proudly to be a pharmachist 2

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang berkaitan erat dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan. Dalam sejarahnya, pendidikan tinggi farmasi di Indonesia dibentuk untuk menghasilkan apoteker sebagai penanggung jawab apotek, dengan pesatnya perkembangan ilmu kefarmasian maka apoteker atau dikenal pula dengan sebutan farmasis, telah dapat menempati bidang pekerjaan yang makin luas. Apotek, rumah sakit, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, laboratorium pengujian mutu, laboratorium klinis, laboratorium forensik, berbagai jenis industri meliputi industri obat, kosmetik-kosmeseutikal, jamu, obat herbal, fitofarmaka, nutraseutikal, health food, obat veteriner dan industri vaksin, lembaga informasi obat serta badan asuransi kesehatan adalah tempat-tempat untuk farmasis melaksanakan pengabdian profesi kefarmasian. PP 51/TH.2009: Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. PerMenKes No.889/Thn 2011 : Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dsn telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteke 1

Upload: bahrinanik

Post on 19-Feb-2016

61 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hjny

TRANSCRIPT

Page 1: Proudly to Be a Pharmachist 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang berkaitan erat dengan

produk dan pelayanan produk untuk kesehatan. Dalam sejarahnya, pendidikan tinggi

farmasi di Indonesia dibentuk untuk menghasilkan apoteker sebagai penanggung jawab

apotek, dengan pesatnya perkembangan ilmu kefarmasian maka apoteker atau dikenal

pula dengan sebutan farmasis, telah dapat menempati bidang pekerjaan yang makin

luas. Apotek, rumah sakit, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian,

laboratorium pengujian mutu, laboratorium klinis, laboratorium forensik, berbagai jenis

industri meliputi industri obat, kosmetik-kosmeseutikal, jamu, obat herbal, fitofarmaka,

nutraseutikal, health food, obat veteriner dan industri vaksin, lembaga informasi obat

serta badan asuransi kesehatan adalah tempat-tempat untuk farmasis melaksanakan

pengabdian profesi kefarmasian.

PP 51/TH.2009: Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai

Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

PerMenKes No.889/Thn 2011 : Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus

sebagai Apoteker dsn telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteke

Apoteker untuk dapat melakukan kegiatan pekerjaan kefarmasian harus diambil

sumpahnya (Sumpah Apoteker) terlebih dahulu, karena apoteker mempunyai otoritas

profesi yang tidak bisa dicampuri oleh profesi lainnya. Dan justru karena itu diperlukan

adanya batasan atau rambu-rambu yang tertera dalam SUMPAH APOTEKER itu

sendiri. Disamping itu bahwa secara yuridis (KepMenKes 1207/2004 dan PP 51 / 2009

tentang Pekerjaan Kefarmasian ) bahwa seorang Apoteker baru boleh menjalankan

praktek kefarmasian setelah melaksanakan sumpah jabatan Apoteker

Namun terkadang beberapa ahli farmasi merasa minder atau kurang percaya diri

dengan profesi yang dimilikinya. Dengan makalah ini penulis membahas mengenai

keunggulan menjadi ahli farmasi. Oleh karena itu pada makalah ini, penulis mencoba

untuk membahas pendahuluan yang berisikan latar belakang dan pernyataan argumen.

Selanjutnya, penulis juga akan menguraikan beberapa gagasan-gagasan serta bukti-bukti

1

Page 2: Proudly to Be a Pharmachist 2

yang mendukung argumen tersebut pada bab berikutnya, yaitu bagian pembahasan. Dan

di bagian terakhir makalah ini, penulis akan mencoba untuk memberikan ringkasan

kesimpulan dan juga saran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan proudly to be pharmachist?

2. Apa saja keunggulan menjadi seorang ahli farmasi?

3. Apa saja upaya untuk meningkatkan rasa bangga menjadi seorang ahli farmasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah

1. Mengetahui maksud dari proudly to be a pharmachist.

2. Mengetahui keunggulan menjadi seorang ahli farmasi.

3. Mengetahui upaya untuk meningkatkan rasa kebanggaan menjadi ahli farmasi.

2

Page 3: Proudly to Be a Pharmachist 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proudly To Be A Pharmachist

Farmasi (bahasa inggris: pharmacy, bahasa yunani: pharmacon, yang berarti: obat)

merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari

ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan

efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi

termasuk praktik farmasi tradisionalseperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta

pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien(patient

care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan

penyediaan informasi obat.

Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang

farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta

seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat

tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan.

Pengertian proudly to be a pharmachist adalah bangga menjadi seorang ahli

farmasi. Rasa bangga menjadi seorang ahli farmasi harus dimiliki setiap ahli farmasi,

karena jika tidak memiliki rasa kebanggaan terhadap profesi yang dimiliki maka suatu

pekerjaan tidak dapat dilakukan dengan maksimal karena dihantui oleh rasa minder atau

malu terhadap profesinya.

2.2 Perkembangan Bidang Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian saat ini telah semakin berkembang selain berorientasi

kepada produk (product oriented) juga berorientasi kepada pasien (patient oriented)

seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan

pergeseran budaya rural menuju urban yang menyebabkan peningkatan dalam konsumsi

obat terutama obat bebas, kosmetik, kosmeseutikal, health food, nutra seutikal dan obat

herbal. Berbagai tuntutan yang ada di masyarakat menjadi tantangan untuk

pengembangan dunia kefarmasian seperti : Pharmaceutical care yaitu obat sampai

3

Page 4: Proudly to Be a Pharmachist 2

ketangan pasien dalam keadaan baik, efektif dan aman disertai informasi yang jelas

sehingga penggunaannya tepat dan mencapai kesembuhan; timbulnya penyakit baru 10

dan perubahan pola penyakit yang memerlukan pencarian obat baru atau obat yang lebih

unggul ditinjau dari efektivitas dan keamanannya, meningkatnya penyalagunaan obat

dan ketergantungan pada narkoba dan psikotropika merupakan tuntutan untuk dapat

mengawasi penggunaan obat tersebut, mencari/mensintesis obat yang lebih aman dan

mampu memberikan informasi tentang bahaya penyalah gunaan obat; farmasis sebagai

partner dokter memacu farmasis untuk menguasai lebih mendalam ilmu farmakologi

klinis dan farmakoterapi serta ilmu farmasi sosial dan komunikasi; farmasis sebagai

penanggung jawab pengadaan obat diapotek, rumah sakit, pedagang besar farmasi,

puskesmas dll. harus menguasai farmako ekonomi dan manajemen farmasi; tuntutan

farmasis untuk dapat berperan dalam perkembangan industri Farmasi perkembangan

drug delivery system, pengembangan cara produksi dan metode control kualitas;

farmasis untuk menempati bidang pemerintahan yang berfungsi dalam perizinan,

pengaturan, pengawasan, pengujian, pemeriksaan dan pembinaan; perkembangan

farmasi veteriner,perkembangan medical devices(alat kesehatan, pereaksi diagnostik).

Untuk dapat mengakomodasi semua tuntutan tersebut diperlukan sistem pendidikan

yang mampu memenuhi kebutuhan tenagafarmasi dengan bekal ilmupengetahuan

keprofesian yang mutakhir. Jumlah farmasis di Indonesia saat ini masih kurang dari

10.000 sehingga rasio terhadap penduduk Indonesia lebih kurang 1:20.000, sedangkan

di negara lain rasionya jauh lebih kecil, Jepang (1:660), Thailand (1:1.000), Perancis

(1:1.300), Amerika Serikat (1:1.430), Australia (1:1.700) dan Cina (1:5.000). Farmasis

di Thailand proaktifmemberikan informasi obat dari rumah ke rumah (family

pharmacist), untuk aktivitas seperti ini diperlukan jumlah tenaga farmasis yang cukup.

2.3 Keunggulan Menjadi Ahli Farmasi

1. Farmasi adalah ilmu kesehatan yang menyeluruh, mempelajari berbagai bidang.

mulai dari aspek kesehatan pada manusia itu sendiri sampai bahan-bahan apa saja

yang dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia. Karena pengetahuannya ini,

Farmasis menjadi salah satu tenaga kesehatan yang dipercaya mesyarakat dunia

untuk memberikan pelayanan kesehatan (terutama terkait obat).

4

Page 5: Proudly to Be a Pharmachist 2

2. Farmasi tidak hanya mempelajari obat dan penyakit, tetapi berkecimpung dalam hal

kosmetika dan makanan.

3. Ilmu farmasi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Dengan ilmu farmasi, kita bisa waspada dengan apa saja yang bisa kita konsumsi.

Setidaknya kita tahu masalah yang terkait dengan kebutuhan pokok manusia.

5. Ilmu farmasi bagaikan pedang bermata dua. Bisa jadi dia mengundang bencana atau

mendatangkan manfaat. Seperti kata pepatah lama, Obat itu racun, kecuali di tangan

apoteker. Jadi farmasis berjasa mengubah benda berbahaya menjadi sesuatu yang

bermanfaat.

6. Lapangan kerjanya banyak, bisa di Industri, Rumah Sakit, Apotek, Lembaga

diagnostik, BPOM, LPP POM, dinas kesehatan, Universitas, dan masih banyak

lagi. Bisa juga jadi konsultan.

7. Jurusan farmasi mempelajari berbagai sediaan obat dan zat aktif yang terkandung di

dalamnya. Kebanyakan orang hanya mengetahui merk obatnya saja tanpa

mengetahui zat yang berkhasiat dalam obat tersebut. Dengan kompetensi ini,

seorang farmasis dapat lebih leluasa memilih obat yang sesuai.

8. Disamping mempelajari zat kimia sintetis yang berkhasiat obat, jurusan farmasi

juga mempelajari bagian-bagian hewan dan tumbuhan yang mengandung zat-zat

yang berkhasiat obat.

9. Bidang farmasi dan kedokteran bekerja sama dalam memberikan terapi untuk

berbagai macam penyakit. Pada dasarnya tugas seorang dokter adalah mendiagnosis

penyakit sementara kewenangan untuk memutuskan obat dan terapi apa yang akan

diberikan sebagai penanganan penyakit serta pengawasan efektivitas terapi tersebut

berada di tangan seorang farmasis (apoteker).

10. Dengan pengetahuan kefarmasian, racun-racun kimia yang ada dapat diatur

sehingga dapat memberikan efek terapi yang efektif.

11. Secara kasat mata, bidang farmasi dan teknik kimia memang tampak serupa namun

bidang farmasi lebih terspesialisasi memproduksi bentuk sediaan obat sebagai hasil

riil.

12. Lapangan kerja bagi lulusan farmasi cukup luas mulai dari apotek, bagian

kefarmasian rumah sakit maupun puskesmas dan klinik, peneliti Badan dan Balai

5

Page 6: Proudly to Be a Pharmachist 2

POM, wirausaha mandiri, perusahaan industri (makanan, obat, kosmetik, dll) dan

tenaga pengajar (dosen).

2.4 Upaya Meningkatkan Rasa Bangga Menjadi Ahli Farmasi

1. Belajar dengan giat dan sungguh-sungguh.

Dengan belajar giat dan sungguh-sungguh menambah wawasan mengenai bidang

kefarmasian. Sehingga ketika seorang ahli menghadapi suatu masalah, ahli farmasi

bisa mengatasi dengan mudah karna memiliki wawasan yang cukup luas.

2. Banyak Bersyukur.

Banyak masyarakat Indonesia yang kurang mengerti mengenai ilmu kesehatan dan

obat-obatan, oleh karena itu seorang ahli farmasi harusnya bangga karena hanya

sebagian masyarakat saja yang mampu menguasai bidang / teknik ilmu kefarmasian.

3. Tetap Berfikir Optimis

Karena dengan berfikir optimis kita selalu merasa bangga menjadi diri sendiri

sebagai seorang ahli farmasi.

2.5 Saya Bangga Menjadi Seorang Apoteker

1. I am a specialist in medications ( saya adalah seorang ahli dalam obat-obatan)

a. Saya menyediakan obat dan sediaan farmasi bagi yang membutuhkan

b. Saya membuat dan menyusun bentuk sediaan khusus

c. Saya mengawasi penyimpanan dan pengawetan dari semua obat yang dibawah

pengawasanku.

2. I am a companion of medical information (saya adalah penjaga informasi obat)

a. Perpustakaanku aku persiapkan sebagai sumber pengetahuan tentang obat

b. Arsipku berisi ribuan nama obat khusus dan puluhan ribu fakta tentang obat

c. Catatanku mencangkup sejarah kesehatan dan pengobatan dari semua keluarga

d. Catatan dan pertemuan-pertemuanku melaporkan kemajuan ilmu farmasi dari

seluruh dunia

3. I am a companion of the physician (saya adalah teman dari seorang dokter)

a. Saya adalah seorang rekan dalam kasus tiap pasien yang mendapatkan segala

macam pengobatan6

Page 7: Proudly to Be a Pharmachist 2

b. Saya adalah seorang penasehat tentang kegunaan berbagai bahan obat

c. Saya adalah seorang penghubung antara dokter dan pasien serta pemeriksa

terakhir pada keamanan obat

4. I am a counselor of the patient (saya adalah penasehat bagi pasien)

a. Saya bantu pasien untuk mengerti pemakaian yang benar dari obat yang diberikan

melalui resep

b. Saya bantu pasien dalam memilih obat yang tanpa resep atau dalam menentukan

untuk konsultasi ke dokter

c. Saya menasehati pasien dalam hal-hal penyimpanan dan potensi obat

5. I am a guardian of the public health (saya adalah seorang pengayomi ilmu kesehatan

masyarakat )

a. Farmasiku adalah pusat untuk informasi perawatan kesehatan

b. Saya mendukung dan meningkatkan praktek kesehatan seorang yang benar

c. Pelayananku bias didapat untuk siapa saja dan kapan saja

7

Page 8: Proudly to Be a Pharmachist 2

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di Indonesia, seorang ahli farmasi/ apoteker terkadang memililki rasa kurang

percaya diri karena perbedaan kedudukan apoteker dan dokter. Apoteker hanya

memberikan saran atau rujukan kepada dokter untuk resep yang akan diberikan kepada

pasien. Dan juga letak kerja apoteker yang jarang nampak di depan umum/ pasien

terkadang membuat seorang apoteker terkadang direndahkan.

Pada kenyataannya, seorang ahli farmasi/ apoteker memiliki kelebihan yang tidak

dimiliki oleh profesi manapun. Yakni teknik meracik obat dan memiliki pengetahuan

yang luas mengenai dampak penggunaan obat. Oleh karena itu, seorang ahli farmasi /

apoteker harus memiliki kebanggan tersendiri dengan berbagai keunggulan yang

dimiliki seorang apoteker/ ahli farmasi.

3.2 Saran

Dalam upaya meningkatkan rasa kebanggan terhadap keprofesian apoteker atau

sebagai seorang ahli farmasi harusnya kita bersikap optimis dan selalu memberikan

pelayanan yang baik dan maksimal terhadap masyarakat.

8

Page 9: Proudly to Be a Pharmachist 2

DAFTAR PUSTAKA

http://mitainact.blogspot.com/2013_03_01_archive.html

http://www.itb.ac.id/focus/focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf

sumber :id.wikipedia.org/wiki/Farmasi

 

9