pt indonesia kendaraan terminal tbk. · “akuntan publik” atau ... memiliki bentuk utuh dan siap...

208
Tanggal Efektif : 28 Juni 2018 Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 2 – 3 Juli 2018 Tanggal Penjatahan : 5 Juli 2018 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 6 Juli 2018 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 6 Juli 2018 Tanggal Pencatatan pada PT Bursa Efek Indonesia : 9 Juli 2018 OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN. PT INDONESIA KENDARAAN TERMINAL Tbk. (“PERSEROAN”) DAN PARA PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI, FAKTA, DATA, ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA. PT INDONESIA KENDARAAN TERMINAL Tbk. Kegiatan Usaha Utama: Bergerak di bidang bongkar muat barang dari dan ke kapal, meliputi cargodoring, receiving-delivery dan stevedoring Berkedudukan di Jakarta, Indonesia Kantor Pusat: Jl. Sindang Laut No. 100, RT 006 RW 008 Kalibaru, Cilincing Jakarta Utara, Indonesia Telp. (021) 4393 2251, Faks. (021) 4393 2250 Email: [email protected] Website: www.indonesiacarterminal.co.id PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM Sebesar 509.147.700 (lima ratus sembilan juta seratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus) saham biasa atas nama yang merupakan Saham Baru atau 28,0% (dua puluh delapan persen) dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp1.640,- (seribu enam ratus empat puluh Rupiah) setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”). Nilai Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebesar Rp835.002.228.000,- (delapan ratus tiga puluh lima miliar dua juta dua ratus dua puluh delapan ribu Rupiah). Perseroan mengadakan program ESA dengan mengalokasikan Saham sebesar 472.400 (empat ratus tujuh puluh dua ribu empat ratus) saham atau 0,09% (nol koma nol sembilan persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan. Informasi lengkap mengenai program ESA dapat dilihat pada bab I Prospektus ini. Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (”UUPT”). Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan. PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PT Bahana Sekuritas (Terafiliasi) PT Mandiri Sekuritas (Terafiliasi) PENJAMIN EMISI EFEK PT RHB Sekuritas Indonesia PT BNI Sekuritas (Terafiliasi) ● PT Phillip Sekuritas Indonesia ● PT Buana Capital Sekuritas ● PT Profindo Sekuritas Indonesia RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO KETERGANTUNGAN PADA VOLUME EKSPOR/IMPOR YANG DILAKUKAN DI INDONESIA. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN ADALAH TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI RELATIF TERBATAS. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”) Prospektus ini diterbitkan di Jakarta tanggal 2 Juli 2018

Upload: trankhue

Post on 05-Jul-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tanggal Efektif : 28 Juni 2018Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 2 – 3 Juli 2018Tanggal Penjatahan : 5 Juli 2018Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 6 Juli 2018Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 6 Juli 2018Tanggal Pencatatan pada PT Bursa Efek Indonesia : 9 Juli 2018

OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN.

PT INDONESIA KENDARAAN TERMINAL Tbk. (“PERSEROAN”) DAN PARA PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI, FAKTA, DATA, ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA.

PT INDONESIA KENDARAAN TERMINAL Tbk.Kegiatan Usaha Utama:

Bergerak di bidang bongkar muat barang dari dan ke kapal, meliputi cargodoring, receiving-delivery dan stevedoring

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

Kantor Pusat:Jl. Sindang Laut No. 100, RT 006 RW 008

Kalibaru, CilincingJakarta Utara, Indonesia

Telp. (021) 4393 2251, Faks. (021) 4393 2250Email: [email protected]: www.indonesiacarterminal.co.id

PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAMSebesar 509.147.700 (lima ratus sembilan juta seratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus) saham biasa atas nama yang merupakan Saham Baru atau 28,0% (dua puluh delapan persen) dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp1.640,- (seribu enam ratus empat puluh Rupiah) setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”). Nilai Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebesar Rp835.002.228.000,- (delapan ratus tiga puluh lima miliar dua juta dua ratus dua puluh delapan ribu Rupiah).

Perseroan mengadakan program ESA dengan mengalokasikan Saham sebesar 472.400 (empat ratus tujuh puluh dua ribu empat ratus) saham atau 0,09% (nol koma nol sembilan persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan. Informasi lengkap mengenai program ESA dapat dilihat pada bab I Prospektus ini.

Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (”UUPT”).

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT Bahana Sekuritas(Terafiliasi)

PT Mandiri Sekuritas(Terafiliasi)

PENJAMIN EMISI EFEK

PT RHB Sekuritas Indonesia PT BNI Sekuritas (Terafiliasi)

● PT Phillip Sekuritas Indonesia ● PT Buana Capital Sekuritas ● PT Profindo Sekuritas Indonesia

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO KETERGANTUNGAN PADA VOLUME EKSPOR/IMPOR YANG DILAKUKAN DI INDONESIA. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN ADALAH TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI RELATIF TERBATAS.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”)

Prospektus ini diterbitkan di Jakarta tanggal 2 Juli 2018

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”) telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham Indonesia Kendaraan Terminal Tahun 2018 melalui surat No. PR09/4117/IKT-18 pada tanggal 17 April 2018 kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) di Jakarta, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 tahun 1995, Tambahan No. 3608 beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya (selanjutnya disebut ”UUPM”), serta perubahan-perubahannya antara lain Peraturan OJK No. 7/POJK.04/2017 tentang Dokumen Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas, Efek Bersifat Utang, dan/atau Sukuk dan Peraturan OJK No. 8/POJK.04/2017 tentang Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas.

Saham-saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini direncanakan akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek tanggal 18 Mei 2018 yang dibuat antara Perseroan dan PT Bursa Efek Indonesia. Apabila syarat-syarat pencatatan Saham di BEI tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum Perdana Saham ini dibatalkan dan uang pemesanan yang telah diterima akan dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Peraturan No. IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-25/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai fungsi dan kedudukan masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta kode etik, norma dan standar profesinya masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, semua pihak terafiliasi dilarang untuk memberi keterangan atau membuat pernyataan apapun mengenai hal-hal yang tidak diungkapkan dalam Prospektus ini tanpa sebelumnya memperoleh persetujuan tertulis dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal lainnya, selain PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT BNI Sekuritas, dalam rangka Penawaran Umum ini bukan merupakan Pihak Terafiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan definisi Afiliasi dalam UUPM. Selanjutnya penjelasan mengenai hubungan Afiliasi dapat dilihat pada Bab XII tentang Penjaminan Emisi Efek dan Bab XIII tentang Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal. PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT BNI Sekuritas merupakan pihak yang terafiliasi secara tidak langsung dengan Perseroan dikarenakan bersama-sama dimiliki secara tidak langsung oleh Negara Republik Indonesia.

PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH HUKUM NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI PENAWARAN UMUM UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SERTA KETENTUAN-KETENTUAN BURSA EFEK YANG BERLAKU DI NEGARA ATAU YURISDIKSI DI LUAR WILAYAH REPUBLIK INDONESIA TERSEBUT.

PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SELURUH INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL TELAH DIUNGKAPKAN DAN INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL TERSEBUT TIDAK MENYESATKAN.

i

DAFTAR ISI

DEFINISI DAN SINGKATAN ..................................................................................................................iii

RINGKASAN ..........................................................................................................................................xi

I. PENAWARAN UMUM ...................................................................................................................1

II. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM ......................6

III. PERNYATAAN UTANG .................................................................................................................8

IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING ..................................................................................14

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN .............................................................17

VI. FAKTOR RISIKO ........................................................................................................................42

VII. INFORMASI TENTANG SEMUA KEJADIAN PENTING YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN ..............................................................................................51

VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN, KEGIATAN USAHA, SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA ............................................................................................................52 1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN ......................................................................................52 2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN ................................................54 3. PENGURUSAN, PENGAWASAN DAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ..............................55 4. SUMBER DAYA MANUSIA...................................................................................................67 5. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN ...........................................................................71 6. STRUKTUR HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGAWASAN DAN PENGURUSAN PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM ...................................................................71 7. KETERANGAN SINGKAT TENTANG PEMEGANG SAHAM PERSEROAN BERBENTUK BADAN HUKUM DENGAN KEPEMILIKAN LEBIH DARI 5% (LIMA PERSEN) ...................72 8. KETERANGAN MENGENAI ASET TETAP PERSEROAN ..................................................75 9. ASURANSI ...........................................................................................................................76 10. TRANSAKSI DAN PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA .......77 11. TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI .............................................................................85 12. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL ...............................................................................89 13. PERKARA HUKUM YANG DIHADAPI PERSEROAN, DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PERSEROAN .......................................................................................................89 14. KEGIATAN USAHA PERSEROAN .......................................................................................89 15. PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN ..............................................................................98 16. PEMASARAN DAN PELANGGAN .......................................................................................99 17. TEKNOLOGI INFORMASI .................................................................................................101 18. KETERANGAN TENTANG INDUSTRI...............................................................................103 19. PERSAINGAN DAN PROSPEK USAHA ...........................................................................126 20. KEUNGGULAN KOMPETITIF ...........................................................................................133 21. STRATEGI BISNIS PERSEROAN .....................................................................................135 22. IZIN LINGKUNGAN HIDUP ...............................................................................................136 23. TANGGUNG JAWAB SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY / CSR)...........136

ii

IX. EKUITAS ...................................................................................................................................139

X. KEBIJAKAN DIVIDEN ..............................................................................................................140

XI. PERPAJAKAN ..........................................................................................................................141

XII. PENJAMINAN EMISI EFEK .....................................................................................................144

XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL ....................................................146

XIV. KETENTUAN PENTING DALAM ANGGARAN DASAR DAN KETENTUAN PENTING LAINNYA TERKAIT PEMEGANG SAHAM ..............................................................................149

XV. TATA CARA PEMESANAN EFEK BERSIFAT EKUITAS .........................................................178

XVI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM ...184

XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM .............................................................................................185

XVIII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN ..............223

iii

DEFINISI DAN SINGKATAN

“Afiliasi” : berarti pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) UUPM, yaitu:(a) hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai

derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;(b) hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris

dari pihak tersebut;(c) hubungan antara dua perusahaan di mana terdapat satu atau lebih

anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;(d) hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun

tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;

(e) hubungan antara dua perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau

(f) hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

“Akuntan Publik” atau “KAP”

: berarti Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja yang melaksanakan audit atas laporan keuangan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham.

“Anggota Bursa” : berarti Anggota Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 ayat (2) UUPM.

”BAE” : berarti Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang melaksanakan administrasi Saham Yang Ditawarkan yang ditunjuk oleh Perseroan, yang dalam hal ini adalah PT EDI Indonesia, berkedudukan di Jakarta, yang telah menandatangani perjanjian dengan Perseroan sebagaimana tercantum dalam Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham.

“Bank Kustodian” : berarti bank sebagaimana yang dimaksud dalam UUPM.

“Bapepam” : berarti Badan Pengawas Pasar Modal atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) UUPM.

“Bapepam dan LK” : berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal juncto Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 184/KMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Keuangan.

“BUMN” : berarti Badan Usaha Milik Negara.

“Bursa Efek” atau “BEI” : berarti PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta, atau setiap penggantinya yang mungkin dibentuk di kemudian hari.

“Cargodoring” : berarti kegiatan mengeluarkan muatan/barang yang dilakukan oleh Perseroan dari dermaga dan mengangkut dari dermaga ke lapangan penumpukan barang di gudang/lapangan penumpukan dan sebaliknya.

“Completely Built Unit” atau “CBU”

: berarti kendaraan yang diangkut melalui pelabuhan Perseroan, yang memiliki bentuk utuh dan siap untuk digunakan.

“Daftar Pemesanan Pembelian Saham” atau ”DPPS”

: berarti suatu daftar yang memuat nama-nama dari pemesan Saham Yang Ditawarkan dan jumlah Saham Yang Ditawarkan yang dipesan sebagaimana dipersiapkan oleh masing-masing para Penjamin Emisi Efek, dan Agen Penjualan (jika ada), daftar mana disusun berdasarkan FPPS.

iv

“DPS” : berarti Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan oleh BAE, yang memuat keterangan tentang kepemilikan saham dalam Perseroan.

“Efektif” : berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan ketentuan angka 4 Peraturan No. IX.A.2, yaitu:1. Atas dasar lewatnya waktu, yakni:

- 45 hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima OJK secara lengkap, yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan peraturan yang terkait dengan Penawaran Umum Saham; atau

- 45 hari sejak tanggal perubahan terakhir atas Pernyataan Pendaftaran yang diajukan Perseroan atau yang diminta OJK dipenuhi; atau

2. atas dasar pernyataan efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.

“Emisi” : berarti tindakan Perseroan untuk menawarkan Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Perdana Saham guna dicatatkan dan diperdagangkan di BEI.

“Equipment Processing Center” atau “EPC”

berarti salah satu fasilitas Value Added Services tempat untuk peningkatan kualitas alat berat dan pemasangan aksesoris.

”ESA” : berarti singkatan dari Employee Stock Allocation atau Program Alokasi Saham Karyawan.

“Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham” atau ”FKPS”

: berarti suatu formulir yang mengkonfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan tertentu, yang merupakan tanda bukti kepemilikan Saham Yang Ditawarkan di pasar perdana.

“Formulir Pemesanan Pembelian Saham” atau ”FPPS”

: berarti salinan asli dari formulir pemesanan pembelian terkait Saham Yang Ditawarkan yang harus dibuat dalam lima rangkap, masing-masing rangkap mana harus diisi secara lengkap, dibubuhi tanda tangan asli pemesan, dan diajukan oleh calon pembeli kepada para Penjamin Emisi Efek, dan Agen Penjualan (jika ada) pada waktu memesan Saham Yang Ditawarkan selama Masa Penawaran Umum Perdana Saham.

“Harga Penawaran” : berarti harga setiap Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana Saham, yaitu sebesar Rp1.640,- (seribu enam ratus empat puluh Rupiah).

“Hari Bursa” : berarti hari di mana kegiatan-kegiatan perdagangan efek dilangsungkan di Bursa Efek, yaitu hari Senin sampai hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditentukan oleh Pemerintah atau hari lain yang dinyatakan sebagai hari libur oleh Bursa Efek.

“Hari Kalender” : berarti setiap hari dalam satu tahun sesuai dengan kalender Gregorius tanpa kecuali, termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari-hari libur nasional yang ditetapkan dari waktu ke waktu oleh Pemerintah.

“Hari Kerja” : berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat , kecuali hari-hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah atau hari kerja biasa yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai hari libur nasional.

“Kemenkumham” : berarti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu dikenal dengan nama Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia. Departemen Kehakiman Republik Indonesia, atau nama lainnya).

v

“Konfirmasi Tertulis: : berarti surat konfirmasi yang dikeluarkan oleh KSEI dan/atau Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek untuk kepentingan Pemegang Rekening di pasar sekunder.

“Konsultan Hukum” : berarti Tumbuan and Partners yang melakukan pemeriksaan atas fakta hukum yang ada mengenai Perseroan serta keterangan hukum lain yang berkaitan dalam rangka Penawran Umum Perdana Saham.

“KSEI” : berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta, yang merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sesuai dengan UUPM.

“Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal”

: Berarti pihak-pihak yang telah terdaftar di OJK dan terlibat di dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, yang meliputi Tumbuan and Partners selaku Konsultan Hukum, KAP Purwantono, Sungkoro & Surja (Anggota dari Ernst & Young Global Limited) selaku Kantor Akuntan Publik, Kantor Notaris Fathiah Helmi S.H., dan PT Edi Indonesia selaku Biro Administrasi Efek.

“Manajer Penjatahan” : berarti PT Mandiri Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham Yang Ditawarkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan No. IX.A.7.

“Masa Penawaran Umum Perdana Saham”

: berarti suatu jangka waktu di mana permintaan pemesanan Saham Yang Ditawarkan dapat diajukan oleh Masyarakat kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, dan Agen Penjualan (jika ada) sebagaimana ditentukan dalam Prospektus dan FPPS, kecuali Masa Penawaran Umum Perdana Saham itu ditutup secara lebih awal sebagaimana ditentukan di dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, jangka waktu mana tidak dapat kurang dari satu Hari Kerja dan tidak lebih dari lima Hari Kerja.

“Masyarakat” : berarti perorangan dan/atau institusi dan/atau entitas dan/atau badan hukum, baik Warga Negara Indonesia dan/atau entitas hukum Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia atau Warga Negara Asing dan/atau entitas asing dan/atau badan hukum asing, dan baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia atau bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Indonesia, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang berlaku di Indonesia.

“Menkumham” : berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu dikenal dengan nama Menteri Kehakiman Republik Indonesia yang berubah nama menjadi Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia).

“MIE” : Berarti PT Maspion Industrial Estate.

“MTI” : Berarti PT Multi Terminal Indonesia, yang merupakan salah satu pemegang saham Perseroan.

”MKO MTKI” : Berarti Manajemen Kerjasama Operasi Maspion Terminal Kendaraan Indonesia, yang merupakan kerjasama antara Perseroan dengan PT Maspion Industrial Estate dalam rangka menjalankan pengoperasial terminal kendaraan di Gresik, Jawa Timur.

vi

“OJK” : berarti Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (“UU OJK”) yang tugas dan wewenangnya meliputi pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga jasa pembiayaan dan lembaga keuangan lainnya. Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal beralih dari Bapepam dan LK ke OJK, atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya, sesuai dengan Pasal 55 UU OJK.

“Pasar Perdana” : berarti penawaran dan penjualan Saham Yang Ditawarkan Perseroran kepada masyarakat selama Masa Penawaran sebelum Saham Yang Ditawarkan tersebut dicatatkan pada Bursa Efek.

“Pelindo II” atau “IPC” : Berarti PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), yang merupakan salah satu pemegang saham Perseroan.

“Pemegang Rekening” : berarti setiap pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik rekening efek di KSEI atau Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek.

“Pemegang Saham Utama” : berarti pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki paling sedikit 20% (dua puluh persen) hak suara dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh suatu perusahan atau jumlah yang lebih kecil dari itu sebagaimana ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

“Pemegang Saham Pengendali”

: berarti pihak yang memiliki saham lebih dari 50% (lima puluh persen) dari seluruh saham yang disetor penuh, atau pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan cara apapun pengelolaan dan/atau kebijaksanaan Perseroan.

“Pemerintah” : berarti Pemerintah Republik Indonesia.

“Penawaran Awal” : berarti suatu ajakan, langsung atau tidak langsung dengan menggunakan Prospektus Awal, segera setelah diumumkannya Prospektus Ringkas melalui surat kabar, yang bertujuan mengetahui minat Masyarakat sehubungan dengan Saham Yang Ditawarkan, berupa indikasi jumlah saham yang akan dipesan dan perkiraan harga dari Harga Penawaran yang dilaksanakan sesuai dengan Peraturan OJK No. 23/2017 dan dengan memperhatikan Peraturan No. IX.A.2.

“Penawaran Umum” atau “Penawaran Umum Perdana Saham”

: berarti Penawaran Umum Perdana Saham sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan-peraturan pelaksanaannya.

“Penitipan Kolektif” : berarti penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh KSEI.

“Penjamin Emisi Efek” : berarti Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan peserta sindikasi Penjamin Emisi Efek (apabila ada) yang mengadakan kesepakatan dengan Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atas nama Perseroan dan akan bertanggung jawab, secara sendiri-sendiri dan tidak bersama untuk menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat dengan kesanggupan penuh (full commitment) serta melakukan pembayaran hasil Penawaran Umum Perdana Saham di pasar perdana kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Peserta sindikasi Penjamin Emisi Efek dalam Penawaran Umum Perdana Saham yaitu PT RHB Sekuritas Indonesia, PT BNI Sekuritas, PT Phillip Sekuritas Indonesia, PT Buana Capital Sekuritas dan PT Profindo Sekuritas Indonesia.

vii

“Penjamin Pelaksana Emisi Efek”

: berarti pihak yang melaksanakan pengelolaan dan penyelenggaraan atas Penawaran Umum Perdana Saham ini, yaitu PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.

“Peraturan No. IX.A.2” : berarti Peraturan No. IX.A.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

“Peraturan No. IX.A.7” : berarti Peraturan No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum.

”Peraturan No. IX.E.1” : berarti Peraturan No. IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

”Peraturan No. IX.E.2” : berarti Peraturan No. IX.E.2 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

“Peraturan No. IX.J.1” : berarti Peraturan No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

“Peraturan OJK No. 7/2017”: Berarti Peraturan OJK No. 7/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Dokumen Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas, Efek Bersifat Utang, dan/atau Sukuk.

”Peraturan OJK No. 8/2017”: Berarti Peraturan OJK No. 8/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas.

“Peraturan OJK No. 10/2017”

: berarti Peraturan OJK No. 10/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Perubahan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.

“Peraturan OJK No. 23/2017”

: Berarti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.23/POJK.04/2017 tanggal 22 Juni 2017 tentang Prospektus Awal dan Info Memo.

“Peraturan OJK No. 25/2017”

: berarti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.25/POJK.04/2017 tanggal 21 Juni 2017 tentang Pembatasan Atas Saham Yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum.

“Peraturan OJK No. 32/2014”

: berarti Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka sebagaimana diubah dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.10 /POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 Tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.

“Peraturan OJK No. 33/2014”

: berarti Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.

“Peraturan OJK No. 34/2014”

: berarti Peraturan OJK No. 34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik.

“Peraturan OJK No. 35/2014”

: berarti Peraturan OJK No. 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik.

viii

“Peraturan OJK No. 30/2015”

: berarti Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015 tanggal 22 Desember 2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

“Peraturan OJK No. 55/2015”

: berarti Peraturan OJK No. 55/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

“Peraturan OJK No. 56/2014”

: berarti Peraturan OJK No. 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.

“Peraturan Pencatatan Bursa Efek

: berarti Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-A, Lampiran Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00001/BEI/01-2014 tanggal 20 Januari 2014 tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.

“Perjanjian Pendaftaran Efek”

: berarti Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas di KSEI No. SP-029/SHM/KSEI/0318 yang bermeterai cukup dan dibuat dibawah tangan oleh dan antara Perseroan dengan KSEI.

”Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham” atau ”PPAS”

: berarti Akta Perjanjian Pengelolaan Saham No. 67 tanggal 17 April 2018 juncto Akta Perubahan I Perjanjian Pengelolaan Saham No. 28 tanggal 11 Mei 2018 yang seluruhnya dibuat oleh dan antara Perseroan dengan BAE dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta.

“Perjanjian Penjaminan Emisi Efek” atau ”PPEE”

: berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 66 tanggal 17 April 2018 juncto Akta Perubahan I Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 27 tanggal 11 Mei 2018 juncto Akta Perubahan II Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 30 tanggal 25 Juni 2018 yang seluruhnya dibuat oleh dan antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta.

“Pernyataan Efektif” : berarti suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh OJK yang menyatakan bahwa seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran telah dipenuhi sesuai dengan angka 4 Peraturan No. IX.A.2.

“Pernyataan Pendaftaran” : berarti dokumen-dokumen yang wajib disampaikan oleh Perseroan atas namanya sendiri kepada OJK dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham kepada Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan-peraturan pelaksanaannya.

“Perseroan” : berarti PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk., berkedudukan di Jakarta, suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia.

“Perubahan dan/atau Tambahan Atas Prospektus Ringkas”

: berarti perbaikan dan/atau tambahan atas Prospektus Ringkas yang akan diumumkan dalam sekurang-kurangnya satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional paling lambat satu Hari Kerja setelah diterimanya Pernyataan Efektif sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.A.2.

“Perusahaan Efek” : berarti pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek dan/atau manajer investasi sebagaimana dimaksud dalam UUPM.

“Port Stock” : berarti lapangan penumpukkan yang merupakan tempat untuk menyimpan kendaraan di Lini 2 (Non-Bonded Area) sebelum dimuat ke kapal atau setelah diturunkan dari kapal.

ix

“Program ESA” : berarti program pemberian Saham Baru yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini untuk karyawan Perseroan yang diatur berdasarkan keputusan RUPS dan/atau persetujuan Dewan Komisaris Perseroan, dan dalam jumlah sebesar 472.400 (empat ratus tujuh puluh dua ribu empat ratus) saham dari jumlah Saham Yang Ditawarkan.

“Prospektus” : berarti setiap informasi tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 butir 26 UUPM dan Peraturan OJK No. 8/2017.

“Prospektus Ringkas”: berarti suatu ringkasan Prospektus Awal berisikan fakta-fakta dan

pertimbangan-pertimbangan terpenting yang disusun dan diterbitkan oleh Perseroan bersama-sama Penjamin Pelaksana Emisi Efek sesuai dengan Peraturan OJK No. 8/2017 dan yang akan diumumkan dalam sekurang-kurangnya dua Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan dari OJK bahwa Perseroan dapat mengumumkan Prospektus Ringkas sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.A.2.

“PSAK” : berarti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, yang diterapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, dan berlaku umum di Indonesia.

“Rekening Efek” : berarti rekening yang memuat catatan saham milik pemegang saham yang diadministrasikan oleh KSEI atau Pemegang Rekening berdasarkan kontrak pembukaan rekening efek yang ditandatangani pemegang saham dan perusahaan efek dan/atau Bank Kustodian.

“Rekening Penawaran Umum Perdana Saham”

: berarti rekening atas nama Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada bank penerima untuk menampung dan menerima uang pemesanan atas Saham Yang Ditawarkan pada Harga Penawaran.

“Roll on-Roll off” atau “Ro-Ro”

: berarti kapal yang dapat memuat kendaraan yang berjalan masuk kedalam kapal dengan tenaga sendiri dan keluar kapal dengan tenaga sendiri.

“Rupiah” atau “Rp” : berarti mata uang sah Negara Republik Indonesia.

“RUPS” : berarti Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu rapat umum para pemegang saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, UUPT dan UUPM serta peraturan-peraturan pelaksananya.

“RUPSLB” : berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yaitu rapat umum pemegang saham luar biasa Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan, UUPT dan UUPM serta peraturan-peraturan pelaksananya.

“Saham Baru” : berarti saham biasa atas nama yang akan diterbitkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham.

“Saham Yang Ditawarkan” : berarti saham biasa atas nama yang dikeluarkan Perseroan dengan nominal setiap saham adalah Rp100,- (seratus Rupiah) yang akan ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat dalam Penawaran Umum Perdana Saham dan akan dicatatkan di Bursa Efek dalam jumlah sebesar 509.147.700 (lima ratus sembilan juta seratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus) saham atau setara dengan sebesar 28,0% (dua puluh delapan persen) dari total modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham yang selanjutnya akan dicatatkan pada Bursa Efek pada Tanggal Pencatatan.

“SABH” : berarti Sistem Administrasi Badan Hukum, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham.

x

“Stevedoring” : berarti pekerjaan membongkar barang yang dilakukan oleh Perseroan dari kapal ke dermaga atau memuat barang dari dermaga ke dalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka kapal.

“Tanggal Distribusi” : berarti tanggal penyerahan Saham Yang Ditawarkan kepada para pembeli Saham Yang Ditawarkan melalui distribusi elektronik selambat-lambatnya dua Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan, yang akan dilangsungkan secara bersamaan dengan Tanggal Pembayaran.

“Tanggal Pembayaran” : berarti tanggal pembayaran dari para Penjamin Emisi Efek melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek kepada Perseroan dari pemesanan dan penjualan atas Saham Yang Ditawarkan, yang akan dilangsungkan secara bersamaan dengan Tanggal Distribusi.

“Tanggal Pencatatan” : berarti tanggal pencatatan Saham Yang Ditawarkan untuk diperdagangkan di Bursa Efek, tanggal mana akan jatuh selambat-lambatnya satu Hari Kerja setelah Tanggal Distribusi.

“Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan”

: berarti suatu tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan (jika ada) kepada para pemesan saham atau dalam hal Penawaran Umum Perdana Saham dibatalkan, dimana tidak boleh lebih lambat dari dua Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau dua Hari Kerja setelah tanggal pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang mengakibatkan batalnya Penawaran Umum Perdana Saham.

“Tanggal Penjatahan” : berarti suatu tanggal yang disetujui oleh Perseroan bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, tanggal mana akan jatuh selambat-lambatnya dua Hari Kerja setelah penutupan Masa Penawaran Umum Perdana Saham, pada saat mana Manajer Penjatahan menetapkan penjatahan Saham Yang Ditawarkan bagi setiap pemesan.

“Transhipment” : berarti suatu proses pengiriman dengan melakukan pemberhentian di pelabuhan sementara, sebelum menuju ke pelabuhan tujuan. Proses ini terjadi untuk mengurangi cost yang tinggi dari Mother Vessel.

“Undang-Undang Pasar Modal” atau “UUPM”

: berarti Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan No. 3608, beserta peraturan-peraturan pelaksananya.

“UUPT” : berarti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Lembaran Negara Republik Indonesia No. 106 Tahun 2007, Tambahan No. 4756.

“Vehicle Processing Center” atau “VPC”

: berarti salah satu fasilitas Value Added Services tempat untuk peningkatan kualitas kendaraan (CBU) dan pemasangan aksesoris kendaraan.

xi

RINGKASAN

Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari, dan harus dibaca bersama-sama dengan, keterangan yang lebih terperinci dan laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat berdasarkan fakta dan pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah kecuali dinyatakan lain dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

1) KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PERSEROAN

Umum

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (“Perseroan”) suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta Utara. Perseroan didirikan dengan nama “PT Indonesia Kendaraan Terminal” sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 10 tanggal 5 November 2012, yang dibuat di hadapan Yulianti Irawati, S.H., pengganti dari Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-58515.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 19 November 2012 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0099164.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 19 November 2012 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 45, Berita Negara Republik Indonesia No. 65876 tanggal 4 Juni 2013 (“Akta Pendirian”).

Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali diubah dan perubahan anggaran dasar Perseroan terakhir adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 48 tanggal 14 April 2018, dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-0008618.AH.01.02.Tahun 2018 tanggal 17 April 2018 serta telah didaftarkan dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0151353 tanggal 17 April 2018 dan keduanya telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0054228.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 17 April 2018 (”Akta No. 48/2018”) yang antara lain isinya (i) mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1, Peraturan OJK No. 32/2014 juncto Peraturan OJK No. 10/2017 dan Peraturan OJK No. 33/2014; (ii) menyetujui perubahan status Perseroan menjadi perusahaan terbuka; dan (iii) menyetujui rencana Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan untuk ditawarkan kepada masyarakat serta dicatatkan di BEI dengan mengeluarkan saham baru sebanyak-banyaknya 30,0% (tiga puluh persen) atau 561.101.600 (lima ratus enam puluh satu juta seratus satu ribu enam ratus) saham baru juncto Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Tanpa Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS Sirkuler) PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. No. 26 tanggal 11 Mei 2018, dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah didaftarkan dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0189761 tanggal 12 Mei 2018 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0066545.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 12 Mei 2018 (“Akta No. 26/2018”) yang isinya merubah ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (3) anggaran dasar Perseroan. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan usaha di bidang penyediaan dan pengembangan fasilitas pelabuhan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/ mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas Terbuka.

xii

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Kegiatan usaha utama Perseroan untuk:menjalankan kegiatan usaha penyediaan dan/atau

pelayanan usaha Bongkar Muat Barang Dari Dan Ke Kapal di pelabuhan yang meliputi kegiatan Stevedoring, Cargodoring, dan Receiving/Delivery atas kendaraan, alat berat dan suku cadang, termasuk namun tidak terbatas mendirikan /menjalankan anak Perusahaan dan usaha lainnya yang memiliki hubungan langsung maupun tidak langsung dengan Kegiatan Usaha Utama, yaitu Bongkar Muat Barang Dari dan Ke Kapal sepanjang sesuai dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain sebagai berikut: i. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk bertambat.ii. Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik turun penumpang dan/atau kendaraan.iii. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat bongkar

muat serta peralatan pelabuhan.iv. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, kering dan ro-ro.v. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar muat kendaraan alat berat dan suku

cadang. vi. Penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar dan pelayanan air bersih. vii. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa penundaan kapal. viii. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan bongkar muat

barang dan peti kemas.ix. penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang.

b. Penyediaan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

c. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha penunjang sebagai berikut: i. Vehicle Processing Center (VPC) dan Equipment Processing Center (EPC).ii. Port Stock Services.iii. Alat Bantu Bongkar Muat.iv. Properti;v. Road Freight.

Visi dan Misi Perseroan

Visi

Menjadi perusahaan logistik kendaraan terbaik di kawasan Asia dengan pelayanan kelas dunia.

Misi

1. Memberikan kemudahan dan kelancaran untuk mendorong arus ekspor impor dan bongkar muat kendaraan.

2. Memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dukungan pengembangan industri otomotif nasional.

3. Mewujudkan pelayanan terbaik dengan tingkat keselamatan tinggi yang memberikan kepuasan kepada pengguna jasa, melalui pengelolaan secara professional dan didukung Sumber Daya Manusia yang mempunyai kompetensi tinggi, sehingga mampu bersaing di pasaran dunia dengan mewujudkan efisiensi biaya logistik.

4. Menjalankan bisnis unit sebagai pendukung pelayanan inti dalam upaya meningkatkan keuntungan perusahaan.

xiii

Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Perseroan Terakhir

Berikut ini komposisi permodalan Perseroan terakhir beserta susunan Pemegang Saham pada saat Prospektus ini diterbitkan:

KeteranganNilai Nominal Rp100,- per Saham

Jumlah Saham(Lembar)

Jumlah Nilai Nominal(Rupiah)

Persentase(%)

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000,-1. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 1.296.144.749 129.614.474.900,- 99,02. PT Multi Terminal Indonesia 13.092.371 1.309.237.100,- 1,0Modal Ditempatkan dan Disetor 1.309.237.120 130.923.712.000,- 100,0Saham Dalam Portepel 3.690.762.880 369.076.288.000,- -

Kegiatan Usaha

Perseroan sebagai satu-satunya operator terminal khusus kendaraan di Indonesia terus meningkatkan pelayanan dan fasilitas untuk mewujudkan terminal kendaraan yang berdaya saing tinggi. Pengembangan atas strategi bisnis terus dikaji agar pelayanan yang disediakan Perseroan mampu memenuhi kebutuhan pasar. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki kegiatan usaha utama sebagai berikut:

● Pelayanan Jasa Terminal dan Pelayanan Jasa Barang● Pelayanan Rupa-Rupa Usaha● Pengusahaan Fasilitas dan Utilitas Strategi Bisnis Perseroan

1. Fokus untuk unggul dalam jaringan bisnis inti● Meningkatkan kinerja dan layanan prima dari jaringan terminal kendaraan yang ada (optimisasi

dan rekonfigurasi)● Mengembangkan jaringan terminal kendaraan baru● Optimalisasi dan ekspansi lahan untuk pengembangan bisnis

2. Unggul dalam bisnis pendukung yang berdaya guna bagi bisnis inti ● Meningkatkan kinerja dan layanan prima bisnis pendukung● Mengembangkan bisnis pendukung yang memberikan nilai tambah bagi bisnis inti● Menyelaraskan bisnis pendukung dengan strategi Perseroan secara keseluruhan

3. Terminal kendaraan yang bersinergi dengan industri pendukung● Mengembangkan industri pendukung terminal kendaraan yang memberikan nilai tambah

terhadap perusahaan● Menjalin hubungan kerjasama dengan mitra strategis dalam mendukung kegiatan terminal

kendaraan

Pemasaran

Beberapa strategi pemasaran sebagai fokus Perseroan diantaranya adalah:

● Melakukan penetrasi pasar ke berbagai perusahaan otomotif, cargo owner, dan shipping line sebagai upaya menarik pelanggan untuk loyal terhadap Perseroan.

● Melakukan pengembangan bisnis melalui inovasi jenis layanan berdasarkan kajian terhadap potensi bisnis sehingga mampu menciptakan nilai tambah bagi Perusahaan. Pada tahun 2016 Perseroan meresmikan layanan Vehicle Processing Centre (VPC) & Equipment Processing Center (EPC). Layanan ini mencakup pencucian alat berat maupun mobil, dismantle alat berat, pemasangan aksesoris mobil dan sebagainya.

● Menjaga hubungan baik dengan mitra usaha melalui kunjungan rutin dan membahas tentang pengembangan usaha.

xiv

Prospek Usaha

Saat ini Perseroan sedang memperluas lahan hingga nantinya pada tahun 2022 meningkat menjadi 89,5 hektar. Dengan perluasan lahan ini, maka kapasitas terminal Perseroan diperkirakan akan mampu menampung kenaikan throughput kargo. Selain itu, Perseroan juga terus memberikan pelayanan yang berkualitas dan meningkatkan fasilitas terbaik dan modern.

Pemerintah Indonesia pada saat ini juga ingin memposisikan Indonesia menjadi negara dengan basis produksi global untuk produsen mobil, dengan tujuan utama untuk mengambilalih Thailand sebagai pusat produksi mobil terbesar di ASEAN. Pertumbuhan ekspor mobil harus diperkuat bersamaan dengan permintaan domestik, untuk mencapai hal ini. Pada tahun 2017, ekspor mobil Indonesia mencapai titik tertinggi sepanjang masa dari 0,23 juta unit.

Penjelasan lebih lanjut mengenai prospek usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VIII Keterangan Tentang Perseroan, Kegiatan Usaha, Serta Kecenderungan dan Prospek Usaha.

Faktor Risiko

Risiko Utama yang Mempunyai Pengaruh Signifikan Terhadap Kelangsungan Usaha Perseroan

● Ketergantungan pada volume Ekspor/Impor yang dilakukan di Indonesia, yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh ketergantungan pada tingkat permintaan kendaraan dan industri otomotif, serta kebijakan ekspor dan impor yang dikeluarkan oleh Pemerintah.

Risiko Usaha Yang Bersifat Material

● Perseroan bergantung kepada keterampilan dan pengalaman dari sumber daya manusia yang ada.● Keberlangsungan usaha Perseroan yang bergantung pada Pemerintah, IPC sebagai pengelola

pelabuhan serta pengusaha otomotif.● Risiko kerugian akibat penurunan kondisi, kerusakan, serta kendala teknis lainnya yang mungkin

dialami alat bantu bongkar muat.● Penyesuaian tarif layanan jasa kepelabuhanan yang merupakan sumber pendapatan utama

Perseroan bergantung pada serangkaian proses administrasi dan birokrasi yang dapat memengaruhi fleksibilitas Perseroan dalam menjaga performa keuangannya.

● Kondisi geografis dan bencana alam yang terjadi di Indonesia dapat memengaruhi operasional Perseroan.

● Kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mungkin memiliki pengaruh yang signifikan bagi keberlangsungan usaha dan perkembangan Perseroan.

● Kegiatan layanan jasa yang dilakukan Perseroan sangat tergantung pada kelancaran operasional pelabuhan dan pelayaran. Kelancaran operasional pelabuhan dan pelayaran bergantung pada banyak faktor, di antaranya adalah keamanan, politik, lingkungan serta kelancaran lalu lintas logistik di darat.

Risiko Umum

● Kondisi makro ekonomi● Perubahan kurs valuta asing● Tuntutan atau gugatan hukum● Kebijakan Pemerintah● Ketentuan negara lain atau peraturan internasional● Investor luar negeri mungkin dibatasi kepemilikannya pada saham Perseroan di masa yang akan

datang

Risiko Yang Berkaitan Dengan Investasi Pada Saham Perseroan

● Harga Saham Perseroan mungkin mengalami fluktuasi yang signifikan di kemudian hari● Likuiditas saham Perseroan● Kemampuan Perseroan untuk membayar dividen di kemudian hari● Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat bertentangan dengan kepentingan pembeli

Saham Yang Ditawarkan

Keterangan lebih lanjut mengenai risiko usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VI Prospektus ini.

xv

Ringkasan Data Keuangan

Ringkasan data keuangan penting di bawah ini disusun berdasarkan angka-angka yang dikutip dari dan harus dibaca dengan mengacu pada Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2017, 2016, dan 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan Opini Wajar Tanpa Modifikasian, yang ditandatangani oleh Muhammad Kurniawan dengan Registrasi Akuntan Publik No.AP.0240, laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan Opini Wajar Tanpa Modifikasian, yang ditandatangani oleh Moch. Dadang Syachruna dengan Registrasi Akuntan Publik No.AP.0697, dan laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan Opini Wajar Tanpa Modifikasian, yang ditandatangani oleh Moch. Dadang Syachruna dengan Registrasi Akuntan Publik No.AP.0697.

Laporan Posisi Keuangan (dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015Jumlah Aset 334.737.537 264.941.265 226.717.050 Jumlah Liabilitias 97.689.861 79.362.538 70.923.331 Jumlah Ekuitas 237.047.676 185.578.727 155.793.719

Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain (dalam ribuan Rupiah)

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Pendapatan operasi 422.052.835 314.335.510 247.027.927 Beban pokok pendapatan (215.264.377) (151.293.823) (129.408.504)Laba bruto 206.788.458 163.041.687 117.619.423

Beban umum dan administrasi (50.451.032) (35.419.326) (27.693.113)Pendapatan operasi lainnya 12.937.130 1.114.883 64.319 Beban operasi lainnya (3.568.141) (2.708.242) (1.259.571)Laba usaha 165.706.415 126.029.002 88.731.058

Pendapatan keuangan 9.009.472 8.089.854 6.196.588 Beban keuangan (9.085) (7.180) (13.389)Laba sebelum pajak penghasilan badan 174.706.802 134.111.676 94.914.257

Beban pajak penghasilanKini (45.626.729) (35.379.208) (25.579.032)Tangguhan 1.074.882 (374.961) (762.726)

Laba tahun berjalan 130.154.955 98.357.507 68.572.499

Penghasilan Komprehensif Lain - - -

Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan 130.154.955 98.357.507 68.572.499

xvi

Rasio - Rasio Penting

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015 Rasio Pertumbuhan (%)

Pendapatan operasi 34,27% 27,25% n/aBeban pokok pendapatan 42,28% 16,91% n/aLaba bruto 26,83% 38,62% n/aLaba Tahun Berjalan 32,33% 43,44% n/aLaba Komprehensif 32,33% 43,44% n/aTotal Aset 26,34% 16,86% n/aTotal Liabilitas 23,09% 11,90% n/aTotal Ekuitas 27,73% 19,12% n/a

Rasio Keuangan (%)Total Liabilitas / Total Ekuitas 41,21% 42,76% 45,52%Total Liabilitas / Total Aset 29,18% 29,95% 31,28%Total Aset Lancar / Total Liabilitas Jangka Pendek 250,46% 237,89% 248,98%

Rasio Usaha (%)Laba Bruto / Pendapatan operasi 49,00% 51,87% 47,61%Laba Usaha / Pendapatan operasi 39,26% 40,09% 35,92%Laba Bersih Tahun Berjalan / Pendapatan operasi 30,84% 31,29% 27,76%Laba Komprehensif / Pendapatan operasi 30,84% 31,29% 27,76%Laba Usaha / Total Aset 49,50% 47,57% 39,14%Laba Bersih Tahun Berjalan / Total Aset 38,88% 37,12% 30,25%Laba Komprehensif / Total Aset 38,88% 37,12% 30,25%Laba Usaha / Total Ekuitas 69,90% 67,91% 56,95%Laba Bersih Tahun Berjalan / Total Ekuitas 54,91% 53,00% 44,01%Laba Komprehensif / Total Ekuitas 54,91% 53,00% 44,01%

2) PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebesar 509.147.700 (lima ratus sembilan juta seratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus) saham biasa atas nama, dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham yang mewakili sebesar 28,0% (dua puluh delapan persen) dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham.

Keseluruhan saham tersebut ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp1.640,- (seribu enam ratus empat puluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS. Jumlah Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebesar Rp835.002.228.000,- (delapan ratus tiga puluh lima miliar dua juta dua ratus dua puluh delapan ribu Rupiah).

Saham-saham Yang Ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini seluruhnya adalah Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dan akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan dalam UUPT.

Berdasarkan Akta 26/2018, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan terakhir pada tanggal Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

KeteranganNilai Nominal Rp100,- per Saham

Jumlah Saham(Lembar)

Jumlah Nilai Nominal(Rupiah)

Persentase(%)

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000,-1. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 1.296.144.749 129.614.474.900,- 99,02. PT Multi Terminal Indonesia 13.092.371 1.309.237.100,- 1,0Modal Ditempatkan dan Disetor 1.309.237.120 130.923.712.000,- 100,0Saham Dalam Portepel 3.690.762.880 369.076.288.000,- -

xvii

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum Perdana Saham secara proforma akan menjadi sebagai berikut :

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham

Setelah Penawaran Umum Perdana Saham

Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (%) Jumlah Saham Jumlah Nilai

Nominal (%)

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000,- 5.000.000.000 500.000.000.000,-Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh1. PT Pelabuhan Indonesia II

(Persero) 1.296.144.749 129.614.474.900,- 99,0 1.296.144.749 129.614.474.900,- 71,32. PT Multi Terminal Indonesia 13.092.371 1.309.237.100,- 1,0 13.092.371 1.309.237.100,- 0,73. Masyarakat(1) - - - 509.147.700 50.914.770.000,- 28,0Jumlah Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh 1.309.237.120 130.923.712.000,- 100,0 1.818.384.820 181.838.482.000,- 100,0Saham dalam Portepel 3.690.762.880 369.076.288.000,- - 3.181.615.180 318.161.518.000,-

(1) termasuk Program ESA

Perseroan mengadakan Program ESA yang dilakukan bersamaan dengan Penawaran Umum Perdana Saham sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 48 tanggal 14 April 2018, dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, dimana pemegang saham Perseroan telah menyetujui Program ESA. Program ESA akan ditawarkan dengan jumlah sebesar 472.400 (empat ratus tujuh puluh dua ribu empat ratus) saham atau 0,09% (nol koma nol sembilan persen) dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini.

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, dan dilaksanakannya Program ESA seperti dijelaskan di atas, maka susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana Saham dan pelaksanaan Program ESA, secara proforma menjadi sebagai berikut:

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham

Setelah Penawaran Umum Perdana Saham dan pelaksanaan Program ESA

Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (%) Jumlah Saham Jumlah Nilai

Nominal (%)

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000,- 5.000.000.000 500.000.000.000,-Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh1. PT Pelabuhan Indonesia II

(Persero) 1.296.144.749 129.614.474.900,- 99,0 1.296.144.749 129.614.474.900,- 71,32. PT Multi Terminal Indonesia 13.092.371 1.309.237.100,- 1,0 13.092.371 1.309.237.100,- 0,73. Masyarakat - - - 508.675.300 50.867.530.000,- 28,04. Peserta Program ESA - 472.400 47.240.000,- 0,0*Jumlah Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh 1.309.237.120 130.923.712.000,- 100,0 1.818.384.820 181.838.482.000,- 100,0Saham dalam Portepel 3.690.762.880 369.076.288.000,- - 3.181.615.180 318.161.518.000,-

*menjadi nol karena pembulatan

xviii

3) PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM

Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan Perseroan sebagai berikut:

1. Sekitar 50% akan digunakan oleh Perseroan untuk ekspansi usaha, yang antara lain meliputi pengembangan terminal, perluasan lahan, penambahan kapasitas dan fasilitas serta peralatan pendukung Perseroan di area operasional Perseroan di Jakarta dan luar Jakarta.

2. Sekitar 25% akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran kontrak sewa lahan jangka panjang.

3. Sisanya akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional Perseroan.

4) KEBIJAKAN DIVIDEN

Setelah Penawaran Umum Perdana Saham ini, Direksi Perseroan berencana untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan dengan nilai sekurang-kurangnya 30,0% (tiga puluh persen) dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan, dimulai dari tahun 2019 berdasarkan laba bersih tahun buku 2018, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS. Apabila RUPS menyetujui adanya pembagian dividen, maka dividen tersebut akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham yang tercatat pada tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen, dengan memperhitungkan PPh dan pemotongan pajak sesuai ketentuan yang berlaku, jika ada. Direksi Perseroan dapat melakukan perubahan kebijakan dividen setiap waktu, dengan tunduk pada persetujuan dari pemegang saham melalui RUPS.

1

I. PENAWARAN UMUM

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebesar 509.147.700 (lima ratus sembilan juta seratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus) saham biasa atas nama, dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham yang mewakili sebesar 28,0% (dua puluh delapan persen) dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham.

Keseluruhan saham tersebut ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp1.640,- (seribu enam ratus empat puluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS. Jumlah Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebesar Rp835.002.228.000,- (delapan ratus tiga puluh lima miliar dua juta dua ratus dua puluh delapan ribu Rupiah).

Saham-saham Yang Ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini seluruhnya adalah Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dan akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan dalam UUPT.

PT INDONESIA KENDARAAN TERMINAL Tbk.Kegiatan Usaha Utama:

Bergerak di bidang bongkar muat barang dari dan ke kapal, meliputi cargodoring, receiving-delivery dan stevedoring

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

Kantor Pusat:Jl. Sindang Laut No. 100, RT 006 RW 008

Kalibaru, CilincingJakarta Utara, Indonesia

Telp. (021) 4393 2251, Faks. (021) 4293 2250

Email: [email protected]: www.indonesiacarterminal.co.id

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO KETERGANTUNGAN PADA VOLUME EKSPOR/IMPOR YANG DILAKUKAN DI INDONESIA. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN ADALAH TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI RELATIF TERBATAS.

2

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Tanpa Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS Sirkuler) PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. No. 26 tanggal 11 Mei 2018, dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah didaftarkan dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0189761 tanggal 12 Mei 2018 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0066545.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 12 Mei 2018, struktur permodalan dan komposisi susunan pemegang saham Perseroan:

KeteranganNilai Nominal Rp100,- per Saham

Jumlah Saham(Lembar)

Jumlah Nilai Nominal(Rupiah)

Persentase(%)

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000,-1. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 1.296.144.749 129.614.474.900,- 99,02. PT Multi Terminal Indonesia 13.092.371 1.309.237.100,- 1,0Modal Ditempatkan dan Disetor 1.309.237.120 130.923.712.000,- 100,0Saham Dalam Portepel 3.690.762.880 369.076.288.000,- -

Penawaran Umum Perdana Saham

Jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebesar 509.147.700 (lima ratus sembilan juta seratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus) saham biasa atas nama yang berasal dari portepel, atau mewakili sebesar 28,0% (dua puluh delapan persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham.

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum Perdana Saham secara proforma akan menjadi sebagai berikut :

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham

Setelah Penawaran Umum Perdana Saham

Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (%) Jumlah Saham Jumlah Nilai

Nominal (%)

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000,- 5.000.000.000 500.000.000.000,-Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh1. PT Pelabuhan Indonesia II

(Persero) 1.296.144.749 129.614.474.900,- 99,0 1.296.144.749 129.614.474.900,- 71,32. PT Multi Terminal Indonesia 13.092.371 1.309.237.100,- 1,0 13.092.371 1.309.237.100,- 0,73. Masyarakat(1) - - - 509.147.700 50.914.770.000,- 28,0Jumlah Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh 1.309.237.120 130.923.712.000,- 100,0 1.818.384.820 181.838.482.000,- 100,0Saham dalam Portepel 3.690.762.880 369.076.288.000,- - 3.181.615.180 318.161.518.000,-

(1) termasuk Program ESA

Program Kepemilikan Saham Perseroan melalui Penjatahan Saham untuk karyawan (Employee Stock Allocation atau Program ESA)

Perseroan mengadakan Program ESA yang dilakukan bersamaan dengan Penawaran Umum Perdana Saham sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 48 tanggal 14 April 2018, dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, dimana pemegang saham Perseroan telah menyetujui Program ESA. Program ESA akan ditawarkan dengan jumlah sebesar 472.400 (empat ratus tujuh puluh dua ribu empat ratus) saham atau 0,09% (nol koma nol sembilan persen) dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini.

3

Tujuan utama Program ESA adalah untuk memberikan kesempatan pada karyawan untuk ikut memiliki Perseroan melalui kepemilikan saham, sehingga meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging) serta peningkatan produktivitas kerja yang akan berdampak positif pada kinerja korporasi secara keseluruhan dan peningkatan nilai Perseroan yang dapat dinikmati oleh seluruh stakeholders. Sumber pendanaan yang digunakan dalam pelaksanaan Program ESA akan berasal dari kas internal Perseroan untuk Saham Bonus, sedangkan untuk Saham Jatah Pasti akan berasal dari masing-masing karyawan.

Pelaksanaan Program ESA akan mengikuti ketentuan yang terdapat dalam Peraturan No. IX.A.7, yaitu penjatahan pasti dengan jumlah paling banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham.

Alokasi dengan jatah pasti yang diberikan Perseroan untuk membeli saham Perseroan terdiri atas Saham Bonus dan Saham Jatah Pasti.

Saham Bonus

Saham Bonus yaitu alokasi saham yang diberikan Perseroan secara cuma-cuma kepada Seluruh Peserta Program ESA dengan jumlah saham sebesar 84.600 (delapan puluh empat ribu enam ratus) saham. Saham bonus memiliki Lock-up period selama 1 tahun dengan ketentuan Lock-up tersebut tetap berlaku meskipun Peserta Program ESA mengundurkan diri. Setelah masa Lock up berakhir, Peserta Program ESA yang telah mengundurkan diri akan tetap memiliki Saham Bonus dan dapat mentransaksikan saham tersebut. Masa Lock-up dimulai sejak tanggal Pencatatan Saham Perseroan di Bursa Efek.

Saham Jatah Pasti

Saham Jatah Pasti yaitu alokasi dengan jatah pasti yang diberikan Perseroan untuk membeli saham Penawaran Umum oleh Peserta Program ESA sebesar 387.800 (tiga ratus delapan puluh tujuh ribu delapan ratus) saham. Peserta ESA dapat membeli Saham Jatah Pasti sesuai dengan jumlah alokasi berdasarkan kebijakan internal Perseroan. Harga pelaksanaan ESA untuk saham jatah pasti sama dengan Harga Penawaran. Saham Jatah Pasti tidak memiliki Lock-up period.

Peserta Program ESA

Jumlah peserta yang berhak dan memenuhi persyaratan untuk mengikuti Program ESA adalah sebanyak-banyaknya 500 orang, kecuali bagi Direksi dan dan Komisaris Perseroan, yang memenuhi persyaratan (“Peserta Program ESA”), sebagai berikut:

1. Tidak berlaku bagi Direksi dan Dewan Komisaris;2. Karyawan Aktif sampai keluarnya Efektif OJK;3. Karyawan Aktif minimal sejak 1 Desember 2017;4. Tidak sedang terkena sanksi dari Perseroan; dan5. Tidak dalam status Cuti Di Luar Tanggungan Perusahaan (CDTP).

Persyaratan diatas berlaku bagi seluruh karyawan yang akan ikut serta dalam Program ESA, baik program saham bonus maupun saham jatah pasti.

Apabila Peserta Program ESA tidak memenuhi kriteria/persyaratan yang menyebabkan gugurnya hak peserta program ESA pada waktu periode penawaran ESA baik untuk saham bonus maupun saham jatah pasti, Perseroan akan melakukan: - Untuk saham bonus : Saham akan dikembalikan ke Perseroan untuk dialihkan ke

karyawan lain dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Perseroan.- Untuk saham jatah pasti : Saham akan dilepas kembali untuk dijual ke publik bersamaan

dengan proses IPO.

Pihak yang bertanggung jawab atas Program ESA dari Perseroan adalah direktorat keuangan dan sumber daya manusia yang berada dibawah pengawasan Direktur Keuangan & SDM.

4

Tata Cara Pemesanan Program ESA

Periode pemesanan saham jatah pasti oleh peserta ESA dilakukan sebelum masa bookbuilding berakhir. Saham jatah pasti dibayarkan dari insentif yang diterima pegawai sesuai dengan ketentuan Perseroan. Sementara untuk saham bonus akan diberikan langsung kepada peserta program ESA yang telah ditentukan tanpa melewati proses pemesanan.

Hak – Hak Pemegang ESA

Para Peserta program ESA berhak mendapatkan saham bonus dan memiliki opsi untuk membeli saham jatah pasti sesuai dengan ketentuan yang telah diatur oleh Perseroan tentang Program Employee Stock Allocation (ESA). Para Peserta Program ESA berhak atas hak dividen, hak suara dalam RUPS, dan hak-hak lainnya sesuai dengan hak-hak pemegang saham lainnya.

Ketentuan Program ESA

Biaya dan pajak yang akan timbul sehubungan dengan Program ESA berupa pemberian Saham Bonus akan ditanggung oleh Perseroan, sedangkan biaya dan pajak yang akan timbul sehubungan dengan Program ESA berupa Saham Jatah Pasti akan ditanggung oleh Peserta Program ESA.

Peserta Program ESA dapat melakukan transaksi penjualan saham melalui Bursa Efek atau diluar Bursa Efek. Atas pelaksanaan penjualan tersebut, berlaku ketentuan perpajakan sebagai berikut:

- UntukpelaksanaanpenjualanmelaluiBursaEfekakandikenakanpajakyangbersifatfinalyangbesarnya 0,1% (nol koma satu persen) dari nilai transaksi.

- Untuk pelaksanaan penjualan saham diluar Bursa Efek akan dikenakan pajak yang diperhitungkan dari capital gain yang diterima oleh Peserta.

PerseroanakanmenerbitkankonfirmasialokasiSahamBonusdanSahamJatahPastikepadaPeserta Program ESA, Peserta Program ESA wajib menyampaikan Pernyataan Dan Pengikatan Diri Dalam Rangka Program Kepemilikan Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan yang menyatakan Peserta melakukan pemesanan Saham Jatah Pasti dengan dana sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Perseroan dalam Program ESA ini. Perseroan akan menyampaikan daftar Peserta Program ESA serta jumlah saham dalam Program ESA kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta melakukan pembayaran dengan jumlah penuh seluruh saham dalam Program ESA dengan harga yang sama dengan harga penawaran umum saham, pembayaran dilakukan pada rekening bank yang ditunjuk oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk menerima pembayaran pemesanan saham dalam rangka Penawaran Umum ini, dengan jumlah penuh.

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, dan dilaksanakannya Program ESA seperti dijelaskan di atas, maka susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana Saham dan pelaksanaan Program ESA, secara proforma menjadi sebagai berikut:

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham

Setelah Penawaran Umum Perdana Saham dan pelaksanaan Program ESA

Nilai Nominal Rp100 per Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (%) Jumlah Saham Jumlah Nilai

Nominal (%)

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000,- 5.000.000.000 500.000.000.000,-Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh1. PT Pelabuhan Indonesia II

(Persero) 1.296.144.749 129.614.474.900,- 99,0 1.296.144.749 129.614.474.900,- 71,32. PT Multi Terminal Indonesia 13.092.371 1.309.237.100,- 1,0 13.092.371 1.309.237.100,- 0,73. Masyarakat - - - 508.675.300 50.867.530.000,- 28,04. Peserta Program ESA - 472.400 47.240.000,- 0,0*Jumlah Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh 1.309.237.120 130.923.712.000,- 100,0 1.818.384.820 181.838.482.000,- 100,0Saham dalam Portepel 3.690.762.880 369.076.288.000,- - 3.181.615.180 318.161.518.000,-

*menjadi nol karena pembulatan

5

Pencatatan Saham Perseroan di BEI

Bersamaan dengan pencatatan saham yang berasal dari Penawaran Umum Perdana Saham ini sebesar 509.147.700 (lima ratus sembilan juta seratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus) saham biasa atas nama atau sebesar 28,0% (dua puluh delapan persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham ini, maka Perseroan juga akan mencatatkan seluruh saham biasa atas nama pemegang saham sebelum Penawaran Umum Perdana Saham sejumlah 1.309.237.120 (satu miliar tiga ratus sembilan juta dua ratus tiga puluh tujuh ribu seratus dua puluh) saham. Dengan demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI adalah sebesar 1.818.384.820 (satu miliar delapan ratus delapan belas juta tiga ratus delapan puluh empat ribu delapan ratus dua puluh) saham, atau sejumlah 100% dari jumlah modal ditempatkan atau disetor penuh sesudah Penawaran Umum Perdana Saham ini.

Berdasarkan POJK No. 25/2017, setiap pihak yang memperoleh saham Perseroan dengan harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum Perdana dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum penyampaian pernyataan pendaftaran ke OJK maka pihak tersebut dilarang mengalihkan sebagian atau seluruh saham Perseroan yang dimilikinya sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah pernyataan pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana menjadi efektif. POJK No. 25/2017 memuat pengecualian bahwa larangan tersebut tidak berlaku bagi kepemilikan atas efek bersifat ekuitas, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau lembaga yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan memiliki kewenangan melakukan penyehatan perbankan.

Perseroan merupakan anak perusahaan yang saat ini seluruh sahamnya dimiliki oleh Pelindo II dan MTI, yang masing-masing merupakan BUMN dan anak perusahaan BUMN, yang sebagian besar sahamnya dimiliki secara langsung dan tidak langsung oleh pemerintah pusat, melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, pembatasan sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 25/2017 tersebut tidak berlaku.

6

II. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM

Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan dipergunakan Perseroan dengan rincian sebagai berikut:

1. Sekitar 50% akan digunakan oleh Perseroan untuk ekspansi usaha, yang antara lain meliputi pengembangan terminal, perluasan lahan, penambahan kapasitas dan fasilitas serta peralatan pendukung Perseroan di area operasional Perseroan di Jakarta dan luar Jakarta. Lahan yang akan disewa terletak di sekitar wilayah kantor pusat Perseroan, yaitu di Jakarta Utara. Lahan tersebut merupakan milik Pemegang saham Perseroan, yaitu Pelindo II.

2. Sekitar 25% akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran kontrak sewa lahan jangka panjang di Jakarta Utara.

Lahan seluas 27ha tersebut saat ini dimiliki oleh Pelindo II yang merupakan Pemegang Saham Perseroan, dan saat ini Perseroan memiliki perjanjian sewa jangka pendek dengan Pelindo II dengan jangka waktu sewa 1 tahun terhitung mulai tanggal 1 Januari 2018 sesuai dengan Perjanjian Sewa Menyewa atas Aset PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal No. HK.566/31/1/PI-II-16 dan No. HK.566/2/12/IKT-16 tanggal 31 Maret 2016 sebagaimana terakhir kali diubah dengan Perjanjian Tambahan (Addendum) III No. HK.566/7/2/IKT-17 dan No. KS.03/27/12/2/D1.1/GM/C.TPK-17 tentang Sewa Menyewa Aset PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal tanggal 27 Desember 2017. Kedepannya, Perseroan berencana untuk melakukan kontrak sewa lahan jangka panjang selama 15 tahun.

3. Sisanya akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional Perseroan.

Dalam hal jumlah dana hasil Penawaran Umum tidak mencukupi untuk memenuhi rencana tersebut di atas, maka Perseroan akan menggunakan kas internal Perseroan atau menggunakan pendanaan eksternal yang diperoleh dari bank dan/atau lembaga keuangan dan/atau sumber lainnya.

Apabila dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham belum dipergunakan seluruhnya, maka penempatan sementara dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham tersebut harus dilakukan Perseroan dengan memperhatikan keamanan dan likuiditas serta dapat memberikan keuntungan finansial yang wajar bagi Perseroan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana kepada Otoritas Jasa Keuangan secara berkala sesuai dengan Peraturan OJK No. 30/2015 dan wajib mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Perseroan sampai dengan seluruh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham telah direalisasikan dan wajib dijadikan sebagai salah satu mata acara dalam RUPS Tahunan. Laporan realisasi penggunaan dana yang disampaikan kepada OJK akan dibuat secara berkala setiap 6 (enam) bulan (dengan tanggal laporan 30 Juni dan 31 Desember) sampai dengan seluruh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini telah direalisasikan. Perseroan akan menyampaikan laporan tersebut selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya. Realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum tersebut wajib pula disampaikan kepada BEI dan KSEI.

Apabila penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini akan diubah, maka rencana tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan penggunaan dana tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan dalam RUPS. Pelaporan perubahan rencana penggunaan dana tersebut akan dilakukan bersamaan dengan pemberitahuan mata acara RUPS kepada OJK.

7

Rencana penggunaan dana tersebut pada poin 1 dan 2 di atasmerupakanTransaksiAfiliasi yangdikecualikan berdasarkan angka 2 huruf c. poin 5 Peraturan No. IX.E.1, dimana transaksi tersebut adalah transaksi yang merupakan penunjang kegiatan usaha utama Perseroan dan tidak mengandung Benturan Kepentingan berdasarkan Peraturan No. IX.E.1. Apabila penggunaan dana tersebut pada poin 1 dan 2 di atas pada pelaksanaannya merupakan Transaksi Material atau Perubahan Kegiatan Usaha Utama, maka Perseroan wajib memperhatikan ketentuan Peraturan No. IX.E.2.

Sesuai dengan Peraturan OJK No.8/2017, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah kurang lebih setara dengan 2,25% dari nilai Penawaran Umum Perdana Saham yang meliputi:

a. Biaya jasa penyelenggaraan (management fee): 1,00%; b. Biaya jasa penjaminan (underwriting fee): 0,25%;c. Biaya jasa penjualan (selling fee) 0,25%;d. Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal: 0,24% yang terdiri dari; Akuntan Publik: 0,11%; Konsultan

Hukum: 0,12%; dan Notaris 0,01%;e. Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal: 0,02% yang terdiri dari biaya jasa Biro Adminisrasi Efek;

danf. Biaya Lain-lain (Pernyataan Pendaftaran OJK, BEI, KSEI, pemasaran, percetakan, iklan dan lain-

lain): 0,49%.

8

III. PERNYATAAN UTANG

Per tanggal 31 Desember 2017, Perseroan mempunyai kewajiban sebesar Rp97.689.861 ribu sesuai dengan laporan keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan Opini Wajar Tanpa Modifikasian, yang ditandatangani oleh MuhammadKurniawan dengan Registrasi Akuntan Publik No.AP.0240.

(dalam ribuan Rupiah)Keterangan JumlahLiabilitas jangka pendekUtang usaha

Pihak ketiga 5.435.349Pihak berelasi 35.782.068

Utang lain-lainPihak ketiga 7.025.182Pihak berelasi 43.514

Beban akrual 28.184.004Utang pajak 18.905.469Liabilitas jangka pendek lainnya

Pihak ketiga 1.406.837Pihak berelasi 907.438

TOTAL LIABILITAS 97.689.861

Tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham, sehingga tidak terdapat pencabutan dari pembatasan-pembatasan.

Perincian lebih lanjut mengenai kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:

1. UTANG USAHA

Pada tanggal 31 Desember 2017, Utang Usaha Perseroan adalah sebesar Rp41.217.417 ribu yang terdiri dari:

(dalam ribuan Rupiah)Keterangan Jumlah

Pihak ketigaKopegmar 2.590.572PT ISS Indonesia 670.680PT Energi Cakrawala Buana 554.271Lain-lain (dibawah Rp200 juta) 1.619.826

5.435.349Pihak berelasi

Pelindo II 27.487.177PT Integrasi Logistik Cipta Solusi 5.835.671PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia 985.209PT Electronic Data Interchange Indonesia 782.432PT Rumah Sakit Pelabuhan 427.385PT Energi Pelabuhan Indonesia 264.194

35.782.068

Jumlah utang usaha 41.217.417

9

2. UTANG LAIN-LAIN

Per tanggal 31 Desember 2017, Perseroan memiliki utang lain-lain sebesar Rp7.068.696 ribu, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam ribuan Rupiah)Keterangan Jumlah

Pihak ketigaPT Arjuna Sinatria Amarta 2.151.575PT Senjaya Solusi Sekurindo 1.153.273PT Arya Permata Nusa Indah 898.642PT Primus Indonesia 816.369PT Bayu Danar Mutiara 774.542PT Gemilang Sukses Abadi Selaras 52.146CV Mora Artha Sejahtera 17.591Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500 juta) 1.161.044

7.025.182Pihak berelasi

MKO MTKI 43.514

Jumlah utang usaha 7.068.696

Utang lain-lain pihak ketiga dan pihak berelasi merupakan utang atas pembelian dan pembangunan aset tetap.

3. UTANG PAJAK

Utang pajak Perseroan pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp18.905.469 ribu, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam ribuan Rupiah)Keterangan Jumlah

Pajak penghasilan badan tahun berjalan 11.501.437Pajak Penghasilan

Pasal 4 (2) 730.308Pasal 21 3.234.194Pasal 23 284.926Pasal 25 2.658.799

Pajak Pertambahan Nilai 495.805Jumlah utang pajak 18.905.469

4. LIABILITAS JANGKA PENDEK LAINNYA

Jumlah liabilitas jangka pendek lainnya Perseroan pada tanggal 31 Desember 2017 adalah Rp2.314.275 ribu, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam ribu Rupiah)Keterangan Jumlah

Sewa diterima di mukaPihak ketiga 324.294Pihak berelasi

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 64.283PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 57.855

446.432Uang titipan

Pihak ketigaPelanggan 138.336Zakat, infaq dan shadaqah 94.801Lain-lain 849.406

Pihak berelasiPT BNI Life Insurance 785.300

1.867.843Jumlah liabilitas jangka pendek lainnya 2.314.275

10

Uang titipan - lain-lain merupakan uang titipan vendor sebagai jaminan pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan dalam perjanjian.

5. BEBAN AKRUAL

Jumlah beban akrual Perseroan pada tanggal 31 Desember 2017 adalah Rp28.184.004 ribu, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam ribuan Rupiah)Keterangan Jumlah

Pegawai 11.541.565Kerjasama mitra usaha 10.582.173Umum 4.896.739Administrasi kantor 1.139.677Bahan 23.850

Jumlah beban akrual 28.184.004

Beban akrual - kerjasama mitra usaha merupakan beban akrual atas pembagian pendapatan yang diperoleh dari pencapaian besaran realisasi kegiatan pelayanan jasa bongkar muat.

Beban akrual - pegawai terutama merupakan beban akrual untuk biaya bonus dan tantiem.

Beban akrual - umum terutama merupakan beban akrual atas beban konsultan dan perayaan hari jadi Perseroan.

6. KOMITMEN DAN KONTINJENSI

a. Serah Operasi Aset Pelindo II

Berdasarkan Surat Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tanggal 23 Januari 2013, Perseroan diberikan hak penggunaan dan pengoperasian seluruh fasilitas terminal dan fasilitas penunjang pada Unit Tanjung Priok Car Terminal terhitung sejak tanggal 1 Desember 2012. Atas pengoperasian fasilitas tersebut, Perseroan diharuskan untuk membayar kompensasi sebesar 15% dari pendapatan kotor Perseroan per bulan.

Selanjutnya, pada tanggal 1 April 2014, Perseroan dan Pelindo II menandatangani Perjanjian No. HK.556/1/4/6/PI.II-14 dan No. HK.566/4/7/IKT-14 tentang Serah Operasi Fasilitas Terminal dan Fasilitas Penunjang Terminal pada Unit Tanjung Priok Car Terminal serta Area Pengembangannya dimana Pelindo II memberikan hak kepada Perseroan untuk pengoperasian fasilitas terminal, fasilitas penunjang terminal dan area pengembangan milik Pelindo II dengan jangka waktu 2 (dua) tahun. Atas pengoperasian fasilitas terminal, fasilitas penunjang terminal dan area pengembangan tersebut, Perseroan diharuskan untuk membayar kompensasi sebesar 15% dari pendapatan kotor Perseroan per bulan.

Berdasarkan Surat Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) No. UM.330/6/1/1/PI.II-16 tanggal 6 Januari 2016, efektif tanggal 1 Januari 2016, dilakukan perubahan perjanjian serah operasi menjadi perjanjian sewa dengan nilai tertentu yang mengacu pada Surat Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) No. HK.568/30/11/1/PI.II-15 tanggal 30 November 2015.

Selanjutnya pada tanggal 31 Maret 2016, Perseroan dan Pelindo II menandatangani Perjanjian No. HK.566/31/1/PI.II-16 dan No. HK.566/2/12/IKT-16 tentang Sewa Menyewa atas Aset PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal (“Perjanjian Sewa Aset”) dimana Pelindo IImemberikan hak untuk melaksanakan pengoperasian kegiatan usaha pelayanan jasa kepelabuhanan dalam wilayah kerja Perseroan serta pemeliharaan aset Pelindo II yang digunakan oleh Perseroan dengan nilai sewa per tahun sebesar Rp91.401.000 dan Rp94.809.000 masing-masing untuk tahun 2016 dan 2017. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Jangka waktu perjanjian adalah selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2017.

11

Selanjutnya, pada tanggal 17 Februari 2017, Perseroan dan Pelindo II menandatangani Berita Acara No. UM.339/1/10/IKT-17 dan No. UM.339/17/2/C.Tpk-17 dimana Perseroan dan Pelindo II sepakat untuk mengubah Perjanjian Sewa Aset. Berdasarkan berita acara tersebut, pada tanggal 31 Desember 2016 Perseroan mencatat pengembalian sewa sebagai piutang lain-lain kepada Pelindo II sebesar Rp38.168.775 (Catatan 6) dan sebesar Rp4.240.975 dicatat sebagai “taksiran tagihan restitusi pajak penghasilan”

Selanjutnya, pada tanggal 13 Maret 2017, Perseroan dan Pelindo II menandatangani Adendum I No. HK.566/1/13/IKT-17 atas Perjanjian Sewa Aset. Adendum tersebut mengatur mengenai perubahan dasar pengukuran serta nilai sewa. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Jangka waktu perjanjian adalah selama 1 (satu) tahun dimulai dari 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017.

Selanjutnya, Pada tanggal 22 Juni 2017, Perseroan dan Pelindo II menandatangani Adendum II atas dari Perjanjian Sewa Aset mengenai perubahan dasar pengukuran serta nilai sewa sesuai dengan Berita Acara Pengukuran No. UM.339/12/5/1/C.TPK-17 tanggal 12 Mei 2017. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Jangka waktu perjanjian adalah selama 6 (enam) bulan dimulai dari 1 Juli 2017 sampai dengan 31 Desember 2017.

b. Perjanjian pelayanan bongkar muat dan jasa pelayanan pelabuhan lainnya

1. Pada tanggal 31 Mei 2012, Perseroan dan PT Anugerah Permata Samudra, pihak ketiga, menandatangani Surat Perjanjian No.HK.566/2/10/TPT-12 tentang Pelayanan Bongkar Muat Alat Berat dan Parts di Area Perseroan. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Surat perjanjian telah beberapa kali diubah, terakhir berdasarkan Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) No. HK.566/3/12/IKT-14 tanggal 7 Juli 2014 mengenai perpanjangan jangka waktu perjanjian sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.

Pada tanggal 1 Juni 2012, Perseroan dan PT Anugerah Permata Samudra (“APS”), pihak ketiga, menandatangani Surat Perjanjian No.HK.566/2/16/TPT-12 tentang Pelayanan Bongkar Muat Kendaraan Passenger Car di Area Perseroan. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Perjanjian telah beberapa kali diubah, terakhir berdasarkan Surat Perjanjian Tambahan (Adendum) No. HK.566/3/14//IKT-14 tanggal 7 Juli 2014 mengenai perpanjangan jangka waktu perjanjian sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.

Selanjutnya, pada tanggal 18 Desember 2017, Perseroan dan APS menandatangani Perjanjian No. HK.566/7/3/IKT-17 tentang Pelayanan dan Penanganan Kargo Passenger Car (CBU), Alat Berat, Bus & Truck, Spare Parts di Terminal Internasional Perseroan. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Jangka waktu perjanjian ini adalah selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak 18 Desember 2017 sampai dengan 17 Desember 2018.

2. Pada tanggal 31 Mei 2012, Perseroan dan PT Bandar Krida Jasindo, pihak ketiga, menandatangani Surat Perjanjian No. HK.566/2/11/TPT-12 tentang Pelayanan Bongkar Muat Alat Berat dan Parts di Area Perseroan. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Surat perjanjian telah beberapa kali diubah, terakhir berdasarkan Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) No. HK.566/3/15/IKT-14 tanggal 7 Juli 2014 mengenai perpanjangan jangka waktu perjanjian sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.

Pada tanggal 1 Juni 2012, Perseroan dan PT Bandar Krida Jasindo (“BKJ”), pihak ketiga, menandatangani Surat Perjanjian No. HK.566/2/17/TPT-12 tentang Pelayanan Bongkar Muat Kendaraan Passenger Car di Area Perseroan. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Surat perjanjian telah beberapa kali diubah, terakhir berdasarkan Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) No. HK.566/3/14/IKT-14 tanggal 7 Juli 2014 mengenai perpanjangan jangka waktu perjanjian selama 12 bulan sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.

12

Selanjutnya, pada tanggal 21 Desember 2017, Perseroan dan BKJ menandatangani Perjanjian No. HK.566/7/4/IKT-17 tentang Pelayanan dan Penanganan Kargo Passenger Car (CBU), Alat Berat, Bus & Truck, Spare Parts di Terminal Internasional Perseroan. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Jangka waktu perjanjian ini adalah selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak 22 Desember 2017 sampai dengan 21 Desember 2018.

3. Pada tanggal 10 Maret 2016, Perseroan dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, pihak ketiga, menandatangani Perjanjian Kerja Sama No. HKK.566/2/7/IKT-16 dan No. 028/IKTTMMIN/PJ-SA/III/2016 tentang Jasa Pelayanan Kepelabuhanan, Pelayanan Bongkar Muat dan Penyediaan Lahan di Area Perseroan. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Perjanjian ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal 1 Maret 2016 sampai dengan tanggal 28 Februari 2021.

4. Pada tanggal 2 Mei 2016, Perseroan dan PT Astra Daihatsu Motor, pihak ketiga, menandatangani Perjanjian Kerja Sama No. HKK.566/3/9/IKT-16 dan No. VLC/EXIMLOG/001/V/2016 tentang Jasa Pelayanan Kepelabuhanan dan Pelayanan Bongkar Muat di Area Perseroan. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Perjanjian ini berlaku selama 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal 2 Mei 2016 sampai dengan tanggal 1 Mei 2018.

5. Pada tanggal 16 November 2016, Perseroan dan PT Toyota-Astra Motor, pihak ketiga, menandatangani Perjanjian No. HKK.566/5/20/IKT-16 dan No. 160/TAM-IKT/PJ-OTH/VI/2016 tentang Jasa Pelayanan Pelabuhan di area Perseroan. Syarat dan ketentuan lainnya diatur dalam perjanjian. Perjanjian ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal 16 November 2016 sampai dengan 15 November 2021.

c. Studi Tata Kelola Anak Perseroan Pelindo II

Pada tanggal 23 Januari 2014, Pelindo II menandatangani Perjanjian No. HK.566/1/16/PI.II-13 dengan PT Boston Consulting Indonesia, pihak ketiga, tentang Jasa Konsultasi Pekerjaan Studi Tata Kelola Anak Perseroan: Penyusunan Business Model dan Target Operating Model MTI, Perseroan, PTP, PPI, dan PT IPC Terminal Petikemas (“IPC TPK”) (“Perjanjian Tata Kelola”). Biaya pekerjaan sebesar Rp53.435.360 ribu dengan jangka waktu pekerjaan adalah 12 (dua belas) bulan.

Berdasarkan Berita Acara Kesepakatan Bersama antara Dewan Direksi Pelindo II, MTI, Perseroan, PPI, IPC TPK dan PTP No. UM.339/93/20/PI.II-13 tanggal 14 November 2013 tentang Pembiayaan Perjanjian Tata Kelola, pembebanan biaya tata kelola tersebut dibebankan pada masingmasing anak Perseroan sebesar Rp9.715.520 ribu.

Biaya tata kelola tersebut dicatat oleh Perseroan sebagai aset takberwujud dalam laporan posisi keuangan Perseroan dan diamortisasi selama 5 (lima) tahun. Pada tanggal 31 Desember 2017 saldo aset takberwujud jasa tata kelola adalah sebesar Rp3.238.507 ribu.

d. Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Kendaraan di Gresik Jawa Timur

Pada tanggal 9 April 2015, Perseroan dan MIE mengadakan Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan pengoperasian Terminal Kendaraan di Gresik Jawa Timur dengan membentuk MKO MTKI. Jangka waktu perjanjian adalah 25 tahun dengan porsi pendanaan Perseroan dan MIE masing-masing sebesar 45% dan 55%.

Pada tanggal 31 Desember 2017, Perseroan tidak memiliki liabilitas yang telah jatuh tempo tetapi belum dapat dilunasi.

Pada tanggal 31 Desember 2017, tidak terdapat pelanggaran atas persyaratan dalam perjanjian kredit yang dilakukan oleh Perseroan yang berdampak material terhadap kelangsungan usaha Perseroan.

13

MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SELURUH LIABILITAS PERSEROAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2017 TELAH DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI.

PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS-LIABILITAS LAIN, SELAIN YANG DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI DAN DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN YANG DISAJIKAN DALAM PROSPEKTUS INI.

SETELAH TANGGAL 31 DESEMBER 2017 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS-LIABILITAS LAIN KECUALI LIABILITAS-LIABILITAS YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA LIABILITAS-LIABILITAS YANG TELAH DINYATAKAN DI DALAM PROSPEKTUS INI DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN YANG MERUPAKAN BAGIAN YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI PROSPEKTUS INI.

TIDAK ADA PEMBATASAN-PEMBATASAN YANG DAPAT MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM PUBLIK (NEGATIVE COVENANTS).

MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN KESANGGUPAN UNTUK MENYELESAIKAN SELURUH LIABILITASNYA.

PADA SAAT PROSPEKTUS INI DITERBITKAN, TIDAK ADA LIABILITAS PERSEROAN YANG TELAH JATUH TEMPO YANG BELUM DILUNASI.

MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN TIDAK ADA KEADAAN LALAI ATAS PEMBAYARAN POKOK DAN/ATAU BUNGA PINJAMAN SETELAH TANGGAL LAPORAN KEUANGAN TERAKHIR SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN.

14

IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Angka-angka ikhtisar data keuangan penting di bawah ini disusun berdasarkan angka-angka yang dikutip dari dan harus dibaca dengan mengacu pada Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2017, 2016, dan 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 telah diaudit oleh KantorAkuntanPublikPurwantono,Sungkoro&SurjadenganOpiniWajarTanpaModifikasian,yangditandatangani oleh Muhammad Kurniawan dengan Registrasi Akuntan Publik No.AP.0240 , laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 telah diaudit olehKantorAkuntanPublikPurwantono,Sungkoro&SurjadenganOpiniWajarTanpaModifikasian,yang ditandatangani oleh Moch. Dadang Syachruna dengan Registrasi Akuntan Publik No.AP.0697 , dan laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan Opini Wajar Tanpa Modifikasian,yangditandatanganiolehMoch.DadangSyachrunadenganRegistrasiAkuntanPublikNo.AP.0697.

Informasi berikut harus dibaca berkaitan dengan dan secara keseluruhan mengacu pada laporan keuangan Perseroan yang telah diaudit beserta catatan atas laporan keuangan yang dilampirkan di dalam Prospektus ini pada Bab XVIII mengenai Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan Perseroan.

LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015ASET

ASET LANCARKas dan setara kas 174.600.833 91.770.269 122.673.442 Piutang usaha pihak ketiga – neto 58.021.527 54.245.861 50.724.063 Piutang lain-lain

Pihak ketiga 629.895 380.510 125.250 Pegawai 37.862 - 239.699 Pihak berelasi 3.781.628 38.707.387 22.026

Persediaan - 340.978 201.414 Uang muka dan beban dibayar di muka 1.608.427 2.188.441 1.680.671 Pendapatan masih akan diterima

Pihak ketiga 5.896.079 1.106.436 880.910 Pihak berelasi 93.260 59.589 35.958

Jumlah Aset Lancar 244.669.511 188.799.471 176.583.433

ASET TIDAK LANCARAset tetap – neto 76.343.980 56.980.524 27.627.482 Aset tak berwujud – neto 5.306.733 5.181.611 7.124.715 Uang muka investasi - - 12.441.023 Aset pajak tangguhan 1.270.115 195.233 570.194 Taksiran tagihan restitusi pajak penghasilan 4.646.847 4.240.975 1.874.398 Aset tidak lancar lainnya - neto 2.500.351 9.543.451 495.805

Jumlah Aset Tidak Lancar 90.068.026 76.141.794 50.133.617 JUMLAH ASET 334.737.537 264.941.265 226.717.050

15

(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEKUtang usaha

Pihak ketiga 5.435.349 4.987.762 4.601.733 Pihak berelasi 35.782.068 14.991.473 9.272.925

Utang lain-lainPihak ketiga 7.025.182 13.289.213 17.258.762 Pihak berelasi 43.514 528.750 5.805.000

Beban akrual 28.184.004 28.951.331 23.862.194 Utang pajak 18.905.469 14.916.705 8.368.528 Liabilitas jangka pendek lainnya

Pihak ketiga 1.406.837 1.284.057 1.395.171 Pihak berelasi 907.438 413.247 359.018

JUMLAH LIABILITAS 97.689.861 79.362.538 70.923.331

EKUITASModal saham 10.000.000 10.000.000 10.000.000 Saldo laba

Cadangan umum 96.892.721 77.221.220 77.221.220 Belum ditentukan penggunaannya 130.154.955 98.357.507 68.572.499

JUMLAH EKUITAS 237.047.676 185.578.727 155.793.719 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 334.737.537 264.941.265 226.717.050

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN

(dalam ribuan Rupiah)

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Pendapatan operasi 422.052.835 314.335.510 247.027.927 Beban pokok pendapatan (215.264.377) (151.293.823) (129.408.504)Laba bruto 206.788.458 163.041.687 117.619.423

Beban umum dan administrasi (50.451.032) (35.419.326) (27.693.113)Pendapatan operasi lainnya 12.937.130 1.114.883 64.319 Beban operasi lainnya (3.568.141) (2.708.242) (1.259.571)Laba usaha 165.706.415 126.029.002 88.731.058

Pendapatan keuangan 9.009.472 8.089.854 6.196.588 Beban keuangan (9.085) (7.180) (13.389)Laba sebelum pajak penghasilan badan 174.706.802 134.111.676 94.914.257

Beban pajak penghasilanKini (45.626.729) (35.379.208) (25.579.032)Tangguhan 1.074.882 (374.961) (762.726)

Laba tahun berjalan 130.154.955 98.357.507 68.572.499

Penghasilan Komprehensif Lain - - -

Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan 130.154.955 98.357.507 68.572.499

Laba Per Saham Dasar (nilai penuh) 130.155 98.357 68.572

16

RASIO-RASIO PENTING (dalam persentase)

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015 Rasio Pertumbuhan (%)

Pendapatan operasi 34,27% 27,25% n/aBeban pokok pendapatan 42,28% 16,91% n/aLaba bruto 26,83% 38,62% n/aLaba Tahun Berjalan 32,33% 43,44% n/aLaba Komprehensif 32,33% 43,44% n/aTotal Aset 26,34% 16,86% n/aTotal Liabilitas 23,09% 11,90% n/aTotal Ekuitas 27,73% 19,12% n/a

Rasio Keuangan (%)Total Liabilitas / Total Ekuitas 41,21% 42,76% 45,52%Total Liabilitas / Total Aset 29,18% 29,95% 31,28%Total Aset Lancar / Total Liabilitas Jangka Pendek 250,46% 237,89% 248,98%

Rasio Usaha (%)Laba Bruto / Pendapatan operasi 49,00% 51,87% 47,61%Laba Usaha / Pendapatan operasi 39,26% 40,09% 35,92%Laba Bersih Tahun Berjalan / Pendapatan operasi 30,84% 31,29% 27,76%Laba Komprehensif / Pendapatan operasi 30,84% 31,29% 27,76%Laba Usaha / Total Aset 49,50% 47,57% 39,14%Laba Bersih Tahun Berjalan / Total Aset 38,88% 37,12% 30,25%Laba Komprehensif / Total Aset 38,88% 37,12% 30,25%Laba Usaha / Total Ekuitas 69,90% 67,91% 56,95%Laba Bersih Tahun Berjalan / Total Ekuitas 54,91% 53,00% 44,01%Laba Komprehensif / Total Ekuitas 54,91% 53,00% 44,01%

17

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Keterangan yang ada dalam bab ini harus dibaca bersama-sama dengan laporan keuangan Perseroan beserta catatan-catatan di dalamnya, yang terdapat pada Bab XV dari Prospektus ini.

Analisis dan pembahasan oleh manajemen yang terdapat di dalam Prospektus ini berdasarkan Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2017, 2016, dan 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan Opini Wajar TanpaModifikasian,yangditandatanganiolehMuhammadKurniawandenganRegistrasiAkuntanPublikNo.AP.0240 , laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan Opini Wajar TanpaModifikasian,yangditandatanganiolehMoch.DadangSyachrunadenganRegistrasiAkuntanPublik No.AP.0697. dan laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan OpiniWajarTanpaModifikasian,yangditandatanganiolehMoch.DadangSyachrunadenganRegistrasiAkuntan Publik No.AP.0697.

1. UMUM

Perseroan didirikan berdasarkan Akta No. 10 tanggal 5 November 2012 dari Yulianti Irawati, S.H., pengganti dari Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan No. AHU-58515.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 19 November 2012 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 Juni 2013. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris No. 40 tanggal 2 Desember 2017 oleh Notaris Devi Yuana Lisa, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, tentang perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga terkait dengan bidang usaha perusahaan. Akta tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan memperoleh surat penerimaan pemberitahuan No. AHU-0028049.AH.01.02 tanggal 29 Desember 2017.

Berdasarkan Pasal 3 ayat 2 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perseroan adalah di bidang kegiatan pengusahaan di Pelabuhan. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan bergerak dalam bidang pengelolaan terminal kendaraan dan menjalankan usaha-usaha dibidang bongkar muat barang meliputi pelaksanaan stevedoring, cargodoring, reveiving/delivery, pelayanan penumpukan dan penyediaan tempat pengusahaan pelabuhan serta pelayanan logistik lainnya sebagai one stop services. Kantor Perseroan berlokasi di Jl. Sindang Laut, Cilincing, Jakarta Utara 14110, Indonesia.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KEUANGAN DAN KINERJA PERSEROAN

Faktor Pertumbuhan Industri Ekspor dan Impor, Pertumbuhan Industri Otomotif, Pertumbuhan Infrastruktur serta Pertumbuhan Ekonomi Domestik dan Global

Saat ini Perseroan bergerak di bidang jasa pelabuhan khusus kendaraan dengan pendapatan utama sehari-hari berasal dari produsen atau distributor kendaraan yang akan mengirimkan produknya ke negara lain atau menerima produknya dari negara lain. Frekuensi keluar masuknya kendaraan yang melewati Perseroan bergantung pada pertumbuhan industri ekspor dan impor di Indonesia. Apabila pertumbuhan ekspor dan impor di Indonesia meningkat, maka hal tersebut akan memberikan dampak yang positif bagi kinerja keuangan Perseroan. Selain itu pertumbuhan ekspor dan impor di Indonesia juga dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Apabila terdapat kebijakan Pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekspor di Indonesia, maka hal tersebut akan menopang pertumbuhan ekspor dan secara tidak langsung menopang kinerja keuangan Perseroan.

18

Pertumbuhan industri otomotif juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan. Apabila industri otomotif tidak berkembang disebabkan oleh menurunnya kebutuhan masyarakat akan kendaraan, maka hal tersebut akan mempengaruhi jumlah pengiriman kendaraan ke dalam atau luar negeri dan mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan. Saat ini pertumbuhan industri otomotif baik di Indonesia maupun di negara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti harga bahan bakar,tingkatsukubungadaninflasiyangsecaratidaklangsungmempengaruhidayabelimasyarakatatas kendaraan dan mempengaruhi penjualan kendaraan. Apabila penjualan kendaraan menurun, maka hal tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan ekspor dan impor kendaraan di Indonesia dan mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan secara tidak langsung.

Selain itu, saat ini Indonesia juga sedang mengalami pertumbuhan infrastruktur yang pesat, antara lain pembangunan jalan tol, jembatan dan sarana transportasi umum lainnya di kota-kota besar dan kecil di Indonesia. Dengan meningkatnya proyek infrastruktur yang terjadi di Indonesia, akan menyebabkan peningkatan pada kebutuhan alat-alat berat untuk mendukung pembangunan tersebut dan meningkatkan jumlah impor atas alat-alat berat. Apabila di masa depan pembangunan infrastruktur semakin banyak, maka hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah impor dan memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan Perseroan.

Penyesuaian Tarif Layanan Jasa

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, pendapatan utama Perseroan berasal dari jasa yang diberikan atas kegiatan bongkar muat kendaraan, spare parts dan alat berat. Dalam memberikan jasa tersebut, Perseroan menetapkan tarif standar yang berlaku bagi seluruh pelanggannya. Penetapan tarif tersebut dilakukan dengan pertimbangan feedback dari pelanggan/asosiasi pengguna jasa, pemerintah, tarif pasar dan keputusan dari manajemen. Apabila kedepannya terdapat perubahan pada tarif layanan yang diberikan, maka hal tersebut akan dapat meningkatkan pelayanan dan kinerja keuangan Perseroan.

Perubahan Biaya Sewa Operasi Aset yang dimiliki Pelindo II

Per tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015 Perseroan mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar Rp 215.264.377 ribu, Rp151.293.823 ribu dan Rp129.408.504 ribu. Per tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015, beban pokok pendapatan terkait sewa operasi aset sesuai dengan perjanjian sewa dengan Pelindo II tercatat sebesar Rp 68.840.075 ribu, Rp 48.991.250 ribu dan Rp 37.034.189 ribu atau sebesar 31,98%, 32,38% dan 28,62% dari total beban pokok pendapatan Perseroan. Apabila dimasa yang akan datang terdapat perubahan pada tarif sewa yang tertera didalam perjanjian dengan PelindoII,makahaltersebutakanberdampaksignifikanpadabebanpokokpendapatanPerseroan

Kebijakan pemerintah

Perkembangan industri otomotif salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Apabila subsidi bahan bakar berkurang, maka hal tersebut akan berdampak pada naiknya harga bahan bakar kendaraan dan menurunkan permintaan atas kendaraan. Selain itu, kebijakan terkait pajak barang mewah dan pajak ekspor-impor dapat meningkatkan harga jual dari kendaraan sehingga menurunkan permintaan. Kebijakan yang diambil Pemerintah seperti subsidi bahan bakar atau kebijakan terkait perpajakan secara langsung dapat mempengaruhi jumlah permintaan dan pengiriman kendaraan dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan. Kebijakan lainnya adalah perubahan moda transportasi dari darat ke laut untuk mengurangi beban jalan darat, polusi emisi carbon dan untuk mengefsiensikan biaya logistik.

Perubahan Perilaku Konsumen Industri Otomotif

Pertumbuhan kegiatan usaha Perseroan memiliki korelasi yang positif dengan pertumbuhan industri otomotif. Saat ini produsen-produsen kendaraan memproduksi produk-produknya sesuai dengan tren dan kebutuhan masyarakat atas jenis mobil tertentu. Apabila di masa yang akan datang terdapat menurunnya permintaan kendaraan dikarenakan adanya kecederungan dari konsumen untuk menggunakan jenis transportasi lain, maka hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan. Saat ini komposisi demografi masyarakat Indonesia mengalami perubahan khususnyamasyarakat kelas menengah meningkat sehingga daya beli untuk kendaraan kelas menengah juga mengalami peningkatan.

19

Pertumbuhan Sektor Infrastruktur, Pertambangan dan Perkebunan

Disamping itu kinerja perseroan juga dipengaruhi sektor-sektor lain yaitu sektor infrastruktur, pertambangan dan perkebunan dimana saat ini pemerintah Indonesia sedang fokus pada sektor-sektor tersebut sehingga meningkatkan troughput pada alat berat. Hal ini tentunya memiliki korelasi yang positif terkait dengan kinerja perseroan terutama di jumlah produksi dan pendapatan.

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Dasar Penyusunan Laporan KeuanganLaporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”) yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia, serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya. Kebijakan ini telah diterapkan secara konsisten terhadap seluruh periode yang disajikan kecuali jika dinyatakan lain.

Laporan Keuangan, kecuali laporan arus kas, disusun berdasarkan konsep akrual dan dasar pengukuran menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur dengan menggunakan dasar seperti yang disebutkan dalam Catatan yang relevan.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan penerimaan danpengeluarankasdansetarakasyangdiklasifikasikankedalamaktivitasoperasi, investasidanpendanaan.

Perusahaan menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang fungsional dan pelaporan Perusahaan.Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, dibulatkan dan disajikan dalam ribuan Rupiah (“Rp”), kecuali dinyatakan lain.

Kebijakan Akuntansi Penting

Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan standar baru PSAK yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2017. a. Amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan, berlaku

efektif 1 Januari 2017.b. PSAK No. 60 (Penyesuaian 2016): Instrumen Keuangan: Pengungkapan, berlaku efektif 1 Januari

2017 dengan penerapan dini diperkenankan.

Penerapan ini tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pelaporan keuangan danpengungkapan dalam laporan keuangan.

20

4. ANALISIS KEUANGAN

4.1. Pertumbuhan Pendapatan Bersih, Laba Bruto, Laba Tahun Berjalan dan Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan

Tabel berikut merupakan tabel penjualan, beban, laba tahun berjalan dan penghasilan komprehensif tahun berjalan Perseroan untuk tahun-tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

(dalam ribuan Rupiah)

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Pendapatan operasi 422.052.835 314.335.510 247.027.927 Beban pokok pendapatan (215.264.377) (151.293.823) (129.408.504)Laba bruto 206.788.458 163.041.687 117.619.423

Beban umum dan administrasi (50.451.032) (35.419.326) (27.693.113)Pendapatan operasi lainnya 12.937.130 1.114.883 64.319 Beban operasi lainnya (3.568.141) (2.708.242) (1.259.571)Laba usaha 165.706.415 126.029.002 88.731.058

Pendapatan keuangan 9.009.472 8.089.854 6.196.588 Beban keuangan (9.085) (7.180) (13.389)Laba sebelum pajak penghasilan badan 174.706.802 134.111.676 94.914.257

Beban pajak penghasilanKini (45.626.729) (35.379.208) (25.579.032)Tangguhan 1.074.882 (374.961) (762.726)

Laba tahun berjalan 130.154.955 98.357.507 68.572.499

Penghasilan Komprehensif Lain - - -

Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan 130.154.955 98.357.507 68.572.499

4.1.1. Pendapatan operasi

Berikut ini merupakan rincian pendapatan operasi Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

(dalam ribuan Rupiah)

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Pelayanan jasa terminal 394.907.434 289.889.691 224.479.666 Pelayanan jasa barang 23.680.630 20.961.269 19.700.939 Pelayanan rupa-rupa usaha 2.836.419 2.843.689 2.143.799 Pengusahaan fasilitas dan utilitas 628.352 640.861 703.523 Jumlah pendapatan operasi 422.052.835 314.335.510 247.027.927

Berikut ini merupakan rincian pendapatan Perseroan per segmen operasi tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

(dalam ribuan Rupiah)

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Rp % Rp % Rp %

Pelayanan jasa terminal dan jasa barang 418.588.064 99,18 310.850.960 98,89 244.180.605 98,85Pelayanan jasa rupa-rupa, pengusahaan fasilitas dan utilitas 3.464.771 0,82 3.484.550 1,11 2.847.322 1,15

Jumlah pendapatan operasi 422.052.835 100,0 314.335.510 100,0 247.027.927 100,0

21

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Pendapatan operasi Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp107.717.325 ribu atau sebesar 34,27% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, dari Rp 314.335.510 ribu menjadi Rp422.052.835 ribu. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan yang berasal dari pelayanan jasa terminal sebesar Rp105.017.743 ribu atau 36,23%, yang terutama disebabkan oleh adanya penambahan kapal Roro Prayasti milik PT. Jagat Zamrud Khatulistiwa dan juga penambahan kunjungan kapal di terminal Internasional khususnya kapal NYK Line dan Toyofuji Shipping. Kenaikan kunjungan kapal diikuti juga oleh kenaikan GT kapalnya. Realisasi arus barang untuk cargo mobil meningkat dari realisasi tahun sebelumnya dikarenakan adanya peningkatan unit impor milik PT. Toyota Astra Motor sebanyak 44% dari tahun sebelumnya dan peningkatan unit impor milik PT. Suzuki Indomobil sebanyak 6 kali lipat dari jumlah impor tahun sebelumnya dikarenakan adanya produk baru yang akan dipasarkan di Indonesia. Peningkatan produksi juga terjadi pada kegiatan ekspor mobil dan masih didominasi milik daro Toyota Group dan Suzuki. Untuk arus Alat berat disebabkan adanya peningkatan jumlah unit impor dan Ekspor dintara milik Hitachi, Kobelco, Caterpillar dan Hino Truck, serta penambahan cargo muatan untuk kapal Roro Prayasti. Sedangkan untuk spare part mengalami penurunan karena turunnya jumlah muatan general cargo khususnya kapal LCT di terminal domestik. Penurun produksi juga terjadi pada cargo Motor dan Unitized Cargo (Empty Can), hal ini dikarenakan berkurangnya permintaan pengiriman motor ke sejumlah daerah di Indonesia dan berkurangnya produksi atas barang empty can karena menurunnya permintaan ekspor.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.

Pendapatan operasi Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp67.307.583 ribu atau sebesar 27,25% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, dari Rp 247.027.927 ribu menjadi Rp314.335.510 ribu. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan yang berasal dari pelayanan jasa terminal sebesar Rp65.410.025 ribu atau 29,14%, yang terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah produksi ekspor dan impor alat berat dan adanya kenaikan tarif pelayanan jasa cargo handling, CBU dan alat berat (Stevedoring, OPP/OPT, dan penumpukan) di lingkungan kerja perseroan.

4.1.2. Beban Pokok Pendapatan

Berikut ini merupakan rincian beban pokok pendapatan Perseroan dari masing-masing sektor usaha tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

(dalam ribuan Rupiah)

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan 80.152.542 50.244.110 38.955.669 Sewa 68.840.075 48.991.250 37.034.189 Kerjasama mitra usaha 27.189.351 24.463.245 36.584.205 Bahan dan utilitas 11.922.993 7.588.375 7.341.057 Konsesi 10.626.403 7.572.074 772.764 Penyusutan 7.222.331 5.325.803 1.498.837 Beban eksploitasi lainnya 9.310.682 7.108.966 7.221.783 Jumlah beban pokok pendapatan 215.264.377 151.293.823 129.408.504

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Beban pokok pendapatan Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp63.970.554 ribu atau sebesar 42,28% bila dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, dari Rp151.293.823 ribu menjadi Rp215.264.377 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pada gaji upah dan kesejahteraan karyawan sebesar Rp29.908.432 ribu atau 59,53% dan peningkatan pada beban sewa sebesar Rp19.848.825 ribu

22

atau 40,52%. Peningkatan pada gaji disebabkan oleh adanya penyesuaian tunjangan sesuai dengan PKB (Perjanjian Kerja Bersama) baru dan adanya penambahan pegawai & Direksi di lingkungan perseroan, sedangkan peningkatan pada beban sewa terjadi karena adanya kesepakatan sewa antara Perseroan dan Pelindo II yang sebagaimana tercantum dalam Adendum II Perjanjian Sewa Aset tanggal 22 Juni 2017.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.

Beban pokok pendapatan Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp21.885.319 ribu atau sebesar 16,91% bila dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, dari Rp129.408.504 ribu menjadi Rp151.293.823 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pada beban sewa sebesar Rp11.957.061 ribu atau 32,29% dan peningkatan pada gaji upah dan kesejahteraan karyawan sebesar Rp11.288.441 ribu atau 28,98%. Peningkatan pada gaji disebabkan oleh adanya penambahan tenaga kerja dan tenaga pengamanan di lingkungan perseroan, sedangkan peningkatan pada beban sewa disebabkan oleh adanya perubahan kontrak Perseroan dan Pelindo II atas Perjanjian Sewa Aset yang sebelumnya menggunakan metode kompensasi sebesar 15% dari pendapatan kotor dirubah menjadi perjanjian sewa dengan nilai tertentu sesuai dengan perjanjanjian No. HK.556/31/1/PI.II-16 dan No. HK.566/2/12/IKT-16.

4.1.3. Laba Bruto

Berikut ini merupakan rincian laba bruto Perseroan dari masing-masing sektor usaha tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Laba bruto Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp43.746.771 ribu atau sebesar 26,83% bila dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, dari Rp163.041.687 ribu menjadi Rp206.788.458 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pendapatan operasi.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.

Laba bruto Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp45.422.264 ribu atau sebesar 38,62% bila dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, dari Rp117.619.423 ribu menjadi Rp163.041.687 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pendapatan operasi.

4.1.4. Beban Umum dan Administrasi

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Beban umum dan administrasi Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp15.031.706 ribu atau sebesar 42,44% dibandingkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, dari Rp35.419.326 ribu menjadi Rp50.451.032 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh beban gaji, upah dan kesejahteraan karyawan sebesar Rp7.090.628 ribu atau 90,19%. Hal ini disebabkan oleh adanya penyesuaian tunjangan sesuai dengan PKB (Perjanjian Kerja Bersama) baru dan adanya penambahan pegawai dan Direksi di lingkungan Perseroan.

23

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.

Beban umum dan administrasi Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp7.726.213 ribu atau sebesar 27,90% dibandingkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, dari Rp27.693.113 ribu menjadi Rp35.419.326 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh beban gaji, upah dan kesejahteraan karyawan sebesar Rp2.690.956 ribu atau 52,04%. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan tenaga kerja dan tenaga pengamanan di lingkungan Perseroan.

4.1.5. Pendapatan dan Beban Operasi Lainnya

Berikut ini merupakan rincian pendapatan dan beban lain-lain Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

(dalam ribuan Rupiah)

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Pendapatan operasi lainnya:Hapus buku utang 11.882.611 988.603 -Selisih nilai wajar aset investasi lainnya 979.510 - -Pendapatan denda 75.009 126.280 -Lain-lain - - 64.319Jumlah pendapatan operasi lainnya 12.937.130 1.114.883 64.319

Beban operasi lainnyaPajakfinalpendapatankeuangan 1.792.123 1.629.225 1.259.571Pajak dibayar dimuka yang tidak dapat dikreditkan 1.269.118 - -Denda 113.070 19.965 -Selisih nilai wajar aset investasi lainnya - 952.355 -Lain-lain 393.830 106.697 -Jumlah beban operasi lainnya 3.568.141 2.708.242 1.259.571Jumlah pendapatan dan beban operasi lainnya 9.368.989 (1.593.359) (1.195.252)

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Pendapatan operasi lainnya - bersih Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp10.962.348 ribu atau sebesar 688,00% dibandingkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Pada tahun yang berakhir 31 Desember 2016, Perseroan mencatat beban operasi lainnya – bersih sebesar Rp1.593.359 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pendapatan operasi lainnya yang berasal dari hapus buku utang pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2017 yang meningkat sebesar Rp10.894.008 ribu dibandingkan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2016.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.

Beban operasi lainnya – bersih Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp398.107 ribu atau sebesar 33,31% dibandingkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan beban operasi lainnya yang berasal dari selisih nilai wajar aset investasi lainnya.

24

4.1.6. Laba Sebelum Pajak Penghasilan, Laba Tahun Berjalan dan Laba Komprehensif Tahun Berjalan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Laba sebelum pajak penghasilan, laba tahun berjalan dan laba komprehensif tahun berjalan Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 masing-masing mengalami peningkatan sebesar Rp40.595.126 ribu, Rp31.797.448 ribu dan Rp31.797.448 ribu atau sebesar 30,27%, 32,33% dan 32,33% dibandingkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pada laba bruto seiring dengan adanya peningkatan pada pendapatan operasi.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.

Laba sebelum pajak penghasilan, laba tahun berjalan dan laba komprehensif tahun berjalan Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 masing-masing mengalami peningkatan sebesar Rp39.197.419 ribu, Rp29.785.008 ribu dan Rp29.785.008 ribu atau sebesar 41,30%, 43,44% dan 43,44% dibandingkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pada laba bruto seiring dengan adanya peningkatan pada pendapatan operasi.

Perkembangan Laba Bruto, Laba Usaha, Laba Tahun Berjalan dan Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015, 2016 dan 2017

(dalam ribuan Rupiah)

117.619.423

88.731.058

68.572.499 68.572.499

163.041.687

126.029.002

98.357.507 98.357.507

206.788.458

165.706.415

130.154.955 130.154.955

-

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

Laba bruto Laba usaha Laba tahun berjalan Total Laba KomprehensifTahun Berjalan

2015 2016 2017

25

4.2. Pertumbuhan Aset, Liabilitas dan Ekuitas

4.2.1. Perkembangan Aset

Tabel berikut ini memperlihatkan komposisi aset Perseroan per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015ASETASET LANCARKas dan setara kas 174.600.833 91.770.269 122.673.442 Piutang usaha pihak ketiga – neto 58.021.527 54.245.861 50.724.063 Piutang lain-lain

Pihak ketiga 629.895 380.510 125.250 Pegawai 37.862 - 239.699 Pihak berelasi 3.781.628 38.707.387 22.026

Persediaan - 340.978 201.414 Uang muka dan beban dibayar di muka 1.608.427 2.188.441 1.680.671 Pendapatan masih akan diterima

Pihak ketiga 5.896.079 1.106.436 880.910 Pihak berelasi 93.260 59.589 35.958

Jumlah Aset Lancar 244.669.511 188.799.471 176.583.433

ASET TIDAK LANCARAset tetap – neto 76.343.980 56.980.524 27.627.482 Aset tak berwujud – neto 5.306.733 5.181.611 7.124.715 Uang muka investasi - - 12.441.023 Aset pajak tangguhan 1.270.115 195.233 570.194 Taksiran tagihan restitusi pajak penghasilan 4.646.847 4.240.975 1.874.398 Aset tidak lancar lainnya - neto 2.500.351 9.543.451 495.805 Jumlah Aset Tidak Lancar 90.068.026 76.141.794 50.133.617 JUMLAH ASET 334.737.537 264.941.265 226.717.050

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Jumlah aset Perseroan mengalami peningkatan sebesar 26,34% atau sebesar Rp69.796.272 ribu dari sebesar Rp264.941.265 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp334.737.537 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah aset lancar Perseroan yang berasal peningkatan kas dan setara kas sebesar 90,26% atau sebesar Rp82.830.564 ribu dan penurunan piutang lain-lain - pihak berelasi sebesar 90,23% atau sebesar Rp34.925.759 ribu. Peningkatan jumlah aset tidak lancar Perseroan terutama berasal dari peningkatan jumlah aset tetap sebesar 33,98% atau Rp19.363.456 ribu.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Jumlah aset Perseroan mengalami peningkatan sebesar 16,86% atau sebesar Rp38.224.215 ribu dari sebesar Rp226.717.050 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp264.941.265 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah aset lancar Perseroan yang terutama berasal dari penurunan kas dan setara kas sebesar 25,19% atau sebesar Rp30.903.173 ribu dan kenaikan piutang lain-lain - pihak berelasi sebesar 175.634,98% atau sebesar Rp38.685.361 ribu.

26

● Kas dan Setara Kas

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Kas dan setara kas Perseroan mengalami peningkatan sebesar 90,26% atau sebesar Rp82.830.564 ribu dari sebesar Rp91.770.269 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp174.600.833 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan adanya penerimaan kas dari aktivitas operasi Perseroan sebesar Rp187.387.982 ribu, pengeluaran kas sebesar Rp25.871.412 ribu dari aktivitas investasi terutama untuk pembelian aset tetap dan pengeluaran kas sebesar Rp78.686.006 ribu dari aktivitas pendanaan untuk pembayaran dividen kepada pemegang saham.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Kas dan setara kas Perseroan mengalami penurunan sebesar 25,19% atau sebesar Rp30.903.173 ribu dari sebesar Rp122.673.442 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp91.770.269 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Penurunan ini terutama disebabkan adanya penerimaan kas dari aktivitas operasi Perseroan sebesar Rp82.720.042 ribu, pengeluaran kas sebesar Rp45.050.716 ribu dari aktivitas investasi terutama untuk pembelian aset tetap dan investasi lainnya serta pengeluaran kas sebesar Rp68.572.499 ribu dari aktivitas pendanaan untuk pembayaran dividen kepada pemegang saham.

● Piutang Usaha Pihak Ketiga - Neto

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Piutang usaha pihak ketiga – neto Perseroan mengalami peningkatan sebesar 6,96% atau sebesar Rp3.775.666 ribu dari sebesar Rp54.245.861 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp58.021.527 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Peningkatan ini disebabkan kenaikan piutang usaha sebesar 8,49% atau sebesar Rp4.766.064 ribu dan kenaikan penyisihan piutang sebesar 51,61% atau sebesar Rp990.398 ribu.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Piutang usaha pihak ketiga – neto Perseroan mengalami peningkatan sebesar 6,94% atau sebesar Rp3.521.798 ribu dari sebesar Rp50.724.063 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp54.245.861 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 disebabkan kenaikan piutang usaha sebesar 10,73% atau Rp5.440.960 ribu dan pembebanan penyisihan piutang sebesar Rp1.919.162 ribu.

● Piutang Lain-lain

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Piutang lain-lain Perseroan pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp4.449.385 ribu, mengalami penurunan sebesar 88,62% atau sebesar Rp34.638.512 ribu dibandingkan dengan piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp39.087.897 ribu. Penurunan ini terutama disebabkan adanya penurunan piutang lain-lain pihak berelasi sebesar 90,23% atau sebesar Rp34.925.759 ribu. Pada tanggal 31 Desember 2017, piutang lain-lain pihak berelasi terutama merupakan piutang atas pembayaran penghargaan masa bakti pegawai IPC yang ditugaskan di Perseroan.

27

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Piutang lain-lain Perseroan pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp39.087.897 ribu, mengalami kenaikan sebesar 10.000,88% atau sebesar Rp38.700.922 ribu dibandingkan dengan piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp386.975 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan adanya kenaikan piutang lain-lain pihak berelasi sebesar 175.634,98% atau sebesar Rp38.685.361 ribu. Pada tanggal 31 Desember 2016, piutang lain-lain pihak berelasi terutama merupakan piutang atas pembayaran penghargaan masa bakti pegawai IPC yang ditugaskan di Perseroan dan kelebihan pembayaran sewa operasi aset IPC berdasarkan berita acara kesepakatan antara Perseroan dan IPC.

● Persediaan

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Jumlah persediaan Perseroan mengalami penurunan sebesar 100% atau sebesar Rp340.978 ribu dari sebesar Rp340.978 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp0 pada tanggal 31 Desember 2017. Penurunan ini disebabkan oleh pembebanan seluruh persediaan dikarenakan adanya perubahan kebijakan persediaan Perseroan.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Jumlah persediaan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 69.29% atau sebesar Rp139.564 ribu dari sebesar Rp201.414 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp340.978 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pemakaian alat tulis kantor dan office supplies sejalan dengan aktivitas operasi Perseroan.

● Uang Muka dan Beban Bayar di Muka

Berikut merupakan rincian dari uang muka dan beban bayar di muka Perseroan per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015Uang MukaOperasional 1.518.048 462.620 347.811

Beban Bayar di mukaAsuransi 90.379 621.911 522.202Pegawai - 1.103.910 810.658Sub Total 90.379 1.725.821 1.332.860TOTAL 1.608.427 2.188.441 1.680.671

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Uang muka dan beban bayar di muka Perseroan mengalami penurunan sebesar 26,50% atau sebesar Rp580.014 ribu dari sebesar Rp2.188.441 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp1.608.427 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kenaikan uang muka operasional sebesar 228,14% atau sebesar Rp1.055.428 ribu, penurunan beban bayar di muka pegawai sebesar 100% atau sebesar Rp1.103.910 ribu dan penurunan beban dibayar dimuka asuransi sebesar 85,47% atau Rp531.532 ribu.

28

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Uang muka dan beban bayar di muka Perseroan mengalami peningkatan sebesar 30,21% atau sebesar Rp507.770 ribu dari sebesar Rp1.680.671 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp2.188.441 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan pada beban bayar di muka pegawai sebesar 36,17% atau Rp293.252 ribu dan kenaikan beban dibayar dimuka asuransi sebesar 19,09% atau sebesar Rp99.709 ribu.

● Pendapatan Yang Masih Akan Diterima

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Pendapatan yang masih akan diterima Perseroan mengalami peningkatan sebesar 413,65% atau Rp4.823.314 ribu terutama disebabkan kenaikan pendapatan masih akan diterima kepada pihak ketiga sebesar 432,89% atau sebesar Rp4.789.643 ribu dari sebesar Rp1.106.436 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp5.896.079 ribu pada tanggal 31 Desember 2017.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Pendapatan yang masih akan diterima Perseroan mengalami peningkatan sebesar 27,17% atau Rp249.157 ribu terutama disebabkan kenaikan pendapatan masih akan diterima kepada pihak ketiga sebesar 25,60% atau sebesar Rp225.526 ribu dari sebesar Rp880.910 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp1.106.436 ribu pada tanggal 31 Desember 2017.

● Aset Tetap – Neto

Berikut rincian aset tetap Perseroan per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015Biaya PerolehanKepemilikan LangsungBangunan fasilitas pelabuhan 9.478.820 9.478.820 9.478.820Alat-alat fasilitas pelabuhan 14.622.221 14.622.221 7.516.091Instalasi fasilitas pelabuhan 14.534.217 7.012.628 6.306.020Jalan dan bangunan 27.211.135 10.950.108 5.192.922Peralatan 9.051.643 1.191.862 -Kendaraan 2.153.802 2.153.802 2.153.802Emplasemen - - -Aset dalam penyelesaian 3.592.191 8.188.569 126.285Sub Total 80.644.029 53.598.010 30.773.940

Operasi BersamaBangunan fasilitas pelabuhan 4.680.537 4.680.537 -Alat-alat fasilitas pelabuhan 438.750 438.750 -Instalasi fasilitas pelabuhan 151.857 151.857 -Jalan dan bangunan 643.361 643.361 -Peralatan 1.535.822 1.535.822 -Kendaraan - - -Emplasemen 4.530.520 4.530.520 -Aset dalam penyelesaian - - -Total 11.980.847 11.980.847 -

Total Biaya Perolehan 92.624.876 65.578.857 30.773.940

29

(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015Akumulasi PenyusutanKepemilikan LangsungBangunan fasilitas pelabuhan 1.793.416 937.324 81.233Alat-alat fasilitas pelabuhan 5.622.934 3.520.718 1.939.739Instalasi fasilitas pelabuhan 3.524.663 1.694.661 342.967Jalan dan bangunan 1.664.928 544.944 76.859Peralatan 628.777 63.662 -Kendaraan 1.390.775 1.046.167 705.660Emplasemen - - -Total 14.625.493 7.807.476 3.146.458

Operasi BersamaBangunan fasilitas pelabuhan 311.968 155.984 -Alat-alat fasilitas pelabuhan 157.658 71.663 -Instalasi fasilitas pelabuhan 74.410 37.205 -Jalan dan bangunan 138.042 67.919 -Peralatan 618.131 280.489 -Kendaraan - - -Emplasemen 355.194 177.597 -Total 1.655.403 790.857 -

Total Akumulasi Penyusutan 16.280.896 8.598.333 3.146.458

Nilai Buku 76.343.980 56.980.524 27.627.482

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Aset tetap - neto Perseroan mengalami peningkatan sebesar 33,98% atau sebesar Rp19.363.456 ribu dari sebesar Rp56.980.524 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp76.343.980 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh terdapatnya penambahan biaya perolehan pada aset tetap kepemilikan langsung Jalan dan bangunan Perseroan sebesar Rp16.261.027 ribu untuk pembangunan gedung kantor baru Perseroan, penambahan biaya perolehan pada aset tetap kepemilikan langsung Instalasi fasilitas pelabuhan sebesar Rp7.521.589 ribu untuk pemasangan instalasi keamanan serta penambahan biaya perolehan pada aset tetap kepemilikan langsung Peralatan sebesar Rp7.859.781 ribu untuk pengembangan alat peraga simulasi mengemudi dan peralatan keamanan. Pada 31 Desember 2017, aset dalam penyelesaian dengannilaisignifikanmerupakanpekerjaanataspembangunangedungparkirdenganpersentasepenyelesaian sebesar 4% dengan perkiraan penyelesaian di bulan Desember 2020.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Aset tetap – neto lainnya Perseroan mengalami peningkatan sebesar 106,25% atau sebesar Rp29.353.042 ribu dari sebesar Rp27.627.482 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp56.980.524 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh penambahan biaya perolehan pada aset tetap kepemilikan langsung Jalan dan bangunan sebesar Rp5.757.186 ribu untuk pembangunan fasilitas inspeksi terpadu, penambahan biaya perolehan pada aset kepemilikan langsung Alat-alat fasilitas pelabuhan sebesar Rp7.106.130 ribu untuk pengadaan roll tráiler dan forklift, penambahan biaya perolehan pada aset tetap kepemilikan langsung Peralatan sebesar Rp1.191.862 ribu untuk pembangunan peralatan keamanan, serta penambahan Aset dalam penyelesaian sebesar Rp8.062.284 ribu. Pada 31 Desember 2017, aset dalam penyelesaian dengan nilai signifikan merupakan pekerjaan atas pembangunan gedungkantor, pengadaan alat peraga dan pembangunan gedung parkir dengan presentase penyelesaian masing-masing 25%, 70% dan 3% serta perkiraan penyelesaian masing-masing di bulan Juli 2017, April 2017 dan Desember 2020.

30

● Aset tak Berwujud

Berikut rincian aset tak berwujud Perseroan per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015Tata kelola perusahaan 9.715.520 9.715.520 9.715.520Piranti lunak 2.103.281 - -Subtotal 11.818.801 9.715.520 9.715.520Akumulasi amortisasi (6.512.068) (4.533.909) (2.590.805)Nilai Buku 5.306.733 5.181.611 7.124.715

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Aset tak berwujud Perseroan mengalami peningkatan sebesar 2,41% atau sebesar Rp125.122 ribu dari sebesar Rp5.181.611 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp5.306.733 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penambahan aset tak berwujud berupa piranti lunak pada tahun 2017 sebesar Rp2.103.281 ribu dan penambahan akumulasi amortisasi atas tata kelola perusahaan.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Aset tak berwujud Perseroan mengalami penurunan sebesar 27,27% atau sebesar Rp1.943.104 ribu dari sebesar Rp7.124.715 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp5.181.611 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Penurunan ini terutama disebabkan oleh adanya akumulasi amortisasi atas tata kelola perusahan.

● Aset Pajak Tangguhan

Berikut rincian aset pajak tangguhan Perseroan per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015Bonus dan tantiem 2.532.692 981.719 1.108.490 Penyusutan dan amortisasi (1.989.967) (1.266.277) (538.296) Penyisihan penurunan nilai piutang usaha 727.390 479.791 -Total 1.270.115 195.233 570.194

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Aset pajak tangguhan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 550,56% atau sebesar Rp1.074.882 ribu dari sebesar Rp195.233 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp1.270.115 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset pajak tangguhan atas perbedaan temporer antara pencadangan dengan realisasi bonus dan tantiem dalamlaporankeuanganfiskalPerseroantahun2017sebesarRp1.550.973ribu.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Aset pajak tangguhan Perseroan mengalami penurunan sebesar 65,76% atau sebesar Rp374.961 ribu dari sebesar Rp570.194 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp195.233 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan liabilitas pajak tangguhan atas perbedaan temporer beban penyusutan dan amortisasi sebesar Rp727.981 ribu yang diiringi dengan kenaikan aset pajak tangguhan atas perbedaan temporer penyisihan penurunan nilai piutang usaha sebesar Rp479.791 ribu.

31

● Taksiran Tagihan Restitusi Pajak Penghasilan

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Taksiran tagihan restitusi pajak penghasilan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 9,57% atau sebesar Rp405.872 ribu dari sebesar Rp4.240.975 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp4.646.847 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh taksiran restitusi pajak penghasilan pasal 4(2) atas kelebihan pembayaran sewa aset kepada IPC sebesar Rp405.872 ribu pada tahun 2017.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Taksiran tagihan restitusi pajak penghasilan Perseroan mengalami peningkatan 126,26% atau sebesar Rp2.366.577 ribu dari sebesar Rp1.874.398 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp4.240.975 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh taksiran restitusi pajak penghasilan pasal 4(2) atas kelebihan pembayaran sewa aset kepada IPC sebesar Rp4.240.975 ribu pada tahun 2016.

● Aset Tidak Lancar Lainnya – Neto

Berikut adalah rincian aset tidak lancar lainnya Perseroan per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015Beban ditangguhkan 1.754.546 - -Uang jaminan 745.805 495.805 495.805Aset investasi lainnya - 9.047.646 -Total 2.500.351 9.543.451 495.805

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Aset tidak lancar lainnya - neto Perseroan mengalami penurunan sebesar 73,80% atau sebesar Rp7.043.100 ribu dari sebesar Rp9.543.451 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp2.500.351 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Penurunan ini terutama disebabkan oleh pencairan aset investasi lainnya sebesar Rp9.047.646 ribu yang merupakan investasi pada produk asuransi serta penambahan beban ditangguhkan yang merupakan beban konsultan profesional terkait rencana penawaran saham perdana Perseroan sebesar Rp1.754.546 ribu.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Aset tidak lancar lainnya - neto Perseroan mengalami peningkatan sebesar 1.824,84% atau sebesar Rp9.047.646 ribu dari sebesar Rp495.805 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp9.543.451 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh penempatan aset investasi lainnya berupa produk asuransi dengan nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp9.047.646 ribu.

32

4.2.2. Perkembangan Liabilitas

Tabel berikut memperlihatkan komposisi liabilitas Perseroan per tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEKUtang usaha

Pihak ketiga 5.435.349 4.987.762 4.601.733 Pihak berelasi 35.782.068 14.991.473 9.272.925

Utang lain-lainPihak ketiga 7.025.182 13.289.213 17.258.762 Pihak berelasi 43.514 528.750 5.805.000

Beban akrual 28.184.004 28.951.331 23.862.194 Utang pajak 18.905.469 14.916.705 8.368.528Liabilitas jangka pendek lainnya

Pihak ketiga 1.406.837 1.284.057 1.395.171 Pihak berelasi 907.438 413.247 359.018

JUMLAH LIABILITAS 97.689.861 79.362.538 70.923.331

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Liabilitas Perseroan mengalami peningkatan sebesar 23,09% atau sebesar Rp18.327.323 ribu dari sebesar Rp79.362.538 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp97.689.861 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan yang berasal dari utang usaha - pihak berelasi Perseroan sebesar 138,68% atau sebesar Rp20.790.595 ribu sehubungan dengan utang imbalan kerja, sewa aset serta konsesi kepada IPC serta kenaikan utang pajak Perseroan sebesar 26,74% atau sebesar Rp3.988.764 ribu atas utang pajak penghasilan badan seiring dengan naiknya laba sebelum pajak penghasilan badan Perseroan.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Liabilitias Perseroan mengalami peningkatan sebesar 11,90% atau sebesar Rp8.439.207 ribu dari sebesar Rp70.923.331 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp79.362.538 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan utang usaha pihak berelasi sebesar Rp5.718.548 ribu atau sebesar 61,67% sehubungan dengan utang imbalan kerja, sewa aset serta konsesi kepada IPC serta kenaikan utang pajak Perseroan sebesar 78,25% atau sebesar Rp6.548.177 ribu atas utang pajak penghasilan badan seiring dengan naiknya laba sebelum pajak penghasilan badan Perseroan.

● Utang Usaha – Pihak Ketiga

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Utang usaha – pihak ketiga Perseroan mengalami peningkatan sebesar 8,97% atau sebesar Rp447.587 ribu dari sebesar Rp4.987.462 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp5.435.349 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan utang gaji yang dibayarkan kepada pihak penyedia tenaga kerja non-organik seiring dengan penyesuaian upah pegawai non-organik Perseroan di tahun 2017.

33

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Utang usaha – pihak ketiga Perseroan mengalami peningkatan sebesar 8,39% atau sebesar Rp386.029 ribu dari sebesar Rp4.601.733 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp4.987.762 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan utang atas beban kepada pihak penyedia tenaga kebersihan di lingkungan Perseroan sebesar Rp361.569 ribu.

● Utang Usaha – Pihak Berelasi

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Utang usaha – pihak berelasi Perseroan mengalami peningkatan sebesar 138,68% atau sebesar Rp20.790.595 ribu dari sebesar Rp14.991.473 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp35.782.068 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan utang usaha kepada IPC sebesar 106,88% atau sebesar Rp14.200.385 ribu sehubungan imbalan kerja, sewa aset dan konsesi serta kenaikan utang usaha kepada PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (“ILCS”) sebesar 528,73% atau sebesar Rp4.907.503 ribu sehubungan pengadaan proyek infrastruktur IT.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Utang usaha – pihak berelasi Perseroan mengalami peningkatan sebesar 61,67% atau sebesar Rp5.718.548 ribu dari sebesar Rp9.272.925 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp14.991.473 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan utang usaha kepada IPC sebesar 47,70% atau sebesar Rp4.291.216 ribu sehubungan imbalan kerja, sewa aset dan konsesi.

● Utang Lain-lain – Pihak Ketiga

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Utang lain-lain - pihak ketiga Perseroan mengalami penurunan sebesar 47,14% atau sebesar Rp6.264.031 ribu dari sebesar Rp13.289.213 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp7.025.182 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Penurunan ini terutama dikarenakan telah dibayarnya sebagian tagihan dari vendor atas pengerjaan proyek dan pengadaan aset tetap per tanggal 31 Desember 2017.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Utang lain-lain – pihak ketiga Perseroan mengalami penurunan sebesar 23,00% atau sebesar Rp3.969.549 ribu dari sebesar Rp17.258.762 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp13.289.213 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Penurunan ini terutama dikarenakan telah dibayarnya sebagian tagihan dari vendor atas pengerjaan proyek dan pengadaan aset tetap per tanggal 31 Desember 2016.

34

● Utang Lain-lain – Pihak Berelasi

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Utang lain-lain – pihak berelasi Perseroan mengalami penurunan sebesar 91,77% atau sebesar Rp485.236 ribu dari sebesar Rp528.750 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp43.514 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Penurunan ini terutama disebabkan oleh telah dibayarnya sisa utang pada pihak berelasi sebesar Rp528.750 ribu yang merupakan utang atas pembangunan terminal kendaraan MKO MTKI di Gresik.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Utang lain-lain pihak berelasi Perseroan mengalami penurunan sebesar 90,89% atau sebesar Rp5.276.250 ribu dari sebesar Rp5.805.000 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp528.750 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Penurunan ini terutama disebabkan oleh telah dibayarnya setoran modal MKO MTKI sebesar Rp1.575.000 ribu dan telah dibayarnya sebagian utang pada pihak berelasi sebesar Rp3.701.250 ribu yang merupakan utang atas pembangunan terminal kendaraan MKO MTKI di Gresik.

● Utang Pajak

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Utang pajak Perseroan mengalami peningkatan sebesar 26,74% atau sebesar Rp3.988.764 ribu dari sebesar Rp14.916.705 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp18.905.469 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pajak penghasilan pasal 21 Perseroan sebesar Rp2.511.976 ribu dan peningkatan pajak penghasilan pasal 25 Perseroan sebesar Rp785.334 ribu dikarenakan naiknya pajak penghasilan badan Perseroan di tahun 2016.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Utang pajak Perseroan mengalami peningkatan sebesar 78,25% atau sebesar Rp6.548.177 ribu dari sebesar Rp8.368.528 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp14.916.705 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan utang pajak penghasilan badan tahun berjalan Perseroan sebesar Rp7.075.396 ribu seiring dengan naiknya laba sebelum pajak penghasilan badan Perseroan.

4.2.3. Perkembangan Ekuitas

Tabel berikut memperlihatkan komposisi ekuitas Perseroan per tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015EKUITASModal saham 10.000.000 10.000.000 10.000.000 Saldo labaCadangan umum 96.892.721 77.221.220 77.221.220 Belum ditentukan penggunaannya 130.154.955 98.357.507 68.572.499 JUMLAH EKUITAS 237.047.676 185.578.727 155.793.719

35

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016.

Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan sebesar 27,73% atau sebesar Rp51.468.949 ribu dari sebesar Rp185.578.727 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp237.047.676 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Peningkatan ini disebabkan adanya laba periode berjalan tahun sebesar Rp130.154.955 ribu disertai pembayaran dividen sebesar Rp78.686.006 ribu.

Laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per tanggal 31 Desember 2015.

Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan sebesar 19,12% atau sebesar Rp29.785.008 ribu dari sebesar Rp155.793.719 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp185.578.727 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Peningkatan ini disebabkan adanya laba periode berjalan tahun sebesar Rp98.357.507 ribu disertai pembayaran dividen sebesar Rp68.572.499 ribu.

Perkembangan Jumlah Aset, Jumlah Liabilitas dan Jumlah Ekuitas per tanggal 31 Desember 2015, 2016, 2017

(dalam ribuan Rupiah)

226.717.050

70.923.331

155.793.719

264.941.265

79.362.538

185.578.727

334.737.537

97.689.861

237.047.676

JUMLAH ASET JUMLAH LIABILITAS JUMLAH EKUITAS

2015 2016 2017

5. RASIO KEUANGAN PERSEROAN

Likuiditas

Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Tingkat likuiditas diukur dengan rasio lancar, yaitu perbandingan aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek pada waktu tertentu dan merupakan indikator kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio lancar Perseroan per tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015 masing-masing sebesar 250,46%, 237,89%, dan 248,98%. Rasio lancar Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 masih berada di tingkat yang sehat.

Sumber utama likuiditas Perseroan adalah pendapatan usaha yang berasal dari kegiatan usaha Perseroan sehari-hari.

36

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki fasilitas perbankan.

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menyatakan memiliki modal kerja yang cukup untuk menjalankan kegiatan usahanya.

Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Rasio Solvabilitas dapat dihitung dengan dua pendekatan sebagai berikut:1. Jumlah liabilitas dibagi dengan jumlah ekuitas (Solvabilitas Ekuitas); dan2. Jumlah liabilitas dibagi dengan jumlah aset (Solvabilitas Aset).

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Rasio Solvabilitas Ekuitas 41,21% 42,76% 45,52%Rasio Solvabilitas Aset 29,18% 29,95% 31,28%

Imbal Hasil Investasi

Imbal hasil investasi adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba komprehensif tahun berjalan dari aset yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba komprehensif tahun berjalan dengan jumlah aset. Imbal hasil investasi Perseroan per tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015 masing-masing sebesar 38,88%, 37,12% dan 30,25%.

Imbal Hasil Ekuitas

Imbal hasil ekuitas adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba komprehensif tahun berjalan dari ekuitas yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba komprehensif tahun berjalan dengan jumlah ekuitas. Imbal hasil ekuitas Perseroan per tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015 masing-masing sebesar 54,91%, 53,00% dan 44,01%.

6. LAPORAN ARUS KAS

Tabel berikut ini memuat laporan arus kas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPenerimaan dari pelanggan 413.524.453 310.619.852 231.055.464Pembayaran vendor, sewa dan lainnya (199.951.179) (178.203.764) (138.291.660)Penerimaan pengembalian sewa 46.504.787 - -Pembayaran kepada karyawan (34.874.646) (25.695.830) (19.336.726)Pembayaran pajak penghasilan (45.007.484) (30.460.845) (15.258.820)Penghasilan bunga 7.192.051 6.460.629 4.937.017KAS NETO DIPEROLEH DARI AKTIVITAS OPERASI 187.387.982 82.720.042 63.105.275

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPerolehan atas aset tetap (35.898.567) (33.475.716) (9.783.236)Setoran kas investasi kerjasama operasi - (1.575.000) -Penerimaan (pembayaran) aset investasi lainnya 10.027.155 (10.000.000) -

KAS NETO DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI (25.871.412) (45.050.716) (9.783.236)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPembayaran dividen (78.686.006) (68.572.499) (30.128.486)

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS 82.830.564 (30.903.173) 23.193.553

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 91.770.269 122.673.442 99.479.889

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 174.600.833 91.770.269 122.673.442

37

Laporan arus kas per tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan laporan per tanggal 31 Desember 2016.

● Arus Kas dari Aktivitas OperasiKas neto diperoleh dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 126,53% atau sebesar Rp104.667.940 ribu dari sebesar Rp82.720.042 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp187.387.982 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan penerimaan pelanggan Perseroan meningkat sebesar 33,13% atau sebesar Rp102.904.601 ribu dibandingkan tahun 2016 serta adanya penerimaan pengembalian sewa dari IPC sebesar Rp46.504.787 ribu. Penerimaan kas tersebut lebih besar dibandingkan pengeluaran kas dari pembayaran kepada vendor, sewa, karyawan, pajak dan lainnya.

● Arus Kas dari Aktivitas InvestasiKas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi mengalami penurunan sebesar 42,57% atau sebesar Rp19.179.303 ribu dari sebesar Rp45.050.716 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp25.871.412 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Penurunan ini terutama disebabkan oleh adanya penerimaan kas dari pencairan aset investasi lainnya sebesar Rp10.027.155 ribu.

● Arus Kas dari Aktivitas PendanaanKas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan mengalami peningkatan sebesar 14,75% atau sebesar Rp10.113.507 ribu dari sebesar Rp68.572.499 ribu pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi Rp78.686.006 ribu pada tanggal 31 Desember 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan dividen kas yang disetor oleh Perseroan sesuai Keputusan Para Pemegang Saham di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan tanggal 26 September 2017.

Laporan arus kas per tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan laporan per tanggal 31 Desember 2015.

● Arus Kas dari Aktivitas OperasiKas neto diperoleh dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 31,08% atau sebesar Rp 19.614.767 ribu dari sebesar Rp63.105.275 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp82.720.042 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan penerimaan pelanggan Perseroan meningkat sebesar 34,44% atau sebesar Rp79.564.388 ribu dibandingkan tahun 2015. Penerimaan kas tersebut lebih besar dibandingkan pengeluaran kas dari pembayaran kepada vendor, sewa, karyawan, pajak dan lainnya.

● Arus Kas dari Aktivitas InvestasiKas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi mengalami peningkatan sebesar 360,49% atau sebesar Rp35.267.480 ribu dari sebesar Rp9.783.236 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp45.050.716 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan perolehan atas aset tetap sebesar Rp23.692.480 ribu, pengeluaran kas untuk setoran kerjasama operasi MKO MTKI sebesar Rp1.575.000 ribu serta pengeluaran kas untuk penempatan aset investasi lainnya sebesar Rp10.000.000 ribu.

● Arus Kas dari Aktivitas PendanaanKas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan mengalami peningkatan sebesar 127,60% atau sebesar Rp38.444.013 ribu dari sebesar Rp30.128.486 ribu pada tanggal 31 Desember 2015 menjadi Rp68.572.499 ribu pada tanggal 31 Desember 2016. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan pembayaran dividen kas yang disetor kepada pemegang saham sesuai Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan tanggal 30 Juni 2016.

Dalam menjalankan kegiatan usaha, Perseroan memiliki pola arus kas aktivitas operasi dan investasi dimana terdapat kecendrungan pada triwulan I arus pendapatan lebih rendah prosentasenya apabila dibandingkan dengan triwulan IV demikian juga dengan arus kas investasi penyerapan triwulan I akan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV.

38

7. BELANJA MODAL

Tabel berikut ini menyajikan belanja modal Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Bangunan fasilitas pelabuhan - 4.680.537 8.353.058Alat-alat fasilitas pelabuhan - 7.544.880 2.963.566 Instalasi fasilitas pelabuhan 7.521.589 858.465 6.306.020 Jalan dan bangunan 16.261.027 6.400.547 3.232.227 Peralatan 7.859.781 2.727.684 -Emplasemen - 4.530.520 -Kendaraan - - 307.580Total Belanja Modal 31.642.397 26.742.633 21.162.451

Secara historis, pengeluaran untuk belanja modal dilakukan oleh Perseroan dalam rangka pengembangan kegiatan usahanya, yaitu pembelian peralatan dan investasi pada aset tetap lainnya. Pembelian peralatan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan untuk meningkatkan produktifitasoperasi perusahaan serta kepuasan pelanggan. Investasi belanja modal yang telah dilakukan Perseroan umumnya dilakukan di wilayah Jakarta dan sebagian di Gresik, Jawa Timur. Sumber dana untuk pembelian barang modal berasal dari saldo kas yang ada dan kas dari operasi.

Apabila belanja modal yang telah dikeluarkan tidak mencapai tujuan, maka hal ini akan berdampak padaefisiensidarikegiatanoperasionalPerseroandanakanberpengaruhpadapertumbuhankinerjaPerseroan.

8. KEJADIAN/KONDISI TIDAK NORMAL

Perseroan dapat mengalami kejadian atau kondisi yang tidak normal dan jarang terjadi, salah satunya terkait dengan masalah listrik seperti terhentinya pasokan listrik dan arus pendek, dan juga hal-hal lain seperti kebakaran dan kerusuhan. Apabila hal tersebut terjadi secara terus menerus, maka hal tersebut dapat menghambat kegiatan usaha yang dijalankan oleh Perseroan.

9. MANAJEMEN RISIKO

Sistem Manajemen Risiko merupakan metode yang digunakan manajemen untuk mengelola dampak yang mungkin timbul dari adanya risiko, penanggulangan permasalahan akibat munculnya risiko, dan mengelola kemungkinan terjadinya risiko di masa yang akan datang, dimana risiko-risiko tersebut mungkindapatmemengaruhioperasionaldankinerjakeuanganPerseroansecarasignifikan.

Beberapa risiko yang berpotensi akan dihadapi Perseroan di antaranya:1. Risiko operasional, meliputi:

a. Risiko ketergantungan pada volume Ekspor/Impor yang dilakukan di Indonesia, yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh ketergantungan pada tingkat permintaan kendaraan dan industri otomotif.Upaya Perseroan dalam menanggulangi risiko yang mungkin timbul akibat menurunnya volume Ekspor/Impor yang dilakukan di Indonesia, yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh ketergantungan pada tingkat permintaan kendaraan dan industri otomotif antara lain :1) Mengoptimalkan peran Value Added Service (VAS) sebagai penyuplai pendapatan

diantaranya adalah Equipment Processing Center (EPC), Vehicle Processing Center (VPC) dan pengiriman cargo Door to Door Service.

2) Mengoptimalkan dengan menyewakan aset perusahaan yang bergerak (alat bantu bongkar muat) maupun yang tidak bergerak (fasilitas gedung, port stock).

3) Menjalankan strategic partnership bersama mitra/customer Perseroan.

39

Perseroan telah menjalankan kegiatan bisnis tersebut saat ini dan terbukti mampu menambah sumber pendapatan Perseroan. Pada akhirnya, Perseroan memiliki kesempatan untuk mampu mengurangi ketergantungan pendapatan dari kegiatan pelayanan bongkar muat kendaraan saja ketika ada penurunan volume Ekspor/Impor yang dilakukan di Indonesia.

b. Risiko ketersediaan dan kompetensi SDMPerseroan memiliki program-program khusus yang ditujukan untuk meningkatkan kompetisi SDM, khususnya SDM profesi sebagai Pelaksana Bongkar Muat (PBM), semua Pelaksana Bongkar Muat (PBM) yang bekerja untuk Perseroan diwajibkan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan keandalan masing-masing Pelaksana Bongkar Muat (PBM) diantaranya adalah pelatihan untuk mendapatkan Surat Izin Operator (SIO) yang dikeluarkan oleh Pihak yang terakreditas, pelatihan dengan menggunakan alat simulator yang disediakan oleh Perseroan serta Pemberian pendidikan harian yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan bongkar muat. karyawan dari bidang keahlian lain juga mendapatkan fasilitas pelatihan, di antaranya pelatihan ahli kepelabuhanan, pelatihan manajemen risiko, budget control, akuntansi, Hukum, Pengadaan Barang/Jasa dan pelatihan-pelatihan lain sesuai bidang keahlian yang juga telah di susun secara sistematis dalam program pelatihan SDM setiap tahun oleh Perseroan.

Solusi Perseroan untuk meningkatkan produktifitas karyawan adalah dengan memberikanpelatihan sehingga kualitas karyawan semakin meningkat baik dari segi kecakapan operasional, etoskerja,kerjasamadankreatifitasnya.Selainitu,Perseroanjugagiatmelakukankegiatan-kegiatan secara rutin untuk menunjang kesejahteraan karyawan seperti Family Gathering, Employee Gathring, pemilihan karyawan terbaik, memberikan perlengkapan kerja yang lengkap dan fasilitas kesehatan untuk para karyawan. sekaligus Perseroan memberikan lingkungan kerja yang nyaman, kantor dengan fasilitas pendukung yang lengkap seperti tempat fitness,ruangkaraokedanDaycare,waktudantempatuntukberibadah,halinidilakukanolehPerseroan untuk lebih mempererat kebersamaan di antara para karyawan. sehingga harapan Perseroan agar karyawan akan memiliki kebanggaan tersendiri untuk dapat mengabdikan diri untuk Perseroan, sekaligus mengurangi kemungkinan munculnya risiko-risiko terkait ketersediaan dan SDM Perseroan.

c. Risiko kegagalan Perseroan dalam Memperpanjang Perjanjian Sewa Operasi Pelabuhan dengan IPC sebagai induk PerseroanKegiatan usaha Perseroan yang utama saat ini dilakukan di Tanjung Priok, dimana lahan tempat Perseroan beroperasi dimiliki oleh IPC atau Pelindo II. Perseroan terpapar dengan adanya risiko bahwa di masa yang akan datang, Pelindo II tidak akan memperpanjang perjanjian sewa yang saat ini dilakukan. Kedepannya, Perseroan berencana untuk melakukan kontrak sewa asset secara jangka panjang, yaitu selama 15 tahun dengan sewa dibayar dimuka dengan Pelindo II selaku Port Operator agar kegiatan usaha Perseroan dapat berlangsung tanpa adanya gangguan. Selain itu, untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan juga berencana untuk membeli asset suprastruktur milik Pelindo II, serta membuka pelabuhan kendaraan terminal baru di daerah lain untuk mempengaruhi ketergantungan atas asset yang disewa Perseroan di Tanjung Priok. Saat ini, Perseroan memiliki satu terminal di Gresik, Jawa Timur yang dioperasikan melalui MKO MTKI, yang merupakan kerja sama dengan PT Maspion Industrial Estate.

d. Risiko kerugian akibat penurunan kondisi, kerusakan, serta kendala teknis lainnya yang mungkin dialami pada fasilitas jasa kepelabuhananDalam menjamin ketersediaan dan kelayakan fasilitas jasa kepelabuhanan, Perseroan selalu berupaya untuk melakukan perawatan berkala bagi fasilitas dermaga, gedung/lapangan penumpukan serta alat bantu bongkar muat yang digunakan setiap harinya. Perawatan tersebut mencakup seluruh proses dari mulai membuat kebijakan strategis mengenai rencana pengadaan barang dan jasa untuk perawatan dan perbaikan fasilitas jasa kepelabuhanan, memonitor kebijakan dan pengelolaan pengadaan barang serta kuantitas barang kebutuhan perawatan dan perbaikan fasilitas jasa kepelabuhanan, hingga menetapkan prosedur kegiatan perawatan fasilitas jasa kepelabuhanan secara rutin maupun dalam kondisi darurat. Semua mekanisme perawatan tersebut sudah dituangkan dalam standar operasional dan keselamatan yang wajib dipenuhi oleh unit teknis Perseroan.

40

Khusus untuk alat bantu bongkar muat dan pengadaan komponen penunjangnya, Perseroan mempercayakannya kepada pihak ketiga yang telah memiliki kompetensi di bidangnya, dengan terlebih dahulu diseleksi dan melalui proses penilaian yang ketat dalam menentukan penyedia jasa yang terbaik. Komponen penunjang alat bantu bongkar muat juga dibeli melalui proses pengadaan yang ketat, dilengkapi dengan standar minimum penggunaan dan garansi penggantian jika standar minimum tersebut tidak dapat dipenuhi. Salah satu contohnya adalah sparepart, dimana sparepart yang ditawarkan kepada Perseroan harus dengan jaminan mampu bertahan selama waktu atau jarak tertentu, dan apabila tidak memenuhi persyaratan yang disepakati maka vendor akan menanggung penggantian. Hal tersebut akan mengurangi kemungkinan kerugian Perseroan yang diakibatkan oleh buruknya kualitas komponen pendukung alat bantu bongkar muat. Selain itu, Perseroan juga menggunakan fasilitas asuransi untuk mencegah kerugian yang mungkin muncul dari kecelakaan atau kerusakan alat bantu bongkar muat.

e. Risiko yang terkait dengan kondisi geografis dan bencana alam di Indonesia Dalam menjalankan kegiatan jasa kepelabuhanan, Perseroan menyediakan fasilitas gedung kantor dan gedung parkir yang dimana struktur bangunan tersebut sudah dilakukan analisis dan diterapkan tahan gempa untuk dapat menghadapi gempa bumi dan Perseroan bekerjasama dengan perusahaan pelayaran yang memiliki kemampuan kapal yang sudah teruji dengan memiliki standar internasional dan bagi kapal-kapal yang ingin bertambat di dermaga, Perseroan juga dibantu oleh Perusahaan Jasa Armada Indonesia yang sudah sangat berpengalaman dalam memberikan pelayanan jasa pandu dan tunda kapal. Perusahaan Jasa Armada Indonesia juga menjamin seluruh armada yang digunakan dilengkapi dengan peralatan navigasi dan komunikasi yang dapat diandalkan dalam berbagai kondisi cuaca dan instrumen-instrumen keselamatan lainnya mampu mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan dari bencanaalam.Untukmencegahperubahankondisigeografisdanpendangkalan,pihak-pihakdi luar Perseroan seperti syahbandar dan pengelola pelabuhan juga bertanggung jawab penuh terhadap perencanaan pembangunan, pengerukan, dan pengembangan wilayah pelabuhan.

Risiko keuangan, meliputi :

a. Risiko atas penyesuaian tarif layanan Dalam menyiasati kenaikan tarif layanan jasa kepelabuhanan yang hanya dapat dilakukan paling cepat dalam dua tahun sekali, Perseroan melakukan peningkatan tarif yang dibagi menjadi beberapa periode selama dua tahun tersebut, dimana tarif akan mengalami kenaikan secara bertahap umumnya dalam 6 (enam) bulan sekali hingga mencapai tingkatan tarif yang telah disetujui padaakhirtahunkedua.HaltersebutdilakukanuntukmeningkatkanfleksibilitasPerseroandalammengelola arus kas. Selain itu, kenaikan bertahap tersebut dapat memberikan keringanan bagi pengguna jasa, sehingga negosiasi penerapan tarif berkala relatif akan berjalan lebih lancar karena pihak pengguna jasa merasa diuntungkan dengan skema penetapan tarif ini.

Dalam upayanya untuk menjamin kelancaran diskusi penyesuaian tarif antara Perseroan, Kementerian Perhubungan, dan pengguna jasa, Perseroan secara aktif berpartisipasi dalam Asosiasi Pengusahaan Angkutan Laut. Dengan demikian, Perseroan dapat menampung aspirasi dari pengusaha-pengusaha angkutan laut sebelum mengusulkan penyesuaian tarif, sehingga diskusi penerapan tarif akan berjalan lebih lancar dan dapat mengurangi hambatan-hambatan yang mungkin muncul selama proses diskusi penyesuaian tarif

b. Risiko nilai tukar mata uangDalam menyediakan layanan fasilitas jasa kepelabuhanan, Perseroan saat ini telah mewajibkan seluruh pembayaran dilakukan dalam mata uang rupiah. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh kewajiban penggunaan rupiah untuk transaksi dalam negeri, sesuai dengan peraturan Kementerian Keuangan. Penggunaan rupiah dapat meminimalisasi risiko penurunan pendapatan Perseroan yang diakibatkan oleh volatilias nilai tukar.

41

c. Risiko likuiditasDalam menjamin tingkat likuiditas yang sehat, Perseroan melakukan manajemen arus kas yang memadai, di antaranya adalah menjaga agar rasio-rasio keuangan Perseroan tidak melebihi batas tertentu. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Perseroan membuat peraturan yang dinamai Cash Management System (CMS) yaitu dengan mensyaratkan kepada pelanggan untuk membuka rekening perusahaan dengan memiliki saldo minimal yang kemudian di kuasakan kepada Perseroan untuk melakukan pendebetan dalam rangka pembayaran atas pekerjaan yang telah dilakukan, sebagaimana ketentuan tersebut juga telah disepakti bersama antara Perseroan dan pelanggan yang kemudian dituangkan kedalam surat perjanjian, sehingga meminimalisasi risiko terkait penagihan pembayaran dari pelanggan.

2. Risiko Hukum, meliputi:a. Risiko tuntutan pihak ketiga

Dalam mengelola risiko munculnya tuntutan pihak ketiga, Perseroan telah memiliki fasilitas asuransi untuk kerusakan yang terjadi pada kargo pelanggan, aset dan fasilitas serta memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan bagi setiap Karyawan Perseroan, sehingga meminimalisasi risiko tuntutan hukum yang mungkin muncul dari pihak ketiga.

b. Risiko perubahan regulasi dan perizinan usahaKegiatan jasa kepelabuhanan yang dijalani oleh Perseroan sudah memiliki regulasi ketat di bawah pengawasan Pemerintah melalui Kemenetrian Perhubungan. Regulasi tersebut sudah mencakup penerapan tarif, standar keselamatan, perizinan dan sanksi dari kegiatan jasa kepelabuhanan. Manajemen Perseroan secara aktif berpartisipasi dalam menjalin komunikasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mengantisipasi rencana perubahan pada regulasi seputar jasa kepelabuhanan secara umum di Indonesia.

Penerapan manajemen risiko memungkinkan Perseroan untuk dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham, sekaligus memberikan gambaran kepada pemegang saham maupun manajemen Perseroan mengenai potensi peluang maupun kerugian. Dengan demikian pengambil keputusan dan pembuat kebijakan internal memiliki informasi yang dibutuhkan untuk pembuatan keputusan yang lebih efektif danefisien.

42

VI. FAKTOR RISIKO

Investasi pada saham Perseroan mengandung berbagai risiko. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam Saham Yang Ditawarkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana ini, calon investor diperingatkan bahwa risiko ini mungkin melibatkan Perseroan, lingkungan di mana Perseroan beroperasi, saham Perusahaan dan kondisi Indonesia. Oleh karena itu, calon investor diharapkan untuk membaca, memahami dan mempertimbangkan seluruh informasi yang disajikan dalam Prospektus ini, termasuk informasi yang berkaitan dengan risiko usaha yang dihadapi oleh Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya, sebelum membuat keputusan investasi yang menyangkut saham Perseroan. Seluruh risiko usaha dan umum yang disajikan dalam Prospektus ini mungkin memiliki dampak negatif dan material terhadap kinerja Perseroan secara keseluruhan, termasuk kinerja operasional dan keuangan, dan mungkin memiliki dampak langsung terhadap harga perdagangan saham Perseroan, sehingga dapat mengakibatkan calon investor mungkin kehilangan seluruh atau sebagian dari investasinya. Risiko-risiko usaha dan umum yang belum diketahui Perseroan atau yang dianggap tidak material dapat juga mempengaruhi kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasi, kinerja keuangan atau prospek usaha Perseroan.

Penjelasan mengenai risiko usaha ini berisi pernyataan perkiraan ke depan (“forward looking statements”) yang berhubungan dengan kejadian yang mengandung unsur kejadian dan kinerja keuangan di masa yang akan datang. Secara umum, investasi dalam efek-efek dari perusahaan-perusahaan di negara berkembang seperti Indonesia memiliki risiko-risiko yang umumnya tidak terkait dengan investasi pada efek-efek di perusahaan-perusahaan di negara lain dengan ekonomi yang lebih maju. Apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian, sosial dan politik secara global, terdapat kemungkinan harga saham Perseroan di pasar modal dapat turun dan investor dapat menghadapi potensi kerugian investasi.

Risiko utama dan risiko umum yang diungkapkan dalam Prospektus berikut ini merupakan risiko-risiko yang material bagi Perseroan. Risiko tersebut telah disusun berdasarkan pembobotan risiko yang memberikan dampak paling besar hingga dampak paling kecil terhadap kinerja usaha dan kinerja keuangan Perseroan, setiap risiko yang tercantum dalam Prospektus ini dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasional, kinerja keuangan atau prospek usaha Perseroan.

A. RISIKO UTAMA YANG MEMPUNYAI PENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERSEROAN

Ketergantungan pada volume Ekspor/Impor yang dilakukan di Indonesia, yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh ketergantungan pada tingkat permintaan kendaraan dan industri otomotif, serta kebijakan ekspor dan impor yang dikeluarkan oleh Pemerintah

Kegiatan usaha utama Perseroan saat ini adalah bergerak di bidang pengangkutan kendaraan, baik kendaraan beroda empat, truk maupun kendaraan berat lainnya yang digunakan dalam industri, dari kapal ke pelabuhan dan sebaliknya. Perseroan juga melakukan penyimpanan pada kendaraan tersebut di lahan yang dimiliki oleh Perseroan. Kegiatan usaha yang dilakukan tersebut memiliki ketergantungan pada jumlah kendaraan yang melalui pelabuhan Perseroan, dimana jumlah tersebut bergantung pada industri ekspor dan impor kendaraan di Indonesia. Apabila di masa yang akan datang terdapat perubahan pada tren ekspor dan impor kendaraan di Indonesia yang diakibatkan oleh melemahnya permintaan ataskendaraan,kebijakanpemerintahatasekpordan imporatauadanyafluktuasihargakendaraanyang menyebabkan pengurangan pada pasokan kendaraan, maka hal tersebut akan berdampak negatif pada keadaan keuangan, kegiatan usaha dan kinerja Perseroan.

Ketergantungan terhadap Tingkat Permintaan atas Kendaraan dan Pertumbuhan Industri OtomotifSaat ini Perseroan memiliki kinerja pendapatan yang baik, salah satunya ditopang oleh tingkat permintaan dan produksi kendaraan yang semakin meningkat. Namun, di masa yang akan datang, hal-hal seperti perkembangan transportasi masal seperti kereta dalam kota atau bus umum di negara berkembang serta jumlah infrastruktur yang kurang mendukung seperti keterbatasan jalan raya dan

43

jembatan atau hal-hal lain terkait dengan perdagangan global dapat berpotensi menurunkan permintaan atas kendaraan dan menurunkan jumlah produksi kendaraan. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa kebutuhan akan kendaraan roda empat, truk dan alat berat lainnya akan selalu tinggi. Apabila di masa yang akan datang terjadi penurunan pada kebutuhan kendaraan, maka hal tersebut akan berdampak negatif pada keadaan keuangan, kegiatan usaha dan kinerja Perseroan. Meskipun industri otomatif diperkirakan akan tumbuh secara konsisten dalam beberapa tahun mendatang, Perseroan tidak dapat memberikan jaminan bahwa pertumbuhan tersebut akan terus terjadi selama kegiatan usaha Perseroan berlangsung.

Tingkat permintaan kendaraan dipengaruhi volatilitas bahan bakar, tingkat suku bunga dan inflasiSelain itu, terdapat juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan industri otomotif dan tingkat permintaan atas industri otomotif seperti volatilitas harga bahan bakar, tingkat suku bunga dan inflasi yang secara tidak langsung mempengaruhi daya beli masyarakat atas kendaraan danmempengaruhi penjualan kendaraan. Apabila terdapat peningkatan pada harga bahan bakar, tingkat sukubungaatau inflasi,makahal tersebut akan secara langsungmempegaruhi tingkat permintaankendaraan dan berdampak pada pertumbuhan industry otomotif di masa yang akan datang, dan secara tidak langsung akan berdampak pada kegiatan usaha Perseroan. Apabila hal tersebut terjadi, maka akan mempengaruhi kinerja keuangan dan operasional Perseroan.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah asingPertumbuhan ekspor dan impor Indonesia memiliki pengaruh yang besar terdapat kinerja keuangan Perseroan. Apabila Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat menekan kegiatan impor Indonesia seperti peningkatan bea cukai atau pembatasan lain, maka hal tersebut dapat menurunkan jumlah impor di Indonesia. Sebaliknya, apabila Pemerintah Negara lain mengeluarkan kebijakan yang mempersulit masuknya produk asing ke negaranya, maka hal tersebut dapat menurunkan jumlah ekspor yang dilakukan oleh produsen Indonesia. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa di masa yang akan datang tidak ada kebijakan yang dapat menghambat kegiatan ekspor dan impor, baik di Indonesia maupun di negara lain. Apabila hal tersebut terjadi, maka akan dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan, kegiatan usaha dan kelangsungan usaha Perseroan.

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga dapat mengeluarkan peraturan-peraturan mengenai persyaratan pelabuhan, pelayaran atau peraturan-peraturan lain yang dapat menimbulkan hambatan bagi frekuensi masuk atau keluarnya kapal-kapal di Indonesia, baik dari dalam negeri, maupun dari luar negeri. Apabila terdapat peraturan yang dapat menghambat masuk atau keluarnya kapal di Indonesia, maka hal tersebut juga dapat berdampak negatif terhadap kinerja keuangan, kegiatan usaha dan kelangsungan usaha Perseroan.

B. RISIKO USAHA YANG BERSIFAT MATERIAL

Perseroan bergantung kepada keterampilan dan pengalaman dari Sumber Daya Manusia yang ada

Operasional Perseroan akan terancam jika ada pemogokan dari sumber daya manusia yang adaUntuk menjalankan kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan, Perseroan membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dalam mengoperasikan kegiatan bongkar muat dan menjamin operasional dapat berjalan dengan baik. Perseroan mungkin tidak dapat melaksanakan pelayanan bongkar muat jika ada hambatan dari operasional seperti pemogokan dari sumber daya manusia. Hal tersebut dapat berdampak langsung kepada menurunnya pendapatan yang diterima, peningkatan jumlah keluhan atas pelayanan Perseroan, hingga sanksi yang mungkin diberikan kepada Perseroan dari otoritas pelabuhan atau Pemerintah. Tidak ada jaminan bahwa Karyawan Perseroan tidak akan melakukan pemogokan di masa yang akan datang.

44

IPC sebagai induk Perseroan memiliki pengaruh signifikan dalam pengelolaan karyawan yang ditugaskan di PerseroanPada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki perjanjian pengelolaan karyawan tetap dengan IPC sebagai induk usaha, dimana seluruh karyawan tetap Perseroan merupakan karyawan IPC yang ditugaskan di Perseroan. IPC berhak menentukan, menempatkan, menarik, dan mengganti karyawan yang ditugaskan di Perseroan atas dasar evaluasi periodik yang dilaporkan oleh manajemen Perseroan. Tidak ada jaminan bahwa karyawan tetap Perseroan akan terus ditugaskan oleh IPC di Perseroan untuk jangka waktu tertentu. Selain itu, keputusan IPC terkait dengan penempatan karyawan tetap mungkin akan memengaruhi operasional Perseroan terutama akibat penyesuaian keahlian teknis SDM.

Keberlangsungan usaha Perseroan yang bergantung pada Pemerintah, IPC sebagai pengelola pelabuhan serta Pengusaha Otomotif

Risiko Kegagalan dalam memperoleh Perizinan baru atau memperpanjang izin terkait pelabuhan yang telah dimiliki pada saat iniDalam menjalankan kegiatan usahanya saat ini, Perseroan melalui Pemegang Saham nya, IPC, mendapatkan izin dan dukungan penuh dari Kementerian Perhubungan untuk mengoperasikan pelabuhan yang bertindak sebagai gerbang masuk dan keluar industri otomotif di Indonesia. Perseroan juga akan senantiasa mematuhi ketentuan yang berlaku untuk mempertahankan izin yang dimiliki oleh Perseroan. Namun, Perseroan tidak dapat memberikan jaminan bahwa Perseroan akan selalu dapat memenuhi ketentuan dan persyaratan yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan. Apabila di masa yang akan datang terdapat ketentuan atau persyaratan yang menyulitkan dan tidak dapat dipenuhi oleh Perseroan, maka Perseroan dapat kehilangan izin yang dimiliki dan hal tersebut akan berdampak signifikanterhadapkelangsunganusahaPerseroan.

Disamping itu, saat ini pelabuhan yang dimiliki Perseroan merupakan pelabuhan utama yang dapat mengakomodir volume ekspor dan impor kendaraan di Indonesia. Di masa yang akan datang, Pemerintah dapat berencana untuk membangun pelabuhan lain sebagai alternatif jalur ekspor dan impor di Indonesia. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa pelabuhan baru yang menjadi jalur ekspor dan impor tambahan akan selalu diberikan Kementerian Perhubungan kepada Perseroan untuk dikelola. Apabila di masa yang akan datang Perseroan gagal untuk memperoleh perizinan untuk pelabuhan baru, maka hal tersebut akan berdampak negatif terhadap kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan.

Kegagalan Perseroan dalam Memperpanjang Perjanjian Sewa Operasi Pelabuhan Dengan IPC Sebagai Induk PerseroanPerseroan saat ini melakukan kegiatan usaha dengan menggunakan aset pelabuhan milik Pemegang Saham Utamanya, yaitu IPC/Pelindo II (Persero) berdasarkan perjanjian dengan jangka waktu tertentu dan bersifat tidak permanen. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, IPC memberikan dukungan penuh kepada Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Perseroan juga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi beberapa kewajiban yang terdapat di dalam perjanjian agar dapat terus dipercaya untuk menjalankan operasionalnya. Namun meskipun demikian, Perseroan dan IPC adalah milik Negara Republik Indonesia dan tidak ada yang dapat menjamin bahwa di masa yang akan datang Pemerintah melalui Kementerian BUMN memiliki rencana yang berbeda mengenai pengoperasian pelabuhan kendaraan tanjung priok dan mengalihkan sewa operasi yang dimiliki Perseroan ke perusahaan lain. Apabila Perseroan gagal untuk memperpanjang perjanjian yang dimiliki dengan IPC, maka hal tersebut akan berdampak negatif terhadap kinerja keuangan dan kelangsungan usaha dari Perseroan.

Ketergantungan Perseroan pada kelangsungan usaha importir dan eksportirPelanggan utama Perseroan saat ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi otomotif dan mengekspor produknya ke luar negeri. Perusahan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan besar dan mereka akan senantiasa menjaga kelangsungan usaha dengan melakukan tata kelola perusahaan serta pengembangan usaha yang baik. Meskipun demikian, tidak ada yang dapat menjamin bahwa di masa yang akan datang upaya dalam menjaga kelangsungan usaha akan terus berhasil atau pengembangan usaha yang dilakukan dapat menangkap kebutuhan pasar. Apabila kegagalan tersebut terjadi, maka hal tersebut akan berdampak secara tidak langsung terhadap kinerja keuangan dan kelangsungan usaha Perseroan.

45

Risiko kerugian akibat penurunan kondisi, kerusakan, serta kendala teknis lainnya yang mungkin dialami alat bantu bongkar muat

Perseroan memiliki kegiatan usaha yang menggunakan alat berat untuk memindahkan kendaraan agar proses pemindahan tersebut berjalan dengan lancar. Meskipun Perseroan melakukan perawatan dan pemeliharaan yang berkala terhadap alat-alat tersebut, tidak ada jaminan bahwa alat tersebut dapat berfungsi secara terus menerus. Apabila alat tersebut mengalami gangguan atau kerusakan dimana alat penggantinya tidak tersedia dalam waktu singkat, maka hal tersebut akan berdampak negatif pada kegiatan operasional Perseroan.

Perseroan bergantung pada ketersediaan fasilitas lapangan penumpukanLahan penumpukan yang ada saat ini pada Perseroan masih membutuhkan perluasan, untuk melakukan perluasan tersebut maka Perseroaan membutuh izin perluasan lahan dari IPC sebagai pemilik lahan, perluasan lapangan penumpukan dapat dilakukan dengan mengambil area yang saat ini digunakan oleh PT Dharma Karya Persada, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari, dan PT Indonesia Air & Marine Supply, agar menjamin keberlangsungan usaha Perseroan untuk selanjutnya Perseroan membutuhkan dukungan secara tertulis dari IPC

Penyesuaian tarif layanan jasa kepelabuhanan yang merupakan sumber pendapatan utama Perseroan bergantung pada serangkaian proses administrasi dan birokrasi yang dapat memengaruhifleksibilitasPerseroandalammenjagaperformakeuangannya

Penyesuaian tarif diatur dan hanya dapat dilakukan atas persetujuan Kementerian PerhubunganPerseroan sebagai penyedia jasa kepelabuhanan tidak dapat menentukan tarif pelayanannya secara sepihak. Penetapan tarif jasa kepelabuhanan telah diatur dalam Permenhub No. 6/2013 Tentang Jenis, Struktur dan Golongan Tarif Jasa Kepelabuhanan; Permenhub No. 15/2014 tentang Perubahan atas Permenhub No. 6/2013; serta Permenhub No. 95/2015 tentang Pedoman Penetapan Harga Jual Jasa Kepelabuhanan yang Diusahakan oleh Badan Usaha Pelabuhan. Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut,Perseroanberisikomemilikilebihsedikitfleksibilitasdalammengalokasikankenaikanbebanpokok kepada pengguna jasa akhir. Khusus untuk Permenhub No. 95/2015, Pemerintah menetapkan biaya atas jasa kepelabuhanan kepada pengguna jasa dibatasi maksimal 25,00% dari Biaya Pokok Produksi.HaltersebutdapatmembatasimanfaatfinansialyangdapatditerimaolehPerseroan.

Penyesuaian tarif dibatasi dengan jangka waktu paling cepat dua tahun sekaliBerdasarkan Permenhub No. 6/2013, penetapan tarif pelayanan kepelabuhanan hanya dapat dirubah paling cepat dua tahun sekali. Sementara itu, beban-beban yang harus ditanggung oleh Perseroan mungkin bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu. Hal tersebut berisiko menimbulkan cost overrun, dimana beban yang harus ditanggung oleh Perseroan lebih besar dibandingkan dengan tarif yang telah ditetapkan.

Asosiasi pemilik kapal memiliki peran yang signifikan dalam penentuan tarifDalam penentuan tarif layanan, Pemerintah mewajibkan Perseroan untuk melakukan sosialisasi kepada asosiasi pengguna jasa pelabuhan seperti Indonesian National Shipowners’ Association (INSA), Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI), Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI), Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), dan Asosisasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA). Sosialisasi tersebut harus dilaksanakan sebelum Perseroan mengajukan penyesuaian tarif kepada Kementerian Perhubungan untuk dimintai persetujuan. Dalam proses sosialisasi tersebut, asosiasi pengguna jasa pelabuhan dapat mengajukan keberatan atau melakukan lobi-lobi demi kepentingan asosiasi, yang mungkin dapat membatasi tarif yang dapat diterapkan kepada pengguna jasa.

KondisigeografisdanbencanaalamyangterjadidiIndonesiadapatmempengaruhioperasionalPerseroan

Pelabuhan tempat Perseroan beroperasi mungkin mengalami pendangkalan akibat sedimentasiSecara alami, daerah sepanjang pantai, terutama di daerah aliran sungai, akan mengalami penumpukan sedimentasi akibat aktivitas dari gelombang laut dan aliran sungai dari daratan. Suatu saat tumpukan sedimentasi yang semakin banyak tersebut dapat menyebabkan pendangkalan di daerah sekitar pelabuhan tempat Perseroan beroperasi. Pendangkalan pelabuhan berisiko mempersempit ruang gerak kapal yang akan berlabuh dan dengan demikian akan membatasi jenis-jenis kapal yang dapat bersandar

46

di pelabuhan tersebut dikarenakan kedalaman draft yang tidak mencukupi. Tingkat sedimentasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah volume debit aliran sungai pembawa material sedimentasi, jarak antara pelabuhan dengan muara sungai, serta arus laut di sekitar pelabuhan. Tidak ada jaminan bahwa upaya pengerukan rutin untuk mencegah sedimentasi dapat secara efektif mencegah pendangkalan di pelabuhan.

Arus pasang/surut, gelombang, dan perubahan iklim dapat memengaruhi debit air laut di sekitar pelabuhan tempat Perseroan beroperasiFenomena alam seperti arus pasang/surut, tinggi gelombang, dan perubahan iklim dapat memengaruhi aktivitas pelayaran, khususnya jika fenomena alam tersebut terjadi di sekitar wilayah pelabuhan. Nakhoda maupun pengelola pelabuhan berhak untuk merekayasa lalu lintas di pelabuhan demi keselamatan kapal beserta isi dan awaknya. Pengalihan lalu lintas tersebut dapat berdampak pada aktivitas dan jadwal kapal yang akan tiba di Perseroan dan mengganggu kegiatan bongkar muat. Tidak ada jaminan bahwa aktivitas di pelabuhan dapat berjalan tanpa hambatan, terutama jika terdapat keadaan luar biasa yang mengharuskan pengelola pelabuhan untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu.

Bencana alam memiliki pengaruh signifikan terhadap operasional dan keselamatan pelayaran Walaupunteknologiyangditerapkanpadakapal-kapalmodernsudahdapatmendukungefisiensidankeselamatan pelayaran, namun faktor di luar kendali Perseroan seperti bencana alam khususnya yang terjadi di laut dapat memengaruhi operasional Perseroan. Pada kondisi ekstrem, motor pandu dan kapal tunda yang dioperasikan oleh Perusahaan Jasa Armada Indonesia mungkin saja dilarang untuk meninggalkan dermaga dengan alasan keselamatan. Dengan demikian, Perseroan berisiko untuk mengalami pengunduran jadwal kapal dengan tidak dapat melakukan kegiatan bongkar muat sehingga berpotensi menimbulkan keluhan dari pelanggan/menurunkan reputasi Perseroan.

Bencana alam di luar negeri juga dapat memberikan dampak negatif bagi arus lalu lintas dan bongkar muat di pelabuhan dalam negeri, dimana hal tersebut dapat menyebabkan kapal-kapal yang datang ke Indonesia tertahan sementara di luar negeri atau harus mengalihkan rute pelayarannya.

KebijakanPemerintahPusatdanPemerintahDaerahmungkinmemilikipengaruhyangsignifikanbagi keberlangsungan usaha dan perkembangan Perseroan

Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan yang berlaku terkait dengan bidang usahaDalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan-peraturan tersebut diantaranya mengatur hal-hal yang berkaitan dengan standar pelayanan, lingkungan, kesehatan, ketenagakerjaan, perpajakan dan keamanan. Perseroan juga wajib mengikuti peraturan yang berhubungan dengan persyaratan perizinan, praktek pelayanan, penetapan harga, serta pajak. Meskipun Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan usaha Perseroan telah mematuhi seluruh peraturan yang berlaku, pemenuhan kewajiban atas peraturan-peraturan baru atau perubahannya atau interpretasinya maupun pelaksanaannya, serta perubahan terhadap interpretasi atau pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Perseroan dapat dikenakan sanksi perdata, termasuk denda, hukuman atau sanksi-sanksi lainnya.

Selain itu, peraturan ketenagakerjaan, perubahan hukum dan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai updah minimum juga dapat mengakibatkan peningkatan permasalahan dalam hubungan industrial, yang mana hal tersebut dapat berdampak material pada kegiatan operasional Perseroan apabila terjadi pemogokan kerja secara massal.

Kegiatan usaha Perseroan diatur oleh Pemerintah melalui berbagai peraturan. Kegagalan Perseroan dalam melaksanakan, menerapkan peraturan-peraturan baru yang ditetapkan Pemerintah dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja Perseroan.

Perseroan terpapar dengan risiko kestabilan politik dan keberpihakan pemerintahan yang berkuasaPersaingan Perseroan, terdapat beberapa proyek pembangunan strategis yang semuanya melibatkan kepentingan nasional, salah satunya adalah pembangunan Terminal Kendaraan yang akan dibangun di Patimban, Subang Jawa Barat. Pembangunan tersebut jika beroperasi sebagai terminal kendaraan dan mendapatkan dukungan lebih besar dari Pemerintah. Dengan demikian, pengembangan pendapatan Perseroan mungkin akan bergantung pada preferensi dan agenda pembangunan Pemerintah.

47

Agenda Pemerintah untuk pengembangan infrastruktur di Indonesia menurun Saat ini Pemerintah berfokus untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur yang ada di Indonesia. Dengan adanya rencana Pemerintah tersebut, hal ini memberikan dampak yang positif kepada impor alat berat yang berasal dari negara lain dan meningkatkan frekuensi alat berat yang melalui pelabuhan Perseroan. Meskipun saat ini Pemerintah memiliki komitmen untuk terus melakukan hal tersebut, tidak ada yang dapat menjamin bahwa di masa yang akan datang Pemerintah akan ngelaihkan fokusnya ke sektor lain. Apabila hal tersebut terjadi, maka akan berdampak negatif pada kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan.

Kegiatan layanan jasa yang dilakukan Perseroan sangat tergantung pada kelancaran operasional pelabuhan dan pelayaran. Kelancaran operasional pelabuhan dan pelayaran bergantung pada banyak faktor, di antaranya adalah keamanan, politik, lingkungan serta kelancaran lalu lintas logistik di darat

Keamanan di pelabuhan tujuan bergantung pada prosedur keamanan yang dilakukan pada pelabuhan keberangkatanMasing-masing pengelola pelabuhan memiliki prosedur internal yang berbeda antara satu sama lain terkait dengan keamanan. Kapal muatan yang bersandar di pelabuhan mungkin memuat barang-barang yang berbahaya bagi lingkungan, barang hasil selundupan, atau barang-barang lain hasil kegiatan terorisme yang tidak sesuai dengan dokumen manifestasi muatan kapal. Kapal yang memiliki angkutan berbahaya tersebut berpotensi menimbulkan gangguan operasional pada pelabuhan tempat Perseroan beroperasi, seperti tercemarnya perairan, terganggunya keamanan akibat tindakan terorisme atau perompakan, serta dampak lain yang dapat ditimbulkan akibat muatan kapal yang berbahaya. Terganggunya operasional pelabuhan berarti terganggunya operasional pelayanan bongkar muat. Pengelola pelabuhan tujuan mungkin hanya memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan pengamanan saat kapal atau muatan sudah bersandar di dermaga. Selain itu, peningkatan standar keamanan oleh otoritas berwenang mungkin akan meningkatkan beban operasional pelabuhan yang akan berdampak pada kesehatan keuangan pengelola pelabuhan.

Kelancaran lalu lintas logistik di darat memiliki pengaruh untuk mencegah penumpukkan barang di pelabuhanPelanggan Perseroan pada saat ini menggunakan transportasi darat (jalan, jembatan hingga lintasan kereta api) untuk menuju ke pelabuhan sebelum mengirim kendaraan yang mereka produksi ke negara tujuan. Apabila terjadi kerusakan pada jalanan yang digunakan atau adanya banjir yang menutup akses jalanan yang digunakan, hal tersebut dapat menyebabkan terhambatnya arus pengiriman kendaraan. Apabila hal tersebut terjadi dan jalan yang digunakan tidak bisa diperbaiki dalam waktu cepat, maka hal tersebut akan berdampak pada kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan.

Pengoperasian pelabuhan membutuhkan biaya yang besarSeiring dengan peningkatan lalu lintas di pelabuhan, maka dibutuhkan juga pengembangan kapasitas pelabuhan untuk mendukung pengembangan lebih lanjut. Pengembangan kapasitas tersebut mungkin akan membutuhkan investasi yang besar dan memengaruhi kondisi keuangan perusahaan pengelola pelabuhan secara umum. Selain itu, untuk menjamin operasional pelabuhan eksisting, pengelola pelabuhan juga membutuhkan modal kerja untuk perawatan dan pengoperasian fasilitas pelabuhan seperti alat bantu bongkar muat, dermaga, Gedung/lapangan penumpukan, serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Apabila di masa yang akan datang Perseroan tidak memiliki modal kerja yang cukup untuk mempertahankan kelayakan dari fasilitas-fasilitas yang ada saat ini atau tidak dapat mengembangkan fasilitas sesuai dengan kebutuhan pengguna di masa yang akan datang, maka hal tersebut akan berdampak secara negatif terhadap kinerja keuangan Perseroan.

Kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan dilindungi oleh asuransi yang terbatasKegiatan usaha Perseroan memiliki berbagai risiko yang melekat pada kegiatan usaha yang dilakukan. Sebagian besar dari risiko operasional ini timbul dari kelalaian dan kecerobohan yang dapat menyebabkan cedera atau kematian karyawan, rusaknya fasilitas Perseroan dan properti pihak lain dan polusi lingkungan, serta dapat mengakibatkan dihentikannya kegiatan usaha dan dikenakan hukuman perdata atau pidana. Perseroan memiliki Contractors Plant and Machinery Insurance yang melindungi fasilitas pelabuhan dan kendaraan yang dimiliki Perseroan. Namun demikian, Perseroan tidak memiliki

48

asuransi gangguan usaha yang diakibatkan oleh bencana alam seperti kekeringan, banjir, gempa bumi atau kondisi cuaca yang buruk, kebakaran dan bencana lainnya atau yang diakibatkan hal lain seperti terorisme, kerusuhan, huru-hara atau hal-hal lain yang dapat menggangu atau merusak fasilitas penunjang kegiatan usaha Perseroan. Setiap gangguan yang terjadi pada kegiatan usaha Perseroan yang menyebabkan kerugian atau kerusakan, baik langsung ataupun tidak langsung, terhadap Perseroan dan tidak ditanggung oleh asuransi yang dimiliki oleh Perseroan saat ini, dapat berdampak material dan merugikan terhadap kegiatan usaha, kinerja dan kondisi keuangan Perseroan.

C. RISIKO UMUM

Kondisi makro ekonomiSeluruh pendapatan Perseroan pada saat ini diperoleh dari kegiatan usaha di Indonesia dan mungkin akan terus berasal dari kegiatan usaha di Indonesia pada masa yang akan datang. Negara berkembang seperti Indonesia memiliki sejarah ditandai oleh dinamika kondisi politik, sosial dan ekonomi yang memiliki karakteristik tersendiri. Risiko-risiko terkait dengan perekonomian Indonesia yang berdampak material terhadap bisnis Perseroan meliputi:● ketidakpastian politik, sosial dan ekonomi;● volatilitas nilai tukar mata uang rupiah dengan mata uang negara lain;● perang,terorismedankonfliksipil;● intervensi kebijakan pemerintah pada perdagangan barang yang meliputi bea cukai, proteksionisme

dan subsidi;● perubahan peraturan, perpajakan dan struktur hukum;● perkembangan infrastruktur transportasi, energi dan infrastruktur lain; dan● kualitas sumber daya manusia.

Perseroan mungkin tidak dapat memprediksi risiko-risiko terkait dengan politik dan sosial yang dari waktu ke waktu dapat mengalami perubahan drastis dan oleh karena itu, informasi yang tercantum dalam Prospektus ini dapat menjadi tidak relevan di masa yang akan datang. Apabila salah satu risiko yang disebut di atas terjadi, hal tersebut dapat berdampak material dan merugikan terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan.

Perubahan kurs valuta asingPerubahan kurs valuta asing mungkin dapat memengaruhi harga suku cadang untuk perawatan peralatan yang dilakukan untuk menjamin operasional Perseroan, dimana suku cadang tersebut mungkin hanya bisa diperoleh melalui pembayaran dalam mata uang asing. Dari sisi pendapatan, Perseroan bekerja sama dengan pihak ke 3 dalam penyediaan suku cadang tersebut sehingga setiap pemesanan suku cadang yang dipesan dari luar Indonesia, Perseroan tetap menggunakan harga yang telah ditentukan di Indonesia sehingga beban nilai tukar asing menjadi beban vendor.

Tuntutan atau gugatan hukumDalam kegiatan usahanya, Perseroan berhubungan dengan berbagai pihak dengan kepentingan berbeda-beda, mulai dari pengguna jasa, pihak pelabuhan, hingga karyawan Perseroan. Seluruh hubungan tersebut dilandaskan pada kepentingan ekonomis yang mungkin diatur dalam dokumen yang dibuat mengikuti ketentuan-ketentuan yang diatur oleh hukum untuk mengatur hak dan kewajiban setiap pihak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Adanya pelanggaran atau perbedaan (dispute) dapat mengakibatkan salah satu pihak akan mengajukan tuntutan atau gugatan hukum kepada pihak lainnya. Setiap tuntutan atau gugatan hukum tentu saja berpotensi untuk menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak yang terlibat, salah satunya adalah Perseroan. Risiko terkait dengan gugatan hukum yang dapat terjadi antara lain gugatan dari pengguna jasa yang diakibatkan oleh keterlambatan pelayanan atau kerusakan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak Perseroan.

Kebijakan PemerintahDalam melakukan kegiatan usaha, adanya perubahan kebijakan Pemerintah yang dapat memengaruhi kegiatan usaha di dalam negeri, tentu juga akan membawa konsekuensi bagi Perseroan. Kebijakan yang dapat sangat berpengaruh pada Perseroan yaitu terkait dengan pelayanan bongkar muat di pelabuhan. Kebijakan lain yang juga dapat memengaruhi kinerja Perseroan antara lain terkait dengan ketentuan tarif pelayanan bongkar muat serta biaya-biaya penggunaan fasilitas Perseroan.

49

Ketentuan negara lain atau peraturan internasionalDalam melakukan kegiatan usahanya, Perseroan melayani pengguna jasa dari berbagai latar belakang negara. Selain itu, kebijakan Pemerintah terkait dengan perhubungan laut juga dapat dipengaruhi oleh hubungan diplomasi antar negara. Dinamika yang terjadi di dunia maritim dapat memengaruhi operasionalPerseroandan cakupanbisnisnya, sehinggamenimbulkan risiko baik finansialmaupunnon-finansialbagiPerseroan.Selainitu,perubahanaruslalu-lintaspelayaraninternasionaljugadapatmemberikan risiko bagi arus kapal di pelabuhan tempat Perseroan beroperasi.

Investor luar negeri mungkin dibatasi kepemilikannya pada saham Perseroan di masa yang akan datangPeraturan Pemerintah mengenai industri pengelolaan pelabuhan mungkin akan berubah secara signifikan dimasa yang akan datang, termasuk di antaranya adalah perubahan kebijakan batasankepemilikan investor asing di saham Perseroan. Selain itu, industri pengelolaan pelabuhan merupakan industri strategis yang mendapatkan perhatian intensif dari Pemerintah, sehingga perkembangannya mungkin akan sangat bergantung pada kebijakan Pemerintah di masa yang akan datang.

D. RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN

Harga Saham Perseroan mungkin mengalami fluktuasi yang signifikan di kemudian hariHarga saham Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana dapat berfluktuasi secara tajam,dikarenakan berbagai faktor antara lain:• persepsi atas prospek usaha Perseroan dan industri jasa kepelabuhanan dalam pelayanan bongkar

muat secara umum;• perubahan kondisi ekonomi, politik atau kondisi pasar di Indonesia;• perbedaan kinerja keuangan dan operasional Perseroan secara aktual dengan ekspektasi investor

dan analis;• perubahan rekomendasi atau persepsi para analis terhadap Perseroan atau pasar modal dan

kondisi ekonomi Indonesia;• pengumuman oleh Perseroan mengenai aksi korporasi seperti akuisisi, aliansi strategis, kerjasama

ataudivestasiyangsignifikan;• perubahan harga saham perusahaan-perusahaan (khususnya di Asia) dan di negara-negara

berkembang;• putusan akhir atas suatu litigasi yang sedang berjalan atau yang akan terjadi di masa mendatang;• penjualan saham yang dilakukan oleh Pemegang Saham Utama dan/atau Pemegang Saham

Pengendali Perseroan; dan

Likuiditas saham PerseroanTidak ada jaminan bahwa pasar untuk saham Perseroan akan berkembang atau, jika pasar untuk saham Perseroan berkembang, tidak ada jaminan bahwa saham Perseroan akan likuid. Kemampuan untuk menjual dan menyelesaikan perdagangan di Bursa Efek dapat memiliki risiko keterlambatan. Dengan demikian, tidak ada jaminan bahwa pemegang saham Perseroan akan dapat menjual sahamnya pada harga atau waktu tertentu dimana pemegang saham tersebut akan mampu melakukannya di pasar saham yang lebih likuid.

Hingga tanggal 16 Juni 2017, nilai kapitalisasi saham di Pasar Modal beberapa negara maju seperti Amerika Serikat senilai Rp337.676 triliun, Inggris senilai Rp42.804 triliun, Jepang senilai Rp68.445 triliun, Hong Kong senilai Rp57.926 triliun, memiliki nilai kapitalisasi saham yang relatif lebih besar dibandingkan dengan Indonesia yang senilai Rp5.969 triliun (sumber: Bloomberg, 17 Juni 2017). Hal tersebut menunjukkan bahwa Pasar Modal di Indonesia, walaupun sedang berkembang, nilai kapitalisasi pasar sahamnya relatif masih sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara maju, sehingga harga-hargasahamyangdiperdagangkandiPasarModal Indonesiamungkinmenjadirelatif lebihfluktuatifdibandingkan dengan saham-saham di negara maju.

Kemampuan Perseroan untuk membayar dividen di kemudian hariPembagian dividen akan dilakukan berdasarkan RUPS dengan mempertimbangkan beberapa faktor antara lain saldo laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan modal kerja, serta belanja modal, ikatan perjanjian dan biaya yang timbul terkait ekspansi Perseroan. Selain itu, kebutuhan

50

pendanaan atas rencana pengembangan usaha di masa mendatang dan juga risiko akan kerugian yang dibukukan dalam laporan keuangan dapat menjadi alasan yang mempengaruhi keputusan Perseroan untuk tidak membagikan dividen. Beberapa faktor tersebut dapat berdampak pada kemampuan Perseroan untuk membayar dividen kepada pemegang sahamnya, sehingga Perseroan tidak dapat memberikan jaminan bahwa Perseroan akan dapat membagikan dividen atau Direksi Perseroan akan mengumumkan pembagian dividen.

Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat bertentangan dengan kepentingan pembeli Saham Yang DitawarkanSetelah Penawaran Umum Perdana, Pemegang Saham Pengendali yang memiliki lebih dari 50% dari jumlah seluruh saham Perseroan yang beredar, pada umumnya dapat memegang kendali efektif atas Perseroan, termasuk kewenangan untuk memilih Direktur dan Komisaris Perseroan dan menentukan hasil dari suatu tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham. Walaupun Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan wajib memperhatikan setiap kepentingan pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas, namun dengan mempertimbangkan bahwa Pemegang Saham Pengendali dapat memiliki kepentingan bisnis di luar Perseroan, Pemegang Saham Pengendali dapat mengambil tindakan yang lebih menguntungkan bagi kepentingan bisnis Pemegang Saham Pengendali tersebut dibandingkan kepentingan Perseroan, dimana hal ini dapat berdampak material dan merugikan terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Perseroan. Oleh karena itu, Pemegang Saham Pengendali telah dan akan tetapmemiliki pengaruh signifikan atas Perseroan, termasuk pengaruhsehubungan dengan:• menyetujui penggabungan, konsolidasi atau pembubaran Perseroan;• memberikanpengaruhyangsignifikanterhadapkebijakandanurusanPerseroan;• memilih sebagian besar Direktur dan Komisaris Perseroan; dan• menentukan hasil dari tindakan yang memerlukan persetujuan pemegang saham (selain dari

persetujuan atas transaksi yang memiliki benturan kepentingan dimana Pemegang Saham Pengendali memiliki benturan kepentingan atau memiliki hubungan afiliasi dengan Direktur,Komisaris atau Pemegang Saham Utama (pemegang saham yang memiliki 20% atau lebih dari saham yang beredar) yang memiliki benturan kepentingan diharuskan untuk tidak memberi suara berdasarkan Peraturan OJK), termasuk waktu dan pembayaran atas dividen di masa depan.

Di masa yang akan datang, Perseroan dapat melakukan transaksi dengan entitas yang dikendalikan oleh Pemegang Saham Pengendali dan pihak terkait lainnya dalam kegiatan usaha sehari-hari. Tidak ada jaminan bahwa transaksi tersebut akan dilakukan pada syarat dan ketentuan yang menguntungkan bagi Perseroan,namunsetiaptransaksibenturankepentingan(sebagaimanadidefinisikandalamperaturanOJK) yang dilakukan Perseroan dengan pihak terafiliasi setelah Penawaran Umum Perdana wajibmemperoleh persetujuan pemegang saham independen sesuai dengan peraturan OJK sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.E.1.

MITIGASI RISIKO

Keberhasilan pencapaian suatu aktivitas Perseroan juga sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu risiko dikelola dengan baik. Manajemen sangat menyadari pentingnya manajemen risiko untuk mencapai tujuan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai. Oleh karena itu Perseroan menerapkan manajemen risiko untuk mencegah terjadinya risiko-risiko tersebut. Adapun keterangan mengenai mitigasi dari masing-masing risiko usaha Perseroan telah diungkapkan pada Bab V Analisa dan Pembahasan Oleh Manajemen dalam Prospektus ini.

MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO USAHA DAN UMUM MATERIAL YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH DIUNGKAPKAN DAN DISUSUN BERDASARKAN BOBOT DARI YANG PALING TINGGI SAMPAI PALING RENDAH, DARI DAMPAK MASING-MASING RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERSEROAN DALAM PROSPEKTUS.

51

VII. KEJADIAN PENTING YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN PUBLIK

Manajemen Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan yang terjadi dari tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 11 Mei 2018 sampai dengan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan OpiniWajarTanpaModifikasian.

52

VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN, KEGIATAN USAHA, SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA

1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN

Perseroan didirikan dengan nama “PT Indonesia Kendaraan Terminal” sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 10 tanggal 5 November 2012, yang dibuat di hadapan Yulianti Irawati, S.H., pengganti dari Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-58515.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 19 November 2012 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0099164.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 19 November 2012 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 45, Berita Negara Republik Indonesia No. 65876 tanggal 4 Juni 2013 (“Akta Pendirian”).

Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali diubah dan perubahan anggaran dasar Perseroan terakhir adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 48 tanggal 14 April 2018, dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-0008618.AH.01.02.Tahun 2018 tanggal 17 April 2018 serta telah didaftarkan dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0151353 tanggal 17 April 2018 dan keduanya telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0054228.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 17 April 2018 (”Akta No. 48/2018”) yang antara lain isinya (i) mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1, Peraturan OJK No. 32/2014 juncto Peraturan OJK No. 10/2017 dan Peraturan OJK No. 33/2014; (ii) menyetujui perubahan status Perseroan menjadi perusahaan terbuka; dan (iii) menyetujui rencana Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan untuk ditawarkan kepada masyarakat serta dicatatkan di BEI dengan mengeluarkan saham baru sebanyak-banyaknya 30,0% (tiga puluh persen) atau 561.101.600 (lima ratus enam puluh satu juta seratus satu ribu enam ratus) saham baru juncto Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Tanpa Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS Sirkuler) PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. No. 26 tanggal 11 Mei 2018, dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah didaftarkan dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0189761 tanggal 12 Mei 2018 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0066545.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 12 Mei 2018 (“Akta No. 26/2018”) yang isinya merubah ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (3) anggaran dasar Perseroan.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan usaha di bidang penyediaan dan pengembangan fasilitas pelabuhan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/ mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas Terbuka.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Kegiatan usaha utama Perseroan untuk:menjalankan kegiatan usaha penyediaan dan/atau

pelayanan usaha Bongkar Muat Barang Dari Dan Ke Kapal di pelabuhan yang meliputi kegiatan Stevedoring, Cargodoring, dan Receiving/Delivery atas kendaraan, alat berat dan suku cadang, termasuk namun tidak terbatas mendirikan /menjalankan anak Perusahaan dan usaha lainnya yang memiliki hubungan langsung maupun tidak langsung dengan Kegiatan Usaha Utama, yaitu Bongkar Muat Barang Dari dan Ke Kapal sepanjang sesuai dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain sebagai berikut: i. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk bertambat.ii. Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik turun penumpang dan/atau kendaraan.iii. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat bongkar

muat serta peralatan pelabuhan.iv. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, kering dan ro-ro.v. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar muat kendaraan alat berat dan suku cadang.vi. Penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar dan pelayanan air bersih. vii. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa penundaan kapal.

53

viii. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang dan peti kemas.

ix. penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang.b. Penyediaan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan serta optimalisasi pemanfaatan sumber

daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

c. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha penunjang sebagai berikut: i. Vehicle Processing Center (VPC) dan Equipment Processing Center (EPC).ii. Port Stock Services.iii. Alat Bantu Bongkar Muat.iv. Properti;v. Road Freight.

Sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan, struktur permodalan dan susunan pendiri/pemegang saham Perseroan pada saat pendirian adalah sebagai berikut:

KeteranganNilai Nominal Rp10.000,- per Saham

Jumlah Saham(Lembar)

Jumlah Nilai Nominal (Rupiah)

Persentase(%)

Modal Dasar 4.000.000 40.000.000.000,-1. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 990.000 9.900.000.000,- 992. PT Multi Terminal Indonesia 10.000 100.000.000,- 1Modal Ditempatkan dan Disetor 1.000.000 10.000.000.000,- 100Saham Dalam Portepel 3.000.000 30.000.000.000,- -

Berikut ini merupakan struktur kelompok usaha Perseroan:

54

2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN

Berikut ini merupakan perkembangan kepemilikan Saham Perseroan dalam 3 tahun terakhir:Sesuai dengan Akta Pendirian Perseroan, struktur permodalan dan susunan pendiri/pemegang saham Perseroan pada saat pendirian adalah sebagai berikut:

Keterangan

Nilai Nominal Rp10.000,- per Saham

Jumlah Saham(Lembar)

Jumlah Nilai Nominal (Rupiah)

Persentase(%)

Modal Dasar 4.000.000 40.000.000.000,-1. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 990.000 9.900.000.000,- 992. PT Multi Terminal Indonesia 10.000 100.000.000,- 1Modal Ditempatkan dan Disetor 1.000.000 10.000.000.000,- 100Saham Dalam Portepel 3.000.000 30.000.000.000,- -

Tahun 2018

Berdasarkan Akta No. 48/2018, modal dasar Perseroan berjumlah Rp 500.000.000.000,- yang terbagi atas 5.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- (nilai penuh) per saham. Dari modal dasar tersebut, telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar 1.300.000.000 saham dengan nilai nominal Rp130.000.000.000,- terdiri dari 1.287.000.000 saham dengan nilai nominal Rp128.700.000.000,- milik Pelindo II dan 13.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.300.000.000,- milik PT Multi Terminal Indonesia.

KeteranganNilai Nominal Rp100,- per Saham

Jumlah Saham(Lembar)

Jumlah Nilai Nominal(Rupiah)

Persentase(%)

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000,-1. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 1.287.000.000 128.700.000.000,- 99,02. PT Multi Terminal Indonesia 13.000.000 1.300.000.000,- 1,0Modal Ditempatkan dan Disetor 1.300.000.000 130.000.000.000,- 100,0Saham Dalam Portepel 3.700.000.000 370.000.000.000,- -

Berdasarkan Akta No. 26/2018, modal ditempatkan dan disetor Perseroan berubah menjadi sebesar 1.309.237.120 saham dengan nilai nominal Rp130.923.712.000,- terdiri dari 1.296.144.749 saham dengan nilai nominal Rp129.614.474.900,- milik Pelindo II dan 13.092.371 saham dengan nilai nominal Rp1.309.237.100,- milik PT Multi Terminal Indonesia.

KeteranganNilai Nominal Rp100,- per Saham

Jumlah Saham(Lembar)

Jumlah Nilai Nominal(Rupiah)

Persentase(%)

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000,-1. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 1.296.144.749 129.614.474.900,- 99,02. PT Multi Terminal Indonesia 13.092.371 1.309.237.100,- 1,0Modal Ditempatkan dan Disetor 1.309.237.120 130.923.712.000,- 100,0Saham Dalam Portepel 3.690.762.880 369.076.288.000,- -

Selain perubahan yang disebutkan diatas, tidak terdapat perubahan struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan yang terjadi sampai tanggal diterbitkannya Prospektus ini.

55

3. PENGURUSAN, PENGAWASAN DAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Luar Biasa PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 22 tanggal 8 Februari 2017 yang dibuat di hadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0058492 tanggal 9 Februari 2017 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-58515.AH.01.01.Tahun 2017 tanggal 9 Februari 2017 junctis Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 2 tanggal 5 Juli 2017 yang dibuat di hadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03.0150606 tanggal 6 Juli 2017 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0083020.AH.01.11.Tahun 2017 tanggal 6 Juli 2017 dan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Indonesia Kendaraan TerminalNo.12tanggal21Mei2018,yangdibuatdihadapanSilfia,S.H.,penggantidariNurMuhammadDipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0206655 tanggal 21 Mei 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0070821.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 21 Mei 2018, susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut:

Dewan KomisarisKomisaris Utama : Elvyn G MasassyaKomisaris : Marta HardisarwonoKomisaris Independen : M Fathoni AkbarKomisaris Independen : Bay Mokhamad Hasani

Sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Luar Biasa PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 42 tanggal 29 Maret 2017 yang dibuat dihadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0123477 tanggal 3 April 2017 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0043414.AH.01.11.Tahun 2017 tanggal 3 April 2017 junctis Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 3 tanggal 6 Agustus 2015, yang dibuat di hadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0955683 tanggal 10 Agustus 2015 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-3539875.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 10 Agustus 2015, Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 15 tanggal 18 April 2018 yang dibuat dihadapan Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0152748 tanggal 18 April 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0054765.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 18 April 2018 dan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Indonesia Kendaraan Terminal No.12tanggal21Mei2018,yangdibuatdihadapanSilfia,S.H.,penggantidariNurMuhammadDipoNusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0206655 tanggal 21 Mei 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0070821.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 21 Mei 2018, susunan anggota Direksi Perseroan sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut:

DireksiDirektur Utama : Chiefy Adi KPlt. Direktur Komersial & Pengembangan Bisnis : Arif IsnawanDirektur Operasional & Komersial : Indra Hidayat SaniPlt. Direktur Keuangan & SDM : Sugeng MulyadiDirektur Kepatuhan (Direktur Independen) : Salusra Wijaya

56

Tugas dan tanggung jawab Dewan KomisarisSecara umum Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap jalannya perusahaan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk kepentingan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan Perusahaan, Dewan Komisaris juga bertanggung jawab apabila terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi. Apabila kekayaan Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban akibat kepailitan tersebut, setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. Tanggung jawab tersebut juga berlaku bagi anggota Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun.

Tugas dan tanggung jawab anggota DireksiDireksi melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya dengan itikad baik serta pertimbangan yang bijaksana untuk kepentingan terbaik bagi Perseroan dalam setiap waktu berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.

Adapun tugas dan tanggung jawab Direksi antara lain:a. Direksi wajib mengungkapkan kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan dan

perusahaan lain, baik yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri beserta perubahannya; dan/atau hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Direksi lain dalam Laporan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri;

b. Menyiapkan pada waktunya perencanaan pengembangan Perseroan, rencana jangka panjang Perseroan, rencana kerja dan anggaran tahunan Perseroan, termasuk rencana-rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan Perseroan dan menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham untuk selanjutnya disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham guna mendapatkan persetujuan;

c. Direksi bertanggung jawab untuk mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

d. Direksi bertanggung jawab untuk menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan;

e. Direksi bertanggung jawab untuk memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya Perseroan dalam bentuk laporan tahunan termasuk laporan keuangan kepada RUPS;

f. Direksi bertanggung jawab untuk memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Pemegang Saham.

Tidak terdapat hubungan kekeluargaan diantara anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.

Rapat anggota Direksi dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan dan rapat Dewan Komisaris dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap dua bulan, dengan tingkat kehadiran minimal 2 (dua) anggota Direksi dan 2 (dua) anggota Dewan Komisaris.

57

DEWAN KOMISARIS

Elvyn G MasassyaKomisaris Utama

Warga Negara Indonesia, umur 50 tahun, Sarjana Ekonomi dari Universitas Jayabaya (1990) dan Magister Finance dari Institut Teknologi Bandung (2000). Berdomisili di Jakarta.

Beliau telah menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak 2017.

Sebelum menjabat sebagai Komisaris Utama, beliau pernah menjabat beberapa posisi sebagai berikut:

2016 – sekarang : Presiden Direktur Indonesia Port Corporation2014 – 2016 : Presiden Direktur BPJS Ketenagakerjaan2012 – 2013 : Direktur Utama PT Jamsostek2008 – 2012 : Direktur Investment PT Jamsostek2008 : Direktur PT Tuban Petrochemical2007 : Sekretaris Perusahaan Bank BNI2002 – 2006 : Direktur Bank Permata2002 : Komisaris Bank Bali2001 : Ketua Dewan Financial Intelligence Indonesia2001 : General Manager Bank BNI1991 : Credit Analyst Bank BNI1991 : Credit Analyst Clemont Finance Indonesia

Marta HardisarwonoKomisaris

Warga Negara Indonesia, umur 54 tahun, Memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Jayabaya Jakarta (1988) dan Magister Universitas Stiami Jakarta (2006). Berdomisili di Jakarta. Beliau telah menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2017.

Sebelum menjabat sebagai Komisaris, beliau pernah menjabat beberapa posisi sebagai berikut:

2018 – sekarang : Kepala Biro Keuangan Kementerian Perhubungan2015 – 2018 : Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan Kementerian

Perhubungan2015 : Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan2014 – 2015 : Kabag Perbendaharaan Kementerian Perhubungan2007 – 2014 : Kabag Pelaksanaan Anggaran Kementerian Perhubungan2005 – 2007 : Kasubag Anggaran Transport Laut Kementerian Perhubungan2002 – 2005 : Kasubag Anggaran Pembina BRO. III Kementerian Perhubungan1999 – 2002 : Kasubag. Anggaran Pembina II Kementerian Perhubungan

M. Fathoni AkbarKomisaris Independen

Warga Negara Indonesia, umur 74 tahun, Sarjana Hukum dari Universitas Wiraswasta Indonesai (2001) dan Magister Management Universitas Surapati (2003). Berdomisili di Jakarta. Beliau telah menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2017.

Sebelum menjabat sebagai Komisaris, beliau pernah menjabat beberapa posisi sebagai berikut:

2009 – 2014 : Tenaga Ahli Wakil Ketua Komisi XI DPR RI1994 – 2000 : Direktur Utama PT Primanaya1982 – 1990 : Direktur Utama PT Kinsumala Anugrah1980 – 1983 : Direktur Utama PT Ideal Artana (EMKL)1978 – 1980 : Direktur Utama PT Sedang Kencana Sejati

58

Bay Mokhamad HasaniKomisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 60 tahun, Sarjana Manajemen (2007). Beliau telah menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2018.

Sebelum menjabat sebagai Komisaris Independen, beliau pernah menjabat beberapa posisi sebagai berikut:

2017 : Plt. Dirjen Perhubungan Laut merangkap Dirlala Ditjen Perhubungan Laut

2016 - 2017 : Direktur Lalu Lintas dan Angkatan Laut Ditjen Perhubungan Laut

2016 : Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok Ditjen Perhubungan Laut

2016 : Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Ditjen Perhubungan Laut

2015 - 2016 : Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok Ditjen Perhubungan Laut

2014 – 2015 : Kepala Kantror Kesyahbandaran dan Otoritas Utama Pelabuhan kelas I Banjarmasin

2013 – 2014 : Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Utama Pelabuhan Kelas I Bitung

DIREKSI

Chiefy Adi KDirektur Utama

Warga Negara Indonesia, umur 40 tahun, Sarjana Psikologi dari Universitas Gadjah Mada (2000) dan Magister Shpping & Transport dari Netherlands Maritime University (2012). Berdomisili di Jakarta. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2017.

Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama, beliau pernah menjabat beberapa posisi sebagai berikut:

2014 – 2017 : General Manager Pelabuhan Cabang Banten2013 – sekarang : Sekretaris Jenderal Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan

Indonesia (ASBUPI)2012 – 2014 : Anggota Dewan Pengawas Dana Pensiun Pelabuhan dan

Pengerukan (DP4)2012 – 2014 : Senior Manajer Perencanaan SDM & Organisasi2012 – 2014 : Koordinator Sekretaris Tetap PT Pelabuhan Indonesia I, PT

Pelabuhan Indonesia II, PT Pelabuhan Indonesia III, PT Pelabuhan Indonesia IV.

2012–2014 : Initiative Leader Program Management Office (PMO);Organization & Change Management Pelindo II

2012 : Asisten Senior Manajer Manajemen karir Pelindo II2012 : Asisten Senior Pendidikan dan Pelatihan Pelindo II2009 – 2010 : Asisten Senior Manajer Sistim SDM Pelindo II2005 – 2008 : Sekretaris Pengurus Koperasi Pegawai Maritim (Kopegmar)

Tanjung Priok Pelindo II2000 – 2004 : Staf Pengembangan SDM Pelindo II2000 – 2004 : Dosen Terbang Universitas Negeri Jakarta & STMT Trisakti2000 : Staf Pengembangan Organisasi PT Garuda Food

59

Plt. Arif IsnawanDirektur Komersial dan Pengembangan Bisnis

Warga Negara Indonesia, umur 54 tahun, Sarjana Ekonomi jurusan Akuntasi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan Master of Science Maritime Economics and Logistic Erasmus University, Rotterdam. Berdomisili di Jakarta. Beliau menjabat sebagai Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Perseroan sejak tahun 2018.

Sebelum menjabat sebagai Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis, beliau pernah menjabat beberapa posisi sebagai berikut:

2014 - 2018 : Director PT New Priok Container Terminal One2012 - 2014 : PMO Coordinator on Unlock Capacity Kantor Pusat IPC2011 - 2012 : General Manager Koja Container Terminal2010 - 2011 : Senior Manager of Management Accounting IPC2008 - 2009 : Senior Manager of Marketing IPC2004 - 2008 : Operational Manager Port of Tanjung Priok1999 - 2004 : Assistant Senior Manager of Potential Market Analysis IPC1997 - 1999 : Head of Section, Container Operation IPC1996 : Head of Section, Analysis and Evaluation of Business Unit

IPC

Indra Hidayat SaniDirektur Operasional

Warga Negara Indonesia, umur 45 tahun, Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Gadjah Mada (1996), Master of Science di bidang Port Management dari World Maritime University, Malmo, Swedia (2002), Executive Master of Business Administration, Logistic and Leadership dari Kuehne Logistics University (2014) dan Harvard Business School (2015). Berdomisili di Depok, Jawa Barat. Beliau telah menjabat sebagai Direktur Operasional sejak tahun 2015.

Sebelum menjabat sebagai Direktur Operasional, beliau pernah menjabat beberapa posisi sebagai berikut:

2014 : Direktur Operasi & Teknik PT IPC Terminal Peti Kemas (2014).

2013 : Koordinator Utama PMO Bidang Unlock Capacity Senior Pelindo II

2013 : Analist Senior Perencanaan Kalibaru Pelindo II2012 : General Manager TPK Koja Pelindo II2012 : Staf Direktur Utama Pelindo II2010 : Deputi General Manager Operasi Terminal 3 Pelindo II2009 : General Manager Pelabuhan Bengkulu / 06 Pelindo II2009 : Assistant Manager Utilitas / 08 Pelindo II2007 : Assistant Manager Peratalan Mesin Listrik & alat Apung / 08

Pelindo II2004 : Assistant Manager Peralatan & Administrasi / 09 Pelindo II2001 : Staf Muda Junior dtg pada direktorat Teknik / 09 Pelindo II2000 : Assistant Manager Teknik Mesin & Listrik / 09 Pelindo II1999 : Staf Alat Bongkar Muat Senior / 10 Pelindo II1999 : Staf Alat Bongkar Muat Junior / 11 Pelindo II1996 : Staf Analisa Pemeliharaan Teknik / 11 Pelindo II1996 : Local and Global Procurement Section Head di PT LG Astra

Electronic Indonesia

60

Plt. Sugeng MulyadiDirektur Keuangan dan Sumber Daya Manusia

Warga Negara Indonesia, umur 46 tahun, Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen dari Universitas Brawijaya (1996), Magister Manajemen jurusan Manajemen Keuangan dari Universitas Gadjah Mada (2007) dan Master Jurusan Shipping Transport Logistic dari Netherland Maritime University, Rotterdam (2013). Berdomisili di Jakarta. Beliau telah menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia sejak tahun 2018.

Sebelum menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia, beliau pernah menjabat beberapa posisi sebagai berikut:

2013 : Pj. Senior Manager Treasury, PT Pelabuhan Indonesia II2010 : Finance Manager, PT Pelabuhan Indonesia II : Pelabuhan

Tg. Priok2008 : Assistant Senior Manager Cost Accounting and Financial

Analysis PT Pelabuhan Indonesia II2002 : Assistant Senior Manager Cash Management and Funding

PT Pelabuhan Indonesia II1997 : Staff Finance and Cash Management PT Pelabuhan

Indonesia II

Salusra WijayaDirektur Kepatuhan (Direktur Independen)

Warga Negara Indonesia, umur 55 tahun, Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1998) dan Master of Business Administration dari Universitas of Birmingham, Inggris (1997). Berdomisili di Jakarta. Beliau telah menjabat sebagai Direktur Kepatuhan dan Direktur Independen sejak tahun 2018.

Sebelum menjabat sebagai Direktur Kepatuhan dan Direktur Independen, beliau pernah menjabat beberapa posisi sebagai berikut:

2013 - 2018 : Finance & Human Resources Director PT PLN (Pelayanan Listrik Nasional) Batam

2013 – 2018 : Commissioner PT TJK Power 2010 – 2011 : Finance & Operation Director PT Surya Citra Media Tbk. –

(SCM)2005 – 2010 : Finance Director PT Surya Citra Televisi2006 – 2010 : Finance & Operation Director PT Surya Citra Televisi2000 – 2004 : Finance Director PT Holdiko Perkasa2001 – 2003 : Finance Director Kesford Pte. Ltd.2001 – 2002 : Vice President Director PT Bahana Dharma Utama2000 – 2003 : Director PT Sembada Widya Citra2000 – 2003 : Commissioner PT Mandara Permai2000 – 2004 : Commissioner PT Bali Antaboga Canning1990 – 1999 : Finance, Planning & Accounting Division Head PT Bank

Niaga Tbk.1988 – 1990 : Project Accountant Offshore Oil Contractor Co. PT

Mcdermott Ind1986 – 1988 : Semi Senior Public Accounting Prasetio Utomo (Arthur

Andersen) – E&Y (Ernst and Young)

61

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Perseroan menilai bahwa salah satu yang terpenting dalam pengembangan sebuah Perusahaan menjadi lebih baik adalah Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance (GCG). Kesadaran untuk mengimplementasikan sistem Tata Kelola Perusahaan yang baik adalah hal yang paling mendasar dalam rangka melindungi kepentingan Perseroan dan pemegang saham. Perseroan melalui jajaran Dewan Komisaris, Direksi dan segenap insan Perseroan mempunyai komitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan berlandaskan pada nilai-nilai pokok yang tertuang pada Budaya Kerja Perseroan.

Peningkatan praktik GCG di Perseroan tidak terlepas dari komitmen segenap insan Perseroan untuk melaksanakan prinsip-prinsip GCG sebagai landasan dalam menjalankan aktivitas bisnis Perseroan yang meliputi aspek Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, Fairness dan Trust (TARIF).

A. Keterbukaan (Transparancy)Perseroan menjamin adanya keterbukaan dan objektivitas dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kegiatan usahanya. Perseroan harus menyediakan informasi yang bersifat materil dan relevan mengenai Perseroan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh para pemangku kepentingan. Perseroan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya informasi yang dipersyaratkan oleh anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga hal-hal yang penting dan mempengaruhi pengambilan keputusan para pemangku kepentingan.

B. Akuntabilitas (Accountability)Perseroan bekerja dengan akuntabilitas tinggi serta mempertanggungjawabkan segala tindakannya secara transparan dan wajar untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, etika perilaku bisnis, dan budaya perusahaan dengan tetap memperhatikan stakeholders guna mencapai kinerja Perseroan secara berkesinambungan.

C. Tanggung Jawab (Responsibility)Perseroan berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan Perseroan, Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta melaksanakan tanggung jawab sosial antara lain kepedulian terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar Perseroan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai sehingga terpelihara kesinambungan usaha Perseroan.

D. Ketidak-berpihakan (Independent)Perseroan dikelola secara profesional dengan menghindari benturan kepentingan serta pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dari prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

E. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)Dalam melaksanakan kegiatannya Perseroan senantiasa memperhatikan kepentingan berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

F. Terpercaya (Trusted)Mendapatkan kepercayaan dan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan.

Prinsip GCG tersebut diwujudkan antara lain dengan mengembangkan sistem akuntansi (accounting system) yang berbasiskan standar akuntansi dan best practice yang menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan information technology (IT) untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan proses pengambilan keputusan yang efektif oleh Dewan Komisaris dan Direksi, mengembangkan enterprise risk management yang memastikan bahwasemuarisikosignifikantelahdiidentifikasi,diukurdandapatdikelolapadatingkattoleransiyangjelas, serta mengumumkan jabatan yang kosong secara terbuka di Perseroan.

62

Dalam rangka menjaga kepentingan seluruh pemangku kepentingan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham, selama ini Perseroan telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam kegiatan usahanya. Perseroan memiliki komitmen untuk senantiasa berperilaku dengan memperlihatkan etika bisnis dan transparan sesuai dengan peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku. Dalam rangka penerapan GCG, Perseroan telah memiliki Sekretaris Perusahaan, Unit Audit Internal, serta Komite Audit dan telah menunjuk Komisaris Independen dan Direktur Independen.

Tujuan penerapan GCG Perseroan adalah:§ Mengatur dan mengendalikan hubungan antar pemangku kepentingan;§ Menciptakan komitmen untuk menjalankan usaha sesuai dengan etika bisnis yang baik, transparan

dan patuh pada peraturan dan industri;§ Meningkatkan daya saing dan kemampuan Perseroan dalam menghadapi perubahan industri;§ Adanya manajemen risiko yang baik;§ Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan; dan§ Meningkatkan imej perusahaan yang baik.

REMUNERASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015, jumlah remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah masing-masing sebesar Rp10.571.992 ribu, Rp6.730.351 ribu dan Rp5.526.694 ribu.

KOMITE AUDIT

Struktur Komite Audit

Perseroan telah membentuk Komite Audit sesuai dengan yang disyaratkan dalam Peraturan OJK No. 55/2015 dan Surat Keputusan Direksi BEI No. Kep. 00001/BEI/01-2014 tentang Perubahan Peraturan No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Berdasarkan Surat Keputusan Dewan komisaris Perseroan No. 09/KEP-DK/V/IKT-18 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Serta Anggota Komite Audit PT Indonesia Kendaraan Terminal tanggal 14 Mei 2018, telah menyetujui pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Audit Perseroan, dengan susunan sebagai berikut:

Ketua : Bay Mokhamad Hasani (Komisaris Independen)

Anggota : M. Fathoni Akbar (Komisaris Independen)

Anggota : Dyah Ayu AnggraheniPernah menjabat sebagai Manajer Keuangan dan Akuntansi PT Makara Mas – Holding Company of Universitas Indonesia (2010); Accounting Supervisor PT Yummy Food Utama (2010); Bagian Keuangan, Departemen Redaksi, PT Media Televisi Indonesia (MetroTv) (2008).

Tugas Dan Tanggung Jawab Komite Audit

Komite Audit bekerja secara kolektif dalam melaksanakan tugasnya membantu Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. Tugas Komite Audit diantaranya:a. Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian internal dan

efektivitas pelaksanaan tugas Auditor Eksternal dan Audit Internal;b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawasan

Internal maupun Auditor Eksternal;c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta

pelaksanaannya;d. Memastikan telah terdapat prosedur evaluasi terhadap segala informasi yang dikeluarkan

Perseroan;e. Berperan aktif dalam membantu tugas pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dalam

melakukan telaah atas kebijakan Perseroan.

63

Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sesuai dengan ketentuan minimal rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Selama tahun 2017, Komite Audit telah menyelenggarakan rapat antar anggota Komite Audit maupun dengan unit kerja. Keputusan yang diambil dalam rapat Komite Audit telah dicatat dan didokumentasikan dengan baik dalam risalah rapat Komite Audit. Risalah rapat di tandangani oleh seluruh anggota Komite yang hadir dan disampaikan secara tertulis kepada Dewan Komisaris. Kehadiran anggota Komite dalam rapat dilaporkan dalam laporan triwulanan dan laporan tahunan Komite.

Pada tanggal 31 Desember 2017, Komite Audit Perseroan telah melakukan hal-hal sebagai berikut:• Evaluasi Laporan Keuangan Audited• Monitoring Audit Keuangan 2017 oleh KAP• Membuat evaluasi laporan Manajemen secara bulanan, triwulan, semester dan tahunan• Menelaah proses penyusunan laporan keuangan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan

keuangan telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.• Melakukan rapat pembahasan RKAP• Evaluasi Kinerja SPI 2016.• Rapat Koordinasi dengan SPI.• Seminar/Pelatihan/Workshop/Conference.• Kunjungan Kerja• Lain-lain: Memberikan tanggapan terkait surat yang disampaikan oleh manajemen Perseroan.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit sebagaimana termaktub dalam Keputusan Dewan Komisaris Perseroan No. 03/KEP-DK/X/IKT-2017 tentang Penetapan Piagam (Charter) Komite Audit, Komite Pemantau Manajemen Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi PT Indonesia Kendaraan Terminal tanggal 18 Oktober 2017 yang disusun secara sinergi dengan Peraturan OJK No. 55/2015.

UNIT AUDIT INTERNAL

Perseroan telah menyusun dan membentuk Piagam Unit Audit Internal sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 56/2015. Piagam Unit Audit Internal Perseroan ditetapkan pada tanggal 29 Mei 2017 dan Perseroan telah menunjuk Sigit Purnama selaku Kepala Unit Audit Internal berdasarkan Surat Perjanjian No. HK.566/2/7/IKT-17 tanggal 30 Mei tentang Pengisian Jabatan Kepala Satuan Pengawasan Internal Perseroan. Piagam Unit Audit Internal ini menjadi acuan dalam melaksanakan seluruh kegiatan audit internal.

Dalam menjalankan fungsinya, Fungsi Audit Internal Perseroan berpedoman pada penjabaran tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan yang tertuang dalam SK pengangkatan Audit Internal. Selain itu pada tahun 2016 Fungsi Audit Internal telah menyusun draft Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) yang telah disahkan pada tahun 2017 sebagai pedoman dasar yang mengatur tentang kedudukan, wewenang dan tanggung jawab, serta metode kerja dan pelaporan Fungsi Audit Internal dalam menjalankan tugasnya mewujudkan sistem pengawasan internal Perseroan. Adapun muatan Piagam Audit Internal antara lain memuat terkait Posisi fungsi Internal Audit dalam organisasi; Kewenangan fungsi Audit Internal untuk mendapatkan akses tak terbatas ke seluruh departemen, dokumen, property dan personil yang terkait dengan penugasan audit; dan Ruang lingkup fungsi Audit Internal.

Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal adalah sebagai berikut:• Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan;• Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai

dengan kebijakan Perseroan;• Melakukanpemeriksaandanpenilaianatasefisiensidanefektivitasdibidangkeuangan,akuntansi,

operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya;• Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada

semua tingkatan manajemen;• Membuat laporan hasil audit dan menyampaikannya ke Direktur Utama dan Dewan Komisaris

dengan tembusan ke Komite Audit;• Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah

direkomendasikan;

64

• Bekerjasama dengan Komite Audit;• Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya;• Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Satuan Audit merupakan organisasi audit internal yang bersifat independen dan obyektif, yang dipimpin oleh Kepala Satuan Pengawas Internal yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris berdasarkan Surat Perjanjian No. HK.566/2/7/IKT-17 tanggal 30 Mei 2017 tentang Pengisian Jabatan Kepala Satuan Pengawasan Internal Perseroan. Kepala Audit Internal bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan dapat berkomunikasi langsung dengan Dewan Komisaris untuk menginformasikan berbagai hal yang berkaitan dengan hasil audit. Kepala Satuan Pengawasan Internal saat ini dipimpin oleh Sigit Purnama.

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (“SPI”)Perseroan meyakini sepenuhnya bahwa dalam rangka mengawasi operasional dan juga mengamankan kekayaan Perseroan, diperlukan sistem pengendalian internal sebagai alat bantu. Sistem pengendalian internal tersebut dinyatakan dalam bentuk kebijakan dan prosedur yang jelas sehingga mampu secara efektif melakukan fungsi pengendalian sekaligus meminimalisasi risiko yang mungkin timbul.

Penerapan sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh Perseroan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara Pasal 26. Sistem Pengendalian Internal merupakan serangkaian proses pengendalian terhadap kegiatan Perseroan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi, antara lain mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi,penilaianatasprestasikerja,pembagian tugas,dankeamanan terhadapasetPerseroan.

Sistem pengendalian internal Perseroan diimplementasikan melalui pengendalian Lingkungan, Risiko, Keuangan, dan Operasional. Konsep Sistem Pengendalian Internal Perseroan diarahkan sejalan dengan kerangka Sistem Pengendalian Internal dari COSO dimana di dalamnya terdiri dari lima elemen, yaitu:

• LingkunganPengendalianLingkungan pengendalian yang efektif diperlukan dalam mendukung seluruh organ Perseroan dapat menjalankan semua aktivitasnya, mengerti mengenai tugas dan tanggung jawab, memiliki pengetahuan yang memadai dan mengerti serta berkomitmen untuk melakukan aktivitas yang benar dengan cara yang benar. Perseroan telah menyusun Pedoman Kode Etik Perusahaan yang diterapkan dan disosialisasikan kepada semua tingkatan di Perseroan. Selain itu lingkungan pengendalian di Perseroan juga telah tergambarkan dengan jelas melalui pembentukan Struktur Organisasi yang menggambarkan pemisahan fungsi dan tugas dari masing-masing organ Perseroan.

• PenilaianRisikoPenilaiandilakukanuntukmengidentifikasirisiko-risikoyangdihadapiPerseroan.Identifikasirisikodilakukan Perseroan melalui penilaian risiko atas semua fungsi-fungsi yang ada. Pengukuran risiko yang dilakukan berdasarkan dampak dan kecenderungan yang dijabarkan dalam suatu matriks risiko yang menggambarkan tingkat risiko pada masing-masing fungsi.

• AktivitasPengendalianAktivitas/kegiatan pengendalian diterapkan pada semua tingkatan fungsional sesuai dengan struktur organisasi serta melibatkan seluruh organ Perseroan. Dalam pelaksanaannya aktivitas pengendalian ini dituangkan dalam kebijakan dan prosedur yang harus dilakukan oleh setiap unit kerja dalam kegiatan sehari-hari.

• InformasidanKomunikasiMengembangkan dan mengontrol sistem akuntansi, informasi dan komunikasi baik secara internal maupun ekternal untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi Perseroan. Sistem informasi dan komunikasi yang relevan, terpercaya, tepat waktu dan konsisten dirancang agar dapat memberikan informasi kepada seluruh stakeholder.

65

• PemantauanPemantauan dilakukan untuk mengetahui bahwa sistem pengendalian intern telah dilakukan sebagaimana yang telah direncanakan. Perseroan melakukan evaluasi dan kontrol secara terus-menerus serta mengkomunikasikan setiap aspek yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan.

SEKRETARIS PERUSAHAAN (CORPORATE SECRETARY)

Sejalan dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011, Perseroan telah mengangkat fungsi Sekretaris Perusahaan untuk membantu pelaksanaan tugas Direksi Perseroan. Posisi Sekretaris Perusahaan dalam struktur organisasi di bawah Direktur Utama, diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. KP.428/1/10/IKT-18 tanggal 11 Mei 2018 sehubungan dengan pengangkatan Sekertaris Perusahaan, Sekretaris Perusahaan saat ini dijabat oleh Sofyan Gumelar.

Salah satu elemen dalam struktur dan proses Good Corporate Governance (GCG) adalah pemastian bahwa penggunaan wewenang (exercise of power) dalam hubungannya dengan pemangku kepentingan (stakeholders) berjalan dengan baik untuk kepentingan perusahaan. Dalam menjaga proses tersebut dibutuhkan suatu unit yang berfungsi sebagai fasilitator pengambilan keputusan sesuai ketentuan yang berlaku dan saluran komunikasi yang terpercaya. Disinilah posisi strategis Sekretaris Perusahaan , yaitu menjalankan fungsi memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan keputusan didalam perusahaan, dan melakukan fungsi komunikasi dalam rangka membangun goodwill keluar perusahaan.

Dari sisi governance structure, fungsi Sekretaris Perusahaan merupakan kepanjangan fungsi Direksi dalam menjalankan fungsi komunikasi. Pedoman Umum GCG 2006 yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance memetakan lima fungsi direksi, yaitu:

(1) kepengurusan; (2) manajemen risiko; (3) pengendalian internal; (4) komunikasi; (5) tanggung jawab sosial.

Masuk dalam fungsi komunikasi tersebut, terdapat peran Sekretaris Perusahaan, yaitu untuk memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan, serta menjamin tersedianya informasi yang boleh diakses oleh stakeholders sesuai dengan kebutuhan yang wajar dari stakeholders. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi dan laporan pelaksanaan tugasnya juga disampaikan kepada Dewan Komisaris. Dalam implementasinya ada 4 hal yang menjadi tugas utama Sekretaris Perusahaan di Perseroan, yaitu :

TATA KELOLA HUBUNGAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Sekretaris Perusahaan memiliki tugas dalam penatalaksanaan office of the board yang mencakup pemastian ketersediaan informasi dalam pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Pengambilan keputusan yang baik juga didukung oleh usaha Sekretaris Perusahaan memastikan kehadiran peserta rapat agar quorum dapat tercapai sehingga keputusan yang dihasilkan legitimate dan kredibel. Sekretaris Perusahaan mengadministrasikan pelaksanaan dan pendokumentasian keputusan rapat. Pendokumentasian ini penting sebagai salah satu bukti pendukung, apabila suatu ketika perusahaan menghadapi kondisi sulit akibat suatu kebijakan perusahaan ataupun untuk keperluan Direksi/Dewan Komisaris menghadapi tindakan hukum. Adapun hal yang dilakukan oleh Sekretaris Perusahaan Perseroan terkait dengan tata kelola hubungan Direksi dan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

1. Mengelola, melaksanakan dan mendokumentasikan Risalah rapat Dewan Direksi dan Dewan Komisaris secara periodik dan on call meeting termasuk pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2. Mengelola bidang keprotokolan dan tata usaha Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.3. Membuat laporan tahunan perusahaan (Annual Report).

66

4. Mengelolawebsiteperusahaan,officialaccountsocialmedia,mediamassaelektronikdanmediacetak serta membangun kerjasama yang baik dengan insan pers di lingkungan perusahaan dan eksternal.

5. Membina hubungan baik dengan para shareholders, stakeholders dan regulator di lingkungan perusahaan

KOMUNIKASI PERUSAHAAN Membangun corporate citizenship dan stakeholders engagement merupakan prasyarat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Disini, Sekretaris Perusahaan membantu pelaksanaan program perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai bagian dari elemen negara dan masyarakat, serta pemberdayaan stakeholders. Dengan strategi komunikasi perusahaan yang baik, interaksi antara perusahaan dengan stakeholders akan berjalan baik dan pada gilirannya akan memberi kontribusi bagi kinerja bisnis. Perlu diperhatikan bahwa Sekretaris Perusahaan tidak harus terjun terlalu teknis dalam aktivitas komunikasi perusahaan. Mengingat fungsinya sebagai playmaker, maka Sekretaris Perusahaan menjaga konsistensi pesan dan citra yang ingin disampaikan kepada masyarakat seraya menjaga agar informasi yang disampaikan tidak melanggar hukum. Adapun hal yang dilakukan oleh Sekretaris Perusahaan Perseroan terkait dengan komunikasi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Menjadi divisi yang mengelola keterbukaan informasi dan komunikasi perusahaan baik untuk kepentingan internal maupun eksternal.

2. Mengelola program kerja manajemen kehumasan perusahaan dengan membina dan membantu memberikan informasi kepada media melalui pemberitaan yang bersifat online maupun press conference.

3. Melaksanakan program kerja pembangunan citra perusahaan lewat beragam media cetak, online, brosur,leafletdanlainnya.

4. Melakukan monitoring dan evaluasi serta melaporkan pelaksanaan implementasi program kerja CSR.

5. Mengusulkan keikutsertaan perusahaan dalam penyelenggaraan kegiatan CSR Awarding.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY / CSR)Perseroan memiliki CSR dengan tema “RANGKUL WARGA”. Tema tersebut mengandung makna filosofisdanpsikologisyangditerjemahkansebagaiupayakorporasidalammenjagahubunganbaikdengan masyarakat sekitar yang terdapat pembelajaran/edukasi dalam penyalurannya. Inilah bagian dari keikutsertaan Perseroan dalam memelihara hubungan baik dan bentuk kepedulian sosial dengan masyarakat di lingkungan sekitar Perseroan sekaligus menjaga stabilitas sinergi dalam hubungan bisnis yang dijalankan, Perseroan senantiasa berkewajiban untuk menjaga harmonisasi tersebut melalui program kerja CSR yang juga merupakan tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada masyarakat sekitar.

Rangkul Warga adalah simbol kebersamaan dalam hubungan interpersonal antara perusahaan dan masyarakat sekitar. Membangun kebersamaan, mewujudkan keberpihakan korporat dan memberi kontribusi nyata dalam hubungan sosial kepada masyarakat yang pada akhirnya ikut mendukung program pemerintah untuk membantu dan memberdayakan masyarakat Indonesia secara umum.

Dalam melaksanakan program CSR, Perseroan menggunakan pendekatan tripple bottom lines yaitu people, planet & profit (3P), dimana upaya untuk menjaga lingkungan sekitar (planet) dan menjaga keseimbangan kehidupan sosial (people) sejalan dengan pertumbuhan laba Perseroan (profit). Pendekatan tripple bottom lines yang meliputi kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial, diharapkan keberadaan Perseroan tidak hanya bermanfaat bagi para pemegang saham, tetapi juga bagi pemangku kepentingan lainnya. Bentuk CSR yang diberikan Perseroan dibagai dalam beberapa

67

KEPATUHAN PERUSAHAAN DAN GCG Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan merupakan pondasi penting GCG. Untuk itu, Sekretaris Perusahaan harus selalu memutakhirkan informasi tentang peraturan atau regulasi yang harus dipatuhi oleh perusahaan berikut pengadministrasiannya. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab menyampaikan informasi tindakan perusahaan (corporate action) kepada regulator yang berkepentingan. Dalam rangka menjalankan fungsi kepatuhan, Sekretaris Perusahaan perlu menjalankan fungsi government relations yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara Goodwill perusahaan dimata regulator. Tentu fungsi government relations ini harus berada dalam koridor kepatutan dan etika bisnis. Adapun hal yang dilaksanakan oleh Sekretaris Perusahaan untuk memenuhi fungsi Kepatuhan dan GCG antara lain adalah :

1. Mengelola, mengkoordinasikan pelaksanaan implementasi program kerjaKepatuhan Imternal serta program sosialisasi dan internalisasi etika kerja dan bisnis (Code of Conduct) Perusahaan.

2. Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan etika kerja dan bisnis dalam setiap proses bisnis di lingkungan perusahaan.

3. Melaporkan hasil monitoring dan pengawasan serta kendala yang terjadi dalam pelaksanaan tugas kepatuhan perusahaan.

4. Melaksanakan dan memonitor serta evaluasi yang komprehensif dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) Termasuk penyiapan dokumen dan membantu tim audit GCG dalam setiap proses audit GCG Perusahaan.

5. Memberikan laporan kepada direksi hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi penerapan GCG di lingkungan perusahaan dan mendokumentasikannya.

Penunjukan Sekretaris Perusahaan telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No.35/POJK.04/2014.

Untuk menghubungi sekretaris perusahaan Perseroan, dapat disampaikan ke:

Nama : Sofyan GumelarJabatan : Sekretaris PerusahaanDomisili : JakartaTelepon : (021) 4393 2251Email : [email protected]

4. SUMBER DAYA MANUSIA

Perseroan menyadari akan pentingnya peran sumber daya manusia atas keberhasilan Perseroan dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, Perseroan secara bersungguh-sungguh, terencana dan berkesinambungan memusatkan perhatian untuk selalu memperhatikan pengembangan dan kualitas sumber daya manusia, melalui peningkatan kemampuan karyawan, pemeliharaan, dan pelayanan kesejahteraan bagi seluruh karyawan baik secara teknis, fungsional maupun manajerial.

Komposisi Karyawan

Per tanggal 31 Desember 2017, Perseroan memiliki 349 karyawan. Berdasarkan hubungan kerja, terdapatduaklasifikasihubungankerjayaitukaryawanyangmerupakanpekerjatetapPelindoIIyangditugaskan di Perseroan (“Karyawan Yang Ditugaskan”) dan karyawan kontrak. Karyawan Yang Ditugaskan telah memiliki pengalaman dan keahlian yang sesuai dengan tugas dan wewenang di setiap bidang pekerjaan.

Komposisi karyawan Perseroan berdasarkan jenjang usia, unit kerja, pendidikan, jenis kelamin dan status kepegawaian sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

68

Komposisi Karyawan Yang Ditugaskan berdasarkan jenjang usia:

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015<26 6 5 726 – 35 35 20 2236 – 46 25 16 1747 – 51 6 4 552 – 55 1 5 3>55 2 1 4Jumlah 75 56 53

Sumber: Perseroan

Komposisi Karyawan Yang Ditugaskan berdasarkan Unit Kerja:

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Direksi 4 3 3Staf Direksi 1 3 -Satuan Pengawasan Internal 2 1 1Sekretaris Perseroan 3 1 1MKO MTKI 5 6 6Komersial 5 4 3Strategi & Pengembangan Bisnis 3 3 3Hukum 3 - -Terminal Internasional 15 6 6Terminal Domestik 11 4 5Teknik & Sitem Informasi 7 3 5Keuangan 7 10 12Sumber Daya Manusia 4 5 7Manajemen Mutu, HSE & PFSO 5 4 1Value Added Service - 3 -Jumlah 75 56 53

Sumber: Perseroan

Komposisi Karyawan Yang Ditugaskan berdasarkan pendidikan:

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015S2 11 10 8S1 30 21 20D1 10 10 10SLTA & SLTP 24 15 15Jumlah 75 56 53

Sumber: Perseroan

Komposisi Karyawan Yang Ditugaskan berdasarkan jenis kelamin:

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Pria 64 44 43Wanita 11 12 10Jumlah 75 56 53

Sumber: Perseroan

69

Komposisi Karyawan berdasarkan statusnya:

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Karyawan Yang Ditugaskan 75 56 53Kontrak 1 - -Outsourcing 273 272 174Jumlah 349 328 227

Sumber: Perseroan

Tenaga Kerja Asing

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tenaga kerja asing.

Kesejahteraan Sosial Karyawan

Perseroan senantiasa berusaha untuk terus meningkatkan kesejahteraan karyawannya antara lain dengan beberapa cara sebagai berikut:

• Mengadakan perekrutan tenaga kerja secara terencana.Perseroan merupakan Perseroan yang bergerak di bidang kepalabuhanan yang akan terus berkembang dengan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan.UntukmenjagakualitasdanefisiensikegiatanbongkarmuatPerseroanharusmenjagajumlah tenaga kerja di tingkat yang tepat. Jumlah tenaga kerja yang terlalu sedikit akan mengganggu jalannyakegiatanoperasional,sedangkanapabila terlalubanyakakanmenyebabkan inefisiensidan budaya kerja yang kurang baik. Oleh karena itu dengan adanya manajemen dan perencanaan yangbaik,haliniakanterusmenjagajumlahtenagakerjaditingkatyangefisien.

• Melakukanprogrampelatihandankegiatanuntukmenunjangkesejahteraankaryawan.Salah satu yang dilakukanPerseroan untuk terusmeningkatkan produktifitas karyawan adalahdengan memberikan pelatihan sehingga kualitas karyawan semakin meningkat baik dari segi kecakapan operasional, etos kerja, kerjasama dan kreatifitasnya. Selain itu, Perseroan jugamelakukan kegiatan-kegiatan secara rutin untuk menunjang kesejahteraan karyawan seperti Family Gathering, Employee Gathering, pemilihan karyawan terbaik, memberikan perlengkapan kerja yang lengkap dan failitas kesehatan untuk para karyawan.

• Menciptakanlingkungankerjayangaman,sehatdanmenyenangkandenganmemberikanberbagai fasilitas untuk karyawan.Perseroanjugamemperhatikanlingkungankerjagunamenunjangproduktifitaskaryawannya.Halinidibuktikan dengan memberikan lingkungan kerja yang nyaman, kantor dengan fasilitas pendukung yanglengkapsepertitempatfitness,ruangkaraoke,Daycare dan tempat untuk beribadah. Serta mengadakan berbagai kegiatan dan pelatihan untuk lebih mempererat kebersamaan di antara para karyawan.

• Meningkatkanefisiensikerjadanpenerapanpenempatansumberdayamanusiayangsesuaidengankreatifitassertakeahlianmasing-masing.Peningkatan efisiensi kinerja karyawan juga terus dilakukan dengan memberikan berbagaiperalatan dan teknologi serta penempatan para karyawan sesuai dengan minat serta keahlian masing-masing karyawan, dengan demikian karyawan dapat memberikan hasil terbaik mereka dalam setiap unit kerja masing-masing.

• Memenuhiketentuan-ketentuanPemerintahyangberhubungandengankesejahteraan.Perseroan selalu mengikuti dan memenuhi ketentuan-ketentuan Pemerintah yang berhubungan dengan kesejahteraan yakni penyesuaian besarnya gaji dan upah sejalan dengan peningkatan kinerja karyawan dan laju inflasi yang sesuai dengan standar gaji minimum atau UMR (UpahMinimum Regional) sesuai dengan peraturan yang berlaku.

70

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab terhadap karyawan, Perseroan telah memiliki serangkaian program terkait ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dimana dalam pelaksanaanya, tanggung jawab Perseroan terhadap karyawan terbagi menjadi 2 (dua) strategi yaitu strategi Ketenagakerjaan dan strategi Kesehatan & Keselamatan Kerja.

Program Ketenagakerjaan

• Kesejahteraan Karyawan• Persamaan Hak Karyawan• Perlindungan Terhadap Karyawan (Hubungan Industrial)• Pengembangan Kompetensi• Employee/Family Gathering

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

• Simulasi Penanganan Kebakaran• Pelatihan dan Workshop K3• Pengelolaan Risiko Kecelakaan Kerja• Sarana dan Keselamatan Kerja• Program Kesehatan

Serikat Pekerja

Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah memiliki serikat pekerja Pelabuhan Indonesia II DPC Perseroan yang merupakan cabang dari serikat pekerja Pelindo II berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama antara PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan serikat pekerja Pelabuhan Indonesia II No. HK.566/10/11/PI.II-16 dan No. 01/XII/SKP.SPPI.II/16 Tanggal 10 November 2016 dan Surat Keputusan DPP SPPI II No. 04/X/SKP.SPPI-II/17 Tanggal 11 Oktober 2017 tentang Pengukuhan Perubahan Struktur Organisasi dan Susunan Dewan Pengurus Cabang SPPI II PT Indonesia Kendaraan Terminal. Perseroan yakin bahwa sumber daya manusia yang saat ini dimiliki oleh Perseroan memiliki peranan yang penting dalam keberlangsungan kegiatan usaha Perseroan, oleh karena itu Perseroan akan senantiasa menjalin hubungan baik dengan serikat pekerja dan terus memenuhi kebutuhan yang menguntungkan kedua belah pihak.

Tunjangan, Fasilitas dan Kesejahteraan Bagi Karyawan

Perseroan menyediakan beberapa macam tunjangan, fasilitas dan program kesejahteraan bagi karyawan. Fasilitas dan program kesejahteraan tersebut diperuntukkan bagi karyawan Perseroan dengankualifikasitertentu.Beberapafasilitasdanprogramtersebutadalahsebagaiberikut:• Tunjangan-tunjangan yang terdiri dari Tunjangan Hari Raya (THR), gaji ke-13, bantuan biaya

transport, uang pengganti fasilitas kendaraan dinas, insentif performansi dan tunjangan pendidikan.• Bantuan biaya cuti tahunan• Bonus• Uang duka dan bantuan musibah• Bantuan uang pindah bagi Karyawan yang memasuki masa pensiun• Tunjangan pensiun

Adapun untuk karyawan yang menduduki jabatan managerial tertentu dapat diadakan fasilitas berupa rumah dinas, bantuan pengganti kendaraan, BBM, handphone, pulsa dan lain-lain.

Terdapat beberapa perbedaan dalam komponen remunerasi/fasilitas yang diberikan Perseroan kepada karyawan menurut statusnya (karyawan yang ditugaskan oleh Pelindo II, karyawan kontrak dan Karyawan Outsourcing). Pegawai Yang Ditugaskan mendapatkan komponen remunerasi/fasilitas yang lebih unggul dibandingkan karyawan kontrak dan Karyawan Outsourcing. Perbedaan komponen remunerasi/fasilitas yang diterima karyawan yaitu terkait insentif produktivitas, tunjangan, fasilitas dan lainnya.

71

5. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN

Hingga Prospektus ini diterbitkan, Struktur Organisasi Perseroan adalah sebagai berikut:

6. STRUKTUR HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGAWASAN DAN PENGURUSAN PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM

72

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, pihak pengendali Perseroan adalah PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Nama Perseroan PT Pelabuhan Indonesia II (“IPC”)

PT Multi Terminal Indonesia(“MTI”)

Elvyn G Masassya KU DU -Marta Hardisarwono K - -M. Fathoni Akbar KI - -Bay Mokhamad Hasani KI - -Chiefy Adi K DU - -Arif Isnawan D - -Indra Hidayat Sani D - -Sugeng Mulyadi D - -Salursa Wijaya DI - -

Keterangan: KU : Komisaris Utama DU : Direktur UtamaK : Komisaris D : DirekturKI : Komisaris Independen DI : Direktur Independen

7. KETERANGAN SINGKAT TENTANG PEMEGANG SAHAM PERSEROAN BERBENTUK BADAN HUKUM DENGAN KEPEMILIKAN LEBIH DARI 5% (LIMA PERSEN)

A. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (“IPC”)

Riwayat Singkat

IPC adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan dengan dasar hukum yaitu Undang-Undang No. 19/2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Undang-Undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 17/2008 tentang Pelayanan serta Peraturan Pemerintah No. 61/2009. Sejak awal pendiriannya, Perseroan tidak pernah melakukan perubahan nama.

IPC suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta. Perseroan didirikan dengan nama “Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II disingkat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II” sebagaimana termaktub dalam Akta Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II (PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II) No. 3 tanggal 1 Desember 1992 juncto Akta Perubahan No. 41 tanggal 26 April 1993, yang keduanya dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No. C2-4754 HT.01.01.Th 93 tanggal 17 Juni 1993 serta telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara di bawah No. 68/Leg/1994 tanggal 31 Januari 1994 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 47, Berita Negara Republik Indonesia No. 3203 tanggal 14 Juni 1994 (“Akta Pendirian IPC”).

Anggaran dasar IPC telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan anggaran dasar IPC terakhir adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II No. 2 tanggal 15 Agustus 2008, yang dibuat di hadapan Agus Sudiono Kuntjoro, S.H., Notaris di Bekasi dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-80894.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 3 November 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0409820.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 3 November 2008 junctis Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II No. 3 tanggal 30 Juli 2009, yang dibuat di hadapan Agus Sudiono Kuntjoro, S.H., Notaris di Bekasi dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.10.04026 tanggal 16 Februari 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0012258.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 16 Februari 2010 dan Akta Pernyataan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat

73

Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II No. 3 tanggal 2 Agustus 2013, yang dibuat di hadapan Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.10.38219 tanggal 12 September 2013 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0086226.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 12 September 2013 (“Anggaran Dasar IPC”).

Saat ini IPC memiliki kantor pusat yang beralamat di Jl. Pasoso No. 1, Tanjung Priok, Jakarta 14310, Indonesia , dengan nomor telepon (+6221) 4301080 dan faks (+6221) 4351225.

Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha

Berdasarkan Anggaran Dasar IPC, maksud dan tujuan IPC ialah untuk melaksanakan dan menunjang program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan khususnya di bidang penyelanggaran usaha jasa kepelabuhan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Untuk mencapai maksud dan tujuan di atas, IPC melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut:a. Penyediaan dan/atau pelayanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas

dan tempat-tempat berlabuhnya kapal;b. Penyediaan dan/atau jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan

penundaan kapal;c. Penyediaan dan/atau pelayanan dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar

muat peti kemas, curah cair, curah kering, multi purpose, barang termasuk hewan (general cargo) dan fasilitas naik turunnya penumpang dan/atau kendaraan;

d. Penyediaan pelayanan jasa bongkar muat, peti kemas, curah cair, curah kering (general cargo) dan kendaraan;

e. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering, multi purpose, penumpang, pelayanan rakyat dan Ro-Ro;

f. Penyediaan dan/atau pelayanan gudang-gudang dan lapangan penumpukan dan tanki/tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan;

g. Penyediaan dan/atau pelayanan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan multi moda;

h. Penyediaan dan/atau pelayanan listrik, air minum dan instalasi limbah serta pembuangan sampah;

i. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa pengisian BBM untuk kapal dan kendaraan di lingkungan pelabuhan;

j. Penyediaan dan/atau pelayanan kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan;

k. Penyediaan dan pengelolaan jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhanan;

l. Pengusahaan dan penyelenggaraan depo peti kemas dan perbaikan, cleaning, fumigasi serta pelayanan logistik;

m. Pengusahaan kawasan pabean dan tempat penimbunan sementara.

Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud di atas, IPC dapat melakukan kegiatan usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan IPC dan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki IPC, meliputi:

a. Jasa angkutan;b. Jasa persewaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan;c. Jasa perawatan kapal dan peralatan di bidang kepelabuhanan;d. Jasa pelayanan alih muat dari kapal ke kapal (ship to ship transfer) termasuk jasa ikutan

lainnya;

74

e. Properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan;f. Kawasan industri;g. Fasilitas pariwisata dan perhotelan;h. Jasa konsultan dan surveyor kepelabuhanan;i. Jasa komunikasi dan informasi;j. Jasa konstruksi kepelabuhanan;k. Jasa forwarding/ekspedisi;l. Jasa kesehatan;m. Perbekalan dan catering;n. Tempat tunggu kendaraan bermotor dan shuttle bus;o. Jasa penelaman (salvage);p. Jasa Tally;q. Jasa pas pelabuhan;r. Jasa timbangan.

Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar IPC, struktur permodalan dan susunan pemegang saham IPC adalah sebagai berikut:

KeteranganNilai Nominal Rp 1.000.000,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rupiah)

Persentase (%)

Modal Dasar 4.000.000 4.000.000.000.000,- -Modal Ditempatkan dan Disetor PenuhNegara Republik Indonesia 1.444.029 1.444.029.000.000,- 100Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 1.444.029 1.444.029.000.000,- 100Saham Dalam Portepel 2.555.971 2.555.971.000.000,- -

Pengurusan dan Pengawasan

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Pelindo II sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II No. 04 tanggal 7 Agustus 2017, yang dibuat di hadapan Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03.0159796 tanggal 7 Agustus 2017 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0096563.AH.01.11.Tahun 2017 tanggal 7 Agustus 2017 juncto Akta Pernyataan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II No. 02 tanggal 5 Februari 2018, yang dibuat di hadapan Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03.0068895 tanggal 15 Februari 2018 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0022159.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 15 Februari 2018 adalah sebagai berikut:

Dewan KomisarisKomisaris Utama / Komisaris Independen : Tumpak H. PanggabeanKomisaris Independen : Suaidi MarasabessyKomisaris : Montty GiriannaKomisaris : DjatmikoKomisaris : Kushari SupriantoKomisaris : D. Andhi Nirwanto Komisaris : R. Agus Haryoto Purnomo

75

DireksiDirektur Utama : Elvyn G. MasassyaDirektur Komersial & Pengembangan Usaha : Saptono R. IriantoDirektur Teknik & Manajemen Risiko : Dani Rusli UtamaDirektur Operasi & Sistem Informasi : PrasetyadiDirektur Keuangan : Iman RachmanDirektur Sumber Daya Manusia & Hukum : Rizal AriansyahDirektur Pengelola Anak Perusahaan : Riry Syeried Jetta

8. KETERANGAN MENGENAI ASET TETAP PERSEROAN

A. Kendaraan Mobil

No. Merk/Type No. Polisi Tahun No. Mesin No. Rangka Terdaftar Atas Nama Keterangan

1. Hino Tracktor Head

FM2PKKA-ZGJ

B 9169 UEA 2013 P11CUBJ16361 MJEFM2PKKDJZ14855

Perseroan Tidak sedang dijaminkan.

2. Hino Tracktor Head

FM2PKKA-ZGJ

B 9170 UEA 2013 P11CUBJ16374 MJEFM2PKKDJZ14868

Perseroan Tidak sedang dijaminkan.

3. Hino Tracktor Head

FM2PKKA-ZGJ

B 9171 UEA 2013 P11CUBJ16314 MJEFM2PKKDJZ14814

Perseroan Tidak sedang dijaminkan.

4. Hino Tracktor Head

FM2PKKA-ZGJ

B 9172 UEA 2013 P11CUBJ16306 MJEFM2PKKDJZ14806

Perseroan Tidak sedang dijaminkan.

B. Kendaraan lainnya

No. Jenis Kendaraan Jumlah Bukti Dokumen Keterangan1. Yamaha Golf Car 63 (enam

puluh tiga) unit

a. CertificateofOriginNo.6066686060tanggal 2 Juni 2015; dan

b. Invoice No. DF00520A tanggal 2 Juni 2015

Tidak sedang dijaminkan.

2. Komatsu Forklift Truck FD50AYT-10

1 (satu) unit Certificate of Origin tanggal 5 September 2016.

Tidak sedang dijaminkan.

3. Komatsu Forklift Truck FD100-8 2 (dua) unit Certificate of Origin tanggal 7 Oktober 2016.

Tidak sedang dijaminkan.

4. Semi Trailer Low Bed/Ghoose Nech Heavy Duty SJE-L 21

2 (dua) unit Sales Order No. 019/SJE/SO/08/16 tanggal 10 Agustus 2016.

Tidak sedang dijaminkan.

Selain aset tetap diatas, Perseroan juga menguasai aset bangunan berupa bangunan fasilitas pelabuhan dan fasilitas pelabuhan lainnya yang terletak di Jl. Sindang Laut, Cilincing, Jakarta Utara berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa atas Aset PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal No. HK.566/31/1/PI-II-16 dan No. HK.566/2/12/IKT-16 tanggal 31 Maret 2016 sebagaimana terakhir kali diubah dengan Perjanjian Tambahan (Addendum) III No. HK.566/7/2/IKT-17 dan No. KS.03/27/12/2/D1.1/GM/C.TPK-17 tentang Sewa Menyewa Aset PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal tanggal 27 Desember 2017 (“Perjanjian Sewa Menyewa”) dengan biaya sewa sebesar ±Rp51.000.000.000,-

Berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa tersebut dalam hal Perseroan melakukan investasi baru berupa suprastruktur (baik yang melekat atau tidak) pada aset sepanjang menggunakan dana keuangan atau pembiayaan Perseroan, maka investasi tersebut akan dicatat dan sepenuhnya menjadi milik Perseroan.

76

9. ASURANSI

Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah mengasuransikan sebagian besar aset tetapnya dengan jumlah yang memad`ai terhadap risiko-risiko yang mungkin dihadapi. Nilai pertanggungan asuransi memiliki nilai yang cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin ditanggung.

Berikut ini adalah ringkasan polis asuransi yang dimiliki oleh Perseroan dimana Perseroan menjadi Pihak Tertanggung: No. No. Polis

Asuransi Penanggung Tertanggung Objek Pertanggungan Jenis Asuransi Pertanggungan

Nilai Pertanggungan

Masa Pertanggungan

1. PVE1700109 PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia

Perseroan 1. Hino 500 FM 320 No. Polisi B 9169 UEA

2. Hino 500 FM 320 No. Polisi B 9170 UEA

3. Hino 500 FM 320 No. Polisi B 9171 UEA

4. Hino 500 FM 320 No. Polisi B 9172 UEA

5. Chassis Low Bed Chassis No. CH-03/HSS 0713 340 004

6. Chassis Low Bed Chassis No. CH-04/HSS 0713 340 005

7. Chassis Low Bed Chassis No. CH-05/HSS 0713 340 006

8. Chassis Low Bed Chassis No. CH-06/HSS 0713 340 007

9. Yard Sweeper 3 Serial No. 15011476

10. Yard Sweeper 4 Serial No. 15011474

11. Mobil High Pressure Water Cleaner atau Swipwater untuk Fasilitas Equipment Processing PT IKT Chassis No. MGDT25MKTFJ400482

12. Mobil High Pressure Water Cleaner atau Swipwater untuk Fasilitas Equipment Processing PT IKT Chassis No. MGDT25MKTFJ400503

13. Overhaul Transmisi dan Penggantian Parts Tug Master 1 Merk Terberg No. Surat Perjanjian HK.566/6/14/IKT-15

14.Roll Trailers (Mafi) 40 Ton SerialNo. 0533999

Contractors Plant and Machinery Insurance

Rp17.214.772.585,- 25-10-2017s/d

24-10-2018

15.Roll Trailers (Mafi) 40 Ton SerialNo. 0534000

16.RollTrailers(Mafi)100TonSerialNo. 0534001

17.RollTrailers(Mafi)100TonSerialNo. 0534002

18. Yard Sweeper MKO Serial No. 15011475

19. Forklift 5 Ton Engine No. S4D95LE-146943

20. Forklift 10 Ton Engine No. SAA6D107E-1 26655027

21. Forklift 15 Ton Engine No. SAA6D107E-1 26655169

22. Flatbed Chassis Chassis No. SJE-L 20

23. Flatbed Chassis Chassis No. SJE-L 21

24. Road Sweeper (Dulevo) Serial No. 83C10705

25. Golfcar 2 seat Serial No. JW9-517242

26. Golfcar 2 seat Serial No. JW9-517254

27. Golfcar 2 seat Serial No. JW9-517250

28. Golfcar Lama 4 seat menjadi 6 seat No. Surat Perjanjian No. HK.566/3/15/IKT-15

PadatanggalProspektusiniditerbitkan,PerseroandanpihakasuransitidakmemilikihubunganAfiliasi.

77

10. TRANSAKSI DAN PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan mengadakan perjanjian-perjanjian penting dengan pihak ketiga untuk mendukung kegiatan operasional Perseroan, dengan rincian sebagai berikut:

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu1. Perjanjian No. HK.566/6/12/

IKT-17 tentang Penggunaan Ruangan Untuk Kegiatan Operasional PT Bandar Krida Jasindo tanggal 20 Desember 2017

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Bandar Krida Jasindo (“Pihak Kedua”)

Pihak Pertama menyediakan ruangan di Gedung Customer Service Center (CSC) untuk Pihak Kedua yang akan digunakan untuk kegiatan operasional Pihak Kedua dengan ketentuan:a. Seluas + 24 m2 milik Pihak Pertama;b. Terletak di lantai dasar Gedung Customer Service PT

Indonesia Kendaraan Terminal;c. Memiliki fasilitas pendukung (i) jaringan telepon, air dan

listrik (ii) Memiliki Air Conditioner (iii) Dispenser air minum mineral

Tarif sewa sebesar Rp145.663.056,-.

Kewajiban Para Pihak, antara lain:1. Pihak Kedua tidak diperkenankan mengubah ruangan yang

merupakan penambahan atau pengurangan sehingga terjadi perubahan bentuk dasar ruangan;

2. Pihak Kedua harus menggunakan ruangan sesuai dengan peruntukan yang diperjanjikan.

12 September 2017 s/d

11 September 2018

2. Perjanjian No. HK.566/4/16/IKT-18 tentang Penggunaan Ruangan Untuk Kegiatan Operasional PT Buana Amanah Karya tanggal 9 Mei 2018

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Buana Amanah Karya (“Pihak Kedua”)

Pihak Pertama menyediakan ruangan di Gedung Customer Service Center (CSC) untuk Pihak Kedua dengan ketentuan:a. Seluas + 24 m2 milik Pihak Pertama;b. Terletak di lantai dasar Gedung Customer Service

Center (CSC) Pihak Pertama;c. Memiliki fasilitas pendukung (i) jaringan telepon, air

dan listrik (ii) jaringan Internet berkecepatan 4 Mbps (iii) memiliki Air Conditioner.

Tarif sewa sebesar Rp152.094.096,-.Kewajiban Para Pihak, antara lain:Kewajiban Pihak Pertama:1. Menyediakan dan menyerahkan ruangan untuk

digunakan oleh Pihak Kedua sesuai dengan Perjanjian;

2. Menjamin bahwa ruangan yang diserahkan kepada Pihak Kedua tidak dalam ikatan dengan pihak lain.

Kewajiban Pihak Kedua:1. Membayar biaya penggunaan ruangan kepada

Pihak Pertama sesuai Perjanjian;2. Melaksanakan perawatan terhadap ruangan yang

disewakan;3. Melaksanakan semua tata tertib dan peraturan yang

berlaku di lingkungan Pihak Pertama;4. Mengosongkan dan menyerahkan ruangan kepada

Pihak Pertama pada saat Perjanjian berakhir;5. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja

yang ditentukan oleh Pihak Pertama.

1 Mei 2018 s/d

30 April 2019

78

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu3. Perjanjian No. HK.566/4/13/

IKT-17 tentang Penggunaan Ruangan Untuk Kegiatan Operasional PT Easternindo Carmitra Lintas tanggal 25 Agustus 2017

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Easternindo Carmitra Lintas (“Pihak Kedua”)

Pihak Pertama menyediakan ruangan di Gedung Customer Service Center (CSC) untuk Pihak Kedua yang akan digunakan untuk kegiatan operasional Pihak Kedua dengan ketentuan:a. Seluas + 24 m2 milik Pihak Pertama;b. Terletak di lantai dasar Gedung Customer Service

PT Indonesia Kendaraan Terminal;c. Memiliki fasilitas pendukung (i) jaringan telepon, air

dan listrik (ii) Memiliki Air Conditioner.

Tarif sewa sebesar Rp132.800.976,-.Kewajiban Pihak Pertama:1. Menyediakan dan menyerahkan ruangan untuk

digunakan oleh Pihak Kedua sesuai dengan Perjanjian;

2. Menjamin bahwa ruangan yang diserahkan kepada Pihak Kedua tidak dalam ikatan dengan pihak lain.

Kewajiban Pihak Kedua:1. Membayar biaya penggunaan ruangan kepada

Pihak Pertama sesuai Perjanjian;2. Melaksanakan perawatan terhadap ruangan yang

disewakan;3. Melaksanakan semua tata tertib dan peraturan yang

berlaku di lingkungan Pihak Pertama;4. Mengosongkan dan menyerahkan ruangan kepada

Pihak Pertama pada saat Perjanjian berakhir;5. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja

yang ditentukan oleh Pihak Pertama.

15 Agustus 2017 s/d

14 Agustus 2018

4. Perjanjian No. HK.566/5/3/IKT-17 tentang Penggunaan Ruangan Untuk Kegiatan Operasional PT Rezeki Buana Jasindo tanggal 12 Oktober 2017

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Rezeki Buana Jasindo (“Pihak Kedua”)

Pihak Pertama menyediakan ruangan di Gedung Customer Service Center (CSC) untuk Pihak Kedua yang akan digunakan untuk kegiatan operasional Pihak Kedua dengan ketentuan:a. Seluas + 24 m2 milik Pihak Pertama;b. Terletak di lantai dasar Gedung Customer Service

PT Indonesia Kendaraan Terminal;c. Memiliki fasilitas pendukung (i) jaringan telepon, air

dan listrik (ii) Memiliki Air Conditioner.

Tarif sewa sebesar Rp145.663.056,-.Kewajiban Pihak Pertama:1. Menyediakan dan menyerahkan ruangan untuk

digunakan oleh Pihak Kedua sesuai dengan Perjanjian;

2. Menjamin bahwa ruangan yang diserahkan kepada Pihak Kedua tidak dalam ikatan dengan pihak lain.

Kewajiban Pihak Kedua:1. Membayar biaya penggunaan ruangan kepada

Pihak Pertama sesuai Perjanjian;2. Melaksanakan perawatan terhadap ruangan yang

disewakan;3. Melaksanakan semua tata tertib dan peraturan yang

berlaku di lingkungan Pihak Pertama;4. Mengosongkan dan menyerahkan ruangan kepada

Pihak Pertama pada saat Perjanjian berakhir;5. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja

yang ditentukan oleh Pihak Pertama.

1 Oktober 2017 s/d

30 September 2018

79

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu5. Perjanjian No. HK.566/5/3/

IKT-16 tentang Penggunaan Ruangan Untuk Kegiatan Operasional PT Toyofuji Logistics Indonesia tanggal 22 Agustus 2016

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Toyofuji Logistics Indonesia (“Pihak Kedua”)

Pihak Pertama menyediakan ruangan yang akan digunakan untuk kegiatan operasional Pihak Kedua dengan ketentuan:a. Seluas + 33 m2 milik Pihak Pertama;b. Terletak di lantai 1 Gedung Parkir

PT Indonesia Kendaraan Terminal;c. Memiliki fasilitas pendukung Air Conditioner.Tarif sewa sebesar Rp105.780.559,-.Kewajiban Pihak Pertama:1. Menyediakan dan menyerahkan ruangan untuk

digunakan oleh Pihak Kedua sesuai dengan Perjanjian;

2. Menjamin bahwa ruangan yang diserahkan kepada Pihak Kedua tidak dalam ikatan dengan pihak lain.

Kewajiban Pihak Kedua:1. Membayar biaya penggunaan ruangan kepada

Pihak Pertama sesuai Perjanjian;2. Melaksanakan perawatan terhadap ruangan yang

disewakan;3. Melaksanakan semua tata tertib dan peraturan yang

berlaku di lingkungan Pihak Pertama;4. Membayar biaya pemakaian telepon dan listrik

berdasarkan tagihan dari Pihak Pertama;5. Membayar biaya-biaya lain yang mungkin timbul

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

6. Tunduk dan patuh pada peraturan Pihak Pertama;7. Mengosongkan dan menyerahkan ruangan kepada

Pihak Pertama pada saat Perjanjian berakhir;8. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja

yang ditentukan oleh Pihak Pertama.

1 Juli 2017 s/d

30 Juni 2018

6. Perjanjian Kerjasama No. HK.566/2/7/IKT-16 dan No. 028/IKT-TMMIN/PJ-SA/III/2016 tentang Jasa Pelayanan Kepelabuhan tanggal 10 Maret 2016

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (“Pihak Kedua”)

Pihak Kedua selaku perusahaan yang bergerak di bidang otomotif yang antara lain memproduksi dan melakukan ekspor-impor kendaraan bermotor/mobil merek Toyota, suku cadangnya dan aksesorisnya, bermaksud untuk menggunakan jasa pelayanan bongkar muat untuk kargo kendaraan dari Pihak Pertama yang akan menyediakan Area Ekslusif Kargo non-NPE sebagai berikut:a. Gedung parkir 5 lantai dengan luas keseluruhan 5 Ha

denganspesifikasiyangdiaturdalamperjanjian;danb. Lapangan penumpukan seluas 0,4 Ha dengan

spesifikasiyangdiaturdalamperjanjian.

Nilai Kerjasama:1. Tarif Paket Import: Rp700.000,- per 7 hari2. Penumpukan setelah 7 hari

- Storage masa 2: Rp 50.000,- per hari sejak hari ke 8 hingga hari ke 10

- Storage masa 3: Rp250.000,- per 3 hari s etelah hari ke 10

Pihak Pertama memiliki hak dan kewajiban antara lain:1. Menyediakan Area Eksklusif untuk Kargo Non-NPE

Pihak Kedua sebanyak 3.000 slot/stall;2. Menyediakan Operasi bongkar muat (PBM) yang

memilikikualifikasisesuaistandarPihakKedua;3. Melaksanakan perencanaan seluruh kegiatan

operasi meliputi pekerjaan tahap awal, penumpukan dan Cargodoring sebagaimana diatur dalam Perjanjian;

4. Menyampaikan laporan Key Performance Indicator (“KPI”) secara berkala atas seluruh kegiatan layanan bongkar muat dan penumpukan Kargo;

1 Maret 2016s/d

28 Februari 2021

80

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu5. Bertanggung jawab dan menjamin mutu atas Kargo

sesuai dengan standard mutu Pihak Kedua dan bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul sebagai akibat dari perbuatan dan kelalaian Pihak Pertama;

6. Mengasuransikan seluruh kegiatan layanan bongkar muat dan penumpukan;

7. Pihak Pertama berhak untuk menerbitkan nota penagihan dan menerima pembayaran sesuai tarif atas pekerjaan dan penyediaan lahan yang dilakukan oleh Pihak Pertama;

8. Berhak untuk menerima jadwal masuk dan keluar kargo milik Pihak Kedua sesuai jadwal yang disepakati oleh Para Pihak.

7. Perjanjian Kerjasama No. HK.566/3/9/IKT-16 dan VLC/EXIMLOG/001/V/2016 tentang Jasa Pelayanan Pelabuhan tanggal 2 Mei 2016, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup, sebagaimana telah diubah dengan Addendum Perjanjian No. HK-566/4/15/IKT-18 dan VLC/EXIMLOG/001/V/2018 tentang Jasa Pelayanan Kepelabuhan tanggal 30 April 2018

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Astra Daihatsu Motor (“Pihak Kedua”)

Pihak Kedua selaku perusahaan yang bergerak di bidang otomotif yang antara lain memproduksi dan melakukan ekspor-impor kendaraan bermotor/mobil merek Daihatsu dan Toyota, suku cadangnya dan aksesorisnya bermaksud untuk menggunakan jasa pelayanan bongkar muat untuk kargo kendaraan dari Pihak Pertama. Pihak Pertama wajib melakukan pekerjaan-pekerjaan antara lain

Terhadap kegiatan ekspora. Pekerjaan tahap awal;b. Pekerjaan penumpukan;c. Pekerjaan Cargodoring; dand. Washing.

Terhadap kegiatan impora. Pekerjaan tahap awal;b. Pekerjaan penumpukan; danc. Pekerjaan tahap akhir.

Nilai Kerjasama:1. Tarif Paket Import: Rp700.000,- per 7 hari2. Penumpukan setelah 7 hari

- Storage masa 2: Rp 50.000,- per hari dari hari ke 8 hingga hari ke 10 hari

- Storage masa 3: Rp250.000,- per 3 hari Setelah hari ke 10

Pihak Pertama memiliki hak dan kewajiban antara lain:1. Memiliki Operator bongkar muat (PBM) yang

memiliki kualifikasi dan disertifikasi oleh PihakKedua;

2. Melaksanakan perencanaan seluruh kegiatan operasi meliputi pekerjaan tahap awal, penumpukan dan Cargodoring sebagaimana diatur dalam Perjanjian;

3. Menyediakan Car Carrier dan area Receiving (sebelum dipindahkan ke area penumpukan);

4. Menyediakan lapangan penumpukan untuk semua kargo Pihak Kedua sesuai permintaan yang mencakup (i) Gedung parkir existing untuk Kargo Toyota Group (ii) Blok A dan O (hingga gedung parkir baru dibangun);

5. Menyediakan fasilitas LQ Gate sesuai dengan standard Pihak Kedua untuk mempermudah proses pengecekan;

6. Menyampaikan laporan Key Performance Indicator (“KPI”) secara berkala atas seluruh kegiatan layanan bongkar muat dan penumpukan Kargo;

7. Bertanggung jawab dan menjamin mutu atas Kargo sesuai dengan standard mutu Pihak Kedua dan bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul sebagai akibat dari perbuatan dan kelalaian Pihak Pertama;

2 Mei 2018 s/d

1 Mei 2019

81

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu8. Melakukan washing apabila ditemukan kontaminasi

sebelum pihak perusahaan stevedoring memulai kegiatan operasinya;

9. Pihak Pertama berhak untuk menerbitkan nota penagihan dan menerima pembayaran sesuai tarif;

10. Menerima jadwal masuk dan keluar kargo milik Pihak Kedua sesuai jadwal yang disepakati oleh Para Pihak;

11. Mengetahui dan mengendalikan pergerakan Kargo milik Pihak Kedua selama berada dalam kawasan terminal Pihak Pertama;

12. Mendapatkan pelatihan SOP dari Pihak Kedua.

8. Perjanjian Kerjasama Jasa Pelayanan Kepelabuhan No. HK. 566/5/20/IKT-16 dan No. 160/TAM-IKT/PJ-OTH/VI/2016 tentang Jasa Pelayanan Pelabuhan tanggal 16 November 2016

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Toyota- Astra Motor(“Pihak Kedua”)

Pihak Kedua selaku perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif dan merupakan Agen Pemegang Merek (APM) Toyota di Indonesia bermaksud untuk menggunakan jasa bongkar muat atas Kargo milik Pihak Pertama. Pihak Pertama berkewajiban untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:a. Receiving Cargo Import;b. Delivery Cargo Import;c. Safety and Quality;d. Arragement and Coordination; dane. System and Documentation.

Nilai Kerjasama:1. Tarif Paket Import: Rp700.000,- per 7 hari2. Penumpukan setelah 7 hari

- Storage masa 2: Rp 50.000,- per hari dari hari ke 8 hingga hari ke 10

- Storage masa 3: Rp250.000,- per 3 hari setelah hari ke 10

Pihak Pertama memiliki hak dan kewajiban antara lain:1. Menyediakan Operator bongkar muat (PBM) yang

memilikikualifikasisesuaistandarPihakKedua;2. Menyampaikan laporan Key Performance Indicator

(“KPI”) secara berkala atas seluruh kegiatan Pekerjaan;

3. Mengasuransikan seluruh kegiatan pekerjaan yang dilakukan Pihak Pertama;

4. Bertanggung jawab untuk mengganti rugi, untuk setiap kehilangan, kerusakan, cacat pada Kargo yang disebabkan oleh kelalaian Pihak Pertama;

5. Wajib memberikan informasi kepada Pihak Kedua secar lisan dalam hal Pihak Pertama tidak melakukan pekerjaan yang disebutkan dalam perjanjian dalam kurun waktu 1x24 jam sejak Pihak Pertama menerima informasi tersebut;

6. Pihak Pertama berhak untuk menerbitkan nota penagihan atas pembayaran kepada Pihak Kedua;

7. Berhak untuk menerima jadwal masuk dan keluar kargo;

8. Memindahkan dan menggerakkan kargo Pihak Kedua selama masih berada di daerah penumpukan untuk kepentingan pengaturan operasional

16 November 2016 s/d

15 November 2021

82

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu9. Perjanjian Kerjasama

No. HK.566/2/2/IKT-15 tanggal 9 April 2015 juncto Akta Kerjasama Operasi Pengelolaan Terminal Kendaraan Di Gresik No. 83 tanggal 21 Agustus 2015, yang dibuat di hadapan Sitaresmi Puspadewi Subianto, S.H., Notaris di Kota Surabaya

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Maspion Industrial Estate (“Pihak Kedua”)

Para pihak sepakat untuk membentuk Manajemen Kerjasama Operasi (MKO) guna menjalankan pengoperasian terminal kendaraan di Gresik Jawa Timur (“Terminal Kendaraan”).

Pembagian pendapatan dalam Perjanjian ini adalah sesuai dengan dana investasi yaitu Pihak Pertama sebesar 45% dan Pihak Kedua sebesar 55% yang diberikan pada saat setelah selesai dilakukan audit oleh kantor akuntan publik.

Para pihak sepakat guna terlaksananya pengelolaan Terminal Kendaraan, harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Direksi Pihak Pertama dan Pihak Kedua. Para Pihak sepakat untuk melaksanakan kerjasama dengan kewajiban-kewajiban sebagai berikut:a. Direksi dari Para Pihak memberikan wewenang dan

tanggung jawab pengelolaan Terminal Kendaraan kepada MKO;

b. Dalam rangka pengelolaan dan pengoperasian Terminal Kendaraan, Direksi Para Pihak memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada MKO untuk melakukan segala sesuatu tindakan dan perbuatan untuk dapat terselenggaranya pelaksanaan pengoperasian Terminal Kendaraan sebagaimana mestinya;

c. Direksi Para Pihak memberi kuasa kepada Kepala Unit untuk bertindak. Baik dalam pengadilan maupun di luar pengadilan.

25 (dua puluh lima) tahun

terhitung sejak beroperasinya

secara menyeluruh

Terminal Kendaraan

9. Perjanjian No. HK.566/2/11/IKT-17 dan 005/JZK-IKT/VI/2017 tentang Pelayanan Penyediaan Dermaga Dan Lapangan Penumpukan Di Terminal Domestik PT Indonesia Kendaraan Terminal Dengan Tujuan Maspion Terminal Kendaraan Indonesia tanggal 2 Juni 2017

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Jagat Zamrud Khatulistiwa (“Pihak Kedua”)

Penyediaan personel perencanaan, pengendalian dan supervise lapangan untuk mengawasi bongkar muat oleh Pihak Kedua pada Pelayanan Jasa Dermaga dan Penyediaan Lapangan Penumpukan di Terminal Domestik Perseroan dengan tujuan ke Maspion Terminal Kendaraan Indonesia (“Pekerjaan”). Tarif atas Pekerjaan ini nilainya didasarkan pada Jenis Kargo dan jumlah unit per harinya.

Kewajiban Para Pihak, antara lain:1. Pihak Pertama menyediakan fasilitas dan pelayanan

terhadap Pekerjaan serta fasilitas timbangan, dermaga, dan lapangan penumpukan untuk kegiatan operasional Pihak Kedua;

2. Pihak Pertama melaksanakan perencanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bongkar muat yang dilakukan Pihak Kedua;

3. Pihak Kedua menyampaikan jadwal kedatangan kapal dan masuk/keluar kargo serta melakukan kegiatan bongkar muat dengan perencanaan, pengawasan dan pengendalian oleh Pihak Pertama;

4. Pihak Pertama memberikan pelaporan kedatangan dan pemuatan kargo kepada Pihak Kedua serta memberikan dedicated slot lapangan penumpukan di Terminal.

2 Juni 2017 s/d

1 Juni 2019

83

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu10. Perjanjian No. HK.566/7/7/

IKT-17 tentang Pelayanan dan Penanganan Kargo Passenger Car (CBU), Alat Berat, Bus & Truck, Spare Parts di Terminal Internasional PT Indonesia Kendaraan Terminal tanggal 21 Desember 2017

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Bandar Krida Jasindo (“Pihak Kedua”)

Pihak Kedua melakukan pelayanan berupa kegiatan Cargodoring dan Receiving/Delivery kargo di Terminal Internasional Perseroan (“Pekerjaan”). Tarif atas Pekerjaan ini nilainya didasarkan pada Jenis Kargo dan jumlah unit per harinya.

Kewajiban Para Pihak, antara lain:1. Pihak Pertama membuat Surat Pemberitahuan Kerja

untuk kepentingan Pekerjaan dan menyediakan fasilitas dermaga dan lapangan penumpukan atas kargo;

2. Pihak Pertama melaksanakan pengawasan kegiatan penanganan barang yang dilakukan oleh Pihak Kedua;

3. Pihak Pertama menyediakan alat bantu bongkar muat sesuai minimum requirement pada Terminal Roro;

4. Pihak Kedua memberikan Statement of Facts dan Realisasi Bongkar Muat kepada Pihak Pertama atas pelayanan kegiatan penanganan kargo;

5. Pembayaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dilaksanakan dengan cara sistem deposit yang merupakan bagian dari Cash Management System;

6. Pihak Pertama membayar Kerjasama Mitra Usaha (KSMU) kepada Pihak Kedua sesuai tariff yang telah disepakati sebagaimana terlampir pada Lampiran Perjanjian ini;

7. Pihak Pertama melaksanakan pengawasan atas kegiatan pelayanan terminal yang dilakukan oleh Pihak Kedua berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) penanganan bongkar muat kargo;

8. Pihak Kedua bertanggung jawab atas kerusakan barang/atal dan/atau fasilitas milik Pihak Pertama yang diakibatkan oleh kelalaian dan kesalahan Pihak Kedua;

9. Pihak Kedua wajib mengasuransikan atas kegiatan pelayanan terminal yang dilaksanakannya.

22 Desember 2017 s/d

21 Desember 2018

11. Perjanjian No. HK.566/7/3/IKT-17 tanggal 18 Desember 2017 tentang Pelayanan dan Penanganan Kargo Passanger Car (CBU), Alat Berat, Bus & Truck, Spare Parts di Terminal Internasional PT Indonesia Kendaraan Terminal tanggal 18 Desember 2017

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Anugrah Permata Samudra (“Pihak Kedua”)

Pihak Kedua melakukan pelayanan berupa kegiatan Cargodoring dan Receiving/Delivery kargo di Terminal Internasional Perseroan (“Pekerjaan”) di Terminal Internasional PT Indonesia Kendaraan Terminal milik Pihak Pertama. Tarif atas Pekerjaan ini nilainya didasarkan pada Jenis Kargo dan jumlah unit per harinya.

Kewajiban Para Pihak, antara lain:1. Pihak Pertama membuat Surat Pemberitahuan Kerja

untuk kepentingan Pekerjaan dan menyediakan fasilitas dermaga dan lapangan penumpukan atas kargo;

2. Pihak Pertama melaksanakan pengawasan kegiatan penanganan barang yang dilakukan oleh Pihak Kedua;

3. Pihak Pertama menyediakan alat bantu bongkar muat sesuai minimum requirement pada Terminal Roro;

4. Pihak Kedua memberikan Statement of Facts dan Realisasi Bongkar Muat kepada Pihak Pertama atas pelayanan kegiatan penanganan kargo;

5. Pembayaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dilaksanakan dengan cara sistem deposit yang merupakan bagian dari Cash Management System;

6. Pihak Pertama membayar Kerjasama Mitra Usaha (KSMU) kepada Pihak Kedua sesuai tariff yang telah disepakati sebagaimana terlampir pada Lampiran Perjanjian ini;

18 Desember 2017 s/d

17 Desember 2018

84

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu7. Pihak Pertama melaksanakan pengawasan atas

kegiatan pelayanan terminal yang dilakukan oleh Pihak Kedua berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) penanganan bongkar muat kargo;

8. Pihak Kedua bertanggung jawab atas kerusakan barang/atal dan/atau fasilitas milik Pihak Pertama yang diakibatkan oleh kelalaian dan kesalahan Pihak Kedua.

12. Perjanjian Kerjasama Jasa Pelayanan Kepelabuhan No. HK.566/7/5/IKT-17 tanggal 23 Desember 2017

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (“Pihak Kedua”)

Pihak Kedua selaku perusahaan yang bergerak di bidang industri perakitan kendaraan bermotor, yang memproduksi dan melakukan ekspor kendaraan bermotor secara utuh merek Hino, bermaksud untuk menggunakan jasa pelayanan bongkar muat untuk kargo kendaraan dari Pihak Pertama. Tarif atas Pekerjaan ini nilainya didasarkan pada Jenis Kargo dan jumlah unit per harinya.

Pihak Pertama memiliki hak dan kewajiban antara lain:1. Menyediakan Operator untuk melakukan Pekerjaan;2. Melaksanakan perencanaan seluruh kegiatan

operasi meliputi pekerjaan tahap awal, penumpukan dan Cargodoring sebagaimana diatur dalam Perjanjian;

3. Menyampaikan laporan Key Performance Indicator (“KPI”) secara berkala atas seluruh kegiatan layanan bongkar muat dan penumpukan Kargo;

4. Mengasuransikan seluruh kegiatan layanan bongkar muat dan penumpukan;

5. Pihak Pertama berhak untuk menerbitkan nota penagihan dan menerima pembayaran sesuai tarif atas pekerjaan dan penyediaan lahan yang dilakukan oleh Pihak Pertama;

6. Berhak untuk menerima jadwal masuk dan keluar kargo milik Pihak Kedua sesuai jadwal yang disepakati oleh Para Pihak.

23 Desember 2017 s/d

22 Desember 2019

13. Surat Perjanjian No. HK.566/2/2/IKT-17 tanggal 1 Februari 2017

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Electronic Data Interchange Indonesia (“Pihak Kedua”)

Pihak Kedua melakukan Pekerjaan Perawatan Sistem Pertukaran Data Elektronik Antara Tempat Penimbunan Sementara Dengan Bea Cukai (TPS Online) untuk Pihak Pertama. Nilai kerjasama Rp749.944.800,- (tujuh ratus empat puluh sembilan juta sembilan ratus empat puluh empat ribu delapan ratus Rupiah).Pembayaran pekerjaan akan dibayarkan kepada Pihak Kedua setiap bulannya sebesar Rp31.247.700,- (tiga puluh satu juta dua ratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus Rupiah).

Pihak Pertama memiliki hak dan kewajiban antara lain:1. Melakukan evaluasi dan pengawasan setiap bulan

atas pelaksanaan Pekerjaan oleh Pihak Kedua;2. Menandatangani dan memberikan Berita Acara

laporan kerusakan kepada Pihak Kedua apabila terjadi kerusakan pada sistem;

3. Menandatangani dan memberikan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Berita Acara Pembayaran dan Berita Acara Pemeriksaan Fisik selesai pekerjaan setiap bulannya kepada Pihak Kedua;

4. Melakukan pengujian dan pengetesan kualitas sistem;

5. Mengevaluasi secara periodik 3 (tiga) bulan terhadap pelaksanaan pekerjaan Pihak Kedua.

1 Februari 2017 s/d

31 Januari 2019

85

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu14. Perjanjian Kerjasama

Pelayanan Penanganan Bongkar Muat Kargo PT Pelayaran Nusantara Sejati Di Terminal Domestik Perseroan tanggal 9 Maret 2018

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2 PT Pelayaran Nusantara Sejati (“Pihak Kedua”)

Pihak Kedua selaku perusahaan yang bergerak di bidang industri pelayaran yang juga melakukan usaha logistik kendaraan bermotor dalam bentuk CBU, alat berat dan Kargo lainnya secara domestik, bermaksud untuk menggunakan jasa pelayanan bongkar muat untuk kargo kendaraan CBU, alat berat dan Kargo lainnya dari Pihak Pertama.

Nilai kerjasama Tarif atas Pekerjaan ini nilainya didasarkan pada Jenis Layanan dan jumlah unit per harinya.

Pihak Pertama memiliki hak dan kewajiban antara lain:1. Menyediakan Operator untuk melakukan Pekerjaan;2. Melaksanakan perencanaan seluruh kegiatan

operasi meliputi pekerjaan dalam kegiatan muat Kargo dan kegiatan bongkar Kargo;

3. Menyediakan area Car Carrier dan Area Receiving/Delivery;

4. Menyediakan lapangan penumpukan untuk semua kargo Pihak Kedua;

5. Mengasuransikan kargo milik Pihak Kedua baik saat penumpukan maupun selama kegiatan operasional berlangsung di kawasan terminal Pihak Pertama.

9 Maret 2018 s/d

9 Maret 2019

11. TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI

Dalam kegiatan usaha normal, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubunganAfiliasiuntukmendukungkegiatanoperasionalPerseroan.Untuk transaksidenganpihak-pihak yang memiliki hubungan Afiliasi dengan Perseroan yang akan berlanjut setelah efektifnyaPernyataan Pendaftaran, Perseroan akan mengungkapkan transaksi yang telah dilaksanakan secara wajar termasuk penjelasan mengenai prosedur yang telah atau akan diambil untuk meyakinkan bahwa transaksi selanjutnya akan dilakukan secara wajar.

86

Seluruhperjanjian terkait transaksidenganpihakyangmemiliki hubunganAfiliasi dilakukandengansyarat dan ketentuan yang wajar sebagaimana bila dilakukan dengan pihak ketiga dan perjanjian-perjanjianafiliasitersebutdariwaktukewaktudilakukanperpanjangan.BerikutinimerupakantransaksiPerseroandenganpihakAfiliasi,antaralain:

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu1. Perjanjian Sewa Menyewa

atas Aset PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal No. HK.566/31/1/PI-II-16 dan No. HK.566/2/12/IKT-16 tanggal 31 Maret 2016 sebagaimana terakhir kali diubah dengan Perjanjian Tambahan (Addendum) III No. HK.566/7/2/IKT-17 dan No. KS.03/27/12/2/D1.1/GM/C.TPK-17 tentang Sewa Menyewa Aset PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal tanggal 27 Desember 2017

1. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (“Pihak Pertama”)

2. Perseroan (“Pihak Kedua”)

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional Pihak Kedua untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensikegiatan usaha Pihak Kedua, Pihak Pertama sebagai pemilik Aset sepakat untuk mengadakan Perjanjian sewa menyewa aset untuk tanah, bangunan, fasilitas pelabuhan, peralatan serta fasilitas terkait lainnya milik Pihak Pertama. Dalam hal Pihak Kedua melakukan investasi baru (baik yang melekat atau tidak) pada Aset sepanjang menggunakan dana keuangan atau pembiayaan Pihak Kedua akan dicatat dan sepenuhnya menjadi milik Pihak Kedua

Biaya sewa perpanjangan akan disepakati oleh Para Pihak setelah dilakukan evaluasi dan mendapatkan ijin prinsip dan penetapan besaran Biaya Sewa dari Direksi Pihak Pertama, yang akan dituangkan dalam Perjanjian Jangka Panjang atau Berita Acara Pembayaran Biaya Sewa (yang mana dilaksanakan terlebih dahulu). Berita Acara Pemberian Biaya Sewa dimaksud merupakan bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

Hak Pihak Kedua, antara lain:1. Menerima Aset yang disewakan oleh Pihak Pertama

untuk dioperasikan dan digunakan sebagaimana disepakati dalam Perjanjian;

2. Menggunakan Aset sesuai dengan maksud dan tujuan dalam Perjanjian;

3. Mengoperasikan Aset sesuai dengan kegiatan operasional Pihak Kedua; dan

4. Menerima onformasi yang diperlukan dan pengurusan izin dan/atau persetujuan untuk pengoperasian dan penggunaan Aset dari Pihak Pertama.

Kewajiban Pihak Kedua, antara lain:1. Menggunakan dan mengoperasikan Aset atas

biaya sendiri;2. Mengurus semua perizinan dan persetujuan yang

diperlukan untuk pengoperasian Aset atas biayanya sendiri;

3. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan Aset sesuai metode pemeliharaan dan perawatan yang ditetapkan Pihak Pertama;

4. Membayar biaya sewa kepada Pihak Pertama;5. Menjamin keamanan dan kelancaran penggunaan

dan pengoperasian Aset serta mengambil tindakan untuk mengurangi gangguan dalam penggunaan dan pengoperasian Aset;

6. Menyediakan tenaga kerja operasional dan tenaga kerja bongkar muat untuk kelancaran pengoperasian Aset;

7. Menyerahkan laporan periodik kepada Pihak Pertama atas penggunaan dan pengoperasian Aset;

8. Tidak menggunakan Aset untuk keperluan selain dari pada kegiatan usaha yang berkaitan dengan kegioatan usaha Pihak Kedua;

9. Menyediakan dan membiayai seluruh proses pembangunan dan pengembangan Aset dalam hal Pihak Kedua berkehendak untuk melakukan pengembangan, perubahan dan penambahan Aset dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Pihak Pertama;

1 (satu) tahun terhitung

mulai tanggal 1 Januari

2018 kecuali diputuskan lebih

awal dimana jangka waktu

perjanjian akan berakhir pada tanggal pemutusan perjanjian

87

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka Waktu10. Dilarang mengubah Aset dengan cara penambahan

dan/atau pengurangan yang dapat mengubah bentuk dasar dari Fasilitas Terminal, Fasilitas Penunjang Terminal dan Area Pengembangan kecuali mendapat persetujuan tertulis dari Pihak Pertama;

11. Dilarang untuk menjaminkan dengan hak tanggungan atau dengan cara lain atau menggadaikan Aset baik sebagian atau seluruhnya;

12. Selambatnya 1 bulan sebelum berakhirnya Perjanjian atau paling lambat 14 hari setelah tanggal pemutusan, dengan biaya sendiri menyiapkan urusan administrasi untuk penyerahan dan pengembalian Fasilitas Terminal, Fasilitas Penunjang Terminal dan Area Pengembangan kepada Pihak Pertama.

2. Kesepakatan Bersama No. HK.56/8/2/IKT-17 dan No. KS.01/14/11/1/KSU/UT/PI.II-17 tentang Kerjasama Pengelolaan Fasilitas Pelabuhan, Peralatan Serta Fasilitas Penunjang Kegiatan Bongkar Muat Milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero) tanggal 14 November 2017

1. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (“Pihak Pertama”)

2. Perseroan (”Pihak Kedua”)

Pihak Pertama akan menyediakan fasilitas pelabuhan berupa dermaga, lapangan penumpukan di lokasi Pihak Kedua berikut peralatan serta fasilitas penunjang lainnya yang memadai, untuk kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, guna mendukung kegiatan pengusahaan jasa kepelabuhanan yang dilakukan Pihak Kedua. Biaya yang timbul dari pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini, menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua.

Kewajiban Para Pihak, antara lain:1. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait;2. Para Pihak membuat kajian legalitas, teknis,

business plan, operasional, dan rencana kerja lainnya yang terkait dengan implementasi Pengelolaan Fasilitas Pelabuhan, Peralatan serta Fasilitas Penunjang Bongkar Muat.

14 November 2017 s/d

13 November 2019

3. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan No. HK. 566/2/19/IKT-16 tanggal tanggal 19 Juli 2017

1. PT Rumah Sakit Pelabuhan (“Pihak Pertama”)

2. Perseroan (“Pihak Kedua”)

Pihak Pertama akan menyediakan pelayanan kesehatan bagi karyawan Pihak Kedua yang meliputi:a. Pelayanan Rawat Jalan;b. Pelayanan/perawatan di ruang IGD untuk kasus

emergency;c. Pelayanan Rawat Inap;d. Pelayanan Penunjang Diagnostik;e. Pelayanan Pengujian Kesehatan;f. Pelayanan Khitanan;g. Pelayanan Terapi Ozone sesuai dengan indikasi

medis;h. Pelayanan terapi penyakit jantung coroner tanpa

operasi sesuai dengan indikasi medis;i. Pelayanan Persalinan;j. Pelayanan Farmasi;k. Pelayanan Jasa Ambulance; danl. Pelayanan vaksinasi dan imunisasi untuk anak dan

dewasa.

Tarif atas pelayanan jasa dan obat-obatan/alat-alat kesehatan adalah tarif yang berlaku berdasarkan masing-masing di PT Rumah Sakit Pelabuhan atau Rumah Sakit Provider lainnya dimana pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dan yang berlaku pada saat pasien mendapatkan kesehatan.

1 Agustus 2017 s/d

31 Juli 2019

88

No. Nama Perjanjian Pihak Ruang Lingkup Jangka WaktuPara Pihak memiliki hak dan kewajiban antara lain:1. Pihak Pertama berhak menolak penggunaan katru

berobat/Surat Pengantar Berobat Apabila tanda tangan dan stempel tidak cocok dengan contoh (KTP) atau meragukan;

2. Pihak Pertama berhak mengajukan penagihan biaya pelayanan kesehatan yang dijamin pembayarannya oleh Pihak Kedua segera setelah pasien pulang dari rawat inap/rawat jalan;

3. Pihak Pertama berhak menyesuaikan/menetapkan tarif baru dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Pihak Kedua paling lambat 30 hari sebelumnya dan setelah mendapat persetujuan Pihak Kedua;

4. Pihak Pertama berhak menetapkan untuk sementara kelas perawatan yang berbeda setingkat dibawahnya atau diatasnya kepada pasien/tertanggung bila kelas yang seusai dengan haknya sedang penuh. Bila sudah lebih dari 2x24 jam maka Pihak Pertama wajib menempatkan kembali pasien ke ruang perawatan sesuai dengan kelas yang menjadi haknya;

5. Pasien dari Pihak Kedua diwajibkan mengambil obat atas resep dokter di Instalasi Farmasi Rumah Sakit di Lingkungan PT Rumah Sakit atas beban Pihak Kedua yang ditagihkan bersama-sama dengan penagihan pelayanan lainnya oleh Pihak Pertama;

6. Pihak Kedua wajib memberitahukan secara tertulis setiap kalia da penambahan dan/atau dihentikan peserta yang tergabung dalam kepesertaan Pihak Kedua maupun pemberitahuan yang dianggap perlu kepada Pihak Pertama; dan

7. Pihak Kedua berkewajiban membayar seluruh tagihan pelayanan jasa kesehatan kepada Pihak Pertama atas pelayanan kesehatan yang telah diberikan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

Berikut ini merupakan pihak-pihak berelasi yang melakukan transaksi dengan Perseroan:

Pihak HubunganPelindo II Entitas Induk

PT Rumah Sakit Pelabuhan Entitas Sepengendali dibawah Pelindo II

Pengaruh transaksi berelasi terhadap posisi keuangan Perseroan per tanggal 31 Desember 2017:

Nilai (dalam ribuan Rupiah) % terhadap Total Aset /Liabilitas/Pendapatan

AsetKas dan setara kas 94.437.602 28,14Piutang lain-lain 3.781.628 1,12Uang muka dan beban dibayar di muka 90.379 0,03Pendapatan masih akah diterima 93.260 0,03Aset tidak lancar lainnya 555.805 0,16

LiabilitasUtang usaha 35.782.068 36,63Utang lain-lain 43.514 0,04Liabilitas jangka pendek lainnya 907.438 0,91

Beban Pokok Pendapatan 80.958.477 19,18

89

12. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Berikut ini adalah Hak Atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan:

No.No. Merek Etiket Kelas Barang/

JasaMasa

BerlakuNama

Pemegang Merek

Keterangan

1. IDM000488934 IPC Car Terminal 36 10 tahun

20-03-2013 s/d

20-03-2023

Perseroan -

13. PERKARA HUKUM YANG DIHADAPI PERSEROAN, DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PERSEROAN

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan, Komisaris, dan Direksi Perseroan, tidak pernah dan/atau tidak sedang tersangkut dalam suatu perkara perdata, pidana, kepailitan, tata usaha negara, hubungan industrial, arbitrase, dan pajak pada lembaga-lembaga Peradilan terkait yang berwenang di seluruh wilayah Republik Indonesia dan tidak pernah menerima somasi, tuntutan ataupun klaim lainnya dari pihak manapun, serta tidak sedang terlibat dalam suatu sengketa hukum atau perselisihan apapun di dalam maupun di luar lembaga Peradilan yang bersifat material ataupun berdampak terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan operasional Perseroan, serta rencana Penawaran Umum Perdana Saham ini.

14. KEGIATAN USAHA PERSEROAN

Perseroan didirikan berdasarkan Akta No. 10 tanggal 5 November 2012 dari Yulianti Irawati, S.H., pengganti dari Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan No. AHU-58515.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 19 November 2012 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 Juni 2013. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris No. 40 tanggal 27 Desember 2017 oleh Notaris Devi Yuana Lisa, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, tentang perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga terkait dengan bidang usaha perusahaan. Akta tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan memperoleh surat penerimaan pemberitahuan No. AHU-0028049.AH.01.02 tanggal 29 Desember 2017.

Awalnya Perseroan bernama Tanjung Priok Car Terminal (TPT) yang merupakan unit usaha di bawah manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Tanjung Priok Car Terminal dioperasikan secara khusus untuk menunjang kegiatan ekspor dan impor kendaraan, dan kargo secara Roll on - Roll off (Ro-Ro) yang beroperasi sejak 28 November 2007, diresmikan oleh Wakil Presiden RI saat itu Mohammad Jusuf Kalla, sekaligus beroperasi pertama kali dengan layanan kegiatan bongkar muat di Terminal Kendaraan Tanjung Priok.

Seiring dengan ekspansi usaha yang dicanangkan oleh manajemen Perseroan, terhitung sejak 1 Desember 2012, status TPT yang sebelumnya merupakan unit bisnis yang bergerak di bidang pengelolaan terminal khusus kendaraan ini berubah menjadi Anak Perusahaan dengan nama PT Indonesia Kendaraan Terminal. Dengan fasilitas dan peralatan khusus untuk melayani kargo berupa kendaraan dan barang secara Ro-Ro, Perseroan telah mendapatkan penetapan status sebagai terminal khusus kendaraan (Car Terminal) oleh Departemen Perhubungan.

Perseroan disebut sebagai satu-satunya terminal khusus penanganan kargo dari PCC (Pure Car Carrier) dan Ro-Ro bukan penumpang di Indonesia. Perseroan juga menjadi pionir terminal khusus kendaraan di Indonesia. Oleh karena itu, Perseroan sebagai pengelola terminal khusus kendaraan di Indonesia terus berupaya untuk menjaga serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada seluruh pengguna jasa serta stakeholder perusahaan lainnya.

90

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menjalankan kegiatan usaha utamanya di Tanjung Priok, Jakarta dan Gresik, Jawa Timur. Kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan di Gresik dilakukan oleh MKO MTKI, yang merupakan Joint Operation antara Perseroan dengan MIE.

Berdasarkan Pasal 3 ayat 2 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perseroan adalah di bidang kegiatan pengusahaan di Pelabuhan. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan bergerak dalam bidang pengelolaan terminal kendaraan dan menjalankan usaha-usaha di bidang bongkar muat barang yang meliputi pelaksanaan stevedoring, cargodoring, receiving/delivery, pelayanan penumpukan serta pelayanan logistik dan Value added lainnya sebagai one stop services. Kantor Pusat Perseroan berlokasi di Jl. Sindang Laut, Cilincing, Jakarta Utara 14110, Indonesia.

Visi Perseroan adalah menjadi perusahaan logistrik kendaraan terbaik di kawasan Asia dengan pelayanan kelas dunia. Untuk mencapainya, berikut merupakan misi yang diterapkan oleh Perseroan.1. Memberikan kemudahan dan kelancaran untuk mendorong arus ekspor impor dan bongkar muat

kendaraan.2. Memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dukungan

pengembangan industri otomotif nasional.3. Mewujudkan pelayanan terbaik dengan tingkat keselamatan tinggi yang memberikan kepuasan

kepada pengguna jasa, melalui pengelolaan secara professional dan didukung Sumber Daya Manusia yang mempunyai kompetensi tinggi, sehingga mampu bersaing di pasaran dunia dengan mewujudkanefisiensibiayalogistik.

4. Menjalankan bisnis unit sebagai pendukung pelayanan inti dalam upaya meningkatkan keuntungan perusahaan.

Untuk mencapai maksud dan tujuannya, Perseroan dapat melaksanakan usaha sebagai berikut sesuai dengan anggaran dasar Pasal 3:

Untuk mencapai maksud dan tujuannya,berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan usaha di bidang penyediaan dan pengembangan fasilitas pelabuhan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas dan bergerak dalam bidang kegiatan pengusahaan di pelabuhan.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:1. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk bertambat;2. Penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar dan pelayanan air bersih;3. Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik turun penumpang dan/atau kendaraan;4. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan bongkar muat

kendaraan, alat berat dan suku cadang;5. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat bantu bongkar

muat, serta peralatan pelabuhan;6. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering dan ro-ro;7. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar muat kendaraan, alat berat dan suku cadang;8. Penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang.

Perseroan dapat pula mendirikan/menjalankan Perseroan dan usaha lainnya yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan bidang usaha tersebut di atas, sepanjang itu tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Dalammelakukankegiatanusahanya,Perseroanmemilikisertifikatsebagaiberikut:

• ISO 9001:2015, Quality Management Systems• ISO 14001:2015, Environmental Mangement Systems• OHSAS 18001:2007. Occupational Health and Safety Management Systems• SOCPF, Statement of Compliance of Port Facility no. 02-0212-DN tanggal 5 Juni 2013

91

Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah memiliki izin-izin penting antara lain sebagai berikut:

No. Izin Masa Berlaku KeteranganIzin-Izin dan Dokumen Material sehubungan dengan kegiatan Usaha Bongkar Muat

1. Surat Izin Usaha Perusahaan Bongkar Muat (SIUPBM) No. 74/SIUPBM/DISHUB/III/2013 tanggal 22 Maret 2013

Berlaku sejak tanggal dikeluarkan untuk perusahaan bongkar muat selama perusahaan masih menjalankan usahanya.

Diterbitkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

2. Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok Kementerian Perhubungan No. UM.003/7/20/Op.Tpk.18 tanggal 9 Maret 2018 tentang Pengoperasian Terminal PT Indonesia Kendaraan Terminal

Berlaku sejak tanggal dikeluarkan dan selama perusahaan masih menjalankan usahanya.

Diterbitkan oleh Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok

3. Surat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) No. KP.20.01/22/3/1/PBI/UT/PI.11-18 tanggal 22 Maret 2011 Perihal Penunjukan dan Persetujuan Pengoperasian Terminal

Berlaku sejak tanggal dikeluarkan dan selama perusahaan masih menjalankan usahanya.

Diterbitkan oleh Direksi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), yang menyatakan bahwa PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) selaku pemegang izin Badan Usaha Pelabuhan (BUP) memberikan persetujuan pengoperasian terminal kepada Perseroan

Izin-Izin dan Dokumen Sehubungan dengan Bangunan1. Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam

Negeri dan Menteri Perhubungan No.191 Tahun 1969 SK.83/0/1969 tanggal 27 Desember Juni 1969 tentang Penyediaan Dan Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Pelabuhan

Berlaku sejak tanggal dikeluarkan dan selama perusahaan masih menjalankan usahanya.

Diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan Republik Indonesia.

2. Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan No. 16 Tahun 1972 SK.146/0/1972 tanggal 1 Juni 1972 tentang Batas-Batas Lingkungan Kerja Pelabuhan Tanjung Priok Dan Pasar Ikan

Berlaku sejak tanggal dikeluarkan dan selama perusahaan masih menjalankan usahanya.

Diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan Republik Indonesia.

3. Keputusan Kementerian Keuangan No.KEP-9644/KPU.01/2017 tanggal 15 Desember 2017 tentang Perpanjangan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-1796/KPU.01/2016 Tentang Penetapan Lapangan Penimbunan Di Pelabuhan Laut Sebagai Tempat Penimbunan Sementara Atas Nama PT Indonesia Kendaraan Terminal

15 Desember 2017s/d

14 November 2019

Diterbitkan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia

4. Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok Kementerian Perhubungan No.AL.001/17/13/OP.TPS.17 tanggal 18 Desember 2017 perihal Rekomendasi Tempat Penimbunan Sementara (TPS)

Berlaku sejak tanggal dikeluarkan dan selama

perusahaan masih menjalankan usahanya.

Diterbitkan oleh Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok

Izin-Izin dan Dokumen Sehubungan dengan Keselamatan Tenaga Kerja1. *) Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal

Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 0075/11.13/31/-1.837/2017 tanggal 1 Februari 2017 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 1 Februari 2018.

Diterbitkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

2. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 0931/11.13/31/-1.837/2017 tanggal 31 Juli 2017 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 31 Juli 2018.

Diterbitkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

92

No. Izin Masa Berlaku Keterangan3. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal

Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 0932/11.13/31/-1.837/2017 tanggal 31 Juli 2017 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 31 Juli 2018.

Diterbitkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

4. *) Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 1321/11.13/31/-1.837/2016 tanggal 28 November 2016 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 28 November 2017.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

5. *) Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 1322/11.13/31/-1.837/2016 tanggal 28 November 2016 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 28 November 2017.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

6. *) Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 1323/11.13/31/-1.837/2016 tanggal 28 November 2016 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 28 November 2017.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

7. *) Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 1324/11.13/31/-1.837/2016 tanggal 28 November 2016 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 28 November 2017.

Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

8. *) Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 1060/11.13/31/-1.837/2016 tanggal 16 September 2016 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 16 September 2017.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

9. *) Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 1061/11.13/31/-1.837/2016 tanggal 16 September 2016 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 16 September 2017.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

10. *) Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 1062/11.13/31/-1.837/2016 tanggal 16 September 2016 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 16 September 2017.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

11. *) Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 1063/11.13/31/-1.837/2016 tanggal 16 September 2016 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 16 September 2017.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

93

No. Izin Masa Berlaku Keterangan12. *) Keputusan Kepala Badan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 795/11.13/31/1.836/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 29 Desember 2016.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

13. *) Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 796/11.13/31/1.836/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut kepada Perseroan.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan setiap 1 (satu) tahun sekali pesawat angkat dan angkut tersebut harus diperiksa dan diuji ulang yaitu 29 Desember 2016.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

Dokumen-Dokumen Material Sehubungan dengan Kegiatan Operasional Perseroan Lainnya1. Surat Keterangan No.

25/27.1BU.1/31.72.04.1004/-071.562/e/2017 tanggal 23 Mei 2017 tentang Keterangan Domisili Perusahaan atas nama PT Indonesia Kendaraan Terminal

23 Mei 2017s/d

23 Mei 2022

Diterbitkan oleh Kepala Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kelurahan Kalibaru, Kota Administrasi Jakarta Utara, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 03.276.301.3-093.000, yang terdaftar tanggal 29 November 2012

Berlaku sejak tanggal ditetapkan dan selama perusahaan masih menjalankan usahanya.

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, Departemen Keuangan Republik Indonesia

3. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. PEM-01458/WPJ.19/KP.0403/2012 tanggal 29 November 2012

Berlaku sejak tanggal ditetapkan dan selama perusahaan masih menjalankan usahanya.

Diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Empat, Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Direktorat Jenderal Pajak, Departemen Keuangan Republik Indonesia

4. Surat Keterangan Terdaftar No. PEM-01457/WPJ.19/KP.0403/2012 tanggal 29 November 2012

Berlaku sejak tanggal ditetapkan dan selama perusahaan masih menjalankan usahanya.

Diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Empat, Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan Republik Indonesia

5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 09.01.1.52.40523 tanggal 28 Februari 2018

28 Februari 2018s/d

29 Maret 2023

Diterbitkan oleh Kepala Unit Pelaksanan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Utara selaku Kepala Kantor Pendaftaran Perusahaan

6. Surat Pernyataan Pemenuhan Keamanan Fasilitas Pelabuhan (Statement of Compliance of A Port Facility) No. 002-0185-DN tanggal 24 Mei 2018

24 Mei 2018s/d

25 Mei 2026

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

7 CertificateNo.QSC.01533 29 Desember 2017 s/d

28 Desember 2020

DiterbitkanolehSucofindo

8. CertificateNo.EMS.00275 29 Desember 2017 s/d

28 Desember 2021

DiterbitkanolehSucofindo

9. CertificateNo.OSH.02024 29 Desember 2017 s/d

28 Desember 2020

DiterbitkanolehSucofindo

10. Kartu Tanda Anggota Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia DKI Jakarta No.067/R.A.DPW/DKI.JKT/2018 tanggal 1 Januari 2018

1 Januari 2018s/d

31 Desember 2018

Diterbitkan oleh Dewan Pengurus Wilayah Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia DKI Jakarta

*) Catatan:SebagaimanatermaktubdalamSuratKeteranganDalamProsesSertifikasiNo.B.0381/PL.102/ENI/KI-18tanggal26Maret2018yangditerbitkanolehPTBiroKlasifikasi Indonesia(Persero),dinyatakanbahwaPerseroansedangdalamprosespembuatanlaporan pengujian pesawat angkat angkut milik Perseroan kepada Ditjen HUBLA/DISNAKER.

94

Selama menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan juga telah mendapatkan penghargaan sebagai berikut:

• PrimaUtamauntuklayananpublikdisektortransportasi, dari Kementerian Perhubungan 2014• PrimaUtamauntuklayananpublikdisektortransportasi, dari Kementerian Perhubungan 2016• TheBestSubsidiaryCompanyofBUMN, Marketing Award, 2016• TheBestCEOMarketingLeadership, BUMN Award 2016• TheBestSubsidiary, IPC Forum Manajemen 2017• TheBestInnoationSubsidiaryofIPC, Anniversary IPC 25th Talkshow 2017 & Appreciation Night• TheBestTrustedCarTerminalCompany&ServiceExcellentof the year 2017, Indonesia

Development Achievement Foundation (IDAF) dan Venna Event Management• The1stBest5ofSales&MarketingDirector – Sector : Subsidiary of BUMN Company, 1st

Indonesia Sales and Marketing Award, Economic Review• TheBest InnovationSubsidiaryof IPC, Anniversary IPC 25th Talkshow 2017 & Appreciation

Night• GoldWinner Brand Strategy of Corporate Branding – Subsidiary of SOE’s companies, 5th

BUMN Branding & Marketing Award, BUMN Track, 2017• GoldWinnerBrandCommunicationofCorporateBranding – Subsidiary of SOE’s Companies,

5th BUMN Branding & Marketing Award, BUMN Track, 2017• TheBestCMOCreativeBranding&MarketingInitiative – Subsidiary of SOE’s Companies, 5th

BUMN Branding & Marketing Award, BUMN Track, 2017• The Best Branding - Subsidiary of SOE’s Companies, BUMN Track, 2017

FASILITAS PENUNJANG KEGIATAN USAHA

Berikut merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh Perseroan untuk menunjang kegiatan usaha:

A. Fasilitas Pokok1. Dermaga2. Total Lahan 31 Ha terdiri dari lapangan dan 5 Ha penumpukan dari gedung parkir3. Car Wash (4 Lines)4. Gate In/Out: 2 Lines (Internasional) dan 1 Line (Domestik)

B. Fasilitas Penunjang1. Gedung kantor2. Parkir Kendaraan3. Sistem Informasi Layanan Operasional Berbasis IT (CARTOS)

C. Peralatan1. Pokok: Tug Master 2 Unit, Head Truck 4 Unit, Chasis 4 Unit, Taxi Car 8 Unit, forklift 3 unit, doly

2 unit, roll trailers 4 unit2. Penunjang: Shuttle Service 3 Unit, Yard Sweeper 3 Unit, Fire Rescue 1 Unit, golf car 3 unit

Perseroan sebagai satu-satunya operator terminal khusus kendaraan terus meningkatkan pelayanan dan fasilitas untuk mewujudkan terminal kendaraan yang berdaya saing tinggi. Pengembangan atas strategi bisnis terus dikaji agar pelayanan yang disediakan Perseroan mampu memenuhi kebutuhan pasar. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki kegiatan usaha utama sebagai berikut:

Pelayanan Jasa Terminal dan Pelayanan Jasa Barang

Perseroan menyediakan pelayanan jasa terminal dan pelayanan jasa barang yang mencakup kegiatan bongkar muat kendaraan, alat berat dan sparepart. Kegiatan tersebut dilaksanakan di terminal domestik dan internasional milik Perseroan. Jasa yang diberikan terdiri atas stevedoring, cargodoring, receiving and delivery.

95

Dalam memberikan pelayanan jasa terminal dan jasa barang, Perseroan menyiapkan Tenaga Kerja yangprofesionaldanberpengalamandibidangnya.Tenagakerjayangdisiapkanjugabersertifikasidanmemiliki produktivitas yang tinggi (125 unit/jam). Untuk menunjang aktivitas bongkar muat, Perseroan jugamenyiapkanalatbantupenunjangdengankualitasyangbaikdanbersertifikat.Selainitu,Perseroanmemiliki system berbasis IT yaitu Car Terminal Operating System (CARTOS) yang berguna untuk menyimpan data yang akurat tentang kargo kedalam database perusahaan.

Dalam proses nota penagihan pelayanan jasa terminal, Perseroan memberikan 2 (dua) alternatif pembayaran kepada pelanggan. Yang pertama adalah pembayaran melalui Bank, dimana pelanggan melakukan pembayaran dengan cara Transfer ke Rekening Bank Perseroan sesuai dengan nota tagihan. Pembayaran dengan cara transfer dilakukan paling lambat 3 hari setelah nota tagihan dikeluarkan, kecuali pelanggan memiliki Term Of Payment dalam bentuk Perjanjian dengan Perseroan. Yang kedua adalah pembayaran melalui CMS (Cash Management System), dimana Perseroan melakukan auto debet terhadap Rekening Bank Customer sesuai dengan nota tertagih.

Dalam menjalankan kerjasama usaha dengan pelanggan, Perseroan membuat perjanjian yang berisikan kontrak dengan pelanggan terkait dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku tentang kerjasama yang terjadi antara Perseroan dengan pelanggan. Perjanjian tersebut berisi tentang ruang lingkup pekerjaan, Jangka Waktu Pelaksanaan Perjanjian, Hak dan Kewajiban, Tarif, Tata Cara Pembayaran, Asuransi dan hal-hal lainnya yang terkait tentang hubungan kerjasama antara Perseroan dan pelanggan. Adapun seandainya ada perubahan atau penambahan point pada perjanjian, dapat dituangkan kedalam Addendum perjanjian.

Perdagangan Luar Negeri

Ekspor

Penjelasan:

1. Proses pembuatan CBU (Completely Built Unit) di perusahaan manufaktur.2. Pengiriman CBU dari perusahaan manufaktur dengan menggunakan car carrier ke pelabuhan.3. Proses pengurusan dokumen perizinan bea cukai barang dan adminstrasi oleh logistic kemudian

dilakukan proses Receiving/Delivery oleh Perseroan,4. Kargo masuk ke Pelabuhan dengan car carrier, kemudian kargo dioperasikan oleh Tenaga Kerja

Perseroan/Forwarder dari car carrier menuju lapangan penumpukan.5. Kemudian Kargo yang akan dikirim akan dilakukan Quality check oleh tenaga kerja Perseroan

bagaimana kualitas kargo, apakah ada cacat atau tidak dan kargo dipindahkan ke dermaga (cargodoring)

6. Proses Loading kargo ke kapal dilakukan oleh Tenaga Kerja Perseroan (Stevedoring)

96

Berikut ini merupakan daftar barang yang diekspor oleh Perseroan per tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

URAIAN31 Desember

2017 2016 2015Mobil (Unit) 228.556 191.463 202.693Alat Berat (Unit) 3.411 3.190 2.711Alat Berat (M3) 197.183,03 198.685,70 210.399,02Spare Part (PKGS) 5.758 3.801 4.667Spare Part (M3) 33.377,34 26.418,34 24.200,00Unitized Cargo (M3) 12.888,79 13.031,39 13.234,57

Impor

Penjelasan:

1. Proses Unloading kargo dari Kapal oleh Tenaga Kerja Perseroan ke dermaga (Stevedoring).2. Kemudian kargo dipindahkan oleh Tenaga Kerja Perseroan dari dermaga ke lapangan penumpukan

(cargodoring) khusus kargo import.3. Selanjutnya dilakukan inspeksi atas kondisi kargo oleh Tenaga Kerja Perseroan.4. Setelah itu dilakukan proses pembersihan / pencucian kargo oleh Perseroan (fasilitas ini adalah

fasilitas penunjang dari Perseroan, tidak semua pelanggan meminta fasilitas ini)5. Pengurusan dokumen perizinan bea cukai barang dan administrasi oleh perusahaan logistic,

kemudian dilakukan Receiving/Delivery oleh Perseroan.6. Terakhir, proses loading kargo ke Car Carrier dilakukan oleh Tenaga Kerja Perseroan/Forwarder

dan dikirim ke kargo owner/receiver.

Berikut ini merupakan daftar barang yang diimpor oleh Perseroan per tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015:

URAIAN31 Desember

2017 2016 2015Mobil (Unit) 84.183 71.162 77.653Alat Berat (Unit) 12.081 7.012 6.342Alat Berat (M3) 947.532,52 467.181,37 365.054,79Spare Part (PKGS) 13.298 10.265 10.340Spare Part (M3) 33.441,35 26.344,47 27.751,68

97

Perdagangan Dalam Negeri

URAIAN31 Desember

2017 2016 2015BONGKARMobil (Unit) 1.764 1.753 1.796Alat Berat (Unit) 2.436 842 1.229Alat Berat (M3) 164.169,07 49.047,75 59.503,12Spare Part (PKGS) 450 99 459Spare Part (M3) 917,15 889,30 816,00Peti Kemas 20’ (Box) 24 2 5Motor (Unit) 286 309 351MUATMobil (Unit) 31.256 31.506 57.129Alat Berat (Unit) 9045 5.867 4.713Alat Berat (M3) 555.196,08 269.152,09 196.197,50Spare Part (PKGS) 79 8.546 5.914Spare Part (M3) 927,61 3.248,90 3.175,18Peti Kemas 20’ dan 40’ (Box) 10 2 14Motor (Unit) 15.861 23.618 26.086

Pelayanan yang diberikan pada Domestik memiliki standar pelayanan yang sama dengan Pelayanan Internasional baik dari segi operasional atau administrasi. Namun, pada Pelayanan Domestik tidak diperlukan dokumen perizinan beacukai sehingga pelayanan domestik memiliki arus perpindahan barang yang lebih cepat.

Selain itu, Perseroan juga memberikan pelayanan jasa Ro-Ro dalam rangka mendukung program “Tol Laut” yang digagas oleh Pemerintah. Jasa yang diberikan Perseroan antara lain memindahkan truk cargo dari pelabuhan menuju ke kapal.

Truk tiba di pabrik untuk mengisi muatan. Setelah muatan terisi, truk menuju ke Perseroan. Setelah tiba di Perseroan, dilaksankan inspeksi truk untuk dilaksanakan serah terima truk dari driver ke Perseroan dengan didampingi oleh perwakilan dari pelayaran. Setelah kapal tiba, perusahaan bongkar muat/driver melaksankan pemuatan keatas kapal. Setelah sampai diatas kapal, pihak kapal melaksanakan kegiatan lashing.

Pihak pelayaran mengajukan jadwal kedatangan kapal dan kargonya kepada perencanaan Perseroaan. Lalu, perencanaan Perseroan menetapkan lokasi penumpukan dan waktu alokasi tambat kapal. Setelah kapal tiba dipelabuhan dilaksanakan pelayanan pandu dan tunda menuju dermaga Perseroan. Setelah kapal merapat, dilaksanakan pengikatan tali kapal ke border dermaga dan rampdoor siap untuk dibuka.

1. Melaksanakan kegiatan pengiriman dokumen perencanaan kapal dan kargo 48 jam sebelum kapal tiba.

2. Melaksanakan kegiatan rapat kapal dan kargo.3. Penetapan alokasi waktu tambat kapal dan penumpukan

Metode pembayaran melalui transfer atau dengan CMS.

Pelayanan Rupa-Rupa Usaha

Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan, Perseroan juga memberikan Pelayanan rupa-rupa usaha atau Value Added Service kepada produk yang ditangani oleh Perseroan. Terminal Kendaraan ini tidak hanya sekadar memuat dan menampung debit kendaraan, Perseroan juga menawarkanfinishing,perbaikandan layananretrofitting,menginstalperalatankhusus individuatauperakitan akhir yang semuanya akan dikerjakan di Ruang VPC. Jasa tersebut dilaksanakan dalam rangka menyediakan one stop service di lingkungan pelabuhan. Berikut ini merupakan daftar atas jasa yang dilakukan Perseroan untuk memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan:

98

• Perbaikan minor (menghilangkan goresan kecil dengan pemolesan/pengecatan)• FittingAksesoris(memasangaksesoristambahansepertikacafilm,mudguard,talangairdllsesuai

dengan kebutuhan-biasanya dilakukan untuk kargo import)• Pencucian (mencuci mobil menggunakan automatic car wash)• Manajemen Suku Cadang (menyediakan gudang untuk penyimpanan suku cadang mobil)• Marking dan Labelling (memasang label pada kargo yang bertuliskan nomor rangka, nomor mesin

dan tujuan kargo)• Pre Delivery Inspection (melakukan pengecekan interior dan eksterior kargo untuk mempertahankan

kualitas sesuai dengan yang diinginkan automaker)• Port Stock (menyediakan lapangan penumpukan non-bounded – kargo yang belum memiliki surat)

Metode pembayaran value added service sama dengan metode pembayaran terminal handling tetapi nota tagihannya terpisah dengan nota tagihan terminal handling.

Pengusahaan Fasilitas dan Utilitas

Dalam rangka memanfaatkan aset yang dimiliki secara optimal, Perseroan melakukan jasa pengusahaan tanah, bangunan, air, dan listrik berupa sewa ruangan kantor yang mencakup fasilitas air dan listrik.

Per tanggal 31 Desember 2017, 2016 dan 2015, berikut ini merupakan kontribusi dari masing-masing kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan terhadap pendapatan operasi Perseroan:

(dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

URAIAN31 Desember

2017 2016 2015Pelayanan jasa terminal 394.907.434 93,71% 289.889.691 92,22% 224.479.666 90,87%Pelayanan jasa barang 23.680.630 5,62% 20.961.269 6,67% 19.700.939 7,98%Pelayanan rupa-rupa usaha 2.836.419 0,67% 2.843.689 0,90% 2.143.799 0,87%Pengusahaan fasilitas dan utilitas

628.3520,00%

640.8610,20%

703.5230,28%

Total 422.052.835 100,00% 314.335.510 100,00% 247.027.927 100,00%

Adapun, kontribusi pendapatan per jenis barang adalah sebagai berikut:(dalam ribuan Rupiah)

URAIAN31 Desember

2017 2016 2015CBUExportImportDomestik

277.248.500184.694.780

78.610.22013.943.500

226.657.900157.870.939

58.676.67310.110.295

172.428.468114.055.78743.694.86414.677.817

Alat BeratExportImportDomestik

SparepartEksportImportMotorPendapatan Usaha Lain

110.435.74623.762.92074.182.39412.490.432

29.951.47814.961.39314.990.085

952.3823.464.731

76.475.52420.188.53444.376.80211.910.188

7.173.9261.974.0715.199.855

543.6033.484.551

65.411.70214.961.33034.999.91015.450.463

5.551.2491.726.3733.824.876

789.1872.847.322

Total 422.052.835 314.335.510 247.027.927

15. PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN

Perseroan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggannya. Pelayanan tersebut akan senantiasa dijaga dan dikembangkan kualitasnya demi meningkatkan kepuasan dari pelanggan. Beberapa pengendalian kualitas layanan yang dilakukan Perseroan antara lain dengan memastikan bahwa jasa pelayanan yang diberikan oleh Perseroan dilakukan oleh sumber daya manusia yangkompeten,dengansertifikatyangdikeluarkanolehDinasKetenagakerjaan.SelainituPerseroanjuga menyediakan sumber daya manusia yang cukup untuk melakukan bongkat muat, sehingga apabila

99

dalam suatu waktu terdapat arus barang yang tinggi, tidak terjadi penumpukkan di lapangan ataupun di kapal. Kecepatan dalam membongkar muat barang juga dilakukan dengan standar kecepatan yang tinggi, yaitu 125 CBU per jam. Hal ini juga dikendalikan dengan pengawasan dari supervisor perencanaan pengendalian barang, pelayanan operasi, peralatan dan keuangan. Keempat supervisor tersebut bertugas mengawasi seluruh kegiatan usaha Perseroan agar dapat berjalan dengan baik serta memberikan standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Disamping sumber daya manusia yang memadai, Perseroan juga terus melakukan pengawasan dan pemeliharaan terhadap peralatan yang digunakan untuk kegiatan operasional Perseroan sehari-hari. Untuk pemeliharaan, umumnya dilakukan secara berkala yang dilakukan oleh pihak ketiga. Selain itu, peralatan yang digunakan juga diuji kelayakannya secara berkala yang dilakukan oleh instansi pihak ketiga yang kompeten. Pengadaan atas peralatan tersebut juga dilakukan secara ketat, dengan memperhatikan kualitas dan keamanan dari peralatan tersebut.Selain itu, Perseroan juga saat ini telah membangun jaring debu untuk menahan debu atau partikel yang dapat merusak kendaraan, sehingga kendaraan yang melalui pelabuhan Perseroan akan terjaga kualitasnya.

16. PEMASARAN DAN PELANGGAN

PEMASARAN

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki pangsa pasar sebesar 100% atas pasar ekspor dan impor di Indonesia, didukung oleh lokasi Perseroan yang berdekatan dengan produsen kendaraan. Namun, Perseroan akan senantiasa menerapkan strategi pemasaran demi menjaga pangsa pasar Perseroan dan mengembangkan usahanya ke arah yang lebih baik. Strategi disusun sesuai dengan perkembangan kebutuhan pelanggan sehingga diupayakan tepat sasaran. Beberapa strategi pemasaran sebagai fokus Perseroan diantaranya adalah:

• Melakukan penetrasi pasar ke berbagai perusahaan otomotif, cargo owner, dan shipping line sebagai upaya menarik pelanggan untuk loyal terhadap Perseroan.

• Melakukan pengembangan bisnis melalui inovasi jenis layanan berdasarkan kajian terhadap potensi bisnis sehingga mampu menciptakan nilai tambah bagi Perusahaan. Pada tahun 2016 Perseroan meresmikan layanan Vehicle Processing Centre (VPC) & Equipment Processing Center (EPC). Layanan ini mencakup pencucian alat berat maupun mobil, dismantle alat berat, pemasangan aksesoris mobil dan sebagainya.

• Menjaga hubungan baik dengan mitra usaha melalui kunjungan rutin dan membahas tentang pengembangan usaha.

Selain itu, Perseroan juga melakukan upaya-upaya untuk melakukan pengembangan usaha demi menjangkau segmen pelanggan baru. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain :

• Memberikan pelayanan stevedoring di terminal internasional• Memberikan kerjasama Value Added Services dengan perusahaan-perusahaan yang belum

memiliki Vehicle Processing Center.• Melakukan kerjasama dengan pemilik yang memiliki potensi kargo dengan jumlah besar dan

membutuhkan integrasi layanan• Melakukan perluasan lahan untuk dapat menjangkau kebutuhan Transhipment • Melakukan kerjasama dengan Pelindo I, II, III dan IV untuk melakukan bongkar muat kendaraan• Melakukan pendekatan dengan Shipping Line untuk meningkatkan pasar Internasional

Dalam rangka menjangkau segmen pelanggan baru, Perseroan berencana untuk melakukan ekspansi usaha ke berbagai daerah di Indonesia, antara lain ke Dumai, Pangkal Balam, Pontianak, Palembang, Medan, Makassar, Bitung dan Balikpapan.

100

PELANGGAN

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, pelanggan dari kegiatan usaha Perseroan terbagi menjadi beberapa jenis, sebagai berikut:

1. Automaker CBU (Completely Built Unit), yaitu Pelanggan Perseroan yang bergerak sebagai produsen CBU dan sebagai kargo owner.

2. Automaker Alat Berat, yaitu Pelanggan Perseroan yang bergerak sebagai perusahaan manufacture Alat berat dan sebagai kargo owner

3. Automaker Truk dan Perusahaan Static Cargo yaitu Pelanggan Perseroan yang bergerak sebagai perusahaan manufacture truck dan bus sebagai kargo owner.

4. Shipping Line, yaitu Pelanggan Perseroan yang bergerak sebagai perusahaan pelayaran dan pemilik kapal yang digunakan untuk pengiriman kargo.

5. Logistic Companies, yaitu Pelanggan Perseroan yang bergerak sebagai perusahaan logistik yang mengatur proses pengiriman barang.

6. Stevedoring Companies yaitu Pelanggan Perseroan yang bergerak sebagai perusahaan bongkar muat yang melakukan kegiatan bongkar muat kargo kendaraan dari atau ke dalam kapal.

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan 92,7% pendapatan Perseroan berasal dari pasar internasional, sedangkan 7,3% berasal dari pasar domestik. Pendapatan Perseroan yang berasal dari pasar internasional memiliki komposisi 57,1% ekspor dan 42,9% impor. Pendapatan Ekspor umumnya berasal dari pelanggan Perseroan yang merupakan produsen kendaraan dan alat berat, yang berlokasi di Bekasi, Cakung, Cikarang, Karawang, Purwakarta dan Pulogadung. Dengan posisi Perseroan yang terletak di tanjung priok dan didukung oleh infrastruktur darat yang memadai, hal tersebut memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk mencapai pelabuhan Perseroan dan mengirimkan produknya ke negara tujuan seperti Filipina, Saudi Arabia, Vietnam, Jepang, Thailand, Meksiko, Uni Emirat Arab, Malaysia, Afrika Selatan dan Peru. Sedangkan pendapatan impor umumnya berasal dari Thailand, India, Korea, Malaysia, Jerman, Cina dan Perancis. Untuk pendapatan yang berasal dari pasar domestik, antarra lain ditujukan ke kota-kota di Indonesia seperti Makassar, Batam, Balikpapan, Pekanbaru, Banjarmasin, Tanjung Pinang, Medan dan Gresik.

Per tanggal 31 Desember 2017, 5 pelanggan Perseroan terbesar yang memiliki kontribusi pendapatan diatas 10% adalah sebagai berikut:

(dalam ribuan Rupiah)

Uraian31 Desember

2017 2016 2015Rp % Rp % Rp %

PT Easternindo Carmitra Lintas 102.487.927 24,28 65.712.421 20,90 54.493.352 22,06PT Toyota Motor Manufacturing

Indonesia 82.306.850 19,50 58.888.300 18,73- -

PT Astra Daihatsu Motor 59.421.050 14,08 39.237.800 12,48 - -PT Buana Amanah Karya 45.625.930 10,81 43.512.065 13,84 19.917.957 8,06PT Toyofuji Logistic Indonesia 5.363.317 1,27 31.835.293 10,13 91.133.225 36,89

Pada tahun 2015 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dan PT Astra Daihatsu Motor menunjuk PT Toyofuji Logistik Indonesia sebagai perusahaan logistik terhadap Perseroan, sehingga pada periode tersebut tidak ada catatan pendapatan dari kedua perusahaan tersebut.

Perseroan terus berupaya meningkatkan pangsa pasar untuk menjadi operator terminal kendaraan berkelas dunia. Upaya tersebut diwujudkan dengan pelaksanaan program pengembangan berjangka pendek, menengah, dan panjang yang telah disusun. Berikut komparasi Perseroan dengan Car Terminal di Asean.

101

Pangsa Pasar Cargo Berdasarkan Merk Kendaraan

URAIANImpor Ekspor

31 Desember2017 (%) 2016 (%) 2015 (%) 2017 (%) 2016 (%) 2015 (%)

Mitsubishi 27 26 26 - - -Toyota 24 26 26 80 80 80Ford - 5 5 - - -Mazda 7 11 11 - - -Suzuki 27 6 6 13 12 8Nissan 4 9 9 - - 1Honda 5 4 4 - - 1Daihatsu 2 5 5 7 8 10Chevrolet 5 2 2 - - -Mercedes 1 - - - - -Lain-lain - 6 6 - - -

17. TEKNOLOGI INFORMASI

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki teknologi informasi sebagai berikut:

Cartos Internasional

Car Terminal Operation System (“CarTos”) adalah sistem yang mendukung kegiatan operasional baik ekspor maupun impor di Perseroan untuk operasional di terminal internasional. Secara umum sistem ini memiliki tiga fungsi yaitu mengelola arus cargo kendaraan di terminal dengan rencana penempatan yang tepatsehinggadiperolehefisiensiprosesbongkarmuat;Membuat jadual rencana loading/unloading dan yard optimizing dengan mengacu kepada informasi yang dikirimkan oleh shipping companies yang memuat posisi kargo pada kapal yang akan berlabuh; dan Mengolah informasi pengiriman kargo menuju terminal yang dikirimkan oleh transportation companies.

Cartos Domestik Dan Cartos Mko Mtki

CarTos Domestik adalah sistem yang mendukung kegiatan operasional terminal layanan cargo khususnya di wilayah operasional terminal domestik Perseroan, adapun tujuan sistem ini adalah memberikan fasilitas dan pelayanan yang berkualitas dalam rangka mendukung percepatan cargo domestik dan mengurangi biaya logistik; Meningkatkan percepatan dan transparansi layanan; Meningkatkan kualitas data transaksi dengan melakukan pencatatan terhadap setiap kegiatan atau transaksi yang terjadi di lapangan; Membantu mengamankan potensi pendapatan dengan pencatatan data transaksi yang lebih akurat.

CarTos MKO MTKI adalah sistem yang mendukung kegiatan operasional terminal layanan cargo di Manajemen Kerjasama Operasi Maspion Terminal Kendaraan Indonesia (“MKO MTKI”) adapun tujuan sistem ini adalah memberikan fasilitas dan pelayanan yang berkualitas dalam rangka mendukung percepatan cargo domestik dan mengurangi biaya logistik; Meningkatkan percepatan dan transparansi layanan; Meningkatkan kualitas data transaksi dengan melakukan pencatatan terhadap setiap kegiatan atau transaksi yang terjadi di lapangan; Membantu mengamankan potensi pendapatan dengan pencatatan data transaksi yang lebih akurat

Cartrust

Perseroan telah melakukan kesepakatan kerjasama dengan PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (“ILCS”) dalam meluncurkan aplikasi mobile apps “truck announcement” atau disebut juga dengan Car Truck Announcement System (“CarTrust”). Aplikasi ini digunakan untuk mempermudah pengelolaan perencanaan operasional dalam proses pengiriman/pengambilan kargo (kendaraan) dengan menunjukkan Electronic Visit ID/ticket kepada operator gate sehingga proses receiving/delivery semakincepatdanefisien.CartrustterintegrasidenganCarTossehinggakegiatanmonitoring truck di terminal dapat dipantau secara realtime.Keunggulanlainnyayaitufiturelectronic notifications berupa SMS, maupun barcode guna meningkatkan efektivitas layanan. Implementasi aplikasi ini tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh pekerja Perseroan, tetapi juga pemilik barang maupun perusahaan trucking/car carrier.

102

Automatic Gate

Perseroan mengembangkan automatic gate sebagai upaya untuk mempermudah kontrol akses masuk dan keluar angkutan tanpa bantuan operator gate. Selain itu, proses tersebut dapat meningkatkan keamanandankeselamatan,produktivitassemakinbaik,pelayananoperasionalmenjadiefisien,sertamengurangi fraud/kecurangan dari operator

TPS Online

Sistem pertukaran data elektronik antara tempat penimbunan sementara dengan Bea Cukai atau disebut TPS Online. Sistem ini diimplementasikan guna memenuhi dan mematuhi kewajiban memiliki aplikasi pengelolaan barang di tempat penimbunan sementara, dan menyediakan media komunikasi data elektronik yang terhubung dengan aplikasi kepabeanan Kantor Pabean. Fungsi TPS online adalah untuk melaporkan kegiatan di TPS dan menerima dokumen ijin pemasukan dan pengeluaran barang secara online. Penerapan sistem ini menjadikan Perseroan sebagai terminal berbasis sistem informasi.

Billing Internasional, Domestik, Dan MKO MTKI

Billing internasional merupakan sistem yang mengatur dan mencatat segala transaksi pada kegiatan operasional baik ekspor maupun impor di wilayah internasional Perseroan. Dengan adanya sistem billing internasional dapat membantu mengamankan potensi pendapatan di wilayah internasional Perseroan denganpencatatandatatransaksiyanglebihakuratdancepatsehinggalebihefektifdanefisien.

Billing domestik merupakan sistem yang mengatur dan mencatat segala transaksi pada kegiatan operasional di wilayah domestik Perseroan. Dengan adanya system billing domestik dapat membantu mengamankan potensi pendapatan di wilayah domestik Perseroan dengan pencatatan data transaksi yanglebihakuratdancepatsehinggalebihefektifdanefisien.

Billing MKO MTKI merupakan sistem yang mengatur dan mencatat segala transaksi pada kegiatan operasional di wilayah domestik MKO MTKI. Dengan adanya sistem billing domestik MKO MTKI dapat membantu mengamankan potensi pendapatan di wilayah domestik MKO MTKI dengan pencatatan datatransaksiyanglebihakuratdancepatsehinggalebihefektifdanefisien

Integrasi EVLS (TMMIN)

Export Vehicle Logistic System (EVLS) merupakan sistem inhouse PT. TMMIN yang digunakan dalam pelayanan kegiatan ekspor. Untuk meningkatkan automatisasi kegiatan proses penanganan cargo khususnya pelayanan cargo Ocean Going atau ekspor, Perseroan bekerjasama dengan PT.Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) bersinergi dalam pertukaran data cargo dengan membangun integrasi antara sistem inhouse PT. TMMIN dengan Aplikasi CarTos. Diharapkan dengan membangun hal diatas, dapat memberikan nilai tambah untuk pelayanan dan support dalam sisi pelayanan operasional sehingga dapat memberikan fasilitas dan pelayanan yang berkualitas bagi mitra kerja Perseroan dalam rangka mendukung percepatan cargo atau kendaraan ekspor dan domestik dan mengurangi biaya logistik; meningkatkan percepatan dan transparansi layanan; meningkatkan kualitas data transaksi dengan melakukan pencatatan terhadap setiap kegiatan atau transaksi yang terjadi di lapangan

E- Procurement

Dalam mendukung Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor 05/MBU/2008 tanggal 3 September 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara dalam Pasal 6 yang menyatakan bahwa “Cara Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa dapat dilakukan dengan menggunakan sarana e-Procurement yang persyaratan teknisnya ditetapkan oleh Direksi” dan juga sesuai SK Direksi Nomor: HK.56/5/13/PI.II-12 tanggal 19 November 2012 tentang Ketentuan Pokok dan Tatacara Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) dalam Bab XI Bagian Kedelapan “Prosedur Pengadaan Barang/Jasa Dengan Sistem Elektronik (e-Procurement)” Pasal 46 yang menyatakan bahwa “Prosedur pengadaan barang/jasa lainnya melalui elektronik (e-Procurement) pada prinsipnya dilaksanakan melalui dari 2 (dua) sistem yaitu dengan elektronik dan sistem manual”, serta untuk mendukung transparansi dalam pengadaan barang dan jasa, maka Perseroan perlu melakukan pengembangan proses pengadaan barang dan jasa secara elektronis (e-Procurement) berbasis web yang dilakukan secara tersentralisasi, terintegrasi dan bersifat realtime.

103

E-Mail Corporate

E-mail corporate tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk mengirim surat atau pesan melalui jaringan Intenet, dengan E-mail corporate dapat meningkatkan integritas Perseroan di hadapan pelanggan maupun rekan bisnis dan tempat penyimpanan data paling aman. E-mail corporate memiliki beragam fitur,mulaidarimonitoring,mailgrouping,bahkanlayananshared contact, calendar and task dengan backup dan recovery dari trash mail.

E-Office

Aplikasi virtual ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan surat menyurat di Perseroan, baik berupa nota dinas, undangan, memo, surat keluar, surat dinas, pengajuan undangan, pengajuan SPPD, surat perintah maupun surat masuk. Dengan menggunakan sistem ini mendukung upaya smart office dengan mengurangi penggunaan kertas, dan mempermudah administrasi surat menyurat sehingga proses monitoring dapat dilakukan secara realtime.

ICT SIMKEU

Sistem Informasi Manajemen Keuangan ini digunakan untuk perhitngan pendapatan, hutang piutang, dan payroll.

ICT SIMPERS

Sistem Informasi Manajemen SDM (SIMPERS) digunakan untuk proses administrasi kepegawaian, diklat, perjalanan dinas, dan kinerja karyawan.

Firewall

Dengan tingginya transaksi pengiriman data yang dilakukan Perseroan, baik transaksi dari internal maupun eksternal, maka dibutuhkan sistem pengaman yang handal untuk menjaga kerahasian informasi internal serta mencegah data berbahaya yang masuk dari pihak eksternal.

CCTV

Seiring dengan luasnya lahan penumpukan di Perseroan, oleh karena itu dibutuhkan pula pengawasan yang tinggi terhadap tingkat keamanan terminal. CCTV dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi monitoring dan pengawasan terhadap kegiatan operasional.

18. KETERANGAN TENTANG INDUSTRI

A. TINJAUAN MAKRO EKONOMI INDONESIA

Pertumbuhan dan proyeksi PDB riil

Indonesia adalah negara kepulauan, dengan lebih dari 17.000 pulau. Karena itu, sektor maritim telah memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi negara. Dalam dua dekade terakhir, Indonesia telah mengalami beberapa reformasi struktural yang mencakup mata uang mengambang dan desentralisasi kekuasaan, antara lain. Sejak itu, negara ini mencatat pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan sekarang menempati peringkat ke 7 ekonomi terbesar di dunia, yang didorong oleh perkembangan di sektor layanan dan aktivitas industri.

Ekonomi Indonesia berkembang pada Compound Annual Growth Rate (“CAGR”) 5,4% antara tahun 2000 dan 2017. Walaupun pertumbuhan melambat tajam dari 7,4% menjadi 4,7% pada tahun 2008 dan 2009, Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang mencatat pertumbuhan positif di tengah krisis keuangan global pada tahun 2008-09. Ke depannya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5,5% antara tahun 2018 dan 2023. Proyeksi pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan daya saing ekonomi Indonesia (pergerakan ke atas dalam

104

peringkat ekonomi dunia dari peringkat 41 pada tahun 2016 menjadi 36 pada tahun 2017, menurut World Economic Forum), prospek global yang menguntungkan untuk komoditas Indonesia, investasi modal tetap yang berkesinambungan, dan konsumsi domestik yang tangguh. Faktor tersebut di dukung bersamaan dengan peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam ekonomi, dan rencana pajak amnesti yang dibawa oleh pemerintah saat ini. Perubahan ini juga tercermin dalam gerakan ke atas Perekonomian Indonesia dalam hal peringkat Kemudahan Melakukan Usaha (diberikan oleh Bank Dunia) dari peringkat 106 pada tahun 2016 menjadi 91 pada tahun 2017, yang selanjutnya semakin membaik menjadi peringkat 72 di tahun 2018. Perkembangan ini kemungkinan akan memacu investasi dalam perekonomian.

Pertumbuhan dan Proyeksi PDB Riil Indonesia

Catatan: PDB pada harga konstan dengan tahun dasar 2010Sumber: IMF

Investasi infrastruktur dan reformasi ekonomi akan memberikan landasan kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Di tahun 2018, lembaga pemeringkat, seperti S&P dan Moody’s, meningkatkan pandangan Indonesia, dengan mengutip hasil nyata dari tahun-tahun reformasi. Seiring dengan berdatangannya arus modal ke Indonesia, negara menerbitkan utang publik dengan beban bunga yang lebih ringan. Dana tersebut ditargetkan untuk memperkuat infrastruktur yang ada, sehingga dapat menurunkan biaya ekonomi rantai pasokan yang menghambat pertumbuhan negara.

Lembaga Pemeringkat Kredit pada Obligasi Pemerintah Indonesia

S&P Moody’s Fitch Japan Credit Rating agencyRating BBB- Baa2 BBB BBB/BBB+Outlook Stable Stable Stable StableGrade Investment Investment Investment InvestmentUpdate terakhir 19-Mei-2017 13-Apr-2018 20-Des-2017 8-Feb-2018

Ekonomi Indonesia dipimpin sektor jasa (45%), diikuti oleh sektor manufaktur (22%). Negara ini juga diberkahi dengan berbagai macam sumber daya alam yang dapat diekspor untuk mendorong ekonomi. Sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi 9% terhadap PDB riil pada 2016. Komoditas menyumbang sekitar 60% dari total nilai ekspor Indonesia pada tahun 2016. Oleh karena itu, ekonomi Indonesia secara signifikan sangat tergantung pada pertumbuhan permintaan global untuk sumberdayanya, yang terutama adalah komoditas mentah di segmen hulu dari rantai pasokan. Komoditas ekspor utama adalah batu bara, minyak sawit dan karet alam.

105

PDB Indonesia berdasarkan industri tahun 2016

Inflasidanperkembanganvalutaasing

Inflasi berkaitan erat dengan suku bunga, yang mendukung kekuatan mata uang domestik yangdigunakan untuk perdagangan dengan mitra global. Dalam lingkungan inflasi yang moderat, sukubunga rendah merangsang belanja konsumen, mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Oleh karena itu, menyesuaikan suku bunga adalah salah satu alat kebijakan yang dikejar oleh banyak bank sentral untukmempengaruhikemajuanekonomi.SalahsatualasantingginyainflasidiIndonesia,dibandingkandengan sebagian besar perekonomian di Asia, adalah penghapusan subsidi energi secara progresif, yang telah berlangsung selama beberapa decade terakhir. Pemerintah, di bawah Presiden Widodo, menghapus subsidi bensin pada tahun 2015, sejalan dengan rencana penghapusan subsidi pada keseluruhan sektor energi dalam waktu dekat.

Bank Indonesia telahmenargetkan inflasi sebesar 3,5%untuk tahun2018, sebagian didorongolehmelemahmya sektor komoditas. Harga minyak mentah mulai turun pada pertengahan 2014, ketika pada saat itu masih berada di harga USD 105 per barel. Pada awal 2016, per barel diperdagangkan di USD 29. Meskipun harga minyak mentah telah pulih dari posisi terendah, minyak mentah tetap di bawah harga tertinggi yang tercatat pada tahun 2014 karena keseimbangan global mendikte perdagangan di kisaranUSD45hinggaUSD55.Dibelakangtekananinflasiyangterkendalidalamtujuhbulanpertama2017, Bank Indonesia memangkas tingkat kebijakannya pada bulan Agustus, dari 4,75% menjadi 4,5% dalam tingkat repo tujuh hari, untuk merangsang pinjaman kredit dalam perekonomian.

Pengurangan suku bunga mencerminkan sikap hati-hati bank sentral terhadap pergerakan mata uang yangdapatmerugikanekonomi.AliranmodalkeluaryangsignifikandaripelonggarankebijakanmoneterIndonesia - ketika AS berada di jalur pengetatan - dapat menggagalkan upaya bank sentral dalam menjagastabilitasmatauang,yangditargetkanuntukmengekang tekanan inflasi Indonesia.RupiahIndonesia terdepresiasi 49,4% terhadap dolar AS, dari IDR 9.500 per dolar pada awal 2010 menjadi Rp14.047 per dolar pada Mei 2018.

Melemahnya harga komoditas mengakibatkan turunnya pendapatan bagi eksportir komoditas. Pada saatyangsama,subsidienergimenambahbiayapadaanggaranfiskal.Olehkarenaitu,rupiahIndonesiaterdepresiasisebagairesponsterhadapdefisittransaksiberjalanyangmelebarantaratahun2010dan2017.

106

Inflasi Wajar Mendukung Penurunan Suku Bunga

Perdagangan Impor dan Ekspor Internasional

Dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia adalah ekonomi yang digerakkan oleh ekspor. Volume perdagangan outbound menyumbang 77% dari total 545,8 juta ton pada tahun 2017. Karena permintaan untuk komoditas melemah, proporsi ekspor terhadap total perdagangan eksternal telah menurun selama enam tahun terakhir, ketika pada saat itu ekspor menyumbang 81% dari total volume pengiriman. Ekspor utama termasuk batubara, minyak dan gas, kayu lapis, peralatan listrik, tekstil, minyak sawit dan karet. Total tonase ekspor meningkat pada CAGR sebesar 1,9% antara tahun 2010 dan 2017, dengan nilai menurun dengan CAGR sebesar -1,0% hingga USD 168,8 miliar.

Lebih dari dua pertiga perdagangan Indonesia adalah dengan negara-negara Asia. Pengiriman ke ASEAN menyumbang 23% dari nilai ekspor Indonesia. Perdagangan dengan mitra ASEAN relatif stabil selama periode enam tahun tersebut, tetapi kemungkinan adanya percepatan pertumbuhan kedepannya seiring ASEAN menjadi komunitas yang lebih terintegrasi dengan perjanjian perdagangan bebas dan gerakan modal dalam blok.

Mitra Ekspor Utama Indonesia

Impor Indonesia, dalam hal tonase, telah tumbuh pada CAGR 5,5% antara tahun 2010 dan 2017. Namun,nilaiimportidakberubahsecarasignifikanselamabertahun-tahun,padaUSD157,0miliarditahun 2017, sedangkan pada tahun 2010 tercatat nilai impor sebesar USD 135.7 miliar. Impor utama Indonesia termasuk mesin dan peralatan, bahan kimia, bahan bakar, dan bahan makanan.

107

China adalah mitra impor terbesar Indonesia dengan pangsa 23%, diikuti oleh Singapura dan Jepang dengan masing-masing 11% dan 10%. Hampir tiga perempat dari impor negara tersebut bersumber dari dalam Asia. Distribusi mitra impor tetap sama, hanya dengan perubahan kecil di pangsa pasar, dimana pengiriman masuk dari Amerika Utara menurun, tetapi dikompensasi oleh kenaikan impor Eropa.

Mitra Impor Utama Indonesia

Sumber daya alam Indonesia biasanya diekspor sebagai produk komoditas barang mentah. Untuk meningkatkan rantai nilai ekspor Indonesia dengan memproses komoditas barang mentah tersebut di dalam negri untuk kemudian baru di ekspor, Indonesiamembutuhkaninvestasimodalyangsignifikan.Pemerintah Indonesia semakin menyambut investasi asing untuk mendorong lompatan pertumbuhan perekonomian negara. Hal ini tercermin dalam Investasi Asing Langsung (FDl) baru, yang meningkat pada CAGR 10,4% antara tahun 2010 dan 2016. Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali basis manufakturnya, sekitar 58% dari investasi tahun lalu masuk ke sektor manufaktur.

Realisasi Penanaman Modal Asing Berdasarkan Industri

108

Perkembangan Perdagangan Domestik

Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dengan sumber daya alam yang melimpah. Pergerakan dan perdagangan produk-produk komoditas utama ini sebagian besar dilakukan melalui laut. Total volume perdagangan domestik tumbuh dari 137,5 juta ton pada tahun 2000 menjadi 296,3 juta ton pada tahun 2014, mencatat CAGR sebesar 5,3%. Hal itu didukung oleh meningkatnya kemakmuran dari konsumen berpenghasilan rendah hingga menengah.

Namun, bauran kargo tidak seimbang. Jawa berada di urutan teratas, berkaitan dengan kepadatan penduduk,aksesibilitaspasar,danefisiensirantaipasokan.PulauJawaterdiridari60%populasinegaradan memiliki volume kontainer paling dominan. Oleh karena itu, ekonomi Jawa adalah agregator untuk sebagian besar barang, sebelum diekspor ke wilayah domestik lainnya. Demikian pula, impor agregat di Jawa sebelum didistribusikan ke kelompok ekonomi lainnya. Kapal pengumpan (feeder vessels) yang bertugas antara pelabuhan utama (Tanjong Priok, Belawan, Makassar dan Tanjung Perak) dan pelabuhan lokal yang lebih kecil mendaftarkan ketidakseimbangan dalam volumeefisiensipermanfaatankontainer, dengan kapal yang membawa banyak volume kontainer yang telah berisi ke pelabuhan yang lebih kecil, dan kemudian membawa banyak kontainer kosong kembali ke port utama.

Beberapa tantangan masih ada bagi Indonesia untuk dapat memperdagangkan komoditasnya secara efisien,inefisiensirantaipasokanyangsaatinimasihterjadimengurangidayasaingIndonesiadi dunia. Meskipun investasi infrastruktur telah dipercepat di bawah Presiden Widodo, biaya logistik di negara ini masih tinggi.

Indonesia Port Corporation telah merencanakan sebuah jaringan di mana jaringan pengiriman kontainer baru ini akan menghubungkan klaster industri di pulau-pulau besar ke koridor perdagangan di pelabuhan yang dominan. Jaringan pelayaran bernama Pendulum Nusantara akan memiliki kapal induk yang melintas laut Indonesia dari Barat ke Timur dan kembali ke Barat. Kapal-kapal ini kemudian akan dilayani oleh kapal-kapal pengumpan yang lebih kecil yang merutekan pelabuhan-pelabuhan kecil. Secara efektif, Pendulum Nusantara akan meningkatkan konektivitas kargo dan berpotensi mengurangi kemacetan di beberapa pelabuhan, di mana pemilik kargo telah digunakan sebagai fasilitas penyimpanan.

Daerah Penghasil Utama Berdasarkan Industri

10 Industri Utama di Indonesia Wilayah Ekonomis

Tekstil dan Turunan Jawa Barat dan Yogyakarta

Kertas dan Bubur Kertas Sumatera Utara dan Jawa Timur

Minyak Sawit Sumatera Utara

Kayu Jawa Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

Perikanan Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Papua dan Sumatera UtaraSepatu Jawa Barat dan Jawa Timur

Makanan dan MinumanGula: Jawa Tengah dan Jawa TimurTembakau: Jawa Tengah dan Jawa TimurKakao: Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara dan Jawa Timur

Petrokimia Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan TimurKaret dan Turunan Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan barat laut jawaPeralatan dan Mesin Listrik Jawa Barat dan Jawa Timur

Ibu kota Indonesia berada di pulau Jawa, dan ada sembilan provinsi di klaster ekonomi Jawa: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Klaster industri di Jawa Barat fokus pada manufaktur barang dagangan, sementara Jawa Tengah memiliki pabrik besar untuk industri makanan dan minuman. Selain memproduksi barang dagangan, Jawa Timur juga memiliki industri petrokimia yang kuat. Antara 2010 dan 2016, klaster ekonomi tumbuh dari Rp 4.139,6 triliun menjadi Rp 5.836,3 triliun, mewakili CAGR 5,9%.

109

Sepuluh provinsi membuat klaster ekonomi Sumatera: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, dan Kep Riau. Bahan baku berbasis tanaman seperti karet dan minyak sawit dibudidayakan di provinsi-provinsi ini. Pulp dan kertas terutama diproduksi di Sumatera. Antara 2010 dan 2016, klaster ekonomi Sumatera mencatat CAGR sebesar 4,9% dari Rp 1.536,6 triliun menjadi Rp 2.045,3 triliun dengan mata uang konstan.

Kalimantan kaya akan minyak bumi, tetapi komoditas ini hanya tersedia secara melimpah di provinsi Kalimantan Timur. Empat provinsi lainnya yaitu di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara berkontribusi pada PDB regional dengan mengekspor kayu, bubur kertas dan kertas. Antara 2010 dan 2016, klaster ekonomi Kalimantan berkembang dari Rp 646,1 triliun menjadi Rp 808 triliun, mewakili CAGR sebesar 3,8%.

Ada 10 provinsi di Sulawesi, dengan pelabuhan Makassar dianggap sebagai pelabuhan hub ke bagian Timur Indonesia. 10 provinsi ini adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Nusa Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Klaster ekonomi di Sulawesi terutama mengekspor kayu, kakao dan ikan. Antara 2010 dan 2016, klaster ekonomi Sulawesi tumbuh dari Rp 541,9 triliun menjadi Rp 809 triliun, mewakili CAGR sebesar 6,9%.

Kebijakan Ekonomi

Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, pemerintah di bawah Presiden Widodo telah mengumumkan 11 paket stimulus. Dengan menghapus pita merah regulasi, akan ada minat yang ditingkatkan oleh para investor untuk mengambil bagian dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Beberapa paket ditargetkan untuk mempromosikan belanja konsumen, yang akan membuat ekonomi tahan terhadap guncangan eksternal.

Kebijakan Publik Mendukung Pertumbuhan Indonesia

Pertimbangan Alasan Dampak

Skema Subsidi Beras Meningkatkan Pengeluaran Konsumen

Mengurangi Kendala Anggaran Konsumen

Bantuan Nelayan Meningkatkan Pengeluaran Konsumen

LPG sebagai bahan bakar perangkat konverter untuk mempermudah nelayan dalam memancing

Izin Impor yang lebih mudah Meningkatkan Investasi

Mempermudah perusahaan untuk mendapatkan izin impor untuk produk-produk seperti gula, garam, tekstil, kosmetik, ban dan mutiara.

Peningkatan Pariwisata Meningkatkan Investasi Indonesia akan mempermudah persyaratan Visa bagi turis asing

Peningkatan Ekspor Meningkatkan Investasi

Untuk meningkatkan ekspor Minyak sawit dan mineral, Pemerintah akan mempermudahpengecekanfisikyang terkait dengan pajak Ekspor .

TargetInflasi4,5% Meningkatkan Pengeluaran Konsumen

Membantu tingkat pendapatan riil dengan menstabilisasi harga makanan

Alokasi Izin Pertambangan yang mudah Meningkatkan Investasi

Untuk meningkatkan sektor energi dan pertambangan, Indonesia akan menghilangkan beberapa persyaratan dokumen

Peraturan Pengaturan Upah yang disesuaikan dengantingkatInflasi

Meningkatkan Pengeluaran Konsumen Membantu tingkat pendapatan riil

Zona Ekonomi Spesial Meningkatkan Investasi Peningkatan pada industrialisasi dan pendapatan dari asing

Penghapusan PPN dari Sektor Transportasi Meningkatkan Investasi Menarik Investasi AsingMempermudah Prosedur perencanaan dan Perizinan Meningkatkan Investasi Meningkatkan Investasi Asing pada

proyek tanah dan infrastruktur

110

Mengembangkan basis konsumsi yang kuat bermanfaat bagi perekonomian dalam negri untuk menahan goncanganeksternalyangtimbuldariperubahanhargakomoditas.Targetinflasidanpertumbuhanupahterhadapinflasimembantumasyarakatuntukmempertahankandayabeli, jikainflasimendadaklebihtinggi dari target. Beras adalah makanan pokok di Asia. Mensubsidi komoditas utama meringankan beban konsumen. Sementara itu, bantuan kepada nelayan yang disediakan oleh pemerintah pusat kemungkinan akan meningkatkan stok ikan untuk konsumsi.

Indonesia dapat menuai efek ganda dari investasi. Misalnya, penghapusan PPN di sektor transportasi cenderung menarik investasi dalam infrastruktur transportasi dan layanan yang kurang pada banyak tingkatan. Pengurangan dalam proses regulasi untuk izin juga membantu meningkatkan investasi dalaminfrastruktur.KebijakanekonomiinidiharapkandapatmemperkuatprofilpertumbuhanIndonesia.

B. INDUSTRI TERMINAL KENDARAAN

Mobil merupakan bagian yang penting dari kehidupan di dunia modern. Mobil adalah kebutuhan dasar untuk setiap rumah tangga dan bisnis, dan merupakan solusi untuk permintaan transportasi yang lebih cepat dan andal. Berasal dari Eropa, mobil pertama kali menjadi bentuk utama transportasi masal di AS, di mana mekanisasi diterapkan untuk produksi masal dengan tujuan penghematan biaya. Saat ini, manufaktur mobil didominasi oleh ekonomi seperti Jepang, Korea Selatan, Cina, India, Thailand, AS, Jerman, Prancis, dan Spanyol.

Tinjauan Persediaan Suku Cadang dan Distribusi CBU

Jaringan global rantai pasokan menghubungkan pusat-pusat produksi mobil besar ini ke pasar konsumen mereka masing-masing. Sebagian besar mobil ini diangkut dari sumber produksi ke pasar akhir melalui jalur laut menggunakan kapal RORO besar yang disebut Pure Car Carries (PCCs) atau Pure Car Truck Carriers (PCTCs), sementara untuk di darat menggunakan semacam truk darat khusus. Terminal mobil berfungsi sebagai kunci dalam rantai pasokan tersebut, dengan memfasilitasi kegiatan utama seperti izinkhususekspor-impor,penyimpanankendaraan,inspeksi,danaktifitasserviskendaraanlainnya.

111

Sekilas Tentang Industry Otomotif

Pemain Besar di Industri Otomotif

Produksi mobil telah meningkat pada pertumbuhan tahun-ke-tahun atau CAGR sebesar 3,38% antara tahun 2006 dan 2016, naik dari 68 juta unit menjadi 94,8 juta unit. Pertumbuhan yang kuat ini didorong oleh munculnya mobil harga rendah dan diikuti bertumbuhnya kemampuan daya beli kelas menengah pada negara-negara ekonomi utama.

Produksi Kendaraan Bermotor Global oleh Produsen di Tahun 2016 (dalam unit kendaraan)

Toyota dan Volkswagen merupakan produsen mobil terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi masing-masing lebih dari 10 juta unit. Empat dari 15 produsen teratas berasal dari perusahaan Jepang, sementara pemain yang tersisa berasal dari perusahaan Amerika, Eropa dan Korea Selatan.

Pangsa Pasar Produsen Kendaraan Bermotor secara Global tahun 2016

112

Enam produsen mobil teratas di dunia memproduksi lebih dari 51% produksi mobil, sementara 15 produsen teratas menguasai 81% dari total produksi di dunia. Untuk sisa 19% produksi dilakukan oleh lebih dari 25 produsen kecil yang kebanyakan berasal dari Cina.

Pusat Produksi Otomotif Utama

Produksi Berdasarkan Benua Tahun 2016 (Dalam Unit Kendaraan)

Ketika dipecah berdasarkan wilayah, Asia-Oceania tetap menjadi wilayah produksi dominan, terhitung total produksi sebanyak 51,8 juta unit pada tahun 2016 atau 54% dari produksi global. Wilayah ini juga mencatat pertumbuhan tahun-ke-tahun tertinggi antara 2015 dan 2016, meningkat pada tingkat 8%. Pertumbuhan produksi di Asia-Oceania didorong oleh faktor-faktor kunci seperti lonjakan kepemilikan mobil di antara penduduk Asia yang besar dan ketersediaan tenaga kerja yang terjangkau. Produsen mobil di dunia mulai menggeser pabrik mereka ke Asia, karena alasan berikut:

• Biayaproduksiyangrendah• Ketersediaaninsentif• Aksesyanglebihmudahkepasarakhiryangsedangbertumbuh• Untukmenghindaritarifimpor• MengadopsiJust-in-time production agar inventory lebih rendah• Biayayangrelatiflebihstabildenganmenghindarimasalahmatauangasing

113

Rincian Produksi dalam Asia-Oceania

Di Asia-Oceania, Cina menyumbang hampir 54% dari total produksi dunia, mendaftarkan keluaran total produksi sebanyak 28,1 juta unit pada tahun 2016. Negara ini sendiri menghasilkan lebih banyak unit dari Eropa dan Amerika Utara. Meskipun demikian, pertumbuhan tahun ke tahun Cina tetap sehat karena produksi meningkat sebesar 14,5% dari tahun 2015 hingga 2016. Di luar China, negara produsen utama lainnya adalah Jepang, Korea Selatan, India dan Thailand.

Negara-negara produsen yang paling cepat berkembang antara 2015 dan 2016 adalah Vietnam (37,5%), Iran (30,5%) dan Filipina (18,3%) meskipun semua negara ini tetap kecil dalam hitungan absolut. Di sisi lain, negara-negara produsen utama, seperti Jepang (-0,8%) dan Korea Selatan (-7,2%), telah mengalami pertumbuhan negatif pada periode yang sama. Mempertimbangkan bahwa produsen mobil Jepang dan Korea Selatan termasuk yang terbesar di dunia, penurunan ini semakin menegaskan kecenderungan para produsen untuk mengalihkan produksi mobil mereka keluar dari negara asal masing-masing ke bagian lain dunia.

Terminal Mobil Utama

Pasar terminal mobil pada umumnya dicirikan oleh market oligopoli atau monopoli yang terkonsentrasi. Persaingan antar operator terminal biasanya terbatas. Lokasi terminal mobil utama umumnya berada pada area industri dimana produksi mobil besar dan area industry mobil yang sedang tumbuh. Di Asia, banyak dari terminal gerbang utama ini ditemukan di Timur, di negara-negara seperti Cina, Jepang, dan Korea Selatan.

114

Beberapa Terminal Kendaraan Utama

Tanjung Priok dan Laem Chabang adalah gerbang terminal mobil terbesar di Asia Tenggara, diuntungkan dari pergeseran jalur produksi ke negara ini oleh produsen besar mobil Jepang. Ada juga beberapa pelabuhan mobil utama yang berfokus pada aktivitas transhipment. Pelabuhan terkemuka lainnya meliputi pelabuhan Singapura dan Hambantota, yang masing-masing melayani area Tenggara dan Asia Tenggara / Afrika Timur.

Terminal Kendaraan Utama di Asia Tenggara

Ada tiga terminal kendaraan utama di Asia Tenggara: Thailand, Singapura, dan Indonesia. Thailand telah lama menjadi pusat manufaktur mobil utama di kawasan ini dan oleh karena itu telah menjadikan pelabuhan Laem Chabang menjadi gerbang mobil terbesar di Asia Tenggara. Di sisi lain, Singapura tidak memiliki pabrik manufaktur mobil di daerah pedalamannya. Terminal mobil utamanya bertindak sebagai fasilitas transshipment untuk melayani arus ked an dari Asia Tenggara.

Indonesia adalah pusat manufaktur mobil yang berkembang pesat di kawasan ini. Dalam beberapa tahun terakhir, produsen mobil Jepang dan Cina telah secara aktif meningkatkan kehadiran pabrik mereka di Jakarta dan Jawa Barat dengan tujuan mendekati populasi besar Indonesia. Gerbang mobil utama untuk negara Indonesia - Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) - terletak di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Thailand

Industri otomotif negeri ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Sebagian besar kendaraan yang dibangun di Thailand dikembangkan dan dilisensikan oleh produsen asing. Merek Jepang telah lama memiliki posisi dominan di Thailand, diikuti oleh masuknya pesaing dari merek Eropa dan Amerika. Ekspansi produksi terjadi selama tahun-tahun berikutnya, seiring kecenderungan industri mobil yang berubah menjadi berorientasi ekspor.

115

Perkembangan Ekspor Mobil dari Thailand (dalam Juta CBU)

Pada 2017, Thailand menghasilkan 1,99 juta CBU - peningkatan moderat 2,3% dari 2016. Ekspor menyumbang lebih dari 57% dari total produksi meskipun angka absolut telah turun 4,1% year-on-year menjadi 1,14 juta CBU. Melihat ke belakang, ekspor mobil Thailand telah tumbuh pada CAGR 7% antara tahun 2006 dan 2017. Pertumbuhan telah stagnan sejak 2013, sebagian besar karena meningkatnya produksi mobil di negara seperti Cina dan Indonesia.

Rincian Penjualan Domestik di Thailand Tahun 2017 (CBU)

Sumber: Marklines

Sebaliknya, penjualan domestik Thailand telah meningkat 13,4% menjadi 0,87 juta CBU pada tahun 2017.

Pabrikan Jepang mendominasi penjualan domestik dan ekspor. Pada tahun 2017, lima pembuat mobil teratas adalah perusahaan Jepang, dan mereka mencapai lebih dari 75% dari total penjualan tahun lalu.

116

Singapura

Terminal khusus mobil pertama di Singapura - Asia Automobile Terminal Singapore (MTS) - mulai beroperasi pada Januari 2009. MTS adalah hasil joint venture antara PSA, NYK, dan K-Line. Terletak di Pasir Panjang Terminal, MTS berfungsi sebagai hub transhipment kendaraan untuk wilayah tersebut. MTS mengoperasikan tiga tempat berlabuh yang berdiameter 15 meter dan membentang lebih dari 1.000 meter. Terminal ini didukung lebih lanjut oleh pekarangan mobil terbuka dan halaman penyimpanan mobil pada bangunan bertingkat, yang bersama-sama menyediakan hampir 20.000 tempat parkir mobil dengan luas lahan lebih dari 25 hektar. Berdasarkan ketersediaan kapasitas penyimpanan, kami memperkirakan kapasitas desain MTS mendekati 1,5 juta CBU per tahun.

Singapura memiliki populasi kendaraan bermotor mendekati 950.000 kendaraan - angka yang dipertahankan selama bertahun-tahun melalui kebijakan, karena keterbatasan ukuran lahan negara. Dengan tingkat pembaruan mobil rata-rata sekitar 10 tahun, impor mobil ke Singapura kemungkinan akan berada di bawah 100.000 unit per tahun. Tidak ada ekspor mobil dari Singapura karena tidak ada pabrik mobil.

MTS saat ini menangani sekitar 1 juta CBU setiap tahun, di mana lebih dari 90% adalah kendaraan transhipment. Sisanya adalah impor untuk konsumsi di Singapura.

EVs atau Electronic Vehicles diperkirakan akan menggantikan kendaraan konvensional dalam beberapa dekade mendatang. Munculnya EVs dapat menyebabkan pergeseran besar dalam permintaan dan rantai pasokan mobil global saat ini. Hub manufaktur mobil tradisional akan mengalami penurunan dalam aktivitas produksi, jika mereka lambat untuk mengadopsi teknologi EVs atau jika terjadi tren perubahan pada permintaan di pasar lokal masing-masing yang secara serentak sudah tidak mau bergantung pada kendaraan berbasis bahan bakar fosil konvensional. Tren ini juga akan membawa tantangan baru untuk aktifitas di terminalmobil, seperti kebutuhan untuk fasilitas pengisian elektrik(Electric Charge Station) baru di halaman terminal mobil dan adanya waktu tambahan logistik yang diperlukan dalam proses mengisi baterai pada EVs.

Pergeseran menuju nearshoring dan onshoring adalah fenomena umum dalam industri otomotif. Tren ini terutama didorong oleh keuntungan membawa pusat produksi lebih dekat ke lokasi penggunaan. Pasar yang relatif belum tersentuh, seperti ekonomi Afrika, ekonomi Amerika Selatan, Vietnam, dan Filipina, berpotensi menarik lebih banyak jalur produksi dari pabrikan asing di masa depan dalam kondisi yang tepat. Pergeseran ini dapat mengurangi prospek pertumbuhan ekspor dari pusat manufaktur mobil yang ada dan membatasi pertumbuhan produksi masa depan mereka.

Adanya kecenderungan tren mengadopsi standar emisi yang lebih ketat dan rendah secara serentak di seluruh dunia. Ini menempatkan tekanan yang cukup besar pada hub manufaktur otomotif terutama dalam menyesuaikan permintaan tersebut di pasar ekspor mobil. Jika produsen otomotif lokal lambat dalam mengadopsi teknologi yang tepat, pabrikan mobil lokal akan cenderung kesulitan kedepannya untuk memproduksi masal kendaraan yang sesuai dengan standart emisi tersebut, sehingga dapat menghambataktifitaseksporprodusen.

C. INDUSTRI KENDARAAN INDONESIA

Domestic ProductionIndonesia adalah negara manufaktur mobil terbesar kedua di ASEAN setelah Thailand. Pada 2017, produksi Indonesia mencapai 1,22 juta unit, dengan Thailand memproduksi hampir 2 juta unit dalam periode yang sama, terhitung hampir separuh dari total produksi di ASEAN.

117

Produksi Mobil ASEAN Tahun 2017

Sumber: ASEAN Automotive Federation

Produksi mobil Indonesia tumbuh pada CAGR 11,4% antara 2007 dan 2017, karena produsen mobil menanggapi insentif pemerintah Indonesia untuk memproduksi secara lokal dan memenuhi konsumsi lokal. Pertumbuhan produksi sempat terhenti pada tahun 2015 karena penurunan penjualan domestik, meskipun pemulihan telah terjadi sejak saat itu.

Produksi Mobil Indonesia

Source: Gaikindo Pabrik mobil Jepang mencapai hampir 99% dari produksi Indonesia. Toyota merupakan produsen terbesar dengan hampir 45% dari pangsa produksi, diikuti oleh Honda, Daihatsu dan Suzuki. Mitsubishi Motors, yang memiliki pangsa pasar lebih kecil, secara aktif mengembangkan pangsa pasarnya melalui lini produksi untuk kendaraan multiguna baru, yaitu Xpander, di Indonesia. Mitsubishi menargetkan untuk memproduksi 5.000 unit kendaraan baru per bulan pada tahun 2018. Selain produsen Jepang, Indonesia juga telah berhasil menarik produsen mobil China pertama, yaitu Wuling Motors, pada tahun 2016. Wuling telah mendirikan pabrik dengan kapasitas 120.000 CBU per tahun di Bekasi, Jawa Barat.

118

Produksi Mobil Indonesia: Rincian Berdasarkan Jenis di 2017

Sumber: Gaikindo

Dari total mobil yang diproduksi pada tahun 2017, 80,3% adalah kendaraan penumpang, sementara sisanya adalah kendaraan komersial. Dalam hal jenis mobil, jenis 4x2 adalah kategori yang paling banyak diproduksi, terhitung sebesar 56% dari seluruh produksi. Dalam kategori kendaraan ini, sebagian besar kendaraan yang diproduksi memiliki mesin di bawah 1.500cc. Low-Cost Green Cars (LCGC) adalah jenis kendaraan paling banyak diproduksi kedua, terhitung 21% dari produksi

Industri otomotif Indonesia berpusat di sekitar Bekasi, Karawang dan Purwakarta di Jawa Barat, dan Sunter di Jakarta. Basis produksi terletak di dekat gerbang utama - Tanjung Priok - dan pusat konsumsi utama: Jakarta dan kabupaten yang berdekatan. Jalan tol utama dan jalan lingkar Jakarta menghubungkan pusat produksi ini ke terminal Tanjung Priok IKT. Pemanfaatan kapasitas produksi mobil Indonesia saat ini hanya sekitar 48%. Dengan demikian, sebagian besar produsen tidak terburu-buru untuk menambah kapasitas baru. Hanya dua produsen terbesar, yaitu Toyota dan Honda, yang menghadapi tingkat utilisasi tinggi. Keduanya telah merencanakan untuk kapasitas baru di Karawang, dekat dengan basis mereka yang ada.Domestic Sales

Indonesia adalah pasar mobil terbesar di ASEAN, dengan 1,08 juta unit terjual di 2017. Ini dicatat untuk hampir sepertiga dari total penjualan ASEAN. Sebagai perbandingan, Thailand mencapai angka penjualan 0,87 juta unit, atau 0,2 juta unit lebih kecil dari Indonesia.

119

Penjualan Mobil ASEAN 2017 (dalam Ribuan CBU)

Sumber: ASEAN Automotive Federation Penjualan mobil Indonesia telah bertumbuh dengan CAGR sebesar 9,6% antara 2007 dan 2017 untuk mencapai 1,08 juta unit. Namun, penjualan mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan perlambatan ekonomi negara dan masalah kebijakan lainnya, termasuk penurunan 16% pada tahun 2015. Pertumbuhan telah dimulai secara bertahap sejak saat itu, meskipun angka penjualan belum mencapai puncak 1,23 juta unit yang dicapai dalam 2013.

Penjualan Mobil Indonesia

Sumber: Gaikindo

Sebagian besar mobil yang diproduksi di Indonesia saat ini dikonsumsi oleh pasar lokal. Di dalam pasar ini, Pulau Jawa adalah wilayah konsumsi yang dominan, terhitung hampir 70% dari total penjualan. Ini karena populasi yang besar dan pendapatan yang lebih tinggi di Jawa, dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

120

Penjualan Mobil Indonesia: Rincian Berdasarkan Wilayah

Sumber: Gaikindo Perincian penjualan berdasarkan wilayah sebagian besar tidak berubah sejak tahun 2008. Sekitar 30% dari total penjualan mobil, atau sekitar 300.000 unit kendaraan, dikaitkan dengan pulau-pulau di luar Jawa. Sumatera adalah konsumen mobil terbesar di luar Jawa dengan pangsa 16% pada tahun 2014, diikuti oleh Kalimantan (5%) dan Sulawesi (4%).

Ekspor

Pemerintah Indonesia ingin memposisikan Indonesia menjadi negara dengan basis produksi global untuk produsen mobil, dengan tujuan utama untuk mengambilalih Thailand sebagai pusat produksi mobil terbesar di ASEAN. Pertumbuhan ekspor mobil harus diperkuat bersamaan dengan permintaan domestik, untuk mencapai hal ini. Pada tahun 2017, ekspor mobil Indonesia mencapai titik tertinggi sepanjang masa dari 0,23 juta unit.

Ekspor Mobil Indonesia

Source: Gaikindo

Ekspor mobil Indonesia telah tumbuh dari 60.000 unit pada tahun 2007 menjadi 231.000 unit pada tahun 2017, mencapai CAGR 14,4%. Pertumbuhan tahun-ke-tahun untuk 2017, khususnya, kuat pada 19% setelah dua tahun pertunjukan yang relatif datar.

121

Pangsa Pasar Ekspor Indonesia dibandingkan dengan produksi

Source: Gaikindo Pangsa pasar ekspor dari produksi telah berfluktuasi pada kisaran 12% hingga 17% sejak 2007,kecuali pada tahun 2015 dan 2017. Namun, terdapat tren naik bertahap selama bertahun-tahun. Rasio export-to-production meningkat, mencerminkan peningkatan daya saing di pasar ekspor mobil di antara pabrikan Indonesia.

Pasar Ekspor Mobil Indonesia tahun 2016

Source: Gaikindo Pasar ekspor terbesar Indonesia adalah Filipina, Jepang, Meksiko, dan Timur Tengah. Ada persaingan yang cukup dari pembuat mobil di hub otomotif seperti Thailand dan Jepang, di mana cluster industri lebih mapan.

Impor

Rencana pemerintah Indonesia untuk membangun Indonesia sebagai pusat manufaktur mobil akan mengurangi ketergantungan negara pada impor mobil. Hal ini terlihat pada beberapa tahun terakhir karena pertumbuhan impor tidak sejalan dengan peningkatan penjualan domestik.

122

Impor Mobil Indonesia

Source: Gaikindo

Impor mobil Indonesia telah meningkat dari 55.000 unit pada tahun 2007 menjadi 88.000 unit pada tahun 2017, mencapai pertumbuhan CAGR sebesar 4,9%. Namun, kecuali pada 2012 hingga 2014, importelahberfluktuasidi70.000unit.

Pangsa Pasar Impor Indonesia dalam Penjualan Domestik

Source: Gaikindo

Pangsa impor dalam penjualan domestik telah berfluktuasi di kisaran 6% hingga 12% di sebagianbesar tahun dalam 15 tahun terakhir. Adapun terdapat penurunan tajam dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh menurunnya pendapatan dan pengaruh kebijakan. Kedepannya, banyak pemangku kepentingan industri yang mengharapkan pembagian impor ke jalur datar seiring dengan tumbuhnya produksi lokal.

123

Rekan Impor Mobil Indonesia Tahun 2016

Source: Gaikindo

Thailand adalah mitra impor mobil utama Indonesia, sementara Mitsubishi Motors adalah importir terbesar. Meskipun yang terakhir ini akan berubah karena Mitsubishi telah mengalihkan produksi kendaraan multiguna - Xpander - dari Thailand ke Indonesia pada 2018.

Dengan kemungkinan peningkatan produksi lokal, kapasitas dan insentif pemerintah untuk mobil yang diproduksi secara lokal, Indonesia harus semakin mengurangi ketergantungannya pada impor mobil yang sepenuhnya dibangun.

Stakeholder Utama

Pengangkut Mobil InternasionalSaat ini terdapat tujuh operator PCTC internasional utama di Indonesia, di antaranya merupakan 5 dari 10 operator PCTC teratas di dunia. Operator-operator tersebut adalah sebagai berikut:

• NYK• K-Line• Toyofuji• Eastern Car Liner (ECL)• WWL• MOL Car Carriers• Hoegh Autoliners Secara kolektif, operator PCTC internasional ini membuat lebih dari 20 permintaan per bulan di terminal Tanjung Priok IKT. Operator dengan kapasitas 4.000 CBU, masing-masing dengan ukuran permintaan antara 1.000 dan 2.000 CBU. Jangka waktu permintaan untuk setiap operator internasional rata-rata sekitar 12 jam, dan kapal-kapal ini biasanya berlabuh pada saat kedatangan tanpa penundaan.

Domestic Car Carriers

Di Pasar domestik, saat ini terdapat enam operator PCTC domestik utama yang berkegiatan usaha memindahkan kendaraan antara Jawa dan pulau-pulau Indonesia lainnya.

Operator PCTC domestik ini saat ini menggunakan terminal Tanjung Priok Perseroan dan tempat muatan umum lainnya. Operator dengan kapasitas sekitar 600 CBU sering dikerahkan. Permintaan keluar dari Jakarta biasanya hampir penuh, sementara permintaan masuk sering kosong. Durasi permintaan untuk

124

setiap maskapai domestik rata-rata sekitar 8 jam, dan kapal-kapal ini biasanya berlabuh pada saat kedatangan tanpa penundaan di terminal Tanjung Priok Perseroan.Stevedores Ada tiga perusahaan stevedoring swasta yang utama yang melayani industri mobil di Indonesia. Para pemain ini telah berkecimpung dalam bisnis selama beberapa dekade dan telah menjalin hubungan jangka panjang dengan banyak operator PCTC internasional dan domestik. Ketentuan layanan dari stevedores ini sangat penting sebelum tahun 2007, di mana operator terminal mobil murni seperti IKT tidak ada. Meskipun stevedores terus beroperasi di fasilitas IKT hari ini, ketentuan layanan juga ditawarkan oleh tenaga kerja IKT sebagai bagian dari rangkaian solusi operator terminal.

D. INDUSTRI ALAT BERAT INDONESIA

Terminal mobil di Indonesia merupakan pintu gerbang penting untuk pergerakan alat-alat berat, baik unit yang sepenuhnya dibangun (CBU) maupun dalam bentuk suku cadang yang dibongkar (Spare Part). Klasifikasi utama alat berat di Indonesia termasuk ekskavator hidrolik,bulldozer, dump truck dan motor grader. Peralatan ini sebagian besar digunakan untuk melayani industri pertambangan dan konstruksi. Jenis alat berat lainnya adalah generator untuk sektor energi dan mesin kehutanan untuk sektor agribisnis, meskipun throughput peralatan ini relatif lebih rendah.

Produksi Domestik

Indonesia memproduksi alat berat untuk memenuhi sebagian besar permintaan domestik. Feedback dari industri mengindikasikan produksi lokal mencapai sekitar 60% dari penjualan lokal. Pasar produksi Berbentuk oligopoli terhadap empat pemain - Komatsu, Caterpillar, Hitachi dan Kobelco. Pemain tersebut mendominasi pangsa pasar yang cukup besar. Para produsen yang tersisa, termasuk pemain Cina seperti Industri Berat SANY, yang meningkatkan kehadiran mereka, secara kolektif merupakan pangsa pasar yang jauh lebih kecil, dengan fragmentasi yang lebih tinggi.

Produksialat-alatberatsangatberfluktuasiselamadekadeterakhir.Produksiturun71%dari5.911unitdi tahun 2008 menjadi 1.719 unit pada 2009, karena iklim bisnis yang tertekan akibat krisis ekonomi global. Pemulihan berlangsung cepat pada periode berikutnya, di mana produksi tumbuh lebih dari empat kali hingga mencapai hampir 8.000 unit pada 2012. Perlambatan berikutnya di sektor komoditas global dari 2013 telah menyebabkan penurunan industri pertambangan Indonesia, sehingga berdampak buruk pada peralatan berat, penjualan dan produksi. Kecenderungan ini bertahan hingga 2016, di mana peningkatan permintaan untuk batubara Indonesia menyebabkan rebound pada tahun 2017, dengan perkiraan 46% pertumbuhan tahun-ke-tahun dalam produksi.

Ekskavator hidrolik adalah alat berat yang paling sering diproduksi di Indonesia, terhitung lebih dari 80% produksi dalam beberapa tahun terakhir. Dalam segmen alat berat ini, industri pertambangan adalah konsumen terbesar, khususnya di ruang ekskavator raksasa. Di sisi lain, industri konstruksi dan agribisnis mendapatkan unit kecil dan menengah hingga 20 ton.

PT Komatsu Indonesia, perusahaan patungan antara Komatsu dan PT United Tractors, adalah produsen alat berat terbesar di Indonesia. Ini diikuti oleh PT Hitachi Construction Machinery Indonesia dan PT Caterpillar Indonesia, yang terakhir adalah JV antara Caterpillar INC. dan PT Tiara Marga Trakindo. Pabrik-pabrik manufaktur dari produsen besar ini terutama berlokasi di Jakarta, Cikarang (Cibitung) dan Bogor. Hal tersebut dikarenakan oleh pemanfaat ketersediaan tenaga kerja terampil dan rantai pasokan mobil yang mapan di lokasi, sambil mempertahankan kedekatannya dengan pelabuhan utama negara itu.

Ekspor

Alat berat yang diproduksi di Indonesia terutama dikonsumsi secara lokal. Hanya beberapa unit baru yang sepenuhnya dibangun yang diekspor. Pasar ekspor utama terpusat pada suku cadang dan menggunakan alat berat.

125

Mengingat tidak adanya statistik resmi di bidang ini, pasar ekspor Indonesia untuk alat berat dan suku cadang diperkirakan menggunakan data GTIS untuk kode HS 8429 (self-propelled bulldozers, angledozers, graders, levellers, scrapers, mechanical shovels, excavators, shovel loaders, tamping machines dan road rollers) dan 8708 (suku cadang kendaraan bermotor). Ekspor telah tumbuh pada CAGR sebesar 7,66% antara 2007 dan 2017, dari USD 1,06 miliar menjadi perkiraan nilai USD 2,23 miliar.

Ekspor telah meningkat pesat antara 2013 dan 2016, periode dimana industri pertambangan Indonesia telahmelambat.Kecenderunganyangsignifikaninididorongolehkeputusanperusahaan-perusahaanpertambangan Indonesia untuk menjual peralatan idle mereka kepada pembeli asing di tengah pemanfaatan yang rendah.

Thailand, Malaysia dan Jepang adalah tujuan ekspor utama untuk alat berat dan suku cadang Indonesia, terhitung lebih dari 50% dari seluruh ekspor berdasarkan nilai. Amerika, Meksiko dan Brasil mencapai 17%, sementara negara-negara besar Asia, seperti Cina dan India, masing-masing mencapai 3%.

Impor

Sekitar 40% dari permintaan alat berat dan suku cadang di Indonesia dipenuhi melalui impor.

Serupa dengan analisis pada ekspor, pasar impor Indonesia untuk alat berat dan suku cadang diperkirakan menggunakan data GTIS untuk kode HS 8429 dan 8708. Impor telah tumbuh pada CAGR sebesar 11,2% antara 2007 dan 2017, dari USD 1,40 miliar untuk perkiraan nilai USD 4,07 miliar. Pertumbuhan yoy dan penurunan impor telah mencerminkan produksi karena kedua segmen bergantung pada penjualan domestik. Hal ini menjelaskan pertumbuhan yang cepat dalam impor antara 2009 dan 2012, dan penurunan berikutnya antara tahun 2013 dan 2016. Pada 2017, impor alat berat dan suku cadang diperkirakan melebihi USD 4 miliar, 34% meningkat (yoy), karena pemulihan industri batubara dan kekuatan industri konstruksi.

Thailand, Malaysia dan Jepang adalah tujuan ekspor utama untuk alat berat dan suku cadang Indonesia, terhitung lebih dari 50% dari seluruh ekspor berdasarkan nilai. Amerika, Meksiko dan Brasil mencapai 17%, sementara negara-negara besar di Asia, seperti Cina dan India, masing-masing mencapai 3%.

Aliran Logistik

Peralatan berat dan suku cadang ditangani di kedua terminal mobil khusus (dioperasikan oleh Perseroan) dan terminal konvensional di Indonesia. Transportasi laut kargo ini dapat dilakukan melalui penggunaan PCTC, kapal Ro-Ro umum, breakbulk vessels, dan landing craft tanks (LCT). Dalam banyak kasus di mana pengiriman dilakukan atas dasar proyek, ada skala ekonomi terbatas dalam menggunakan kapal khusus seperti PCTC. Dengan demikian, adalah hal yang biasa bagi pengirim untuk menyewa breakbulk vessels atau LCT untuk mengirim alat berat, dan menanganinya dalam terminal konvensional, di mana kargodiklasifikasikansebagaikargoproyek.

Tidak seperti kendaraan, adalah hal yang umum untuk alat-alat berat dan suku cadang mengalir langsung antara negara-negara asing dan pulau-pulau di luar Jawa. Misalnya, ada beberapa koneksi antara Singapura dan Sumatra/Kalimantan karena Singapura digunakan sebagai tempat penyimpanan dan perakitan oleh Indonesia dan mitra dagangnya. Pengaturan ini berarti bahwa Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta mungkin dikecualikan dalam beberapa rantai logistik alat berat.

Arus logistik logistik saat ini mencegah terminal mobil khusus di Jawa dari memonopoli peralatan berat dan perdagangan suku cadang baik secara internasional maupun domestik. Ini bisa berubah di masa depan jika Indonesia mengurangi ketergantungannya pada impor dan meningkatkan ekspor dari builts baru.

126

E. SEKTOR TERMINAL KENDARAAN INDONESIA

Terminal kendaraan adalah gerbang penting yang melayani permintaan negara terhadap kendaraan. Di Indonesia, gerbang mobil utama - Terminal kendaraan IPC - terletak di Tanjung Priok. Selain menangani impor dan ekspor mobil internasional, terminal tersebut juga melayani mobil-mobil yang diproduksi di dalam negeri yang dibatasi untuk pasar di luar Pulau Jawa.

Terlepas dari terminal mobil di Tanjung Priok, satu-satunya terminal mobil lain di Indonesia adalah fasilitas yang baru saja dibuka yang terletak di Gresik, Jawa Timur. Terminal Gresik, kolaborasi antara Perseroan dengan PT Maspion Industrial Estate, mulai beroperasi pada tahun 2017. Semua pasar lain di Indonesia saat ini dilayani oleh terminal konvensional.

Operator Terminal Kendaraan IndonesiaSaat ini, Perseroan adalah satu-satunya operator terminal kendaraan khusus di Indonesia. Ini memiliki dua aset terminal operasional:

• TerminalKendaraanIPCdiTanjungPriok,Jakarta• MaspionTerminalKendaraanIndonesia(MKOMTKI)diGresik,JawaTimur

Hampir semua impor kendaraan dan ekspor Indonesia diangkut melalui PCTC dan ditangani di Terminal Kendaraan IPC. Hanya sekitar 200 unit yang ditangani melalui kontainer dan 2.000 unit ditangani melalui kapal Ro-Ro umum di terminal lain. Unit-unit ini secara kolektif mencapai kurang dari 1% unit kendaraan internasional di negara ini.

Namun demikian, kendaraan yang ditransfer ke dalam negeri tidak sepenuhnya ditangani di terminal Perseroan. Sebagian besar mobil domestik mengandalkan kapal Ro-Ro umum untuk terhubung dengan pulau-pulau di luar Jawa karena praktik industri yang mengakar sebelum munculnya fasilitas terminal kendaraan khusus di Indonesia.

Kapal Ro-Ro ini menggunakan terminal konvensional seperti pelabuhan Merak di Provinsi Banten dan dermaga multiguna domestik di Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam beberapa kasus, pengangkut mobil yang dimuat akan mendorong langsung ke Ro-Ro untuk menyediakan transfer dari pintu ke pintu tanpa menimbulkan penanganan tambahan.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri semakin menggunakan PCTC domestik untuk transfer kendaraan antarpulau. Sementara beberapa PCTC ini menggunakan terminal domestik Perseroan, terminal konvensional tetap menjadi opsi alternatif karena stevedores swasta dapat dilibatkan untuk melakukan kegiatan cargodoring dan bongkar muat. Namun, bergerak maju, lebih banyak PCTC diharapkan untuk menggunakan di terminal domestik Perseroan untuk memanfaatkan layanan nilai tambah dan ekosistem yang sudah terbentuk.

19. PERSAINGAN DAN PROSPEK USAHA

PERSAINGAN USAHA

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan khusus kendaraan di Indonesia dimana seluruh ekspor dan impor kendaraan akan melalui terminal yang dimiliki oleh Perseroan sehingga Perseroan memiliki pangsa pasar sebesar 100% di Indonesia. Sedangkan apabila dibandingkan dengan perusahaan sejenis di Asia Tenggara, berikut ini merupakan posisi Perseroan:

127

Sumber: ASEAN Automotive Federation

PROSPEK USAHA

Saat ini Perseroan sedang memperluas lahan hingga nantinya pada tahun 2022 meningkat menjadi 89,5 hektar. Dengan perluasan lahan ini, maka kapasitas terminal Perseroan diperkirakan akan mampu menampung kenaikan throughput kargo. Selain itu, Perseroan juga terus memberikan pelayanan yang berkualitas dan meningkatkan fasilitas terbaik dan modern.

Pemerintah Indonesia pada saat ini juga ingin memposisikan Indonesia menjadi negara dengan basis produksi global untuk produsen mobil, dengan tujuan utama untuk mengambilalih Thailand sebagai pusat produksi mobil terbesar di ASEAN. Pertumbuhan ekspor mobil harus diperkuat bersamaan dengan permintaan domestik, untuk mencapai hal ini. Pada tahun 2017, ekspor mobil Indonesia mencapai titik tertinggi sepanjang masa dari 0,23 juta unit.

Prospek Usaha Industri Kendaraan

GDP per Kapita Kendaraan penumpang memiliki kontribusi yang signifikan atas sebagian besar penjualan mobil,dan permintaannya atas kendaraan penumpang tersebut bergantung antara lain pada pendapatan konsumen. Analisis regresi antara penjualan kendaraan historis di Indonesia dan PDB per kapita juga memilikikorelasiyangsignifikan.

Analisis regresi antara penjualan kendaraan dan PDB per kapita

Sumber: IMF, Gaikindo

128

IMF memperkirakan PDB Indonesia tumbuh pada 5,4% per tahun hingga 2022, melampaui pertumbuhan populasi sebesar 1,3% per tahun. Hal ini menggambarkan peningkatan PDB Indonesia per kapita, yang pada gilirannya akan meningkatkan penjualan kendaraan.

PopulasidanDemografi Diluarpendorongutamapopulasidanpertumbuhan,pergeserandemografidiIndonesiaakanberdampakpada penjualan mobil. Perusahaan konsultan manajemen, McKinsey dan lpsos, telah memperkirakan tingkat urbanisasi di Indonesia menjadi 53% pada tahun 2015, memberikan ukuran populasi urban sekitar 135 juta orang. Urbanisasi diperkirakan akan mencapai 57% pada tahun 2020, meningkatkan ukuran populasi urban menjadi 154 juta.

Dalam pertumbuhan populasi perkotaan, kelas konsumen, atau individu dengan pendapatan bersih di atas USO 3.600 per tahun, diperkirakan akan tumbuh dari 67 juta pada 2015 menjadi 88 juta pada tahun 2020. Perkiraan ini menunjukkan potensi penambahan 21 juta konsumen baru dalam Indonesia yang akan mendorong permintaan untuk kendaraan.

Rasio Kepemilikan Mobil Rasio kepemilikan mobil per kapita merupakan indikator yang baik untuk menilai titik jenuh kepemilikan mobil di setiap negara. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar populasi sudah memiliki kendaraan, karenanya, menunjukkan kenaikan kecil dalam penjualan domestik di masa depan karena pembaruan armada kendaraan menentukan laju pertumbuhan. Rasio yang rendah menunjukkan kenaikan yang lebih substansial dalam pertumbuhan di masa depan karena penetrasi pasar baru menentukan pertumbuhan.

Rasio Kepemilikan Mobil Per Kapita

Sumber: IMF, Drewry

Rasio kepemilikan Mobil per kapita Indonesia telah meningkat secara stabil selama dekade terakhir, dari 0,034 unit pada tahun 2005 menjadi 0,088 unit pada tahun 2015. Namun, rasio ini tetap lebih rendah daripada rasio negara-negara tetangga ASEAN - Vietnam dan Singapura, dan hanya seperlima darirasiodariMalaysia(0,43unit).Halinimenunjukkanpeningkatanlatensignifikandalampenjualandomestik, yang dapat diterjemahkan menjadi lebih banyak impor, ekspor, dan volume.

Cost of Car Ownership Meningkatnya biaya kepemilikan mobil adalah alasan utama untuk penurunan penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2015. Ada dua komponen penting penyebab hal ini: biaya bahan bakar dan biaya kredit kendaraan.

129

Pengurangan subsidi BBM pada tahun 2015 oleh pemerintah Indonesia telah menyebabkan peningkatan sekitar 63% dalam harga BBM. Hal ini secara substansial meningkatkan biaya operasional kendaraan dan karenanya mengurangi pertumbuhan penjualan domestik. Ke depan, terdapat rencana indikatif untuk subsidi bahan bakar untuk dihapus seluruhnya. Masalah kemacetan lalu lintas juga dapat mendorong pengenalan lebih banyak reformasi untuk mengelola kepemilikan dan arus kendaraan, seperti cukai bahan bakar baru atau peningkatan jalan tol. Reformasi kebijakan ini juga akan menambah biaya kepemilikan mobil secara keseluruhan.

Acuan Suku Bunga dari Bank Indonesia

Bank Sentral Indonesia telah merevisi persyaratan pembayaran uang muka untuk pembelian mobil penumpang dari 30% menjadi 25% pada tahun 2015. Hal ini diikuti oleh pemotongan besar suku bunga acuan pada tahun 2016 sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan kredit. Kedua keputusan kebijakan secara efektif mengurangi biaya kepemilikan kendaraan, dan berperan penting dalam meningkatkan penjualan domestik dalam dua tahun terakhir.

Insentif dan Bea Masuk

Produsen mobil diberikan insentif pajak yang menarik untuk menyiapkan pabrik komponen dan jalur perakitan mereka di Indonesia. Pertama, ada pengurangan pajak penghasilan bersih perusahaan selama enam tahun, untuk kuantum 5% dari nilai investasi setiap tahun. Kedua, Original Equipment Manufacturers (OEMs) dari area perdagangan bebas juga menikmati pengurangan biaya tanpa pungutan dan tarif rendah, sehingga memungkinkan kendaraan dan suku cadang untuk diimpor dengan biaya lebih rendah yang pada akhirnya memungkinkan pengurangan harga 20-50%. Terakhir, pajak pertambahan nilai telah dihapus pada impor komponen dan bahan baku yang ditujukan untuk produksi mobil di Indonesia.

Selain insentif pajak, ada juga kesenjangan besar dalam pajak atas impor CBU, CKD dan IKD. Secara kolektif, kebijakan-kebijakan ini berusaha untuk mempertahankan produksi mobil di Indonesia, mengurangi ketergantungan pada impor CBU dan biaya mobil untuk konsumen di negara tersebut.

Low-Cost Green Cars (LCGC)

LCGC adalah mobil hemat bahan bakar yang terjangkau yang diperkenalkan pada tahun 2013. Ditargetkan pada kelas konsumsi massal yang berkembang cepat, harga LCGC dikendalikan sekitar Rp 100 juta, atau sekitar 17% lebih murah daripada kendaraan multiguna dasar. Harga yang menarik lebih ditingkatkan dengan persyaratan pembiayaan kredit yang mudah dan murah untuk konsumen dan pengecualian dari skema pajak barang mewah yang memungkinkan produsen mobil menurunkan hargaLCGCs.Efisiensibahanbakarkendaraanyangtinggijugamenurunkanbiayaoperasikendaraan,membuatnya lebih menarik dalam menghadapi penghapusan subsidi bahan bakar.

130

Saat ini, LCGC menyumbang lebih dari 20% penjualan mobil di Indonesia. Pangsa pasarnya kemungkinan akan meningkat karena semakin banyak produsen mobil memasuki ruang ini. Pada tahun 2017, perusahaan patungan dari SAIC Motor, General Motor dan Wuling memulai produksi ‘Wuling Confero’ di pabrik baru Indonesia. Mitsubishi Motor juga memasuki lini ini pada tahun 2018 dengan lini produksi ‘Xpander’. Dengan memperluas keragaman dalam penawaran, harga LCGC kemungkinan akan tetap kompetitif di Indonesia, meningkatkan daya tariknya bagi pemilik mobil potensial dan pengupgrade dari sepeda motor.

Standar Emisi

Pada 10 Maret 2017, pemerintah Indonesia telah memerintahkan semua pabrikan domestik kendaraan bermotor roda empat untuk menyesuaikan diri dari Euro 2 saat ini dengan standar emisi Euro 4 yang lebih ketat melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang baru diterbitkan. Efektif 2018, kendaraan pada bahan bakar bensin diberikan 18 bulan untuk mematuhi standar baru, sementara kendaraan diesel diberi waktu empat tahun untuk menyesuaikan. Saat ini, sebagian besar produsen otomotif di Indonesia masih mengikuti standar emisi Euro 2. Karena banyak negara lain telah mengadopsi standar Euro 4, produsen ini, oleh karena itu, menghadapi kesulitan untuk mengekspor kendaraan ke luar negeri. Tantangan terbesar terletak pada memproduksi mesin standarEuro 4 denganbiaya yang efisien, karena umumnyahanyamemproduksi satu jenismesin untuk pasar domestik dan ekspor untuk menuai skala ekonomi. Mempertimbangkan ini, ketinggian standar emisi Indonesia positif untuk ekspor kendaraan. Hal ini memungkinkan pembuatan kendaraan massal dengan standar emisi yang lebih tinggi dan mencapai lebih banyak tujuan ekspor, terutama pasar utama Australia.

Dalam hal implementasi, penting untuk dicatat bahwa keberhasilan peraturan baru ini tergantung pada ketersediaan bahan bakar yang sesuai. Pertamina, perusahaan energi milik negara Indonesia, saat ini hanya dapat memasok sekitar 60% dari kebutuhan bahan bakar standar Euro 4 yang dibutuhkan di pulau Jawa melalui kilang-kilangnya di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Kuantitas yang tersisa perlu diimpor dari luar negeri, sementara perusahaan minyak dan gas swasta diundang untuk berinvestasi di kilang-kilang bahan bakar kelas yang lebih tinggi. Menurut The Jakarta Post, Pertamina telah menyatakan bahwa mereka dapat memenuhi permintaan untuk bahan bakar Euro 4 hanya pada tahun 2023.

Prospek Usaha Industri Pertambangan

Diberkati dengan sejumlah besar sumber daya alam, Indonesia adalah pusat penambangan utama di dunia. Indonesia menghasilkan dan mengekspor komoditas utama seperti batu bara, tembaga, timah dan nikel, memiliki peringkat diantara produsen dan eksportir terbesar di dunia untuk setiap komoditas.

Menurut perkiraan industri, industri pertambangan menyumbang hampir 60% dari penjualan alat berat domestik. Industri ini secara tradisional menjadi penggerak utama PDB negara dan sumber penting pendapatan ekspor. Namun, penurunan di sektor komoditas global telah menyebabkan kinerja yang buruk dalam beberapa tahun terakhir.

Pangsa pasar industri pertambangan (termasuk minyak dan gas) dari PDB Indonesia telah menurun dari 6,14% pada tahun 2011 menjadi 4,24% pada tahun 2016, menyusut pada CAGR 7,1% selama periode tersebut. Hal ini mencerminkan periode ketika pasar komoditas global telah melambat, di mana penurunan permintaan dan penurunan harga komoditas berdampak negatif terhadap industri pertambangan yang bergantung pada ekspor Indonesia. Pangsa industri terhadap PDB mengalami rebound pada 2017 menjadi 4,69% disamping kenaikan harga sumber daya alam. Ketika terlibat, industri telah mengindikasikan optimisme yang hati-hati bergerak maju, terutama di segmen komoditas batubara.

131

Batubara adalah komoditas dominan dalam hal pendapatan ekspor dan volume produksi. Sekitar 70% hingga 80% produksi batubara Indonesia diekspor ke luar negeri. Ekspor dan produksi batu bara telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, karena menurunnya permintaan akan batubara berkualitas rendah dari dua pasar utama China dan India. Importir batubara semakin memilih batu bara berkualitas tinggi dari Australia dan Afrika Selatan, dan juga fokus pada penggunaan energi terbarukan

Produksi batubara telah meningkat pesat antara 2010 dan 2013 pada CAGR 19,2%, terutama didorong oleh pertumbuhan ekspor di tengah kenaikan harga. Penurunan berikutnya di pasar batubara global mengakibatkan penurunan tajam dalam ekspor dan produksi antara 2013 dan 2015, dengan angka produksi turun di bawah 400 juta ton. Selama periode ini, penjualan domestik tetap kuat karena pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan penyediaan daya di dalam negeri.

Pemulihan ekspor batu bara dimulai pada kuartal keempat tahun 2016. Peningkatan harga komoditas global dan permintaan yang lebih kuat dari China telah menghidupkan kembali sektor pertambangan batu bara Indonesia. Akibatnya, produksi batu bara negara itu mencapai 461 juta ton pada tahun 2017 - peningkatan 17,6% dari tahun 2015.

Harga Batubara Acuan (HBA) adalah harga rata-rata bulanan berdasarkan masing-masing 25% pada Platts Kalimantan 5.900 kcal / kg penilaian GAR, Argus-Indonesia Coal Index 1 (6.500 kkal / kg GAR); Newcastle Export Index (6.322 kcal / kg GAR) dan globalCOAL Newcastle (6.000 kcal / kg NAR). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia menetapkan harga referensi ini, yang telah meningkat secara stabil sejak akhir 2016. Pada tingkat tahunan, harga patokan batu bara telah mencapai USD 85,90 per ton, peningkatan sebesar 43% dari posisi terendah yang dicapai pada tahun 2015. The harga patokan untuk Januari 2018 ditetapkan di USD 95,54 per ton, mencapai harga tertinggi sejak 2012. Peningkatan harga batubara memiliki dampak positif pada ekspor batubara, produksi dan akibatnya, permintaan untuk alat berat.

Ke depan, sementara prospek ekspor batu bara tetap ditandai dengan optimisme yang hati-hati, prospekpermintaanbatubaradomestiksecarasignifikanlebihcerahkarenaupayapemerintahuntukmengurangidefisitenergididalamnegeri.Pada2017,KementerianEnergidanSumberDayaMineralmenyetujui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026, rencana bisnis pasokan listrik 10 tahun.

Menurut RUPTL 2017-2026, total 24 giga-watt (GW) pembangkit listrik tenaga batubara (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga mulut-tambang (PLTU MT) telah direncanakan untuk dekade berikutnya. Kapasitas batu bara saat ini di Indonesia lebih dari 30GW. Penambahan kapasitas 24 GW selama dekade berikutnya akan meningkatkan konsumsi batu bara domestik hingga hampir 80%, sehingga memberikan dukungan untuk pertumbuhan produksi batubara. Peningkatan kegiatan penambangan akan mendorong produksi dan penjualan alat berat di Indonesia.

Sumber: BPS

132

Di luar penambangan batubara, nikel dan tembaga adalah komoditas utama lainnya yang berkontribusi pada industripertambangan Indonesia.Produksiuntukkomoditas ini telahmelonjaksignifikansejak2011, mencapai lebih dari 40 juta ton per tahun dari 10,5 juta ton pada tahun 2010. Larangan ekspor bijih yang tidak diolah di Indonesia kemudian dikenakan pada tahun 2014, yang menyebabkan penurunan tajam dalam produksi dari 2013. Namun, larangan ini santai di 2017, dan diharapkan untuk meningkatkan angka produksi, bergerak maju.

Menurut pengamat industri, prospek penambangan nikel dan tembaga positif di tengah optimisme atas pertumbuhan di pasar kendaraan listrik (EV). Percepatan global dalam adopsi EV membutuhkan transformasi energi dan mobilitas yang diproyeksikan untuk membuka sumber permintaan baru untuk tembaga dan nikel, komoditas yang memainkan peran penting - pembangkit listrik dan distribusi, penyimpanan energi - melintasi rantai nilai energi dan evolusi mobilitas. Dengan cadangan yang cukup besar dari komoditas ini, industri pertambangan Indonesia diharapkan akan mendapat manfaat dari lanskap yang berubah ini.

Prospek Usaha Industri Konstruksi

Industri konstruksi menyumbang sekitar 20% dari penjualan alat berat domestik. Industri ini telah berkinerja baik selama dekade terakhir, didorong oleh pertumbuhan kegiatan ekonomi dan investasi.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menempatkan penekanan yang semakin besar pada pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Industri konstruksi telah menjadi salah satu prioritas tertinggi bagi pemerintah. Proyek infrastruktur berskala besar direncanakan di beberapa sektor prioritas: transportasi, jaringan pipa gas, tenaga listrik, sumber pasokan air, telekomunikasi dan perumahan. The Business Times melaporkan bahwa lebih dari 2.600 kilometer jalan baru dan tujuh bandara baru telah dibangun sejak Joko Widodo memimpin pada Oktober 2014. Angka-angka ini dekat dengan titik tengah target untuk masa jabatan penuh.

Pangsa industri konstruksi terhadap PDB Indonesia telah tumbuh stabil dari 9,13% pada tahun 2010 menjadi 10,37% pada tahun 2017, dengan kecenderungan untuk bertahan. Pemerintah telah mengalokasikan Rp409 triliun sebagai anggaran pembangunan infrastruktur dalam RAPBN tahun 2018, naik 5,6% dari anggaran infrastruktur sebesar Rp387 triliun pada 2017. Anggaran 2018 akan mendukung pembangunan 856 kilometer jalan, 781 kilometer dari saluran irigasi dan 7.062 apartemen murah.

Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia, PwC

133

Anggaran untuk pembangunan infrastruktur dalam APBN telah meningkat selama delapan tahun terakhir, memberikan bukti lebih lanjut tentang prioritas kebijakan pemerintah. Pada tahun 2010, anggaran infrastruktur mencapai IDR 86 triliun, terhitung 8,2% dari total belanja APBN. Pada tahun 2017, anggaran mengalami lebih dari empat kali lipat, mencapai IDR 387 triliun dan terhitung 18,6% dari anggaran negara.

Ke depan, kontributor utama pertumbuhan di industri ini tetap kuat. Laju urbanisasi tetap kuat, dan bersama dengan peningkatan pendapatan, akan mendorong pembangunan kota-kota baru, kota dan jaringan transportasi. Selain itu, ada upaya yang semakin efektif dari pemerintah Indonesia untuk mengatasimasalahdefisitinfrastrukturnegara.

Salah satu contohnya adalah program ‘Satu Juta Rumah’ lima tahun yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015. Pasokan perumahan di Indonesia rendah dibandingkan dengan permintaan. Bappanas memperkirakan backlog perumahan di Indonesia menjadi sekitar 7,6 juta unit pada tahun 2015 ketika program ini dimulai. Pelaksanaan program ini telah mendorong: 699.770 unit rumah dikembangkan pada tahun 2015, 805.169 unit pada tahun 2016 dan 904.758 unit pada tahun 2017. Angka-angka ini menunjukkan bahwa pemerintah berada di jalur yang tepat untuk mengalahkan target awal mereka mengurangi backlog perumahan menjadi 5,4 juta unit pada 2019.

Prospek positif untuk industri konstruksi menjadi pertanda baik untuk sektor alat berat dan suku cadang. Terminal Kendaraan di Jakarta dan Pulau Jawa akan mendapat manfaat dari pertumbuhan yang terkait dengan impor peralatan berat dan suku cadang, dan berpotensi mengalami peningkatan dalam kargo domestik ketika pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa memperoleh momentum.

20. KEUNGGULAN KOMPETITIF

Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya memiliki keunggulan kompetitif sebagai berikut:

Satu-satunya Terminal Khusus Kendaraan di IndonesiaPerseroan merupakan satu-satunya terminal kendaraan yang berdedikasi khusus di Indonesia. Hal tersebut mendukung Perseroan dalam perjalanannya bisnisnya sehingga Perseroan dapat menjadi perusahaan dengan nilai yang tinggi di industrinya. Nilai perusahaan sebagai satu-satunya terminal khusus kendaraan di Indonesia semakin meningkat dengan lokasi Perseroan yang sangat berdekatan dengan berbagai produsen produk otomotif utama di Indonesia. Sebagai terminal khusus di Indonesia, Perseroan akan dapat fokus untuk mengembangkan terminal kendaraan sehingga kedepannya akan mampu untuk memberikan layanan dengan kualitas terbaik serta kemampuan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggannya. Selain itu, dengan menjadi satu-satunya terminal khusus kendaraan di Indonesia, menjadikan Perseroan sebagai jalur utama ekspor dan impor kendaraan di Indonesia. Dengan adanya dukungan Pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekspor di Indonesia, dukungan tersebut juga secara tidak langsung diberikan kepada Perseroan dan akan berdampak positif bagi pertumbuhan Perseroan di masa yang akan datang.

Captive Market 100%Jawa Barat merupakan daerah yang paling diminati oleh produsen berbagai produk otomotif di Indonesia. Beberapa produsen kendaraan yang memiliki pangsa pasar tinggi di Indonesia berada di daerah Pulogadung, Bekasi, Tambun, Karawang dan Purwakarta. Sebagai satu-satunya terminal khusus kendaraan di Indonesia, seluruh produk otomotif atau alat berat yang diproduksi oleh berbagai produsen, importir ataupun eksportir, akan melalui Perseroan untuk menuju ke negara tujuannya di berbagai belahan dunia. Selain itu, dengan lokasi di Tanjung Priok yang strategis dan mudah untuk dicapai oleh berbagai produsen otomotif, mendorong produsen untuk melakukan pengiriman domestik melalui fasilitas yang dimiliki Perseroan ke berbagai daerah di Indonesia.

134

Perseroan melakukan kegiatan usaha di Pasar yang Berkembang Pesat Perseroan memiliki kegiatan usaha yang berlokasi di Indonesia yang merupakan negara dengan produksi kendaraan terbesar di Asia Tenggara setelah Thailand. Produksi kendaraan tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan adanya pertumbuhan permintaan terhadap kendaraan beroda empat di pasar Asia Tenggara. Melihat posisi Indonesia yang strategis dan permintaan kendaraan di Indonesia yang terus meningkat, hal tersebut akan menarik berbagai produsen, baik produsen baru maupun produsen lama untuk meningkatkan kapasitas produksinya di Indonesia. Dalam 3 tahun terakhir, kapasitas terpasang produksi mobil meningkat CAGR sebesar 6,44% (sumber: Gaikindo). Dengan adanya pertumbuhan kapasitas produksi yang pesat, hal tersebut akan mendorong jumlah ekspor dan secara tidak langsung akan memberikan dampak yang baik terhadap Perseroan dalam keberlangsungan bisnisnya.

Disamping perkembangan yang pesat di sektor kendaraan roda empat, Perseroan juga didukung dengan pertumbuhan permintaan yang pesat atas alat berat. Saat ini Perseroan melakukan kegiatan usahanya di Indonesia, dimana pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama Pemerintah. Dengan adanya pembangunan infrastruktur yang terus menerus, meningkatkan kebutuhan atas alat berat untuk mendukung pembangunan tersebut. Peningkatan atas kebutuhan alat berat akan meningkatkan permintaan atas impor alat berat sehingga menjadi salah satu pendorong peningkatan kinerja Perseroan.

Selain didukung oleh pasar ekspor dan impor yang berkembang pesat, Perseroan juga didukung oleh pasar domestik dengan potensi pertumbuhan yang besar. Seiring dengan perkembangan infrastruktur yang semakin membaik di luar pulau Jawa, hal ini mendorong permintaan atas kendaraan di luar pulau Jawa semakin meninngkat. Dengan adanya peningkatan pada kebutuhan tersebut, hal ini akan mendorong produksi di Pulau Jawa dan meningkatkan pengiriman kendaraan dari pulau Jawa ke luar pulau Jawa yang melalui pelabuhan Perseroan.

Bisnis dengan Marjin TinggiSebagai satu-satunya perusahaan khusus terminal kendaraan dan didukung oleh lokasi Perseroan yang strategis, memberikan kemampuan kepada Perseroan untuk memberikan tarif dengan marjin yangtinggi.Pertanggal31Desember2017,2016dan2015,PerseroanmemilikiGrossProfitMarginsebesar49,00%,51,87%dan47,61%danNetProfitMarginsebesar30,84%,31,29%dan27,76%,dengan 92,9% pendapatan berasal dari pendapatan internasional, sedangkan sisanya berasal dari pendapatan domestik.

Di Indonesia, berbagai produsen produk otomotif utama di Indonesia berada di wilayah Jawa Barat, dimana untuk laju produk masuk dan keluar akan melalui Perseroan sebagai gerbangnya. Semakin tinggi laju perpindahan berbagai produk otomotif menuju maupun pergi dari berbagai produsen produk tersebut, maka semakin tinggi kapasitas layanan yang akan diberikan oleh Perseroan kepada pelanggannya. Tren perkembangan pasar tersebut juga mendorong berbagai perusahaan di industri pelabuhan terminal khusus kendaraan di luar Pulau Jawa untuk menjalin kerjasama dengan Perseroan yang dinilai memiliki kemampuan tinggi di industri tersebut.

Basis Pelanggan yang Kokoh Pelanggan yang dimiliki oleh Perseroan merupakan produsen besar dari berbagai produk otomotif ternama di dunia. Produsen-produsen tersebut memiliki modal yang besar untuk mendukung kelangsungan usahanya dan dengan adanya perkembangan permintaan kendaraan yang pesat di Indonesia serta didukung oleh biaya tenaga kerja yang relatif rendah dibandingkan negara lain, akan mendorong mereka untuk semakin mengembangkan kegiatan usahanya di Indonesia. Disamping kegiatan produksi di Indonesia, pelanggan tersebut memiliki cabang distribusi di berbagai belahan dunia. Sebagai satu-satunya terminal khusus di Indonesia, Perseroan menjadi gerbang untuk keluar produk otomotif dari produsen-produsen tersebut untuk menyalurkan produk-produk mereka ke cabang distribusi mereka.

135

Konsesi Lahan yang Terjamin dan Rencana Ekspansi yang BaikPerseroan bersama dengan induk perusahaannya telah merencanakan dan mempersiapkan strategi untuk meningkatkan kapasitas bisninya dengan memperluas area usaha Perseroan. Strategi tersebut telah direncakanan dengan sangat baik dan akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Direncanakan area kegiatan usaha Perseroan akan meningkat hingga tiga kali lipat, dari 31 hektar menjadi 89 hektar, dan kapasitas unit tampung kendaraan meningkat hingga lima kali lipat lebih tinggi, meningkat dari 500 ribu unit kendaraan roda empat menjadi 2,5 juta unit kendaraan roda empat pada tahun 2022. Dengan adanya peningkatan kapasitas tersebut, hal tersebut akan mendukung rencana Perseroan untuk meningkatkan kinerja operasional dan keuangannya di masa yang akan datang.

Didukung oleh Tim Manajemen yang Berpengalaman di BidangnyaPerseroan didukung oleh sumber daya yang memiliki kompetensi tingkat tinggi di Industrinya. Dengan didukung dan dipimpin oleh jajaran tim manajemen yang memiliki pengalaman lebih dari 17 tahun di industri pelabuhan, akan mendukung pertumbuhan bisnis Perseroan ke arah yang lebih baik.

Kinerja Keuangan yang baik, yang melebihi kinerja keuangan industriKinerja keuangan baik yang dimiliki oleh Perseroan. Hal tersebut dapat dilihat dari rasio pertumbuhan yang diperoleh oleh Perseroan. Per tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Pendapatan operasi tumbuh sebesar 34,27% dan 27,25% jika dibandingkan periode sebelumnya, dan laba tahun berjalan tumbuh sebesar 32,33% dan 43,44% jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada tanggal 31 Desember 2017, Perseroan juga mencatatkan ROE dan ROA sebesar 54,91% dan 38,88%. Pertumbuhan tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kinerja keuangan industri, dengan rata-rata tertimbang ROE sebesar 13,1% dan rata-rata tertimbang ROA sebesar 6,4% (sumber: Bloomberg).

Dukungan Penuh dari Pelindo II dan Pemerintah Indonesia selaku Pemegang Saham Langsung dan Tidak Langsung

Perseroan merupakan entitas anak dari Pelindo II dan secara tidak langsung dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pertumbuhan yang baik dari Perseroan secara konsolidasi akan meningkatkan kinerja dari Pelindo II dan secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja dari Kementerian BUMN. Di masa yang akan datang, Perseroan akan terus mendapat dukungan penuh dari Pelindo II dan Pemerintah untuk dapat meningkatkan kinerja dari Perseroan.

21. STRATEGI BISNIS PERSEROAN

Perseroan memiliki visi “Menjadi perusahaan logistrik kendaraan terbaik di kawasan Asia dengan pelayanan kelas dunia.” Dan memiliki misi sebagai berikut:1. Memberikan kemudahan dan kelancaran untuk mendorong arus ekspor impor dan bongkar muat

kendaraan.2. Memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dukungan

pengembangan industri otomotif nasional.3. Mewujudkan pelayanan terbaik dengan tingkat keselamatan tinggi yang memberikan kepuasan

kepada pengguna jasa, melalui pengelolaan secara professional dan didukung Sumber Daya Manusia yang mempunyai kompetensi tinggi, sehingga mampu bersaing di pasaran dunia dengan mewujudkanefisiensibiayalogistik.

4. Menjalankan bisnis unit sebagai pendukung pelayanan inti dalam upaya meningkatkan keuntungan perusahaan.

Untuk mencapai misi dan visi tersebut, Perseroan melakukan strategi bisnis sebagai berikut:

1. Fokus untuk unggul dalam jaringan bisnis inti• Meningkatkankinerjadanlayananprimadarijaringanterminalkendaraanyangada(optimisasi

danrekonfigurasi)• Mengembangkanjaringanterminalkendaraanbaru• Optimalisasidanekspansilahanuntukpengembanganbisnis

136

2. Unggul dalam bisnis pendukung yang berdaya guna bagi bisnis inti • Meningkatkankinerjadanlayananprimabisnispendukung• Mengembangkanbisnispendukungyangmemberikannilaitambahbagibisnisinti• MenyelaraskanbisnispendukungdenganstrategiPerseroansecarakeseluruhan

3. Terminal kendaraan yang bersinergi dengan industri pendukung• Mengembangkan industri pendukung terminal kendaraan yang memberikan nilai tambah

terhadap perusahaan• Menjalin hubungan kerjasama denganmitra strategis dalammendukung kegiatan terminal

kendaraan

22. IZIN LINGKUNGAN HIDUP

Kegiatan usaha Perseroan tunduk pada berbagai peraturan perundang-undangan dibidang lingkungan hidup. Izin lingkungan yang dimiliki oleh Perseroan adalah sebagai berikut:

Izin-Izin dan Dokumen Material Sehubungan dengan Lingkungan Hidup1. Surat Rekomendasi Kepala Badan Pengelola

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 21/Andal/-1.774.151 tanggal 15 Mei 2012 tentang Rekomendasi RKL-RPL Pengembangan Tanjung Priok Car Terminal

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Izin-Izin Sehubungan dengan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)1. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta No. 133/7.5/31/-1.774.15/2016 tanggal 4 Oktober 2016 tentang Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Kepada PT Indonesia Kendaraan Terminal

Keputusan ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta

2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. 04.39.12 Tahun 2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Izin Pembuangan Air Limbah Ke Laut PT Indonesia Kendaraan Terminal

Keputusan ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan dan dapat diperpanjang.

Diterbitkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan

23. TANGGUNG JAWAB SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY / CSR)

Perseroan memiliki CSR dengan tema “RANGKUL WARGA”. Tema tersebut mengandung makna filosofisdanpsikologisyangditerjemahkansebagaiupayakorporasidalammenjagahubunganbaikdengan masyarakat sekitar yang terdapat pembelajaran/edukasi dalam penyalurannya. Inilah bagian dari keikutsertaan Perseroan dalam memelihara hubungan baik dan bentuk kepedulian sosial dengan masyarakat di lingkungan sekitar Perseroan sekaligus menjaga stabilitas sinergi dalam hubungan bisnis yang dijalankan, Perseroan senantiasa berkewajiban untuk menjaga harmonisasi tersebut melalui program kerja CSR yang juga merupakan tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada masyarakat sekitar. Tema yang diambil dalam kegiatan CSR di Persroan tersebut bernama RANGKUL WARGA. Dimanaduakata tersebutmengandungmaknafilosofisdanpsikologis yangditerjemahkansebagaiupaya korporasi dalam menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar.

Rangkul Warga adalah simbol kebersamaan dalam hubungan interpersonal antara perusahaan dan masyarakat sekitar. Membangun kebersamaan, mewujudkan keberpihakan korporat dan memberi kontribusi nyata dalam hubungan sosial kepada masyarakat yang pada akhirnya ikut mendukung program pemerintah untuk membantu dan memberdayakan masyarakat Indonesia secara umum.

Dalam melaksanakan program CSR, Perseroan menggunakan pendekatan tripple bottom lines yaitu people, planet & profit (3P), dimana upaya untuk menjaga lingkungan sekitar (planet) dan menjaga keseimbangan kehidupan sosial (people) sejalan dengan pertumbuhan laba Perseroan (profit). Pendekatan tripple bottom lines yang meliputi kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial, diharapkan keberadaan Perseroan tidak hanya bermanfaat bagi para pemegang saham, tetapi juga bagi pemangku kepentingan lainnya. Bentuk CSR Perseroan adalah sebagai berikut:

137

Lingkungan Hidup

• Penghematan EnergiDalam setiap aktifitas operasional, Perseroan selalumembutuhkan penggunaan energi sepertilistrik, air dan Bahan bakar minyak. Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup, Perseroan senantiasa melakukan upaya penghematan energi diantaranya menggunakan lampu LED, mematikan lampu dan Komputer pada jam istirahat maupun sepulang bekerja maupun penghematan air.

• Pengelolaan KertasDalam rangka dukungan penyelamatan hutan dan penghematan kertas, Perseroan melakukan berbagai terobosan diantaranya penyebaran surat menyurat internal beralih ke jaringan intranet Perseroan. Perseroan juga senantiasa menghibau kepada karyawan untuk menggunakan kertas bekas untuk cetak coba dokumen dalam setiap pekerjaan serta meminimalkan jumlah kertas dengan memperkecil hasil cetakan untuk jatah dua halaman ke dalam satu lembar kertas.

• Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3Guna mewujudkan lingkungan kerja yang bersih dan sehat, Perseroan mengkategorikan limbah menjadi limbah B3 (limbah bahan dan berbahaya) dan limbah non-B3 (non-bahan beracun berbahaya). Pengelolaan limbah tersebut telah sesuai dengan prosedur ketentuan yang berlaku agar tidak mencemari lingkungan.

Pengelolaan limbah B3 Perseroan mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 dan peraturan lain yang berkaitan. Dalam mengelola limbah B3, semua unit telah memiliki Izin untuk melakukan penyimpanan sementara, untuk selanjutnya akan diserahkan kepada pihak ketiga dalam proses pengangkutan dan pengolahannya. Adapun untuk pengelolaan limbah non B3 yaitu dengan melakukan pemisahan jenis sampah di awal antara sampah organik dan non organik. Melalui pengelolaan tersebut diharapkan limbah tersebut tidak akan menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan Karyawan serta masyarakat sekitar lingkungan Perseroan.

Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan

• Pemberian Santunan Kepada Anak Yatim dan Dhuafa Setiap tahunnya, Perseroan secara rutin mengadakan santunan untuk anak yatim dan dhu’afa

dalam rangka mensejahterkan dan berbagi kebahagian terhadap masyarakat.

• Penyaluran dan Penyembelihan Hewan Qurban Menjelang Hari Raya Idul Adha, Perseroan secara rutin melakukan Penyaluran Hewan Qurban.

• Mudik Gratis Dalam rangka memaksimalkan nilai tambah bagi masyarakat Indonesia dan dapat semakin

mempererat hubungan dengan berbagai lapisan masyarakat, stakeholders, dan mitra di tiap wilayah operasi pelabuhan, Perseroan melalui program CSR pengembangan Sosial dan kemasyarakatan mengadakan program mudik gratis.

• Bantuan Sarana dan Prasarana Setiap tahunnya, Perseroan secara rutin menyalurkan bantuan sarana dan prasarana kepada

lingkungan dalam rangka berkontribusi dalam mensejahterakan dan berbagi kebahagian terhadap masyarakat.

• Kegiatan Keagamaan Setiap tahunnya, Perseroan secara rutin bergabung dalam berbagai kegiatan keagamaan.

138

Tanggung Jawab Kepada Konsumen

• Survei Kepuasan Pelanggan Survei dilaksanakan sebagai wujud komitmen Perseroan dalam meningkatkan pelayanan yang

lebih baik lagi dan dalam rangka menentukan arah pengembangan lebih lanjut. Pelaksanaan survei kepuasan pelanggan dilakukan oleh BPKP.

• Customer Gathering Pelaksana pengelola customer gathering adalah Sub Divisi Customer Service dalam rangka

memberikan apresiasi dan sekaligus meningkatkan hubungan kerjasama dengan pelanggan Perseroan, setiap 3 (tiga) kali dalam setahun selalu mengadakan customer gathering. Pada umumnya acara yang dilakukan pada saat customer gathering adalah coffee morning di Perseroan.

• Pengaduan Pelanggan Bentuk tanggung jawab Perseroan kepada pelanggan, Perseroan menyediakan sarana pengaduan

pelanggan guna memenuhi harapan pelanggan. Pengaduan atau keluhan pelanggan merupakan informasi penting yang dapat ditindaklanjuti dalam meningkatkan kualitas pelayanan Perseroan serta memenuhi tuntutan bisnis dan harapan pelanggan.

139

IX. EKUITAS

Tabel di bawah ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan yang disusun berdasarkan angka-angka yang dikutip dari dan harus dibaca dengan mengacu pada Laporan Keuangan Perseroan 31 Desember 2017, 2016 dan 2015. Laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan OpiniWajarTanpaModifikasian,yangditandatanganiolehMuhammadKurniawandenganRegistrasiAkuntan Publik No.AP.0240, laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja dengan OpiniWajarTanpaModifikasian,yangditandatanganiolehMoch.DadangSyachrunadenganRegistrasiAkuntan Publik No.AP. 0697, dan laporan keuangan per tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja denganOpiniWajarTanpaModifikasian, yangditandatangani oleh yangditandatangani olehMoch.Dadang Syachruna dengan Registrasi Akuntan Publik No.AP. 0697.

(dalam ribuan Rupiah)

Keterangan31 Desember

2017 2016 2015Modal saham 10.000.000 10.000.000 10.000.000 Saldo laba

Cadangan umum 96.892.721 77.221.220 77.221.220 Belum ditentukan penggunaannya 130.154.955 98.357.507 68.572.499

TOTAL EKUITAS 237.047.676 185.578.727 155.793.719

Tidak terdapat perubahan struktur permodalan dari tanggal laporan keuangan terakhir sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan.

Tabel Proforma Ekuitas

Seandainya perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum Perdana Saham kepada Masyarakat terjadi pada tanggal 31 Desember 2017, maka proforma struktur permodalan Perseroan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut :

(dalam ribuan Rupiah, kecuali untuk jumlah saham dan Harga Penawaran)Uraian dan Keterangan Posisi ekuitas

menurut laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2017

Perubahan ekuitas setelah tanggal 31 Desember 2017 jika diasumsikan terjadi pada tanggal tersebut:Penawaran Umum Perdana Saham sejumlah sebesar 509.147.700 (lima ratus sembilan juta seratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus) saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan Harga Penawaran Rp1.640,- setiap saham

Proforma ekuitas pada tanggal 31 Desember 2017 setelah Penawaran Umum Perdana Saham

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Modal saham 10.000.000 50.914.770 60.914.770Tambahan modal disetor

lainnya- Penawaran Umum

Perdana Saham (Agio Saham)*

765.300.550 765.300.550

Saldo labaCadangan umum 96.892.721 - 96.892.721 Belum ditentukan penggunaannya 130.154.955 - 130.154.955

TOTAL EKUITAS 237.047.676 816.215.320 1.053.262.996*Setelah dikurangi biaya emisi

140

X. KEBIJAKAN DIVIDEN

Seluruh saham biasa atas nama yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk saham biasa atas nama yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat termasuk hak atas pembagian dividen.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia, khususnya UUPT, Perseroan dapat membagikan dividen. Pembagian dividen mengacu pada ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Anggaran Dasar Perseroan dan persetujuan pemegang saham pada RUPS serta mempertimbangkan kewajaran atas pembagian dividen tersebut dan juga kepentingan Perseroan. Pembagian dividen hanya dapat dilakukan apabila Perseroan mencatatkan laba ditahan yang positif.

Dividen interim dapat dibagikan pada akhir tahun keuangan selama tidak melanggar ketentuan dari Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian tersebut tidak menyebabkan kekayaan bersih Perseroan lebih kecil dari modal ditempatkan dan disetor. Pembagian dividen interim ditentukan oleh Direksi setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika pada akhir tahun keuangan Perseroan mengalami kerugian, dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh para pemegang saham kepada Perseroan. Dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim, maka Direksi dan Dewan Komisaris akan bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan.

Setelah Penawaran Umum Perdana Saham ini, Direksi Perseroan berencana untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan dengan nilai sekurang-kurangnya 30,0% (tiga puluh persen) dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan, dimulai dari tahun 2019 berdasarkan laba bersih tahun buku 2018, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS. Apabila RUPS menyetujui adanya pembagian dividen, maka dividen tersebut akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham yang tercatat pada tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen, dengan memperhitungkan PPh dan pemotongan pajak sesuai ketentuan yang berlaku, jika ada. Direksi Perseroan dapat melakukan perubahan kebijakan dividen setiap waktu, dengan tunduk pada persetujuan dari pemegang saham melalui RUPS.

Penentuan jumlah dan pembagian dividen tersebut akan bergantung pada rekomendasi Direksi Perseroan dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi antara lain:

• Labaditahan,hasilusahadankeuangan,kondisikeuangan,kondisi likuiditas,prospekusahadimasa depan (termasuk belanja modal dan akuisisi), kebutuhan kas, kesempatan bisnis; dan

• Faktor-faktorlainyangdianggaprelevanolehDireksi.

Tidak ada negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk melakukan pembagian dividen kepada Pemegang Saham.

141

XI. PERPAJAKAN

Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf (f) Undang-Undang No. 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 tahun 2008 (“UU PPh No. 36 tahun 2008”) tentang Pajak Penghasilan (berlaku efektif 1 Januari 2009), dividen atau bagian laba yang diterima oleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri (“WPDN”), koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak termasuk Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi :

i. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

ii. Bagi Perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25,00% dari jumlah modal yang disetor.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Februari 1995 perihal Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri PPh Umum No. 3 juncto SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek), ditetapkan sebagai berikut :

i. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 0,10% (nol koma satu persen) dari jumlahbrutonilai transaksipenjualansahamyangbersifatfinal.Pembayarandilakukandengancara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham.

ii. PemiliksahampendiridikenakantambahanPajakPenghasilanyangbersifatfinalsebesar0,50%(nol koma lima persen) dari seluruh nilai saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum Perdana Saham. Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai saham Perseroan pada saat Penawaran Umum Perdana Saham. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan atas saham pendiri dilakukan oleh Perseroan atas nama pemilik saham pendiri selambat-lambatnya satu (1) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek.

iii. Yang dimaksud dengan “pendiri” adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atau tercantum dalam anggaran dasar Perseroan sebelum Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada OJK dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham memperoleh Pernyataan Efektif.

iv. Pemilik saham pendiri diberikan kemudahan untuk memenuhi kewajiban pajaknya berdasarkan perhitungan sendiri sesuai ketentuan di atas. Namun apabila pemilik saham pendiri memilih untuk tidak memanfaatkan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 tersebut di atas, maka atas penghasilan berupa keuntungan (“capital gain”) dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan tarif yang berlaku umum berdasarkan Pasal 17 UU PPh No. 36 tahun 2008.

Berdasarkan Pasal 17 ayat (2c) UU PPh No.36 tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh WPDN orang pribadi dikenai PajakPenghasilansebesar10%(sepuluhpersen)darijumlahbrutodanbersifatfinal.SesuaidenganPasal 2 Peraturan Menteri Keuangan No. 111/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi

142

DalamNegeri,pengenaanPajakPenghasilanyangbersifatfinalsebesar10%diatasdilakukanmelaluipemotongan oleh pihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen pada saat dividen disediakan untuk dibayarkan.

Pasal 23 ayat (1a) UU PPh No. 36 tahun 2008 menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan atau disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada WPDN atau bentuk usaha tetap dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto dividen oleh pihak yang wajib membayarkan (Perseroan). Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh dividen tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% daripada tarif pajak yang seharusnya dikenakan atau sebesar 30% dari jumlah bruto dividen.

Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1a) UU PPh No. 36 tahun 2008 di atas antara lain tidak dilakukan atas dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3f) UU PPh No. 36 tahun 2008 (sebagaimana disebutkan di paragraf pertama di atas) dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c) UU PPh No. 36 tahun 2008.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. PMK 234/PMK.03/2009 tanggal 29 Desember 2009 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun yang Dikecualikan sebagai Objek Pajak Penghasilan, dividen dari saham yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya disahkan Menteri Keuangan dari penanaman modal pada perseroan terbatas yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan.

Berdasarkan Pasal 26 ayat (1a) UU PPh No. 36 tahun 2008, dividen yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh Perseroan kepada Wajib Pajak Luar Negeri (“WPLN”) selain Bentuk Usaha Tetap di Indonesia, dipotong Pajak Penghasilan sebesar 20% atas jumlah bruto penghasilan oleh Perseroan, atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada penduduk suatu negara yang telah menandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (“P3B”) dengan Indonesia.

Agar WPLN tersebut dapat menerapkan tarif sesuai ketentuan P3B, maka sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak (“DJP”) No. PER-24/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 tentang Perubahan atas Peraturan DJP No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, WPLN diwajibkan untuk melampirkan Surat Keterangan Domisili (“SKD”)/Certificate ofDomicile of Non Resident Tax Payer for Indonesia Tax Withholding, yaitu :

i. Form-DGT 1 untuk WPLN selain yang tercantum di nomor 2 di bawah ini.

ii. Form-DGT 2 untuk WPLN bank; WPLN yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui Kustodian sehubungan dengan penghasilan dari transaksi pengalihan saham atau obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia selain bunga dan dividen; dan WPLN yang berbentuk dana pensiun yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di negara mitra P3B Indonesia dan merupakan subjek pajak di negara mitra P3B Indonesia.

iii. Form SKD yang lazim disahkan atau diterbitkan oleh negara mitra P3B dapat digunakan dalam hal pejabat yang berwenang di negara mitra P3B tidak berkenan menandatangani Form-DGT 1/Form-DGT 2. Form SKD tersebut diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris dan harus memenuhi persyaratan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) PER-24/PJ/2010. Dalam hal ini Form-DGT 1/Form DGT-2 cukup ditandatangani WPLN penerima penghasilan yang merupakan lampiran Form SKD negara mitra P3B.

Di samping persyaratan Form DGT-1 atau Form DGT-2 atau Form SKD negara mitra P3B, sesuai dengan Peraturan DJP No. PER-25/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 tentang Perubahan Peraturan DJP No. PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, secara umum WPLN penerima dividen wajib memenuhi persyaratan bahwa pendirian perusahaan atau pengaturan struktur/ skema transaksi tidak semata-mata ditujukan untuk pemanfaatan P3B. Secara lebih khusus, bagi WPLN penerima dividen yang berdomisili di negara mitra P3B yang mempunyai

143

pengaturanmengenai beneficial owner atau pemilik yang sebenarnya atasmanfaat ekonomis daripenghasilan dalam P3B yang bersangkutan, diberikan persyaratan tambahan sebagai berikut :

i. kegiatan usaha dikelola oleh manajemen sendiri yang mempunyai kewenangan yang cukup untuk menjalankan transaksi; dan

ii. perusahaan mempunyai pegawai; daniii. mempunyai kegiatan atau usaha aktif; daniv. penghasilan yang bersumber dari Indonesia terutang pajak di negara penerimanya; danv. tidak menggunakan lebih dari 50% (lima puluh persen) dari total penghasilannya untuk memenuhi

kewajiban kepada pihak lain dalam bentuk, seperti: bunga, royalti, atau imbalan lainnya, tidak termasuk pemberian imbalan kepada karyawan yang diberikan secara wajar dalam hubungan pekerjaan dan biaya-biaya lain yang lazim dikeluarkan oleh WPLN dalam menjalankan usahanya dan pembagian keuntungan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.

Pemenuhan Kewajiban Perpajakan oleh Perseroan

Sebagai Wajib Pajak secara umum Perseroan memiliki kewajiban untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak.

Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan konsultan pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang mungkin timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini.

144

XII. PENJAMINAN EMISI EFEK

1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek

Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek yang namanya disebut di bawah ini, secara sendiri-sendiri dan tidak bersama-sama, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan kepada Masyarakat sesuai bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) dan mengikatkan diri untuk membeli Saham Yang Ditawarkan yang tidak habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran Umum Perdana Saham.

Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ada sebelumnya dan yang akan ada di kemudian hari antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Efek.

Selanjutnya Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam penjaminan emisi saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7.

Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi efek dalam Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan adalah sebagai berikut:

KeteranganPorsi Penjaminan

Saham Rp (%)Penjamin Pelaksana Emisi Efek

1. PT Bahana Sekuritas 179.384.961 294.191.336.040 35,23%2. PT Mandiri Sekuritas 179.384.961 294.191.336.040 35,23%Penjamin Emisi Efek3. PT RHB Sekuritas Indonesia 119.589.973 196.127.555.720 23,49%4. PT BNI Sekuritas 30.487.805 50.000.000.200 5,99%5. PT Phillip Sekuritas Indonesia 100.000 164.000.000 0,02%6. PT Buana Capital Sekuritas 100.000 164.000.000 0,02%7. PTProfindoSekuritasIndonesia 100.000 164.000.000 0,02%Total 509.147.700 835.002.228.000 100,00%

Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta Penjamin Emisi Efek selain PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT BNI Sekuritas dalamrangkaPenawaranUmuminibukanmerupakanPihakTerafiliasidenganPerseroanbaiksecaralangsungmaupuntidaklangsungsesuaidengandefinisiAfiliasidalamUUPM. PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT BNI Sekuritas merupakan pihak yang terafiliasi secara tidak langsungdenganPerseroandikarenakanbersama-samadimiliki secara tidak langsung oleh Negara Republik Indonesia.

Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT Mandiri Sekuritas selaku Manajer Penjatahan sesuai dengan Peraturan No.IX.A.7.

2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana

Harga Penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi pemegang saham, Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

Berdasarkan hasil Penawaran Awal (bookbuilding) yang dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2018 – 22 Juni 2018 pada kisaran harga Rp1.610,- (seribu enam ratus sepuluh Rupiah) - Rp2.250 (dua ribu dua ratus lima puluh Rupiah). Dengan mempertimbangkan jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selama masa Penawaran Awal, maka berdasarkan kesepakatan antara Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan Perseroan ditetapkan Harga Penawaran sebesar Rp1.640,- (seribu enam ratus empat puluh Rupiah).

145

Penetapan rentang harga penawaran dilakukan berdasarkan kombinasi beberapa metode valuasi seperti metode perhitungan Discounted Cash Flow atas proyeksi pendapatan Perseroan serta rasio perbandingan EV/EBITDA dan P/E dari beberapa perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek regional yang dapat dijadikan perbandingan. Rentang harga penawaran tersebut disampaikan kepada para calon investor pada saat pelaksanaan Penawaran Awal (bookbuilding).

Penentuan harga ini juga telah mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

- Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan;- Kinerja keuangan Perseroan;- Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan

keterangan mengenai industri barang konsumen di Indonesia;- Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau

maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang;- Penilaian berdasarkan rasio perbandingan P/E dan EV/EBITDA dari beberapa perusahaan publik

yang tercatat di Bursa Efek regional yang dapat dijadikan perbandingan; dan - Status dari perkembangan terakhir Perseroan; dan- Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder.

146

XIII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang ikut serta dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut:

Konsultan Hukum : Tumbuan and PartnersJl. Gandaria Tengah III No. 8Kebayoran BaruJakarta 12130

Nomor STTD: STTD.KH-27/PM.22/2018Tanggal STTD: Tanggal 14 Maret 2018Keanggotaan Asosiasi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal: 89003Penanggung Jawab : Fred B.G. Tumbuan

Nomor STTD: STTD.KH-28/PM.22/2018Tanggal STTD: Tanggal 14 Maret 2018Keanggotaan Asosiasi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal: 200211Penanggung Jawab : Jennifer B. Tumbuan

Dalam rangka Penawaran Umum ini, kantor Konsultan Hukum Tumbuan and Partners telah ditunjuk oleh Perseroan untuk Konsultan Hukum dengan surat No. PL.624/2/14/IKT-18 tanggal 16 Maret 2018 perihal Penunjukkan Selaku Konsultan Hukum PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk Dalam Rangka Rencana Penawaran Umum Saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk.

Tugas Pokok Melakukan pemeriksaan dan penelitian dengan kemampuan terbaik yang dimilikinya atas fakta dari segi hukum yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu sebagaimana disampaikan oleh Perseroan. Hasil pemeriksaan dan penelitian mana telah dimuat dalam Laporan Uji Tuntas Dari Segi Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat dari segi Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi Hukum. Tugas dan fungsi Konsultan Hukum yang diuraikan di sini adalah sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna melaksanakan prinsip keterbukaan.

Pedoman kerja berdasarkan Standar Profesi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal yang berlaku dilandasi dengan prinsip keterbukaan dan materialitas.

Akuntan Publik : KAPPurwantono,Sungkoro&Surja(Anggota dari Ernst & Young Global Limited)Gedung Bursa Efek IndonesiaTower 2. Lantai 7Jalan Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Nomor STTD: STTD.AP-118/PM.22/2018Tanggal STTD: 5 Februari 2018Keanggotaan Asosiasi: 1095Penanggung Jawab : Muhammad Kurniawan

Dalam rangka Penawaran Umum ini, kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja telah ditunjuk oleh Perseroan untuk menjadi Akuntan Publik dengan surat penunjukkan PL.624/2/13/IKT-18 tanggal 16 Maret 2018.

147

Tugas Pokok Tugas pokok Akuntan Publik adalah untuk melaksanakan audit berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh IAPI. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan danestimasisignifikanyangdibuatolehmanajemen,sertapenilaianterhadappenyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Pedoman kerja berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Audit (SA).

Notaris : Kantor Notaris Fathiah Helmi S.H.,Gedung Graha Irama, Lantai 6, Room 6CJl. H.R. Rasuna Said Kav. 1-2Jakarta 12950, Indonesia

No. STTD: 02/STTD-N/PM/1996 Tanggal STTD: Tanggal 12 Februari 1996Keanggotaan Asosiasi: Ikatan Notaris Indonesia (INI) No. 011.003.027.260958

Dalam rangka Penawaran Umum ini, kantor Notaris Fathiah Helmi S.H., telah ditunjuk oleh Perseroan untuk menjadi Notaris berdasarkan surat No. PL. 624/2/10/IKT-18 tanggal 16 Maret 2018perihal Penunjukkan Jasa Notaris Dalam Rangka Rencana Penawaran Umum Perdana Saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk.

Pedoman kerja berdasarkan Pernyataan Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia.

Tugas Pokok Membuat akta-akta berita acara RUPS dan Perjanjian-perjanjian dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham.

Biro Administrasi Efek

: PT Edi IndonesiaWisma SMR lantai 10 & 3Jl. Yos Sudarso Kav. 89 RT 10 RW 11, Sunter Jaya, Tanjung PriokJakarta Utara 14350

Nomor STTD : Kep-01/PM/BAE/2000Tanggal STTD : 25 Juli 2000Keanggotaan Asosiasi: Asosiasi Biro Administrasi Efek Indonesia (ABI) Nomor ABI/IX/2014-009 tanggal 3 September 2014

Perseroan menunjuk PT Edi Indonesia sebagai BAE berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham.

148

Tugas Pokok : Tugas dan tanggung jawab BAE dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, sesuai dengan standar profesi dan peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan dan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (“DPPS”) dan FPPS yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana diisyaratkan dalam pemesanan saham dan telah mendapatkan persetujuan dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham, dan melakukan administrasi pemesanan saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah Saham Yang Ditawarkan, BAE melakukan proses penjatahan berdasarkan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek, mencetak konfirmasi penjatahan danmenyiapkan laporan penjatahan.BAE juga bertanggung jawab menerbitkan Formulir Konfirmasi Penjatahan(“FKPS”) atas nama pemesan yang mendapatkan penjatahan dan menyusun laporan Penawaran Umum Perdana Saham sesuai peraturan yang berlaku.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dengan ini menyatakan bahwa telah memenuhi ketentuan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 3/POJK.02/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan.

149

XIV. KETENTUAN PENTING DALAM ANGGARAN DASAR DAN KETENTUAN PENTING LAINNYA TERKAIT PEMEGANG SAHAM

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku adalah anggaran dasar sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Indonesia Kendaraan Terminal No. 48 tanggal 14 April 2018, dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-0008618.AH.01.02.Tahun 2018 tanggal 17 April 2018 serta telah didaftarkan dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0151353 tanggal 17 April 2018 dan keduanya telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0054228.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 17 April 2018 yang telah disesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1, Peraturan OJK No. 32/2014 juncto Peraturan OJK No. 10/2017 dan Peraturan OJK No. 33/2014 juncto Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Tanpa Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS Sirkuler) PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. No. 26 tanggal 11 Mei 2018, dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah didaftarkan dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0189761 tanggal 12 Mei 2018 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0066545.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 12 Mei 2018 yang merubah ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (3) anggaran dasar Perseroan.

1. Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha

Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha (Pasal 3 Anggaran Dasar)

1. Maksud dan tujuan Perseroan ini adalah melakukan usaha di bidang penyediaan dan pengembangan fasilitas pelabuhan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/ mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas Terbuka.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: A. Kegiatan usaha utama Perseroan untuk: Menjalankan kegiatan usaha penyediaan dan/atau pelayanan usaha Bongkar Muat Barang Dari

Dan Ke Kapal di pelabuhan yang meliputi kegiatan Stevedoring, Cargodoring, dan Receiving/Delivery atas kendaraan, alat berat dan suku cadang, termasuk namun tidak terbatas mendirikan /menjalankan anak Perusahaan dan usaha lainnya yang memiliki hubungan langsung maupun tidak langsung dengan Kegiatan Usaha Utama, yaitu Bongkar Muat Barang Dari dan Ke Kapal sepanjang sesuai dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain sebagai berikut: i. Penyediaan dan/atau Pelayanan Jasa Dermaga untuk bertambat;ii. Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik turun penumpang dan/atau kendaraan;iii. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa gudang dan tempatpenimbunan barang, alat

bongkar muat serta peralatanpelabuhan; iv. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, kering dan ro-ro; v. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar muat kendaraan alat berat dan suku

cadang;vi. Penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan bakar danpelayanan air bersih;vii. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa penundaan kapal;viii. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan bongkar muat

barang dan peti kemas;ix. penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang.

150

B. penyediaan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

C. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha penunjang sebagai berikut: a. Vehicle Processing Center (VPC) dan Equipment Processing Center (EPC); b. Port Stock Services; c. Alat Bantu Bongkar Muat; d. Property; e. Road Freight.

b. Modal

Modal (Pasal 4 Anggaran Dasar)

1. Modal dasar Perseroan adalah sebesar Rp 500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah) yang terbagi atas 5.000.000.000 (lima miliar) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp100,00 (seratus Rupiah).

2. Dari Modal Dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah 1.309.237.120 (satu miliar tiga ratus sembilan juta dua ratus tiga puluh tujuh ribu seratus dua puluh) saham, masing-masing saham dengan nilai nominal Rp100,00 (seratus Rupiah) setiap saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 130.923.712.000,00 (seratus tiga puluh miliar sembilan ratus dua puluh tiga juta tujuh ratus dua belas ribu Rupiah), yang telah disetor penuh oleh para Pemegang Saham dengan rinciannya serta nilai nominal sahamnya disebutkan pada bagian akhir akta ini.

3. 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dan disetor tersebut di atas, atau seluruhnya sebesar Rp 130.923.712.000,00 (seratus tiga puluh miliar sembilan ratus dua puluh tiga juta tujuh ratus dua belas ribu Rupiah) telah disetor oleh para Pemegang Saham Perseroan dengan rician sebagai berikut: a. Sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar Rupiah) merupakan setoran lama Perseroan,

sebagaimana tercantum dalam akta Nomor: 10 tanggal 05-11-2012 (lima November dua ribu dua belas) yang dibuat di hadapan Yulianti Irawati, Sarjana Hukum, pengganti dari Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan badan hukum Perseroan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-58515.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 19-11-2012 (Sembilan belas November dua ribu dua belas).

b. Sebesar Rp120.923.712.000,00 (seratus dua puluh miliar sembilan ratus dua puluh tiga juta tujuh ratus dua belas ribu Rupiah) dengan rincian penyetoran sebagai berikut:1) Sebesar Rp120.000.000.000,00 (seratus dua puluh miliar Rupiah), sebagaimana tercantum

dalam akta saya, Notaris, Nomor: 48 tanggal 14-04-2018 (empat belas April dua ribu delapan belas) yang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasarnya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor: AHU-AH.01.03-0151353 tanggal 17-04-2018 (tujuh belas April dua ribu delapan belas), yaitu dengan : i) Kapitalisasi saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya sebesar

Rp24.000.000.000,00 (dua puluh empat miliar Rupiah);ii) Kapitalisasi Cadangan Umum sebesar Rp96.000.000.000,00 (sembilan puluh enam

miliar Rupiah).2) Sebesar Rp 923.712.000,00 (sembilan ratus dua puluh tiga juta tujuh ratus dua belas ribu

Rupiah) yaitu dengan :i) Kapitalisasi saldo laba yang belum ditentukan penggunaanya, sebesar

Rp 30.990.950,00 (tiga puluh juta sembilan ratus sembilan puluh ribu sembilan ratus lima puluh Rupiah);

ii) Kapitalisasi cadangan umum, sebesar Rp 892.721.050,00 (delapan ratus sembilan puluh dua juta tujuh ratus dua puluh satu ribu lima puluh Rupiah);

berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2017 (dua ribu tujuh belas).

151

4. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”).

Syarat dan harga tertentu atas saham yang akan dikeluarkan Perseroan ditetapkan oleh Direksi dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris dan harga tersebut tidak di bawah nilai nominal, dengan mengindahkan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan perubahan/penggantinya (selanjutnya disebut ”UUPT”), dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. Setiap saham dalam simpanan yang dikeluarkan lebih lanjut harus disetor penuh.

5. Penyetoran atas saham dapat dilakukan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lain selain uang dan/atau berupa hak tagih. Penyetoran tersebut wajib memenuhi peraturan Pasar Modal dan perundang-undangan lain yang mengatur mengenai penyetoran tersebut.

6. Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a). Benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada

saat pemanggilan RUPS mengenai penyetoran tersebut; b). Benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di Otoritas

Jasa Keuangan (selanjutnya Otoritas Jasa Keuangan disebut ”OJK”) dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;

c). Memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar ini.

d). Dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar.

e). Dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di OJK.

7. Perseroan dalam melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (selanjutnya disebut “HMETD”), kepada pemegang saham wajib mengumumkan informasi mengenai rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD kepada pemegang saham paling lambat bersamaan dengan pengumuman RUPS melalui paling sedikit 1 (satu) Surat Kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional atau Situs Web Bursa dan Situs Web Perseroan yang isinya memenuhi prinsip-prinsip yang diatur dalam Pasar Modal.

8. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas; Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas

adalah Saham, Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham dari Perseroan selaku penerbit), dilakukan dengan: a). memberikan HMETD yaitu hak yang melekat pada saham yang memberikan kesempatan

pemegang saham yang bersangkutan untuk membeli saham dan/atau efek bersifat ekuitas lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham atau yang memberikan hak untuk membeli saham, sebelum ditawarkan kepada pihak lain;

b). pengeluaran saham/penambahan modal dengan HMETD atau tanpa HMETD dilakukan dengan persetujuan RUPS dan sesuai dengan ketentuan di bidang Pasar Modal;

c). pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut.

d). Perseroan wajib mengadakan alokasi saham dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya yang tidak dipesan pada harga pemesanan yang sama kepada semua pemegang saham yang menyatakan berminat untuk membeli tambahan saham dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya pada periode pelaksanaan HMETD dimaksud.

152

e). HMETD tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak lain, dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.

f). Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam butir d di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama.

g). Jika Perseroan bermaksud melakukan penambahan modal yang penggunaan dananya digunakan untuk melakukan transaksi dengan nilai tertentu yang telah ditetapkan, dalam penambahan modal dimaksud wajib terdapat pembeli siaga yang menjamin untuk membeli sisa saham dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya paling rendah pada harga penawaran atas saham dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya, yang tidak dilaksanakan oleh pemegang HMETD.

h). Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran dan saham yang diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasiyang sama yang diterbitkan oleh Perseroan dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

i). Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas/penambahan modal tanpa memberikan HMETD, dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham: 1). Ditujukan kepada karyawan Perseroan; dan/atau 2). Ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,

yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; dan/atau 3). Dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui RUPS;

dan/atau 4). Dilakukan sesuai dengan peraturan dibidang Pasar Modal yang memperbolehkan

penambahan modal tanpa HMETD.

9. Penambahan Modal Dasar Perseroan; a). Penambahan Modal Dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS.

Perubahan Anggaran Dasar dalam rangka perubahan Modal Dasar harus disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya.

b). Penambahan Modal Dasar yang mengakibatkan Modal Ditempatkan dan Disetor menjadi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari Modal Dasar, dapat dilakukan sepanjang:b.1. Telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah Modal Dasar; b.2 Telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dan/atau penggantinya;b.3 Penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua

puluh lima persen) dari Modal Dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya.

b.4 Dalam hal penambahan Modal Disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 9 huruf b butir 3 Anggaran Dasar ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali Anggaran Dasarnya, sehingga Modal Dasar dan Modal Disetor memenuhi ketentuan Pasal 33 ayat (1) dan ayat (2) UUPT, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam Pasal 4 ayat 9 huruf b butir 3 Anggaran Dasar ini tidak terpenuhi;

b.5 Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 9 huruf b butir 1 Anggaran Dasar ini termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 9 huruf b butir 4 Anggaran Dasar ini.

c). perubahan Anggaran Dasar dalam rangka penambahan Modal Dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan Anggaran Dasar ini kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.

153

10. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah di bayar penuh dan pembelian kembali saham tersebut dengan memperhatikan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya peraturan Pasar Modal.

c. Pelaksanaan RUPS dan RUPSLB

Rapat Umum Pemegang Saham (Pasal 11 Anggaran Dasar)

1. RUPS terdiri atas RUPS Tahunan dan RUPS lainnya.2. RUPS tahunan wajib diselenggarakan setiap tahun dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam)

bulan setelah tahun buku berakhir. 3. RUPS lainnya dapat diselenggarakan pada setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan

Perseroan. 4. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar

Biasa, kecuali dengan tegas ditentukan lain.5. RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil keputusan. 6. Direksi menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan RUPS lainnya atau

atas permintaan Dewan Komisaris Perseroan atau atas permintaan pemegang saham dengan memperhatikan ketentuan dalam ayat 9 pasal ini, dan permintaan RUPS oleh Dewan Komisaris diajukan kepada Direksi dengan surat tercatat disertai alasannya.

7. Dalam RUPS Tahunan Direksi menyampaikan: a. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat 3 Anggaran Dasar ini. b. Usulan penggunaan Laba Perseroan apabila Perseroan mempunyai saldo laba positif;c. Usulan Penunjukan Akuntan Publik yang terdaftar di OJK. Penunjukan dan pemberhentian

akuntan publik yang akan memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis tahunan wajib diputuskan dalam RUPS dengan mempertimbangkan usulan Dewan Komisaris. Dalam hal RUPS tidak dapat memutuskan penunjukan akuntan publik, RUPS dapat mendelegasikan kewenangan tersebut kepada Dewan Komisaris, disertai penjelasan mengenai:i. alasan pendelegasian kewenangan; danii. kriteria atau batasan akuntan publik yang dapat ditunjuk Selain mata acara sebagaimana

dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c ayat ini, RUPS Tahunan dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya dalam rapat sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

8. Persetujuan laporan tahunan oleh RUPS Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan kecuali perbuatan penggelapan, penipuan dan tindakan pidana lainnya.

9. Permintaan Penyelenggaraan RUPS Oleh Pemegang Saham: 1. 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per

sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat meminta agar diselenggarakan RUPS.

2. Permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini diajukan kepada Direksi dengan surat tercatat disertai alasannya.

3. Permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini harus: a. dilakukan dengan itikad baik; b. mempertimbangkan kepentingan Perseroan; c. merupakan permintaan yang membutuhkan keputusan RUPS;d. disertai dengan alasan dan bahan terkait hal yang harus diputuskan dalam RUPS; dan e. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar

Perseroan.4. Direksi wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham dalam jangka waktu

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini diterima Direksi.

5. Dalam hal Direksi tidak melakukan pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (4) ayat ini, pemegang saham dapat mengajukan kembali permintaan penyelenggaraan RUPS kepada Dewan Komisaris.

154

6. Dewan Komisaris wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kalender terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (5) ayat ini diterima Dewan Komisaris.

7. Dalam hal Direksi atau Dewan Komisaris tidak melakukan pengumuman RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir (4) ayat ini dan butir (6) ayat ini, Direksi atau Dewan Komisaris wajib mengumumkan:a. terdapat permintaan penyelenggaraan RUPS dari pemegang saham sebagaimana

dimaksud dalam butir (1) ayat ini ; dan b. alasan tidak diselenggarakannya RUPS.

8. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada butir (7) ayat ini dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak diterimanya permintaan penyelenggaraan RUPS dari -pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam butir (4) ayat ini dan butir (6) ayat ini.

9. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada butir (7) ayat ini paling kurang melalui: a. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional; b. situs web Bursa Efek; dan c. situs web Perseroan, dalam Bahasa Indonesia dan bahasa asing, dengan ketentuan

bahasa asing yang digunakan paling kurang bahasa Inggris.10. Pengumuman yang menggunakan bahasa asing sebagaimana dimaksud pada butir (9) huruf

c ayat ini wajib memuat informasi yang sama dengan informasi dalam pengumuman yang menggunakan Bahasa Indonesia

11. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran informasi yang diumumkan dalam bahasa asing dengan yang diumumkan dengan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir (10) ayat ini informasi yang digunakan sebagai acuan adalah informasi dalam Bahasa Indonesia.

12. Bukti pengumuman sebagaimana dimaksud pada butir (9) huruf a ayat ini beserta salinan surat permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir (2) ayat ini wajib disampaikan kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman.

13. Dalam hal Dewan Komisaris tidak melakukan pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir (6) ayat ini, pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam butir (1) ayat ini dapat mengajukan permintaan diselenggarakannya RUPS kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan untuk menetapkan pemberian izin diselenggarakannya RUPS.

14. Pemegang saham yang telah memperoleh penetapan pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (13) ayat ini wajib: a. melakukan pengumuman, pemanggilan akan diselenggarakan RUPS, pengumuman

ringkasan risalah RUPS, atas RUPS yang diselenggarakan sesuai dengan Peraturan OJK di bidang Pasar Modal.

b. melakukan pemberitahuan akan diselenggarakan RUPS dan menyampaikan bukti pengumuman, bukti pemanggilan, risalah RUPS, dan bukti pengumuman ringkasan risalah RUPS atas RUPS yang diselenggarakan kepada OJK sesuai dengan Peraturan di bidang pasar modal.

c. melampirkan dokumen yang memuat nama pemegang saham serta jumlah kepemilikan sahamnya pada Perseroan yang telah memperoleh penetapan pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS dan penetapan pengadilan dalam pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada huruf b kepada OJK terkait akan diselenggarakan RUPS tersebut.

15. Pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam butir (1) ayat ini wajib tidak mengalihkan kepemilikan sahamnyasebagaimana ditentukan dalam Pasal 10 ayat 8.

Tempat, Pemberitahuan, Pengumuman, Pemanggilan dan Waktu Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (Pasal 12 Anggaran Dasar)

1. RUPS wajib dilakukan di wilayah Republik Indonesia. 2. Perseroan wajib menentukan tempat dan waktu penyelenggaraan RUPS3. Tempat penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib dilakukan di:

(1) tempat kedudukan Perseroan; (2) tempat Perseroan melakukan kegiatan usaha utamanya;

155

(3) ibukota provinsi dimana tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha utama Perseroan; atau

(4) provinsi tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan.

4. Pemberitahuan RUPS kepada OJK: (1). Perseroan wajib terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan mata acara rapat kepada OJK

paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum pengumuman RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman RUPS.

(2). Mata acara rapat sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini wajib diungkapkan secara jelas dan rinci.

(3). Dalam hal terdapat perubahan mata acara rapat sebagaimana dimaksud pada butir (2) ayat ini, Perseroan wajib menyampaikan perubahan mata acara dimaksud kepada OJK paling lambat pada saat pemanggilan RUPS.

5. Ketentuan ayat 4 pasal ini mutatis mutandis berlaku untuk pemberitahuan penyelenggaraan RUPS oleh pemegang saham yang telah memperoleh penetapan pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 9 butir (14).

6. Pengumuman RUPS: (1) Perseroan wajib melakukan pengumuman RUPS kepada pemegang saham paling lambat 14

(empat belas) hari kalender sebelum pemanggilan RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan.

(2) Pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini paling kurang memuat:a. ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS;b. ketentuan pemegang saham yang berhak mengusulkan mata acara rapat; c. tanggal penyelenggaraan RUPS; dan d. tanggal pemanggilan RUPS.

(3) Dalam hal RUPS diselenggarakan atas permintaan pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 9, selain memuat hal yang disebut pada butir (2) ayat ini, pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini, wajib memuat informasi bahwa Perseroan menyelenggarakan RUPS karena adanya permintaan dari pemegang saham.

(4) Pengumuman RUPS kepada pemegang saham sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini, paling kurang melalui: a. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional; b. situs web Bursa Efek; dan c. situs web Perseroan, dalam Bahasa Indonesia dan bahasa asing, dengan ketentuan

bahasa asing yang digunakan paling kurang Bahasa Inggris. (5) Pengumuman RUPS yang menggunakan bahasa asing sebagaimana dimaksud pada butir

(4) huruf c ayat ini, wajib memuat informasi yang sama dengan informasi dalam pengumuman RUPS yang menggunakan Bahasa Indonesia.

(6) Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran informasi yang diumumkan dalam bahasa asing dengan yang diumumkan dengan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir (5) ayat ini informasi yang digunakan sebagai acuan adalah informasi dalam Bahasa Indonesia.

(7) Bukti pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (4) huruf a ayat ini wajib disampaikan kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman RUPS.

(8) Dalam hal RUPS diselenggarakan atas permintaan pemegang saham, penyampaian bukti pengumuman RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (7) ayat ini juga disertai dengan salinan surat permintaan penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 9 butir (2).

(9) Pengumuman dan Pemanggilan RUPS, untuk memutuskan hal-hal yang berbenturan kepentingan, dilakukan dengan mengikuti peraturan Pasar Modal.

7. Ketentuan ayat 6 pasal ini mutatis mutandis berlaku untuk pengumuman penyelenggaraan RUPS oleh pemegang saham yang telah memperoleh penetapan pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 9 butir (14).

156

8. Usulan Mata Acara Rapat: (1) Pemegang saham dapat mengusulkan mata acara rapat secara tertulis kepada Direksi paling

lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum pemanggilan RUPS. (2) Pemegang saham yang dapat mengusulkan mata acara rapat sebagaimana dimaksud pada

butir (1) ayat ini adalah 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili 1/20 (satu per dua puluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

(3) Usulan mata acara rapat sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini harus: a. dilakukan dengan itikad baik; b. mempertimbangkan kepentingan Perseroan; c. menyertakan alasan dan bahan usulan mata acara rapat; dan d. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

(4) Usulan mata acara rapat dari pemegang saham sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini merupakan mata acara yang membutuhkan keputusan RUPS.

(5) Perseroan wajib mencantumkan usulan mata acara rapat dari pemegang saham sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini sampai dengan butir (4) ayat ini dalam mata acara rapat yang dimuat dalam pemanggilan.

9. Pemanggilan RUPS: (1) Perseroan wajib melakukan pemanggilan kepada pemegang saham paling lambat 21 (dua

puluh satu) hari kalender sebelum RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.

(2) Pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini paling kurang memuat informasi: a. tanggal penyelenggaraan RUPS; b. waktu penyelenggaraan RUPS; c. tempat penyelenggaraan RUPS; d. ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS; e. mata acara rapat termasuk penjelasan atas setiap mata acara tersebut; dan f. informasi yang menyatakan bahan terkait mata acara rapat tersedia bagi pemegang saham

sejak tanggal dilakukannya pemanggilan RUPS sampai dengan RUPS diselenggarakan.(3) Pemanggilan RUPS kepada pemegang saham sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini

paling kurang melalui: a. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional; b. situs web Bursa Efek; dan c. situs web Perseroan, dalam Bahasa Indonesia dan bahasa asing, dengan ketentuan

bahasa asing yang digunakan paling kurang Bahasa Inggris. (4) Pemanggilan RUPS yang menggunakan bahasa asing sebagaimana dimaksud pada butir (3)

huruf c ayat ini wajib memuat informasi yang sama dengan informasi dalam pemanggilan RUPS yang menggunakan Bahasa Indonesia.

(5) Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran informasi pada pemanggilan dalam bahasa asing dengan informasi pada pemanggilan dalam Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir (4) ayat ini, informasi yang digunakan sebagai acuan adalah informasi dalam Bahasa Indonesia.

(6) Bukti pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (3) huruf a ayat ini wajib disampaikan kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pemanggilan RUPS.

(7) Pemanggilan RUPS, untuk memutuskan hal-hal yang berbenturan kepentingan, dilakukan dengan mengikuti peraturan Pasar Modal.

(8) Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini, Pemanggilan harus dilakukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris menurut cara yang ditentukan dalam Anggaran Dasar ini, dengan memperhatikan peraturan Pasar Modal.

10. Ketentuan ayat 9 pasal ini mutatis mutandis berlaku untuk pemanggilan penyelenggaraan RUPS oleh pemegang saham yang telah memperoleh penetapan pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 9 butir (14).

157

11. Pemanggilan RUPS kedua dilakukan dengan ketentuan: (1) Pemanggilan RUPS kedua dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender

sebelum RUPS kedua dilangsungkan. (2) Dalam pemanggilan RUPS kedua harus menyebutkan RUPS pertama telah dilangsungkan

dan tidak mencapai kuorum kehadiran. Ketentuan ini berlaku tanpa mengurangi peraturan Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

(3) RUPS kedua dilangsungkan dalam jangka waktu paling cepat 10 (sepuluh) hari kalender dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah RUPS pertama dilangsungkan.

(4) Ketentuan media pemanggilan dan ralat pemanggilan RUPS mutatis mutandis berlaku untuk pemanggilan RUPS kedua.

12. Pemanggilan RUPS ketiga dilakukan dengan ketentuan: (1) Pemanggilan RUPS ketiga atas permohonan Perseroan ditetapkan oleh OJK; (2) Dalam pemanggilan RUPS ketiga menyebutkan RUPS kedua telah dilangsungkan dan tidak

mencapai kuorum kehadiran.

13. Bahan Mata Acara Rapat: (1) Perseroan wajib menyediakan bahan mata acara rapat bagi pemegang saham.(2) Bahan mata acara rapat sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini wajib tersedia sejak

tanggal dilakukannya pemanggilan RUPS sampai dengan penyelenggaraan RUPS.(3) Dalam hal ketentuan peraturan perundang-undangan lain mengatur kewajiban ketersediaan

bahan mata acara rapat lebih awal dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir (2) ayat ini, penyediaan bahan mata acara rapat dimaksud mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan lain tersebut.

(4) Bahan mata acara rapat yang tersedia sebagaimana dimaksud pada butir (2) ayat ini dapat berupasalinandokumenfisikdan/atausalinandokumenelektronik.

(5) Salinandokumenfisiksebagaimanadimaksudpadabutir(4)ayatinidiberikansecaracuma-cuma di kantor Perseroan jika diminta secara tertulis oleh pemegang saham.

(6) Salinan dokumen elektronik sebagaimana dimaksud pada butir (4) ayat ini dapat diakses atau diunduh melalui situs web Perseroan.

(7) Dalam hal mata acara rapat mengenai pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris, daftar riwayat hidup calon anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang akan diangkat wajib tersedia:a. di situs web Perseroan paling kurang sejak saat pemanggilan sampai dengan

penyelenggaraan RUPS; atau b. pada waktu lain selain waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a namun paling lambat

pada saat penyelenggaraan RUPS, sepanjang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

14. Ralat Pemanggilan: (1) Perseroan wajib melakukan ralat pemanggilan RUPS jika terdapat perubahan informasi dalam

pemanggilan RUPS yang telah dilakukan sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 butir (2) pasal ini.

(2) Dalam hal ralat pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini memuat informasi atas perubahan tanggal penyelenggaraan RUPS dan/atau penambahan mata acara RUPS, Perseroan wajib melakukan pemanggilan ulang RUPS dengan tata cara pemanggilan sebagaimana diatur dalam ayat 9 pasal ini.

(3) Ketentuan kewajiban melakukan pemanggilan ulang RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (2) ayat ini tidak berlaku apabila ralat pemanggilan RUPS mengenai perubahan atas tanggal penyelenggaraan RUPS dan/atau penambahan mata acara RUPS dilakukan bukan karena kesalahan Perseroan.

(4) Bukti ralat pemanggilan bukan merupakan kesalahan Perseroan sebagaimana dimaksud pada butir (3) ayat ini disampaikan kepada OJK pada hari yang sama saat dilakukan ralat pemanggilan.

(5) Ketentuan media dan penyampaian bukti pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 butir (3), ayat 9 butir (4), dan ayat 9 butir (7) pasal ini, mutatis mutandis berlaku untuk media ralat pemanggilan RUPS dan penyampaian bukti ralat pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini.

158

15. Hak Pemegang Saham: (1) Pemegang saham baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri

RUPS. (2) Pemegang Saham dapat diwakili oleh Pemegang saham lain atau pihak ketiga dengan surat

kuasa dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Dalam RUPS tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu)

suara. (4) Pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS adalah pemegang saham yang namanya

tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan RUPS.

(5) Dalam hal terjadi ralat pemanggilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 12 butir (1) pasal ini, pemegang saham yang berhak hadir dalam -RUPS adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum ralat pemanggilan RUPS.

16. Pada saat pelaksanaan RUPS, pemegang saham berhak memperoleh informasi mata acara rapat dan bahan terkait mata acara rapat sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan.

17. Pada saat pelaksanaan RUPS, Perseroan dapat mengundang pihak lain yang terkait dengan mata acara RUPS.

18. Selama Perseroan belum mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan, Pemegang Saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS, dengan ketentuan semua Pemegang Saham telah diberitahukan secara tertulis dan semua Pemegang Saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.

Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.

Pimpinan dan Tata Tertib Rapat Umum Pemegang Saham (Pasal 13 Anggaran Dasar)

1. Pimpinan RUPS: (1) RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. (2) (2) Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan hadir, maka RUPS

dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. (3) Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan

hadir sebagaimana dimaksud pada butir (1) dan butir (2) ayat ini, RUPS dipimpin oleh pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.

(4) Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris untuk memimpin RUPS mempunyai benturan kepentingan dengan mata acara yang akan diputuskan dalam RUPS, RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.

(5) Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, RUPS dipimpin oleh salah satu anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi.

(6) Dalam hal salah satu anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi untuk memimpin RUPS mempunyai benturan kepentingan atas mata acara yang akan diputuskan dalam RUPS, RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan.

(7) Dalam hal semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham bukan pengendali yang dipilih oleh mayoritas pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS.

(8) Pimpinan RUPS berhak meminta agar mereka yang hadir membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam RUPS tersebut.

2. Tata Tertib RUPS: (1) Pada saat pelaksanaan RUPS, tata tertib RUPS harus diberikan kepada pemegang saham

yang hadir.(2) Pokok-pokok tata tertib RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (1) ayat ini harus dibacakan

sebelum RUPS dimulai.

159

(3) Pada saat pembukaan RUPS, pimpinan RUPS wajib memberikan penjelasan kepada pemegang saham paling kurang mengenai: a. kondisi umum Perseroan secara singkat;b. mata acara rapat;c. mekanisme pengambilan keputusan terkait mata acara rapat; dan d. tata cara penggunaan hak pemegang saham untuk mengajukan pertanyaan dan/atau

pendapat.

Keputusan, Kuorum Kehadiran, Kuorum Keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (Pasal 14 Anggaran Dasar)

1. Keputusan RUPS: (1) Keputusan RUPS dapat diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan dengan

memenuhi ketentuan dalam Anggaran Dasar ini. (2) Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud pada

butir (1) tidak tercapai, keputusan diambil melalui pemungutan suara. (3) Pengambilan keputusan melalui pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada butir (2)

ayat ini wajib dilakukan dengan memperhatikan ketentuan kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS.

2. Kuorum Kehadiran dan Kuorum Keputusan RUPS: (1) Sepanjang tidak diatur lain dalam Anggaran Dasar ini, kuorum kehadiran dan kuorum keputusan

dalam RUPS untuk mata acara yang harus diputuskan dalam RUPS (termasuk pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam batas modal dasar) dilakukan dengan mengikuti ketentuan: a. RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari

jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran dasar Perseroan menentukan jumlah kuorum yang lebih besar.

b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili kecuali anggaran dasar Perseroan menentukan jumlah kuorum yang lebih besar.

c. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS, kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran dasar Perseroan menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh jumlah suara setuju yang lebih besar.

d. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada huruf b ayat ini tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah --dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh OJK atas permohonan Perseroan.

(2) Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS untuk mata acara perubahan anggaran dasar Perseroan, kecuali perubahan anggaran -dasar Perseroan dalam rangka pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam batas modal dasar dan memperpanjang jangka waktu berdirinya Perseroan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:a. RUPS dapat dilangsungkan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili

paling kurang 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

b. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

160

d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana -dimaksud huruf c tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh OJK atas permohonan Perseroan.

(3) Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS untuk mata acara mengalihkan kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50% lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 satu) transaksi atau lebih baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya Perseroan, dan pembubaran Perseroan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:a. RUPS dapat dilangsungkan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili

paling kurang 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

b. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika RUPS dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling kurang 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana dimaksud huruf c tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh OJK atas permohonan Perseroan.

(4) Kuorum kehadiran dan kuorum keputusan RUPS untuk mata acara transaksi yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. RUPS dapat dilangsungkan jika RUPS dihadiri oleh Pemegang Saham Independen yang

mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen.

b. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah sah jika disetujui oleh Pemegang Saham Independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen.

c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS dihadiri oleh Pemegang Saham Independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen.

d. Keputusan RUPS kedua adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen yang hadir dalam RUPS.

e. Dalam hal kuorum kehadiran pada RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada huruf c tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh Pemegang Saham Independen dari saham dengan hak suara yang sah, dalam kuorum kehadiran yang ditetapkan oleh OJK atas permohonan Perseroan.

161

f. Keputusan RUPS ketiga adalah sah jika disetujui oleh Pemegang Saham Independen yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh persen) saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen yang hadir.

g. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh Pemegang Saham Independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan.

(5) Pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah yang hadir dalam RUPS namun abstain (tidak memberikan suara) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara.

(6) Dalam pemungutan suara, suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya dan pemegang saham tidak berhak memberikan kuasa kepada lebih dari seorang kuasa untuk sebagian dari jumlah saham yang dimilikinya dengan suara yang berbeda.

(7) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir (7) pasal ini dikecualikan bagi:a. Bank Kustodian atau Perusahaan Efek sebagai Kustodian yang mewakili nasabah-

nasabahnya pemilik saham Perseroan.b. Manajer Investasi yang mewakili kepentingan Reksa Dana yang dikelolanya.

(8) Dalam pemungutan suara, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan yang bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa dari Pemegang Saham.

(9) Pemungutan suara dilakukan secara lisan, kecuali apabila Pimpinan -Rapat menentukan lain.

3. Risalah RUPS: (1) Perseroan wajib membuat risalah RUPS. (2) Risalah RUPS wajib dibuat dan ditandatangani oleh pimpinan rapat dan paling sedikit 1 (satu)

orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS. (3) Tanda tangan sebagaimana dimaksud pada butir (2) ayat ini tidak disyaratkan apabila risalah

RUPS tersebut dibuat dalam bentuk akta berita acara RUPS yang dibuat oleh notaris.(4) Risalah RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir (1) ayat ini wajib disampaikan kepada OJK

paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah RUPS diselenggarakan.(5) Dalam hal waktu penyampaian risalah RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (4) ayat ini

jatuh pada hari libur, risalah RUPS tersebut wajib disampaikan paling lambat pada hari kerja berikutnya.

4. Ringkasan Risalah RUPS: (1) Perseroan wajib membuat ringkasan risalah RUPS. (2) Ringkasan risalah RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir (1) ayat ini wajib memuat

informasi paling kurang: a. tanggal RUPS, tempat pelaksanaan RUPS, waktu pelaksanaan RUPS, dan mata acara

RUPS; b. anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang hadir pada saat RUPS; c. jumlah saham dengan hak suara yang sah yang hadir pada saat RUPS dan persentasenya

dari jumlah seluruh saham yang mempunyai hak suara yang sah; d. ada tidaknya pemberian kesempatan kepada pemegang saham untuk mengajukan

pertanyaan dan/atau memberikan pendapat terkait mata acara rapat; e. jumlah pemegang saham yang mengajukan pertanyaan dan/atau memberikan pendapat

terkait mata acara rapat, jika pemegang saham diberi kesempatan; f. mekanisme pengambilan keputusan RUPS; g. hasil pemungutan suara yang meliputi jumlah suara setuju, tidak -setuju, dan abstain (tidak

memberikan suara) untuk setiap mata acara rapat, jika pengambilan keputusan dilakukan dengan pemungutan suara;

h. keputusan RUPS; dan i. pelaksanaan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham yang berhak, jika

terdapat keputusan RUPS terkait dengan pembagian dividen tunai. (3) Ringkasan risalah RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (2) ayat ini wajib diumumkan

kepada masyarakat paling kurang melalui: a. 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia berperedaran nasional; b. situs web Bursa Efek; dan c. situs web Perseroan, dalam Bahasa Indonesia dan bahasa asing, dengan ketentuan

bahasa asing yang digunakan paling kurang bahasa Inggris.

162

(4) Ringkasan risalah RUPS yang menggunakan bahasa asing sebagaimana dimaksud pada butir (3) huruf c ayat ini wajib memuat informasi yang sama dengan informasi dalam ringkasan risalah RUPS yang menggunakan Bahasa Indonesia.

(5) Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran informasi pada ringkasan risalah RUPS dalam bahasa asing dengan informasi pada ringkasan risalah RUPS dalam Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir (4) ayat ini, informasi yang digunakan sebagai acuan adalah Bahasa Indonesia.

(6) Pengumuman ringkasan risalah RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (3) ayat ini wajib diumumkan kepada masyarakat paling lambat -2 (dua) hari kerja setelah RUPS diselenggarakan.

(7) Bukti pengumuman ringkasan risalah RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (3) huruf a ayat ini wajib disampaikan kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diumumkan.

(8) Ketentuan ayat 3 butir (4), ayat 3 butir (5) dan butir (3), butir (6) dan butir (7) ayat ini) mutatis mutandis berlaku untuk: a. penyampaian kepada OJK atas risalah RUPS dan ringkasan risalah RUPS yang

diumumkan; dan b. pengumuman ringkasan risalah RUPS; dari penyelenggaraan RUPS oleh pemegang

saham yang telah memperoleh penetapan pengadilan untuk menyelenggarakan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 9 butir (14).

d. Hak, Preferensi dan Pembatasan Masing-masing Saham

Saham (Pasal 5 Anggaran Dasar)

1. Saham-saham Perseroan adalah saham-saham atas nama, sebagaimana terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

2. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham, yaitu orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

3. Setiap 1 (satu) saham memberikan 1 (satu) hak suara. 4. Dalam hal 1 (satu) saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka para pemilik

bersama tersebut harus menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau orang lain sebagai wakil mereka bersama dan hanya nama wakil ini saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham dan wakil ini harus dianggap pemegang yang sah dari saham bersangkutan dan berhak untuk menjalankan dan mempergunakan semua hak-hak berdasarkan hukum yang timbul atas saham-saham tersebut.

5. Selama ketentuan dalam ayat 4 Pasal ini belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam RUPS, dan pembayaran dividen untuk saham itu ditangguhkan.

6. Setiap Pemegang Saham harus tunduk kepada Anggaran Dasar ini dan kepada semua keputusan-keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan UUPT

8. Bukti Kepemilikan Saham sebagai berikut: a. Dalam hal saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian

dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat saham atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya.

b. Dalam hal saham Perseroan masuk dalam Penitipan Kolektif Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan,makaPerseroanwajibmenerbitkansertifikatataukonfirmasi tertulis kepadaLembaga Penyelesaian dan Penyimpanan sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan.

c. Untuk saham-saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku pula peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek, di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan

163

Surat Saham (Pasal 6 Anggaran Dasar)

1. Perseroan dapat mengeluarkan suatu surat kolektif saham yang memberi bukti pemilikan dari 2 (dua) saham atau lebih yang dimiliki oleh seorang pemegang saham.

2. Pada surat saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat saham; c. Nilai nominal saham; d. Tanggal pengeluaran surat saham;

3. Pada surat kolektif saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat kolektif saham; c. Nomor surat saham dan jumlah saham; d. Nilai nominal saham; e. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham;

4. Setiap surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham harus dicetak dan diberinomor urut dan harus dibubuhi tanggal pengeluaran serta memuat tandatangan dari Direktur Utama bersama-sama dengan seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris, dan tandatangan tersebut dapat dicetak langsung pada surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham, dengan mengindahkan peraturan perundang--undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

Surat Saham Pengganti (Pasal 7 Anggaran Dasar)

1. Surat saham dan surat kolektif saham yang rusak: a. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika:

(1) Pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; dan

(2) Perseroan telah menerima surat saham yang rusak;b. Perseroan wajib memusnahkan asli surat saham rusak tersebut setelah memberikan

penggantian surat saham yang nomornya sama dengan nomor surat saham yang asli.

2. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika: a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas

hilangnya surat saham tersebut; c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang

dipandang cukup oleh Direksi Perseroan; dand. Rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di

mana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari kalender sebelum pengeluaran pengganti surat saham.

3. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu ditanggung oleh Pemegang Saham yang berkepentingan.

4. Ketentuan-ketentuan tersebut dalam ayat 1 ayat 2 dan ayat 3 Pasal ini juga berlaku untuk pengeluaran pengganti surat kolektif saham atau Efek --Bersifat Ekuitas.

Daftar Pemegang Saham Khusus (Pasal 9 Anggaran Dasar)

1. Direksi berkewajiban untuk mengadakan, menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan.

164

2. Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat : a. Nama dan alamat para Pemegang Saham; b. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para Pemegang Saham;c. Jumlah yang disetor atas setiap saham; d. Nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham

atausebagaipenerimajaminanfidusiasahamdantanggalperolehanhakgadaitersebutatautanggalpendaftaranjaminanfidusiatersebut;

e. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; f. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi;

3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.

4. Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar Khusus Perseroan, harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal/ alamat dengan surat yang disertai tanda penerimaan kepada Direksi. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka semua surat-surat, panggilan dan pemberitahuan kepada Pemegang Saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat Pemegang Saham yang terakhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.

5. Direksi menyediakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di kantor Perseroan. Setiap Pemegang Saham atau wakilnya yang sah dapat meminta agar Daftar Pemegang Saham dan Daftar khusus diperlihatkan kepadanya pada waktu jam kerja Perseroan.

6. Pemegang Saham yang sah dari Perseroan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan kepada Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

7. Pendaftaran nama lebih dari 1 (satu) orang untuk 1 (satu) saham atau pemindahan hak dari 1 (satu) saham kepada lebih dari 1 (satu) orang tidak diperkenankan.

Dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 5 ayat 4 Anggaran Dasar ini, Perseroan berhak memperlakukan pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu satunya pemegang yang sah atas saham (saham) tersebut.

8. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan saham dalam Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai suatupenjualan,pemindah-tanganan,pengagunan,gadaiataujaminanfidusia,yangmenyangkutsaham-saham Perseroan atau hak-hak atau kepentingan-kepentingan atas saham-saham harus dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal

Pemindahan Hak Atas Saham (Pasal 10 Anggaran Dasar)

1. a. Kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan khususnya peraturan di bidang Pasar Modal dan Anggaran Dasar Perseroan ini, Pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen ---yang ditandatangani oleh atau atas nama Pihak yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama Pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan. Dokumen pemindahan hak atas saham -harus berbentuk sebagaimana ditentukan atau disetujui oleh Direksi.

b. Pemindahan Hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian dan Perusahaan Efek.

Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dengan ketentuan, bahwa dokumen pemindahan hak atas saham-saham yang tercatat pada Bursa Efek harus memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku pada Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan, dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan yang berlaku di tempat di mana saham saham Perseroan dicatatkan.

165

2. Pemindahan hak atas saham-saham yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar ini atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tanpa persetujuan dari-- pihak yang berwenang jika disyaratkan, tidak berlaku terhadap Perseroan.

3. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham- dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan dalam Anggaran Dasar- ini tidak dipenuhi.

4. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan tersebut dicatatkan.

5. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga nama dari pemilik baru tersebut telah --tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat di -mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang Pemegang Saham atau karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham berubah berdasarkan hukum, dapat dengan mengajukan bukti-bukti haknya tersebut, sebagaimana sewaktu-waktu dapat disyaratkan oleh Direksi, mengajukan permohonan secara tertulis untuk di daftar sebagai Pemegang Saham dari saham tersebut. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik atas dasar bukti-bukti hak itu dan tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

7. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.

8. Pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 9 butir (1) wajib tidak mengalihkan kepemilikan sahamnya dalam jangka waktu paling sedikit 6 (enam) bulan sejak RUPS jika permintaan penyelenggaraan RUPS dipenuhi oleh Direksi atau Dewan Komisaris atau ditetapkan olehpengadilan.

Penggunaan Laba dan Pembagian Dividen (Pasal 22 Anggaran Dasar)

1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS Tahunan, dan merupakan saldo laba yang positif dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.

2. Dividen-dividen hanya dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS, dalam keputusan tersebut juga harus ditentukan waktu dan cara pembayaran dividen. Dividen untuk suatu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan Pasal 9 Anggaran Dasar ini, yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang RUPS dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dari peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.

3. Dalam hal RUPS Tahunan tidak menentukan penggunaan lain, maka laba bersih setelah dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan oleh UUPT dan Anggaran Dasar ini dapat dibagi sebagai dividen.

4. Dalam hal terdapat keputusan RUPS terkait dengan pembagian dividen tunai, Perseroan wajib melaksanakan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham yang berhak paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diumumkannya ringkasan risalah RUPS yang memutuskan pembagian dividen tunai.

5. Jikalau perhitungan laba rugi dari satu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dalam perhitungan laba rugi dan selanjutnya untuk tahun tahun berikutnya Perseroan dianggap tidak memperoleh laba selama kerugian yang tercatat dalam perhitungan laba rugi itu belum tertutup seluruhnya, dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

166

6. Dividen yang tidak diambil setelah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau, dimasukkan kedalam cadangan khusus, RUPS mengatur tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukkan kedalam cadangan khusus tersebut. Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus sebagaimana tersebut di atas dan--tidak diambil dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun akan menjadi hak Perseroan.

7. Mengenai saham-saham yang tercatat dalam Bursa Efek berlaku peraturan-peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

8. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris, dengan memperhatikan proyeksi perolehan laba dan kemampuan keuangan Perseroan dan dengan memperhatikan ayat 6 Pasal ini.

9. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh Pemegang Saham kepada Perseroan.

10. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan, dalam hal Pemegang Saham tidak dapat mengembalikan dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat 8 Pasal ini.

Penggunaan Cadangan (Pasal 23 Anggaran Dasar)

1. Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan, yang ditentukan oleh RUPS dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Kewajiban penyisihan untuk cadangan tersebut berlaku apabila Perseroan mempunyai laba yang positif.

3. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai cadangan mencapai paling sedikit 20 % (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan.

4. Cadangan yang belum mencapai jumlah sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.

5. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan, RUPS dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya digunakan untuk keperluan Perseroan.

Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan (Pasal 25 Anggaran Dasar)

1. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan ditetapkan oleh RUPS dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 ayat 2 butir (3) Anggaran Dasar ini.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal.

Pembubaran, Likuidasi dan Berakhirnya Status Hukum (Pasal 26 Anggaran Dasar)

1. Pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 ayat 2 butir (3) Anggaran Dasar ini.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubaran, likuidasi dan berakhirnya status badan hukum adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan perundang undangan dibidang Pasar Modal.

e. Direksi

Direksi (Pasal 15 Anggaran Dasar)

1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi. 2. Direksi terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang, yang salah satu diantaranya sebagai Direktur Utama

dengan memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang berdomisili di

Indonesia dan memenuhi persyaratan pada saat diangkat dan selama menjabat: a. mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik;b. cakap melakukan perbuatan hukum;

167

c. dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat: 1. tidak pernah dinyatakan pailit; 2. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan

bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit; 3. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara

dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan 4. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang selama

menjabat:i. pernah tidak menyelenggarakan RUPS tahunan; ii. pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris

pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan

iii. pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari OJK tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan tahunan dan/atau laporan keuangan kepada OJK.

d. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang undangan; dan e. memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perseroan.

4. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut dalam ayat 3, anggota Dewan Komisaris wajib mengikuti peraturan perundang undangan lainnya.

5. Pemenuhan persyaratan sebagai anggota Direksi wajib dimuat dalam surat pernyataan dan disampaikan kepada Perseroan.

6. Surat pernyataan mengenai persyaratan menjadi anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan 4 pasal ini wajib diteliti dan didokumentasikan oleh Perseroan.

7. Akibat hukum dari tidak dipenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 3 dan 4 pasal ini, adalah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk melakukan penggantian anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 dan 4 pasal ini.

9. Usulan pengangkatan, pemberhentian, dan/atau penggantian anggota Direksi kepada RUPS harus memperhatikan rekomendasi dari Dewan Komisaris atau komite yang menjalankan fungsi nominasi.

10. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Pengangkatan anggota Direksi untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan ke-5 (kelima) pada akhir 1 (satu) periode masa jabatan dimaksud, dan dapat diangkat kembali sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, namun demikian dengan tidak mengurangi hak RUPS tersebut untuk memberhentikan anggota Direksi tersebut sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir, dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar ini.

11. Anggota Direksi setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan keputusan RUPS.

12. a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya

b. Alasan pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dilakukan apabila anggota Direksi yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi yang antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau karena alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS.

c. Keputusan pemberhentian anggota Direksi tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri dalam RUPS.

d. Pemberian kesempatan untuk membela diri tersebut tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut.

e. Pemberhentian anggota Direksi berlaku sejak ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir a ayat ini atau tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS.

13. a. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya sebelum masa jabatannya berakhir dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.

b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi yang bersangkutan dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri.

168

c. Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya permohonan pengunduran diri Direksi sebagaimana dimaksud dalam huruf a ayat ini dan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah hasil penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam huruf b ayat ini.

d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Direksi yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Terhadap anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi sejak pengangkatan yang bersangkutan hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS.

f. Pembebasan tanggung jawab anggota Direksi yang mengundurkan diri diberikan setelah RUPS Tahunan membebaskannya.

14. a. Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya.

b. Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada butir a diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan.

c. Dalam hal terdapat anggota Direksi yang diberhentikan untuk sementara sebagaimana dimaksud pada huruf a ayat ini, Dewan Komisaris harus menyelenggarakan RUPS untuk mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut.

d. RUPS sebagaimana tersebut dalam huruf c ayat ini harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah tanggal pemberhentian sementara.

e. Dengan lampaunya jangka waktu penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf d ayat ini atau RUPS tidak dapat mengambil keputusan, pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada huruf a ayat ini menjadi batal.

f. Dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada huruf c ayat ini anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri.

g. Anggota Direksi yang diberhentikan untuk sementara sebagaimana dimaksud pada huruf a ayat ini tidak berwenang:i. menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud

dan tujuan Perseroan; danii. mewakili Perseroan di dalam maupun di luar pengadilan.

h. Pembatasan kewenangan sebagaimana dimaksud pada huruf g ayat ini berlaku sejak keputusan pemberhentian sementara oleh Dewan Komisaris sampai dengan:a. terdapat keputusan RUPS yang menguatkan atau membatalkan pemberhentian sementara

sebagaimana dimaksud pada huruf c ; ataub. lampaunya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf d.

i. Dalam hal RUPS menguatkan keputusan pemberhentian sementara, maka anggota Direksi yang bersangkutan diberhentikan untuk seterusnya.

j. Apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut tidak hadir dalam RUPS maka anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut dianggap tidak menggunakan haknya untuk membela dirinya dalam RUPS, dengan demikian anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut menerima keputusan RUPS.

k. Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan kepada Otoritas Jasa keuangan mengenai:(a). keputusan pemberhentian sementara, dan(b). hasil penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 huruf c Pasal ini atau

informasi mengenai batalnya pemberhentian sementara oleh Dewan Komisaris karena tidak terselenggaranya RUPS sampai dengan lampaunya jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 huruf e Pasal ini; paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah terjadinya peristiwa tersebutt

15. RUPS dapat: - Mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang diberhentikan dari

jabatannya; atau - Mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang mengundurkan

diri dari jabatannya; atau - Mengangkat seseorang sebagai anggota Direksi untuk mengisi suatu lowongan; atau

169

- Menambah jumlah anggota Direksi baru. Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota -Direksi yang

diberhentikan atau anggota Direksi yang mengundurkan -diri atau untuk mengisi lowongan adalah untuk sisa masa jabatan dari Direktur yang diberhentikan/digantikan tersebut dan masa jabatan dari -penambahan anggota Direksi baru tersebut adalah untuk sisa masa jabatan dari Direksi yang masih menjabat pada masa itu, kecuali apabila -ditentukan lain dalam RUPS.

16. Masa jabatan anggota Direksi dengan sendirinya berakhir, apabila anggota Direksi tersebut: a. Meninggal dunia;b. Ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu putusan pengadilan; atau c. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku, dengan memperhatikan

peraturan di bidang pasar modal. 17. Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya (jika ada) bagi anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dan

wewenang tersebut oleh RUPS dapat -dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. 18. Bilamana jabatan seorang anggota Direksi lowong karena sebab apapun yang mengakibatkan

jumlah anggota Direksi kurang dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Pasal ini, maka selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah lowongan itu, harus diadakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

19. Apabila jabatan Direktur Utama lowong dan selama masa penggantinya belum diangkat atau belum memangku jabatannya, maka salah seorang Direktur yang ditunjuk oleh Rapat Direksi akan menjalankan kewajiban Direktur Utama dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang sama sebagai Direktur Utama. Dalam hal seluruh anggota Direksi lowong maka berlaku ketentuan dalam Pasal 19 ayat 12 Anggaran Dasar ini.

20. Antara para anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan anggota Komisaris dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis kesamping, termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan.

21. Anggota Direksi yang berasal dari karyawan Perseroan, maka karyawan Perseroan tersebut pensiun sebagai karyawan dengan pangkat dan/ atau kelas jabatan tertinggi sesuai dengan ketentuan Perseroan.

22. Setiap anggota Direksi dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan Perseroan selain penghasilan yang sah.

23. Ketentuan mengenai Direksi yang belum diatur dalam anggaran dasar ini mengacu pada Peraturan OJK di bidang Pasar Modal dan ketentuan serta peraturan perundangan lainnya yang berlaku

Tugas dan Wewenang Direksi (Pasal 16 Anggaran Dasar)

1. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini, maka: a. Direksi berwenang untuk menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan yang meliputi;

1) mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang karyawan Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain dan mengatur penyerahan kekuasaaan Direksi untuk mewakili Perseroan kepada Kepala Cabang atau Kepala Perwakilan di dalam atau di luar negeri;

2) mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi karyawan Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan keuputusan Rapat Umum Pemegang Saham;

3) mengangkat dan memberhentikan karyawan Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4) mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan;

170

5) melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Direksi berkewajiban untuk: 1) mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai

dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya; 2) menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan

Anggaran Perseroan, dan perubahannya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris;

3) memberikan penjelasan kepada Dewan Komisaris mengenai Rencana Jangka Panjang Perseroan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan;

4) membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat Direksi; 5) membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perseroan,

serta dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan;

6) menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit;

7) menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada Rapat Umum Pemegang Saham untuk disetujui dan disahkan;

8) memberikan penjelasan kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Laporan Tahunan;

9) menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

10) memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf b butir 4 dan 5 ayat ini, dan dokumen Perseroan lainnya;

11) menyimpan di tempat kedudukan Perseroan: Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf b butir 4 dan 5 ayat ini, dan dokumen Perseroan lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf b butir 11) ayat ini;

12) menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan;

13) memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris;

14) menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya; 15) memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota

Dewan Komisaris;16) menyusun dan menetapkan struktur organisasi Perseroan; 17) menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam

Anggaran Dasar ini dan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan;

3. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajib mencurahkan tenaga, pikiran, perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas, kewajiban dan pencapaian tujuan Perseroan;

4. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,transparansi,kemandirian,akuntabilitas,pertanggungjawabansertakewajaran;

5. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mengindahkan perundang-undangan yang berlaku;

171

6. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab atas pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Direksi wajib menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar.

7. Setiap anggota Direksi wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab -sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian.

8. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Direksi dapat membentuk komite.

9. Dalam hal dibentuk komite sebagaimana dimaksud pada ayat 8, Direksi -wajib melakukan evaluasi terhadap kinerja komite setiap akhir tahun buku.

10. Direksi bersama dengan Dewan Komisaris wajib menyusun: a. pedoman yang mengikat setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. b. kode etik yang berlaku bagi seluruh Direksi yang berlaku bagi seluruh anggota Direksi dan

anggota Dewan Komisaris, karyawan/pegawai, serta pendukung organ yang dimiliki Perseroan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

11. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan tugasnya.

12. Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 11 Pasal ini, apabila dapat membuktikan: a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian

untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan

pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

13. Direksi mewakili Perseroan secara sah dan secara langsung baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan pembatasan sebagaimana ditentukan dalam ayat 14 pasal ini.

14. Direksi terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris, dengan mengindahkan peraturan perundang undangan yang berlaku dan anggaran dasar Perseroan, untuk: a. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain untuk jangka diatas 5 (lima) tahun

berupa lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerjasama Operasi (KSO), Bangunan Guna Serah (Build Operate Transfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build Own Transfer/BowT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BTO) dan kerjasama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh RUPS;

b. Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/ panjang, kecuali pinjaman (utang atau piutang) yang timbul karena transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan kepada anak perusahaan Perseroan dengan ketentuan pinjaman kepada anak perusahaan Perseroan dilaporkan kepada Dewan Komisaris;

c. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati; d. Melepaskan dan menghapuskan aktive tetap Perseroan: e. Menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkat dibawah Direksi. f. Menetapkan Rencana Jangka Panjang perseroan; g. Menetapkan dan merubah Logo Perseroan; h. Mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan; i. Membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun

tidak langsung dengan Perseroan;j. Pembebanan biaya perseroan yang bersifst tetap dan rutin untuk yayasan, organisasi dan/

atau perkumpulan baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan;k. Pengusulan wakil Perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris

padaperusahaanpatungandan/atauanakperusahaanyangmemberikankontribusisignifikankepada perseroan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS;

172

l. Melakukan tindakan-tindakan lain yang nilainya sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, yaitu:1) Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah/panjang;2) Melakukan penyertaan modal pada Perseroan lain;3) Melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan

m. melakukan tindakan-tindakan lain sebagaimana dimaksud dalam -ayat ini yang belum ditetapkan dalam RKAP;

n. melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan dan pembubaran anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan;

o. mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist).15. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan atau penjelasan dan dokumen

secara lengkap dari Direksi, Dewan Komisaris harus memberikan Keputusan sebagaimana dimaksud ayat 14 Pasal ini.

16. Perbuatan-perbuatan di bawah ini hanya dapat dilakukan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk:a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka menengah dan/atau panjang dengan

nilai lebih dari 50% (lima puluh persen) dari kekayaan bersih Perseroan dalam 1(satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak;

b. Melakukan penyertaan modal pada Perseroan lain dengan nilai lebih dari 50% (lima puluh persen) dari kekayaan bersih Perseroan dalam 1(satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak;

c. Melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan dengan nilai lebih dari 50% lima puluh persen) dari kekayaan bersih Perseroan dalam 1(satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak.

dengan memperhatikan ketentuan dalam ayat 12 pasal ini. 17. Perbuatan hukum untuk (a) mengalihkan atau melepaskan hak atau (b) menjadikan jaminan utang

seluruh atau sebagian besar harta Perseroan yaitu dengan nilai sebesar lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak ----dan transaksi sebagaimana dimaksud tersebut adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih Perseroan yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, harus mendapat persetujuan RUPS dengan syarat dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 2 butir (3) Anggaran Dasar ini.

18. PerbuatanhukumuntukmelakukanTransaksiMaterial,TransaksiAfiliasidanTransaksiBenturanKepentingan Tertentu adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan untuk transaksi yang memerlukan persetujuan dari RUPS Perseroan adalah dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

19. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

20. Apabila Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan pada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.

21. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan maka anggota Direksi terlama dalam jabatan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.

22. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang Direksi terlama dalam jabatan, maka anggota Direksi terlama dalam jabatan dan yang tertua dalam usia berwenang bertindak untuk dan atas nama direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.

23. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS, dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi.

24. Apabila terjadi sesuatu hal dimana kepentingan Perseroan bertentangan dengan kepentingan pribadi salah seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan

173

akan diwakili oleh Dewan Komisaris atau seorang yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal tidak ada anggota Dewan Komisaris maka RUPS mengangkat seorang atau lebih untuk mewakili Perseroan dalam menjalankan tugas tersebut di atas.

25. Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:a. terdapat perkara di pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan;

dan b. anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang berbenturan dengan

kepentingan Perseroan. 26. Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat 20, yang berhak mewakili Perseroan

adalah: a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan; b. Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan

dengan Perseroan; atau c. pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris

mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.27. Anggota Direksi dilarang merangkap jabatan lain sebagaimana tersebut dibawah ini:

a. anggota Direksi pada BUMN, badan usaha milik daerah, badan usaha milik swasta; b. Anggota Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas pada BUMN, c. Jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/ lembaga pemerintah pusatdan/ atau

daerah. d. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan, pengurus

partai politik dan/ atau calon/anggota legislative dan/ atau calon kepala daerah dan/ atau wakil kepala daerah;

e. Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; dan/ atau 28. Ketentuan mengenai Tugas dan wewenang Direksi yang belum diatur dalam anggaran dasar ini

mengacu pada Peraturan di bidang Pasar Modal dan ketentuan serta peraturan perundangan lainnya yang berlaku.-

f. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris (Pasal 18 Anggaran Dasar)

1. Dewan Komisaris terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang, yang terdiri dari :a. 1 (satu) orang Komisaris Utama; b. 1 (satu) orang Komisaris atau lebih; atau paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi,

dengan memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 2. Dalam hal Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris, 1 (satu) di

antaranya adalah Komisaris Independen. 3. Dalam hal Dewan Komisaris terdiri lebih dari 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris, jumlah

Komisaris Independen wajib paling kurang 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris.

4. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris atau berdasarkan-penunjukan dari Dewan Komisaris.

5. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang memenuhi persyaratan pada saat diangkat dan selama menjabat: a. mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik; b. cakap melakukan perbuatan hukum; c. dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat:

1. tidak pernah dinyatakan pailit; 2. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan

bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit; 3. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara

dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan

174

4. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang selama menjabat: i. pernah tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan;ii. pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris

pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan

iii. pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari OJK tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan tahunan dan/atau laporan keuangan kepada OJK.

d. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dane. memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perseroan.

6. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut dalam ayat 5, anggota Dewan Komisaris wajib mengikuti peraturan perundang-undangan lainnya.

7. Untuk Komisaris Independen, selain memenuhi ketentuan dalam ayat 5 --dan ayat 6 harus pula memenuhi persyaratan sebagai Komisaris Independen sebagaimana ditentukan dalam peraturan OJK.

8. Pemenuhan persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris wajib dimuat dalam surat pernyataan dan disampaikan kepada Perseroan.

9. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 8 wajib diteliti dan didokumentasikan oleh Perseroan.

10. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 dan ayat 6 wajib dipenuhi anggota Dewan Komisaris selama menjabat.

11. Akibat hukum dari tidak dipenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 5 dan 6 pasal ini, tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

12. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk melakukan penggantian anggota Dewan Komisaris yang dalam masa jabatannya tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 5.

13. Usulan pengangkatan, pemberhentian, dan/atau penggantian anggota Komisaris kepada RUPS harus memperhatikan rekomendasi dari Dewan Komisaris atau komite yang menjalankan fungsi nominasi.

14. Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan ke-3 (tiga) pada akhir 1 (satu) periode masa jabatan dimaksud, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, namun demikian dengan tidak mengurangi hak RUPS tersebut untuk memberhentikan anggota Dewan Komisaris tersebut sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya berakhir, dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar ini.

15. Anggota Dewan Komisaris setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan keputusan RUPS.

16. a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.

b. Alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dilakukan apabila anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris yang antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau karena alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS.

c. Keputusan pemberhentian anggota Dewan Komisaris tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri dalam RUPS.

d. Pemberian kesempatan untuk membela diri tersebut tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut.

e. Pemberhentian anggota Dewan Komisaris berlaku sejak ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir a ayat ini atau tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS.

17. a. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya sebelum masa jabatannya berakhir dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.

b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri.

175

c. Perseroan wajib melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya permohonan pengunduran diri Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam butir a ayat ini dan hasil penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir b ayat ini.

d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan -perundang-undangan yang berlaku.

e. Terhadap anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya sebagai anggota Dewan Komisaris sejak pengangkatan yang bersangkutan hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS.

f. Pembebasan tanggung jawab anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri diberikan setelah RUPS Tahunan membebaskannya.

18. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris dengan sendirinya berakhir, apabila anggota Dewan Komisaris tersebut: a. meninggal dunia; b. ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu putusan pengadilan; atau c. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku, dengan memperhatikan

peraturan di bidang pasar modal. 19. Honorarium dan tunjangan lain dari anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS. 20. Bilamana jabatan seorang anggota Dewan Komisaris lowong sehingga mengakibatkan jumlah

anggota Dewan Komisaris kurang dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, maka RUPS harus diadakan dalam waktu selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender sesudah terjadinya lowongan tersebut, untuk mengisi lowongan tersebut dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

21. Apabila jabatan Komisaris Utama lowong dan selama penggantinya belum diangkat atau belum memangku jabatannya, maka salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris akan menjalankan kewajiban Komisaris Utama dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang sama sebagai Komisaris Utama.

22. Setiap anggota Dewan Komisaris dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan Perseroan selain penghasilan yang sah.

23. Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap sebagai:a. Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha

Milik Swasta;b. Pengurus partai politik dan/atau anggota legislatif dan/atau calon kepala daerah/wakil kepala

daerah; c. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau d. Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

24. Ketentuan mengenai Dewan Komisaris yang belum diatur dalam anggaran dasar ini mengacu pada Peraturan OJK dan ketentuan serta peraturan perundangan lainnya yang berlaku.

Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris (Pasal 19 Anggaran Dasar)

1. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini, maka: a. Dewan Komisaris berwenang untuk:

1. melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluanverifikasi,danlain-lainsuratberhargadanmemeriksakekayaanPerseroan;

2. memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan; 3. meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan

yang menyangkut pengelolaan Perseroan; 4. mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;

176

5. meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya dibawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris;

6. mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris jika dianggap perlu; 7. memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar

ini; 8. membentuk Komite-Komite selain Komite Audit jika dianggap perlu dengan memperhatikan

kemampuan Perseroan; 9. menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban

Perseroan, jika dianggap perlu; 10. melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu

tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundnagan yang berlaku;

11. menghadiri Rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan;

12. melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Dewan Komisaris berkewajiban untuk: 1. memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan; 2. meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang Perseroan dan

Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;

3. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan;

4. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta;

5. Menyusun program kerja tahunan dan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan;

6. Membentuk Komite Audit; 7. Mengusulkan Akuntan Publik kepada Rapat Umum Pemegang Saham; 8. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya; 9. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya

pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain; 10. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku

yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham; 11. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat,

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan Komisaris harus: a. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan, serta prinsip-prinsip

profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban,serta kewajaran;

b. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

4. Dalam kondisi tertentu, Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar.

5. Anggota Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian.

6. Dewan Komisaris wajib melakukan evaluasi terhadap kinerja komite yang membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a angka 8 setiap akhir tahun buku.

177

7. Dewan Komisaris bersama dengan Direksi wajib menyusun: a. pedoman yang mengikat setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. b. kode etik yang berlaku bagi seluruh Dewan Komisaris yang berlaku bagi seluruh anggota

Dewan Komisaris dan anggota Direksi, karyawan/pegawai, serta pendukung organ yang dimiliki Perseroan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

8. Setiap anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan tugasnya.

9. Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 8 Pasal ini, apabila dapat membuktikan: a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian

untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak- langsung atas tindakan

pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

10. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak untuk memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.

11. Dewan Komisaris berhak untuk meminta penjelasan kepada Direksi tentang segala hal yang ditanyakan dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris.

12. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara atau apabila karena sebab apapun Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris.

13. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya.

14. Pada setiap waktu Dewan Komisaris berdasarkan suatu keputusan Rapat Dewan Komisaris dapat memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi dari jabatannya (jabatan mereka) dengan menyebutkan alasannya, dengan memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar ini dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

15. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat 14 menjadi bagian dari laporan Dewan Komisaris dan dicantumkan dalam laporan penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK.

Ketentuan mengenai Dewan Komisaris yang belum diatur dalam anggaran dasar ini mengacu pada Peraturan OJK dan ketentuan serta peraturan perundangan lainnya yang berlaku.

178

XV. TATA CARA PEMESANAN EFEK BERSIFAT EKUITAS

1. Pemesanan Pembelian Saham

Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Prospektus ini dan FPPS. Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang dapat diperoleh pada Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada Bab XXI dalam Prospektus ini. Setelah FPPS dilengkapi oleh pemesan, pemesanan wajib disampaikan melalui Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada Bab XXI dalam Prospektus ini. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.

Setiap pemesan saham harus memiliki Rekening Efek pada Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening di KSEI.

2. Pemesan Yang Berhak

Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau lembaga/badan usaha sebagaimana diatur dalam UUPM dan Peraturan No. IX.A.7.

3. Jumlah Pemesan

Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan perdagangan yang berjumlah 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham.

4. Pendaftaran Efek Ke Dalam Penitipan Kolektif

Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek.

a) Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas Saham-saham Yang Ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum Perdana Saham dalam bentuk Surat Kolektif Saham, tetapi saham tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham-saham hasil Penawaran Umum Perdana Saham akan dikreditkan ke dalam Rekening Efek atas nama Pemegang Rekening selambat-lambatnyapadatanggal6Juli2018setelahmenerimakonfirmasiregistrasisahamtersebut atas nama KSEI dari Perseroan atau BAE.

2. Sebelum saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini dicatatkan di Bursa Efek, pemesan akan memperoleh bukti kepemilikan saham dalam bentuk FKPS yang sekaligus merupakan sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas saham-saham dalam Penitipan Kolektif.

3. KSEI, PerusahaanEfek atauBankKustodian akanmenerbitkan konfirmasi tertulis kepadapemegangrekeningsebagaisuratkonfirmasimengenaikepemilikansaham.KonfirmasitertulismerupakansuratkonfirmasiyangsahatassahamyangtercatatdalamRekeningEfek.

4. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan saham antara Rekening Efek di KSEI.

5. Pemegang saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, bonus, hak memesan efek terlebih dahulu dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lain yang melekat pada saham.

6. Pembayaran dividen, bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada saham dilaksanakan oleh Perseroan atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan, melalui Rekening EfekdiKSEIuntukselanjutnyaditeruskankepadapemilikmanfaat (beneficialowner)yangmemiliki/membuka Rekening Efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.

179

7. Setelah Penawaran Umum Perdana Saham dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yangmenghendaki sertifikat saham dapatmelakukan penarikan sahamkeluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum Perdana Saham didistribusikan ke dalam Rekening Efek Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang ditunjuk.

8. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI melalui Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi formulir penarikan efek.

9. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kolektif Saham selambat-lambatnya lima Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola saham.

10. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas saham Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di KSEI untuk mengadministrasikan saham tersebut.

b) Saham-saham yang ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada Penjamin Emisi Efek di tempat di mana FPPS yang bersangkutan diajukan.

5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham

Selama Masa Penawaran Umum Perdana Saham, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja yang ditentukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan di mana FPPS diperoleh.

Setiap pihak hanya berhak mengajukan satu FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan melampirkan fotocopy jati diri (KTP/paspor bagi perorangan dan anggaran dasar bagi badan hukum) dan membawa tanda jati diri asli (KTP/paspor bagi perorangan, dan anggaran dasar bagi badan hukum) serta tanda bukti sebagai nasabah anggota bursa dan melakukan pembayaran sebesar jumlah pesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotocopy paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan/atau domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pemesanan.

Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham termasuk persyaratan pihak yang berhak melakukan pemesanan, tidak terpenuhi. Sedangkan pemesan, tidak dapat membatalkan pembelian sahamnya apabila telah memenuhi persyaratan pemesanan pembelian.

Program Kepemilikan Saham Perseroan oleh Karyawan melalui Penjatahan Saham untuk Karyawan (Employee Stock Allocation atau Program ESA)

Periode pemesanan saham jatah pasti oleh Peserta Program ESA dilakukan sebelum masa bookbuilding berakhir. Saham jatah pasti dibayarkan dari insentif yang diterima karyawan sesuai dengan ketentuan Perseroan. Sementara untuk saham bonus akan diberikan langsung kepada Peserta Program ESA yang telah ditentukan tanpa melewati proses pemesanan.

Hak – Hak Pemegang ESA

Para Peserta Program ESA berhak mendapatkan saham bonus dan memiliki opsi untuk membeli saham jatah pasti sesuai dengan ketentuan yang telah diatur oleh Perseroan tentang Program Employee Stock Allocation (ESA). Para Peserta Program ESA berhak atas hak dividen, hak suara dalam RUPS, dan hak-hak lainnya sesuai dengan hak-hak pemegang saham lainnya.

180

Ketentuan Program ESA

Biaya dan pajak yang akan timbul sehubungan dengan Program ESA berupa pemberian Saham Bonus akan ditanggung oleh Perseroan, sedangkan biaya dan pajak yang akan timbul sehubungan dengan Program ESA berupa Saham Jatah Pasti akan ditanggung oleh Peserta Program ESA.Peserta Program ESA dapat melakukan transaksi penjualan saham melalui Bursa Efek atau diluar Bursa Efek. Atas pelaksanaan penjualan tersebut, berlaku ketentuan perpajakan sebagai berikut:

- UntukpelaksanaanpenjualanmelaluiBursaEfekakandikenakanpajakyangbersifatfinalyangbesarnya 0,1% (nol koma satu persen) dari nilai transaksi.

- Untuk pelaksanaan penjualan saham diluar Bursa Efek akan dikenakan pajak yang diperhitungkan dari capital gain yang diterima oleh Peserta Program ESA.

PerseroanakanmenerbitkankonfirmasialokasiSahamBonusdanSahamJatahPastikepadaPesertaProgram ESA, Peserta Program ESA wajib menyampaikan Pernyataan Dan Pengikatan Diri Dalam Rangka Program Kepemilikan Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan yang menyatakan Peserta melakukan pemesanan Saham Jatah Pasti dengan dana sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Perseroan dalam Program ESA ini. Perseroan akan menyampaikan daftar Peserta Program ESA serta jumlah saham dalam Program ESA kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta melakukan pembayaran dengan jumlah penuh seluruh saham dalam Program ESA dengan harga yang sama dengan harga penawaran umum saham, pembayaran dilakukan pada rekening bank yang ditunjuk oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk menerima pembayaran pemesanan saham dalam rangka Penawaran Umum ini, dengan jumlah penuh.

6. Masa Penawaran Umum Perdana Saham

Masa Penawaran Umum Perdana Saham akan dimulai pada tanggal 2 Juli 2018 dan ditutup tanggal 3 Juli 2018, mulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Namun demikian jika jumlah keseluruhan saham yang dipesan telah melebihi dari jumlah Saham Yang Ditawarkan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada OJK, dapat mempersingkat Masa Penawaran Umum Perdana Saham tersebut tidak kurang dari satu Hari Kerja.

7. Tanggal Penjatahan

Tanggal Penjatahan di mana Manajer Penjatahan dan Perseroan menetapkan penjatahan saham untuk setiap pemesanan dan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal 5 Juli 2018.

8. Persyaratan Pembayaran

Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek pemindahbukuan atau wesel bank dalam mata uang Rupiah dan dibayarkan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada waktu FPPS diajukan. Semua setoran harus dimasukan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebagai berikut :

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.Cabang Kebon Sirih Jakarta

Atas nama : PT Mandiri Sekuritas-IPO Indonesia Kendaraan TerminalNo. A/C : 121-000-7267812

Apabila pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik pihak yang mengajukan (menandatangani) FPPS. Cek milik/atas nama pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau wesel bank ditolak oleh bank, pemesanan pembelian saham yang bersangkutan adalah batal. Pembayaran menggunakan cek/ pemindahbukuan/ giro sudah harus ”in good fund” pada hari terakhir masa Penawaran Umum untuk Penjamin Emisi Efek, nasabah ritel dan nasabah institusi, kecuali untuk nasabah institusi internasional dapat melakukan pembayaran ”in good fund” paling lambat pada Tanggal Distribusi.

181

Untuk pembayaran melalui transfer account dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan nomor FPPS/DPPS-nya.

9. Bukti Tanda Terima

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan yang menerima pengajuan FPPS akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan dari FPPS lembar kelima sebagai bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. Bukti tanda terima pemesanan pembelian saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan dan harus disimpan dengan baik agar dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian sisa uang pemesanan dan/atau penerimaan FKPS atas pemesanan pembelian saham.

10. Penjatahan Saham

Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT Mandiri Sekuritas selaku Manajer Penjatahan sesuai dengan Peraturan No.IX.A.7.

a. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)

Penjatahan pasti dibatasi sebanyak 99,0% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan atau sebesar 504.056.200 (lima ratus empat juta lima puluh enam ribu dua ratus) saham, yang akan dialokasikan namun tidak terbatas pada dana pensiun, asuransi, reksadana, yayasan, institusi bentuk lain, baik domestik maupun luar negeri.

Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan pasti, maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

a. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum Perdana Saham. Penentuan besarnya persentase Penjatahan Pasti wajib memperhatikan kepentingan pemesan perorangan;

b. Jumlah penjatahan pasti sebagaimana dimaksud pada huruf (a) termasuk pula jatah bagi pegawai Perseroan yang melakukan pemesanan dalam Penawaran Umum Perdana Saham (jika ada) dengan jumlah paling banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham; dan

c. PenjatahanpastidilarangdiberikankepadaPemesanSahamYangTerafiliasi,yaitu:

1) direktur, komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham;

2) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan; dan 3) Afiliasidaripihaksebagaimanadimaksuddalamangka (1)danangka (2),yangbukan

merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.

b. Penjatahan Terpusat (Pooling Allotment)

Penjatahan terpusat dibatasi sampai dengan 1,0% (satu persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan atau sebesar 5.091.500 (lima juta sembilan puluh satu ribu lima ratus) saham.

182

Jika jumlah efek yang dipesan melebihi jumlah Saham Yang Ditawarkan melalui suatu Penawaran Umum Perdana Saham, maka Manajer Penjatahan yang bersangkutan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa efek setelah alokasi untuk Penjatahan Pasti sebagai berikut:

a. JikasetelahmengecualikanPemesanSahamYangTerafiliasiyangbukanmerupakanpihakyang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga dan terdapat sisa saham yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka: (i) pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan; dan (ii) dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa saham, maka sisa saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada Pemesan SahamYangTerafiliasi

b. JikasetelahmengecualikanPemesanSahamYangTerafiliasidanterdapatsisasahamyangjumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:- para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di

Bursa Efek, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan terbesar yang ditetapkan oleh Bursa Efek di mana saham tersebut akan tercatat; dan

- apabila masih terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.

11. Penundaan Masa Penawaran Umum Perdana Saham atau Pembatalan Penawaran Umum Perdana Saham

Dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran memperoleh Pernyataan Efektif sampai dengan berakhirnya Masa Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan dapat menunda Masa Penawaran Umum Perdana Saham untuk masa paling lama tiga bulan sejak Pernyataan Pendaftaran memperoleh Pernyataan Efektif atau membatalkan Penawaran Umum Perdana Saham, dengan ketentuan:

i. terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi :a. indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh perseratus) selama

tiga Hari Bursa berturut-turut;b. bencanaalam,perang,huru-hara,kebakaran,pemogokanyangberpengaruhsecarasignifikan

terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atauc. peristiwa lainyangberpengaruhsecarasignifikanterhadapkelangsunganusahaPerseroan

yang ditetapkan oleh OJK berdasarkan Formulir No.IX.A.2-11 lampiran 11; dan

ii. Perseroan wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. mengumumkan penundaan Masa Penawaran Umum Perdana Saham atau pembatalan Penawaran Umum Perdana Saham dalam paling kurang satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional paling lambat satu Hari Kerja setelah penundaan atau pembatalan tersebut. Di samping kewajiban mengumumkan dalam surat kabar, Perseroan dapat juga mengumumkan informasi tersebut dalam media massa lainnya;

b. menyampaikan informasi penundaan Masa Penawaran Umum Perdana Saham atau pembatalan Penawaran Umum Perdana Saham tersebut kepada OJK pada hari yang sama dengan pengumuman sebagaimana dimaksud dalam poin a;

c. menyampaikan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam poin a kepada OJK paling lambat satu Hari Kerja setelah pengumuman dimaksud; dan

d. Perseroan yang menunda Masa Penawaran Umum Perdana Saham atau membatalkan Penawaran Umum Perdana Saham yang sedang dilakukan, dalam hal pesanan saham telah dibayar maka Perseroan wajib mengembalikan uang pemesanan saham kepada pemesan paling lambat dua Hari Kerja sejak keputusan penundaan atau pembatalan tersebut.

183

12. Pengembalian Uang Pemesanan

Bagi pemesan yang pesanannya ditolak seluruhnya atau sebagian atau dalam hal terjadinya pembatalan Penawaran Umum Perdana Saham ini, pengembalian uang kepada para pemesan dalam mata uang Rupiah akan dilakukan oleh Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan ditempat di mana FPPS yang bersangkutan diajukan. Pengembalian uang tersebut dilakukan selambat-lambatnya dua Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum Perdana Saham.

Pengembalian uang tersebut dapat dilakukan dalam berntuk pemindahbukuan ke rekening atas nama pemesan atau melalui instrumen pembayaran lainnya dalam bentuk cek atau bilyet giro yang dapat diambil langsung oleh pemesan yang bersangkutan pada Penjamin Emisi Efek, dengan menunjukkan atau menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham Yang Ditawarkan dan bukti tanda jati diri.

13. Penyerahan FKPS Atas Pemesanan Saham

Distribusi saham ke masing-masing Rekening Efek di KSEI atas nama Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang ditunjuk oleh pemesan saham untuk kepentingan pemesan saham akan dilaksanakan selambat-lambatnya dua Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. FKPS atas pemesanan pembelian saham tersebut dapat diambil pada kantor BAE yang ditunjuk, dengan menunjukkan tanda jati diri asli pemesan dan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan pembelian saham.

14. Lain-lain

Sejalan dengan ketentuan dalam Peraturan No.IX.A.7, dalam hal terjadi kelebihan pemesanan saham dan terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan pemesanan saham melalui lebih dari satu FPPS untuk setiap Penawaran Umum Perdana Saham, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu FPPS yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan.

Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam suatu Penawaran Umum Perdana Saham, maka PenjaminEmisiEfek,atauAfiliasidariPenjaminEmisiEfek,dan/atauAgenPenjualanatauAfiliasidariAgen Penjualan dilarang membeli atau memiliki saham untuk portofolio saham mereka sendiri.

Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum Perdana Saham, maka PenjaminEmisiEfek,atauAfiliasidariPenjaminEmisiEfek,dan/atauAgenPenjualanatauAfiliasidariAgen Penjualan dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek sampai dengan saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek wajib menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum Perdana Saham kepada OJK paling lambat lima Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan sesuai dengan Peraturan No.IX.A.2.

Manajer Penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan sesuai dengan Peraturan No.VIII.G.12, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No.IX.A.7 selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak akhir Masa Penawaran Umum Perdana Saham.

184

XVI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Sejak dimulainya masa penawaran umum sampai dengan masa penawaran umum berakhir, Prospektus dan FPPS dapat diperoleh di kantor para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek, serta gerai penawaran umum di bawah ini:

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT Bahana Sekuritas(Terafiliasi)

Graha CIMB Niaga, Lantai 19Jl. Jend. Sudirman Kav.58

Jakarta 12190

Telepon : (021) 2505081Faksimili : (021) 5225887

Website: www.bahana.co.id

PT Mandiri Sekuritas(Terafiliasi)

Plaza Mandiri, Lantai 28Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 36-38

Jakarta 12190

Telepon : (021) 526 3445Faksimili : (021) 526 3507

Website: www.mandirisekuritas.co.id

PENJAMIN EMISI EFEK

PT RHB Sekuritas Indonesia PT BNI Sekuritas(Terafiliasi)

Wisma Mulia, Lantai 20Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42

Jakarta 12710Telepon : (021) 2783 0888Faksimili : (021) 2783 0777

Website : www.rhbtradesmart.co.id

Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 16Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78

Jakarta 12910Telepon : (021) 2554 3946Faksimili : (021) 5793 6942

Website : www.bnisekuritas.co.id

PT Buana Capital Sekuritas

District 8, Treasury Tower, Lantai 39SCBD lot 28

Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53Jakarta 12910

Tel. (021) 2793 8800Faks. (021) 2793 7892

PTProfindoSekuritasIndonesia

Gedung Permata KuninganLantai 19

Jl. Kuningan Mulia Kav. 9CGuntur Setiabudi, Jakarta 12980

Tel. (021) 8378 0888Faks. (021) 8378 0889

PT Phillip Sekuritas Indonesia

ANZ TowerLantai 23B

Jl. Jend. Sudirman Kav. 33 AJakarta 10220

Tel. (021) 57 900 800Faks. (021) 57 900 809

GERAI PENAWARAN UMUM

Selain di kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek, Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”) dapat diperoleh di Gerai Penawaran Umum yang bertempat di Bank Mandiri Cabang Kebon Sirih, Jl. Tanah Abang Timur No. 1-2, Gambir, Jakarta 10110.

185

XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM

Halaman ini sengaja dikosongkan

187

XVIII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN

Halaman ini sengaja dikosongkan