psak adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di indonesia

16
PSAK adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan. PENDAHULUAN Tujuan 01. Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. Ruang Lingkup 02. Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah. 03. PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi tertentu dan peristiwa lainnya. 04. Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan Interim. Namun, paragraf 13- 33 diterapkan bagi

Upload: anre-h-nasution

Post on 30-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

PSAK adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di

Indonesia. PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan untuk

membuat laporan keuangan.

PENDAHULUAN

Tujuan

01. Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan

keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang

selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik

dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan

keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian

laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi

laporan keuangan.

Ruang Lingkup

02. Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan

penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi

penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.

03. PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan

pengungkapan transaksi tertentu dan peristiwa lainnya.

04. Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan

interim ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan

Interim. Namun, paragraf 13- 33 diterapkan bagi laporan keuangan interim

tersebut. Pernyataan ini berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang

menyajikan laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan terpisah

sebagaimana diatur dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasi.

Page 2: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

Definisi

05. Berikut adalah istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai

’laporan keuangan’) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.

Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak

praktis jika entitas tidak dapat menerapkannya setelah melakukan

usaha yang memadai.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan

Interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri dari:

(a) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK);

(b) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).

Material. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam

mencatat pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik

secara sendiri-sendiri maupun bersamasama, dapat memengaruhi

keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas

tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian dalam

mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan

memerhatikan kondisi terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan

keuangan tersebut, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi

faktor penentu. Penilaian apakah suatu kelalaian dalam mencantumkan

atau kesalahan dalam mencatat dapat memengaruhi keputusan ekonomi

dari pengguna laporan, dan dengan demikian menjadi material,

membutuhkan pertimbangan mengenai karakteristik dari masing-masing

pengguna laporan tersebut. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Page 3: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa ‘pengguna laporan

keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari

informasi dengan ketekunan yang wajar.’ Oleh karena itu, penilaian tersebut

perlu memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan karakteristik

tersebut diharapkan terpengaruh dalam membuat keputusan ekonomi.

Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan

berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan

posisi keuangan, laporan pendaptan komprehensif, laporan laba

rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan

laporan arus kas.

Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian

dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan

informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria

pengakuan dalam laporan keuangan.

Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban

(termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba

rugi dari laporan pendapatan komprehensif sebagaimana

dipersyaratkan oleh SAK lainnya.

Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai

ekuitas.

Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk

komponen-komponen pendapatan komprehensif lain.

Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke

bagian laba rugi periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam

pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode

sebelumnya.

Page 4: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu

periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain

perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik

Komponen pendapatan komprehensif lain meliputi:

(a) perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19:

Aset Tidak Berwujud);

(b) keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui

sesuai dengan paragraf 94 PSAK 24: Imbalan Kerja;

(c) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan

dari entitas asing (lihat PSAK 11: Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata

Uang Asing);

(d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan yang

dikategorikan sebagai ’tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55: Instrumen

Keuangan: Pengakuan danPengukuran);

(e) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai dalam

rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran)

Tujuan Laporan Keuangan

07. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan

adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,

dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan

juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan

Page 5: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai

tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas

yang meliputi:

a) aset;

b) laibilitas;

c) ekuitas;

d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik;dan

f) arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam

catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam

memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan

kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Komponen Laporan Keuangan Lengkap

08. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-

komponen berikut ini:

(a) laporan posisi keuangan pada akhir periode

(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode

(c) laporan perubahan ekuitas selama periode

(d) laporan arus kas selama periode

(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan

akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan

Page 6: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang

disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi

secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos

laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos

dalam laporan keuangannya. Entitas diperkenankan menggunakan

judul laporan selain yang digunakan dalam Pernyataan ini

Karakteristik Umum

Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK

13. Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan,

kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar

mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi,

peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria

pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur

dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika

diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan

secara wajar.

14. Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK

membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang

kepatuhan terhadap SAK tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan

keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan

tersebut telah patuh terhadap semua yang dipersyaratkan dalam

SAK.

Dasar Akrual

25. Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali

laporan arus kas.

Page 7: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

26. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos

sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan

keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria

pengakuan untuk unsurunsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan

dan Penyajian Laporan Keuangan.

Materialitas dan Agregasi

27. Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang

material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai

sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material.

28. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi

atau peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap

akhir dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian

dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka

dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan

atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup

material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup

material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan.

Saling Hapus

30. Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan

laibilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau

diijinkan oleh suatu PSAK

Frekuensi Pelaporan

34. Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk

informasi komparatif) setidaknya secara

Page 8: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan

keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau

lebih pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap

periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:

(a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau

lebih pendek; dan

(b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak

dapat diperbandingkan secara keseluruhan

Informasi Komparatif

36. Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan

periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam

laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh

SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari

laporan ke uangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika

relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

Konsistensi Penyajian

43. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporanvkeuangan antar

periode harus konsisten kecuali:

(a) setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi

entitas atau review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas

bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat

untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk

penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25; atau

(b) perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK

STRUKTUR DAN ISI

Page 9: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

Pendahuluan

45. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan khusus dalam laporan

posisi keuangan atau laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi

terpisah (jika disajikan), atau laporan perubahan ekuitas dan mensyaratkan

pengungkapan dari pos-pos lainnya pada laporan keuangan tersebut atau

catatan atas laporan keuangan. PSAK 2: Laporan Arus Kas mengatur

persyaratan untuk penyajian informasi arus kas.

46. Pernyataan ini terkadang menggunakan istilah “pengungkapan” dalam

arti luas, meliputi pos-pos yang disajikan di dalam laporan keuangan.

Pengungkapan juga dipersyaratkan oleh SAK lain. Kecuali dinyatakan lain

dalam Pernyataan ini atau SAK lainnya, pengungkapan tersebut dapat

dilakukan dalam laporan keuangan.

Identifikasi Laporan Keuangan

47. Entitas mengidentifikasikan laporan keuangan secara jelas dan

membedakannya dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang

sama.

49. Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan

dan catatan atas laporan keuangan. Di samping itu, entitas

menyajikan informasi berikut ini secara jelas, dan mengulangnya

jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami:

(a) nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan

setiap perubahan informasi dari akhir periode laporan sebelumnya;

(b) apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu

kelompok entitas;

Page 10: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

(c) tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh

laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan;

(d) mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52;

dan

(e) pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam

laporan keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan

Struktur

110. Catatan atas laporan keuangan:

(a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan

keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai

dengan paragraf 115 – 122;

(b) mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak

disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan

(c) memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun

dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk

memahami laporan keuangan.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

123. Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat

mengenai masa depan, dan sumber utama dari estimasi

ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki

risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material

terhadap jumlah tercatat aset dan laibilitas dalam periode

Page 11: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan laibilitas tersebut,

catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:

(a) sifat; dan

(b) jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.

Modal

132. Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan

pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan

dan proses entitas dalam mengelola permodalannya.

Instrumen Keuangan Puttable yang Diklasifikasikan sebagai Ekuitas

134A. Instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegangnya

untuk menjual instrumen itu

kembali pada penerbitnya baik secara kas atau dengan aset

keuangan lainnya (puttable financial instrument) yang diklasifikasi

sebagai instrumen ekuitas diungkapkan (jika tidak diungkapkan

dimanapun):

(a) ikhtisar data kuantitatif mengenai jumlah yang diklasifikasikan

sebagai ekuitas;

(b) tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan kewajiban untuk

membeli kembali atau menarik instrument tersebut jika

dipersyaratkan oleh pemegang instrumen, termasuk setiap

perubahan dari periode sebelumnya;

(c) prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian kembali atau

penarikan instrumen tersebut; dan

Page 12: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

(d) informasi tentang bagaimana penentuan prakiraan arus kas

keluar pada saat pembelian kembali atau penarikan instrumen.

Pengungkapan Lain

135. Entitas mengungkapkan di dalam catatan atas laporan

keuangan:

(a) jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal

penyelesaian laporan keuangan tetapi tidak diakui sebagai

distribusi kepada pemilik selama periode serta jumlah dividen per

lembar sahamnya; dan

(b) jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui.

136. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak

diungkapkan di bagian manapun dalam informasi yang

dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:

(a) domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat

kantor pusat entitas (atau lokasi utama kegiatan usaha, jika

berbeda dari lokasi kantor);

(b) keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;

(c) nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam

kelompok usaha.

TANGGAL EFEKTIF

137. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahunan

yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan

lebih dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini untuk

periode yang lebih dini, maka fakta tersebut harus diungkapkan.

Page 13: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

PENARIKAN

138. Pernyataan ini menggantikan PSAK 1 (Revisi 1998):

Penyajian Laporan Keuangan.

ED PSAK No. 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

Eksposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan telah diterbitkan. ED PSAK 1 merupakan adopsi IAS 1 Presentation Financial Statement, proses adopsi ini merupaka salah satu program konvergensi IFRS yang sedang dilakukan oleh Dewan Standar Akuntansi keuangan (DSAK IAI).

ED PSAK 1 ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, strukturlaporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. Ada beberapa perbedaan antara PSAK 1 (Revisi 2009) dan ED PSAK 1 (Revisi 2009).

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI pada tanggal 21 April 2009 kemarin telah menyetujui Exposure Draft (ED) PSAK 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh kalangan anggota IAI, Dewan Konsultatif SAK, Dewan Pengurus Nasional IAI, perguruan tinggi dan individu/organisasi/lembaga lain yang berminat.

ED PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan ini yang merupakan adopsi dari IAS 1 : Presentation of Financial Statements merevisi PSAK 1 (1998) : Penyajian Laporan Keuangan.

Secara umum perbedaan ED PSAK 1 (Revisi 2009) dengan PSAK 1 (Revisi 1998) diantaranya adalah sebagai berikut :

1. ED PSAK 1 (Revisi 2009) mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009) sedangkan PSAK 1 (Revisi 1998) mengadopsi IAS 1 Disclosure of Accounting Policies (1997).

2. Penggantian istilah “Kewajiban” pada PSAK 1 (Revisi 1998) menjadi “Liabilitas” pada ED PSAK 1 (Revisi 2009).

3. Pada ED PSAK 1 (revisi 2009) terdapat definisi istilah yang digunakan, yaitu laporan keuangan untuk tujuan umum, tidak praktis, standar akuntansi keuangan, material, catatan atas laporan keuangan, penghasilan komprehensif lain, pemilik, laba atau rugi sedangkan pada PSAK 1 (1998) tidak terdapat definisi istilah yang digunakan.

Page 14: PSAK Adalah Standar Yang Digunakan Untuk Pelaporan Keuangan Di Indonesia

4. Menurut ED PSAK 1 (revisi 2009), informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meliputi : Aset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta Arus kas sedangkan menurut PSAK 1 (1998), informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meliputi : Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan beban serta Arus Kas.

5. Mengenai tanggung jawab atas laporan keuangan, ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak mengatur mengenai pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur bahwa manajemen bertanggung jawab atas laporan keuangan.

6. ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur mengenai komponen laporan keuangan yang lengkap yaitu : (a) Laporan posisi keuangan (neraca), (b) Laporan laba rugi komprehensif, (c) Laporan perubahan ekuitas, (d) Laporan arus kas, (e) Catatan atas laporan keuangan, (f) Laporan posisi keuangan awal periode komparatif sajian akibat penerapan retrospektif, penyajian kembali, atau reklasifikasi pos-pos laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur mengenai komponen laporan keuangan yang lengkap meliputi : (a) Neraca, (b) Laporan laba rugi, (c) Laporan perubahan ekuitas, (d) Laporan arus kas serta (e) Catatan atas laporan keuangan.

7. Mengenai Kepatuhan terhadap SAK, ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur bahwa entitas membuat pernyataan kepatuhan atas SAK dalam laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) tidak mengatur mengenai laporan keuangan yang harus memuat pernyataan kepatuhan entitas atas SAK.

8. ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur bahwa penyimpangan dari suatu PSAK diijinkan jika kepatuhan atas PSAK tersebut bertentangan dengan tujuan laporan keuangan dalam KDPPLK, sedangkan PSAK 1 (1998) tidak mengatur mengenai penyimpangan dari suatu PSAK.

9. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak mengatur mengenai bagaiman memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak diatur dalam suatu PSAK. Hal tersebut akan diatur dalam PSAK 25, jika PSAK 25 sudah mengadopsi IAS 8 terkini. Sedangkan PSAK 1 (1998) mencantumkan pengaturan bagaimana memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak diatur dalam suatu PSAK.

10. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak mengatur kapan entitas sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur bahwa entitas sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca.

11. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak lagi memperkenankan penggunaan istilah “Pos Luar Biasa”, sedangkan PSAK 1 (1998) masih memperkenankan penggunaan istilah tersebut.

Perbedaan ED PSAK 1 (revisi 2009) dengan PSAK 1 (revisi 1998) selengkapnya dapat dibaca pada ED PSAK 1 (revisi 2009) yang telah diterbitkan IAI dan dapat di-download melalui website resmi IAI