prosker dan data

13
II. TINJAUAN PUSTAKA Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon. Arang tersusun dari atom- atom karbon yang berikatan secara kovalen membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya. Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti pelat-pelat datar yang saling bertumpuk dengan sela-sela di antaranya (Sudarman, 2001). Beberapa jenis arang telah diketahui bahwa dapat menyerap sejumlah tertentu gas atau menyerap zat-zat warna dari larutan. Peristiwa penyerapan suatu z a t pada permukaan zat lain semacam ini disebut adsorpsi. Zat yang diserap disebut fase terserap sedang zat yang menyerap disebut adsorbens. Adsorben dapat berupa zat padat maupun zat cair, oleh karena itu adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas atau gas dengan zat cair (Sukardjo,1984).

Upload: arrumjessi

Post on 19-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rher

TRANSCRIPT

Page 1: Prosker Dan Data

II. TINJAUAN PUSTAKA

Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung

karbon. Arang tersusun dari atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen

membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya.

Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti pelat-pelat datar

yang saling bertumpuk dengan sela-sela di antaranya (Sudarman, 2001).

Beberapa jenis arang telah diketahui bahwa dapat menyerap sejumlah

tertentu gas atau menyerap zat-zat warna dari larutan. Peristiwa penyerapan suatu za t

pada permukaan zat lain semacam ini disebut adsorpsi. Zat yang diserap disebut fase

terserap sedang zat yang menyerap disebut adsorbens. Adsorben dapat berupa zat

padat maupun zat cair, oleh karena itu adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dan zat

cair, zat padat dan gas atau gas dengan zat cair (Sukardjo,1984).

Salah satu metode yang efisien yang saat ini telah banyak dikembangkan

untuk penghilangan zat warna adalah adsorpsi dengan menggunakan arang aktif.

Arang aktif adalah arang yang telah diaktivasi sehingga pori-porinya terbuka dan

memiliki daya jerap yang tinggi. Arang aktif merupakan adsorben yang baik dan

dapat digunakan untuk pemurnian, menghilangkan warna dan bau, deklorinasi,

detoksifikasi, penyaringan, pemisahan dan dapat digunakan sebagai katalis. Bahan-

bahan yang dapat dibuat menjadi arang aktif dapat berupa kayu, tempurung kelapa,

tongkol jagung, sekam padi, biji buah-buahan, kulit kacang dan lain sebagainya.

Page 2: Prosker Dan Data

Arang aktif dapat dibuat dengan mengaktifkan bahan atau material yang mengandung

karbon tersebut pada kondisi tertentu (Roring, dkk., 2013).

Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya

penambahan konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara dua fase.

Adsorpsi dapat dibedakan menjadi adsorpsi fisis (physical adsorption) dan adsorpsi

kimia (chemical adsoption). Secara umum adsorpsi fisis mempunyai gaya

intermolekular yang relatif lemah, sedangkan pada adsorpsi kimia terjadi

pembentukan ikatan kimia antara molekul adsorbat dengan molekul yang terikat pada

permukaan adsorben (Kundari dan Slamet, 2008).

Adsorpsi didasarkan pada interaksi ion logam dengan gugus fungsional yang

ada pada permukaan adsorben melalui interaksi pembentukan kompleks dan biasanya

terjadi pada permukaan padatan yang kaya gugus fungsional seperti –OH, -NH, -SH,

dan –COOH. Adsorben konvensional dalam proses hidrometalurgi emas adalah

karbon aktif. Karbon aktif mudah dipreparasikan dan memiliki kapasitas adsorpsi

yang cukup tinggi terhadap emas, namun memiliki kelemahan, yaitu emas sulit untuk

didesorpsi atau dilepaskan dari permukaan karbon aktif. Berbagai adsorben selain

karbon aktif juga telah banyak dilakukan, seperti resin kitosan (Prasasti dkk., 2012).

Dalam industri tekstil, metilen biru merupakan salah satu zat warna thiazine yang sering digunakan, karena harganya ekonomis dan mudah diperoleh. Zat warna metilen biru merupakan zat warna dasar yang penting dalam proses pewarnaan kulit, kain mori, kain katun, dan tannin. Penggunaan metilen biru dapat menimbulkan beberapa efek, seperti iritasisaluran pencernaan jika tertelan, menimbulkan sianosis jika terhirup, dan iritasi pada kulit jika tersentuh oleh kulit (Widihati dkk., 2011).

Page 3: Prosker Dan Data

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 27 Maret 2015 pada

pukul 07.30 - 10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Riset TerpaduJurusan

Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spektrofotometer UV-

Vis , erlenmeyer 250 mL, corong, timbangan analitik, spatula, batang pengaduk,

gelas kimia 100 mL dan gelas ukur 25 mL.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan adalah karbon aktif, metilen blue

dan aquades.

C. Prosedur kerja

1. Adsorpsi zat warna

a. Memasukkan 0,01 gram arang aktif kedalam erlenmeyer 250 mL.

b. Melarutkan arang aktif dalam 25 mL larutan metilen blue 10 ppm.

c. Mengaduk campuran sampai 1 jam.

d. Menyaring larutan dan memisahkan filtrat dan residunya.

e. Menambahkan arang aktif 0,1 gram dalam filtrat.

Page 4: Prosker Dan Data

f. Mengaduk kembali campuran tersebut.

g. Menyaring larutan dan memisahkan filtrat dan residunya.

h. Mengukur adsorbansi filtrat menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

Diagram alir

2. Penentuan konsentrasi zat warna secara spektrofotometri

a. Menentukan panjang gelombang maksimum larutan metilen blue menggunakan

alat spektrofotometer

b. Mengukur adsorbansinya pada λmax = 729,8 nm

Hasil

Arang aktif

- ditimbang 0,01 gram- dimasukkan dalam erlenmeyer 250 mL- dilarutkan dalam 25 mL larutan metilen

blue10 ppm- diaduk campuran selama 1 jam- disaring

Filtrat Residu

- ditambahkan arang aktif 0,1 gram- diaduk campuran- disaring

Filtrat Residu

- diukur adsorbansinya menggunakan spektrofometer UV-Vis

Page 5: Prosker Dan Data

c. Membuat kurva kalibrasi larutan standar zat warna.

d. Menentukan konsentrasi zat warna sebelum dan sesudah adsorpsi menggunakan

metodekurva kalibrasi standar.

Diagram alir

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

- ditentukan panjang gelombang maksimumnya menggunakan alat spektrofotometer

- diukur adsorbansinya pada λmax = 729,8 nm

- dibuat kurva kalibrasi larutan standar zat warna

- ditentukan konsentrasi zat warna sebelum dan sesudah adsorpsi menggunakan metode kurva kalibrasi standar

MB 2 ppm MB 5 ppm MB 10 ppm MB 15 ppm

Page 6: Prosker Dan Data

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

Konsentrasi Metilen Blue Absorbansi

2 0,035

5 0,040

10 0,052

15 0,073

Panjang gelombang maksimum : 729,8 nm

Absorbansi Metilen blue setelah adsorpsi : 0,052

2. Analisis Data

a. Berat zat warna sebelum adsorpsi

Metilen Blue 2 ppm = 2 mg/L

Massa metilen blue = Konsentrasi x V

= 2 mg/L x 0,1 L

= 0,2 mg

Metilen Blue 5 ppm = 5 mg/L

Massa metilen Blue = Konsentrasi x V

= 5 mg/L x 0,1 L

= 0,5 mg

Metilen Blue 10 ppm = 10 mg/L

Page 7: Prosker Dan Data

Massa metilen blue 10 ppm = Konsentrasi x V

= 10 mg/L x 0,1

=1 mg

Metilen Blue 15 ppm = 15 mg/L

Massa metilen blue 15 ppm = Konsentrasi x V

= 15 mg/L x 0,1 L

=1,5 mg

b. Berat metilen blue setelah adsorpsi

massa metilen blue = konsentrasi x V

= 10 mg/L x 0,025 L

= 0,25 mg

0 2 4 6 8 10 12 14 160

0.010.020.030.040.050.060.070.08

f(x) = 0.00290816326530612 x + 0.0267346938775511R² = 0.96599828742686

Grafik Hubungan Antara Konsentrasi dan Absorbansi

Series2Linear (Series2)

Konsentrasi (ppm)

Ab

sorb

ansi

(A

)

c. Menentukan konsentrasi sampel methilen blue 10 ppm setelah adsorbsi

Absorbansi (y) setelah adsorpsi= 0,046 0,052

Page 8: Prosker Dan Data

y = 0,0029x + 0,0267

0,052 = 0,0029x + 0,0267

0,0029x = 0,052 -0,0267

0,0029x = 0,0253

x = 0,02530,0029

= 8,72 ppm

Jadi, konsentrasi metilen blue 10 ppm setelah di adsorpsi adalah 8,72 ppm.

d. Menentukan massa yang teradsorpsi

Konsentrasi sebelum adsorpsi = konsentrasi x V

= 10 mg/L x 0,025 L

= 0,25 mg

Konsentrasi sesudah adsorpsi = konsentrasi x V

= 8,72 mg/L x 0,025 L

= 0,218 mg

Penentuan massa yang teradsorpsi = massa MB sebelum adsorpsi- massa MB

setelah adsorpsi

= 0,25 mg– 0,218 mg

= 0, 032 mg

Jadi berat metilen blue yang teradsorpsi adalah 0, 032 mg

e. Menentukan persentase metilen blue yang teradsorpsi pada arang aktif

Page 9: Prosker Dan Data

Persentase adsorbsi = massayangteradsorpsimassasebelumadsorpsi

x 100%

= 0 ,032mg0,25mg

x 100%

= 12,8 %

DAFTAR PUSTAKA

Kundari, N.A dan SLAMET, W., 2008, Tinjauan Kesetimbangan Adsorpsi Tembaga Dalam Limbah Pencuci Pcb Dengan Zeolit, Seminar Nasional Iv Sdm Teknologi Nuklir, ISSN 1978-0176.

Prasasti,D., Sri, J., dan Sri, S., 2012, Studi Kapasitas Adsorpsi-Reduksi Ion Au(III) Pada Asam Humat Hasil Isolasi Dari Tanah Gambut Rawa Pening, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 2(2).

Roring,S.H., dan Mariska, M.p., 2013, Isoterm Adsorpsi Rhodamin B Pada Arang Aktif Kayu Linggua, Jurnal Mipa Unsrat Online, 2(1).

Sudarman, 2001, Manfaat Arang Aktif, Universitas Hassanudin, Makassar.

Sukardjo,1984, Kimia Anorganik, Bina aksara, Yogyakarta.

JURNAL KIMIA 5 (1), JANUARI 2011 : 31-42, FOTODEGRADASI METILEN BIRU DENGAN SINAR UV DAN KATALIS Al

Ida Ayu Gede Widihati, Ni Putu Diantariani, dan Yuliana Farhatun Nikmah

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

Page 10: Prosker Dan Data