prospek usaha pengolahan ban bekas terhadap …

13
PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PENJUAL DI PASAR BAWAH KOTA PEKANBARU Iskandar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau E-mail : [email protected] Abstract : The development of small industries in Pekanbaru City has received enough attention from the government, remembering its very important role in achieving national development in the long term. This research took place in Pasar Bawah Kota Pekanbaru. This location was chosen because Pasar Bawah is a central market that sells used goods, especially used tires. In this study, sampling for respondents was carried out using the census method, from the used tire processing business unit in the down market of Pekanbaru city which was running well as many as 31 business units. In this study, the authors generally use data analysis using descriptive analysis and quantitative analysis. Descriptive analysis is a research method that aims to collect and analyze data, both primary and secondary, which have a close relationship with the problem under study, to be interpreted descriptively in order to obtain a description of the problem under study, then compare it with theoretical knowledge to proceed with problems and possibilities. the solution. The results showed that this used tire business has prospects because, in terms of its feasibility aspect, using the three calculations, namely NPV, Net B / C, and IRR are declared feasible and profitable. Ownership of used tire business is generally private, the obstacles are still low management or good business processing, it still depends on the seasonality. The capital structure is not strong and access to banks is still minimal. Keywords: Business Propspect, Community Income. PENDAHULUAN Pengembangan industri kecil di Kota Pekanbaru cukup mendapat perhatian dari pemerintah, memngigat perannya sangat penting dalam rangka mencapai pembangunan nasional dalam jangka panjang. Unsur penjualan dalam industri merupakan unsur yang menentukan masa depan industri tersebut, dengan penjualan yang semakin tinggi atau meningkat dapat menjamin kelangsungan kegiatan usaha dan dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan maupun pemilik usaha industri tersebut. Oleh karena itu perlu adanya prospek penyusunan sistem penjualan yang memadai untuk meningkatkan laba, misalnya dengan peningkatan 4P : Place (tempat), promotion (promosi), price (harga), product (barang). Makin besar proporsi penjualan memperbesar profitalitas, dan profitalitas yang tinggi apabila penjualan dikurangi biaya-biaya menunjukkan hasil positif (Laba). Menurut Rue dan Byars keberhasilan usaha dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau pencapaian tujuan organisasi (Dwi Riyanti dalam Iskandar, 2019: 539). Usaha pengolahan ban bekas merupakan industri rumah tangga yang memanfaatkan sumber daya yang sudah jadi oleh pemakai pertama, karena masih dapat digunakan kembali maka diolah menjadi produk yang menarik dan dijadikan sebagai ban mobil. Pengolahan ban bekas ini dapat dipakai dalam jangka yang panjang, yang dimana hampir sama dengan pengunaan ban baru. Pada beberapa tahun terakhir ini jumlah pedagang ban bekas mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi dan banyak diminati pembeli, apalagi hal ini dapat dilihat pada bulan lebaran. Yang dimana kita tahu, banyak orang memilih mudik dengan menggunakan kendaraan mobil pribadi maupun mobil rental dimana sebelum memakai kendaraan mereka tersebut. Sebagian diantara mereka memperhatikan fisik kendaraan mereka dengan mengganti ban mobil yang sudah botak dengan ban bekas dari

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP PENDAPATAN

MASYARAKAT PENJUAL DI PASAR BAWAH

KOTA PEKANBARU

Iskandar

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau

E-mail : [email protected]

Abstract : The development of small industries in Pekanbaru City has received enough

attention from the government, remembering its very important role in achieving

national development in the long term. This research took place in Pasar Bawah Kota

Pekanbaru. This location was chosen because Pasar Bawah is a central market that

sells used goods, especially used tires. In this study, sampling for respondents was

carried out using the census method, from the used tire processing business unit in the

down market of Pekanbaru city which was running well as many as 31 business units.

In this study, the authors generally use data analysis using descriptive analysis and

quantitative analysis. Descriptive analysis is a research method that aims to collect and

analyze data, both primary and secondary, which have a close relationship with the

problem under study, to be interpreted descriptively in order to obtain a description of

the problem under study, then compare it with theoretical knowledge to proceed with

problems and possibilities. the solution. The results showed that this used tire business

has prospects because, in terms of its feasibility aspect, using the three calculations,

namely NPV, Net B / C, and IRR are declared feasible and profitable. Ownership of

used tire business is generally private, the obstacles are still low management or good

business processing, it still depends on the seasonality. The capital structure is not

strong and access to banks is still minimal.

Keywords: Business Propspect, Community Income.

PENDAHULUAN

Pengembangan industri kecil di Kota

Pekanbaru cukup mendapat perhatian dari

pemerintah, memngigat perannya sangat

penting dalam rangka mencapai pembangunan

nasional dalam jangka panjang. Unsur

penjualan dalam industri merupakan unsur

yang menentukan masa depan industri

tersebut, dengan penjualan yang semakin

tinggi atau meningkat dapat menjamin

kelangsungan kegiatan usaha dan dapat

meningkatkan kesejahteraan karyawan

maupun pemilik usaha industri tersebut. Oleh

karena itu perlu adanya prospek penyusunan

sistem penjualan yang memadai untuk

meningkatkan laba, misalnya dengan

peningkatan 4P : Place (tempat), promotion

(promosi), price (harga), product (barang).

Makin besar proporsi penjualan memperbesar

profitalitas, dan profitalitas yang tinggi apabila

penjualan dikurangi biaya-biaya menunjukkan

hasil positif (Laba). Menurut Rue dan Byars

keberhasilan usaha dapat didefinisikan sebagai

tingkat pencapaian hasil atau pencapaian

tujuan organisasi (Dwi Riyanti dalam

Iskandar, 2019: 539).

Usaha pengolahan ban bekas

merupakan industri rumah tangga yang

memanfaatkan sumber daya yang sudah jadi

oleh pemakai pertama, karena masih dapat

digunakan kembali maka diolah menjadi

produk yang menarik dan dijadikan sebagai

ban mobil. Pengolahan ban bekas ini dapat

dipakai dalam jangka yang panjang, yang

dimana hampir sama dengan pengunaan ban

baru.

Pada beberapa tahun terakhir ini

jumlah pedagang ban bekas mengalami

pertumbuhan yang sangat tinggi dan banyak

diminati pembeli, apalagi hal ini dapat dilihat

pada bulan lebaran. Yang dimana kita tahu,

banyak orang memilih mudik dengan

menggunakan kendaraan mobil pribadi

maupun mobil rental dimana sebelum

memakai kendaraan mereka tersebut. Sebagian

diantara mereka memperhatikan fisik

kendaraan mereka dengan mengganti ban

mobil yang sudah botak dengan ban bekas dari

Page 2: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

2

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

Pasar Bawah. Hal ini dibandingkan dengan

ban baru relatif jauh berbeda dibandingkan

dengan ban bekas, dan ban bekas masih

memiliki kualitas yang baik.

Tabe 1 Perkembangan jumlah usaha pengolahan & perdagangan ban bekas di pasar bawah

Kota Pekanbaru Tahun 2015-2019

Tahun Jumlah Pedagang (Orang) Perkembangan (%)

2015 28 -

2016 27 8,00

2017 32 18,51

2018 38 18,75

2019 47 23,68

Sumber : Dinas Pasar Kota Pekanbaru, 2020

Dengan semakin bertambahnya

kegiatan usaha ban bekas ini, apalagi dengan

kondisi pendapatan masyarakat yang pas-

pasan menuntut masyarakat untuk lebih

cermat dalam memilih produk yang akan

dibeli. Selain daripada itu, permintaan

masyarakat terhadap ban bekas akhir-akhir ini

mengalami peningkatan.

Berdasarkan permsalahan di atas,

diperlukan suatu alternatif solusi untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah

satu strategi guna dapat melihat Prospek

Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap

Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar

Bawah Kota Pekanbaru. Berdasarkan latar

belakang di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut: 1). Bagaimana prospek

pengolahan dan penjualan ban bekas terhadap

pendapatan masyarakat penjual di pasar

bawah kota Pekanbaru? 2). Bagaimana

prospek pengolahan dan penjualan ban bekas

di kota Pekanbaru?. Adapun tujuan dari

penelitian dari perumusan masalah adalah

untuk mengetahui prospek pengolahan dan

penjualan ban bekas di kota Pekanbaru.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Industri dan Pengelompokan

Industri

Badan Pusat statistik propinsi Riau

(2015:9) menyebutkan bahwa defenisi

industri dibedakan atas industri pengolahan

dan industri jasa. Industri pengolahan

(manufaktur) adalah suatu kegiatan ekonomi

yang melakukan pengolahan barang dasar

secara mekanis atau dengan tangan sehingga

menjadi barang setengah jadi atau barang

yang kurang nilainya menjadi barang yang

lebih tinggi nilainya dan sifatnya menjadi

lebih dekat kepada pemakai terakhir,

termasuk dalam kegiatan ini adalah kegiatan

jasa industri dan pekerjaan perakitan.

Sedangkan industri jasa adalah kegiatan

industri yang melayani keperluan pihak lain,

pihak pengolah hanya melakukan pengolahan

dengan mendapat imbalan sejumlah uang atau

barang sebagai balas jasa.

Secara garis besar industri dapat

diklasifikasikan / dikelompokkan menjadi :

(Kristanto, 2012 : 156-157). 1). Industri Dasar

atau Hulu. Industri Hulu ini memiliki sifat:

padat modal, berskala besar, memnggunakan

teknologi maju dan teruji, lokasinya selalu

dipilih dekat pasar dengan bahan baku yang

mempunyai sumber energi sendiri, dan pada

umumnya lokasi ini belum tersentuh

pembangunan. Oleh karena itu industri hulu

membutuhkan perencanaan yang matang

beserta tahapan pembangunannya, mulai dari

perencanaan sampai operasional. 2). Industri

Hilir. Merupakan perpanjangan proses

produksi hulu, yang pada mulanya industri ini

mengolah bahan setengah jadi menjadi barang

jadi. Lokasinya selalu diusahakan dekat pasar,

dan menggunakan teknologi modern dan

teruji, padat karya. 3). Industri Kecil. Industri

kecil banyak berkembang di daerah pedesaan

dan perkotaan, memiliki peralatan sederhana.

Walaupun hakikat produksinya sama dengan

industri hilir, tetapi sistem pengolahannya

lebih sederhana.

(Kristanto, 2012:1568), Selanjutnya

klasifikasi industri dibedakan menjadi tiga

yaitu : 1). Industri primer. Yaitu suatu industri

Page 3: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

3

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

yang menghasilkan produk antara atau akhir

dimana tidak di pertukarkan lagi suatu proses

atau pabrikasi lebih lanjut. 2). Industri

sekunder. Suatu industri merupakan produk

akhir dari hasil proses atau pabrikasi dari

masukan bahan antara. 3). Industri tersier.

Suatu jenis industri yang menghasilkan jasa.

Menurut (Siahaan, 2011:7), Industri

berdasarkan tenaga kerja yang di gunakan

dapat di kelompokkan menjadi empat, yaitu:

1). Industri rumah tangga, 2). Industri kecil

dimana jumlah tenaga kerja, antara 5-19

orang. 3). Industri sedang dimana jumlah

tenaga kerja, antara 20-99 orang. 4). Industri

besar dimana jumlah tenaga kerjanya 100

orang atau lebih.

Meskipun pada defenisinya diatas

terlihat bahwa industri terdiri dari beberapa

macam, namun pada intinya semua jenis

industri itu bertujuan untuk memproduksi

barang dan jasa yang berorientasi pada

peningkatan mutu, baik dari bahan baku

menjadi setengah jadi yang siap dipasarkan

dan dikonsumsi. Konsep pembangunan

industri adalah untuk mencapai

pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan industri dalam mewujudkan

perekonomian nasional yang mandiri dan

handal perlu dilaksanakan industrialisasi.

(Siahaan, 2011:9)

Berdasarkan beberapa pernyataan

dapat diartikan bahwa dengan adanya

pembangunan di bidang ekonomi maka

diharapkan akan terjadi perubahan-perubahan,

maka perlu dilaksanakan industrialisasi. Arti

industrialisasi secara umum merupakan

proses perubahan struktur perekonomian,

yaitu dari struktur pertanian menjadi struktur

industri. (Siahaan, 2011:10)

Industri merupakan suatu bentuk

kegiatan ekonomi yang menubah barang jadi

menjadi barang setengah jadi atau yang

kurang nilainya mnejadi barang yang lebih

tinggi nilainya atau sifatnya, lebih dekat ke

pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini

adalah kegiatan jasa industri dan pekerjaan

perakitan dengan maksud untuk dijual.

(Statistik Industri Riau, 2019)

Menurut Suatmaja dalam Handayani

(2015:8), industri adalah sebagai suatu sistem,

merupakan sub sistem fisis dan sub sistem

manusia. Subsistem fisis yang mendukung

pertumbuhan dan perkembangan industri

yaitu komponen-komponen lahan, bahan

mentah atau bahan baku, sumber daya energi,

iklim dengan segala proses alamiahnya.

Sedangkan subsistem manusia yang

mempengaruhi perkembangan dan

pertumbuhan industri meliputi komponen-

komponen tenaga kerja, kemampuan

teknologi, tradisi, transportasi dan

komunikasi, konsumen dan pasar, keadaan

politik, keadaan pemerintahan.

Industrialisasi dianggap sebagai obat

bagi banyak negara, artinya industrialisasi

dianggap sebagai suatu proses “linier” yang

harus diakui dengan sejumlah tahapan yang

saling berkaitan dan beruntun dalam struktur

ekonomi suatu negara dan industrialisasi

dipandang ampuh dalam mengatasi masalah

keterbelakangan, kemiskinan, ketimpangan

dan pengangguran. (Mudrajad, 2017:26)

Industri dibedakan atas industri

pengolahan dan industri jasa. Industri jasa

adalah kegiatan industri yang melayani

keperluan pihak lain, sedangkan pihak

pengolah hanya melakukan pengolahannya

dengan mendapatkan imbalan sejumlah uang

atau barang sebagai balas jasa. Usaha kecil

dan usaha rumah tangga yang terdapat di

semua kategori lapangan usaha ekonomi

merupakan usaha yang banyak memberikan

lapangan usaha tanpa harus mempunyai

jenjang pendidikan maupun keahlian khusus

sehingga secara nasional dari usaha ini

banyak sumbangannya terhadap produk

domestik bruto (BPS, 2015:1).

Pengertian Industri Kecil Menengah

(UKM)

Tik-tik (2014:15) mengatakan industri

kecil adalah suatu usaha yang memiliki ciri-

ciri umum yang dianggap sama yaitu sebagai

berikut: 1). Memiliki struktur organisasi yang

sangat sederhana, 2). Tanpa staf yang

berlebihan, 3). Pembagian kerja yang kendur,

4). Memiliki interaksi manajerial yang

Page 4: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

4

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

pendek, 5). Aktivitas sedikit yang formal, 6).

Sedikit menggunakan proses perencanaan, 7).

Kurang membedakan aset pribadi dan aset

perusahaan

Kriteria menurut Departemen

Perindustrian dan Perdagangan membagi

industri kecil menjadi dua kelompok, yaitu:

1). Industri kecil adalah suatu industri yang

memiliki kriteria sebagai berikut: a.

Perusahaan yang memiliki investasi peralatan

dibawah Rp. 70 juta, b. Investasi pertenaga

kerja maksimal Rp. 625.000, c. Jumlah

pertenaga kerja dibawah 20 orang, d.

Memiliki aset perusahaan tidak lebih dari Rp.

100 juta. 2). Perdagangan kecil digolongkan

sebagai perusahaan yang bergerak dibidang

perdagangan atau jasa komersial yang

memiliki modal kurang dari Rp. 80 juta dan

perusahaan yang bergerak dibidang usaha

produksi atau industri yang memiliki modal

maksimal Rp. 200 juta.

Banyak cara yang dilakukan untuk

menumbuh kembangkan kehidupan

pengusaha kecil dan koperasi dalam konteks

perekonomian daerah Riau. Mulai dari

anggaran pemerintah sampai dengan

pengembangan kemitraan melalui

penggunaan dana BUMN, kelompok jimbran,

dan pengusaha besar daerah (PBD) masih

jauh dari kelayakan yang diinginkan. Dalam

rangka pemberdayaan usaha kecil menengah

dan koperasi untuk memacu lajupertumbuhan

usaha dan ekonomi daerah serta mencermati

keberadaan usaha kecil menengah dan

koperasi yang ada di daerah ini sebaiknya

konsep ekonomi kerakyatan didorong oleh

keinginan politik pemerintah daerah yang

kuat dan diimplementasikan dalam bentuk

kebijakan dan program pembangunan daerah

secara konsisten. (Zulkarnain, 2012 : 42)

Karakteristik utama dari industri kecil

menurut Tambunan (2012:109), adalah: 1).

Proses produksinya lebih mekanis dan

kegiatannya dilakukan ditempat khusus

(pabrik) yang biasanya beralokasi disamping

rumah pengusaha, 2). Sebagian besar tenaga

yang bekerja di indusrti kecil adalah pekerja

bayaran yang tidak tetap atau dikontrak, 3).

Produk yang dibuat termasuk golongan

barang-barang yang cukup bagus bahkan

banyak industri kecil yang membuat

komponen kendaraan atau industri otomobil.

Penentuan Harga yang Benar untuk Modal

dan Tenaga Kerja

Sebuah kesalahan umum yang dibuat

oleh negara-negara sedang berkembang

dengan surplus tenaga kerja berusaha

mendorong pertumbuhan industri telah

memperkenalkan tindakan-tindakan yang

membuat modal secara relatif murah dan

tenaga kerja secara relatif mahal. Langkah ini,

dampaknya yang merugikan terhadap

pertumbuhan, pengerahan sumber daya, dan

efisiensi investasi. Kebijaksanaan penentuan

harga yang benar saja tidak cukup untuk

mengubah secara berarti situasi lapangan

kerja di negara-negara sedang berkembang

dengan tingkat pertambahan penduduk yang

tinggi, tetapi cukup menolong. Seperti yang

diharapkan, dimana industri harus menyerap

tenaga kerja pada suatu tingkat tinggi pada

umumnya mengadopsi teknologi yang padat-

karya. Yang dimana tingkat pertumbuhan

yang cepat dalam lapangan pekerjaan,

bagaimanapun kebijaksanaan-kebijaksanaan

yang mempedomi pilihan-pilihan teknologi

jarang optimal. Dan tidak hanya

kebijaksanaan pemerintah untuk memberi

subsitusi penggunaan modal di negara-negara

sedang berkembang. Banyak faktor lainnya,

dengan menyesal, telah berperan terhadap

hasil-hasil ini, prestise teknologi-teknologi

negara maju dan promosinya kontraktor dan

levensir, oleh konsultan, dan dalam banyak

hal oleh badan-badan pemberi bantuan,

kurangnya informasi tentang alternatif, suatu

kecenderungan untuk barang-barang yang

hampir menyamai mutu barang impor, dan

kesulitan dalam menghadapi karyawan-

karyawan yang tidak berpengalaman. Dan

suatu tinjauan yang sistematis tentang

alternatifrancangan untuk menjamin bahwa

kemungkinan teknologi yang lebih padat-

karya telah sepenuhnya dinilai sebelum

proyek disetujui, dan dilain pihak, suatu

kombinasi langkah-langkah kelembagaan dan

kebijaksanaan untuk mendorong pertumbuhan

Page 5: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

5

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

suatu kapasitas asli untuk mengadopsi dan

menge mbangkan teknologi yang sesuai

dengan kebutuhan lokal. (Warren, 2016:292 )

Apabila keuntungan-keuntungan

potensial ini tidak terwujud, seringkali karena

usaha-usaha kecil beroperasi dalam suatu

iklim yang tidak menguntungkan. (Warren,

2016:293). Kekurangan modal tidak

diperdulikan oleh perusahaan-perusahan

keuangan untuk pembangunan, terlewatkan

dalam rencana-rencana pembangunan, dan

hingga sekarang, diabaikan oleh hampir

semua program bantuan modal asing maupun

instansi-instansi lembaga keuangan lainnya.

Usaha-usaha kecil harus bergantung pada

penciptaan dana secara internal untuk

perluasan dan modernisasi, untuk

mempersulit masalah, kemampuan mereka

untuk mendapatkannya laba dan perangsang

untuk berinvestasi seringkali dirugikan oleh

subsidi yang kelihatan dan tersembunyi buat

industri-industri berskala besar. (Warren,

2016:294)

Karena tata cara yang terlalu

kompleks buat mereka, usaha-usaha kecil

seringkali mempunyai kemudahan yang

terbatas terhadapkredit melalui lembaga.

Tetapi mereka biasanya dapat

mempergunakan cukup banyak persediaan

tenaga pekerja yang murah, akibatnya mereka

cenderung menuju suatu rasio tenaga-modal

yang bahkan lebih rendah daripada yang

seharusnya. Kebalikannya mungkin benar

buat usaha-usaha besar, seringkali dapat

memperoleh dana dengan suatu tingkat bunga

yang disubsidi atau nilai tukar uang asing

yang dibuat rendah tetapi mungkin harus

membayar upah secara relatif tinggi karena

perserikatan buruh dan undang-undang

ketenagakerjaan. Sebagai akibatnya, mereka

cenderung menuju suatu subsitusi yang

berlebihan dari tenaga kerja ke modal.

(Warren, 2016:295)

Dalam pembiayaan industri, tindakan-

tindakan pemerintah yang berhubungan

dengan pasar modal, bukannya membantu

mempercepat pertumbuhannya, telah

mengkhawatirkan atau menghambat

pertumbuhan dari usaha untuk melayani

kebutuhan sektor industri secara efektif.

Sistem keuangan telah dilihat sebagai alat

untuk mengerahkan tabungan dan

meminjamkannya kepada pemerintah atau

industri-industri modern dengan tingkat

bunga rendah, pengawasan untuk

mempertahankan tingkat bunga rendah,

sekalipun ini berarti penjatahan yang pada

umumnya disukai. (Warren, 2016:295)

Karena sitem keuangan tidak

berfungsi secara memadai pada banyak

negara, pemerintah telah mengambil

tindakana langsung untuk mendirikan

lembaga-lembaga yang dibutuhkan. Salah

satunya, mendirikan bank-bank pembangunan

atau badan-badan usaha keuangan untuk

industri. Lembaga-lembaga ini menawarkan

pendekatan profesional untuk mengalokasikan

dana di antara proyek-proyek sesuai dengan

prioritas ekonomi, meyerap dan mengalihkan

petunjuk-petunjuk teknis, dan bertindak

sebagai suatu saluran utama untuk distribusi

domestik buat pinjaman-pinjaman asing untuk

berskala besar atau hibah untuk pembangunan

industri. Yang dimana kebanyakan dari badan

ini telah berjalan dengan baik, mapan dan

menjadi lembaga-lembaga yang terkemuka

yang memainkan suatu peranan penting dalam

pembangunan industri. (Warren, 2016:296)

Menurut Warren, pembangunan

industri memerlukan tidak saja keuangan

berjangka tetapi juga modal kerja dan

kekayaan finansial, perlu ada tindakan-

tindakan pemerintah, termasuk undang-

undang dalam beberapa hal. Untuk

memudahkan bank-bank komersial untuk

menyediakan saham yang lebih besar untuk

kebutuhan industri, khususnya industri kecil,

yang berguna untuk: 1) Modal, 2) Untuk

mempermudah pengaturan saluran

kelembagaan seperti perusahaan modal usaha

melalui mana wiraswasta dapat memperoleh

bagian tertentu dari kebutuhan kekayaan

modalnya.

Menurut Hartono, (2016:400) ada

delapan strategi untuk menghadapi kompetisi

dari pengembangan usaha: 1). Sumber

daya,Pemerintah harus mendorong daya saing

sumber daya atau faktor produksi lokal secara

Page 6: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

6

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

dinamis agar produktivitas dan nilai tambah

barang dan jasa dapat meningkat. 2).

Kewiraswastaan, Keberadaan budaya lokal

jaganlah menghambat, tetapi harus

mendukung kewiraswastaan yang efisien, etis,

dan produktif yang berorientasi pada

‘customer driven’. 3). Efisiensi, Pemerintah

harus menciptakan kebijakan makroekonomi/

mikroekonomi dan kebijakan administrasi

yang efisien produksi (allocative efficiency)

dan efisiensi produksi (productive efficiency)

dalam semua sektor riil dapat terwujud. 4).

Hukum, Sistem hukum yang konsisten dan

dapat diramalkan (predictable) merupakan

strategi utama untuk menghadapi perusahaan

multinasional dan transnasional. 5).

Perpajakan, Sistem perpajakan yang atraktif

sangat diperlukan oleh investor lokal,

sepanjang sistem tersebut tidak menimbulkan

kerugian. 6). Neraca pembayaran, Pemerintah

harus menjaga agar posisi neraca

pembayaran, yaitu selisih antara ekspor dan

impor oleh MNC dan TNC dapat memberi

nilai tambah bagi perekonomian nasional. 7).

Integrasi global, Pemerintah harus

mensyaratkan MNC dan TNC untuk

meningkatkan nilai tambah sumber daya atau

faktor-faktor produksi lokal melalui teknik

pendekatan. 8). Politik dan sosial, Pemerintah

harus memberi pengarahan terhadap nilai

budaya masyarakat, sehingga masyarakat

dapat menyesuaikan diri dengan arus

globalisasi yang semakin dinamis, tanpa harus

kehilangan jati diri.

Analisis Kelayakan Usaha

Evaluasi dalam studi kelayakan

menekankan aspek finansial, kelayakan dari

suatu gagasan usaha diperhitungkan atas dasar

besarnya laba finansial yang diharapkan.

Sedangkan evaluasi dalam evaluasi proyek

menekankan aspek ekonomis, meskipun

aspek finansial diperhatikan.aspek ekonomis

melihat manfaat dan biaya suatu proyek

terhadap perekonomian keseluruhannya,

dengan demikian suatu proyek yang tidak

layak dari aspek finansial dapat layak dari

aspek ekonomis.

Analisis yang digunakan untuk

mengetahui kelayakan usaha diukur melalui

perhitungan Net Present Value (NPV), Net

Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Internal

Rate of Return (IRR). (Kasmir, 2007;54). 1).

Net Present Value (NPV), Digunakan untuk

melihat manfaat investasi dengan ukuran nilai

kini (present value) dari keuntungan bersih

proyek. NPV didefenisikan sebagai nilai dari

proyek yang bersangkutan yang diperoleh

berdasarkan selisih antara cash flow yang

dihasilkan terhadap investasi yang

dikeluarkan. NPV yang dianggap layak

adalah NPV yang bernilai positif. NPV

bernilai positif mengindikasikan cash flow

yang dihasilkan melebihi jumlah yang

diinvestasikan. 2). Net Benefit Cost Ratio

(Net B/C), Merupakan suku bunga maksimal

(discount rate) untuk sampai pada NPV

bernilai sama dengan nol (seimbang), IRR

(Tingkat Pengembalian Internal)

didefenisikan sebagai tingkat pengembalian

investasi yang dihasilkan suatu proyek yang

diukur dengan membandingkan cash flow

yang dihasilkan proyek dengan investasi yang

dikeluarkan untuk proyek tersebut. Untuk

dapat digunakan sebagai analisis

perbandingan dalam keputusan investasi,

maka nilai IRR harus dibandingkan dengan

nilai perhitungan Minimal Attractive Rate of

Return (MARR). Yang dimana MARR

merupakan suatu tingkat pengembalian

tertentu yang diperoleh relatif tanpa resiko,

misalnya dengan membandingkan tingkat

pengembalian dari investasi yang ditanamkan

melalui deposito. 2). Internal Rate of Return

(IRR). Merupakan perbandingan antara nilai

sekarang dari keuntungan bersih yang positif

dengan nilai sekarang dari keuntungan bersih

yang negatif, analisis manfaat biaya

merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui besaran keuntungan/kerugian

serta kelayakan suatu proyek. Dalam

perhitungannya, analisis ini memperhitungkan

biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari

pelaksanaan suatu program. Dalam analisis

benefit dan cost perhitungan manfaat serta

biaya ini merupakan suatu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan.

Page 7: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

7

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

Analisis ini mempunyai banyak

bidang penerapan, salah satu bidang

penerapan yang umum menggunakan resiko

ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai

dengan makna tekstualnya yaitu benefit cost

(manfaat-biaya). Maka analisis ini

mempunyai penekanan dalam perhitungan

tingkat keuntungan/ kerugian suatu program

atau suatu rencana dengan

mempertimbangkan biaya yang akan

dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai.

Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh

para investor dalam upaya mengembangkan

bisnisnya, terkait dengan hal ini maka analisis

manfaat dan biaya dalam pengembangkan

investasi hanya didasarkan pada resio tingkat

keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan

atau dalam kata lain penekanan yang

digunakan adalah pada rasio finansial atau

keuangan.

Dibandingkan penerapannya dalam

bidang investasi, penerapan Benefit Cost

Ratio (BCR) telah banyak mengalami

perkembangan. Salah satu perkembangan

analisis BCR antara lain, yaitu penerapannya

dalam bidang pengembangan ekonomi

daerah. Dalam bidang pengembangan

ekonomi daerah, analisis ini umum digunakan

pemerintah daerah untuk menentukan

kelayakan pengembangan suatu proyek.

Relatif berbeda dengan penerapan

BCR dibidang investasi, penerapan BCR

dalam proses pemilihan suatu proyek terkait

upaya pengembangan ekonomi daerah relatif

lebih sulit. Hal ini dikarenakan aplikasi BCR

dalam sektor publik harus

mempertimbangkan beberapa aspek terkait

social benefit (social welfare function) dan

lingkungan serta tak kalah penting adalah

faktor efisiensi. Faktor efisiensi mutlak

menjadi perhatian menimbang terbatasnya

dana dan kemampuan pemerintah daerah

sendiri.

Secara terinci aspek-aspek tersebut

juga mempertimbangkan dampak penerapan

suatu program dalam masyarakat baik secara

langsung (direct impact) maupun tidak

langsung (indirect impact), faktor

eksternalitas, ketidakpastian (uncertainty),

resiko (risk) serta shadow price. Terkait

perhitungan resiko dan ketidakpastian, hal ini

dapat diatasi dengan menggunakan asuransi

dan melakukan lindung nilai (hedging).

Efisiensi ekonomi merupakan

kontribusi murni suatu program dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat,

sehingga yang menjadi perhatian utama dalam

penerapan BCR dalam suatu proyek

pemerintah yang berkaitan dengan sektor

publik adalah redistribusi sumber daya.

METODE

Penelitian ini mengambil lokasi di

Pasar Bawah Kota Pekanbaru. Dipilihnya

lokasi ini karena Pasar Bawah merupakan

sentral pasar yang menjual barang-barang

bekas, terutama ban bekas. Dalam

penelitian ini pengambilan sampel bagi

responden dilakukan dengan metode sensus,

dari unit usaha pengolahan ban bekas di

pasar bawah kota Pekanbaru yang sedang

berjalan dengan baik sebanyak 31 unit usaha.

Data yang diperlukan dalam

melakukan penelitian ini adalah : 1). Data

primer : Data yang diperoleh langsung

dari responden yang dijadikan objek

penelitian. 2) Data Sekunder : data yang

diperoleh dari instansi terkait dn informasi

lainnya yang erat kaitannya dengan penelitian

ini seperti Kantor Biro Pusat Statistik dan

Kantor Dinas / Departemen Perindustrian dan

Perdagangan.

Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang

diperlukan dalam penelitian ini ditempuh

dengan cara : 1). Questioner, yaitu metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan

memberikan daftar pertanyaan yang

berhubungan dengan penelitian ini kepada

responden dengan dengan berpedoman

kepada daftar isian yang telah disusun

sebelumnya. 2). Interview, yaitu suatu metode

pengambilan data yang dilakukan dengan

mengadakan tanya jawab dengan responden

maupun aparat pemerintah yang ada

hubungannya untuk melengkapi hasil

questioner. 3). Observasi, susunan teknik

Page 8: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

8

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

pengambilan data yang dilakukan dengan

pengamatan langsung terhadap objek

penelitian dengan tujuan untuk memastikan

bahwa data dan informasi yang diperoleh

tersebut adalah benar.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini secara umum

penulis menggunakan analisis data dengan

mengunakan analisis deskriptif dan analisa

kuantitatif. Analisa deskriptif yaitu suatu

metode penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan dan menganalisis data baik

primer maupun sekunder yang mempunyai

hubungan erat dengan masalah yang diteliti,

untuk kemudian diinterprestasikan secara

deskriptif guna memperoleh suatu gambaran

tentang masalah yang diteliti, kemudian

membandingkannya dengan pengetahuan

teoritis untuk meneruskan persoalan dan

kemungkinan pemecahannya. Analisa

kuantitatif adalah dengan menampilkan

model-model matematis untuk melihat

kelayakan dari Industri Ban Bekas dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Net Present Value (NPV) dari Arus Benefit

dan Biaya

Yaitu selisih antara present value dari benefit

dan present value dari biaya dengan rumus:

NPV = PVTB – PVTC

Dimana,

PVTB = Present Value Total Benefit

PVTC = Present Value Total Cost

Jika NVP > 0 maka usaha ini layak untuk

dijalankan

Jika NPV = 0 maka usaha tersebut mengambil

persis sebesar Social Opportunity

factor/modal

Jika NPV < 0 maka usaha ini tidak memberi

keuntungan atau tidak layak untuk

dilaksanakan.

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Merupakan angka perbandingan antara

jumlah present value yang positif dengan

present value yang negatif, dengan rumus:

PVNB (+)

Net B/C =

PVNB (-)

Jika Net B/C > 1 maka Industri Ban Bekas

layak dijalankan.

Jika Net B/C < 1 maka Industri Ban Bekas

tidak layak unyuk dilanjutkan.

Internal Rate of return (IRR)

Rumus:

IRR = DF1 + (DF2 – DF1) x NPV1

NPV1 – NPV2

Jika IRR > Discount rate, maka Industri Ban

Bekas layak untuk dijalankan.

Jika IRR < Discount rate, maka Industri Ban

Bekas tidak layak untuk dijalankan

Hasil Dan Pembahasan

Secara teoritis faktor umur seseorang

memiliki hubungan dan berkaitan sangat erat

dengan kemampuan seseorang dalam

melakukan aktifitas pekerjaan atau usahanya

sehari-hari. Dari hasil penelitian terhadap 31

orang responden yang merupakan pengusaha

pengolahan ban bekas di pasar bawah Kota

Pekanbaru. Berikut tabel dibawah ini yang

menggambarkan karakteristik umur

responden atau penusaha pengolahan ban

bekas.

Struktur Umur

Umur dapat mempengaruhi

kemampuan dalam bekerja, dimana

pengusaha dengan umur tergolong produktif

lebih dinamis dalam bekerja bila

dibandingkan dengan usia non produktif.

Untuk mengetahui umur pengusaha

pengolahan ban bekas dapat dilihat dari tabel

dibawah ini .

Tabel 2 : Pengusaha Pengolahan Ban Bekas Menurut Kelompok Umur Di Kota Pekanbaru,

Tahun 2020

Umur

(Tahun)

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

Page 9: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

9

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

<20 - -

20 – 29 7 22,58

30 – 39 9 29,03

40 – 49 7 22,58

>50 8 25,81

Jumlah 31 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

pengusaha pengolahan ban bekas muda antara

30-39 tahun sebanyak 9 orang dengan

persentase 29,03 %. Untuk pengusaha

pengolahan ban bekas dengan tingkatan umur

yang sama berada pada umur 20-29 dan 40-49

tahun dengan berjumlah masing-masingnya 7

orang pengusaha atau berkisar 22,58 %

sedangkan pengusaha yang diatas 50 tahun

keatas sebanyak 8 orang dengan persentase

25,81%.

Tingkat Pendidikan

Pendidikan terakhir merupakan tingkat

pendidikan formal yang terakhir kali dilalui

oleh responden, dimana pendidikan formal

dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK),

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas (SLTA), Akademi dan

Perguruan Tinggi.

Tingkat pendidikan merupakan, salah

satu faktor yang mempengaruhi daya pikir

seseorang dalam mengeembangkan usahanya

yang tentu saja akan mempengaruhi tingkat

pendapatan. Untuk mengetahui tingkat

pendidikan formal pengusaha kue bangkit

dapat dilihat pada tabel dibawah berikut :

Tabel 3 : Tingkat Pendidikan Pengusaha Pengolahan Ban Bekas,Tahun 2020

Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang) Persentase (%)

Tidak Tamat SD - -

SD - -

SLTP 5 16,13

SLTA 25 80,65

Akademi - -

Perguruan Tinggi 1 3,22

Jumlah 31 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat

diketahui, bahwa pendidikan pengusaha

pengolahan ban bekas pada tahun 2020 sudah

memadai. Yang dimana, tingkat pendidikan

yang terbesar adalah SLTA yaitu sebanyak 25

orang dengan persentase 80,65%, dan SLTP

sebanyak 5 orang dengan persentase 16,13%

dan pengusaha yang tamatan perguruan

Tinggi hanya sebanyak 1 orang atau berkisar

3,22%.

Kondisi Usaha Pengolahan Ban Bekas di

Pasar Bawah Kota Pekanabaru.

Kondisi usaha pengolahan ban bekas

di pasar bawah kota Pekanbaru menunjukkan

gambaran tentang alasan menjalankan usaha,

status usaha, lama menjalankan usaha. Untuk

lebih jelasnya, dapat dilihat dari penjelasan

berikut ini:

1. Status Hukum

Status hukum yang dijalankan oleh 31

responden dalam menjalankan usaha pada

umumnya tidak memiliki izin dan yang belum

memiliki izin tersebut belum memiliki

kesadaran untuk mengurusnya. Hal Ini dapat

dilihat pada tabel berikut, dibawah ini :

Page 10: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

10

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

Tabel 4 : Status hukum Responden Pada Usaha Pengolahan Ban Bekas di pasar bawah kota

Pekanbaru.

Status Kepemilikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Izin 3 9,68

Tidak Punya Izin 28 90,32

Jumlah 31 100,00

Sumber : Data primer, 2020

Dari tabel diatas dilihat sebanyak 28

orang atau 90,32% yang tidak memiliki izin,

sedangkan sisanya sebanyak 3 orang atau

9,68% yang memiliki izin usaha.

Status Kepemilikan

Status kepemilikan usaha pengolahan

ban bekas, ini pada umumnya adalah milik

pribadi. Ini dapat dilihat pada tabel, dibawah

ini :

Tabel 5 : Status Kepemilikan Responden Pada Usaha Pengolahan Ban Bekas Di Pasar

bawah Kota Pekanbaru.

Status Kepemilikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Pribadi 31 100

Kerjasama - -

Jumlah 31 100

Sumber : Data Primer, 2020

Dari tabel diatas, bahwa status

kepemilikannya adalah 100% pribadi yang

berarti bahwa dengan kepemilikan pribadi

maka, para pengusaha akan memajukan

usahanya dengan cara memperoleh laba yang

maksimal. Ini dapat memotivasi, para

pengusaha untuk mengembangkan usahanya

sendiri. Kendalanya adalah manejemen yang

rendah, masih bergantung pada hubungan

family, struktur permodalan yang belum kuat

dan akses terhadap perbankan yang masih

minim, serta usaha pengolahan ban bekas

yang sudah lama di Kota Pekanbaru, yang

belum ada jaringan kerjasama.

Sifat Usaha

Sifat usaha yang dijalani oleh

pengusaha pengolahan ban bekas, pada

umumnya sebagai usaha pokok karena

merupakan usaha satu-satunya yang

dijalankan dibandingkan dengan usaha lain

yang memberikan pendapatan atau

penghasilan yang bagi pemiliknya. Ini dapat

dilihat, dari tabel berikut :

Tabel 6 : Sifat Usaha Responden Pada Usaha Pengolahan Ban Bekas, di Pasar bawah Kota

Pekanbaru.

Sifat Usaha Jumlah (Orang) Persentase (%)

Pokok 31 100

Sampingan - -

Jumlah 31 100

Sumber : Data Primer, 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat

sebanyak 31 orang atau 100% pemilik usaha,

menjalankan usahanya secara pokok. Yang

dimana semua usaha, melakukan hal yang

sama yaitu usaha pokok bagi mereka.

Alasan Menjalankan Usaha

Dari 31 responden data, mengenai

berbagai macam alasan seseorang pengusaha

menjalankan usahanya sebagai berikut :

Tabel 7 : Alasan Responden Menjalankan Usaha Pengolahan Ban Bekas, di padar bawah

kota Pekanbru.

No. Alasan Menjalankan Usaha Jumlah (Orang) Persentase (%)

Page 11: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

11

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

1 Mempunyai Prospek yang bagus 20 64,52

2 Perputaran uang lancar 5 16,13

3 Meneruskan Usaha Keluarga - -

4 Dll 6 19,35

Jumlah 31 100,00

Sumber : Data Primer, 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

pemilik menjalankan usaha, dengan alasan

mempunyai prospek yang bagus sebanyak 20

orang atau 64,52%, sedangkan sebanyak 6

orang atau 19,53% beraladan dan lain-lain,

dan sebanyak 5 orang atau 16,13% beralasan

perputaran uang lancar.

Lama Menjalankan Usaha

Pengusaha yang berpengalaman akan

dapat mengetahui situasi dan kondisi

lingkungannya, disamping itu akan cepat

mengambil keputusan dan menentukan sikap

dalam mengatasi masalah dan mengatasi

menejemen usahanya sesuai dengan

pengalaman yang telah dialami selama

pengusaha tersebut menjalaninya.

Tabel 8 : Lama Menjalankan Usaha Pengolahan Ban Bekas di Pasar bawah Pekanbaru.

No. Lama Menjalankan Usaha Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 <1 - -

2 1 – 3 9 29,03

3 4 – 6 8 25,81

4 7 – 9 7 22,58

5 >10 7 22,58

Jumlah 31 100,00

Sumber : Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat

diketahui bakwa pemilik yang menjalankan

usahanya sebanyak 1-3 tahun sebanyak 9

orang, pemilik yang menjalankan usahanya 4-

6 tahun sebanyak 8 orang, dan seimbangan

terjadi pada pemilik yang menjalankan usaha

7-9 tahun dan >10 tahun sebanyak 7 orang

atau 22,58%.

Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam

usaha pengolahan ban bekas ini, dalam

menjalankan usahanya berkisar 1 sampai 7

orang. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 9 : Tenaga Kerja Untuk Menjalankan Usaha Pengolahan Ban Bekas di Pasar

Bawah Pekanbaru.

Tenaga Kerja Jumlah (Orang) Persentase (%)

<1 - -

1 – 3 26 83,88

4 – 6 4 12,90

>7 1 3,22

Jumlah 31 100,00

Sumber : Data Primer, 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

usaha pengolahan ban bekas ini, memiliki

tenaga kerja yang paling banyak, yaitu

sebanyak 1-3 orang sebanyak 26 pengusaha

atau 83,88%. Dan tenaga kerja 4-6 hanya 4

orang atau 12,90% dan yang paling sedikit

hanya 7 orang tenaga kerja sebanyak 1 orang

pengusaha atau 3,22%.

Jumlah Tanggungan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap

31 responden diperoleh bahwa rata-rata

tanggungan responden sejumlah 4 0rang,

untuk lebih jelas melihat jumlah tanggungan

Page 12: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

12

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

usaha pengolahan ban bekas di pasar bawah Kota Pekanbaru, dapat melihat tabel berikut :

Tabel 10 : Pengusaha Pengolahan Ban Bekas Menurut Jumlah Tanggungan Formal di

Pasar Bawah Pekanbaru, tahun 2013.

Jumlah Tanggungan Jumlah (Orang) Persentase (%)

<1 2 6,45

1 – 3 18 58,06

4 – 6 10 32,26

>7 1 3,23

Jumlah 31 100,00

Sumber : Data Primer, 2020

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa dari

31 responden penelitian, jumlah tanggungan

usaha pengolahan ban bekas bervariasi dari

jumlah tanggungan 1-7 orang. Adapun

dampak selanjutnya dari jumlah tanggungan

ini, adalah memperbesar pengeluaran

konsumsi, baik untuk konsumsi pangan

maupun konsumsi non pangan. Khususnya

bagi responden yang memiliki tanggungan

yang masih sekolah, berarti semakin besar

jumlah tanggungan seseorang maka, semakin

besar pula jumlah pengeluaran konsumsi.

.

Simpulan Dan Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian

yang dilakukan dan pembahasan yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka penulis

menyimpulkan: 1). Walaupun Industri

Pengolahan Ban Bekas, merupakan industri

yang masih kecil di pasar bawah kota

Pekanbaru, yang dimana total keseluruhan

pengusaha industri pengolahan ini hanya 31

unit. 2). Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan terhadap 31 responden diperoleh

bahwa dari segi umur, antara 23 – 63 tahun.

Usaha pengolahan ban bekas ini dapat

menyerap tenaga kerja 1 - 7 orang tenaga

kerja atau rata-rata 8 orang, dengan jam kerja

antara 5 jam perhari hingga 9 jam perhari atau

rata-rata 7 jam kerja perhari. Jumlah modal

yang digunakan responden berkisar antara

Rp.5.000.000,- Rp.100.000.000,- 3).

Perkembangan usaha pengolahan ban bekas

terus meningkat dan bertambah setiap

tahunnya di Pasar Bawah kota Pekanbaru, ini

membuktikan bahwa potensi pasar terbuka

sangat lebar dan dari sisi penawaran usaha ini

sudah mulai jenuh serta dari sisi permintaan

usaha ban bekas ini masih cukup baik. 4).

Usaha ban bekas ini mempunyai prospek

karena, ditinjau dari segi aspek kelayakannya

dengan menggunakan ketiga perhitungan

yaitu NPV, Net B/C, dan IRR dinyatakan

layak dan menguntungkan. 5). Kepemilikan

usaha ban bekas adalah pada umumnya

pribadi, kendalanya masih rendah menejemen

atau pengolahan usaha yang bagus, masih

bergantung pada musiman. Struktur

permodalan yang belum kuat dan akses

terhadap perbankan yang masih minim.

DAFTAR PUSTAKA

Baum,Warren C. and Tolbert, Stokes M.2016,

Investasi Dalam Pembangunan.

Jakarta:Penerbit Universitas

Indonesia.

BPS, 2016, Pekanbaru Dalam

Angka,Pekanbaru.

Handayani, 2015, Studi Kelayakan Usaha.

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.Jakarta.

Hartono, T.2016, Mekanisme Pasar.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Iskandar, I. 2019. Analisis Keberhasilan

Usaha Pakan Ternak CV. Muda Jaya

Mandiri Ditinjau Dari Aspek

Pemasaran Dan Kewirausahaan. Eko

dan Bisnis: Riau Economic and

Business Review, 10(4), 538-545.

Kuncoro, Mudrajad, Ph. D, 2017, Ekonomika

Industri Indonesia, Jakarta : Penerbit

Andi.

Kristanto, Philip. 2012. Ekologi Industri.

Surabaya: LPPM Universitas Kristen

Petra.

Page 13: PROSPEK USAHA PENGOLAHAN BAN BEKAS TERHADAP …

Prospek Usaha Pengolahan Ban Bekas Terhadap Pendapatan Masyarakat Penjual Di Pasar Bawah Kota

Pekanbaru

13

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Review) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X

Volume 12, Nomor 1, 27 Maret 2021

Tiktik,Sartika Partomo, 2014. Ekonomi Skala

Kecil/Menengah dan Koperasi,

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Zulkarnaini, 2012, Diktat Mata Kuliah

Ekonomi Industri (Untuk Lingkungan

Tersendiri), FE UNRI, Pekanbaru.