prospeksi batubara daerah tabak, kabupaten …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/efos/2.14...

8
PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN BARITO SELATAN PROVINSI KALIMATAN TENGAH Didi Kusnadi dan Eska P Dwitama Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Daerah penyelidikan terletak di wilayah Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, daerah ini terletak pada koordinat 01°25’00” - 01º40’00” LS dan 115°05’00” – 115°20ʼ00ʺBT. Daerah penyelidikan berada pada Cekungan Barito dengan urutan formasi batuan penyusunnya dari tua ke muda yaitu Batuan Vulkanik Kasale, Granit Kapur, Formasi Tanjung, Formasi Berai, Formasi Montalat, Formasi Warukin, dan Formasi Dahor. Target formasi batuan dalam penyelidikan ini adalah Formasi Warukin. Daerah penyelidikan dibagi menjadi 2 satuan morfologi yaitu Satuan Morfologi Perbukitan dan Satuan Morfologi Pedataran. Dari hasil pemetaan geologi permukaan ditemukan 31 singkapan batubara. Rekontruksi data singkapan batubara dengan data pengeboran menghasilkan 11 (sebelas) lapisan (seam) dengan ketebalan yang bervariasi antara 0,20 – 8,60 m. Nilai kalori rata - rata batubara sebesar 5055 cal/gr. Total sumberdaya batubara tereka sebesar 96.786.181 ton. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyelidikan Prospeksi batubara merupakan kegiatan untuk menghimpun data potensi batubara bawah permukaan yang mencakup kuantitas dan kualitasnya dalam upaya mendelineasi wilayah prospek batubara Pada tahun anggaran 2015, Pusat Sumber Daya Geologi melakukan kegiatan penyelidikan prospeksi batubara daerah Tabak Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah. Diharapkan hasil kegiatan ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan lebih lanjut, terutama untuk pengembangan tambang bawah permukaan dan pengembangan gas metan batubara (coalbed methane / CBM). Lokasi Penyelidikan dan Kesampaian Daerah Daerah Tabak dan sekitarnya secara administrasi termasuk dalam wilayah Kabupaten Barito Selatan. Secara geografis daerah penyelidikan terletak antara 01° 25’ 00” - 01º 40’ 00” LS dan 115° 05’ 00” – 115° 20’ 00” BT. Daerah penyelidikan dapat ditempuh dari Bandung ke Banjarmasin dengan menggunakan pesawat udara, dilanjutkan dengan perjalanan darat dari Banjarmasin – Tabak – Lokasi (Gambar 1.1). Waktu dan pelaksanaan Kegiatan Kegiatan lapangan berlangsung mulai Tanggal 3 September sampai dengan 17 Oktober 2015 selama 45 hari. Pelaksana kegiatan lapangan yaitu satu tim dari Pusat Sumber Daya Geologi yang terdiri atas ahli geologi, petugas preparasi conto dan teknisi pemboran. GEOLOGI UMUM Tatanan Tektonik Daerah Tabak dan sekitarnya termasuk dalam Cekungan Barito. Cekungan Barito bagian Barat di batasi oleh Foreland Sunda, sebelah Utara oleh Tinggian Kucing dan Tinggian Mangkalihat dan sebelah Timur dipisahkan dengan Sub Cekungan Pasir oleh Tinggian Meratus.

Upload: duongkiet

Post on 12-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/efos/2.14 Tabak, Barito... · Proses Tektonik terakhir terjadi ... batu lanau, serpih dan batubara

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN BARITO SELATAN

PROVINSI KALIMATAN TENGAH

Didi Kusnadi dan Eska P Dwitama

Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Daerah penyelidikan terletak di wilayah Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan

Tengah. Secara geografis, daerah ini terletak pada koordinat 01°25’00” - 01º40’00” LS dan

115°05’00” – 115°20ʼ00ʺBT. Daerah penyelidikan berada pada Cekungan Barito dengan

urutan formasi batuan penyusunnya dari tua ke muda yaitu Batuan Vulkanik Kasale, Granit

Kapur, Formasi Tanjung, Formasi Berai, Formasi Montalat, Formasi Warukin, dan Formasi

Dahor. Target formasi batuan dalam penyelidikan ini adalah Formasi Warukin.

Daerah penyelidikan dibagi menjadi 2 satuan morfologi yaitu Satuan Morfologi

Perbukitan dan Satuan Morfologi Pedataran. Dari hasil pemetaan geologi permukaan

ditemukan 31 singkapan batubara. Rekontruksi data singkapan batubara dengan data

pengeboran menghasilkan 11 (sebelas) lapisan (seam) dengan ketebalan yang bervariasi

antara 0,20 – 8,60 m. Nilai kalori rata - rata batubara sebesar 5055 cal/gr. Total sumberdaya

batubara tereka sebesar 96.786.181 ton.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyelidikan Prospeksi batubara

merupakan kegiatan untuk menghimpun

data potensi batubara bawah permukaan

yang mencakup kuantitas dan kualitasnya

dalam upaya mendelineasi wilayah

prospek batubara

Pada tahun anggaran 2015, Pusat

Sumber Daya Geologi melakukan kegiatan

penyelidikan prospeksi batubara daerah

Tabak Kabupaten Barito Selatan Provinsi

Kalimantan Tengah. Diharapkan hasil

kegiatan ini dapat digunakan sebagai

acuan untuk pengembangan lebih lanjut,

terutama untuk pengembangan tambang

bawah permukaan dan pengembangan

gas metan batubara (coalbed methane /

CBM).

Lokasi Penyelidikan dan Kesampaian

Daerah

Daerah Tabak dan sekitarnya

secara administrasi termasuk dalam

wilayah Kabupaten Barito Selatan. Secara

geografis daerah penyelidikan terletak

antara 01° 25’ 00” - 01º 40’ 00” LS dan

115° 05’ 00” – 115° 20’ 00” BT. Daerah

penyelidikan dapat ditempuh dari Bandung

ke Banjarmasin dengan menggunakan

pesawat udara, dilanjutkan dengan

perjalanan darat dari Banjarmasin – Tabak

– Lokasi (Gambar 1.1).

Waktu dan pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan lapangan berlangsung

mulai Tanggal 3 September sampai

dengan 17 Oktober 2015 selama 45 hari.

Pelaksana kegiatan lapangan yaitu satu

tim dari Pusat Sumber Daya Geologi yang

terdiri atas ahli geologi, petugas preparasi

conto dan teknisi pemboran.

GEOLOGI UMUM

Tatanan Tektonik

Daerah Tabak dan sekitarnya

termasuk dalam Cekungan Barito.

Cekungan Barito bagian Barat di batasi

oleh Foreland Sunda, sebelah Utara oleh

Tinggian Kucing dan Tinggian Mangkalihat

dan sebelah Timur dipisahkan dengan Sub

Cekungan Pasir oleh Tinggian Meratus.

Page 2: PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/efos/2.14 Tabak, Barito... · Proses Tektonik terakhir terjadi ... batu lanau, serpih dan batubara

Stratigrafi

Batuan dasar Cekungan Barito

adalah batuan PraTersier yang termasuk

dalam Satuan Batuan Volkanik Kasale

yang dikorelasikan dengan Formasi

Haruyan berumur Kapur Atas. Batuan

Tersier tertua adalah Formasi Tanjung

yang berumur Eosen. Formasi Berai dan

Montalat yang menjemari kemudian

diendapkan secara selaras di atas Formasi

Tanjung. Kemudian, secara tidak selaras,

Formasi Warukin diendapkan pada Miosen

Tengah – Miosen Atas. Selanjutnya pada

Plio-Plistosen diendapkan Formasi Dahor

yang menindih tidak selaras formasi-

formasi batuan di bawahnya. Alluvium

diendapkan pada kala Holosen yang terdiri

dari lumpur, lempung bersisipan limonit

dan gambut, pasir, kerikil, kerakal dan

batuan yang lebih tua

Struktur Geologi

Cekungan Barito mengalami dua

kali pengangkatan yaitu yang berumur

Akhir Kapur dan pengangkatan yang

berumur Akhir Miosen. Hal ini

menyebabkan dijumpainya beberapa

ketidakselarasan pada tatanan

stratigrafinya. Pengangkatan yang beumur

Akhir Kapur menyebabkan terjadinya

batasan-batasan dari Cekungan Barito.

Pengangkatan yang berumur Akhir Miosen

menyebabkan terbentuknya beberapa

antiklin pada Formasi Tanjung, Formasi

Berai dan Formasi Warukin.

Proses Tektonik terakhir terjadi

pada kala Plio-Pleistosen yang

menyebabkan berbagai pola struktur di

wilayah ini terangakat, terlipat dan

terpatahkan. Sumbu-sumbu lipatan

umumnya sejajar dengan Tinggian

Meratus.

KEGIATAN PENYELIDIKAN

Kegiatan penyelidikan terdiri dari

beberapa tahap mulai dari persiapan,

penyelidikan lapangan, analisis

laboratorium dan pekerjaan studio.

Tahap Persiapan

Tahap persiapan berupa

pengumpulan data sekunder hasil

penyelidikan terdahulu. Data tersebut

kemudian dievaluasi dan dijadikan acuan

sebagai bahan pembuatan peta kerja.

Tahap Penyelidikan Lapangan

Terdapat 2 metode utama yang

dilakukan pada tahap ini yaitu pemetaan

geologi permukaan dan pengeboran. Pada

pemetaan geologi permukaan dilakukan

pencarian singkapan batubara dan batuan

lainnya yang hasilnya kemudian

digunakan untuk menentukan lokasi titik

cor. Pengeboran dilakukan pada 4 (empat)

titik bor dengan kedalaman masing-

masing lebih kurang sekitar 100 meter.

Peralatan bor yang digunakan yaitu 1

(satu) unit mesin bor jenis JacroTDZ 200’

dengan peralatan pendukungnya antara

lain pompa pembilas, pompa pengantar,

hoist cable, wire line, dan alat penginti core

barrel berukuran NQ dilengkapi dengan

mata bor (diamond dan tungsten), dan

rangkaian bor antara lain ROD NQ Casing

NW over shot, menara dan lain – lain.

Analisis Laboratorium

Conto yang diperoleh dari

lapangan kemudian dianalisis di

laboratorium dengan berbagai parameter

analisis untuk menentukan kualitas

batubara daerah penyelidikan.

Pekerjaan Studio

Pada tahap ini dilakukan kompilasi

data keseluruhan, baik data sekunder hasil

penyelidik terdahulu, data lapangan,

maupun hasil analisis di laboratorium. Data

tersebut kemudian diinterpretasikan

dengan membuat beberapa penampang

korelasi antar data singkapan dan data

bor, kemudian dikaitkan juga dengan hasil

analisis laboratorium, untuk kemudian

dapat menyimpulkan potensi batubara

daerah penyelidikan. Hasil akhir dari

kegiatan ini berupa peta geologi dan

Page 3: PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/efos/2.14 Tabak, Barito... · Proses Tektonik terakhir terjadi ... batu lanau, serpih dan batubara

sebaran batubara disertai dengan laporan

kegiatan.

HASIL PENYELIDIKAN

Morfologi

Daerah penyelidikan dibedakan

menjadi 2 (dua) satuan morfologi, yaitu:

Satuan Pedataran dan Satuan Perbukitan.

1. Satuan Morfologi Pedataran

menempati area hampir 25 % daerah

penyelidikan yaitu di bagian barat

daya. Pola aliran sungai yang

berkembang adalah pola aliran paralel

dengan bentuk umumnya cenderung

sejajar. Satuan morfologi ini

didominasi oleh Formasi Dahor.

2. Satuan Morfologi Perbukitan terdapat

di bagian utara daerah penyelidikan

menempati 75% daerah penyelidikan.

Pola aliran yang berkembang adalah

pola aliran denritik dengan batuan

sedimen yang menempati yaitu

Formasi Warukin dan Formasi

Montalat.

Stratigrafi Daerah Penyelidikan

Stratigrafi daerah penyelidikan

mengacu pada peta geologi Lembar

Buntok (Soetrisno dkk, 1994). Stratigrafi

daerah penyelidikan diantaranya tersusun

oleh batuan PraTersier yang termasuk

satuan batuan vulkanik kasale yang

dikorelasikan dengan Formasi Haruyan

yang berumur Kapur atas terdiri dari Granit

Kapur.

Kemudian diatasnya diendapkan

dengan tidak selaras Formasi Tanjung

(Tet) berumur Eosen terdiri dari

perselingan batu pasir, batu lanau, serpih

dan batubara. Di atasnya diendapkan

secara selaras Formasi Berai (Tomb) yang

tersusun oleh batugamping berlapis

dengan batulempung, napal dan batubara,

sebagian tersilikakan dan mengandung

limonit yang diendapkan dilaut dangkal.

Formasi Montalat (Tomm) terdiri

dari batupasir kuarsa putih dengan struktur

silang siur, sebagian gampingan,

bersisipan batulanau/serpih, dan batubara

yang menjemari dengan Formasi Berai.

Formasi Warukin (Tmw) tersusun

oleh batupasir kasar – sedang sebagian

konglomeratan, bersisipan batulanau /

serpih dan batubara. Formasi ini

diendapkan selaras diatas Formasi Berai

dan Formasi Montalat pada lingkungan

transisi.

Formasi Dahor (Tqd) tersusun oleh

batupasir kurang padat sampai lepas,

bersisipan lanau, serpih dan lignit,

terendapkan dilingkungan peralihan.

Struktur Geologi Daerah Penyelidikan

Daerah penyelidikan dipengaruhi

oleh struktur lipatan dan sesar. Struktur

lipatan berupa antiklin dan sinklin berarah

relatif utara – Selatan dengan kemiringan

lapisan 8°-15°

Endapan Batubara

Pada kegiatan pemetaan geologi

permukaan dijumpai sebanyak 48

singkapan batubara dan batuan lainnya.

Singkapan batubara terkonsentrasi pada

bagian barat daerah penyelidikan, yang

menurut Soetrisno, dkk., (1994)

merupakan wilayah yang ditempati oleh

Formasi Warukin. Oleh karena itu kegiatan

pengeboran difokuskan pada wilayah ini.

Terdapat 4 (empat) titik pengeboran yang

diberi kode BHTB 01, BHTB. 02, BHTB.03

dan BHTB.04. Jarak antar titik bor secara

keseluruhan tidak sama tergantung dari

kondisi lapangan.

Tampilan megaskopis batubara di

daerah penyelidikan umumnya berwarna

hitam – hitam kecoklatan, kusam, berlapis,

struktur kayu masih keliatan jelas,

mengotori tangan dan setempat

mengandung resin. Rekonstruksi data

singkapan dan data pengeboran

menghasilkan 11 (sebelas) lapisan

batubara dengan notasi Lapisan 1,

Lapisan 2, Lapisan 3, Lapisan 4, Lapisan

5, Lapisan 6, Lapisan 7, Lapisan 8,

Page 4: PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/efos/2.14 Tabak, Barito... · Proses Tektonik terakhir terjadi ... batu lanau, serpih dan batubara

Lapisan 9, Lapisan 10 dan Lapisan 11

dengan ketebalan batubara bervariasi

antara 1 m – 8,6 m.

Hasil Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium dilakukan

terhadap conto batubara baik dari conto

singkapan maupun conto dari inti bor. Hasil

analisis menunjukkan nilai free moisture

sebesar 23,25 – 65,82 % ar, Total Moisture

28,65 – 68,3% ar, Moisture 5,42 – 7,77%

adb, Volatile Matter 34,71- 51,37 % adb,

Fixed Carbon 25,76 – 44,86 %, Ash 3,01 –

33,59 % adb, Total sulfur 0,19 – 1,4 % adb,

SG / RD 1,3 – 1,67 gr/cm3 adb dan nilai

kalori 3715 - 5927 kal/gr adb. Hal yang

menarik dari hasil ini adalah terdapat 2

conto dari inti bor dengan nilai kalori

sangat rendah yaitu sebesar 3715 cal/gr

adb (BHT.TB.01) dan 3730 cal/gr adb

(BH.TB.03). Nilai ini diduga dipengaruhi

oleh tingginya kandungan abu pada kedua

conto tersebut yaitu sebesar 33.59% dan

29.85% adb.

Hasil analisis petrografi organik

menunjukkan bahwa komposisi maseral

batubara daerah penyelidikan terutama

didominasi oleh vitrinit (86,9-97,4 %)

dengan sedikit inertinit (0,2-2,9 %) dan

liptinit (0,2-10 %). Selain itu terdapat juga

material mineral berupa pirit (0,1-1,1 %),

oksida besi (0,3-1.5 %) dan mineral

lempung (0,9-15,6 %). Hasil pengukuran

reflektansi vitrinit menunjukkan batubara di

daerah penyelidikan berperingkat rendah

dengan nilai reflektansi vitrinit sebesar

0,22–0,42 %.

Sumber Daya Batubara

Sumber daya tereka batubara

daerah Tabak dan sekitarnya adalah

sebesar 96.786.181 Ton.

Prospek Pemanfaatan dan Pengem-

bangan Batubara

Potensi sumber daya batubara di

daerah penyelidikan cukup besar.

Ketebalan dan kontinuitas lapisan cukup

baik, demikian juga kemiringan lapisan

yang relatif landai sehingga akan

memberikan nilai tambah terhadap

stripping ratio dalam penambangan.

Potensi endapan batubara di

daerah penyelidikan juga dapat

dikembangkan untuk penyelidikan

pemanfaatan gas metan batubara

(Coalbed Methane / CBM) dengan

pertimbangan ketebalan batubara yang

cukup tebal antara 0.20 m – 8,6.00 m.

Kesimpulan

Dari uraian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa Formasi pembawa

batubara daerah penyelidikan adalah

Formasi Warukin. Hasil interpretasi

menunjukkan adanya 11 lapisan batubara

dengan ketebalan bervariasi antara 1 m –

8,6 m yang tergolong pada batubara

berperingkat rendah.

Ucapan Terimakasih

Tim penyelidikan batubara daerah

Tabak dan sekitarnya, Kabupaten Barito

Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepala Badan Geologi

2. Kepala Pusat Sumber Daya

Geologi

3. Bupati Kabupaten Barito Selatan

4. Kepala Dinas Pertambangan dan

Energi Kabupaten Barito Selatan

5. Pejabat Pembuat Komitmen / P2K

beserta staf

6. Koordinator Kelompok

Penyelidikan Batubara

7. Sub Bidang Sarana Laboratorium

Pusat Sumber Daya Geologi

8. Bapak Camat Gunung Bintang

Awai dan Kecamatan Dusun Utara

beserta staf.

9. Seluruh pihak yang telah

membantu kelancaran kegiatan ini.

Page 5: PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/efos/2.14 Tabak, Barito... · Proses Tektonik terakhir terjadi ... batu lanau, serpih dan batubara

DAFTAR PUSTAKA

Hadiyanto, Ibrahim,D. ,1993, Penyelidikan Batubara di daerah Ampah dan sekitarnya, Pusat

Sumber Daya Geologi, Bandung.

Sam Supriatna dkk., 1981, Penyelidikan Batubara di daerah Ampah dan sekitarnya

Soetrisno, S. Supriatna, E. Rustandi, P. Sanyoto dan K. Hasan ,1994, Peta Geologi Lembar

Buntok, Kalimantan, P3G, Bandung.

Gambar 1. Lokasi Daerah Penyelidikan

Daerah Penyelidikan

Page 6: PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/efos/2.14 Tabak, Barito... · Proses Tektonik terakhir terjadi ... batu lanau, serpih dan batubara

Gambar 2. Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Penyelidikan

(modifikasi dari, Soetrisno, dkk., 1994)

Gambar 3. Stratigrafi Daerah Penyelidikan (modifikasi dari Soetrisno, dkk., 1994)

Page 7: PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/efos/2.14 Tabak, Barito... · Proses Tektonik terakhir terjadi ... batu lanau, serpih dan batubara

Gambar 4. Conto Core Batubara di Lokasi BHTB.02

Tabel 1. Hasil Analisis Petrografi Organik Batubara

Conto

Reflektan Vitrinit

(%) Komposisi Maseral (%)

Material Mineral

( % )

Mean

Reflekta

n Vitrinit

(%)

Kisara

n (%)

Vitrini

t

Inertini

t

Liptini

t Clay

Oksid

a Besi

Piri

t

BHTB.01.

6.00-6.80 0.22

0.14-

0.27 91.5 0.8 0.2 5.5 1.3 0.7

BHTB.01.

6.80-7.50 0.33

0.22 -

0.44 90.9 1.0 0.4 5.9 1.2 0.7

BHTB.01.7.50-

8.30 0.29

0.20-

0.42 90.5 1.4 0.4 5.8 1.2 0.7

BHTB.01.

42.00-42.60 0.27

0.21 -

0.34 96.4 0.8 0.7 0.9 0.5 0.6

BHTB.01.

42.00-42.60 0.27

0.21-

0.35 80.9 0.6 0.3 15.6 1.5 1.1

BHTB.02.22.4

5-23.80 0.29

0.22 -

0.37 94.5 2.9 0.3 1.4 0.5 0.4

BHTB.02.

23.80-25.00 0.31

0.27 -

0.36 96.0 1.3 0.5 1.2 0.4 0.7

BHTB.02.25.0

0 -26.30 0.28

0.23 -

0.39 97.0 0.6 0.4 1.1 0.3 0.5

BHTB.

02.26.30-27.30 0.28

0.22 -

0.33 95.4 0.5 0.8 2.2 0.5 0.7

BHTB.03.

9.60-11.00 0.29

0.25 -

0.40 94.7 1.0 0.4 2.1 0.7 1.1

BHTB.03.11.0

0-12.00 0.30

0.21 -

0.37 96.2 0.4 1.1 1.3 0.3 0.7

Page 8: PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN …psdg.geologi.esdm.go.id/kolokium/2015_2/efos/2.14 Tabak, Barito... · Proses Tektonik terakhir terjadi ... batu lanau, serpih dan batubara

Conto

Reflektan Vitrinit

(%) Komposisi Maseral (%)

Material Mineral

( % )

Mean

Reflekta

n Vitrinit

(%)

Kisara

n (%)

Vitrini

t

Inertini

t

Liptini

t Clay

Oksid

a Besi

Piri

t

BHTB.03.

12.00-13.00 0.28

0.20 -

0.39 91.4 0.2 0.4 6.8 0.7 0.6

BHTB.03.13.0

0-14.00 0.30

0.22 -

0.35 94.1 0.2 0.5 3.8 0.9 0.4

BHTB.03.

14.00- 15.00. 0.29

0.21 -

0.34 93.5 0.3 0.7 5.0 0.3 0.3

BHTB.03.15.0

0-15.80 0.25

0.18 -

0.34 93.3 0.2 0.8 4.9 0.5 0.3

BHTB.03.16.2

0- 18.20 0.24

0.20 -

0.28 97.3 0.4 0.7 1.0 0.4 0.2

BHTB.03.

54.35- 56.00 0.28

0.25 -

0.33 95.3 1.0 0.9 2.1 0.4 0.4

BHTB.04.16.5

0.- 17.60 0.29

0.26 -

0.35 97.4 0.3 10 0.9 0.3 0.2

BHTB.04.

17.60-18.70 0.33

0.28 -

0.39 95.7 0.5 1.1 2.3 0.4 0.4

BHTB.04.34.4

0- 34.90 0.34

0.25 -

0.41 96.4 0.6 1.0 1.1 0.5 0.4

TBK.10 0.37 0.34 -

0.43 96.9 0.8 1.2 0.7 0.3 0.1

TBK.11 0.42 0.38 -

0.47 96.8 1.1 0.9 0.8 0.3 0.2

Tabel 2. Perhitungan Sumber Daya Tereka Daerah Penyelidikan

Lapisan (seam) Batubara Sumberdaya (Ton)

Seam 1 29.225.757

Seam 2 2.774.343

Seam 3 16.837.686

Seam 4 13.439.486

Seam 5 3.147.117

Seam 6 7.843.056

Seam 7 4.869.821

Seam 8 6.651.269

Seam 9 8.409.469

Seam 10 761.537

Seam 11 2.826.640

Total Sumber Daya 96.786.181