prosiding pengujian kualitas bahan bakar di 10 kota besar...

60
Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia Pendahuluan Permasalahan lingkungan yang kerap kali mengancam kota - kota besar di Indonesia saat ini adalah pencemaran udara terutama yang bersumber dari emisi kendaraan bermotor. Dampak negatif dari pencemaran udara terhadap kesehatan manusia sangatlah signifikan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah urban di mana mobilitas dan kepadatan kendaraan bermotor di jalan sangat tinggi. Gangguan yang disebabkan oleh pencemaran udara bagi manusia antara lain gangguan pada sistem pernafasan, peredaran darah, iritasi mata bahkan berpotensi mengakibatkan kanker. Beberapa parameter pencemaran udara seperti karbon monoksida (CO) dapat berpotensi mengurangi jumlah oksigen dalam darah. Hidrokarbon (HC) dapat menyebabkan iritasi mata, batuk dan juga berpotensi terhadap perubahan kode genetik. Partikulat matter (PM) adalah pencemar yang bila masuk ke dalam sistem pernafasan dapat menyebabkan bronchitis, asma, gangguan cardiovascular dan berpotensi menyebabkan kanker. Timbel (Pb) yang dikenal juga dengan timah hitam merupakan neurotoxin atau racun syaraf yang dapat mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan dan kemampuan otak pada anak anak, sementara pada orang dewasa dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, anemia, mengurangi fungsi reproduksi dan kematian. Selain dari itu masih banyak lagi parameter pencemar yang semuanya memiliki dampak negatif terhadap tubuh manusia. Sekitar 0.5 juta s/d 1 juta orang di negara berkembang mengalami kematian prematur akibat dari pencemaran udara setiap tahunnya. Background The environmental issue, which continuously threatens the living condition in many of the big cities in Indonesia, is air pollution, especially from vehicle emissions. The negative impacts for human health are significant, especially, for those living in urban areas, characterized by high-mobility and rapid traffic activities. Air pollutant can impede respiration system, blood circulation, and eye irritation, or even potentially can trigger cancer. Carbon monoxide (CO), one of the air pollutant parameter, can also potentially absorb the oxygen capacity in blood. Hydrocarbon (HC) can cause several negative impacts; such as eye irritation, cough and inclined to cause genetically changes. Particulate matter (PM) as a pollutant, when entering the respiration system can cause bronchitis, asthma, cardiovascular disease and potentially trigger cancer. Lead (Pb), is a neurotoxin or nerve poison which can decrease the intelligent level and brain ability in children; while adults suffers from high-blood tension, anemia, infertility, or even death. Other pollutants also threatens human health. Air pollution has caused the early death of 0.5 1 million inhabitants in developing countries 1 . Pencemaran udara anthropogenic berasal dari berbagai sumber termasuk aktifitas rumah tangga, kendaraan bermotor, industri, sektor agrikultur dan pembakaran bahan 1 World Bank Technical Paper No. 508, Masami Kojima and Magda Lovei pg. 11 1

Upload: vuthu

Post on 07-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Pendahuluan Permasalahan lingkungan yang kerap kali mengancam kota - kota besar di Indonesia saat ini adalah pencemaran udara terutama yang bersumber dari emisi kendaraan bermotor. Dampak negatif dari pencemaran udara terhadap kesehatan manusia sangatlah signifikan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah urban di mana mobilitas dan kepadatan kendaraan bermotor di jalan sangat tinggi. Gangguan yang disebabkan oleh pencemaran udara bagi manusia antara lain gangguan pada sistem pernafasan, peredaran darah, iritasi mata bahkan berpotensi mengakibatkan kanker. Beberapa parameter pencemaran udara seperti karbon monoksida (CO) dapat berpotensi mengurangi jumlah oksigen dalam darah. Hidrokarbon (HC) dapat menyebabkan iritasi mata, batuk dan juga berpotensi terhadap perubahan kode genetik. Partikulat matter (PM) adalah pencemar yang bila masuk ke dalam sistem pernafasan dapat menyebabkan bronchitis, asma, gangguan cardiovascular dan berpotensi menyebabkan kanker. Timbel (Pb) yang dikenal juga dengan timah hitam merupakan neurotoxin atau racun syaraf yang dapat mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan dan kemampuan otak pada anak anak, sementara pada orang dewasa dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, anemia, mengurangi fungsi reproduksi dan kematian. Selain dari itu masih banyak lagi parameter pencemar yang semuanya memiliki dampak negatif terhadap tubuh manusia. Sekitar 0.5 juta s/d 1 juta orang di negara berkembang mengalami kematian prematur akibat dari pencemaran udara setiap tahunnya.

Background The environmental issue, which continuously threatens the living condition in many of the big cities in Indonesia, is air pollution, especially from vehicle emissions. The negative impacts for human health are significant, especially, for those living in urban areas, characterized by high-mobility and rapid traffic activities. Air pollutant can impede respiration system, blood circulation, and eye irritation, or even potentially can trigger cancer. Carbon monoxide (CO), one of the air pollutant parameter, can also potentially absorb the oxygen capacity in blood. Hydrocarbon (HC) can cause several negative impacts; such as eye irritation, cough and inclined to cause genetically changes. Particulate matter (PM) as a pollutant, when entering the respiration system can cause bronchitis, asthma, cardiovascular disease and potentially trigger cancer. Lead (Pb), is a neurotoxin or nerve poison which can decrease the intelligent level and brain ability in children; while adults suffers from high-blood tension, anemia, infertility, or even death. Other pollutants also threatens human health. Air pollution has caused the early death of 0.5 – 1 million inhabitants in developing countries1. Pencemaran udara anthropogenic berasal dari berbagai sumber termasuk aktifitas rumah tangga, kendaraan bermotor, industri, sektor agrikultur dan pembakaran bahan

1 World Bank Technical Paper No. 508, Masami Kojima and Magda Lovei pg. 11

1

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

bakar fossil. Menurut penelitian yang dilakukan JICA, sumber pencemar udara bergerak seperti mobil, motor, pesawat terbang dan kapal laut, menyumbang 70 persen dari total pencemaran udara di daerah Jakarta pada tahun 1995. Sedangkan menurut penelitian Ekuwasbang pada tahun 1997, kendaraan bermotor adalah pengguna terbesar konsumsi BBM (49%) dari total penggunaan bahan bakar. Sementara itu menurut data dari Bank Dunia tahun 1993, komposisi dari kerusakan lingkungan akibat dari pembakaran bahan bakar fosil pada 6 kota di negara berkembang yang dipantau adalah: 68% berdampak pada kesehatan, 21% berdampak pada perubahan iklim dan 11% berdampak pada aspek lain2. Pencemaran udara selain merusak lingkungan dan kesehatan, juga merugikan secara ekonomi. Hasil kajian Studi RETA – ADB tahun 2002 menemukan dampak ekonomi akibat pencemaran udara di Jakarta sebesar Rp 1.8 triliun dan jumlah tersebut akan membengkak menjadi Rp 4.3 triliun pada tahun 2015. Anthropogenic air pollution originates from various sources, such as housing activities, vehicles, industry, agriculture and fossil fuel emissions. According to JICA research,

2 Ke-enam kota tersebut adalah Bangkok, Krakow (Polandia), Manila, Mumbai, Santiago (Chile), dan Shanghai.

mobile sources pollution, such as cars, motorcycle, jet plane and sea vessels contribute 70% of the total air pollution in Jakarta in 1995. While other research (Ekuwasbang, 1997) claimed that motor vehicles constitute the highest fossil fuel consumption (49%) from the total fuel usage. The World Bank (1993) revealed the composition of environmental damaged from fossil fuel burning in 6 cities in developing countries as: 68% impact to health, 21% to climate change and 11% to other aspects. Air pollution while causing damage to health and the environment, also results in economic losses. A study by RETA – ADB (2002) revealed the economic impacts of Jakarta air pollution to Rp 1.8 billion, and is estimated to rise up to Rp. 4.3 billion by 20153. Bahan bakar fossil khususnya jenis bahan bakar minyak (BBM) masih merupakan sumber energi utama dunia pada saat ini. Kendaraan bermotor, mesin – mesin industri

3 Tempo Newspaper, Friday, 7 October 2005

2

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

dan pembangkit listrik masih menggunakan BBM sebagai sumber energi utamanya, sekalipun telah ada mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas yang lebih ramah lingkungan, namun jumlahnya masih terbatas. Negara penghasil minyak dunia yang utama adalah: Saudi Arabia, Russia, Amerka Serikat, Iran, Mexico, China, Norwegia, Canada, Venezuela dan Uni Emirat Arab. Setelah melalui proses pengeboran, minyak mentah tersebut di salurkan ke kilang pengolah minyak, baru kemudian di kilang kilang tersebut minyak mentah dapat diproses menjadi berbagai jenis produk BBM yang memiliki spesifikasi dan kegunaan yang beragam mulai dari minyak bakar, kerosene, bensin, minyak diesel, avtur dan lain lain. Di Indonesia sendiri pengolahan minyak mentah sampai menjadi BBM ada di bawah kendali dan pengawasan Departmen ESDM melalui Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi. Departmen ESDM telah memiliki spesifikasi BBM sekali pun belum sesuai dengan standard internasional. Spesifikasi tersebut ditetapkan agar BBM yang diproduksi memiliki kualitas yang sesuai dengan standar. Kualitas BBM sangat berpengaruh terhadap emisi yang dihasilkan, semakin baik kualitas BBM tersebut maka semakin sedikit pula emisi berbahaya yang dikeluarkan dari proses pembakarannya. Jadi pemantauan kualitas BBM merupakan salah satu upaya untuk menurunkan pencemaran udara di Indonesia. Fossil fuel, especially liquid fuel is still the primary energy source in the world at present. Vehicles, industrial machines and electricity generators still use fossil fuel as its main energy source, although

environment-friendly machines using gas are available in small scale. Crude oil mainly produced by countries such as Saudi Arabia, Russia, United State of America, Iran, Mexico, China, Norwegian, Canada, Venezuela and Emirate Arab is drilled from the oil wells. After the drilling process, crude oil is sent to oil refineries, which finally is processed to various form of fuel, such as kerosene, gasoline, diesel fuel, aviation fuel, and others. In Indonesia, the processing of crude oil to final product is under the Department of Energy and Mineral Resources through Directorate of Oil and Gas. The Department of Energy and Mineral Resources issues the fuel specification, although, it has not fulfill appropriate international standard. Fuel quality affects emission; the better the quality, the less amount of emission is produced. Thus, monitoring of fuel quality is one of the efforts to reduce air pollution in Indonesia. merupakan salah satu upaya untuk menurunkan pencemaran udara di Indonesia. Salah satu komponen penting untuk pengendalian pencemaran udara dari kendaraan bermotor adalah kualitas bahan bakar. Untuk Bensin, beberapa komponen bahan bakar yang penting untuk diperhatikan adalah kadar timbel (Pb),

3

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

aromatik, benzene, RPV, olefin dan kadar belerang. Kandungan timbel yang ada dalam bahan bakar merupakan trigger point untuk keberhasilan program pengendalian pencemaran udara yang berasal dari sumber bergerak (kendaraan bermotor). Ketika bahan bakar sudah bebas timbel (Unleaded Gasoline) maka kendaraan bermotor dapat dipasang catalytic converter (suatu peralatan yang berfungsi sebagai peubah katalis sehingga dapat menurunkan parameter emisi CO, HC dan Nox antara 70 – 90%). Untuk Solar, komponen bahan bakar yang perlu diperhatikan adalah angka cetane, destilasi, kadar belerang dan lain-lain sehingga kinerja mesin diesel dapat dicapai seoptimal mungkin. Keterkaitan antara isu – isu transportasi, lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber energi memerlukan kebijakan yang terkoordinasi. Penyusunan kebijakan kendaraan bermotor dan bahan bakar layaknya diperlakukan terpadu sebagai sebuah sistem, oleh karena itu pemerintah perlu mengadakan pemantauan untuk menjaga kualitas baik dari sisi bahan bakar maupun emisi kendaraan secara terus menerus. Beberapa isu yang memiliki keterkaitan dengan bahan bakar dan kendaraan bermotor antara lain: One of the important components in controlling air pollution from motor vehicles is the fuel quality. For gasoline, several important fuel components are lead (Pb), aromatic, benzene, RPV, olefin and sulfur. The lead substance, which is contained in

fuel, is a trigger point for measuring the key success of air pollution control from mobile source. With the advent of unleaded gasoline, the vehicle can be equipped with a catalytic converter (a device which can reduce emissions of CO, HC and NOx by 70–90%). For diesel fuel, it is important to consider components of cetane number, distillation, sulfur content, and others, in order to optimize the diesel machine power. The interconnection between transportation issues, environment, and energy source usage still needs an integrated policy. The arrangement system for vehicle and fuel policy must be implemented harmoniously as a one integrated system. Government needs to take monitoring in order to obtain the good quality, both of fuel itself and vehicle emission continuously. Several issues that related to fuel and vehicle are4:

• Tingkat emisi timbel bergantung kepada komposisi bahan bakar, dimana timbel merupakan racun penyerang syaraf. Penghapusan timbel dalam bahan bakar secara teknis dapat dilakukan dan juga

4 World Bank Technical Paper No. 508, Masami Kojima dan Magda lovei hal 3.

4

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

merupakan upaya yang efektif dalam mengurangi pencemaran udara dan dampaknya terhadap kesehatan manusia.

• Di banyak negara berkembang, mayoritas kendaraan bermotor tidak dirawat secara baik terutama kendaraan bermotor yang telah berusia tua. Selama kendaraan yang tidak mendapatkan perawatan memadai diperbolehkan beroperasi di jalan raya, maka peningkatan kualitas bahan bakar yang ditandai dengan perbaikan spesifikasi bahan bakar sesuai dengan standar internasional menjadi tidak efektif.

• Di Indonesia dan negara-negara di mana parameter pencemaran udara berupa karbon dan particulate matter masih tinggi seperti Indonesia, relatif sulit (tidak dapat diterima dari sudut pandang bisnis sesaat) diterapkannya kebijakan untuk mentargetkan penurunan kandungan belerang di dalam solar sesuai dengan standar internasional, sekalipun ini bertujuan memitigasi emisi partikulat dari mesin diesel.

• The lead emission level depends on fuel composition, where lead substance has become a trigger to attack the nerve system. The lead phase-out technically can be done and also as an effective effort to

reduce the air pollution and its negative impacts for human life.

• Generally, in most developing countries, the old-age vehicles have been badly maintained. As long as it’s allowed to be ruined out, the effort to optimize fuel quality through the fuel re-specification standard seem to be less effective.

• Indonesia, as many other high-polluted countries with high particulate matter, relatively difficult (which can not be considered through certain business point of view) to implement the policy of sulfur substance reducing in diesel fuel, which is based on international standard although it is achieved to mitigate the particulate emission from diesel engine.

• Peraturan mengenai kualitas bahan bakar saja tidak cukup, di beberapa negara penggunaan bahan bakar untuk sektor transportasi sering kali dicampur dengan minyak tanah atau timbel

5

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

pada unit pengolahan hilir seperti kilang minyak atau terminal. Pemantauan kualitas bahan bakar secara periodik, bersamaan dengan pengenaan sanksi keras dan tegas untuk pihak – pihak yang dengan sengaja melanggar peraturan tersebut dapat membantu keefektifan penerapan standar bahan bakar.

• Pengenalan teknologi kendaraan yang moderen harus diselaraskan dengan bahan bakar. Mesin moderen sering kali memerlukan bahan bakar dengan kualitas tertentu yang tidak selalu tersedia di negara- negara yang masih berkembang.

• Beberapa kondisi perlu dipenuhi agar katalitik konverter dapat berfungsi secara efektif, termasuk ketersediaan bensin tanpa timbel, solar yang rendah belerang, dan sistem pengujian dan perawatan kendaraan yang memadai termasuk adanya standard yang sesuai. Pengenalan katalitik konverter menunjukan tindakan berarti mengenai interdependency antara kebijakan mengenai transportasi, energi dan lingkungan hidup.

• In fact, the existence of fuel quality regulation is not just enough; indeed the use of fuel in several countries for transportation sector is often mixed by soil fuel or lead substance

at downstream unit such as refinery or terminal. The periodic control of fuel quality together with the implementation of strict and hard sanction for certain party that intentionally against this regulation, can help to optimize the effectiveness of fuel standard implementation.

• Introduction of modern vehicle technology need to be harmonized with the fuel. The modern engine system often needs certain fuel quality, which is not always available in most of developing countries.

• Certain condition needs to be required to operate the catalytic converter effectively, including the availability for unleaded gasoline, low-sulfur diesel fuel, and testing system also vehicle maintenance according to its proper standardization. The introduction of catalytic converter has showed a significant progress of interdependency through transportation policy, energy, and environment.

Guna memperoleh data mengenai kepastian dalam pengendalian sumber pencemaran dari kendaraan bermotor adalah penting untuk senantiasa memantau kualitas atau mutu bahan bakar sehingga dengan demikian diperoleh bahan untuk

6

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

memberikan masukan mengenai upaya tersedianya bahan bakar yang memenuhi syarat bagi unjuk kinerja dan upaya menekan emisi kendaraan bermotor. Untuk itu, perlu dilakukan pengawasan terhadap kualitas bahan bakar secara berkala oleh seluruh stakeholder terkait baik pemerintah pusat dan daerah, kalangan asosiasi otomotif, universitas dan LSM, seperti yang telah dilakukan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup bekerja sama dengan KPBB. Spesifikasi Bahan Bakar di Indonesia Sumber energi utama yang dominan dipergunakan di Indonesia adalah BBM, saat ini mulai dikembangkan sumber energi lainnya seperti energi terbarukan. Beberapa sektor yang sangat bergantung kepada BBM adalah sektor industri, transportasi, dan rumah tangga. Adapun jenis jenis BBM yang digunakan pada sektor transportasi adalah:

• Premium, merupakan bahan bakar utama kendaraan bermotor terutama digunakan oleh sector industri, transportasi, dan juga rumah tangga. Adapun jenis bensin yang digunakan untuk sektor transportasi adalah bensin dengan bilangan oktan 88.

In order to get the data about some certainty in controlling the vehicle pollutant source, it’s important to evaluate the vehicle fuel quality continuously; thus, we can get some good advice as an effort to settle the fuel availability that requires to show the

achievement and pressing-down effort of vehicle emission. Furthermore, it is considerably needed to take some step to control the fuel quality periodically, which involves all related stakeholders including the state and territory government, automotive associations, universities and non-governmental organization, as like what’s been done by The State Ministry of Environment together with KPBB. Fuel Specification in Indonesia The dominant energy source in Indonesia is fossil fuel, right now the Indonesia starts to develop alternative energy source such as renewable energy. Several sectors that depend on fossil fuel are industrial sector, transportation sector, and household sector. Type of fossil fuels that used by transportation sector is:5

• Premium gasoline, is the main fuel

for motor vehicle, especially use by industrial sector, transportation sector, and also household sector. Type of fuel that being consumed for transportation sector is gasoline with octane number 88.

• Super TT, bahan bakar tanpa timbel

dengan bilangan oktan 98. Jenis bahan bakar ini mulai diperkenalkan pada Agustus 1995 dan dihentikan pada tahun 2002.

5 Ir. Siti Djuharmi, M,Sc., Perkembangan Spesifikasi Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

7

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

• Premix, bahan bakar dengan bilangan oktan 94, mulai dipasarkan di Indonesia sejak tahun 1991 dan dihentikan pada tahun 2002.

• BB2L, yang merupakan singkatan dari Bensin Biru 2 Langkah, lebih dikenal dengan sebutan bensin 2 tak, merupakan bensin tanpa timbel dengan bilangan oktan 80. jenis bahan bakar ini mulai dipasarkan di Indonesia pada tahun 1998 dan dihentikan pada tahun 2000.

• Pertamax, bahan bakar tanpa timbel dengan bilangan oktan 92, jenis bahan bakar ini diperkenalkan sejak 10 Desember 2002.

• Pertamax Plus, bahan bakar tanpa timbel dengan bilangan oktan 95. jenis bahan bakar ini mulai diperkenalkan sejak 10 Desember 2002.

• Minyak Solar (Automotive Diesel Oil), merupakan bahan bakar kendaraan bermotor bermesin diesel seperti bis dan truk.

• Super TT (high octane unleaded gasoline) with octane number 98. This type of fuel was introduced to the public since August 1995 and stopped on 2002.

• Premix (high octane unleaded gasoline) with octane number 94 was introduced to the public since 1991 and stopped on 2002.

• BB2L, which the abbreviation of 2 stroke blue gasoline, more popular with the name 2 stroke gasoline, BB2L has octane number 80 and it’s unleaded gasoline. This type of fuel was introduced to the public since 1998 and stopped on 2000.

• Pertamax, this type of fuel is unleaded gasoline with octane number 92, pertamax was first introduced on December, 10, 2002.

• Pertamax plus, this type of fuel is unleaded gasoline with octane number 95, pertamax plus was first introduced on December, 10, 2002

• Automotive diesel oil, is the type of fuel that consumed by motor vehicle with diesel engine.

• CNG (Compressed Natural Gas) mulai dipasarkan sejak tahun 1987 di wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang dan Cirebon.

8

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

• LPG (Liquefied Petroleum Gas) dipasarkan sejak tahun 1996 terutama diwilayah yang tidak memungkinkan dibangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).

Spesifikasi Bensin Premium di Indonesia. Bahan bakar jenis bensin yang selama ini mendominasi sektor transportasi di Indonesia adalah bensin premium, dengan pangsa penjualan pada tahun 2000 hampir 50 %. Oleh karena itu spesifikasi bensin premium di Indonesia terus berkembang menuju peningkatan kualitas bensin terutama berkaitan dengan angka oktan (RON) dan kandungan timbel serta kandungan olefin. Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam setiap perubahan spesifikasi bensin antara lain:

- Perkembangan teknologi kendaraan bermotor.

- Perkembangan peraturan lingkungan. - Perkembangan spesifikasi bensin

internasional. - Perkembangan peningkatan

kemampuan teknis kilang minyak Pertamina.

- Kondisi keuangan pemerintah (menyangkut harga dan subsidi BBM).

- Kemauan politis pihak terkait (political will).

• Compressed natural gas, was introduced to the market since 1987 in several region which covers Jakarta, Bandung, Medan, Palembang and Cirebon.

• Liquefied petroleum gas, was first introduced to public on 1996 especially in the region that impossible to build gas station.

Regular Gasoline Specification in Indonesia. Type of gasoline fuel that dominates transportation sector in Indonesia is the regular gasoline, with market share almost 50 % on 2000. Because of that, regular gasoline specification in Indonesia continuously develop into quality improvement especially on octane number and lead content, also olefin content. Several points that needs to be consider in every gasoline specification changing are:6

- The development of motor vehicle technology.

- The development of environmental regulation.

- The development of international gasoline specification.

- The development of Pertamina refinery technical ability.

- The condition of government treasury - Political will of certain party.

Dengan alasan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, kondisi riil perkembangan spesifikasi bensin di Indonesia tidak dapat sepenuhnya mengikuti spesifikasi bensin internasional. Hingga saat ini kualitas

6 Opcit., Dr. Ir. Wiranto Wiromartono

9

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

bensin di Indonesia masih dalam transisi menuju penghapusan bensin bertimbel secara nasional. Sementara itu spesifikasi bensin internasional tidak saja bensin tanpa timbel tapi sudah mengarah pada bensin yang direformulasi (reformulated gasoline).

Spesifikasi solar di Indonesia Di Indonesia bahan bakar jenis solar (automotive diesel fuel) mempunyai porsi sebesar 47.42% dari total konsumsi bahan bakar untuk sektor transportasi. Agak berbeda dengan jenis bensin yang memiliki spesifikasi regular dan non regular, solar yang beredar di Indonesia selama ini hanya yang memiliki spesifikasi regular, sekalipun pada pertengahan tahun 2005 Pertamina sebagai pihak yang memonopoli perdagangan BBM di Indonesia telah meluncurkan PertaminaDex yaitu jenis solar yang memiliki spesifikasi non regular. Sama seperti jenis bensin, solar juga merupakan hasil pengolahan dari minyak bumi, namun solar hanya dapat digunakan pada jenis mesin Diesel. Karakteristik solar antara lain berwarna gelap dan berbau khas, tidak terlalu mudah menguap dalam temperatur normal, titik bakar bila disulut api pada suhu 40 – 100 derajad celcius. Sementara flash point (temperatur menyala dengan sendirinya tanpa ada pengaruh api) sekitar 3500 derajad celcius. Bila dibandingkan dengan bensin, solar memiliki kandungan belerang yang lebih banyak. With all consideration that is mentioned above, the actual progress of gasoline specification in Indonesia can not be fully adjusted to international gasoline specification. The quality of gasoline in

Indonesia is still in transition period to national leaded gasoline phase-out. Meanwhile the international gasoline specification is not only stepping forward to the unleaded one, but also to become a reformulated gasoline.7

Diesel fuel specification in Indonesia In Indonesia, the automotive diesel fuel usage is 47.42% from the total fuel consumption for transportation sector. It is less different from types of gasoline that have the regular and non-regular specification, diesel fuel that has already been distributed in Indonesia only have the regular specification, although in the middle of 2005, Pertamina, as a government company that monopoly the fuel trading in Indonesia, has launched its PertaminaDex, type of diesel fuel with non-regular specification. Similar with gasoline, diesel fuel is also processed from fossil fuel, but fuel diesel can only be operated in diesel engine. The diesel fuel characteristics are: dark colour with distinct smell, not vaporize easily in a normal temperature, ignition point temperature around 40 – 100 Celsius. While flash point (temperature when it will automatically turn on without any fire ignition) around 3500 Celsius. The fuel diesel has a greater sulphur level than gasoline. Solar pada dasarnya merupakan campuran dari hasil olahan minyak bumi yang disebut juga middle distillates (memiliki berat jenis lebih berat dari bensin namun lebih ringan dari minyak pelumas), dan umumnya tidak memiliki bahan additif tambahan. Mesin 7 Ibid.

10

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

diesel mengeluarkan asap karena pembakaran yang tidak sempurna, asap putih disebabkan oleh butiran kecil bahan bakar yang tidak berhasil terbakar akibat dari mesin yang mengalami kegagalan pemantikan pada temperature yang rendah. Asap putih ini seharusnya hilang seiring dengan mesin yang mulai panas. Sementara asap hitam bisa disebabkan oleh kegagalan injector, udara yang tidak cukup, dan mesin yang overloading atau over-feuling. Sementara asap yang berwarna abu - abu kebiruan disebabkan oleh terbakarnya pelumas dan merupakan indikasi bahwa mesin dalam keadaan yang tidak baik serta memerlukan perawatan. Energi yang terkandung dalam solar umumnya diukur dengan menggunakan British Thermal Unit (BTU) per gallonnya. Kandungan BTU dari solar per unit (gallon atau liter) adalah sekitar 130.000 BTU/gallon, lebih tinggi dari BTU yang terkandung pada bensin.

Basically, diesel fuel is a mixed product from fossil fuel, which is also named middle distillates (with heavier specific mass than gasoline, but lighter than lubricating oil), usually without any additive. The diesel engine emits smoke for its incomplete

burning process. The white smoke is caused by small fuel particle, which is not completely burned out as a result from engine ignition failure at low temperature. This white smoke should slowly vanish along with the engine that started to heat. Meanwhile the dark smoke can be caused by the failure of injector, not enough oxygen and overloading machine or over-fuelling. The bluish grey smoke is caused by the lubricated oil, which is accidentally being burned. This is an indication that the engine is not in a good condition, or need to be repaired. Energy within diesel fuel usually measured using British Thermal Unit (BTU) per gallon. BTU content from diesel fuel per unit (gallon or Liter) is approximately 130.000 BTU/gallon, higher than BTU in gasoline 8.

Metodologi Pengujian Metodologi yang digunakan pada pengujian kualitas bahan bakar ini mengacu pada standar ASTM (American Society Testing Material). 8 Exxon mobile corporation, FAQ Automotive diesel fuel

11

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

• Timbel dan bilangan oktan. Untuk

melakukan pengujian kandungan lead (Pb) didalam bahan bakar maka kita merujuk pada ASTM Standard Prosedur No: D 3237. Sementara untuk bilangan oktan merujuk pada ASTM Standard Procedure No: D 2699.

• Belerang. Untuk melakukan pengujian terhadap kandungan belerang, maka kita merujuk pada ASTM Standard Procedure No: D 2622.

• Bilangan Cetane dan Index. Untuk melakukan pengujian pada bilangan cetane, maka kita merujuk pada ASTM Standard Procedure No: D 613, sementara untuk melakukan pengujian terhadap index cetane maka kita merujuk pada ASTM Standard Procedure No: D 4737.

• Karakteristik destilasi. Untuk melakukan pengujian terhadap karakteristik destilasi, maka kita merujuk pada ASTM Standard Procedure No: D 86.

Testing Methodology The methodology in this fuel quality testing refers to standard ASTM (American Society Testing Material)

• Lead and Octane. To test the lead substance (Pb) in fuel, we use the ASTM Standard Procedure No. D 3237. While octane use the ASTM Standard Procedure No. D 2699.

• Sulphur. ASTM Standard Procedure

No. D 2622 is used to test the Sulphur substance.

• Cetane and Index. The testing process of cetane usually refers to ASTM Standard Procedure No. D 613, while for index cetane refers to ASTM Standard Procedure No. D 4737

• Distillation characteristic. The ASTM

Standard Procedure No. 86 is used to test the characteristic of distillation.

Lokasi Pengambilan Contoh Uji Bahan Bakar Daerah daerah yang menjadi lokasi pengambilan contoh uji bahan bakar adalah Medan, Palmbang, Batam, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakata, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Petimbangan yang

12

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

digunakan terhadap penentuan lokasi pengambilan contoh uji adalah kota kota yang memiliki tingkat populasi penduduk yang tinggi juga tingkat populasi kendaraan yang besar. Contoh uji tersebut merupakan representasi dari bahan bakar jenis premium dan solar yang beredar di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi. Hasil Pengujian Berdasarkan data hasil pengujian 10 kota menunjukkan bahwa bahan bakar bensin sebagian besar wilayah di Indonesia masih dipasok oleh bensin bertimbel terutama di kota Makasar, Palembang dan Medan, sekalipun ada peningkatan pemasokan bensin tanpa timbel untuk kawasan Pantura Pulau Jawa menyusul dihapuskannya timbel dalam bensin di daerah Jabodetabek, Cirebon, Bali dan Batam. Sample yang diambil di Semarang dan Surabaya menunjukkan telah dipasok dengan bensin tanpa timbel, sekalipun 1 sample dari Semarang dan 2 sample di Surabaya memiliki kadar timbel di atas 0,013 g/l. Ini kemungkinan terjadi karena belum selesainya proses cleaning up oleh pemasokan bensin tanpa timbel dari Kilang Balongan sejak diresmikannya Kilang Langit Biru Balongan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 Agustus 2005 yang lalu.

Fuel Sampling Area The sampling areas are Medan, Palembang, Batam, Jabodetabek (greater Jakarta), Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar and Makassar. Those

mentioned had been taken as a sampling area since they are high-populated cities with high motor vehicle population. Those samples represent the distribution of gasoline and diesel fuel in Sumatera, Java, Bali, and Sulawesi.

The Result Based on the results of 10-city fuel monitoring, it is clearly shown that most regions of Indonesia are still supplied by leaded gasoline, especially in Makassar, Palembang, and Medan, although there are increasing supply of unleaded gasoline for the North-Java coast following leaded gasoline phase-out in Greater Jakarta, Cirebon, Bali and Batam. Samples that were taken in Semarang and Surabaya, shows that those cities have already supplied by unleaded gasoline, though one sample from Semarang and two from Surabaya contained lead that exceeds 0.013 g/l. This is possibly happen because unfinished cleaning up process of the Balongan refinery that producing unleaded gasoline, which was officially launched on 28 August 2005 by President Susilo Bambang Yudhoyono.

Sedangkan untuk kota-kota lain rata-rata kadar timbel masih sangat tinggi seperti Bandung (0,117 g/l), Yogyakarta (0,068 g/l), (Makassar 0,272 g/l), Palembang (0,528 g/l) dan Medan (0,213 g/l) jauh di atas ketentuan yang diperbolehkan yaitu 0,013 gr/l.

13

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Sementara untuk angka oktan, sebagian besar pasokan telah memiliki angka yang memadai (RON 90) sekalipun masih ada beberapa kawasan yang masih dipasok bensin dengan angka oktan di bawah RON 88 (spesifikasi Migas) yaitu di kota Medan (RON 87).

Masih dipasoknya bensin bertimbel di sebagian besar kota tentu akan berimplikasi pada berlanjutnya pencemaran timbel di udara dan tingginya kadar timbel dalam darah masyarakat. Data di kota Bandung menunjukkan bahwa kadar timbel (Pb) di udara ambien telah mencapai di atas 2 �g/m3 dan 30% anak-anak usia sekolah memiliki kadar timbel di dalam darah yang melewati ambang batas (diatas10 �g/dl) sehingga diindikasikan mengalami penurunan point IQ, gangguan perkembangan otak dan autis. Selain itu, penggunaan timbel sebagai additive pada bensin menyebabkan tidak dapat dikembangkannya teknologi kendaraan bermotor dengan menggunakan catalytic converter dimana teknologi tersebut mampu menurunkan hingga 90% dari emisi HC, CO dan NOx.

As for other cities, average lead concentration is still high, such as Bandung (0,117 g/l), Yogyakarta (0,068 g/l), (Makassar 0,272 g/l), Palembang (0,528 g/l) and Medan (0,213 g/l), far exceed the standard allowed (0.013 gr/l).

Meanwhile for octane number, most of gasoline supply has proper octane number (RON 90), though there are numbers of area that have octane number below RON 88 (MIGAS specification), for example Medan (RON 87). In the future, the leaded gasoline supply will continuously cause the air pollution and high-blood lead level. Data from Bandung shows that lead (Pb) level in ambient air has exceeds 2 ug/m3, and 30% of school-age children have blood-lead level above threshold (> 10 ug/dl), which will cause the decreasing of IQ level, brain system disorder and autism. Furthermore, the use of lead (Pb) as an additive in gasoline can stop the advance technology of catalytic converter usage, which can reduce up to 90% emission of HC, CO, and NOx.

Sementara untuk solar, sebagian wilayah masih dipasok solar berkadar sulfur tinggi yaitu di atas 2.500 ppm. Beberapa wilayah seperti Jakarta, Palembang dan Batam telah dipasok dengan solar dengan kadar sulfur rata- rata di bawah 1000 ppm. Sulfur dalam bahan bakar solar secara alami berasal dari

14

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

minyak mentah. Apabila tidak dihilangkan pada proses pengiilangan maka sulfur akan mengkontaminasi bahan bakar kendaraan. Sulfur dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap usia mesin dan sangat signifikan terhadap keberadaan emisi partikulat (PM). Dalam program European Auto Oil, diprediksi pengurangan kandungan sulfur dari 500 ppm menjadi 30 ppm akan menurunkan emisi partikulat menjadi 7%. Dengan demikian keberadaan sulfur di atas 1000 ppm sebagaimana yang terukur di banyak kota akan berimplikasi pada tingginya emisi partikulat di udara ambien kota-kota tersebut. Hal tersebut tercermin dari kondisi kualitas udara ambien kota-kota sebagai tersebut di atas, dimana menunjukan partikulat sebagai parameter kritis dominan. Seperti diketahui , emisi partikulat dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat melalui proses pembengkakan membran mukosa karena iritasi sehingga menghambat aliran udara pada saluran pernafasan. Kondisi ini akan menjadi lebih peka terhadap penderita penyakit jantung dan paru-paru maupun para lanjut usia.

For diesel fuel, several areas are still supplied with high-sulphur diesel fuel, which exceed 2500 ppm. Several regions like Jakarta, Palembang, and Batam have been supplied with low sulphur diesel, below 1000 ppm. Sulphur in diesel fuel originally comes

from crude oil. Moreover, it can contaminate the fuel vehicle if the sulphur substance hasn’t been omitted or vanished within refining process. Sulphur can influence the machine age, and significantly affects the existence of particulate emission. The European Auto Oil program predicts that the decreasing of sulphur from 500 ppm to 30 ppm will reduce the particulate emission into 7%. Thus, sulphur within overage of 1000 ppm, which had been measured in several cities, will cause the high-particulate emission level in the ambient air. This condition is a reflection from the quality or the ambient air in those cities mentioned, where as the particulate’s being a dominant critical parameter. As it known, particulate emission can affect human health through mucosa membrane swelling because of irritation and as a result it will slow down airflow in the respiratory system. This condition will become more vulnerable to heart disease and lung disease patients as well as people in the late age.

Sementara Index Cetane masih dalam kisaran 48 hingga 68. Angka ini sekalipun sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh Ditjen Migas, Dept. ESDM, harus ditingkatkan apabila ingin memperbaiki

15

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

kualitas udara. Angka Cetane selain mempengaruhi emisi kendaraan dan konsumsi bahan bakar juga berpengaruh secara signifikan terhadap emisi NOx terutama pada beban rendah. Peningkatan Angka Cetane dari 50 menjadi 58 akan menurunkan 26% emisi hidrocarbon (HC) dan karbon monoksida (CO). Dalam kaitannya dengan konsumsi bahan bakar, kenaikan angka Cetane akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan juga kebisingan mesin. Dengan demikian, baik bensin maupun solar masih perlu ditingkatkan kualitasnya. Untuk bensin, penghapusan timbel menjadi prioritas untuk diterapkan tahun ini, apalagi dengan kenaikan harga bensin Premium (bertimbel dengan RON 88) menjadi Rp 4.500 per liter kiranya merupakan peluang upaya itu mengingat harga bensin tanpa timbel RON 89 berdasarkan MOPS adalah US$ 66/barel atau setara dengan Rp 4.100 per liter. Demikian pula untuk solar, penurunan kadar sulfur harus segera diturunkan mencapai maksimal 500 ppm.

Meanwhile Cetane Index was still in the range of 48 – 68. Even if this numbers were still suitable with Directorate General for Oil and Gas specification, it must be enhanced if we still want to improve air quality. Cetane

number can influence vehicle emission and fuel consumption significantly. It also influences NOx emission especially at low duty. The enhancement of cetane number from 50 into 58 will reduce 26% hydrocarbon (HC) and carbon monoxide (CO). The enhancement of cetane number will reduce fuel consumption and also engine noise.

Therefore, both premium gasoline and diesel fuel are still need to be improved. For gasoline, the phase out of leaded gasoline must be a priority for Indonesia at this year, with the increase of premium gasoline price from Rp. 2400 (24 US cent) into Rp. 4500 (45 US cent) per liter since October, 1 2005 is suppose to be a chance to phase out leaded gasoline, because refer to the price of unleaded gasoline RON 89 based on MOPS (Mid Oil Plants Singapore) is US$ 66/barel or equal to Rp. 4100 per liter. For diesel fuel, sulphur content must be reduced up to maximum 500 ppm.

Upaya tersebut hendaknya diikuti pula dengan peningkatan kualitas bahan bakar untuk berbagai karakteristik lainnya di dalam bahan bakar melalui penurunan kandungan aromatik, olefin, benzena (pada bensin) dan peningkatan angka cetane (pada solar). Hal

16

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

tersebut menjadi prasyarat untuk penerapan rencana aksi penurunan emisi kendaraan bermotor secara terpadu dalam kerangka peningkatan kualitas udara terutama khususnya di daerah perkotaan. Apabila hal tersebut tidak segera dilakukan maka pencemaran udara selain membebani kita juga akan terus mengganggu perkembangan kesehatan anak-anak kita serta berdampak pada penurunan kualitas hidup.

Rekomendasi • Seiring dengan peresmian Kilang Langit

Biru Balongan yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 Agustus 2005 sebagai hasil modifikasi Kilang Balongan perlu diresmikan pula kota-kota di P Jawa dan Pantura Jawa sebagai kawasan bebas bensin bertimbel. Hal ini sesuai dengan hasil temuan penelitian ini bahwa kawasan tersebut dalam proses clean up menuju bensin tanpa timbel. Terutama Yogyakarta yang pada tahun 2006 menjadi tuan rumah pertemuan internasional Better Air Quality sudah sepatutnya segera dideklarasikan sebagai kota bebas bensin bertimbel. Namun demikian, peran Pemerintah Daerah dan masyarakat Yogyakarta sangat diperlukan dalam memantau guna mempertahankan proses clean up ini berjalan sesuai dengan program Langit Biru Balongan.

The effort supposed to be synchronized with enhancement of fuel quality includes the reducing of aromatic, olefin, benzene (in gasoline) and cetane number enhancement (in diesel fuel). Those efforts have become a

pre condition for implementing integrated vehicle emission reduction especially in the major cities. If the efforts are not engaged immediately then air pollution will continue jeopardizing us through reducing our life quality and destroy children health.

Recommendation • Along with the operation of the

Balongan Blue Sky refinery, which was launched by President Susilo Bambang Yudhoyono on 28 August 2005 as a modification of previous Balongan refinery, it is needed to inaugurate cities in Java Island and North-Java coast, as unleaded gasoline territory. This fact is relevant to the result of the research, that those areas are still on clean-up process into unleaded. Especially Yogyakarta, which will hold the international conference of Better Air Quality in 2006, should be declared as an unleaded city. However, the regional Government of Yogyakarta and its people play an important role to evaluate this clean-up process, according to the Balongan Blue Sky Refinery Project.

• PERTAMINA harus memberikan informasi secara berkala tentang kualitas bahan bakar baik bensin maupun solar yang ada di pasar di

17

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

seluruh kota di Indonesia dengan didasarkan pada hasil uji laboratorium atas sample yang diambil dari SPBU dan Depo. Hal ini perlu dilakukan sebagai kewajiban sebagai produsen terhadap konsumennya (UU Nomor: 8/1999 Tentang Perlindungan Konsumen).

• Untuk mencapai Indonesia bebas timbel 2005, maka paling lambat pada akhir tahun ini timbel tidak boleh digunakan lagi dalam bensin. Sebagai pengganti, maka sebaiknya Pertamina menggunakan octane booster yang ramah lingkungan dan memenuhi kriteria bagi pengembangan teknologi otomotif yang ramah lingkungan, di mana octane booster pengganti ini telah distudi bahkan beberapa di antaranya telah diterapkan di berbagai negara.

• Menindaklanjuti seruan Presiden Susilo saat meresmikan Kilang Langit Biru Balongan pada tanggal 28 Agustus 2005 tentang saatnya penerapan bio-fuels sebagai solusi atas krisis BBM, adalah kewajiban Pertamina menggunakan octane booster pengganti timbel yang berasal dari bahan bio-fuels.

• Dipersiapkannya penerapan kebijakan penggunaan katalitik konverter untuk wilayah yang telah dipasok dengan bensin tanpa timbel.

• PERTAMINA should give continuos information about the quality of diesel fuel and gasoline that being distribute in

every cities in Indonesia, based on laboratories result from samples, which were taken from public gas station and depot. This step is considerably needed due to producer obligation toward consumer. (Regulation No. 8/1999, Protection of Consumer Rights)

• This year is the latest time for the leaded gasoline usage; in order to achieve the Indonesia free-leaded by 2005. As a substitute, it is better for Pertamina to use the friendly octane booster that is qualified to automotive technology development, where this substitute octane booster has been researched; moreover, some of them have been implemented in several countries.

• As an action that based from President Susilo previous speech at Balongan Blue Sky Refinery Project, August 28, 2005 about the implementation of bio-fuels as a solution to fossil fuel crisis; it is an obligation for Pertamina to use alternative octane booster from bio-fuels.

• Preparation of catalytic converter usage policy for regions that have been supplied with unleaded gasoline.

18

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS BAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR DI

10 KOTA DI INDONESIA

JAKARTA 22 NOVEMBER 2005

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua Yang terhormat, Para undangan dan segenap peserta yang berbahagia, Terlebih dahulu mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat walafiat dalam rangka acara pemaparan Pemantauan Kualitas Bahan Bakar Bensin dan Solar di 10 Kota Besar di Indonesia. Pada kesempatan ini kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada segenap pihak yang telah memprakarsai penyelenggaraan kegiatan ini yang ditunjukan terutama kepada kota-kota dalam rangka meningkatkan kualitas udara yang berdampak terhadap kesehatan

warganya.

THE MINISTRY OF ENVIRONMENT REPUBLIC OF INDONESIA

QUALITY MONITORING PUBLICATION FOR GASOLINE AND DIESEL FUEL IN 10

MAJOR CITIES IN INDONESIA

JAKARTA, 22 NOVEMBER 2005

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Greetings to all of us With honour, All dedicated audience, A great thankful to Allah SWT with all of His blessing for all of us, today, together we are all here in good condition, to participate on the event: valuation of Gasoline and Diesel Fuel in 10 big cities around Indonesia. It has been a great pleasure for us to give the best reward to all who have fully participated, making the better air quality and its impacts for people health.

Bapak-bapak ibu-ibu, peserta undangan yang saya hormati,

19

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Penurunan kualitas udara sebagai dampak negatif dari emisi kendaraan bermotor saat ini secara nyata dirasakan oleh sebagian besar warga masyarakat perkotaan terutama dampak kesehatan disamping dampak kenyamanan dan menurunnya citra kota di mata dunia. Menurunnya kualitas udara tersebut terjadi dengan adanya berbagai polutan pencemar udara yang melampaui baku mutu ambient, salah satunya adalah timbal (Pb). Dampak kesehatan dari timbal di dalam bahan bakar bensin sudah banyak diketahui terutama penyakit hipertensi, jantung koroner dan khususnya penurunan IQ pada anak balita. Pencemaran udara dari kendaraan bermotor menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Bank Dunia menghitung bahwa kerugian akibat bensin bertimbal di Indonesia mencapai US $62 juta dollar pada tahun 1990 saja sedangkan pada kurun waktu 1995 – 2000 kerugian yang harus ditanggung apabila tidak dilakukannya penghapusan bensin bertimbal adalah sebesar US $548 juta. Perhitungan tersebut belum memperhitungkan dampak kesehatan dari pencemaran gas buang lainnya dari kendaraan bermotor dikarenakan tidak dilengkapi catalytic converter disamping akan kehilangan daya saing produk-produk nasional karena tidak mampu untuk memenuhi standar internasional.

With respect, Ladies and Gentlemen,

The decreasing of air quality, as an negative impact from vehicle emission, obviously affect almost urban people, especially for its health effect besides the causes of inconvenient and the decreasing of city image through the international point of view. The decreasing of air pollution is caused by the overage ambient capacity of air pollutant, such as lead substance (Pb). It’s clearly shown that the lead substance in gasoline could trigger hypertension, lung coroner, especially the decreasing of under-five children IQ level. The vehicle air pollution causes the economic crisis. The World Bank counted that the lack of the leaded gasoline in Indonesia was US$ 62 million in 1990, while between 1995 – 2000, the lose out of the leaded gasoline was US$ 548 million. This calculation hasn’t included the health impact from other vehicle emission pollutant, since it hasn’t equipped by catalytic converter; besides, the lose-out of national product competitiveness for it is under qualified ability toward international standardization.

Hadirin yang saya hormati,

20

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Hingga saat ini penggunaan bensin tanpa timbal di dunia sudah mencapai 80%. Untuk kawasan Asia, Indonesia merupakan negara yang tertinggal dalam pemberlakuan penggunaan bensin tanpa timbal dibandingkan dengan negara tetangga Asia. Keterkaitan kualitas bahan bakar kendaraan bermotor sangat berpengaruh terhadap perkembangan teknologi mesin kendaraan bermotor di masa mendatang. Dengan adanya upaya untuk mengharmonisasi standar emisi kendaraan bermotor di kawasan Asia Pasifik dan dunia saat ini, maka kehadiran bensin bertimbal menjadi hambatan bagi industri otomotif nasional untuk mengembangkan teknologi kendaraan ramah lingkungan dan bersaing di pasaran bebas.

Menyikapi tersebut, pemerintah telah sejak lama berupaya untuk menghapuskan senyawa timbal dalam bensin sejak tahun 1996. Namun program ini terhambat dengan terjadinya berbagai peristiwa nasional lainnya seperti asap dan krisis moneter tahun 1997-1998, sehingga baru pada bulan Oktober 1999 ditetapkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi RI Nomor 1585 Tahun 1999 yang mempersyaratkan dihapuskannya timbal dalam bensin pada tanggal 1 Januari 2003. Pada bulan Agustus 2002, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan penundaan penghapusan timbal dalam bahan bakar bensin hingga Tahun 2005 dikarenakan terhambatnya modifikasi kilang Pertamina yang dapat menghasilkan bensin tanpa timbal tersebut.

Respectful audience,

Recently, the use of unleaded gasoline around the world has reached up to 80%. For Asia, Indonesia is still left behind for the use of unleaded gasoline implementation in contrast with other Asian countries. In fact, the effort to harmonize the vehicle standard emission around Asia Pacific or even world as a unity, has been obstacle by the presence of leaded gasoline through national automotive industry for its invention to develop the environmental-friendly vehicle and able to compete in free market.

To overcome this matter, since 1996, the government has already started to phase-out leaded chemical compound. Nevertheless, this program has been obstacles by other national phenomenon, such as smoked and monetary crisis along 1997 – 1998. Therefore, on October 1999, the Decision of Mining and Energy Ministry of Republic Indonesia (No. 1585/1999) has just started to be implemented. This regulation requires to phase-out the lead substance in gasoline as per January 01, 2003. On August 2002, Department of Energy and Mineral Resources postponed the unleaded gasoline regulation until 2005, due to the recession of Pertamina refinery, which supplies the unleaded one.

21

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Sejalan dengan hal tersebut diatas KLH mengeluarkan Keputusan Menteri Nomor 141 Tahun 2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang Sedang Diproduksi (Current Production) dengan mengacu kepada standar emisi kendaraan EURO II yang mempersyaratkan adanya bensin tanpa timbal dan solar berkadar sulfur rendah (dibawah 500 ppm). Bapak dan ibu peserta undangan yang saya hormati, Untuk tetap mendapatkan data yang valid tentang kualitas udara di kota-kota besar, perlu dilakukan pemantauan terhadap kualitas bahan bakar kendaraan bermotor. Pemantauan terhadap kualitas bahan bakar bensin maupun solar secara berkesinambungan, bertujuan tidak lain adalah untuk mengajak pihak produsen bahan bakar untuk terus mempertahankan konsistensinya dalam upaya menghadirkan kualitas bahan bakar yang lebih baik dan ramah lingkungan. Situasi dimana dengan adanya kenaikan harga BBM akhir-akhir ini tentu harusnya dibarengi dengan upaya Saudara untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih bermutu. Dengan adanya bahan bakar bersih akan terbuka peluang untuk lebih meningkatkan kualitas udara dibarengi dengan momentum yang diciptakan dunia industri untuk terus melakukan upaya peningkatan teknologi produksi kendaraan bermotor sehingga dapat menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan.

Simultaneously, the Ministry of Living Environment issued its Decision Letter (No. 141/2003) about the Limits of New-type Vehicle Emission and Current Production according to Euro 2 standard emission, which requires the availability of unleaded gasoline and diesel fuel within low-sulphur level (under 500 ppm).

Ladies and Gentlemen, It’s considerably important to get a valid data of air quality in big city; therefore, we need to achieve the controlling of vehicle fuel quality. Observation of vehicle fuel quality or the diesel one periodically, is aimed to influence the fuel producers to keep their consistency in purpose to make a better fuel quality and friendly one. The increasing of fuel fossil price ought to be followed by our achievement to produce a better fuel production. Together with the effort to optimise vehicle technology production, the presence of clean fuel will make the air quality better and possible to invent the environmental-friendly vehicle.

22

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Ladies and Gentlemen, Bapak dan ibu yang saya hormati, On this opportunity, yet, we remind all party, especially The Energy and Mineral Resources together with Pertamina continuously support the implementation of unleaded gasoline as a forward and real step through campaign year, 2005, as a Indonesian Free Leaded Gasoline Year that has been agreed together, especially with Department of Energy and Mineral Resources, Legislative Council, Pertamina, Automotive industry, Territory Government, and other stakeholders. Moreover, the international support, which has been initiated by UNEP continuously, sustained our effort against the use of leaded gasoline to save our future generation.

Pada kesempatan ini, kami mengingatkan kembali semua pihak, terutama ESDM dan Pertamina untuk terus mendukung diterapkannya penggunaan bahan bakar bensin tanpa timbal sebagai tindak lanjut dan langkah nyata atas pencanganan tahun 2005 sebagai Tahun Insonesia Bebas Bensin Bertimbal yang telah disepakati bersama terutama dengan Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, DPR, Pertamina, industri otomotif, pemerintah daerah, dan para stakeholders lainnya. Tidak kurang dukungan internasional pun kita peroleh dalam rangka memperbaiki kualitas udara kita, misalnya gerakan yang diprakarsai oleh UNEP yang secara terus menerus mendukung upaya kita dalam menghapuskan timbal dalam bensin demi penyelamatan anak-anak kita dan generasi mendatang.

Thank you for your kind attention, Sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas

perhatian Saudara. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, 22 November 2005

Jakarta, 22 Nopember 2005

Minister of Environment, Menteri Negara Lingkungan Hidup,

Rahmat Witoelar Rahmat Witoelar

23

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

SLIDE PRESENTASI OLEH: AHMAD SAFRUDIN A (KOORDINATOR KPBB)

PRESENTATION SLIDE BY: AHMAD SAFRUDIN (COORDINATOR KPBB)

24

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

25

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

26

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

27

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

28

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

29

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

30

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

31

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

32

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

SLIDE PRESENTASI OLEH: RIDWAN D. TAMIN (ASDEP URUSAN PENGENDALIAN PENCEMARAN EMISI SUMBER BERGERAK – KLH)

PRESENTATION SLIDE BY: RIDWAN D. TAMIN (ASSISTANT DEPUTY FOR VEHICLE EMISSIONS POLLUTION CONTROL)

33

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

34

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

35

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

36

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

37

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

38

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

39

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

40

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

41

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

42

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

43

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

44

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Notulensi Konfrensi Pers Ridwan Ass Wr Wb Terimakasih kepada bapak-bapak ibu ibu dari media cetak dan elektronik. Kami ingin menyampaikan bahwa ini kelanjutan dari upaya kami melakukan penghapuskan timbal dalam bensin dalam paket untuk mengendalikan pencemaran udara. Bahan bakar merupakan salah satu komponen utama disamping masalah lain kendaraan angkutan. Tapi dalam hal ini yang betul-betul menjadi pokok permasalahan adalah kami telah melepaskan Euro-2 tahun 2005 dan 2007 ini kendaraan sudah harus Euro 2, itu berarti dead line untuk bensin bertimbel juga seyogyanya juga tidak dipergunakan lagi. 2005 mobil-mobil baru sudah mulai dan 2007 sudah dead line nya. Untuk motor tahun 2006 sudah 4 tak. Dalam konteks ini kita lihat perkembangan bahan bakar dikaitkan dengan kondisi global memiliki kesulitan. Masalah transisi ini ada beberapa opsi; satu, menghasilkan HOMC selain pembangunan kilang; kedua, memasukan peran swasta; ketiga, merubah bakan bakar timbel dengan altetrnatif yang lain misalnya gas, dengan menghasilkan aditif-aditif untuk mengganti timbel. Keempat item ini mempunyai masalah. Untuk gas ini juga sudah dilepaskan surat dari ESDM untuk dikeluarkan inpres tentang BBG sejak bulan Maret dan sampai saat ini masih dalam proses. Dan untuk aditif pun memiliki aspek unsur kehati-hatian menyangkut kandungan organometaliknya, Jadi semua item nya bergerak, celah yang ada dengan harga dinaikan ini harga bensin juga sudah Rp. 4500 tapi pertamax sudah Rp. 5000 bedanya sudah sedikit, di sini juga sudah terbuka peluang untuk menghasilkan ULG untuk pasokan BBM yang akan datang.

Minutes of Meeting from Press Conference Ridwan Ass Wr Wb We’d like to say thank you for mass media and also electronic media. We also would like to state that this is our forward effort to phase-out the leaded gasoline, in order to manage the air pollution. Fuel has become one of major component beside other vehicle matters; yet, the main problem is we’ve released the Euro 2 in 2005 and 2007 ought to be Euro 2. This also means that the dead line for leaded gasoline shouldn’t being used any longer. By 2005 the new car production has just started to operate, and the dead line will be in 2007. By 2006 the motorcycle has already four-stroke engine. This context is quite related to the fuel future progress with global condition at the same difficulties. Several option on this transition matter, as follows: first, to produce the HOMC beside the development of refinery; secondly, to involve the private sector; third, to substitute the leaded gasoline with other alternative, such as gas, with additive substances to substitute the lead. Fourth, this item has a problem. A formal letter of decision has been issued by the Mineral Energy Resources to publish a President Instruction Letter about Gas Fuel starting from March until now, still in process. As for the additive, still need to be careful due to its organometalic substance. Therefore, every item is mobile object, with the price that has been increased to Rp. 4500, while pertamax’s already Rp. 5000, within less different to open new opportunity to produce the ULG for the next fossil fuel supply.

45

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Sesi Tanya Jawab BBC London (Riska)

1. Sebenarnya koordinasi antar pihak depatemen apakah sudah mengeluarkan peraturan, dari pihak anda sendiri (KLH) sudah mengeluarkan peraturan apa, kemudian dari ESDM mengeluarkan peraturan dan bagaimana dengan departemen keuangan untuk kebijakan mengurangi penghapusan bensin bertimbel sselama in ?

2. Mengenai bio fuel selama ini

bagaimana perkembangannya di Indonesia, kapan bisa menggantikan bensin bertimbel?, terimakasih.

Rakyat Merdeka Kenapa pengaruh pb berdampak ke anak-anak. Apakah timbel ini hanya terdapat pada bensin. Bagaiman dengan bahan bakar lainnya Industri Otomotif Melihat ada temuan hasil dari KPBB kenapa sampai sekarang belum juga inpres bio fuel belum tuntas

Question & Answer Session BBC London (Riska)

1) Actually, according to the coordination of all related department, has it issued the regulation, from your side, of course, The Living Environment Ministry, what kind of platform has been issued, The Mineral Energy Resources has been also, furthermore, what about Finance Department, has it already allocated for the implementation to reduce the leaded gasoline?

2) According to bio-fuel, how’s the current progress in Indonesia, when will it replace the use of gasoline. Thank you.

Rakyat Merdeka Why does the lead substance (Pb) affect children health? Does this lead substance only found on gasoline? What about other fuel substances? Automotive Industry According to KPBB (Join Committee for leaded Gasoline Phase-out), why does the president instruction about bio-fuel still in progress?

46

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Paul (Swiscontact) Pertama, Arahnya KLH ini ke mana, jangan sampai timbel ini dihapuskan nanti ada penyakit baru, ini ada indikasinya keluar dari mulut harimau masuk mulut buaya karena aditif untuk mengganti Pb adalah HOMC. Sementara HOMC ini meningkatkan HC di udara. Kalau ini dilihat dari laporan pemantaua KLH sendiri tentang pemantauan udara di Indonesia, di 10 kota yang dipantau itu, ozon yang merupakan parameter kritis. Dan ozon itu datangnya dari HC. Jadi jangan karena menghapuskan bensin bertimbel akhirnya dampaknya akan kanker atau leukemia juga. Kedua, tadi pak menteri mengatakan bahwa jangan sampai dead line dilanggar. Saya takut jangan-jangan KLH ini belum mengenali musuh bersama dari masyarakat terhadap penghapusan bensin betimbel kalau kita mencari stakeholder yang sepaham untuk penghapuskan itu. Saya bukan membela Pertamina, tapi tadi Pertamina mengatakan bahwa tergantung uang, kalau uang ada hari ini juga bisa ULG (unleaded gasoline), kata mereka. Siapa sih kekuatan yang perlu di tembus sehingga ULG bisa digulirkan. TV 7 Kepada Pak menteri bagaimana ke depannya ULG, karena kan ke depannya baru beberapa kota di Indonesia belum seluruhnya. Apakah ke depannya akan secepat mungkin, karena dari dalam sendiri juga banyak hambatan selain dari Pertamina. Bagaimana penyelesainnya.

Paul (Swiscontact) First, what is the main purpose of Living Environment Ministry on this issue? Don’t let the new symptom comes after the lead phase-out process; a double jeopardy tendency to substitute the lead substance is HOMC. While this HOMC tent to rise up the HC air content. According to 10-city research conducted by The Living Environment Ministry, ozone is a critical parameter that comes from HC. Do not let the impact of cancer or leukemia comes after the phase-out of leaded gasoline. Secondly, it’s been said by the Living Environmental Minister not to crossed-out the deadline. I’m afraid, whether the Living Environment Ministry haven’t recognized our enemy of the state from society toward the phase-out of leaded gasoline itself or not, if we look for the same stakeholder to accomplish the phase-out. It doesn’t mean that I’m on Pertamina sides; nevertheless, Pertamina said that it’s all matter of business, as if it’s ready for today, the Unleaded Gasoline can be done obviously. Thus, who is the real power needs to achieve toward the accomplishment of unleaded gasoline? TV 7 To his Excellency, how is the future step of the unleaded gasoline, since there are only several cities in Indonesia included. Will it be easy to accomplish since many obstacles have faced Pertamina. Is there any solution?

47

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

MENTERI Pertanyaan ini disampaikan kepada kita semua. Tapi saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang kurang lebih saya anggap bisa. Pertama, bagaimana dengan koordinasi dengan yang lain ini tidak ada kekurangan karena ini adalah keputusan dari kabinet dan lebih khusus lagi menteri-menteri terkait, khususnya Menteri ESDM, Perhubungan, KLH, jadi sebenarnya tidak ada masalah, tarik-menarik antar kebijakan ini sepakat. Tapi kenapa kok tidak jadi-jadi, itu yang anda tanyakan jadi kenapa dead line mundur-mundur terus, siapa sih musuhnya? sebenarnya musuhnya itu bukan manusia tapi keadaan, masalahnya adalah keuangan, dana, prioritas dari penganggaran. Karena kita ini ada dalam keadaan kerawanan anggaran, kenaikan crude, jadi APBN nya juga sukar maka ada beberapa prioritas yang disusun ulang tapi kita minta jangan sampai ini dikorbankan. Saya menganggap ini adalah masalah kesehatan nasional. Jadi tidak ada dari man to man atau dari menteri ke menteri tetapi adalah masalah kita bersama. Saya ingin mendorong supaya pemasukan ULG ini segera dilaksanakan walaupun masih ada kesukaran,tapi dinomor awalkan lah begitu. Dari TV 7 tadi nantinya kota lainnya, intinya bahan bakar itu disediakan lewat Pertamina karena ada problem sehingga tidak cepat dilaksanakan .

HIS EXCELLENCY MINISTER

This question is purposed for all us. But I tried to answer properly. First, there’s no missing link found related to other coordination, since it’s known as cabinet decision; furthermore, other related ministers, especially The Mineral Energy Resources, DEPHUB, The Living Environment Ministry. Instead, there’s no significant matter, in other words, has already confirmed. But some of participants have always asked me for constant question, which actually has been discussed before, why we still postponed the deadline, or even, which’s been the real enemy? Our actual rival parties are finance, fund, and priority from the budget.

Presently, we face the budgetary crisis, crude increasing; nevertheless, it won’t be easy in APBN, considerably needed to reschedule the priority, don’t make this useless. I’ve assumed this as a national health issue. Therefore, no need to face a problem directly, or inter minister; this become our joint problem. Hopefully, this Unleaded Gasoline (ULG) can be carrying out immediately; though there are still many difficulties, it ought to be a major priority. Basically, Pertamina supplies the fuel needs, since there’s still a problem, it can’t be done instantaneously.

48

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Program ini kita awalnya kota-kota yang banyak penduduknya, karena tentunya banyak kerugiannya juga banyak dan keuntungannnya juga banyak. Tentunya di seluruh negara juga juga demikian, dalam contoh expose ini juga ada contoh-contoh kota yang baik (Jakarta sudah), Yogya juga nanti kita ingatkan, nanti ada konferensi BAQ. Mestinya dalam waktu yang singkat kalau ada satu jenis BBM yang tanpa timbel maka seluruh Indonesia akan keluar dari stigma negara-negara primitif yang masih menggunakan bahan bakar zaman baheula. Soal Pb terhadap anak-anak, nanti staf saya atau yang lain yang akan menjawab. Tapi kayaknya bagaiamna pun juga anak-anak lebiih sensitif dan dalam proses pertumbuhannya lebih membutuhkan hal-hal yang bersih dan bergizi, tapi mulai menengah ke atas mungkin tidak ada bedanya dikasih timbal atau tidak, tapi nanti yang scientific akan disampaikan yang lain. Mengenai bio fuel, meski ada dasar-dasarnya, sekarang sedang dalam bentuk besar-besaran menyediakan pasokan bio fuel dengan penanaman jarak, singkong dan lainnya belum matang. Tapi secepatnya akan kita usahakan sehingga kita bisa menanyakan tentang keppres ini yang mengizinkan ada produk-produk aditif yang bio fuel kalau dicampur dengan bensin tidak terkena pasal oplosan, niat baik untuk menghemat dioplos kena dipenjara 5 tahun, itukan tidak baik. Tapi ini tidak bisa untuk menggantikan semua, tapi hanya beberapa persen (10 atau 20%) seperti negara-negara lain dalam mengurangi emisi. Demikian saya kira.

At the beginning, the program was aimed to a high-populated city, with the same loss and benefit as other countries had, in this expose sample there are several free-leaded city, such as Jakarta, while Yogya is still going to be, later on there will be BAQ conference. Surely, Indonesia will move out from primitive country stigma, which still use the ancient fuel usage, as if there’s one type of the unleaded fossil fuel. About the lead substance matter, I’ll delegate it to my staff. However, children are more sensitive, at their growth need a better nutrition, and yet, there aren’t any significant differences for middle-up class, whether it leaded free or not. I’ll let you know the scientific explanation through my staff, later on. Discussing the bio-diesel, though based on something, recently is still processed in a large-scale supply the bio-fuel by Jatropha plantation, while cassava and others haven’t grown yet. Nevertheless, we’ll accomplish it immediately, so we ask more about this President Decision Letter, which allows the availability of bio-fuel additive, as if it’s mixed by gasoline, can’t be tricked by illegal-mixing oil regulation. However, in my opinion, it’s not a good idea to do this way. Yet, it can only replace 10% or 20%, same as what’s happened in other countries in eliminating the emission level.

49

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Puput Sudah benar seperti yang dikatakan Pak Menteri bahwa anak-anak lebih sensitif. Karena anak-anak kondisinya masih labil dan masih dalam perkembangan. Organ otaknya masih dalam perkembangan dan pertumbuhan sehingga bisa terkontaminasi timbal dan akan menjadi racun yang menghambat perkembangan di otak, sehingga organ yang belum sempurna tadi akan terganggu, tidak hanya terganggu bahkan akan terjadi kerusakan pada organ otak tersebut. Anak-anak yang terkontaminasi pb dan bila telah mencapai ke otak akan mengalami kesulitan belajar dan bahkan penurunan point IQ. Riset juga mengatakan anak-anak yang mengandung 10 mikrogram/desiliter akan mengalami kehilangan IQ sebesar 2,5 point IQ. Kemudian soal keluar dari mulut harimau kemudian masuk ke mulut buaya sebagaiman pertanyaan Pak Paul dari Swisscontact, ... itu sebenarnya tidak benar. Karena saya yakin juga Pak Paul juga sudah mengerti permasalahannya atau jangan-jangan ini hanya kura-kura dalam perahu saja? Mana tadi Pak Paul, ... kok ”ngilang”? Tapi baiklah saya coba jelaskan karena terlanjur dilemparkan oleh Pak Paul ... jadi begini, kenapa kita harus menghapuskan timbal, sebenatnya kita ingin menghapuskan atau mengeliminir HC yang karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker dan parameter pencemar lain termasuk CO dan NOx. Artinya kita tidak bisa menurunkan HC tanpa melalui proses penghilangan timbel terlebih dahulu.

Puput As his Excellency has said, Minister, children are more sensitive for their unstable condition and growth. Their brain organ still on growth, thus, can be easily contaminated by lead substance, which will turn to be poisonous and hinder the brain progress. This imperfect organ is not only being hindered, but also will cause the broken of brain organ. Children, which its contamination has passed over the brain system, will find difficulties on their study, or even worst, the decreasing of IQ level. A research shows that children within 10-microgram/dl content will loose their 2.5-point IQ points. Discussing about the double jeopardy tendency, as Mr. Paul from Swisscontact said, actually, it’s not quite truthful. I’m sure that Mr. Paul has already understood about this matter, or you just pretended to stand in contrast? Hey.. Where is Mr. Paul, where does he disappear? Nevertheless, I try to explain as Mr. Paul asked it, so the reason why we have to phase-out the lead substance is to eliminate the carcinogenic HC that cause cancer, same as other parameters such as CO and NOx. In other words, we can’t reduce the HC content without phasing-out the lead substance.

50

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Saya sudah sampaikan tadi bahwa dengan diterapkan teknologi advance untuk kendaraan bermotor dalam konteks pemasangan catalitic converter yang memiliki peran untuk mengoksidasi sisa pembakaran yang tidak sempurna dari ruang mesin, sehinga dengan oksidasi pembakaran yang tidak sempuran itu emisi HC, CO dan NOx bisa diturunkan. Jadi keliru besar apabila penggantian timbel dengan HOMC sebagai octane booster dianggap keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya, apalagi jika octane booster yang digunakan adalah ramah lingkungan seperti ethanol. Namun demikian memang kita harus mencegah agar penggunaan octane booster pengganti timbel ini hendaknya yang non metalic. Di samping itu, hendaknya kebijakan nasional tentang bensin tanpa timbl ini harud disambut paling lambat 2 tahun setelah itu dengan kebijakan pemasangan catalitic converter. Jadi kondisi Jakarta atau wilayah lain yang telah memiliki bensin tanpa timbel, harus kita dorong untuk segera masuk ke kebijakan catalitic converter, sekalipun ini akan menjadi kendala karena dengan pemasanganan catalitic converter itu akan berimplikasi dengan penambahan biaya, tapi kita akan mencari solusi, kita akan mendorong otomotif, sehingga ke depan indutri otomotoif harus siap ketika memproduksi kendaraan bermotor itu harus sudah dilengkapi dengan catalitic converter dengan demikian konsumen membeli mobil sudah include dengan catalitic converter-nya agar tidak menjadi (tidak terasa) beban tersebut bagi konsumen.

As I’ve explained before, the implementation of vehicle advance technology in terms of catalytic converter setting roles to oxidize the imperfect burning process from engine; therefore, with this imperfect burning process, certain emission such as HC, CO and NOx could possibly reduced. It’s a big mistaken, if the replacement of lead by the HOMC as octane booster tends to be double jeopardy; likewise, if we use a friendly-environment octane booster such as ethanol. Thus, the use of substitute octane booster is better to be non-metallic. Besides, the national policy of the unleaded gasoline should be implemented within two years after, by this catalytic converter policy. We’ve to urge Jakarta and other unleaded areas to go into catalytic converter, though it’s seemed hard, since the setting up of catalytic converter will automatically affect some additional cost. Still, we’re looking through the solution, influencing the automotive industry to be ready to produce a catalytic-converter vehicle, therefore, the vehicle will be fully equipped with catalytic converter, and it won’t burden the consumer’s budget.

51

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Artinya, kalau kita ingin menurunkan emisi kendaraan bermotor, gerbang pertama yang harus dilalui adalah penghapusan bensin bertimbel, setelah penghapusan bensin bertimbel dihapuskan baru kita akan melakukan kebijakan lain dengan memasang catalitic converter yang berfungsi untuk menurunkan beberapa emisi termasuk HC seperti yang dipermasalahkan tadi. Di mana pun, itulah rumusannya yang telah dibuat oleh para cerdik pandai di bidang otomotif ketika kita ingin menurunkan emisi dari kendaraan bermotor. Kemudian kaitannya dengan harga, kalau kita sampaikan ke Pertamina maupun ESDM sebenarnya kita memiliki peluang bagus ketika pemerintah menaikan harga bensin premium menjadi Rp. 4500/liter. Sebetulnya pada tanggal 3 Oktober kita telah mengeluarkan release, terimakasih teman-teman telah mempublikasikannya. Sebenarnya dengan Rp. 4500 kita punya peluang memiliki ULG, kenapa karena setelah kita cek berdasarkan data di bursa minyak di Singapure. Misalnya yang dikelarkan oleh Atus media (?) itu menyatakan bahwa ULG dengan RON 89 itu harganya US$ 66 per barel, itu kalau di konfersi ke rupiah sebesar Rp 4100/liter. Sebenarnya kita memiliki harga 4500. kalau tidak percaya silahkan cek di situs Artus Media (?) bulan September. Memang waktu itu kami memperoleh sanggahan dari Humas Pertamina bahwa harga import premium adalah 78 dollar per barel kalau di konversi ke rupaiah menjadi 4900 rp/liter. Tapi jangan lupa bahwa premium yang dijual di Indonesia dan premium yang di Jual di Internasional itu berbeda.

It also means whenever we reduce the vehicle emission, the first gate to face on is the phase-out of leaded gasoline. Moreover, after it’s already happened, we’ll go toward another policy by setting up the catalytic converter with its usage to reduce several emissions, such as HC, as it’s been previously discussed. However, that’s the platform that has been made by automotive experts, likewise, the reducing of vehicle emission. As its price relation through Pertamina or The Mineral Energy Resources, we actually have a good opportunity to increase the price of premium gasoline becomes Rp. 4500/l. Actually, on last October we issued a release, therefore, I’d like to thank my colleagues for their publication. With this Rp. 4500/l, we have an opportunity to catch the unleaded gasoline, considering to the Singapore oil exchange data. For example, the one that’s been finished by Atus media (?) stated that the unleaded gasoline that is contented by RON 89, costs US$ 66 per barrel, or equals to Rp. 4100/litre. Essentially, it costs Rp. 4500, please check on Artus Media (?) website, September issue. Previously, we received a denial statement from Pertamina public relation section, that the price for imported premium is US$ 78 per barrel, or equals to Rp. 4900/litre. Yet, the premium gasoline sold in Indonesia is different from international market

52

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Di pasar Internasional itu RON nya 92 sedangkan di Indonesia 88. Kalau kita mau konversi ke kita itu haru di konversi juga nilai RON nya. RON 92 sudah pasti lebih mahal dari Ron 88 yang dipasarkan di Indonesia, jadi wajar kalau memang Pertamina beli dengan RON 92 di pasar International harganya Rp. 4900 per liter, tetapi kan harus kita konversi juga RON nya dan leaded menjadi unleaded gasoline. Kan rasanya masyarakat juga mahal membayar Rp. 4500 per liter kalau masih bertimbel. Artinya dengan itung-itungan seperti ini kita memiliki peluang kalau Pertamina akan merealisasikan dengan didukung oleh ESDM untuk reaaslisal ULG pada tahun ini yang sudah dicanangkan oleh KLH bersama dengan departemen ESDM dan Pertamina serta DPR pada bulan Mei yang lalu. Mungkin itu dari kami, terimakasih. Ridwan Bapak Menteri berkenan untuk meninggalkan acara ini karena beliau ada acara Menteri Saya mohon pamit, karena ada tamu yang sudah datang untuk acara besok di kantor. Saya kira yang hadir disini sudah capable untuk menerangkan karena tidak ada perbedaaan di sini. Terimakasih. Ass Wr Wb.

In the international market, RON number is 92, while Indonesia 88. The conversion also includes the RON value. Of course, RON 92 is more expensive than RON 88- that is distributed in Indonesia. No wonder, in international market, Pertamina purchases Rp. 4900/litre for RON 92, yet it has to be converted and changed to be the unleaded gasoline. In fact, people have to pay for Rp. 4500/litre, quite expensive, as if it’s still leaded. Related to this condition, we assume that we still have some opportunity that Pertamina is still willing to accomplish the goals, with the support of The Mineral Energy Resources to achieve the unleaded gasoline within this year, which has been already issued by The Ministry of Living Environment together with the Mineral Energy Resources and Legislative Council on previous May. This is the end of our point of view. Thank you. Ridwan His Excellency Minister has a pleasure to leave, attending another agenda. His Excellency Minister I’d like to ask for some permit, to discuss the next agenda. I’m already sure that all participants are capable to explain, since there’s no difference among us. Thank you. Ass Wr Wb.

53

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Nurfai (Pertamina) Assalamualaikum. Selamat siang salam sejahtera bagi kita semua. Tanggapan atas sikap Pertamina terhadap hasil pemantauan hasil penelitian yang dilakukan KPBB, kami dari Pertamian sangat setuju dan senang yang tadi disampaikan puput dan bahkan kami ingin menyarankan kalau bisa secara rutin ini di laksanakan sehingga bisa mengoreksi produk-produk kami, Pertamina. Kenapa kami sepakat dan setuju yang dihasilkan KPBB? karena dari awal kami mendukung dan mengikuti peraturan-peraturan yang dikeluarkan KLH maupun ESDM. Sungguuh Bapak-Bapak sejak 2002 saya bersama-sama Mas Puput dan Pak Ridwan berjuang untuk ULG. Seperti yang disampaikan Mas Puput tadi kami sudah memenuhi target yang dikeluarkan KLH maupun ESDM, terhadap kami ULG yaitu Jabotabek, Cirebon, Batam dan Bali, memang kami tidak mengekspos ke luar bahwa kami berupaya untuk kota-kota besar terutama di Jawa. Kami berupaya kota-kota di Jawa ini ULG, memang menurut pemantauan ini di Yogyakarta dan Semarang alhamdulilah hasilnya baik. Kami berupaya untuk kota-kota besar lainnya. Sebenarnya Bandung itu sudah menjadi sasaran kami, sejak pada waktu Mas Puput menyampaikan ini (Bandung) perlu diselesaikan, itu kami sudah menggarap tapi ada masalah-masalah teknis yang belum kami selesaikan. Itu yang terkait dengan tanggapan Pertamina. Yang terkait dengan timbel itu terkait dengan mana? Sebenarnya tidak ada di BBM baik di solar industri.

Nurfai (Pertamina) Assalamualaikum. Good afternoon, ladies and gentleman, As the conception of research monitoring by KPBB, Pertamina agrees and glad to hear Mr. Puput’s statement; moreover, we’d like to suggest to hold this routinely, in order to evaluate our products, Pertamina. Why do we totally agree with KPBB? Basically, from the beginning we’ve supported and followed the regulation that was issued by The Ministry of Living Environment and The Mineral Energy Resources. Staring from 2002, together with Mr. Puput and Mr. Ridwan, have struggled for the unleaded gasoline implementation. As it’s said by Mr. Puput that we’ve completed the target (issued by The Ministry of Living Environment and The Mineral Energy Resources) toward the unleaded gasoline, around Greater Jakarta, Cirebon, Batam, and Bali. However, we haven’t exploited that we’ve achieved several big cities around Java. Hopefully, the unleaded gasoline can be implemented on those areas, likewise Yogyakarta and Semarang is quite good. We’ll try toward other cities. Actually, Bandung used to be our goal, since Mr. Puput stated that it’s fairly important to be done. A former step has been taken; nevertheless, some of technical matters haven’t managed yet. This one is related to Pertamina statement. What about lead substance itself? Honestly, there isn’t any good fossil fuel in diesel fuel industry.

54

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Timbel itu ada karena kita injeksikan untuk memenuhi angka oktan di bensin. Memang secara alami itu ada bahan bakar tapi itu sangat kecil hanya 0.013 gram tadi. Kemudian kami juga menginformasikan terkait dengan bio fuel (dari jarak) yang ingin dikembangkan oleh pemerintah kami juga ikut mengembangkan bersama-sama dengan swasta yang lain. Nanti suatu saat akan kami sampaikan apabila telah jauh perkembangannya. Hikman Manap Saya sedikit saja karena sudah ada di sini. Saya kira dalam kaitannya dengan ESDM masalah koordinasi. Saya kira tadi menteri LH sudah menyampaikan mengenai koordinasi. Dari ESDM menyadari bagaimana efek negatif bensin bertimbel sebetulnya sudah lama berniat mendorong untuk menghilangkan ini namun seperti kata KLH tadi masalah keadaan dan pendanaan. Kalau dari menteri ESD sejak tahun 1998 sudah mengeluarkan keputusan menteri waktu itu ditargetka malah tahun 2000. kemudian berkembang-berkembang dan terus diadakan rapat koordinasi dalam rangka berusaha menghilangkan Pb dalam bensin tapi kendalanya banyak sekali tetapi usaha ini terus berlanjut seperti ditetapkan Jakarta bebas timbel kemudian Pantura dan Denpasar serta Batam. Telah kami lakukan secara bertahap. Mudah-mudahan usaha ini bisa berlanjut. Saya kira demikian. Terimakasih.

Lead substance does exist. We use it to inject the octane number in gasoline. It naturally exists on fuel, but only in a small scale (0.013 gram). According to bio-fuel issue that still run in progress by the government, we’ve also invite other private sectors. Furthermore, we’ll let you know the latest progress. Hikman Manap It’s only a short brief from me. In my opinion, the coordination matter is related to The Mineral Energy Resources. I think his Excellency, The Living Environmental Minister, has clearly stated on this matter. The Mineral Energy Resources realized the negative impacts of leaded gasoline, as it’s previously been planned to vanish, as The Ministry of Living Environment stated before, it’s about matters of situation and funding. In 1998, The Minister of Mineral Energy Resources issued the Letter of Minister Decision, which was actually planned to accomplish within 2000. Meetings and other formal discussions have been hold as an effort to phase-out the leaded gasoline. Though many obstacles to face, we are still determine to do this. Jakarta is free-leaded, while Java-North Sea, Denpasar, and Batam will come after. We’ve done it step by step. Hopefully, continuously goes on. Thank you.

55

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Wartawan (?) Tadi kata Pak Menteri kita sudah rugi jutaan dollar bahkan ratusan juta dollar untuk menunda nunda kalau boleh tahu datanya dari mana ? dan jumlah pas nya berapa ? dan kenapa begitu ? Yang ke-dua untuk Pertamina. Dari tadi investasi mahal, mahal! Memangnya berapa untuk ivestasi bensin tanpa timbel? ? Percepatan ke depan bisa dilakukan. Kemudian juga bahwa pihak Pertamina sebenarnya sudah bersiap-siap untuk awal tahun depan. Yang ingin saya tanyakan seberapa siap Pertamina dari masalah pendanaan dan jangka waktu atau penetapannya. Tahun depankan masih panjang, kira-kira kuarter berapa? Itu aja. Makasaih Hendra (Tabloid Motor Plus) Tadi dijelaskan oleh teman saya bahwa kerugian akibat dari emisi gas buang adalah ratusan juta dolaar. Sedangkan tadi Pak Tamin menjelaskan subsidi terhadap bensin bertimbel ditotal keseluruhan sekitar 3 trilyun lebih sedikit. Artinya dengan jumlah subsidi dibandingkan dengan kerugian yang besar sebenarnya masalah keuangan. Yang disampaikan Pak menteri, sebenarnya kan berpikir lebih baik mensubsidi yang 3 trilyun di banding dengan yang rugi ratusan juta dollar. Bagaimana tanggapannya.

Press (?) As his Excellency, The Minister of Living Environment, stated that we lost hundreds of million dollars in postponing this agenda. May we know where did the data come from? And how much is the exact number? Why did it happen? Secondly, question for Pertamina that repeatedly said it’s really expensive! Can you tell us how much did it take to invest the unleaded gasoline? ? It’s possible to make an immediate action. Moreover, the Pertamina has prepared for the beginning of next year. I’d like to ask, how ready is Pertamina on matter of funds and time period or the implementation? Yet, it’s still a long way to go within next year, what quarter will be? That’s all. Thank you. Hendra (Motor Plus Tabloid) As it previously stated by our colleague, the loss of emission costs hundreds of million dollars. While Mr. Tamim explained the total amount of gasoline subsidy towards leaded gasoline is about 3 billions. In other words, the total subsidy towards the losses is a matter of finance. As stated by his Excellency, The Minister of Living Environment, it’s better to subsidy three million than hundreds of dollars losses. How do you overcome this one?

56

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Ridwan Pertanyaan yang pertama mengenai yang timbel, ada kajian dari Bank Dunia tahun 1990 waktu itu biaya bensin bertimbel dengan ada timbel itu 62 juta US $. Tp kalau diproyeksi ke tahun 2000 kurang lebih US $ 544 juta, hanya dengan timbel saja. Sampai sekarang belum ada lagi kajian seandainya orang sakit yang terkena timbel dengan yang tidak terkena timbel berapa dia harus bayar rumah sakit, berapa harus bolos kantor. Yang ke dua, kenapa setelah pemerintah tahu sedemikian besar yang harus dibayar (aspek ekonomi, red) kenapa pemerintah tidak mau setor yang 3 trilyun itu ? Nah kembali ke hitungan yang di kertas, dia tidak terima yang 544 juta US$ trilyun. Dan implikasinya ke masyarakat. Tetapi yang 3 trilyun itu benar-benar cash dari uang negara. Disitulah musuhnya tetapi menang itu kan prioritas dengan kepentingan nasonal lainnya misalnya kemiskinan. Tetapi angka-angkanya valid. Nurfai Tentang investasi kilang tanpa timbel kami akan mengoreksi kilang tanpa timbel ini sebenarnya bukan di Pertamina tapi keberadaannya ada di pemerintah. Karena ini kaitannya kebijakan pemerintah dan sebagaimna. Kami menjalankan apa yang diperintahkan ke pemerintah. Berapa? Sebenarnya ini bisa di hitung, dari mas Puput ini, dihuitung kalau tanpa timbel sekian dan apabila bertimbel sekian, jadi tadi ada tambahan Rp. 200 dan lain sebagainya, bisa dikembangkan dan dihitung dari sana.

Ridwan The first question is about lead substance. In 1990, a World Bank research showed that the cost of the unleaded gasoline was US$ 62 million. But if it was projected by 2000, it might, cost US$ 544 million, with only lead itself. In fact, there’s no further research, as if there are some people lacked by the use of leaded gasoline, how much have he pay for hospital services, how many absence through working days will it take? The second one is, why does the government know the exact amount that ought to be paid? Why the government doesn’t seem interest to deposit those three millions? Based on paper calculating, the government doesn’t receive the US$ 544 million, and its impacts toward society. Yet, those three millions really come from the state cash advance. The enemy lies there. However, it’s a priority to win with other national interests, such as poverty. Yet, the numbers are still valid. Nurfai We have to make some correction for the unleaded refinery. In contrast, it’s not on Pertamina side, yet, government with its relation with government policy. We only do as the government commands it. How much? Possibly, we can get the exact amount about this. How much does it take, both for the leaded and unleaded, and also Rp. 200 as an additional cost, as if it’s unleaded.

57

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Jadi kalau memproduksi bensin dengan timbel itu sekian harganya dan apabila tanpa timbel di tambah Rp.200 itu barangkali, Itu yang sudah resmi dikeluarkan oleh Pak Puput. Sebenarnya saya juga menyampaikan yang sudah provent, kemarin Pertamina sudah menyelesaikan Kilang Balongan, tapi terus terang angkanya saya lupa. Itu dengan kapasitas sekian dengan investnya sekian. Nah bisa ditelpon ke Pak Puput dan Mas Puput bisa telpon ke saya, saya biasa telpon-telponan dengan Mas Puput mengenai angka-angka itu. Kemudian Mengenai bio diesel, Pertamina tidak berdiri sendiri tapi Pertamina bersama dengan swasta yang lain atau badan yang lain. Sekarang baru tahap visibilitis tapi ini juga sebenarnya tidak terlalu sulit, memang untuk eksekusi pembangunannya adalah tahun 2006. 2006, tapiitu tidak sulit pembangunannya tidak seperti kilang refinery yang kita buat. Dan bahan baku nya adalah jarak, dan sudah di tetapkan keinginan Pertamian itu adalah sekitar kilang sehingga tidak jauh transportasinya dari kilang. Di sekitar Balongan, Dumai. Tapi karena ini tidak hanya Pertamina saja jadi ini masih dipertimbangkan . Mengenai dana Pertamina juga tentu akan menyumbangkan dana untuk hal ini. Terimakasih

This is what Mr. Puput had stated. Hence, I’d like to inform, about the previous proven, where as Pertamina finished the Balongan refinery, but I forget about the exact number. How much capacity and infestation will it take? As usual, I get the information from Mr. Puput through telephone conversation, to know those exact numbers. About the bio-diesel, Pertamina stands along with other private sectors. Presently, until the stage of visibility, which is actually not as difficult as Balongan refinery project. Though, the execution of development will be by 2006, through Jetrophal as the raw material. It’s also clearly stated before that Pertamina determines to operate around the refinery area, in order to be easier to get the transportation. Still, Pertamina isn’t the solo actor to decide this matter. Furthermore, Pertamina will take a part in funds. Thank you.

58

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Puput Soal berapa sih sebenarnya yang harus dipertimbangkan negara, kita ambil contoh. angka tahun 89, kami melakukan evaluasi dampak timbel di Jakarta waku itu US $ 106 juta dikonversi menjadi 850 milyar rupiah. Kemudian waktu itu kita juga dengan Pertamina difasilitasi dengan DKPP, berapa sih incremental cost aku mengkonversi bensin bertimbel menjadi tanpa timbel, kita memperoleh harga 120 per liter (2001). Bahwa kalau kita ambil tahun 2001 dengan tingkat kebutuhan bensin di Jakarta kira-kira 3 juta kiloliter, kalau kita kalikan 3 juta kilo liter kali 120 akan memperoleh angka 360 milyar rupiah per tahun, jadi pemerintah harus mengeluarkan subsidi untuk mengkonversi bensin bertimbel menjadi tanpa timbel senilai 360 milyar. Makanya kebijakan bensin tanpa timbel di Jakarta waktu itu ditetapkan pemerintah memberikan subsidi sebesar 360 milyar rupiah untuk jakarta untuk satu tahun. Dalam kebijakan ekonomi makro kita harus mempertimbangkan yang mikro-mikro tadi apakah di rumah tangga maupun di perusahaan. Rumah tangga mikro di masyarakat mengalami kerugian karena beban sosial sebesar 850 milyar rupiah setahun. Sementara ekonomi makro di pengadaan bensin tanpa timbel, memerlukan 360 milyar rupiah. Kebijakan pemerintah biasanya akan mengambil kebijakan dari ekonomi makro yaitu mempertimbangkan dari ekonomi mikro yang ada mana yang lebih efisien itu yang akan dipilih. Berdasarkan angka yang tadi jelas bahwa lebih memilih mengkonversi bensin bertimbel menjadi bensin tanpa timbel ketimbang masih mempertimbangkan bensin bertimbel tetapi masyarakat akan terkena dampak yang sebesar 850 milyar.

Puput According to the matter of funds, which is considered by the government, let’s take 1989 as an example. In 1989, we evaluated the lead impact in Jakarta, which was US$ 106 million converted to Rp. 850 billion. Together with Pertamina, we were equipped by DKPP. How much was the incremental cost? Let’s just say that I converted the leaded gasoline becomes the unleaded one. So, we’ll get Rp. 120/litre (2001) in result. For example, in 2001, Jakarta fuel needs were about 3 million-kilo litres. If we multiply it by 120, it’ll be Rp. 360 billion/year. In other words, the government must subsidy Rp. 360 million/year to convert the leaded gasoline. Therefore, in 2001, the government allocated Rp. 360 billion/year for Jakarta toward this unleaded gasoline policy. In macro economic policy, we ought to consider about the micro one, whether it’s a household or company, since it costs Rp. 850 billion/year. While the unleaded gasoline supply in macro economic still needs Rp. 360 billion/year. Regularly, the government will adopt the macro economic policy, considering the most efficient micro economic. Based on those numbers mentioned, it’s better to convert the leaded gasoline into the unleaded one than still use the previous leaded, which can possibly cost Rp. 850 billion.

59

Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10 Kota Besar di Indonesia Proceeding of Fuel Quality Monitoring in 10 Big Cities in Indonesia

Ridwan Dengan demikian, kita sudah usai dengan konferensi pers ini, sekali lagi kami ucapkan terimakasih pada Bapak Ibu yang telah mengikuti bersama. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ridwan This is the end of the press conference. Finally, we would like to say a great thankful for your attention. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

60