prosedur pengolahan data citra
TRANSCRIPT
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
1
BAB I
PROSEDUR PENGOLAHAN DATA CITRA
(Aplikasi Perangkat Lunak Er Mapper)
Pengantar
Prosedur pegolahan data citra dimulai dari
mengimport/membaca/membuka data citra sampai dengan hasil akhir berupa
informasi spasial dalam bentuk cetakan (Hardcopy). Pekerjaan dasar
pengolahan citra bisa diuraikan sebagai berikut :
1). Import/open/load data
2). Visualisasi
3). Kombinasi kanal/band (color composit)
4). Registrasi dan rektifikasi
5). Image enhancement (penajaman kontras)
6). Mosaik antar scene, antar kanal
7). Cropping area of interest
8). Klasifikasi
9). Aplikasi/analisa
Dalam mengolah tentunya perlu perangkat keras dan perangkat lunak.
Perangkat keras berupa komputer membutuhkan performa yang cukup tinggi,
karena akan berpengaruh terhadap kecepatan proses. Data citra biasanya
berkapasitas puluhan megabyte bahkan lebih, sehingga untuk loading dan
visualisasi memerlukan memory yang besar.
Perangkat lunak untuk pengolahan citra cukup banyak jenisnya,
tentunya dengan kemampuan dan kelebihan yang berbeda-beda. Beberapa
software tersebut diantaranya ER Mapper, erdas imagine, envi, global mapper,
PCI geomatic, ilwis, arc view gis, arc gis, arc info, map info. Dalam modul ini
akan dipelajari beberapa software yaitu ER Mapper, arc view gis dan arc info,
namun tidak keseluruhan aplikasi modul yang terdapat dalam software
tersebut.
ER Mapper adalah salah satu software (perangkat lunak) yang
digunakan untuk mengolah data-data citra. Pengolahan data citra merupakan
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
2
suatu cara memanipulasi data citra atau mengolah suatu data citra menjadi
suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang kita harapkan. Adapun cara
pengolahan data citra itu sendiri melalui beberapa tahapan, sampai menjadi
suatu keluaran yang diharapkan. Tujuan dari pengolahan citra adalah
mempertajam data geografis dalam bentuk digital menjadi suatu tampilan
yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberikan informasi kuantitatif
suatu obyek, serta dapat mendukung utuk aplikasi sistem informasi geografis.
Data digital disimpan dalam bentuk barisan kotak kecil dua dimensi
yang dikenal dengan sebutan pixel (picture element). Masing-masing pixel ini
mewakili suatu wilayah yang ada dipermukaan bumi. Struktur ini disebut
raster, sehingga data citra sering juga disebut data raster.
Data yang diperoleh dari satelit umumnya terdiri daribeberapa bands
(layers) yang mencakup wilayah yang sama. Masing-masing bands ini
mencatat pantulan obyek dari permukaan bumi pada panjang gelombang yang
berbeda.
1.1 Mengaktifkan Program ER Mapper
Dari desktop komputer dapat dicari shortcut icon seperti gambar
dibawah ini :
kemudian di-klik 2x, atau dapat juga dari menu Start pilih Program
kemudian klik ER MAPPER 7.0 sehingga akan muncul window main menu
sebagai berikut :
Menu bar
Tools bar
Refresh Hand
Zoom tool Edit Save/save Copy window
Buka
Buka window
Stop processing
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
3
1.2 Loading Data
Langkah pertama dalam pengolahan data citra adalah mengimport data
satelit yang akan digunakan ke dalam format ER Mapper . Umumnya data
citra disimpan dalam media magnetic tape, CD ROM atau media penyimpan
lainnya. Jenis data yang bisa diload ke dalam ER Mapper adalah data raster
dan data vektor.
Data raster adalah tipe data yang menjadi bahan utama kegiatan
pengolahan citra. Data raster adalah citra digital yang dibentuk dari elemen-
elemen gambar (pixel = picture elemen) dan dinyatakan dalam tingkat
keabuan. Contoh data raster adalah citra satelit dan foto udara. Secara
definitif citra penginderaan jauh adalah gambaran suatu objek dari pantulan
atau pancaran radiasu elektromagnetik objek, yang direkam dengan cara
optik, elektro-optik, optik-mekanik, atau elektronik. Citra penginderaan jauh
merupakan gambaran dari wujud aslinya atau paling tidak berupa gambaran
planimetriknya, sehingga citra merupakan keluaran suatu sistem perekaman
data dapat bersifat optik, analog dan digital. Pada saat membuka data raster,
ER Mapper akan membuat dua files :
File data binary yang berisikan data raster dalam format BIL, tanpa file
extention.
File header dalam format ASCII dengan extention .ers
Data vektor adalah data yang tersimpan dalam bentuk titik, garis, dan
polygon (area). Contoh data vektor adalah data yang dihasilkan dari hasil
digitasi Sistem Informasi Geografis (SIG) seperti lokasi pengambilan sampel,
jalan atau penggunaan lahan. ER Mapper juga akan membuat dua file hasil
dari mengimport adta vektor :
File data dalam format ASCII berisikan data vektor.
File header dalam format ASCII dengan extention .erv
Selain window main menu, terdapat juga algorithm Window dan view
window. algorithm Window dapat dibuka melalui View/Algorithm, atau klik
icon dari main menu, akan membuka window algorithm dan window
view sekaligus. view window bisa dibuka lebih dari satu buah, dengan
mengklikk icon dari main menu.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
4
ER Mapper 7.0 mampu membuka langsung data berbagai format (.ers,
.alg, .hdr, .bmp, .dat, .doq, .ecw, .fst, .tif, .tiff, .l1g, l1r, .met, .hdf,
.jpg), tanpa harus mengimport dulu.
1.3 Menampilkan Citra
Setelah proses membuka data, proses selanjutnya adalah menampilkan
citra tersebut. Di dalam ER Mapper, ada beberapa cara untuk menampilkan
citra, yakni :
Pseudocolor Displays, menampilkan citra dalam warna hitam putih
(greyscale), biasanya hanya terdiri dari satu layer/band saja.
Red-Green-Blue (RGB), menampilkan citra melalui kombinasi tiga
band, setiap band ditempatkan pada satu layer (Red/Green/Blue), cara
ini disebut juga color composite.
Hue-Saturation-Intensity (HSI), menampilkan citra melalui
kombinasi tiga band, setiap band ditempatkan pada satu layer
(Hue/Saturation/Intensity), cara ini biasanya digunakan bila kita
menggunakan dua macam data yang berbeda, misalkan data Radar
dengan data Landsat7 ETM
.3.1 Langkah-langkah untuk menampilkan citra di monitor
berdasarkan Pseudocolor Displays dapat dilihat dibawah ini :
Dari menubar pilih File-New untuk membuat tampilan kosong atau klik
Dari menubar pilih View-Algorithm atau dari toolbar klik untuk
menampilkan isi dari algorithm dari window/tampilan yang dibuat
sebelumnya, akan muncul tampilan :
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
5
Dari window algorithm klik dibawah kata No Dataset untuk memilih
data yang akan ditampilkan, kemudian klik file di kotak dialog Raster
Dataset, misal IMAGERY.TIF, maka akan tampak gambar dalam mode
pseudo layer seperti di bawah ini. Mode ini biasanya digunakan untuk
melakukan konversi format file.
.3.2 Langkah-langkah untuk menampilkan citra di monitor
berdasarkan Red-Green-Blue (RGB) dapat dilihat dimulai dari
:
Tentukan kombinasi band yang akan dipakai (biasanya 3 band), misalnya
kombinasi RGB 413, artinya pada layer red (R) akan ditempatkan band 4,
pada layer green (G) akan ditempatkan band 1, dan seterusnya.
Buka window algorithm, kemudian duplikat pseudo layer 3 kali. Klik kanan
pada pseudo layer yang pertama, ganti pseudo dengan red. Klik kanan
juga pada pseudo layer kedua, ganti pseudo dengan green dan
seterusnya.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
6
Akan muncul tanda silang (X) pada masing-masing layer, karena default
surface belum diganti. Klik kanan pada default surface, ganti dengan red
green blue.
Klik pada dropdown pada layer red, ganti dengan Band 4. Klik juga
dropdown pada layer green, ganti dengan band 1. Begitu juga dengan
layer blue, ganti dengan band 3.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
7
Pada window view, akan muncul gambar citra sebagian wilayah Sulawesi
Selatan, K/J 310/359, dengan kombinasi warna true color.
1.3.3 Langkah-langkah untuk menyimpan file dalam satu dataset :
Dari langkah di atas, kemudian pilih File-Save as Dataset akan muncul
kotak dialog seperti dibawah ini :
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
8
Arahkan foldernya ke D:/DIKLAT/RASTER/.
Masuk ke dalam folder raster, pilih ER Mapper Raster Dataset pada
Files of Type untuk menempatkan dataset hasil save as. Isikan nama
file baru di bawah kata Save as:, misal
20120428SP4310359S0G2AXI.ers. klik OK, kemudian akan terbuka
window Save as ER Mapper Raster Dataset.
Pada window Save as ER Mapper Raster Dataset Klik Default, Output
Type : Multi Layer, klik Output Dataset Type pilih
Unsigned8BitInteger, kemudian pixel heignt dan pixel width masing-
masing 20. Maintain aspect ratio dan Delete output transform di
ceklist ()
Klik OK, tunggu sampai window ER Mapper Status mencapai 100% dan
ada message complete
Up and down
scroll bar
folder
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
9
Klik OK
1.4 Penajaman Citra
Penajaman citra dilakukan dengan cara menggabungkan citra berwarna
(multispektral, resolusi 20 m) dengan citra hitam putih (greyscale-
pankromatik, resolusi 10 m) sehingga dihasilkan citra berwarna dengan
resolusi 10 m. Penjelasan sederhana dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Citra berwarna
Hasil akhir
Citra hitam putih
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
10
Langkahnya klik Toolbars, kemudian pilih ESG ColorEnhance Akan muncul tool tambahan, kemudian klik SFIM Pan Sharpen Wizard
Muncul jendela SFIM Pan Sharpen Wizard, pilih A single multi-band
image file. Kemudian Next.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
11
Pada Multispectral image, masukkan citra multispektral. Pada Red band,
pilih Band 4. Pada Green band, pilih Band 1. Pada Blue band, pilih Band
3. Pada Panchromatic image, masukkan citra pankromatik. Kemudian
Next.
Pilih Create RGB image now.
Agar tampilan citra lebih terang, dapat dipilih Apply 99 percent stretch.
Kemudian Next.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
12
Pilih Red Green Blue (RGB)
Akan muncul jendela yang di dalamnya terdapat citra hasil
penggabungan citra multispektral dan pankromatik. Klik Finish.
Kemudian terdapat pesan bahwa hasil penggabungan citra tersebut
tersimpan dalam suatu file berekstensi alg.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
13
Citra berekstensi alg ini dapat disimpan dalam format lain misal ers.
Untuk itu klik kanan pada citra berekstensi alg, pilih File, kemudian Save
As. Dan seterusnya seperti pada langkah sebelumnya.
1.5 Mosaik Citra
Mosaik citra adalah proses menggabungkan/menempelkan dua atau
lebih citra yang tumpang tindih (overlapping) sehingga menghasilkan citra
yang representatif dan kontinu. Dalam ER Mapper proses ini dapat dilakukan
tanpa membuat suatu file yang besar (disimpan dalam bentuk Virtual),
kecuali bila diinginkan menyimpan file tersendiri (disimpan dalam bentuk
Dataset).
1.5.1 Langkah-langkah dalam Mosaik Citra bisa diuraikan sebagai
berikut :
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
14
Dari menubar pilih File-New untuk membuat tampilan kosong atau klik
kemudian klik dari window algorithm, arahkan folder ke file
D:\DIKLAT_1_2005\RASTER\20120428SP4310359S0G2AXI.ers
(Default Surface 1) sebut saja DS untuk selanjutnya. Dari window algorithm
klik sebanyak 2x.
Klik 1x di kemudian klik pilih file di kotak
dialog Raster Dataset, yakni 20120428SP4310358S0G2AXI.ers
(Default Surface 2), tampilan proses dapat dilihat dibawah ini :
Citra masih ditampilkan dalam mode pseudo color, untuk dapat melihat
citra dalam warna true color, kita akan buat dengan kombinasi band RGB
413. Sebelum itu, jika terlihat pada perbatasan scene ada bagian citra yang
tidak tampak seperti pada gambar diatas, lakukan edit Null Cel Value pada
kedua scene. Caranya dimulai menempatkan cursor pada DS yang ke 1. Klik
untuk membuka kota dialog Raster Dataset. Selanjutnya klik Info, klik
Edit (1) pada window Dataset Information, klik Raster info (2) pada window
Dataset Header Editor, kemudian ganti Null Cel Value : None dengan 0
(nol) pada window Dataset Header Editor (3) : Raster Information. Klik OK
pada window Dataset Header Editor : Raster Information, klik Apply (4) pada
window Dataset Header Editor, klik yes pada window ER Mapper Status, klik
OK pada window Dataset Header Editor, klik Close pada window Dataset
Information.
Default Surface 1
Default Surface 2
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
15
Pada View Window akan tampak kedua citra citra yang berbeda scene
telah tersambung, tetapi kita belum tahu apakah di perbatasan kedua scene
tersebut sudah representatif dan kontinyu. Kita akan buat color camposit true
color RGB 413.
1.5.2 Langkah-langkah untuk membuat color composit RGB 413
bisa diuraikan sebagai berikut :
Pada jendela Algorithm, kedua file tersebut sudah tersimpan dalam format
RGB dimana pada saat penyimpanan memilih kombinasi RGB 413.
Sehingga agar citra tersebut tampil true color, maka klik kanan pada kedua
pilih RGB.
Kemudian masing-masing diganti dari atas ke bawah dengan Red,
kemudian Green, kemudian Blue dengan mengklik kanan pada Pseudo
Layer. Begitu juga dengan DS2.
Kemudian dari atas ke bawah pada dropdown diganti dengan Red Layer,
kemudian Green Layer, dan Blue Layer.
1
2
3
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
16
Proses selanjutnya adalah mengecek apakah di antara perbatasan
kedua scene citra tersebut mengalami pergeseran, prosesnya disebut
Translasi.
Mode Pseudo color Mode true color RGB 413
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
17
1.5.3 Langkah-langkahnya dalam melakukan translasi
Klik pada main menubar untuk memperbesar (zoom) citra, cari
daerah yang bebas dari awan di daerah perbatasan kedua citra. Klik icon
untuk menggeser tampilan citra di view window.
Atau dari menubar View-Geoposition akan muncul kotak dialog seperti
gambar dibawah ini. lakukan pergeseran tampilan citra dengan klik menu-
menu Pan dan Zooming dengan menu-menu Zoom.
Setelah ditemukan daerah perbatasan citra yang tidak kontinyu, Pada
kotak dialog algorithm klik kiri atau letakkan cursor di DS 1, kemudian
aktifkan sub menu Surface. Gerakan ke kanan ke kiri horizontal scroll bar
Transparency (%), jika terjadi pergeseran dilakukan translasi.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
18
Pada kotak dialog algorithm klik kiri di DS 1 gerakan ke kanan ke kiri
Transparency (%), jika terjadi pergeseran dilakukan translasi dengan
cara :
Klik untuk memperbesar (zoom) citra hingga terlihat bentuk
pixelnya, dimana pixel pada DS 1 = DS 2, kemudian dari menubar pilih
View-Cell Coordinat akan muncul kotak dialog seperti :
Nilai yang dicatat
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
19
Dengan menggunakan pointer atau klik di citra pixel pada DS 1
(transparency = 0 %), kemudian catat Dataset X,Y. selanjutnya DS 1
sebagai data yang akan digeser.
Geser transparency = 100 % klik di citra pixel pada DS 2, kemudian
catat Dataset X,Y, selanjutnya DS 2 sebagai referensi.
Catatan :
Transparency = 0 % berarti data yang tertampilkan di window algorithm
adalah 20120428SP4310358S0G2AXI.ers
Transparency = 100 % berarti data yang tertampilkan di window algorithm
adalah 20120428SP4310359S0G2AXI.ers
Lakukan pengurangan antara data yang akan digeser dengan referensi (
DS 2 DS 1), hasil pengurangan akan dimasukan ke dalam header
data yang akan digeser, contoh :
Dataset X,Y (DS 2) : 5041.00 ; 6790.04
Dataset X,Y (DS 1) : 5042.94 ; 6791.00 -
-1.94 ; - 0.96
Pixel ujung sungai DS 1
Pixel ujung sungai DS 1
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
20
Kemudian klik pada dataset yang akan digeser, klik Info-Edit-
Raster info-Registrasi Point akan muncul kotak dialog Dataset
Header Editor : Registration.
Kemudian isikan hasil pengurangan DS 2 DS 1 ke dalam
kotak dialog Dataset Header Editor : Registration .
Klik OK 3x, kemudian Yes, kemudian OK
Selanjutnya dicek apakah citra masih mengalami pergeseran,
kalau masih lakukan lagi proses diatas, kemudian hasil
pengurangan ditambahkan atau dikurangi dengan hasil
pengurangan pertama.
1
2
3
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
21
Catatan :
Untuk Band file 20120428SP4310358S0G2AXI.ers
klik pada dataset yang akan digeser, klik Info-Edit-
Raster info-Registrasi Point
Isikan nilai hasil pengurangan DS 2 DS 1 dikali 2 ke dalam
kotak dialog Dataset Header Editor : Registration .
Untuk Band 20120428SP4310358S0G2AXI.ers, hasil pengurangan
DS 2 DS 1 dibagi 2
1.5.4 Menyimpan 2 dataset citra dari scene yang berurutan ke
dalam satu dataset.
Setelah citra tidak mengalami pergeseran lagi, proses selanjutnya
menyimpan 2 dataset citra tersebut ke dalam satu dataset. Dimulai dengan
membuka kembali semua band pada DS 1 dan DS 2 ke dalam mode
pseudo layer. Sehingga pada window algorithm tersusun urut seperti
gambar di bawah sebelah kiri. Pada view window, kondisi citra harus
dalam keadaan Zoom to All Datasets.
Lakukan drag layer-layer pada DS 2 ke DS 1, seperti gambar dibawah :
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
22
Dari menubar pilih File-Save as untuk menyimpan algorithm-nya,
misal D:\DIKLAT\Mosaik_310358_310359.alg. Untuk
menyimpan hasil mosaik dapat dalam dua bentuk :
1. Disimpan dalam bentuk Virtual
Dar i menubar p i l ih File-Save as akan muncul kotak d ia log
baru ya itu kotak Save as . D i bawah kata Files of Types ,
p i l ih ER Mapper Virtual Dataset (.ers) is ikan nama f i le
baru d i bawah kata Save as , misa l D:\DIKLAT\RASTER\
Mosaik_310358_310359_Virt .ers .
Klik OK
2. Disimpan dalam bentuk Dataset
Dari menubar pilih File-Save as
Di bawah kata Files of Types , p i l ih ER Mapper Raster
Dataset ( .ers) , is ikan nama f i le baru d i bawah kata Save
as , misal D:\DIKLAT\RASTER\
Mosaik_310358_310359.ers
Kl ik Apply
Pada window Save as ER Mapper Raster Dataset Klik Default, Output
Type : Multi Layer, klik Output Dataset Type pilih
Unsigned8BitInteger, kemudian pixel heignt dan pixel width masing-
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
23
masing 20. Maintain aspect ratio dan Delete output transform di
ceklist ()
Klik OK, tunggu sampai window ER Mapper Status mencapai
100% dan ada message complete.
1.6 Pembuatan Algorithm
Dari toolbar (main menu) klik kemudian klik pilih citra yang akan
ditampilkan, misal 20120428SP4310358S0G2AXI.ers , kemudian
klik
Dari window algorithm klik kemudian klik
sebanyak 1x, kemudian klik pada DS2 dan buka file yang lain misal
20120428SP4310359S0G2AXI.ers
Dar i menubar p i l ih File-Save as akan muncul kotak d ia log
baru ya itu kotak Save as . D i bawah kata Files of Types ,
p i l ih ER Mapper Algorithm (.alg) is ikan nama f i le baru d i
bawah kata Save as , misal D:\DIKLAT\RASTER\
Mosaik_310358_310359.alg .
Klik OK
1.7 Koreksi Geometrik/Rektifikasi Citra
Data citra harus dikoreksi geometrik terhadap sistem koordinat bumi,
supaya semua informasi data citra telah sesuai keberadaannya di bumi. Pada
koreksi geometrik ini terdapat dua istilah, yakni registrasi dan rektifikasi.
Registrasi adalah proses mendaftarkan/menempatkan titik-titik
referensi peta atau titik-titik referensi bumi terhadap citra yang belum
terkoreksi geometrik. Sedangkan rektifikasi adalah proses koreksi/perbaikan
geometrik citra yang belum terkoreksi yang sudah memiliki titik-titik referensi.
Di dalam ER Mappervesi 5.5 terdapat empat tipe pengoperasian
rektifikasi :
1. Image to map rectification
2. Image to image rectification
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
24
3. Map to map transformaion, yaitu mentransformasikan data yang
terkoreksi menjadi datum map projection yang baru.
4. Image rotation, memutar citra menjadi beberapa derajat.
Urutan dalam proses rektifikasi, pertama adalah menentukan titik kontrol
(GCP), kemudian melakukan proses rektifikasi, serta mengevaluasi hasil
rektifikasi.
Menurut wizard ER Mapper7.0, terdapat 7 Geocoding Type, yaitu:
1. Tryangulation
2. Polynomial
3. Orthorectify using ground control point
4. Orthorectify using exterior orientation
5. Map to map projection
6. Known Point Registration
7. Rotation
1.7.1 Menentukan Metode Geocoding
Langkah awal Koreksi geometrik adalah menentukan metode yang akan
digunakan untuk melakukan koreksi. Metoda yang akan digunakan tergantung
pada jenis data (Resolusi Spasial), jenis kesalahan geometris (skew, yaw, Roll,
pitch).
Triangulation biasanya digunakan untuk data yang mengalami banyak
pergeseran/distorsi skew dan yaw. Juga digunakan untuk data yang tidak
sama ukuran pixelnya pada satu set data. This method creates a mesh of
triangles from the ground control points. The triangles are constructed so that
the circumcircle for each triangle contains only the vertices for the triangle.
The polynomial coefficients for each triangle are then calculated. ER Mapper
rectifies the image by performing a linear rectification within each triangle.
Triangulation reduces local distortion in the image, a characteristic of geo-
scanned data. It is ideal for airborne scanners, as it removes skew and yaw
errors without introducing errors from a polynomial warp (Copyright Earth
Resource Mapping Ltd).
Polynomial biasanya digunakan untuk data citra yang mengalami
pergeseran linear, ukuran pixel sama dalam satu set, untuk data resolusi
spasial tinggi maupun rendah. Polynomial geocoding is usually used to
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
25
transform an image from a RAW (or unknown) projection into a known
projection. Ground Control Points are located on the RAW image and matched
either with points on an image in the desired projection, or with coordinates
typed in (possibly from a map).
Polynomial geocoding can also be used to reference two images in unknown
projections, such as images of the same location on different dates or with
different sensors. This can be done by rectifying both images into the same
known projection, but is more simply achieved by rectifying one image directly
to the other.
Unlike simple rectifications, one or both of the TO (corrected) and FROM
(uncorrected) coordinate spaces are not specified for polynomial rectifications,
so the relationship between them is also unknown. Ground Control Points
(GCPs) are identified in the FROM and TO coordinate spaces. The relationship
is approximated by a Polynomial equation, and the INPUT image is rectified to
fit the TO coordinate space.
The accuracy of this method depends on how precisely the GCPs are located.
It is, therefore, beneficial to choose as many GCPs as possible to minimise the
effect of any single error.
The coordinate space of the OUTPUT image will be the same as that of the TO
coordinate space, whether that is specified in terms of a known map projection
or as RAW coordinates (Copyright Earth Resource Mapping Ltd).
Orthorectify digunakan selain untuk mengoreksi citra secara geometris, juga
mengoreksi citra berdasarkan ketinggian geografisnya. Jika tidak menggunakn
orthorectify, maka puncak gunung akan bergeser letaknya dari posisi
sebenarnya, walupun sudah dikoreksi secara geometris. Orthorectifying an
image corrects local and global distortions by adjusting for camera
characteristics, platform positions and terrain details.
The Geocoding Wizard provides two methods for orthorectifying images, viz.
Orthorectify using ground control points, and Orthorectify using exterior
orientation. The former uses these ground control points (GCPs) to calculate
the exterior orientation (roll, pitch, yaw and XYZ) of the camera at the
moment of exposure. With the latter, GCPS are not necessary because the
exterior orientation is already known.
To orthorectify an image you need the following:
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
26
- Camera file containing camera calibration information
- DEM file (You can enter an average height if the terrain is relatively
flat)
- Exterior orientation (Orthorectify using exterior orientation)
- GCPs referenced by their XYZ coordinates. (Orthorectify using ground
control points)
If you do not already have a Camera File, the Geocoding Wizard gives you
access to the Camera Wizard to create one using information contained in a
Camera Calibration Report (Copyright Earth Resource Mapping Ltd)
Rotation digunakan untuk mengoreksi citra karena terjadi pergeseran citra
yang terlihat berputar, baik searah jarum jam maupun berlawanan jarum jam.
You can use the Geocoding Wizard to accurately rotate your image
counterclockwise by typing the value in degrees. You can also use this feature
to only resample the image by rotating it by zero degrees.
Note: When you rotate an image, ER Mapper updates the rotation field in the
header file by adding the new rotation to the existing value. For example, if
you rotate an image, which has already been rotated by 10 degrees, by a
further 10 degrees, the header file will now show a rotation of 20 degrees. It
is, therefore, important to ensure that the header file correctly reflects the
existing rotation and coordinate information before rotating the image further,
otherwise you could end up with an image that looks correct but with an
incorrect rotation value in the header. You can use the Geocoding Wizard
Known point registration facility to enter the correct rotation and coordinate
information (Copyright Earth Resource Mapping Ltd).
Known Point Registration sets the registration point and coordinate space
information in the image, but does not rectify it.
Map to Map Reprojection and Rotation rectify the image by geographic
transformation; i.e. they do not correct geometric distortion.
Triangulation, Polynomial and Orthorectification rectify the image by
geometric correction and graphic transformation; i.e they correct geometric
distortions and associate the image to a spatial location. The
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
27
Orthorectification methods are the most accurate because they include
terrain and camera information in their calculations. With the exception of
Advanced Orthorectification, they all require the selection of GCPs.
Each of the geometric correction methods is suited to specific types of
imaging. The following matrix indicates which geometric correction methods
are most appropriate for specific types of imaging.
Orthorectification Polynomial Triangulation
Satellite optical
(Landsat, SPOT)
X
Satellite radar
Airphotos X X X
Airborne optical
scanner
X X
(Copyright Earth Resource Mapping Ltd)
1.7.2 Menentukan Titik Kontrol (GCP)
Kita akan melakukan koreksi terhadap file D:\DIKLAT\RASTER\
20120428SP4310359S0G2AXI.ers . Langkah-langkah memulai koreksi
geometrik bisa diuraikan sebagai berikut :
Dari menubar klik Proses, kemudian pilih Geocoding Wizard.
Klik to open file
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
28
Pada langkah 1) Start, Klik pada window Geocoding Wizard Step 1
of 5 untuk membuka data citra yang akan dikoreksi. Buka file
D:\DIKLAT\RASTER\20120428SP4310359S0G2AXI.ers .
Pi l ih Polynomial pada Geocoding Type , k l ik langkah 2)
Polynomial Setup , p i l ih l inear .
Kl ik Langkah 3) GCP Setup , cekl is t pada Geocoded image,
vectors or algorithm . Klik untuk membuka file referensi
(Hasil Scanning peta Rupa Bumi Indonesia yang sudah geocoded
atau dapat pula citra Landsat yang sudah terkoreksi). Misal citra
Landsat yang akan digunakan untuk mengoreksi file citra
20120428SP4310359S0G2AXI.ers . Buka file peta tersebut
misal di D:\DIKLAT\RASTER\sulsel_sutm50.ers .
Pada kotak Output Coordinat Space (mas ih Langkah 3),
k l ik Change untuk mengis i to Geodetic Datum : WGS84 ,
To geodetic project ion : SUTM50 dan To Coordinat type
: Eastings/Northings .
Klik langkah 4) GCP Edit, untuk memulai mengambil titik kontrol.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
29
Klik to open file
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
30
Pada saat langkah 4) GCP Edit aktif, akan muncul 4 window view :
1. UNCORRECTED GCP ZOOM
2. CORRECTED GCP ZOOM
3. UNCORRECTED GCP (OVERVIEW ROAM geolink)
4. CORRECTED GCP (OVERVIEW ROAM geolink) dan window langkah
4) GCP Edit.
Gunakan icon dari menubar untuk menunjuk titik-titik referensi pada
citra dan peta. Gunakan juga icon-icon zooming dan panning dari
menubar untuk memperbesar, memperkecil citra dan peta serta melakukan
penggeseran display view.
*) Klik dengan icon Pada window view UNCORRECTED GCP ZOOM
untuk mengambil titik X dan Y, kemudian klik dengan pada window
view CORRECTED GCP ZOOM untuk mengambil koordinat Easting dan
Northing.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
31
**) Klik icon pada window langkah 4) GCP Edit untuk menambah titik
referensi yang baru
Lakukan langkah yang sama dengan *).
Lakukan hal yang sama dengan **)
Ambil titik GCP tersebut minimal sekali adalh 4 titik, maksimal tidak
terbatas, dengan pertimbangan pada saat memilih titik GCP, sebaiknya
memilih terlebih dahulu pada setiap sudut jendela citra, tetapi bila tidak
bisa (misalnya data daerah pesisir/lautan atau ada awan), maka dicari titik
terdekat dengan sudut tersebut. Hal tersebut untuk menjaga supaya titik
GCP menyebar pada citra sehingga perhitungan statistik rektifikasi tidak
bertumpuk pada salah satu sudut saja.
Pemilihan obyek yang akan dijadikan GCP sebaiknya obyek yang tidak
berubah bentuknya dalam rentang waktu perbedaan data citra tersebut,
misalnya perpotongan jalan, tetapi bila tidak memungkinkan maka dapat
dipilih daerah aliran sungai, perpotongan sungai dan lainnya selama obyek
tersebut tidak berubah bentuknya dan berpindah tempat.
Setelah 4 titik GCP diambil, kita bisa melihat nilai RMS (Root Mean Square)
nilai tersebut menunjukkan seberapa besar kesalahan titik yang kita ambil
terhadap sebenarnya di peta. RMS (Root Mean Square) Error is a
standard statistical measure that attempts to describe the difference
between the actual point location you have defined and the mathematically
estimated point location.
The RMS error is calculated as the square root of the average square
differences in X and Y between the actual fiducial point location and the
estimated fiducial point location given by the fitted polynomial or
collinearity equation.
In general terms the RMS error should be less than 1. This means that
the average error in X and Y is less than 1 image cell. (Note: If an image
contains severe distortions it may be appropriate to have RMS errors
greater than 1).
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
32
Note: You must have at least four defined points before the RMS error
is displayed for each point.
Note: The error value of the point affects and is affected by other points
in the image, unless it is turned Off (Copyright Earth Resource Mapping
Ltd)
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
33
Jika sudah banyak titik yang kita ambil, jangan lupa disave, untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan. Klik save untuk menyimpan file
GCP ke dalam file header citra. Klik juga icon untuk menyimpan file
GCP ke dalam file tersendiri berextensi gcp (.gcp).
Kita juga bisa melihat ke arah mana salahnya pergeseran titik referensi
tersebut, dengan mengaktifkan Grid dan Errors pada window langkah 4
ini.
1.7.3 Proses Rektifikasi
Langkah terakhir untuk koreksi geometrik adalah Rectifying. Klik langkah
5) Rectify.
Klik untuk menyimpan file hasil koreksi di
D:\DIKLAT\RASTER\20120428SP4310359S0G2AXI_rec.ers
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
34
Cell size X : 20 dan Cell size Y : 20, null cell value : 0, Resampling :
Nearest neighbour. Kemudian Klik untuk mulai
melakukan resampling dan penyimpanan.
Tunggu sampai Rectification 100%, klik OK jika Rectification finished
succesfully.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
35
1.7.4 Koreksi Geometrik dengan GCP Map Interpolation
Metode ini digunakan jika kita mempunyai peta yang dapat dijadikan
acuan, misal Peta Rupa Bumi Indonesia (Peta RBI). Pada peta ini terdapat
objek yang dapat dijadikan titik GCP dan sebagai referensi koordinat, maka
kita baca dari grid koordinat yang terdapat di tepi peta. Langkah-langkahnya
adalah mirip dengan metode di atas. Hanya berbeda pada Step 3.
Pada Step 3, tidak ada yang diceklist. Output Coordinate Space sama
dengan di atas.
Pada Step 4, yang ditampilkan hanya 2 jendela citra uncorrected. Karena
kita akan menggunakan Peta RBI untuk dibaca koordinatnya dan
memasukkannya ke kolom Easting Northing pada jendela Geocoding
Wizard (Step 4).
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
36
Pada Peta RBI terdapat grid geografi berupa garis biru dan grid UTM
berupa garis hitam yang hanya terdapat di tepi peta. Pada Step 3,
geodetic projection yang dipilih adalah SUTM50, sehingga yang kita baca
dan masukkan berupa koordinat UTM. Interval grid UTM pada Peta RBI
skala 1:50.000 adalah 2 cm atau 1000 meter. Skala 1:50.000 berarti 1 cm
di peta adalah 50.000 cm di lapangan atau 500 meter di lapangan. Misal
kita akan membaca koordinat titik 35 pada Peta RBI di bawah. Misal
dengan penggaris kita ukur jaraknya dari grid 442000 adalah 1,2 cm. Dan
jarak dari grid 9448000 adalah 1,9 cm. Maka koordinat UTM titik 35
adalah 442600 mT [dihitung dari 442000 + (1,2 x 500)] dan 9448950 mU
[dihitung dari 9448000 + (1,9 x 500)]
Titik yang kita dapatkan kemudian dimasukkan ke dalam kolom Easting
(atau meter Timur disingkat mT) dan Northing (atau meter Utara disingkat
mU).
Kemudian langkah selanjutnya adala sama dengan di atas yaitu
menambahkan titik-titik berikutnya, kemudian masuk ke Step 5 memberi
nama file hasil koreksi, dan Start Rectification.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
37
440000
441000 442000 443000 444000
9450000
9449000
9448000
1,9 cm
1,2 cm
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
38
1.7.5 Mengevaluasi Hasil Registrasi
Dari toolbar klik kemudian klik
Dari window algorithm klik kanan pilih Red Green
Blue, kemudian klik sebanyak 2x pada , atau
klik icon dari menubar untuk mengubah menjadi
Red Green Blue. Jika icon tersebut belum muncul pada menubar, panggil
dari Toolbars-Forestry.
Duplikat yang telah menjadi Red Green Blue
sebanyak 2x.
isi dengan file citra hasil rektifikasi :
D:\DIKLAT\RASTER\20120428SP4310359S0G2AXI_rec.ers
isi dengan file citra sebelum rektifikasi :
D:\DIKLAT\RASTER\20120428SP4310359S0G2AXI.ers
isi dengan file peta referensi :
D:\DIKLAT\PETA\sulsel_sutm50.ers .
Klik untuk memperbesar, mencari daerah bebas awan,
kemudian klik Surface gerakan ke kanan-kiri untuk melihat
apakah antara kedua data masih atau tidak mengalami pergeseran.
Bisa dibandingkan antara citra dengan citra, antara citra dengan
peta, dengan mengganti on/off salah satunya, jadi hanya 2
yang on pada saat melakukan pergeseran dengan
.
Kalau masih mengalami pergeseran terutama dengan peta referensi,
maka pemilihan titik GCPnya diulang kembali dengan menambah
atau membenarkan letak titik GCPnya, sampai kira-kira mendekati
peta.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
39
1.7.6 Koreksi Citra Pankromatik
Koreksi untuk citra pankromatik dilakukan dengan menentukan titik
GCPnya yang dapat dilakukan dengan cara cepat. Dengan menyimpan titik-
titik GCP ke dalam file pada Step 4 pada saat koreksi citra yang multispektral,
Kondisi off
Icon on/off layer
Kondisi transparansi 66%. Pada citra nampak daratan dan sungai yang belum tepat.
Kondisi transparansi 66%. Pada citra nampak daratan dan sungai yang sudah tepat.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
40
maka file GCP yang telah disimpan tersebut dapat dibuka pada saat koreksi
citra pankromatik pada Step 4.
Step 1 yang dibuka adalah citra pankromatik
Step 2 pilih Linear
Step 3 yang dibuka adalah citra Landsat yang telah terkoreksi
Step 4 kita buka file GCP milik multispektral. Kemudian kolom Cell X dan
kolom Cell Y yang tampil dikalikan dengan 2 dan hasilnya dimasukkan ke
dalam kolom Cell X dan kolom Cell Y
Step 5 ketikkan citra hasil koreksi dan mulai rektifikasi
1.8 Pembuatan Citra Komposit Red-Green-Blue
(RGB)
Dari toolbar klik kemudian klik pilih citra yang akan dipotong,
misal IMAGERY.TIF, kemudian klik
Klik icon Dari menubar, cut dengan layer dari
window algorithm. pilih Red Green Blue,
Klik pilih band 4 untuk layer Red, band 1 untuk layer Green, band 3
untuk layer Blue.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
41
Dari menubar pilih File-Save as
Arahkan foldernya ke D:/DIKLAT/RASTER/.
Masuk ke dalam folder raster, pilih ER Mapper Raster Dataset pada Files
of Type untuk menempatkan dataset hasil save as. Isikan nama file baru
di bawah kata Save as:, misal
20120428SP4310359S0G2AXI_B413.ers. klik OK, kemudian akan
terbuka window Save as ER Mapper Raster Dataset.
Pada window Save as ER Mapper Raster Dataset Klik Default, Output
Type : Multi Layer, klik Output Dataset Type pilih
Unsigned8BitInteger, kemudian pixel heignt dan pixel width masing-
masing 20. Maintain aspect ratio dan Delete output transform di
ceklist ()
Klik OK, tunggu sampai window ER Mapper Status mencapai 100% dan
ada message complete
1.9 Pemotongan Citra (Cropping)
Pemotongan citra dilakukan guna memperkecil daerah yang dikaji sesuai
dengan area of interest, dimana diketahui ukuran satu scene citra adalah 60 x 60 km.
Langkah-langkah dalam melakukan pemotongan citra (cropping) ada beberapa cara :
1. Dengan memasukkan koordinat lintang/bujur atau UTM
Dari toolbar klik kemudian klik pilih citra yang akan dipotong,
misal 20120428SP4310359S0G2AXI_rec.ers, kemudian tampilkan
semua band pada dari file tersebut, jangan lupa ganti
dengan nama-nama band-nya.
Dari menubar View-Geoposition atau klik , kemudian pilih Extens
akan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini :
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
42
Masukan nilai koordinatnya, bisa dalam bentuk Latitude/Longitude atau
Easting/Northing, kemudian klik Apply
Dari menubar pilih File-Save as, dan seterusnya ikuti prosedur File-
Save as
2. Memotong sesuai bentuk yang diinginkan, seperti Batas Kabupaten :
Jika data berasal dari data shp terlebih dahulu dilakukan konversi dari
data shp ke Erv (vector ER Mapper). Adapun langkahnya sebagai berikut :
Data 20120428SP4310359S0G2AXI_rec.ers dibuka seperti diatas.
Dari Utilities pilih Import Vektor and GIS formats-ESRI Shape File-
Import.
Muncul window Import Shape File, pada baris Input File Name : arahkan
ke folder D:/DIKLAT/ADMINISTRASI/barru_polygon.shp.
Pada baris Output File Name : arahkan ke folder
D:/DIKLAT/ADMINISTRASI/barru_polygon.erv.
extension file output harus ditulis (.erv), yang merupakan type file
vektor ER Mapper.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
43
Map Projection : GEODETIC, Geodetic datum : WGS84, dan
seterusnya seperti pada gambar. Warna garis bisa dipilih sesuai selera,
yang penting terlihat jelas diatas citra.
Pada window algorithm, klik Edit-Add Vektor Layer-Annotation/Map
Composition, untuk mengeluarkan layer khusus vektor.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
44
Setelah dibuka dengan mengklik icon , maka akan muncul vektor
polygon Kabupaten Barru di atas citra.
Vektor batas ADM
Kab. Barru
Klik to load data
vektor (.erv)
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
45
Beri nama region vektor polygon tersebut dengan cara Klik pada
window Tools. Jangan lupa garis vektor tersebut harus dalam keadaan ter-
select. Ketikkan kata kab_barru pada window yang tersedia, klik Apply.
Save File vektor tersebut dengan , dan save as ke dalam Raster
Region dengan .
Pindahkan dot selection dari Vektor File ke Raster Region (langkah 2). Pada
baris Save To File, filenya harus sama dengan yang dibuka di window
algorithm, jika belum sama dengan yang kita inginkan, yaitu
mosaik_310358_310359.ers, berarti yang terbuka di window algorithm
bukan file mosaik_310358_310359.ers. Setelah dibetulkan, klik OK.
Sampai langkah ini, file citra siap untuk dicroping. Langkah
selanjutnya adalah memberikan formula untuk memotong citra
tersebut.
Klik pada Algorithm pada window formula editor klik Standard
Inside Region, isikan pada :
INPUT1 : B1 : Red Layer
1
2
3
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
46
REGION1 : kab_barru
Lakukan hal yang sama sampai INPUT1 : B3 : Blue Layer dan REGION1 :
kab_barru
Klik (untuk men-zoom citra yang sudah di-crop), kemudian
dari menubar klik File-Save as... beri nama file baru, misal
crop_ mosaik_310358_310359.ers
Ikuti prosedur save as, Klik OK.
INPUT1 : B1 : Red Layer
INPUT1 : B2 : Green Layer
INPUT1 : B3 : Blue Layer
REGION1 : kab_barru
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
47
Catatan :
Pada saat Save as, layer vektor bisa dicut , agar tidak terbawa ke dalam
dataset baru.
1.10 Penajaman Kontras Citra (Transformation)
Transformasi adalah teknik peningkatan kontras warna dan
cahaya dari suatu citra sehingga memudahkan untuk interpretasi
dari analisis citra. Histogram adalah suatu tampilan grafik dari
distribusi frekuensi relatif dalam suatu dataset. Suatu kotak dialog
transformasi akan menampilkan histogram data masukan dan data
keluaran setelah ditransformasi dan garis transformasi.
Transforms change the value of each pixel by re-mapping the
original value to a new value. The Transform dialog box displays
Citra hasil cropping dengan batas
administrasi Kab. Barru
Citra hasil cropping setelah
dizoom, siap di Save as
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
48
the histogram and the transform line, as well as transform
options.
The default transform maps the input directly to the output (x=y).
The x-axis represents the actual image cell values, and the Y-axis
represents how they are mapped to the image. More complex
transforms modify the data across the full output (Copyright
Earth Resource Mapping Ltd).
Untuk mengkontraskan data dengan menghilangkan 1 % informasi klik
Untuk mengkontraskan data secara manual klik akan muncul
tampilan :
Transform types
Several different types of transforms can be used to enhance your image.
These are:
Linear transform allows you to create a piecewise linear transform,
including a step function, sawtooth, or any other transformation which can be
expressed by a piecewise linear relationship between the input and output
values.
Output histogram
Transform line (drag to adjust)
Input histogram
X axis (data) minimum and maximum fields
Y axis (display) minimum and maximum fields
Clik to view transform in other layers
Clik to choose an automatic transform option
Choose X and Y axis limits options
Insert, delete or copy transform
Slider
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
49
Autoclip transform clips at 99%, excluding the first and last 0.5% of the
data. Double-click on the button to change the percentage clip.
Level-slice transform clips in 'steps', which can be used to create contour
lines. Double-click on the button to change the number of steps.
Histogram match is used when there is more than one layer of the same
type - for example, two Red layers - and you wish them both to have similar
contrast and brightness.
Histogram equalize creates a piecewise linear transform modifying the
values so that all values occur with equal probability.
Gaussian equalize creates a piecewise linear transform modifying the
values to match a Gaussian probability distribution. Double-click on the button
to change the half-width of the Gaussian envelope.
Logarithmic transforms are useful for processing geophysical data with a
large dynamic range, in order to compress the dynamic range.
A Logarithmic transform can also be applied to the intensity layer of a color
draped algorithm, to reduce the darkness of the image while retaining the
variation of the intensity.
Exponential transforms can be used to stretch the dynamic range in an
image using geophysical data with a small dynamic range.
Display Histogram only enables you to look at an output histogram of the
data at a specific point of the processing.
Note: Display Histogram only does not modify the image; it only displays the
current histogram. For example, this can be used to compare data values
before and after a formula is applied (Copyright Earth Resource Mapping Ltd)
Selain dengan icon transform otomatis, dapat juga membuat kontras citra
secara manual dengan mendrag garis transform pada kotak historam
dengan mouse kiri., seperti contoh :
Sebelumnya transformasi harus dihapus terlebih dahulu dengan cara :
Dari jendela Transform pilih Edit Delete this transform, kemudian
klik pada layer Red-Green-Blue.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
50
Untuk menyimpan hasil transformasi maka tampilan citra perlu
disimpan, bisa sebagai algoritma ataupun sebagai raster dataset
dengan mengklik File-Save as buat nama file, misal
D:\DIKLAT\RASTER\trans_crop_mosaik_310358_310359.alg.
1.11 Penyimpanan Citra
Buka file yang akan disimpan
Klik Save As
Ketikkan nama file
Pilih tipe file misal GeoTIFF/TIFF (.tif, .tiff)
Drag to transform
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
51
Akan muncul jendela Save As GeoTIFF/TIFF
Pada bagian bawah, jika ingin dibuatkan file yang mengandung informasi
koordinat, maka ceklist-lah Write world file
Kemudian klik OK
Untuk menyimpan dalam format lain misal JPEG maka pilih JPEG (.jpg)
Akan muncul jendela Save As JPEG
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
52
Pada bagian bawah, jika ingin dibuatkan file yang mengandung informasi
koordinat, maka ceklist-lah Write world file
Kemudian klik OK
Jika ingin mengkompres citra, sehingga ukurannya menjadi lebih kecil,
maka setelah membuka citra yang akan dikompres, maka klik File,
kemudian Save as Compressed Image
Akan muncul jendela baru, klik Next
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
53
Kemudian ketikkan file baru di mana akan disimpan. Misal kompres.
Kemudian klik OK.
Akan muncul ke tahap berikutnya. Klik Next.
Akan muncul ke tahap berikutnya. Masukkan angka Target compression
ratio. Semakin kecil angka yang dimasukkan, semakin besar ukuran file
hasil kompresannya. Semakin besar angka yang dimasukkan, semakin
kecil ukuran file hasil kompresannya. Semakin kecil ukuran file hasil
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
54
kompresan, maka gambarnya akan semakin pecah. Angak default adalah
25. Klik Next.
Akan muncul ke tahap berikutnya. Klik Next.
Akan muncul ke tahap berikutnya. Jika kita ingin mengetahui berapa
ukuran file hasil kompresan dengan angka rasio yang telah dimasukkan
sebelumnya, maka klik Compute summary information. Maka ER Mapper
akan menghitung. Pada gambar di bawah dari 34 MB dikompres menjadi 1
MB. Angka ini adalah angka perkiraan. Jadi, hasilnya akan mendekati
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
55
angka tersebut. Jika tidak puas, maka klik Back untuk memasukkan angka
rasio yang baru. Jika sudah puas, maka klik Finish. Maka ER Mapper akan
menjalankan tugasnya. Ternyata bahwa hasil kompresan ER Mapper
menghasilkan keluaran 467 KB pada file input.
-
Pengantar Diklat Penginderaan Jauh Parepare, September 2012 Oleh : Sarip hidayat
56