proteksi kebakaran pada bangunan
DESCRIPTION
UTILITAS: PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN, TEORI API, METODA PEMADAMAN API, SISTEM PENCEGAAN DINI, PENGENDALIAN ASAPTRANSCRIPT
-
K E L O M P O K 4 :
I V A N B U D I M A N 2 0 1 3 4 2 0 0 1 0
V I V I Y A N I S A N T O S A 2 0 1 3 4 2 0 0 2 7
N A D Y A G A N I 2 0 1 3 4 2 0 0 4 2
F E L I C I A M I C H E L L E 2 0 1 3 4 2 0 0 8 1
M E T T A L A D I V A 2 0 1 3 4 2 0 1 2 3
PROTEKSI BANGUNAN TERHADAP KEBAKARAN
-
MASALAH KEBAKARAN DI PERKOTAAN
Kondisi dan peralatan aparat aparat pemadam kebakaran yang belum lengkap -> terutama menghadapi kebakaran bangunan tinggi
Makin sulit mendekati lokasi kebakaran -> dikarenakan kepadatan, kompleksitas bangunan dan kemacetan.
Sedikitnya ruang terbuka yang berfungsi sebagari penghalang menjalar kebakaran atau tempat operasi pemadam kebakaran
Sulitnya dijumpai sumber-sumber air untuk keperluan pemadaman
Jumlah dan sebaran hidran kota yang masih belum memadai
-
Aspek pemeliharan dan pemeriksaan keandalan misalnya terhadap instalasi listrik, genset, tabung pemadan api ; yang lebih dari 5 tahun masih kurang diperhatikan
Latihan kebakaran sebagai kegiatan rutin masih jarang / sering tidak dilakukan
Perubahan yang cepat pada fungsi bangunan, yang tidak diimbangi dengan penyesuaian sarana penanggulangan kebakaran -> kebakaran meningkat
Banyak gedung yang tidak memiliki pengamanan kebakaran lengkap
Gedung kurang memperhatikan pentingnya sarana jalan keluar yang aman
-
PENGATURAN DAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU
1. Kep. Menteri P.U no 02/KPTS/1985;
Mengenai Ketentuan-ketentuan teknis pencegahan dan
penanggulangan kebakaran pada Bangunan Gedung
2. Khusus untuk DKI, terdapat perda no.3/1975
Mengenai pencegahan dan penanggulangan
kebakaran di wilayah DKI-Jakarta. Saat ini perda tersebut
sedang direvisi meskipun tetap berlaku.
3. Ketentuan ketentuan lain
Ketentuan standard dari NFPA, ASTM, SFPE, JIS, DIN, BS
dan AS -> untuk acuan
Dipakai dalam peraturan yang ada di indonesia, dengan syarat ketentuan dokumen Persyaratan Pelaksanaan
dan Uraian Pekerjaan
-
TEORI API
Api adalah reaksi kimia eksotermik yang disertai timbulnya panas/kalor, cahaya (nyala), asap dan gas dari bahan bakar yang terbakar.
Reaksi pembakaran Reaksi pembakaran sederhana sempurna; misalnya antara
gas metan (CH4) dengan oksigen
CH4 + O2 CO2 + 2H2O + panas + cahaya
Reaksi pembakaran kimia
Senyawa karbon + O2 CO2 + H2O + panas + cahaya
Reaksi pembakaran tidak sempurna ; oksigen tidak mencukupi Senyawa karbon + O2 CO2 + CO + H2O + panas
-
Reaksi rantai pembakaran Menunjukkan suatu proses pembakaran
yang berkesinambungan.
Api timbul pada satu bagian bahan bakar akan memanaskan dan menaikkan suhu bakar pada bahan lainnya, sehingga menyebabkan seluruh bahan terbakar
Terjadinya api
Bahan bakar
Material / zat yang seluruhnya / sebagian
mengalami perubahan kimia dan fisika bila terbakar
Padat
Cair
Gas
Panas mula
Tingkatan energi bahan untuk terbakar pada suhu
bakarnya ( temperatur penyulutan)
Oksigen Unsur kimia pembakaran
20% di udara
-
Metoda umum
pemadaman api
Pendinginan
Pemindahan bahan
bakar
Pembatasan oksigen
Penghentian reaksi
rantai
-
METODA UMUM PEMADAMAN API
Pendinginan
Panas dihilangkan dengan pendinginan
Mengaborasi kalor sehingga evolusi panas terganggu
Penyulutan tidak tercapai -> menghentikan timbulnya uap dan gas yang mudah terbakar
Umumnya air
Pemindahan bahan bakar
Tangki bahan bakar yang mudah terbakar di letakkan terisolir atau isinnya dialirkan ke tangki kosong lain
Penyediaan katup penghenti gas pada pipa-pipa gas yang mudah menyala
Mencampur gas bahan bakar dengan udara -> konsentrasi berada di bawah minimum
-
Pembatasan Oksigen
Pemindahan/ pemisahan oksigen dilakukan dengan cara menghalangi kontak dengan oksigen
Dengan busa / pasir
Pengenceran reaktan sedemikian rupa sehinga onsentrasinya berada di bawah titik nyala
Penyemprotan gas CO2 pada api
Penghentian reaksi rantai
Mengganggu radikal bebas pada reaksi rantai
Menggunakan pemadam api jenis kimia kering (natrium bikarbonat, kalium bikarbonat, amonium sulfat)
Dengan gas holon
Gas holon bila terkena api menghasilkan radikal bebas gas holon
Mengikat atom-atom bebeas sehingga radikal bebas terganggu
-
POLA PENYEBARAN API
Peningkatan kebakaran dalam
ruang mulai dari api kecil
sampai keadaan menyala
serentak (pada suhu 500-
600C) disebut sebagai
tahapan flashower
Kebakaran menjalar dengan
cara konduksi, konveksi dan
radiasi
-
PROTEKSI BERUPA KONDUKSI
-
KEBAKARAN
Asap dan gas panas berkumpul di
sekitar
langit-langit
Api makin membesar, gas dan benda
lainnya mendekati suhu bakar
Gas dan benda-benda yang dapat
terbakar mencapai suhu bakar;
terbakar
serentak sebagai flashover
-
PROTEKSI BERUPA KONDUKSI, KONVEKSI, RADIASI
Penyebaran api secara konduksi
melalui dinding
Penyebaran api secara konveksi
melalui
ruang teruka
Penyebaran api secara radiasi ke
bangunan yang berdekatan
-
BAHAYA AKIBAR PRODUK KEBAKARAN
1. Temperatur / suhu Manusia tidak dapat bertahan terhadap panas tinggi meskipun hanya beberapa menit
2. Asap kebakaran Asap adalah produk dari kebarakan terdiri atas partikel-partikel gas dan uap serta unsur yang terurai dari suatu bahan yang terbakar. Semua bahan yang bersifat combustible akan melepas CO dan CO2 dalam jumlah besar. CO bersifat racun karna bila terhirup akan mengikat hemoglobin dan membentuk carboxyhemoglobin. Kadar carboxyhemoglobin 65% menyebabkan kematian, jika manusia berada di lingkungan dengan kadar CO 1%, dalam jangka waktu 5 menit maka akan pingsan
-
GAS BERACUN PRODUK PEMBAKARAN
Bahan Gas/ uap racun yang timbul
Semua bahan combustible yang mengandung karbon CO2 dan CO
Seluloid, polyurehane NO
Wool, sutera, kulit, plastik yang mengandung nitrogen, plastik selulosa, rayon Hidrgogen cyanida
Kayu, kertas Acrolein(C3H4O)
Kayu, kertas Suplhur dioksida(SO2)
Karet, thiokol Asam-asam halogen(HCL, HBr, HF)
Polyvinyl chlorida, plastik retardant, plastik yang mengandung fluor Amonia(NH3)
Melamine, nilon, resin, urea formaldehyde Benzena(C6h6)
Polystyrene Aldehida
Busa polyurethane Isocyanat
-
Bahan bangunan interior bangunan modern
umunya terbuat dari bahan sintetik, bila terjadi
kebakaran akan menghasilkan cukup banyak
asap/gas, selain itu kebaran akan mengganggu
penglihatan dan menimbulkan kepanikan
-
Agar aman terhadap bahaya kebakaran, perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
1. Setiap bangunan harus memiliki jalan-jalan yang
lebar dan luas untuk operasional kendaraan
pemadam kebakaran. Halaan yang cukup
untuk kendaraan pemadam kebakaran
(panjang 10-15m) atau kendaraan mobil
tangga (panjang 7-13m) untuk berputar dan
bergerak
2. Kendaraan pemadam kebakaran harus
dengan mudah berbelok, untuk itu perlu
diperhatikan hubungan antara lebar jalan
dengan radius belokan jalan
-
LUAS HALAMAN YANG DIPERLUKAN
-
TABEL HARGA (DALAM M)
Lebar jalan (W)
3,0 m 3,6 m 4,2m 4,5m Panjang kendaraan (L)
10,5m 10,8 9,3 7,5 5,7
12,0m 11,4 10,6 8,4 7,5
13,5m 14,1 11,1 10,2 9
-
MODEL JALAN LINGKUNGAN YANG MEMUDAHKAN OPERASIONAL KENDARAAN
PEMADAM KEBAKARAN
-
PENYEDIAAN RUANG YANG CUKUP LEBAR UNTUK OPERASIONAL MOBIL TANGGA
KEBAKARAN, SEBANDING DENGAN TINGGI BANGUNANNYA
-
MEMBUAT JARAK ANTAR BANGUNAN YANG
AMAN AGAR KEBAKARAN TIDAK MUDAH
MENJALAR KE BANGUNAN DISEBLAHNYA AKIBAT
KONVEKSI ATAU RADIASI
HIDRAN SEBAGAI FASILITAS LINGKUNGAN
DIPASANG DENGAN JARAK SATU DENGAN
LAINNYA TIDAK LEBIH DARI 100M DAN LETAK
HIDRAN DARI TEPI JALAN TIDAK LEBIH DARI 3M
-
JARAK ANTAR BANGUNAN YANG AMAN AGAR TIDAK API MENJALAR KE
BANGUNAN SEBELAHNYA
-
BEBERAPA KETENTUAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN
1. Tersedia jalan keluar (exit) khusus kebakaran
yang terlindung dan aman dengan struktur tahan
api
2. Jumlah exit harus sesuai dengan jumlah penghuni
ruang. Jumlah Orang Dalam
Ruangan
Jumlah Exit Minimum
50 orang 2
50 orang atau lebih 2
500 orang atau lebih 3
1000 orang atau lebih 4
Setiap lantai
bangunan
2
Setiap lantai
basement
2
-
4. Jalur- jalur jalan / koridor yang menuju ke exit harus
dapat bebas dari asap dan tidak diperkenankan
adanya koridor buntu. Apabila terpaksa terbentuk
koridor buntu, maka panjangnya tidak boleh lebih
dari 5m dari ulut exit.
-
5. Lebar Minimum
jalur horizontal /
tangga
diperhitungkan
sebagai berikut :
W = A / d.c
W = nilai unit lebar
exit, minimum 80cm.
A = luas lantai.
d = kapasitas hunian
m2/org.
c = Kapasitas jumlah
orang yang dapat
lewat per-menit untuk
tiap untuk lebar exit.
Jenis Bangunan Kapasitas
hunian
(m2/org)
Kapasitas (c)
Exit
horizont
al
Exit
tangg
a
Rumah tinggal 20 60 45
Pendidikan 2 5 100 60
Kelembagaan 12 24 30 22
Perkantoran 10 100 60
Perdagangan 10 100 60
Tempat usaha 3 6 100 60
Bangunan industri 10 100 60
Gudang 30 60 45
Gedungpertemuan
Kursi tetap 1,5 100 75
Kursi tidak tetap 0,7 100 75
Tanpa kursi 0,3 100 75
Tempat berbahaya 10 60 45
-
6. Pintu- pintu kebakaran harus
dapat menutup rapat (tak
bercelah) dan dilengkapi
dengan pengunci, agar dapat
menghalangi penyebaran api
dan asap. Pintu ini biasanya
selalu dalam keadaan tertutup
dan dibuka secara manual
dengan batang panik.
7. Jalur- jalur halus tetap bebas,
tidak diperkenankan meletak
benda- benda yang dapat
menghalang. Jarak tempuh
maksimum untuk mencapai exit,
tela distandarisasi dalam SNI.
Lihat tabel halaman 16.
-
8. Untuk ruang yang harus bebas asap seperti
tabung tangga, maka perlu disediakan peralatan
mekanis pada sistem penekanan udara dan
pengeluaran asap.
9. Peraturan kebaran di Indonesia melarang
menggunakan elevator / lift dan escalator
sebagai sarana penyelamatan diri pada saat
terjadi kebakaran hanya boleh digunakan oleh
petugas pemadam kebakaran.
10. Menurut SNI, Bangunan dengan ketinggian lebih
dari 8 lantai perlu memiliki landasan helikopter,
terutama untuk bangunan perkantoran, rumah
sakit, hotel, perdagangan , dan pertokoan.
-
SISTEM DAN ALAT PROTEKSI KEBAKARAN
Sistem Isyarat Pencegahan Dini
Air Untuk Melawan Kebakaran
Pengendalian Asap Kebakaran
-
SISTEM ISYARAT PENCEGAHAN DINI
Yang bertindak sebagai detektor: manusia
Kotak tertutup berisi tuas untuk membunyikan alarm (disebut pull station)
Detektor Manual
Detektor paling tua, sederhana, murah, banyak digunakan
Paling sedikit mengirim sinyal palsu, tapi paling lambat reponnya
Diperlukan waktu pemanasan yang cukup; seringkali saat alarm berbunyi, api sudah sukar dikontrol
Detektor Panas
Sangat sensitif. Mengirim sinyal saat belum ada asap dan api. (Proses benda terbakar: mengeluarkan ion -> asap -> api)
Perlu perawatan. Jika terkontaminasi dapat mengirim sinyal palsu
Detektor Ion
-
Asap dideteksi dengan detektor fotoelektrik
Ideal digunakan pada ruang yang berbahan atau menyimpan barang yang akan menimbulkan banyak asap jika terbakar
Sering mengirimkan sinyal palsu jika digunakan di dapur
Detektor Asap
Merespon radiasi infrared dan/atau ultraviolet
Digunakan pada keadaan khusus seperti ruang penyimpanan bahan bakar
Bahan bakar seperti bensin yang terbakar mengeluarkan api sebelum asap
Detektor Nyala Api
(flame detector)
-
AIR UNTUK MELAWAN KEBAKARAN
Sistem Instalasi Air untuk Kebakaran dalam Gedung
Fire Hose
Springkler
-
SISTEM INSTALASI AIR UNTUK KEBAKARAN DALAM GEDUNG
Merupakan sistem terpisah dengan sistem air bersih
Sumber air, tangki penampung, pompa sirkulasi, dll sebaiknya merupakan sistem yang berdiri sendiri
Jika sumber air bersih sudah terjamin debitnya, dapat dibuat tangki gabungan air bersih dan air kebakaran. Syarat: air kebakaran tidak boleh dipakai untuk kebutuhan sehari-hari
Sistem yang sering dipakai: down feed -> tangki penampung atas -> didistribusi -> ke fire hose, sprinkler, dan konektor siamnese
Kasus letak tangki kurang tinggi -> perlu pompa sirkulasi khusus yang bekerja otomatis saat menerima signal
Kasus letak tangki terlalu tinggi -> sistem multizone: pengadaan tangki air pada beberapa lantai dengan nilai selang n tertentu -> mencegah tekanan pipa melebihi batas maksimum -> kurang ekonomis
-
FIRE HOSE
Panjang pipa antara 15-33 meter. Jarak linier maksimum antar unit: +/- 30 meter.
Daya pancar air: 3 meter dengan nozzle 1 1/8 dan tekanan air minimum: 0,8 kg/cm3 (25psl) dan tekanan maksimum: 5,5 kg/cm3 (80psl)
Diameter hose: 2 , dihubungkan langsung dengan pipa induk dari tangki atap yang berdiameter minimum 6
Tinggi minimum pipa keluar tangki atap fire hose pertama di bawahnya: 7,5-17 meter
Tiap unit memancarkan air sejumlah 760 liter/menit. Banyak unit x waktu (menit) x 760 liter = kapasitas tangki -> standar min. tangki atap.
Kelemahan utama: tidak praktis menyediakan di tangki atap untuk seluruh unit (sangat besar dan berat). Solusi: menyediakan tangki bawah yang besar yang dilengkapi pompa khusus
Jika sistem dapat digunakan juga oleh pemadam kebakaran kota, maka di lantai dasar dibuat cabang distribusi ke konektor stamnese. Ingat: kemampuan memindahkan air mobil pemadam: 3800 liter/menit
-
Konektor siamese
Fire Hose Cabinet
-
SPRINGKLER
Terdiri dari pipa horizontal dengan pola grid, pada jarak
tertentu dipasang springkler head
Sistem sprinkler:
Sistem pipa basah
Pipa-pipanya selalu terisi air. Paling banyak digunakan.
Sistem pipa kering
Pipa baru terisi jika terjadi kebakaran. Perlu dipasangkan katup air
otomatis yang dihubungkan dengan detektor yang sensitif. Katup
membuka jika mendapat sinyal dari detektor. Teori: menghemat
air. Kelemahan: respon lambat (perlu waktu untuk mengisi air),
heat detector kurang berfungsi
-
SPRINGKLER HEAD/NOZZLE DIGOLONGKAN MENJADI:
Nozzle dinding Menempel di dinding luar bangunan, di atas bukaan. Tujuan: membentuk tirai air sebagai penghalang radiasi bangunan tetangga yang terbakar
Sprinkler tipe upright Hanya dapat digunakan untuk ruang tanpa langit-langit. Memiliki tabung kaca quartzoid yang berisi cairan kimia dan akan pecah pada suhu 58 derajad celcius
Sprinkler tipe pendant Digunakan untuk ruang yang memakai langit-langit. Juga memiliki tabung kaca quartzoid.
-
PENGENDALIAN ASAP KEBAKARAN
Pengendalian asap yang paling mula adalah dalam:
Bentuk desain
Pemilihan bahan bangunan
Pemilihan bahan Interior.
Diusahakan menggunakan bahan yang sedikit mengeluarkan asap atau gas berbahaya.
Produk
kebakaran =
ASAP
Gas
berbaha
ya
Perlu
dikendalikan
-
Contoh:
Karpet sintesis yang biasa digunakan untuk
pelapis lantai perkantoran
Bila terbakar akan mengeluarkan gas HCN
(Hidrogen sianida)
Mematikan dan melumpuhkan syaraf sentral
manusia
-
Contoh:
Material bangunan menggunakan bahan kayu yang tidak diproteksi
Bila terbakar dapat menimbulkan abu yang mudah terbang dan menjadi polusi serta dapat
membahayakan kesehatan paru-paru
Kebakaran dapat merambat dengan cepat ke bangunan tetangga dan menghilangkan harta
benda
-
Berdasarkan penelitian, sebelum nyala api
terlihat, asap terjadi terlebih dahulu dan
menjalar dengan kec. 25cm/s
Pada saat nyala api terlihat, kecepatan jalar
asap mencapai 2x lipatnya (50cm/s)
-
Kerugian yang ditimbulkan asap:
Racun dan terhalangnya penglihatan.
Memberi dampak psikologis yaitu membuat panik
para penghuni
Kepanikan dapat menimbulkan kematian.
Kemungkinan melompat dari lantai yang cukup
tinggi karena saling dorong dan terinjak
Oleh karena itu latihan kebakaran menjadi penting
serta pengendalian asap agar terisolasi pada
ruang/lantai yang terbakar saja dan dikeluarkan
melalui shaft asap.
-
2 Prinsip untuk mendorong/ mengarahkan asap:
a. Pergerakan udara yang berkecepatan tinggi akan membuat asap terdorong secara alami dan asap mempunya kecendrungan bergerak naik. Bila pendorong asap berkecepatan rendah, asap justru akan berbalik arah.
b. Asap bergerak dari udara yang bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah.
Bila suatu ruang atau lantai mengalami kebakaran, maka pada ruang atau lantai sekelilingnya dimasukkan udara berkecepatan tinggi dengan bantuan kipas angin sentrifungal melalui ducting AC atau ventilasi yang ada. Sedangkan ducting yang menuju ruang yang terbakar disekat dengan cara menutup dampernya.
Maka terjadilah ruang yang bertekanan tinggi diruang sekeliling (+) dan ruang yang terbakar bertekanan rendah (-)
-
Ducting AC