proses pembelajaran menggambar motif batik objek …

91
PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK BIOTA LAUT PADA SISWA KELAS VIII MTs BONTOMARANNU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : SRI WAHYUNITASARI 1054 1085 815 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

1

PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK

OBJEK BIOTA LAUT PADA SISWA KELAS VIII

MTs BONTOMARANNU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

SRI WAHYUNITASARI

1054 1085 815

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

ii

Page 3: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

iii

Page 4: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

iv

Page 5: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

v

Page 6: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

vi

MOTTO

Barang siapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan

memudahkan baginya jalan ke surga. (Hr.Muslim)

Memulai dengan penuh keyakinan Menjalankan dengan penuh keikhlasan

Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan Kemenangan yang seindah-indahnya

dan sesukar-sukarnya Yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri

sendiri. (Ibu Kartini)

Skripsi ini adalah persembahan kecil saya untuk kedua orang tua bapak dan ibu

yang paling berharga dalam hidup saya. Hidup menjadi begitu mudah dan lancar

ketika kita memiliki orang tua yang lebih memahami kita daripada diri sendiri.

Terimah kasih kuucapkan telah menjadi orang tua yang sempurna.

Page 7: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

vii

ABSTRAK

SRI WAHYUNITASARI. 10541085815. 2020. Proses pembelajaran

menggambar motif batik objek biota laut pada siswa kelas VIII MTs

Bontomarannu. Skripsi, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr.

Andi Baetal Mukaddas, M.Sn. dan Pembimbing II Makmun, S.Pd., M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam

menggambar motif batik dengan objek biota laut serta pengembangan daya

imajinasi siswa untuk berfikir aktif dan kreatif, disisi lain juga dapat dibantu

dengan memanfaatkan objek biota laut yang ada di lingkungannya. Objek pada

penelitian ini yaitu semua peserta didik kelas VIII MTs Bontomarannu yang

berjumlah 14 orang. Teknik pengumpulan data adalah melalui observasi, tes

praktik, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik

kualitatif. Hasil penelitian yakni ada beberapa tahapan dalam proses

pembelajaran menggambar motif batik dengan objek biota laut yang dilakukan

pada siswa kelas VIII MTs Bontomarannu yaitu menyiapkan alat dan bahan yang

diperlukan, membuat gambar sketsa, mewarnai dengan menggunakan cat poster,

hasil karya dan finishing. Dalam proses menggambar motif batik pada siswa kelas

VIII MTs Bontomarannu sudah tergolong cukup baik mesti ada beberapa kendala

seperti ketersediaan media yang masih terbatas dan ada beberapa tahapan yang

dilakukan siswa tidak sesuai dengan langkah-langkah yang diterapkan. Selain

proses tersebut sudah ada beberapa siswa yang menggambar motif batik

menggunakan objek biota laut sudah cukup baik dimana karya yang dibuat sangat

kreatif dan tampak menarik. Aspek yang dijadikan indikator penilaian kualitas

yaitu dilihat dari aspek integritas, harmoni dan kecemerlangan.

Page 8: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum, Wr.Wb.

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan juga salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita

semua Nabi Muhammad SAW yang mengantarkan manusia dari kegelapan ke

zaman yang terang menderang. Penyususnan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi syarat-syarat untuk bisa mencapai gelar sarjana pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari mengenai penulisan ini tidak bisa terselesaikan tanpa

pihak yang mendukung. Maka, penulis menyampaikan banyak terima kasih

kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini

terutama kepada :

1. Ayahanda Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Dr.Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ayahanda Dr. A. Baetal Mukaddas, S.Pd, M. Sn. Ketua Program Studi

Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ayahanda Makmun, S.Pd., M. Pd Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Universitas Muhammdiyah Makassar.

5. Ayahanda Dr. A. Baetal Mukaddas, S.Pd, M. Sn pembimbing I

Page 9: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

ix

6. Ayahanda Makmun, S.Pd., M.Pd . Pembimbing II.

7. Bapak dan Ibu dosen khususnya dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa

yang telah memberikan bantuan ilmu yang mereka miliki.

8. Ucapan terima kasih khususnya orang yang paling berharga dalam hidupku

yaitu ayahanda tercinta Saparuddin dengan ibunda Nurwati atas curahan kasih

sayang dan do‟a restunya kepada ananda sehingga dapat meyelesaikan studi

di program tinggi ini.

9. Kepada saudara-saudaraku tercinta, khususnya kakak-kakak yang selama ini

telah mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini. Disamping itu penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada teman-teman semua mahasiswa

jurusan Seni Rupa pada umumnya, yang turut memberikan dukugannya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Disadari bahwa tulisan ini masih jauh

dari sempurna untuk itu dengan segala kekurangan yang ada, saya sangat

mengharap masukan dari berbagai pihak guna penyempurnaan tulisan ini.

Semoga segala bantuan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata penulis

megharapkan agar kiranya skripsi ini dapat diterima khalayak pembaca dan

menjadi pedoman bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, karena

sempurna hanya milik sang pencipta

Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat

Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Juli 2020

Peneliti

Sri Wahyunitasari

Page 10: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ................................................................................. v

SURAT PERJANJIAN .................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR SKEMA ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4

D. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ............................ 6

A. Kajian Pustaka ................................................................................. 6

B. Kurikulum ....................................................................................... 23

Page 11: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

xi

C. Kerangka Pikir.................................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 35

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 35

B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 35

C. Popolasi dan Sampel ........................................................................ 36

D. Variabel dan Desain Penelitian ........................................................ 37

E. Defenisi Operasional Variabel ......................................................... 38

F. Subjek Penelitian .............................................................................. 39

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 39

H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 44

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 44

B. Pembahasan ...................................................................................... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 69

A. Kesimpulan ....................................................................................... 69

B. Saran .................................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

xii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Ornamen utama ........................................................................................... 12

2. Batik Lasem ................................................................................................. 13

3. Ornamen Isian Batik .................................................................................... 14

4. Motif Geometris .......................................................................................... 15

5. Motif Non Geometris ................................................................................. 15

6. Biota Laut .................................................................................................... 16

7. Hewan Moluska ........................................................................................... 17

8. Motif Batik Dayak kalimantan Barat .......................................................... 18

9. Ikan Tongkol ............................................................................................... 18

10. Corak batik Cepethikan ............................................................................. 19

11. Kuda laut ................................................................................................... 19

12. Batik Soganan Motif kuda laut ................................................................. 20

13. Alga hijau .................................................................................................. 21

14. Batik tulis lasem ........................................................................................ 21

15. Alga Coklat ............................................................................................... 22

16. Motif Batik cilacap ................................................................................... 22

17. Alga merah ................................................................................................ 23

18. Motif batik tulis ......................................................................................... 23

19. Skema kerangka fikir ................................................................................ 34

20. Peta Lokasi ................................................................................................ 36

21. Skema Desain penelitian ........................................................................... 38

Page 13: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

xiii

22. Komponen analisis .................................................................................... 43

23. Gambar pensil ........................................................................................... 46

24. Kertas gambar ........................................................................................... 47

25. Karet penghapus ........................................................................................ 47

26. Penggaris .................................................................................................. 48

27. Kuas .......................................................................................................... 49

28. Cat Poster .................................................................................................. 49

29. Palet ........................................................................................................... 50

30. Membuat desain sketsa ............................................................................. 50

31. Proses pewarnaan ...................................................................................... 51

32. Proses Phinising ........................................................................................ 51

33. Tabel nilai siswa ....................................................................................... 57

34. Tabel Presentase siswa .............................................................................. 58

Page 14: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mulyasa (2006:4) menarik kesimpulan sebagai berikut.

Berbicara tentang pendidikan pasti tidak ada habisnya. Mengingat

pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan

sesuai dengan perkembangan disegala bidang kehidupan. Perubahan dan

perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang

terlibat di dalamnya, baik itu pelaksana pendidikan di lapangan

(kompetensi guru dan kualitas tenaga pendidik). Mutu pendidikan, sarana

dan prasarana pendidikan mutu pembelajaran pendidikan termasuk

perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran yang innovatif.

Pendidikan tidak terlepas dari bidang kesenian dan keterampilan.

Seni adalah bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya

manusia. Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekpresi dari manusia sendiri.

Seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia, kesenian sebagai produk

budaya juga terus berkembang sesuai dengan keadaan masanya. Dalam

perkembangan seni, seni muncul, seni kontemporer sebagai refleksi fenomena

sosial yang menunjukan kondisi kreatif pada masa terakhir.

Batik merupakan hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan

antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Batik Indonesia dapat

berkembang hingga sampai pada suatu tingkatan yang tidak ada bandingannya

baik dalam desain/motif maupun prosesnya. Corak ragam batik yang mengandung

penuh makna dan filosofi akan terus digali dari berbagai adat istiadat maupun

budaya yang berkembang di Indonesia.

Motif batik adalah corak atau pola yang menjadi kerangka gambar pada

batik berupa perpaduan antara garis, bentuk, dan isen yang menjadi satu kesatuan

Page 15: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

2

yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif-motif batik itu antara lain

adalah motif hewan manusia, geometris dan motif lain. Motif batik sering juga

dipakai untuk menunjukan status seseorang.

Menggambar motif batik merupakan langkah awal dalam membuat batik,

dan termasuk dalam kategori seni rupa dua dimensi yang tidak lepas dari

karakteristik bentuk, meliputi: Ornamen motif (ornamen utama dan ornamen dan

ornamen pengisi), isen motif (berupa titik, garis, gabungan titik dan garis), dan

warna. Dalam menggambar motif batik sebaiknya harus memperhatikan unsur-

unsur seni rupa tersebut harus disusun secara harmonis, agar menghasilkan

gambar motif batik yang indah dan kreatif. Susanto (1981: 4) berpendapat bahwa

“Sebagai ciri umum keindahan adalah jika suatu karya seni diamati secara utuh

terjadi kelancaran pandangan, tidak terdapat suatu ganjalan atau sesuatu yang ke

luar dari keseimbangan ataupun ritme”

Indonesia memiliki kekayaan motif yang beraneka ragam. Bentuk motif

dari masing-masing daerah memiliki ciri khas. Hal ini disebutkan karena

perkembangan masing-masing daerah dalam perjalanan sejarahnya berbeda. Seni

rupa di Indonesia terkenal dengan ragam motifnya, baik yang tradisional maupun

yang modern. Memiliki variasi akan motif-motif hias yang luas dan penggarapan

yang artistic.

Motif batik tidak hanya dimiliki sebagian besar orang Jawa, namun di

Sulawesi Selatan juga memiliki motif batik yang beranekaragam. Sebagai contoh

batik Sulawesi-Selatan memiliki motif-motif Toraja, Bugis, dan Makassar. Di

Toraja memiliki berbagai macam ukiran motif yang memiliki makna dari tiap

Page 16: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

3

bentuk ukiran motif tersebut. Motif yang sering dibuat adalah motif garis-garis

vertical, burung, dan bunga. Sedangkan warna yang digunakan biasanya warna-

warna gelap seperti hitam, coklat, biru tua, dan merah. Begitupun Bugis/Makassar

yang juga memiliki motif khas dari daerah tersebut. Bugis lebih dikenal dengan

kain tradisionalnya yang berupa kain tenun Bugis. Dari dulu hingga sekarang

bahan tenun sutera Bugis masih digunakan untuk bahan batik. Selain itu banyak

motif-motif Batik Bugis yang mengadopsi dari motif tenun Bugis. Dan juga

terinspirasi dari kebudayaan lokal setempat.

Keterampilan menggambar motif adalah kemampuan khusus untuk

mewujudkan ide dan keinginan dalam melaksanakan suatu kegiatan yang berguna

bagi diri sendiri dan orang lain. Mata pelajaran seni budaya yang diajarkan

sejumlah mata pelajaran yang meliputi aspek pengetahuan untuk mencapai hasil

yang lebih baik, pembelajaran menggambar motif batik, bukan hal yang mudah,

dan apabila tidak mampu menguasainya, maka keterampilan merupakan

kemampuan khusus untuk mewujudkan ide dan keinginannya.

Pembelajaran pendidikan seni budaya khususnya menggambar motif

batik di MTs Bontomarrannu sudah berjalan dengan baik sesuai dengan

kurikulum yang digunakan, namun pada perkembangan Seni Budaya khususnya

menggambar Motif batik dengan objek biota laut belum pernah dilakukan. Pada

pembelajaran praktik di Sekolah ini menurut mereka lebih banyak menerapkan

motif batik tetapi dengan objek yang berbeda. Padahal sebenarnya di lingkungan

sekitarnya ada banyak objek yang biasa digunakan khususnya objek biota laut.

Objek biota laut ini memiliki banyak keanekaragaman dengan bentuk yang

Page 17: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

4

berbeda- beda seperti ikan, gurita, cumi, dan tumbuhan laut lainnya. Hal ini dapat

diharapkan dapat menambah wawasan dan kreativitas siswa dalam berkarya.

Dari latar belakang tersebut sehingga penulis tertarik untuk meneliti

“Proses Pembelajaran Menggambar Motif Batik Objek Biota Laut pada

Siswa Kelas VIII MTs Bontomarrannu.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses pembelajaran menggambar motif batik dengan

objek biota laut pada siswa kelas VIII MTs Bontomarrannu?

2. Bagaimanakah hasil pembelajaran siswa dalam menggambar motif batik

dengan objek biota laut pada siswa kelas VIII MTs Bontomarrannu?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam

menggambar motif batik serta pengembangan daya imajinasi siswa untuk berfikir

aktif dan kreatif, di sisi lain juga dapat dibantu dengan memanfaatkan objek biota

laut yang ada di lingkungannya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah wawasan tentang bagaimana cara proses menggambar

motif Batik dengan objek Biota laut

b. Menambah wawasan keilmuan tentang pembelajaran seni rupa, dan teori

tentang pemanfaatan media baru dalam proses menggambar motif batik

dengan objek biota laut

Page 18: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

5

c. Menambah referensi tentang Biota Laut

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Proses menggambar batik dengan objek Biota laut dapat merangsang

siswa untuk berfikir kreatif sehingga siswa mampu menggambar motif batik

sesuai dengan ide penciptaan mereka.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru untuk

menerapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas sebagai upaya peningkatan

kreativitas menggambar motif batik dengan objek biota laut.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi pada guru-

guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan dalam

proses pembelajaran membatik.

Page 19: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKADAN KERANGKA FIKIR

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan landasan teoritis dan menggunakan

literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Salah satu hasil

penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Suryani (2014) tentang kreativitas menggambar motif kreasi

batik pada gerabah melalui pendekatan konstruktivistik di kelas VIII SMP 1

Purwadadi Ciamis Jawa Barat tahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan memakai pendekatan

konstruktivisme.

Konstruktivisme digunakan untuk memberikan efek pada lingkungan

belajar menjadi kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling

menyimak dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang paling benar. Hal

ini dasarkan pada pemikiran bahwa konsep konstruktivistik merupakan

pendekatan pengetahuan yang tidak di terima secara pasif tetapi secara aktif

dibangun dengan daya nalar yang subjektif.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kreativitas

menggambar motif kreasi batik pada gerabah melalui pendekatan konstruktivistik

di Kelas VIII D SMPN 1 Purwadadi Ciamis Jawa Barat Tahun ajaran 2013/2014.

Persamaan penelitian dengan peneliti lakukan adalah dengan menggambar motif

batik pada siswa kelas VIII.

Page 20: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

7

Perbedaannya dalam penelitian ini dengan peneliti lakukan adalah

terletak pada pendekatan penelitian dan lokasi yang akan diteliti. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif di mana data tersebut menggunakan angka

sedangkan peneliti menggunakan data kualitatif dimana data tersebut hanya

berupa keterangan atau kata-kata biasa. Perbedaan lain dilihat dari lokasi

penelitian, penelitian ini berlokasi di Ciamis Jawa Barat, sedangkan penelitian

yang akan dilakukan yaitu di Kepulauan Pangkep.

Oleh karena itu beberapa hal yang merupakan data ilmiah yang

dijadikan sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pembelajaran

Sudirman, dkk. (1998:13) menarik kesimpulan sebagai berikut.

Kata pembelajaran dalam bahasa Inggris biasa disebut instruction. Kata

instruction mempunyai pengertian lebih luas dari pada pembelajaran.

Jika kata pembelajaran ada dalam konteks guru peserta didik di kelas

(ruang) formal, maka pembelajaran atau instruction mencakup pula

kegiatan belajar megajar yang tidak dihadiri pembelajaran secara fisik.

Oleh karena dalam instruction yang ditemukan adalah proses belajar,

maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber

belajar agar terjadi proses belajar dalam diri pembelajaran.

Haling (2007:14) mengemukakan bahwa „‟pembelajaran adalah suatu

proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja di Sekolah mungkin

terjadinya belajar pada diri sendiri. Pembelajaran merupakan set-set khusus

pendidikan‟‟

2. Tujuan Pembelajaran

Pangewa (2010: 74) Jenjang tujuan pembelajaran dalam sistem pendidikan

di Indonesia dapat dibagi sebagai berikut.

Page 21: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

8

a. Tujuan pendidikan Nasional, yaitu tujuan pendidikan yang ingin di capai pada

tingkat Nasional yang pencapaiannya berwujud sebagai warga Negara yang

berkepribadian Nasional yang bertanggung jawab atas kesejahteraan

Masyarakat, bangsa, dan tanah air.

b. Tujuan Institusional, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat

kelembagaan pendidikan yang pencapaiannya berwujud sebagai tamatan

Sekolah yang mampu melakukan bidang pekerjaan tertentu dan pada jenjang

tertentu.

c. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat

mata pelajaran atau bidang studi yang pencapaiannya berwujud sebagai siswa

yang menguasai disiplin mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari.

d. Tujuan Instruksional, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat

pembelajaran yang pencapaiannya berwujud siswa yang secara bertahap

terbentuk wataknya, kemampuan berfikirnya dan keterampilan teknologi.

3. Menggambar

Menggambar merupakan induk dari segala ilmu seni rupa, baik seni rupa

murni maupun seni rupa terapan. Menggambar merupakan sebuah proses kreasi

yang harus dilakukan secara intensif dan terus menerus. Aprianto (2004 : 1)

berpendapat, „‟Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya

penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan

aktualisasi diri. Menggambar biasanya digunakan untuk mengungkapkan suatu

ide‟‟. Pada intinya, menggambar adalah perpaduan keterampilan, kepekaan rasa,

kreativitas, ide, pengetahuan, dan wawasan. Menggambar termasuk dalam cabang

seni rupa dua dimensional.

Garis sangat mempengaruhi bidang dan memiliki sifat keindahan sendiri.

Garis dapat berubah bersitam kecil tajam, berombak lemah gemulai, zig-zag yang

beringas, perspektif yang berkesan tidak kunjung habis, dan lengkung-lengkung

gotik yang anggun. Garis dapat mengungkapkan ekspresi tertentu termasuk

keindahan. Penggunaan garis secara proporsional akan menghasilkan sensasi yang

Page 22: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

9

luar biasa, sehingga sangat menentukan karakter gambar. Warna merupakan unsur

atau elemen seni rupa yang sangat dominan, karena lebih cepat tertangkap oleh

mata. Warna mewakili keindahan dan dapat dijadikan sebagai simbol serta dapat

menampilkan ekspresi dan sifat-sifat seorang. Ada tiga dimensi warna yang perlu

diketahui yaitu hue (panas dinginnya warna), value (gelap-terang), dan intensiti

(cerah suramnya warna). Bidang dapat diartikan sebagai ruang yang sangat

diperlukan dalam mengatur komposisi dan keseimbangan untuk menghasilkan

gambar yang baik. Tekstur adalah nilai raba suatu permukaan, misalnya halus,

kasar, licin, dan dapat berupa semu.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

menggambar motif batik harus memperhatikan unsur-unsur seni rupa yang

meliputi garis, warna, bidang dan tekstur untuk menghasilkan gambar motif batik

yang indah dan kreatif.

4. Batik

Batik adalah kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan

menuliskan atau menerakan malam (lilin) pada kain, kemudian pengolahannya

diproses dengan cara tertentu atau biasa dikenal dengan kain batik. Berdasarkan

etimologi dan terminologinya, istilah Batik berasal dari bahasa jawa yang

merupakan rangkaian dari kata ‘’mbat’’ yang artinya ngembat atau melempar

berkali-kali dan ‘’tik’’ yang artinya titik. Jadi, membatik artinya melempar titik

berkali-kali pada kain. Ada pula yang mengatakan bahwa kata batik berasal dari

kata ‘’amba’’ yang berarti kain yang lebar dan kata titik artinya batik merupakan

Page 23: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

10

titik-titik yang digambar pada media kain yang lebar sedemikian sehingga

menghasilkan pola-pola yang indah (Musman dan Arini, 2011).

Sedangkan menurut Endik (1986) menyimpulkan „‟ batik merupakan

suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak

hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan, sedang warna itu sendiri

dicelup dengan memakai zat warna biasa‟‟. Batik adalah karya seni rupa pada

kain, dengan pewarnaan rintang yang menggunakan lilin batik sebagai perintang

warna menurut konsesus tersebut dapat diartikan bahwa yang membedakan batik

dengan tekstil pada umumnya adalah upaya menampilkan motif pada suatu latar

belakang (back-ground) dengan sistem rintang atau tidak langsung. Lilin penutup

yang di gunakan pada proses pewarnaan berikutnya. Sedangkan motif dan isian

batik yang digambarkan dapat berupa apapun. Demikian pula penyusunan (pola)

motifnya dapat diatur secara bebas, dapat secara vertical, horizontal, diagonal,

radial, ataupun menyebur diseluruh permukaan (Riyanto, 1997: 4). Maka yang

dimaksud dengan batik adalah sebuah karya yang mengalami proses tutup celup

dengan malam sebagai perintang warna agar warna tidak dapat meresap masuk.

5. Motif Batik

Tim Politeknik Pusmanu (2006: 18) menjelaskan bahwa motif adalah

keutuhan subjek gambar yang menghiasi suatu kain batik. Nama sehelai batik

pada umumnya diambil dari motifnya. Motif ini berulang-ulang untuk memenuhi

keseluruhan kain.

Menurut Sunaryo (2009: 14)

Motif adalah unsur pokok dalam sebuah ornamen. Melalui motif, tema

atau ide dasar sebuah ornamen dapat dikenali sebab perwujudan motif

Page 24: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

11

umumnya merupakan gubahan atas be ntuk- bentuk di alam atau sebagai

representasi alam yang kasat mata. Motif yang dibentuk secara berulang-

ulang dinamakan pola, artinya sejumlah motif yang diulang-ulang secara

struktural dipandang sebagai pola. Jika sebuah motif misalnya berupa

sebuah garis lengkung, kemudian diatur dalam ulangan tertentu, maka

susunannya akan menghasilkan suatu pola.

Wulandari (2011: 113) mengemukakan bahwa

motif batik adalah suatu dasar atau pokok dari suatu pola gambar yang

merupakan pangkal atau pusat suatu rancangan gambar, sehingga makna

dari tanda, simbol, atau lambang di balik motif batik tersebut dapat

diungkap. Motif merupakan susunan terkecil dari gambar atau kerangka

gambar pada benda. Motif terdiri atas unsur bentuk atau objek, skala atau

proporsi, dan komposisi. Motif menjadi pangkalan atau pokok dari suatu

pola. Motif mengalami proses penyusunan dan diterapkan secara

berulang-ulang sehingga diperoleh sebuah pola.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motif batik

merupakan suatu unsur yang pokok dan mendasar dari suatu pola gambar yang

menghiasi kain batik serta memiliki ciri tersendiri dan menjadi pangkal dari

rancangan suatu gambar motif batik. Motif tersebut dijadikan nama kain batik

sehingga Masyarakat dapat mengenali kain bermotif batik tersebut.

6. Unsur-unsur motif batik

Kusrianto (2013: 5) menyimpulkan „‟ ada 3 macam unsur-unsur dalam motif

batik yaitu ornamen utama, ornamen pengisi dan ornamen isen-isen (isian)’’. Di

bawah ini akan dijelaskan tiap-tiap unsurnya.

Page 25: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

12

a. Ornamen utama

Gambar 2.1. Sumber: docplayer.info

Ornamen utama atau pokok, dalam buku‟‟Seni kerajinan Batik Indonesia‟‟

oleh S.K. Sewan Susanto, Ornamen utama atau pokok merupakan suatu ragam

hias yang menentukan motif pada batik yang memiliki makna, sehingga dalam

pemberian nama motif batik sesuai dengan jiwa dan arti lambang yang ada pada

motif tersebut. Salahsatu contoh yang saya ambil adalah ornamen biota laut.

Menurut Sari (2013: 26) bahwa „‟motif pokok merupakan unsur pokok

dalam motif batik, yaitu berupa gambar dengan bentuk tertentu yang berukuran

cukup besar atau dominan dalam sebuah pola‟‟ .

Wulandari (2011: 105) menarik kesimpulan sebagai berikut.

motif utama adalah suatu corak yang menentukan makna motif tersebut.

Pemberian nama motif batik tersebut didasarkan pada perlambangan

yang ada pada motif utama ini. Jika corak utamanya adalah biota laut

maka kita bisa menggambarkan motif berupa hewan laut dan tumbuhan

laut. Motif pokok terdiri atas motif-motif inti hiasan batik.

b. Ornamen Pengisi

Ornamen Pengisi bidang merupakan pola-pola batik yang berfungsi

sebagai pengisi bidang kain di luar ornamen pokok. Biasanya pola-pola pengisi

Page 26: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

13

bidang dibuat dengan ukuran yang kecil dan menyebar diseluruh dasar kain.

Ornamen pengisi ini dapat berbentuk motif tumbuhan dan hewan. Menurut

Kusrianto (2013:5) „‟ komponen pengisi merupakan gambar yang dibuat untuk

mengisi bidang di antara motif utama. Bentuknya lebih kecil dan tidak turut

membentuk arti dari pola batik itu. Motif pengisi juga disebut ornamen selingan‟‟.

c. Ornamenisian(isen-isen)

Isian adalah gambar-gambar yang berfungsi sebagai isian dan

pelengkap gambar ornamen pokok. Ornamen isian atau isen dalam batik terdiri

dari garis-garis disebut dengan sawut. Isian yang berbentuk titik-titik disebut

dengan cecek. Sehingga isen yang terdiri dari titik dan garis disebut dengan sawut

cecek. Selain sawut dan cecek, juga ada jenis isian batik yang lain di antaranya:

Gambar 2.2: Batik Lasem

Sumber : pinterest.com

Page 27: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

14

Gambar 2.3: ornamen isian batik

Sumber: pusatgrosirsolo.com/artikel-batik/isen-pelengkap-batik-yang-membuat-

cantik/

d. Jenis-jenis Motif Batik

Wulandari (2011:106) menyatakan bahwa „‟secara garis besar, corak

batik berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua yaitu, golongan ragam hias

geometris dan non geometris‟‟.

Sunaryo (2009:15) bahwa

ragam ornamen Nusantara dapat di kelompokkan berdasarkan motif hias

atau bentuknya menjadi 2 jenis, yakni (1) ornamen geometris dan (2)

ornamen orgamis. Namun pembagian dua motif tersebut tidak berarti

bahwa ada pembagian yang tegas di antara keduanya. Banyak sekali

pola-pola geometris yang mengandung unsur nongeometris dan begitu

pula sebaliknya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka di bawah ini akan diuaraikan jenis-

jenis motif batik, yaitu:

1) Motif geometris

Menurut Sunaryo (2009:15) bahwa

Page 28: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

15

ornamen geometris bentuknya tersusun atas garis-garis dan raut atau

bangun yang dikenali pada bidang geometri. Dalam hal garis, misalnya,

terdapat garis-garis lurus, zigzag, atau lengkung Mekanis. Sedangkan

mengenai raut, terdapat bangun persegi, lingkaran, segitiga, dan lain-lain.

Dengan demikan ornamen geometris memiliki struktur yang terdiri atas

garis-garis lurus atau lengkung dan raut bersegi-segi atau lingkaran.

Gambar 2.4: https://tekoneko.net/

2) Motif non geometris

Menurut Sunaryo (2009: 15) bahwa

Motif non-geometris atau ornamen organis ialah yang motif hiasnya

melukiskan objek-objek dialam dan dapat dikenali kembali bentuk objek

asalnya. Selain bercorak kealaman, ornamen organis dibentuk oleh

unsur-unsur garis lengkung bebas atau oleh bentukan-bentukan yang

menyarankan kehidupan.

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan pernyataan Rasjoyo (2008: 2) bahwa

motif non-geometris adalah ragam hias yang tidak menggunakan unsur

garis dan bidang geometris sebagai bentuk dasarnya. Bentuk motif hias

non-geometris secara garis besar terdiri atas motif tumbuhan, motif

binatang, motif manusia dan motif benda alam.

Gambar 2.5 : Motif non geometris

Sumber :https://azzamaviero.com//

Page 29: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

16

e. Biota laut

Indonesia tersimpan kekayaan laut yang luar biasa besarnya. Potensi

kekayaan laut tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan tambang seperti minyak

bumi, emas, nikel, bauksit, pasir, dan lain-lain yang ada di bawah permukaan laut.

Kekayaan lain dari sumber daya laut adalah sumber daya alam berupa mangrove,

terumbu karang, dan lain-lain. Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan,

sehingga secara alamiah bangsa Indonesia merupakan merupakan bangsa bahari.

Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah Indonesia yang strategis di wilayah

tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia

untuk mengembangkan sumber daya laut yang memiliki keragaman, baik

sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya.

Tuhan menciptakan makhluk dengan tujuan tertentu, baik yang hidup

maupun yang mati, yang besar maupun yang kecil semua mempunyai peranan

dalam kehidupan. Dalam kehidupan di laut ada banyak keanekaragaman

Bentuk dan kehidupan hayati yang didapat dan saling ketergantungan satu

dengan yang lain.

Gambar 2.6:Biota laut

Sumber :http://annisazainal.wordpress.com

Page 30: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

17

Biota laut adalah seuah makhluk yang ada di laut baik hewan maupun

tumbuhan, dan karang yang hidup dan berkembang biak di dalam laut atau di

perairan laut. Jumlah dan keanekaragaman jenis biota laut sangat menakjubkan.

Biota laut dibedakan menjadi dua yaitu: kelompok hewan dan kelompok

tumbuhan. Adapun biota laut yang terdiri dari hewan-hewan laut di antaranya

yaitu:

a. Hewan laut

Hewan laut merupakan sekumpulan beberapa hewan yang habitatnya di laut luas.

1. Moluska

Moluska merupakan hewan yang bertubuh lunak, ada yang bercangkang

dan tidak bercangkang. Cangkangnya berfungsi untuk melindungi tubuhnya yang

lunak, seperti kerang-kerangan, cumi-cumi, tiram, dan gurita. Berikut contoh

gambar dan motifnya.

Gambar 2.7 : hewan moluska, Cumi-cumi

sumber : http://www.iwwakkuseafood.com

Page 31: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

18

Gambar 2.8: Motif Batik Dayak Kalimantan Barat

Sumber : Id.wikipedia.org

1. Ikan

Tjakrawijaya (1999)

Dari semua vertebrata, ikan termasuk hewan yang memiliki tulang

belakang (vertebrata), berdarah dingin dan mempunyai insang. Jenis

hewan tersebut merupakan penghuni laut yang paling banyak yaitu

sekitar 42,6% atau 500 jenis yang telah diidentifikasi, mempunyai

keanekaragamn yang berbeda-beda baik dalam bentuk, warna, ukuran

dan sebagian besar hidup di daerah terumbu karang.

Gambar 2.9: Ikan Tongkol.

Sumber : Igo (2006: 73)

Page 32: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

19

Gambar 2.10: Corak Batik Cepethikan

Sumber : infobatik.id

Ikan parung atau yang disebut ikan terumbu koral adalah ikan pasang

yang hidup di antara tanaman yang beraneka ragam warna serta di dalam alga-

alga koral, cenderung berwarna cemerlang dan beraneka ragam, ikan mempunyai

warna yang kerap kali mengimbangi alga-alga, batu karang ataupun sifat

lingkungan yang mencolok seperti gurita, ikan bunga waru, dan kuda laut.

Gambar 2.11 : kuda laut.Sumber : id.wikipedia.org

Page 33: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

20

Gambar 2.12: Batik Soganan Kompeni Tulis Motif Kuda Laut

Sumber: http://batik-cirebon.web.id

f. Tumbuhan laut

a. Alga (kemumu)

Tanaman laut dibagi menjadi dua kelompok tanaman utama, alga

laut/kemumu atau ganggang laut dan angiospermae laut atau rumput laut. Alga

laut/kemumu dibagi menjadi tiga kelas alga hijau (khlorafita), alga coklat

(feofita), alga merah (rodofita). Kebanyakan alga melekat pada subtrat-subtrat

yang kokoh, seperti batu karang, tiang-tiang pancang, dan kulit kerang.

1. Alga Hijau (Khlorafita)

Warna dari khlorofita hijau cerah, khlorofita tidak ditutupi oleh

pikmen lain. Talusnya bersel banyak dengan benang-benang yang sederhana atau

bercabang, berkembang biak dengan zoospore atau dengan ganet-ganet yang

bergerak. Tumbuhnya ditempat terlindung seperti zona antar pasang dan zona

bawah pasang. Spesies ini dapat dijual dan dimakan dengan nama laver hijau atau

rumput laut Islandia.

Page 34: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

21

Gambar 2.13: Alga Hijau.(Iyam, 2006: 81)

Gambar 2.14 : Batik tulis Lasem

Sumber : stalktr.Net

2. Alga coklat ((feofita)

Kebanyakan kemumu besar yang dikenal adalah kelas feofita, yang

mempunyai warna coklat tau kuning kehijauan. Cadangan makanan yang utama

adalah zat arang hidrat atau laminaring yang larut dalam getah bening. Sel-sel

pembiakan baik zoospore at

Au ganet dapat bergerak dan mempunyai dua helai bulu canduk yang

tidak sama. Alga coklat ini mempunyai talus terbesar di antara semua alga, tidak

memiliki bagian akar, batang dan daun, ukuran tulusnya,mulai dari mikroskopik

sampai makroskopik. Alga coklat berada disemua samudera, terutama perairan

Page 35: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

22

iklim sedang dan dingin, banyak terdapat didekat pantai dengan kedalaman

kurang dari 20 meter.

Gambar 2.15:Alga Coklat (Iyam, 2006: 82)

Gambar 2.16 : Motif batik cilacap

Sumber : subama-batik.business.site

3. Alga merah (rodofita)

Alga merah mengandung pikmen merah dalam satu organel pada

sel-sel yang disebut fikoeritim. Mempunyai satu sel inti dengan satu atau lebih

khoroplas berbentuk cakram atau bintang. Simpanan makanan cadangannya

berupa zat arang hidrat dan minyak-minyakan. Gamet jantan yang tidak

bercambuk, diangkat secara pasif ke kelamin betina. Kebanyakan alga merah

daunnya lebih rumit,zigotnya tidak melalui miosis, melainkan membentuk pipa

yang halus yang disebut oblas, yang tumbuh dari karpogonilum menjadi sel batu.

Page 36: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

23

Gambar 2.17:Alga Merah. (Iyam, 2006:89)

Gambar 2.18 : Motif batik tulis

Sumber : www.facebook.com

B. Kurikulum Seni Budaya

a. Pengetian Struktur Kurikulum SMP/MTs

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum

dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,

dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk

mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur

kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam

sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.

Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum

yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban

belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

Page 37: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

24

Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip

kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di

suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan

ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus

menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah

kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai

pilihan.

b. Struktur Kurikulum SMP/MTS

Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-masing

38 jam per minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit.

Struktur Kurikulum SMP/MTs adalah sebagai berikut:

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU

BELAJAR PER MINGGU

VII VIII IX

Kelompok A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

3 3 3

3. Bahasa Indonesia 6 6 6

4. Matematika 5 5 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

7. Bahasa Inggris 4 4 4

Kelompok B

1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal)* 3 3 3

2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan

Kesehatan(termasuk muatan lokal)

3 3 3

3. Prakarya(termasuk muatan lokal) 2 2 2

Jumlah Alokasi Waktu Per

Minggu

3

8

3

8

3

8

Page 38: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

25

Keterangan:

*Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah

Ekstra Kurikuler SMP/MTs antara lain:

- Pramuka (Wajib)

- OSIS

- UKS

- PMR

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi

kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah

mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Seni

Budaya dan Prakarya menjadi dua mata pelajaran yang terpisah. Untuk seni

budaya didalamnya terdapat pilihan yang disesuaikan dengan minat siswa dan

kesiapan satuan pendidik dalam melaksanakannya.

IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan

integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya

sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir,

kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan

bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.Disamping itu, tujuan

pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat

kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam

ruang atau space wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan

Page 39: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

26

biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah

nusantara.

c. Beban Belajar

Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per

minggu dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing

kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di

SMP/MTs tetap yaitu 40 menit.

Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah

Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan

proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran

siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran

penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan

pengamatan, menanya, asosiasi, dan komunikasi. Proses pembelajaran yang

dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta

didik karena mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar

memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam

bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan

pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran

mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus

dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

Page 40: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

27

Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian

hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising

element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti

merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal

Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan

antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke

kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu

akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.

Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu

mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang

berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi

proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait

yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial

(kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan

(kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan

harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.

Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan

secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar

tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan

(kompetensi Inti kelompok 4).

Page 41: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

28

Kompetensi Inti SMP/MTs adalah sebagai berikut:

KELAS

VII VIII IX

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

agama yang dianutnya.

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

agama yang dianutnya.

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong

royong), santun,

percaya diri, dalam

berinteraksi secara

efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya.

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong

royong), santun, percaya

diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya.

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong

royong), santun, percaya

diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami

pengetahuan (faktual,

konseptual, dan

prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya

tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian

tampak mata.

3. Memahami dan

menerapkan

pengetahuan (faktual,

konseptual, dan

prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya

tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian

3. Memahami dan

menerapkan pengetahuan

(faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya

tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian

tampak mata.

Page 42: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

29

tampak mata.

4. Mencoba, mengolah,

dan menyaji dalam

ranah konkret

(menggunakan,

mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan

membuat) dan ranah

abstrak (menulis,

membaca, menghitung,

menggambar, dan

mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari

di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam

sudut pandang/teori

4. Mengolah, menyaji, dan

menalar dalam ranah

konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan

membuat) dan ranah

abstrak (menulis,

membaca, menghitung,

menggambar, dan

mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut

pandang/teori.

4. Mengolah, menyaji, dan

menalar dalam ranah

konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan

membuat) dan ranah

abstrak (menulis,

membaca, menghitung,

menggambar, dan

mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain

yang sama dalam sudut

pandang/teori.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk

setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah

konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan

yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.

Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta

didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran

sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan

tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi

hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan

organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non

Page 43: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

30

disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif

atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah

eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata

pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak

perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.

bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin

ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme.

Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari

berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi

rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut

dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi

maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan

dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan

perenialisme.

Kompetensi Dasar SMP/MTs untuk setiap mata pelajaran tercantum pada

Lampiran 1A s.d. Lampiran 10 yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti, PPKn,Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni

Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Prakarya.

Page 44: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

31

e. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Seni Budaya Sekolah Menengah

Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas VIII

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan

menghayati ajaran agama

yang dianutnya

1.1 Mengapresiasi keragaman dan keunikan

karya seni daerah-daerah di Indonesia

sebagai bentuk rasa syukur terhadap

anugerah Tuhan dan memiliki rasa bangga

terhadap bangsa dan tanah air

2. Menghargai dan

menghayati perilaku jujur,

disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong

royong), santun, percaya

diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam

dalam jangkauan pergaulan

dan keberadaannya

2.1 Menampilkan sikap apresiatif (menyukai,

menghargai, memuji, dan membanggakan)

terhadap keunikan (ciri-ciri yang menjadi

daya tarik) gagasan, bentuk, teknik dan

fungsi dalam karya seni rupa seni kriya

dua dan tiga dimensi

2.2 Menerapkan prinsip kerjasama dalam

berteater, menari, penampilan musik

ansambel dan vokal group

3. Memahami dan

menerapkan pengetahuan

(faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan

kejadian tampak mata

3.1 Memahami konseptual, operasional dan

sintesis seni rupa

3.2 Memahami teknik menggubah lagu

secara sederhana

3.3 Mengidentifikasi keunikan gerak tari

kreasi tradisi dan tari kreasi non tradisi

berdasarkan pola lantai dengan

menggunakan unsur pendukung tari

3.4 Memahami teknik pemeranan

3.5 Memahami pertunjukkan teater

Page 45: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

32

tradisional

4. Mengolah, menyaji, dan

menalar dalam ranah

konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan

membuat) dan ranah

abstrak (menulis,

membaca, menghitung,

menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah

dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/teori

4.1 Membuat gambar model dengan

beragam bahan dan teknik

4.2 Membuat gambar illustrasi dengan

teknik manual maupun digital

4.3 Membuat karya kriya logam dengan

memanfaatkan berbagai teknik dan corak

4.4 Membuat karya tapistri dengan

memanfaatkan berbagai teknik dan corak

4.5 Menggubah musik modern Indonesia

untuk disajikan secara unisono atau

perseorangan (menggubah dengan

membuat notasi dan iringan

menggunakan akor pokok)

4.6 Menggubah musik modern Indonesia

untuk disajikan dalam bentuk vokal grup

atau kelompok (menggubah dengan

membuat notasi dan iringan

menggunakan akor pokok)

4.7 Menampilkan musik modern Indonesia

untuk disajikan secara perseorangan

(menggubah dengan membuat notasi dan

iringan menggunakan akor pokok

4.8 Menampilkan hasil gubahan musik

modern Indonesia untuk disajikan secara

kelompok (menggubah dengan membuat

notasi dan iringan menggunakan akor

pokok

Page 46: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

33

4.9 Merangkai gerak tari kreasi tradisi

berdasarkan pola lantai dengan

menggunakan unsur pendukung tari

4.10 Memperagakan gerak tari kreasi tradisi

berdasarkan pola lantai dengan

menggunakan unsur pendukung tari

4.11 Merangkai gerak tari kreasi non tradisi

berdasarkan pola lantai dengan

menggunakan unsur pendukung tari

4.12 Memperagakan gerak tari kreasi non

tradisi berdasarkan pola lantai dengan

menggunakan unsur pendukung tari

4.13 Menerapkan teknik olah tubuh, olah

suara, dan olah rasa yang mengacu pada

sumber budaya tradisi

4.14 Mengembangkan cerita teater dari

sumber budaya tradisi

4.15 Merancang dan Mempertunjukan teater

gaya teater tradisional

Page 47: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

34

C. Kerangka Pikir

Pada dasarnya siswa merupakan subjek yang menjadi tujuan dari

pendidikan. Kegiatan pembelajaran diselenggarakan untuk memunculkan dan

mengembangkan potensi serta bakat yang dimiliki oleh siswa. Adapun skema

kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 19: Skema kerangka pikir

MTs Bontomarrannu

Guru Seni Budaya Kelas VIII MTs

Bontomarrannu

Siswa Kelas VIII MTs Bontomarrannu

Praktik pembelajaran menggambar

motif batik dengan objek biota laut.

Hasil karya siswa dalam menggambar

motif batik dengan objek biota laut

Hasil Penelitian

Page 48: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif,

yang artinya metode penelitian ini berlandaskan pada filsafat positifisme yang

biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana

peneliti berperan sebagai instrument kunci. (Sugiyono, 2014:15)

Arti lain yang dimaksud dengan penelitian deskriptif kualitatif adalah

jenis penelitian yang menggambarkan atau melukiskan objek penelitian

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya mengenai proses

pembelajaran menggambar motif batik objek biota laut pada siswa kelas VIII MTs

Bontomarannu.

B. Lokasi dan sasaran penelitian

Penelitian ini dimulai pada tanggal 02 November 2019 sampai dengan

07 November 2019 disalah satu Sekolah menengah pertama yaitu MTs

Bontomarannu di Jalan Nurung Dg. Tombong, Desa Popo, Kecamatan Galesong

Selatan, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi ini dapat ditempuh

dengan kendaraan umum dan terletak ditengah-tengah pekampungan di Desa

Popo.

Page 49: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

36

U

B T

S

Lokasi penelitian MTs Bontomarannu

Puskesmas Desa Popo

jalan Nurung Dg. Tombong

keterangan:

Puskesmas Desa Popo

MTs Bontomarannu

Gambar 3.1 Peta lokasi

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah MTs Bontomarannu. Terdiri dari 6 kelas

untuk kelas VII yaitu 2 kelas , kelas VII A dan VII B dengan jumlah masing

masing siswa kelas VII A sebanyak 20 orang dan VII B sebanyak 15 orang dan

kelas VIII terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VIII A sebanyak 14 orang dan kelas VIII

B terdiri dari 15 orang, Sedangkan untuk kelas X terdiri dari 2 kelas yaitu kelas X

A dan kelas X B dengan jumlah masing-masing siswa kelas X A sebanyak

Jala

n P

oro

s G

ales

on

g-T

akal

ar

Page 50: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

37

15orang dan X B sebanyak 15 orang Untuk guru, ada 1 guru seni budaya MTs

Bontomarannu.

2. Sampel

Dari populasi, kelas VIII A dipilih sebagai sampel penelitian dengan

jumlah 14 siswa.

D. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel penelitian

Variabel Penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi suatu

titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian ini adalah. Sebagai berikut:

1) Praktik pembelajaran menggambar motif batik dengan objek biota laut pada

siswa kelas VIII MTs Bontomarannu

2) Hasil karya siswa dalam menggambar motif batik dengan objek biota laut di

MTs Bontomarannu

2. Desain penelitian

Adapun bentuk Desain penelitian ini digambarkan dalam skema seperti di

bawah ini :

Page 51: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

38

Gambar 3.2 : Skema Desain Penelitian

E. Definisi operasional variabel

Berdasarkan gambar 3.2 maka perlu dilakukan pendefinisian operasional

variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu kesalahan. Serta

memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik. Adapun definisi

operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. proses menggambar motif batik yang dimaksudkan adalah sebagai kegiatan

pembelajaran mulai dari awal sampai selesai.

2. hasil karya siswa dalam menggambar motif batik di MTs Bontomarannu

Pengumpulan data

(observasi, wawancara, tes praktik,

dokumentasi)

Praktik pembelajaran

menggambar motif batik

dengan objek biota laut

Hasil karya siswa dalam

menggambar motif batik

dengan objek biota laut

Pengelolahan Data

Deskripsi Data

Kesimpulan

Page 52: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

39

F. Subjek penelitian

Adapun subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII MTs

Bontomarannu.

G. Teknik pengumpulan data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang

lebih banyak menampilkan uraian kata-kata, tingkah laku, proses, serta hasil

karya siswa saat menggambar motif batik dengan objek biota laut. Oleh karena

itu teknik yang digunakan dalam usaha memperoleh data di lapangan sebagai

berikut:

1. Observasi

Menurut Margono (2000:158)

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi adalah

pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti secara cermat.

Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistemis gejala-gejala yang diselidiki secara langsung. Observasi

digunakan untuk mengetahui lingkup Sekolah seperti bangunan fisik,

luas bangunan, sarana dan prasarana, lokasi sekitar Sekolah. Selain itu

juga untuk mengetahui proses pembelajaran, yakni kesiapan siswa,

keseriusan saat menyimak materi dan mendengarkan penjelasan,

ketertarikan pada materi dan metode pembelajaran, partisipasi siswa

selama proses pembelajaran, ketertarikan dalam menggambar dan

keseriusan dalam berkarya batik.

Hal tersebut dapat juga dilakukan dengan bantuan kamera untuk

mengambil gambar-gambar atau foto pada saat kegiatan penelitian berlangsung.

Dengan demikian dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian secara

jelas sehingga penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Page 53: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

40

2. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan

untuk diminta keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Teknik

wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara secara langsung.

Menurut Sukardi (2003: 79)

Teknik wawancara yaitu peneliti datang berhadapan muka secara

langsung dengan responden atau subjek yang diteliti. Peneliti

menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden atau

subjek yang diteliti. Hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam

penelitian.

Berkaitan dengan penelitian ini wawancara dilakukan oleh peneliti

dengan beberapa informan yaitu sebagai berikut:

a) Kepala Sekolah MTs Bontomarannu untuk mengetahui sejarah Sekolah,

bangunan serta perkembangan sekolah, dan juga tentang pembelajaran seni

rupa di Sekolah, serta visi misi Sekolah.

b) Guru pengampuh mata pelajaran seni budaya, untuk mengetahui pembelajaran

siswa dalam pelajaran seni budaya khususnya tentang pelajaran batik pada

siswa kelas VIII MTs Bontomarannu, serta mengetahui karakteristik dan latar

belakang siswa.

c) Siswa kelas VIII MTs Bontomarannu, untuk mengetahui cara belajar pada

saat praktik menggambar motif batik serta ketertarikan siswa dalam

menggambar motif batik berbasis potensi laut.

Page 54: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

41

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data penelitian melalui atau

menggunakan dokumen-dokumen atau peninggalan yang relevan dengan masalah

penelitian. Adapun yang disajikan oleh dokumen sehubungan dengan metode

dokumentasi adalah catatan yang berisikan lokasi Sekolah MTs Bontomarannu,

keadaan Sekolah MTs Bontomarannu, keadaan siswa kelas VIII MTs

Bontomarannu, serta keadaan guru MTs Bontomarannu.

H. Teknik analisis data

Menurut Sugiyono (2009: 246 )

Proses analisa data diawali dari pengumpulan data yang tersebar di

lapangan yaitu mengumpulkan data yang diperoleh dari observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Langkah selanjutnya adalah menganalisis

data melalui tiga langkah yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi data

Menurut Sugiyono (2009: 339)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak

perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya. Proses reduksi data meliputi pemilihan,

penyederhanaan data-data yang diperoleh di lapangan, kemudian

diseleksi, dan dikelompok-kelompokkan dalam satuan pokok pikiran.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan

data. Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2009: 341) penyajian data

dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan

Page 55: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

42

mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Suatu penyajian

sekumpulan informasi yang tersusun akan memberikan kemungkinan adanya

penarikan sebuah kesimpulan.

3. Penarikan simpulan dan verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif

menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009:345) adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan

tahap atau langkah paling akhir dalam proses analisis data. Mulai awal sampai

akhir pengumpulan data yang direduksi dan disajikan kemudian ditinjau kembali

melalui pengujian kebenaran, kecocokan, kekokohan sehingga sampai pada

tingkat validitas yang diharapkan.

Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa antara reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan

tahapan yang saling berhubungan dan saling menjalin antara satu dengan yang

lain baik pada saat sebelum, selama dan setelah pengumpulan data. Berikut

skematik model analisis digambarkan sebagai berikut:

Page 56: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

43

Gambar 3.3: Komponen Analisis Data Model Interaktif

(Sumber: Miles and Huberman dalam Sugiyono 2009: 33)

4. Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian proses menggambar motif batik dengan objek biota

laut

Tabel 3.4 Instrumen Penilaian

Sumber: Thomas Aquinas

No Indikator

Kemampuan

Hasil Penelitian

Sangat

Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

1 Integritas

2 Harmoni

3 Kecemerlangan

Rata –rata

Pengumpulan data Hasil Pengumpulan data

Reduksi data Kesimpulan : penarikan

kembali /verifikasi

Page 57: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang

telah diperoleh dari berbagai sumber data melalui proses observasi, wawancara,

tes praktik, dan dokumentasi.

1. Proses Pembelajaran Menggambar Motif Batik dengan Objek Biota

Laut pada Siswa kelas VIII MTs Bontomarrannu

Adapun langkah-langkah pelaksanaan Proses Pembelajaran Menggambar

Motif Batik dengan Objek Biota Laut adalah :

1. Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama (02 November 2019) berupa pengenalan dan

guru memberikan pelajaran materi yang bersifat teori serta berhubungan dengan

peralatan yang diperlukam selama menggambar motif batik, pelaksanaan

pembelajaran disajikan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama adalah

pelajaran teori, yaitu :

a. Menjelaskan pengertian menggambar

b. Menjelaskan pengertian batik

c. Memperlihatkan contoh motif batik dengan objek biota laut

d. Menjelaskan tentang alat dan bahan serta bagaimana cara menggambar motif

batik dengan objek biota laut.

e. Memberi tugas kepada siswa

Page 58: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

45

2. Pertemuan II

Pertemuan kedua pada tanggal (04 November 2019) melakukan praktik

berkarya yaitu masing-masing siswa membuat sketsa dengan objek biota laut

kemudian melanjutkan dengan melakukan pewarnaan pada karya masing-masing

setelah melakukan pewarnaan siswa diharapkan untuk menjaga kebersihan agar

karya tersebut tetap terjaga.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat diketahui bahwa proses

pembelajaran menggambar motif batik dengan objek biota laut pada siswa kelas

VIII MTs Bontomarrannu merupakan suatu bentuk kegiatan praktik pada proses

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa kelas VIII MTs Bontomarrannu dengan

memanfaatkan biota laut sebagai objek dalam penelitian tersebut.

Adapun Berikut ini disajikan data mengenai proses pembelajaran menggambar

motif batik dengan objek biota laut yang berlandaskan pada tahapan-tahapan

dalam berkarya sebagai berikut:

a. Gagasan atau Ide

Tahap ini merupakan langkah awal yang mana siswa melakukan

aktivitas penjelajahan atau mencari ide atau gagasan dalam proses berkarya . dan

hasil dari gagasan ini siswa akan dijadikan sebagai bahan acuan dalam

menentukan tema atau konsep, alat dan bahan, dan teknik yang digunakan.

Adapun langkah-langkah ide atau gagasan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Konsep atau tema

Menentukan konsep atau tema merupakan tahap awal sebelum

berkarya. Dengan adanya konsep atau tema ini akan diharapkan dapat

mempermudah siswa dalam proses pembuatan rancangan atau desain.

Page 59: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

46

2. Menyiapkan Alat dan Bahan

Setelah adanya tema atau konsep siswa menyiapkan alat dan bahan

yang akan dibutuhkan pada proses penciptaan karya. Penyediaan alat dan bahan

merupakan bagian yang paling penting dilakukan sebelum berkarya, sehingga

persediaan alat dan bahan tersebut dapat mempermudah dan mempercepat laju

proses berkarya. Namun demikian setiap masing-masing alat dan bahan memiliki

fungsi yang berbeda, untuk itu siswa diharapkan memahami dan mengerti fungsi

alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam menggambar motif

batik dengan objek biota laut adalah sebagai berikut:

a. Pensil

Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafik

murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media.

Namun grafit murni cenderung mudah patah terlalu lembut, memberikan efek

kotor saat media bergesekan dengan tangan, adapun pensil yang digunakan dalam

pembuatan karya tesebut adalah pensil 2b.

Gambar.4.1. Pensil

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari)

Page 60: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

47

b. Kertas gambar

Kertas gambar adalah Kertas khusus dan tidak bergaris untuk

membuat gambar atau untuk di gambari.

Gambar. 4.2. Kertas gambar

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari)

c. Karet penghapus

Salah satu perlengkapan alat tulis yang merupakan karet lembut

yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil.

Gambar. 4.3. Karet penghapus

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari)

Page 61: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

48

d. Penggaris

Sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar

garis lurus.

Gambar. 4.4. Penggaris

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari)

e. Kuas

Kuas adalah alat yang digunakan untuk melukis beragam

macamnya. Kegunaan masing-masing kuas tidak sama, misalnya yang

bulat lancip, untuk mengerjakan yang rumit,sedang yang pesegi rata untuk

menangani bidang yang lebih lebar,cocok untuk mengeblok bidang

lukisan. Untuk melukis diatas kertas sebaiknya memilih kuas yang berbulu

halus dan terasa lembut jika dipegang dengan jari, kuas ini cocok

digunakan untuk cat air dan cat poster.

Page 62: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

49

Gambar. 4.5. Kuas

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari)

f. Cat Poster

Cat poster merupakan salah satu pewarna dengan campuran air.

Karakter gambar cat poster adalah blok atau merata pada bidang gambar.

Untuk menimbulkan efek kedalaman dapat dilakukan dengan

mencampurkan warna yang lebih muda.

Gambar. 4.6. Cat Poster

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari)

Page 63: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

50

g. Palet

Palet adalah tempat menampung dan meyampur cat sebaiknya

menggunakan palet. Palet yang digunakan adalah palet cat air yang terbuat

dari plsatik

Gambar. 4.7. Palet

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari)

b. Membuat desain atau sketsa

Setelah tahap gagasan atau eksplorasi siswa diberi tugas membuat

desain atau sketsa dengan menggunakan pensil. Proses pembuatan desain atau

sketsa motif batik dengan objek biota laut adalah sebagai berikut:

Gambar.4.8. Membuat Desain Sketsa

(Dokumentasi Sri Wahyunitasari)

Page 64: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

51

c. Proses Pewarnaan

Setelah proses membuat sketsa motif batik dengan objek biota laut,

selanjutnya mewarnai desain tersebut, proses mewarnai motif hias batik dapat

dilihat pada gambar tersebut:

Gambar: 4.8. Proses Pewarnaan

(Dokumentasi Sri Wahyunitasari)

d. Proses Phinising

Proses Phinising dilakukan untuk merapikan gambar motif batik

dengan objek biota laut, sebaikya di press, agar karya tersebut terlihat rapi dan

bersih.

Gambar: 4.9. Proses Phinising

(Dokumentasi Sri Wahyunitasari)

Page 65: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

52

2.Hasil menggambar motif batik dengan objek biota laut pada siswa kelas

VIII Mts Bontomarannu

Hasil akhir adalah wujud atau produk yang berupa karya yang telah

dibuat oleh siswa yang telah selseai. Pada bagian ini akan diuraikan tentang

hasil karya menggambar motif batik dengan objek biota laut pada siswa kelas

VIII Mts Bontomarrannu Galesong. Adapun hasil karya dari siswa tersebut

adalah sebagai berikut:

No Nama Siswa Hasil Karya Penilaian Karya Nilai

1 Dewi Kartika

Putri

Pada hasil karya Dewi

Kartika Putri dilihat dari

gambar tersebut terlihat

rapih serta mempunyai

konsep yang cukup bagus,

hanya saja proses

pewarnaan yang terlihat

belum selesai .

81.3

2 Fitri Anti

Pada hasil karya Fitri Anti

dapat dilihat dari

keindahannya, perpaduan

warna serta kerapian hasil

karyanya sudah cukup baik

karna terlihat begitu hati-

80

Page 66: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

53

hati dari segi pembuatan

dan garis pewarnaan .

3 Ikram - - -

4 Muh. Marwan

Pada hasil karya Muh.

Marwan dapat dilihat pada

karyanya sudah menjaga

kerapian dan sangat baik,

warna padat dan tetap

bersih serta rapih sehingga

dilihat dari karya tersebut

mendapatkan nilai yang

sudah cukup baik.

85

5 Muh. Resky

Pada hasil karya Muh.

Resky dilihat dari segi

keindahan belum terlalu

bagus dan tidak terlalu

memperhatikankeindahan

pada karyanya. Terlihat

pada gambar disamping

dari segi pewarnaan yang

tidak terlalu rapih sehingga

keindahan bentuk pada

76.6

Page 67: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

54

gambar tidak terlalu bagus

dan mendapatkan nilai

yang cukup.

6 Mirna

Pada hasil karya Mirna

dilihat dari segi konsep

sudah bagus serta dari segi

keindahan bentuk dan

motif dibuat seindah

mungkin, komposisi, dan

proporsinya pun cukup di

perhatikan dan siswa ini

juga mampu membuat

hasil karya lebih indah

bukan hanya dari segi

keindahan motif tetapi

juga dari segi pewarnaan

karya tersebut.

90

7 Nurmala

Pada hasil karya Nurmala

dapat dilihat dari tehnik

pewarnaanya belum cukup

baik serta kurang berkreasi

dalam membuat gambar.

Tingkat kerapian juga

75

Page 68: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

55

belum terlalu bagus.

8

Nurfidah Dewi

Pada hasil karya Nurfidah

Dewi dilihat dari aspek

keindahan pada karya

tersebut sudah baik namun

masih ada bentuk-bentuk

kreativitas, keindahan

dalam pewarnaan yang

perlu diperhatikan

sehingga nilai yang

diperoleh dari segi aspek

keindahan, cukup baik.

83.3

9 Riswan - - -

10 Ridwan

Pada hasil karya Ridwan

dapat dilihat dari segi

konsep serta kreativitas

dalam menggambar

termasuk baik, serta dalam

proses pewarnaan terlihat

cukup rapih .

82

Page 69: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

56

11 Risma - - -

12 Kaswandi

Pada hasil karya Kaswandi

dapat dilihat konsep,

tingkat kreativitas belum

cukup serta proses

pewarnaan pada karya

tersebut terlihat jelas tidak

cukup rapih dan tingkat

keindahannya yang kurang

75

13 Ramdana

Pada hasil karya ramdana

dapat dilihat dari segi

konsep dan kreativitas

sudah cukup bagus hanya

saja dalam proses

pewarnaannya yang tidak

rapih terlihat sehingga

karya tersebut tidak

terlihat begitu indah.

76

Page 70: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

57

3. Hasil karya menggambar motif batik dengan objek biota laut bagi

siswa kelas VIII Mts Bontomarannu

Manusia telah diciptakan dengan kelengkapan lima panca indera

yang membuat manusia mampu menelaah dan menerjemahkan nilai-nilai yang

ada. Salah satu nilai dan bahasa yang mampu diterjemahkan oleh lima panca

indera kita adalah keindahan (estetika), jadi secara tidak langsung ketika kita ingin

menciptakan suatu karya seni, nilai keindahan estetika menjadi salah-satu patokan

dari pertimbangan utama. Berdasarkan hal lahirlah kata apresiasi. Apresiasi

sendiri dapat disumpulkan sebagai unsur penilaian utamanya. Namun sebuah

penilaian tidak hanya dapat diukur dari sisi kualitas keindahanya saja tapi juga

dapat dilihat dari beberapa aspek penunjang lainnya. Kualitas sendiri merupakan

sebuah ukuran akan tingkat baik buruknya sesuatu atau dengan kata lain dapat

diartikan sebagai taraf atau kadar dalam sebuah penilaian.

14 Suandi

Pada hasil karya Suandi

dilihat dari segi konsep

dan kreasi sebenarnya

sudah cukup baik hanya

saja dapat dilihat dari

proses pewarnaan yg tidak

begitu rapih sehingga nilai

keindahannya berkurang.

76.6

Page 71: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

58

Di dalam pembuatan karya seni lukis pada media kertas menggunakan

motif batik dengan objek biota laut, cat poster dan memiliki tingkat kualitas yang

baik debandingkan dengan bahan-bahan yang digunakan dalam proses

menggambar pada umumnya, karena hasil karya menggambar pada media kertas

menggunakan dekorasi motif batik menggunakan cat poster yang memiliki tingkat

ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan bahan-bahan pada

umumnya. Selain itu menggambar dengan menggunakan bahan tersebut diatas

media kertas menggunakan motif batik dengan objek biota laut. Peneliti sendiri

tertarik untuk mengaplikasikan proses pembuatan karya menggambar dengan

menggunakan media kertas dengan motif batik pada siswa kelas VIII Mts

Bontomarannu, dengan bahan dasar cat poster dan akan menghasilkan tampilan

yang lebih menarik. Penilaian akan dipaparkan dalam bentuk penjabaran angka-

angka yang berpatokan pada penilaian yang telah mereka dapatkan berdasarkan

indikator pencapaian kompetensi yang terdiri atas penilaian integritas atau

kelengkapan (integrity), harmoni (harmony), kecemerlangan (clarity). Untuk

mengetahui proses menggambar dengan motif batik menggunakan cat poster.

Adapun aspek-aspek penilaian karya dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Integritas

Berdasarkan hasil dari proses pembelajaran yang dilaksanakan

pada siswa kelas VIII Mts Bontomarannu dapat dinyatakan tingkat integritas

yang dimiliki siswa dalam berkarya sudah dapat dinyatakan berhasil, hal ini dapat

terlihat dari apa yang dituangkang ke dalam karya. Dimana siswa mampu

membuat karya yang unik berdasarkan ide dan gagasan yang dikembangkan dari

Page 72: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

59

beberapa objek yang dipilih berlandaskan referensi yang diperoleh begitu pun

warna-warna yang dituankan berdasarkan tema yang ditentukan, kemudian

dipadukan dengan objek biota laut sehingga masing-masing siswa memiliki karya

yang berbeda satu sama lain.

b. Harmoni

Dengan melihat dan mengamati hasil karya siswa kelas VIII Mts

Bontomarannu secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sudah memiliki

kemampuan untuk menghasilkan karya yang harmoni dengan cukup baik, dimana

76% siswa kelas VIII Mts Bontomarannu sudah mampu menghasilkan karya yang

selaras dengan proporsional karya yang dihasilkan, dan 24% diantaranya masih

ada siswa yang mengalami sedikit kesulitan untuk menetukan bentuk yang

proporsional dan keselarasan baik itu dari segi keselarasan warna yang dituangkan

pada objek manapun pada keselarasan bentuk sehingga penilaian hasil karya dari

aspek harmoni masih dikategorikan cukup atau berada pada kisaran nilai standar.

c. Kecemerlangan

Berdasarkan pengamatan pada karya siswa dengan mengukur tingkat

keberhasilan aspek kecemerlangan, karya yang dihasilkan oleh siswa kelas VIII

Mts Bontomarannu menghasilkan persentase yang sangat baik yaitu 95% siswa

sudah memiliki tingkat kaulitas yang baik dari aspek ini, dan 5% diantaranya

masih berada pada kisaran nilai dibawah rata-rata indicator pencapaian nilai pada

aspek kecemerlangan suatu karya

Selain hasil aspek penilaian hasil karya yang lebih dilaksanakan oleh

siswa kelas VIII Mts Bontomarannu, hasil penilaian akan karya siswa

Page 73: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

60

menggambar dengan menggunakan objek biota laut dengan menggunakan cat

poster dengan berpatokan pada indicator pencapaian kompetensi dapat dipaparkan

dalam tabel sebagai berikut:

No

Nama

Indikator Penilaian Hasil Karya Siswa Rata-

Rata

Kategori

Integritas Harmoni Kecemerlangan

1 Dewi

kartika putri 82 82 80 81.3 Baik

2 Fitri anti 80 80 80 80 Baik

3 Ikram - - - - -

4 Muh.

Marwan

85 85 85 85 Baik

5 Muh. Resky 80 75 75 76.6 Cukup

6 Mirna 90 90 90 90 Sangat Baik

7 Nurmala 75 75 75 75 Cukup

8 Nurfidah

Dewi

85 85 80 83.3 Baik

9 Riswan - - - - -

10 Ridwan 80 81 85 82 Baik

11 Risma - - - - -

12 Kaswandi 75 75 75 75 Cukup

Page 74: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

61

13 Ramdana 78 75 75 76 Cukup

14 Suandi 80 75 75 76.6 Cukup

Gambar4.10. Tabel nilai siswa

Berdasarkan klasifikasi nilai belajar siswa MTs Bontomarannu di atas

diperoleh dari 14 siswa dan di kategorikan baik.

Gambar: 4.11 Tabel persentase siswa

Sumber : Sdujana:2001

Berdasarkan klasifikasi nilai di atas maka dapat dideskripsikan

bahwa setiap siswa yang mendapat nilai 30 - 49 dikategorikan sangat kurang,

nilai 50 - 69 dikategorikan kurang, nilai 70 - 79 dikategorikan cukup, nilai 80 -

89 dikategorikan baik, dan yang mendapat, nilai 90 - 100 dikategorikan sangat

baik.

No Nilai Kategori

1 30 – 49 Sangat Kurang

2 50 – 69 Kurang

3 70 – 79 Cukup

4 80 – 89 Baik

5 90 – 100 Sangat Baik

Page 75: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

62

B. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang telah

dilakukan di lapangan dengan mengaitkan teori-teori yang telah dikemukakan

terlebih dahulu berdasarkan kenyataan yang dihadapi atau ditemukan peneliti.

Ada tiga hal pokok yang akan dibahas, yaitu proses pembelajaran menggambar

motif batik dengan menggunakan objek biota laut dan hasil pembelajaran siswa

dalam menggambar motif batik dengan objek biota laut serta kendala yang

dihadapi saat melakukan pembelajaran pada siswa kelas VIII MTs

bontomarannu.

1. Proses pembelajaran menggambar motif batik dengan objek biota laut

pada siswa kelas VIII MTs Bontomarannu

Proses pemanfaatan cat poster dalam pembelajaran menggambar motif

batik dengan objek biota laut di kelas VIII MTs Bontomarannu, selain

ditekankan pada penguasaan teknik, hal yang paling diutamakan yaitu

penggunaan alat dan bahan khususnya dalam menerapkan cat poster dalam

menggambar motif batik dengan objek biota laut dengan menggunakan media

kertas. Dalam proses berkarya diperlukan kesabaran dan keuletan untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dan mengurangi tingkat kesalahan yang

terjadi. Proses menggambar motif batik dengan objek biota laut dengan

menggunakan bahan utama cat poster sesuai dengan ketentuan dan tahapan yang

tepat. Ada beberapa hal yang telah dilakukan oleh siswa kelas VIII MTs

Bontomarannu dalam berkarya menggambar motif batik dengan objek biota laut

menggunakan bahan cat poster antara lain:

Page 76: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

63

1. Pertemuan 1 (02 November 2019)

Pertemuan pertama adalah proses pengenalan serta proses pemberian materi

mengenai cara menggambar batik menggunakan objek biota laut serta

menjelaskan penggunaan alat dan bahan dalam proses menggambar batik. Teori

pada pertemuan pertama berupa :

a. Menjelaskan pengertian menggambar kepada siswa agar siswa mampu

mengetahui tehnik dan cara menggambar.

b. Menjelaskan pengertian batik kepada siswa.

c. Memperlihatkan contoh gambar motif batik menggunakan objek biota laut

sebagai media belajar siswa

d. Menjelaskan tentang alat dan bahan kepada siswa dalam proses

menggambar batik dengan objek biota laut, seperti penggunaan cat poster

dan tehnikmya.

e. Memberi tugas kepada siswa, masing-masing siswa bebas berkreasi sesuai

dengan keinginan mereka.

2. Pertemuan II ( 04 November 2019)

Pada pertemuan kedua siswa melakukan praktik berkarya,siswa membuat

sketsa pada kertas A4 yang telah disediakan kemudian siswa melanjutkan dengan

mewarnai karya mereka menggunakan cat poster kemudian siswa dituntut

berkreasi sesuai kemampuan yang mereka inginkan.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yaitu proses menggambar motif

batik menggunakan objek biota laut , maka dapat di sajikan pembahasan sebagai

berikut :

Page 77: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

64

a. Menyiapkan alat dan bahan

Pada proses ini, siswa telah menyiapkan alat dan bahan yang telah

digunakan dalam proses menggambar motif batik pada media kertas dengan objek

biota laut menggunakan bahan cat poster. Baik itu cat poster sebagai bahan dasar

maupun bahan penunjang lainnya. Pada proses ini siswa kelas VIII MTs

Bontomarannu telah melakukan cukup baik, meskipun masih ada beberapa siswa

yang tidak menyiapkan secara keseluruhan alat dan bahan yang diperlukan dengan

benar.

b. Membuat sketsa

Dalam membuat sketsa menggambar motif batik dengan objek biota laut

pada siswa kelas VIII MTs Bontomarannu ada beberapa siswa yang menggalami

kesulitan dalam menerapkan objek yang sesuai berdasarkan gagasan tersendiri.

Sehingga siswa diberikan arahan untuk melihat beberapa referensi baik itu

referensi objek secara langsung, foto objek yang diinginkan maupun foto gambar

berdasarkan objek yang telah ditentukan masing-masing oleh siswa dari beberapa

objek yang dijadikan referensi. Hal tersebut dilakukan berdasarkan pengalaman

menggambar yang telah dilakukan pada lingkungan sekolah, siswa kemudian

memadukan beberapa objek tersebut sehingga menghasilkan objek baru yang unik

dan indah. Walaupun pada dasarnya jika melihat dan memperhatikan karya siswa-

siwa yang dihasilkan masih ada beberapa kelompok siswa kelas VIII MTs

Bontomarannu yang masih kebingungan dan masih sulit untuk memadukan

beberapa objek yang telah ditentukan tersebut. Sehingga dari beberapa siswa

tersebut masih mengikuti pola-pola gambar yang telah ada secara keseluruhan

Page 78: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

65

c. Menyempurnakan gambar

Menyempurnakan gambar merupakan tahap menggambar pada media

kertas menggunakan cat poster pada objek biota laut, tahap ini dilakukan dengan

menyelesaikan sketsa yang telah dibuat dengan proses pewarnaan dan

penyempurnaan warna. Hal ini sangat ditekankan kepada siswa pada tahap ini

yaitu mengenai tahap pewarnaan. Pemilihan warna yang baik dengan

menyesuaikan pada objek yang ada sangat mempengaruhi tingkat integritas

sebuah karya. Pada tahap pwarnaan siswa kelas VIII MTs Bontomarannu lebih

memilih melakukan pewarnaan begraound dengan menggunakan warna yang

cenderung gelap dari sketsa yang telah dibuat terlebih dahulu, hal ini dilakukan

agar pada saat menuangkan warna-warna cerah pada objek gambar, bentuk dari

objek tersebut akan lebih tampak jelas dan warna tidak terlihat menyatu.

2.Hasil karya menggambar motif batik dengan objek biota laut bagi siswa

kelas VIII A Mts Marrannu

Hasil karya menggambar motif batik dengan objek biota laut dengan

memanfaatkan cat poster dengan pigmen warna dapat di ukur dan di

klasifikasikan dalam beberapa aspek penilaian hasil karya, yaitu terdiri atas

penilaian aspek integritas, aspek harmoni, serta aspek kecemerlangan.

Berdasarkan kriteria penilaian hasil karya dapat diuraikan ketercapaian

kompetensi selama dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung serta akan

didaptkan kesimpulan tentang tingkat baik buruknya hasil dari proses

pembelajaran seni rupa yang dihasilkan oleh siswa kelas VIII Mts Bontomarannu

dengan hasil pemaparan sebagai berikut:

Page 79: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

66

a. Integritas

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi pada aspek integritas siswa

memiliki tingkat pencapaian yang berbeda-beda dimana siswa yang memiliki

tingkatan nilai sangat baik dipengaruhi karena aspek penguasaan bahan dan

penguasaan teknik yang baik. Dimana, dalam proses menerapkan atau pemilihan

warna dapat disesuaikan berdasrkan objek yang telah dibuat serta mampu

memadukan beberapa objek serta warna-warna tertentu sehingga terlihat lebih

baik, itu dalam memadukan warna dan objek-objek yang telah ditentukan

berdasarkan ide dan gagasannya masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari hasil

karya yang telah diciptakan

b. Harmony (Harmoni)

Pada indikator pencapaian tingkat harmoni suatu karya, selain dari aspek

penguasaan bahan dan penggunaan teknik, yang juga menjadi hal utama yang

perlu diperhatikan yaitu pada aspek penentuan gagasan. Dalam proses

menciptakan suatu karya aspek penentuan gagasan akan memmpengaruhi tingkat

harmoni suatu karya, karena baik buruknya suatu gagasan yang telah ditentukan

akan berpengaruh besar pada objek yang dituangkan kedalam karya. Sama halnya

dalam penerapan bahan, ketika dalam proses berkarya seorang pekerja seni

menerapkan bahan dengan perhitungan yang baik dan matang maka akan

menghasilkan karya yang lebih berkualitas, baik dari segi kerapian maupun dari

segi lainnya sehingga dapat menghasilkan karya yang lebih harmoni.

Berdasarkan penilaian dari segi tingkat harmoninya suatu karya, hasil

karya yang dihasilkan oleh siswa kelas VIII MTs Bontomarannu tergolong sangat

Page 80: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

67

baik,dari 14 siswa yang rata-rata nilainya sangat baik dengan perolehan nilai

persentase 95% dan 5% diantaranya masih berada pada kisaran nilai dibawah rata-

rata. Hal ini membuktikan bahwa untuk menghasilkan lukisan yang baik dan

berkualitas, terutama dari seni harmoni suatu karya misalnya menggambar motif

batik, tidak harus menggunakan bahan-bahan lain seperti cat poster dan pigmen

warna.

c. Kecemerlangan (clarity)

Dalam mengukur tingkat keberhasilan suatu karya dalam aspek

kecemerlangan, yang paling ditekankan yaitu pada proses penguasaan bahan,

terutama dalam proses pemilihan dan penerapan warna pada objek lukisan yang

telah dibuat dalam bentuk sketsa. Selain dalam penggunaan warna, penggunaan

teknik juga sangat berpengaruh untuk memperoleh tingkat kecemerlangan suatu

karya, dengan menggunakan teknik yang baik juga akan menghasilkan karya

yang baik begitupun sebaliknya. Keberhasilan pada aspek kecemerlangan disini

turut mempengaruhi dua aspek penilaian kualitas sebelumnya karna ketika tingkat

kecemerlangan suatu karya berhasil, tingkat harmoni dan integritas karya juga

akan berpengaruh dengan melihat serta mengamati hasil karya yang diciptakan

oleh siswa kelas VIII MTs Bontomarannu secara keseluruhan sudah dapat

dikatakan berhasil dalam aspek ini karena dari 95% hanya ada 5% yang

mempunyai nilai dibawah rata-rata.

3. Kendala yang dihadapi saat melakukan pembelajaran pada siswa kelas

VIII MTs Bonomarannu.

Kesulitan yang dialami guru yaitu pengelolaan kelas, pemberian

penguatan dan motivasi, penerapan media dan metode pembelajaran.

Page 81: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

68

Dalam mengelola kelas guru mengalami kesulitan dalam mengatur siswa, guru

juga mengalami kesulitan dalam pengelolaan waktu, terutama pada saat praktik

menggambar siswa cenderung menggunakan waktu lebih banyak dari waktu yang

disediakan. Memotivasi siswa merupakan cara untuk mengatasi masalah atau

kesulitan, kemudian guru juga terpacu membimbing siswa agar lebih giat dalam

belajar.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru selalu memberikan motivasi dan

penguatan kepada siswa. Guru memberikan penguatan secara objektif berdasarkan

keaktifan hasil karya siswa.

Kesulitan lainnya ada pada penerapan media, yaitu dengan ketersediaan

media yang terbatas, ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran juga tidak

terlalu tinggi. Sehingga guru mengalami kesulitan dalam mendorong dan

melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

Page 82: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Proses menggambar motif batik dengan objek biota laut bagi siswa kelas VIII

MTs Bontomarannu terdiri dari beberapa tahapan penting yaitu menyiapkan

alat dan bahan yang diperlukan, membuat sketsa, mencampurkan cat poster,

memasukkan hasil pencampuran ke dalam wadah plastik dan

menyempurnakan atau menyelesaikan gambar pada media kertas

menggunakan motif batik dengan pewarnaan yang ada. Dimana proses

menggambar dengan menggunakan cat poster ini memerlukan kecakapan,

kesabaran, ketekunan serta kreatifitas yang baik.

2. Hasil karya menggambar pada media kertas menggunakan motif batik dengan

objek biota laut dengan menggunakan cat poster yang dihasilkan oleh siswa

kelas VIII Mts Bontomarannu dapat dinyatakan memiliki tingkat kualitas

yang baik, ini dapat dilihat dari hasil karya yang mereka ciptakan, dimana

karya yang dihasilkan tergolong unik dan 95% siswa mampu mencapai rata-

rata nilai standar. Dimana penilaiannya dapat diukur berdasarkan indikator

penilain kualitas yang meliputi penilaian aspek integritas (integrity), Harmoni

(harmony) dan kecemerlangan (clarity). Berdasarkan pembahasan indikator

penilaian hasil karya tersebut dapat disimpulkan dan diuraikan bahwa hasil

Page 83: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

70

karya menggambar motif batik dengan objek biota laut bagi siswa kelas VIII

MTs Bontomarannu memiliki kualitas yang baik dari semua aspek.

B. Saran

Setelah menguraikan tentang menggambar motif batik dengan objek

biota laut maka penulis menyarankan beberapa hal:

1. Perlu penggunaan media berkarya yang sesuai dengan keadaan siswa,

yang mudah diperoleh siswa dan ekonomis.

2. Kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan ide dan mengembangkan

kreativitas, hendaknya guru lebih memotivasi baik itu secara visual maupun

verbal, dan memberikan penjelasan tentang kreativitas sehingga ide siswa

mampu berkembang dengan baik.

3. Diharapkan kepada pemerintah maupun pihak sekolah untuk lebih

memberikan perhatian terkhusus pada mata pelajaran seni budaya dimana

mata pelajaran seni budaya memadukan antara teori dan praktek yang

memerlukan beberapa fasilitas pendukung di dalam proses pembelajarannya

agar siswa dapat merasa aman dan lebih nyaman dalam mengespresikan

kreatifitas-kreatifitas mereka.

Page 84: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

71

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haling, 2007, Belajar dan Pembelajaran Badan Penerbit Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Arini, Musman. 2011. Batik Warisan Adiluhung Nusantara. Yokyakarta:G-

Media.

Endik S. 1986. Seni Membatik. Jakarta: PT Safir Alam.

Margono . 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta.

Nana Syahodih Sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Pangewa Maharuddin, 1996. Strategi Belajar Mengajar: bidang Studi

Administrasi Perkantoran (Komponen Mata Kuliah Proses Belajar Guru.

Jakarta: Bumi Aksara.

Rasjoyo. (1996) Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Erlangga.

Riyanto, Dkk. 1997. Katalog Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian

dan Pengembangan industry Kerajinan dan Batik.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta

Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize.

Susanto, Sewan S.K. (1980), Seni Kerajinan Batik Indonesia, Balai Penelitian

Batik dan Kerajinan , Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri,

Departemen Perindustrian R.I., Jakarta.

Syamsuri Syukri.dkk. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar. FKIP

Unismuh Makassar

Tim Politeknik Pusmanu, 2006. Buku Pintar Membatik. Pekalongan: Politeknik

Pusmanu Pekalongan.

Ukardi. 2006. Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Penelitian. Jogjakarta:

Usaha Keluarga.

Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara. Yogyakarta. Andi Yogyakarta.

Page 85: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

72

LAMPIRAN

Page 86: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

73

FORMAT WAWANCARA

Pertanyaan

1. Kesulitan apa saja biasa ibu alami dalam mengajarkan seni budaya pada sub

pokok

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………..

2. Kesulitan apa pula yang biasa dialami siswa dalam belajar seni rupa

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

…………………………………………..

3. Bagaimanakah latar belakang pendidikan ibu, apakah ibu memang alumni

jurusan seni. Atau jurusan lain

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

…………………………………………..

Page 87: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

74

4. Metode apakah yang ibu terapkan

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

…………………………………………..

5. Media apa yang digunakan dalam pembelajaran praktek

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

…………………………………………..

6. Alat dan bahan apa yang digunakan dalam praktek

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

Page 88: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

75

FOTO HASIL PENELITIAN

Gambar 1. Melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah dan Guru seni

Budaya MTs Bontomarannu

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari 02 November 2019)

Gambar 2. Proses pemberian materi sebelum memasuki tahap praktek

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari 02 November 2019)

Page 89: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

76

Gambar 3. Proses Belajar Mengajar

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari 04 November 2019)

Gambar 4. Proses Belajar Mengajar

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari 04 November 2019)

Page 90: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

77

Gambar 5. Proses Fhinising

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari 04 November 2019)

Gambar 6. Proses Fhinising

(Dokumentasi: Sri Wahyunitasari 04 November 2019)

Page 91: PROSES PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MOTIF BATIK OBJEK …

78

RIWAYAT HIDUP

Sri Wahyunitasari, disapa Sri lahir di Buttakeke pada

tanggal, 03 Juni 1996. Penulis merupakan anak sulung dari

tiga bersaudara dari pasangan Saparuddin Dan Nurwati

Penulis memulai jenjang pendidikan pada tahun 2005 di

SDN No.87 Buttakeke, selesai pada tahun 2009, penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 02 Bulukumba

yang sekarang berubah nama menjadi SMP Negeri 39 Bulukumba dan ditahun 2012

penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 10 Bulukumba, tamat pada tahun

2015. Pada tahun 2015 penulis tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni

Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Universitas Muhammadiyah

Makassar. Atas dasar keyakinan yang kuat kepada sang pencipta serta do‟a dan restu

ayah dan ibu yang tercinta dan saudara, keluarga, teman-teman, penulis dapat

berkarya dalam bentuk tulisan yakni: menyusun skripsi yang berjudul “ Proses

pembelajaran menggambar motif batik objek biota laut pada siswa kelas VIII MTs

Bontomarannu”.