psak 25 pasal 22-38

8
Penerapan Retrospektif 22. Bergantung pada paragraf 23, ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif sesuai paragraf 19(a) atau 19(b), maka entitas menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya Keterbatasan Penerapan Retrospektif 23. Jika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf 19(a) atau 19(b), maka perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode atau dampak kumulatif perubahan tersebut. 24. Jika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian, maka entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas pada awal periode paling awal dimana penerapan retrospektif adalah praktis, mungkin periode berjalan, dan membuat penyesuaian saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode itu. 25. Jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif dari, pada awal periode berjalan, penerapan kebijakan akuntansi baru untuk seluruh periode sebelumnya, maka entitas mneyesuaikan informasi komparatif dengan menerapkan kebijakan akuntansi baru secara retrospektif sejak tanggal praktis paling awal.

Upload: noe153

Post on 17-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

psak 25

TRANSCRIPT

Penerapan Retrospektif22. Bergantung pada paragraf 23, ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif sesuai paragraf 19(a) atau 19(b), maka entitas menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnyaKeterbatasan Penerapan Retrospektif23. Jika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf 19(a) atau 19(b), maka perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode atau dampak kumulatif perubahan tersebut.24. Jika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian, maka entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas pada awal periode paling awal dimana penerapan retrospektif adalah praktis, mungkin periode berjalan, dan membuat penyesuaian saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode itu.25. Jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif dari, pada awal periode berjalan, penerapan kebijakan akuntansi baru untuk seluruh periode sebelumnya, maka entitas mneyesuaikan informasi komparatif dengan menerapkan kebijakan akuntansi baru secara retrospektif sejak tanggal praktis paling awal.26. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru secara retrospektif, maka entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru tersebut untuk informasi komparatif untuk periode sebelumnya sejauh mungkin ke belakang selama hal itu praktis. Penerapan retrospektif untuk periode sebelumnya adalah tidak praktis kecuali praktis untuk menentukan dampak untuk periode sebelumnya untuk menentukan dampak kumulatif atas jumlah awal dan akhir laporan posisi keuangan untuk periode itu. Jumlah yang dihasilkan dari penyesuaian terkait dengan periode sebelum periode sajian laporan keuangan, menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh dari pFl. Biasanya penyesuaian dilakukan atas saldo laba. Akan tetapi, penyesuaian dapat dilakukan ke komponen akuitas lainnya (sebagai contoh, untuk mematuhi suatu PSAK). Informasi lain mengenai periode sebelumnya, seperti ringkasan data keuangan historis, juga disesuaikan ke belakang sejauh mungkin dpaat dilakukan dengan praktis.27. Jika tidak praktis bagi entitas untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru secara retrospektif karena entitas tidak dapat menentukan dampak kumulatif penerapan kebijakan untuk seluruh periode sebelumnya, maka entitas sesuai dengan paragraf 25 menerapkan kebijakan baru secara retrospektif dari periode praktis paling awal. Oleh karena itu, porsi penyesuaian kumulatif atas aset, liabilitas dan ekuitas yang timbul sebelum tanggal itu diabaikan. Perubahan kebijakan akuntansi bahkan diizinkan, jika tidak praktis, untuk menerapkan kebijakan secara retrospektif untuk periode sebelumnya mana pun. Paragraf 50-53 memberikan pedoman ketika tidak praktis untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk satu atau lebih periode sebelumnya.

Pengungkapan28. Jika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode berjalan atau periode sebelumnya, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, maka entitas mengungkapkan(a) Judul PSAK;(b) Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan;(c) Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;(d) Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;(e) Ketentuan transisi yang mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, ketika dapat diterapkan;(f) Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya sajian, sepanjang praktis, jumlah penyesuaian:(i) Untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan(ii) Laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56: Laba per Saham diterapkan atas entitas;(g) Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan(h) Jika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf 19(a) dan 19(b) tidak praktis untuk suatu periode sebelumnya tertentu, atau periode-periode sebelum periode tersebut disajikan, keadaan yang mendorong keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan.Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan ini.29. Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela memiliki dampak pada periode berjalan atau periode sebelumnya, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, maka entitas mengungkapkan:(a) Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;(b) Alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi yang andal dan lebih relevan(c) Jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan, sepanjang praktis:(d) Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode-periode sebelum periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan(e) Keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu, atau untuk periode-periode tersebut disajikan.Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan ini.30. Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan:(a) Fakta tersebut; dan(b) Informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat diketahui untuk menilai dampak yang mungkin atas penerapan PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal penerapannya.31. Sesuai dengan paragraf 30, entitas mempertimbangkan untuk mengungkapkan:(a) Judul PSAK baru;(b) Sifat dari perubahan yang belum berlaku efektif atau perubahan kebijakan akuntansi;(c) Tanggal penerapan PSAK disyaratkan;(d) Tanggal di saat entitas berencana untuk menerapkan PSAK pertama kali; dan(e) Apakah: (i) suatu pembahasan mengenai dampak penerapan awal PSAK atas laporan keuangan; atau (ii) jika dampak tidak dapat diketahui atau diestimasi secara wajar, maka suatu pernyataan atas hal itu.PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI32. Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis, banyak pos dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat tetapi hanya dapat diestimasi. Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal. Sebagai contoh, estimasi mungkin diperlukan untuk:(a) Piutang tidak tertagih;(b) Persediaan yang usang;(c) Nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan;(d) Umur manfaat dari, atau pola konsumsi ekspektasian dari manfaat ekonomik masa depan yang melekat pada, aset tersusutkan; dan(e) Kewajiban garansi33. Penggunaan estimasi wajar merupakan bagian mendasar dalam penyiapan laporan keuangan dan hal tersebut tidak mengurangi keandalan laporan keuangan.34. Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengeluaran. Sesuai sifatnya, revisi estimasi tidak terkait dengan periode sebelumnya dan bukan koreksi suatu kesalahan.35. Suatu perubahan dalam dasar pengukuran yang digunakan merupakan perubahan kebijakan akuntansi, bukan perubahan estimasi akuntansi. Ketika sulit untuk membedakan suatu perubahan kebijakan akuntansi dengan perubahan estimasi akuntansi, maka perubahan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.36. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan paragraf 37, diakui secara prospektif dalam laba rugi pada:(a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; dan(b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.37. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan liabilitas, atau terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.38. Pengakuan secara prospektif dampak perubahan estimasi akuntansi berarti bahwa perubahan diterapkan untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain sejak tanggal perubahan estimasi. Suatu perubahan estimasi akuntansi dapat berakibat hanya pada laba rugi periode berjalan saja, atau laba rugi periode berjalan dan periode mendatang. Sebagai contoh, suatu perubahan estimasi akuntansi piutang tidak tertagih berdampak hanya pada laba rugi periode berjalan dan oleh karena itu diakui pada periode berjalan. Akan tetapi, suatu perubahan estimasi umur manfaat dari, atau pola konsumsi ekspektasian manfaat ekonomik masa mendatang yang melekat pada, suatu aset tersusutkan, berdampak pada beban penyusutan untuk periode berjalan dan setiap periode mendatang selama sisa umur manfaat. Dalam kedua kasus tersebut, dampak perubahan yang terkait dengan periode berjalan diakui sebagai penghasilan atau beban pada periode berjalan. Dampak pada periode mendatang diakui sebagai penghasilan atau beban pada periode mendatang jika ada.