proses yang tersinkronisasi

Upload: benedictus-dwiki-arya

Post on 05-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Line balancing paper

TRANSCRIPT

PROSES YANG TERSINKRONISASI

Efisiensi merupakan suatu parameter yang sering dikejar oleh banyak perusahaan. Farrel (1957) menyebutkan ada dua macam efisiensi yaitu 1. Technical efficiencyKesuksesan perusahaan dapat dilihat dari kemampuannya memaksimalkan produksi dengan sejumlah input yang ada2. Allocative efficiencyKesuksesan perusahaan dapat dilihat dari keberhasilannya dalam memilih sekumpulan inputNamun Goldratt (2004) menyebutkan kalau efisiensi bukanlah hal yang paling utama dikejar, melainkan keuntungan. Prinsip dasar dari Proses yang tersinkronisasi adalah aliran bahan dalam sebuah system, haruslah dibuat seimbang. Keseimbangan ini menyebabkan bahan bergerak lancar dan kontinyu dari satu operasi ke operasi lainnya; akibatnya, lead time dan inventori yang menunggu juga berkurang. Peningkatan utilisasi peralatan dan penurunan inventori dapat menurunkan biaya dan mempercepat pengiriman barang ke pelanggan (Narasimhan dkk,1995). Hal ini diperkuat juga oleh Goldratt (2004) dalam bukunya The Goal, penambahan kapasitas belum tentu menyelesaikan masalah. Penambahan kapasitas mungkin saja meningkatkan utilisasi mesin, tapi jika ada inventory yang terbentuk, hal itu juga membutuhkan biaya tersendiri. Biaya inventory menambah pengeluaran perusahaan dan mengurangi keuntungan. Untuk membentuk keseimbangan, hal pertama yang dilakukan adalah memetakan proses produksi. Setelah itu mengidentifikasi stasiun kerja atau mesin yang digunakan. Setelah teridentifikasi, kemudian dihitung kapasitas produksi tiap stasiun kerja atau mesin. Kapasitas ini dihitung dari waktu yang diperlukan sebuah stasiun kerja atau mesin untuk menyelesaikan produk dalam satuan tertentu.Apabila kapasitas telah diketahui, kemudian diidentifikasi stasiun kerja atau mesin manakah yang memiliki waktu terpanjang. Apabila ingin menyeimbangkan sebuah lini produksi, maka kita mendasarkan kecepatan kerja sebuah lini pada stasiun kerja atau mesin yang memiliki waktu terpanjang. Stasiun kerja atau mesin yang memiliki waktu terpanjang disebut dengan Capacity Constrain Resource (CCR). (Narasimhan dkk,1995)Goldratt mengatasi masalah konstrain ini dengan pendekatan Drum-Buffer-Rope . Drum adalah CCR yang akan mengatur tempo produksi. Stasiun kerja sebelum CCR, akan bekerja dalam kapasitas mengikuti kapasitas CCR. Sedangkan stasiun kerja setelah CCR, akan bekerja sesuai input/kapasitas output CCR. Rope akan menjadi penghubung antara Drum dan operasi pada tingkat bahan baku.

Buffer

CCR

Rope

Gambar 1. Ilustrasi pendekatan Drum-Buffer-Rope

Namun selalu ada kemungkinan proses tidak berjalan lancar seperti kondisi ideal. Apabila stasiun kerja sebelum CCR mengalami gangguan atau tidak berproduksi, maka CCR akan kehilangan input dan menganggur. Oleh karena itu penjadwalan kerja perlu mempertimbangkan buffer. Buffer letaknya ada sebelum CCR. Buffer ini dikenal sebagai time buffer karena ditentukan dari seberapa banyak waktu yang akan di-buffer/sangga. Contoh penggunaan buffer adalah apabila terjadi sebuah masalah pada stasiun kerja atau mesi sebelum CCR hingga 2 hari, akan baik bila ada inventori untuk time buffer 3 hari.

Referensi

Farrell,M.J. 1957. The Measurement of Productive Efficiency. Dalam Anandalingan, G. and Kulatika, N. 1987. Decomposing Production Efficiency into Technical, Allocative and Structural Component. Journal of The Royal Statistical Society, Series A (General), Vol. 150, No. 2 (1987). Pp 143-151Goldratt, Eliyahu M. 2004. The Goal : A Process of Ongoing Improvement. USA : North River PressNarasimhan, S. L., Mc Leavey, D. W., Billington, P. J. 1995. Production Planning and Inventory Control, Second Edition. United States of America : Prentice Hall, Inc.