psak adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di indonesia
TRANSCRIPT
![Page 1: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/1.jpg)
PSAK adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di
Indonesia. PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan untuk
membuat laporan keuangan.
PENDAHULUAN
Tujuan
01. Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan
keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang
selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik
dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan
keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian
laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi
laporan keuangan.
Ruang Lingkup
02. Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi
penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.
03. PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan transaksi tertentu dan peristiwa lainnya.
04. Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan
interim ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan
Interim. Namun, paragraf 13- 33 diterapkan bagi laporan keuangan interim
tersebut. Pernyataan ini berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang
menyajikan laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan terpisah
sebagaimana diatur dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasi.
![Page 2: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/2.jpg)
Definisi
05. Berikut adalah istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai
’laporan keuangan’) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak
praktis jika entitas tidak dapat menerapkannya setelah melakukan
usaha yang memadai.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan
Interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri dari:
(a) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK);
(b) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
Material. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik
secara sendiri-sendiri maupun bersamasama, dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas
tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian dalam
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan
memerhatikan kondisi terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan
keuangan tersebut, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi
faktor penentu. Penilaian apakah suatu kelalaian dalam mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat dapat memengaruhi keputusan ekonomi
dari pengguna laporan, dan dengan demikian menjadi material,
membutuhkan pertimbangan mengenai karakteristik dari masing-masing
pengguna laporan tersebut. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
![Page 3: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/3.jpg)
Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa ‘pengguna laporan
keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.’ Oleh karena itu, penilaian tersebut
perlu memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan karakteristik
tersebut diharapkan terpengaruh dalam membuat keputusan ekonomi.
Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan
berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan
posisi keuangan, laporan pendaptan komprehensif, laporan laba
rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas.
Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian
dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan
informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan.
Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban
(termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba
rugi dari laporan pendapatan komprehensif sebagaimana
dipersyaratkan oleh SAK lainnya.
Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai
ekuitas.
Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk
komponen-komponen pendapatan komprehensif lain.
Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke
bagian laba rugi periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam
pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode
sebelumnya.
![Page 4: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/4.jpg)
Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu
periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain
perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik
Komponen pendapatan komprehensif lain meliputi:
(a) perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19:
Aset Tidak Berwujud);
(b) keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui
sesuai dengan paragraf 94 PSAK 24: Imbalan Kerja;
(c) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan
dari entitas asing (lihat PSAK 11: Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata
Uang Asing);
(d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan yang
dikategorikan sebagai ’tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan danPengukuran);
(e) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran)
Tujuan Laporan Keuangan
07. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan
juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
![Page 5: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/5.jpg)
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas
yang meliputi:
a) aset;
b) laibilitas;
c) ekuitas;
d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik;dan
f) arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam
memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan
kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Komponen Laporan Keuangan Lengkap
08. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-
komponen berikut ini:
(a) laporan posisi keuangan pada akhir periode
(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode
(d) laporan arus kas selama periode
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan
![Page 6: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/6.jpg)
(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang
disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi
secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya. Entitas diperkenankan menggunakan
judul laporan selain yang digunakan dalam Pernyataan ini
Karakteristik Umum
Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK
13. Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar
mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi,
peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria
pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika
diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan
secara wajar.
14. Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK
membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang
kepatuhan terhadap SAK tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan
keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan
tersebut telah patuh terhadap semua yang dipersyaratkan dalam
SAK.
Dasar Akrual
25. Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali
laporan arus kas.
![Page 7: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/7.jpg)
26. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos
sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan
keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan untuk unsurunsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan.
Materialitas dan Agregasi
27. Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang
material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai
sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material.
28. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi
atau peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap
akhir dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian
dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka
dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan
atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup
material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup
material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan.
Saling Hapus
30. Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan
laibilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau
diijinkan oleh suatu PSAK
Frekuensi Pelaporan
34. Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk
informasi komparatif) setidaknya secara
![Page 8: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/8.jpg)
tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau
lebih pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap
periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:
(a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau
lebih pendek; dan
(b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak
dapat diperbandingkan secara keseluruhan
Informasi Komparatif
36. Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan
periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh
SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari
laporan ke uangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika
relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Konsistensi Penyajian
43. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporanvkeuangan antar
periode harus konsisten kecuali:
(a) setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi
entitas atau review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas
bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat
untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk
penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25; atau
(b) perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK
STRUKTUR DAN ISI
![Page 9: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/9.jpg)
Pendahuluan
45. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan khusus dalam laporan
posisi keuangan atau laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi
terpisah (jika disajikan), atau laporan perubahan ekuitas dan mensyaratkan
pengungkapan dari pos-pos lainnya pada laporan keuangan tersebut atau
catatan atas laporan keuangan. PSAK 2: Laporan Arus Kas mengatur
persyaratan untuk penyajian informasi arus kas.
46. Pernyataan ini terkadang menggunakan istilah “pengungkapan” dalam
arti luas, meliputi pos-pos yang disajikan di dalam laporan keuangan.
Pengungkapan juga dipersyaratkan oleh SAK lain. Kecuali dinyatakan lain
dalam Pernyataan ini atau SAK lainnya, pengungkapan tersebut dapat
dilakukan dalam laporan keuangan.
Identifikasi Laporan Keuangan
47. Entitas mengidentifikasikan laporan keuangan secara jelas dan
membedakannya dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang
sama.
49. Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan
dan catatan atas laporan keuangan. Di samping itu, entitas
menyajikan informasi berikut ini secara jelas, dan mengulangnya
jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami:
(a) nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan
setiap perubahan informasi dari akhir periode laporan sebelumnya;
(b) apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu
kelompok entitas;
![Page 10: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/10.jpg)
(c) tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh
laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan;
(d) mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52;
dan
(e) pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam
laporan keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan
Struktur
110. Catatan atas laporan keuangan:
(a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai
dengan paragraf 115 – 122;
(b) mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak
disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan
(c) memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun
dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk
memahami laporan keuangan.
Sumber Estimasi Ketidakpastian
123. Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat
mengenai masa depan, dan sumber utama dari estimasi
ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki
risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material
terhadap jumlah tercatat aset dan laibilitas dalam periode
![Page 11: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/11.jpg)
pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan laibilitas tersebut,
catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:
(a) sifat; dan
(b) jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.
Modal
132. Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan
dan proses entitas dalam mengelola permodalannya.
Instrumen Keuangan Puttable yang Diklasifikasikan sebagai Ekuitas
134A. Instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegangnya
untuk menjual instrumen itu
kembali pada penerbitnya baik secara kas atau dengan aset
keuangan lainnya (puttable financial instrument) yang diklasifikasi
sebagai instrumen ekuitas diungkapkan (jika tidak diungkapkan
dimanapun):
(a) ikhtisar data kuantitatif mengenai jumlah yang diklasifikasikan
sebagai ekuitas;
(b) tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan kewajiban untuk
membeli kembali atau menarik instrument tersebut jika
dipersyaratkan oleh pemegang instrumen, termasuk setiap
perubahan dari periode sebelumnya;
(c) prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian kembali atau
penarikan instrumen tersebut; dan
![Page 12: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/12.jpg)
(d) informasi tentang bagaimana penentuan prakiraan arus kas
keluar pada saat pembelian kembali atau penarikan instrumen.
Pengungkapan Lain
135. Entitas mengungkapkan di dalam catatan atas laporan
keuangan:
(a) jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal
penyelesaian laporan keuangan tetapi tidak diakui sebagai
distribusi kepada pemilik selama periode serta jumlah dividen per
lembar sahamnya; dan
(b) jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui.
136. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak
diungkapkan di bagian manapun dalam informasi yang
dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:
(a) domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat
kantor pusat entitas (atau lokasi utama kegiatan usaha, jika
berbeda dari lokasi kantor);
(b) keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;
(c) nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam
kelompok usaha.
TANGGAL EFEKTIF
137. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahunan
yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan
lebih dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini untuk
periode yang lebih dini, maka fakta tersebut harus diungkapkan.
![Page 13: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/13.jpg)
PENARIKAN
138. Pernyataan ini menggantikan PSAK 1 (Revisi 1998):
Penyajian Laporan Keuangan.
ED PSAK No. 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan
Eksposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan telah diterbitkan. ED PSAK 1 merupakan adopsi IAS 1 Presentation Financial Statement, proses adopsi ini merupaka salah satu program konvergensi IFRS yang sedang dilakukan oleh Dewan Standar Akuntansi keuangan (DSAK IAI).
ED PSAK 1 ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, strukturlaporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. Ada beberapa perbedaan antara PSAK 1 (Revisi 2009) dan ED PSAK 1 (Revisi 2009).
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI pada tanggal 21 April 2009 kemarin telah menyetujui Exposure Draft (ED) PSAK 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh kalangan anggota IAI, Dewan Konsultatif SAK, Dewan Pengurus Nasional IAI, perguruan tinggi dan individu/organisasi/lembaga lain yang berminat.
ED PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan ini yang merupakan adopsi dari IAS 1 : Presentation of Financial Statements merevisi PSAK 1 (1998) : Penyajian Laporan Keuangan.
Secara umum perbedaan ED PSAK 1 (Revisi 2009) dengan PSAK 1 (Revisi 1998) diantaranya adalah sebagai berikut :
1. ED PSAK 1 (Revisi 2009) mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009) sedangkan PSAK 1 (Revisi 1998) mengadopsi IAS 1 Disclosure of Accounting Policies (1997).
2. Penggantian istilah “Kewajiban” pada PSAK 1 (Revisi 1998) menjadi “Liabilitas” pada ED PSAK 1 (Revisi 2009).
3. Pada ED PSAK 1 (revisi 2009) terdapat definisi istilah yang digunakan, yaitu laporan keuangan untuk tujuan umum, tidak praktis, standar akuntansi keuangan, material, catatan atas laporan keuangan, penghasilan komprehensif lain, pemilik, laba atau rugi sedangkan pada PSAK 1 (1998) tidak terdapat definisi istilah yang digunakan.
![Page 14: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082817/55cf98dd550346d0339a22b3/html5/thumbnails/14.jpg)
4. Menurut ED PSAK 1 (revisi 2009), informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meliputi : Aset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta Arus kas sedangkan menurut PSAK 1 (1998), informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meliputi : Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan beban serta Arus Kas.
5. Mengenai tanggung jawab atas laporan keuangan, ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak mengatur mengenai pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur bahwa manajemen bertanggung jawab atas laporan keuangan.
6. ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur mengenai komponen laporan keuangan yang lengkap yaitu : (a) Laporan posisi keuangan (neraca), (b) Laporan laba rugi komprehensif, (c) Laporan perubahan ekuitas, (d) Laporan arus kas, (e) Catatan atas laporan keuangan, (f) Laporan posisi keuangan awal periode komparatif sajian akibat penerapan retrospektif, penyajian kembali, atau reklasifikasi pos-pos laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur mengenai komponen laporan keuangan yang lengkap meliputi : (a) Neraca, (b) Laporan laba rugi, (c) Laporan perubahan ekuitas, (d) Laporan arus kas serta (e) Catatan atas laporan keuangan.
7. Mengenai Kepatuhan terhadap SAK, ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur bahwa entitas membuat pernyataan kepatuhan atas SAK dalam laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) tidak mengatur mengenai laporan keuangan yang harus memuat pernyataan kepatuhan entitas atas SAK.
8. ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur bahwa penyimpangan dari suatu PSAK diijinkan jika kepatuhan atas PSAK tersebut bertentangan dengan tujuan laporan keuangan dalam KDPPLK, sedangkan PSAK 1 (1998) tidak mengatur mengenai penyimpangan dari suatu PSAK.
9. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak mengatur mengenai bagaiman memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak diatur dalam suatu PSAK. Hal tersebut akan diatur dalam PSAK 25, jika PSAK 25 sudah mengadopsi IAS 8 terkini. Sedangkan PSAK 1 (1998) mencantumkan pengaturan bagaimana memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak diatur dalam suatu PSAK.
10. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak mengatur kapan entitas sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur bahwa entitas sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca.
11. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak lagi memperkenankan penggunaan istilah “Pos Luar Biasa”, sedangkan PSAK 1 (1998) masih memperkenankan penggunaan istilah tersebut.
Perbedaan ED PSAK 1 (revisi 2009) dengan PSAK 1 (revisi 1998) selengkapnya dapat dibaca pada ED PSAK 1 (revisi 2009) yang telah diterbitkan IAI dan dapat di-download melalui website resmi IAI