pt asuransi jasaraharja putera.docx
TRANSCRIPT
Contoh aplikasi asuransi komersial
PT Asuransi Jasaraharja Putera (JP-INSURANCE) sebuah perusahaan yang memberikan layanan asuransi. Perusahaan ini sendiri telah berdiri selama satu setengah dasawarsa sejak pada 27 November 1993. Perusahaan yang berdiri di Jakarta ini telah memiliki, 25 Kantor Cabang dan 62 Kantor Pemasaran JP-INSURANCE yang tersebar di seluruh Indonesia. Perusahaan ini menyediakan solusi untuk kebutuhan jasa asuransi kerugian dan Surety Bond (Suretyship) yang dikemas sebagai JP-BONDING.JP-INSURANCE dalam perindustrian asuransi Indonesia, dikenal sebagai pelopor Surety Bond. Surety Bond sendiri merupakan sebuah produk keuangan untuk mendukung kelancaran proyek. JP-INSURANCE mempunyai beberapa produk unggulan yaitu :
1. JP-ASTOR (Asuransi Kendaraan Bermotor)2. JP-BONDING3. JP-GRAHA (Asuransi Kebakaran)JP-ASPRI (Asuransi Kecelakaan Pribadi), Asuransi Pengangkutan, Asuransi
Rangka Kapal, Asuransi Rekayasa yang seluruhnya terus dikembangkan sejalan dengan tekad Perusahaan untuk menjadi one-stop insurance service company.
P Insurance memberikan asuransi laut dalam produknya di bidang Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull Insurance), Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo Insurance) dan Asuransi Tanggung Jawab Pengangkut (Carrier’s Liability Insurance). Untuk asuransi lain diluar produknya merupakan hasil dari perjanjian kerjasama yang dilakukan PT Jasa Raharja Putera dengan subjek hukum/pajak lainnya. Tetapi meski diberikan asuransi diberbagai bidang terkait dengan kapal dan laut tersebut. Asuransi yang sering dilakukan adalah asuransi pengangkutan. Hanya sebagian kecil yang melakukan asuransi atas kapal yang lebih sering dilakukan oleh perseorangan.
Ketika terjadinya sebuah kerusakan atau kehilangan atas barang yang diasuransikan tentu harus melalui proses tertentu untuk bisa mendapatkan ganti rugi. Adapun mekanisme dari penggantian rugi dalam PT Jasa Raharja Putera/JP Insurance adalah:
1. Jika terjadi kerugian yang dialami tertanggung maka melaporknnya kepada JP Insurance
2. JP Insurance akan merespon dengan melakukan survey on the spot3. Tertanggung melakukan proses administrasi atas kerigian tersebut serta
melengkapi berkas-berkas4. Apabila penyebab terjadinya kerugai tidak terjamin maka JP Insurance
akan mengeluarkan Surat Penolakan Klaim. Namun apabila diterima akan dilakukan proses penyelesaian ganti rugi yang disepakati.
Untuk mendapat ganti rugi tersebut sebelum melalui proses atau mekanisme penggantian rugi maka berkas yang berkaitan dengan penggantian rugi tersebut harus dilengkapi. Kelengkapan berkas klaim dalam pengganian rugi yang mana secara umum mekanisme adalah sebagai berikut:
1. Tertanggung sesegera mungkin melaporkan/menyampaikan keterangan tertulis mengenai kerugian yang terjadi dengan tidak merubah/merusak objek yang mengalami kerugian.
2. Pengajuan klaim untuk barang atau kendaraan bermotor dilakukan dengan mengisi Formulir Klaim atau keterangan tertulis (surat/faksimile) dengan melampirkan:
1. Copy Polis2. Copy SIM dan STNK (untuk penggantian kendaraan bermotor)3. Surat tuntutan kerugian4. Surat keterangan kejadian5. Estimasi kerugian6. Surat keterangan dari kepolisian7. Dokumen pendukung lainnya yang diperlukan8. Untuk ganti kerugian terhadap penumpang harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut: 1. Mengisi formulir Laporan Klaim Asuransi Kecelakaan Diri
(LK1)2. Melampirkan kwitansi biaya pengobatan.3. Melampirkan surat kematian, copy Kartu Keluarga dan
KTP khusus untuk meninggal dunia.4. Untuk korban cacat tetap dilengkapi dengan laporan
kesehatan terakhir dari dokter.5. Dokumen pendukung lainnya yang diperlukan
Ketika salah satu dari syarat dan berkas tidak dapat dipenuhi dan dilengkapi maka penggantian rugi tidak bisa didapatkan. Ketika berkas dapat dilengkapi dan syarat-syarat dapat dipenuhi tidak menutup kemungkinan terjadinya masalah. Karena pernah terjadi adanya ketidaksesuaian data yang diberikan dengan yang sebenarnya. Hal tersebut bisa disebabkan faktor kesengajaan (dolus) atau kelalaian (culpa).JASA RAHARJA (Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Dan Penumpang Umum)UU No 33 Tahun 1964 Jo PP No 17 Tahun 1965
1. Korban yang berhak atas santunan Setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang
mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan
2. Jaminan GandaKendaraan bermotor Umum (bis) berada dalam kapal ferry, apabila
kapal ferry di maksud mengalami kecelakaan, kepada penumpang bis yang menjadi korban diberikan jaminan ganda
3. Penumpang mobil plat hitamBagi penumpang mobil plat hitam yang mendapat izin resmi sebagai
alat angkutan penumpang umum, seperti antara lain mobil pariwisata , mobil sewa dan lain-lain, terjamin oleh UU No 33 jo PP no 17/1965
4. Korban Yang mayatnya tidak diketemukanPenyelesaian santunan bagi korban yang mayatnya tidak diketemukan
dan atau hilang didasarkan kepada Putusan Pengadilan NegeriUU No 34 Tahun 1964 Jo PP No 18 Tahun 1965
1. Korban Yang Berhak Atas Santunan, adalah pihak ketiga yaitu :
Setiap orang yang berada di luar angkutan lalu lintas jalan yang menimbulkan kecelakaan yang menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut, contoh : Pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor
Setiap orang atau mereka yang berada di dalam suatu kendaraan bermotor dan ditabrak, dimana pengemudi kendaran bermotor yang ditumpangi dinyatakan bukan sebagai penyebab kecelakaan, termasuk dalam hal ini para penumpang kendaraan bermotor dan sepeda motor pribadi
2. Tabrakan Dua atau Lebih Kendaraan Bermotor Apabila dalam laporan hasil pemeriksaan Kepolisian dinyatakan bahwa
pengemudi yang mengalami kecelakaan merupakan penyebab terjadinya kecelakaan, maka baik pengemudi mapupun penumpang kendaraan tersebut tidak terjamin dalam UU No 34/1964 jo PP no 18/1965
Apabila dalam kesimpulan hasil pemeriksaan pihak Kepolisian belum diketahui pihak-pihak pengemudi yang menjadi penyebab kecelakaan dan atau dapat disamakan kedua pengemudinya sama-sama sebagai penyebab terjadinya kecelakaan, pada prinsipnya sesuai dengan ketentuan UU No 34/1964 jo PP No 18/1965 santunan belum daat diserahkan atau ditangguhkan sambil menunggu Putusan Hakim/Putusan Pengadilan
3. Kasus Tabrak LariTerlebih dahulu dilakukan penelitian atas kebenaran kasus kejadiannya
4. Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Kereta Api Berjalan kaki di atas rel atau jalanan kereta api dan atau menyebrang
sehingga tertabrak kereta api serta pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang mengalami kecelakaan akibat lalu lintas perjalanan kerata api, maka korban terjamin UU No 34/1964
Pejalan kaki atau pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang dengan sengaja menerobos palang pintu kereta api yang sedang difungsikan sebagaimana lazimnya kerata api akan lewat , apabila tertabrak kereta api maka korban tidak terjamin oleh UU No 34/1964
PENGECUALIAN1. Dalam hal kecelakaan penumpang umum atau lalu lintas jalan
Jika korban atau ahli warisnya telah memperoleh jaminan berdasarkan UU No 33 atau 34/1964
Bunuh diri, percobaan bunuh diri atau sesuatu kesengajaan lain pada pihak korban atau ahli waris
Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada waktu korban sedang dalam keadaan mabuk atau tak sadar, melakukan perbuatan kejahatan ataupun diakibatkan oleh atau terjadi karena korban memiliki cacat badan atau keadaan badaniah atau rohaniah biasa lain.
2. Dalam hal kecelakaan yang terjadi tidak mempunyai hubungan dengan resiko kecelakaan penumpang umum atau lalu lintas jalan Kendaraan bermotor penumpang umum yang bersangkutan sedang
dipergunakan untuk turut serta dalam suatu perlombaan kecakapan atau kecepatan
Kecelakaan terjadi pada waktu di dekat kendaraan bermotor penumpang umum yang bersangkutan ternyata ada akibat gempa bumi atau letusan gunung berapi, angin puyuh, atau sesuatu gejala geologi atau metereologi lain.
Kecelakaan akibat dari sebab yang langsung atau tidak langsung mempunyai hubungan dengan, bencana, perang atau sesuatu keadaan perang lainnya, penyerbuan musuh, sekalipun Indonesia tidak termasuk dalam negara-negara yang turut berperang, pendudukan atau perang saudara, pemberontakan, huru hara, pemogokan dan penolakan kaum buruh, perbuatan sabotase, perbuatan teror, kerusuhan atau kekacauan yang bersifat politik atau bersifat lain.
Kecelakaan akibat dari senjata-senjata perang Kecelakaan akibat dari sesuatu perbuatan dalam penyelenggaraan
sesuatu perintah, tindakan atau peraturan dari pihak ABRI atau asing yang diambil berhubung dengan sesuatu keadaan tersebut di atas, atau kecelakaan yang disebabkan dari kelalaian sesuatu perbuatan dalam penyelenggaraan tersebut.
Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan penumpang umum yang dipakai atau dikonfliksi atau direkuisisi atau disita untuk tujuan tindakan angkatan bersenjata seperti tersebut di atas
Kecelakaan yang diakibatkan oleh angkutan penumpang umum yang khusus dipakai oleh atau untuk tujuan-tujuan tugas angkatan bersenjata.
Kecelakaan yang terjadi sebagai akibat reaksi atom
PENGERTIAN AHLI WARIS1. Ketentuan Ahli Waris
Dalam hal korban meninggal dunia, maka santunan meninggal dunia diserahkan langsung kepada ahliwaris korban yang sah, yaitu : Janda atau dudanya yang sah Dalam hal tidak ada janda/dudanya yang sah, kepada anak-anaknya
yang sah Dalam hal tidak ada janda/dudanya dan anak-anaknya yang sah kepada
orangtuanya yang sah2. Disamakan kedudukannya dengan anak dan orangtua sah
Pengertian dari anak dan orangtau sah tidak selalu pengertian anak kandung dan orangtua kandung, akan tetapi anak tiri dan orangtua tiri disamakan kedudukannya sebagai ahliwaris sah
Demikian juga anak angkat dan orangtua angkat disamakan kedudukannya sebagai ahliwaris sah apabila telah mendapat putusan dari pengadilan Negeri atau instansi berwenang lainnya
Prosedur Santunan1. Cara Memperoleh Santunan
Menghubungi kantor Jasa Raharja terdekat Mengisi formulir pengajuan dengan melampirkan :
a) Keterangan kecelakaan Lalu Lintas dari Kepolisian dan atau dari instansi berwenang lainnya.
b) Keterangan kesehatan dari dokter / RS yang merawat.c) KTP / Identitas korban / ahli waris korban.
d) Formulir pengajuan diberikan Jasa Raharja secara cuma-cuma2. Bukti lain yang Diperlukan
Dalam hal korban luka - luka Kuitansi biaya rawatan dan pengobatan yang asli dan sah.
Dalam hal korban meninggal dunia Surat kartu keluarga / surat nikah ( bagi yang sudah menikah )
3. Ketentuan lain yang Perlu Diperhatikan Jenis Santunan
a) Santunan berupa penggantian biaya rawatan dan pengobatan (sesuai ketentuan)
b) Santunan kematianc) Santunan cacat tetap
Ahli Waris a) Janda atau dudanya yang sah.b) Anak-anaknya yang sah.c) Orang tuanya yang sah
KadaluarsaHak santunan menjadi gugur / kadaluwarsa jika :a) Permintaan diajukan dalam waktu lebih dari 6 bulan setelah
terjadinya kecelakaan.b) Tidak dilakukan penagihan dalam waktu 3 bulan setelah hak
dimaksud disetujui oleh jasa raharjaJumlah Santunan
Besarnya santunan UU No 33 & 34 tahun 1964, ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No 36/PMK.010/2008 dan 37/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008
Jenis SantunanAngkutan Umum
Darat/Laut UdaraMeninggal Dunia Rp.25.000.000,- Rp.50.000.000,-Catat Tetap (maksimal) Rp.25.000.000,- Rp.50.000.000,-Biaya Rawatan (maksimal) Rp.10.000.000,- Rp.25.000.000,-Biaya Penguburan Rp.2.000.000,- Rp.2.000.000,-
Sistem Pembayaran PremiDasar Hukum Pelaksanaan
UU No.33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang jo. PP No.17 Tahun 1965 tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.
UU No.34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan jo. PP No.18 Tahun 1965 tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Pembayaran Premi dalam program asuransi kecelakaan pada PT Jasa Raharja dikenal dengan 2 (dua) bentuk yaitu Iuran Wajib (IW) dan Sumbangan Wajib (SW).
Iuran Wajib dikutip atau dikenakan kepada penumpang alat transportasi umum seperti kereta api, pesawat terbang, bus dan sebagainya (pasal 3 (1) a UU No.33/1964 jo pasal 2 (1) PP No.17/1965). Sedangkan khusus penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota dan Kereta Api jarak
pendek (kurang dari 50 km) dibebaskan dari pembayaran iuran wajib tersebut
Sumbangan Wajib dikutip atau dikenakan kepada pemilik/pengusaha kendaraan bermotor (pasal 2 (1) UU No.34/1964 jo pasal 2 (1) PP No.18/1965).
Untuk Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan Santunannya di atur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Untuk Iuran Wajib dan santunannya diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyeberangan, Laut dan Udara.
Iuran WajibSetiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat transportasi tersebut
Sumbangan WajibPembayaran SW dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK
Besaran Premi dan santunan Untuk Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan
Santunannya di atur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Untuk Iuran Wajib dan santunannya diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyeberangan, Laut dan Udara.
Iuran WajibSetiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat transportasi tersebut
Sumbangan WajibPembayaran SW dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK
Teknis Pengutipan Premi Iuran Wajib
Setiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat transportasi tersebut
Sumbangan WajibPembayaran SW dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK
Manfaat asuransi :1. Memberikan rasa aman2. Memiliki simpanan dana saat dibutuhkan
Sistem pembayaran :Sistem premi, premi merupakan pembayaran yang dilakukan nasabah kepada
pihak asuransi untuk mendapatkan layanan jasa pengalihan resiko. Besar kecilnya premi ditentukan oleh nasabah sendiri yang pada akhirnya juga akan menentukan besarnya layanan jasa yang diterima.Cara pembayaran:
1. LangsungNasabah akan mendapatkan layanan pengalihan resiko setelah pembayaran premi kepada pihak asuransi telah lunas.
2. MencicilNasabah dapat mendapatkan layanan pengalihan resiko dengan cara mencicil sehingga nasabah tidak harus membayar lunas melainkan bertahap secara rutin.
Jenis tarif asuransi :1. Manual (Class rate)
Tarif premi berlaku untuk seluruh resiko sejenis.2. Merit rating
Cara penentuan tarif premi dihitung dengan melihat kondisi resiko. Umumnya asuransi ini dipilih nuntuk asuransi kebakaran. Dan barang yang diasuransikan dapat dibagi 2 yaitu barang dipilih dan tidak dipilih.