psa (fix)

6
NAMA : NAWIRA AMALIA ASSAGAF NPM : 02271311039 KELAS : AKUNTANSI V-C Standar auditing merupakan suatu panduan audit atas laporan keuangan historis. Didalamnya terdapat 10 standar yang secara rinci dalam bentuk pernyataan standar auditing (PSA). PSA ini berisi tentang ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit. Audit atas laporan keuangan historis merupakan jasa tradisional yang disediakan oleh profesi akuntan publik kepada masyarakat. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa didalam standar auditing ini terdapat 10 standar auditing yang terbagi menjadi standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing yang mana berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan suatu kriteria ukuran mutu kinerja tindakan tersebut. Berikut akan dipaparkan tentang standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. 1. Standar Umum Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senatiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang

Upload: rahmatr-salam

Post on 09-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

PSAP

TRANSCRIPT

Page 1: PSA (FIX)

NAMA : NAWIRA AMALIA ASSAGAF

NPM : 02271311039

KELAS : AKUNTANSI V-C

Standar auditing merupakan suatu panduan audit atas laporan keuangan

historis. Didalamnya terdapat 10 standar yang secara rinci dalam bentuk

pernyataan standar auditing (PSA). PSA ini berisi tentang ketentuan-ketentuan

dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan

perikatan audit. Audit atas laporan keuangan historis merupakan jasa tradisional

yang disediakan oleh profesi akuntan publik kepada masyarakat. Seperti yang

telah dipaparkan sebelumnya bahwa didalam standar auditing ini terdapat 10

standar auditing yang terbagi menjadi standar umum, standar pekerjaan

lapangan dan standar pelaporan. Standar auditing berbeda dengan prosedur

auditing yang mana berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan,

sedangkan standar berkaitan dengan suatu kriteria ukuran mutu kinerja tindakan

tersebut. Berikut akan dipaparkan tentang standar auditing yang telah ditetapkan

dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

1. Standar Umum

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam

melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat,

auditor harus senatiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang

akuntansi dan bidang auditing. Setiap auditor independen yang menjadi

penanggungjawab suatu perikatan harus menilai dengan baik kedua

persyaratan tentang pendidikan formal auditor independen dan

pengalaman profesioanl di dalam menentukan luasnya supervisi dan

review terhadap hasil kerja para asistennya.

Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen dimana tidak

mudah dipengaruhi oleh karena dalam melaksanakan pekerjaannya untuk

kepentingan umum. Dengan begitu tidak ada istilahnya memihak kepada

Page 2: PSA (FIX)

kepentingan pihak-pihak tertentu. Auditor mengakui kewajiban untuk jujur

tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan namun juga

kepada kreditur dan pihak-pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas

laporan auditor independen. Kepercayaan masyarakat umum dirasa

sangat penting mengingat jika kepercayaan masyarakat menurun maka

ada indikasi pemikiran tentang ketidakindependensi auditor tersebut.

Untuk diakui oleh pihak lain sebagai orang yang indipenden maka ia

harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak

mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya. Untuk menekankan

independensi auditor dari manajemen maka penunjukan auditor di banyak

perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang

saham atau komite audit.

Dalam melaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib mengggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama. Penggunaan kemahiran profesioanl dengan cemat dan

seksama menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana

kesempurnaan pekerjaan tersebut. Seorang auditor harus memiliki tingkat

ketrampilan yang umumnya dimilik oleh auditor pada umumnya dan harus

menggunakan ketrampilan tersebut dengan kecermatan dan

keseksamaan wajar. Hal ini menuntut auditor untuk melaksanakan

skeptisme profesional dimana sikap yang mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secar kritis bukti audit.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya”. Sebelum menerima

perikatan auditor harus yakin apakah kondisi dimana perikatan pada saat

mendekati atau setelah tanggal neraca dapat memungkinkan auditor

untuk melaksanakan audit secara memadai dan memberi pendapat wajar

tanpa pengecualian. Jika kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor

untuk melakukan audit secar memadai dan untuk memberikan pendapat

wajar tanpa pengecualian maka ia harus membahas dengan klien tentang

kemungkinan dalam memberikan pendapat wajar dengan pengecualian

atau tidak memberikan pendapat.

Page 3: PSA (FIX)

Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup

pengujian yang akan dilakukan”. Pengendalian interen adalah suatu

proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel

lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tiga golongan tujuan yang terbagi menjadi keandalan

pelaporan keuanagn, eektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit. Bukti audit sangat bervarisasi pengaruhnya terhadap kesimpulan

yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat

atas laporan keuangan auditan. Relevansi, objektivitas, ketepatan waktu,

dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan,

seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti. Audit yang dilakukan

oleh auditor independen bertujuan untuk memperoleh bukti audit

kompeten yang cukup untuk dipakai sebagai dasar memadai dalam

merumuskan pendapatnya. Auditor independen lebih mengandalkan

buktu yang bersifat mengarahkan daripada bukti yang bersifat

meyakinkan.

3. Standar Pelaporan

Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan

telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia. Istilah prisnsip akuntansi yang berlaku umum adalah padanan

kata dari frasa generally accepted accounting principle dimana suatu

istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi, aturan, dan prosedur

yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di

wilayah tertentu pada saat tertentu. Untuk laporan keuangan yang

didistribusikan kepada umum di Indonesia harus disusun sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan

Page 4: PSA (FIX)

laporan keuangan perode berjalan dibandingkan dengan penerapan

prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. Tujuan standar

konsistensi adalah untuk memeberikan jaminan bahwa jika daya banding

laporan keuangan diantara dua periode dipengaruhi secara material oleh

perubahan prinsip akuntansi maka auditor akan mengungkapakn

perubahan tersebut dalam laporannya. Perubahan dalam prinsip

akuntansi yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan

memerlukan penjelasan dalam, laporan auditor independen dengan cara

menambahkan paragraf penjelas yang disajikan setelah paragraf

pendapat.

Pengungkapan infomatif dalam laporan keuangan harus

dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam lapran auditor”.

Auditor harus memeprtimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu

yang harus diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang

diketahui pada saat audit. Bila majemen menghilangkan dari laporan

keuangan, informasi yang seharusnya diungkapkan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia termasuk catatan atas laporan

keuangan, auditor harus memberikan pendapat wajardengan

pengecualian atau pendapat tidakl wajar karena alasan tersebut dan

harus memberikan informasi yang cukup dalam laporannya.

Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa

pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara

keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan.

Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan maka

laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat

pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggungjawab

yang dipikul oleh auditor.