proyeksi

53
PROYEKSI Berikut ini adalah materi pembelajaran mengenai Proyeksi,Sebagai salah satu bagian dari materi mata pelajaran Membaca gambar mudah-mudahan ini bisa bermanfaat….Salam SMK Bisa!!! 1. Proyeksi Piktorial, Ortogonal dan Pandangan Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Secara umum proyeksi dapat dilihat pada gambar 9.4. dibawah ini :

Upload: eka-nurul-rachmawati

Post on 13-Jan-2016

82 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proyeksi

TRANSCRIPT

Page 1: PROYEKSI

PROYEKSI

Berikut ini adalah materi pembelajaran mengenai Proyeksi,Sebagai

salah satu bagian dari materi mata pelajaran Membaca gambar mudah-

mudahan ini bisa bermanfaat….Salam SMK Bisa!!!

1. Proyeksi Piktorial, Ortogonal dan Pandangan

    Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik,

garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu benda

terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah cara

penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua

dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara

pemproyeksian yang bidang proyeksinya mempunyai sudut

tegak lurus terhadap proyektornya. Secara umum proyeksi

dapat dilihat pada gambar 9.4. dibawah ini :

Gambar 9.4. Proyeksi

1. Proyeksi Piktorial

Page 2: PROYEKSI

Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah

bidang dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam

cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa

macam cara proyeksi antara lain :

1. Proyeksi piktorial isometri

Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan

dengan cara isometri atau untuk memproyeksikan gambar tiga

dimensi pada bidang dengan proyeksi isometri, maka perlu

diketahui ciri-ciri dan syarat-syarat untuk menampilkan suatau

gambar dengan proyeksi isometri. Adapun ciri dan syarat

proyeksi tersebut sebagai berikut :

1). Ciri pada sumbu

– Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap

garis mendatar.

– Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.

2). Ciri pada ukurannya

Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama

dengan panjang benda yang digambarnya.

Contoh :

Page 3: PROYEKSI

Gambar 9.5. Proyeksi isometri

a). Penyajian Proyeksi Isometri

Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat

dilakukan dengan beberapa posisi (kedudukan), yaitu

posisi normal, terbalik, dan horisontal.

1. Proyeksi isometri dengan posisi normal

Contoh :

Gambar 9.6. Proyeksi isometri dengan posisi normal

1. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik

Page 4: PROYEKSI

Gambar 9.7. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik

1. Proyeksi isometri dengan posisi horisontal

Contoh :

Page 5: PROYEKSI

Gambar 9.8.Proyeksi isometri dengan posisi horisontal

1. Proyeksi Dimetri

Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan

ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan

tersebut antara lain :

1. Ciri pada sumbu

Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan

pada sumbu y mempunyai sudut 40°.

2. Ketentuan ukuran

Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1,

dan skala pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada

sumbu z = 1 : 1

Page 6: PROYEKSI

Contoh :

 Gambar 9.9. Proyeksi dimetri

 Keterangan :

Ukuran pada sumbu x 40 mm Ukuran gambar pada sumbu y digambar 1/2 nya, yaitu 20 mm Ukuran pada sumbu z 40 mm

1. Proyeksi miring

Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis

horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45°

dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring sama

dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada

Page 7: PROYEKSI

sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan

pada sumbu z = 1 : 1.

Contoh:

Gambar 9.10. Proyeksi miring

1. Gambar Perspektif

Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai.

Gambar perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Perspektif dengan satu titik hilang2. Perspektif dengan dua titik hilang3. Perspektif dengan tiga titik hilang

Page 8: PROYEKSI

 Contoh :     TH (Titik Hilang)

Gambar 10.1. Perspektif dengan satu titik hilang 

2. Proyeksi Ortogonal

Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya

mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang

memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor.

Selain proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga

proyektor-proyektor tersebut sejajar satu sama lain. Contoh-contoh

proyeksi ortogonal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1.

Proyeksi ortogonal dari sebuah titik

Page 9: PROYEKSI

 Keterangan Gambar

Panah paling atas : Proyektor

Panah ditengah :Bidang proyeksi

Panah dibawah : Proyeksi

        Gambar 10.2.

Proyeksi ortogonal dari sebuah titik

1. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis

Gambar 10.3. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis

Page 10: PROYEKSI

1. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

    Gambar 10.4. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

1. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

    Gambar 10.5. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

3.Proyeksi Pandangan

Proyeksi Eropa dan Amerika

Page 11: PROYEKSI

Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan

untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga

dimensi terhadap bidang dua dimensi.

1. Proyeksi Eropa

Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada

yang menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini

tergantung dari masing pengarang buku yang menjadi refrensi.

Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi

yang letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya

(lihat gambar 2.3).

 Keterangan :

P.A    = Pandangan Atas

Page 12: PROYEKSI

P.Ki    = Pandangan Kiri

P.Ka= Pandangan Kanan

P.Ba = Pandangan Bawah

P.Be = Pandangan Belakang

Gambar 10.6. Proyeksi Eropa

1. Proyeksi Amerika

Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan

juga ada yang menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi

Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama

dengan arah pandangannya (lihat gambar 2.4).

Page 13: PROYEKSI

    Keterang

an :

P.A    =

Pandangan

Atas

P.Ki    =

Pandangan

Kiri

P.Ka    =

Pandangan

Kanan

Page 14: PROYEKSI

P.Ba     =

Pandangan

Bawah

P.Be     =

Pandangan

Belakang

Gambar 10.7. Proyeksi Amerika

1. Pemilihan pandangan depan

    Pemilihan pandangan depan dari benda yang akan disajikan

dalam gambar adalah sangat penting. Karena pandangan

depan dapat langsung memberikan keterangan bentuk benda

yang sebenarnya dan jumlah pandangan depan juga

ditentukan oleh pandangan depan tersebut. Pandangan depan

tidak selalu berarti bagian depan dari benda itu sendiri.

Pandangan depan adalah bagian benda yang dapat

Page 15: PROYEKSI

memberikan cukup keterangan mengenai bentuk khas atau

fungsinya.

1. Perbandingan antara Proyeksi Eropa dan Proyeksi Amerika

Keuntungan Proyeksi Amerika

Diawal bab Proyeksi telah dijelaskan bahwa kedua proyeksi

tersebut dapat sama-sama dipakai, sesuai dengan standar ISO.

Negara Aamerika Serikat dan Jepang telah menentukan untuk

memakai proyeksi Amerika. Hal ini didasarkan pada

keuntungan dari cara ini disbanding dengan proyeksi Eropa,

keuntungan-keuntungannya sebagai berikut:

2. Dari gambar, bentuk benda dapat langsung dibayangkan. Dengan pandangan depan sebagai patokan dan bendanya muncul seperti aslinya.

3. gambarnya mudah dibaca, karena hubungan anatara gambar yang satu dengan yang lain dekat. Tidak saja mudah dibaca, tetapi jarang terjadi salah pengertian.Cukup mudah lagi (terutama) pada benda-benda yang panjang, susunan pandangan depan dan pandangan samping mudah sekali dibaca.

4. pandangan yang berhubungan diletakkan berdekatan, oleh karena itu mudah untuk memberi ukuran-ukurannya. Tidak mungkin terjadi salah pembacaan ukuran. Bagi teknisi (operator mesin) lebih sederhana.

5. dengan proyeksi Amerika mudah memberi pandangan tambahan atau pandangan setempat.

1. Simbol Proyeksi

Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu

diberi lambang proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah

ditepkan bahwa cara kedua proyeksi boleh dipergunakan.

Page 16: PROYEKSI

Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar

menurut proyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal dengan proyeksi

sudut pertama).

Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar dengan

menggunakan kedua proyeksi secara bersamaan. Simbol proyeksi

ditempatkan disisi kanan bawah kertas gambar. Simbol/lambang

proyeksi tersebut adalah sebuah kerucut terpancung.

          Simbol Proyeksi Eropa                 Simbol Proyeksi Amerika

1. Anak Panah

Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan

tempat/posisi atau arah potongan, sedangkan angka ukuran

ditempatkan di atas garis ukur atau disisi kiri garis ukur.

Page 17: PROYEKSI

    Gambar 11.2. Anak panah

1. Kesimpulan

1. Proyeksi Piktorial1. Proyeksi piktorial terbagi menjadi 4 macam, yaitu

isometri, dimetri, miring, dan perspektif.2. Proyeksi piktorial hanya digunakan pada gambar tiga

dimensi untuk diproyeksikan pada bidang dua dimensi.

2. Proyeksi Ortogonal

Proyeksi ortogonal merupakan proyeksi suatu titik, garis,

bidang, dan benda terhadap suatu bidang dengan garis

proyektor yang tegak lurus terhadap bidang proyekstornya.

3. Proyeksi Eropa1. Proyeksi Eropa hanya digunakan pada bidang dari

suatu benda tiga dimensi agar memberikan informasi lebih detail

2. Letak bidang yang diproyeksikan dengan proyeksi Eropa terbalik dengan arah pandangannya.

4. Proyeksi Amerika1. Proyeksi Amerika hanya digunakan pada bidang dari

suatu benda tiga dimensi agar memberikan informasi lebih detail.

2. Letak bidang yang diproyeksikan dengan proyeksi Amerika sama dengan arah pandangannya.

1. Latihan-latihan

I.    GAMBAR PROYEKSI

 Menggambar proyeksi adalah menggambar suatu objek nyata

atau imajiner  terhadap suatu bidang datar dengan metode

yang sistematis. Objek tersebut dapat berupa titik-titik, garis-

Page 18: PROYEKSI

garis, bidang-bidang, benda-benda atau perpaduan dari

beberapa diantaranya yang ada di dalam ruangan. Hasilnya

akan memberikan pengertian atau informasi tentang bentuk,

ukuran dan posisi objek benda tersebut dalam bentuk dua

dimensi.

Menggambar proyeksi pada dasarnya menggunakan garis atau

sinar sebagai alat memproyeksikan objek benda, secara garis

besar dibagi menjadi dua yaitu system paralel proyeksi dan

system central proyeksi.

Di bawah ini adalah bagan proyeksi dan cabang-cabangnya.

A.  PROYEKSI PARALEL

Proyeksi Paralel adalah apabila cara memproyeksikan objek

dengan bantuan garis sejajar atau sinar sejajar, dengan

demikian hasil gambarnya akan sama besar dengan bendanya.

Page 19: PROYEKSI

Proyeksi paralel dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1.   Proyeksi Orthogonal

Proyeksi Orthogonal adalah gambar suatu objek dengan skala

yang tepat, sedangkan ukuran yang dicantumkan adalah

ukuran yang nyata atau sebenarnya. Proyeksi Orthogonal juga

disebut proyeksi tegak lurus, sebab cara memproyeksikan

benda dengan menarik garis tegak lurus terhadap bidang

proyeksi melalui setiap titik sudut benda.  Pandangan mata kita

juga satu arah tegak lurus terhadap benda tersebut . Kadang

tidak jarang hanya disebut dengan proyeksi saja.

Di dalam proyeksi orthogonal sistem Eropa, kedudukan bidang

proyeksi terletak di belakang benda. Apabila arah pandang

mata yaitu :

1. Dari atas, gambar terletak di bidang proyeksi bawah

Page 20: PROYEKSI

2. Dari depan, gambar terletak di bidang proyeksi belakang

3. Dari samping kiri, gambar terletak di bidang proyeksi

kanan

4. Dari samping kanan, gambar terletak di bidang proyeksi

kiri

Sedangkan proyeksi orthogonal sistem Amerika kedudukan

bidang proyeksi terletak di depan benda, sehingga hasil gambar

akan selalu tampak sesuai dengan arah pandang mata. apabila

arah pandang mata dari atas, gambarnya terletak di bidang

proyeksi atas, dan seterusnya.

Arah pandang mata di dalam proyeksi orthogonal system Eropa

cukup tiga dan hasil gambarnya pun tiga (3) buah sudut

pandang yaitu ;

Tampak  atas,

Tampak  depan

Tampak  samping (kiri atau kanan saja).

Hasil gambarnya disebut gambar Proyeksi I (tampak atas),

gambar Proyeksi II (tampak depan), gambar Proyeksi III (tampak

samping).

Sedangkan di dalam proyeksi orthogonal system Amerika

dihasilkan enam (6) buah sudut pandang, yaitu :

Page 21: PROYEKSI

Tampak depan

Tampak atas

Tampak bawah

Tampak kanan

Tampak kiri

Tampak belakang

a.   Bidang Proyeksi

Bidang proyeksi atau bidang gambar adalah bidang datar

tempat menggambar benda-benda atau penampang-

penampang benda dari berbagai pandangan. Di dalam proyeksi

Eropa menggunakan tiga bidang gambar, yaitu bidang

mendatar (bidang proyeksi I), bidang tegak lurus dengan bidang

I (bidang proyeksi II), dan bidang yang tegak lurus dengan

bidang proyeksi I dan bidang proyeksi II ( bidang proyeksi III).

Page 22: PROYEKSI

b.    Proyeksi Titik

Kedudukan titik dalam ruang harus kita perhatikan sebelum kita

menggambar proyeksi orthogonal titik. Kedudukan titik dalam

ruang dapat dikatakan sebagai berikut :

Titik A terletak :

X satuan dari bidang III (bidang samping)

Y satuan dari bidang II (bidang tegak)

Z satuan dari bidang I (bidang datar)

Dengan demikian titik A berada pada koordinat (X, Y, Z) ,

sehingga X dapat diukur pada sumbu OX, Y dapat diukur pada

sumbu OY, dan Z dapat diukur pada sumbu OZ.

Gambar 10. Kedudukan Titik A dalam ruang

Sebuah titik A berkedudukan (5,3,2) carilah gambar proyeksi I,

II, dan III. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat

dikatakan bahwa kedudukan titik A adalah :

Page 23: PROYEKSI

5 cm dari bidang III ( 5 cm pada sumbu ox )

3 cm dari bidang II ( 3 cm pada sumbu oy )

2 cm dari bidang I ( 2 cm pada sumbu oz )     ………gambar 11

Sebuah titik A berkoordinat (1,3,2) dan titik B (4,3,2). Carilah  

proyeksi titik A dan titik B dalam satu gambar  (dalam bidang

proyeksi yang sama) ……..gambar 12

c.   Proyeksi Garis

Membuat proyeksi suatu garis  (lurus), dengan teknik

menghubungkan kedua titik pada ujung garis tersebut.

Page 24: PROYEKSI

Gambar proyeksi pada bidang I, II dan III. Jika diketahui sebuah

garis KL panjang 6 cm tegak lurus bidang III. Koordinat K (1,2,4)

…………(Gambar 13)

Sebuah garis PQ panjang 7 cm sejajar bidang II dan membentuk

sudut 300 terhadap bidang I. Koordinat P (0,2,1).   Gambar 

proyeksi I, II, III    (Gambar 14)

Sebuah garis RS panjang 5 cm melekat pada bidang II dan

membentuk sudut 450terhadap bidang I. Koordinat R ( 2,0,1 ).

Gambar  proyeksinya (gambar 15)

d.   Proyeksi Bidang

Page 25: PROYEKSI

Dalam proyeksi titik dan garis, sudut sudah dapat digambar

dengan demikian proyeksi bidang dapat digambar apabila

diketahui ukuran, bnetuk dan kedudukannya. Proyeksi bidang

ini sudah dibatasi oleh garis-garis lurus yang tiap ujungnya

mempunyai titik dan tiap titik membentuk sudut.

Bidang ABCD  sejajar bidang II

e.   Proyeksi Benda

Benda dalam gambar proyeksi meliputi benda tunggal dan

benda bersusun. Sebuah benda sering merupakan gabungan

dari beberapa bentuk , missal sebuah balok dengan silinder

atau sebuah prisma dengan sebuah kerucut dan bahkan bukan

Page 26: PROYEKSI

hanya terdiri dari dua benda, tetapi terdiri dari beberapa benda.

Benda disini meliputi : kubus, piramida (limas), prisma, kerucut,

balok dan benda geometris lainnya.

Suatu susunan benda yang tidak sama besarnya

mengakibatkan ada bagian benda yang tidak nampak dari

suatu arah pandang mata. Demikian pula semua rusuk benda

mungkin tidak nampak dari suatu arah pandang mata, dan ada

sebagian rusuk benda yang tidak nampak. Dalam hal ini rusuk

benda yang tidak nampak atau tertutup oleh bagian benda

yang lain dinyatakan dengan garis maya (hidden line).

Memproyeksikan benda suatu benda sama dengan proyeksi

titik yaitu memproyeksikan titik-titik sudut benda tersebut, baru

kemudian dihubungkan sesuai dengan garis benda.

Di dalam gambar proyeksi dengan tinta ada beberapa

ketentuan tentang besar garis :

a. Garis sumbu proyeksi   0,6 mm

b. Garis benda untuk membatasi bidang 0,8 mm

c. Garis maya (hidden line) putus-putus 0,4 mm

d. Garis untuk memproyeksikan benda 0,2 mm

Contoh benda geometris;

Page 27: PROYEKSI

 

Beberapa contoh gambar proyeksi benda, di bawah ini :

a.   Diketahui sebuah limas segi empat T.ABCD. Dengan

panjang sisi AB = CD = 8 cm, BC = DA = 10 cm. Tinggi limas  

( T dari pusat alas ABCD ) = 14 cm.

Koordinat A (2,2,1).

Bidang  alas sejajar bidang I dan sisi AB sejajar sumbu X ke

kanan.

(gambar 20.)

Page 28: PROYEKSI

Gambar 20. Proyeksi limas segi empat

b.   Sebuah prisma alas segi lima beraturan terletak di atas

sebuah silinder. Pusat lingkaran prisma dan silinder berimpit

terletak pada bidang I berjarak 6 cm dari bidang III dan 7 cm

dari bidang II.

Jari-jari lingkaran prisma 4 cm dan tingginya 9 cm. Salah satu

sisi prisma yang terdekat dengan bidang III sejajar dengannya.

Sedangkan jari-jari silinder 5 cm dan tingginya 4 cm. Silinder

terletak 1 cm di atas bidang I. (gambar 21)

Page 29: PROYEKSI

2.   Proyeksi Oblique (Miring)

Proyeksi Oblique  atau Proyeksi Miring, posisi benda terhadap

bidang proyeksi sama dengan proyeksi orthogonal, hanya arah

pandang mata berpindah kesamping atau miring.

Gambar 3.  Proyeksi Miring

 3.    Proyeksi Axonometri

Page 30: PROYEKSI

Proyeksi  Axonometri merupakan kebalikan dari proyeksi

oblique, yaitu arah pandang mata tetap seperti pada proyeksi

orthogonal, namun yang berubah adalah kedudukan bendanya

dengan cara memutar atau menggeser benda tersebut dengan

sumbu putar pada salah satu rusuknya, yang berkedudukan

tetap pada posisi semula. Sehingga bidang belakang benda

membentuk suatu sudut terhadap bidang proyeksi.

Gambar 4 dan 5. Benda sebelum dan setelah di putar

B.  CENTRAL PROYEKSI

Central Proyeksi atau proyeksi pusat atau lebih dikenal dengan

istilah perspektif, adalah apabila cara memproyeksikan objek

menggunakan bantuan garis atau sinar memusat atau

mengumpul pada satu titik. Sehingga hasil gambarnya akan

lebih kecil dari ukuran sebenarnya.

Page 31: PROYEKSI

Gambar proyeksi terpusat

Gambar perspektif adalah gambar benda atau ruang berkesan

tiga dimensi. Gambar perspektif pada dasarnya terdiri dari tiga

unsur utama yaitu panjang, lebar dan isi atau volume.  Untuk

penampilan agar gambar perspektif lebih menarik atau lebih

hidup dapat diberi bayangan, warna atau texture suatu

permukaan benda.

Gambar perspektif ini juga merupakan gambar teknik untuk

menggambar objek benda , ruang, dan lingkungan seperti yang

terlihat oleh mata manusia ke dalam bidang datar. Teknik

perspektif menunjukkan keterbatasan penglihatan manusia

dalam melihat objek secara akurat. Semakin dekat dengan kita

enda kelihatan semakin besar, sedangkan semakin jauh benda

kelihatan semakin kecil dan menghilang.

Page 32: PROYEKSI

Manfaat gambar perspektif adalah agar benda yang digambar

dapat dengan mudah dipahami orang lain, serta dapat

menciptakan kesan yang mendalam terhadap gambar tersebut.

Pemandangan akan berkesan seperti aslinya kalau

menggambarnya menggunakan teknik perspektif. Gambar

bangunan akan kelihatan lebih hidup dan menarik apabila

digambar dengan teknik perspektif.

Pandangan mata mempunyai batas pandangan yang sejajar

bidang datar sehingga membentuk garis khayal, atau seolah-

olah batas pandang kita yang memandang jauh dibatasi antara

langit dan bumi bertemu pada garis yang mendatar. Garis

khayal yang mendatar tersebut disebut Garis Horison (GH).

Gambar perspektif merupakan gambar yang mengesankan

gambar yang mengansumsikan mata penggambar bertemu

Page 33: PROYEKSI

dalam satu titik. Contoh : apabila kita melihat rel kereta api

yang membentang di depan mata kita, maka seolah-olah rel

kereta itu pada ujung yang jauh seperti bertemu pada satu titik.

Pertemuan titik tersebut disebut dengan Titik Hilang (TH)

Garis horizon pada gambar perspektif dikenal ada 3 macam,

yaitu garis horizonnormal (level angle) yaitu pandangan

mata manusia secara normal baik pada waktu duduk ataupun

berdiri ; horizon burung (high angle) yaitu garis horizon

yang terletak seperti kalau kita melihat dari tempat

ketinggian ; horizon katak (low angle) yaitu garis horizon

yang terletak seolah kalau benda tersebut yang melihat seekor

katak atau seolah kita memandang dari tempat yang lebih

rendah.

  1.   Perspektif Satu Titik Hilang

Perspektif ini terjadi jika kita melihat sebuah benda dengan

garis pusat pandangan tegak lurus (frontal) terhadap salah satu

permukaan benda tersebut dan garis-garis vertical dan

horizontal yang sejajar dengan bidang gambar tetap vertical

Page 34: PROYEKSI

dan horizontal. Garis benda apabila kita tarik ke garis horizon

akan bertemu pada satu titik pada garis horizon.

Gambar  Perspektif 1 Titik Hilang

2. Perspektif Dua Titik Hilang

Gambar perspektif dua titik hilang pada dasarnya hampir sama

dengan gambar perspektif satu titik hilang. Pada gambar

perspektif dua titik hilang mempunyai dua titik hilang pada

garis horizon. Gambar bidang pada perspektif ini tidak ada yang

menghadap tegak lurus (frontal) dengan kita, tetapi semua

garis bidang menuju ke dua  titik hilang (TH 1 dan TH 2).

Page 35: PROYEKSI

Gambar perspektif dua titik hilang ini apabila kita berpindah

sudut pandang sehingga objek yang sama dilihat agak

menyamping tetapi tetap mempertahankan garis pusat

pandangan secara horizontal, garis-garis vertical akan tetap

vertical. Garis yang tadinya sejajar dengan garis horizontal

(pada perspektif 1 titik hilang) pada perspektif dua titik hilang

tidak ada lagi garis yang sejajar dengan garis horizon, tetapi

semua garis menuju kea rah titik hilang.

  3.    Perspektif Tiga Titik Hilang

Perspektif tiga titik hilang adalah gambar perspektif dengan

menggunakan 3 titik hilang. Gambar dengan menggunakan tiga

titik hilang, apabila kita berdiri pada tempat yang lebih tinggi

dari benda tersebut atau lebih rendah dari benda tersebut.

Gambar dengan menggunakan tiga titik hilang akan

memperjelas objek gambar dan lebih akurat.

Perspektif dengan menggunakan tiga titik hilang, letak dua titik

hilang biasanya terdapat pada garis horizon dan satu titik hilang

berada  di atas atau di bawah.

4.    Perspektif Titik Hilang di Luar Bidang Gambar

Gambar perspektif di luar bidang gambar adalah menggambar

perspektif dengan memperkirakan letak titik hilangnya di luar

bidang gambar. Hal ini dilakukan oleh orang yang sudah mahir

Page 36: PROYEKSI

membuat gambar perspektif. Gambar ini biasanya untuk

membuat gambar pemandangan ataupun sketsa bangunan.

Objek yang digambar akan kelihatan lebih fokus, sesuai yang

dikendaki oleh si pembuat.

5.    Perspektif Titik Hilang Bebas

Objek gambar dibuat seolah-olah berkesan seperti gambar

perspektif isometric. Dengan titik hilangnya dikhayalkan jauh di

luar bidang gambar.

II.   SEGI BANYAK BERATURAN

Menggambar segi banyak beraturan adalah merupakan

rangkaian dari menggambar proyeksi maupun menggambar

perspektif dan juga untuk membuat gambar ragam hias. Karena

pentingnya membuat segi dasar ini, maka di dalam materi ini

kami tampilkan bagaimana caranya membuat gambar segi

banyak beraturan. Dengan demikian apabila kita membuat

gambar yang membutuhkan segi banyak beraturan kita dapat

membuatnya. Terutama di dalam membuat gambar ragam hias

gambar segi banyak beraturan ini harus kita kuasai.

Menggambar segi banyak beraturan harus benar-benar teliti,

karena kita harus mengutamakan ketepatan konstruksi. Dalam

menggambar segi banyak beraturan kita memerlukan peralatan

antara lain : jangka, pensil, penggaris, penghapus,  rapido,

trekpen, dll.

Page 37: PROYEKSI

Di bawah ini beberapa contoh pembuatan segi banyak

beraturan :

1.   Segi Tiga dan Segi Enam Beraturan

2.   Segi Empat dan Segi Delapan Beraturan

 

3.  Segi Lima Beraturan

Di dalam pembuatan segi lima beraturan ini apabila tiap-tiap

garis kita bagi dua dengan cara menarik menggunakan jangga,

maka akan kita dapatkan segi sepuluh beraturan.

Cara  1 :

Page 38: PROYEKSI

–          Bagilah salah satu jari-jari (PR) menjadi dua sama

panjang

–          S adalah titik bagi garis PR

–          Lingkaran TQ dengan S sebagai titik pusat

–          QB adalah sisi segi lima beraturan ABCDE

Cara 2 :

–          Bagilah salah satu jari-jari (PR) menjadi dua sama

panjang, diperoleh S sebagai titik bagi

–          Buatlah lingkaran kecil dengan SR sbg jari-jari.

Page 39: PROYEKSI

–          Buatlah grs lengkung ED dari T smp menyinggung

lingkaran kecil

–          ED adalah sisi segi lima ABCDE

 

4.   Segi Tujuh Beraturan

Dari gambar segi tujuh beraturan ini dapat kita peroleh segi

empat belas beraturan dengan cara membagi tiap garis segi

dibagi 2 sama panjang dengan menggunakan jangka.

Segi tujuh beraturan :

Page 40: PROYEKSI

–          Bagilah salah satu jari-jari (PR) menjadi dua bagian sama

panjang, diperoleh S sebagai titik bagi PR

–          ST tegak lurus PR

–          ST adalah sisi segi tujuh beraturan

5.   Segi Sembilan Beraturan

Dari segi sembilan beraturan ini dapat kita buat segi delapan

belas beraturan dengan cara membagi dua sama panjang.

Page 41: PROYEKSI

Segi sembilan beraturan

–          Buatlah garis lengkung PR sebagai pusat

–          Buatlah garis lengkung BC, A sebagai titik pusat

Tarik garis SD, garis tersebut merupakan sisi segi sembilan

beraturan

6.   Segi Banyak Ganjil Beraturan

Pembuatan segi banyak ganjil beraturan, teknik pembuatannya

berbeda dengan membuat sudut banyak genap beraturan.

Cara membuat :

 

Page 42: PROYEKSI

–       Buatlah garis OM dgn sudut lancip, bagi menjadi 11 bagian

sama panjang.

–       Tarik garis MP, kemudian tarik garis dari titik-2 tersebut ( 1

– 10 ) sejajar dengan MP.

–       Lingkaran OP sebagai jari-jari berpusat di O dan di P,

sehingga berpotongan di N.

–       Tariklah garis dari N melalui titik ke-2 dari O pada garis OP

hingga memotong limgkaran di Q.

–       OQ adalah sisi segi sebelas beraturan.

 

BAB II. BERKARYA SENI RUPA

I.   GAMBAR MISTAR

Page 43: PROYEKSI

Gambar mistar adalah gambar yang menggunakan alat bantu,

seperti penggaris, jangka, pensil, dan alat bantu lainnya. Dalam

gambar mistar terbagi dalam beberapa gambar mistar, seperti :

A.  Gambar Teknik

Gambar teknik atau gambar multiview atau yangs erring

disebut dengan gambar tampak adalah gambar yang

dikembangkan dari proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika.

Gambar ini menunjukkan posisi objek gambar baik tampak

samping kanan-kiri, tampak atas, tampak belakang, tampak

depan, dan tampak bawah secara terukur berskala.

B.  Gambar Perspektif

Gambar perspektif adalah gambar yang menggunakan cara

menggambar objek menggunakan bantuan garis atau sinar

memusat atau mengumpul pada satu titik.

1.    Perspektif 1 Titik Hilang

Gambar perspektif satu titik hilang adalah gambar yang

menggunakan objek yang dilihat seolah berada di depan kita

secara frontal kemudian garis-garis benda tersebut terfokus ke

satu titik hilang di garis khayal atau garis horizon, baik di dalam

atau di luar bidang gambar.

Page 44: PROYEKSI

Contoh gambar perspektif dengan menggunakan satu

titik hilang :

Diketahui sebuah peti segi lima dengan panjang peti 10 cm.

Pusat lingkaran segi lima terletak pada posisi 7 cm dari garis

tepi bawah, dan 10 cm dari garis tepi kiri. Jari-jari lingkaran 4

cm. Garis Horison berada pada 6 cm dari garis tepi atas. Titik

Hilang (TH) berada 5 cm dari garis tepi kanan. Gambarlah peti

tersebut dengan teknik persfektif!

Sebuah kubus  ABCD.EFGH  dengan panjang sisi 6 cm adalah

alas balokIJKL.MNOP lebar 4 cm  dan tingginya 6 cm. Gambarlah

perspektif tersebut dengan 1 TH. TH terdapat di sebelah kanan

2 cm  dari tepi kanan. Benda terdapat di bawah  garis Horison.

Garis Horison 4 cm dari tepi atas. Titik A berada 8 cm dari tepi

kiri dan 4 cm dari tepi bawah.

Page 45: PROYEKSI

Diketahui sebuah benda berada pada satu titik hilang 5 cm dari

garis tepi kanan. Garis horison berada pada 7 cm dari garis tepi

atas. Titik A berada pada 8 cm dari garis tepi kiri dan 5 cm dari

garis tepi bawah.

Page 46: PROYEKSI

2.    Perspektif 2 Titik Hilang

Gambar perspektif dua titik hilang adalah gambar perspektif

yang mempunyai sisi yang tegak lurus pada salah satu sudut

objek gambar dengan menggunakan dua titik hilang pada

sebelah kanan dan kiri dari garis horizon.

Contoh gambar perspektif dengan dua titik hilang :

Diketahui sebuah benda mempunyai 2 TH. TH1 berada 5 cm

dari garis tepi kanan dan TH2 berada 2 cm dari garis tepi kiri.

Page 47: PROYEKSI

Garis Horison terletak pada 6 cm dari garis tepi atas. Titik A

berada 12 cm dari tepi kiri dan 2 cm dari garis tepi bawah.

Trimakasih atas kesempatan kalian dalam mengunjungi

halaman ini. Halaman ini kami buat khusus untuk kelas XI IPA.

Proyeksi Miring &   Aksonometri Posted on 23/11/2011 by Wisnu Suryaputra

Oleh: Wisnu Suryaputra, S.Pd.

Proyeksi Miring I

Pada proyeksi miring, pada dasarnya perbandingan antar sumbunya

baik x, y maupun z, mempunyai perbandingan yang sama dengan

Page 48: PROYEKSI

proyeksi dimetri, hanya saja yang berbeda adalah besar sudut α = 0

derajat dan besar sudut β = 45 derajat.

Perhatikan contoh dibawah ini, perubahan proyeksi dimetri dengan sudut

α = 7 derajat dan sudut β = 40 derajat menjadi proyeksi miring dengan

sudut α = 0 derajat dan sudut β = 45 derajat.Proyeksi Dimetri

menjadi Proyeksi Miring I

Proyeksi Miring II

Pada prinsipnya, proyeksi miring merupakan suatu proyeksi yang sejajar,

akan tetapi garis proyeksinya berkedudukan miring terhadap bidang

proyeksinya. Untuk proyeksi miring lain, berikut ini adalah besar sudut α

dan β tetadap garis horisontal dan perbandingan panjang garis tiap-tiap

sumbu x, y dan z.

Tabel Proyeksi Miring II

Page 49: PROYEKSI

Proyeksi Miring II

Proyeksi Aksonometri

Proyeksi aksonometri merupakan sebuah pandangan pencerminan dari

garis proyeksi benda. Kedudukan garis proyeksi terhadap bidang

proyeksinya adalah tegak lurus. Proyeksi ini lebih cocok digunakan untuk

menggambarkan suatu bentuk bangunan baik sebagian, detail maupun

keseluruhan. Proyeksi aksonometri merupakan proyeksi sejajar, ini

karena garis sejajar objek tetap diproyeksikan sejajar. Proyeksi ini

disebut juga proyeksi miring dimana bentuk dan ukurannnya sebanding

dengan benda aslinya. Sedangkan kelemahan dari proyeksi ini adalah

bagian depan obyek lebih kecil dari bagian belakangnya atau sering

disebut sebagai distorsi.

Tabel Proyeksi Aksonometri

Page 50: PROYEKSI