prosedur pengolahan data citra

Upload: meldy-rondo

Post on 16-Oct-2015

169 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    1

    BAB I

    PROSEDUR PENGOLAHAN DATA CITRA

    (Aplikasi Perangkat Lunak Er Mapper)

    Pengantar

    Prosedur pegolahan data citra dimulai dari

    mengimport/membaca/membuka data citra sampai dengan hasil akhir berupa

    informasi spasial dalam bentuk cetakan (Hardcopy). Pekerjaan dasar

    pengolahan citra bisa diuraikan sebagai berikut :

    1). Import/open/load data

    2). Visualisasi

    3). Kombinasi kanal/band (color composit)

    4). Registrasi dan rektifikasi

    5). Image enhancement (penajaman kontras)

    6). Mosaik antar scene, antar kanal

    7). Cropping area of interest

    8). Klasifikasi

    9). Aplikasi/analisa

    Dalam mengolah tentunya perlu perangkat keras dan perangkat lunak.

    Perangkat keras berupa komputer membutuhkan performa yang cukup tinggi,

    karena akan berpengaruh terhadap kecepatan proses. Data citra biasanya

    berkapasitas puluhan megabyte bahkan lebih, sehingga untuk loading dan

    visualisasi memerlukan memory yang besar.

    Perangkat lunak untuk pengolahan citra cukup banyak jenisnya,

    tentunya dengan kemampuan dan kelebihan yang berbeda-beda. Beberapa

    software tersebut diantaranya ER Mapper, erdas imagine, envi, global mapper,

    PCI geomatic, ilwis, arc view gis, arc gis, arc info, map info. Dalam modul ini

    akan dipelajari beberapa software yaitu ER Mapper, arc view gis dan arc info,

    namun tidak keseluruhan aplikasi modul yang terdapat dalam software

    tersebut.

    ER Mapper adalah salah satu software (perangkat lunak) yang

    digunakan untuk mengolah data-data citra. Pengolahan data citra merupakan

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    2

    suatu cara memanipulasi data citra atau mengolah suatu data citra menjadi

    suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang kita harapkan. Adapun cara

    pengolahan data citra itu sendiri melalui beberapa tahapan, sampai menjadi

    suatu keluaran yang diharapkan. Tujuan dari pengolahan citra adalah

    mempertajam data geografis dalam bentuk digital menjadi suatu tampilan

    yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberikan informasi kuantitatif

    suatu obyek, serta dapat mendukung utuk aplikasi sistem informasi geografis.

    Data digital disimpan dalam bentuk barisan kotak kecil dua dimensi

    yang dikenal dengan sebutan pixel (picture element). Masing-masing pixel ini

    mewakili suatu wilayah yang ada dipermukaan bumi. Struktur ini disebut

    raster, sehingga data citra sering juga disebut data raster.

    Data yang diperoleh dari satelit umumnya terdiri daribeberapa bands

    (layers) yang mencakup wilayah yang sama. Masing-masing bands ini

    mencatat pantulan obyek dari permukaan bumi pada panjang gelombang yang

    berbeda.

    1.1 Mengaktifkan Program ER Mapper

    Dari desktop komputer dapat dicari shortcut icon seperti gambar

    dibawah ini :

    kemudian di-klik 2x, atau dapat juga dari menu Start pilih Program

    kemudian klik ER MAPPER 7.0 sehingga akan muncul window main menu

    sebagai berikut :

    Menu bar

    Tools bar

    Refresh Hand

    Zoom tool Edit Save/save Copy window

    Buka

    Buka window

    Stop processing

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    3

    1.2 Loading Data

    Langkah pertama dalam pengolahan data citra adalah mengimport data

    satelit yang akan digunakan ke dalam format ER Mapper . Umumnya data

    citra disimpan dalam media magnetic tape, CD ROM atau media penyimpan

    lainnya. Jenis data yang bisa diload ke dalam ER Mapper adalah data raster

    dan data vektor.

    Data raster adalah tipe data yang menjadi bahan utama kegiatan

    pengolahan citra. Data raster adalah citra digital yang dibentuk dari elemen-

    elemen gambar (pixel = picture elemen) dan dinyatakan dalam tingkat

    keabuan. Contoh data raster adalah citra satelit dan foto udara. Secara

    definitif citra penginderaan jauh adalah gambaran suatu objek dari pantulan

    atau pancaran radiasu elektromagnetik objek, yang direkam dengan cara

    optik, elektro-optik, optik-mekanik, atau elektronik. Citra penginderaan jauh

    merupakan gambaran dari wujud aslinya atau paling tidak berupa gambaran

    planimetriknya, sehingga citra merupakan keluaran suatu sistem perekaman

    data dapat bersifat optik, analog dan digital. Pada saat membuka data raster,

    ER Mapper akan membuat dua files :

    File data binary yang berisikan data raster dalam format BIL, tanpa file

    extention.

    File header dalam format ASCII dengan extention .ers

    Data vektor adalah data yang tersimpan dalam bentuk titik, garis, dan

    polygon (area). Contoh data vektor adalah data yang dihasilkan dari hasil

    digitasi Sistem Informasi Geografis (SIG) seperti lokasi pengambilan sampel,

    jalan atau penggunaan lahan. ER Mapper juga akan membuat dua file hasil

    dari mengimport adta vektor :

    File data dalam format ASCII berisikan data vektor.

    File header dalam format ASCII dengan extention .erv

    Selain window main menu, terdapat juga algorithm Window dan view

    window. algorithm Window dapat dibuka melalui View/Algorithm, atau klik

    icon dari main menu, akan membuka window algorithm dan window

    view sekaligus. view window bisa dibuka lebih dari satu buah, dengan

    mengklikk icon dari main menu.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    4

    ER Mapper 7.0 mampu membuka langsung data berbagai format (.ers,

    .alg, .hdr, .bmp, .dat, .doq, .ecw, .fst, .tif, .tiff, .l1g, l1r, .met, .hdf,

    .jpg), tanpa harus mengimport dulu.

    1.3 Menampilkan Citra

    Setelah proses membuka data, proses selanjutnya adalah menampilkan

    citra tersebut. Di dalam ER Mapper, ada beberapa cara untuk menampilkan

    citra, yakni :

    Pseudocolor Displays, menampilkan citra dalam warna hitam putih

    (greyscale), biasanya hanya terdiri dari satu layer/band saja.

    Red-Green-Blue (RGB), menampilkan citra melalui kombinasi tiga

    band, setiap band ditempatkan pada satu layer (Red/Green/Blue), cara

    ini disebut juga color composite.

    Hue-Saturation-Intensity (HSI), menampilkan citra melalui

    kombinasi tiga band, setiap band ditempatkan pada satu layer

    (Hue/Saturation/Intensity), cara ini biasanya digunakan bila kita

    menggunakan dua macam data yang berbeda, misalkan data Radar

    dengan data Landsat7 ETM

    .3.1 Langkah-langkah untuk menampilkan citra di monitor

    berdasarkan Pseudocolor Displays dapat dilihat dibawah ini :

    Dari menubar pilih File-New untuk membuat tampilan kosong atau klik

    Dari menubar pilih View-Algorithm atau dari toolbar klik untuk

    menampilkan isi dari algorithm dari window/tampilan yang dibuat

    sebelumnya, akan muncul tampilan :

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    5

    Dari window algorithm klik dibawah kata No Dataset untuk memilih

    data yang akan ditampilkan, kemudian klik file di kotak dialog Raster

    Dataset, misal IMAGERY.TIF, maka akan tampak gambar dalam mode

    pseudo layer seperti di bawah ini. Mode ini biasanya digunakan untuk

    melakukan konversi format file.

    .3.2 Langkah-langkah untuk menampilkan citra di monitor

    berdasarkan Red-Green-Blue (RGB) dapat dilihat dimulai dari

    :

    Tentukan kombinasi band yang akan dipakai (biasanya 3 band), misalnya

    kombinasi RGB 413, artinya pada layer red (R) akan ditempatkan band 4,

    pada layer green (G) akan ditempatkan band 1, dan seterusnya.

    Buka window algorithm, kemudian duplikat pseudo layer 3 kali. Klik kanan

    pada pseudo layer yang pertama, ganti pseudo dengan red. Klik kanan

    juga pada pseudo layer kedua, ganti pseudo dengan green dan

    seterusnya.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    6

    Akan muncul tanda silang (X) pada masing-masing layer, karena default

    surface belum diganti. Klik kanan pada default surface, ganti dengan red

    green blue.

    Klik pada dropdown pada layer red, ganti dengan Band 4. Klik juga

    dropdown pada layer green, ganti dengan band 1. Begitu juga dengan

    layer blue, ganti dengan band 3.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    7

    Pada window view, akan muncul gambar citra sebagian wilayah Sulawesi

    Selatan, K/J 310/359, dengan kombinasi warna true color.

    1.3.3 Langkah-langkah untuk menyimpan file dalam satu dataset :

    Dari langkah di atas, kemudian pilih File-Save as Dataset akan muncul

    kotak dialog seperti dibawah ini :

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    8

    Arahkan foldernya ke D:/DIKLAT/RASTER/.

    Masuk ke dalam folder raster, pilih ER Mapper Raster Dataset pada

    Files of Type untuk menempatkan dataset hasil save as. Isikan nama

    file baru di bawah kata Save as:, misal

    20120428SP4310359S0G2AXI.ers. klik OK, kemudian akan terbuka

    window Save as ER Mapper Raster Dataset.

    Pada window Save as ER Mapper Raster Dataset Klik Default, Output

    Type : Multi Layer, klik Output Dataset Type pilih

    Unsigned8BitInteger, kemudian pixel heignt dan pixel width masing-

    masing 20. Maintain aspect ratio dan Delete output transform di

    ceklist ()

    Klik OK, tunggu sampai window ER Mapper Status mencapai 100% dan

    ada message complete

    Up and down

    scroll bar

    folder

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    9

    Klik OK

    1.4 Penajaman Citra

    Penajaman citra dilakukan dengan cara menggabungkan citra berwarna

    (multispektral, resolusi 20 m) dengan citra hitam putih (greyscale-

    pankromatik, resolusi 10 m) sehingga dihasilkan citra berwarna dengan

    resolusi 10 m. Penjelasan sederhana dapat dilihat pada gambar di

    bawah.

    Citra berwarna

    Hasil akhir

    Citra hitam putih

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    10

    Langkahnya klik Toolbars, kemudian pilih ESG ColorEnhance Akan muncul tool tambahan, kemudian klik SFIM Pan Sharpen Wizard

    Muncul jendela SFIM Pan Sharpen Wizard, pilih A single multi-band

    image file. Kemudian Next.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    11

    Pada Multispectral image, masukkan citra multispektral. Pada Red band,

    pilih Band 4. Pada Green band, pilih Band 1. Pada Blue band, pilih Band

    3. Pada Panchromatic image, masukkan citra pankromatik. Kemudian

    Next.

    Pilih Create RGB image now.

    Agar tampilan citra lebih terang, dapat dipilih Apply 99 percent stretch.

    Kemudian Next.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    12

    Pilih Red Green Blue (RGB)

    Akan muncul jendela yang di dalamnya terdapat citra hasil

    penggabungan citra multispektral dan pankromatik. Klik Finish.

    Kemudian terdapat pesan bahwa hasil penggabungan citra tersebut

    tersimpan dalam suatu file berekstensi alg.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    13

    Citra berekstensi alg ini dapat disimpan dalam format lain misal ers.

    Untuk itu klik kanan pada citra berekstensi alg, pilih File, kemudian Save

    As. Dan seterusnya seperti pada langkah sebelumnya.

    1.5 Mosaik Citra

    Mosaik citra adalah proses menggabungkan/menempelkan dua atau

    lebih citra yang tumpang tindih (overlapping) sehingga menghasilkan citra

    yang representatif dan kontinu. Dalam ER Mapper proses ini dapat dilakukan

    tanpa membuat suatu file yang besar (disimpan dalam bentuk Virtual),

    kecuali bila diinginkan menyimpan file tersendiri (disimpan dalam bentuk

    Dataset).

    1.5.1 Langkah-langkah dalam Mosaik Citra bisa diuraikan sebagai

    berikut :

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    14

    Dari menubar pilih File-New untuk membuat tampilan kosong atau klik

    kemudian klik dari window algorithm, arahkan folder ke file

    D:\DIKLAT_1_2005\RASTER\20120428SP4310359S0G2AXI.ers

    (Default Surface 1) sebut saja DS untuk selanjutnya. Dari window algorithm

    klik sebanyak 2x.

    Klik 1x di kemudian klik pilih file di kotak

    dialog Raster Dataset, yakni 20120428SP4310358S0G2AXI.ers

    (Default Surface 2), tampilan proses dapat dilihat dibawah ini :

    Citra masih ditampilkan dalam mode pseudo color, untuk dapat melihat

    citra dalam warna true color, kita akan buat dengan kombinasi band RGB

    413. Sebelum itu, jika terlihat pada perbatasan scene ada bagian citra yang

    tidak tampak seperti pada gambar diatas, lakukan edit Null Cel Value pada

    kedua scene. Caranya dimulai menempatkan cursor pada DS yang ke 1. Klik

    untuk membuka kota dialog Raster Dataset. Selanjutnya klik Info, klik

    Edit (1) pada window Dataset Information, klik Raster info (2) pada window

    Dataset Header Editor, kemudian ganti Null Cel Value : None dengan 0

    (nol) pada window Dataset Header Editor (3) : Raster Information. Klik OK

    pada window Dataset Header Editor : Raster Information, klik Apply (4) pada

    window Dataset Header Editor, klik yes pada window ER Mapper Status, klik

    OK pada window Dataset Header Editor, klik Close pada window Dataset

    Information.

    Default Surface 1

    Default Surface 2

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    15

    Pada View Window akan tampak kedua citra citra yang berbeda scene

    telah tersambung, tetapi kita belum tahu apakah di perbatasan kedua scene

    tersebut sudah representatif dan kontinyu. Kita akan buat color camposit true

    color RGB 413.

    1.5.2 Langkah-langkah untuk membuat color composit RGB 413

    bisa diuraikan sebagai berikut :

    Pada jendela Algorithm, kedua file tersebut sudah tersimpan dalam format

    RGB dimana pada saat penyimpanan memilih kombinasi RGB 413.

    Sehingga agar citra tersebut tampil true color, maka klik kanan pada kedua

    pilih RGB.

    Kemudian masing-masing diganti dari atas ke bawah dengan Red,

    kemudian Green, kemudian Blue dengan mengklik kanan pada Pseudo

    Layer. Begitu juga dengan DS2.

    Kemudian dari atas ke bawah pada dropdown diganti dengan Red Layer,

    kemudian Green Layer, dan Blue Layer.

    1

    2

    3

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    16

    Proses selanjutnya adalah mengecek apakah di antara perbatasan

    kedua scene citra tersebut mengalami pergeseran, prosesnya disebut

    Translasi.

    Mode Pseudo color Mode true color RGB 413

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    17

    1.5.3 Langkah-langkahnya dalam melakukan translasi

    Klik pada main menubar untuk memperbesar (zoom) citra, cari

    daerah yang bebas dari awan di daerah perbatasan kedua citra. Klik icon

    untuk menggeser tampilan citra di view window.

    Atau dari menubar View-Geoposition akan muncul kotak dialog seperti

    gambar dibawah ini. lakukan pergeseran tampilan citra dengan klik menu-

    menu Pan dan Zooming dengan menu-menu Zoom.

    Setelah ditemukan daerah perbatasan citra yang tidak kontinyu, Pada

    kotak dialog algorithm klik kiri atau letakkan cursor di DS 1, kemudian

    aktifkan sub menu Surface. Gerakan ke kanan ke kiri horizontal scroll bar

    Transparency (%), jika terjadi pergeseran dilakukan translasi.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    18

    Pada kotak dialog algorithm klik kiri di DS 1 gerakan ke kanan ke kiri

    Transparency (%), jika terjadi pergeseran dilakukan translasi dengan

    cara :

    Klik untuk memperbesar (zoom) citra hingga terlihat bentuk

    pixelnya, dimana pixel pada DS 1 = DS 2, kemudian dari menubar pilih

    View-Cell Coordinat akan muncul kotak dialog seperti :

    Nilai yang dicatat

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    19

    Dengan menggunakan pointer atau klik di citra pixel pada DS 1

    (transparency = 0 %), kemudian catat Dataset X,Y. selanjutnya DS 1

    sebagai data yang akan digeser.

    Geser transparency = 100 % klik di citra pixel pada DS 2, kemudian

    catat Dataset X,Y, selanjutnya DS 2 sebagai referensi.

    Catatan :

    Transparency = 0 % berarti data yang tertampilkan di window algorithm

    adalah 20120428SP4310358S0G2AXI.ers

    Transparency = 100 % berarti data yang tertampilkan di window algorithm

    adalah 20120428SP4310359S0G2AXI.ers

    Lakukan pengurangan antara data yang akan digeser dengan referensi (

    DS 2 DS 1), hasil pengurangan akan dimasukan ke dalam header

    data yang akan digeser, contoh :

    Dataset X,Y (DS 2) : 5041.00 ; 6790.04

    Dataset X,Y (DS 1) : 5042.94 ; 6791.00 -

    -1.94 ; - 0.96

    Pixel ujung sungai DS 1

    Pixel ujung sungai DS 1

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    20

    Kemudian klik pada dataset yang akan digeser, klik Info-Edit-

    Raster info-Registrasi Point akan muncul kotak dialog Dataset

    Header Editor : Registration.

    Kemudian isikan hasil pengurangan DS 2 DS 1 ke dalam

    kotak dialog Dataset Header Editor : Registration .

    Klik OK 3x, kemudian Yes, kemudian OK

    Selanjutnya dicek apakah citra masih mengalami pergeseran,

    kalau masih lakukan lagi proses diatas, kemudian hasil

    pengurangan ditambahkan atau dikurangi dengan hasil

    pengurangan pertama.

    1

    2

    3

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    21

    Catatan :

    Untuk Band file 20120428SP4310358S0G2AXI.ers

    klik pada dataset yang akan digeser, klik Info-Edit-

    Raster info-Registrasi Point

    Isikan nilai hasil pengurangan DS 2 DS 1 dikali 2 ke dalam

    kotak dialog Dataset Header Editor : Registration .

    Untuk Band 20120428SP4310358S0G2AXI.ers, hasil pengurangan

    DS 2 DS 1 dibagi 2

    1.5.4 Menyimpan 2 dataset citra dari scene yang berurutan ke

    dalam satu dataset.

    Setelah citra tidak mengalami pergeseran lagi, proses selanjutnya

    menyimpan 2 dataset citra tersebut ke dalam satu dataset. Dimulai dengan

    membuka kembali semua band pada DS 1 dan DS 2 ke dalam mode

    pseudo layer. Sehingga pada window algorithm tersusun urut seperti

    gambar di bawah sebelah kiri. Pada view window, kondisi citra harus

    dalam keadaan Zoom to All Datasets.

    Lakukan drag layer-layer pada DS 2 ke DS 1, seperti gambar dibawah :

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    22

    Dari menubar pilih File-Save as untuk menyimpan algorithm-nya,

    misal D:\DIKLAT\Mosaik_310358_310359.alg. Untuk

    menyimpan hasil mosaik dapat dalam dua bentuk :

    1. Disimpan dalam bentuk Virtual

    Dar i menubar p i l ih File-Save as akan muncul kotak d ia log

    baru ya itu kotak Save as . D i bawah kata Files of Types ,

    p i l ih ER Mapper Virtual Dataset (.ers) is ikan nama f i le

    baru d i bawah kata Save as , misa l D:\DIKLAT\RASTER\

    Mosaik_310358_310359_Virt .ers .

    Klik OK

    2. Disimpan dalam bentuk Dataset

    Dari menubar pilih File-Save as

    Di bawah kata Files of Types , p i l ih ER Mapper Raster

    Dataset ( .ers) , is ikan nama f i le baru d i bawah kata Save

    as , misal D:\DIKLAT\RASTER\

    Mosaik_310358_310359.ers

    Kl ik Apply

    Pada window Save as ER Mapper Raster Dataset Klik Default, Output

    Type : Multi Layer, klik Output Dataset Type pilih

    Unsigned8BitInteger, kemudian pixel heignt dan pixel width masing-

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    23

    masing 20. Maintain aspect ratio dan Delete output transform di

    ceklist ()

    Klik OK, tunggu sampai window ER Mapper Status mencapai

    100% dan ada message complete.

    1.6 Pembuatan Algorithm

    Dari toolbar (main menu) klik kemudian klik pilih citra yang akan

    ditampilkan, misal 20120428SP4310358S0G2AXI.ers , kemudian

    klik

    Dari window algorithm klik kemudian klik

    sebanyak 1x, kemudian klik pada DS2 dan buka file yang lain misal

    20120428SP4310359S0G2AXI.ers

    Dar i menubar p i l ih File-Save as akan muncul kotak d ia log

    baru ya itu kotak Save as . D i bawah kata Files of Types ,

    p i l ih ER Mapper Algorithm (.alg) is ikan nama f i le baru d i

    bawah kata Save as , misal D:\DIKLAT\RASTER\

    Mosaik_310358_310359.alg .

    Klik OK

    1.7 Koreksi Geometrik/Rektifikasi Citra

    Data citra harus dikoreksi geometrik terhadap sistem koordinat bumi,

    supaya semua informasi data citra telah sesuai keberadaannya di bumi. Pada

    koreksi geometrik ini terdapat dua istilah, yakni registrasi dan rektifikasi.

    Registrasi adalah proses mendaftarkan/menempatkan titik-titik

    referensi peta atau titik-titik referensi bumi terhadap citra yang belum

    terkoreksi geometrik. Sedangkan rektifikasi adalah proses koreksi/perbaikan

    geometrik citra yang belum terkoreksi yang sudah memiliki titik-titik referensi.

    Di dalam ER Mappervesi 5.5 terdapat empat tipe pengoperasian

    rektifikasi :

    1. Image to map rectification

    2. Image to image rectification

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    24

    3. Map to map transformaion, yaitu mentransformasikan data yang

    terkoreksi menjadi datum map projection yang baru.

    4. Image rotation, memutar citra menjadi beberapa derajat.

    Urutan dalam proses rektifikasi, pertama adalah menentukan titik kontrol

    (GCP), kemudian melakukan proses rektifikasi, serta mengevaluasi hasil

    rektifikasi.

    Menurut wizard ER Mapper7.0, terdapat 7 Geocoding Type, yaitu:

    1. Tryangulation

    2. Polynomial

    3. Orthorectify using ground control point

    4. Orthorectify using exterior orientation

    5. Map to map projection

    6. Known Point Registration

    7. Rotation

    1.7.1 Menentukan Metode Geocoding

    Langkah awal Koreksi geometrik adalah menentukan metode yang akan

    digunakan untuk melakukan koreksi. Metoda yang akan digunakan tergantung

    pada jenis data (Resolusi Spasial), jenis kesalahan geometris (skew, yaw, Roll,

    pitch).

    Triangulation biasanya digunakan untuk data yang mengalami banyak

    pergeseran/distorsi skew dan yaw. Juga digunakan untuk data yang tidak

    sama ukuran pixelnya pada satu set data. This method creates a mesh of

    triangles from the ground control points. The triangles are constructed so that

    the circumcircle for each triangle contains only the vertices for the triangle.

    The polynomial coefficients for each triangle are then calculated. ER Mapper

    rectifies the image by performing a linear rectification within each triangle.

    Triangulation reduces local distortion in the image, a characteristic of geo-

    scanned data. It is ideal for airborne scanners, as it removes skew and yaw

    errors without introducing errors from a polynomial warp (Copyright Earth

    Resource Mapping Ltd).

    Polynomial biasanya digunakan untuk data citra yang mengalami

    pergeseran linear, ukuran pixel sama dalam satu set, untuk data resolusi

    spasial tinggi maupun rendah. Polynomial geocoding is usually used to

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    25

    transform an image from a RAW (or unknown) projection into a known

    projection. Ground Control Points are located on the RAW image and matched

    either with points on an image in the desired projection, or with coordinates

    typed in (possibly from a map).

    Polynomial geocoding can also be used to reference two images in unknown

    projections, such as images of the same location on different dates or with

    different sensors. This can be done by rectifying both images into the same

    known projection, but is more simply achieved by rectifying one image directly

    to the other.

    Unlike simple rectifications, one or both of the TO (corrected) and FROM

    (uncorrected) coordinate spaces are not specified for polynomial rectifications,

    so the relationship between them is also unknown. Ground Control Points

    (GCPs) are identified in the FROM and TO coordinate spaces. The relationship

    is approximated by a Polynomial equation, and the INPUT image is rectified to

    fit the TO coordinate space.

    The accuracy of this method depends on how precisely the GCPs are located.

    It is, therefore, beneficial to choose as many GCPs as possible to minimise the

    effect of any single error.

    The coordinate space of the OUTPUT image will be the same as that of the TO

    coordinate space, whether that is specified in terms of a known map projection

    or as RAW coordinates (Copyright Earth Resource Mapping Ltd).

    Orthorectify digunakan selain untuk mengoreksi citra secara geometris, juga

    mengoreksi citra berdasarkan ketinggian geografisnya. Jika tidak menggunakn

    orthorectify, maka puncak gunung akan bergeser letaknya dari posisi

    sebenarnya, walupun sudah dikoreksi secara geometris. Orthorectifying an

    image corrects local and global distortions by adjusting for camera

    characteristics, platform positions and terrain details.

    The Geocoding Wizard provides two methods for orthorectifying images, viz.

    Orthorectify using ground control points, and Orthorectify using exterior

    orientation. The former uses these ground control points (GCPs) to calculate

    the exterior orientation (roll, pitch, yaw and XYZ) of the camera at the

    moment of exposure. With the latter, GCPS are not necessary because the

    exterior orientation is already known.

    To orthorectify an image you need the following:

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    26

    - Camera file containing camera calibration information

    - DEM file (You can enter an average height if the terrain is relatively

    flat)

    - Exterior orientation (Orthorectify using exterior orientation)

    - GCPs referenced by their XYZ coordinates. (Orthorectify using ground

    control points)

    If you do not already have a Camera File, the Geocoding Wizard gives you

    access to the Camera Wizard to create one using information contained in a

    Camera Calibration Report (Copyright Earth Resource Mapping Ltd)

    Rotation digunakan untuk mengoreksi citra karena terjadi pergeseran citra

    yang terlihat berputar, baik searah jarum jam maupun berlawanan jarum jam.

    You can use the Geocoding Wizard to accurately rotate your image

    counterclockwise by typing the value in degrees. You can also use this feature

    to only resample the image by rotating it by zero degrees.

    Note: When you rotate an image, ER Mapper updates the rotation field in the

    header file by adding the new rotation to the existing value. For example, if

    you rotate an image, which has already been rotated by 10 degrees, by a

    further 10 degrees, the header file will now show a rotation of 20 degrees. It

    is, therefore, important to ensure that the header file correctly reflects the

    existing rotation and coordinate information before rotating the image further,

    otherwise you could end up with an image that looks correct but with an

    incorrect rotation value in the header. You can use the Geocoding Wizard

    Known point registration facility to enter the correct rotation and coordinate

    information (Copyright Earth Resource Mapping Ltd).

    Known Point Registration sets the registration point and coordinate space

    information in the image, but does not rectify it.

    Map to Map Reprojection and Rotation rectify the image by geographic

    transformation; i.e. they do not correct geometric distortion.

    Triangulation, Polynomial and Orthorectification rectify the image by

    geometric correction and graphic transformation; i.e they correct geometric

    distortions and associate the image to a spatial location. The

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    27

    Orthorectification methods are the most accurate because they include

    terrain and camera information in their calculations. With the exception of

    Advanced Orthorectification, they all require the selection of GCPs.

    Each of the geometric correction methods is suited to specific types of

    imaging. The following matrix indicates which geometric correction methods

    are most appropriate for specific types of imaging.

    Orthorectification Polynomial Triangulation

    Satellite optical

    (Landsat, SPOT)

    X

    Satellite radar

    Airphotos X X X

    Airborne optical

    scanner

    X X

    (Copyright Earth Resource Mapping Ltd)

    1.7.2 Menentukan Titik Kontrol (GCP)

    Kita akan melakukan koreksi terhadap file D:\DIKLAT\RASTER\

    20120428SP4310359S0G2AXI.ers . Langkah-langkah memulai koreksi

    geometrik bisa diuraikan sebagai berikut :

    Dari menubar klik Proses, kemudian pilih Geocoding Wizard.

    Klik to open file

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    28

    Pada langkah 1) Start, Klik pada window Geocoding Wizard Step 1

    of 5 untuk membuka data citra yang akan dikoreksi. Buka file

    D:\DIKLAT\RASTER\20120428SP4310359S0G2AXI.ers .

    Pi l ih Polynomial pada Geocoding Type , k l ik langkah 2)

    Polynomial Setup , p i l ih l inear .

    Kl ik Langkah 3) GCP Setup , cekl is t pada Geocoded image,

    vectors or algorithm . Klik untuk membuka file referensi

    (Hasil Scanning peta Rupa Bumi Indonesia yang sudah geocoded

    atau dapat pula citra Landsat yang sudah terkoreksi). Misal citra

    Landsat yang akan digunakan untuk mengoreksi file citra

    20120428SP4310359S0G2AXI.ers . Buka file peta tersebut

    misal di D:\DIKLAT\RASTER\sulsel_sutm50.ers .

    Pada kotak Output Coordinat Space (mas ih Langkah 3),

    k l ik Change untuk mengis i to Geodetic Datum : WGS84 ,

    To geodetic project ion : SUTM50 dan To Coordinat type

    : Eastings/Northings .

    Klik langkah 4) GCP Edit, untuk memulai mengambil titik kontrol.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    29

    Klik to open file

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    30

    Pada saat langkah 4) GCP Edit aktif, akan muncul 4 window view :

    1. UNCORRECTED GCP ZOOM

    2. CORRECTED GCP ZOOM

    3. UNCORRECTED GCP (OVERVIEW ROAM geolink)

    4. CORRECTED GCP (OVERVIEW ROAM geolink) dan window langkah

    4) GCP Edit.

    Gunakan icon dari menubar untuk menunjuk titik-titik referensi pada

    citra dan peta. Gunakan juga icon-icon zooming dan panning dari

    menubar untuk memperbesar, memperkecil citra dan peta serta melakukan

    penggeseran display view.

    *) Klik dengan icon Pada window view UNCORRECTED GCP ZOOM

    untuk mengambil titik X dan Y, kemudian klik dengan pada window

    view CORRECTED GCP ZOOM untuk mengambil koordinat Easting dan

    Northing.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    31

    **) Klik icon pada window langkah 4) GCP Edit untuk menambah titik

    referensi yang baru

    Lakukan langkah yang sama dengan *).

    Lakukan hal yang sama dengan **)

    Ambil titik GCP tersebut minimal sekali adalh 4 titik, maksimal tidak

    terbatas, dengan pertimbangan pada saat memilih titik GCP, sebaiknya

    memilih terlebih dahulu pada setiap sudut jendela citra, tetapi bila tidak

    bisa (misalnya data daerah pesisir/lautan atau ada awan), maka dicari titik

    terdekat dengan sudut tersebut. Hal tersebut untuk menjaga supaya titik

    GCP menyebar pada citra sehingga perhitungan statistik rektifikasi tidak

    bertumpuk pada salah satu sudut saja.

    Pemilihan obyek yang akan dijadikan GCP sebaiknya obyek yang tidak

    berubah bentuknya dalam rentang waktu perbedaan data citra tersebut,

    misalnya perpotongan jalan, tetapi bila tidak memungkinkan maka dapat

    dipilih daerah aliran sungai, perpotongan sungai dan lainnya selama obyek

    tersebut tidak berubah bentuknya dan berpindah tempat.

    Setelah 4 titik GCP diambil, kita bisa melihat nilai RMS (Root Mean Square)

    nilai tersebut menunjukkan seberapa besar kesalahan titik yang kita ambil

    terhadap sebenarnya di peta. RMS (Root Mean Square) Error is a

    standard statistical measure that attempts to describe the difference

    between the actual point location you have defined and the mathematically

    estimated point location.

    The RMS error is calculated as the square root of the average square

    differences in X and Y between the actual fiducial point location and the

    estimated fiducial point location given by the fitted polynomial or

    collinearity equation.

    In general terms the RMS error should be less than 1. This means that

    the average error in X and Y is less than 1 image cell. (Note: If an image

    contains severe distortions it may be appropriate to have RMS errors

    greater than 1).

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    32

    Note: You must have at least four defined points before the RMS error

    is displayed for each point.

    Note: The error value of the point affects and is affected by other points

    in the image, unless it is turned Off (Copyright Earth Resource Mapping

    Ltd)

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    33

    Jika sudah banyak titik yang kita ambil, jangan lupa disave, untuk

    menghindari hal yang tidak diinginkan. Klik save untuk menyimpan file

    GCP ke dalam file header citra. Klik juga icon untuk menyimpan file

    GCP ke dalam file tersendiri berextensi gcp (.gcp).

    Kita juga bisa melihat ke arah mana salahnya pergeseran titik referensi

    tersebut, dengan mengaktifkan Grid dan Errors pada window langkah 4

    ini.

    1.7.3 Proses Rektifikasi

    Langkah terakhir untuk koreksi geometrik adalah Rectifying. Klik langkah

    5) Rectify.

    Klik untuk menyimpan file hasil koreksi di

    D:\DIKLAT\RASTER\20120428SP4310359S0G2AXI_rec.ers

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    34

    Cell size X : 20 dan Cell size Y : 20, null cell value : 0, Resampling :

    Nearest neighbour. Kemudian Klik untuk mulai

    melakukan resampling dan penyimpanan.

    Tunggu sampai Rectification 100%, klik OK jika Rectification finished

    succesfully.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    35

    1.7.4 Koreksi Geometrik dengan GCP Map Interpolation

    Metode ini digunakan jika kita mempunyai peta yang dapat dijadikan

    acuan, misal Peta Rupa Bumi Indonesia (Peta RBI). Pada peta ini terdapat

    objek yang dapat dijadikan titik GCP dan sebagai referensi koordinat, maka

    kita baca dari grid koordinat yang terdapat di tepi peta. Langkah-langkahnya

    adalah mirip dengan metode di atas. Hanya berbeda pada Step 3.

    Pada Step 3, tidak ada yang diceklist. Output Coordinate Space sama

    dengan di atas.

    Pada Step 4, yang ditampilkan hanya 2 jendela citra uncorrected. Karena

    kita akan menggunakan Peta RBI untuk dibaca koordinatnya dan

    memasukkannya ke kolom Easting Northing pada jendela Geocoding

    Wizard (Step 4).

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    36

    Pada Peta RBI terdapat grid geografi berupa garis biru dan grid UTM

    berupa garis hitam yang hanya terdapat di tepi peta. Pada Step 3,

    geodetic projection yang dipilih adalah SUTM50, sehingga yang kita baca

    dan masukkan berupa koordinat UTM. Interval grid UTM pada Peta RBI

    skala 1:50.000 adalah 2 cm atau 1000 meter. Skala 1:50.000 berarti 1 cm

    di peta adalah 50.000 cm di lapangan atau 500 meter di lapangan. Misal

    kita akan membaca koordinat titik 35 pada Peta RBI di bawah. Misal

    dengan penggaris kita ukur jaraknya dari grid 442000 adalah 1,2 cm. Dan

    jarak dari grid 9448000 adalah 1,9 cm. Maka koordinat UTM titik 35

    adalah 442600 mT [dihitung dari 442000 + (1,2 x 500)] dan 9448950 mU

    [dihitung dari 9448000 + (1,9 x 500)]

    Titik yang kita dapatkan kemudian dimasukkan ke dalam kolom Easting

    (atau meter Timur disingkat mT) dan Northing (atau meter Utara disingkat

    mU).

    Kemudian langkah selanjutnya adala sama dengan di atas yaitu

    menambahkan titik-titik berikutnya, kemudian masuk ke Step 5 memberi

    nama file hasil koreksi, dan Start Rectification.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    37

    440000

    441000 442000 443000 444000

    9450000

    9449000

    9448000

    1,9 cm

    1,2 cm

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    38

    1.7.5 Mengevaluasi Hasil Registrasi

    Dari toolbar klik kemudian klik

    Dari window algorithm klik kanan pilih Red Green

    Blue, kemudian klik sebanyak 2x pada , atau

    klik icon dari menubar untuk mengubah menjadi

    Red Green Blue. Jika icon tersebut belum muncul pada menubar, panggil

    dari Toolbars-Forestry.

    Duplikat yang telah menjadi Red Green Blue

    sebanyak 2x.

    isi dengan file citra hasil rektifikasi :

    D:\DIKLAT\RASTER\20120428SP4310359S0G2AXI_rec.ers

    isi dengan file citra sebelum rektifikasi :

    D:\DIKLAT\RASTER\20120428SP4310359S0G2AXI.ers

    isi dengan file peta referensi :

    D:\DIKLAT\PETA\sulsel_sutm50.ers .

    Klik untuk memperbesar, mencari daerah bebas awan,

    kemudian klik Surface gerakan ke kanan-kiri untuk melihat

    apakah antara kedua data masih atau tidak mengalami pergeseran.

    Bisa dibandingkan antara citra dengan citra, antara citra dengan

    peta, dengan mengganti on/off salah satunya, jadi hanya 2

    yang on pada saat melakukan pergeseran dengan

    .

    Kalau masih mengalami pergeseran terutama dengan peta referensi,

    maka pemilihan titik GCPnya diulang kembali dengan menambah

    atau membenarkan letak titik GCPnya, sampai kira-kira mendekati

    peta.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    39

    1.7.6 Koreksi Citra Pankromatik

    Koreksi untuk citra pankromatik dilakukan dengan menentukan titik

    GCPnya yang dapat dilakukan dengan cara cepat. Dengan menyimpan titik-

    titik GCP ke dalam file pada Step 4 pada saat koreksi citra yang multispektral,

    Kondisi off

    Icon on/off layer

    Kondisi transparansi 66%. Pada citra nampak daratan dan sungai yang belum tepat.

    Kondisi transparansi 66%. Pada citra nampak daratan dan sungai yang sudah tepat.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    40

    maka file GCP yang telah disimpan tersebut dapat dibuka pada saat koreksi

    citra pankromatik pada Step 4.

    Step 1 yang dibuka adalah citra pankromatik

    Step 2 pilih Linear

    Step 3 yang dibuka adalah citra Landsat yang telah terkoreksi

    Step 4 kita buka file GCP milik multispektral. Kemudian kolom Cell X dan

    kolom Cell Y yang tampil dikalikan dengan 2 dan hasilnya dimasukkan ke

    dalam kolom Cell X dan kolom Cell Y

    Step 5 ketikkan citra hasil koreksi dan mulai rektifikasi

    1.8 Pembuatan Citra Komposit Red-Green-Blue

    (RGB)

    Dari toolbar klik kemudian klik pilih citra yang akan dipotong,

    misal IMAGERY.TIF, kemudian klik

    Klik icon Dari menubar, cut dengan layer dari

    window algorithm. pilih Red Green Blue,

    Klik pilih band 4 untuk layer Red, band 1 untuk layer Green, band 3

    untuk layer Blue.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    41

    Dari menubar pilih File-Save as

    Arahkan foldernya ke D:/DIKLAT/RASTER/.

    Masuk ke dalam folder raster, pilih ER Mapper Raster Dataset pada Files

    of Type untuk menempatkan dataset hasil save as. Isikan nama file baru

    di bawah kata Save as:, misal

    20120428SP4310359S0G2AXI_B413.ers. klik OK, kemudian akan

    terbuka window Save as ER Mapper Raster Dataset.

    Pada window Save as ER Mapper Raster Dataset Klik Default, Output

    Type : Multi Layer, klik Output Dataset Type pilih

    Unsigned8BitInteger, kemudian pixel heignt dan pixel width masing-

    masing 20. Maintain aspect ratio dan Delete output transform di

    ceklist ()

    Klik OK, tunggu sampai window ER Mapper Status mencapai 100% dan

    ada message complete

    1.9 Pemotongan Citra (Cropping)

    Pemotongan citra dilakukan guna memperkecil daerah yang dikaji sesuai

    dengan area of interest, dimana diketahui ukuran satu scene citra adalah 60 x 60 km.

    Langkah-langkah dalam melakukan pemotongan citra (cropping) ada beberapa cara :

    1. Dengan memasukkan koordinat lintang/bujur atau UTM

    Dari toolbar klik kemudian klik pilih citra yang akan dipotong,

    misal 20120428SP4310359S0G2AXI_rec.ers, kemudian tampilkan

    semua band pada dari file tersebut, jangan lupa ganti

    dengan nama-nama band-nya.

    Dari menubar View-Geoposition atau klik , kemudian pilih Extens

    akan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini :

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    42

    Masukan nilai koordinatnya, bisa dalam bentuk Latitude/Longitude atau

    Easting/Northing, kemudian klik Apply

    Dari menubar pilih File-Save as, dan seterusnya ikuti prosedur File-

    Save as

    2. Memotong sesuai bentuk yang diinginkan, seperti Batas Kabupaten :

    Jika data berasal dari data shp terlebih dahulu dilakukan konversi dari

    data shp ke Erv (vector ER Mapper). Adapun langkahnya sebagai berikut :

    Data 20120428SP4310359S0G2AXI_rec.ers dibuka seperti diatas.

    Dari Utilities pilih Import Vektor and GIS formats-ESRI Shape File-

    Import.

    Muncul window Import Shape File, pada baris Input File Name : arahkan

    ke folder D:/DIKLAT/ADMINISTRASI/barru_polygon.shp.

    Pada baris Output File Name : arahkan ke folder

    D:/DIKLAT/ADMINISTRASI/barru_polygon.erv.

    extension file output harus ditulis (.erv), yang merupakan type file

    vektor ER Mapper.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    43

    Map Projection : GEODETIC, Geodetic datum : WGS84, dan

    seterusnya seperti pada gambar. Warna garis bisa dipilih sesuai selera,

    yang penting terlihat jelas diatas citra.

    Pada window algorithm, klik Edit-Add Vektor Layer-Annotation/Map

    Composition, untuk mengeluarkan layer khusus vektor.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    44

    Setelah dibuka dengan mengklik icon , maka akan muncul vektor

    polygon Kabupaten Barru di atas citra.

    Vektor batas ADM

    Kab. Barru

    Klik to load data

    vektor (.erv)

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    45

    Beri nama region vektor polygon tersebut dengan cara Klik pada

    window Tools. Jangan lupa garis vektor tersebut harus dalam keadaan ter-

    select. Ketikkan kata kab_barru pada window yang tersedia, klik Apply.

    Save File vektor tersebut dengan , dan save as ke dalam Raster

    Region dengan .

    Pindahkan dot selection dari Vektor File ke Raster Region (langkah 2). Pada

    baris Save To File, filenya harus sama dengan yang dibuka di window

    algorithm, jika belum sama dengan yang kita inginkan, yaitu

    mosaik_310358_310359.ers, berarti yang terbuka di window algorithm

    bukan file mosaik_310358_310359.ers. Setelah dibetulkan, klik OK.

    Sampai langkah ini, file citra siap untuk dicroping. Langkah

    selanjutnya adalah memberikan formula untuk memotong citra

    tersebut.

    Klik pada Algorithm pada window formula editor klik Standard

    Inside Region, isikan pada :

    INPUT1 : B1 : Red Layer

    1

    2

    3

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    46

    REGION1 : kab_barru

    Lakukan hal yang sama sampai INPUT1 : B3 : Blue Layer dan REGION1 :

    kab_barru

    Klik (untuk men-zoom citra yang sudah di-crop), kemudian

    dari menubar klik File-Save as... beri nama file baru, misal

    crop_ mosaik_310358_310359.ers

    Ikuti prosedur save as, Klik OK.

    INPUT1 : B1 : Red Layer

    INPUT1 : B2 : Green Layer

    INPUT1 : B3 : Blue Layer

    REGION1 : kab_barru

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    47

    Catatan :

    Pada saat Save as, layer vektor bisa dicut , agar tidak terbawa ke dalam

    dataset baru.

    1.10 Penajaman Kontras Citra (Transformation)

    Transformasi adalah teknik peningkatan kontras warna dan

    cahaya dari suatu citra sehingga memudahkan untuk interpretasi

    dari analisis citra. Histogram adalah suatu tampilan grafik dari

    distribusi frekuensi relatif dalam suatu dataset. Suatu kotak dialog

    transformasi akan menampilkan histogram data masukan dan data

    keluaran setelah ditransformasi dan garis transformasi.

    Transforms change the value of each pixel by re-mapping the

    original value to a new value. The Transform dialog box displays

    Citra hasil cropping dengan batas

    administrasi Kab. Barru

    Citra hasil cropping setelah

    dizoom, siap di Save as

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    48

    the histogram and the transform line, as well as transform

    options.

    The default transform maps the input directly to the output (x=y).

    The x-axis represents the actual image cell values, and the Y-axis

    represents how they are mapped to the image. More complex

    transforms modify the data across the full output (Copyright

    Earth Resource Mapping Ltd).

    Untuk mengkontraskan data dengan menghilangkan 1 % informasi klik

    Untuk mengkontraskan data secara manual klik akan muncul

    tampilan :

    Transform types

    Several different types of transforms can be used to enhance your image.

    These are:

    Linear transform allows you to create a piecewise linear transform,

    including a step function, sawtooth, or any other transformation which can be

    expressed by a piecewise linear relationship between the input and output

    values.

    Output histogram

    Transform line (drag to adjust)

    Input histogram

    X axis (data) minimum and maximum fields

    Y axis (display) minimum and maximum fields

    Clik to view transform in other layers

    Clik to choose an automatic transform option

    Choose X and Y axis limits options

    Insert, delete or copy transform

    Slider

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    49

    Autoclip transform clips at 99%, excluding the first and last 0.5% of the

    data. Double-click on the button to change the percentage clip.

    Level-slice transform clips in 'steps', which can be used to create contour

    lines. Double-click on the button to change the number of steps.

    Histogram match is used when there is more than one layer of the same

    type - for example, two Red layers - and you wish them both to have similar

    contrast and brightness.

    Histogram equalize creates a piecewise linear transform modifying the

    values so that all values occur with equal probability.

    Gaussian equalize creates a piecewise linear transform modifying the

    values to match a Gaussian probability distribution. Double-click on the button

    to change the half-width of the Gaussian envelope.

    Logarithmic transforms are useful for processing geophysical data with a

    large dynamic range, in order to compress the dynamic range.

    A Logarithmic transform can also be applied to the intensity layer of a color

    draped algorithm, to reduce the darkness of the image while retaining the

    variation of the intensity.

    Exponential transforms can be used to stretch the dynamic range in an

    image using geophysical data with a small dynamic range.

    Display Histogram only enables you to look at an output histogram of the

    data at a specific point of the processing.

    Note: Display Histogram only does not modify the image; it only displays the

    current histogram. For example, this can be used to compare data values

    before and after a formula is applied (Copyright Earth Resource Mapping Ltd)

    Selain dengan icon transform otomatis, dapat juga membuat kontras citra

    secara manual dengan mendrag garis transform pada kotak historam

    dengan mouse kiri., seperti contoh :

    Sebelumnya transformasi harus dihapus terlebih dahulu dengan cara :

    Dari jendela Transform pilih Edit Delete this transform, kemudian

    klik pada layer Red-Green-Blue.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    50

    Untuk menyimpan hasil transformasi maka tampilan citra perlu

    disimpan, bisa sebagai algoritma ataupun sebagai raster dataset

    dengan mengklik File-Save as buat nama file, misal

    D:\DIKLAT\RASTER\trans_crop_mosaik_310358_310359.alg.

    1.11 Penyimpanan Citra

    Buka file yang akan disimpan

    Klik Save As

    Ketikkan nama file

    Pilih tipe file misal GeoTIFF/TIFF (.tif, .tiff)

    Drag to transform

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    51

    Akan muncul jendela Save As GeoTIFF/TIFF

    Pada bagian bawah, jika ingin dibuatkan file yang mengandung informasi

    koordinat, maka ceklist-lah Write world file

    Kemudian klik OK

    Untuk menyimpan dalam format lain misal JPEG maka pilih JPEG (.jpg)

    Akan muncul jendela Save As JPEG

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    52

    Pada bagian bawah, jika ingin dibuatkan file yang mengandung informasi

    koordinat, maka ceklist-lah Write world file

    Kemudian klik OK

    Jika ingin mengkompres citra, sehingga ukurannya menjadi lebih kecil,

    maka setelah membuka citra yang akan dikompres, maka klik File,

    kemudian Save as Compressed Image

    Akan muncul jendela baru, klik Next

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    53

    Kemudian ketikkan file baru di mana akan disimpan. Misal kompres.

    Kemudian klik OK.

    Akan muncul ke tahap berikutnya. Klik Next.

    Akan muncul ke tahap berikutnya. Masukkan angka Target compression

    ratio. Semakin kecil angka yang dimasukkan, semakin besar ukuran file

    hasil kompresannya. Semakin besar angka yang dimasukkan, semakin

    kecil ukuran file hasil kompresannya. Semakin kecil ukuran file hasil

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    54

    kompresan, maka gambarnya akan semakin pecah. Angak default adalah

    25. Klik Next.

    Akan muncul ke tahap berikutnya. Klik Next.

    Akan muncul ke tahap berikutnya. Jika kita ingin mengetahui berapa

    ukuran file hasil kompresan dengan angka rasio yang telah dimasukkan

    sebelumnya, maka klik Compute summary information. Maka ER Mapper

    akan menghitung. Pada gambar di bawah dari 34 MB dikompres menjadi 1

    MB. Angka ini adalah angka perkiraan. Jadi, hasilnya akan mendekati

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    55

    angka tersebut. Jika tidak puas, maka klik Back untuk memasukkan angka

    rasio yang baru. Jika sudah puas, maka klik Finish. Maka ER Mapper akan

    menjalankan tugasnya. Ternyata bahwa hasil kompresan ER Mapper

    menghasilkan keluaran 467 KB pada file input.

  • Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat

    56