proses peralihan kekuasaan setelah g-30-s pki
DESCRIPTION
Menampilkan presentasi sejarah untuk kelas XI - IPA, tentang peristiwa G-30-S /PKITRANSCRIPT
Proses Peralihan Kekuasaan PolitikSetelah Peristiwa
Gerakan 30 September PKI
By :
1. Bagus Zuldan Nur Majid :
06
2. Fatahilah Muttaqin :
11
3. Nia Putri Sari :
20
4. Riska Anggraeni W :
27
5. Widad Trie Ambarsari :
34
G-30-S/ PKI
1. Aksi PKI Sebelum G-30-S
2. Perseteruan PKI dan AD
3. Pelaksanaan G-30-S/ PKI
4. Penumpasan G-30-S/ PKI
5. Reaksi Masyarakat
1. Aksi PKI Sebelum G-30-S
Pada tahun 1956-1963, PKI mengikuti strategi Moskow, yaitu
transisi damai menuju komunisme. Akan tetapi adanya
perpecahan antara Uni Soviet dan Cina mengenai ajaran dan strateginya, PKI menjadi
memindahkan haluan dari Moskow ke Peking selama 1963-1964. Sejak itu, muncul gagasan
revolusi agraria sebagai jalan menuju kekuasaan.
PKI kemudian melakukan mobilisasi besar-besaran terhadap
anggotanya dan melakukan penyusupan (infiltrasi) pada
departemen pemerintahan. Upaya pki ini berhasil sesuai harapan,
akan tetapi juga mengakibatkan konfrontasi yang meningkat
menjadi aksi pemogokan dan aksi kekerasan dengan tujuan menyingkirkan musuhnya.
Awal tahun 1965 merupakan masa ofensif radikal yang ditangani Ketua PKI Dipa
Nusantara (D.N.) Aidit bersama kelompoknya. Sementara itu,
Angkatan Darat muncul sebagai organisasi militer
pejuang kemasyarakatan. Hal ini tidak disambut baik oleh PKI
sehingga muncul slogan “ganyang kabir”.
2. Perseteruan PKI dan AD
Perseteruan PKI dan AD antara lain disebabkan karena :1. Angkatan Darat Menolak
Pembentukan Angkatan Kelima, yaitu angkatan yang terdiri atas buruh dan petani yang dipersenjatai. Alasan AD, Karena angkatan kelima tidak berada dalam lingkungan ABRI dan ditangan komando perwira yang profesional.
2. Angkatan Darat Menolak Nasakom “Nasional,agama, Komunis”. Pada tanggal 30 Juli 1965 dalam pertemuan dengan Staf Umum AD (SUAD) dan panglima daerah, dikatakan bahwa satuan- satuan Pertahanan Sipil (Hansip) yang berada di bawah pengawasan Angkatan Darat dianggap sudah cukup.
3. Angkatan Darat Menolak Poros Jakarta-Peking dan Konfrontasi dengan Malaysia. Alasanya karena hanya akan membantu Cina meluaskan semangat revolusi komunisnya di Asia Tenggara dan akan merusak hubungan baik dengan negara- negara tetangga.
3. Pelaksanaan G-30-S/ PKI
Penculikan perwira angkatan darat
Kamis tanggal 30 September 1965 menjadi hari sibuk bagi G-30-S/ PKI. Selama siang hari di
Lubang Buaya, PKI yang dipimpin Kolonel Untung dan
dihadiri Latief, Suyono, Supeno, Suradi, Sukrisno, Kuncoro, Dul
Arief, Syam dan Pono melakukan persiapan.
Persiapan diantaranya berkaitan dengan lokasi
Central Komando (Cenko) I, metode Komunikasi antara unit-unit, Kordinasi aktivitas
mereka, Sandi- sandi, Logistik, Transportasi, Suplai Senjata,
dan detail-detail tekhnis lainya.
pukul 05.50 dul arief melaporkan kepada Kolonel untung bahwa para jenderal telah “diamankan” dan dimasukan ke Lubang Buaya, tetapi Nasution berhasil lolos. Selanjutnya, atas perintah kolonel Untung, pukul 04.00 pagi, Batalion 454 dan 530 berhasil mengepung istana dan mengendalikan Stasiun RRI Pusat dan Gedung PN telekomunikasi di jalan Merdeka Selatan.
Enam jenderal yang menjadi
korban keganasan G-30-S/ PKI
adalah :• Letnan Jenderal Ahmad Yani
(Men/ Pangad)
• Mayjen Haryono Mas
Tirtodarmo (Deputi Iii
Pangad)• Mayjen R. Suprapto (Deputi
Ii Pangad)• Mayjen Siswondo Parman
(Asisten I Pangad)
• Brigjen Donald Izacus
Panjaitan (Asisten Iv
Pangad)• Brigjen Sutoyo Siswomiharjo
(Inspektur Kehakiman)
Korban lain akibat gerakan ini
yaitu• Ade Irma Suryani (Putri
Nasution). Ia meninggal
karena luka parah akibat
tembakan penculik.
• Latnan satu pierre andries
tendean. ajudan ini
menjadi sasaran
penculikan karena
wajahnya mirip Nasution
• Brigadier polisi karel satsuit
tubun (pengawal rumah
Waperdam II Dr. J.
Leimena). Ia meninggal
karena tebakaan
Pembentukan Dewan Resolusi Indonesia
Pki yang berhasil mengendalikan stasiun RRI, Pada pukul 07.20 dan diulang pada pukul 08.15 mengumumkan Dekrit No. 1 tentang Gerakan 30 September, salah satu isinya adalah Pembentukan Dewan Revolusi Indonesia. anggota dewan ini 45 orang, dimana 21 orangnya merupakan binaan pki.
Keputusan tersebut telah membuka tabir yang sebenarnya dari G-30-S /PKI, yaitu merebut kekuasaan yang didahului dengan penculikan para jenderal AD. Hal itu dilakukan karena para jenderal AD dianggap sebagai penghalang utama tujuan mereka.
4. Penumpasan G-30-S/ PKI
Begitu mengetahui dari siaran RRI,
Pangkonstrad Mayor Jenderal soeharto yang bertugas
menggantikan Men/ Pangad jika
berhalangan segera melakukan operasi-operasi
penumpasan.
Operasi miter dilakukan pada sore hari tanggal 1 oktober 1965. Pada pukul 19.15, pasukan RPKAD berhasil menduduki gedung RRI Pusat dan Gedung Telekomunikasi serta mengamankan seluruh medan merdeka tanpa perlawanan. Dalam waktu singkat, Jakarta sudah dapat dikuasai kembali oleh ABRI.
pada pukul 06.10 tanggal 2 Oktober
1965 daerah sekitar Pangkalan Udara
Halim berhasil dikuasai dan
didapati Sukitman, seorang polisi yang
ditangkap pki karena
dikhawatirkan menjadi saksi penculikan D.I
Panjaitan.
Berdasarkan petunjuk dari Sukitman, pada tanggal 3 Oktober 1965 ditemukan jenazah para perwira AD di sebuah sumur tua dan pada HUT ABRI 5 Oktober 1965, jenazah para perwira AD dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan kemudian dianugerahi gelar “Pahlawan Revolusi”.
5. Reaksi Masyarakat
Setelah diumumkannya pernyataan presiden yang mengutuk gerakan 30 september menyebabkan fakta PKI yang mendalangi gerakan itu tersingkap. Kemarahan rakyat meningkat yang dilampiaskan melalui berbagai aksi seperti pembakaran gedung kantor pusat PKI di jalan Kramat Jaya, rumah tokoh-tokoh PKI dan kantor-kantornya.
BY :KELOMPOK 6