lainnya dengan jumlah keseluruhan pertanggungan sebesar US$6.121.933 dan Rp43.643.900.000 (setara dengan US$4.395.599). Manajemen Perusahaan dan entitas anak berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.

Berdasarkan penelaahan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Pada tanggal 30 Juni 2013, tidak ada aset tetap yang tidak dipakai sementara atau dihentikan dari penggunaan aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Pada tanggal 30 Juni 2013, jumlah tercatat bruto dari aset tetap Perusahaan dan entitas anak yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan adalah sebesar US$961.269. Pada tanggal 30 Juni 2013, Perusahaan dan entitas anak tidak mempunyai komitmen kontraktual untuk pembelian aset tetap.

11. UANG MUKA JANGKA PANJANG

Akun ini terutama merupakan uang muka atas pembelian beberapa tanah yang berlokasi di Samarinda

Di samping itu, akun ini juga merupakan uang muka atas pembayaran biaya kompensasi lahan kepada pemilik hak tanah, atas setiap metrik ton batubara yang akan diambil dari tanah atas kepemilikan hak tanah di mana IBP melakukan kegiatan penambangannya.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

47

12. ASET EKSPLORASI DAN EVALUASI

Mutasi asset eksplorasi dan evaluasi adalah sebagai berikut : 30 Juni 2013

Saldo Awal Penambahan / Pengurangan / Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi

Aset Ekslorasi dan Evaluasi KM Muara Wahau - 3.276.306 - 3.276.306

LH Murung Raya 5.614.339 - (28.717) 5.585.622

IBP Separi 1.894.681 312.465 - 2.207.146 Perangat 417.088 782 - 417.870 Maukiri 194.843 - - 194.843

Sub total 2.506.612 313.247 - 2.819.859

Total Aset Ekslorasi dan Evaluasi 8.120.951 3.589.553 (28.717) 11.681.787

31 Desember 2012

Saldo Awal Penambahan / Pengurangan / Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi

Aset Ekslorasi dan Evaluasi LH Murung Raya - 5.614.339 - 5.614.339

IBP Separi 650.352 1.244.329 - 1.894.681 Perangat 72.835 344.253 - 417.088 Maukiri 186.024 8.819 - 194.843

Sub total 909.211 1.597.401 - 2.506.612

Total Aset Ekslorasi dan Evaluasi 909.211 7.211.740 - 8.120.951

Berdasarkan hasil evaluasi manajemen, tidak ada peristiwa atau perubahan keadaan yang dapat mempengaruhi pemulihan aset di atas pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Rincian area eksplorasi dan pengembangan yang dimiliki oleh Perusahaan dan entitas anak pada tanggal 30 Juni 2013 adalah sebagai berikut :

Ijin eksplorasi Aset eksplorasi

Dan evaluasi

Nama Lokasi Pemilik Tanggal perolehan Tanggal berakhir pada tanggal 30 Juni 2013

Muara Wahau KM 24 Mei 2010 24 Mei 2014 3.276.306

Murung Raya LH 12 Oktober 2012 12 Oktober 2014 5.585.622

Separi IBP 20 November 1997 20 November 2017 2.207.146

Perangat IBP 20 November 1997 20 November 2017 417.870

Maukiri IBP 20 November 1997 20 November 2017 194.843

Total 11.681.787

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

48

13. PROPERTI TAMBANG 30 Juni 2013

Saldo Awal Penambahan / Pengurangan / Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi Tambang dalam tahap pengembangan Biaya perolehan Tani bakti 991.869 - (991.869) - Manunggal Jaya 3.847 - - 3.847

Total 995.716 - (991.869) 3.847

Tambang dalam tahap produksi Biaya Perolehan Tani bakti - 991.869 - 991.869 Loajanan – Purwajaya 773.423 - - 773.423 Bayur 527.222 - - 527.222 Simpang Pasir 320.090 - - 320.090 Gunung Pinang 198.985 - - 198.985 Handil Bakti 163.013 - - 163.013 Tanjung Barokah 146.772 - - 146.772 Tegal Anyar 98.696 - - 98.696 Tani Aman 39.585 - - 39.585 Sambutan 6.476 - - 6.476

Total biaya perolehan 2.274.262 991.869 - 3.266.131 Total akumulasi amortisasi 1.152.218 136.816 - 1.289.034

Neto 1.122.044 1.977.097 Properti pertambangan - Neto 2.117.760 1.980.944

31 Desember 2012

Saldo Awal Penambahan / Pengurangan / Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi Tambang dalam tahap pengembangan Biaya perolehan Tani bakti 984.730 7.139 - 991.869 Manunggal Jaya 3.847 - - 3.847

Total 988.577 7.139 - 995.716

Tambang dalam tahap produksi Biaya Perolehan Loajanan – Purwajaya 765.428 7.995 - 773.423 Bayur 527.222 - - 527.222 Simpang Pasir 320.090 - - 320.090 Gunung Pinang 198.985 - - 198.985 Handil Bakti 163.013 - - 163.013 Tanjung Barokah 146.772 - - 146.772 Tegal Anyar 98.696 - - 98.696 Tani Aman 39.585 - - 39.585 Sambutan 6.476 - - 6.476

Total biaya perolehan 2.266.267 7.995 - 2.274.262 Total akumulasi amortisasi 1.053.257 98.961 - 1.152.218

Neto 1.213.010 1.122.044 Properti pertambangan - Neto 2.201.587 2.117.760

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

49

13. PROPERTI TAMBANG (Lanjutan)

Pembebanan amortisasi properti pertambangan ke biaya produksi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar US$136.816 dan US$98.961.

14. ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA

Rincian aset keuangan tidak lancar lainnya adalah sebagai berikut : 30 Juni 31 Desember

2013 2012

Investasi HTM 517.063 517.064 Piutang jangka panjang 128.735 132.492 Lain-lain 45.315 23.078

Total 691.113 672.634

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 tidak terdapat asset keuangan tidak lancar lainnya yang timbul dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi.

15. UTANG USAHA - PIHAK KETIGA

Rincian utang usaha ke pihak ketiga adalah sebagai berikut : 30 Juni 31 Desember

2013 2012

a. Berdasarkan pemasok

PT Surya Teknik Anugerah 7.664.782 6.491.397 Kok Tong Contruction Pte.Ltd. 3.038.755 3.512.496 PT Samarinda Golden Prima - 1.040.385 CV Bintang Alam Rejeki 935.425 796.559 CV Intan Bara Utama 1.085.893 307.308 PT Loa Haur Energi - 193.412 PT Marsada Maniar Sejahtera - 137.760 Lain-lain (masing-masing dibawah US$100.000) 656.439 526.136

Total 13.381.294 13.005.453

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

50

15. UTANG USAHA - PIHAK KETIGA ( Lanjutan )

30 Juni 31 Desember 2013 2012

b. Berdasarkan Mata Uang Rupiah 2.388.121 1.438.127

Dolar AS 10.993.173 11.567.326

Total 13.381.294 13.005.453

c. Rincian umur atas hutang

30 Juni 31 Desember

2013 2012

Kurang dari 31 hari 8.876.793 8.964.198 31-60 hari 4.467.663 3.488.629 61-90 hari 9.193 460.540 Lebih dari 90 hari 27.645 92.086

Total 13.381.294 13.005.453

16. PERPAJAKAN

a. Pajak dibayar dimuka terdiri dari :

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Pajak pertambahan nilai 15.261.036 9.853.466

Total 15.261.036 9.853.466

b. Taksiran tagihan pajak terdiri dari : 30 Juni 31 Desember

2013 2012

Pajak penghasilan badan 2013 1.102.084 - 2012 1.967.415 1.967.415

2011 39.726 39.726

Pajak pertambahan nilai 113.646 113.646

Total 3.222.871 2.120.787

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

51

16. PERPAJAKAN ( Lanjutan ) c. Utang pajak terdiri dari :

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Pajak penghasilan badan

Pasal 15 19.178 24.726 Pasal 21 2.982 249.961 Pasal 23 153.766 172.902 Pasal 25 - 944.881 Pasal 29 - -

Pajak pertambahan nilai - 16.556

Total 175.926 1.409.026

d. Perhitungan pajak Parusahaan dalam rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan pajak

Perusahaan untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut :

30 Juni 30 Juni 2013 2012

Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Perusahaan (10.938.295.460) (53.304.889) Beda temporer : Penyusutan aset tetap (28.302.675) (75.868.354) Penyisihan untuk persediaan usang-neto - (198.303.842) Beda tetap : Pajak dan denda pajak 238.346.006 1.288.502.657

Perjamuan dan sumbangan 40.758.786 70.150.918 Beban pemasaran 53.872.510 25.174.000 Penyusutan aktiva tetap 5.806.800 18.814.283 Penghasilan yang pajaknya bersifat final : Pendapatan bunga (285.496.401) (1.382.300.463) Pendapatan sewa - (85.000.000)

Taksiran rugi pajak (10.913.310.434) (392.135.690) Akumulasi rugi fiskal awal tahun (18.554.445.728) (20.299.702.300) Akumulasi rugi fiskal (29.467.756.162) (20.691.837.990)

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

52

16. PERPAJAKAN ( Lanjutan ) e. Perhitungan beban pajak penghasilan kini dan taksiran utang pajak penghasilan (tagihan pajak)

adalah sebagai berikut : 30 Juni 30 Juni

2013 2012

Perusahaan ( dalam rupiah ) Taksiran laba kena pajak / (rugi) Perusahaan (10.913.310.434) (392.135.690) Akumulasi rugi fiskal awal tahun (18.554.445.728) (20.299.702.300)

Akumulasi rugi fiskal (29.467.756.162) (20.691.837.990)

30 Juni 30 Juni 2013 2012 (USD) (IDR)

Taksiran penghasilan kena pajak IBP 16.197.000 259.450.247.974 Beban pajak penghasilan kini IBP 4.858.203 77.826.324.100 Pajak penghasilan dibayar dimuka (5.056.169) (92.940.165.242)

Utang (kelebihan) pajak penghasilan (197.966) (15.113.841.142)

Berdasarkan PKP2B, perhitungan pajak IBP mengikuti Undang-Undang Pajak penghasilan tahun

1994. f. Manfaat pajak penghasilan tangguhan - neto untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30

Juni 2013 dan 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut:

30 Juni 30 Juni 2013 2012 (USD) (IDR)

Perusahaan Penyusutan aktiva tetap (1.532) (18.967.089)

Neto (1.532) (18.967.089)

Entitas anak - IBP 78.738 379.669.013

Manfaat pajak penghasilan tangguhan – neto 77.206 360.701.924

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

53

16. PERPAJAKAN ( Lanjutan )

g. Rincian Aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut :

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Perusahaan Aset pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja karyawan 148.538 152.517 Liabilitas pajak tangguhan Amortisasi biaya ditangguhkan (10.119) (18.169)

Total 138.419 134.348 Aset pajak tangguhan - IBP 358.556 250.225

Aset pajak tangguhan - net 496.975 384.573

h. Lainnya

IBP mengajukan surat keberatan kepada Kantor Pajak dan mencatat pembayaran SKPKB dan STP sebagai bagian dari taksiran tagihan pajak. Pada tanggal 28 April 2011, Perusahaan menerima beberapa SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) untuk tahun pajak 2009. Berdasarkan SKPKB tersebut, Perusahaan terutang tambahan Pajak Penghasilan (pasal 21 dan 23) dan pajak pertambahan nilai (“PPN”) beserta dendanya sebesar Rp45.070.484 yang dibebankan sebagai beban pajak tahun 2011. Di samping itu, Perusahaan juga menerima SKPLB (“Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar”) atas Pajak Penghasilan Badan tahun 2009. Berdasarkan SKPLB tersebut, tagihan pajak penghasilan Perusahaan sebesar Rp193.609.616 disetujui oleh Kantor Pajak. Pada tanggal 31 Mei 2011, Perusahaan menerima tagihan tersebut sebesar Rp148.539.132 (setelah dikurangi dengan SKPKB di atas sebesar Rp45.070.484). Pada tanggal 10 Agustus 2011, Kantor Pajak menerbitkan beberapa surat keputusan pajak yang menyetujui sisa kurang bayar PPN sebesar Rp4.631.425.273. Pada bulan November dan Desember 2011, IBP menerima sebagian pembayaran kembali masing-masing sebesar Rp3.231.836.329 beserta bunga SKPKB sebesar Rp1.065.610.409 dan Rp1.361.013.653. Sebagian pembayaran sebesar Rp2.626.133.513 dicatat sebagai pengurang taksiran tagihan pajak, sedangkan sisanya dicatat sebagai pengurang pajak dibayar di muka Pada tahun 2011, IBP telah menerima persetujuan pengembalian atas lebih bayar PPN untuk masa bulan Juli 2010 sampai dengan Desember 2010 sebesar Rp23.403.011.637. Pada tahun 2012, IBP telah menerima persetujuan pengembalian atas lebih PPN untuk masa bulan Januari 2011 sampai dengan Maret 2012 sebesar Rp117.712.835.463. Pada tahun 2013, IBP telah menerima persetujuan pengembalian atas lebih PPN untuk masa bulan April 2012 sampai dengan Juli 2012 sebesar Rp40.833.955.580.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

54

17. BEBAN AKRUAL

Rincian beban akrual adalah sebagai berikut: 30 Juni 31 Desember

2013 2012

Deviden 7.553.631 - Royalti 1.902.020 987.130

Ongkos angkut 1.127.725 1.123.044 Jasa profesional 7.614 80.673 Domestic Market Obligation - 586.735

Bongkar muat - 294.385 Analisa dan survey - 177.166 Lain-lain 546.769 576.628

Total 11.137.759 3.825.761

18. UTANG SEWA PEMBIAYAAN Rincian utang sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: 30 Juni 31 Desember

2013 2012

PT Orix Indonesia Finance 958.150 321.523 PT CIMB Niaga Finance - 145.711

Total 958.150 467.234 Dikurangi beban bunga 10.111 18.902 Nilai kini dari utang sewa pembiayaan 948.039 448.332 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 84.537 448.332 Total 863.502 -

Jadwal pembayaran nilai kini utang sewa pembiayaan berdasarkan tahun jatuh tempo adalah sebagai berikut :

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Dalam 1 tahun 84.537 448.332 Lebih dari 1 tahun atau 2 tahun 863.502 -

Total 948.039 448.332

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

55

18. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN ( Lanjutan )

Tingkat bunga per tahun: 30 Juni 31 Desember

2013 2012

PT Orix Indonesia Finance 3.7% - 6.01% 4.75% - 6.01% PT CIMB Niaga Finance - 7.72% - 7.73%

19. UANG JAMINAN

Rincian setoran jaminan adalah sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Uang jaminan pelanggan Maxrise Trading Limited 2.500.000 2.500.000 Glob-E Trading & Contractor Pte. Ltd. 1.100.000 1.100.000 LG International 5.000.000 - Uang jaminan Reklamasi CV Intan Bara Utama 773.483 735.251 CV Bintang Alam Rejeki 846.358 728.938 Kok Tong Construction Pte. Ltd. 500.000 500.000 PT Loa Haur Energy - 118.224 Lain-lain 383.099 57.071

Total 11.102.940 5.739.484 Dikurangi bagian jangka pendek 5.061.859 3.600.000

Bagian jangka panjang 6.041.081 2.139.484

Uang jaminan pelanggan disyaratkan sehubungan dengan Perjanjian Jual Beli Batubara antara IBP dengan pelanggan- pelanggannya, di mana uang jaminan tersebut akan dikembalikan pada saat berakhirnya masing-masing perjanjian tersebut.

Uang jaminan reklamasi merupakan uang jaminan dari kontraktor sehubungan dengan perjanjian kerja sama antara IBP dengan kontraktor tersebut, di mana uang jaminan tersebut akan dikembalikan setelah kontraktor memenuhi kewajibannya untuk melakukan kegiatan reklamasi pada saat tahap akhir tambang.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

56

20. LIABILITAS IMBALAN KERJA

Liabilitas imbalan kerja jangka pendek

Akun ini terdiri dari liabilitas yang timbul dari gaji, bonus, uang makan dan lembur yang belum dibayarkan. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Perusahaan dan entitas anak hanya terdiri liabilitas imbalan pascakerja. Imbalan ini tidak didanakan. Perusahaan dan entitas anak memberikan imbalan pascakerja kepada karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Tabel berikut menyajikan ringkasan komponen beban imbalan pascakerja yang dicatat di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan jumlah liabilitas imbalan pascakerja yang dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai dengan perhitungan PT Sienco Aktuarindo Utama, aktuaris independen. a. Beban imbalan pascakerja - neto:

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Biaya jasa kini - 215.225 Biaya bunga - 78.622 Amortisasi atas kerugian aktuarial - 14.627 Amortisasi atas biaya jasa lalu yang belum diakui ( Non-vested ) - 3.781

Neto - 312.255

b. Liabilitas imbalan pascakerja:

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Nilai kini liabilitas imbalan kerja 1.110.494 1.507.243 Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum diakui - (96.418) Biaya jasa lalu yang belum diakui - (281.906)

Neto 1.110.494 1.128.919

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

57

20. LIABILITAS IMBALAN KERJA (Lanjutan) Mutasi liabilitas imbalan pascakerja adalah sebagai berikut :

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Saldo awal 1.128.919 879.757 Provisi tahun berjalan - 312.255 Pembayaran selama tahun berjangka (2.511) (5.070) Selisih kurs penjabaran laporan keuangan (15.914) (58.023)

Saldo akhir 1.110.494 1.128.919

Jumlah nilai kini liabilitas imbalan pasti dan penyesuaian liabilitas program untuk imbalan pascakerja pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

30 Juni 31 Desember

2013 2012

Nilai kini liabilitas imbalan pasti 1.110.494 1.507.243 Penyesuaian liabilitas program - 42.418 Asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan kerja pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31Desember 212 adalah sebagai berikut:

Tingkat diskonto : 5.7 % Tingkat kenaikan gaji : 8% Tingkat kematian : TMI 2011 Tingkat cacat : 1% dari tabel mortalitas Usia pensiun : 55 tahun Pada tanggal 31 Desember 2012, jika tingkat diskonto tahunan dinaikkan/diturunkan sebesar 1%

dengan semua variabel lain dianggap konstan, liabilitas imbalan pascakerja pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 sebesar US$1.110.494 dan US$1.128.919.

21. PENYISIHAN UNTUK PENGELOLAAN DAN REKLAMASI LINGKUNGAN HIDUP Penyisihan untuk biaya pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup terkait bagian jumlah yang masih

harus dibayar atas estimasi biaya pengelolaan lingkungan dan penutupan tambang yang akan terjadi pada akhir umur tambang.

Penyisihan ini dihitung secara internal oleh manajemen. Manajemen yakin bahwa penyisihan yang

telah dibuat telah cukup untuk menyelesaikan semua liabilitas yang timbul dari kegiatan penutupan tambang sampai dengan pada akhir periode pelaporan.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

58

21. PENYISIHAN UNTUK PENGELOLAAN DAN REKLAMASI LINGKUNGAN HIDUP (Lanjutan) Mutasi penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Saldo awal 2.356.858 2.159.912 Penyisihan selama tahun berjalan - 395.890 Pembayaran aktual selama tahun berjalan (6.307) (64.480) Selisih kurs penjabaran laporan keuangan - (134.464)

Saldo akhir 2.350.551 2.356.858

22. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham sebagai berikut : 30 Juni 2013

Persentase Nama Pemegang Saham Jumlah saham Kepemilikan Total

COUTTS and Co Ltd. Singapore S/A Energy Collier Private Ltd. 313.689.987 31,37 7.540.851 DBSPORE-PWM A/C Goodwin Investment Prvt Ltd. 155.188.013 15,52 3.730.593 Credit Suisse AG Singapore A/C Goodwin Private Ltd 100.000.000 10,00 2.403.918 JPMorgan Bank Luxembourg SA. RE JP Morgan 60.000.000 6,00 1.442.351 Swandono Adijanto (Komisaris) 1.720.000 0,17 41.347 Pintarso Adijanto (Direktur Utama) 1.550.000 0,16 37.261 Wimpi Salim (Direktur) 5.000 0,00 120 Masyarakat lainnya (masing-masing Dibawah 5% kepemilikan) 343.043.663 34,30 8.246.490

Sub - total 975.196.663 97,52 23.442.931 Saham treasuri 24.803.337 2,48 596.252

Total 1.000.000.000 100,00 24.039.183

31 Desember 2012

Persentase Nama Pemegang Saham Jumlah saham Kepemilikan Total

COUTTS and Co Ltd. Singapore S/A Energy Collier Private Ltd. 313.689.987 31,37 7.540.851 DBSPORE-PWM A/C Goodwin Investment Prvt Ltd. 155.188.013 15,52 3.730.593 Credit Suisse AG Singapore A/C Goodwin Private Ltd 100.000.000 10,00 2.403.918 JPMorgan Bank Luxembourg SA. RE JP Morgan 60.000.000 6,00 1.442.351 Swandono Adijanto (Komisaris) 1.720.000 0,17 41.347 Pintarso Adijanto (Direktur Utama) 1.550.000 0,16 37.261 Wimpi Salim (Direktur) 5.000 0,00 120 Masyarakat lainnya (masing-masing Dibawah 5% kepemilikan) 358.336.163 35,83 8.614.109

Sub-total 990.489.163 99,05 23.810.550 Saham treasuri 9.510.837 0,95 228.633

Total 1.000.000.000 100,00 24.039.183

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

59

23. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Rincian tambahan modal disetor pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 sebagai berikut :

Nilai

Penjualan saham perusahaan pada penawaran Umum kepada masyarakat tahun 1991 : Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 4.500.000 saham 12.211.165 Total yang dicatat sebagai Modal disetor (2.410.284)

Nilai yang dicatat sebagai modal disetor 9.800.881 Pembagian saham bonus tahun 1994 (9.212.345)

Neto 588.536

24. SAHAM TREASURI

Sampai 30 Juni 2013 Perusahaan telah melakukan pembelian kembali sahamnya sebanyak 24.803.337 lembar dengan nilai pembelian sebesar Rp60.636.753.347 (setara dengan US$6.261.308). Sesuai Peraturan BAPEPAM-LK No. XI.B.2, Perusahaan diperkenankan untuk membeli kembali sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Perusahaan berencana untuk melakukan pembelian kembali saham secara bertahap untuk periode yang dimulai dari tanggal 29 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 28 April 2014. Terkait rencana tersebut, Perusahaan telah menyediakan dana sebanyak-banyaknya Rp200.000.000.000.

Perusahaan melakukan pembelian kembali saham diatas dengan tujuan: a) Memberikan fleksibilitas kepada Perusahaan untuk mencapai struktur permodalan yang lebih

efisien sehingga memungkinkan Perusahaan menurunkan keseluruhan biaya modal dan meningkatkan Laba per Saham, Return on Asset dan “Return on Equity”.

b) Menstabilkan harga saham Perusahaan agar lebih mencerminkan kondisi fundamental Perusahaan.

25. PENJUALAN NETO Rinciannya sebagai berikut :

30 Juni 30 Juni 2013 2012

Lokal Batu bara - 5.562.976 Lain-lain 327.154 411.021 Sub-total 327.154 5.973.997 Ekspor Batubara 102.083.888 104.446.333

Total penjualan neto 102.411.042 110.420.330

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

60

25. PENJUALAN NETO (Lanjutan)

Penjualan kepada pihak-pihak berelasi masing-masing sebesar 0,00006 % dan 0,01% dari jumlah penjualan neto pada 30 Juni 2013 dan 30 Juni 2012. Penjualan lain-lain merupakan penjualan high pressure laminate dan melamine laminated particle boards.

Rincian penjualan kepada pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan neto konsolidasian sebagai berikut :

30 Juni 30 Juni 2013 2012

Nilai : Maxrise Trading Limited 76.837.079 49.169.550 Glob-E Trading & Contractor Pte. Ltd. 18.595.525 28.481.790

Persentase : Maxrise Trading Limited 75,03% 44,55% Glob-E Trading & Contractor Pte. Ltd. 18,16% 26,12%

26. BEBAN POKOK PENJUALAN Rinciannya sebagai berikut :

30 Juni 30 Juni 2013 2012

Biaya penambangan 49.622.649 54.945.380 Kompensasi infrastruktur 1.635.116 1.327.285 Sewa 1.251.361 1.006.929 Biaya kompensasi lahan 1.253.291 1.978.919 Penyusutan 802.660 690.842 Gaji, upah dan tunjangan 890.941 934.278 Bahan bakar 770.979 1.033.548 Perbaikan dan pemeliharaan 531.829 569.593 Pengembangan masyarakat 279.869 294.820 Amortisasi atas properti tambang 136.816 81.426 Lain-lain 443.862 497.000

Total biaya produksi 57.619.373 63.360.020 Royalti 11.512.840 13.389.983 Barang Jadi : Saldo awal 11.291.257 8.119.521 Saldo akhir (8.409.732) (13.189.898)

Beban pokok penjualan 72.013.738 71.679.626

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

61

27. BEBAN PENJUALAN

Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut :

30 Juni 30 Juni

2013 2012

Pengangkutan 7.163.383 6.891.280 Bongkar muat 3.818.885 3.642.167 Analisa dan survei 281.935 330.428 Komisi dan promosi 6.389 2.731 Lain-lain 117.488 154.427

Total 11.388.080 11.021.033

28. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut :

30 Juni 30 Juni

2013 2012

Gaji, upah dan tunjangan 1.810.890 962.399 Iuran, retribusi dan PBB 205.477 168.583 Penyusutan 243.615 230.978 Perjalanan dinas 217.299 239.139 Jasa profesional 126.413 40.887 Pengurusan dokumen 316.749 130.144 Beban sumbangan 55.908 64.980 Perbaikan dan pemeliharaan 41.550 82.546 Perlengkapan kantor 43.586 49.198 Pengembangan masyarakat 58.417 40.032 Listrik, air dan telepon 39.434 34.471 Lain-lain 82.451 559.830

Total 3.241.789 2.603.187

29. PENDAPATAN DAN (BEBAN) LAIN-LAIN 30 Juni 30 Juni

2013 2012

Pendapatan operasi lain Laba penjualan aset tetap 2.014 322.905 Lain-lain 182.558 716.736

Total 184.572 1.039.641 Beban operasi lain Rugi selisih kurs (379.644) (1.449.137) Lain-lain (44.249) (195.730)

Total (423.893) (1.644.867)

Neto (239.321) (605.226)

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

62

30. LABA NETTO PER SAHAM

Rinciannya sebagai berikut :

30 Juni 30 Juni 2013 2012

Laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan 10.791.418 10.083.623 Rata-rata tertimbang jumlah saham 994.285.169 1.000.000.000

Laba neto per saham 0,0108 0,0100

31. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan entitas anak telah melakukan transaksi dengan pihak-

pihak berelasi yang terdiri dari: a. Penjualan neto barang dagangan:

Penjualan kepada pihak-pihak berelasi adalah sebesar 0,00006% dan 0,0008% dari jumlah penjualan neto masing-masing pada 30 Juni 2013 dan 30 Juni 2012, merupakan penjualan kepada pihak-pihak berelasi. Penjualan kepada pihak berelasi merupakan penjualan kepada PT Dekorplas Indah dengan jumlah masing-masing sebesar US$6.446 dan US$49.379 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Piutang kepada pihak-pihak berelasi yang berasal dari transaksi penjualan tersebut di atas disajikan sebagai bagian dari “Piutang usaha” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 6).

b. Saldo transaksi di luar usaha pokok pada akhir tahun:

Piutang kepada pihak-pihak berelasi :

30 Juni 31 Desember

2013 2012

PT Anugerah Sumber Lestari 452.868 - Lain-lain (masing-masing dibawah US$100.000) 2.921 -

Total 455.789 -

Persentase terhadap total aset 0,004 % -

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

63

31. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) Piutang kepada pihak-pihak berelasi merupakan uang muka untuk pembayaran biaya-biaya tertentu

milik pihak-pihak berelasi. Piutang kepada pihak-pihak berelasi yang berasal dari transaksi di luar usaha pokok tersebut tidak

dikenakan bunga dan tidak ditentukan jangka waktu pembayarannya. Manajemen berpendapat seluruh piutang kepada pihak-pihak berelasi yang berasal dari transaksi di

luar usaha pokok tersebut dapat tertagih seluruhnya. c. Sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Perusahaan Sifat hubungan

PT Dekorplas Indah Pihak berelasi lainnya PT Anugerah Sumber Lestari Pihak berelasi lainnya CV Kutai Kumala Energi Pihak berelasi lainnya

Pada 30 Juni 2013 dan 2012, jumlah beban yang diakui Perusahaan dan entitas anak sehubungan

dengan kompensasi bruto bagi manajemen kunci adalah sebagai berikut :

30 Juni 30 Juni 2013 2012

Kompensansi manajeman kunci 806.545 210.736

32. INFORMASI SEGMEN

Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, Perusahaan dan entitas anak menggunakan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen geografis sebagai segmen sekunder. Informasi segmen konsolidasi menurut segmen primer adalah sebagai berikut:

30 Juni 2013

Batubara Lain-lain Eliminasi Neto

Penjualan Neto 102.083.888 327.154 - 102.411.042 Beban pokok penjualan 71.754.510 259.228 - 72.013.738

Laba (rugi) kotor 30.329.378 67.926 - 30.397.304

Beban penjualan (11.365.513) (22.567) - (11.388.080) Beban Umum dan Administrasi (2.050.738) (1.313.873) 122.822 (3.241.789)

Total beban operasi (13.416.251) (1.336.440) - (14.629.869)

LABA USAHA 16.913.127 (1.268.514) - 15.767.435

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

64

32. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)

30 Juni 2013

Batubara Lain-lain Eliminasi Neto

Pendapatan (beban) lain-lain : Beban keuangan (41.611) (2.637) - (44.248) Pendapatan keuangan 54.532 31.802 - 86.334 Laba penjualan aktiva 2.014 - - 2.014 Keuntungan (kerugian) selisih kurs, bersih (950.313) 16.324 554.345 (379.644) Pendapatan lain-lain bersih 115.214 28.291.793 (28.310.784) 96.223

Total pendapatan (beban) lain-lain (820.164) 28.337.282 - (239.321)

Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 16.092.963 27.068.768 (27.633.617) 15.528.114

Segment aset 79.587.364 45.803.001 (10.978.699) 114.411.666 Segment liabilitas 33.091.532 17.416.844 (8.635.815) 41.872.561

Informasi lainnya

Belanja modal 1.690.289 35.586 - 1.725.875

Biaya depresiasi 1.119.781 37.909 - 1.157.690

30 Juni 2012

Batubara Lain-lain Eliminasi Neto

Penjualan Neto 110.009.310 411.020 - 110.420.330 Beban pokok penjualan 71.380.161 299.465 - 71.679.626

Laba (rugi) kotor 38.629.149 111.555 - 38.740.704

Beban penjualan (11.002.920 ) (18.114) - (11.021.033) Beban Umum dan Administrasi (2.180.054 ) (551.337) 128.204 (2.603.187)

Total beban operasi (13.182.974) (569.451) - (13.624.220)

Laba usaha 25.446.175 (457.896) - 25.116.484

Pendapatan (beban) lain-lain Beban keuangan (107.489) (2.398) - (109.887) Pendapatan keuangan 567.296 149.441 - 716.736 Laba penjualan aktiva tetap - 322.905 - 322.905 Keuntungan (kerugian) selisih kurs, bersih (1.869.064) 283 419.644 (1.449.137) Pendapatan lain-lain, bersih 62.004 21.819.720 (21.967.567) (85.843)

Total pendapatan (beban) lain-lain (1.347.253) 22.289.951 - (605.226)

Laba rugi sebelum pajak 24.098.922 21.832.055 - 24.511.258

Segmen aset 84.841.976 38.082.192 (23.637.028) 99.287.140 Segmen liabilitas 29.217.366 16.011.194 (12.639.893) 32.588.667

Informasi lainnya

Belanja modal 1.731.507 180.800 - 1.912.307

Biaya depresiasi 886.074 36.149 - 922.223

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

65

32. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) Informasi penjualan neto konsolidasian berdasarkan segmen geografis sebagai segmen sekunder adalah sebagai berikut:

30 Juni 30 Juni 2013 2012

Samarinda 102.083.888 110.009.310 Pontianak 327.154 411.020

Total 102.411.042 110.420.330

33. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING

Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing serta konversinya ke dalam mata uang rupiah pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

30 Juni 2013

Rupiah Dolar Amerika Serikat

Aset Kas dan setara kas 48.694.675.552 4.904.288 Investasi jangka pendek 5.484.561.162 552.378 Piutang usaha 1.940.632.979 195.451 Piutang lain-lain 42.089.031 4.239 Aset keuangan tidak lancar lainnya 6.862.060.977 691.113

Total aset 63.024.019.701 6.347.469

Liabilitas Utang usaha – pihak ketiga 23.711.653.409 2.388.121 Utang lain-lain 15.289.816.035 1.539.915

Utang sewa pembiayaan 847.509.653 85.357

Total liabilitas 39.848.979.097 4.013.393

Aset – neto 23.175.040.604 2.334.076

31 Desember 2012

Rupiah Dolar Amerika Serikat

Aset Kas dan setara kas 50.250.906.707 5.196.579 Investasi jangka pendek 4.775.841.603 493.882 Piutang usaha 2.489.496.358 257.446 Piutang lain-lain 10.288.917.572 1.064.004 Aset keuangan tidak lancar lainnya 6.504.359.229 672.634

Total aset 74.309.521.469 7.684.545

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

66

33. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING 31 Desember 2012

Rupiah Dolar Amerika Serikat

Liabilitas Utang usaha – pihak ketiga 13.906.699.410 1.438.127 Utang lain-lain 20.971.226.808 2.168.690 Biaya yang masih harus dibayar 4.958.180.006 512.738 Uang jaminan 17.095.724.128 1.639.484

Utang sewa pembiayaan 2.563.756.291 265.125

Total liabilitas 59.495.586.643 6.024.164

Aset – neto 14.813.934.826 1.660.381

34. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI a. Komitmen penjualan Pada tanggal 30 Juni 2013, IBP memiliki beberapa komitmen untuk menjual batubara kepada beberapa pelanggan dengan jumlah metrik ton batubara dan harga yang telah disepakati, yang penyerahannya akan dilakukan secara berkala. Berdasarkan penjanjian, beberapa pelanggan diharuskan untuk memberikan uang jaminan, yang akan dikembalikan pada saat berakhirnya masing-masing perjanjian tersebut. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 saldo uang jaminan pelanggan yang dimiliki IBP masing-masing sebesar US$8.600.000 dan US$3.600.000. b. Royalti dan kewajiban pengelolaan lingkungan hidup

IBP melakukan kegiatan usahanya berdasarkan PKP2B antara IBP dan Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Pertambangan dan Energi, efektif sejak tanggal 20 November 1997.

Berdasarkan ketentuan PKP2B, IBP bertindak sebagai kontraktor Pemerintah yang bertanggung jawab atas kegiatan penambangan batubara di area yang berlokasi di Kalimantan Timur. IBP memulai periode operasi selama 30 tahun yang dimulai pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2036 dengan memproduksi batubara di area of interest Simpang Pasir. Berdasarkan ketentuan PKP2B, IBP juga diharuskan memberikan royalti yang dihitung sebesar 13,5% atas batubara yang diproduksi kepada Pemerintah dan juga memiliki kewajiban tertentu untuk merestorasi dan merehabilitasi area pertambangan sesudah produksi selesai.

Kegiatan usaha IBP telah, dan di masa mendatang mungkin, dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam peraturan pengelolaan lingkungan hidup. Kebijakan IBP adalah berusaha untuk memenuhi semua ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh Pemerintah dengan menerapkan ukuran yang secara teknis dapat dibuktikan dan secara ekonomis memungkinkan.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

67

34. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (Lanjutan) b. Royalti dan kewajiban pengelolaan lingkungan hidup (Lanjutan) Sehubungan dengan kewajiban pengelolaan lingkungan hidupnya, IBP telah membentuk tambahan provisi untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup sebesar US$395.890 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, yang menghasilkan saldo penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup masing-masing menjadi sebesar US$2.354.486 dan US$2.356.858 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

Sehubungan dengan liabilitas utang royalti kepada Pemerintah, IBP telah mencatat biaya royalti masing-masing sebesar US$11.512.840 dan US$1.376.786 untuk tahun yang berakhir pada tanggal- tanggal 30 Juni 2013 dan 30 Juni 2012, yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. c. Perjanjian penambangan

IBP, sebagai produsen batubara, telah mengadakan sejumlah perjanjian penambangan batubara. Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut, IBP diharuskan membayar biaya penambangan kepada kontraktor, yang dihitung secara bulanan dengan mengalikan tarif tunggal yang tertera di perjanjian dengan total metrik ton batubara yang diproduksi/dijual. Tarif tunggal meliputi tarif untuk melakukan setiap aktivitas yang tertera di perjanjian.

Berdasarkan perjanjian, kontraktor akan menyediakan semua perlengkapan, mesin, peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melakukan antara lain, kegiatan eksplorasi, pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup, transportasi batubara, pemeliharaan jalan angkutan, penghancuran/pencucian batubara, pemuatan pada kapal tongkang, backfilling dan reklamasi, dan juga diharuskan untuk memenuhi persyaratan minimum produksi tertentu.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 30 Juni 2012, biaya penambangan yang dibebankan pada operasi tahun berjalan masing-masing sebesar US$49.622.649 dan US$54.945.380 yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian

Ikhtisar kontraktor yang diperkerjakan dan masing-masing aktivitasnya adalah sebagai berikut:

Kontraktor Tipe aktivitas

PT Surya Teknik Anugerah

Eksplorasi, pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan penutup, transportasi batubara, pemeliharaan jalan angkutan, penghancuran/ pencucian batubara, pemuatan pada kapal tongkang, backfilling, reklamasi dan revegetasi.

PT KTC Coal Mining & Enegy

Eksplorasi, pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan penutup, transportasi batubara, pemuatan pada kapal tongkang, backfilling, reklamasi dan revegetasi.

CV Intan Bara Utama

Pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan penutup, transportasi batubara, pemeliharaan jalan pengangkutan, backfilling dan reklamasi.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

68

34. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (Lanjutan) c. Perjanjian penambangan (Lanjutan)

Kontraktor Tipe aktivitas

CV Bintang Alam Rejeki

Pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan penutup, transportasi batubara, pemeliharaan jalan pengangkutan, backfilling dan reklamasi.

PT Loa Haur Energy

Pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan penutup, transportasi batubara, pemeliharaan jalan pengangkutan, backfilling dan reklamasi.

PT Bintang Surya Utama

Pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan penutup, transportasi batubara, pemeliharaan jalan pengangkutan, backfilling dan reklamasi.

Berdasarkan perjanjian dengan kontraktor, kontraktor diharuskan untuk memberikan uang jaminan, yang akan dikembalikan setelah kontraktor memenuhi kewajibannya untuk melakukan kegiatan reklamasi pada saat akhir tahap tambang. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, saldo uang jaminan reklamasi yang dimiliki IBP masing-masing sebesar US$2.502.940 US$2.139.484.

d. Perjanjian kerjasama lahan

Pada tanggal 30 Juni 2013, IBP mempunyai beberapa perjanjian dengan dengan penguasa hak tanah di wilayah kuasa pertambangan milik IBP di wilayah Samarinda. Berdasarkan perjanjian, IBP berhak untuk melakukan kegiatan penambangan di wilayah penguasa hak tanah dan juga diharuskan untuk membayar biaya kompensasi lahan kepada penguasa hak tanah, yang dihitung secara bulanan dengan mengalikan tarif yang telah disetujui di perjanjian dengan total metrik ton batubara yang akan diambil dari lahan penguasa hak tanah. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 30 Juni 2012, biaya kompensasi lahan yang dibebankan pada operasi tahun berjalan masing-masing sebesar US$1.253.291 dan US$1.978.919 yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

35. PERATURAN MENTERI a. UU Minerba dan Peraturan Pemerintah yang Terkait

Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia meloloskan Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara yang baru (“Undang-Undang”), yang telah disetujui oleh Presiden pada tanggal 12 Januari 2009, menjadi UU No. 4/2009. Sistem PKP2B yang sudah menjadi dasar bagi kegiatan operasi IBP, sudah tidak tersedia bagi para investor. Akan tetapi, Undang-Undang mengindikasikan bahwa PKP2B yang ada, seperti yang dimiliki IBP, akan tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhirnya kontrak. Terdapat sejumlah permasalahan yang sedang dianalisis pemegang PKP2B, termasuk IBP. Beberapa diantaranya termasuk:

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

69

35. PERATURAN MENTERI (Lanjutan)

a. UU Minerba dan Peraturan Pemerintah yang Terkait (Lanjutan)

Undang-Undang baru menjelaskan bahwa PKP2B yang ada akan tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhirnya kontrak. Namun, Undang-Undang juga menetapkan bahwa PKP2B yang ada harus disesuaikan dalam jangka waktu satu tahun terhadap ketentuan Undang-Undang yang baru (kecuali untuk penerimaan negara - yang tidak didefinisikan, tetapi diasumsikan termasuk royalti dan pajak); dan

Keharusan bagi pemegang PKP2B yang telah memulai aktivitasnya untuk, dalam waktu satu tahun sejak diberlakukannya Undang-Undang yang baru, menyerahkan rencana kegiatan pertambangan untuk keseluruhan area kontrak. Jika rencana ini tidak dilaksanakan, area kontrak dapat dikurangi menjadi hanya seluas area yang diperbolehkan untuk izin usaha pertambangan berdasarkan Undang- Undang yang baru.

Pada bulan Februari 2010, Pemerintah mengeluarkan dua peraturan implementasi atas, yaitu Peraturan Pemerintah No. 22/2010 (“PP No. 22”) dan No. 23/2010 (“PP No. 23”), sehubungan dengan penerapan Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009. PP No. 22 mengatur tentang pembentukan area pertambangan dengan menggunakan izin usaha pertambangan yang baru (“Izin Usaha Pertambangan” atau “IUP”). PP No. 23 memperjelas prosedur untuk memperoleh IUP. PP No. 23 menyatakan bahwa PKP2B yang ada akan tetap diakui oleh Pemerintah, namun demikian perpanjangan atas PKP2B tersebut akan dilakukan melalui penerbitan IUP. Sehubungan dengan pengalihan IUP, Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa IUP dapat dipindahkan kepada badan usaha yang 51% atau lebih sahamnya dimiliki oleh pemegang IUP/IUP Khusus. Ketentuan terkait divestasi adalah kewajiban perusahaan asing untuk melakukan divestasi terhitung setelah 5 tahun berproduksi dengan tahapan divestasi dan persentase saham sebagaimana diatur di dalam PP No. 24. Ketentuan lain yang diatur adalah mengenai sisa wilayah Kontrak Karya dalam PKP2B yang tidak diakomodir dalam IUP perpanjangan, diusulkan untuk ditetapkan menjadi wilayah pencadangan Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Peraturan Menteri No. 34/2009

Pada bulan Desember 2009, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (“KESDM”) mengeluarkan Peraturan Menteri No. 34/2009 yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada pelanggan domestik (“Domestic Market Obligation” atau “DMO”). Sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1909/K/30/DJB/2012, persentase batas minimal DMO tahun 2012 adalah 20,47%.

Selama tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012, IBP telah melakukan akrual atas estimasi

pembelian kredit DMO tahun 2012 yang dipersyaratkan oleh Pemerintah. c. Peraturan Menteri No. 17/2010

Pada bulan September 2010, KESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 Tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral dan Batubara, yang mengatur bahwa penjualan batubara harus dilakukan dengan mengacu pada harga patokan batubara sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah, yang akan diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi. Dalam Peraturan Menteri

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

70

35. PERATURAN MENTERI (Lanjutan)

c. Peraturan Menteri No. 17/2010 (lanjutan) tersebut, untuk kontrak spot dan berjangka yang ada dan telah ditandatangani sebelum peraturan

tersebut dikeluarkan wajib menyesuaikan ketentuannya dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri, dalam waktu enam bulan untuk kontrak spot dan 12 bulan untuk kontrak berjangka (term). Pengecualian diberikan untuk kontrak-kontrak yang harga jual batubaranya telah dinegosiasi ulang berdasarkan dan sesuai dengan instruksi dari Menteri atau Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara.

Pada tanggal 24 Maret 2011, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal No. 515.K/32/DJB/2011 tentang Formula untuk Penetapan Harga Patokan Batubara, yang antara lain mengatur:

● Menetapkan harga patokan batubara setiap bulan berdasarkan formula yang mengacu pada

rata-rata beberapa indeks harga batubara; ● Harga patokan batubara wajib digunakan sebagai acuan dalam penjualan batubara; dan ● Untuk penjualan batubara yang dilakukan secara jangka tertentu (term), harga batubara

mengacu pada rata-rata tiga harga patokan terakhir pada bulan di mana dilakukan kesepakatan harga.

Pada tanggal 26 agustus 2011, direktur Jendral Mineral dan Batubara mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal No. 999.K/30/DJB/2011 tentang Tata Cara Penetapan Besaran Biaya Penyesuaian Harga Patokan Batubara, yang merupakan penyesuaian tertinggi yang diperbolehkan dalam penghitungan royalti kepada pemerintah.

d. Peraturan Kehutanan 2012

Pada tanggal 2 Oktober 2012, Kementerian Kehutanan mengeluarkan Peraturan Menteri No. P.38/Menhut-II/2012 (“Peraturan Kehutanan 2012”) yang menggantikan Peraturan Menteri No. P.18/Menhut-II/2011 mengenai Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang mengatur penggunaan sebagian kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan. Menurut Peraturan Kehutanan 2012, perusahaan diberikan izin penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan (misalnya untuk kegiatan komersial), dibatasi dengan sejumlah syarat, untuk periode selama 5 tahun (dapat diperpanjang). Salah satu syarat signifikan, tergantung pada letak dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan dalam kawasan hutan, adalah perusahaan harus memberikan lahan kompensasi atau membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Untuk dapat mematuhi peraturan-peraturan tersebut, IBP terus memonitor perkembangan peraturan-peraturan tersebut dan menganalisa dampak dari peraturan tersebut terhadap operasinya, jika ada.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

71

36. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

Tabel berikut menyajikan klasifikasi dan nilai tercatat, yang sama dengan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan dan entitas anak pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. 30 Juni 31 Desember 2013 2012

Aset Keuangan Lancar Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas 4.979.775 7.654.395 Investasi jangka pendek 552.378 493.882 Piutang usaha Pihak ketiga – neto 21.057.401 17.220.201 Pihak berelasi 44.305 41.759 Piutang lain-lain 4.239 1.064.004 Piutang kepada pihak-pihak berelasi 455.789 -

Total aset keuangan lancar 27.093.887 26.474.241

Aset Keuangan Tidak Lancar Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM) Aset keuangan tidak lancar lainnya- Investasi HTM 517.063 517.064 Pinjaman yang diberikan dan piutang - Aset tidak lancar lainnya Piutang jangka panjang 128.735 132.492 Lain-lain 45.315 23.078

Total aset keuangan tidak lancar 691.113 672.634

Total Aset Keuangan 27.785.000 27.146.875

Liabiitas Keuangan Jangka Pendek Liabilitas keuangan yang diukur dengan Biaya perolehan diamortisasi Utang usaha – pihak ketiga 13.381.294 13.005.453 Utang lain-lain 1.539.915 2.168.690 Beban akrual 11.137.759 3.825.761 Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo Dalam satu tahun Utang sewa pembiayaan 84.537 448.332 Utang pembiayaan konsumen 85.357 114.353 Uang jaminan 5.061.859 3.600.000 Utang kepada pihak-pihak berelasi 40.286 -

Total liabilitas keuangan jangka pendek 31.331.007 23.162.589

Liabilitas Keuangan Jangka Panjang Liabilitas keuangan yang diukur dengan Biaya perolehan diamortisasi Liabilitas jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang sewa pembiayaan 863.502 - Utang pembiayaan konsumen - 12.622 Uang jaminan – setelah dikurangi bagian lancar 6.041.081 2.139.484

Total liabilitas keuangan jangka panjang 6.904.583 2.152.106

Total Liabilitas Keuangan 38.235.590 25.314.695

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

72

36. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN ( Lanjutan )

Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah di mana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi terkini antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, bukan dalam penjualan yang dipaksakan atau penjualan likuidasi. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan: a. Aset dan liabilitas keuangan jangka pendek

Instrumen keuangan jangka pendek dengan jatuh tempo dalam satu tahun atau kurang (kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha dan lain-lain, piutang kepada pihak-pihak berelasi, hutang usaha dan lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, uang jaminan jangka pendek dan hutang kepada pihak-pihak berelasi) mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.

b. Aset dan liabilitas keuangan jangka panjang

Instrumen keuangan jangka panjang terdiri dari aset tidak lancar lainnya (uang jaminan, piutang lain-lain dan HTM), liabilitas dan uang jaminan jangka panjang. Nilai tercatat dan nilai wajar dari aset tidak lancar lainnya (uang jaminan dan piutang lain-lain) dan uang jaminan jangka panjang diasumsikan sama dengan jumlah tercatatnya karena instrumen keuangan tersebut tidak mempunyai persyaratan pembayaran yang pasti walaupun tidak diharapkan untuk dikembalikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan. Nilai wajar atas aset tidak lancar lainnya - HTM dan liabilitas jangka panjang diperkirakan dengan mendiskontokan arus kas masa depan menggunakan tingkat suku bunga yang tersedia saat ini untuk pinjaman yang memiliki persyaratan, risiko kredit dan sisa masa jatuh tempo yang serupa.

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Aset keuangan utama Perusahaan dan entitas anak meliputi kas dan setara kas dan piutang usaha yang dihasilkan langsung dari kegiatan usahanya. Perusahaan dan entitas anak juga mempunyai berbagai liabilitas keuangan seperti hutang usaha, biaya yang masih harus dibayar, liabilitas jangka panjang dan uang jaminan. Tujuan utama dari liabilitas keuangan ini adalah untuk menghasilkan pendanaan untuk operasi Perusahaan dan entitas anak.

Risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Perusahaan dan entitas anak adalah risiko harga, risiko mata uang asing, risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kepentingan untuk mengelola risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangkan perubahan dan volatilitas pasar keuangan baik di Indonesia maupun internasional. Direksi Perusahaan menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

73

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN ( Lanjutan ) a. Risiko harga

IBP menghadapi risiko harga komoditas karena batubara adalah produk komoditas yang diperjualbelikan di pasar batubara dunia. Harga batubara Insani (“Insani coal”) ditentukan berdasarkan harga batubara dunia, yang cenderung sangat mengikuti siklus dan terpengaruh oleh fluktuasi yang signifikan. Sebagai produk komoditas, harga batubara sangat tergantung pada dinamika pasokan dan permintaan batubara di pasar ekspor dunia. IBP tidak melakukan transaksi kontrak batubara dan belum mengadakan perjanjian jangka panjang kontrak harga batubara untuk melakukan lindung nilai terhadap fluktuasi harga batubara, tetapi dapat saja melakukannya di masa depan. Sebaliknya, IBP melakukan kontrak penjualan batubara dengan beberapa pelanggan menggunakan harga tetap selama periode tertentu (kurang dari satu tahun) untuk melindungi sebagian dari pendapatan untuk tiap tahunnya.

b. Risiko mata uang asing

Risiko mata uang asing adalah risiko di mana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Dampak fluktuasi nilai tukar terhadap Perusahaan dan entitas anak terutama berasal dari kas dan setara kas, piutang usaha dari penjualan dalam mata uang asing dan hutang usaha dari pembelian dalam mata uang asing. Perusahaan dan entitas anak tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran mata uang asing. Akan tetapi, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf di atas, fluktuasi dalam nilai tukar rupiah dan dolar AS menghasilkan lindung nilai natural untuk laju nilai tukar Perusahaan dan entitas anak.

c. Risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas Risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas adalah risiko di mana nilai wajar atau arus kas masa

depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan entitas anak terhadap risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan deposito berjangka. Fluktuasi suku bunga mempengaruhi pendapatan bunga Perusahaan dan entitas anak.

Pada tanggal 30 Juni 2013, Perusahaan dan entitas anak memperoleh suku bunga mengambang

untuk deposito berjangka. Kebijakan Perusahaan dan entitas anak terkait dengan risiko suku bunga adalah dengan mengelola

pendapatan bunga melalui kombinasi deposito dan investasi jangka pendek dengan suku bunga tetap dan variabel. Perusahaan dan entitas anak melakukan perbandingan atas suku bunga tetap dan suku bunga mengambang di pasar keuangan yang relevan.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

74

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN ( Lanjutan )

d. Risiko kredit

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan dan entitas anak berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi resiko ini, Perusahaan dan entitas anak memiliki kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan: (i) dengan pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik, (ii) setelah menerima pembayaran uang jaminan terlebih dahulu, khususnya untuk pelanggan besar, dan (iii) mempunyai perjanjian yang mengikat secara hukum untuk transaksi penjualan batubara. Ini merupakan kebijakan Perusahaan dan entitas anak di mana semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Di samping itu, Perusahaan dan entitas anak akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan sebagai akibat telat/gagal bayar. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

Sehubungan dengan risiko kredit yang timbul dari aset keuangan lainnya yang mencakup kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan aset tidak lancar lainnya, risiko kredit yang dihadapi Perusahaan dan entitas anak timbul karena wanprestasi dari counterparty. Perusahaan dan entitas anak memiliki kebijakan untuk tidak menempatkan investasi pada instrumen yang memiliki risiko kredit tinggi dan hanya menempatkan investasinya pada bank-bank dengan peringkat kredit yang tinggi.

Tabel di bawah ini menunjukkan analisa umur piutang usaha pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 :

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Lancar dan tidak mengalami penurunan nilai 14.700.642 8.715.775 Telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan nilai 31-90 hari 6.045.593 8.210.543 91-180 hari 2.464 6.119 Lebih dari 180 hari 353.007 329.523 Telah jatuh tempo dan/atau mengalami penurunan nilai 642.951 660.171

Total 21.744.657 17.922.131

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

75

37. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN ( Lanjutan )

e. Risiko likuiditas

Perusahaan dan entitas anak mengelola profil likuiditasnya untuk dapat mendanai pengeluaran modalnya dan membayar hutang yang jatuh tempo dengan menjaga kecukupan kas dan setara kas.

Perusahaan dan entitas anak secara regular mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual dan terus menerus menilai kondisi pada pasar keuangan dalam mencari kesempatan untuk mengejar inisiatif penggalangan dana. Inisiatif-inisiatif ini termasuk hutang bank dan pinjaman dan penerbitan saham di pasar modal.

Tabel di bawah ini merupakan jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak pada tanggal 30 Juni 2013 berdasarkan pembayaran kontraktual semula yang tidak didiskontokan.

Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 3 tahun Lebih dari 3 tahun Total

Utang usaha 13.381.294 - - - 13.381.294 Utang lain-lain 1.539.915 - - - 1.539.915 Beban akrual 11.137.759 - - - 11.137.759 Utang sewa pembiayaan 84.537 863.502 - - 948.039 Utang pembiayaan konsumen 85.357 - - - 85.537 Uang jaminan 5.061.859 - - 6.041.081 11.102.940

f. Manajemen Modal

Tujuan utama pengelolaan modal Perusahan dan entitas anak adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham. Perusahaan dan entitas anak mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila diperlukan, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dan entitas anak dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru.

38. PEMBENTUKAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA Dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal

24 Mei 2013, yang telah diaktakan dalam akta notaris Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H. No. 153, pemegang saham memutuskan untuk, antara lain, membagikan dividen kas sebesar Rp75.000.000.000 (setara dengan US$7.692.824) atau Rp75 per saham kepada pemegang saham dan membentuk dana cadangan umum sebesar US$106.171 dari saldo laba.

PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT -DENGAN PERBANDINGAN ANGKA ANGKA PADA TANGGAL 30 JUNI 2012, KECUALI

AKUN NERACA DENGAN PERBANDINGAN ANGKA-ANGKA 31 DESEMBER 2012) (Dinyatakan dalam dolar AS,

kecuali dinyatakan lain)

76

39. AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS Informasi pendukung laporan arus kas konsolidasian sehubungan dengan aktivitas yang tidak

mempengaruhi arus kas adalah sebagai berikut:

30 Juni 31 Desember 2013 2012

Perolehan aset tetap dengan mengkredit : Utang pembiayaan konsumen - 51.983 Utang sewa pembiayaan 891.000 -

40. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan bertanggung jawab terhadap penyusunan Laporan

Keuangan Interim Konsolidasian yang diselesaikan pada tanggal 23 Juli 2013.